• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan metode pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar tematik tema makananku sehat dan bergizi pada siswa kelas IV MIN Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017. - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan metode pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar tematik tema makananku sehat dan bergizi pada siswa kelas IV MIN Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017. - Test Repository"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI PADA SISWA KELAS IV MIN MANGGARWETAN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

LUK LUK ATUL FUAH

NIM 115-13-018

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI PADA SISWA KELAS IV MIN MANGGARWETAN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

LUK LUK ATUL FUAH

NIM 115-13-018

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

Andai Kesedihan adalah Hujan Dan Kebahagiaan adalah Matahari

Maka Kita Butuh Keduanya Untuk Melihat PELANGI **********

Aku tak pantas hidup di duniamu Tapi lebih tidak pantas lagi

Bila aku hidup di akhirat Tanpa berjuang di dunia

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini aku persembahkan untuk:

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Ahmad Munjaig dan Ibu Partimah yang aku

sayangi dan aku patuhi, terimaksih telah mendukung dan mendo’akan setiap

langkahku. Seribu maaf dari luluk kepada Bapak Ahmad Munjaig dan Ibu Partimah putrimu ini belum bisa membalas semua jasamu yang telah engkau berikan kepadaku, hanya sebuah karya kecil ini yang bisa aku persembahkan untuk saat ini. Karya kecil ini menjadi bukti buat Bapak dan Ibu yang selalu

berdo’a dan berkorban demi putrinya ini untuk menjadi seorang sarjana

pendidikan yang telah menjadi cita-cita Bapak dan Ibu selama ini.

2. Adikku tersayang, Rumaizah Shovia terimaksih telah memberikan perhatian dan semangat, semoga aku bisa menjadi teladan yang baik untukmu. Maaf mbak luluk belum bisa menjadi kakak yang baik buat adek, semoga adek bisa menjadi lebih hebat dari mbak luluk.

3. Buat keluarga besar Bp. Sastro dan Bp. Yaspan terimakasih atas dukunganya, yang tak hentinya selalu bertanya “kapan wisuda” teruntuk lek Mudi dan bulek Waroh.

4. Terimaksih buat Bapak Suwardi, M.Pd yang selalu sabar dalam membimbing dan memberi ilmu.

(9)

ix

6. Buat teman- temen kos pak eko kembangarum residen: Mbk Lia, Mbk Kharir, Mbk Ayu, Deka, Desy, Shintia, buat yang paling muda Fajri yang selalu ribet ngajakin maen, terimakasih buat Aisyah Hidayati sudah menjadi teman tidurku selama dikosan, si ences (Reny) selain teman kos yang suka usil juga teman seperjuangan di PGMI.

7. Buat teman kentel, Lila, Rini, Aisah selalu semangat perjalanan masih panjang.

8. Buat teman-temanku yang selalu bersama-bersama ketika dikampus Umi, Lupita terimaksih sudah menjadi teman yang baik yang selalu memberi semangat dan selalu bercanda bareng ketika dikampus.

9. Teman-teman PGMI 2013 konsentrasi IPS terimaksih kalian luar biasa.

(10)

x

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Penggunaan Metode Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Tema Makananku Sehat dan Bergizi Pada Siswa Kelas IV MIN Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018 yang merupakan tugas dan syarat yang wajib untuk dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehinga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

(11)

xi

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan.

3. Ibu Peni Susapti, S.Si.,M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

5. Bapak Jumari, S.Ag.,M.Pd.i selaku Kepala Madrasah MIN Manggarwetan.. 6. Ibu Mas’adatun Nikmah, S.Pd selaku guru kelas IVA terimakasih sudah

membantu dalam pelaksanaan penelitian.

Atas semua bantuan yang telah memberikan penulis hanya dapat berdoa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat, amin.

Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.

(12)

xii

ABSTRAK

Atul fuah, luk luk. 2017. Penggunaan metode Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar tematik tema makananku sehat dan bergizi pada siswa kelas IV MIN Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun pelajarn 2016/2017. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar dan Metode Snowball Throwing

Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA MI Negeri Manggarwetan pada pembelajaran tematik tema makananku sehat dan bergizi dengan penggunaan metode Snowball Throwing. Salah satu penyebab rendahnya nilai pembelajaran tematik di MI Negeri Manggarwetan adalah kurangnya penggunaan metode lainya selain metode yang sudah dicantumkan didalam buku. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar tematik tema makananku sehat dan bergizi pada siswa kelas IVA MI Negeri Mnaggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017?

Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Perencanaan, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Pelaksanaan, melaksanakan pembelajaran pada pembelajaran tematik tema makananku sehat dan bergizi. 3) Observasi, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan. 4) Refleksi, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IVA MI Negeri Manggarwetan yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode Snowball Throwing saat pembelajaran tematik.

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ... vi

MOTTO ... vii

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

G. Metode Penelitian ... 12

1. Rancangan Penelitian ... 12

2. Lokasi dan Subyek Penelitian... 13

3. Langkah-langkah Penelitian ... 14

4. Instrumen Penilaian ... 15

(14)

xiv

6. Analisis Data... 16

H. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Metode Pembelajaran Snowball Throwing ... 19

