PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM
MELALUI MODEL MIND MAPP DAN METODE DISKUSI
PADA SISWA KELAS III DI MI MA’ARIF NU BLOTONGAN
KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
DYAH AYU DWI JAYANTI
NIM: 11514157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM
MELALUI MODEL MIND MAPP DAN METODE DISKUSI
PADA SISWA KELAS
III DI MI MA’ARIF NU BLOTONGAN
KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
DYAH AYU DWI JAYANTI
NIM: 11514157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Dyah Ayu Dwi Jayanti
NIM : 11514157
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL
MIND MAPP DAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS
III DI MI MA‟ARIF NU BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 25 Juli 2018 Pembimbing
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM
MELALUI MODEL MIND MAPP DAN METODE DISKUSI
PADA SISWA KELAS IIIDI MI MA’ARIF NU BLOTONGAN
KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
DISUSUN OLEH DYAH AYU DWI JAYANTI
NIM: 11514157
Telah dipertahankan didepan Dewan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pada tanggal 2018 telah dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan panitia penguji:
Ketua Penguji :
Sekretaris Penguji :
Penguji I :
Penguji II :
Salatiga, 2018
Dekan FTIK IAIN Salatiga,
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN
KESEDIAN DI PUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : DYAH AYU DWI JAYANTI
NIM : 115-14-157
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Selanjutnya saya bersedia skripsi ini dipublikasikan.
Salatiga, 25 Juli 2018
Yang menyatakan,
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto
“Sedikit pengetahuan yang diterapkan jauh lebih berharga ketimbang banyak
pengetahuan yang tak dimanfaatkan” (Kahlil Gibran) Persembahan
1. Bapakku Dwi Rusdiyanto dan Ibuku Menuk, terimakasih telah
membesarkanku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta tidak lupa
mendoakan anakmu ini sehingga bisa menyelesaikan kuliah S1.
2. Kakakku Dian Ika Damayanti dan Dhanang Prasetyo yang selalu memberi
dukungan dan semangat kepada saya.
3. Simbah putriku Suji, terimakasih atas doa restu dan dukungannya.
4. Adikku dan keponakan tante tercinta Ditya Tri Wahyu Atmajaya, Iqbal Asha
Prasetyo, Inaya Ashfi Prasetyo, dan Ibra Ashraf Prasetyo.
5. Dosen pembimbing skripsi saya, Jaka Siswanta, M.Pd yang telah bersedia
untuk waktunya membimbing saya sampai skripsi saya selesai.
6. Sahabat-sahabatku tercinta seperjuangan Siti Suhani, Eva Eliftyana Dewi,
Umi Maftukah, Laili Maulida Ali, Inta Nur Muakhidah, Luluk Saidatun
Mukhadiroh, dan Meila Anggraini.
7. Teman-temanku kos makmur Siti Nur Kholipah, Lisna Lulu’ A, Dwi Aprilia ,
Ika Tri Wulandari, Diah Artiana Putri, dan Wachidatus Sofiyah.
8. Teman-temanku KKN Magelang posko 29 Tampir Wetan dan teman PPL MI
Ma’arif NU Blotongan kota Salatiga.
9. Bapak ibu guru dan karyawan MI Ma’arif Blotongan yang sudah menerima
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkankepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa‟atnya di akhirat nanti.
Penulisan skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
IPA MATERI PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI
MODEL MIND MAPP DAN METODE DIKSUSI PADA SISWA KELAS III
DI MI MA’ARIF NU BLOTONGAN, KECAMATAN SIDOREJO, KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 207/2018.” ini, untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si.selaku Ketua Jurusan PGMI dan dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini,
yang sudah meluangkan waktu untuk bimbingan dengan penuh kesabaran.
4. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
5. Bapak Ali Munabah, S.Pd.I, MI, selaku kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Ma‟arif NU Blotongan, Sidorejo, Salatiga, yang telah memberikan izin
kepada penulisuntuk melakukan penelitian.
6. Bapak Laili Mubarok, S.Pd.I, selaku guru kelas III MI Ma‟arif NU Blotongan
yang telah membantu dalam melakukan penelitian.
7. Kepada seluruh siswa kelas III MI Ma‟arif NU Blotongan, Kecamatan
Sidorejo, Kota Salatiga yang telah membantu peneliti dalam melakukan
penelitian.
8. Sahabat dan teman–teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang
bersama-sama dan saling memberikan dukungan.
9. Kawan-kawan seperjuangan PGMI angkatan 2014 yang telah memberikan
semangat dalam belajar, dan banyak memotivasi peneliti.
Besar harapan penulis semoga amal baik tersebut diterima Allah SWT. Tak
lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
penyempurnaan skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
memiliki banyak kekurangan yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan
kemampuan penulis.
