• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki sumber daya manusia yang cerdas dan terampil, yang hanya akan terwujud jika setiap anak bangsa memiliki kemampuan berpikir dan mampu memecahkan masalah dengan baik. Kemampuan tersebut dapat diperoleh antara lain melalui pelajaran ilmu pengetahuan alam.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakikatnya meliputi dua hal, yaitu IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses. IPA sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip IPA. Adapun sebagai proses, IPA adalah segala kegiatan yang dilakukan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh ilmuwan untuk menghasilkan produk IPA (Dahar, 1989).

IPA berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu penemuan (Depdiknas, 2006). Biologi yang merupakan bagian dari IPA, menuntut siswa dalam belajar biologi tidak hanya mempelajari produk, tapi siswa juga harus mempelajari aspek proses, sikap, teknologi sehingga siswa benar-benar mempelajari biologi secara utuh. Siswa perlu dibantu untuk menemukan fakta, membangun konsep-konsep melalui kegiatan dan atau pengalaman-pengalaman seperti ilmuwan.

(2)

Seorang ilmuwan dalam melakukan proses inkuiri atau penyelidikan terhadap sesuatu diawali dengan bertanya atau mengajukan pertanyaan. Salah satu keterampilan proses dalam IPA adalah mengajukan pertanyaan, yang perlu dilatih dan dikembangkan pada siswa, sehingga mereka menjadi terampil dalam bertanya. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah atau “problem solving” permasalahan disusun dalam bentuk pertanyaan. Hal ini akan memudahkan dan terarah pemecahan suatu masalah. Bentuk pertanyaan dasar dalam proses IPA adalah apa, bagaimana dan mengapa. Dengan menggunakan pertanyaan yang sesuai dalam pemecahan suatu masalah maka proses inkuiri akan tercapai.

Pruitt dan Underwood (Wulan, 2007: 18) mengemukakan lima kata kunci untuk menunjukkan aktivitas ilmuwan dalam mempelajari biologi yaitu: 1) observasi (observation); 2) bertanya (questioning); 3) berhipotesis (hypothezing); 4) menguji hipotesis (testing); 5) eksplanasi (explanation). Para ahli menyatakan kelima aktivitas ilmuan tersebut sebagai proses inquiry (Bayer, 1971; Marshall, 1983; Trowbridge & Bybee, 1990; Marzano, 1994; Dewey dalam Lawson, 1995; Joyce, et al., 2001; Wulan, 2007). Beyer & Lawson (Wulan, 2007: 18) menyatakan inqury secara sederhana sebagai kegiatan mengajukan pertanyaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterampilan mengajukan pertanyaan baik bagi guru maupun siswa sangat penting dalam pembelajaran IPA.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar

(3)

bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya (Usman, 2006: 21). Hal ini menuntut peningkatan kualitas dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar.

Salah satu aspek yang berperan penting dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nasution (1986) bahwa pertanyaan adalah stimulus anak untuk berpikir dan belajar. Menurut Usman (2006) pemberian pertanyaan selama pembelajaran memainkan peran penting dikarenakan pertanyaan yang baik akan mampu memberi dampak positif bagi siswa untuk mengembangkan pola pikirnya. Hal yang sama dinyatakan oleh Sumaji (Indriani, 2002) bahwa semakin baik dan terarah pertanyaan yang diajukan selama pembelajaran, semakin memberi peluang pada siswa untuk secara baik membangun suatu pengetahuan baru.

Menurut Dewey (Hasibuan, 1994) dengan mengajukan pertanyaan secara berencana, guru dapat mengantarkan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam proses dan hasil belajar. Pertanyaan yang dirancang dengan baik dan berlangsung secara berkesinambungan dapat mengembangkan aktivitas mental dan kemampuan berpikir siswa secara terarah. De Bono mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir merupakan modal manusia untuk memahami banyak hal, diantaranya memahami konsep dalam disiplin ilmu (Nurhalida, 2000). Demikian juga pertanyaan yang diajukan guru selama pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam meningkatan proses kognitif siswa.

