• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dalam mata pelajaran IPA semester 1 pada siswa kelas VI A SDN Ngablak 2 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dalam mata pelajaran IPA semester 1 pada siswa kelas VI A SDN Ngablak 2 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN DALAM MATA PELAJARAN IPA SEMESTER 1 PADA SISWA KELAS VI A

SDN NGABLAK 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agustinus Tarmadi 071134071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN DALAM MATA PELAJARAN IPA SEMESTER 1 PADA SISWA KELAS VI A

SDN NGABLAK 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agustinus Tarmadi 071134071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Saat ini aku adalah burung dengan sayap sebelah dan aku tak akan bisa terbang ketika tak ku temukan sayap sebelahnya lagi...

Mengayun langkah sendiri dalam sepinya dikeramaian ini....

Kau adalah satu kata dalam bait puisi yang menunggu paduan kata lain yang memberi makna emosi dan empati yang mendalam...

Wahai Engkau yang di sana terima kasih atas,

hijau daun,bunga buah terbaik tanamanMu di ladangku... kerlingan bening embun pagi hari menyapa ramah padaku... sepoi angin pagi hari membelai wajahku...

yang tetap menguatkan dan tetap meneguhkan dalam keterbatasanku....

Karya sederhana ini aku persembahkan untuk : Tuhan Yesus sahabat sejatiku.

Kedua orangtuaku tersayang Sahabat-sahabat spesial semuanya

(6)

v

Bekerjalah ketika engkau memang harus bekerja dan istirahatlah

ketika membutuhkan, jangan memanjakan diri

Seperti pohon pisang, janganlah menyerah ketika belum

membuahkan sesuatu

Integritas pribadi itu seperti kulit yang melindungi telur

ayam, isi telur itu adalah nama baik dan reputasi. Jangan

sekecil apapun melukai kulit itu karena akan rusak isi

didalamnya

Menikmati segala yang ada sebagai berkah dan karunia meski

(7)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Maret 2011

Penulis

(8)

vii

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agustinus Tarmadi

NIM : 071134071

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN DALAM MATA PELAJARAN IPA SEMESTER 1 PADA SISWA KELAS VI A SDN NGABLAK 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Maret 2011 Yang menyatakan

(9)

viii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN DALAM MATA PELAJARAN IPA SEMESTER 1 PADA SISWA KELAS VI A

SDN NGABLAK 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Agustinus Tarmadi Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI A Sekolah Dasar Negeri Ngablak 2 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I dilakukan pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 6 orang yang dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Pada siklus II dilakukan pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dengan membagi kelompok dengan jumlah anggota 9 orang yang dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI A Sekolah Dasar Negeri Ngablak 2 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2010/2011 dalam mata pelajaran IPA khususnya pada standar kompetensi memahami pengaruh kegiatan manusia tehadap keseimbangan lingkungan. Peningkatan prestasi belajar siswa ditandai dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,45 meningkat pada akhir siklus pertama yaitu 65,56 dan mencapai 71,01 pada akhir siklus kedua. Peningkatan prestasi belajar juga dapat dilihat dari persentase jumlah siswa yang tuntas pada kondisi awal 36,64 % meningkat menjadi 44,44% pada siklus pertama dan mencapai 72,22 % pada akhir siklus kedua.

(10)

ix

LEARNING ACHIEVEMENT ENHANCEMENT BY USING COOPERATIVE LEARNING MODEL OF ‘MAKE A MATCH’ TECHNIQUE IN THE FIRST

SEMESTER SCIENCE SUBJECT FOR THE SIXTH GRADERS A OF SDN NGABLAK 2 ACADEMIC YEAR 2010/2011

Agustinus Tarmadi Sanata Dharma University

2011

This research is conducted to know how far the use of cooperative learning model of make a match technique can enhance students’ learning achievement for the sixth graders A of SDN Ngablak 2, Ngablak, Magelang, academic year 2010/2011.

This research is Class Action Research which is done in 2 cycles. On the first cycle, cooperative learning of make a match technique is conducted by making a group of six students for three meetings. On the second cycle, it is done by making a group of 9 students for three meetings. Data are collected by using written test instrument.

It is shown from the result of the research that cooperative learning model of make a match technique is able to enhance students’ learning achievement for the sixth graders A of SDN Ngablak 2, Ngablak, Magelang, academic year 2010/2011 on science subject, especially in the competence standard of understanding the effect of human activities toward environmental balance. Students’ learning achievement can be seen from the average score test of the class 58,45 shown in the beginning becomes 65,56 in the end of the first cycle, and reaches 71,01 in the end of the second cyclus. Learning achivement enhancement can also be seen from the total students percentage who reach the standart criteria examination at the beginning of 36,64 % to 44,44% at the first cycle and reach 72,22% at the end of the second cyclus.

(11)

x

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga yang selalu

melimpahkan berkat kasih karunia dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Dalam penyusunan skripsi ini sungguh begitu banyak pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, maka layak dan sepantasnya apabila saya selaku

penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada Yang Terhormat :

1. Allah Bapa di Surga atas segala cinta dan kasih sayang Nya yang dicurahkan

setiap waktu.

2. Tuhan Yesus Kristus yang menyertai melindungi dan menuntun senantiasa.

3. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan FKIP, Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku Kaprodi PGSD sekaligus pembimbing I.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd. selaku pembimbing II.

6. Ayah dan ibu yang dalam setiap tarikan napasnya selalu mendoakanku.

7. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal selama perkuliahan.

8. Ibu Indarwati Yohana, S.Pd. selaku Kepala SD N Ngablak 2 dan Bapak/Ibu

guru SD N Ngablak 2 semuanya.

9. Adikku Ch. Triastuti dan Prunanku Sindhu yang sering beri sedikit penghiburan

(12)

xi telah membantu dalam penelitian ini.

11. Ari Trisnawati yang memberikan semangat dan banyak hal yang membuat

skripsi ini saya kerjakan.

12. My sweet blacky yang selalu setia mengantarkan kemanapun dengan lancar dan

selamat.

13. Teman-teman seangkatan yang tak dapat saya sebutkan satu per satu yang

belum selesai skripsi juga, karena ejekan kalian saya jadi bersemangat dalam

mengerjakan tugas skripsi ini.