Salatiga, 25 Juli 2018
Penulis
Dyah Ayu Dwi Jayanti
ABSTRAK
Ayu Dwi Jayanti, Dyah. 2018. Peningkatan hasil belajar IPA materi pelestarian sumber daya alam melalui model mind map dan metode diskusi pada siswa kelas IIIMI Ma;arif NU Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga tahun pelajaran 2017/2018.Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing:Jaka Siswanta, M.Pd
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Model Mind Mapp, Metode Diskusi
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA materipelestarian sumber daya alam pada siswa kelas III MI Ma‟arif NU Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model mind map dan metode diskusidapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pelestarian sumber daya alam pada siswa kelas III MIMa‟arif NU Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018, Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan caramenghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v
DEKLARASI ... vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional... 8
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 9
3. Pelestarian Sumber Daya Alam ... 10
4. Model Mind Mapp ... 10
5. Metode Diskusi ...11
G. Metode Penelitian... 11
1. Rancangan Penelitian ... 11
2. Subjek Penelitian ... 12
3. Langkah-langkah Penelitian ………...12
4. Instrumen Penelitian... 14
5. Teknik Pengumpulan Data ... 17
6. Analisis Data ... 19
H. Sistematika Penulisan... 20
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 22
1. Hasil belajar ... 22
a. Belajar ... 22
b. Hasil Belajar ... 25
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 34
a. Pengertian IPA ... 34
b. Tujuan Pembelajaran IPA ... 35
c. Cara Berpikir IPA ... 36
d. Cara Penyelidikan IPA ... 37
4. Hakikat Model Pembelajaran Mind mapp ...43
a. Pengertian Model Pembelajaran ...43
b. Pengertian Mind Mapp ………...43
c. Kelebihan Model Mind Mapp ………...44
d. Kelemahan Model Mind Mapp ... 44
e. Langkah-langkah membuat Model Mind Mapp ... 45
5. Hakikat Metode Diskusi ... 47
a. Pengertian Metode Diskusi ... 47
b. Jenis-jenis Diskusi ... 47
c. Kegunaan Metode Diskusi ... 49
d. Langkah-langkah penggunaan metode diskusi ... 49
B. Kajian Pustaka ... 51
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 53
1. Letak Geografis MI Ma‟arif NU Blotongan ... 53
2. Sejarah Singkat Berdirinya MI Ma‟arif NU Blotongan ... 53
3. Keadaan gedung MI Ma‟arif NU Blotongan ... 53
4. Tujuan, visi, dan misi MI Ma‟arif Nu Blotongan ... 54
5. Subjek Penelitian ... 55
6. Waktu Penelitian ... 56
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 56
1. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ... 56
3. Deskripsi kegiatan Siklus II ... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74
1. Deskripsi Pra Siklus ... 74
2. Deskripsi Data Siklus I... 76
3. Deskripsi Data Siklus II ... 82
B. Pembahasan ... 86
1. Pra Siklus ... 86
2. Siklus I ... 87
3. Siklus II ... 88
4. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 90
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa ... 14
Tabel 1.2 Pedoman observasi untuk guru ... 15
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas III A... 55
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 56
Tabel 3.3 Hasil nilai ulangan mata pelajaran IPA... 57
Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Guru Siklus 1 ... 61
Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 62
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus I... 63
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 68
Tabel 3.8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ... 70
Tabel 3.9 Nilai Evaluasi Siklus II ... 71
Tabel 4.1 Data pra siklus (rata-rata nilai ulangan harian) ... 75
Tabel 4.2 Hasil Nilai Siklus I ... 76
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus 1 ... 78
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan terhadap Siswa Siklus 1 ... 80
Tabel 4.5 Hasil Siklus II... 82
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus II ... 83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ... 12
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Pra Siklus... 87
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus 1 ... 88
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus II ... 89
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Nilai Siklus I
Lampiran 4 Nilai Siklus II
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 9 Hasil Mind Mapp Siswa
Lampiran 10 Foto Kegiatan
Lampiran 11 Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 12 Lembar Konsultasi
Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 15 SKK
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses sadar dan terencana dari setiap
individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan
mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan
tujuan yang diharapkan. Pendidikan IPA merupakan rumpun ilmu yang
mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa kenyataan
(reality) atau kejadian (event) dan hubungan sebab akibatnya (Wisudawati
dan Sulistowati,2014:22). Dalam pendidikan IPA itu sendiri siswa diharapkan
memperoleh pengetahuan dari hasil kegiatan mereka yang diperoleh dengan
menggunakan model-model yang cocok dalam pembelajaran sehingga akan
memperoleh hasil yang maksimal.Selain itu, dalam al Quran juga disebutkan
bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang beriman dan
berilmu seperti dalam QS. Al-Mujadilah: 11 (Depag, 2012:54):
ۖ ْمُكَل ُ َّاللَّ ِحَسْفَي اىُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا يِف اىُحَّسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اىُىَمآ َهيِذَّلا اَهُّيَأ اَي
اَو ْمُكْىِم اىُىَمآ َهيِذَّلا ُ َّاللَّ ِعَفْزَي اوُزُشْواَف اوُزُشْوا َليِق اَذِإَو
َرَد َمْلِعْلا اىُتوُأ َهيِذَّل
زيِبَخ َنىُلَمْعَت اَمِب ُ َّاللََّو ۚ ٍتاَج
(
11
)
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan
kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (Q.S.al-Mujadilah [58]: 11)
Pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar untuk mengungkapkan gejala-gejala alam dengan menerapkan
langkah-langkah ilmiah dan untuk membentuk kepribadian siswa, sehingga siswa
dapat memahami proses pembelajaran IPA. Pendidikan IPA memerlukan
proses untuk mencapai sebuah hasil yang maksimal. Proses pembelajaran IPA
di sekolah sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu pemahaman siswa, latar
belakang peserta didik, model pembelajaran yang digunakan guru pada saat
mengajar agar mudah dimengerti dan diterima langsung oleh siswa. Proses
pembelajaran IPA yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, khususnya dalan mata pelajaran IPA.Namun dalam
pratiknya, proses pembelajaran IPA yang demikian belum bisa terwujud
karena siswa kurang memahami konsep dasar pembelajaran IPA. Dalam
mencapai sebuah tujuan yang di inginkan guru harus lebih kreatif dan
menyenangkan siswa dalam pembelajaran sehingga akan menimbulkan
semangat dalam kegiatan.
