• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE EVA UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE EVA UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

METODE EVA UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PERKEBUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Danni Prasetyo

danniprasetyo@yahoo.com

Budiyanto budiyanto@stiesiaedu.com

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out the implementation of EVA method to measure the financial performance of plantation companies in 2010-2012 periods.

Based on the result of the research it has been found that the financial statement of plantation companies during the 2010-2012 periods: PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT Sinar Mas Resources and Technology Tbk and PT Tunas Baru Lampung, Tbk have good financial performance which is shown by the acquisition of positive EVA value consecutively during 3 research periods (2010-2012). At PT Gozco Plantation Tbk, had good financial performance only in 2010 and 2012 since it had positive EVA value acquisition while in 2011 it had bad financial performance since it had negative EVA value acquisition. During the year of 2010-2012 periods PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, had bad financial performance since it generated negative EVA value consecutively during 3 research periods. Keywords: Financial Performance, Company, Capital Cost Expense, Investment, Value-Added

Economic

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode EVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan perkebunan periode 2010–2012. Hasil penelitian ini adalah dapat diketahuinya kinerja keuangan perusahaan perkebunan selama periode tahun 2010-2012. PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT. BW Plantation Tbk, PT. Sampoerna Agro Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT. Sinar Mas Resources and Technology Tbk dan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk memiliki kinerja keuangan yang baik dengan ditunjukkan perolehan nilai EVA yang positif selama 3 periode penelitian berturut-turut (2010-2012). PadaPT. Gozco Plantation Tbk, hanya pada tahun 2010 dan tahun 2012 yang memiliki kinerja keuangan baik karena memiliki perolehan nilai EVA positif, sedangkan pada tahun 2011 memiliki kinerja keuangan yang buruk, karena memiliki perolehan nilai EVA yang negatif. Pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk, selama periode tahun 2010-2012, perusahaan ini memiliki kinerja keuangan yang buruk karena menghasilkan nilai EVA yang negatif selama 3 periode penelitian berturut-turut.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Perusahaan, Beban Biaya Modal, Investasi, Nilai Tambah Ekonomis

PENDAHULUAN

Perekonomian di Indonesia dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan yang bersifat positif secara signifikan. Perkembangan tersebut dialami oleh berbagai aspek di segala bidang, termasuk pada bidang ekonomi. Sehingga dengan adanya perkembangan tersebut, menimbulkan persaingan yang ketat antara perusahaan–perusahaan yang ada di Indonesia.

Menghadapi ketatnya persaingan tersebut, para manajer perusahaan-perusahaan pada bidang yang sama terus mencari cara dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan

(2)

kinerja perusahaan harus didukung dengan pengelolaan manajemen yang baik, agar perusahaan bisa tetap mempertahankan serta meningkatkan kinerjanya secara efektif dan efisien. Pengukuran atas kinerja perusahaan juga sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut.

Untuk mengukur kinerja perusahaan, investor biasanya melihat kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari berbagai macam rasio dan diperlukan perbandingan dengan perusahaan lain yang seringkali sulit untuk didapat. Selama ini pengukuran kinerja manajerial jarang menggunakan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan.

Analisis kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan laporan keuangan. Informasi laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, baik oleh investor maupun calon investor.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan), karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Mengingat banyaknya perusahaan yang berlomba dalam meningkatkan kinerjanya, para investor tentunya lebih selektif dalam memilih perusahaan untuk menginvestasikan dana mereka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, para investor membutuhkan informasi mengenai kinerja keuangan dari perusahaan tersebut.

Kinerja keuangan pada suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai tambah ekonomis yang diciptakan oleh suatu perusahaan, karena para investor mengharapkan kekayaannya bertambah setelah menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan metode untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Meskipun telah digunakan secara luas oleh investor sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi karena nilainya tercantum dalam laporan keuangan, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah (Value Added) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. EVA (Economic Value Added) merupakan alat analisis yang dianggap akurat untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan dapat menciptakan nilai tambah ekonomis terhadap modal yang digunakan selama periode tertentu.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka sebagai dasar peninjauan terhadap masalah yang ada pada perusahaan maka penulis akan merumuskan permasalahan yang akan dibahas sehingga dapat mengarahkan, membatasi dan memperjelas permasalahan yang dirumuskan adalah bagaimanakah penerapan metode EVA untuk mengukur kinerja keuangan pada perusahaan–perusahaan perkebunan di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode EVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan perkebunan periode 2010–2012. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu pengambilan sampel yaitu antara 2010-2012, metode yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan yaitu metode EVA, serta lebih banyaknya jumlah obyek penelitian yang diteliti yaitu sejumlah 8 perusahaan.

(3)

TINJAUAN TEORETIS Teori Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi (2001:425), pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas suatu organisasi, bagan organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kenerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil dari kinerja pada waktunya serta penghargaan baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan. Tujuan pengukuran kinerja (Supriono, 2001:385) adalah sebagai berikut :

1. Untuk menentukan besarnya kontribusi devisi dalam pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

2. Untuk membuat saran dan keputusan tindakan perbaikan atas situasi yang diluar kendali.

3. Untuk menilai prestasi manajer devisi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya.

4. Untuk mengidentifikasi penyebab selisih pelaksanaan dan rencana sesuai dengan ukuran prestasi manajer devisi yang telah ditentukan.

5. Untuk memotivasi para manajer devisi dalam meningkatkan prestasi. Teori Laporan Keuangan

Dalam pengertian sederhana, laporan keuangan menurut Kasmir (2008:7) adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Mengingat betapa penting suatu laporan keuangan bagi perusahaan, sudah dapat dipastikan bahwa dibuatnya suatu laporan keuangan perusahaan memiliki tujuan yang penting bagi kelangsungan perusahaan. Menurut Prastowo dan Juliaty (2008:5) laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Isi dari laporan keuangan (Harahap, 2004:4) adalah sebagai berikut:Daftar neraca, perhitungan laba rugi, laporan dan sumber penggunaan danadan laporan arus kas.

