• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I TAHUN 2015"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 Perekonomian Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 14.722 miliar dan PDRB atas dasar harga konstan 2010 besarnya mencapai Rp11.201 miliar.

 Ekonomi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2015 bila dibandingkan triwulan I-2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,10 persen mengalami perlambatan bila dibandingkan triwulan I-2014 sebesar 4,35 persen. Sementara itu bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) terkontraksi sebesar 0,48 persen, merupakan kondisi triwulanan terendah sejak tahun 2010.

 Dari sisi produksi, kondisi pertambangan yang kembali terpukul akibat harga jual logam timah yang rendah dan lapangan usaha pertanian yang biasanya menjadi penyeimbang perekonomian, kondisinya pun tidak jauh berbeda karena harga jual hasil pertanian yaitu CPO dan karet mengalami penurunan, berdampak pada melemahnya hampir seluruh lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran, kondisi ekonomi global yang melemah ditambah dengan lesunya kondisi pertimahan di Babel dengan semakin menurunnya harga timah dunia, menurunnya harga CPO dan karet, adanya dampak dari kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik sebelumnya, dampak pelarangan paket meeeting PNS di hotel, serta masih rendahnya penyerapan anggaran pemerintah berpengaruh terhadap penurunan Net Ekspor Antar Daerah, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Ekspor Luar Negeri, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto.

 Total PDRB ADHB Pulau Sumatera pada triwulan I-2015 mencapai Rp627.395 miliar rupiah atau sekitar 22,56 persen dari total PDRB 33 Provinsi di Indonesia, sedangkan PDRB ADHK Pulau Sumatera pada triwulan I-2015 mencapai sebesar Rp476.994 miliar dengan pertumbuhan sebesar 0,03 persen (q-to-q) dan 3,53 persen (y-on-y). Sementara PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan kontribusi sebesar 2,35 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera dan 0,53 persen terhadap total PDRB 33 provinsi di Indonesia.

No. 34/05/19/Th.IX, 5 Mei 2015

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

K

EPULAUAN

B

ANGKA

B

ELITUNG

T

RIWULAN

I T

AHUN

2015

EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN I-2015 TUMBUH 4,10 PERSEN

MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2014

A.

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2015 Terhadap Triwulan I-2014 (y-on-y)

PDRB Kepulauan Bangka Belitung ADHB triwulan I-2015 mencapai Rp14.722 miliar. Bila dibandingkan triwulan I-2014 meningkat sebesar 9,69 persen, tetapi jika dibandingkan triwulan IV-2014 terkontraksi sebesar 0,08 persen. Demikian halnya dengan nilai PDRB ADHK 3,65 5,42 1,85 8,03 2,95 19,29 13,29 21,92 8,73 13,83 0 5 10 15 20 25

Pertanian, Kehutanan, & Perikanan Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan & Reparasi Mobil &

Sepeda Motor DistribusiPertumbuhan

Grafik 1. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Lapangan Usaha Triwulan I-2015

(2)

triwulan I-2015 yang sebesar Rp11.201 miliar, meningkat 4,10 persen dibandingkan triwulan I-2014, tetapi lebih rendah bila dibandingkan triwulan IV-2014 yang sebesar Rp11.255 miliar.

Pada triwulan I-2015 ekonomi Kepulauan Bangka Belitung tumbuh 4,10 persen, namun mengalami perlambatan bila dibandingkan triwulan IV-2014 (y-on-y) yang tumbuh sebesar 4,35 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Pengadaan Listrik dan Gas merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 21,27 persen, diikuti Konstruksi sebesar 8,03 persen dan Informasi dan Komunikasi sebesar 7,79 persen. Pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan tempat usaha, energi sebagai penunjang aktivitas baik rumah tangga maupun usaha, serta informasi dan komunikasi melalui layanan paket data yang semakin berkembang, mendorong tingginya laju pertumbuhan pada ketiga lapangan usaha tersebut. Struktur perekonomian Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I-2015 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Industri Pengolahan (21,92 persen); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (19,29 persen) dan Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor (13,83 persen). Terlihat bahwa pertumbuhan yang tinggi terjadi bukan pada sektor-sektor yang kontribusinya besar terhadap pembentukan PDRB Kepulauan Bangka Belitung, hal tersebut menjelaskan mengapa laju pertumbuhan ekonomi melambat pada triwulan I-2015.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2015, lapangan usaha Pertambangan dan penggalian memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,77 persen, diikuti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,69 persen dan Industri Pengolahan sebesar 0,43 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2015 Terhadap Triwulan IV-2014 (q-to-q)

