. (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbiyah
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
D E P A R T E M E N A G A M A Rl
S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiea.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 14 Pebruari 2006
Penulis,
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si
STAIN SALATIGA Jl. Stadion No. 03 Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : MARYATI
NIM : 111 01 063
Jurusan : Tarbiyah
Program : Pendidikan Agama Islam
Judul : PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN
KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan
Islam)
Telah dapat diajukan dalam sidang munaqosah skripsi Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassaiamu'alaikum, wr, wb
Salatiga, 14 Februari 2006
NIP. 150 245 903
D E P A R T E M E N A G A M A Rl
S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A
J l Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : MARYATI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 063
yang berjudul : “PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN
KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pcndidikan Islam)”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa, 28 Februari 2006 M yang bertepatan dengan tanggal 29 Muharam 1427 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
28 Februari 2006 M Salatiga,
---29 Muharam 1427 H
• Dengan logika kita bisa berjalan dengan kesabaran kita bisa berhasil
• Melakukan sesuatu bukan karena-Nya adalah kesia-siaan.
Melakukan sesuatu karena nafsu adalah kehinaan
• Barang siapa merasa puas dengan yang sedikit (sederhana), maka
ringanlah baginya segala kesulitan (pepatah)
PERSEMBAHAN
Shripsi inipenutis persem6ahhgn untuki ■
1. I6urufa tercinta, terhgsih, tersayang yang seCaCu mem6im6ing, mendo'ahgn dan mem6erihan segaCanya 6ai£ moraC maupun sprituaC Sagi ^etancaran stuuyfqi, semoga f ltta f senantiasa meridhoinya.
2. (Buat hapaffu yan gjau h disana, yang tahjpemah mengisi hari-hariku. 3. (Buat Kakef^dan (Henef^yang setaCu menyayangi dan mendo'ahgn daCam
setiap tanghghhu
4. (Buat Omku yang tetah mem otifasi dan mencurahhan segaCafihiran dan tenaga untufjhetancaran datum a£u menuntut itinu
5. (Buat adi^adik&u (Ufarmanto, giyarto, (Kofi, (Hisa) yang setaCu memhuat ahu tertaw a ftarena heCucuan dan kenahaCan merekg
6. (Buat yang d ifa ti a"yang setaCu menemani datum setiap Cangkahku dan dengan penuh k,esa6aran mem6erikgn pengarahan dan m otifasi datum keCancaran study akhir ini.
7. (Buat mantan 'Host I jo" (jAnis, JltuC, JAtin, Lie-6ie, (Dee-yand, Zayuky,
VCfe, Zhiezah, (HuruC, <14#2jqJftnie, (His-(Hos)yang tetah memotifasi dan mendo'akgn datum penyusunan tug as akhir ini, thantjyou very much. 8. (Buat semua penghuni 'Host %asuari 117" (Tiqoh, Liena, JLtun,
(panjang, LieCies, Peza, (Mha' (Dwi, (M6a' (D euj (M6a' <Fiza)yang tetah mendo 'akan dan menjadi tem pat persinggafanku, Tdianfyou aCC
9. (Buat keCuarga 6esar '(DOT.COtM" (Ketik^ (Mas J lre f (Mas gondrong, (Mas JL tie) yang menjadi tem pat pengetikan shripsi ini, thank-you very much
jJ'
^
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang
Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai
keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis
mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa
terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi
Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini
bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat.
Akhimya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai
pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul PERAN
WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH
(Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam). Dengan terbentuknya skripsi ini, penulis
ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada :
1. Bapak Drs. Badwan, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
3. Drs. Miftahuddin, M.Ag selaku Ketua Progdi PAI.
4. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si, selaku pembimbing yang senantiasa sabar
*
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
5. Bapak Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan wawasan ilmu dan
pengetahuan.
6. Karyawan-Karyawati STAIN Salatiga.
7. Bapak Ibu Staf Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan
fasilitasnya.
4 4
8. @a yang selalu sabar memberikan pengarahan dan pengertiannya dari awal
sampai skripsi ini terselesaikan.
9. Kawan-Kawanku PAI angkatan 01.
10. Semua Mantan "Kost Ijo" (Anies, Atul, Atin, Lie-Bie, Dee-yand, Zayuks,
Ulfah, Zhiezah, Nurul, Wi2x, Anie, Nis-Nos) yang telah memberikan motifasi
dan do'a, thank you very much.
11. Semua penghuni kos "Kasuari 117" (Tiqoh, Liena, Atun, Panjang, Lielies,
Reza, Mba' Dwi, Mba' Dewi, Mba' Fiza) yang telah memberikan do'a serta
tempat persinggahanku, thank you all.
12. Keluarga besar "(DOT.COM" (Kelik, Mas Alie, Mas Arif, Mas Gondrong) yang
menjadi tempat dalam pengetikan skripsi ini, thank you very much.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo'a, semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat
ganda. Amin.
Akhimya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan atau bahkan jauh dari kesempumaan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun untuk kesempumaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan
bagi pembaca pada umumnya.
Amin - amin yarobbal ’alamin
Salatiga, I If jeb 2006
Penulis
M a r y a t i
111 01 063
HALAMANJUDUL... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
G. Sistematika Penulisan Skripsi... 10
BAB II WANITA KARIER DAN KELUARGA SAKINAH A. Wanita Karier... 12
1. Pengertian Wanita Karier... 12
2. Ciri-Ciri Wanita Karier... 13
3. Kedudukan Wanita Karier... 13
4. Peranan Wanita Karier... 14
a. Sebagai Pemimpin Pemerintahan (Kepala Negara).... 15
b. Peran Wanita dalam Politik... 15
c. Peran Wanita dalam Pekeijaan... 17
d. Peran Wanita dalam Keluarga... 18
5. Faktor Pendukung Wanita untuk Bekerja... 18
B. Keluarga Sakinah... 20
1. Pengertian Keluarga Sakinah... 20
2. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah
3. Menuju Keluarga Sakinah. 26
22
BAB III PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Pendidikan Islam... 30
2. Dasar Pendidikan Islam... 33
3. Tujuan Pendidikan Islam... 39
4. Tanggung Jawab Pendidikan dalam Islam... 41
BAB IV WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) ... 46
A. Wanita Karier dalam Islam... 46
B. Langkah-langkah Wanita Berkarier... 57
C. Sisi Positif dan Negatif Wanita Karier... 61
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66
B. Saran-Saran ... 69
C. Penutup... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW, dan turun di tanah Arab dalam keadaan yang sangat rusak moralnya
serta jauh dari peradaban manusia yang dikehendaki oleh Allah. Islam datang
bagai angin surga yang mau mencoba mengembalikan harkat dan martabat
manusia yang telah sekian lama hilang di tanah Arab.
Apabila kita hendak menelaah perkembangan kedudukan wanita, baik
di dalam maupun di luar keluarga atau pun di rumah tangga, kita harus
menyadari bahwa kedudukan itu hanya merupakan salah satu unsur saja dari
kebudayaan yang disandang oleh suatu masyarakat. Untuk dapat
melaksanakan peranan dalam masyarakat dengan sebaik-baiknya dalam arti
tanpa mengabaikan peranannya dalam rumah tangga, hendaknya kaum wanita
memiliki kemauan, kemampuan, kesadaran serta tanggung jawab akan
pentingnya melaksanakan pembangunan dalam rangka meningkatkan mutu
kehidupan.
