BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teoritis 4.1.1 Definisi Publikasi
Menurut Timothy Samara dalam bukunya Publication Design Workbook: A Real-World Design Guide, publishing adalah untuk menyatakan ide atau gagasan di depan umum, secara terbuka dan membuat ide atau gagasan itu diketahui secara umum.
4.1.2 Teori Buku
Buku adalah suatu kumpulan tulisan, cetakan, ilustrasi ataupun halaman kosong yang terbuat dari kertas, perkamen atau materi lainnya. Pada umumnya direkatkan bersama pada satu sisi.
4.1.3 Jenis-jenis Buku
Menurut www.wikipedia.org, jenis buku terbagi menjadi dua, yaitu: • Fiksi
Buku fisi adalah cerita yang tidak berdasarkan kehidupan nyata, misalnya novel, novel grafis ataupun komik.
• Non-fiksi
Buku non fiksi banyak digunakan sebagai buku-buku referensi, misalnya buku sekolah, atlas, buku petunjuk, album, laporan tahunan, dsb.
4.1.4 Tipografi dan Layout 4.1.4.1 Tipografi
Menurut John Lewis tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dengan menggunakan ketebalan dan ukuran berbeda dan menandai naskah untuk proses typesetting. Pada umumnya, prinsip tipografi adalah untuk:
• Visibility: mengacu kepada jelas atau tidaknya jenis huruf yang terlihat.
• Readability: seberapa mudah sebuah naskah dapat terbaca atau seberapa mudah mata untuk mengenali huruf-huruf, tanda dan display. Hal ini juga ditentukan oleh jarak per baris, leading primer dan sekunder, justification, typestyle, kerning, tracking, dan ukuran point.
• Legibility: menekankan terbaca atau tidaknya sebuah huruf yang indah, namun jika digunakan dalam teks akan mengakibatkan pembaca meninggalkan teks tersebut
• Clarity: kejelasan sebuah huruf, Bovee mengatakan bahwa ada hal yang keterbacaan adalah hal yang paling penting dalam memilih sebuah huruf.
4.1.4.2 Teori Layout
Layout adalah hasil penyusunan dari berbagai elemen-elemen desain yang berhubungan untuk menjadi sebuah bidang yang akan menjadi sebuah susunan yang artistik. Layout juga bisa disebut sebagai manajemen shape dan form. Tujuan utama layout adalah untuk menyelaraskan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah sistem yang akan dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
Sebuah layout yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu:
1. Works (berfungsi), artinya dapat menyampaikan pesan secara cepat dengan cara yang tepat.
2. Organizes (teratur), artinya tata letaknya harus teratur sehingga tingkat kepentingan pesan dapat diikuti dengan jelas.
3. Attracts (menarik perhatian), artinya harus tampil beda dan menarik perhatian.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk menghasilkan layout yang baik adalah elemen-elemen desain yang terdiri dari:
• Line (garis) • Shape (bentuk) • Texture (Tekstur) • Space (Ruang) • Size (Ukuran)
• Value (Nilai gelap-terang) • Color (Warna)
Untuk menggabungkan elemen-elemen desain menjadi sebuah layout yang baik, dibutuhkan pemahaman mengenai prinsip-prinsip desain, yaitu:
• Balance (keseimbangan) • Rhythm (irama)
• Emphasis (Penekanan) • Unity (kesatuan) 4.1.4.3 Grid System
Menutut wikipedia, grid system adalah gabungan beberapa guideline, merupakan awal dan dasar dari sebuah proses desain yang kemudian akan tidak terlihat atau invisible pada audience. Grid system sangat membantu untuk mendesain sebuah buku untuk repetisi elemen-elemen yang ada pada tiap halaman sebuah buku. Sistem ini dirancang agar flexible, dimana terkadang sebuah elemen desain akan keluar dari sistem tersebut, namun ini tergantung dari seberapa banyak variasi yang diinginkan.