Ekonomi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2015 bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 0,48 persen. Kondisi tersebut didorong oleh menurunnya kinerja hampir seluruh lapangan usaha. Industri pengolahan yang konstribusinya lebih dari 20 persen terhadap pembentukan PDRB Kepulauan Bangka Belitung kinerjanya

2,22 0,81 0,69 -0,38 0,92 0,77 0,12 0,51 0,43 0,66 0,55 0,41 1,74 1,96 1,79 4,35 4,75 4,10 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00

Tw I-2014 Tw IV-2014 Tw I-2015

Lainnya Perdagangan & Reparasi Mobil & Sepeda Motor Industri Pengolahan Pertambangan & Penggalian Pertanian, Kehutanan, & Perikanan -5 0 5

I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

PDRB Grafik 3. Pertumbuhan PDBq to q

Menurut Lapangan Usaha Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDB

Menurut Lapangan Usaha

Grafik 3. Pertumbuhan PDRBq-to-q

Beberapa Lapangan Usaha Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDRB

Menurut Beberapa Lapangan Usaha Triwulan I & IV-2014 dan I-2015

(3)

13,23 9,13 7,97 2,27 23,39 0,63 0 5 10 15 20 25 PI PMTB LNPRT Pertumbuhan Distribusi

terkontraksi sebesar 1,14 persen. Hal tersebut disebabkan karena melemahnya kinerja industri CPO dan logam timah yang share-nya besar pada lapangan usaha industri pengolahan tersebut, yang terlihat dari menurunnya ekspor 2 (dua) komoditi tersebut pada triwulan I-2015. Sementara itu, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pertumbuhannya meningkat sebesar 1,71 persen. Periode panen tanaman padi pada triwulan I-2015, melimpahnya produksi buah lokal mendorong terjadinya peningkatan laju pertumbuhannya.

B.

PDRB MENURUT PENGELUARAN

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2015 Terhadap Triwulan I-2014 (y-on-y)

Pada triwulan I-2015 Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tumbuh 4,10 persen bila dibandingkan triwulan I-2014 (y-on-y). Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh komponen, kecuali pada Ekspor Luar Negeri dan Net Ekspor Antar Daerah yang mengalami kontraksi masing-masing sebesar 6,64 persen dan 6,29 persen. Salah satu penyebab menurunnya Ekspor Luar Negeri adalah menurunnya nilai ekspor komoditas timah yang menjadi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akibat melemahnya perekonomian global. Sementara Impor Luar Negeri yang menjadi pengurang PDRB mengalami pertumbuhan sebesar 6,88 persen. Komponen yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah Perubahan Inventori yaitu sebesar 13,23 persen, diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 9,13 persen, dan Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 7,97 persen. Penyebab pertumbuhan Perubahan Inventori pada triwulan ini adalah kurang sehatnya aktivitas perdagangan dalam dan luar negeri, ditambah dengan terus menurunnya harga timah dunia sehingga menimbulkan diberlakukannya pembatasan ekspor timah untuk mendongkrak kenaikan harga timah dunia.

Struktur ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2015 menurut pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (53,09 persen), diikuti Ekspor Luar Negeri (37,51 persen), Pembentukan Modal Tetap Bruto (23,39 persen), dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (8,60 persen). Sementara Impor Luar Negeri dan Net Ekspor Antar Daerah yang menjadi pengurang PDRB memberikan kontribusi masing-masing sebesar 1,84 persen dan 23,65 persen.