1. Hasil Belajar ... 19

a. Pengertian Hasil Belajar ... 19

b. Ciri-Ciri Hasil Belajar ... 20

c. Jenis-jenis Belajar ... 22

d. Teori-Teori Belajar ... 23

e. Faktor-faktir yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 25

2. Metode Pembelajaran Snowball Throwing ... 26

a. Pengertian Metode Snowball Throwing ... 26

b. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing ... 28

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Snowball Throwing ... 29

B. Pembelajaran Tematik Tema Makananku Sehat dan Bergizi ... 29

1. Pembelajaran Tematik ... 29

a. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 29

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 31

c. Kelebihan Pembelajaran Tematik ... 32

d. Kekurangan Pembelajaran Tematik ... 33

e. Implikasi Pembelajaran Tematik ... 33

2. Makananku Sehat dan Bergizi ... 35

a. Pengertian Makananku Sehat dan Bergizi ... 35

b. Ciri-Ciri Makananku Sehat dan Bergizi ... 36

c. Pemetaan Indikator Pembelajaran Makananku Sehat dan Bergizi ... 37

C. Kaitan Metode Snowball Throwing dan Pembelajaran Tematik ... 39

D. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ... 41

1. Pengertian KKM ... 41

(15)

xv

3. Mekanisme Penetapan KKM ... 42

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Kondisi Umum ... 46

1. Gambaran Umum MI Negeri Manggarwetan ... 46

2. Visi dan Misi MI Negeri Manggarwetan ... 47

3. Letak Geografis MI Negeri Manggarwetan ... 47

4 Sejarah MI Negeri Manggarwetan ... 48

5. Data Guru dan Karyawan MI Negeri Manggarwetan ... 50

6. Pereodesasi Kepemimpinan ... 52

7. Karakteristik Siswa ... 53

8. Pelaksanaan Penelitian ... 55

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 55

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 74

1. Pra Siklus ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan MI Negeri Manggarwetan ... 50

Tabel 3.2 Pembagian Tugas Guru MI Negeri Manggarwetan ... 51

Tabel 3.3 Keadaan Guru di MI Negeri Manggarwetan... 52

Tabel 3.4 Data Keadaan Siswa Kelas IVA MI Negeri Manggarwetan... 53

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 59

Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus 1 ... 61

Tabel 3.7 Kekurangan dan Perbaikan ... 63

Tabel 3.8 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 68

Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 70

Tabel 4.1 Nilai Pra siklus Siswa Kelas IV A ... 75

Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif siklus I ... 77

Tabel 4.3 Penilaian Rubik pembuatan Buklet Susu Kelas IV A ... 78

Tabel 4.4 Penilaian Rubik Presesntasi Buklet Susu kelas IV A... 79

Tabel 4.5 Nilai Hasil Tes Formatif siklus 11 ... 83

Tabel 4.6 Penilaian Rubik Membuat Bros ... 85

Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Pra Siklus dan Siklus I ... 87

Tabel 4.8 Rubik Buklet Susu ... 88

Tabel 4.9 Perbandingan Nilai Siklus I dan II ... 89

Tabel 4.10 Rubik Membuat Bros ... 89

Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Siswa ... 90

Tabel 4.12 Selisih Ketuntasan Siswa ... 92

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus ... I99

Lampiran 2 Soal Tes Siklus 1 ... 108

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Siklus I ... 111

Lampiran 4 Buklet Susu ... 114

Lampiran 5 Rubik Siklus 1 ... 117

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 118

Lampiran 7 Soal Tes Siklus 11 ... 129

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siklus II ... 132

Lampiran 9 Bros ... 137

Lampiran 10 Rubik Siklus 11 ... 138

Lampiran 11 Silabus tema 9 Makananku Sehat dan Bergizi ... 139

Lampiran 12 Materi ... 144

Lampiran 13 Dokumentasi ... 148

Lampiran 14 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 150

Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 151`

Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian ... 152

Lampiran 17 Lembar Konsultasi Skripsi ... 153

(19)

xix

Lampiran 19 Riwayat Hidup ... 157

Lampiran 20 Deklarasi Publikasi ... 158

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan, dan kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat yang disusun sedimikian rupa sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Suwarno, 2009 : 20).

Dalam pendidikan sendiri banyak mengalami perubahan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan harapan. Walaupun tidak dipungkiri untuk mencapainya tidak mudah, masih ada kendala-kendala yang tak kunjung teratasi.

(21)

fungsinyauntuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Hamalik, 2010 : 3).

Pada saat ini pendidikan mengalami perubahan kurikulum yang awalnya memakai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sekarang menjadi kurikulum 2013 (Tematik) khususnya pendidikan dasar. Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian (Majid, 2014 : 2).

(22)

Desain pembelajaran tematik atau kurikulum 2013 memungkinkan anak secara individual menjelajahi minatnya dan mengembangkan kemampuan berasimilasi dan berakomodasi. Konsep pembelajaran tematik berfokus kepada anak sebagai pelajar dan proses-proses yang berkaitan dengan perkembangan berfikir dan belajar (Majid, 2014 : 4).

Kurikulum 2013 (tematik) berorientasi pada penguasaan kompetensi secara holistik yaitu pembelajaran tematik integratif, yaitu suatu pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema, yang kemudian dikembangkan lagi ke anak tema atau sub tema. Kurikulum 2013 (tematik) menekankan pembelajaran berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan lingkungan sekitar yang konstektual.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 (tematik) menggunakan metode pembelajaran, diharapkan siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya dan dapat mengeksplorasi ide-ide dan kemampuanya dalam proses kegiatan pembelajaran. Karena salah satu karakteristik kurikulum 2013 adalah adanya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk membanguan soft skill dan hard skill peserta didik. Peran guru dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Guru harus menyediakan ruang dan memfasilitasi agar siswa dapat bebas berkreatif (Putri, 2016 : 1).

(23)

penggunaan metode pembelajaran. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah tentang metode pembelajaran mengakibatkan guru kurang memahami dalam penggunaan metode pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh rendah.

Berdasarkan hasil wawancara langsung yang dilakukan dengan guru kelas IVA MI Negeri Manggarwetan mengungkapkan bahwa hasil belajar

yang diperoleh siswa rendah ≤ 60%, karena guru hanya menggunakan

metode pembelajaran yang sudah ada didalam buku guru, guru kurang mengemas atau memadupadankan dengan metode pembelajaran yang lainnya. Sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas IVA peneliti menawarkan solusi kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang lainya selain metode yang ada didalam buku guru, khususnya tema Makananku Sehat dan Bergizi. Salah satunya dengan menggunakan metode

(24)

pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas melalui pengalaman nyata (constructivism), pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri

(inquiry), pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari

“bertanya” (questioning), dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Di dalam metode pembelajaran Snowball Throwing, strategi memperoleh dan pendalaman pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut (Hamdayana, 2014 : 157).