Teori Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added)

Menurut Tunggal (2001:2), EVA merupakan suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).

Di dalam konsep ini modal dihitung berdasarkan dana yang diperoleh perusahaan dari berbagai sumber, baik modal yang disetor oleh pemilik ataupun modal yang berasal dari hutang. Modal yang diperoleh ini memberikan timbal balik berupa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh modal tersebut. Timbal balik tersebut diberi nama biaya modal.

Manfaat yang dapat diperoleh dari pengukuran kinerja yang menggunakan konsep EVA (Iramani dan E.Febrian, 2005:3) adalah sebagai berikut:

1. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham.

2. Dengan EVA manajer berfikir dan bertindak seperti halnya pemilik modal yaitu memilih investasi yang meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

(4)

3. EVA dapat membuat para manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria nilai maksimal perusahaan.

4. EVA dapat menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan struktur modalnya. 5. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang

memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya. Teori Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya modal adalah unsur penting untuk menentukan layak tidaknya suatu proyek yang digunakan dalam penilaian investasi, sumber pembelanjaan manajemen aktiva (Warsono, 2003:135).

Besar kecilnya biaya modal, baik untuk perusahaan maupun proyek khusus dipengaruhi oleh empat macam faktor. Pertama, kondisi ekonomi umum. Variabel ekonomi makro, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi, akan menentukan besarnya tingkat pengembalian bebas resiko.

Kedua, kondisi pasar. Kemampuan untuk dipasarkan suatu sekuritas yang meningkat, tingkat pengembalian yang disyaratkan para investor akan menurun, yang berarti biaya modal akan mengecil. Ketiga, keputusan operasi dan pembelanjaan. Suatu perusahaan yang menginvestasikan dananya pada investasi yang beresiko tinggi dan banyak menggunakan sumber dana dari utang dan saham preferen, maka akan menanggung resiko yang tinggi. Serta yang terakhir, jumlah pembelanjaan. Permintaan terhadap jumlah dana yang meningkat cepat, akan membawa konsekuensi semakin meningkatnya beban biaya modal. WACC (Weighted Average Cost of Capital)

Perhitungan biaya modal secara keseluruhan bertujuan utamanya untuk menentukan biaya modal dalam hal penganggaran modal (capital budgeting). Konsep ini mengarah pada WACC (Weighted Average Cost of Capital) yaitu batas untuk mengevaluasi apakah proyek-proyek memiliki tingkat pengembalian yang lebih baik. Dari namanya, WACC merupakan biaya modal tertimbang dari berbagai sumber modal sesuai dengan komposisi masing-masing.

Modal berasal dari dua sumber dana yaitu hutang dan ekuitas. Besarnya tingkat biaya modal pada persamaan diatas ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari tingkat bunga setelah pajak dan tingkat biaya modal atas ekuitas, sesuai dengan proporsi hutang dan ekuitas pada struktur modal perusahaan. Dengan kata lain, perhitungan WACC adalah dengan melihat proporsi struktur modal perusahaan yang terdiri dari Modal Utang (debt) dan modal saham (equity).

Untuk mengestimasikan WACC, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memutuskan tipe modal yang mana yang digunakan. Mengingat Cost of Capital utamanya digunakan dalam proses pembuatan keputusan investasi jangka panjang, fokus pembahasan adalah pada perhitungan Cost of Capital yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam hal capital budgeting. Asumsi yang berlaku dalam pembahasan investasi jangka panjang adalah sumber modal yang bersifat jangka pendek, digunakan untuk menunjang jalannya operasi perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan umumnya menggunakan short-term liabilities sebagai sumber dana bagi working capital yang bersifat siklus atau musiman.

Dengan demikian, hutang jangka pendek tidak termasuk dalam perhitungan Cost of Capital yang digunakan dalam konteks capital budgeting, dan mempertimbangkan penggunaan long-term debt, saham preferen dan modal sendiri (saham biasa plus laba ditahan) sebagai sumber utama modal bagi kepentingan ekspansi. Jadi sumber modal jangka panjang itulah yang termasuk dalam perhitungan WACC.

(5)

Untuk menentukan WACC perlu dilakukan perhitungan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Biaya Hutang

Biaya hutang adalah tingkat bunga sebelum pajak yang dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Biaya hutang dihitung dari besarnya beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut dalam periode 1 tahun dibagi dengan jumlah pinjaman yang menghasilkan bunga tersebut. Dikatakan penghematan pajak karena logika yang digambarkan dari persamaan di bawah ini:

Kd =

Keterangan:

Kd = Cost of Debt Before Tax (Tingkat hutang sebelum pajak)

Selanjutnya, karena pembayaran hutang ini mengurangi besar pendapatan kena pajak, maka ongkos utang itu harus dikalikan dengan faktor (1-T) untuk mendapatkan biaya bunga setelah pajak, dimana T (Tax) adalah tingkat pajak yang harus dibayarkan (%).

Keterangan:

T = Tax (pajak)

Oleh karena itu, besarnya cost of debt setelah pajak dapat dihitung sebagai berikut: Kdt = Kd (1 – T)

keterangan:

Kdt = Cost of Debt After Tax (Biaya hutang setelah pajak) T = Tax (tingkat pajak)

Kd = Cost of Debt Before Tax (Biaya hutang sebelum pajak) 2. Biaya Modal Saham (Cost of Equity)

Biaya modal saham adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham atau dengan menggunakan laba ditahan untuk investasi (Martono dan Harjito, 2002:207).

