• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA

MANOKWARI

Iwan18, Achmad Rante Suparman19

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kontribusi konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar Biologi dan Kimia siswa SMA di Kota Manokwari.Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto yang dilaksanakan pada SMA di Kota Manokwari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA di kota Manokwari tahun ajaran 2015/2016, sebanyak 900 orang. Sampel penelitian ini adalah siswa pada tiga SMA di kota Manokwari tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel adalah secara purposiverandom sampling. Sampel SMA di kota Manowari diambil secara purposive menjadi tiga kategoriberdasarkan akreditasi A, akreditas B, dan akreditasi C. Kemudian setiap kelompok sekolah berdasarkan akreditas diambil secara acak. Siswa kelas XI IPA SMA yang diambil sebagai responden dengan alasan sudah mencapai target kurikulum sebesar 51,16% dan belum mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional. Terdapat kontribusi positif konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA di Kota Manokwari sebesar 74,3%. Dan begitu pula Terdapat kontribusi konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar Kimia sebesar 19,9%.

Kata Kunci: Konsep diri, Motivasi Berprestasi,hasil belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam persaingan global, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat perlu berpacu untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat diperhitungkan dimata dunia. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kewajiban yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah dalam menjalani era globalisasi tersebut (Tilaar, 2002:2).

Setiap orang menggantungkan harapan kepada pendidikan untuk melahirkan generasi muda yang menguasai beragam ilmu dan pengetahuan, mampu memanfaatkan potensi diri dan setiap peluang, sehingga pada akhirnya menjadi manusia-manusia yang sukses dalam setiap kompetensi. Pendidikan menjelma menjadi syarat mutlak sebuah

18 Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Papua 19 Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Papua

(2)

134 ___________________ ©Pancaran, Vol. 6, No. 1, hal 133-140, Februari 2017

kesuksesan. Kenyataannya, terkadang seseorang berhasil mencapai jenjang pendidikan yang tinggi tetapi kurang berhasil dalam kehidupan, atau sebaliknya. Tidak jarang seseorang sukses dalam kehidupan, tetapi pencapaian akademiknya biasa saja.

Ketidakkonsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan tersebut memunculkan pertanyaan, bagaimana sistem pendidikan yang sangat kompetitif ternyata dapat melahirkan generasi yang tangguh secara keilmuan tetapi rapuh atau gagal dalam kehidupan. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah ketika anak didik dihadapkan kepada beban pendidikan yang terlalu banyak dan ekspektasinya terlalu tinggi dikarenakan lingkungan yang sangat kompetitif, sistem pendidikan dan lingkungan tidak memberikan ruang yang cukup untuk mengembangkan konsep diri anak didik secara matang dan positif. Hal ini menjadi kajian bagi para pendidik bahwa perlunya mengembangkan sikap internal (misalnya konsep diri, motivasi berprestasi) dan eksternal (misalnya keluarga, sekolah, lingkungan pergaulan) dari anak didik, sehingga dapat membentuk karakter yang lebih mampu merespon positif setiap perubahan.

Faktor internal berupa konsep diri diperoleh dari hasil suatu pembelajaran yang merupakan faktor psikologis. Pembentukan kepribadian yang positif lebih penting, di mana proses formatif dan konstruktif tidak hanya berguna bagi kelangsungan hidup atau sebagai pertahanan diri terhadap kecemasan. Tetapi juga memiliki energi, tujuan, dan pemenuhan kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, seseorang perlu kreatif dan imajinatif menyusun

dan menciptakan agar dirinya tetap sehat secara psikologis. Setiap peserta didik memiliki

karakteristik khusus, yang satu sama lainnya berbeda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan pergaulan, dan sekolah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi konsep diri terhadap hasil belajar Biologi dan Kimia siswa SMA di Kota Manokwari?

2. Seberapa besar kontribusi motivasi berprestasi terhadap hasil belajar Biologi dan Kimia siswa SMA di Kota Manokwari?

3. Seberapa besar kontribusi konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar Biologi dan Kimia siswa SMA di Kota Manokwari?

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA di kota Manokwari tahun ajaran 2015/2016, sebanyak 900 orang. Sampel penelitian ini adalah siswa pada tiga

(3)

secara purposive random sampling. Sampel SMA di kota Manowari diambil secara purposive menjadi tiga kategori berdasarkan akreditasi A, akreditas B, dan akreditasi C. Kemudian setiap kelompok sekolah berdasarkan akreditas diambil secara acak, Siswa kelas XI IPA SMA yang diambil sebagai responden dengan alasan sudah mencapai target kurikulum sebesar 51,16% dan belum mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional, sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini siswa tersebut lebih memahami konsep dirinya dan meningkatkan motivasi berprestasi disekolah masing-masing

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel independent (bebas) yakni konsep diri (X1) dan motivasi berprestasi (X2), serta suatu variabel dependent (terikat). Desain hubungan antara variabel bebas (X1, X2) dan variabel terikat (Y) tersebut dapat

dilihat pada Gambar 1.