Terkadang banyak pertanyaan apakah Islam membolehkan wanita
untuk keluar rumah bekeija di yayasan-yayasan, bursa-bursa dagang, kantor,
pabrik, serta industri yang bercampur dengan kaum laki-laki? Islam tidak
mengharamkan dan tidak mencegah para wanita untuk sibuk pada pekerjaan
2
pekeijaan yang sesuai dengan kepribadian dan kemampuannya.1 Pekeijaan
/
wanita yang paling penting adalah mendidik anak sesuai dengan ajaran agama
dan ilmu. Ini tidak berarti melarang kaum wanita melakukan pekeijaan
pekeijaan sosial di luar rumah, dan Islam juga tidak membatasi jenis
pekeijaan tertentu yang harus dipilih oleh seseorang wanita. Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 32 yang berbunyi:
\^k\
jiys
”Bagi orang laki laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.1 2
Pada dasamya wanita-wanita juga mempunyai jiwa kemandiriannya,
sehingga tidak ada larangan bagi wanita atau ibu untuk berkarier di luar
rumah, agar jelas motivasinya dan pekeijaan itu tidak sampai mengabaikan
kesejahteraan anak dan keluarganya.
Islam telah menjadikan rumah tangga sebagai biduk untuk berlayar
dengan asma Allah yang akan melewati jalur dan kebiasaan, yakni melewati
panasnya gelombang kehidupan yang bergelora. Dengan ketinggian jalan
iman mereka tidak akan tenggelam, bahkan mengantarkanya ke puncak
kemuliaan, membawa am an ah dan membawa misi, sehingga mengeluarkan
1 Abdur-Rasul, Abdul Hasan Al- Ghaffar, Wanita Islam dan Gaya Hidnp Modern, Cipta Hidayah, 1993, him. 195
mereka dari kesempitan dunia dan membimbingnya menuju alam akhirat yang
penuhdengan keadilan.3
Karena itulah hams ada peraturan dan undang undang yang
menjelaskan kepada manusia bagaimana menciptakan kehidupan perkawinan
pada jalan yang lums dan dengan dasar yang kuat, dengan alasan itu pula,
Islam mengatur hubungan dan memberikan batasan-batasan, menjelaskan hak
dan kewajiban agar bahtera hidup berlayar dengan tenang dan damai, rumah
tangga beijalan tidak sia-sia dan kehidupan yang dipenuhi dengan ridho-Nya.
Sesuai dengan firman Allah SWT surat Ar- Rum ayat 21 yang berbunyi:
’’Diantara tanda-tanda kekuasan Allah ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cendemng dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya diantara kamu rasa kasihdan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda bagi kaum yang berfikir.4
Kini wanita sudah banyak memegang peranan penting di luar rumah
tangga, dan semakin hari tampaknya akan semakin bertambah dan semakin
meluas. Tetapi kemudian bersamaan dengan itu, masalah-masalah pun timbul
dalam bentuk bam, temtama menyangkut hubungan keluarga.
Allah menugaskan orang tua sebagai penyelamat keluarga, pembina
kader-kader pemimpin dimasa datang. Kenakalan moral yang teijadi di
3 Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga Sakinah, Al-Bayan, 1995, him. 8
4
kalangan anak saat ini, dikarenakan tanggung jawab orang tua kurang dikelola
dengan baik, kadang-kadang terlalu diberi kebebasan, tidak jarang pula
diberikan support negatif seperti kekayaan, kekuasaan, kemanjaan yang
ditinjau dari segi pendidikan tidak akan kita temukan dalilnya.3 Pengaruh ini
mengakibatkan merosotnya nilai-nilai agama dan menurunnya pengaruh
orang tua terhadap anaknya.
Fungsi ideologis pendidikan adalah menyadari bahwa pendidikan
merupakan salah satu fungsi pokok rumah tangga. Karena itu suami istri
perlu memiliki pengertian yang mendalam tentang sebab-sebab utama
kehancuran rumah tangga. Seorang istri terpelajar akan membawa semua
masalah secara terbuka dengan mengadakan diskusi ringan dengan suaminya.
Orang awam yang pendidikannva kurang memadai atau kurang memiliki
pendidikan agama akan kehilangan alasan bagaimana menyelesaikan
problema yang berkepanjangan dalam keluarganya, sedang bekal
menyelesaikannya tidak dimiliki. Wajarlah kalau perceraian itu lebih banyak
teijadi di kalangan awam, dan agak langka terjadi di kalangan orang yang
berpendidikan. Dengan demikian maka pendidikan agama sangatlah penting
untuk membangun keluarga sakinah dan agar tidak teijadi perceraian.5 6
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas. Maka penulis ingm
untuk membahasnya yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul :
PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)
B. Penegasan Istilah
Untuk mempermudah dan mempeijelas serta menghindari dari
kesalahan terhadap maksud yang berdapat pada judul di atas maka terlebih
dahulu perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam
rangkaian kalimat judul diatas :
1. Wanita Karier
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa wanita
sebagai perempuan dewasa, 7 dan karier mempunyai dua arti pertama
sebagai pengembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan,
jabatan dan sebagainya. Pengertian kedua adalah pekeijaan yang
memberikan harapan untuk maju. 8
Jadi wanita karier adalah seorang wanita yang mengerjakan
kegiatan secara teratur atau berkesinambungan dalam jangka waktu
tertentu dengan tujuan yang jelas untuk menghasilkan atau mendapatkan
sesuatu dalam bentuk benda atau uang.
Dalam skripsi ini penulis akan mengulas bagaimana wanita karier
yang bekerja di sektor publik dalam membangun keluarga sakinah
menurut pendidikan Islam.
7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1988, him. 1007
6
2. Keluarga sakinah adalah sebuah keluarga yang di dalamnya penuh
dengan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan.
3. Pendidikan Islam
Segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan
sumberdaya insani menuju terbentuknya insan kamil sesuai dengan norm2
Islam.9
C. Pokok Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian skripsi ini dibatasi pada
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sosok wanita karier ?
2. Bagaimana konsep keluarga sakinah0
3. Bagaimana peran wanita karier dalam membangun keluarga sakinah di
tinjau dari segi pendidikan Islam ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan salah satu motivasi suatu perbuatan. karena senap
sesuatu yang dikerjakan tidak sunyi dan tujuan. Termasuk usaha penulisan
skripsi yang akan penulis susun ini mempunyai tujuan yang hendak dicapa:
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui sosok wanita karier.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep keluarga sakinah.
3. Untuk mengetahui peran wanita karier dalam membangun keluarga
sakinah di tinjau dari segi pendidikan Islam
E. Kerangka Teoritik
Di dalam rumah tangga, Islam mengajarkan empat prinsip yaitu
persamaan martabat dan kedudukan sebagai hamba Allah SWT, prinsip
saling isi dan melengkapi, prinsip menciptakan hubungan yang harmonis,
dan prinsip wama keagamaan dan dalam keluarga. 10 11 Adapun dalam
menyiapkan generasi penerus yang lebih tangguh untuk menjalani hidup di
masa datang, orang tua mempunyai kewajiban agar mengupayakan ;
pendidikan bagi anak anak, menjaga kesehatan, disiplin serta menanamkan
ketaqwaan kepada Allah.