14. Teman-teman seangkatan 07 lainnya yang telah memberikan saran – saran yang

berharga, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

15. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan,

meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Yogyakarta, 18 Maret 2011

(13)

xii

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HivALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Pemecahan Masalah ... 4

E. Batasan Pengertian ... 4

(14)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Penelitian Terdahulu... 8

B. Belajar, Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pengertian Prestasi Belajar ... 11

C. Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Mencari Pasangan ... 12

1 Pengertian Pembelajaraan Kooperatif ... 12

2 Teknik Mencari Pasangan ... 14

D. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam ... 18

1 Hakikat IPA ... 18

2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 18

E. Kerangka Berpikir ... 20

F. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Setting Penelitian ... 23

1. Tempat Penelitian ... 23

2. Subyek Penelitian ... 23

3. Obyek Penelitian dan Sasaran ... 23

4. Waktu Penelitian ... 23

C. Rencana Penelitian ... 24

(15)

xiv

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 26

E. Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Siklus I ... 39

a. Pelaksanaan Penelitian... 40

b. Hasil Penelitian ... 41

c. Pengamatan dan pembahasan hasil ... 40

d. Refleksi ... 42

2. Siklus II ... 43

a. Pelaksanaan Penelitian ... 43

b. Hasil Penelitian ... 43

c. Pengamatan dan pembahasan hasil ... 44

d. Refleksi ... 46

B. Pembahasan ... 46

BAB V PENUTUP ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

(16)

xv

Lampiran 1 : Silabus ... 56

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 1 ... 58

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 2 ... 60

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 3 ... 62

Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 1 ... 64

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 2 ... 66

Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 3 ... 68

Lampiran 8 : LKS Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 1 ... 70

Lampiran 9 : LKS Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 2 ... 72

Lampiran 10 : LKS Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 1 ... 74

Lampiran 11 : LKS Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 2 ... 76

Lampiran 12 : Kisi – kisi Soal Ulangan Siklus 1 ... 78

Lampiran 13 : Kisi – kisi Soal Ulangan Siklus 2 ... 79

Lampiran 14 : Soal Ulangan Siklus 1 ... 80

Lampiran 15 : Kunci Jawaban Soal Ulangan Siklus 1 ... 82

Lampiran 16 : Soal Ulangan Siklus 2 ... 83

Lampiran 17 : Kunci Jawaban Soal Ulangan Siklus 2 ... 85

Lampiran 18 : Data Kondisi Awal ... 86

Lampiran 19 : Nilai Ulangan IPA Siswa Siklus 1 ... 87

Lampiran 20 : Nilai Ulangan IPA Siswa Siklus 2 ... 88

(17)

xvi

Lampiran 23 : Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ... 93

(18)

xvii

Tabel 1 : Jadwal Penelitian ... 24

Tabel 2 : Rincian soal dalam masing–masing siklus ... 32

Tabel 3 : Kisi-kisi soal ulangan siklus I ... 34

Tabel 4 : Kisi-kisi soal ulangan siklus II ... 35

Tabel 5 : Indikator Keberhasilan ... 38

Tabel 6 : Hasil ulangan siklus I ... 40

Tabel 7 : Hasil ulangan siklus II ... 43

(19)

xviii

Gambar 1 : Bagan teknik pembelajaran teknik mencari pasangan ... 16

Gambar 2 : Contoh kartu mencari pasangan ... 17

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hal mendasar dalam perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas

pendidikan. Pendidikan merupakan sarana untuk menciptakan sumber daya manusia

yang berkualitas. Dengan pendidikan hendaknya dapat menciptakan karakter manusia

yang kritis dan tanggap terhadap persoalan atau masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari, harapannya dengan pendidikan dapat menciptakan karakter

manusia yang dapat banyak bicara dalam membangun bangsa.

Pendidikan biasanya diwujudkan dengan adanya interaksi kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan antara peserta didik dan pendidik sedangkan perancangan

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilakukan oleh guru mengacu pada

kurikulum. Guru diharapkan dapat merencanakan dan membuat kegiatan belajar

mengajar yang kreatif, efektif, dan bermanfaat bagi siswa. Namun kenyataannya saat

ini minim sekali kreativitas guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Dalam pembelajaran kurang meningkatkan kreativitas siswa dan cenderung bersifat

monoton dan menjemukan. Guru hanya berperan sebagai pusat pembelajaran dan

penyampai materi pelajaran sehingga kurang memperhatikan keaktifan siswa,

sehingga ilmu yang didapat siswa sangat terbatas dan hanya akan masuk dalam

(21)

Salah satu dari lima mata pelajaran inti di Sekolah Dasar adalah Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Dalam pelajaran IPA kelas VI banyak sekali dibahas

tentang masalah atau hal–hal yang berkaitan dengan keadaan alam sekitar dan

keadaan diri yang berkaitan dari proses hidup atau benda-benda yang ada di alam

sekitar kita. Oleh karena itu hendaknya dalam proses pembelajaran IPA perlu

dirancang agar dapat mengembangkan kemampuan dan pengetahuan siswa dalam

memahami keadaan diri sebagai makhluk hidup dan memahami keadaan alam

sekitarnya. Harapan ke depan adalah agar siswa mampu menjaga kesehatan juga

menjaga keseimbangan alam serta dapat memanfaatkan alam dan pelestariannya.

Tolok ukur keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah pencapaian

hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Penilaian

digunakan dalam menilai suatu keberhasilan pembelajaran. Penilaian mengacu pada

ketuntasan kompetensi yang harus dikuasai siswa yang disebut kriteria ketuntasan

minimal (KKM). Setiap mata pelajaran mempunyai tingkat kriteria ketuntasan

minimal yang berbeda tergantung dengan tingkat kemampuan siswa dan sumber daya

yang mendukung. Di SDN Ngablak 2 kriteria ketuntasan minimal untuk mata

pelajaran IPA adalah 65. Siswa dikatakan tuntas apabila telah menguasai kompetensi

minimal 65 % (mendapat nilai rata-rata 65 dari tes atau ulangan yang telah

dilaksanakan). Namun kenyataannya di kelas VI A SDN Ngablak 2 tingkat

penguasaan materi mata pelajaran IPA masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari

rata-rata nilai ulangan siswa dengan kompetensi dasar yang sama tahun ajaran 2008/2009

(22)

minat siswa terhadap kegiatan belajar mengajar IPA rendah, penggunaan model

pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa dalam berinteraksi, suasana

pembelajaran yang cenderung menjemukan dan kurangnya penggunaan media.

Atas dasar itulah, penulis mencoba menerapkan dan menggunakan model

pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA. Model pembelajaran yang akan dicoba adalah model pembelajaran

kooperatif teknik mencari pasangan maka penulis mengambil judul ”Peningkatan

Prestasi Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari

Pasangan Dalam Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas VI A Semester 1 SD Negeri

Ngablak 2 Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penulis berharap dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan ini dapat mengatasi rendahnya

prestasi belajar siswa kelas VI A SD Negeri Ngablak 2 dalam mata pelajaran IPA.

B. Pembatasan Masalah

Penulis memberi batasan dalam penelitian hanya pada mata pelajaran IPA

pada kompetensi dasar mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

keseimbangan alam (ekosistem). Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti khusus

mengenai prestasi belajar yang diukur dari nilai rata-rata yang diperoleh dari seluruh

siswa kelas VI A SD Negeri Ngablak 2 tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 18

(23)

C. Perumusan Masalah

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI A SD Negeri Ngablak 2 dalam

mata pelajaran IPA semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 pada kompetensi dasar

mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam

(ekosistem) ?

D. Pemecahan Masalah

Peneliti akan mencoba memecahkan masalah rendahnya prestasi belajar

dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Ngablak 2 dengan model pembelajaran

kooperatif teknik mencari pasangan. Hal yang diharapkan dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan ini adalah prestasi belajar siswa

akan meningkat, siswa lebih aktif dan berinteraksi dengan kelompok atau orang lain.