Dalam penggunaan metode pembelajaran harus berkolaborasi dan kerja sama antara guru dengan peserta didik supaya dalam pembelajaran lebih menarik dan bervariasi dapat berjalan secara maksimal serta siswa dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat.

(25)

jauh dari angka 85%. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa guru harus lebih kreatif lagi dalam kegiatan pembelajaran.

Dari hasil pernyataan yang sudah dipaparkan di atas maka saya memiliki pemikiran untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul upaya meningkatkan hasil belajar judul “PENGGUNAAN METODE

PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA

MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI PADA SISWA KELAS IV MI

NEGERI MANGGARWETAN KECAMATAN GODONG

KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Apakah dengan penggunaan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar tematik tema Makananku Sehat dan Bergizi pada siswa kelas IV MI Negeri Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017?”.

C. Tujuan Penelitian

(26)

“Untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran

Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar tematik tema Makananku Sehat dan Bergizi pada siswa kelas IV MI Negeri Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017?”.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan pertanyaan logis yang menjadi dasar untuk menarik suatu kesimpulan sementara. Hipotesis adalah patokan, pendirian, dalil yang dianggap benar persangkaan atau dugaan yang dianggap benar untuk sementara waktu yang perlu adanya pembuktian tentang kebenaranya (Kartono, 1980 dalam Ghony dan Almanshu, 2009 : 84).

Dari rumusan masalah diatas dikemukakan hipotesis sebagai

berikut:“Penggunaan metode pembelajaran Snowboll Throwing dapat meningkatkan hasil belajar tematik tema Makananku Sehat dan Bergizi pada siswa kelas IV MI Negeri Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017”.

2. Indikator Keberhasilan

(27)

a. Secara Individu

Adanya peningkatkan hasil belajar tematik tema makananku sehat dan bergizi yaitu sudah mencapai KKM (kriteria ketuntasan

minimum) ≥ 70.

b. Secara Klasikal

Ketuntasan siswa secara klasikal dalam pembelajaran tematik

tema Makananku Sehat dan Bergizi ≥ 85% siswa di kelas dapat

mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimum).

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi baru bagi dunia pendidikan berupa gambaran bagaimana cara mengatasi masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar khusunya pada pembelajaran tematik tema Makananku Sehat dan Bergizi dengan metode

Snowball Throwing sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Manfaat praktis

(28)

Dapat memberikan manfaat bagi siswa dalam membangun motivasi belajar siswa pada pembelajaran tematik serta meningkatkan keaktifan dan kretatifitas siswa.

b. Bagi Guru

Dapat dijadikan rujukan atau pedoman penggunaan metode

Snowball Throwing dalam kegiatan belajar mengajar, yang menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan, efisien, efektif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru dalam mengajar tematik khususnya pada tema Makananku Sehat dan Bergizi serta dapat dijadikan masukan bagi sekolahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada sekolahan tersebut.

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar Metode Pembelajaran Snowball Throwing

a. Pengertian Hasil Belajar

(29)

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar (Susanto, 2013 : 5).

b. Pengertian Metode Pembelajaran Snowball Throwing

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Majid, 2013:193). Menurut J.R. david dalam Teacing Strategies for College Class Room (1976) menyebutkan bahwa method is a way in achieving something (cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

Pembelajaran adalah secara sederhana, istilah pembelajaran

(instruction)bermakna sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang

atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang sudah direncanakan”(Majid, 2013:4).

(30)

berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (khodir, 2011:80).

Snowball Throwing adalah suatu metode pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lainnya, dan selanjutnya siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya (Hamdayana, 2014 : 157). 2. Pembelajaran Tematik Tema Makananku Sehat dan Bergizi

a. Pembelajaran Tematik

Menurut (Kadir dan Asrohah, 2014 : 1) Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu dan kemudian dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai prespektif mata pelajaran yang biasa diajarkan disekolah untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

c. Makananku Sehat dan Bergizi

(31)

vitamin, serta sedikit lemak tidak jenuh, atau lebih tepatnya disingkat dengan nama menu 4 sehat 5 sempurna. Makanan yang bergizi yaitu makanan yang memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, serta mineral yang jumlahnya seimbang sesuai kebutuhan tubuh.

( http://dokumen.tips/documents/pengertian-makanan-sehat-dan-bergizi.html#diakses pada tanggal 20 Juni 2017 pukul 15:42).

G. Metode Penelitian 1)Rancangan penelitian

Penelitian ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu (Muslich, 2012:9).

(32)

Gambar 1.1 siklus penelitian (Sumber Arikunto,dkk.)

2)Lokasi, Subyek Penelitian dan waktu

a. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di MI Negeri Manggarwetan, sebuah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang pendidikan tingkat dasar, MI Negeri Manggarwetan berlokasi di desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

b. Subyek Penelitian

(33)

c. Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan dibulan Mei 2017. Dengan alasan materi yang dijadikan penelitian bertepatan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

3) Langkah-langkah penelitian

a) Perencanaan

Tahap perencanaan peneliti mengadakan 2 siklus penelitian, dimana siklus pertama sebagai pemanasan untuk mengetahui kemampuan yang dicapai oleh siswa sebelum dilaksanakan siklus yang kedua. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti membuat skenario pembelajaran yang akan membantu memecahkan masalah yang telah ditemukan, membuat lembar observasi, membuat butir-butir soal.

b) Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan harus berjalan sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya yaitu kegiatan pembelajaran dengan metode Snowball Throwing.

c) Pengamatan/Observasi

(34)

dalam konteks terikat. Objek observasi semua siswa kelas IVA MI Negeri Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. d) Refleksi

Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran kelas penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan lembar evaluasi apakah metode Snowball Throwing yang digunakan oleh peneliti menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator maka perlu dilanjutkan dalam kegiatan penelitian pada siklus II, begitu seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan.