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 1. hubungan antara variabel bebas (X1, X2) dan variabel terikat (Y)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data tentang konsep diri memiliki rentang teoritik 30 – 120. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan skor terendah adalah 50. Skor rata-rata sebesar 78.64; median sebesar 80.00; modus sebesar 80; dan standar deviasi sebesar 11.30. Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri siswa SMA di Kota Manokwari dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri siswa SMA di Kota Manokwari

Kategori Nilai Skor Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah 98.5 – 120 76 – 97.5 53.5 - 75 30 – 52.5 2 50 24 1 2.6 65 31.1 1.3 Jumlah 77 100

Konsep diri siswa

(X1)

Motivasi berprestasi

(X2)

Hasil belajar biologi dan Kimia

(4)

136 ___________________ ©Pancaran, Vol. 6, No. 1, hal 133-140, Februari 2017

Dari Tabel 1 tentang distribusi frekuensi tersebut dapat diketahui bahwa skor konsep diri pada kategori sangat tinggi sebanyak 2 siswa, ini berarti bahwa terdapat 2 siswa yang sudah memenuhi 100 dari keseluruhan dimensi konsep diri yang ditentukan. Hal ini terlihat dari angket siswa yang menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki tingkat konsep diri yang sangat tinggi. Kategori tinggi sebanyak 50 siswa, ini berarti bahwa terdapat 50 siswa yang sudah memenuhi 75 dari keseluruhan dimensi konsep diri yang ditentukan.

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri Kimia siswa SMA di Kota Manokwari

Dari Tabel 2 tentang distribusi frekuensi tersebut dapat diketahui bahwa skor konsep diri pada kategori sangat tinggi sebanyak 29 peserta didik, ini berarti bahwa terdapat 29 peserta didik yang sudah memenuhi 100% dari keseluruhan dimensi konsep diri yang ditentukan. Hal ini terlihat dari angket peserta didik yang menunjukkan bahwa peserta didik tersebut memiliki tingkat konsep diri yang sangat tinggi. Kategori tinggi sebanyak 40 peserta didik ini berarti bahwa terdapat 40 peserta didik yang sudah memenuhi 75% dari keseluruhan dimensi konsep diri yang ditentukan

Data tentang motivasi berprestasi memiliki rentang teoritik 30 – 120.Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 103 dan skor terendah adalah 56.Skor rata-rata sebesar 85.64; median sebesar 88.00; modus sebesar 80; dan standar deviasi sebesar 11.47. Distribusi frekuensi dan persentase motivasi berprestasi siswa SMA di Kota Manokwari dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini:

Kategori Nilai Skor Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah 98.5 – 120 76 – 97.5 53.5 - 75 30 – 52.5 29 40 0 0 42.02 57.98 0 0 Jumlah 69 100

(5)

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase motivasi berprestasi siswa biologi SMA di Kota Manokwari

Kategori Nilai Skor Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah 98.5 – 120 76 – 97.5 53.5 - 75 30 – 52.5 10 52 15 0 13 67.5 19.5 0 Jumlah 77 100

Sumber pendistribusian variabel: Sugiyono (2011:93)

Dari Tabel distribusi frekuensi tersebut dapat diketahui bahwa skor motivasi berprestasi pada kategori sangat tinggi sebanyak 10 siswa, ini berarti bahwa terdapat 10 siswa yang sudah memenuhi 100 dari keseluruhan dimensi motivasi berprestasi yang ditentukan. Hal ini terlihat dari angket siswa yang menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki tingkat motivasi berprestasiyang sangat tinggi. Kategori tinggi sebanyak 52 siswa, ini berarti bahwa terdapat 52 siswa yang sudah memenuhi 75 dari keseluruhan dimensi motivasi berprestasi yang ditentukan

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase motivasi berprestasi peserta didik SMA di kota Manokwari

Dari tabel distribusi frekuensi tersebut dapat diketahui bahwa skor motivasi berprestasi pada kategori sangat tinggi sebanyak 12 peserta didik, ini berarti bahwa terdapat 12 peserta didik yang sudah memenuhi 100% dari keseluruhan dimensi motivasi berprestasi yang ditentukan. Hal ini terlihat dari angket peserta didik yang menunjukkan bahwa peserta didik tersebut memiliki tingkat motivasi berprestasi yang sangat tinggi. Kategori tinggi sebanyak 55 peserta didik, ini berarti bahwa terdapat 55 peserta didik

Kategori Nilai Skor Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 98.5 – 120 12 17,39

Tinggi 76 – 97.5 55 79,71

Rendah 53.5 - 75 2 2,90

Sangat Rendah 53.5 - 75 0 0

(6)

138 ___________________ ©Pancaran, Vol. 6, No. 1, hal 133-140, Februari 2017

yang sudah memenuhi 75% dari keseluruhan dimensi motivasi berprestasi yang ditentukan.