Model CAPM (Capital Asset Pricing Model) merupakan model penetapan biaya modal dengan menganalisis hubungan antara tiga faktor, yaitu: besarnya tingkat bunga bebas resiko (Rf), resiko sistematis yang ditunjukkan oleh koefisien bet (β) r i resiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dan return saham (Rm-Rf). Jika disajikan dalam bentuk persamaan menjadi sebagai berikut:

(6)

Keterangan :

Ke = Cost of Equity (Biaya modal saham)

Rf = Rate Free (Tingkat suku bunga bebas risiko) = Beta (ukuran risiko sistematis saham perusahaan) Rm = Return Market (Tingkat pengembalian pasar)

Adapun perhitungan dari masing-masing variabel CAPM adalah sebagai berikut: a. Rate Free (Rf)

Tingkat suku bunga bebas resiko merupakan rata-rata dari tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu satu bulan selama satu tahun. b. Return Market (Rm)

Perhitungan tingkat pengembalian pasar dilakukan dengan cara menggunakan data dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perbandingan ini menggunakan persamaan:

Rm = - - - Keterangan:

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan sebelum periode t c. Beta (ukuran resiko sistematis perusahaan)

Beta merupakan faktor resiko dari saham perusahaan yang menjadi suatu ukuran terhadap perubahan yang diharapkan pada suatu return saham jika terjadi perubahan pada tingkat pengembalian pasar dan tingkat pengembalian saham individu.

Rumus perhitungan ( ) melalui pendekatan regresi adalah:

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

n = Banyaknya periode pengamatan

Rm = Return Market (Tingkat pengembalian pasar)

Ri = Return Individual (Tingkat pengembalian saham individu) d. Return Individual (Ri)

Return Individual atau pendapatan saham individu (Ri) dihitung dari harga saham akhir transaksi bulan ini (Pt) dikurangi dengan harga terakhir pada bulan sebelumnya kemudian ditambah dengan deviden kas rata-rata tiap bulan (Dt). Hasilnya dibagi dengan harga akhir transaksi bulan sebelumnya.

Perhitungan (Ri) adalah menggunakan persamaan sebagai berikut:

R

i

- - -

(7)

Keterangan:

Dt = Deviden saham pada periode ke t Pt = (Price) Harga saham pada periode t Pt-1 = (Price) Harga saham pada periode t-1 Penelitian Terdahulu

J i i r “ i i r io o economic value added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan pada perusahaan-perusahaan food and beverages i E ” y i o A i A i (20 2)”. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada metode yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan, obyek penelitian yang diteliti dan periode laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian.

Pada penelitian terdahulu, metode yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan adalah metode rasio keuangan dan EVA. Sedangkan pada penelitian sekarang, metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah metode EVA. Obyek yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan pada penelitian sekarang, obyek yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah laporan keuangan pada periode 2007-2011, sedangkan pada penelitian sekarang adalah laporan keuangan periode 2010-2012.

Persamaan antara penelitian terdahulu dan sekarang adalah pada jenis penelitiannya yang sama-sama penelitian deskriptif dan sama-sama menggunakan purposive sampling.

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. EVA dapat memberikan gambaran bagi pada investor. Bagaimana sebuah perusahaan dapat menciptakan nilai tambah. Sehingga dapat memenuhi harapan mereka untuk memperoleh keuntungan.

2. Dengan analisis rasio keuangan dan EVA perusahaan dapat meninjau sejauh mana keberhasilan mereka dalam mengolah keuangan perusahaan sehingga dapat memperbaiki kinerjanya guna menarikdan mempertahankan para investor yang menanamkan modalnya di perusahaan.

3. Bagi para kreditor rasio keuangan dan metode Economic Value Added (EVA) adalah cara yang paling tepat untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan yang akan diberikan pinjaman, terutama pada rasio likuiditas dan rasio solvabilitas dapat terlihat bagaimana sebuah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Sehingga kreditor tidak salah dalam mengambil keputusan untuk meminjamkan dana mereka.

Rerangka Pemikiran

Investor belum mengetahui dengan pasti apakah dana yang diinvestasikan pada sebuah perusahaan terjamin dan memperoleh keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Para investor memerlukan informasi yang akurat dalam menilai kinerja sebuah perusahaan.Untuk itu dirasa sangat perlu melakukan analisis laporan keuangan dengan metode EVA (Economic Value Added) untuk melihat apakah terdapat nilai tambah ekonomis perusahaan tersebut. Berdasarkan dari kajian teori yang bersumber dari penelitian terdahulu maka rerangka pemikiran dari penelitian adalah sebagai berikut:

(8)

Gambar 1 Rerangka Pemikiran

Data keuangan perusahaan diperoleh dari dua sumber, yaitu laporan keuangan dan data penunjang perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi. Metode EVA merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan. Dalam perhitungannya, metode EVA membutuhkan data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi, serta data penunjang perusahaan yaitu IHSG dan tingkat bunga. Melalui metode EVA, perusahaan akan dapat mengukur kinerja keuangan dari perusahaan tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Gambaran dari Obyek Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif . Obyek dari penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan Perkebunan dari tahun 2010–2012 yang datanya kami peroleh dari Galeri Investasi Bursa Efek STIESIA. Obyek penelitian tersebut diukur dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perkebunan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah memiliki laporan keuangan secara lengkap pada tahun 2010–2012. Dari 8 perusahaan yang memenuhi kriteria, rencananya akan diteliti semua sehingga secara metodologi teknik samplingnya non probability sampling berupa teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh dipilih dengan pertimbangan atas jumlah anggota populasi yang akan diteliti, dimana jumlahnya relatif kecil, yaitu 8 perusahaan. Oleh karena itu, penulis mengambil semua anggota populasi untuk diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sugiono (2001:78) yang