E. Batasan Pengertian

Supaya tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka definisi

yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran Kooperatif teknik mencari pasangan adalah model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa

yang lain dalam kelompok, dimana siswa mencari pasangan sambil

mempelajari suatu materi pembelajaran dalam mata pelajaran IPA dengan

(24)

2. Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai.

Sehingga dalam proses belajar mengajar di kelas, prestasi belajar dapat

disimpulkan merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa yang dinyatakan

dalam bentuk angka (nilai) yang merupakan hasil ulangan dari pembahasan

pembelajaran tertentu, dalam hal ini adalah pembelajaran IPA.

3. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara komponen hidup dan

tidak hidup. Komponen hidup meliputi produsen, konsumen, dan pengurai.

Sementara itu komponen tak hidup merupakan benda-benda tidak hidup.

Dapat dikatakan bahwa ekosistem adalah hubungan atau interaksi antara

makhluk hidup dengan lingkungannya. Keseimbangan ekosistem dapat

terganggu karena kegiatan makhluk hidup. Aktivitas makhluk hidup dapat

mempengaruhi keadaan lingkungannya, begitu pula keadaan lingkungan

berpengaruh terhadap kehidupan atau kelestarian makhluk hidup.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar yang dilihat dari nilai rata-rata

ulangan siswa kelas VI A SD Negeri Ngablak 2 semester 1 tahun pelajaran

2010/2011 dalam pada pelajaran IPA pada kompetensi dasar mengidentifikasi

kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem)

(25)

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar yang dilihat dari persentase

jumlah siswa yang mencapai KKM siswa kelas VI A SD Negeri Ngablak 2

semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 dalam pada pelajaran IPA pada

kompetensi dasar mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem) dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru adalah memberikan gambaran dan pembuktian bahwa penerapan

pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dan memberikan referensi model pembelajaran yang

akan diterapkan di kelas.

2. Bagi siswa adalah pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, melatih siswa agar dapat

berinteraksi dengan lebih baik dengan orang lain dan memberikan suasana

baru dalam pembelajaran.

3. Bagi peneliti adalah penelitian ini merupakan sarana mengembangkan dan

mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh dan mencari perbandingan

antara teori dengan persoalan yang terjadi di lapangan.

4. Bagi sekolah dan masyarakat umum, sebagai wacana dan pengetahuan baru

(26)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan pembelajaran model kooperatif

teknik mencari pasangan pernah dilaksanakan oleh beberapa guru/dosen dan

dilaporkan dapat meningkatkan beberapa aspek dari siswa atau peserta didik.

Beberapa contoh PTK yang dapat peneliti gunakan sebagai contoh adalah sebagai

berikut :

1. Peneliti yang dilakukan oleh Sholihah Barid sebagai skripsi thesis, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Rincian singkatnya adalah sebagai berikut:

a. Judul : Upaya Meningkatkan kemampuan Kognitif dalam Pembelajaran

IPA dengan Metode Make A Match pada Siswa Kelas 2 SD N Pulosari

Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010

b. Teknis pengumpulan data oleh peneliti : dengan wawancara dengan siswa,

observasi, dan tes tertulis.

c. Instrumen yang dipakai adalah kartu berpasangan, soal tes, RPP dan

Silabus.

d. Hasil penelitian : 1). Keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan

teknik mencari pasangan meningkat dari 63 % menjadi 79 %. 2).

(27)

menerapkan teknik mencari pasangan tingkat ketuntasan siswa 53%,

setelah menggunakan teknik mencari pasangan dapat mencapai hasil 84%.

2. Dilaksanakan oleh Nur Indahwati penelitian ini sebagai skripsi pada Program

Studi Pendidikan Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Rincian singkatnya sebagai berikut :

a. Judul : Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Make A Match untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS pada Mata

Pelajaran Akutansi Pokok Bahasan Jornal Umum di SMA Kertanegara

Malang

b. Teknis analisis data yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu: 1) Reduksi

data, 2) Paparan data, dan 3) Penyimpulan hasil analisis data. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa metode Make A match dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

c. Hasil yang diperoleh pada siklus I aktivitas belajar siswa dilihat dari

proses pembelajaran mencapai 76,67% meningkat pada siklus II mencapai

88,33%. Sedangkan aktivitas siswa ditinjau dari aspek afektif siswa pada

siklus I mencapai 60,9% meningkat pada siklus II mencapai 91,3%.

Sedangkan pada hasil belajar juga mengalami peningkatan, sebelum

tindakan diberikan skor rata-rata hasil belajar sebesar 65,7% dengan

ketuntasan belajar 52,2%. Pada siklus I hasil belajar ditinjau dari aspek

kognitif sebesar 65,2% meningkat pada siklus II mencapai 87%.

(28)

sebesar 65,2% meningkat pada siklus II mencapai 87%. Berdasarkan hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Make A Match

(mencari pasangan) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

kelas XI IPS SMA Kertanegara Malang.

B. Belajar, Prestasi Belajar, dan Motivasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Pada dasarnya manusia belajar tidak dibatasi dengan waktu, artinya belajar

berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia

secara terus-menerus. Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai

belajar. Beberapa diantaranya adalah teori mengenai pengertian belajar. Menurut

Winkel (1989:36), belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan–perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan itu bersifat

relatif konstan dan berbekas atau dapat dikatakan akibat relajar menimbulkan

perubahan perilaku yang bersifat menetap. Menurut teori kognitif Gagne dalam

Suyanto, (2005:86), belajar adalah proses memperoleh, mengolah, menyimpan, serta

mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. Pengertian belajar menurut

pandangan teori behavioristik (Dahar, 1989:19), belajar adalah suatu perubahan

perilaku yang dapat diamati, yang terjadi melalui terkaitnya stimulus–stimulus dan

(29)

lingkungan, yang bertindak terhadap suatu organisma, yang menyebabkan organisma

itu memberikan respon. Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:

a. Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan karena usaha yang

dilakukan dalam kegiatan belajar.

b. Dalam prosesnya belajar membutuhkan waktu.

c. Menghasilkan pengalaman atau tingkah laku.

Menurut pandangan konstruktivisme belajar adalah proses aktif pelajar

mengkonstruksi arti. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan

menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang

sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan (Suparno,

1997:61). Ini berarti bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana

siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang

mereka pelajari dan bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Berdasarkan beberapa

pengertian tentang belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan

aktif yang dilakukakan oleh setiap individu secara sengaja yang menghasilkan

perubahan tingkah laku dan mendapatkan kecakapan serta pengalaman baru dalam

waktu tertentu.

Pembelajaran adalah interaksi yang dilakukan oleh siswa dengan pendidik dengan

sumber belajar pada suatu lingkungan tertentu. Pembelajaran dilakukan untuk

mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan. Guru sebagai pendidik diharapkan

(30)

berinteraksi. Pembelajaran yang baik menuntut ineraksi yang baik antara siswa

dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungan.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Pengalaman belajar dapat membawa/menyebabkan perubahan tingkah laku

dari yang belum baik menjadi lebih baik lagi pada siswa. Menurut kamus besar

Bahasa Indonesia (2000:895), prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah

dilakukan atau dikerjakan). Sedangkan menurut Winkel (1984:162) mengemukakan

bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai.

Bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dan didapat oleh seseorang

setelah melakukan kegiatan tertentu dengan usahanya sendiri dengan cara belajar

yang berbeda–beda.

Hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah adanya

motivasi belajar siswa yang tinggi. Jenis motivasi belajar dapat dibedakan menjadi

dua; yang pertama adalah motivasi intrinsik atau motivasi dari dalam didiri siswa,

dalam hal ini keinginan dan dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar. Motivasi

belajar yang ke dua adalah motivasi eksterinsik yaitu dorongan belajar yang berasal

dari luar. Contohnya adalah lingkungan belajar, orang lain atau suasana yang tercipta

sehingga menjadikan siswa belajar.

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bersifat komprehensif. Artinya

dalam proses belajar siswa melibatkan secara aktif/langsung baik aspek kognitif

(31)

yang didapatkan dari hasil ulangan dapat dijadikan ukuran sejauh mana siswa

menyerap dan memahami materi pelajaran. Maka sebagai tolok ukur daya serap siswa

dalam suatu pelajaran ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai angka

dalam KKM adalah angka/nilai minimal yang harus dicapai sebagai ukuran bahwa

siswa telah berhasil meyerap materi pelajaran yang telah diajarkan.

C. Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Mencari Pasangan. 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1995) dalam Asma (2006:11) mendefinisikan belajar

kooperatif adalah siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan

bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun

kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

terstruktur dan sistematis, dimana kelompok–kelompok kecil bekerja sama untuk

mencapai tujuan–tujuan bersama. Menurut Artzt dan Newman (1990) dalam Asma

(2006:11), pembelajaran kooperatif yaitu suatu pendekatan yang mencakup kelompok

kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah,

menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada perilaku

bekerja bersama atau membantu sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Siswa bekerja sama dengan siswa

(32)

Setiap anggota kelompok harus saling bekerjasama satu sama lain dan saling

membantu untuk memahami materi pelajaran. Menurut Asma (2006:12) tujuan dari

pembelajaran kooperatif adalah untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap

keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Hal yang mendasari model

pembelajaran gotong royong dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius

yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial (Lie, 2008:28).

Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie (2006:32) menyatakan bahwa

ada lima unsur dasar yang terdapat dalam struktur pembelajaran kooperatif agar

mencapai hasil maksimal yaitu :

a. Tatap muka, setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka

dan berdiskusi. Inti dari interaksi ini adalah menghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing–masing.

b. Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada

usaha dan tanggung jawab setiap anggota kelompok, oleh karena itu sesama

anggota kelompok harus merasa terikat dan saling tergantung positif.

c. Tanggungjawab perseorangan, setiap angggota kelompok bertanggung jawab

untuk menguasai materi pelajaran masing–masing karena keberhasilan belajar

kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil belajar secara

perorangan.

d. Komunikasi antar anggota, keterampilan berkomunikasi antar anggota kelompok

sangatlah penting. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para

(33)

pendapat mereka. Proses berkomunikasi sangat bermanfaat walau memerlukan

waktu yang panjang dan perlu ditempuh untuk pembinaan perkembangan mental

dan emosional siswa dan memperkaya pengalaman belajar siswa.

e. Evaluasi proses kelompok, keberhasilan belajar dalam kelompok ditentukan oleh

proses kerja kelompok.

2. Model Pembelajaran Kokoperatif dengan Teknik Mencari Pasangan

Pembelajaran dengan teknik mencari pasangan atau make a match merupakan

salah satu tehnik pembelajaran yang ada dalam pembelajaran kooperatif. Tehnik

belajar mengajar mencari pasangan atau make a match dikembangkan oleh Lorna

Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan

sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Disamping itu siswa secara implisit dapat berlatih untuk berinteraksi dengan

teman-temannya. Tehnik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia anak didik. Dalam http://tpcommunity05.blogspot.com, langkah–

langkah dalam pembelajaran kooperatif tehnik mencari pasangan adalah sebagai

berikut :

a. Guru menyiapkan beberapa kartu mencari pasangan yang diisi beberapa konsep

atau topik yang mungkin cocok, satu bagian kartu soal dan bagian lain kartu

jawaban.

b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban.

(34)

d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

f. Siswa juga bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lainnya yang memegang

kartu yang cocok.

g. Siswa mempresentasikan hasil jawaban.

h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya.

i. Guru bersama–sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap meteri

pembelajaran.

Secara teknis gambaran pembelajaran dengan teknik mencari pasangan dapat

(35)

GURU

SISWA

Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Mengambil Kartu Pasangan

Menjelaskan gambaran Pembelajaran yang akan

Dilaksanakan

Mencari Pasangan

Menjelaskan Prosedur / Teknis mencari Pasangan

Berdiskusi denagan pasangan untuk dipresentasikan

Menyiapkan dan membagikan Kartu Mencari Pasangan

Mempresentasikan hasil diskusi

Menunjuk Pasangan yang Benar untuk Presentasi

Pasangan lain atau guru menanggapi

Memberi Kesempatan Bertanya dan Menanggapi

Tanggapan Balik

Kesimpulan

Tes Tertulis

(36)

CONTOH KARTU PASANGAN TUNGGAL

CONTOH KARTU DOMINO

Gambar 2. contoh kartu dalam pembelajaran dengan teknik mencari pasangan

Bahan kimia yang

digunakan untuk

memberantas hama

Pestisida

Usaha

pelestarian alam

dan mencegah

kepunahan

Faktor penyebab

terbesar kerusakan

ekosistem

Kegiatan

manusia.

Jenis hewan

langka dari

Jawa

Suaka

margasatwa

dan cagar

alam

Reboisasi

Tempat perlindungan

hewan dan tumbuhan

(37)

D. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam menawarkan cara agar kita dapat mengenal dan

memahami keadaan dan kejadian yang terjadi di alam. Perkembangan IPA tidak

hanya karena adanya fakta, tetapi didukung dengan metode ilmiah dan sikap

ilmiah. Metode dan pengamatan ilmiah inilah yang menekankan pada hakikat

IPA.

Dalam Purnell’s : Consice Dictionary of Science 1983 dalam Srini

(2001:2) Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan mannusia yang luas yang

didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematis serta dijelaskan

dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan

hipotesis-hipotesis.

2. Proses Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau

unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling

berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman,

2000:5).

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu

berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses

(38)

keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa,

dari tidak mengerti menjadi mengerti. (Usman, 2000:5).

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab

moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam

kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan

anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.

Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan

secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar

mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru

dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi

eduaktif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik

antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses

belajar mengajar (Usman, 2000: 4).

Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam, proses

belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan kegiatan

perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program tindak

lanjut (Suryabrata, 1997:18).