Didalam suatu pembelajaran pastinya memiliki suatu tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Tujuan pembelajaran tersebut akan bisa
tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan, jika suatu pembelajaran dapat
berjalan secara efektif yakni mampu melibatkan semua siswa berpartisipasi
secara aktif pada saat pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dengan baik. Maka dari itu, seorang guru harus kreatif dalam menggunakan
model dan metode yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada saat menggunakan model dan metode dalam pembelajaran
akan membantu siswa untuk lebih semangat pada saat pembelajaran
berlangsung. Guru kebanyakan tidak menggunakan model yang kreatif, masih
banyak guru yang menggunakan metode ceramah dan lebih sering melihat
buku atau lks. Akibatnya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan dan
banyak siswa yang merasa bosan dan berbicara dengan teman sebangku.
Dari hasil survei yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas III MI
Ma‟arif NU Blotongan yang bernama pak Laeli, beliau mengungkapkan
bahwa dari 20 siswa hanya 5 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM.
Adapun KKM untuk pelajaran ilmu pengetahuan alam yaitu 65, sedangkan 15
siswa lainnya masih dibawah KKM.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti berdialog dengan guru
untuk mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi. Guru berpendapat
bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa di MI Ma‟arif NU Blotongan,
yaitu guru masih menggunakan metode ceramah dan mendikte siswa. Hal ini
terlihat pada saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dari uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa diatas, peneliti
menyimpulkan kurangnya efektifnya metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru. Akibatnya, siswa akan merasa kesulitan saat mengikuti
pembelajaran. Oleh karena itu peneliti menawarkan kepada guru, supaya guru
menggunakan model mind maps dan metode diskusi.
Mind maps disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah
salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa untuk
belajar. Mind maps biasa juga dikategorikan sebagai teknik mencatat yang
kreatif (Kurniasih dan Sani, 2017:53).
Kelebihan dari model mind maps adalah memungkinkan siswa
untuk mneyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami
otak dilibatkan sejak awal. Dengan demikian siswa bisa lebih mudah dan
lebih bisa diandalkan dari pada menggunakan teknik mencatat saja yang
membuat siswa menjadi bosan. Dengan menggunakan model mind maps
daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi warna-warni, sangat
teratur, dan mudah diingat siswa dalam pembelajaran (Buzan, 2008:5).
Pada pembelajaran dengan menggunakan model mind maps, siswa
akan mudah mengingat materi yang dijelaskan oleh guru. Pembelajaran
dengan mind maps akan memungkinkan proses belajar yang menyenangkan
karena proses pembelajaran ini siswa tidak akan merasa bosan, karena siswa
akan aktif berpikir. Pembelajaran mind maps mendorong siswa untuk rajin
dan selalu belajar.
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang aktif dimana
siswa lebih berperan aktif dibandingkan dengan guru. Siswa akan lebih
mudah memahami materi jika siswa tersebut terlibat secara aktif pada saat
lebih kreatif siswa tidak akan merasa bosan, siswa dapat menyelesaikan
masalah, dan mengingat dengan lebih baik. Hal tersebut bisa mempengaruhi
nilai siswa dalam belajar.
Diskusi merupakan proses penglihatan dua atau lebih individu
yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan
sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi (Hassibun
dan Moedjiono,1988:20). Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
supaya siswa dapat berkerja secara kelompok dan siswa bisa saling
memahami teman kelompoknya, sehingga pembelajaran akan berlangsung
dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk
melaksanakan tindakan kelas di MI Ma‟arif NU Blotongan dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pelestarian Sumber Daya Alam
Melalui Model Mind Maps dan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas III MI
Ma‟arif NU Blotongan kecamatan Sidorejo kota Salatiga Tahun Ajaran
2017/2018”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang diangkat
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah penggunaan model mind maps dan metode diskusi dalam
pembelajaran IPA materi pelestarian sumber daya alam dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III semester II di MI Ma‟arif NU Blotongan
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat ditarik tujuan
penelitian yaitu: Untuk mengetahui apakah penggunaan model mind maps
dan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pelestarian
sumber daya alam pada siswa kelas III semester II di MI Ma‟arif NU
Blotongan kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018.
4. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
a. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban yng bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto,2014:110).