Allah SWT sangat menyayangi umat manusia, memberikan arahan
yang tepat, supaya sebuah keluarga menurunkan generasi yang tangguh dan
menjadi keluarga yang sakinah. Sebagaimana firman Allah surat An-Nisa’
ay at 9 yang Artinya adalah
0 > s ' *+ 0
(A :
dan hendaklah takut kepada Allah, orang orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap [kesejahteraan] mereka. Oleh sebab itu mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucapkanperkataan yang benar. (An Nisa 9) 11
( ft
I
> > 0
10 Direktorat Penerangan Agama Islam, Meningkcitkan Kualitas Hidup Umat, Direktorat Penerangan Agama Islam, 1991, him. 26
8
Pada dasamya wanita-wanita juga mempunyai jiwa kemandirian,
sehingga tidak ada larangan bagi wanita atau ibu untuk berkarier di luar
rumah, asal jelas motivasinya dan pekeijaan itu tidak sampai mengabaikan
kesejahteraan anak dan keluarganya. Jadi wanita karier bukanlah wanita
yang egois yang hanya berfikir untuk kepentinga pribadi dan tidak mau tahu
dengan kepentingan suami atau kepentingan bersama demi kelestarian
rumah tangga, dan kebahagiaan rumah tangga terletak pada saling
pengertian antar suami istri bukan pada kekayaan dan berlimpahnya uang
atau kemewahan hidup duniawi.12 Menuiut pendapat dan teori penulis
bahwa di dalam membangun keluarga sakinah bagi wanita karier
memanglah bukan pekerjaan yang mudah, wanita yang mempunyai karier
tersebut haruslah dapat membagi waktu antara menjadi wanita karier dan
menjadi ibu rumah tangga bagi keluarganya. Dalam menekuni kariemya
tersebut tidak boleh mengabaikan kewajiban-kewajibannya dalam keluarga.
Dari teori di atas penulis ingin mengetahui peran wanita karier dalam
membangun keluarga sakinah lebih dalam lagi, sehingga mengambil judul
skripsi : PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN
KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam).
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Adapun metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini
berbentuk kepustakaan (library research) penelitian kepustakaan
dilakukan karena sumber-sumber data baik yang utama {primary
research) maupun pendukung {secondary research) adalah teks-teks. 13
2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam skripsi
ini adalah metode dokumentasi yaitu mencari variabel yang berupa
catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan agenda dan
sebagainya. 14 Dalam skripsi ini penulis mengambil dari buku dan
majalah yang berkaitan dengan tema penelitian ini.
3. Metode Analisis Data.
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan alur pikiran
induktif. Yang dimaksud induktif yaitu suatu pola pikiran yang dimulai
dari kaidah-kaidah yang bersifat khusus dari permasalahan yang ada
untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. 15
lj Muh. Nasir, Metodologi Penelitian, Jakarta, ghalia Indonesia, 1998, him. 58
14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. 1996, him. 234
10
H. Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
Yang berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah,
pokok masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II : WANITA KARIER DAN KELUARGA SAKINAH
A. Wanita Karier
1. Pengertian wanita karier
2. Ciri-ciri wanita karier
3. Kedudukan wanita
4. Peran wanita karier
a. Sebagai pemimpin pemerintahan (kepala negara)
b. Peran wanita dalam politik
c. Peran wanita dalam pekeijaan
d. Peran wanita dalam keluarga
5. Faktor pendukung wanita untuk bekeija.
B. Keluarga Sakinah
1. Pengertian keluarga sakinah
2. Ciri-ciri keluarga sakinah
3. Menuj u kel uarga saki nah
BAB III : PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian pendidikan Islam, dasar pendidikan Islam, tujuan
SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)
A. Wanita Karier dalam Islam
B. Langkah-langkah Wanita Berkarier
C. Sisi Positif dan Negatif Wanita Karier
BAB V : PENUTUP
Yang berisi tentang:
A. Kesimpulan
BAB II
WANITA KARIER DAN KELUARGA SAKINAH
A. Wanita Karier
1. Pengertian Wanita Karier ;?,u
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
wanita diartikan sebagai perempuan dewasa, 1 sedangkan karier
mempunyai dua arti, pertama sebagai pengembangan dan kemajuan
dalam kehidupan, dan pekeijaan, jabatan dan lain sebagainya.
Pengertian kedua adalah pekeijaan yang memberikan harapan untuk
maju.1 2
Bila kata tersebut diartikan menjadi wanita karier, maka bisa
mempunyai makna perempuan dewasa dalam kegiatan profesi yang
dilandasi dengan pendidikan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan
wanita karier diantaranya adalah pegawai kantor, dokter, dosen, guru,
seniman, dan sebagainya. Profesi-profesi ini tidak dilarang dalam Islam.
Meskipun demikian, ada juga beberapa profesi yang benar-
benar diharamkan Islam bagi umatnya, karena terbukti mendatangkan
madlaratbagi aqidah, akhlak, kehormatan, juga terhadap pilar-pilar
peradaban masyarakat. Artinya, di samping dilarang, juga tidak boleh
melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kezaliman dan
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1998, him. 1007
2 Ibid., him. 391
keharaman.Beberapa profesi yang dilarang adalah: prostitusi,
pomografl, pomoaksi, seni perusak aqidah dan sebagainya.
2. Ciri-ciri Wanita Karier
Dari berbagai prestasi yang dicapai wanita karier nyata bahwa
wanita karier, ini mempunyai tingkat energi yang tinggi dan pada
umumnya menikmati kesehatan yang baik.
Adapun ciri-ciri yang nampak konsisten ialah :
a. Ketetapan hati
b. Dorongan yang kuat untuk mencapai kemajuan
c. Keuletan
Dalam penelitian Carp (1991) berdasarkan wawancara dan
observasi terhadap sejumlah wanita karier menjelaskan keberhasilan
mereka sebagai luck, suatu keberuntungan karena berada di tempat
yang tepat dan bertemu dengan orang-orang yang tepat, hal mana
adalah penting untuk memulai suatu bidang atau pekeijaan.3
3. Kedudukan Wanita
Ajar an agama Islam dengan tegas memberi tempat terhormat
kepada wanita. Sebelum Islam pemah teijadi suatu era yang dikenal
sejarah sebagai Zaman Jahiliyah. Pada zaman itu, berbagai agama dan
peradaban yang ada tidak memberi tempat yang mulia dan terhormat
14
bagi wanita. Bisa dikatakan bahwa sebelum Islam hak-hak wanita
hampir tidak ada.
Islam adalah agama yang menempatkan wanita sebagai makhluk
yang tidak berbeda dengan laki-laki dalam hakekat kemanusiaannya.
tidak ada perbedaan yang mendasar yang mengakibatkan dominasi
peran oleh salah satu pihak. Akan tetapi dalam hal tertentu kedudukan
wanita tidak harus selalu sama dengan kaum pria. Ini bukan berarti
karena Islam kurang memberi penghargaan terhadap wanita. tetapi
kodrat wanita yang menghendaki demikian.
Islam datang ke dunia mengembalikan kehormatan. harga din.
dan hak-hak kaum wanita pada setiap masa hidupnya. mulai dan masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, tatkala menjadi seorang istri. hingga
masa seorang wanita menjadi nenek. Bahkan Islam mengangkat derajat
wanita ke tingkat kemuliaan yang sangat istimewa.4 *
4. Peran Wanita Karier
Sebagai seorang muslim, pria mempunyai tugas dan tanggung
jawab atas keluarga, masyarakat maupun bangsa. Wanita mempunyai
tugas dan tanggung jawab seperti halnya pria. yang dalam tugas dan
tanggung jawab ini sebenamya bisa juga diartikan sebagai peran
wanita. Hakekat dari peran itu sendiri adalah perwujudan dari niai vans
timbul dari pikiran dan perasaan seseorang.