Grafik 4. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Komponen Pengeluaran Triwulan I-2015

(4)

Jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi triwulan I-2015, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 3,00 persen, PMTB sebesar 1,86 persen, dan untuk komponen lainnya sebesar -0,76 persen. Komponen Ekpor Luar Negeri merupakan satu-satunya komponen pengeluaran yang memiliki sumber pertumbuhan yang negatif yaitu sebesar -3,58 persen. Sementara untuk komponen Impor Luar Negeri yang menjadi pengurang PDRB memiliki sumber pertumbuhan sebesar 0,12 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2015 Terhadap Triwulan IV-2014 (q-to-q)

Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2015 mengalami kontraksi sebesar -0,48 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Kondisi ekonomi global yang melemah ditambah dengan lesunya kondisi pertimahan di Babel dengan semakin menurunnya harga timah dunia, menurunnya harga CPO dan karet, adanya dampak dari kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik sebelumnya, dampak pelarangan paket meeeting PNS di hotel, serta masih rendahnya penyerapan anggaran pemerintah berpengaruh terhadap kontraksi perekonomian yang ada. Sebagian besar komponen pengeluaran yang mengalami kontraksi, yaitu Net Ekspor Antar Daerah sebesar 25,24 persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 21,14 persen, Ekspor Luar Negeri sebesar 15,35 persen, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,20 persen. Sementara Impor Luar Negeri yang menjadi pengurang PDRB mengalami kontraksi sebesar 32,23 persen. Hanya komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi LNPRT, dan Perubahan Inventori yang masih mengalami pertumbuhan positif, yaitu masing-masing 0,10 persen, 0,96 persen, dan 12,82 persen. Peningkatan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga disebabkan oleh adanya peningkatan konsumsi makanan dan minuman yang tidak terlalu signifikan, sedangkan untuk konsumsi non makanan dan minuman mengalami penurunan sebagai dampak dari menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik sebelumnya. Untuk Pengeluaran Konsumsi LNPRT, adanya

-60 -40 -20 0 20 40 60 80 100

I-13 II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 Ekspor Luar Negeri PKP

PMTB PDRB

Grafik 5. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran

Grafik 6. Pertumbuhan PDRBq-to-q

Beberapa Komponen Pengeluaran 2,75 3,27 3,00 0,16 1,77 1,86 1,44 -0,29 -0,76 4,35 4,75 4,10 -1 0 1 2 3 4 5 6

Tw I-2014 Tw IV-2014 Tw I-2015

Lainnya PMTB PKRT

(5)

peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, peringatan tahun baru Imlek, dan kegiatan Seleksi Tilawatil

Qur’an (STQ) tingkat Kabupaten/Kota di sebagian besar kabupaten/kota setidaknya ikut mempengaruhi peningkatan komponen tersebut. Sementara peningkatan Perubahan Inventori tidak terlepas dari peningkatan stok timah yang ada akibat semakin menurunnya harga timah dunia yang berimbas pada pemberlakuan pembatasan ekspor timah untuk mendongkrak kenaikan harga timah dunia.

C.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Total PDRB ADHB Pulau Sumatera pada triwulan I-2015 mencapai Rp627.395 miliar rupiah atau sekitar 22,56 persen dari total PDRB 33 Provinsi di Indonesia, sedangkan PDRB ADHK Pulau Sumatera pada triwulan I-2014 mencapai sebesar Rp476.994 miliar. Pada triwulan I-2015, pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera hanya mencapai 0,03 persen jika dibandingkan triwulan IV-2014 (q-to-q) dan hanya 3,53 persen jika dibandingkan triwulan I-2014 (y-on-y). Dampak dari kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik sebelumnya serta pelarangan paket meeting PNS di hotel setidaknya berpengaruh terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, terjadi perlambatan perekonomian global yang membawa dampak bagi Indonesia termasuk wilayah Sumatera.

Struktur perekonomian Pulau Sumatera triwulan I-2015 secara spasial masih didominasi oleh tiga Provinsi yaitu Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Kontribusi ketiga provinsi tersebut mencapai 59,69 persen terhadap total PDRB ADHB Pulau Sumatera. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat provinsi-provinsi tersebut merupakan provinsi yang kaya sumber daya alam. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hanya menempati urutan kesembilan sebagai penyumbang PDRB di Pulau Sumatera, masih di bawah Provinsi Aceh yang menempati urutan kedelapan, namun di atas Provinsi Bengkulu yang menempati urutan terakhir. Kontribusi PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I-2015 hanya sebesar 2,35 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera dan 0,53 persen terhadap total PDRB 33 provinsi di Indonesia.

Grafik 7. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Provinsi di Pulau Sumatera Triwulan I-2015 (q-to-q) 6,79 1,61 0,56 0,50 0,24 0,14 -0,27 -0,48 -2,83 -3,83 Sumatera 0,03 -6,00 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 Lampung Sumatra

Utara SumatraSelatan Jambi Bengkulu KepulauanRiau SumatraBarat BangkaKep. Belitung

(6)

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera triwulan I-2015 (q-to-q) hanya terjadi di enam provinsi di Pulau Sumatera, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, dan Kepulauan Riau, sedangkan empat provinsi lainnya mengalami kontraksi (Aceh, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Bangka Belitung). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Provinsi Lampung sebesar 6,79 persen, diikuti oleh Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,61 persen, dan Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,56 persen. Sementara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di urutan kedelapan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar -0,48 persen.

Grafik 8. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Provinsi di Pulau Sumatera Triwulan I-2015 (y-on-y)

Jika dibandingkan dengan triwulan I-2014 (y-on-y), secara spasial hanya Provinsi Aceh dan Riau yang pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi. Sementara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama tujuh provinsi lainnya (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, dan Kepulauan Riau) masih mengalami peningkatan pertumbuhan meskipun melambat. Provinsi Kepulauan Riau mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,14 persen, diikuti Jambi sebesar 5,92 persen, dan Sumatera Barat sebesar 5,46 persen. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di urutan kedelapan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,10 persen.

7,14 5,92 5,46 5,44 4,91 4,78 4,77 4,10 -0,18 -1,88 Sumatera 3,53 -3,00 -1,00 1,00 3,00 5,00 7,00 9,00 Kepulauan

Riau Jambi SumatraBarat Bengkulu Lampung SumatraUtara SumatraSelatan BangkaKep. Belitung

(7)

Tabel 1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (miliar rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2010 Triw

I-2014 Triw IV-2014 Triw I-2015 Triw I-2014 Triw IV-2014 Triw I-2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2 603 2 777 2 840 2 027 2 065 2 101

B Pertambangan dan Penggalian 1 814 1 989 1 957 1 535 1 636 1 619

C Industri Pengolahan 3 125 3 319 3 227 2 526 2 603 2 573

D Pengadaan Listrik , Gas danProduksi Es 9 12 12 8 10 9

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampahdan Daur Ulang 2 3 3 2 2 2

F Konstruksi 1 089 1 275 1 285 847 930 915

G Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1 788 2 002 2 035 1 496 1 547 1 540

H Transportasi dan Pergudangan 490 562 568 375 403 396

I Penyedian Akomodasi dan MakanMinum 312 346 351 241 256 254

J Informasi dan Komunikasi 201 223 225 189 205 204

K Jasa Keuangan dan Asuransi 248 261 266 193 197 198

L Real Estate 437 480 480 345 359 355

M,N Jasa Perusahaan 37 40 41 28 29 30

O Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 712 815 788 523 562 551

P Jasa Pendidikan 320 364 371 234 249 251

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 147 168 173 122 130 131

R,S,

T,U Jasa Lainnya 88 98 100 69 72 72

(8)