Jadi hipotesis adalah dugaan sementara tentang jawaban rumusan
masalah yang kebenarannya masih harus dibuktikan. Berdasarkan
rumusan masalah di atas hipotesis dalam penelitian ini adalah
Penggunaan Model Mind Maps dan metode diskusi dalam pembelajaran
IPA materi pelestariam sumber daya alam dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas III semester II di MI Ma‟arif NU Blotongan
kecamatan Sidorejo kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
b. Indikator Keberhasilan
Pengunaan model Mind Maps dan metode diskusi dapat dikatakan
efektif jika hasil belajar yang diharapkan bisa tercapai. Adapun
1) Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai lebih dari KKM yang telah ditetapkan
oleh sekolah yaitu ≥ 65 pada mata pelajaran IPA materi
pelestarian sumber daya alam.
2) Secara Klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu mendapat nilai
≥65 pada mata pelajaran IPA materi pelestarian sumber daya
alam dengan presentase ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam
satu kelas.
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teorotis maupun
secara praktis.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu bagi
perkembangan pendidikan khususnya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi Pelestarian Sumber Daya Alam.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran yang baru sehingga membantu proses belajar mengajar
2) Bagi guru
Penelitian ini sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap
pembelajaran yang sudah berlangsung serta sebagai bahan
pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model mind maps
dan metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
kemampuan siswa sehingga dapat tercipta pembelajaran yang
efektif dan efisien.
3) Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran kepada sekolah yang menjadi tempat penelitian sehingga
dapat meningkatkan mutu pendidikan MI Ma‟arif NU Blotongan
kecamatan Sidorejo kota Salatiga.
6. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan
pemahaman serta agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap judul di atas
makan perlu dijelaskan sebagai berikut:
a. Hasil Belajar
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam proses
pembelajaran adalah anak-anak yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran (Susanto,2013:5).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diketahui
pengertian hasil belajar adalah perubahan atau hasil yang terjadi dalam
diri siswa yang sudah melakukan usaha untuk memporoleh ilmu
pengetahuan yang baik dalam pembelajaran.
b. Pembelajaran IPA
IPA merupakan ilmu yang memiliki karakteristik khusus
yaitu mempelajari fenomena alam yang factual (fctual), baik berupa
kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan
sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini
antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi, dan Geologi(Wisudawati
dan Sulistyowati,2014:22).
IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen
serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan
sebagainya (Trianto, 2015:136-137).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa IPA
adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam
kompetensi yang telah ditetapkan melalui metode ilmiah seperti
eksperimen.
c. Materi Pelestarian Sumber Daya Alam
Indonesia memiliki tanah yang subur dan kaya akan sumber daya
alam. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam
yang dapat digunakan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya.Penggunaan sumber daya alam tidak boleh berlebihan.
Sumber daya alam harus dilestarikan supaya terus tersedia untuk kita
dan generasai yang akan dating (Irene,2015:103).
d. ModelMind Maps
Mind Maps merupakan cara untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind
mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak
cabang. Mind maps adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Kurniasih dan
Sani,2015:53).
Mind map adalah peta rute yang hebat bagi ingatan,
memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti
mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan dari
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mind maps
adalah suatu konsep pembelajaran yang melibatkan cara kerja otak
dari awal, dan siswa menjadi kreatif dalam mengembangkan pikiran.
e. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di
mana guru memberi kesempatan kepada para siswa
(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun
berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan dan
Moedjiono,1988:20).
7. Metode Penelitian
a. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan penelitian tindakan
kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di dalam kelas (Arikunto,2006:58).
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan
kelas menganai hasil belajar IPA siswa kelas III di MI Ma‟arif NU
Blotongan kecamatan Sidorejo kota Salatiga. Peneliti mempunyai alasan
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui penelitian
ini seorang peneliti bisa terjun langsung dan ikut berperan langsung
b. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas III di MI Ma‟arif NU
Blotongan kecamatan Sidorejo kota Salatiga semester II tahun ajaran
2017/2018.
c. Langkah-langkah Penelitian
Prosedur dalam penelitian yang dilakukan dapat diuraikan secara
rinci mulai perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Adapun gambar siklus dari penelitian sebagai berikut:
Gambar 1.1 Model tahapan dalam PTK (Arikunto,2014:137)
Untuk lebih jelasnya tahap-tahapnya sebagai berikut:
a) Tahap rencana (planning)
Tahap ini merupakan tahan renacana atau tindakan apa
yang harus dilakukan peneliti untuk meningkatkan proses dan Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Refleksi
?
hasil pembelajaran di dalam kelas. Dalam tahap ini peneliti
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan ini dilakukan.
b) Tahap tindakan (action)
Tahap tindakan adalah implementasi atau penerapan isi
rancangan di dalam tindakan di kelas. Dalam tahap ini pelaksana
guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam
rancangan, tetapi harus pula bersifat yang wajar supaya siswa
dapat memahami yang telah di jelaskan.
c) Tahap pengamatan (observation)
Pada tahap pengamatan ini dimaksudkan untuk melihat atau
mengamati serta mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang
muncul sebab akibat dari tindakan yang sudah dilakukan.Disini
penulis melakukan pengamatan aktifitas siswa selama KBM
berlangsung, mengukur ketercapaian indikator serta menganalisis
dampak yang timbul dari penggunaan Model Mind Maps dan
metode diskusi.
d) Tahap refleksi (reflection)
Pada tahap refleksi ini kegiatan yng dilakukan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Data yang
diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan dan kemudian
merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Siklus ke-I bertujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar
IPA, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk
melakukan tindakan siklus selanjutnya yaitu siklus yang
ke-II.Sedangkan siklus yang ke-II dilakukan perbaikan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus I.