(4)

Pemberian pertanyaan harus dapat memancing siswa untuk berpikir kritis agar mampu memecahan masalah. Untuk melakukan kegiatan bertanya seorang guru harus memiliki kemampuan bertanya, baik dalam bidang penguasaan teknik bertanya maupun pemilihan jenis pertanyaan yang hendak diajukan oleh siswa. Menurut Dahar, et al., (1992), macam pertanyaan yang diajukan guru secara lisan atau tertulis dalam lembar kerja siswa akan menentukan keberhasilan siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir.

Menurut Dahar dalam proses belajar mengajar pertanyaan yang diajukan guru tidak hanya berfungsi untuk menguji kemampuan siswa tetapi dapat juga digunakan untuk melatih kemampuan berpikir siswa (Nurhalida, 2000). Dalam proses pembelajaran kegiatan bertanya mempunyai beberapa peranan. Peranan tersebut diantaranya adalah 1) membangkitkan minat/motivasi dan rasa ingin tahu; 2) memusatkan perhatian; 3) merangsang berpikir; 4) mengarahkan pada konsep; 5) mendiagnosis kesulitan belajar; 6) mengembangkan cara belajar siswa aktif; 7) meningkatkan kegiatan belajar mengajar; 8) menimbulkan keberanian menjawab atau mengemukakan pendapat; dan 9) menguji serta mengukur hasil belajar, yaitu mengetahui penguasaan dan memeriksa ketercapaian konsep (Bolla & Pah, 1985; Dahar, et al., 1992; Hasibuan & Moedjiono, 2006).

Meski diakui bahwa pertanyaan memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, tetapi pertanyaan yang diajukan para guru di sekolah tidak selalu efektif (Dahar, et al., 1992). Penelitian yang dilakukan Lestari (2002); Pujiastuti (2005) menemukan bahwa sebagian besar pertanyaan yang ditanyakan guru merupakan pertanyaan tertutup dan pada jenjang hafalan (C1) dan pemahaman

(5)

(C2). Penelitian lain tentang pertanyaan yang diajukan guru (Widodo, 2006) mengungkapkan bahwa pertanyaan yang diajukan guru dalam kegiatan pembelajaran sains di kelas sebagian besar tentang pelaksanaan pembelajaran dan bukan tentang pembahasan konsep atau materi, pertanyaan terkait materi yang diajukan guru merupakan pertanyaan tertutup yang menuntut jawaban singkat dan pasti, serta pertanyaan yang menuntut hafalan dan pemahaman. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rustaman (Siswoyo, 1997: 1) sebagian besar guru masih menganggap fungsi pertanyaan hanya untuk menguji kemampuan siswa. Mengingat pentingnya peranan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran maka perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan bertanya guru biologi.

Salah satu materi pokok bahasan yang menarik dalam pelajaran biologi kelas XI SMU adalah sistem koordinasi (sistem regulasi). Sistem koordinasi merupakan salah satu materi pelajaran biologi yang mengandung konsep-konsep abstrak yang sulit dipahami oleh siswa (Wijayanti, 2001: 5; Kurniati, 2001: 7; Supriati, 2004). Menurut Ibayati (2002: 20) penyajian materi sistem saraf menuntut kemampuan guru untuk mengorganisasi isi pelajaran sebagai persiapan untuk membangun pengetahuan siswa.

Sistem koordinasi merupakan salah satu topik yang kurang diminati siswa dalam belajar biologi karena mereka merasa kesulitan untuk memahami. Penelitian ini ingin mengajak siswa untuk mempelajari sistem regulasi dengan cara yang lebih menarik yaitu melalui penggunaan keterampilan bertanya guru yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk bernalar. Selain itu konsep sistem regulasi berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari oleh sebab

(6)

itu siswa perlu digali kemampuan atau pengetahuan tentang konsep ini. Mengingat sulitnya materi ini disampaikan oleh guru maka, perlu dilakukan usaha untuk meningkatan keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan. Menurut Sumaji (Indriani, 2002:4), semakin baik dan terarah pertanyaan yang diajukan selama pembelajaran, semakin memberi peluang pada siswa untuk secara baik membangun suatu pengetahuan baru.

