• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH . (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH . (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

. (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Dalam Ilmu Tarbiyah

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

D E P A R T E M E N A G A M A Rl

S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiea.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 14 Pebruari 2006

Penulis,

(3)

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si

STAIN SALATIGA Jl. Stadion No. 03 Salatiga

NOTA PEMBIMBING

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,

maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : MARYATI

NIM : 111 01 063

Jurusan : Tarbiyah

Program : Pendidikan Agama Islam

Judul : PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN

KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan

Islam)

Telah dapat diajukan dalam sidang munaqosah skripsi Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassaiamu'alaikum, wr, wb

Salatiga, 14 Februari 2006

NIP. 150 245 903

(4)

D E P A R T E M E N A G A M A Rl

S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

J l Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : MARYATI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 063

yang berjudul : “PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN

KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pcndidikan Islam)”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa, 28 Februari 2006 M yang bertepatan dengan tanggal 29 Muharam 1427 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

28 Februari 2006 M Salatiga,

---29 Muharam 1427 H

(5)

• Dengan logika kita bisa berjalan dengan kesabaran kita bisa berhasil

• Melakukan sesuatu bukan karena-Nya adalah kesia-siaan.

Melakukan sesuatu karena nafsu adalah kehinaan

• Barang siapa merasa puas dengan yang sedikit (sederhana), maka

ringanlah baginya segala kesulitan (pepatah)

(6)

PERSEMBAHAN

Shripsi inipenutis persem6ahhgn untuki

1. I6urufa tercinta, terhgsih, tersayang yang seCaCu mem6im6ing, mendo'ahgn dan mem6erihan segaCanya 6ai£ moraC maupun sprituaC Sagi ^etancaran stuuyfqi, semoga f ltta f senantiasa meridhoinya.

2. (Buat hapaffu yan gjau h disana, yang tahjpemah mengisi hari-hariku. 3. (Buat Kakef^dan (Henef^yang setaCu menyayangi dan mendo'ahgn daCam

setiap tanghghhu

4. (Buat Omku yang tetah mem otifasi dan mencurahhan segaCafihiran dan tenaga untufjhetancaran datum a£u menuntut itinu

5. (Buat adi^adik&u (Ufarmanto, giyarto, (Kofi, (Hisa) yang setaCu memhuat ahu tertaw a ftarena heCucuan dan kenahaCan merekg

6. (Buat yang d ifa ti a"yang setaCu menemani datum setiap Cangkahku dan dengan penuh k,esa6aran mem6erikgn pengarahan dan m otifasi datum keCancaran study akhir ini.

7. (Buat mantan 'Host I jo" (jAnis, JltuC, JAtin, Lie-6ie, (Dee-yand, Zayuky,

VCfe, Zhiezah, (HuruC, <14#2jqJftnie, (His-(Hos)yang tetah memotifasi dan mendo'akgn datum penyusunan tug as akhir ini, thantjyou very much. 8. (Buat semua penghuni 'Host %asuari 117" (Tiqoh, Liena, JLtun,

(panjang, LieCies, Peza, (Mha' (Dwi, (M6a' (D euj (M6a' <Fiza)yang tetah mendo 'akan dan menjadi tem pat persinggafanku, Tdianfyou aCC

9. (Buat keCuarga 6esar '(DOT.COtM" (Ketik^ (Mas J lre f (Mas gondrong, (Mas JL tie) yang menjadi tem pat pengetikan shripsi ini, thank-you very much

(7)

jJ'

^

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang

Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai

keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis

mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa

terselesaikan.

Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi

Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin

Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini

bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat.

Akhimya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai

pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul PERAN

WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH

(Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam). Dengan terbentuknya skripsi ini, penulis

ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada :

1. Bapak Drs. Badwan, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

3. Drs. Miftahuddin, M.Ag selaku Ketua Progdi PAI.

4. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si, selaku pembimbing yang senantiasa sabar

*

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

5. Bapak Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan wawasan ilmu dan

pengetahuan.

6. Karyawan-Karyawati STAIN Salatiga.

7. Bapak Ibu Staf Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan

fasilitasnya.

(8)

4 4

8. @a yang selalu sabar memberikan pengarahan dan pengertiannya dari awal

sampai skripsi ini terselesaikan.

9. Kawan-Kawanku PAI angkatan 01.

10. Semua Mantan "Kost Ijo" (Anies, Atul, Atin, Lie-Bie, Dee-yand, Zayuks,

Ulfah, Zhiezah, Nurul, Wi2x, Anie, Nis-Nos) yang telah memberikan motifasi

dan do'a, thank you very much.

11. Semua penghuni kos "Kasuari 117" (Tiqoh, Liena, Atun, Panjang, Lielies,

Reza, Mba' Dwi, Mba' Dewi, Mba' Fiza) yang telah memberikan do'a serta

tempat persinggahanku, thank you all.

12. Keluarga besar "(DOT.COM" (Kelik, Mas Alie, Mas Arif, Mas Gondrong) yang

menjadi tempat dalam pengetikan skripsi ini, thank you very much.

Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo'a, semoga Allah SWT

mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat

ganda. Amin.

Akhimya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan atau bahkan jauh dari kesempumaan. Oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun untuk kesempumaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa

senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan

bagi pembaca pada umumnya.

Amin - amin yarobbal ’alamin

Salatiga, I If jeb 2006

Penulis

M a r y a t i

111 01 063

(9)

HALAMANJUDUL... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 10

BAB II WANITA KARIER DAN KELUARGA SAKINAH A. Wanita Karier... 12

1. Pengertian Wanita Karier... 12

2. Ciri-Ciri Wanita Karier... 13

3. Kedudukan Wanita Karier... 13

4. Peranan Wanita Karier... 14

a. Sebagai Pemimpin Pemerintahan (Kepala Negara).... 15

b. Peran Wanita dalam Politik... 15

c. Peran Wanita dalam Pekeijaan... 17

d. Peran Wanita dalam Keluarga... 18

5. Faktor Pendukung Wanita untuk Bekerja... 18

B. Keluarga Sakinah... 20

1. Pengertian Keluarga Sakinah... 20

(10)

2. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah

3. Menuju Keluarga Sakinah. 26

22

BAB III PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Pendidikan Islam... 30

2. Dasar Pendidikan Islam... 33

3. Tujuan Pendidikan Islam... 39

4. Tanggung Jawab Pendidikan dalam Islam... 41

BAB IV WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) ... 46

A. Wanita Karier dalam Islam... 46

B. Langkah-langkah Wanita Berkarier... 57

C. Sisi Positif dan Negatif Wanita Karier... 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran-Saran ... 69

C. Penutup... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad

SAW, dan turun di tanah Arab dalam keadaan yang sangat rusak moralnya

serta jauh dari peradaban manusia yang dikehendaki oleh Allah. Islam datang

bagai angin surga yang mau mencoba mengembalikan harkat dan martabat

manusia yang telah sekian lama hilang di tanah Arab.

Apabila kita hendak menelaah perkembangan kedudukan wanita, baik

di dalam maupun di luar keluarga atau pun di rumah tangga, kita harus

menyadari bahwa kedudukan itu hanya merupakan salah satu unsur saja dari

kebudayaan yang disandang oleh suatu masyarakat. Untuk dapat

melaksanakan peranan dalam masyarakat dengan sebaik-baiknya dalam arti

tanpa mengabaikan peranannya dalam rumah tangga, hendaknya kaum wanita

memiliki kemauan, kemampuan, kesadaran serta tanggung jawab akan

pentingnya melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan mutu

kehidupan.