Data tentang hasil belajar Biologi memiliki rentang teoritik 0 – 100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 98.00 dan skor terendah adalah 37.50. Skor rata-rata sebesar 69.8; median sebesar 72.00; modus sebesar 72.00; dan standar deviasi sebesar 13.80. Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar Biologi siswa SMA di Kota Manokwari dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar biologi siswa SMA di Kota Manokwari

Kategori Predikat Nilai Skor Frekuensi Persentase

Sangat Baik Baik cukup kurang Sangat Kurang A B C D E 80-100 70 - 79 60 - 69 50 - 59 0 – 49 18 25 19 6 9 23.3 32.4 24.6 8 11,7 Jumlah 77 100 Sumber : Kemendikbud (2013)

Dari Tabel 5 tentang distribusi frekuensi tersebut dapat diketahui bahwa skor hasil belajar pada kategori sangat kurang sebanyak 9 siswa, kategori kurang sebanyak 6 siswa, kategori cukup sebanyak 19 siswa, kategori baik sebanyak 25 siswa dan kategori sangat baik sebanyak 18 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil belajar Biologi siswa SMA di Kota Manokwari termasuk kategori baik.

Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar Kimia peserta didik SMA di Kota Manokwari

Sumber pendistribusian variabel: Depdiknas (2013)

Dari tabel 6 tentang distribusi frekuensi tersebut dapat diketahui bahwa skor hasil belajar pada kategori sangat baik sebanyak 28 peserta didik, kategori baik sebanyak 25 peserta didik, kategori cukup sebanyak 16 peserta didik, untuk kategori kurang dan kategori sangat kurang tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara

Kategori Nilai Skor Frekuensi Persentase

Sangat Baik 80 - 100 28 40,58

Cukup Baik 70 - 79 25 36,23

Kurang 60 - 69 16 23,19

(7)

umum hasil belajar Kimia peserta didik SMA di Kota Manokwari termasuk kategori sangat baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat kontribusi positif konsep diri terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA di Kota Manokwari sebesar 45,7%.

2. Terdapat kontribusi positif motivasi berprestasi terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA di Kota Manokwari sebesar 46,4%.

3. Terdapat kontribusi positif konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA di Kota Manokwari sebesar 74,3%. 4. Terdapat kontribusi konsep diri terhadap hasil belajar Kimia sebesar 13,0% 5. dan kontribusi motivasi berprestasi terhadap hasil belajar Kimia sebesar

34,3%.

6. Terdapat kontribusi konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar Kimia sebesar 19,9%.

Sebaiknya membandingkan hasil yang diperoleh pada mata pelajaran biologi dan kimia

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M.A. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Konstruktivisme Berdasar Teori Sosial Vygostky Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan di SMA. Tesis (tidak diterbitkan) Makassar: Pascasarjana UNM.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Utama. _______. 2010. Tes Prestasi (Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar). Yogyakarta: Pustaka Utama.

Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Dimyati, & Mudjiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta

_________________. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta. Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(8)

140 ___________________ ©Pancaran, Vol. 6, No. 1, hal 133-140, Februari 2017

Sanjaya. W. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supardi, S. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus.

Thalib, S.B. 1986. Pengendalian Diri. Jurnal (tidak diterbitkan) Makassar:Fakultas Ilmu Pendidikan.

__________. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana.

Tilaar, R. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri siswa SMA di Kota  Manokwari
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase konsep diri Kimia siswa SMA di Kota  Manokwari
Tabel  4.  Distribusi  frekuensi  dan  persentase  motivasi  berprestasi  peserta didik SMA di kota  Manokwari
Tabel  6.  Distribusi  frekuensi  dan  persentase  hasil  belajar  Kimia  peserta didik SMA di Kota  Manokwari

Referensi

Dokumen terkait

viride dan FMA belum menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari pada pemberian pupuk anorganik, namun berpotensi menyokong pertumbuhan dan perkembangan tanaman

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : pertama, Pelaksanaan pelestarian lingkungan hidup wilayah adat Ammatoa dengan menggunakan Pasang ri Kajang sebagai hukum adat

Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Kementerian Agama yang menyelenggarakan Pendidikan Umum

Sehingga lovelock menyimpulkan bahwa struktur organisasi harus dibuat dengan mendukung perkembangan aktivitas pemasaran tradisional dan aktivitas interactive marketing

Obligasi tahap I akan diterbitkan sebesar Rp 2 triliun pada semester I tahun 2013, dan tahap II sebesar Rp 2 triliun pada semester III tahun 2013. Perseroan menargetkan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yakni penelitian Arief (2013) yang meneliti tentang Pengaruh Risiko Kredit,Risiko Likuiditas,Risiko Tingkat Bunga terhadap

Negara Kepulauan (bahasa Inggris: “archipelagic State ) adalah hasil keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang berarti suatu Negara yang

Pada pemberian Trichokompos ampas tahu dosis 225 g/tanaman, kandungan unsur hara N akan lebih banyak tersedia bagi tanaman yang selanjutnya dapat mendorong