Secara khusus tidaklah mungkin untuk menyebutkan peran
wanita kesemuanya, karena banyak sekali cakupan dari peran tersebut.
Dari sekian banyak peran wanita adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pemimpin pemerintahan (kepala negara)
Dalam Al-Qur’an tidak terdapat ayat bahwa wanita tidak
boleh menjadi pemimpin pemerintahan atau negara.5
Adanya tanggung jawab membina masyarakat, dengan
sendirinya wanita mempunyai kepemimpinan dalam pemerintahan
dan kenegaraan agar dapat membangun masyarakat yang baik. 6
Tanpa ada seperti ini wanita tidak dapat memberikan
pengabdiannya secara penuh untuk membangun masyarakat dan
bemegara, tetapi dalam urusan keluarga juga menjadi
tanggungjawab • Di sinilah kaum wanita harus menjadi pelaku
utama dalam membina kelak melahirkan masyarakat yang baik.
b. Peran wanita dalam politik
Dalam Islam, kaum perempuan memperoleh berbagai hak
sebagaimana halnya kaum laki-laki, jadi perempuan dalam bidang
politik ini merupakan sebuah hal yang wajar dilakukannya.
5 Drs. Muhammad Tholib, 17 Alasan Membenarkan Wanita Menjadi Pemimpin dan Analisisnya, Irsyad Baitus Salam, Bandung, 2001, him. 13
16
Menurut pandangan mayoritas besar ahli fiqh konservatif
selama ini, Peran politik dalam arti ‘amar ma’ruf nahi mungkar,
laki-laki dan perempuan memang diakui memiliki hak dan
kewajiban yang sama.7
Secara garis besar dalam membicarakan keberadaan, hak-
hak politik kaum perempuan ada tiga pendapat yang berkembang,
pertama, pendapat konservatif yang mengatakan bahwa Islam,
apalagi fiqh sejak kemunculannya di Makkah dan Madinah tidak
pemah memperkenankan perempuan untuk teijun ke dalam ruang
politik. Kedua, pendapat liberal progresif yang menyatakan bahwa
Islam sejak awal telah memperkenalkan konsep keterlibatan
perempuan dalam bidang politik. Ketiga, pendapat apologetis yang
menyatakan bahwa ada bagian wilayah politik tertentu yang bisa
dimasuki perempuan dan ada bagian wilayah tertentu yang sama
sekali tidak boleh dijamah oleh perempun. Menurut kelompok ini,
yang menjadi wilayah politik perempuan adalah menjadi ibu.8
Peranan wanita dalam politik tidaklah bisa dipisahkan,
harus diingat bahwa keikutsertaan kaum wanita dalam aktifitas-
aktifitas politik sangatlah penting, bagaimanapun kaum wanita
beijumlah hampir separuh jumlah populasi setiap negara. Dan
dapat mengubah nasib sebuah masyarakat menjadi lebih baik atau
7 K. H. Husein Muhammad, Iicph Perempuan, LKiS, Yogyakarta, 2001, him 141
lebih jelek, tergantung pada sejauh mana kesadaran dan
partisipasinya politik mereka, lembaran-lembaran sejarah mencatat
peristiwa seperti ini mulai pada masa Nabi Muhammad SAW.
Partisipasi aktif mereka dalam berbagai gerakan politik adalah
sebagai pelajaran dan sekaligus yang menjadi dorongan untuk
identitas mereka yang hilang.
c. Peran wanita dalam pekeijaan
Adanya kesempatan yang luas terhadap potensi yang ada
pada wanita tidak cukup menutup kemungkinan untuk
meninggalkan hak-haknya terhadap keluarga dan masyarakat.
Telah kita ketahui, Islam tidak mewajibkan kepada kaum
perempuan untuk hanya berdinm diri di rumah dan hanya berkutat
dengan pekeijaan-pekerjaan domestik. Islam sangat menghargai
usaha manusia, sekaligus sangat membenci umatnya yang
menyukai jadi penganggur.9
Pekerjaan yang sekarang tidak semua terdapat pada masa
Nabi. Namun sebagian ulama menyimpulkan bahwa Islam
membenarkan perempuan aktif dalam berbagai kegiatan atau
bekerja dalam berbagai bidang di dalam maupun di luar rumahnya
secara mandiri atau bersama orang lain selama pekerjaan tersebut
dilakukan dalam suasana terhormat, sopan serta dapat memelihara
18
agamanya dan dapat pula menghilangkan dampak negatif
t
pekeijaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya. Atau dengan
perkataan lain, yaitu perempuan mempunyai hak untuk bekeija
selama ia membutuhkannya atau pekeijaan itu membutuhkannya
dan selama norma-norma agama dan susila tetap terpelihara. 10
d. Peran wanita dalam keluarga
Wanita selain berkedudukan sebagai ibu rumah tangga
yang bertanggung jawab langsung terhadap perkembangan anak
juga tidak lepas dari kedudukannya sebagai seorang istri, yang
mana harus menjaga dan menciptakan keharmonisan terhadap
keluarganya.
Wanita sebagai istri tidak hanya sebagai teman hidup bagi
suami, tetapi juga sebagai pengatur rumah tangga. Sebagai ibu dari
anak-anak, sebagai tempat menyampaikan isi hati dan sebagai
penentram hati suaminya. Sehingga tercipta suasana yang selaras,
serasi yang ditandai adanya persetujuan dan kerjasama yang baik
antara suami-istri dalam lingkup publik maupun domestik.
5. Faktor Pendukung Wanita untuk Bekerja
Tak dapat dipungkiri lagi, dari tahun ke tahun semakin banyak
wanita yang berperan ganda. Tetapi semua itu tidak lepas dan adanya
motivasi ataupun faktor-faktor yang kemudian mendorong wanita untuk
memutuskan bekeija di sektor publik ataukah di sektor domestik,
diantara faktor yang mendorong wanita untuk bekeija adalah faktor
ekonomi, yang mana merupakan faktor utama guna mempertahankan
kelangsungan hidup atau meningkatkan taraf hidup keluarga. Walaupun
mencari nafkah adalah kewajiban seorang suami, tapi bekeija bagi
perempuan yang menjadi istri dalam rumah tangga adalah dalam rangka
saling membantu, terutama saling menghidupi anak ketika salah satu
meninggal dunia lebih dahulu. 11
Disamping faktor ekonomi setiap individu ingin melakukan
pengembangan diri dan melakukan aktualisasi diri. Hal ini tidak hanya
berlaku bagi laki-laki, tetapi juga perempuan. Seorang perempuan juga
ingin memiliki hak otonom untuk mendapatkan ruang gerak untuk
aktualisasi dan mengembangkan diri. Keinginan ini bukan hanya untuk
mendapatkan reward tetapi untuk ikut mengamalkan ilmu yang ia
peroleh dan ikut serta mengembangkan peradaban manusia serta ikut
beramal sal eh.11 12
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa wanita mempunyai
beberapa kelebihan dan karakteristik, maka wanita diharapkan lebih
tanggap terhadap persoalan yang menggejala di dalam masyarakat.
