• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH OLEH PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH OLEH PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pinta Uly Simatupang: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 ARTIKEL ILMIAH

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA YANG MENGIKUTI METODE RESITASI DAN METODE

EKSPOSITORI PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII SMPN 11 KOTA JAMBI

OLEH

PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C212018

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

(2)

Pinta Uly Simatupang: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2 PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

YANG MENGIKUTI METODE RESITASI DAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI PERSAMAAN GARIS

LURUS KELAS VIII SMPN 11 KOTA JAMBI Oleh :

Pinta Uly Simatupang1), Wardi Syafmen2), Feri Tiona Pasaribu2)

1)

Mahasiswa Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi

2)

DosenPendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi Email: 1)pintauly18@gmail.com

ABSTRAK

Memahami konsep matematika merupakan tujuan pembelajaran matematika yang pertama. Untuk mencapai kemampuan pemahaman konsep tersebut dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang menekankan pada proses melaksanakan tugas antara lain metode resitasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika yang mengikuti metode resitasi dan metode ekspositori pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII SMP N 11 Kota Jambi.

Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah posttest-only control design dengan dua kelas sampel yang masing-masing diberi posttest. Sampel yang diteliti sebanyak 72 siswa yang terdiri dari 36 siswa kelas eksperimen dan 36 siswa kelas kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu soal post test kemampuan pemahaman konsep dan lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil nilai post test siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari uji-t nilai post test kedua kelas sampel dengan tingkat kepercayaan 95% dan diperoleh hasil

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,4361> 1,6669, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan hasil nilai post test siswa tersebut, pada kelas eksperimen membuktikan bahwa siswa tersebut telah mampu pemahaman konsep degan baik. Selanjutnya berdasarkan hasil nilai rata – rata lembar observasi guru dan siswa diperoleh kategori baik dan sangat baik, hal ini membuktikan bahwa guru dan siswa telah berhasil menggunakan metode resitasi maupun metode ekspositori. Hal ini berarti rata-rata hasil test kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti metode resitasi memiliki perbedaan dengan rata-rata hasil test kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti metode ekspositori

Kata Kunci: Kemampuan pemahaman konsep matematika, Metode Resitasi, Metode Ekspositori

(3)

Pinta Uly Simatupang: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3 PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

YANG MENGIKUTI METODE RESITASI DAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI PERSAMAAN GARIS

LURUS KELAS VIII SMPN 11 KOTA JAMBI Oleh :

Pinta Uly Simatupang1), Wardi Syafmen2), Feri Tiona Pasaribu2)

1)

Mahasiswa Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi

2)

DosenPendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi Email: 1)pintauly18@gmail.com

PENDAHULUAN

Matematika sebagai salah satu pelajaran yang merupakan ilmu dasar ( basic science ) mempunyai peran pen-ting dan bermanfaat bagi perkembang-an ilmu pengetahuperkembang-an dperkembang-an teknologi. Mata pelajaran matematika perlu di-berikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk mem-bekali peserta didik dengan kemampu-an berpikir logis, kemampu-analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut di-perlukan agar peserta didik dapat me-miliki kemampuan memperoleh, men-gelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Secara khusus dalam Permen-diknas No 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika di tingkat SMP adalah agar peserta didik meng-gunakan pemahaman konsep matema-tika, menjelaskan keterkaitan antar-konsep dan mengaplikasikan antar-konsep atau algoritma, sevara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

Agar pembelajaran matematika mencapai tujuan yang diinginkan, pe-ngajaran matematika memerlukan cara pengajaranyang dapat mengembang-kan pemahaman konsep peserta didik. Melalui cara pengajaran yang dapat mengembangkan pemahaman konsep peserta didik ini diharapkan dapat menciptakan peserta

didik sebagai penerus bangsa yang dapat menguasai matematika dengan baik dan akhirnya nanti mereka dapat menerapkan matematika dalam kehid-upan sehari-hari (Setiadi, dkk, 2012:2) Menurut Wiharno (Ompusung-gu, 2014:94) kemampuan pemahaman matematika merupakan suatu kekuatan yang harus diperhatikan dan diper-lakukan secara fungsional dalam pro-ses dan tujuan pembelajaran matemati-ka, terlebih lagi sense memperoleh matematik pada saat pembelajaran de-ngan pemahaman.