Terkadang banyak pertanyaan apakah Islam membolehkan wanita

untuk keluar rumah bekeija di yayasan-yayasan, bursa-bursa dagang, kantor,

pabrik, serta industri yang bercampur dengan kaum laki-laki? Islam tidak

mengharamkan dan tidak mencegah para wanita untuk sibuk pada pekerjaan

(12)

2

pekeijaan yang sesuai dengan kepribadian dan kemampuannya.1 Pekeijaan

/

wanita yang paling penting adalah mendidik anak sesuai dengan ajaran agama

dan ilmu. Ini tidak berarti melarang kaum wanita melakukan pekeijaan

pekeijaan sosial di luar rumah, dan Islam juga tidak membatasi jenis

pekeijaan tertentu yang harus dipilih oleh seseorang wanita. Allah SWT

berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 32 yang berbunyi:

\^k\

jiys

”Bagi orang laki laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.1 2

Pada dasamya wanita-wanita juga mempunyai jiwa kemandiriannya,

sehingga tidak ada larangan bagi wanita atau ibu untuk berkarier di luar

rumah, agar jelas motivasinya dan pekeijaan itu tidak sampai mengabaikan

kesejahteraan anak dan keluarganya.

Islam telah menjadikan rumah tangga sebagai biduk untuk berlayar

dengan asma Allah yang akan melewati jalur dan kebiasaan, yakni melewati

panasnya gelombang kehidupan yang bergelora. Dengan ketinggian jalan

iman mereka tidak akan tenggelam, bahkan mengantarkanya ke puncak

kemuliaan, membawa am an ah dan membawa misi, sehingga mengeluarkan

1 Abdur-Rasul, Abdul Hasan Al- Ghaffar, Wanita Islam dan Gaya Hidnp Modern, Cipta Hidayah, 1993, him. 195

(13)

mereka dari kesempitan dunia dan membimbingnya menuju alam akhirat yang

penuhdengan keadilan.3

Karena itulah hams ada peraturan dan undang undang yang

menjelaskan kepada manusia bagaimana menciptakan kehidupan perkawinan

pada jalan yang lums dan dengan dasar yang kuat, dengan alasan itu pula,

Islam mengatur hubungan dan memberikan batasan-batasan, menjelaskan hak

dan kewajiban agar bahtera hidup berlayar dengan tenang dan damai, rumah

tangga beijalan tidak sia-sia dan kehidupan yang dipenuhi dengan ridho-Nya.

Sesuai dengan firman Allah SWT surat Ar- Rum ayat 21 yang berbunyi:

’’Diantara tanda-tanda kekuasan Allah ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cendemng dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya diantara kamu rasa kasihdan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda bagi kaum yang berfikir.4

Kini wanita sudah banyak memegang peranan penting di luar rumah

tangga, dan semakin hari tampaknya akan semakin bertambah dan semakin

meluas. Tetapi kemudian bersamaan dengan itu, masalah-masalah pun timbul

dalam bentuk bam, temtama menyangkut hubungan keluarga.

Allah menugaskan orang tua sebagai penyelamat keluarga, pembina

kader-kader pemimpin dimasa datang. Kenakalan moral yang teijadi di

3 Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga Sakinah, Al-Bayan, 1995, him. 8

(14)

4

kalangan anak saat ini, dikarenakan tanggung jawab orang tua kurang dikelola

dengan baik, kadang-kadang terlalu diberi kebebasan, tidak jarang pula

diberikan support negatif seperti kekayaan, kekuasaan, kemanjaan yang

ditinjau dari segi pendidikan tidak akan kita temukan dalilnya.3 Pengaruh ini

mengakibatkan merosotnya nilai-nilai agama dan menurunnya pengaruh

orang tua terhadap anaknya.

Fungsi ideologis pendidikan adalah menyadari bahwa pendidikan

merupakan salah satu fungsi pokok rumah tangga. Karena itu suami istri

perlu memiliki pengertian yang mendalam tentang sebab-sebab utama

kehancuran rumah tangga. Seorang istri terpelajar akan membawa semua

masalah secara terbuka dengan mengadakan diskusi ringan dengan suaminya.

Orang awam yang pendidikannva kurang memadai atau kurang memiliki

pendidikan agama akan kehilangan alasan bagaimana menyelesaikan

problema yang berkepanjangan dalam keluarganya, sedang bekal

menyelesaikannya tidak dimiliki. Wajarlah kalau perceraian itu lebih banyak

teijadi di kalangan awam, dan agak langka terjadi di kalangan orang yang

berpendidikan. Dengan demikian maka pendidikan agama sangatlah penting

untuk membangun keluarga sakinah dan agar tidak teijadi perceraian.5 6

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas. Maka penulis ingm

untuk membahasnya yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul :

PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)

(15)

B. Penegasan Istilah

Untuk mempermudah dan mempeijelas serta menghindari dari

kesalahan terhadap maksud yang berdapat pada judul di atas maka terlebih

dahulu perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam

rangkaian kalimat judul diatas :

1. Wanita Karier

Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa wanita

sebagai perempuan dewasa, 7 dan karier mempunyai dua arti pertama

sebagai pengembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan,

jabatan dan sebagainya. Pengertian kedua adalah pekeijaan yang

memberikan harapan untuk maju. 8

Jadi wanita karier adalah seorang wanita yang mengerjakan

kegiatan secara teratur atau berkesinambungan dalam jangka waktu

tertentu dengan tujuan yang jelas untuk menghasilkan atau mendapatkan

sesuatu dalam bentuk benda atau uang.

Dalam skripsi ini penulis akan mengulas bagaimana wanita karier

yang bekerja di sektor publik dalam membangun keluarga sakinah

menurut pendidikan Islam.

7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1988, him. 1007

(16)

6

2. Keluarga sakinah adalah sebuah keluarga yang di dalamnya penuh

dengan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan.

3. Pendidikan Islam

Segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan

sumberdaya insani menuju terbentuknya insan kamil sesuai dengan norm2

Islam.9

C. Pokok Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian skripsi ini dibatasi pada

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sosok wanita karier ?

2. Bagaimana konsep keluarga sakinah0

3. Bagaimana peran wanita karier dalam membangun keluarga sakinah di

tinjau dari segi pendidikan Islam ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan salah satu motivasi suatu perbuatan. karena senap

sesuatu yang dikerjakan tidak sunyi dan tujuan. Termasuk usaha penulisan

skripsi yang akan penulis susun ini mempunyai tujuan yang hendak dicapa:

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui sosok wanita karier.

2. Untuk mengetahui bagaimana konsep keluarga sakinah.

3. Untuk mengetahui peran wanita karier dalam membangun keluarga

sakinah di tinjau dari segi pendidikan Islam

(17)

E. Kerangka Teoritik

Di dalam rumah tangga, Islam mengajarkan empat prinsip yaitu

persamaan martabat dan kedudukan sebagai hamba Allah SWT, prinsip

saling isi dan melengkapi, prinsip menciptakan hubungan yang harmonis,

dan prinsip wama keagamaan dan dalam keluarga. 10 11 Adapun dalam

menyiapkan generasi penerus yang lebih tangguh untuk menjalani hidup di

masa datang, orang tua mempunyai kewajiban agar mengupayakan ;

pendidikan bagi anak anak, menjaga kesehatan, disiplin serta menanamkan

ketaqwaan kepada Allah.