Laporan Keuangan Data Penunjang Perusahaan Laporan Laba Rugi Laporan Neraca Metode EVA Kinerja Keuangan Tingkat Bunga IHSG

(9)

menyatakan bahwa sampling jenuh merupakan teknik dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini sumber datanya adalah data sekunder, dimana data diperoleh dari pihak luar perusahaan yang diteliti, yaitu Galeri Investasi STIESIA. Data yang digunakan oleh peneliti adalah data kuantitatif, yaitu berupa laporan keuangan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, meliputi laporan laba rugi dan laporan neraca selama periode 2010-2012.

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode dokumentasi dimanauntuk mendapatkan data, penulis melakukan riset di Galeri Investasi STIESIA dengan mencatat data sekunder yang ada pada Galeri Investasi STIESIA sebagai sumber informasi.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Economic Value Added (EVA)

Dalam penelitian ini, EVA merupakan metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang dihitung dengan mengurangi laba setelah pajak dengan biaya modal.

2. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan pada dasarnya adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan posisi keuangan perusahaan tersebut cenderung meningkat atau menurun guna mengetahui ada atau tidaknya nilai tambah ekonomis pada perusahaan yang diteliti setelah diukur menggunakan metode EVA. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif. Menghitung Economic Value Added (EVA) merupakan pokok pembahasan dari penelitian ini yang dimana dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

Keterangan:

NOPAT = Net Operating After Tax (laba bersih setelah bunga dan penghematan pajak) Biaya Modal = WACC x invested capital

Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Menghitung biaya modal

Persamaan untuk menghitung biaya modal adalah: CoC = WACC x Invested Capital

Keterangan:

CoC = Cost of Capital (Biaya modal)

WACC = Weighted Average Cost of Capital (Biaya modal rata-rata tertimbang) Invested Capital = Modal yang diinvestasikan

WACC dihitung dengan langkah sebagai berikut: a. Cost of Debt (Biaya Hutang)

Biaya hutang setelah pajak dapat dihitung sebagai berikut : ( )

(10)

Keterangan:

Kdt = Cost of Debt After Tax (Biaya hutang setelah pajak) T = Tax (tingkat pajak)

Kd = Cost of Debt Before Tax (Biaya hutang sebelum pajak) b. Cost of Equity (Biaya modal saham)

Persamaan untuk menghitung biaya modal dari saham:

K

e

=R

f

+ ( R

m

– R

f

)

Keterangan:

Rf = Rate Free (Tingkat suku bunga bebas risiko)

= Beta (ukuran risiko sistematis saham perusahaan) Rm = Return Market (Tingkat pengembalian pasar)

Untuk perhitungan ( ) dari rumus diatas (Ke) dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

n = Banyaknya periode pengamatan

Rm = Return Market (Tingkat pengembalian pasar)

Ri = Return Individual (Tingkat pengembalian saham individu)

Untuk perhitungan ( ) dari rumus diatas ( ) dapat diketahui melalui persamaan sebagai berikut:

Rm =

Keterangan:

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan sebelum periode t

Sedangkan untuk perhitungan dari tingkat keuntungan (Ri) dari rumus diatas (

dapat dihitung melalui persamaan sebagai berikut:

R

i

Keterangan:

Dt = Deviden saham pada periode ke t Pt = harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Weight Average Cost of Capital (WACC) baru dapat dihitung dengan rumus: WACC = (Wd x Kdt) + (We x Ke)

(11)

Keterangan:

Wd = Weight of Debt (proporsi hutang pada struktur hutang dalam bentuk prosentase)

Kdt = Cost of Debt (tingkat biaya hutang setelah pajak)

We = Weight of Equity (proporsi dari saham biasa dalam bentuk prosentase) Ke = Cost of Equity (tingkat biaya modal saham)

2. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)

Setelah menghitung WACC, langkah selanjutnya adalah menghitung NOPAT dengan formulasi sebagai berikut :

NOPAT = (NPAT + beban bunga) – penghematan pajak Keterangan:

NOPAT = laba bersih setelah bunga dan penghematan pajak

NPAT = laba bersih setelah beban pajak sebelum penghematan pajak

Sebelum menghitung NOPAT, dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas penghematan pajak melalui rumus sebagai berikut:

Keterangan:

EBT = Earning Before Tax (laba bersih sebelum beban pajak)

Setelah melalui langkah-langkah diatas, nilai EVA baru dapat dihitung. Dari hasil perhitungan EVA diatas maka dapat diinterpretasikan (Houston et al., 2006) sebagai berikut: 1. Jika EVA > 0, maka perusahaan dapat dikatakan telah dapat menciptakan nilai tambah

ekonomis ke dalam perusahaan. Dengan demikian kinerja keuangan dari perusahaan dapat dikatakan baik.

2. Jika EVA = 0, maka secara ekonomis perusahaan dalam keadaan impas karena semua laba bersih yang ada digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyedia dana baik kreditor maupun pemegang saham atau dengan kata lain laba yang ada habis digunakan untuk biaya modal. Dengan demikian kinerja keuangan dari perusahaan dapat dikatakan impas karena tidak dapat menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan serta tidak dapat meningkatkan kekayaan perusahaan tetapi juga tidak mengalami rugi (impas).