4) Instrument penelitian

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Silabus

3. Lembar soal 4. Lembar observasi 5. Materi

5) Pengumpulan data

Pengumpulan data peneliti menggunakan tindakan tes, dokumentasi dan pengamatan.

(35)

Observasi dilaksanakan pada tahap pelaksanaan, semua hal yang terjadi pada saat aktifitas kegiatan pembelajaran dicatat dilembar pengamatan untuk mengetahui peningkatan belajar siswa.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Hasil wawancara yang diperoleh adalah data lengkap profil sekolah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi peserta didik pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, berupa kumpulan data dalam bentuk dokumentasi foto dan lain-lain.

6) Analisis data

Pada penelitian ini penulis menganalisa data atau menarik kesimpulan melalui hasil berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk

perbaikan belajar siswa. Adapun penilaian untuk ranah kognitif:

1. Rumus ketuntasan belajar siswa:

P:

(36)

Keterangan:

P : Nilai dalam persen

2. Rumus mencari nilai rata-rata siswa:

X:

Keterangan: X : nilai rata-rata

∑X: jumlah semua nilai siswa

∑N: Jumlah siswa

(Aqib, dkk. 2010 : 40).

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, sistematika yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

BAB I berisi pendahuluan terdiri dari latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, defisi operasional, metode penelitian.

BAB II kajian pustaka yang memuat tentang hasil belajar, penggunaan metode Snowball Throwing dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.

(37)

BAB IV berupa hasil penelitian dan pembahasan yang akan memaparkan deskripsi per siklus I dan siklus II.

(38)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar Metode Pembelajaran Snowball Throwing 1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda, walaupun secara praktis masing-masing kita sudah sangat memahami apa yang dimaksud belajar tersebut (Susanto, 2013 : 1).

Menurut Slameto dalam Djamarah (2011 : 13), Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.

Menurut R. Gagne dalam bukunya Susanto (2013 : 1), belajar dapat didefisinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

(39)

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat dari melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran (Sadirman, 2009 : 45).

Hasil belajar menurut Anni dalam Supardi merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru dan perubahan sikap serta cara pandang dan cara fikir siswa setelah mengalami proses belajar (Supardi, 2013 : 22).

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut (Djamarah, 2011 : 15) Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

(40)

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Dengan kecakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan-kecakapan lain.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

(41)

proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

c. Jenis-jenis Belajar

1) Belajar Bagian (part learning, fractioned learning)

(42)

2) Belajar dengan Wawasan (learning by insight)

Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubunganya dengan penyelesaian suatu persoalan.

3) Belajar Diskriminatif (discriminatif learning)

Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

4) Belajar Globalikeseluruhan (global whole learning)

Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya, lawan dari belajar bagian.

5) Belajar instrumental (instrumental learning)

Belajar instrumental merupakan reaksi-reaksi seseorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman. Berhasil atau gagal. (Slameteo, 2010 : 5).

d. Teori-teori Belajar

Adapun teori-teori belajar yang dikemukan oleh (Djamarah, 2011 : 17) adalah sebagai berikut:

(43)

Ahli-ahli ilmu jiwa daya mengemukakan suatu teori bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan-kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamanya dirasakan ketika dipergunakan untuk suatu hal. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, dan mengingat, daya berfikir, daya fantasi dan sebagainya.

2. Teori tanggapan

Teori tanggapan adalah suatu teori belajar yang menentang, teori belajar yang dikemukakan oleh jiwa daya yang dikemukakan oleh Herbart yaitu teori ilmu jiwa daya tidak ilmiah. Sebab psikologi daya tidak menerangkan kehidupan jiwa. Oleh sebab itu Herbart mengajukan teorinya, yaitu teori tanggapan. Menurutnya unsur jiwa yang paling sederhana adalah tanggapan. 3. Teori belajar menurut jiwa Gestalt

Gestalt adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari jerman. Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian didahului oleh keseluruhan. Dalam belajar menurut teori Gestalt yang terpenting adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat.

(44)

Proses belajar menurut Thorndike melalui proses:

a. Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan). b. Lawof effect yang berarti bahwa segala tingkah laku yang

berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut (Susanto, 2013 : 12) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, dan perhatian. Motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

5. Faktor Eksternal

(45)

pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

2. Metode Pembelajaran Snowball Throwing a. Pengertian Metode Snowball Throwing

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan

Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk menjawab. Snowball Throwing menurut Arahman dalam Hamdayana (2014 : 158) adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

(46)

anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.

Dalam metode Snowball Throwing, guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi alamiah.

(47)

b. Langkah-langkah metode Snowball Throwing

Langkah-langkah penggunaan metode Snowball Throwing adalah sebagai berikut (Supriyanto, 2011 : 128):

1. Guru menyampaikan meteri yang akan disajikan.

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lainnya.

6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

(48)

c. Kelebihan dan Kekurangan metode Snowball Throwing

1) Kelebihan metode pembelajaran Snowball Throwing

a. Melatih kesiapan siswa.

b. Saling memberikan pengetahuan.

c. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. d. Siswa mendapatkan kesempatan untuk berfikir. e. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

2) Kekurangan metode pembelajaran Snowball Throwing

a. Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.

b. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik menjadi penghambat bagi anggota lain.

c. Memerlukan waktu yang panjang.

d. Murid yang nakal cenderung membuat onar.

e. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

B. Pembelajaran Tematik Tema Makananku Sehat dan Bergizi 1. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

(49)

pemberian aktivitas yang dapat dari pengalaman langsung melalui lingkunganya yang natural.

Menurut (Hadi Subroto dalam Kadir dan Asrohah 2015 : 6) pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan yang lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep yang lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tertentu. Tema tersebut kemudian diulas atau dielaborasi dari berbagai sudut pandang baik dari pandang ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, humaniora maupun agama, sehingga memberikan pengalaman bermakna bagi peserda didik (Kadir dan Asrohah, 2015 : 9).