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,

pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu

(39)

E. Kerangka Berpikir

Dengan menggunakan model pembelajaran dengan teknik mencari pasangan

akan membuat siswa senang dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

Karena teknik mencari pasangan ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan

teman-temannya. Ketika siswa antusias dan menikmati proses pembelajaran, maka

siswa termotivasi dalam mempelajari materi pembelajaran yang diberikan.

Harapannya adalah ketika siswa termotivasi dan antusias maka prestasi belajar siswa

akan meningkat.

F. Hipótesis Penelitian

Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI A SD Negeri Ngablak 2 dalam mata

pelajaran IPA pada kompetensi dasar mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat

(40)

21

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Menurut Kasbolah (2001:8) penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis

yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di

kelas dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk

mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari–hari di

kelas. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti dalam

melaksanakan penelitian tindakan kelas. Prinsip–prinsip tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu tugas guru dalam mengajar

karena tujuan guru dalam melakukan penelitian adalah memperbaiki kegiatan

belajar mengajar..

2. Masalah penelitian yang akan ditangani guru harus merupakan masalah yang

memang dia hadapi, menarik bagi peneliti dan merupakan masalah pembelajaran

yang bersifat faktual.

3. Proses pengumpulan data tidak boleh banyak menyita banyak waktu. Agar tidak

terlalu menyita banyak waktu maka peneliti seharusnya sudah mempersiapkan

teknik apa yang akan digunakan, termasuk pengumpulan data, sebelum kegiatan

penelitian dimulai.

4. Penelitian tindakan kelas berorientasi pada perbaikan pendidikan dengan

(41)

5. Guru membuat jurnal pribadi dimana guru mencatat kemajuan, persoalan yang

dihadapi, dan hasil refleksi tentang proses belajar siswa dan proses pelaksanaan

pendidikan.

6. Penelitian tindakan kelas tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di

lingkungan kerjanya.

Penelitian penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari

pasangan ini termasuk penelitian tindakan, karena penelitian ini digunakan untuk

memperbaiki praktik pembelajaran di kelas yang kurang baik dan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di kelas. Menurut Lewin dalam

Kasbolah (2001: 10) penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu

lingkaran atau rangkaian langkah–langkah (a spiral of steps) yang satu dengan yang

lain saling berhubungan. Langkah–langkah tersebut adalah : perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Rangkaian ini dapat dilihat dalam gambar berikut:

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 3. Langkah–langkah penelitian tindakan (Kurt Lewin)

Observasi

Refleksi Tindakan

Rencana

Observasi

Refleksi Tindakan

(42)

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngablak 2,

dengan alamat Jl. Ngablak-Grabag Km 0 Dusun Ngablak Desa Ngablak Kec.

Ngablak, Kab. Magelang, Jawa Tengah.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI A Sekolah Dasar

Negeri Ngablak 2, Kec. Ngablak Kab. Magelang, Jawa Tengah. Dengan rincian

jumlah siswa putra adalah 11 anak dan siswa putri sejumlah 7 anak.

3. Obyek Penelitian

Dalam hal ini obyek penelitian ini adalah prestasi belajar yang diukur dari

nilai rata-rata kelas pada siswa kelas VI A Sekolah Dasar Negeri Ngablak 2.

Peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar siswa dengan indikasi

meningkatknya nilai rata-rata kelas setelah dilakukan ulangan, terutama dalam

mata pelajaran IPA. Khususnya dalam pokok bahasan Keseimbangan Ekosistem

dan Pelestarian Makhluk Hidup ini.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 9 bulan dan dilaksanakan

(43)

dengan 2 siklus (12 JP), di mana setiap siklus terdiri 3 pertemuan dan setiap

pertemuan 2 JP yang akan dilaksanakan pada 25 Oktober sampai dengan 5

November 2010. Untuk keterangan lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

3 Pelaksanaan

Penelitian

(Pengumpulan data )

V V

4 Pengolahan data V

5 Penyusunan Laporan V V V V

6 Ujian V

7 Revisi Laporan V

C. Rencana Penelitian 1. Persiapan

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 2 siklus. Setiap siklus

terdiri dari tiga pertemuan pada pertemuan pertama akan membahas materi pelajaran

dengan interaksi antara guru dan siswa serta melaksanaan mencari pasangan

(44)

kompetensi yang pertama. Pada pertemuan kedua yaitu pelaksanaan model

pembelajaran dengan mencari pasangan untuk membahas 3 indikator dari sub materi

yang selanjutnya. Pada pertemuan ketiga menguatkan materi yang telah disampaikan

dengan metode mencari pasangan dan akan dilaksanakan tes atau ulangan untuk

mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran mencari pasangan.

Perbedaan teknis antara siklus I dan siklus II adalah pada siklus I

menggunakan kartu tunggal yaitu kartu yang isinya hanya 1 konsep atau 1 pengertian.

Kartu ini akan berhubungan dengan I kartu lain yang mempunyai keterkaitan

pengertiannya. Penggunaan kartu domino ini setiap kelompok terdiri dari masing

masing 6 siswa. Sedangkan pada siklus II menggunakan kartu domino yaitu kartu

dengan dua bagian yang masing-masing mempunyai pengertian berbeda dan dalam

setiap pengertiannya mempunyai keterkaitan atau hubungan dengan kartu yang lain.

Penggunaan kartu domino ini setiap kelompok terdiri dari 9 siswa.

Setelah nantinya setiap kartu bertemu dengan pasangannya maka akan

membentuk suatu kesatuan yang nantinya kan dipresentasikan oleh setiap kelompok.

Siklus I akan dilakukan menggunakan kartu pasangan tunggal. Sedangkan siklus II

(45)

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus Siklus I

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan :

a. Mengurus perijinan kepada Kepala SD Negeri Ngablak 2 dan pihak kampus

PGSD Universitas Sanata Dharma.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi

keseimbangan ekosistem dengan sub pokok bahasan :

1). Kegiatan manusia yang mengganggu keseimbangan ekosistem.

2). Pemanfaatan bagian tumbuhan.

c. Menyiapkan media yaitu membuat kartu tunggal mencari pasangan.

d. Instrumen penilaian untuk pengambilan data yaitu soal ulangan. Soal ulangan

mengambil dari materi yang telah dipelajari dengan teknik mencari pasangan.

e. Lembaran refleksi untuk siswa

Guru memberikan angket refleksi mengenai kesulitan atau hambatan

kegiatan pembelajaran dengan teknik mencari pasangan.

2. Pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan teknik mencari pasangan, siswa

diberi tugas untuk membaca materi pelajaran yang akan diajarkan pada pertemuan

(46)

a. Kegiatan Awal

1). Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa.

2). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar

belajar dengan baik.

3). Guru memberikan pengarahan tentang pembelajaran kooperatif tehnik

mencari pasangan.

4). Prosedur pelaksanaan pembelajaran adalah guru membagikan kartu mencari

pasangan tunggal. Siswa dibagi dalam kelompok setiap kelompok

membahas 1 topik dari sub materi yang diajarkan. Kemudian guru membagi

kartu untuk masing-masing kelompok dan siswa akan mencari pasangannya

dalam kelompok itu, setelah semua pasangan ketemu, materi yang

ditemukan kemudian mereka presentasikan.