3. Jika EVA < 0, maka tidak ada nilai tambah di perusahaan karena dana yang tersedia tidak memenuhi harapan-harapan kreditor dan terutama para pemegang saham (tidak mampu menutup nilai perusahaan). Dengan demikian kinerja keuangan dari perusahaan dapat dikatakan buruk.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Data Penelitian

EVA dapat dihitung mengunakan formula sebagai berikut:

Keterangan:

(12)

Biaya Modal = WACC x invested capital

Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Menghitung biaya modal

Persamaan untuk menghitung biaya modal adalah: CoC = WACC x Invested Capital

Keterangan:

CoC = Cost of Capital (Biaya modal)

WACC = Weighted Average Cost of Capital (Biaya Modal rata-rata tertimbang) Invested Capital = Modal yang diinvestasikan

WACC dihitung dengan langkah sebagai berikut: a. Biaya modal hutang setelah pajak

Berikut ini formulasinya : Kdt = Kd( 1 – T ) Dimana :

Untuk perhitungan biaya modal hutang setelah pajak pada periode 2010-2012 dapat dilihat pada lampiran 2-lampiran 9. Hasil dari perhitungan tersebut disajikan pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3

Hasil Perhitungan Cost of Debt After Tax (Kdt) 2010-2012

Perusahaan Kdt

2010 2011 2012

PT Astra Agro Lestari Tbk 0,021 0,012 0,046

PT BW Plantation Tbk 0,043 0,030 0,019

PT Gozco Plantation Tbk 0,005 0,576 0,050 PT Sampoerna Agro Tbk 0,079 0,045 0,037 PT PP London Sumatera Indonesia Tbk 0,050 0,007 0,006

PT SMART Tbk 0,075 0,070 0,052

PT Tunas Baru Lampung Tbk 0,075 0,056 0,049 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk 0,080 0,126 0,070

(13)

b. Biaya Modal Saham (Ke)

Perhitungan biaya modal saham disajikan dalam rumus berikut ini :

K

e

=R

f

+ ( R

m

– R

f

)

Keterangan :

Ke = Cost of Equity (Biaya modal saham)

Rf = Rate Free (Tingkat suku bunga bebas risiko) = Beta (ukuran resiko saham perusahaan) Rm = Return Market (tingkat pengembalian pasar)

Komponen-komponen yang perlu diamati dalam perhitungan biaya modal saham adalah sebagai berikut:

1) Rate Free (Rf)

Pada penelitian ini telah disajikan oleh penulis pada tabel sebagai berikut: Tabel 4

Hasil perhitungan Rate Free (Rf)

Bulan 2010 2011 2012 Januari 6,50 6,50 6,00 Februari 6,50 6,75 5,75 Maret 6,50 6,75 5,75 Apil 6,50 6,75 5,75 Mei 6,50 6,75 5,75 Juni 6,50 6,75 5,75 Juli 6,50 6,75 5,75 Agustus 6,50 6,75 5,75 September 6,50 6,75 5,75 Oktober 6,50 6,50 5,75 November 6,50 6,00 5,75 Desember 6,50 6,00 5,75 Rata-Rata 6,50 6,58 5,77 2) Return Market (Rm)

Perhitungan tingkat pengembalian pasar didasarkan pada pendekatan indeks harga

saham gabungan (IHSG) di pasar modal. Formulasinya adalah sebagai berikut :

Rm =

- -

-

Dimana :

IHSGt

= Indeks Harga Saham Gabungan periode t

(14)

Tabel 5

Hasil Return Market (Rm) Tahun 2010-2012

Tahun 2010 2011 2012

Jumlah 0,399 0,205 0,1188 Rata – rata 0,03325 0,017 0,0099 3) Return Individual (Ri)

Tingkat pengembalian saham individu (Ri) dihitung dengan rumus berikut ini:

R

i

Dimana :

Dt= Deviden saham pada periode ke t Pt = harga saham pada periode t Pt-1= Harga saham pada periode t-1

Tabel 6

Hasil perhitungan Return Individual (Ri) Tahun 2010-2012

Nama Perusahaan 2010 2011 Ri 2012 PT. Astra Agro Lestari, Tbk 0,217 (0,12) (0,004) PT. BW Plantation, Tbk 0,184 (0,1522) (0,09) PT. Gozco Plantation, Tbk 0,276 (0,433) (0,164) PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk 0,497 (0,81) 0,122 PT Sampoerna Agro Tbk 0,213 (0,987) (0,157) PT SMART Tbk 0,884 0,352 0,084 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0,253 0,744 (0,121) PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk 0,238 0,454 (0,161) 4) Beta ( β )

R r i ( β ) i regresi berikut ini :

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

n = Banyaknya periode pengamatan Rm = Tingkat pengembalian pasar (X)

Ri = Tingkat pengembalian saham individu (Y)

Berikut ini adalah nilai o fi i (β) ri delapan perusahaan yang sudah diteliti :

(15)

Tabel 7

Hasil Perhitungan koefisien Beta (β) 2010-2012

Nama Perusahaan 2010 2011 β 2012 PT. Astra Agro Lestari, Tbk 0,4911 0,4208 0,5821 PT. BW Plantation, Tbk 0,4690 0,4190 0,8017 PT. Gozco Plantation, Tbk 1,250 0,5457 2,127 PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk -0,5838 1,9274 2,1549 PT Sampoerna Agro Tbk 0,530 -0,5049 1,8510 PT SMART Tbk 2,6473 0,0277 -0,7876 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0,983 1,5525 0,9572 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk 1,0045 1,4558 0,8626 Setelah diperoleh hasil perhitungan diatas, langkah berikutnya adalah menghitung biaya modal saham (Ke). Hasil perhitungan biaya modal saham (Ke) disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 8