Tabel 2. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Triwulan I-2015

(persen) Lapangan Usaha Triw I-2015 terhadap Triw IV-2014 (q-to-q) Triw I-2015 terhadap Triw I-2014 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan Triw I-2015 (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,71 3,65 0,69

B Pertambangan dan Penggalian -1,04 5,42 0,77

C Industri Pengolahan -1,14 1,85 0,43

D Pengadaan Listrik , Gas danProduksi Es -5,42 21,27 0,02 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampahdan Daur Ulang -1,65 7,11 0,00

F Konstruksi -1,69 8,03 0,63

G Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -0,45 2,95 0,41

H Transportasi dan Pergudangan -1,76 5,69 0,20

I Penyedian Akomodasi dan MakanMinum -0,71 5,31 0,12

J Informasi dan Komunikasi -0,23 7,79 0,14

K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,37 2,17 0,04

L Real Estate -1,06 2,86 0,09

M,N Jasa Perusahaan 1,46 5,42 0,01

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanandan Jaminan Sosial Wajib -2,05 5,31 0,26

P Jasa Pendidikan 0,77 7,57 0,16

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,12 7,77 0,09

R,S,T,U Jasa Lainnya 0,84 5,59 0,04

(9)

Tabel 3. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2014, Triwulan IV-2014, dan Triwulan I-2015

(persen) Lapangan Usaha 2014 2014 Triw I-2015 Triw I-2014 Triw IV-2014 (1) (2) (3) (4) (5)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 18,85 19,40 19,22 19,29

B Pertambangan dan Penggalian 13,50 13,51 13,51 13,29

C Industri Pengolahan 22,53 23,28 22,86 21,92

D Pengadaan Listrik , Gas danProduksi Es 0,08 0,07 0,07 0,08

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan DaurUlang 0,02 0,02 0,02 0,02

F Konstruksi 8,65 8,12 8,36 8,73

G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobildan Sepeda Motor 13,59 13,32 13,42 13,83

H Transportasi dan Pergudangan 3,82 3,65 3,77 3,86

I Penyedian Akomodasi dan Makan Minum 2,35 2,32 2,34 2,38

J Informasi dan Komunikasi 1,51 1,50 1,51 1,53

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,77 1,85 1,78 1,81

L Real Estate 3,26 3,26 3,26 3,26

M,N Jasa Perusahaan 0,27 0,27 0,27 0,28

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib 5,53 5,30 5,40 5,35

P Jasa Pendidikan 2,47 2,38 2,43 2,52

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,14 1,10 1,12 1,17

R,S,

T,U Jasa Lainnya 0,66 0,65 0,66 0,68

(10)

Tabel 4. PDRB Menurut Komponen Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010

(miliar rupiah)

Komponen

Harga Berlaku Harga Konstan 2010 Triw

I-2014 Triw IV-2014 Triw I-2015 Triw I-2014 Triw IV-2014 Triw I-2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6 932 7 671 7 815 5 425 5 741 5 747

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 79 90 93 63 67 68

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1 259 1 627 1 267 996 1 324 1 044

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 2 941 3 523 3 444 2 192 2 497 2 392

5 Perubahan Inventori 286 294 334 212 213 240

6 Ekspor Luar Negeri 5 924 6 555 5 522 5 803 6 401 5 418

7 Impor Luar Negeri 247 382 271 184 291 197

8 Net Ekspor Antar Daerah - 3 752 - 4 644 - 3 482 - 3 747 - 4 697 - 3 511 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 13 422 14 734 14 722 10 760 11 255 11 201

(11)

Tabel 5. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Triwulan I-2015 (persen) Komponen Triw I-2015 terhadap Triw IV-2014 (q-to-q) Triw I-2015 terhadap Triw I-2014 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan Triw I-2015 (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,10 5,94 3,00

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,96 7,97 0,05

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -21,14 4,78 0,44

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto -4,20 9,13 1,86

5 Perubahan Inventori 12,82 13,23 0,26

6 Ekspor Luar Negeri -15,35 -6,64 -3,58

7 Impor Luar Negeri -32,23 6,88 0,12

8 Net Ekspor Antar Daerah -25,24 -6,29 2,19

(12)

Tabel 6. Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2014, Triwulan I-2014, Triwulan IV-2014, dan Triwulan I-2015

(persen)

Komponen 2014 2014 Triw I-2015

Triw I-2014 Triw IV-2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 52,00 51,65 52,06 53,09

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,60 0,59 0,61 0,63

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,12 9,38 11,05 8,60

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 23,03 21,91 23,91 23,39

5 Perubahan Inventori 2,13 2,13 1,99 2,27

6 Ekspor Luar Negeri 49,48 44,14 44,49 37,51

7 Impor Luar Negeri 2,42 1,84 2,59 1,84

8 Net Ekspor Antar Daerah -34,94 -27,96 -31,52 -23,65

(13)

Tabel 7. Laju Pertumbuhan PDRB per Provinsi di Pulau Sumatera Tahun Dasar 2010 Triwulan I-2015

(persen)

Komponen (miliar rupiah)ADHB (miliar rupiah)ADHK

Pertumbuhan Kontribusi

q-to-q

(persen) (persen)y-on-y

Terhadap Pulau (persen) Terhadap Total 33 Provinsi (persen) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh 32 256 27 517 -2,83 -1,88 5,14 1,16 Sumatera Utara 138 020 108 222 1,61 4,78 22,00 4,96 Sumatera Barat 44 867 33 998 -0,27 5,46 7,15 1,61 Riau 156 272 107 381 -3,83 -0,18 24,91 5,62 Jambi 38 891 31 107 0,50 5,92 6,20 1,40 Sumatera Selatan 80 172 61 442 0,56 4,77 12,78 2,88 Bengkulu 12 063 9 338 0,24 5,44 1,92 0,44 Lampung 60 922 48 616 6,79 4,91 9,71 2,19

Kepulauan Bangka Belitung 14 722 11 201 -0,48 4,10 2,35 0,53

Kepulauan Riau 49 210 38 172 0,14 7,14 7,84 1,77

(14)

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Herum Fajarwati, MM

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

Gambar

Grafik 3. Pertumbuhan PDRB q-to-q Beberapa Lapangan Usaha Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDRB
Grafik 4. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Komponen Pengeluaran Triwulan I-2015
Grafik 7. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Provinsi di Pulau Sumatera Triwulan I-2015 (q-to-q) 6,79 1,61 0,56 0,50 0,24 0,14 -0,27 -0,48 -2,83 -3,83Sumatera0,03 -6,00-4,00-2,000,002,004,006,008,00 Lampung Sumatra
Grafik 8. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Provinsi di Pulau Sumatera Triwulan I-2015 (y-on-y)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit Daun Gambir yang didapat dari Sumatera Barat.. Piranti yang digunakan antara lain piranti gelas, mortar,

Bantuan dari organisasi nasional dan internasional yang dikoordinasikan oleh Posko Terpadu di Padang yang terdiri dari personil untuk SAR, pelayanan medis, dan penanganan

Puji syukur selalu penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Menurut Imam Sodikun (1992: 48) Passing dan Catching merupakan kecakapan dwi tunggal, untuk dapat menghidupkan permainan bola basket. Istilah melempar mengandung pengertian

Hasil penelitian tentang aspek pelaksanaan pembelajaran membaca kritis ialah berupa hasil pengamatan mengenai aktivitas antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa, mengindentifikasi dan mengetahui perilaku elit politik Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bantul pada Pemilukada

Sedangkan 4 kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi pada kelompok Perumahan, air, listrik,gas dan bahan bakar sebesar 0,81

Catatan yang diperoleh masih merupakan data yang di observasi, maka suatu keharusan bagi peneliti untuk melakukan catatan yang lebih komprehensif untuk