Namun, berdasarkan hasil wa-wancara secara terbuka peneliti deng-an salah seordeng-ang guru matematika di SMP N 11 Kota Jambi ternyata siswa seringkali salah mengaplikasikan kon-sep dalam materi persamaan garis lurus. Hal ini siswa cenderung hanya meniru langkah-langkah penyelesaian soal diberikan guru. Ketika siswa diberi soal dengan model soal yang beda dengan contoh siswa tidak bisa mengerjakan karena mereka tidak memahami konsep terdahulu.

Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep. Hal ini dikarenakan siswa ha-nya menghafal tanpa memahami kon-sepnya. Pada umumnya, siswa hanya berusaha untuk menghafal setiap kon-sep yang di ajarkan oleh guru tanpa m-emahami konsep tersebut. Akibatnya mereka terjebak dalam paradigma bah-wa belajar adalah menghafal. Ketika menghafal maka akan sulit menjelas-kan ide, konsep, ataupun suatu materi dengan bahasa sendiri. Selain itu, ke-tika hanya mengandalkan hafalan,

(4)

Pinta Uly Simatupang: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4 sangat sulit untuk mengaplikasikan ide

atau ilmu dalam kehidupan sehari-hari, namun ketika sudah paham maka mengaplikasikan ide ataupun ilmu ter-sebut bisa dilakukan dengan sangat mudah. Kesimpulannya, ketika meng-hafal belum tentu memahami, namun ketika memahami sangat mudah untuk menghafal.

Namun,selama ini guru mene-rapkan pemberian tugas yang diberi-kan tersebut belum terencana dengan baik dan tidak disertai mempertangg-ungjawaban tugas serta dalam menyel-esaikan soal-soal latihan atau masalah matematika yang diberikan oleh guru, siswa juga masih jarang diminta untuk mengungkapkan alasannya dan menje-laskan secara lisan atau tertulis mengapa mereka meperoleh jawaban tersebut.

Salah satu solusi untuk mencapai kemampuan pemahaman ko-nsep tersebut yaitu dibutuhkan metode pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan meto-de resitasi. Metometo-de resitasi adalah me-tode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas dan resitasi merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas peneliti melakukan penelitian dengan judul ”Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep yan-g Menyan-gikuti Metode Resitasi dan Me-tode Ekspositori pada Materi Persama-an Garis Lurus Kelas VIII SMPN 11 Kota Jambi”.

METODE PENILITIAN

Penelitian ini merupakan pene-litian deskriptif kuantitatif. Deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan bag-aimana perbedaan pembelajaran meto-de resitasi dan metometo-de ekspositori ter-hadap kemampuan pemhaman konsep

matematika. Arikunto (2013:234) penelitian deskriptif tidak dimaksud-kan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa ada-nya tentang sesuatu variabel, gejala at-au keadaan. Yang umum adalah pe-nelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest-Only Co-ntrol Design. Penelitian ini dilaksana-kan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di SMPN 11 Kota Jambi yang beralamat beralamat diJalan HOS. Cokroaminoto Kelurahan Sela-mat RT. 10 RW.03 No. 26 Kode Pos 36129.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 11 Kota Jambi yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017 yaitu seban-yak 13 kelas.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 2 kelas sampel dari 13 kelas populasi di SMPN 11 Kota Jam-bi. Berdasarkan hasil analisis tahap awal diperoleh data yang menunjuk-kan bahwa populasi dalam penelitian 10 kelas berdistribusi normal dan 3 kelas tidak berdistribusi normal, mempunyai varians yang homogen. Kemudian diambil secara acak, kelas pertama yang terambil VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua ya-ng terambil VIII G sebagai kelas kontrol.

Instrumen dalam penelitian ini berupa tes kemampuan pemahaman konsep matematika dan lembar obser-vasi. Pada penelitian ini, tes yang di-gunakan berbentuk tes uraian. Sebelu-m tes diujikan, soal tes diuji coba terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis item soal tes. Analisis ini digunakan untuk mengetahui validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas soal tes.

Soal posttest digunakan untuk melihat kemampuan akhir siswa setel-ah mendapatkan pembelajaran dengan

(5)

Pinta Uly Simatupang: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5 perlakuan metode pembelajaran.