Hasil perhitungan Cost of Equity (Ke) Tahun 2010-2012

Nama Perusahaan Ke

2010 2011 2012 PT. Astra Agro Lestari, Tbk 0,0494 0,0452 0,0298 PT. BW Plantation, Tbk 0,0501 0,0453 0,0193 PT. Gozco Plantation, Tbk 0,0253 0,03916 -0,0439 PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk 0,0835 -0,0282 -0,0453 PT Sampoerna Agro Tbk 0,0481 0,0904 -0,0307 PT SMART Tbk -0,0190 0,0644 0,0953 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0,0337 -0,0099 0,011 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk 0,0331 -0,0052 0,0164 Perhitungan WACC dilakukan dengan maksud untuk mencari proporsi struktur modal perusahaan yang dimana dapat diperoleh dengan mengalikan proporsi modal baik yang berupa hutang ataupun saham dengan biaya hutang dan biaya modal saham. WACCdapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

WACC = (Wd x Kdt) + (We x Ke) Keterangan:

Wd = Weight of Debt (proporsi hutang pada struktur hutang dalam bentuk prosentase)

Kdt = Cost of Debt After Tax (tingkat biaya hutang setelah pajak)

We = Weight of Equity (proporsi dari saham biasa dalam bentuk prosentase) Ke =Cost of Equity (tingkat biaya modal saham)

(16)

Tabel 9

Hasil perhitungan Weighted Average Cost of Capital (WACC) 2010-2012

Nama Perusahaan 2010 2011 2012

PT. Astra Agro Lestari Tbk 0,045089 0,039414 0,033538 PT. BW Plantation Tbk 0,046019 0,036079 0,018441 PT. Gozco Plantation Tbk 0,016915 0,290569 0,002862 PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk 0,077432 -0,02326 -0,03683 PT Sampoerna Agro Tbk 0,0558 0,07827 -0,0066 PT SMART Tbk 0,03108 0,06721 0,07582 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0,06096 0,03105 0,03547 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk 0,05792 0,06248 0,04765 2. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)

Setelah menghitung WACC, langkah selanjutnya adalah menghitung NOPAT. NOPAT di formulasikan sebagai berikut :

NOPAT = (NPAT + beban bunga) – penghematan pajak Keterangan:

NOPAT = laba bersih setelah bunga dan penghematan pajak

NPAT = laba bersih setelah beban pajak sebelum penghematan pajak

Sebelum menghitung NOPAT,dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas penghematan pajak melalui rumus sebagai berikut:

Keterangan:

EBT = Earning Before Tax (laba bersih sebelum beban pajak)

Hasil perhitungan penghematan pajak dari perusahaan yang diteliti adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Hasil perhitungan Penghematan Pajak (dalam jutaan rupiah)

Nama Perusahaan 2010 2011 2012

PT. Astra Agro Lestari Tbk 2.397 1.453 8.872 PT. BW Plantation Tbk 14.587.371 17.452.112 17.864.377 PT. Gozco Plantation Tbk -675 -6.726 -11.576 PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk -6.635,52 -720,68 -690,87 PT Sampoerna Agro Tbk -7.770 -6.776 -9.716 PT SMART Tbk 60.991,02 73.951,75 67.803,36 PT Tunas Baru Lampung Tbk 21.950,14 20.162,52 26.656,67 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk 59.321 92.511 -725 Setelah diperoleh hasil perhitungan diatas, langkah berikutnya adalah menghitung NOPAT. Hasil perhitungan NOPAT disajikan pada tabel berikut ini :

(17)

Tabel 10

Hasil perhitungan NOPAT (dalam jutaan rupiah)

Nama Perusahaan 2010 2011 2012

PT. Astra Agro Lestari Tbk 2.109.513 2.502.918 2.473.977 PT. BW Plantation Tbk 40.172.099 51.366.760 52.752.994 PT. Gozco Plantation Tbk 166.819 241.757 189.440 PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk 1.066.278 1.706.107 1.119.925 PT Sampoerna Agro Tbk 493.384 582.372 382.736 PT SMART Tbk 1.455.413 2.005.432 2.352.075 PT Tunas Baru Lampung Tbk 318.102 492.594 340.248 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk 527.696 390.372 -1.039.042 melalui langkah-langkah diatas, nilai EVA baru dapat dihitung dengan rumus:

EVA = NOPAT – Biaya Modal Keterangan:

NOPAT = Net Operating After Tax (laba bersih setelah bunga dan penghematan pajak) Biaya Modal = total modal x WACC

Hasil perhitungan EVA dari perusahaan yang diteliti adalah : Tabel 11

Hasil perhitungan EVA (dalam jutaan rupiah)

Nama Perusahaan 2010 2011 2012

PT. Astra Agro Lestari Tbk 1.713.099 2.100.718 2.057.441 PT. BW Plantation Tbk 40.049.933 51.237.271 52.662.393 PT. Gozco Plantation Tbk 131.368 -608.621 180.317 PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk 635.645 1.864.085 1.398.058 PT Sampoerna Agro Tbk 332.911 315.391 410.044 PT SMART Tbk 1.067.670 1.015.973 1.120.197 PT Tunas Baru Lampung Tbk 117.474 380.955 182.541 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk -543.953 -778.147 -1.943.598 Pembahasan

Berdasarkan perhitungan EVA pada tabel 11 terhadap 8 perusahaan perkebunan yang diteliti, menunjukkan adanya nilai EVA positif dan nilai EVA negatif yang dijelaskan sebagai berikut:

1. PT Astra Agro Lestari Tbk

Tahun 2010 PT Astra Agro Lestari mencapai EVA sebesar Rp 1.713.099.000.000. Nilai EVA yang positif ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat memberikan pengembalian (return) yang lebih tinggi dari biaya modal. Pada tahun 2011, PT Astra Agro Lestari kembali memperoleh EVA positif sebesar Rp 2.100.718.000.000. Perolehan EVA yang dicapai lebih besar dari tahun sebelumnya, sehingga dalam hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini semakin baik.Tahun 2012 EVA PT Astra Agro Lestarisebesar Rp 2.057.441.000.000 Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini masih dikatakan baik, karena perusahaan masih dapat memberikan nilai tambah ekonomis sekalipun tidak sebesar pada tahun sebelumnya.