(50)

menghindari kegagalan pembelajaran yang masih banyak terjadi dengan model pembelajaran yang lain (Kadir dan Asrohah, 2015 : 6).

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai salah satu pembelajaran di sekolahan dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Anak didik sebagai pusat pembelajaran

Anak didik sebagai pelaku utama pendidikan, semua arah dan tujuan pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak didik dalam mengembangkan dirinya sesuai dengan minat motivasinya. Anak didik sebagai subjek belajar, sehingga proses pembelajaran berpusat pada anak didik.

b. Memberikan pengalaman langsung

Memberikan pengalaman langsung, apabila anak didik dihadapkan dengan pada situasi yang nyata yang tidak lain adalah lingkungan anak didik sendiri.

c. Menghilangkan batas pemisah antar mata pelajaran

(51)

d. Fleksibel

Pembelajaran tematik dilakukan dengan menghubung-hubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan yang lainya, atau menghubungkan antara pengalaman yang satu dengan pengalaman yang lainya, bahkan menghubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan yang satunya.

c. Kelebihan Pembelajaran Tematik

Adapun kelebihan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

1. Menghemat pelaksanaan pembelajaran terutama dari segi waktu, karena pembelajaran tematik dilaksanakan secara terpadu antara beberapa mata pelajaran.

2. Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.

3. Anak didik akan mendapatkan pengertian mengenai proses dan materi yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainya.

(52)

d. Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kekurangan. Kekurangan dalam pembelajaran tematik adalah:

1. Pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menuntut guru untuk mempersiapkan diri sedemikian rupa supaya ia dapat melaksanakanya dengan baik.

2. Guru harus merancang pembelajaran tematik dengan memperhatikan keterkaitan antara berbagai pokok materi tersebar dibeberapa mata pelajaran.

3. Menuntut penyediaan alat, media, bahan, sarana dan prasarana untuk berbagai mata pelajaran yang dipadukan secara serentak.

e. Implikasi Pembelajaran Tematik

Implementasi pembelajaran tematik di sekolahan dasar membawa beberapa implikasi yang harus disadari oleh semua pihak. Implikasi itu bagaikan sebelah mata pedang yang mempunyai dua sisi. Satu pihak memberikan keuntungan tetapi di pihak lain membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu yang harus ditanggung oleh penanggung jawaban pendidikan.

a. Implikasi bagi guru

(53)

tematik menuntut kreativitas guru yang tinggi dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak didik. Guru harus mampu berimprovisasi dalam segala medan yang dihadapi, termasuk dalam menghadapi murid yang kemampuanya beragam, materi atau bahan bahan pelajaran yang tersebar dalam beberapa sumber, sarana dan prasarana yang harus sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, menyusun kompetensi atau indikator yang harus dicapai oleh siswa. b. Implikasi bagi siswa

Beban guru yang semakin meningkat akan berimplikasi pula terhadap beban peserta didik. Seperangkat persiapan guru yang memang harus dapat diikuti oleh anak didik secara seksama. Anak didik harus mampu bekerja secara individual, berpasangan atau berkelompok sesuai dengan tuntutan skenario pembelajaran.

c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah pembelajaran yang

(54)

2. Makananku Sehat dan bergizi

a. Pengertian Makanan Sehat dan Bergizi

Makanan sehat dan bergizi adalah makanan yang higenis yang tidak mengandung zat yang membahayakan tubuh, mengandung gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Gizi yang diperlukan tubuh mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Makanan bergizi adalah makanan yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh, Allah SWT telah menciptakan manusia dengan susunan yang sempurna sehingga memerlukan zat gizi yang lengkap sebagai penyusunya (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral). Makanan yang sehat dan bergizi mengandung berbagai zat yang bermanfaat bagi tubuh kita yaitu:

a. Karbohidrat akan dipecah oleh tubuh menjadi sumber energi.

b. Protein diperlukan sebagai zat pembangun tubuh dan memperbaiki jaringan yang rusak.

c. Lemak sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A, D, E, K. d. Vitamin dan mineral untuk menjaga daya tahan dan kesehatan tubuh. e. Serat diperoleh dari sayuran dan buah yang bermanfaat untuk

menjaga pencernaan dan kesehatan.

(55)

b. Ciri-ciri makanan sehat dan bergizi

1. Tidak banyak mengandung lemak-lemak hewani 2. Rendah garam dan MSG.

3. Banyak mengandung sayuran atau serat. 4. Tidak/sedikit menggunakan bahan pengawet. 5. Menggunakan sedikit minyak goring.

(56)

3. Pemetaan Indikator Pembelajaran tema Makananku Sehat dan Bergizi.

Pemetaan Indikator Pembelajaran 1 subtema 2

MATEMATIKA

Kompetensi Dasar:

3.3 Memahami aturan pembulatan dalam membaca hasil pengukuran dengan alat ukur

4.17 Menyatakan kesimpulan berdasarkan data tabel atau grafik

Indikator:

• Membaca dan mengolah data tabel dan grafik batang melalui kegiatan membaca teks.

• Menyajikan data dan grafik batang mengenai konsumsi susu di sekolah melalui kegiatan surve di sekolah.

Pembelajaran 1 Tema makananku sehat dan bergizi

Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:

3.4 Menggali informasi dari teks cerita

petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

Indikator:

• Menemukan informasi tentang manfaat susu melalui kegiatan membaca teks tentang susu. • Menyajikan informasi tentang susu dan

manfaatnya dalam bentuk buklet melalui kegiatan membaca, mengamati gambar, mengumpulkan data, dan diskusi.

IPA

Kompetensi Dasar:

3.7 Mendeskrisikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,dan masyarakat

4.7 Menyajikan laporan hasil

pengamatan tentang teknologi yang digunakan di kehidupan sehari-hari serta kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tersebut.

Indikator:

• Membandingkan teknologi pemerahan susu sapi tradisional dan modern melalui kegiatan mengamati gambar seri.

• Menjelaskan manfaat teknologi

(57)

Pemetaan Indikator Pembelajaran 2 subtema 2

PPKN

Kompetensi Dasar:

3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat.