Pada umumnya, orang membagi grid menjadi 3 kolom vertikal dan 3 kolom horizontal, ini berhubungan erat dengan hukum the golden three, namun bentuk grid juga harus disesuakan dengan bentuk medianya.
4.1.5 Teori Warna
Menurut Eisseman (2002), warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan. Warna adalah bagian dari proses perlengkapan dari identitas. Warna juga mendorong dan bekerja secara bersamaan dengan seluruh arti, simbol dan konsep pemikiran yang abstrak. Warna mengekspresikan fantasi, mengingat kembali waktu, tempat dan memproduksi suatu keindahan/reaksi secara emosional. Berikut adalah arti warna yang terbagi dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Cool color (Calming) : Biru, hijau, turquoise, perak 2. Color (Exciting) : Merah, oranye, kuning, emas 3. Mixed cool / warm color : Ungu, lavender, hijau
4. Neutral color (unifying) : Cokelat, beige, ivory, abu-abu, hitam,
putih
4.1.6 Teori Fotografi
4.1.6.1 Fotografi Human Interest
Menurut buku Perfect Digital Photography Untuk memotret human interest, yang terpenting adalah melakukan eye-contact dengan subjek yang kita foto, berikanlah atensi dan perhatian kepada subjek kita agar mereka merasa penting dan dihargai, dan juga jangan lupa untuk meminta ijin sebelum memotret mereka. Namun yang paling penting adalah hormatilah mereka apa adanya.
Sebuah cerita human interest menceritakan tetang manusia atau sekumpulan orang melalui pendekatan emosional, melalui hidup mereka dari masalah-masalah, intrik dan prestasi-prestasi mereka untuk menarik simpati dari penikmat foto. 4.1.6.2 Fotografi Portrait
Sebuah portrait bisa berwujud segala bentuk dan ukuran. Hal yang paling penting adalah bahwa ada dua orang penting dalam sebuah portrait yaitu sang fotografer dan objek foto. Sebuah interaksi yang baik harus datang dari kedua belah pihak. Ada 3 jenis portrait dasar yaitu:
• Facial portraits/close-ups • Full-length portrait • Environmental portrait
Pencahayaan sangat penting dalam sebuah portrait karena akan memberikan kesan yang kuat pada objek. Ini dipengaruhi oleh intensitas dan arah cahaya. 4.1.6.3 Fotografi Candid
Sebuah teknik fotografi yang memfokuskan pada spontanitas dan ekspresi. Fotografi candid juga bisa disebut sebagai tidak dipose, tidak terencana dan tidak mengganggu. Candid bisa dilakukan secara diam-diam maupun dengan cara membaur dengan objek foto kita, cara kedua dapat dicapai setelah objek foto kita merasa nyaman berada dekat dengan diri kita. Sebuah fotografi candid memerlukan shutter speed tinggi, secara otomatis memerlukan iso yang tinggi juga.
4.1.6.4 Cahaya
Untuk memperoleh foto yang alami, fotografer harus menggunakan natural light dan juga ambience/available light, yaitu cahaya-cahaya yang dihasilkan secara alami oleh matahari dan juga lampu-lampu yang tersedia. Ini akan memberi foto sebuah efek yang lebih mendekati kondisi asli saat foto itu diambil. 4.1.6.5 Lensa Normal
Lensa yang berjarak 50mm adalah lensa yang memiliki tingkat distorsi yang rendah. Lensa ini adalah yang dibuat agar semirip mungkin karakteristiknya dengan mata kita. Sangat efektif dalam memotret close-up hingga wide.
4.2 Strategi Kreatif
4.2.1 Strategi Komunikasi
Penulis ingin membuka wawasan masyarakat tentang para penderita down syndrome. Penulis ingin menampilkan sisi manusiawi penderita yang tidak diketahui masyarakat secara umum. Oleh karena itu, penulis akan membuat strategi komunikasi yang akan membuat tujuan buku fotografi ini dapat terwujud.
4.2.1.1 Fakta Kunci (Keyfacts)
1. Masih banyak yang tidak mengetahui apa itu down syndrome. 2. Kurang pahamnya cara untuk berinteraksi dengan penderita down
syndrome.
3. Penderita down syndrome dapat mematahkan dugaan bahwa mereka tidak berdaya.
4. Respon yang positif mengenai sikap anti diskriminasi fisik. 4.2.1.2 Masalah yang Dikomunikasikan
1. Sebenarnya down syndrome itu apa? 2. Perbedaan mereka terhadap orang biasa.
3. Interaksi mereka dengan lingkungan sekitarnya. 4.2.1.3 Tujuan Komunikasi
1. Membuat orang tua dan saudara anak-anak down syndrome bangga akan mereka.
2. Menginformasikan kepada masyarakat apa itu down syndrome. 3. Membuka wawasan dan persepsi masyarakat tentang keberadaan
down syndrome.
4. Meningkatkan rasa toleransi terhadap orang-orang yang memiliki kekurangan.
5. Mengajak fotografer-fotografer untuk lebih peka terhadap isu-isu sosial, agar mereka tidak hanya menjual namun memberi melalui foto-foto mereka.
4.2.1.4 Profil Target Audiens Target Primer 1. Demografi
a. Usia 25-50 tahun keatas b. Unisex
c. Warga negara Indonesia, semua golongan, ras, dan agama d. Tingkat pendidikan minimal sarjana
e. Status ekonomi menengah hingga menengah keatas (B-A) 2. Geografi
Masyarakat yang tinggal di daerah Ibu Kota 3. Psikografi
a. Memiliki hubungan langsung terhadap orang-orang dengan keterbelakangan mental dan juga down syndrome
b. Memiliki mata pencaharian di dunia psikologi
c. Memiliki ketertarikan dan kepedulian terhadap isu sosial Target Sekunder
1. Demografi
a. Usia 17 - 50 tahun b. Unisex
c. Warga negara Indonesia dan Warga negara Asing, semua golongan d. Tingkat pendidikan minimal SMA
e. Status ekonomi menengah atau menengah keatas 2. Geografi
Berdomisili di Jakarta atau kota besar lainnya 3. Psikografi
a. Memiliki ketertarikan terhadap seni fotografi
b. Mereka yang tidak mengetahui tentang akan adanya situasi dan kondisi dari mereka yang terkena down syndrome
c. Memiliki mata pencaharian di bagian kesejahteraan rakyat dan pendidikan
4.2.1.5 Positioning Statement
Buku Fotografi Down Syndrome pertama di Indonesia dengan foto-foto yang menceritakan hal-hal positif, pencapaian dan keunikan mereka yang memiliki Down Syndrome.
4.2.1.6 Big Idea
Sebuah Buku fotografi tentang Down Syndrome yang dapat memberikan sebuah perspektif baru terhadap para penderita Down Syndrome dan juga sebagai sumber inspirasi kepada orang-orang yang memiliki keluarga Down Syndrome.
4.2.1.7 Keywords
4.2.1.8 Judul
Penulis sempat mempertimbangkan beberapa alternatif judul yang hendak dipakai dalam buku fotografi ini, antara lain:
1. Beauty of Down Syndrome 2. Mengenal Down Syndrome
4.2.1.9 Pendekatan Rasional dan Emosional Pendekatan Rasional
Mengkomunikasikan informasi tentang keunikan dan prestasi anak-anak down syndrome dengan pemaparan gambar-gambar melalui media buku fotografi, yang menampilkan bahwa orang-orang yang memiliki down syndrome sanggup untuk melakukan hal-hal di luar dugaan kita.
Pendekatan Emosional
Melalui visualisasi yang dirancang oleh penulis, buku fotografi ini dapat memberi impact yang dapat menimbulkan rasa keterbukaan dan toleransi terhadap saudara-saudara yang memiliki down syndrome. 4.2.1.10 Treatment
Penulis akan membuat buku ini dengan beberapa pendekatan fotografis yang bersifat personal, beberapa foto candid dan juga beberapa yang akan dipose dengan beberapa achievement mereka. Semua akan dikomposisikan per bab, dimana akan dimulai dengan sekila tentang apa itu down syndrome. Kemudian akan dilanjutkan dengan kehidupan interaksi mereka secara sosial dan perjuangan mereka dalam meraih prestasi-prestasi mereka, yang kemudian diakhiri dengan mimpi-mimpi mereka.
4.2.2 Strategi Desain
Buku ini menggunakan sisi visual dari fotografi sebagai tonggak utama dalam strategi penyampaian pesan sehingga membutuhkan komposisi yang baik antara image dan juga text/narasi.
4.2.2.1 Perancangan Look/Mood Visual 4.2.2.1.1 Pemilihan Warna
Penulis akan mengejar perubahaan mood dari yang suram dan akhirnya menjadi lebih ceria, dimana akan tetap dibuat selaras dengan tone background yang berwarna pastel, bahkan ada juga yang black and white. Kontras yang tinggi dalam beberapa foto di buku ini agar dapat memberikan kesan yang dramatis.
4.2.2.1.2 Grid
Grid yang digunakan akan tentu saja mendukung visual hero yaitu image fotografi itu sendiri, sehingga akan
menggunakan grid yang simple dan tidak memusingkan pembaca.
4.2.2.1.3 Pemilihan Typeface
Penulis akan menggunakan font family san serif untuk body text agar memiliki tingkat keterbacaan yang jelas sehingga pesan-pesan dalam buku ini bisa tersampaikan dengan baik, dan script untuk quote maupun heading agar menumbuhkan kesan bahwa anak-anak down syndrome itu ceria dan ekspresif.
4.2.2.1.4 Image
Jenis fotografi yang akan digunakan oleh penulis adalah fotografi close-up portrait dan environmental portrait, dimana objek utamanya adalah penderita down syndrome itu sendiri, dan juga dibeberapa shot memperlihatkan lingkungannya juga.
4.2.2.2 Ringkasan Cerita
Sebuah kumpulan cerita tentang anak-anak yang memiliki down syndrome, dengan beberapa quote dari mereka dan juga orang-orang di sekitar mereka. Memperlihatkan kapabilitas mereka dan juga apa saja yang dapat mereka capai dengan segala kekurangan mereka.
4.2.2.3 Daftar Isi Buku • Prakata • Bab 1
Sekilas tentang anak-anak down syndrome. • Bab 2
Berisi tentang kehidupan sehari-hari mereka, interaksi dengan sesama dan keceriaan mereka dalam menghadapi hidup.
• Bab 3
Prestasi-prestasi yang mereka miliki, dari kegiatan olahraga hingga yang berbau seni.
• Akhir kata
4.2.2.4 Perancangan Media Buku Ukuran halaman: 20x20 cm Jumlah halaman: 118 halaman
4.2.3 Analisa Harga
Berikut adalah daftar harga dari buku-buku yang memiliki format serupa, yaitu buku fotografi berwarna.
1. Kota Gede: Life Between Walls
Bambang Tri Atmojo, Revianto Budi Santosa Harga : Rp. 185.000 Ukuran : 24 x 24 cm Tebal : 172 halaman Terbit : Juni 2007 2. In My Room Jerry Aurum Harga : Rp. 250.000 Ukuran : 33 x 23 cm Tebal : 216 halaman Terbit : Nopember 2009 3. Celebrating The Moment
Henry C. Widjaja
Harga : Rp. 160.000 Ukuran : 26 x 28 cm Tebal : 136 halaman Terbit : Juni 2010