Persoalan-persoalan itu banyak sekali, mulai dari persoalan
wanita sendiri sampai yang menyambut masalah-masalah sosial
lainnya. Dengan kelebihan yang dimiliki wanita, maka wanita berperan
11 Ibid., him. 165
20
sebagai agent o f social change dengan peran yang pertama dan utama
t
adalah dalam keluarga yang sangat besar, artinya bagi kehidupan
manusia di hari esok, wanita diharapkan mampu mengembangkan
potensi dirinya bagi masyarakat yang lebih luas. Peran wanita dapat
diwujudkan dalam keikutsertaan berkiprah dalam dunia ekonomi,
politik dan sosial budaya.
Bekeija bagi perempuan tidak ada masalah, tetapi hams dapat
membagi waktu antara keluarga dan bekeija, dan tidak melalaikan tugas
utamanya di rumah, mendidik anak, serta menjadi tempat berteduh
suami di rumah.
B. Keluarga Sakinah
1. Pengertian Keluarga Sakinah
Kata keluarga sakinah mengandung dua pengertian, yaitu
keluarga dan sakinah.
a. Pengertian Keluarga
Kata keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak-anak atau suami isteri dan anak-anaknya. 13
Menurut pendapat para ahli antara lam sebagai berikut:
1) H. Reading berpendapat bahwa keluarga adalah dua orang
atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah,
perkawinan dan adopsi. 14
13 Dr. Lubis Salam, Menuju Keluarga Sakinah Mawaddah dan Warrahmah. Terbit Terang, Surabaya, him 7
2) F. J. Brow berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang
sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu :
a) Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada
hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan
dengan clan atau marga.
b) Dalam arti sempit, keluarga meliputi orang tua dan
anak. 15
Dari beberapa pendapat tentang keluarga di atas dapat
disimpulkan bahwa keluarga itu terdiri dari suami istri dan anak-
anak yang lahir dari pemikahan keduanya dan keanggotaan sebuah
keluarga tidak hanya meliputi suami istri dan anak tetapi juga
termasuk kerabat yang masih ada hubungan darah apakah itu
saudara dari suami atau istri.
b. Pengertian Sakinah
Sebenamya kata sakinah yang kita artikan dengan dam ai'
atau tenang dan tentram adalah semakna dengan sa’adah yang
bermakna bahagia, dengan arti keluarga sakinah adalah keluarga
yang bahagia, keluarga yang penuh rasa kasih sayang dan
memperoleh rahmat Allah. 16
Jadi keluarga sakinah adalah keluarga yang diliputi rasa
tenang dan tentram yang didasari iman dan taqwa kepada Allah.
15 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, 2000, 16 Drs. Lubis Salam, op. c i t, him 7
22
Tegasnya keluarga sakinah ialah suatu rumah tangga yang
penghuninya merasa di dalamnya seperti ikan dalam air. 17
Dari batasan di atas dapat dipahami bahwa membentuk keluarga
sakinah membutuhkan proses yang panjang dan pembinaan yang terns
menerus. Pemikahan saja belum menjamin untuk membentuk keluarga
sakinah.
2. Ciri-ciri Keluarga Sakinah
Adapun ciri-ciri keluarga sakinah, yakni keluarga yang bahagia
lahir dan batin adalah :
a. Didirikan di atas landasan taqwa, yakni diselenggarakan sesuai
dengan perintah Allah.
1) Islam sebagai landasan hidup dalam keluarga.
2) Al-Quran dan sunnah Nabi sebagai pedoman hidup keluarga.
3) Iman dan taqwa sebagai bekal keluarga.
b. Terpenuhinya kebutuhan anggota keluarga baik lahir dan batin,
jasmani dan rohani.
Macam-macam kebutuhan menurut A. H. Maslow bahwa
kebutuhan orang pada umumnya atau anak pada khususnya sebagai
berikut:
1) Kebutuhan jasmani, seperti: makan, tidur dan perlindungan.
2) Kebutuhan keamanan, tiap orang atau anak merasa tidak enak
bila keselamatannya terancam.
17 Drs. H. Bgd. M. Letter, T u rU u ta n Iiumah Tangga Muslim Jan Keluarga Berencana,
3) Kebutuhan untuk dicintai, tiap orang atau anak selalu
r
mendambakan cinta kasih, kebahagiaan sejati terletak pada
cinta kasih, artinya dapat mencintai dan dicintai.
Dalam arti luas pendidikan ini ditunjukkan dengan adanya
gejala bahwa tiap orang akan selalu membutuhkan orang lain.
Begitu juga anak, dan khususnya untuk anak memerlukan
cinta kasih orang tuanya.
4) Kebutuhan harga diri, tiap orang atau anak akan merasa
terhina apabila kepribadiannya tersinggung. Ia memerlukan
penghargaan atas diri dan karya-karyanya, ia juga pendapat-
pendapatnya. Termausk kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk
dibutuhkan atau diperlukan.
5) Kebutuhan menyatakan diri, tiap orang atau anak entah besar
entah kecil, selalu memiliki keinginan untuk menyatakan
dirinya. Pemyataan diri itu dimaksudkan untuk diakui
masyarakat, walaupun pada umumnya kurang disadari.
Kebutuhan ini tercermin dengan adanya kegiatan yang
dilakukan baik oleh orang-orang dewasa maupun anak-anak.
Hanya orang-orang yang tidak sehatlah yang suka
menganggur, tidak aktif.
18
24
c. Terpenuhinya hak dan kewajiban bagi masing-masing anggota
keluarga.
1) Hak-hak suami
a. Wajib bagi sang istri untuk mentaatinya dalam hal yang
ma’ruf, yaitu ketaatan yang telah diwajibkan oleh kitab-
kitab Allah dan sunnah rasul-Nya.
b. Wajib bagi wanita untuk perhatian dengan rumah
tangganya dan menjaga harta suami serta menyiapkan
istirahat dan ketenangannya.
c. Seorang wanita seyogyanya menjaga perasaan suaminya
dan menjauh dari hal-hal yang menyakitinya dari
perkataan, perbuatan atau akhlak yang buruk.
d. Tidak boleh bagi wanita untuk keluar dari rumah kecuali
dengan seizin suaminya, dan tidak boleh baginya
mengijinkan siapapun untuk masuk kedalam rumah
suaminya tanpa ndlo dan ijinnya.
2) Hak-hak istri
a. Diberi nafkah yang baik dan jangan menguranginya
dalam hal yang ma’ruf baik makanan, minuman, atau
pakaian, supaya membimbingnya kepada apa yang
dibutuhkannya untuk mengenal agama dan dunia.
b. Cemburu kepadanya, tidak boleh dipertontonkan dan
jangan memperbolehkan kepada si istri untuk berdandan
c. Hendaknya berakhlak baik bersama istri, bertukar kata
yang lembut, memaafkan dari masalah-masalah yang
sepele, menasehatinya dengan lembut dengan
menampakkan rasa kasih sayang dan cinta.
d. Sabar dari hal-hal yang tidak disukai dari sang istri, baik
dalam muamalah ataupun akhlaqnya yang buruk. Dan
berusaha memperbaikinya dan hendaknya jangan lari
kepada perceraian kecuali dalam keadaan darurat.
e. Wajib mentaatinya dalam yang ma’ruf, bahwa mentaati
serta tidak menyelisihinya juga ramah kepadanya
termasuk sebab yang paling besar dari kebahagiaan dan
persatuan.
f. Teijalinnya hubungan harmonis antar anggota keluarga
dan lingkungan (masyarakat).19
Selain dari pada itu ciri-ciri keluarga sakinah antara
lain :
a. Menikah demi agama
Orang yang menikah demi agama dijamin oleh Allah rumah
tangganya akan mendapatkan sifat sakinah dan penuh berkah.
b. Memiliki semangat kebersamaan secara lkhlas
Suami haruslah mempunyai kebersamaan lahir dan batin yang
mendalam.