(18)

2. PT BW Plantation Tbk

Tahun 2010,EVA > 0, artinya perusahaan mampu menciptakan nilai tambah ekonomis dengan nilai yang positif sebesar Rp 40.049.933.932.000. Pada tahun 2011, EVA perusahaan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan perolehan pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 51.237.271.789.000. Peningkatan yang dicapai pada periode ini cukup besar, hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat kenaikan NOPAT perusahaan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2010 NOPAT perusahaan sebesar Rp 40.172.099.572.000 dan pada tahun 2011 meningkat cukup tinggi menjadi Rp51.366.760.468.000 Sedangkan untuk biaya modal sendiri juga mengalami peningkatan namun relatif kecil yaitu dari Rp 122.165.639.950 menjadi Rp 129.488.678.530. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini semakin baik. Tahun 2012, EVA PT BW Plantationbernilai positifkembali sebesar Rp52.662.393.934.000 bahkan lebih besar dari tahun sebelumnya. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini semakin baik, karena EVA yang diperoleh selalu menunjukkan nilai positif dan perolehannya selalu lebih besar dari tahun sebelumnya.

3. PT Gozco Plantation Tbk

Tahun 2010 PT Gozco Plantation mencapai EVA sebesar Rp 64.125.132.564,10. Perolehan tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik. Nilai EVA yang positif disebabkan laba bersih operasi setelah pajak yang diperoleh perusahaan lebih tinggi dari biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan. Pada tahun 2011 PT Gozco Plantation memperoleh hasil EVA negatif sebesar (Rp 581.976.248.071,6). Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya hutang yang dimana pada periode ini berada pada level tertinggi yaitu 57,6 %. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat WACC, sehingga menyebabkan WACC pada periode ini juga berada pada level tertinggi yaitu 29,05%. Sedangkan WACC pada tahun sebelumnya hanya 1,69%. Perubahan ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan pada tahun tersebut cukup buruk karena menghasilkan nilai EVA yang negatif. Pada tahun 2012, nilai EVA PT Gozco Plantation mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi Rp 180.196.199.228,5. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2012 mengalami perolehan yang cukup baik dibandingkan tahun sebelumnya, karena pada periode ini memiliki nilai EVA yang positif dan peningkatannya sangat drastis.

4. PT Sampoerna Agro Tbk

Tahun 2010 PT Sampoerna Agro mencapai EVA sebesar Rp 332.911.754.000.Hasil pencapaian ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik. Pada tahun 2011, nilai EVA PT Sampoerna Agro masih mengalami perolehan positifmenjadi Rp 315.391.456.000. Perolehan yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini masih cukup baik karena masih berada pada nilai positif. Tahun 2012,nilai EVA PT Sampoerna Agro mengalami peningkatan menjadi Rp 410.044.919.000. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik, karena nilai EVA yang diperoleh masih tetap positif dan perolehannya lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.

5. PT PP London Sumatera Indonesia Tbk

Tahun 2010 PT PP London Sumatera Indonesia mencapai EVA sebesar Rp 635.645.000.000. Hasil pencapaian ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik karena perusahaan berhasil memberikan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan sebesar Rp 635.645.000.000. Pada tahun 2011 EVA perusahaan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. PT PP London Sumatera Indonesia mengalami perolehan positifkembali sebesar Rp 1.864.085.000.000. Perolehan

(19)

yang dicapai cukup besar, hal ini disebabkan oleh kecilnya biaya modal, yaitu sebesar (Rp 157.978.640.000).

Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini sangat baik pada tahun 2011. Tahun 2012, EVA PT PP London Sumatera Indonesia masih bernilai positif sebesar Rp 1.398.058.000.000. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini tetap dikatakan baik, walaupun nilainya lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. 6. PT Sinar Mas Resources and Technology Tbk

Tahun 2010 PT Sinar Mas Resources and Technology mencapai EVA sebesar Rp 1.067.670.000.000.Hasil pencapaian ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang baik karena perusahaan berhasil memberikan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Pada tahun 2011 EVA PT Sinar Mas Resources and Technology mengalami penurunandalam perolehannya menjadi Rp 1.015.973.000.000. Penurunan yang tidak terlalu besar, namun dari sisi nilai, perolehan ini mencerminkan bahwa kinerja keuangan perusahaan masih dikatakan baik karena EVA tetap bernilai positif. Tahun 2012,perolehan EVA PT Sinar Mas Resources and Technology kembali positif yaitu sebesar Rp 1.120.197.000.000. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dinilai baik.

7. PT Tunas Baru Lampung Tbk

Tahun 2010 PT Tunas Baru Lampung mencapai EVA sebesar Rp 117.474.000.000.Nilai EVA yang positif ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat memberikan pengembalian (return) yang lebih tinggi dari biaya modal. Hasil pencapaian ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik karena perusahaan berhasil memberikan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Pada tahun 2011 nilai EVA PT Tunas Baru Lampung mengalami peningkatan dalam perolehannya hampir lebih dari 3 kali lipat lebih besar dibanding tahun 2010 yaitu sebesar Rp 380.955.000.000. Perolehan yang sangat besar, hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini sangat baik. Tahun 2012,nilai EVA PT Tunas Baru Lampung mengalami penurunan nilai menjadi Rp 182.541.000.000. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan masih dikatakan baik karena masih berada pada nilai positif meskipun penurunan nilai yang terjadi hampir setengah dari nilai EVA tahun 2011.

8. PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Tahun 2010 PT Bakrie Sumatera Plantation mencapai EVA sebesar (Rp 543.953.815).Nilai EVA yang negatif ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat memberikan pengembalian (return) yang lebih tinggi dari biaya modal. Pada tahun 2011 EVA PT Bakrie Sumatera Plantation kembali memperoleh nilai negatif sebesar(Rp 778.147.387). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan ini masih cukup buruk karena masih berada pada nilai negatif. Tahun 2012, EVA PT Bakrie Sumatera Plantation masih tetap memperoleh nilai yang negatif sebesar (Rp 1.943.598.703).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan perkebunan dengan metode EVA, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. selama periode tahun 2010-2012, PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT. BW Plantation Tbk, PT. Sampoerna Agro Tbk, PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT. Sinar Mas Resources and Technology Tbk dan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk memiliki kinerja keuangan yang baik dengan ditunjukkan perolehan nilai EVA yang positif selama 3 periode penelitian berturut-turut.

(20)

2. PT. Gozco Plantation Tbk, hanya pada tahun 2010 dan tahun 2012 yang memiliki kinerja keuangan baik karena memiliki perolehan nilai EVA positif, sedangkan pada tahun 2011 memiliki kinerja keuangan yang buruk, karena memiliki perolehan nilai EVA yang negatif.

3. PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk, selama periode tahun 2010-2012, perusahaan ini memiliki kinerja keuangan yang buruk karena menghasilkan nilai EVA yang negatif selama 3 periode penelitian berturut-turut.

Saran

Berdasarkan hasil penilaian kinerja keuangan perusahaan perkebunan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA), maka saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan adalah : 1. Bagi Investor dan Calon Investor

Diharapkan melalui hasil penelitian tersebut investor maupun calon investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan investasi di perusahaan perkebunan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Dalam hal ini investor maupun calon investor juga tetap harus cermat dalam menilai kinerja keuangan yang dihasilkan perusahaan sehingga bisa mengetahui bagaimana prospek bisnis perusahaan kedepannya.

2. Bagi Kreditor

Dengan perolehan EVA positif maka perusahaan mampu memberikan pengembalian dan bunga kepada kreditor, sehingga ada jaminan bahwa perusahaan akan memenuhi kewajibannya nantinya.

3. Bagi Perusahaan

Walaupun EVA yang sudah dihasilkan penelitian menunjukkan nilai positif, dalam hal ini perusahaan perkebunan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini harus bisa tetap mempertahankannya sehingga mampu menghasilkan nilai yang lebih tinggi pada tahun-tahun mendatang. Sebaiknya faktor-faktor penghambat nilai EVA menjadi lebih besar, dan juga menjadi pertimbangan khusus yang harus diperhatikan agar bisa memaksimalkan manfaat yang didapat.

4. Bagi Pihak lainnya

Bagi pihak lain yang ingin menggunakan pendekatan EVA sebagai variabel penelitian maka sebaiknya dalam penelitiannya banyak melakukan diskusi dengan pihak-pihak yang paham tentang variabel penelitian yang digunakan, agar dalam proses pemahamannya benar-benar dapat diaplikasikan dalam dunia nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Martono dan Harjito. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. EKONISIA.Yogyakarta.

Mulyadi. 2001.Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Kasmir. 2008, Analisis Laporan Keuangan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta, BPFE. Harahap, Sofyan S. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Kesatu. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

A.Almahadi. 2012. Analisis rasio keuangan dan metode economic value added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan pada perusahaan - perusahaan food and beverages di BEI. Skripsi. Program Strata Satu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

(21)

Supriono. 2001. Sistem Pengendalian Manajemen, BPFE. Yogyakarta.

Supranto. 2004. Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Prastowo dan R. Julianty. 2008. Analisa Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Iramani dan E. Febrian. 2005. Financial Value Added : Suatu Paradigma Dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Vol.7, No : 1-10

A. Tunggal.2001. Economic Value Added/EVA Teori, Soal, dan Kasus. Harvindo. Jakarta. Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Bayumedia Publishing. Malang.

Brigham, Eugene dan J. Houston. 2006. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa : Ali Akbar Yulianto. Edisi Sepuluh. Salemba Empat. Jakarta.

Gambar

Gambar 1  Rerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

[r]

teachers with regard to code switching types revealed that inter-sentential. code switching remained in

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berhasilkah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh up-line dari grup Pride BN Oriflame, mengetahui minat menjadi

Pasal 9, Pasal 10 dan pasal 14 Peraturan KPU No. 17 Tahun 2013 sebagaimana diubah dengan Peraturan KPU No. 17 Tahun 2013 sebagaimana diubah dengan Peraturan KPU No. 658/KPU/IX/2013

Sedangkan transformasi rekontruksi adalah kebalikannya, yaitu membentuk kembali bagian-bagian gambar dari proses dekomposisi forward menjadi sebuah citra seperti semula.Adapun

Berdasarkan diagram alur mekanisme pungutan retribusi TKP swasta tersebut telah menggambarkan mekanisme yang lebih efisien karena selain menggunakan sistem slip karcis yang

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Bahasa Inggris Pariwisata Recording video conversation mahasiswa program Studi Perjalan Wisata

Hasil perhitungan terhadap empat negara terbesar produsen CPO (CR4) dengan nilai 94 persen, sehingga dapat disimpulkan bahwasanya struktur pasar industri minyak sawit