Allah SWT sangat menyayangi umat manusia, memberikan arahan

yang tepat, supaya sebuah keluarga menurunkan generasi yang tangguh dan

menjadi keluarga yang sakinah. Sebagaimana firman Allah surat An-Nisa’

ay at 9 yang Artinya adalah

0 > s ' *+ 0

(A :

dan hendaklah takut kepada Allah, orang orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap [kesejahteraan] mereka. Oleh sebab itu mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucapkanperkataan yang benar. (An Nisa 9) 11

( ft

I

> > 0

10 Direktorat Penerangan Agama Islam, Meningkcitkan Kualitas Hidup Umat, Direktorat Penerangan Agama Islam, 1991, him. 26

(18)

8

Pada dasamya wanita-wanita juga mempunyai jiwa kemandirian,

sehingga tidak ada larangan bagi wanita atau ibu untuk berkarier di luar

rumah, asal jelas motivasinya dan pekeijaan itu tidak sampai mengabaikan

kesejahteraan anak dan keluarganya. Jadi wanita karier bukanlah wanita

yang egois yang hanya berfikir untuk kepentinga pribadi dan tidak mau tahu

dengan kepentingan suami atau kepentingan bersama demi kelestarian

rumah tangga, dan kebahagiaan rumah tangga terletak pada saling

pengertian antar suami istri bukan pada kekayaan dan berlimpahnya uang

atau kemewahan hidup duniawi.12 Menuiut pendapat dan teori penulis

bahwa di dalam membangun keluarga sakinah bagi wanita karier

memanglah bukan pekerjaan yang mudah, wanita yang mempunyai karier

tersebut haruslah dapat membagi waktu antara menjadi wanita karier dan

menjadi ibu rumah tangga bagi keluarganya. Dalam menekuni kariemya

tersebut tidak boleh mengabaikan kewajiban-kewajibannya dalam keluarga.

Dari teori di atas penulis ingin mengetahui peran wanita karier dalam

membangun keluarga sakinah lebih dalam lagi, sehingga mengambil judul

skripsi : PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN

KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam).

(19)

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Adapun metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini

berbentuk kepustakaan (library research) penelitian kepustakaan

dilakukan karena sumber-sumber data baik yang utama {primary

research) maupun pendukung {secondary research) adalah teks-teks. 13

2. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam skripsi

ini adalah metode dokumentasi yaitu mencari variabel yang berupa

catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan agenda dan

sebagainya. 14 Dalam skripsi ini penulis mengambil dari buku dan

majalah yang berkaitan dengan tema penelitian ini.

3. Metode Analisis Data.

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan alur pikiran

induktif. Yang dimaksud induktif yaitu suatu pola pikiran yang dimulai

dari kaidah-kaidah yang bersifat khusus dari permasalahan yang ada

untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. 15

lj Muh. Nasir, Metodologi Penelitian, Jakarta, ghalia Indonesia, 1998, him. 58

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. 1996, him. 234

(20)

10

H. Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Yang berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah,

pokok masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, sistematika

penulisan.

BAB II : WANITA KARIER DAN KELUARGA SAKINAH

A. Wanita Karier

1. Pengertian wanita karier

2. Ciri-ciri wanita karier

3. Kedudukan wanita

4. Peran wanita karier

a. Sebagai pemimpin pemerintahan (kepala negara)

b. Peran wanita dalam politik

c. Peran wanita dalam pekeijaan

d. Peran wanita dalam keluarga

5. Faktor pendukung wanita untuk bekeija.

B. Keluarga Sakinah

1. Pengertian keluarga sakinah

2. Ciri-ciri keluarga sakinah

3. Menuj u kel uarga saki nah

BAB III : PENDIDIKAN ISLAM

Pengertian pendidikan Islam, dasar pendidikan Islam, tujuan

(21)

SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)

A. Wanita Karier dalam Islam

B. Langkah-langkah Wanita Berkarier

C. Sisi Positif dan Negatif Wanita Karier

BAB V : PENUTUP

Yang berisi tentang:

A. Kesimpulan

(22)

BAB II

WANITA KARIER DAN KELUARGA SAKINAH

A. Wanita Karier

1. Pengertian Wanita Karier ;?,u

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

wanita diartikan sebagai perempuan dewasa, 1 sedangkan karier

mempunyai dua arti, pertama sebagai pengembangan dan kemajuan

dalam kehidupan, dan pekeijaan, jabatan dan lain sebagainya.

Pengertian kedua adalah pekeijaan yang memberikan harapan untuk

maju.1 2

Bila kata tersebut diartikan menjadi wanita karier, maka bisa

mempunyai makna perempuan dewasa dalam kegiatan profesi yang

dilandasi dengan pendidikan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan

wanita karier diantaranya adalah pegawai kantor, dokter, dosen, guru,

seniman, dan sebagainya. Profesi-profesi ini tidak dilarang dalam Islam.

Meskipun demikian, ada juga beberapa profesi yang benar-

benar diharamkan Islam bagi umatnya, karena terbukti mendatangkan

madlaratbagi aqidah, akhlak, kehormatan, juga terhadap pilar-pilar

peradaban masyarakat. Artinya, di samping dilarang, juga tidak boleh

melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kezaliman dan

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1998, him. 1007

2 Ibid., him. 391

(23)

keharaman.Beberapa profesi yang dilarang adalah: prostitusi,

pomografl, pomoaksi, seni perusak aqidah dan sebagainya.

2. Ciri-ciri Wanita Karier

Dari berbagai prestasi yang dicapai wanita karier nyata bahwa

wanita karier, ini mempunyai tingkat energi yang tinggi dan pada

umumnya menikmati kesehatan yang baik.

Adapun ciri-ciri yang nampak konsisten ialah :

a. Ketetapan hati

b. Dorongan yang kuat untuk mencapai kemajuan

c. Keuletan

Dalam penelitian Carp (1991) berdasarkan wawancara dan

observasi terhadap sejumlah wanita karier menjelaskan keberhasilan

mereka sebagai luck, suatu keberuntungan karena berada di tempat

yang tepat dan bertemu dengan orang-orang yang tepat, hal mana

adalah penting untuk memulai suatu bidang atau pekeijaan.3

3. Kedudukan Wanita

Ajar an agama Islam dengan tegas memberi tempat terhormat

kepada wanita. Sebelum Islam pemah teijadi suatu era yang dikenal

sejarah sebagai Zaman Jahiliyah. Pada zaman itu, berbagai agama dan

peradaban yang ada tidak memberi tempat yang mulia dan terhormat

(24)

14

bagi wanita. Bisa dikatakan bahwa sebelum Islam hak-hak wanita

hampir tidak ada.

Islam adalah agama yang menempatkan wanita sebagai makhluk

yang tidak berbeda dengan laki-laki dalam hakekat kemanusiaannya.

tidak ada perbedaan yang mendasar yang mengakibatkan dominasi

peran oleh salah satu pihak. Akan tetapi dalam hal tertentu kedudukan

wanita tidak harus selalu sama dengan kaum pria. Ini bukan berarti

karena Islam kurang memberi penghargaan terhadap wanita. tetapi

kodrat wanita yang menghendaki demikian.

Islam datang ke dunia mengembalikan kehormatan. harga din.

dan hak-hak kaum wanita pada setiap masa hidupnya. mulai dan masa

kanak-kanak, remaja, dewasa, tatkala menjadi seorang istri. hingga

masa seorang wanita menjadi nenek. Bahkan Islam mengangkat derajat

wanita ke tingkat kemuliaan yang sangat istimewa.4 *

4. Peran Wanita Karier

Sebagai seorang muslim, pria mempunyai tugas dan tanggung

jawab atas keluarga, masyarakat maupun bangsa. Wanita mempunyai

tugas dan tanggung jawab seperti halnya pria. yang dalam tugas dan

tanggung jawab ini sebenamya bisa juga diartikan sebagai peran

wanita. Hakekat dari peran itu sendiri adalah perwujudan dari niai vans

timbul dari pikiran dan perasaan seseorang.

(25)

Secara khusus tidaklah mungkin untuk menyebutkan peran

wanita kesemuanya, karena banyak sekali cakupan dari peran tersebut.