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1) Pedoman observasi
Pedoman observasi disusun untuk memantau situasi saat proses
pembelajaran berlangsung dan untuk mengukur perkembangan yang
telah tercapai dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan
guru.
a) Pedoman observasi untuk siswa
Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa No Nama Siswa Aspek yang diamati*
9 FA
b) Pedoman observasi untuk guru
Tabel 1.2 Pedoman Observasi Untuk Guru No. Aspek yang diamati Skor
A B C D Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa. 2. Memberikan motivasi siswa.
3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan materi).
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara.
7. Kemampuan mengendalikan kelas 8. Kerapian dalam penampilan.
9. Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model mind
mapp dan metode diskusi
10. Memberikan perhatian yang sama antar kelompok
Penguasaan Materi Pelajaran
Keterangan:
Skor Nilai:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75 langkah-langkah yang dibuat dalam RPP. 12. Kejelasan saat menyampaikan materi
pelajaran.
13. Kejelasan dalam memberikn contoh dari materi ajar.
Kegiatan Belajar Mengajar
14. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
15. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan belajar melalui model mind mapp dan metode diskusi.
16. Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar melalui model mind mapp dan metode diskusi.
17. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu.
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
19. Penilaian sesuai dengan RPP.
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diajarkan.
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran yang telah dilakukan.
Tindak lanjut
23. Memberikan tugas kepada siswa.
24. Menginformasikan materi pelajaran yang akan dipelajari selanjutnya.
25. Memberikan motivasi kepada siswa.
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
2) Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPA pada siswa kelas III di MI Ma‟arif NU
Bloyongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2018.Pada
setiap siklus guru memberikan tes tertulis dalam bentuk uraian
untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap
materi pelestarian sumber daya alam.Teknik ini digunakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran, dan siswa dikatakan telah mencapai tingkat
penguasaan apabila telah memperoleh minimal 85% dari target
pembelajaran.Tes dilakukan dua kali yaitu diawal dan diakhir tiap
siklus.
3) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk merekam pada saat kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model mind maps dan model
diskusi pada materi pelestarian sumber daya alam.
4) Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang digunakan
a) Tes Tertulis
Peneliti membuat soal tes tertulis untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelestarian sumber
daya alam yang telah diajarkan oleh guru kepada siswa. Tes ini
dilakukan setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model mind maps dan metode diskusi berlangsung.
b) Observasi
Lembar observasi merupakan suatu cara yang tepat
untukmenilai perilaku. Untuk menilai perilaku itu diperlukan
lembaranpengamatan yang berisi hal-hal yang menjabarkan
tingkah lakusubyek yang diamati.Observasi dapat
dilaksanakan secarasistematik, yaitu dengan menggunakan
pedoman observasi(Djamarah, 2000: 220).
Lembar observasi berisi indikator yang
didesainberdasarkan fokus penelitian. Observasi dilakukan
untukmengamati bagaimana guru menyampaikan materi
pelestarian sumber daya alam dengan menggunakan model
mind map dan metode diskusi dan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model mind
map dan metode diskusi.
c) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik
belajar mengajar melalui foto.Data yang diperoleh peneliti dari
dokumen ini dapat melengkapi untuk memperkuat data dari
hasil observasi dan tes yang dilakukan.
5) TeknikAnalisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyusunan, pengaturan,
pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau
menyalahkan hipotesis. Semua data yang diperoleh dan
dikumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau membuktikan
kebenaran dari hipotesis.
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2009: 241) suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas
tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas belajarnya.
Dalam penelitian tindakan ini peneliti menggunakan rumus
sebagai berikut:
a) Menghitung nilai rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa
kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut, sehingga
diperoleh nilai rata-rata, dengan rumus sebagai berikut:
M=
Keterangan:
∑X= Jumlah semua nilai siswa
N= Jumlah siswa
b) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal
digunakan rumus sebagai berikut:
x 100%
Keterangan:
P= Jumlah nilai dalam persen
F= Frekuensi siswa tuntas KKM
N= Jumlah siswa keseluruhan (Trianto, 2009: 241)
8. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam laporan penelitian yang akan disusun adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi: Pengertian hasil belajar, pengertian mata pelajaran
IPA, pengertian mind maps, cara membuat mind maps,
manfaat dari mind maps, implikasi teknik mind maps dalam
proses pembelajaran dan kajian pustaka.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi: gambaran umum lokasi penelitian dan subjek
penelitian, deksripsi penelitian siklus I, deskrpsi penelitian
BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
Beris: hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
9. Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian
terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi,
dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang
terorganisasi. Proses disini dalam arti adanya interaksi antara
individu dengan suatu sikap, nilai atau kebiasaan, pengetahuan dan
ketrampilan dalam hubungannya dengan dunianya sehingga
individu itu dapat berubah. Berubah dalam pengertiannya adalah
dalam bentuk peguasaan, penggunaan, maupun penilaian terhadap
sikap, nilai dan kebiasaan suatu perilaku (Susanto,2013:4).