26
c. Menjaga kebersihan aqidah
r
Keluarga yang ingin hidupnya menjadi sakinah wajiblah memiliki
aqidah yang bersih agar tidak terombang-ambing oleh berbagai
macam kepercayaan yang merusak ketentraman, ketenangan, dan
keteguhan hati dalam menghadapi persoalan hidup.
d. Memelihara ibadah
Rumah tangga yang sakinah selalu membutuhkan kejemihan hati
dan pikiran serta kestabilan emosi dalam menghadapi problem
kehidupan sehari-hari.
e. Giat melakukan amar ma’ruf nahi mungkar
Mengajak orang berbuat baik dan mencegah melakukan perbuatan-
perbuatan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.20
Itulah diantara ciri-ciri keluarga sakinah yang secara khusus tidak bisa
disebutkan kesemuanya karena banyak sekali cakupannya.
3. Menuju Keluarga Sakinah
Islam membangun fondasi rumah tangga yang sakinah,
mengikatnya dengan asas yang kuat dan sangat kokoh sehingga
menggapai awan dan bintang-bintang. Jika bintang-bintang adalah
perhiasan langit, maka rumah tangga adalah perhiasan sebuah
masyarakat. Karena pada rumah tangga ada suatu keindahan,
kebanggaan, pertumbuhan yang menyenangkan, kebersamaan, dan
orang-orang tercinta sehingga Allah SWT mewariskan bumi beserta
isinya.21
Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam rangka membina dan
menciptakan keluarga sakinah. Dalam hidup keluarga sakinah di dalam
Al-Qur’an tujuan perkawinan dijelaskan sesuai dengan firman Allah
yang berbunyi: menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan- Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. 22
Islam merupakan agama yang diridhoi dan diakui Allah. Oleh
karena iu Islam haras dijadikan dasar dan landasan berpijak dalam
kehidupan keluarga agar bangunan keluarga kokoh yang tidak mudah
tergoncang oleh tipu daya dunia. Konsekuensi nilai ajaran Islam
diaplikasikan dan dihidupkan dalam keluarga, baik dalam tutur kata,
sikap maupun dalam pengambilan keputusan.
Allah telah menjadikan aturan perkawinan sebagai salah satu
sunnah-Nya, dan sebagai salah satu cara menjaga kontinuitas
keberadaan makhluk-makhluk-Nya di atas bumi ini baik tetumbuhan,
21 Abi Hamid Kisyik, Bimbingan Islam Untuk M encapai Keluarga Sakinah, A1 Bayyan, Bandung, 1995, him 20
28
binatang, maupun manusia, dengan harapan bahwa hikmah perkawinan
/
dapat mengantar manusia meyakini keesaan-Nya. Oleh karena itu
perkawinan juga merupakan salah satu misi yang didakwahkan Nabi
dengan landasan ayat-ayat dan mu’kjizat yang mereka peroleh.22 23
Rasulullah SAW memberikan pesan, bahwa dalam rangka
memilih calon suami istri diutamakan yang memiliki agama, bahwa
agama merupakan prioritas utamanya, bukan harta, kecantikan atau
ketunonan Rasulullah SAW merupakan sosok pibadi yang patut
diteladan. Beliau mempunyai keluhuran akhlak yang utama, Allah
menjelaskan sebagai berikut:
s
s
’’Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. 24
Tujuan keluarga yang merupakan hikmah dari perkawinan
diantaranya adalah sebagai benkut:
a. Kelanggengan jenis manusia dengan adanya keturunan dan
populasi.
b. Terpeliharanya kehormatan.
22 Mahmud AI Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia M enurut Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him. 9
c. Menentramkan dan menenangkan jiwa karena kebersamaan istri
r
serta kesenangan kepadanya.
d. Mendapatkan keturunan yang sah, yang akan menyambung amal
dan pahala.
e. Bahu membahu antara suami istri.
f. Mengembangkan tali silaturrahmi dan memperbanyak keluarga.2D
Dari tujuan di atas dapat disimpulkan, bahwa tujuan keluarga
sakinah yaitu keluarga merupakan sesama membentuk generasi,
masyarakat dan manusia yang berkualitas mempunyai kepastian iman,
ilmu dan amal serta mengamalkan segala perintah dan meninggalkan
larangan-Nya.
him. 117
BAB III
PENDIDIKAtf ISLAM
A. Pengertian Pendidikan Islam
1. Tinjauan Bahasa
Karena sumber ajar an Islam adalah Al-Qur'an dan As Sunnah
Rosulullah SAW, maka disana ditentukan kata-kata yang erat
pengertiannya dengan pendidikan, yaitu Rabbaa, Allama dan Addaba.
Dalam bahasa Arab, kata-kata tersebut di atas mengandung
pengertian sebagai berikut:
a. Rabbaa
Attarbiyah (**/ii) adalah Masdar dari ”J) artinya pendidikan
Rabbaa memiliki beberapa arti antara lain: mengasuh, mendidik,
memelihara. Disamping Rabbaa ada kata-kata yang serumpun
dengannya yaitu Rabba (L> j) artinya memiliki, memimpin,
memperbaiki, menambah. Rabaa (t-J) artinya tumbuh, berkembang.
Adapun Attarbiyah yang merupakan masdar dari Rabbaa
menurut Imam Baidlowi (Wafat 675 H) dalam kitab tafsimya
(anwarut tamzil wa asrarut ta'wil) diartikan sebagai penyampaian
sesuatu pada kesempumaannya secara bertahap, sedikit demi sedikit,
sedangkan menurut Al-Ashfahami (Wafat 502 H) dalam kitab
Mufradatur Raghib ialah menjadikan atau mengembangkan sesuatu
melalui proses tahap demi tahap sampai batas kesempumaannya.
Selanjutnya Abdurrahaman Al-Bany menerangkan lebih lengkap
bahwa ditinjau dari asal bahasa pengertian Attarbiyah mencakup 3
unsur:
1) Memelihara pertumbuhan fitrah manusia.
2) Mengembangkan potensi dan kelengkapan manusia yang beraneka
macam (terutama akal budinya).
3) Dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan
anak.
b. Allama (,Jp)
Allama yang mardatnya Ta'liiman ('^—l*;) berarti mengajar
yakni lebih bersifat pemberian atas penyampaian pengertian,
pengetahuan dan ketrampilan.
c. Addaba («_^9
Addaba yang masdamya Ta'diiban juga diartikan mendidik
yang lebih tertuju pada penyempumaan akhlak budi pekerti.
Mengingat pengertian Attarbiyah yang mencakup 3 unsur
sebagaimana dikemukakan Abdurrahman Al-Bany di atas cukup
menggambarkan keluasan dan ketepatannya, maka istilah pendidikan
32
2. Tinjauan Istilah
Berdasarkan pengertian bahasa tersebut di atas maka pengertian
pendidikan menurut pandangan Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pendidikan ialah tindakan yang sadar tujuan untuk memelihara dan
mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya insani) menuju
kesempumaan insani (insan kamil).
Pendidikan adalah proses kegiatan yang dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan, seirama dengan perkembangan
anak,1 hal ini sesuai dengan Al-Qur'an Surat Al-Insyiqaq ayat 19 yang
berbunyi:
0 'j* u i
Artinya: "Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (daiam kehidupan)" (Q.S A1 Insyiqoq: 19)
b. Pendidikan yang sebenar-benamya (Al-Haq) adalah Allah sebagai
Rabbul alamin. Dia tidak hanya mencipta tetapi juga memiliki,
menguasai, menjaga, mengatur, membimbing dan memelihara alam
semesta termasuk manusia
Paradigma ini merupakan essensi ajaran Islam yakni Tauhid
Rububiyah. Pendidikan merupakan salah satu tugas kekholifahan
(khalifatullah fil ardli) dan sekaligus sebagai ibadah (Surat Al-
Baqoroh 30 dan Adz Zariyat 56). *
' Achmadi. It m u Pendidikan Islam /, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisoneo, Salatiga, 1987, him. 1-5.
Implikasinya dalam pendidikan:
1) Pendidikan benar-benar bersifat normatif ilahiyah karena
berlandaskan pada nilai-nilai ilahi.
2) Pendidikan tidak hanya sekedar berorientasi kekinian tetapi juga
kehidupan ukhrowi.
3) Pendidikan bertanggung jawab penuh, tidak sekedar kepada
sesama manusia tetapi juga kepada Allah.
4) Pendidikan bersifat optimis karena hasil akhir pendidikan
ditangan Allah sendiri.
5) Tugas pendidik yang pokok ialah merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pendidikan sesuai dengan aturan-aturan
Allah.
Bertolak dari pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan Islam adalah segala usaha untuk mengembangkan
fitrah manusia dan sumber daya insani menuju terbentuknya insan
kamil sesuai dengan norma Islam.3
B. Dasar Pendidikan Islam
Adapun dasar pendidikan Islam adalah Al-Qur'an dan Al-Hadits dan
kalau pendidikan itu diibaratkan bangunan maka isi Al-Qur'an dan Al-Hadits
itu menjadi fundamenya. Al-Qur'an mencakup segala masalah baik yang
mengenai peribadatan kemasyarakatan, maupun pendidikan. Pendidikan
34
ini mendapat tuntunan yang jelas mengatakan bahwa menuntut ilmu wajib
bagi setiap muslimin dan muslimat dari buaian hingga Hang lahat.
Dari kedua unsur tersebut banyak nilai-nilai yang dapat dijadikan
dasar bagi pendidikan Islam. Di sini diutamakan nilai yang dipandang
fondamental dan dapat merangkum berbagai nilai yaitu Tauhid, kemanusiaan,
kesatuan umat Islam, keseimbangan dan rohmatan HI alamin.4
1. Tauhid
Secara etimologi Tauhid berarti pengakuan terhadap keesaan
Allah. Secara teologis pengakuan tersebut mengandung kesempumaan
kepercayaan kepada-Nya dan dua segi, yakni segi Rububiyah dan segi
Uluhiyah.
Tauhid Rububiyah ialah mengakuan terhadap keesaan Allah
sebagai Dzat Yang Maha Pencipta, Pemelihara dan memiliki semua sifat
kesempumaan. Sedangkan Tauhid Uluhiyah ialah komitmen manusia
kepada Allah sebagai satu-satunya Dzat yang dipuji, disembah dan satu-
satunya sumber nilai. Komitmen kepada Allah itu dapat diwujudkan dalam
sikap pasrah, tunduk dan patuh sepenuh hati, sehingga seluruh amal
perbautan bahkan hidup dan mati seseorang yang benar-benar berTauhid
semata-mata untuk Allah.
Formulasi yang paling singkat tetapi tegas ialah kalimat "La Ilaha
Illallah" tidak ada Tuhan selain Allah. Kalimat Thayyibah tersebut
mempakan kalimat penegas dan pembebas bagi manusia dari segala
pengkultusan dan penyembahan, penindasan dan perbudakan sesama
makhluk manusia dan menjadikan manusia bahwa berhadapan dengan
manusia lain derajatnya sama.
Bertolak dari pengertian tersebut di atas sesungguhnya Tauhid
sudah cukup memadai sebagai dasar bagi seluruh kegiatan hidup dan
kehidupan ummat manusia karena dalam pandangan hidup Islam memang
merupakan nilai yang paling essensial dan sentral karena seluruh gerak
kehidupan muslim tertuju kesana. Begitu pula bagi pendidikan Islam,
dengan dasar Tauhid seluruh kegiatannya akan dijiwai dengan norma yang
benar-benar fundamental dan sekaligus dimotivasi dengan ubudiyah yang
pasti akan memberikan nilai tambah.
2. Kemanusiaan
Kemanusiaan ialah pengakuan akan hakekat dan martabat manusia.
Hak-hak asasi seseorang harus dihargai dan dilindungi dan sebaiknya
untuk merealisir hak-hak seseorang tidak dibenarkan melanggar hak orang
lain karena setiap orang memiliki persamaan derajad, hak dan kewajiban
yang membedakan antara seseorang dengan lainnya hanyalah ditentukan
dengan taqwanya.
3. Kesatuan urn at manusia
Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menegaskan
tentang persatuan dan kesatuan ummat manusia. Perbedaan suku, bangsa
dan wama kulit tidak perlu menjadi kalangan untuk mewujudkan prinsip
36
memiliki tujuan hidup yang sama, tunggal yakni untuk mengabdi kepada
Allah.
Tiap-tiap pemisahan diri dari keserasian atau kesatuan adalah
kejahatan. Dalam prespektif inilah Islam nampak sebagai agama
keyakinan dan keseimbangan. Satu-satunya realitas yang benar, kesatuan
ketuhanan dengan sendirinya menjelmakan kesatuan keseimbangan
manusia, masyarakat dan kemanusiaan seluruhnya.
4. Keseimbangan
Prinsip keseimbangan dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari
prinsip keesaan maupun prinsip persatuan dan kesatuan. Secara khusus
prinsip keseimbangan ini bermula dari prinsip keseimbangan dalam
penciptaan alam, selanjutnya Islam mendudukkan berbagai perkara
menjadi baik dan positif pada titik keseimbangan ini. Prinsip
keseimbangan yang haras dipeijuangkan dalam kehidupan, khususnya
melalui pendidikan antara lain:
a. Keseimbangan antara kepentingan hidup dunia dan akhirat (Rabbana
Atina Fiddunya Hasanah, Wafd Akhirati Hasanah Waqina Adza
Bannar)
b. Keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani
5. Rahmatan lil 'alamin
Seluruh karya setiap individu Muslim berorientasi pada
terwujudnya rahmat bagi seluruh alam atau dengan kata lain diabdikan
guna membangun masyarakat dan bangsanya.
Dalam aktivitas pendidikan yang salah satu sasarannya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, Islam berpandangan bahwa ilmu
apapun yang dikembangkan tidak dibenarkan terlepas dari nilai ilahi.
Dalam hal ini nilai rahmatan lil'alamin merupakan nilai yang dapat
mengendalikan ilmu pengetahuan sehingga akan senantiasa mendatangkan
manfaat bagi kehidupan ummat manusia dan kelestarian alam lingkungan.1
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan
pembinaan kepribadian tentunya pendidikan Islam memerlukan landasan
kerja untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar
juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yang akan diciptakan
sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah yang
menentukan arah usaha tersebut.
Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah Al-Qur'an
dan Al-Hadits. Dalam Al-Qur'an, surat Asy-Syura, ayat 52 :
u j
u
( f j j siJr
c.’j,
C j jidi
iuir,
" ' ' " ✓ /
c llio 4j 1 j j j
J i 5
39
C. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan
kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan,
tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda
yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari
kepribadian seseorang yang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan.
Tujuan umum pendidikan dan pengajaran dalam Islam ialah
menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. Tujuan ini
mungkin membuahkan tujuan-tujuan khusus. Mengingat bahwa Islam adalah
risalah samawi yang diturunkan kepada seluruh manusia, maka sudah
seharusnya bila sasaran tujuan umum pendidikan Islam adalah seluruh
manusia pula.7
Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan Islam, akan terlihat
dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami
pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang
membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa.
Tujuan pendidikan Islam dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum pendidikan Islam sinkron dengan tujuan agama, yaitu
berusaha mendidik individu mukmin agar tunduk, bertakwa, dan
beribadah dengan baik kepada Allah, sehingga memperoleh kebahagiaan
di dunia dan di akhirat. Untuk meralisasi tujuan tersebut, Allah mengutus
para rasul untuk menjadi guru dan pendidik serta menurunkan kitab-kitab
samawi.
Dengan demikian, pendidikan Islam sesungguhnya merupakan
kumpulan metode dan alat tradisional (turun temurun) tetapi sekaligus
rasional-sosial dan ilmiah-empiris yang digunakan para ulama dan
pendidik dalam mendidik, melatih, serta mengembangkan individu,
masyarakat dan umat manusia agar bertakwa dan tunduk kepada Allah.
2. Tujuan khusus
Dari tujuan umum pendidikan Islam yang berpusat pada ketakwaan
dan kebahagiaan tersebut dapat digali tujuan-tujuan khusus sebagai
berikut:
a. Mendidik individu yang saleh dengan memperhatikan segenap
dimensi perkembangannya: rohaniah, emosional, sosial, intelektual
dan fisik.
b. Mendidik anggota kelompok sosial yang saleh, baik dalam keluarga
maupun masyarakat Muslim.
c. Mendidik manusia yang saleh bagi masyarakat insani yang besar.8
41
D. Tanggung Jawab Pendidikan Dalam Islam
Disamping mempunyai dasar, tujuan, pendidikan Islam juga
mempunyai tanggungjawab. Dalam pembahasan ini mencakup tiga hal, yaitu
tanggungjawab pendidikan Islam orang tua, guru dan masyarakat.
1. Orang tua
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.
Dengan demikian dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Pada umumnya pendidikan dalam rum ah tangga itu bukan
berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahun
mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan struktumya
memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi
pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh
mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua
atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh
atas pendidikan anak-anaknya.
Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua
sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka :
a. Memelihara dan membesarkan anak ini adalah bentuk yang paling
sederhana dari tanggungjawab setiap orang tua dan merupakan
dorongan utama untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun rohaniah,
dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang
dianutnya.
c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan solusi dan
setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan
pandangan dan tujuan hidup Muslim.
2. Guru
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia
telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab
pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua. Mereka ini, tatkala
menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian
tanggungjawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itupun menunjukkan
pula bahwa para orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada
sembarang guru / sekolah karena tidak sembarangan orang dapat menjadi
guru.
Agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu
pengetahuan (guru / ulama), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas
mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Firman Allah (Q.S. Al-
Mujadilah : 11)
o U j :
%
o / o
Ail JUl
£V43
Artinya : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad. (Q.S. Al-Mujadalah : 11).
Syarat untuk menjadi guru
Dilihat dari ilmu pendidikan Islam, maka secara umum untuk
menjadi guru yang baik dapat memenuhi tanggungjawab yang dibebankan
kepadanya hendaknya:
a. Taqwa kepada Allah
Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak
mungkin mendidik anak agar bertaqwa kepada Allah, jika ia sendiri
tidak bertaqwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi muridnya
sebagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan bagi muridnya.
b. Berilmu
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti,
bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan
kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.
c. Sehatjasmani
Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi
mereka yang melamar untuk menjadi guru, karena kesehatan badan
sangat mempengaruhi semangat bekeija.
d. Berkelakuan baik
Budi pekerti guru maha penting dalam pendidikan watak
suka meniru, diantara tujuan pendidikan ialah membentuk akhlak baik
pada anak dan ini hanya mungkin jika guru itu berakhlak baik pula.
Di antara akhlak guru tersebut adalah :
1) Mencintai jabatannya sebagai guru
2) Bersikap adil terhadap semua muridnya
3) Berlaku sabar dan tenang
4) Guru harus berwibawa
5) Guru harus gembira
6) Guru harus bersifat manusiawi
7) Bekerjasama dengan guru-guru lain
8) Bekeijasama dengan masyarakat
3. Masyarakat
Masyarakat turut serta memikul tanggungjawab pendidikan. Secara
sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan
kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama.
Setiap masyarakat mempunyai cita-cita, peraturan-peraturan dan sistem
kekuasaan tertentu.
Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap
pendidikan anak, terutama pada pemimpin masyarakat atau penguasa yang
ada didalamnya.
Sekalipun Islam menekankan tanggung jawab perseorangan dan
pribadi bagi manusia dan menganggapnya sebagai asas, ia tidaklah
45
masyarakat solidaritas, berpadu dan keijasama membina dan
mempertahankan kebaikan. Semua anggota masyarakat memikul tanggung
jawab membina, memakmurkan, memperbaiki, mengajak kepada
kebaikan, memerintahkan yang ma'ruf, melarang yang mungkar dimana
tanggungjawab manusia melebihi perbuatan-perbuatannya yang khas.
kerasaanya, fikiran-fikiranya, keputusan-keputusannya dan maksud-
maksudnya, sehingga mencakup masyarakat tempat ia hidup dan alam
sekitar yang mengelilinginya. Islam tidak membebaskan manusia dan
tanggungjawab tentang apa yang berlaku pada masyarakat dan apa yang
teijadi disekelilingnya atau terjadi dari orang lain. Terutama jika orang lain
itu termasuk orang yang berada dibawah perintah dan pengawasannya
seperti istri, anak dan lain-lain.9
WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam)
A. Wanita Karier dalam Islam
Telah kita ketahui, Islam tidak mewajibkan kepada perempuan untuk
hanya berdiam diri di rumah dan hanya berkutat dengan pekeijaan-pekeijaan
domestik. Islam sangat menghargai usaha manusia, sekaligus sangat
membenci umatnya yang menyukai jadi pengangguran.
Akan tetapi masih sering muncul pandangan-pandangan miring
mengenai persoalan perempuan yang melakukan aktivitas di ruang publik.
Mereka menentang keras keberadaan perempuan yang bekeija di luar rumah
dan menganggapnya telah melanggar etika sosial dan agama. Dan dengan
teks-teks agama mereka membordir eksistensi perempuan untuk kembali ke
ranah domestik dan mengembalikan ranah publik kepada si empunya, yakni
laki-laki.
Setiap individu ingin melakukan pengembangan diri dan melakukan
aktualisasi diri. Hal ini tidak hanya mampu berlaku bagi laki-laki, tetapi juga
perempuan. Seorang perempuan juga ingin memiliki hak otonom untuk
mendapatkan ruang gerak untuk aktualisasi dan mengembangkan diri.
Keinginan ini bukan hanya untuk mendapatkan reward tetapi untuk ikut
mengamalkan ilmu yang ia peroleh dan ikut serta mengembangkan peradaban
manusia serta ikut serta beramal saleh.