Dari sekian banyak peran wanita adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pemimpin pemerintahan (kepala negara)

Dalam Al-Qur’an tidak terdapat ayat bahwa wanita tidak

boleh menjadi pemimpin pemerintahan atau negara.5

Adanya tanggung jawab membina masyarakat, dengan

sendirinya wanita mempunyai kepemimpinan dalam pemerintahan

dan kenegaraan agar dapat membangun masyarakat yang baik. 6

Tanpa ada seperti ini wanita tidak dapat memberikan

pengabdiannya secara penuh untuk membangun masyarakat dan

bemegara, tetapi dalam urusan keluarga juga menjadi

tanggungjawab • Di sinilah kaum wanita harus menjadi pelaku

utama dalam membina kelak melahirkan masyarakat yang baik.

b. Peran wanita dalam politik

Dalam Islam, kaum perempuan memperoleh berbagai hak

sebagaimana halnya kaum laki-laki, jadi perempuan dalam bidang

politik ini merupakan sebuah hal yang wajar dilakukannya.

5 Drs. Muhammad Tholib, 17 Alasan Membenarkan Wanita Menjadi Pemimpin dan Analisisnya, Irsyad Baitus Salam, Bandung, 2001, him. 13

(26)

16

Menurut pandangan mayoritas besar ahli fiqh konservatif

selama ini, Peran politik dalam arti ‘amar ma’ruf nahi mungkar,

laki-laki dan perempuan memang diakui memiliki hak dan

kewajiban yang sama.7

Secara garis besar dalam membicarakan keberadaan, hak-

hak politik kaum perempuan ada tiga pendapat yang berkembang,

pertama, pendapat konservatif yang mengatakan bahwa Islam,

apalagi fiqh sejak kemunculannya di Makkah dan Madinah tidak

pemah memperkenankan perempuan untuk teijun ke dalam ruang

politik. Kedua, pendapat liberal progresif yang menyatakan bahwa

Islam sejak awal telah memperkenalkan konsep keterlibatan

perempuan dalam bidang politik. Ketiga, pendapat apologetis yang

menyatakan bahwa ada bagian wilayah politik tertentu yang bisa

dimasuki perempuan dan ada bagian wilayah tertentu yang sama

sekali tidak boleh dijamah oleh perempun. Menurut kelompok ini,

yang menjadi wilayah politik perempuan adalah menjadi ibu.8

Peranan wanita dalam politik tidaklah bisa dipisahkan,

harus diingat bahwa keikutsertaan kaum wanita dalam aktifitas-

aktifitas politik sangatlah penting, bagaimanapun kaum wanita

beijumlah hampir separuh jumlah populasi setiap negara. Dan

dapat mengubah nasib sebuah masyarakat menjadi lebih baik atau

7 K. H. Husein Muhammad, Iicph Perempuan, LKiS, Yogyakarta, 2001, him 141

(27)

lebih jelek, tergantung pada sejauh mana kesadaran dan

partisipasinya politik mereka, lembaran-lembaran sejarah mencatat

peristiwa seperti ini mulai pada masa Nabi Muhammad SAW.

Partisipasi aktif mereka dalam berbagai gerakan politik adalah

sebagai pelajaran dan sekaligus yang menjadi dorongan untuk

identitas mereka yang hilang.

c. Peran wanita dalam pekeijaan

Adanya kesempatan yang luas terhadap potensi yang ada

pada wanita tidak cukup menutup kemungkinan untuk

meninggalkan hak-haknya terhadap keluarga dan masyarakat.

Telah kita ketahui, Islam tidak mewajibkan kepada kaum

perempuan untuk hanya berdinm diri di rumah dan hanya berkutat

dengan pekeijaan-pekerjaan domestik. Islam sangat menghargai

usaha manusia, sekaligus sangat membenci umatnya yang

menyukai jadi penganggur.9

Pekerjaan yang sekarang tidak semua terdapat pada masa

Nabi. Namun sebagian ulama menyimpulkan bahwa Islam

membenarkan perempuan aktif dalam berbagai kegiatan atau

bekerja dalam berbagai bidang di dalam maupun di luar rumahnya

secara mandiri atau bersama orang lain selama pekerjaan tersebut

dilakukan dalam suasana terhormat, sopan serta dapat memelihara

(28)

18

agamanya dan dapat pula menghilangkan dampak negatif

t

pekeijaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya. Atau dengan

perkataan lain, yaitu perempuan mempunyai hak untuk bekeija

selama ia membutuhkannya atau pekeijaan itu membutuhkannya

dan selama norma-norma agama dan susila tetap terpelihara. 10

d. Peran wanita dalam keluarga

Wanita selain berkedudukan sebagai ibu rumah tangga

yang bertanggung jawab langsung terhadap perkembangan anak

juga tidak lepas dari kedudukannya sebagai seorang istri, yang

mana harus menjaga dan menciptakan keharmonisan terhadap

keluarganya.

Wanita sebagai istri tidak hanya sebagai teman hidup bagi

suami, tetapi juga sebagai pengatur rumah tangga. Sebagai ibu dari

anak-anak, sebagai tempat menyampaikan isi hati dan sebagai

penentram hati suaminya. Sehingga tercipta suasana yang selaras,

serasi yang ditandai adanya persetujuan dan kerjasama yang baik

antara suami-istri dalam lingkup publik maupun domestik.

5. Faktor Pendukung Wanita untuk Bekerja

Tak dapat dipungkiri lagi, dari tahun ke tahun semakin banyak

wanita yang berperan ganda. Tetapi semua itu tidak lepas dan adanya

motivasi ataupun faktor-faktor yang kemudian mendorong wanita untuk

(29)

memutuskan bekeija di sektor publik ataukah di sektor domestik,

diantara faktor yang mendorong wanita untuk bekeija adalah faktor

ekonomi, yang mana merupakan faktor utama guna mempertahankan

kelangsungan hidup atau meningkatkan taraf hidup keluarga. Walaupun

mencari nafkah adalah kewajiban seorang suami, tapi bekeija bagi

perempuan yang menjadi istri dalam rumah tangga adalah dalam rangka

saling membantu, terutama saling menghidupi anak ketika salah satu

meninggal dunia lebih dahulu. 11

Disamping faktor ekonomi setiap individu ingin melakukan

pengembangan diri dan melakukan aktualisasi diri. Hal ini tidak hanya

berlaku bagi laki-laki, tetapi juga perempuan. Seorang perempuan juga

ingin memiliki hak otonom untuk mendapatkan ruang gerak untuk

aktualisasi dan mengembangkan diri. Keinginan ini bukan hanya untuk

mendapatkan reward tetapi untuk ikut mengamalkan ilmu yang ia

peroleh dan ikut serta mengembangkan peradaban manusia serta ikut

beramal sal eh.11 12

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa wanita mempunyai

beberapa kelebihan dan karakteristik, maka wanita diharapkan lebih

tanggap terhadap persoalan yang menggejala di dalam masyarakat.

Persoalan-persoalan itu banyak sekali, mulai dari persoalan

wanita sendiri sampai yang menyambut masalah-masalah sosial

lainnya. Dengan kelebihan yang dimiliki wanita, maka wanita berperan

11 Ibid., him. 165

(30)

20

sebagai agent o f social change dengan peran yang pertama dan utama

t

adalah dalam keluarga yang sangat besar, artinya bagi kehidupan

manusia di hari esok, wanita diharapkan mampu mengembangkan

potensi dirinya bagi masyarakat yang lebih luas. Peran wanita dapat

diwujudkan dalam keikutsertaan berkiprah dalam dunia ekonomi,

politik dan sosial budaya.

Bekeija bagi perempuan tidak ada masalah, tetapi hams dapat

membagi waktu antara keluarga dan bekeija, dan tidak melalaikan tugas

utamanya di rumah, mendidik anak, serta menjadi tempat berteduh

suami di rumah.