Sela-njutnya perhitungan rata-rata post-test pada kelas eksperimen dan kelas kon-trol dianalisis dengan metode statistik untuk dilakukan pengujian hi-potesis. Sebelum dilakukan pengujian hipotes-is terlebih dahulu dilakukan uji norm-alitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan Uji F.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

𝐻0:𝜇11= 𝜇2 𝐻1:𝜇1 ≠ 𝜇2

Keterangan:

𝐻0:Tidak terdapat perbedaan rata-rata

skor posttest kemampuan

pemah-aman konsep Matematika siswa materi persamaan garis lurus antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

𝐻1: Terdapat perbedaan rata-rata skor

posttest kemampuan pemahaman konsep matematika siswa materi persamaan garis lurus antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII SMPN 11 Kota Jambi semester ganjil tahun ajaran 2016 /2017 yang terdiri dari 13 kelas.Setelah diketahui populasi berd-istribusi normal, variansinya homogen dan memiliki kemampuan matematika yang sama pada taraf kepercayaan 95% dan langkah selanjutnya adalah menentukan kelas sampel. Kelas sampel tersebut terdiri atas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan dengan tekhnik kombinasi dari 10 kelas disusun menjadi 45 pasa-ng sampel. Dari pepasa-ngambilan secara acak sampel tersebut diperoleh satu k-elompok sampel yaitu (VIII A, VIII G) pengambilan secara acak.

Dalam pelaksanaan pembelaja-ran di kelas ini peneliti membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen.

Pada akhir penelitian, untuk mengeta-hui rata-rata pemahaman konsep mate-matika siswa maka masing-masing kelas sampel di beri tes akhir (post-test). Soal-soal yang peneliti gunakan pada post-test ini sebelumnya di uji cobakan di luar kelas sampel yaitu kelas VIII B.

Dari hasil analisis validitas, in-deks kesukaran, daya beda dan reabilitas didapat soal-soal uji coba post-test yang digunakan sebagai soal post-test yaitu soal nomor 1,2,3 dan 4 yang pada soal post-test tetap menggu-nakan nomor 3-4.

Dari perhitungan hasil post-test siswa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Analisa Data Post-Test

Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 𝑛 36 36 x̅ 76,06 67,00 𝑆 12,84 11,23 𝑆2 164,87 126,06

UjiNormalitas dengan Mengguna-kan Uji Liliefors

Tabel 2. Uji Normalitas dengan Menggunakan Uji Liliefors Kel as Juml ah peser ta Lo Lt Keter anga n Eks peri men 36 0,09 0,15 Norm al Kon trol 36 0,11 0,15 Norm al Berdasarkan Uji Liliefors diperoleh hasil bahwa Lo < Ltabel Berdasarkan tabel 3. maka disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal.

Uji Homogenitas dengan Meng-gunakan Uji Barlett

Uji statistik yang digunakan dalam melakukan uji homogenitas variansi adalah uji F. Diperoleh Fhitung = 1,31

(6)

Pinta Uly Simatupang: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6 dan Ftabel =1,69. Dapat terlihat bahwa

Fhitung<Ftabel, yaitu 1,31< 1,69, maka

dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang homogen.

Pengujian Hipotesis

Setelah didapat rata-rata skor post-test pada kelompok sampel normal dan homogen pada taraf kepercayaan 95%, selanjutnya dilakukan uji hipotesis yaitu uji kesamaan rata-rata dua pihak dengan menggunakan uji-t. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Dari hasil perhitungan diperoleh: thitung keseluruhan indikator = 2,44 dan untuk tiap indikatornya yaitu pada indikator pertama𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= -2,38; indi-kator kedua 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢 𝑛𝑔 = 13,2; indikator ketiga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 33,3; indikator keem-pat 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,60; indikator kelima𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 1,625; indikator keenam𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 7,12; indikator ketujuh𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 0,89;

dimana diperoleh pula ttabel =1,667 dapat dilihat bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

pada keseluruhan indikator. Diketahui bahwa indikator yang memiliki rata-rata yang berbeda secara signifikan adalah kemampuan menduga. Hal ini terjadi karena kemampuan siswa untuk menjawab soal ini perbedaan dari proses belajar yang telah didapatkan. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak pada taraf kepercayaan 95%, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil post-test kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sehingga perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen mengalami perbedaan.

Pembahasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

pembelajar-an metode resitasi dalam pembelajarpembelajar-an persamaan garis lurus terhadap kema-mpuan pemahaman konsep matema-tika siswa dengan populasi siswa kelas VIII SMPN 11 Kota Jambi dan bagaimana perbedaannya. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 pertemuan dengan materi persamaan garis lurus. Setelah pelaksanaan pembela-jaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka di akhir penelitian kedua kelas tersebut diberikan tes akhir (post-test) Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen se-besar 76,06 dengan nilai terendah 38, nilai tertinggi 93 dan simpangan baku 12,84. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata sebesar 67,00 dengan nilai terendah 48, nilai tertinggi 88 dan simpangan baku 11,23. Dari data terlihat bahwa rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, begitu juga untuk nilai terendah dan nilai tertingginya.

Uji hipotesis terhadap rata-rata skor posttest kemampuan pemahaman matematika siswa antara yang mene-rapkan metode resitasi dengan yang menggunakan metode ekspositori digunakan uji kesamaan dua rata-rata dua pihak menggunakan uji t. Dengan kriteria pengujian adalah terima Ho

jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < + 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf nyata 95% (α = 0,05) dan derajat kebebasan(𝑛1+ 𝑛2− 2).Diperoleh nilai𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,44dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =

1,667. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 berada di luar daerah penerimaan Ho sehingga H0 di

tolak dan H1 diterima.Hal ini berarti

rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan melalui pembelajaran menggunakan metode resitasi memiliki perbedaan dengan rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukestiyarno (2014: 201) yakni

(7)

apa-Pinta Uly Simatupang: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7 bila kelompok rataan eksperimen lebih

tinggi daripada rataan kelompok kontrol, maka dengan diberi perlakuan pada kelompok eksperimen memberi perbedaan yang cukup berarti.

Untuk mendeskripsikan perbe-daan pemahaman konsep matematika yang mengikuti metode resitasi dan metode ekspositori pada materi per-samaan garis lurus digunakan lembar observasi.

Berdasarkan perhitungan hasil lembar observasi tersebut dapat dike-tahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dikedua kelas sampel memiliki nilai aktivitas yang sangat baik. Hal ini berarti guru sudah menjalankan proses pembelajaran de-ngan optimal baik pada penerapan model pembelajaran metode resitasi maupun pada penerapan metode eksp-ositori.

Menurut Hadi (Agusmawan, dkk, 2013:6) kriteria taraf keberhasilan tinda-kan ditentukan apabila analisis lembar observasi aktivitas guru berada pada kategori baik dan sangat baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam men-erapkan pembelajaran.

Aktivitas pada siswapun berlan-sung sangat baik, termasuk aktivitas pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan metode resitasi. Diketahui bahwa nilai aktivitas siswa disetiap pertemuannya ditinjau dari aspek yang diamati, semua siswa dapat menjalankan dengan ba-ik.

Pada setiap metode resitasi maupun metode ekspositori memperoleh nilai aktivitas yang baik, artinya siswa sudah secara berusaha maksimal menja-lankan proses pembelajaran di kedua kelas sampel.

Menurut Hadi (Agusmawan, dkk, 2013:6) kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan apabila analisis lembar observasi aktivitas siswa berada pada kategori baik dan sangat baik. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa siswa telah berhasil dalam menjalankan pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

Selain itu berdasarkan nilai pos-test diketahui bahwa setiap indikator ke-mampuan pemahaman konsep matema-tika dikelas eksperimen selalu lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukestiyarno (2014: 201) yakni apabila kelompok rataan eksperimen lebih tinggi daripada rataan kelompok kontrol, maka dengan

diberi perlakuan pada kelompok

eksperimen memberi perbedaan yang cukup berarti. Karena berdasarkan uji t diketahui bahwa kedua kelas sampel memiliki rata-rata skor posttest yang berbeda, maka dapat disimpulkan bah-wa pembelajaran dengan metode resitasi terdapat perbedaan kemampuan pemah-aman konsep matematika siswa kelas VIII SMPN 11 Kota Jambi.

PENUTUP KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data serta pengujian hipo-tesis, maka dapat disimpulkan bahwa:

Setelah pelaksanaan pembela-jaran pada kelas eksperimen mengg-unakan metode resitasi dan kelas kont-rolmenggunakan pembelajaranmeto-de ekspositori. Pada kelas eksperimen yang menggunakan metode resitasiya-ng berjumlah 36 siswa didapatkan hasil tes kemampuan pemahaman kon-sep matematikadengan nilai rata-rata 76,06 dengan nilai terendah 52, tertin-ggi 93 dan simpangan baku 12,84. Sedangkan di kelas kontrol diperoleh rata-rata sebesar 67,00 dengan nilai terendah 48, tertinggi 88 dan simpangan baku 11,23.

Untuk melihat kesamaan dua rata-rata tes kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara mengikuti metode resitasi dan metode ekspositori sehingga digunakan krite-ria pengujian adalah terima 𝐻0 jika thitung  ttabel yaitu 2,44  1,667

(8)

Pinta Uly Simatupang: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8 sehingga H0 di tolak. Selain itu hasil

nilai tes kemampuan pemahaman kon-sep matematika siswa dengan mengg-unakan metode resitasi menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 80% siswa yang memperoleh jawaban  65 sehin-gga dapat dikatakan bahwa kelompok kelas eksperimen dan kontrol telah mampu memahami konsep dan rata-rata kelas eksperimen selalu lebih tinggi dari rata-rata di kelas kontrol hal ini mengungkapkan bahwa mengi-kuti metode resitasi dapat memiliki perbedaan pemahaman konsep mate-matika siswa.

Penerapan pembelajaran meto-de resitasi yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di kelas eksperimen ataupun kelas control memiliki nilai aktivitas yang baik.

SARAN

Setelah melakukan penelitian, analisis data, dan pembahasan. Penulis mengemukakan beberapa saran, antara lain:

1. Bagi guru mata pelajaran matematika disarankan untuk mencoba menerapkan pembel-ajaran metode resitasi sebagai salah satu alternative dalam pembelajaran matematika khu-sus nya pada materi persamaan garis lurus.

2. Bagi peneliti selanjutnya, disa-rankan untuk mengadakan pen-elitian lanjutan dengan caku-pan materi yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA

Agusmawan,dkk. Upaya Meningkat-kan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pkn dengan Menggunakan Peta Konsep di Kelas IV SDN 1 Bale. Jurnal kreatif Tadulako Online. Vol 6 No.9

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Ompusunggu, Vera Dewi

Kartini.2014. “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematika dan Sikap Positif terhadap Matematika Siswa SMP Nasrani 2 Medan Melalui Pendekatan Problem Posing”. Jurnal Saintech, Vol. 06. No. 04: 94-97

Setiadi,dkk. 2012. Kemampuan mate-matika siswa SMP Indonesia. Jakarta: badan penelitian dan pengembangan kementerian pendidikan dan kebudayaan. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan ( Pendekatan Ku-antitatif, Kualitatif, dan R&D ). ALFABETA: Bandung. Sukestiyarno. 2014. Statistika Dasar.

Yogyakarta: Andi

Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran SMP/MTs Untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta: PPPPTK Matematika

Yuanari, Novita. 2011. Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIII SMP N 5 Wates Kulonprogo Skripsi. Yogya-karta: Universitas Negeri Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Mendasarkan pada kebutuhan dan realitas di atas, sebagai salah satu upaya menemukenali potensi dan permasalahan yang dihadapi warga di Kampung Kelurahan Gedongkiwo

etilbenzena banyak digunakan dalam industri petrokimia sebagai senyawa intermediet untuk produksi stirena yang banyak digunakan di industri plastik, diantaranya kristalisasi

Pada tabel 2 didapatkan selisih peningkatan pengetahuan remaja setelah dilakukan intervensi dengan skor rata-rata kelompok media video 3,28 (1,7) dan 2,19 (1,8) pada

Namun demikian, seperti juga pelbagai bentuk warisan kesenian tradisi di China (atau Asia amnya), tradisi kesenian di dunia Melayu tidak pula beriya-iya mahu menggambarkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan berpikir kritis siswa antara kelas yang menggunakan model tipe STAD berbasis multimedia dengan kelas konvensional pada siswa kelas

Implikasinya adalah setiap rumah sakit dituntut untuk senantiasa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pasiennya dalam semua aspek  pelayanan, baik yang bersifat

Koleksi satwa diperoleh melalui tukar menukar dengan kebun binatang lain, sumbangan masyarakat atau perorangan dari berbagai daerah di Sumatera, pembelian untuk jenis satwa yang

Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa (Mengajarkan siswa untuk mengagungkan kebesaran Tuhan YME melalui berdoa setelah mengakhiri