4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat

Indikator:

• Memberi contoh sikap disiplin dalam mengkonsumsi sayur dan buah melalui observasi diri dan diskusi.

• Menerapkan sikap disiplin dalam mengkonsumsi sayur dan buah melalui kegiatan.

Pembelajaran 2 Tema makananku sehat dan bergizi

MATEMATIKA Kompetensi Dasar:

3.3 Memahami aturan pembulatan dalam membaca hasil pengukuran dengan alat ukur

4.17 Menyatakan kesimpulan berdasarkan data tabel ataugrafik.

Indikator:

- Membaca, menjelaskan, dan mengubah data tabel menjadi data grafik garis dan sebaliknya, melalui kegiatan membaca teks

- Menyimpulkan data, melalui kegiatan membaca teks.

- Menyajikan data tabel dan grafik garis mengenai konsumsi buah dan sayur.

SBDP

Kompetensi Dasar:

3.4 Mengetahui berbagai alur cara dan pengolahan media karya kreatif 4.14 Membuat karya kerajinan

aksesoris dengan berbagai bahan dan teknik.

Indikator:

- Mengidentifikasi berbagai alur cara pengolahan media karya kreatif. - Berkreasi membuat hiasan baju/bros

(58)

C. Kaiatan Metode Snowball Throwing dengan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu yang memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dalam pembelajaran ini, gurupun harus mampu membangun bagian keterpaduan melalui satu tema. Pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam memilih dan mengembangkan tema pembelajaran. Pembelajaran menjadi ilustrasi dan contoh-contoh yang menarik dalam pembelajaran supaya siswa mudah menangkap materi pelajaran. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan beragam serta berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan. Akan tetapi pada umumnya dalam pembelajaran tematik masih kesulitan dalam memahami materi yang harus menghubungkan dari pelajaran satu ke pelajaran yang lainya. Oleh karena itu siswa menganggap pembelajaran tematik relative tidak mudah untuk memahami materi pelajaran pada setiap pembelajaran, umumnya pada siswa sekolah dasar.

Dalam pelaksanaanya pembelajaran tematik atau kurikulum 2013 terdapat kendala yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar sehingga hasil belajar siswa yang dicapai masih rendah, kurang dari KKM.

(59)

dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.

Dalam pembelajaran tematik sebaiknya guru menggunakan metode pembelajaran yang menarik kreatif, yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satunya menggunakan metode pembelajaran Snowball Throwing.

Metode snowball Throwing merupakan metode yang kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Penerapan metode Snowball throwing siswa dibagi beberapa kelompok setiap kelompoknya diketuai oleh salah satu anggota kelompok, ketua kelompoknya kemudian menjelaskan kepada anggota kelompok, masing-masing siswa membuat soal ditulis dikertas kemudian dibentuk seperti bola, setelah dibuat seperti bola kemudian dilempar keteman yang lainya, yang mendapatkan lemparan bola siswa menjawab soal yang ada didalam kertas. Selain itu kertas yang digunakan untuk membuat bola bisa menggunakan buku tulis. Metode pembelajaran

(60)

masih memiliki kelemahan yaitu materi tidak terlalu luas hanya berkisar pada apa yang telah diketahui oleh siswa.

D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Menurut DEPDIKNAS (2008 : 51) salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah “menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai

ketuntasan dinamakan kriteria ketuntasan minimal”.

(61)

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individu, kelas, klasikal.

Untuk menenetukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Trianto, 2010: 241):

KB = x 100%

Di mana: KB = ketuntasan belajar T = jumlah skor yang diperoleh siswa T1 = jumlah skor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2010: 241).

Tetapi, menurut Trianto (2010: 241) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampan setiap peserta didik berbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah berbeda.

3. Mekanisme Penetapan KKM

(62)

a. Ketuntasan belajar setiap indikator adalah 0-100%, dengan batas ideal minimum 75%.

b. Sekolahan harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata peserta didik (intake), kompleksitas (kesulitan dan kerumitan setiap indikatopr pencapaian), dan daya dukung (tenaga pengajar, sarana dan prasarana). c. Sekolahan dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria ideal, tetapi

secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (100%).

Untuk lebih jelasnya, lihat rambu-rambu penetapan KKM dibawah ini: a) KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran.

b) KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah.

c) Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100.

d) Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100.

e) Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah nilai ketuntasan belajar maksimal.

f) Nilai KKM harus dicantumkan dalam LHBS.

Contoh penetapan nilai KKM dengan memberikan point pada setiap kriteria ketetapan:

(63)

- Rendah = 3 2. Daya dukung: - Tinggi = 3

- Sedang = 2 - Rendah =1 3. Intake: - Tinggi = 3

- Sedang = 2 - Rendah = 1

Jika indikator memiliki kompleksitas rendah, daya dukung tinggi, dan intake siswa sedang nilainya adalah (3+3+2) x 100 = 88,899 atau dibulatkan menjadi 89.

Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria: 1. kompleksitas: - Tinggi = 50-64

- Sedang = 65-80 - Rendah = 81-100 2. Daya dukung: - Tinggi = 81-100

- Sedang = 65-80 - Rendah = 50-64 3. Intake: - Tinggi = 81=100

(64)
(65)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum

1. Gambaran Umum MI Negeri Manggarwetan a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Negeri Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan yang beralamat Jl. Majatama, RT 02 RW 03 Manggarwetan Kecamatan godong Kabupaten Grobogan provinsi jawa tengah kode pos 58162 yang kurang lebih berjarak 10 Km sebelah barat kota Godong serta 27 Km sebelah barat kota Grobogan. Profil madarasah secara lengkap adalah sebagai berikut:

a. Nama madrasah : MI Negeri Manggarwetan Grobogan

b. Alamat : Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan

c. Nomor sertifikasi : 11.10.16.13.1.00084 d. Tahun berdiri : 1963

e. Tahun penegrian : 1997 f. Kode pos : 58163

g. Kepala Madrasah : Jumari, S.Ag,. M.Pd.i

(66)

. Visi dan Misi MI Negeri Manggarwetan

1) Visi

Terwujudnya Generasi Islam yang Terampil, Qur’ani, Tekun

Beribadah, Beraklak Karimah, dan Unggul dalam Prestasi. 2) Misi

Misi dari MI Negeri Manggarwetan sebagai suatu lembaga pendidikan formal adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik.

2. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari

al-Qur’an dan menjalankan ajaran agama Islam.

3. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. 4. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efesien,

transparan, dan akuntabel.

c. Letak Geografis

(67)

Struktur geografis desa Manggarwetan adalah daerah persawahan oleh karena itu masyarakatnya kebanyakan bermata pencaharian sebagai

petani dan buruh, walaupun ada juga yang bekerja sebagai pegawai dan wirausaha.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah memiliki luas tanah sebesar 2920 M2 dengan status tanah waqaf dengan nomor sertifikat 11.10.16.13.1.00084 yang dikeluarkan oleh dinas pertanahan Kabupaten Grobogan, dan dalam perkembangannya madrasah ini memiliki luas bangunan 1.305 M2 yang dimanfaatkan untuk 13 ruang belajar, 1 ruang kepala, 1 ruang guru, 1 gedung perpustakaan, 1 musholla.

d. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Madrasah Ibtidaiyah Negeri Manggarwetan

(68)

kesadaran inilah yang memacu mereka untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan dasar yang tidak meninggalkan nilai-nilai agama Islam yang memang sudah melekat erat pada diri masyarakat Desa Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah.

Berangkat dari hal tersebut, maka pada tahun 1963 ide pendirian Madrasah mulai direalisasikan yang pada waktu itu di prakarsai oleh para tokoh agama serta tokoh masyarakat diantaranya adalah:

1. Lurah Kamari (Kepala Desa Manggarwetan) 2. Modin Nawawi (Perangkat Desa Manggarwetan) 3. Kyai Muslih (Tokoh Agama)

4. Abdul Halim (Tokoh Masyarakat) 5. Muhadi (Tokoh Masyarakat)

(Sumber: MIN Manggarwetan)

(69)

Selanjutnya, disini akan penulis sampaikan pula urutan perubahan nama Madrasah yang dimulai sejak tahun 1963 sampai bernama Madrasah Ibtidaiyah Negeri Manggarwetan yaitu sebagai berikut:

1. Madrasah Wajib Belajar ( MWB ) : Tahun 1963 s/d 1970 2. MI YATPI Manggarwetan : Tahun 1970 s/d 1980 3. MI Nahdlotut Thullab : Tahun 1080 s/d 1997 4. MI Negeri Manggarwetan : Tahun 1997 s/d sekarang

e. Data Guru dan Karyawan di MI Negeri Manggar Wetan Grobogan

Di MI Negeri Manggarwetan terdapat 14 guru, 3 karyawan dan 1 kepala sekolah. Berikut ini rincian data guru dan karyawan di MI Negeri Manggarwetan Grobogan:

Tabel 3.1

Data guru dan karyawan di MI Negeri Manggarwetan Grobogan

No Nama Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir

1. Jumari, S.Ag, M.Pd.I L S2

2. Bambang Ritmanto, S.Pd L S1

3. Sriyati, S.Pd.I P S1

4. Muhammad Al Maghfur, S.Ag L S1

5. Mutma’innah, S.Ag, M.Pd.I P S2

6. Drs. Moh Ruchan Fahrodli L S1

7. Suntari, S.Ag P S1

(70)

Sambungan...

8. Tasripin, M.Pd.I L S1

9. Rusmiatun, S.Pd.I P S1

10. Nuril Huda, S.Pd.I L S1

11. Moh Shokheh, S.Pd.I L S1

12. Islamiyah, S.Pd.I P S1

13. Nasihatul Hairiyah, S.Pd.I P S1

14. Mas’adatun Nikamh, S.Pd P S1

15. Bambang Eko Saputo L SMA

16. Agus Dwi Budiyanto L SMA

17. Wahyu Dwi Wijayanti P SMA

18. Dzul Fikar, S.Pd L S1

(Sumber: MIN manggarwetan) Tabel 3.2

Pembagian Tugas Guru MI Negeri Manggarwetan

No Nama Jabatan Jenis Guru Mengajar Kelas

1. Jumari, S.Ag. M.Pd.i Kepala Madrasah Guru Mapel I,II 2. Suntari, S.Ag Waka Kurikulum Guru Kelas V A 3. Bambang Ritmanto, S.Pd Guru Guru Kelas V B

4. Sriyati, S.Pd.i Guru Guru Kelas IB

5. Muhammad Al Maghfur, S.Ag Guru Guru Mapel VI A 6. Mutma’innah, S.Ag. M.Pd.i Guru Guru Kelas IV C 7. Drs. Moh Ruchan Fahrodli Guru Guru Kelas I A

8. Tasripin, M.Pd.i Guru Guru Kelas IV C

(71)

Sambungan…..