5). Menyiapkan kartu mencari pasangan yaitu dimana hanya ada 1 konsep yang

akan ada 1 pasangan dalam kartu lain yang isinya paling berkaitan dengan

konsep yang ada dalam kartu itu.

6). Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif

dengan tehnik mencari pasangan dengan kartu tunggal.

b. Kegiatan Inti :

1). Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang setiap kelompoknya

(47)

2). Guru membagi kartu tunggal yang sudah diacak kepada setiap anak untuk

masing-masing kelompok.

3). Siswa mengambil kartu pasangan tunggal dan meminta agar siswa

memahami isi dan maksud kartu yang mereka terima.

4). Siswa mencari pasangan dari kartu yang mereka dapatkan.

5). Setelah siswa mendapatkan pasangan yang tepat kemudian dalam kelompok

siswa mendiskusikan maksud dan isi dari konsep yang dipelajari.

6). Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dari pasangan kartu yang

mereka dapat.

7). Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang benar.

8). Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas

sebelum waktu selesai.

c. Penutup

Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil belajar akhir

siklus I. Guru memberi evaluasi tentang pelaksanaan pembelajaran dengan

teknik mencari pasangan kepada siswa dan rencana perbaikan pada siklus yang

kedua.

3. Observasi.

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai pengamat

pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran

(48)

mengajar berlangsung. Pengambilan data dilakukan dengan melaksanakan tes

tertulis dengan soal evaluasi siklus I.

4. Refleksi

Peneliti mengidentifikasi kesulitan atau hambatan dan kejadian khusus yang

terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Refleksi ini akan

dijadikan acuan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II agar siswa dapat

mengikuti pelajaran dengan baik dan memperoleh kompetensi yang diinginkan

nantinya.

Siklus II

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi keseimbangan

ekosistem dengan sub pokok bahasan :

1). Pemanfaatan bagian tubuh hewan.

2). Pelestarian makhluk hidup.

b. Membuat kartu domino mencari pasangan.

c. Membuat soal ulangan dengan materi menggabungkan dengan materi yang

dibahas dalam siklus I.

(49)

Untuk mengetahui hambatan dan kesulitan yang dialami siswa ketika

melaksanakan pembelajaran dengan teknik mencari pasangan.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal

1). Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa mengenai seberapa

sering kita makan daging atau beberapa keterangan mengenai tas atau

sabuk dari kulit buaya hiasan dari penyu dan lain-lain.

2). Guru memberikan pengarahan tentang pembelajaran kooperatif tehnik

mencari pasangan yang akan dilaksanakan dengan kartu domino.

3). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar

belajar dengan baik.

4). Peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan pembelajaran

kooperatif dengan tehnik mencari pasangan dengan kartu domino.

b. Kegiatan Inti

1). Siswa membaca keseimbangan ekosistem dengan sub materi

pemanfaatan bagian tubuh hewan dan cara pelestarian makhluk hewan

dan tumbuhan.

2). Membagi siswa dalam kelompok besar yang berjumlah 9 orang.

3). Meminta siswa untuk mengambil kartu domino yang sudah diacak

(50)

4). Siswa disuruh memahami isi dan maksud kartu yang mereka terima.

5). Guru menyuruh siswa untuk mencari pasangan dari kartu yang mereka

terima yaitu dua pasangan yang paling berkaitan dengan dua konsep

yang tertera dalam kartu yang mereka peroleh.

6). Siswa mendiskusikan keterkaitan keseluruhan kartu yang telah menjadi

pasangan masing-masing.

7). Siswa mempresentasikan hasil dari pasangan kartu yang mereka dapat.

8). Guru memberikan penguatan dengan memberikan jawaban yang benar.

9). Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang dapat menyelesaikan

tugas sebelum waktu selesai.

c. Penutup

Guru membuat ringkasan materi dan melaksanakan tes hasil belajar akhir siklus

II.

3. Observasi

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang guru yang bertindak sebagai

pengamat pembelajaran. Mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran

berlangsung dan mengamati kesulitan dan kejadian-kejadian selama proses

pembelajaran dengan teknik mencari pasangan dengan kartu pasangan domino.

(51)

4. Refleksi

a. Peneliti mengidentifikasi kesulitan atau hambatan dan kejadian khusus yang

terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di kelas.

b. Membandingkan analisis siklus I dan siklus II serta mengambil kesimpulan

tentang peningkatan prestasi belajar penggunaan dengan menggunakan

model kooperatif teknik mencari pasangan.

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan tes tertulis setelah

proses pembelajaran dengan teknik mencari pasangan.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Instrumen yang berupa instrumen pembelajaran yaitu silabus, RPP, dan

kartu mencari pasangan.

b. Instrumen yang lain adalah soal tes untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan

dengan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan.

Berikut ini adalah rincian soal yang digunakan dalam penelitian baik pada

(52)

3. Validitas Isi

Validitas isi (content validity) adalah suatu validitas yang menunjukkan

sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau

diukur atau di teskan. Untuk itu diperlukan pemeriksaan kembali terhadap hal-hal

atau bahan-bahan yang diteskan atau telah diajarkan. Khusus tes hasil belajar

yang telah direncanakan dengan baik antara lain tahap merumuskan tujuan

instruksional dan memerincikan bahan pelajaran, maka kedua tahap tersebut

mempunyai kaitan dengan validitas isi suatu tes hasil belajar. Apabila isi suatu tes

hasil belajar benar-benar mengukur pencapaian tujuan instruksional yang telah

dirumuskan memlalui rincian materi pelajaran yang sesuai dengan jenis-jenis

materi pelajaran maka tes hasil belajar akan memiliki validitas isi yang dapat

dipertanggungjawabkan

Tabel 2. Rincian soal dalam masing-masing siklus

Jenis Soal Jumlah Soal Skor Setiap Item Total Skor

Pilihan ganda 20 1 20

Isian 10 2 20

Uraian 5 3 15

(53)

Tabel 3. Kisi-kisi soal ulangan siklus I

SK : 3.Memahami pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan

Kompetensi dasar Indikator

Nomor dan Kriteria soal

Soal Mudah Soal Sedang Soal Sulit P G Isian Uraian P G Isian Uraian P G Isian Uraian

3.1 Mengidentifikasi kegiatan 3.1.1 Siswa dapat menjelas- 1 1 17 1

manusia yang dapat mampenga- kan pengertian ekosistem 5

ruhi keseimbangan alam

(ekosistem) 3.1.2 Siswa dapat menjelas- 2

kan berbagai kegaitan manu- 3 2 6 7 4 5 2

sia yang dapat mempengaru- 16 15

hi kestabilan ekosistem

3.1.3 Menjelaskan akibat 10 9 3 19 4 18

penggunaan bahan kimia 12

secara berlebihan

3.2 Mengidentifikasi bagian tumbu- 3.2.1 Menjelaskan pengaruh han yang sering dimanfaatkan penggunaan bahan kimia 8 6 9 4 8

manusia yang mengarah pada pada lingkungan melalui

keseimbangan lingkungan pengamatan

3.2.2 Mengidentifikasi bagian

tumbuhan yang sering 7 3 20 10 5 14

dimanfaatkan manusia yang 11 13

mengarah pada keseimba-

ngan ekoistem

(54)

SK : 3.Memahami pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan

Kompetensi dasar Indikator

Nomor dan Kriteria soal

Soal Mudah Soal Sedang Soal Sulit P G Isian Uraian P G Isian Uraian P G Isian Uraian

3.2 Mengidentifikasi bagian tumbu- 3.2.3 Mengidentifikasi bagian 2 han yang sering dimanfaatkan tumbuhan yang sering diman- 13 1 2 12 6

manusia yang mengarah pada faatkan manusia yang men-

keseimbangan lingkungan dekati kepunahan (kayu jati,

pinus, cendana)

3.2.4 Mendeskripsikan akibat 8 4 1 2 5 14 3 1

eksploitasi tumbuhan terha- 19 18

dap keseimbangan lingku-

ngan

3.3 Mengidentifikasi bagian hewan 3.3.1 Mengidentifikasi bagian 9 5 6 yang sering dimanfaatkan tubuh hewan yang sering 3 5 11 8 3 16 10

manusia yang mengarah pada dimanfaatkan manusia yang 15

keseimbangan lingkungan mengarah pada keseimba-

ngan linkungan

3.3.2 menjelaskan cara mele- 4 9 4 7 7

tarikan hewan dari kepunahan 10 17

20

(55)

Pedoman penskoran adalah sebagai berikut :

1. Pilihan ganda : skor 1 jika jawaban benar atau pilihannnya tepat dan skor 0 jika

salah.

2. Isian : skor 2 jika jawaban yang paling tepat, skor 1 jika ada keterkaitan jawaban

siswa dengan soal yang ada, dan skor 0 jika tidak diisi atau jawaban salah.

3. Uraian : skor 3 jika jawaban benar-benar menjelaskan pertanyaan dalam soal

dengan lengkap, skor 2 jika jawaban menjawab pertanyaan namun tidak lengkap

atau masih ada yang kurang, skor 1 jka jawaban hanya ada sedikit keterkaitan

dengan soal dan skor 0 jika jawaban salah dan sama sekali tidak berkaitan dengan

soal.

Dengan penghitungan nilai total adalah sebagai berikut :

Nilai =

( )

55 skor Total

diperoleh yang

skor Total

x 100

Tes tertulis dibuat dengan kriteria mudah, sedang dan sulit dengan keterangan sebagai

berikut :

1). 40 % soal dengan kriteria mudah. Kriteria mudah adalah jawaban benar

yang dinginkan langsung tertulis berisi istilah singkat dalam buku

pelajaran dan diperkirakan semua siswa mudah mengingat, sehingga

dapat menjawab dengan benar.

2). 35 % soal dengan kriteria sedang. Kriteria sedang adalah jawaban yang

(56)

dan atau pengertian yang memungkinkan tidak semua siswa dapat

mengingat dengan baik.

3). 25 % soal dengan kriteria sulit. Kriteria sulit adalah jawaban ysng di

benar yang diinginkan merupakan konsep atau pengertian yang harus

dianalisa terlebih dahulu. Soal ini juga memugkinkan berasal dari

keadaan sekitar siswa yang belum tentu tertulis didalam buku pelajaran

E. Analisis Data

Di SD Negeri Ngablak 2 kriteria ketuntasan minimal yang harus dikuasai

siswa dalam mata pelajaran IPA adalah 65. Indikator yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tercapainya nilai rata–rata ulangan siswa pada siklus I adalah 65

dan pada akhir siklus II adalah 68. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pada

akhir siklus II nilai rata – rata ulangan siswa mencapai 68.

Nilai ulangan siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh dari hasil tes

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai =

( )

Nilai rata-rata siswa diperoleh dengan menghitung jumlah nilai yang diperoleh

seluruh siswa kelas VI A dibagi dengan jumlah siswa kelas VI A yang berjumlah 18

siswa. Nilai rata-rata dapat dihitung dengan humus sebagai berikut :

(57)

Persentase ketuntasan siswa dalam pembelajaran diperoleh dengan menghitung

jumlah siswa yang tuntas (nilainya sesuai dengan KKM atau lebih) dibagi jumlah

seluruh siswa kelas VI A yang berjumlah 18.

Persentase ketuntasan =

siswa

Tabel 5. Indikator Keberhasilan

Peubah Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dilihat dengan melihat berapa persen siswa yang tuntas

belajar setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif dengan teknik mencari pasangan. Validitas keberhasilan dengan

menggunakan expert judgement yaitu validitas yang dikonsultasikan dengan ahli.

(58)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul ”Peningkatan Prestasi Belajar

Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari

Pasangan dalam Mata Pelajaran IPA Semester 1 pada Siswa Kelas VI A SD N

Ngablak 2 Tahun Pelajaran 2010/2011” dilaksanakan selama 2 minggu mulai tanggal

25 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 5 Nopember 2010.

1. Siklus I

a. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada hari

Senin, 25 Oktober 2010; Rabu, 27 Oktober 2010; dan Jumat, 29 Oktober 2010 di

kelas VI A dengan jumlah siswa 18 orang. Pembelajaran dilaksanakan dengan

pembelajaran model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan

(make a match) dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah dibuat. Pada akhir siklus I diadakan ulangan harian kepada siswa untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan

(59)

b. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian selama satu minggu, hasil yang didapat dari

penelitian siklus pertama adalah rata-rata nilai ulangan sebesar 65,56 dan

persentase ketuntasan siswa baru mencapai 44,44 %. Hal ini dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Sumber : Hasil pengukuran ulangan siswa akhir siklus I

Tabel 6. Hasil ulangan siklus I

NO NAMA TES SIKLUS 1 KETUNTASAN

Keterangan : Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 65. Pada ulangan/tes pada siklus I

ini siswa yang mencapai KKM sejumlah 8 anak jika dipersentase 18

8

x 100 % =

(60)

c. Pengamatan dan Pembahasan Hasil

Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah

ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya

pembelajaran. Adapun tugas guru pengamat adalah mengamati berlangsungnya

pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup yang menghasilkan

data apakah guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana (RPP).

Hal yang masih kurang dalam siklus ini adalah masih ada siswa yang kurang

kontribusinya dalam berdiskusi. Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran namun perlu ditingkatkan dalam

membimbing siswa. Pada akhir pertemuan siklus pertama dilaksanakan ulangan

harian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima

pembelajaran.

Dilihat dari tabel 6 diatas, siswa yang mencapai KKM (tuntas) baru 8

siswa dari 18 siswa yang ada, dengan nilai terendah 47,27 dan nilai tertinggi

adalah 83,64. Kemungkinan siswa masih belum bisa berkonsentrasi dalam model

pembelajaran yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Ada semacam rasa malu

atau canggung ketika mencari pasangan kartunya. Sebagai catatan saja bahwa dari

18 siswa kelas VI A, 11 siswa diantaranya pernah tinggal kelas, kemungkinan

masalah belajar siswa yang menyebabkan hasil ulangan siklus I belum mencapai

(61)

d. Refleksi

Dari hasil ulangan siswa diperoleh nilai rata–rata ulangan kelas pada

siklus I ini mencapai 65,56 meningkat dari nilai rata-rata kondisi awal yaitu 58,45

dengan persentase ketuntasan siswa baru mencapai 44,44 %. Rata-rata ulangan

telah mencapai indikator keberhasilan, namun karena persentase siswa yang

mencapai KKM belum mencapai target yang ingin dicapai yaitu 50 %, maka

penelitian ini dilanjutkan pada siklus kedua.

Hal–hal ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung yang

mempengaruhi pencapaian hasil siklus I belum sesuai indikator keberhasilan,

antara lain :

1) Siswa kurang antusias dan bersemangat dalam melakukan diskusi.

2) Siswa kurang berani bertanya kepada guru, ketika ada yang merasa belum

memahami maksud dari kartu yang diterima.

3) Dalam kelompok siswa cenderung ada yang mengerjakan dan ada yang

hanya bermain.

Kendala di atas ditemukan pada pelaksanaan siklus I. Sehingga perlu adanya

upaya perbaikan untuk melaksanakan siklus II. Tindakan perbaikan tessebut

diantaranya :

1). Merangsang anak dengan pertanyaan–pertanyaan yang dapat dibicarakan

bersama agar diskusi dapat berjalan lebih baik.

2). Mengungkapkan hal-hal yang sekiranya dapat membuat keberanian siswa

(62)

3). Memberikan aturan yang tegas dan menggunakan pendekatan hadiah dan

hukuman, agar dalam kelompok semua siswa dapat terlibat aktif dalam

proses diskusi.

2. Siklus II

a. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Senin 1

Nopember 2010; Rabu 3 Nopember 2010; dan Jumat 5 Nopember 2010 di

kelas VI A dengan jumlah siswa 18 orang. Pembelajaran berlangsung dengan

model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dan berpedoman

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

b. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian selama satu minggu, hasil yang didapat

dari penelitian siklus II, rata–rata nilai ulangan siswa sebesar 71,01 dan

persentase ketuntasan siswa mampu mencapai 72,22 %. Hal ini dapat dilihat

dari table dibawah ini.

Sumber : Hasil pengukuran ulangan siswa akhir siklus II

Tabel 7. Hasil ulangan siklus II

NO NAMA TES SIKLUS 2 KETUNTASAN

POIN SKOR MAKS NILAI

(63)

4 Anita 39 55 70.91 Tuntas 5 Setio Nugroho 35 55 63.64 Tidak Tuntas 6 Budi Utama 37 55 67.27 Tuntas 7 Budi Yatwoko 42 55 76.36 Tuntas 8 Diva Krida Eka S 39 55 70.91 Tuntas 9 Muhamad Ichsan A 42 55 76.36 Tuntas 10 Ning Sumarni 40 55 72.73 Tuntas 11 Ria Saryanti 33 55 60.00 Tidak Tuntas 12 Gunawan 34 55 61.82 Tidak Tuntas 13 Anisya Farah Diba 40 55 72.73 Tuntas 14 Danny Kristiyanto 38 55 69.09 Tuntas 15 Himatul Ulya 47 55 85.45 Tuntas 16 Joko Pramono 34 55 61.82 Tidak Tuntas 17 Lucia Erna Wati 44 55 80.00 Tuntas 18 Nurhana 49 55 89.09 Tuntas

TERENDAH 60.00

TERTINGGI 89.09

RATA-RATA 71.01

Keterangan : Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 65. Pada ulangan/tes

pada siklus 1 ini siswa yang mencapai KKM sejumlah 8 anak jika

dipersentase 18 13

x 100 % = 72.22 %.

c. Pengamatan dan Pembahasan Hasil.

Dilihat dari tabel diatas nilai tertinggi dan terendah mengalami

kenaikan /peningkatan dibanding dengan hasil tes siklus I, jika pada siklus I

nilai terendah 47,27 meningkat menjadi terendah 60,00 pada siklus II, nilai

tertinggi pada siklus I adalah 83, 64 menigkat menjadi 89,09 pada akhir siklus

2. Peningkatan ini mempenngaruhi nilai rata-rata yang didapatkan dengan

(64)

peningkatan juga terjadi pada jumlah siswa yang tuntas dari 8 siswa dengan

persentase ketuntasan 44,44 % yang tuntas pada siklus I menjadi 13 siswa

dengan persentase ketuntasan 72,22 % pada siklus II.

Dari data perbandingan data siklus I dan siklus II terjadi anomali nilai

yang siswa peroleh, sebagai contoh ada dua siswa yang mengalami penurunan

nilai, bahkan satu diantaranya menjadi tidak tuntas. Penyebab menurunnya

nilai dua siswa tesebut adalah karena pada pertemuan pertama siklus II,

mereka absen tidak masuk sekolah karena sakit. Jadi dapat diketahui dari sini

bahwa siswa yang mengikuti seluruh proses siklus mempunyai kecenderungan

untuk meningkat prestasi belajarnya dibanding dengan siswa yang mengikuti

sebagian peretemuan dalam siklus. Disamping itu ada dua siswa yang nilainya

tetap. Kemungkinan penyebab adalah karena daya tangkap siswa,

keantusiasan dan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan ini.

Pengamatan juga dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang telah

ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan

berlangsungnya pembelajaran. Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus kedua ini siswa lebih

aktif dalam berdiskusi dan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran.

Pada akhir pertemuan siklus kedua dilaksanakan ulangan harian untuk

Gambar

Tabel 2 : Rincian soal dalam masing–masing siklus ........................................
Gambar 3 : Langkah – langkah penelitian tindakan (Kurt Lewin) ..........
Gambar 1. Bagan teknik pembelajaran mancari pasangan
Gambar  2. contoh kartu dalam pembelajaran dengan teknik mencari pasangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jogja merupakan daerah istimewa yang paling dulu hadir bahkan sejak awal revolusi menjadi modal perjuangan bagi bangsa ini. Bung Kamo juga beberapa kali memberi

Melalui uji Granger Causality yang digunakan, ditemukan hasil bahwa dalam jangka pendek harga saham ditentukan oleh nilai masa lalu pertumbuhan ekonomi, namun tidak sebaliknya.

Data yang disembunyikan harus dapat diekstrasi kembali seperti proses pada gambar 1 Karena tujuan steganografi adalah pesan rahasia yang tersembunyi, maka pesan rahasia

Adanya globalisasi ini kemudian merubah ruang lingkup dari perdagangan serta bisnis dari internasional itu sendiri dimana awalnya firma tradisional yang

Cuci gadung hingga bersih, kukus sampai matang Bersihkan kulit gadung, tumbuk hingga halus Didihkan vanili, gula pasir, dan santan kental. Campur gadung yang sudah

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik,

Sepeda listrik yang ada selurang ini adalah sepeda lisftik dengan penggerak rcda belakang, naka dirancang suulu sepeda li,strik dengan penggerak roda depan yang