Menurut R. Gagne (1989) dalam Ahmad Susanto, belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan
mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu
mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan
siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan,
dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa
belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau
ketrampilan melalui intruksi.Instruksi yang dimaksud adalah
perintah atau arahan dan bimbingan dari seseorang pendidik atau
guru.
Sementara menurut E.R. Hilgard (1962) dalam Ahmad
Susanto, belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap
lingkungan.Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup
pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui
pengalaman. Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses
mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
pembiasaan, pengalaman, dan sebagainya.
Proses belajar mengajar dapat bergantung pada emosi yang
mempengaruhi semua proses-proses berpikir merupakan
komponen dari kecerdasan intrapersonal. Pendidik dapat
membantu peserta didik dalam pencapaian dan penemuan cara-cara
yang positif untuk mengekspresikan emosi mereka. Ada beberapa
cara untuk mendorong dan mengembangkan ekspresi emosional
yang positif, mengenali pengalaman perasaan peserta didik (Imam
Mas Arum, 2016:77).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku.Tingkah laku
tersebut ditetapkan dalam pengertian yang baik, yang dinyatakan
dalam bentuk penguasaan, penggunaan, maupun penilaian terhadap
sikap, kebiasaan, pengetahuan maupun kecakapan-kecakapan.
2) Ciri-ciri Belajar
a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
(change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar
hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya
perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah
laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada
tidaknya hasil belajar.
b) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk
waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi,
perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang
seumur hidup.
c) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati
pada proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku
d) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
e) Pengalaman atau latihan itu dapat member penguatan,.
Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat
atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (Baharuddin
dan Wahyuni, 2008:15-16).
3) Prinsip-Prinsip Belajar
Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar,
seorang guru perlu memerhatikan beberapa prinsip belajar
berikut Soekamto dan Winataputra,1997 dalam (Baharuddin
dan Wahyuni,2008:16)
a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar,
bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak
aktif.
b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c) Siswa akandapat belajar dengan baik bila mendapat
penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan
selama proses belajar.
d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang
dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional
(Susanto,2013:5).
Namawi dalam Susanto (2013:5) menyatakan bahwa hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan yang dilakukan oleh siswa pada saat siswa
mengalami prose belajar.
c. Macam-Macam Hasil Belajar
Macam-macam hasil belajar ada tiga aspek yaitu pemahaman
konsep (aspek kognitif), ketrampilan proses (aspek psikomotor), dan
sikap siswa (aspek afektif).
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep menurut Bloom dalam (Susanto,2013:6)
dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom
ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan
memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau
sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang siswa
baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Sedangkan pengertian konsep menurut Dorothy J. Skeel
dalam (Susanto,2013:8) konsep merupakan sesuatu yang tergambar
dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian.
Dari dua pendapat tersebut pemahaman konsep secara
sederhana adalah seberapa besar siswa mampu menyerap dan
memahami konsep pembelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru.
2) Ketrampilan Proses
Menurut Usman dan Setiawati dalam (Susanto,2013:9)
mengemukakan bahwa ketrampilan proses merupakan ketrampilan
yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik,
dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang
lebih tinggi dalam diri individu siswa. Ketrampilan berarti
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
kreativitasnya.
Indrawati dalam (Susanto,2013:9) merumuskan bahwa
yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat
digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori,
untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau
untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Dengan
kata lain, ketrampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan
pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
Dari dua pendapat diatas ketrampilan proses adalah
kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki siswa dalam
mengembangkan pikiran otak menggunakan pikiran dan nalar
untuk mencapai hasil yang bagus.
3) Sikap
Menurut Sadirman dalam (Susanto,2013:11) sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,
metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik
berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap
merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap
merupakan pembiasaan yang muncul,. Atau diciptakan dengan
proses yang terus menerus menjadi kebiasaan yang baik pada diri
siswa.
Secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor esternal. Kedua
faktor tersebut saling berpengaruh dalam proses pembelajaran.
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya
terlibat sejumlah faktor yang saling memengaruhi. Tinggi
rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor
tersebut. Ruseffendi dalam (Susanto,2013:14) mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh
macam, yaitu:
Kemampuan inteligensi seseorang sangat memengaruhi
terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta
terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan
siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah
siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk
meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran
yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor
lainnya.
Kemampuan merupakan potensi dasar bagi percapaian hasil
belajar yang dibawa sejak lahir. Alfred Binnet membagi
inteligensi ke dalam tiga aspek kemampuan, yaitu: direction,
adaption, dan criticism. Pertama, direction, artinya
kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang
dipecahkan.Kedua, adaptation, artinya kemampuan untuk
mengadakan adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya
secara fleksibel di dalam menghadapi masalah.Ketiga,
criticism, artinya kemampuan untuk mengadakan kritik, baik
terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya
sendiri.
d. Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi
kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar
tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih
berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan
individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan
masalah minat dan kebutuhan anak.
e. Bakat Anak
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akandatang.
Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat
dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat
tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka bakat akan
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.
f. Kemampuan Belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah
membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk
belajar. Kengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan
karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk
kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai
dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh
positif terhadap hasil belajar yang diraihnya.Karena kemauan
belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai
keberhasilan belajar.
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa
yang menaruh minat yang besar terhadap pelajaran akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya.
Dari pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah
yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi,
dan akhirnya mencapai prestasi belajar yang diinginkan.
h. Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
model penyajian materi. Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
dimengerti oleh siswa tentunya berpengaruh secra positif
terhadap keberhasilan belajar.
i. Pribadi dan Sikap Guru
Siswa pada umumnya dalam melakukan belajar tidak hanya
melalui bacaan atau melalui guru saja, tetapi bisa juga melalui
contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku, dan
perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh
inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya
yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru yang baik ini
tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh
kasih sayang, membimbing dengan penuh perhatian, tidak
antusias dan semangat dalam bekerja dan mengajar,
memberikan penilaian yang objektif, rajin, disiplin, serta
bekerja penuh dedikasi dan bertanggungjawab dalam segala
tindakan yang ia lakukan.
j. Suasana Pengajaran
Suasana belajar yang tenang, terjadinya dialog yang kritis
antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang
aktif diantara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada
proses pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar
dapat meningkat secara maksimal.
k. Kompetensi Guru
Guru yang profesional memiliki kemampuan-kemampuan
tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan dalam
membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa belajar
akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang
profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan
yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar
mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan
dengan semestinya.
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh
karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan
masyarakat pun akan ikut memengaruhi kepribadian siswa.
Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas
banyak dipengaruhi dan dibentuk oelh kondisi masyarakat
daripada keluarga dan sekolah.
10.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Pelestarian Sumber Daya
Alam
a. Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata
pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk
pada jenjang sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alamadalah
usahamanusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan
yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
menjelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
Carin dan Sund (1993) dalam (Wisudawati dan
Sulistyowati,2014:24) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang
sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan
berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada
definisi Carin dan Sund tersebut maka IPA memiliki empat unsure
1) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA
dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat
open ended.
2) Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan
adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan.
3) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan
hokum.
4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan
pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).Konsep IPA di sekolah
dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan
secara tersendiri.
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan
Nasional Standar Pendidikan BSNP, 2006 dalam
1) Siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan
alam ciptaan-Nya.
2) Siswa mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Siswa mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Siswa mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Siswa meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Allah SWT.
7) Siswa memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
c. Cara Berpikir IPA
Cara berpikir IPA dalam (Wisudawati dan
Sulistyowati,2014:24-25) meliputi:
1) Percaya (Believe)
Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian
hokum alam dapat dikonstruksi dari observasi dan diterangkan
dengan pemikiran dan penalaran.
2) Rasa ingin tahu (Curiosity)
Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh
rasa ingin tahu untuk menemukannya.
3) Imajinasi (Imagination)
Para ilmuwan sangat mengandalkan pada kemampuan
imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.
4) Penalaran (Reasoning)
Penalaran setingkat dengan imajinasi.Para ilmuwan juga
mengandalkan penalaran dalam memecahkan masalah gejala alam.
5) Koreksi diri (Self examination)
Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi dari pada
sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam.Pemikiran ilmiah
juga merupakan sarana untuk memahami dirinya, untuk melihat
seberapa jauh para ahli sampai pada kesimpulan tentang alam.
d. Cara Penyelidikan IPA
1) Observasi (Observation)
Para ahli yang ingin mengerti alam dan menemukan hokum
alam harus mempelajari objek-objek dan kejadian-kejadian melalui
observasi.Dari observasi diperoleh fakta dan rekaman fakta
merupakan data, yang selanjutnya diolah menjadi hasil observasi.
Eksperimen merupakan hal sangat penting dalam metode
ilmiah untuk menguak rahasia gejala alam.Eksperimen harus
diikuti observasi yang teliti dan cermat agar diperoleh data yang
akurat.
3) Matematika (Mathematic)
Matematika sangat diperlukan untuk menyatakan hubungan
antar variable dalam hokum dan teori.Matematika juga penting
untuk membangun suatu modal.
11.Materi Pelestarian Sumber Daya Alam
4) Standar Kompetensi
12.Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan
pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara
manusia memlihara dan melestarikan alam.
5) Materi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di
alam dan dapat digunakan manusia untuk mencukupi keperluan
hidupnya.Sumber daya alam meliputi sumber daya alam yang
dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui.
f. Sumber daya alam yang dapat diperbarui, sumber daya alam
yang selalu ada dan jika berkurang dapat dipulihkan kembali.
g. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sumber daya
alam yang jika persediannya habis, sangat sulit bahkan tidak
mungkin bisa dihasilkan kembali.
Contoh: minyak bumi, gas alam, dan batubara.
6) Materi Pemanfaatan dan Pelestarian Sumber Daya Alam
e. Pemanfaatan dan Pelestarian Air
Air merupakan sumber daya alam yang paling banyak
tersedia di alam.Air terdapat dimana-mana.Di danau, di laut, di
sungai, bahkan di dalam tanah. Sumber daya air antara lain
dimanfaatkan sebagai berikut:
e) Perikanan
Danau, sungai, rawa, dan laut dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan perikanan. Kegitan perikanan ini dilakukan
masyarakat dengan cara membuat kolam ikan, tambak, atau
keramba.
f) Pertanian
Air digunakan untuk irigasi atau pengairan pada
lahan-lahan pertanian.Irigasi membuat tanah menjadi subur.
g) Objek Wisata
Contoh wisata air: Pantai Ancol, Pantai Parangtritis, Pantai
Kuta, Danau Toba, dan lain-lain.