Mengingat pentingnya penggunaan keterampilan bertanya guru pada konsep sistem regulasi maka perlu dilakukan upaya yang dapat meningkatkan keterampilan bertanya guru selama pembelajaran. Menurut McGlathery, kualitas pertanyaan guru dapat ditingkatkan melalui latihan (Rustaman, et al., 1995). Latihan atau program peningkatan kualitas guru sudah banyak dilakukan. Menurut Widodo, et al., (2006) penataran yang dilakukan terhadap guru tidak mengalami perubahan dalam mengajar, cara guru mengajar tetap saja seperti sebelum mengikuti kegiatan penataran. Berdasarkan permasalahan ini maka diperlukan suatu alternatif yang dapat melatih kemampuan mengajar guru. Salah satu strategi yang sedang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengajar adalah melalui coaching berbasis rekaman video (Widodo, Riandi dan Supriatno, 2006).

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah paket coaching berbasis rekaman video dapat meningkatkan keterampilan bertanya guru.

(7)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah program coaching berbasis rekaman video dapat meningkatkan keterampilan mengajukan pertanyaan guru biologi selama pembelajaran pada konsep sistem regulasi?”

Untuk memperjelas masalah tersebut dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana keterampilan bertanya guru pada konsep sistem regulasi sebelum mendapatkan coaching berbasis rekaman video?

2. Bagaimana keterampilan bertanya guru pada konsep sistem regulasi sesudah mendapatkan coaching berbasis rekaman video?

3. Bagaimana tanggapan guru terhadap pengembangan keterampilan mengajar guru melalui program coaching berbasis rekaman video?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bertanya guru pada konsep sistem regulasi melalui program coaching berbasis rekaman video.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Bagi sekolah, sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

(8)

2. Bagi guru, sebagai alternatif untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar melalui program coaching berbasis rekaman video.

3. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan dapat meningkatkan motivasi siswa belajar di kelas.

E. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah paket program coaching berbasis rekaman video, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran.

2. Definisi Operasional

a. Keterampilan bertanya guru merupakan persentase jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru selama proses pembelajaran pada konsep sistem regulasi.

b. Paket program coaching berbasis rekaman video adalah software yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan bertanya guru.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Paket program coaching berbasis rekaman video dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan pada konsep sistem regulasi.

Referensi

Dokumen terkait

Badan Pengatur Sistem Penyediaan dan Pelayanan Air Minum yang selanjutnya disebut Badan Pengatur adalah badan yang mandiri dan independen untuk menjembatani

Dari empat sub kelompok yang terdapat pada kelompok pengeluaran ini, satu sub kelompok mengalami deflasi yaitu sub kelompok transpor sebesar 0,05 persen; sementara itu tiga

(virion) dan memiliki materi genetik berupa RNA rantai tunggal. Jika dilihat dari mikroskop elektron, bentuk partikel virus SARS-CoV-2 ini menyerupai mahkota sehingga disebut

Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonat Minyak Jarak dari Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).. Skripsi

Tim penjaringan dan penyaringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, melaksanakan tugas terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Kepala Desa tentang Pembentukan Tim

Tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan definisi kebudayaan, terutama pada pertanyaan tentang kehamilan merupakan proses alamiah sebagai kodratnya sebagai perempuan,

Selain itu untuk variasi sudoku kata, sebelum grid itu dibangkitkan permainan akan mengacak posisi dari deretan huruf yang membentuk suatu kata.. Pada awal

Cara lain, sering dilakukan dengan membandingkan hasil pekerjaan seorang karyawan dengan karyawan lain untuk jenis dan tingkat pekerjaan yang sama pada suatu