B. Keluarga Sakinah

1. Pengertian Keluarga Sakinah

Kata keluarga sakinah mengandung dua pengertian, yaitu

keluarga dan sakinah.

a. Pengertian Keluarga

Kata keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari

ayah, ibu, dan anak-anak atau suami isteri dan anak-anaknya. 13

Menurut pendapat para ahli antara lam sebagai berikut:

1) H. Reading berpendapat bahwa keluarga adalah dua orang

atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah,

perkawinan dan adopsi. 14

13 Dr. Lubis Salam, Menuju Keluarga Sakinah Mawaddah dan Warrahmah. Terbit Terang, Surabaya, him 7

(31)

2) F. J. Brow berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang

sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu :

a) Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada

hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan

dengan clan atau marga.

b) Dalam arti sempit, keluarga meliputi orang tua dan

anak. 15

Dari beberapa pendapat tentang keluarga di atas dapat

disimpulkan bahwa keluarga itu terdiri dari suami istri dan anak-

anak yang lahir dari pemikahan keduanya dan keanggotaan sebuah

keluarga tidak hanya meliputi suami istri dan anak tetapi juga

termasuk kerabat yang masih ada hubungan darah apakah itu

saudara dari suami atau istri.

b. Pengertian Sakinah

Sebenamya kata sakinah yang kita artikan dengan dam ai'

atau tenang dan tentram adalah semakna dengan sa’adah yang

bermakna bahagia, dengan arti keluarga sakinah adalah keluarga

yang bahagia, keluarga yang penuh rasa kasih sayang dan

memperoleh rahmat Allah. 16

Jadi keluarga sakinah adalah keluarga yang diliputi rasa

tenang dan tentram yang didasari iman dan taqwa kepada Allah.

15 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, 2000, 16 Drs. Lubis Salam, op. c i t, him 7

(32)

22

Tegasnya keluarga sakinah ialah suatu rumah tangga yang

penghuninya merasa di dalamnya seperti ikan dalam air. 17

Dari batasan di atas dapat dipahami bahwa membentuk keluarga

sakinah membutuhkan proses yang panjang dan pembinaan yang terns

menerus. Pemikahan saja belum menjamin untuk membentuk keluarga

sakinah.

2. Ciri-ciri Keluarga Sakinah

Adapun ciri-ciri keluarga sakinah, yakni keluarga yang bahagia

lahir dan batin adalah :

a. Didirikan di atas landasan taqwa, yakni diselenggarakan sesuai

dengan perintah Allah.

1) Islam sebagai landasan hidup dalam keluarga.

2) Al-Quran dan sunnah Nabi sebagai pedoman hidup keluarga.

3) Iman dan taqwa sebagai bekal keluarga.

b. Terpenuhinya kebutuhan anggota keluarga baik lahir dan batin,

jasmani dan rohani.

Macam-macam kebutuhan menurut A. H. Maslow bahwa

kebutuhan orang pada umumnya atau anak pada khususnya sebagai

berikut:

1) Kebutuhan jasmani, seperti: makan, tidur dan perlindungan.

2) Kebutuhan keamanan, tiap orang atau anak merasa tidak enak

bila keselamatannya terancam.

17 Drs. H. Bgd. M. Letter, T u rU u ta n Iiumah Tangga Muslim Jan Keluarga Berencana,

(33)

3) Kebutuhan untuk dicintai, tiap orang atau anak selalu

r

mendambakan cinta kasih, kebahagiaan sejati terletak pada

cinta kasih, artinya dapat mencintai dan dicintai.

Dalam arti luas pendidikan ini ditunjukkan dengan adanya

gejala bahwa tiap orang akan selalu membutuhkan orang lain.

Begitu juga anak, dan khususnya untuk anak memerlukan

cinta kasih orang tuanya.

4) Kebutuhan harga diri, tiap orang atau anak akan merasa

terhina apabila kepribadiannya tersinggung. Ia memerlukan

penghargaan atas diri dan karya-karyanya, ia juga pendapat-

pendapatnya. Termausk kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk

dibutuhkan atau diperlukan.

5) Kebutuhan menyatakan diri, tiap orang atau anak entah besar

entah kecil, selalu memiliki keinginan untuk menyatakan

dirinya. Pemyataan diri itu dimaksudkan untuk diakui

masyarakat, walaupun pada umumnya kurang disadari.

Kebutuhan ini tercermin dengan adanya kegiatan yang

dilakukan baik oleh orang-orang dewasa maupun anak-anak.

Hanya orang-orang yang tidak sehatlah yang suka

menganggur, tidak aktif.

18

(34)

24

c. Terpenuhinya hak dan kewajiban bagi masing-masing anggota

keluarga.

1) Hak-hak suami

a. Wajib bagi sang istri untuk mentaatinya dalam hal yang

ma’ruf, yaitu ketaatan yang telah diwajibkan oleh kitab-

kitab Allah dan sunnah rasul-Nya.

b. Wajib bagi wanita untuk perhatian dengan rumah

tangganya dan menjaga harta suami serta menyiapkan

istirahat dan ketenangannya.

c. Seorang wanita seyogyanya menjaga perasaan suaminya

dan menjauh dari hal-hal yang menyakitinya dari

perkataan, perbuatan atau akhlak yang buruk.

d. Tidak boleh bagi wanita untuk keluar dari rumah kecuali

dengan seizin suaminya, dan tidak boleh baginya

mengijinkan siapapun untuk masuk kedalam rumah

suaminya tanpa ndlo dan ijinnya.

2) Hak-hak istri

a. Diberi nafkah yang baik dan jangan menguranginya

dalam hal yang ma’ruf baik makanan, minuman, atau

pakaian, supaya membimbingnya kepada apa yang

dibutuhkannya untuk mengenal agama dan dunia.

b. Cemburu kepadanya, tidak boleh dipertontonkan dan

jangan memperbolehkan kepada si istri untuk berdandan

(35)

c. Hendaknya berakhlak baik bersama istri, bertukar kata

yang lembut, memaafkan dari masalah-masalah yang

sepele, menasehatinya dengan lembut dengan

menampakkan rasa kasih sayang dan cinta.

d. Sabar dari hal-hal yang tidak disukai dari sang istri, baik

dalam muamalah ataupun akhlaqnya yang buruk. Dan

berusaha memperbaikinya dan hendaknya jangan lari

kepada perceraian kecuali dalam keadaan darurat.

e. Wajib mentaatinya dalam yang ma’ruf, bahwa mentaati

serta tidak menyelisihinya juga ramah kepadanya

termasuk sebab yang paling besar dari kebahagiaan dan

persatuan.

f. Teijalinnya hubungan harmonis antar anggota keluarga

dan lingkungan (masyarakat).19

Selain dari pada itu ciri-ciri keluarga sakinah antara

lain :

a. Menikah demi agama

Orang yang menikah demi agama dijamin oleh Allah rumah

tangganya akan mendapatkan sifat sakinah dan penuh berkah.

b. Memiliki semangat kebersamaan secara lkhlas

Suami haruslah mempunyai kebersamaan lahir dan batin yang

mendalam.

(36)

26

c. Menjaga kebersihan aqidah

r

Keluarga yang ingin hidupnya menjadi sakinah wajiblah memiliki

aqidah yang bersih agar tidak terombang-ambing oleh berbagai

macam kepercayaan yang merusak ketentraman, ketenangan, dan

keteguhan hati dalam menghadapi persoalan hidup.

d. Memelihara ibadah

Rumah tangga yang sakinah selalu membutuhkan kejemihan hati

dan pikiran serta kestabilan emosi dalam menghadapi problem

kehidupan sehari-hari.

e. Giat melakukan amar ma’ruf nahi mungkar

Mengajak orang berbuat baik dan mencegah melakukan perbuatan-

perbuatan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.20

Itulah diantara ciri-ciri keluarga sakinah yang secara khusus tidak bisa

disebutkan kesemuanya karena banyak sekali cakupannya.

3. Menuju Keluarga Sakinah

Islam membangun fondasi rumah tangga yang sakinah,

mengikatnya dengan asas yang kuat dan sangat kokoh sehingga

menggapai awan dan bintang-bintang. Jika bintang-bintang adalah

perhiasan langit, maka rumah tangga adalah perhiasan sebuah

masyarakat. Karena pada rumah tangga ada suatu keindahan,

kebanggaan, pertumbuhan yang menyenangkan, kebersamaan, dan

(37)

orang-orang tercinta sehingga Allah SWT mewariskan bumi beserta

isinya.21

Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam rangka membina dan

menciptakan keluarga sakinah. Dalam hidup keluarga sakinah di dalam

Al-Qur’an tujuan perkawinan dijelaskan sesuai dengan firman Allah

yang berbunyi: menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan- Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. 22

Islam merupakan agama yang diridhoi dan diakui Allah. Oleh

karena iu Islam haras dijadikan dasar dan landasan berpijak dalam

kehidupan keluarga agar bangunan keluarga kokoh yang tidak mudah

tergoncang oleh tipu daya dunia. Konsekuensi nilai ajaran Islam

diaplikasikan dan dihidupkan dalam keluarga, baik dalam tutur kata,

sikap maupun dalam pengambilan keputusan.

Allah telah menjadikan aturan perkawinan sebagai salah satu

sunnah-Nya, dan sebagai salah satu cara menjaga kontinuitas

keberadaan makhluk-makhluk-Nya di atas bumi ini baik tetumbuhan,

21 Abi Hamid Kisyik, Bimbingan Islam Untuk M encapai Keluarga Sakinah, A1 Bayyan, Bandung, 1995, him 20

(38)

28

binatang, maupun manusia, dengan harapan bahwa hikmah perkawinan

/

dapat mengantar manusia meyakini keesaan-Nya. Oleh karena itu

perkawinan juga merupakan salah satu misi yang didakwahkan Nabi

dengan landasan ayat-ayat dan mu’kjizat yang mereka peroleh.22 23

Rasulullah SAW memberikan pesan, bahwa dalam rangka

memilih calon suami istri diutamakan yang memiliki agama, bahwa

agama merupakan prioritas utamanya, bukan harta, kecantikan atau

ketunonan Rasulullah SAW merupakan sosok pibadi yang patut

diteladan. Beliau mempunyai keluhuran akhlak yang utama, Allah

menjelaskan sebagai berikut:

s

s

’’Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. 24

Tujuan keluarga yang merupakan hikmah dari perkawinan

diantaranya adalah sebagai benkut:

a. Kelanggengan jenis manusia dengan adanya keturunan dan

populasi.

b. Terpeliharanya kehormatan.

22 Mahmud AI Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia M enurut Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him. 9

(39)

c. Menentramkan dan menenangkan jiwa karena kebersamaan istri

r

serta kesenangan kepadanya.

d. Mendapatkan keturunan yang sah, yang akan menyambung amal

dan pahala.

e. Bahu membahu antara suami istri.

f. Mengembangkan tali silaturrahmi dan memperbanyak keluarga.2D

Dari tujuan di atas dapat disimpulkan, bahwa tujuan keluarga

sakinah yaitu keluarga merupakan sesama membentuk generasi,

masyarakat dan manusia yang berkualitas mempunyai kepastian iman,

ilmu dan amal serta mengamalkan segala perintah dan meninggalkan

larangan-Nya.

him. 117

(40)

BAB III

PENDIDIKAtf ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Islam

1. Tinjauan Bahasa

Karena sumber ajar an Islam adalah Al-Qur'an dan As Sunnah

Rosulullah SAW, maka disana ditentukan kata-kata yang erat

pengertiannya dengan pendidikan, yaitu Rabbaa, Allama dan Addaba.

Dalam bahasa Arab, kata-kata tersebut di atas mengandung

pengertian sebagai berikut:

a. Rabbaa

Attarbiyah (**/ii) adalah Masdar dari ”J) artinya pendidikan

Rabbaa memiliki beberapa arti antara lain: mengasuh, mendidik,

memelihara. Disamping Rabbaa ada kata-kata yang serumpun

dengannya yaitu Rabba (L> j) artinya memiliki, memimpin,

memperbaiki, menambah. Rabaa (t-J) artinya tumbuh, berkembang.

Adapun Attarbiyah yang merupakan masdar dari Rabbaa

menurut Imam Baidlowi (Wafat 675 H) dalam kitab tafsimya

(anwarut tamzil wa asrarut ta'wil) diartikan sebagai penyampaian

sesuatu pada kesempumaannya secara bertahap, sedikit demi sedikit,

sedangkan menurut Al-Ashfahami (Wafat 502 H) dalam kitab

Mufradatur Raghib ialah menjadikan atau mengembangkan sesuatu

(41)

melalui proses tahap demi tahap sampai batas kesempumaannya.

Selanjutnya Abdurrahaman Al-Bany menerangkan lebih lengkap

bahwa ditinjau dari asal bahasa pengertian Attarbiyah mencakup 3

unsur:

1) Memelihara pertumbuhan fitrah manusia.

2) Mengembangkan potensi dan kelengkapan manusia yang beraneka

macam (terutama akal budinya).

3) Dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan

anak.

b. Allama (,Jp)

Allama yang mardatnya Ta'liiman ('^—l*;) berarti mengajar

yakni lebih bersifat pemberian atas penyampaian pengertian,

pengetahuan dan ketrampilan.

c. Addaba («_^9

Addaba yang masdamya Ta'diiban juga diartikan mendidik

yang lebih tertuju pada penyempumaan akhlak budi pekerti.

Mengingat pengertian Attarbiyah yang mencakup 3 unsur

sebagaimana dikemukakan Abdurrahman Al-Bany di atas cukup

menggambarkan keluasan dan ketepatannya, maka istilah pendidikan

(42)

32

2. Tinjauan Istilah

Berdasarkan pengertian bahasa tersebut di atas maka pengertian

pendidikan menurut pandangan Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pendidikan ialah tindakan yang sadar tujuan untuk memelihara dan

mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya insani) menuju

kesempumaan insani (insan kamil).

Pendidikan adalah proses kegiatan yang dilakukan secara

bertahap dan berkesinambungan, seirama dengan perkembangan

anak,1 hal ini sesuai dengan Al-Qur'an Surat Al-Insyiqaq ayat 19 yang

berbunyi:

0 'j* u i

Artinya: "Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (daiam kehidupan)" (Q.S A1 Insyiqoq: 19)

b. Pendidikan yang sebenar-benamya (Al-Haq) adalah Allah sebagai

Rabbul alamin. Dia tidak hanya mencipta tetapi juga memiliki,

menguasai, menjaga, mengatur, membimbing dan memelihara alam

semesta termasuk manusia

Paradigma ini merupakan essensi ajaran Islam yakni Tauhid

Rububiyah. Pendidikan merupakan salah satu tugas kekholifahan

(khalifatullah fil ardli) dan sekaligus sebagai ibadah (Surat Al-

Baqoroh 30 dan Adz Zariyat 56). *

' Achmadi. It m u Pendidikan Islam /, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisoneo, Salatiga, 1987, him. 1-5.

(43)

Implikasinya dalam pendidikan:

1) Pendidikan benar-benar bersifat normatif ilahiyah karena

berlandaskan pada nilai-nilai ilahi.

2) Pendidikan tidak hanya sekedar berorientasi kekinian tetapi juga

kehidupan ukhrowi.

3) Pendidikan bertanggung jawab penuh, tidak sekedar kepada

sesama manusia tetapi juga kepada Allah.

4) Pendidikan bersifat optimis karena hasil akhir pendidikan

ditangan Allah sendiri.

5) Tugas pendidik yang pokok ialah merencanakan dan

melaksanakan kegiatan pendidikan sesuai dengan aturan-aturan

Allah.

Bertolak dari pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan Islam adalah segala usaha untuk mengembangkan

fitrah manusia dan sumber daya insani menuju terbentuknya insan

kamil sesuai dengan norma Islam.3

B. Dasar Pendidikan Islam

Adapun dasar pendidikan Islam adalah Al-Qur'an dan Al-Hadits dan

kalau pendidikan itu diibaratkan bangunan maka isi Al-Qur'an dan Al-Hadits

itu menjadi fundamenya. Al-Qur'an mencakup segala masalah baik yang

mengenai peribadatan kemasyarakatan, maupun pendidikan. Pendidikan

(44)

34

ini mendapat tuntunan yang jelas mengatakan bahwa menuntut ilmu wajib

bagi setiap muslimin dan muslimat dari buaian hingga Hang lahat.

Dari kedua unsur tersebut banyak nilai-nilai yang dapat dijadikan

dasar bagi pendidikan Islam. Di sini diutamakan nilai yang dipandang

fondamental dan dapat merangkum berbagai nilai yaitu Tauhid, kemanusiaan,

kesatuan umat Islam, keseimbangan dan rohmatan HI alamin.4

1. Tauhid

Secara etimologi Tauhid berarti pengakuan terhadap keesaan

Allah. Secara teologis pengakuan tersebut mengandung kesempumaan

kepercayaan kepada-Nya dan dua segi, yakni segi Rububiyah dan segi

Uluhiyah.

Tauhid Rububiyah ialah mengakuan terhadap keesaan Allah

sebagai Dzat Yang Maha Pencipta, Pemelihara dan memiliki semua sifat

kesempumaan. Sedangkan Tauhid Uluhiyah ialah komitmen manusia

kepada Allah sebagai satu-satunya Dzat yang dipuji, disembah dan satu-

satunya sumber nilai. Komitmen kepada Allah itu dapat diwujudkan dalam

sikap pasrah, tunduk dan patuh sepenuh hati, sehingga seluruh amal

perbautan bahkan hidup dan mati seseorang yang benar-benar berTauhid

semata-mata untuk Allah.

Formulasi yang paling singkat tetapi tegas ialah kalimat "La Ilaha

Illallah" tidak ada Tuhan selain Allah. Kalimat Thayyibah tersebut

mempakan kalimat penegas dan pembebas bagi manusia dari segala

(45)

pengkultusan dan penyembahan, penindasan dan perbudakan sesama

makhluk manusia dan menjadikan manusia bahwa berhadapan dengan

manusia lain derajatnya sama.

Bertolak dari pengertian tersebut di atas sesungguhnya Tauhid

sudah cukup memadai sebagai dasar bagi seluruh kegiatan hidup dan

kehidupan ummat manusia karena dalam pandangan hidup Islam memang

merupakan nilai yang paling essensial dan sentral karena seluruh gerak

kehidupan muslim tertuju kesana. Begitu pula bagi pendidikan Islam,

dengan dasar Tauhid seluruh kegiatannya akan dijiwai dengan norma yang

benar-benar fundamental dan sekaligus dimotivasi dengan ubudiyah yang

pasti akan memberikan nilai tambah.

2. Kemanusiaan

Kemanusiaan ialah pengakuan akan hakekat dan martabat manusia.

Hak-hak asasi seseorang harus dihargai dan dilindungi dan sebaiknya

untuk merealisir hak-hak seseorang tidak dibenarkan melanggar hak orang

lain karena setiap orang memiliki persamaan derajad, hak dan kewajiban

yang membedakan antara seseorang dengan lainnya hanyalah ditentukan

dengan taqwanya.

3. Kesatuan urn at manusia

Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menegaskan

tentang persatuan dan kesatuan ummat manusia. Perbedaan suku, bangsa

dan wama kulit tidak perlu menjadi kalangan untuk mewujudkan prinsip

(46)

36

memiliki tujuan hidup yang sama, tunggal yakni untuk mengabdi kepada

Allah.

Tiap-tiap pemisahan diri dari keserasian atau kesatuan adalah

kejahatan. Dalam prespektif inilah Islam nampak sebagai agama

keyakinan dan keseimbangan. Satu-satunya realitas yang benar, kesatuan

ketuhanan dengan sendirinya menjelmakan kesatuan keseimbangan

manusia, masyarakat dan kemanusiaan seluruhnya.

4. Keseimbangan

Prinsip keseimbangan dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari

prinsip keesaan maupun prinsip persatuan dan kesatuan. Secara khusus

prinsip keseimbangan ini bermula dari prinsip keseimbangan dalam

penciptaan alam, selanjutnya Islam mendudukkan berbagai perkara

menjadi baik dan positif pada titik keseimbangan ini. Prinsip

keseimbangan yang haras dipeijuangkan dalam kehidupan, khususnya

melalui pendidikan antara lain:

a. Keseimbangan antara kepentingan hidup dunia dan akhirat (Rabbana

Atina Fiddunya Hasanah, Wafd Akhirati Hasanah Waqina Adza

Bannar)

b. Keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani

(47)

5. Rahmatan lil 'alamin

Seluruh karya setiap individu Muslim berorientasi pada

terwujudnya rahmat bagi seluruh alam atau dengan kata lain diabdikan

guna membangun masyarakat dan bangsanya.

Dalam aktivitas pendidikan yang salah satu sasarannya untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan, Islam berpandangan bahwa ilmu

apapun yang dikembangkan tidak dibenarkan terlepas dari nilai ilahi.

Dalam hal ini nilai rahmatan lil'alamin merupakan nilai yang dapat

mengendalikan ilmu pengetahuan sehingga akan senantiasa mendatangkan

manfaat bagi kehidupan ummat manusia dan kelestarian alam lingkungan.1

Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan

pembinaan kepribadian tentunya pendidikan Islam memerlukan landasan

kerja untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar

juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yang akan diciptakan

sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah yang

menentukan arah usaha tersebut.

Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah Al-Qur'an

dan Al-Hadits. Dalam Al-Qur'an, surat Asy-Syura, ayat 52 :

u j

u

( f j j s

iJr

c.’j,

C j j

idi

iuir,

" ' ' " ✓ /

c llio 4j 1 j j j

J i 5

(48)

39

C. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau

kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan

kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan,

tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda

yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari

kepribadian seseorang yang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan.

Tujuan umum pendidikan dan pengajaran dalam Islam ialah

menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. Tujuan ini

mungkin membuahkan tujuan-tujuan khusus. Mengingat bahwa Islam adalah

risalah samawi yang diturunkan kepada seluruh manusia, maka sudah

seharusnya bila sasaran tujuan umum pendidikan Islam adalah seluruh

manusia pula.7

Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan Islam, akan terlihat

dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami

pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang

membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa.

Tujuan pendidikan Islam dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum

dan tujuan khusus.

1. Tujuan umum pendidikan Islam sinkron dengan tujuan agama, yaitu

berusaha mendidik individu mukmin agar tunduk, bertakwa, dan

beribadah dengan baik kepada Allah, sehingga memperoleh kebahagiaan

(49)

di dunia dan di akhirat. Untuk meralisasi tujuan tersebut, Allah mengutus

para rasul untuk menjadi guru dan pendidik serta menurunkan kitab-kitab

samawi.

Dengan demikian, pendidikan Islam sesungguhnya merupakan

kumpulan metode dan alat tradisional (turun temurun) tetapi sekaligus

rasional-sosial dan ilmiah-empiris yang digunakan para ulama dan

pendidik dalam mendidik, melatih, serta mengembangkan individu,

masyarakat dan umat manusia agar bertakwa dan tunduk kepada Allah.

2. Tujuan khusus

Dari tujuan umum pendidikan Islam yang berpusat pada ketakwaan

dan kebahagiaan tersebut dapat digali tujuan-tujuan khusus sebagai

berikut:

a. Mendidik individu yang saleh dengan memperhatikan segenap

dimensi perkembangannya: rohaniah, emosional, sosial, intelektual

dan fisik.

b. Mendidik anggota kelompok sosial yang saleh, baik dalam keluarga

maupun masyarakat Muslim.

c. Mendidik manusia yang saleh bagi masyarakat insani yang besar.8

(50)

41

D. Tanggung Jawab Pendidikan Dalam Islam

Disamping mempunyai dasar, tujuan, pendidikan Islam juga

mempunyai tanggungjawab. Dalam pembahasan ini mencakup tiga hal, yaitu

tanggungjawab pendidikan Islam orang tua, guru dan masyarakat.

1. Orang tua

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak

mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.

Dengan demikian dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.

Pada umumnya pendidikan dalam rum ah tangga itu bukan

berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahun

mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan struktumya

memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi

pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh

mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua

atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh

atas pendidikan anak-anaknya.

Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua

sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka :

a. Memelihara dan membesarkan anak ini adalah bentuk yang paling

sederhana dari tanggungjawab setiap orang tua dan merupakan

dorongan utama untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun rohaniah,

(51)

dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang

dianutnya.

c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh

peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan solusi dan

setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup Muslim.

2. Guru

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia

telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab

pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua. Mereka ini, tatkala

menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian

tanggungjawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itupun menunjukkan

pula bahwa para orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada

sembarang guru / sekolah karena tidak sembarangan orang dapat menjadi

guru.

Agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu

pengetahuan (guru / ulama), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas

mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Firman Allah (Q.S. Al-

Mujadilah : 11)

o U j :

%

o / o

Ail JUl

£V

(52)

43

Artinya : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad. (Q.S. Al-Mujadalah : 11).

Syarat untuk menjadi guru

Dilihat dari ilmu pendidikan Islam, maka secara umum untuk

menjadi guru yang baik dapat memenuhi tanggungjawab yang dibebankan

kepadanya hendaknya:

a. Taqwa kepada Allah

Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak

mungkin mendidik anak agar bertaqwa kepada Allah, jika ia sendiri

tidak bertaqwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi muridnya

sebagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan bagi muridnya.

b. Berilmu

Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti,

bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan

kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.

c. Sehatjasmani

Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi

mereka yang melamar untuk menjadi guru, karena kesehatan badan

sangat mempengaruhi semangat bekeija.

d. Berkelakuan baik

Budi pekerti guru maha penting dalam pendidikan watak

(53)

suka meniru, diantara tujuan pendidikan ialah membentuk akhlak baik

pada anak dan ini hanya mungkin jika guru itu berakhlak baik pula.

Di antara akhlak guru tersebut adalah :

1) Mencintai jabatannya sebagai guru

2) Bersikap adil terhadap semua muridnya

3) Berlaku sabar dan tenang

4) Guru harus berwibawa

5) Guru harus gembira

6) Guru harus bersifat manusiawi

7) Bekerjasama dengan guru-guru lain

8) Bekeijasama dengan masyarakat

3. Masyarakat

Masyarakat turut serta memikul tanggungjawab pendidikan. Secara

sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan

kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama.

Setiap masyarakat mempunyai cita-cita, peraturan-peraturan dan sistem

kekuasaan tertentu.

Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap

pendidikan anak, terutama pada pemimpin masyarakat atau penguasa yang

ada didalamnya.

Sekalipun Islam menekankan tanggung jawab perseorangan dan

pribadi bagi manusia dan menganggapnya sebagai asas, ia tidaklah

(54)

45

masyarakat solidaritas, berpadu dan keijasama membina dan

mempertahankan kebaikan. Semua anggota masyarakat memikul tanggung

jawab membina, memakmurkan, memperbaiki, mengajak kepada

kebaikan, memerintahkan yang ma'ruf, melarang yang mungkar dimana

tanggungjawab manusia melebihi perbuatan-perbuatannya yang khas.

kerasaanya, fikiran-fikiranya, keputusan-keputusannya dan maksud-

maksudnya, sehingga mencakup masyarakat tempat ia hidup dan alam

sekitar yang mengelilinginya. Islam tidak membebaskan manusia dan

tanggungjawab tentang apa yang berlaku pada masyarakat dan apa yang

teijadi disekelilingnya atau terjadi dari orang lain. Terutama jika orang lain

itu termasuk orang yang berada dibawah perintah dan pengawasannya

seperti istri, anak dan lain-lain.9

(55)

WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)

A. Wanita Karier dalam Islam

Telah kita ketahui, Islam tidak mewajibkan kepada perempuan untuk

hanya berdiam diri di rumah dan hanya berkutat dengan pekeijaan-pekeijaan

domestik. Islam sangat menghargai usaha manusia, sekaligus sangat

membenci umatnya yang menyukai jadi pengangguran.

Akan tetapi masih sering muncul pandangan-pandangan miring

mengenai persoalan perempuan yang melakukan aktivitas di ruang publik.

Mereka menentang keras keberadaan perempuan yang bekeija di luar rumah

dan menganggapnya telah melanggar etika sosial dan agama. Dan dengan

teks-teks agama mereka membordir eksistensi perempuan untuk kembali ke

ranah domestik dan mengembalikan ranah publik kepada si empunya, yakni

laki-laki.

Setiap individu ingin melakukan pengembangan diri dan melakukan

aktualisasi diri. Hal ini tidak hanya mampu berlaku bagi laki-laki, tetapi juga

perempuan. Seorang perempuan juga ingin memiliki hak otonom untuk

mendapatkan ruang gerak untuk aktualisasi dan mengembangkan diri.

Keinginan ini bukan hanya untuk mendapatkan reward tetapi untuk ikut

mengamalkan ilmu yang ia peroleh dan ikut serta mengembangkan peradaban

manusia serta ikut serta beramal saleh.

Referensi

Dokumen terkait

Jawa Barat Kota Sukabumi SMKN 1 Sukalarang Siti Syifa Fajar Tirta Lestari, S.Pd.. Jawa Barat Kota Tasikmalaya SMKN 1 Kota Tasikmalaya Osep Muhammad Yanto,

(1) Dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi pada setiap daerah irigasi dilaksanakan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan

Pada analisis ini dapat ditetapkan parameter laju resesi aliran bawah per- mukaan (IRC) dan aliran air bawah tanah (GWRC) serta komponen aliran sungai yang meliputi

Penyakit busuk buah pada nanas (fruit collapse) masuk ke Indonesia diduga berasal dari bibit yang diimpor dari Filipina tetapi penyebab penyakit busuk buah pada nanas di

Maharani C Putri (2015) dalam penelitiannya menyatakan, sistem keuangan merupakan sebuah sistem yang berperan utama dalam menjembatani mobilisasi dana antara pihak

Hal ini dapat kita lihat pada kompleks makam Manuba dimana makam-makam yang terdapat pada kompleks tersebut yang menggunakan nisan arca adalah makam para raja yang mempunyai

Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem Gambut adalah material organik yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan

Persyaratan pelaporan berserta informasi lainnya digunakan untuk mengantisipasi reaksi terhadap informasi yang dilaporkan, karena pada umumnya orang akan bereaksi