9. Rusmiatun, S.Pd.i Guru Guru Kelas VI B 10. Nuril Huda, S.Pd.i Guru Guru Kelas III A 11. Moh Shokheh, S.Pd.i Guru Guru kelas III B

12. Islamiyah, S.Pd.i Guru GuruKelas II A

13. Nasihatul Hairiyah, S.Pd.i Guru Guru Kelas II B 14. Mas’adatun Nikmah, S.Pd Guru Guru Kelas IV A

(Sumber: Min Manggarwetan) Sedangkan data keadaan guru di MI Negeri Manggarwetan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.3

Keadaan guru di MI Negeri Manggarwetan Grobogan

Guru Ijazah Jumlah

PNS Non PNS SMA D11 S1 S2

L P L P

7 4 4 3 3 - 12 3 18

f. Pereodesasi Kepemimpinan

Disini akan penulis sampaikan periodesasi kepemimpinan Kepala Madrasah yaitu sebagai berikut:

1. Bapak Rohmat, Menjabat sebagai Kepala Madrasah pada periode tahun tahun 1963 s/d 1970.

(72)

3. Bapak Sofwan, Menjabat sebagai Kepala Madrasah pada periode tahun1975 s/d 1978.

4. Bapak Marim, Menjabat sebagai Kepala Madrasah pada periode tahun1978 s/d 1980.

5. Bapak Abdul Halim, Menjabat sebagai Kepala Madrasah pada periode tahun 1980 s/d 1993.

6. Bapak Muslich, A.Ma, Menjabat sebagai Kepala Madrasah pada periode tahun Tahun 1993 s/d 2005.

7. Bapak Jumari, S.Ag.,M.Pd.i Menjabat sebagai Kepala Madrasah pada periode tahun 2005 s/d sekarang.

(Sumber: MIN Manggarwetan)

g. Karakteristik Siswa Kelas IVA MI Negeri Manggarwetan Tahun Ajaran 2016/2017.

Siswa kelas IVA MI Negeri Manggarwetan berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Berikut ini adalah tabel keadaan siswa kelas IV MI Negeri Manggarwetan:

Tabel 3.4

Keadaan siswa kelas IVA MI Negeri Manggarwetan Grobogan

No Kode Siswa NISN Jenis Kelamin

(73)

4. D 0083206747 Laki-laki 5. E 0075976434 Perempuan 6. F 0071674833 Laki-laki 7. G 0088259541 Laki-laki 8. H 0083617798 Perempuan 9. I 0077063915 Perempuan 10. J 0078901035 Laki-laki 11. K 0088575429 Laki-laki 12. L 0069441761 Laki-laki 13. M 0084056026 Laki-laki 14. N 0079956168 Laki-laki 15. O 0073385194 Laki-laki 16. P 0078743010 Perempuan 17. Q 0078682947 Perempuan 18. R 0076055231 Perempuan 19. S 0077907865 Perempuan 20. T 0071545921 Perempuan

(Sumber: MIN Manggarwetan) Karakteristik siswa sebagi subjek penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun. b. Kemampuan siswa rata-rata sedang. c. Siswa malu bertanya.

(74)

e. Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar berpendidikan rendah.

h. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran pelajaran tematik tema 9 semester genap tahun 2017. Penelitian menggunakan metode Snowball Throwing yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian tersebut dilaksanakan pada jam mata pelajaran tematik sesuai dengan jadwal pelajaran tematik kelas IVA MI Negeri Manggarwetan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Waktu pelaksanaan adalah sebagi berikut:

a. Kegiatan observasi awal pada tanggal 25 April 2017 b. Kegiatan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2017 c. Kegiatan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2017

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

(75)

1. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat RPP yang dikonsultasikan dengan guru kelas (pembelajaran tematik) kelas IVA. Peneliti menerapkan metode Snowball Throwing untuk pembelajaran tematik tema 9. Adapun tahap perencanaan meliputi:

a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Snowball Throwing pada pembelajaran tematik kelas IVA. b. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus 1 yaitu pada hari

selasa tanggal 23 Mei 2017.

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus 1 yaitu tema 9 makananku sehat dan bergizi.

d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.

e. Membuat lembar pengamatan, dilakukan untuk mengamati keaktivan siswa dan guru selama proses pembelajaran.

f. Menyiapkan alat dan media 1. Kertas

2. Buku siswa tematik untuk peserta didik kelas IVA semester genap. 3. Menyusun lembar soal berupa tes.

2. Tindakan

(76)

tema 9 makananku sehat dan bergizi pada pembelajaran 1 dengan menggunakan metode Snowball Throwing.

Pada tahap ini pelaksanaan siklus 1 meliputi kegiatan-kegiatan yang disusun di dalam RPP secara runtun, yaitu:

a. Pendahuluan

4. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.

5. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa dengan penuh khidmah.

6. Guru menanyakan kabar siswa.

7. Guru mengecek kehadiran siswa.

8. Guru mempersilahakan siswa untuk menyiapkan alat tulis.

9. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa.

10.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Kegiatan Inti

a) Mengamati

1. Guru menyampaikan materi .

2. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran. 3. Guru menerangkan langkah-langkah metode Snowball Throwing. b) Menanya

(77)

c) Melakukan

1. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing- masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

2. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman sekelompoknya.

3. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

4. Siswa membentuk kertas tersebut seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain.

d) Asosiasi/menghubungkan

1. Guru bertanya tentang grafik batang konsumsi susu.

2. Guru bertanya kepada siswa tentang kandungan gizi di dalam susu.

3. Guru bertanya tentang bagaiman pengolahan susu. e) Komunikasi

1. Guru meminta masing-masing kelompok menyimpulkan materi pada hari ini.

Gambar

Gambar 1.1 siklus penelitian
grafik Indikator:
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Pembagian Tugas Guru MI Negeri Manggarwetan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan orangtua kepada anak-anaknya sejak kecil, akan berdampak pada perkembangan sosial moralnya di masa dewasa (Anisah, 2011, h.15). Bagi ketiga subjek, faktor

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian lapangan (field research), sifat penelitian deskriptif, yaitu : menceritakan keadaan yang ada di

PENGUKURAN FUNGSI MEMORI MENCIT JANTAN GALUR BALB/C DENGAN PENGARUH MUSIK KERONCONG untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa: remediasi dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

Pengukuran overcut yang dilakukan mempunyai tahapan, untuk tahapan pertama yaitu dengan cara uji foto makro di Laboratorium Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin

Sedangkan penelitian di Indonesia oleh Siregar dan Utama (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan

penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian ini pada masalah “Pengaruh Jumlah Penduduk Bekerja dan PDRB Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di. Banten

Di Kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, dan Bandung menunjukkan tingginya gonorrhoeae mencapai 7,4% - 50% (Lina, 2011). Data yang diperoleh dari RSU Dr. Model