Air dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.Air
yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga
listrik adalah air yang memiliki tekanan besar atau memiliki
tenaga besar.
Usaha penghematan dan pelestarian air harus dimulai dari
diri kita sendiri. Jika kita berhemat, persedian air akan tetap
ada. Beberapa usaha pelestarian air, antara lain sebagai berikut:
a) Mematikan kran air jika tidak digunakan atau air dalam bak
sudah penuh.
b) Menanam pohon di halaman rumah.
c) Menggunakan air seperlunya.
f. Pemanfaatan dan Pelestarian Tanah
Tanah merupakan tempat tumbuhnya tumbuhan dan
manusia melakukan berbagai aktivitas.Tanah dapat rusak oleh
aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab.Misalnya,
membuang sampah sembarangan ke tanah.Akibatnya, tanah
menjadi tercemar sehingga tidak dapat dimanfaatkan.
Usaha pelestatian tanah dapat kita lakukan dengan cara
sebagai berikut:
d) Melakukan reboisasi, yaitu menanam kembali hutan yang
telah gundul sehingga tanah tidak cepat terkikis.
e) Melakukan pemupukan dengan pupuk organic yang
f) Membuat sengkedan yang bertujuan agar tanah tidak
longsor dan menahan air sedikit demi sedikit sehingga
tumbuhan mendapatkan air.
g. Pemanfaatan dan Pelestarian Tumbuhan
Beberapa manfaat tumbuhan antara lain sebagai berikut:
a) Sebagai bahan pakaian, misalnya kapas.
b) Sebagai sumber makanan, misalnya padi, jagung,
kacang-kacangan, dan umbi-umbian.
c) Sebagai bahan bangunan, misalnya bamboo, kayu jati, dan
kayu mahoni.
d) Sebagai bahan perabot rumah tangga, misalnya kayu dan
rotan dibuat meja dan kursi.
e) Mencegah banjir dan tanah longsor karena akar tumbuhan
dapat menahan air dan tanah saat terjadi hujan.
Pelestarian tumbuhan dapat dilakukan dengan beberapa
cara sebagai berikut:
a) Memanfaatkan tumbuhan sesuai dengan kebutuhan.
b) Menanam tumbuhan untuk penghijauan.
c) Menjaga dan merawat tumbuhan.
h. Pemanfaatan dan Pelestarian Hewan
Hewan merupakan contoh sumber daya alam yang dapat
diperbarui. Beberapa pemanfaatan hewan untuk memenuhi
c) Sebagai sumber makanan, misalnya daging ayam, ikan, dan
susu sapi.
d) Sebagai alat transportasi, misalnya kuda, sapi, dan kerbau.
e) Sebagai bahan pakaian, misalnya kepompong ulat sutera
dan bulu domba.
f) Sebagai bahan peliharaan, misalnya burung dan kucing.
Hewan dapat menjadi langka atau bahkan punah. Dengan
demikian, diperlukan usaha untuk mencegah hewan-hewan
menjadi langka atau bahkan punah, yaitu dengan cara sebagai
berikut:
c. Mencegah perburuan liar.
d. Melestarikan hewan dengan melindungi hewan langka
dalam suaka margasatwa.
e. Mengembangbiakkan hewan, misalnya hewan beternak.
i. Pemanfaatan dan Penghematan Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan minyak mentah yang berasal dari
dalam perut bumi.Hasil pengolahan minyak bumi berupa bahan
bakar minyak (BBM) dan nonBBM.BBM mencakup bensin,
solar, minyak tanah, dan avtur.Adapun hasil nonBBM meliputi
aspal, pelumas, pestisida, pupuk, plastik, dan karet sintetis.
Hasil pengolahan minyak bumi umumnya digunakan
sebagai bahan bakar.Penggunaan bahan bakar secara berlebihan
berkurang. Beberapa usaha untuk menghemat penggunaan
bahan bakar minyak antara lain sebagai berikut:
3) Mematikan kompor jika sudah tidak digunakan.
4) Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
5) Menggunakan bahan bakar aletrnatif, misalnya biodiesel.
Biodiesel merupakan bahan bakar alternative yang terbuat
dari sumber daya alam yang dapat diperbarui, misalnya
lemak hewan dan minyak biji jarak.
Sumber daya alam yang dapat diperbarui dan ada yang
tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui akan habis jika kita pakai terus-menerus. Kita harus
menghemat sumber daya alam terutama sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui dengan menggunakannya secara
bijaksana dan bertanggung jawab agar pemanfaatannya dapat
digunakan.Bertanggung jawab terhadap kelestarian sumber
daya alam berarti kita telah turut peduli terhadap kelestarian
lingkungan yang ada di sekitar kita.
4. Hakikat Model Pembelajaran Mind Maps
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce dan Weil dalam (Rusman,2011:133) model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka