• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi Kasus : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

TERHADAP MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Lia Puspasari

021334102

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

TERHADAP MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Lia Puspasari

021334102

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

“ Let God Lead Y our W ay “

B iarkan Tuhan yang M enuntun J alanmu

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria, My Savior

Papa di surga

Mama tersayang

Adikku Ferry

Suamiku tercinta Stive

(6)

M OTTO

“I know the Lord

will make a way for

me “

ku tahu Tuhan pasti buka jalan untukku”

“ if there is a will there is a

way ”

“ Jika ada kemauan pasti ada jalan”

(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

TERHADAP MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten

Lia Puspasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK N 1 Jogonalan Klaten. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK N 1 Jogonalan. Jumlah populasi penelitian ini adalah 590 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK N 1 Jogonalan. Jumlah sampel penelitian ini adalah 187 siswa. Metode pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Chi Kuadrat.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (hasil orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (hasil perhitungan pada jenis pekerjaan ayah: hitung2 = 0,014 < pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (hasil perhitungan pada tingkat pendapatan ayah hitung2 = 0,110 <

2

tabel

= 3,84 dan pada tingkat pendapatan ibu 2

hitung

= 0,004 < dari 2

tabel

= 3,84)

(10)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PARENTS’ ECONOMIC SOCIAL STATUS TOWARDS THE INTEREST OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS TO

CONTINUE THEIR STUDY TO UNIVERSITY A Case Study: 1 State Vocational High School Jogonalan Klaten

Lia Puspasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research aims to find out: (1) the influence of parents’ educational level towards the interest of Vocational School students to continue their study to university; (2) the influence of parents’ kinds of job towards the interest of Vocational School students to continue their study to university; (3) the influence of parents’ income towards the interest of Vocational School students to continue their study to university.

This research is a case study on the students of 1 State Vocational high School Jogonalan Klaten. The population in this research is all students of of 1 State Vocational High School Jogonalan Klaten. The total population of this research is 590 students. The samples of this research are 187 students of XII grade. The method of the collecting data is questionnaire. The technique of taking samples is Chi Square.

The result shows that: (1) there is no influence of the parents’ educational level towards the interest of vocational high school students to continue their study to university (the result on fathers’ educational level:count2 = 0,540 <table2 = 5,99 and on mothers’ educational level: 2

count

= 0,077 < 2

table

= 5,99); (2) there is no influence of parents’ kinds of job towards the interest of vocational high school students to continue their study to university (the result on fathers’ kinds of job: 2

count

= 0,014 < 2

table

= 3,48 and the result on mothers’ kinds of job: count2 = 0.003 <table2 = 3,48); (3) there is no influence of parents’ income towards the interest of vocational high school students to continue their study to university (result based on fathers’ income: count2 = 0,110 < 2

table

= 3,48 and result based on mothers’ income: 2

count

= 0,004 < 2

table

=3,84)

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Krguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tek terhingga kepada:

a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Unuversitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kapribadian kepada penulis.

b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma dan Pembimbing I yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat berarti dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.

e. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. dan Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberi kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

f. Segenap staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu yang telah diberikan melalui perkuliahan.

g. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.

h. Semua pihak SMK N Jogonalan Klaten dan siswa siswi kelas XII yang telah

(12)

memberikan ijin, bantuan dan kelancaran kepada penulis untuk melakukan penelitian.

i. Seluruh keluargaku: Papaku tercinta, Tony Soegiharto yang ada disurga atas doanya. Mamaku tersayang, Christina Sukeksi atas segala doa, cinta, dan kesabaran dalam membimbingku (akhirnya aku lulus). Adikku Ferry Nugroho atas bantuannya dalam mencari uang dan atas penghiburannya. Suamiku Tercinta Stevanus Agung Wahyu Saputro atas segala pendampingannya dalam menjalankan PBM dan mengantarku disaat aku bimbingan dan seluruh keluarga besarku terima kasih atas segala doa, semangat dan bimbingannya sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.

j. Anak-anak Kost Ampel 23c : Mbak Yayuk, Mbak Yeni, Rikky, Yoan dan Dewi terima kasih atas persahabatan kalian yang sangat berarti untukku.

k. Sahabat-sahabat terbaikku: Veronika Rushartanti selalu mengajariku disaat aku mulai kesusahan untuk mengolah data (rumahmu jauh baget bu…rajin bimbingan biar kita bisa wisuda bareng), Thomas Dwi Akto selalu menanyakan kabar

teman-m. Teman-teman PAK’A, PAK’B dan PAK”C Pendidikan Akuntansi;02 atas kebersamaan selama proses perkuliahan yang menyenangkan di Unuversitas Sanata Dharma.

n. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 20 April 2009 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

PERSEMBAHAN……… iv

MOTTO……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……… vii

ABSTRAK………. viii

ABSTRACT………... ix

KATA PENGANTAR……… x

DAFTAR TABEL………... xv

DAFTAR LAMPIRAN………... xvii

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II Tinjauan Pustaka A. Minat... 6

B. Status Sosial Ekonomi... 7

C. Pendidikan Orang Tua ... 9

D. Pekerjaan Orang Tua……… 11

(14)

E. Pendapatan Orang Tua……….. 12

F. Kerangka teoritik……….. 15

G. Hipotesis……… 18

BAB III Metodologi Penelitian A. Jenis Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian……… 20

2. Waktu Penelitian………. 20

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian……….. 20

2. Obyek Penelitian………... 20

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi………. 21

2. Sampel………... 21

3. Teknik Penarikan Sampel………. 21

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner……….. 21

2. Dokumentasi………. 22

3. Wawancara………... 22

F. Operasionalisasi Variabel ... 22

G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas... 24

2. Pengujian Reliabilitas ... 26

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 28

2. Pengujian Hipotesis a. Rumusan Hipotesis ... 28

(15)

b. Pengujian Hipotesis ... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya SMK N I Jogonalan ... 31

B. Ganbaran Umum SMK N I Jogonalan... 32

C. Visi dan Misi SMK N I Jogonalan ... 35

D. Tujuan SMK N I Jogonalan ... 35

E. Organisasi Kesiswaan ... 36

F. Kegiatan Ekstrakulikuler Sekolah... 36

G. Struktur Organisasi SMK N I Jogonalan ... 39

H. Pembuatan Tugas dan Tanggung jawab ... 39

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Minat Siswa...44

2. Deskripsi Tingkat Pendidikan Orang Tua ...45

3. Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua...46

4. Deskripsi Tingkat Pendidikan Orang Tua ...47

B. Analisis Data ...48

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...57

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ...62

B. Saran ...62

C. Keterbatasan ...64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Operasional Variable Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi

ke Perguruan Tinggi……… 24

Tabel 3.2 Skor Pertanyaan Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 24

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Variabel Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……….. 25

Tabel 5.1 Deskripsi Minat Siswa SMK Untuk Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi... 44

Tabel 5.2 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ayah………. 45

Tabel 5.3 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ibu………. 45

Tabel 5.4 Deskripsi Jenis Pekerjaan Ayah………. 46

Tabel 5.5 Deskripsi Jenis Pekerjaan Ibu……… 47

Tabel 5.6 Deskripsi Tingkat Pendapatan Ayah………. 47

Tabel 5.7 Deskripsi Tingkat Pendapatan Ibu……… 48

Tabel 5.8 Data Tingkat Pendidikan Ayah dan Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 49

Tabel 5.9 Tabel Kontigensi……… 49

Tabel 5.10 Data Tingkat Pendidikan Ibu da Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 50

Tabel 5.11 Tabel Kontigensi………. 50

Tabel 5.12 Data Jenis Pekerjaan Ayah dan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke PerguruanTinggi………. 51

(17)

Tabel 5.13 Tabel kontigensi……….. 51 Tabel 5.14 Data Jenis Pekerjaan Ibu dan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 53 Tabel 5.15 Tabel Kontigensi……… 53 Tabel 5.16 Data Tingkat Pendapatan Ayah dan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 54 Tabel 5.17 Tabel Kontigensi……… 54 Tabel 5.18 Data Tingkat Pendapatan Ibu dan Minat Siswa untuk Melanjutkan

Studi ke Perguruan Tinggi……… 56 Tabel 5.19 Tabel Kontigensi……… 56

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian……….. 68

Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas……… 74

Lampiran 3. Data Induk Penelitian………. 78

Lampiran 4. Penilaian Variabel Berdasarkan PAP………. 89

Lampiran 5. Statistik Deskriptif……… 94

Lampiran 6. Surah Ijin Penelitian………. 97

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki era globalisasi atau era keterbukaan, sumber daya manusia sangat berperan di dalamnya. Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan setiap pembangunan suatu negara. Dalam keadaan yang tidak menentu di bidang ekonomi, politik, sosial, dan moral, bangsa Indonesia sangat membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang siap menghadapi dunia kerja dalam era globalisasi mendatang.

Dalam era globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi dan industri membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan berpendidikan. Seseorang perlu mengenyam pendidikan agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas tinggi dalam pembangunan nasional. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu, pendidikan mempunyai tugas memberikan bekal kepada seseorang agar potensinya berkembang secara sehat, optimal, sehingga sifat dasar manusia yang eksploratif dan kreatif bisa berkembang dalam wadah pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan secara efektif dikembangkan bakat dan kemampuan seseorang. Tetapi selama ini pemerintah lebih menekankan pendidikan yang bersifat pengetahuan daripada yang bersifat keterampilan.

(20)

Dewasa ini pendidikan telah tumbuh meluas dan menjadi kebutuhan masyarakat terutama anak-anak usia sekolah. Masyarakat memahami pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tentu saja akan meningkatkan kehidupan sosial ekonomi. Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Karena itu banyak orang tua yang tidak ragu-ragu memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan anak-anaknya. Anak yang telah menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar yang cukup untuk mancari nafkah. Semakin tinggi pendidikan, semakin besar harapan untuk memperoleh pekerjaan yang baik.

Ketika seorang siswa lulus SMK, mereka dihadapkan kepada berbagai macam persoalan antara lain, apakah saya mau melanjutkan belajar, apakah saya akan bekerja (Walgito, 1982:21). Jelaslah kiranya bahwa pendidikan sekolah sejak jenjang SMTA sangat erat kaitannya dengan persiapan mereka memasuki dunia kerja atau melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi.

(21)

dengan demikian untuk memperoleh pendidikan tersebut diperlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi kadang menjadi kendala bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak dari mereka terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya.

Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh siswa. Dari sekian banyak faktor tersebut dapat dipilih beberapa faktor yang diduga dominan berpengaruh terhadap pembentukan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Faktor tersebut adalah status sosial ekonomi orang tua. Pertimbangannya bahwa status sosial ekonomi orang tua merupakan faktor dominan yang mempengaruhi seorang anak dalam menentukan pilihan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki apakah faktor tersebut mempengaruhi minat siswa sekolah menengah kejuruan dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP

MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN UNTUK

MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI “. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten.

(22)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui minat siswa melanjutkan studi. Faktor-faktor yang diduga menentukan tinggi atau rendahnya minat siswa dalam penelitian ini adalah status sosial ekonomi orang tua. Status ekonomi orang tua mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap minat siswa sekolah menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

2. Apakah jenis pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap minat siswa sekolah menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

3. Apakah tingkat pendapatan orang tua berpengaruh terhadap minat siswa sekolah menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa sekolah menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Untuk mengetahui pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa sekolah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(23)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan bagi pihak sekolah untuk mengarahkan siswa melanjutkan studi yang berikutnya sesuai yang diinginkannya dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada pada diri siswa terutama lewat program bimbingan dan penyuluhan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi pertimbangan untuk penelitian berikutnya.

3. Bagi Penulis

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan seseorang. Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka tidak berminat.

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1983:30). Menurut Winkel (1983:31), perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat lagi dengan sikap positip. Yang mana diantara hal-hal itu timbul lebih dahulu, sukar ditentukan secara pasti. Mungkin pada umumnya berlaku urutan psikologis sebagai berikut: perasaan senang - sikap positip – minat. Munculnya minat tidak secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan sosialisasi dan proses interaksi di sekolah, masyarakat, dan di dalam keluarga.

Hal yang perlu diperhatikan dalam minat seseorang (Sumardi, 1983:54) adalah:

1. Minat pembawaan

Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik kebutuhan maupun lingkungan. Biasanya minat ini muncul berdasarkan bakat

(25)

yang ada. Misalnya, apabila seseorang mempunyai bakat di bidang pendidikan maka ia berminat masuk FKIP.

2. Minat yang muncul karena pengaruh luar

Minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh-pengaruh seperti lingkungan dan kebutuhan. Misalnya, siswa yang teman-temannya banyak masuk fakultas hukum, maka ia terpaksa masuk fakultas hukum pula walaupun minatnya bukan ke fakultas hukum.

Purwanto (1984:59) mengatakan bahwa minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan explorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbul minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

Berdasarkan pendapat di atas, maka minat melanjutkan ke perguruan tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan sekolah setelah lulus SMK, yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap perguruan tinggi, perasaan tertarik, dan perasaan bahwa perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan perkembangan dunia kerja.

B. Status Sosial Ekonomi

(26)

dari hak dan kewajiban dalam tindakan manusia. Sedangkan menurut Ralph Linton (Susanto, 1983:79) ada 2 jenis status :

1. ascribed status (= status yang diperoleh berdasarkan wewenang atau yang dinyatakan)

2. achieved status (= status yang diperoleh berdasarkan pengakuan orang lain atau keberhasilan)

Menurut Winkel (1983:37), status sosial adalah tinggi atau rendahnya prestise yang dimiliki seseorang berdasarkan posisi yang dipegangnya dalam suatu sistem sosial. Cakupan status sosial ekonomi keluarga antara lain meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan dan penghasilan orang tua, fasilitas khusus, dan barang-barang berharga yang ada di rumah (Mahmud, 1989:99). Remaja-remaja yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang tidak menguntungkan menghadapi problem-problem finansial sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah. Dengan demikian membatasi keinginannya untuk lebih maju. Menurut hasil penelitian Alwin dan Thornton (Purwanto, 1984:99), murid-murid yang berasal dari keluarga yang berstatus sosial ekonomi tinggi menunjukkan prestasi belajar lebih tinggi dan dapat bersekolah lebih lama ketimbang murid-murid yang berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi yang rendah.

(27)

C. Pendidikan Orang Tua

Pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:204), proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Jadi, pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap (Syah, 1955:11). Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal seperti sekolah, madrasah dan institut-institut lainnya.

Menurut Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1955:11), pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik. Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu proses pendewasaan anak didik. Proses ini dilakukan oleh pendidik dengan sadar, sengaja, dan penuh tanggung jawab. Fungsi pendidikan adalah menyediakan apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan anak didik.

(28)

berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan luas daripada orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga dari keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya. Sebaliknya keluarga yang orang tuanya tidak berpendidikan pada umumnya menganggap rendah arti pendidikan bagi anak-anaknya, yang penting anakanya ikut membantu bekerja membantu orang tua untuk mencukupi kebutuhan. Keluarga yang orang tuanya tidak berpendidikan memiliki informasi dan pengertian tentang segala hal serba terbatas, sehingga perkembangan anak-anaknya dihambat oleh keterbatasan itu. Mereka tidak memandang pendidikan sebagai tujuan yang bernilai, tetapi hanya menganggap sebagai jalan menuju keberhasilan kerja.

(29)

Dapat diduga bahwa anak yang berasal dari orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai minat yang lebih besar untuk terus bersekolah karena dorongan orang tua dan bimbingan dari orang tua yang berpandangan bahwa sekolah itu penting bagi kehidupan daripada mereka yang orang tuanya tidak berpendidikan. Sedangkan tingkat pendidikan dalam peneletian ini artinya kurang lebih adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh orang tua yang dibuktikan dengan adanya ijazah yang paling akhir diperolehnya. misalnya : SD, SMP, SMU, Sarjana Muda, dan Sarjana.

D. Pekerjaan Orang Tua

Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan dalam penelitian adalah bidang pekerjaan yang ditekuni oleh orang tuanya setiap hari. Menurut Riwanto (1994:166-167) jenis pekerjaan dapat dibagi kedalam 8 golongan yaitu sebagai berikut:

1. Tenaga profesional : teknisi dan yang sejenisnya 2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan 3. Tenaga tata usaha dan tenaga sejenisnya 4. Tenaga usaha penjualan

5. Tenaga usaha jasa

6. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan 7. Tenaga produksi, operator alat angkut, pekerja kasar

8. Lainnya

(30)

sebagai pendidik. Orang tua akan memberikan dorongan kuat supaya anak mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Dalam penelitian ini, jenis pekerjaan digolongkan menjadi 2 yaitu: pekerjaan pendidik dan bukan pendidik. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara jelas melalui analisis besarnya pengaruh kedua golongan pekerjaan itu terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Jika orang tua siswa bekerja sebagai pendidik, apakah minat anak untuk melanjutkan studi akan lebih besar daripada minat anak yang orang tuanya bekerja bukan sebagai pendidik.

E. Pendapatan Orang Tua

Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai

imabalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. (Gilarso, 1991:63). Penghasilan keluarga menurut (Gilarso, 1991:63) dapat

bersumber pada :

1. Usaha sendiri (wiraswasta) - misalnya : berdagang, mengerjakan sawah. 2. Bekerja pada orang lain - misalnya : bekerja di kantor atau perusahaan

sebagai pegawai atau karyawan. 3. Hasil dari milik - misalnya : mempunyai sawah disewakan. Menurut (Sumardi dan Evers, 1982:323), ada 3 macam pendapatan :

1. Pendapatan formal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok 2. Pendapatan informal adalah penghasilan yang diperoleh melaui pekerjaan

tambahan di luar pekerjaan pokok.

3. Pendapatan subsisten adalah penghasilan yang diperoleh dari sektor produksi yang dinilai dengan uang.

(31)

pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan (Sumardi dan Evers, 1982:122). Penghasilan keluarga dapat diterimakan dalam bentuk :

a. Uang : segala penghasilan berupa uang diperoleh melalui gaji dan upah.

b. Barang : segala penghasilan yang diperoleh dalam bentuk barang terhadap jasa yang diberikan. Misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah.

c. Fasilitas-fasilitas, misalnya mendapat rumah dinas, pengobatan gratis.

Menurut Maslina Bangun dan Anidal (Sumardi dan Evers, 1982:322), pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Selain penghasilan (balas karya dan hasil milik), masih ada penerimaan atau uang masuk lainnya, misalnya :

1) Uang pensiun - bagi mereka uang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi.

2) Sumbangan atau hadiah - misalnya sokongan dari saudara atau famili, hadiah tabungan .

3) Pinjaman atau hutang - ini merupakan uang masuk tetapi pada suatu saat akan harus dilunasi/dikembalikan.

(32)

mengakibatkan keluarga dalam keadaan kekurangan, sehingga dapat dikatakan rendah status sosialnya. Pemenuhan kebutuhan sering dirasa sukar dengan penghasilan yang kecil, padahal mereka dituntut untuk selalu mempertahankan kehidupan keluarganya.

Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut (Gilarso, 1991:65) tergantung dari beberapa hal antara lain :

1. Besarnya jumlah penghasilan yang masuk 2. Besarnya keluarga

3. Tingkat harga kebutuhan hidup 4. Tingkat pendidikan keluarga

5. Lingkungan sosial ekonomi keluarga itu

6. Kebiasaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga

Dalam kaitannya dengan pendidikan, keadaan keluarga tentunya mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak. Dengan adanya kondisi ekonomi keluarga yang cukup maka anak-anaknya akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapannya. Ia akan memperoleh lebih banyak kesempatan untuk terus sekolah tanpa menemui kesulitan dalam hal biaya dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Kesempatan ini tidak akan diperoleh anak-anak dari keluarga yang tidak mampu karena anak-anak tersebut akan menghadapi problem-problem finansial sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah.

(33)

F. Kerangka Teoretik

1. Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(34)

2. Pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan orang tua siswa yang satu sudah tentu berbeda dengan yang lain. Secara umum jenis pekerjaan seseorang dibedakan ke dalam pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan. Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap, apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain diluar penghasilan pokok, yang disebut penghasilan tambahan. Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan ini sama seperti halnya pekerjaan pokok yaitu tidak sama untuk masing-nasing orang. Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis pekerjaan berpengaruh terhadap penghasilan dan kekayaan seseorang, kemudian juga berpengaruh terhadap status sosial ekonomi orang yang bersangkutan.

(35)

pekerjaan yang berpenghasilan rendah biasanya akan berpikir dua kali sebelum mendorong anaknya melanjutkan ke perguruan tunggi karena untuk studi ke perguruan tinggi tentu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Dengan demikian dapat diduga bahwa ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi (Gilarso, 1991:63). Jadi yang dimaksud denga pendapatan orang tua adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas karya atas sumbangan orang tua terhadap proses produksi. Pendapatan keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, dan hasil dari milik. Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan, bahkan banyak orang menyamakan kedua pengertian tersebut. Dalam penelitian ini penulis tidak membedakan arti atau pengertian antara pendapatan dengan penghasilan, keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu besarnya arus uang dan barang yang masuk dalam suatu keluarga.

(36)

pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup, contohnya: rekreasi dan pendidikan.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, keadaan keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak. Dengan adanya kondisi ekonomi yang cukup maka anak-anaknya akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapannya. Mereka akan banyak memperoleh kesempatan untuk terus sekolah tanpa menemui kesulitan dalam hal biaya. Kesempatan ini jarang ditemui anak-anak dari keluarga yang tidak mampu karena anak-anak tersebut akan menghadapi masalah-masalah keuangan sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah. Dengan demikian dapat diduga bahwa ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

H. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoretik dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa sekolah menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguran tinggi.

(37)
(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penyelidikan yang mendalam dari suatu individu, kelompok atau institusi. Penarikan kesimpulan ini hanya berlaku pada subyek pada tempat dilakukannya penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2008.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKN 1 Jogonalan, Klaten. 2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(39)

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMKN 1 Jogonalan. Jumlah populasi penelitian ini adalah 590 siswa.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKN Jogonalan. Jumlah sampel penelitian ini adalah 187 siswa.

3. Teknik Penarikan Sampel.

Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Arikunto, 2000:128). Teknik ini digunakan dengan pertimbangan siswa kelas XII sudah memasuki tahap akhir penyelesaian studinya. Dengan demikian mereka dipandang peneliti telah mulai memikirkan masa depan setelah tamat belajar di SMK N Jogonalan, yakni melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi atau langsung bekerja.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

(40)

2. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatan dokumen yang telah ada di SMK. Cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang gambaran umum tempat penelitian. Misalnya : jumlah siswa, guru, jumlah karyawan, dan lain-lain. 3. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan guru dan karyawan maksudnya sebagai alat untuk melengkapi data primer dan sekunder yang diperlukan dalam penelitian.

F. Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan orang tua. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut :

a. S-1 / S-2 / S-3 skor 5

b. D-1 / D-2 / D-3 skor 4

(41)

Jenis pekerjaan orang tua adalah bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua setiap harinya. Berdasarkan penggolongan pekerjaan dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu ;

a. Guru skor 2

b. Bukan guru skor 1

3. Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua

Tingkat pendapatan atau penghasilan keluarga adalah seluruh pendapatan bersih dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan ayah atau ibu selama satu bulan. Dalam penelitian ini jumlah penghasilan diukur dari tinggi rendahnya pengeluaran-pengeluaran keluarga. Untuk mempermudah pengukuran, maka masing-masing pengeluaran ke tiga alternatif jawaban yang disusun berdasarkan nilai rupiah yang berlaku sekarang.

Adapun pedoman pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

a. Jumlah pendapatan > Rp 1.214.000,00 skor 3 b. Jumlah pendapatan antara Rp 607.001,00 – Rp 1.214.000,00 skor 2 c. Jumlah pendapatan < Rp 607.000,00 skor 1 4. Variabel Minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

(42)

kebutuhan perkembangan dunia kerja. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Tabel 3.1

Operasional Variable Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

3 Keinginan/dorongan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

2, 10, 12 11 4 Harapan untuk memperoleh manfaat 17

5 Pendirian 5 18

6 Kemampuan 3,14, 19

7 Konsentrasi 20

8 Rasa ingin tahu 8, 9, 14,

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan masing-masing pertanyaan diukur dengan skala linkert. Pemberian skor pada setiap pertanyaan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Skor PertanyaanMinat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Jawaban Pernyataan positif Penyataan Negatif

Sangat Setuju ( SS ) 4 1

Setuju ( S ) 3 2

Tidak Setuju ( TS ) 2 3

(43)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Suatu alat ukur dikatakan valid atau salah apabila suatu alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur dengan tepat atau teliti. Jenis validitas yang digunakan analisis butir, untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang dengan nilai X dan skor total dipandang dengan nilai Y (Arikunto, 1989:141). Kevalidan atau kesahihan alat ukur tersebut akan diuji dengan menggunakan perhitungan korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 1995:69):

}

r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = total dari setiap item

Y = total dari total item

 = total responden

Perhitungan nilai koefisien r dihitung pada taraf signifikan 5%. Apabila nilai koefisien r menunjukkan hasil lebih besar atau sama dengan nilai koefisien r tabel, maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba validitas sebagai berikut :

Tabel 3.3

(44)

Butir No Korelasi dengan Koreksi Status siswa SMK dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa sebanyak dua puluh butir pertanyaan sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan nilai-nilai koefisien rhitung masing-masing

butir dengan koefisien rtabel. Dengan jumlah data sebanyak (n) sebanyak 30 responden dan derajat kebebasan sebesar 28 (30-2) maka diperoleh nilai rtabel

sebesar 0,239. Hasil pengujian menunjukkan bahwa keseluruhan nilai koefisien

hitung

(45)

disimpulkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan minat siswa SMK dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas kuesioner adalah ukuran sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai pengumpulan data. Untuk menguji reliabilitas instrumen pada penelitian ini rumus yang dipakai yaitu koefisien Alpha Cronbach (Arikunto, 1998:198): k = Banyaknya butir pertanyaan.

2

Dari perhitungan berdasarkan rumus di atas, jika nilai rhitung lebih besar dari 0,60 (Nunnaly dalam Imam Ghozali, 2001) maka butir soal dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka butir soal tersebut

(46)

0,884 > 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini adalah reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan menguji kebenaran hipotesis. Untuk mendeskripsikan data dilakukan perhitungan mean, median, dan modus. 2. Pengujian Hipotesis

a. Rumusan hipotesis 1

Ho = Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha = Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

b. Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis ada atau tidaknya pengaruh tingkat pendidikan orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, digunakan rumus koefisien kontingensi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

(47)

fh

fo = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data fh = frekuensi yang diharapkan

Jumlah baris

Sedangkan untuk menghitung fh = x jumlah kolom Jumlah semua

b). Menentukan statistik uji 2 dengan derajat kebebasan

Dengan berdasarkan tabel fo dan fh yang ada, maka dapat dihitung dengan 2 pada taraf signifikasi 5% dengan d.b = (baris-1) (kolom-1) kesimpulan sebagai berikut: Apabila dari perhitungan ternyata bahwa harga 2 ≥ harga kritik 2 yang tertera dalam tabel, sesuai dengan taraf signifikasi yang telah digunakan ditetapkan, berarti ada perbedaan atau pengaruh yang meyakinkan antara fo dengan fh. Akan tetapi apabila dari perhitungan ternyata bahwa nilai 2 < harga kritik 2, berarti tidak ada perbedaan atau pengaruh yang meyakinkan antara fo dengan fh.

d). Menghitung Koefisien Kontigensi

(48)

Keterangan: derajat asosiasi antara faktor, maka harga C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum (Cmaks) yang bisa terjadi. Harga C maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

m hubungan yang terjadi di antara variabel tersebut.

Perhitungan interprestasi rasio koefisien kontingensi (C) terhadap C maksimum (Cmaks) adalah sebagai berikut:

(49)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya SMK Negeri I Jogonalan

SMKN I Jogonalan berdiri pada tahun 1968, berdasarkan instruksi Kabin Pendidikan Ekonomi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah di Semarang pada akhir bulan November 1967. dalam instruksi tersebut dijelaskan bahwa di daerah Kawedanan Gondang Winangun akan didirikan sebuah SMEA Negeri, atas realisasi Bupati Kepala Daerah Kabupaten Klaten maka dibentuklah panitia pendiri SMEA Negeri Gondang Winangun yang berkedudukan di Kabupaten Klaten, sedangkan untuk di daerah Kawedanan Gondang Winangun dibentuk suatu sub panitia dan yang ditunjukkan sebagai ketua harian sub panitia yang berkedudukan di Kawedanan Gondang Winangun itu adalah camat Jogonalan. Selanjutnya camat Jogonalan membentuk sebuah rencana kegiatan antara lain: 1. Persiapan pendaftaran calom siswa.

2. Persiapan gedung beserta peralatannya.

3. dan untuk sementara waktu gedung sekolah menempati SD Karang Dukuh I dan II.

Pada tanggal 1 April 1969 SMEA Gondang Winangun sudah memiliki gedung sekolah sendiri yang bertempat di desa Ngendo, kelurahan Prawatan, kecamatan Jogonalan, dan milai saat itu SMEA Gondang Winangun sudah tidak menempati SD Karang Dukuh dalam kegiatan belajar mengajar.

(50)

Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 28/U.K.K.3/1968 sebenarnya SMEA Gondang Winangun resmi dibuka pada tanggal 8 Januari 1968, dan Drs. L. A Suwono menjabat sebagai kepala sekolah untuk pertama kalinya pada tanggal 7 Maret 1997 dengan dikeluarkannya SK Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 036/0/1997 yang isinya menyatakan bahwa SMEA Negeri Gondang Winangun namanya diganti menjadi SMKN I Jogonalan, hingga saat ini jabatan kepala sekolah telah berganti sebanyak 7 kali yaitu:

a. 1 Januari 1968 – 20 April 1985 dijabat oleh Drs. L. A Suwono b. 20 April 1985 – 3 Desember 1988 dijabat oleh Drs. M. Walkam c. 3 Desember 1988 – 6 Oktober 1995 dijabat oleh Bp. Moejono d. 6 Oktober 1995 – 4 Januari 1996 dijabat oleh Dra. Kasturi Yama e. 4 Januari 1996 – 16 Juli 1999 dijabat oleh Drs. Gumiarso

f. 16 Juli 1999 – 1 Juli 2002 dijabat oleh Drs. Kasturi Yama g. 1 Juli 2002 – 4 Januari 2005 dijabat oleh Drs. Wahono

h. 4 Januari 2005 sampai sekarang dijabat oleh Drs. Muhammad Sholeh

B. Gambaran Umum SMKN I Jogonalan

(51)

penjurusan di lakukan pada saat siswa naik kelas 2. pada saat kelas satu mereka mendapatkan mata pelajaran yang sama. Sistem pendidika yang ada di SMKN I Jogonalan adalah sistem semester yang terdiri dari 6 bulan semester 1 dan 6 bulan semester ke 2, setiap satu tahun ada 2 semester dan setiap semester ada ujian tengah semester dan ujian akhir semester yang masing-masing dilaksanakan pada pertengahan semester dan akhir semester.

Saat ini SMKN I Jogonalan memiliki 15 kelas yang terdiri dari 5 kelas untuk kalas satu, 5 kelas untuk kalas 2 dan 5 kelas untuk kalas 3. untuk kelas 2 dan kelas 3 dibadi lagi menjadi 2 kalas untuk jurusan akuntansi, 1 kelas untuk jurusan sekretaris dan 2 kelas untuk jurusan penjualan. Jumlah siswa SMKN I Jogonalan sebabyak 590 siswa yang terdiri dari 190 siswa kelas 1, 194 siswa kelas 2, 197 siswa kelas 3. fasilitas yang ada di SMKN I Jogonalan cukup memadai, seperti laboratorium computer, laboratorium mengetik, laboratorium sekretaris, perpustakaan, UKS, lapangan basket. Di SMKN I Jogonalan juga terdapat toko serta untuk kalangan sekolah. Toko ini menjual peralatan sekolah dan makanan ringan untuk siswa.

(52)

mengikuti ujian nasional. Lokasi untuk pelaksanaan UJT ini telah ditentukan oleh sekolah sebagai pihak penyelenggara dan pihak sekolah sendiri bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun daerah dan juga beberapa usaha masyarakat sebagai tempat untuk penyelenggaraan UJT. Adapun pihak-pihak yang bekerjasama dengan pihak SMKN I Jogonalan, antara lain:

1. Kospin Jaya 18. Kecamatan Kebonarum

2. Pelayanan Pajak 19. BKK Klaten Tengah

3. Badan Kredit Kec. Manisrenggo 20. Pelayanan Pajak Prambanan

4. KUD Wedi 21. KUD Klaten Selatan

5. Multi Pabrik Roti Adirasa 22. Penimo ( CV Peni Wedi )

6. Bumi Asih Jaya 23. Depnaker Klaten

7. BKK Jogonalan 24. Kecamatan Klaten tengah

8. Dinasti Prambanan Fasion 25. Dinad Pendidikan Nasional

9. Matahari Klaten 26. BKK Gantiwarno

10.Kecamatan Klaten Utara 27. KUD Unggul Prambanan

11.PDAM Klaten 28. Laris

(53)

C. Visi dan Misi SMKN I Jogonalan

1. Visi

SMKN I Jogonalan mempunyai visi sebagai berikut “ Mewujudkan Lemdiklat (SMK) bertaraf Nasional Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen guna memenuhi tantangan global”.

2. Misi

Misi dari SMKN I Jogonalan adalah:

a. Meningkatkan KBM bermutu yang berorientasi masa depan. b. Mewujudkan pelayanan prima dalam melakukan tugas.

c. Mengembangkan diklat yang membeka li siswa kreatif, inovatif, produktif dan mandiri.

d. Mengantisipasi tantangan global.

D. Tujuan SMKN I Jogonalan

1. Menyiapkan tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri.

2. Menyiapkan tenega terampil tingkat menengah dibidang keahlian bisnis dan manajemen yang mampu bersaing didunia kerja.

3. Menjadi Lemdiklat yang bermutu dan professional. 4. Mengupayakan menjadi SMK bertaraf nasional. 5. Membantu menempatkan tamatan didunia kerja.

(54)

E. Organisasi Kesiswaan

Organisasi sekolah yang ada di SMKN I Jogonalan yaitu OSIS. Organisasi ini merupakan organisasi sekolah yang bersifat intrakulikuler yang dijalankan oleh para siswa dengan pembinaan dari para guru yang telah ditunjuk. OSIS merupakan organisasi siswa yang menampung aspirasi para siswa SMKN I Jogonalan dan merupakan induk dari organisasi estrakurikuler lain yang ada di SMKN I Jogonalan. Biasanya kegiatan yang diadakan oleh OSIS adalah upacara-upacara baik nasional maupun intern sekolah, mengadakan kegiatan lomba-lomba dalam memperingati hari-hari besar nasional maupun hari besar sekolah dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan oleh OSIS.

F. Kegiatan Ekstrakurikuler sekolah

1. Pramuka

Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMKN I Jogonalan. Kegiatan pramuka ini bersifat wajib bagi siswa kelas satu, siswa kelas dua dan siswa kelas tiga tidak diwajibkan. Tetapi apabila ada siswa kelas dua atau kelas tiga yang berminat pada kegiatan ini maka mereka dapat mengikutinya terus dan mungkin mereka bisa menjadi pengurus ambalan seperti sanggar kerja maupun dewan ambalan (DA). Dewan ambalan inilah yang merancang semua kegiatan pramuka di SMKN I Jogonalan .

(55)

dengan no. Gudep R.75 dan Ambalan Diponegoro untuk peserta didik putra dengan No. Gudep 75. ambalan Kartini terdiri dari 20 sangga dan Ambalan Diponegoro hanya 1 sangga.

Kegiatan pramuka ini merupakan kegiatan rutin dan kegiatan per periode. Kegiatan rutin ini merupakan kegiatan yang dilakukan setiap minggu sekali yang dilaksanakan setiap hari jumat pukul 14.00 s/d 16.00 yang bertempat di SMKN I Jogonalan dan kegiatan per periode dilakukan setiap periode tertentu seperti pemilihan Dewan Ambalan, perkemahan jambore baik dilakukan oleh tingkat gugus depan sekolah maupun tingkat lainnya.

2. PMR (Palang Merah Remaja)

Palang Merah remaja merupakan suatu kegiatan Palang Merah Indonesia yang diadakan ditingkat sekolah baik sekolah lanjutan tingkat pertama maupun sekolah lanjutan tingkat atas. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PMR ini sama halnya dengan yang dilakukan oleh PMI dan kegiatan PMR ini juga merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh PMI.

(56)

PMR dan baru setelah PMR itu selesai mereka boleh mengikuti kegiatan pramuka.

Kegiatan ini diasuh dan dibimbing oleh seorang guru pendamping untuk pelaksanaan kegiatan rutin. Tapi kadang juga ada dari institusi lain atau pembimbing PMR dari dari luar sekolah. Tetapi untuk menghadapi kegiatan yang sifatnya perlombaan untuk diluar sekolah, pihak sekolah mendatangkan instruktur dari lembagai yang terkait dari PMI Cabang Klaten.

Prestasi akhir-akhir ini yang diraih oleh PMR SMKN I Jogonalan cukup memuaskan yaitu sebagai Juara Umum Tingkat Putera se Kabupaten Klaten yang dilaksanakan di Akademi Perawatan Klaten.

3. Kesenian

(57)

G. Struktur Organisasi SMKN I Jogonalan

H. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

1. Kepala Sekolah

a. Sebagai Edukator / Pendidik

Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. b. Sebagai Manajer

(58)

Menyelenggarakan administrasi yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan kurikulun, kesiswaan, ketatausahaan, ketenagakerjaan, keuangan, perpustakaan, laboratorium, ruang keterampilan dan kesenian, UKS dan OSIS.

d. Sebagai Supervisor

Bertugas menyelenggarakan supervise mengenai proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan dan koseling, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ketatausahaan, kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, sarana dan prasarana, kegiatan OSIS.

2. Wakil Kepala Sekolah

a. Pentusun perencanaan program kegiatan dalam kagiatan dan pelaksanaan program.

b. Pengorganisasian c. Pengarahan d. Ketenagaan e. Pengawasan f. Penilaian

g. Identifikasi dan pengumpulan data h. Penyususan laporan

3. Kepala Tata Usaha

(59)

c. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa

d. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah dan menyajikan data statistik sekolah

e. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K

f. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala.

4. Urusan Kurikulum

a. Menyusun mata pelajaran

b. Menyusun jadwal mata pelajaran

c. Menyusun dan membuat kalender sekolah d. Membuat rencana mata pelajaran

e. Menyusun laporan. 5. Urusan Sarana dan Prasarana

a. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang KBM b. Merencanakan program pengadaan

c. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana d. Mengelola peralatan perbaikan dan pengisian e. Mengatur pembukuannya

f. Menyusun laporan 6. Urusan Humas

(60)

c. Menyelenggarakan hasil pendidikan disekolah ( Gebyar Pendidikan ) d. Menyusun laporan.

7. Urusan Kesiswaan

a. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling b. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K

c. Mengatur dan membina kegiatan OSIS d. Mengatur program pesantren kilat e. Melaksanakan program siswa teladan

f. Menyelenggarakan cerdas cermat dan olag raga prestasi

g. Menyeleksi calon siswa untuk diusulkan dalam program beasiswa 8. Wali Kelas

a. Membantu kepala sekolah dalam pengelolaan kelas b. Penyelenggaraan administrasi kelas

c. Menyusun pembuatan statistic bulanan siswa d. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa

e. Membuat catatan khusus tentang siswa

f. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar g. Pembagian buku laporan hasil belajar

9. Guru mata pelajaran

a. Membuat perangkat program pembelajaran b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

(61)

d. Melaksanakan analisis ulangan harian dan perbaikan pengayaan serta mengisi daftar nilai siswa

e. Membuat alat peraga, dan menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

f. Mengembangkan program pengajaran yang menjadi tanggung jawab dan membuat catatan tentang kamajuan hasil belajar siswa

10. Guru Pembimbing

a. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

b. Koordinasi dengan wali kelas berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar

c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar

d. Membeerikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai e. Mengadakan pelaksanaan penilaian BK

f. Menyusun statistik hasil penilaian BK

(62)

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Responden penelitian ini adalah siswa-siswi SMK N I Jogonalan Klaten tahun ajaran 2008/2009. Jumlah responden penelitian ini adalah 187 responden. Dari 187 kuesioner yang disampaikan kepada responden penelitian, jumlah kuesioner kembali sebanyak 187 kuesioner (tingkat response rate = 100%). Berikut ini ditampilkan data responden penelitian.

1. Deskripsi Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Tabel 5.1

Deskripsi Minat Siswa SMK Untuk Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

Interval Frekuensi Persentase (%) Kriteria

69 – 80 12 6,4 Sangat tinggi

60 – 68 103 55,1 Tinggi

54 – 59 54 28,9 Cukup

48 – 53 15 8 Rendah

 47 3 1,6 Sangat rendah

Jumlah 187 100 %

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 103 responden atau 55,1% minat siswa dikategorikan memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, 54 responden atau 28,9% dikategorikan cukup, 15 responden atau 8% dikategorikan rendah, 12 responden atau 6,4% dikategorikan sangat tinggi dan,

(63)

3 responden atau 1,6% dikategorikan memiliki minat yang sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dikategorikan tinggi. Hal ini juga didukung hasil perhitungan mean = 60,90; median = 61,00; modus = 61; standar deviasi = 5,786 2. Deskripsi Tingkat Pendidikan Orang Tua

a. Tingkat Pendidikan ayah

Tabel 5.2

Deskripsi Tingkat Pendidikan Ayah

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

S1/S2 /S3 4 2,1

D1/D2/D3 1 0,5

SMA/SMK atau sederajat 39 20,9

SMP atau sederajat 39 20,9

SD atau sederajat 104 55,6

Total 187 100

Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan ayah SD atau sederajat sebanyak 104 responden (55,6%), tingkat pendidikan ayah SMP atau sederajat sebanyak 39 responden (20,9%), tingkat pendidikan ayah SMA/SMK atau sederajat sebanyak 39 responden (20,9%), tingkat pendidikan ayah S1/S2/S3 sebanyak 4 responden (2,1%), tingkat pendidikan ayah D1/D2/D3 sebanyak 1 responden (0,5%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan ayah adalah SD atau sederajat.

(64)

Tabel 5.3

Deskripsi Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

S1/S2/S3 1 0,5

D1/D2/D3 0 0

SMA/SMK atau sederajat 31 16,6

SMP atau sederajat 33 17,6

SD atau sederajat 122 65,3

Total 187 100

Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan ibu SD atau sederajat sebanyak 122 responden (65,3%), tingkat pendidikan ibu SMP atau sederajat sebanyak 33 responden (17,6%), tingkat pendidikan ibu SMA/SMK atau sederajat sebanyak 31 responden (16,6%), tingkat pendidikan ibu S1/S2/S3 sebanyak 1 responden (0,5%), tingkat pendidikan ibu D1/D2/D3 sebanyak 0 responden (0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan ibu adalah SD atau sederajat.

3. Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua

a. Jenis Pekerjaan Ayah

Tabel 5.4

Deskripsi Jenis Pekerjaan Ayah

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Guru 3 1,6

Bukan Guru 184 98,4

Total 187 100

(65)

ini menunjukkan bahwa sebagian besar jenis pekerjaan ayah bukan sebagai guru.

b. Jenis Pekerjaan Ibu

Tabel 5.5

Deskripsi Jenis Pekerjaan Ibu

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

Guru 1 0,5

Bukan Guru 186 99,5

Total 187 100

Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa responden dengan jenis pekerjaan ibu bukan guru sebanyak 186 responden (99,5%) sedangkan responden dengan jenis pekerjaan ibu sebagai guru sebanyak 1 responden (0,5%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar jenis pekerjaan ibu bukan sebagai guru. 4. Deskripsi Tingkat Pendapatan Orang Tua

a. Tingkat Pendapatan Ayah

Tabel 5.6

Deskripsi Tingkat Pendapatan Ayah

Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase (%)

Pendapatan > Rp 1.214.000,00 3 1,6 Pendapatan antara Rp 607.001,00 – Rp 1.214.000,00 22 11,8 Pendapatan < Rp 607.000,00 162 86,63

Total 187 100

(66)

sebanyak 3 responden (1,6%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendapatan ayah < Rp 607.000,00.

b. Tingkat Pendapatan ibu

Tabel 5.7

Deskripsi Tingkat Pendapatan Ibu

Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase (%)

Pendapatan > Rp 1.214.000,00 0 0 Pendapatan antara Rp 607.001,00 – Rp 1.214.000,00 9 4,8 Pendapatan < Rp 607.000,00 178 95,2

Total 187 100

Tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendapatan ibu < Rp 607.000,00 sebanyak 178 responden (95,2%), tingkat pendapatan ibu antara Rp 607.001,00 – Rp 1.214.000,00 sebanyak 9 responden (4,8%) sedangkan pendapatan ibu > Rp 1.214.000,00 sebanyak 0 responden (0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendapatan ibu < Rp 607.000,00.

B. Analisis Data

1. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.

a. Tingkat Pendidikan Ayah a). Rumusan Hipotesis

(67)

Ha = Ada pengaruh tingkat pendidikan ayah terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

b). Pengujian Hipotesis

Tabel 5.8

Data Tingkat Pendidikan Ayah dan Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

c). Menentukan Statistik Uji 2 dan Derajat Kebebasan db = (baris – 1) (kolom – 1)

(68)

Berdasarkan tabel 2, maka nilai 2

tabel

pada db = 2 adalah 5,99. Hasil

perhitungan menunjukkan hitung2 = 0,540 < tabel2 = 5,99. Dengan demikian Ho ditolak, artinya tidak ada pengaruh tingkat pendidikan ayah terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. b. Tingkat Pendidikan ibu

a). Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha = Ada pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

b). Pengujian Hipotesis

Tabel 5.10

(69)

SD atau Sederajat

c). Menentukan Statistik Uji 2 dan Derajat Kebebasan db = (baris – 1) (kolom – 1)

demikian Ho ditolak, artinya tidak ada pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat Siswa SMK untuk

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi. a. Jenis Pekerjaan Ayah

a). Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak ada pengaruh jenis pekerjaan ayah terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha = Ada pengaruh jenis pekerjaan ayah terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

(70)

Tabel 5.12

Data Jenis Pekerjaan Ayah dan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

(71)

a). Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak ada pengaruh jenis pekerjaan ibu terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha = Ada pengaruh jenis pekerjaan ibu terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

b). Pengujian Hipotesis

Tabel 5.14

Data Jenis Pekerjaan Ibu dan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

c). Menentukan Statistik Uji 2 danDerajat Kebebasan db = (baris – 1) (kolom – 1)

(72)

Berdasarkan tabel 2, maka nilai 2

tabel

pada db = 1 adalah 3,84. Hasil

perhitungan menunjukkan hitung2 = 0,003 <

2

tabel

= 3,84. Dengan

demikian Ho ditolak, artinya tidak ada pengaruh jenis pekerjaan ibu terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 3. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua terhadap Minat Siswa SMK untuk

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Tingkat Pendapatan Ayah

a). Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak ada pengaruh tingkat pendapatan ayah terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha = Ada pengaruh tingkat pendapatan ayah terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

b). Pengujian Hipotesis

Tabel 5.16

Data Tingkat Pendapatan Ayah dan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Tgkt Pendp minat studi 69 - 80 60 - 68 54 - 59 48 - 53 47 jml Pndp > Rp 1.214.001,00 1 1 1 0 0 3 Ant Rp 607.001,00 - Rp1.214.000,00 0 15 4 1 2 22

Pendp < Rp 607.000,00 10 87 49 13 3 162

Gambar

Tabel 5.15 Tabel Kontigensi………………………………………………………   53
Tabel 3.1 Operasional Variable Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke
tabel, maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Adapun rangkuman hasil
Tabel 5.1 Deskripsi Minat Siswa SMK Untuk Melanjutkan Studi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Holong Erixon Manurung “Uji Efektivitas Suspensi Baculovirus oryctes Dan Metarhizium anisopliae (Metch.) Sorokin Terhadap Brontispa longssima Gestro..

Bagi para pelatih dalam proses latihan agar mencoba latihan ladder drill. sebagia varian latihan untuk meningkatkan kemampuan kelincahan

Maka hasil output dari pengolahan data sebagai

Burung kolibri memiliki bent uk paruh yang kecil, runcing, panjang, dan melengkung dengan t ujuan memudahkan mengisap nekt ar pada bunga. Sedangkan bagian t umbuhan

sewaktu hidrasi merupakan faktor penentu bagi keutuhan beton. Tipe V: Semen penangkal sulfat. Digunakan untuk beton yang lingkungannya mengandung sulfat, terutama pada tanah/air

// Berperahu mengelilingi waduk dan mendatangi rumah makan terapung menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.// Mereka dengan mudah juga bisa mendapatkan ragam ikan segar

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP