• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK OBJEK WISATA ROHANI KATOLIK CANDI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI BIDANG USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI GANJURAN, SUMBER MULYO BAMBANG LIPURO, BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DAMPAK OBJEK WISATA ROHANI KATOLIK CANDI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI BIDANG USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI GANJURAN, SUMBER MULYO BAMBANG LIPURO, BANTUL"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK OBJEK WISATA ROHANI KATOLIK CANDI HATI

KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN TERHADAP

PEREKONOMIAN DI BIDANG USAHA MIKRO KECIL DAN

MENENGAH DI GANJURAN, SUMBER MULYO BAMBANG

LIPURO, BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

IGNATIUS INDAR PRASTAWA NIM : 08 1324 008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

DAMPAK OBJEK WISATA ROHANI KATOLIK CANDI HATI

KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN TERHADAP

PEREKONOMIAN DI BIDANG USAHA MIKRO KECIL DAN

MENENGAH DI GANJURAN, SUMBER MULYO BAMBANG

LIPURO, BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

IGNATIUS INDAR PRASTAWA NIM : 08 1324 008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

 Tuha n Yesus ya ng m em a m p uka n sa ya untuk sela lu m ensyukuri

setia p ha l ya ng b o leh terja d i d a la m kehid up a n sa ya

 Ked ua o ra ng tua ku : Yo ha nes Sud a rno b eserta Luc ia Ng a d ira h

d eng a n keikhla sa nnya m ela ksa na ka n p era n seb a g a i o ra ng tua d a n sa ya m enc inta i ka lia n serta b ersyukur m em iliki ka lia n

 Ka ka k-ka ka kku : C a tha rina Ind a rni, Dio nisius Ind a rinto ko d a n

Yulia na Ind a rining sih

 Ro sa lia Hera Purw a ra sa ri untuk setia p d ukung a n d a n sem a ng a t

ya ng d ib erika n kep a d a sa ya

(6)

v

MOTTO

MADEP MANTEP NDEREK GUSTI...

TERLANJUR PASANG LANGKAH KE DEPAN PANTANG

RASANYA SURUT KE BELAKANG...

BERSYUKUR...

ALLELUYA...

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

DAMPAK OBJEK WISATA ROHANI KATOLIK CANDI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI BIDANG

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI GANJURAN, SUMBERMULYO BAMBANGLIPURO, BANTUL

IgnatiusIndarPrastawa UniversitasSanataDharma

2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan menganalisis perbedaan yang terjadi dalam bidang sosial ekonomi sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran khususnya dalam hal: 1) jumlah pendapatan keluarga masyarakat, 2) besarnya curahank erja, dan 3) jumlah keluarga miskin masyarakat sekitar objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran.

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai dengan Februari 2013 di Ganjuran Sumbermulyo Bambanglipuro, Bantul. Jenis Penelitian yang digunakan adalah ex post facto dengan metode penelitian deskriptif komparatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 57 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data uji Z dengan menggunakan uji wilcoxon.

(10)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE EXISTANCE OF THE CHURCH OF THE SACRED HEART OF JESUS AT GANJURAN AS A RELIGIOUS TOURISM OBJECT

TO THE SMALL, MICRO AND MEDIUM BUSINESSES AT GANJURAN, SUMBERMULYO BAMBANGLIPURO, BANTUL

Ignatius Indar Prastawa Sanata Dharma University

2013

The purpose of this study are to reveal and analyze the differences that happen in the social-economic field before and after the existence of the church of the Sacred Heart of Jesus at Ganjuran, especially in the term of: 1) the income of the family, 2) the scale of employment, and 3) the number of poor families who live around the Sacred Heart of Jesus at Ganjuran.

The study was conducted from November 2012 to February 2013 at Ganjuran, Sumbermulyo Bambanglipuro, Bantul. This research is an ex post facto with a descriptive-comparative method. The population of the research are 57 micro, small and medium businesses. Technique of taking samples was a saturated sample. The techniques of collecting the data were interviews and documentation. The data were analyzed by applying Z test and Wilcoxon test.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah melimpahkan berkat dan kasih-Nya yang tidak pernah putus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul DAMPAK OBJEK WISATA ROHANI KATOLIK CANDI HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI BIDANG USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI GANJURAN, SUMBERMULYO BAMBANGLIPURO, BANTUL.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari dalam penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dalam berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

(12)

xii

2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

5. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan semangat.

6. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh ketelitian dalam memeriksa skripsi ini.

7. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen. S.Pd. selaku dosen tamu penguji dalam skripsi ini.

8. Bapak Joko Wicoyo, terimakasih sudah memeriksa dan membenarkan abstrak saya.

9. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam kelancaran selama masa perkuliahan dan pembuatan skripsi penulis.

(13)

xiii

11. Mbak een, mas toko, dan mbak ririn yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam menjalani kuliah dari awal sampai akhir.

12. Rosalia hera Purwarasari yang selalu memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini, sehingga dapat selesai dengan baik.

13. Bos Rian manggarai yang selalu membantu saya dalam mengerjakan skripsi, meskipun dengan muka pahit dan tidak iklas. Trimakasih juga telah mengijinkan saya datang pergi ke kost, meskipun kostnya sudah reot dan terancam roboh. Trimakasih bos.

14. Bos Doni wirobrajan yang selalu menemani dan membantu saya dalam banyak hal, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Pengorbanan anda buat saya lebih besar dari pada pengorbanan saya untuk anda. Nuwun don.

15. Mas beni pekalongan yang selalu membantu saya dalam mengerjakan olah data dalam penelitian ini, meski masih sering salah dan masih revisi. Trimakasih juga sudah sering di ijinkan nginep di kost dan di ajak touring ke Pekalongan dan Pati. Sengatan tawon yang tak terlupakan. Thank’s ben.

16. Charel, Lintang, Akbar, Dika, Heri, Andre. Trimakasih untuk dukungan kalian semua. Kalian adalah sahabat-sahabat paling istimewa.

17. Theo, Putra, Pipit, Mario, Anton, Mas heri. Trimakasih telah menjadi teman-teman yang baik untuk saya.

(14)
(15)

xvi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Devinisi Operasional ... 6

D. Batasan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

(16)

xvi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Industri Pariwisata ... 9

B. UMKM 1. Pengertian Industri/ Usaha Kecil ... 13

1. Klasifikasi Industri Kecil ... 14

2. Tujuan pengembangan Industri Kecil ... 15

3. Wilayah Sentra Industri ... 17

C. Indikator-Indikator Sosial Ekonomi ... 20

1. Pendapatan ... 20

2. Curahan Kerja ... 22

a. Pengertian Curahan Kerja ... 22

b. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Curahan Kerja ... 22

c. Pengaruh curahan jam kerja terhadap pendapatan masyarakat ... 22

3. Tingkat Kemiskinan ... 23

a. Pengertian Kemiskinan ... 23

b. Kriteria Kemiskinan ... 25

D. Penelitian Terdahulu ... 32

E. Kerangka Teori ... 33

F. Hipotesis Penelitian ... 36

(17)

xvi

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambil Sampel ... 40

1. Populasi ... 40

2. Teknik Pengambilan Sampel ... 41

D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 41

1. Subyek Penelitian ... 41

2. Obyek Penelitian ... 41

E. Variabel Indikator dan Batasan Istilah ... 41

F. Data Penelitian ... 42

1. Data Primer ... 42

2. Data Sekunder ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 43

1. Wawancara ... 43

2. Dokumentasi ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV. GAMBARAN UMUM ... 49

A. Sejarah Perjumpaan Agama Katolik Dengan Masyarakat Ganjuran ... 49

B. Gambaran Daerah Penelitian ... 63

1. Keadaan Geografis ... 63

(18)

xvi

3. Keadaan Pertanian Penduduk ... 70

4. Sarana dan Prasarana ... 71

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Deskripsi Responden ... 74

1. Deskripsi responden berdasarkan atas umur responden ... 74

2. Deskripsi responden berdasarkan jenis pekerjaan responden ... 75

3. Deskripsi responden berdasarkan jumlah pendapatan tiap keluarga ... 77

B. Analisis Data ... 79

1. Pengujian Hipotesis ... 79

2. Pembahasan ... 89

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Keterbatasan Penelitian ... 98

C. Saran ... 98

1. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi ... 98

(19)

xvi

(20)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil ... 18

Tabel II.2 Kriteria Batas Kemiskinan Dari BPS ... 26

Tabel III.1 Populasi UMKM di Sekitar Objek Wisata Rohani ... Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran ... 40

Table IV.2 Komposisi Tingkat Pengangguran di Dusun ... Kaligondang ... 66

Table IV.3 Keluarga Sejahtera Dusun Kaligondang ... 67

Table IV.4 Komposisi Penduduk Menurut Usia ... dan Jenis Kelamin ... 68

Table V.1 Komposisi Usia Responden ... 75

Tabel V.2 Komposisi Jenis Pekerjaan ... 75

Tabel V.3 Komposisi Jumlah Pendapatan ... 77

Tabel V.4 Descriptive Statistic Tingkat Pendapatan ... 80

Tabel V.5 Ranks Tingkat Pendapatan ... 81

Tabel V.6 Test Statistik Tingkat Pendapatan ... 82

Tabel V.7 Descriptive Statistic Curahan Kerja ... 85

Tabel V.8 Ranks Curahan Kerja ... 86

Tabel V.9 Test Statistik Curahan Kerja ... 87

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 PedomanWawancara ... 102

Lampiran 2 Test Perbedaan Pendapatan Masyarakat... 105

Lampiran 3 Test Perbedaan Curahan Kerja ... 112

Lampiran 4 Uji Hipotesis ... 116

Lampiran 5 Jumlah Keluarga Sejahtera ... 120

Lampiran 6 Data Induk Penelitian ... 122

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(23)

dalam memperlancar arus masuk manusia, barang jasa dan menunjang pertumbuhan produksi barang dan jasa serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.

Pemerintah mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kepariwisataan yaitu menyediakan infrastruktur, menyediakan berbagai fasilitas, mengkoordinasi antara pihak swasta dengan pemerintah dan mengatur promosi wisata. Pemerintah dalam usaha memajukan pariwisata di berbagai daerah menyadari betapa pentingnya keterlibatan masyarakat setempat dalam menunjang kelancaran kegiatan ini. Dukungan masyarakat setempat sangat penting bagi pembangunan pariwisata diberbagai daerah. Pemerintah menyadari bahwa daya tarik dan potensi daerah tujuan wisata tidak cukup hanya didukung sarana dan prasarana saja, melainkan perlu didukung oleh kesiapan masyarakat setempat untuk terlibat secara aktif.

(24)

wisatawan dapat menikmati pemandangan alam sekitar sekaligus memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keadaan alam yang sejuk di ganjuran merupakan salah satu daya tarik tersendiri dalam menarik wisatawan. Dengan keadaan alam yang sejuk dan jauh dari kebisingan akan memmbuat wisatawan nyaman dalam berdoa sehingga ziarah yang dilakukan akan menjadi lebih tenang dan khusuk.

Daerah wisata katholik Candi Hati Kudus Tuhan Yesus ini terdiri Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus dan Candi Hati Kudus Tuhan Yesus. Gereja Hati Kudus Tuhan yesus digunakan oleh masyarakat sekitar dan wisatawan untuk beribadah. Ibadah dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu dan hari-hari lain untuk mengadakan misa tertentu, seperti Jumat kliwon dan jumat pertama. Misa jumat pertama diadakan setiap hari kamis malam pada minggu pertama setiap bulanya, dan misa ini dilaksanakan di depan Candi Hati Kudus Tuhan Yesus yang diikuti oleh warga sekitar dan wisatawan.

(25)

belum begitu besar tetapi banyak masyarakat sekitar yang mendirikan pabrik ini. Dilihat dari keadan ini maka perlu diadakan penelitian tentang dampak-dampak apa saja yang muncul dari adanya objek wisata Rohani Katholik terhadap perekonomian masyarakat yang ada di sekitar objek wisata Katholic ini. Manfaat dari adanya pariwisata dapat dirasakan sekali oleh masyarakat sekitar objek wisata pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, merubah tatanan sosial ekonomi, membuka peluang usaha, lancarnya jalur kendaraan dan memajukan kegiatan perekonomiannya serta terbukanya wawasan masyarakat tentang dunia luar.

(26)

Berdasarkan dari permasalahan tersebut maka peneliti ingin meneliti Dampak Objek Wisata Rohani Katolik Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Terhadap Perekonomian Di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Ganjuran.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan jumlah pendapatan keluarga masyarakat sekitar dibidang UMKM sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus?

2. Apakah ada perbedaan curahan kerja keluarga masyarakat sekitar di bidang UMKM sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus?

3. Apakah ada perbedaan jumlah keluarga miskin masyarakat sekitar di bidang UMKM sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus?

C. Definisi Oprasional

(27)

1. Pendapatan keluarga difokuskan pada pendapatan yang diterima oleh keluarga dalam bentuk pendapatan nominal uang baik diterima dalam jangka waktu per hari, per minggu ataupun per bulan

2. Curahan kerja difokuskan pada besarnya waktu yang dicurahkan seseorang untuk melakukan aktivitaspekerjaanya untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya

3. Jumlah keluarga miskin difokuskan pada jumlah keluarga miskin dengan pendapatan perkapita dibawah garis kemiskinan yang ditetapkan dari hasil susenas dan BPS berdasarkan penggolongan keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1

4. Masyarakat sekitar objek wisata Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran meliputi warga sekitar yang berada di sekitar objek wisata Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran

D. Batasan Masalah

(28)

E. Tujuan Penelitian

Adapun penyusunan skripsi ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab mahasiswa. Oleh karena itu, skripsi ini di susun sebagai prasyarat kelulusan di Universitas Sanata Dharma. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dampak objek wisata Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran terhadap keadaan perekonomian warga sekitar.

2. Untuk mengetahui apakah pendapatan keluarga, curahan kerja dan jumlah keluarga miskin mempengaruhi perekonomian masyarakat sekitar.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat Sekitar

Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dalam keseharian kehidupan masyarakat sekitar, bahwa objek wisata ini telah memberikan dampak yang cukup berarti bagi perekonomiannya. Sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang perlu diketahui.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

(29)

3. Bagi Penulis

(30)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Industri pariwisata. 1. Pengertian Pariwisata

a. Pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Sedangkan semua kegiatan yang dilakukan untuk mendatangkan para wisatawan, seperti pembangunan hotel, pemugaran obyek budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan pekan pariwisata, penyediaan angkutan dan lain sebagainya, semua ini disebut kegiatan kepariwisataan.

b. Pariwisata adalah salah satu industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor

produktivitas lainnya”. Robert McIntosh dan Shashikant Gupta mengatakan bahwa “pariwisata merupakan gabungan gejala dan hubungan

yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah, tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani

wisatawan”.

(31)

bersifat sementara. Jadi pengertian wisata itu mengandung 4 unsur yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan dilakukan untuk menikmati objek wisata.

d. Sedangkan pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :

1) Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis.

2) Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi.

3) Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat-tempat-tempat ziarah.

(32)

seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah : keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.

f. Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti (1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.

g. Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

(33)

perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat.

i. Menurut Salah Wahab (1975:55) mengemukakan definisi pariwisata yaitu pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

(34)

maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya

B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah 1. Pengertian Industri/ Usaha Kecil

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Industri menurut ensiklopedi Indonesia adalah bagian dari proses produksi yang tidak secara langsung atau mendapatkan barang-barang atau bahan dasar secara kimiawi sehingga menjadikan lebih berharga untuk dipakai manusia. Untuk memberikan batasan yang jelas pada industri, selain dibedakan pengubahan dan pengolahan bahan, juga diperhitungkan suatu kriteria lain; kompleksitas dari peralatan yang dipakai perusahaan yang mengambil bahan dasar dari alam, kemudian langsung mengolahnya melalui peralatan mekanis yang komplek disebut industri (Ensiklopedi Indonesia, 1982 : 121).

(35)

Industri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996 :121)

Pengertian usaha kecil menurut UU no 20 ( pasal 1 ) tahun 2008 tentang UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Kriteria yang dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk menetapkan besar kecilnya seorang pengusaha atau suatu perusahaan tergantung dari sudut pandang penilai. Dari berbagai literatur kriteria untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan antara lain besarnya modal yang dimiliki, kapasitas produksi, banyaknya tenaga buruh yang dipekerjakan, dan seberapa jauh dominasi perusahaan tersebut pada pasar untuk produk sejenis dan sebagainya.

2. Klasifikasi Industri Kecil

(36)

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

3. Tujuan Pengembangan Industri Kecil

Beberapa tujuan dari adanya pengembangan industri antara lain sebagai berikut :

a. Memperluas kesempatan kerja, dengan adanya pembangunan industri kecil semakin bertambah pula jumlah industri kecil maka akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap oleh karena itu kesempatan kerja akan semakin bertambah.

b. Meratakan kesempatan berusaha, dengan adanya pembangunan industri kecil maka semakin besar pula kesempatan bagi masyarakat untuk membuka usaha sesuai dengan keahlian mereka masing-masing.

c. Menunjang pembangunan daerah, dengan adanya pembangunan industri kecil maka dapat membantu pembangunan daerah. Angka pengangguran berkurang dan pendapatan masyarakat menjadi meningkat yang menyebabkan PDB turut serta meningkat dimana ha ini dapat menyebabkan dana untuk pembangunan daerah bertambah.

(37)

nilai guna, misalnya batu dari letusan gunung berapi yang semula hanya untuk bahan bangunan setelah ada para pengrajin batu, maka nilai batu menjadi semakin bertambah.

Selain itu UU no 20 ( pasal 4 ) Tahun 2008 menjelaskan prinsip dan pemberdayaan usaha kecil sebagai berikut :

a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan usaha mikro, kecil, dan menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri

b. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai

dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

d. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;dan

e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.

Selain itu dalam UU no 20 tahun 2008 juga dijelaskan tentang tujuan pemberdayaan UMKM adalah sebagai berikut :

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan

b. Mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri

(38)

4. Wilayah Sentra Industri

Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No: 32/Kep/M.KUKM/IV/2002,tanggal 17 April 2002 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra UKM, SENTRA didefinisikan sebagai pusat kegiatan di kawasan/lokasi tertentu dimana terdapat UKM yang menggunakan bahan baku/sarana yang sama,menghasilkan produk yang sama/sejenis serta memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi klaster.

(39)

Tabel II.1

Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil

Faktor Kekuatan Kelemahan

Sumber daya

(40)

administrative

(41)

G. Indikator-Indikator Sosial Ekonomi 1. Pendapatan

Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas pengorbannya dalam proses produksi. Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah /gaji, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta keahlian termasuk para enterprenuer akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba (Sadono Sukirno, 1995).

Menurut Sunuharyo dalam mulyanto Sumardi dan Han Dieter-Evers (1982), dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja (Labour Income), sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (Non Labour Income).

(42)

pendapatan (income approach), bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani, pendapatannya dihitung dengan pendekatan produksi (ProductionApproach). Dengan demikian berdasarkan pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja migran telah terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.

Penghasilan keluarga menurut Gilarso (1992:41) dapat bersumber pada :

a. Usaha sendiri (wiraswasta) misalnya berdagang, mengerjakan sawah, atau menjalankan perusahaan sendiri.

b. Bekerja pada orang lain misalnya bekerja di kantor atau perusahaan sebagai pegawai atau karyawan baik swasta maupun pemerintah.

c. Hasil dari milik misalnya mempunyai sawah yang disewakan, mempunyai rumah disewakan, dan meminjamkan uang dengan bunga tertentu

(43)

misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah ddan pekarangan atau fasilitas seperti rumah dinas dan pengobatan gratis.

1. Curahan Kerja

a. Pengertian Curahan Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Setyawan, 2006:19) jam kerja adalah waktu yang dijadwalkan bagi pegawai dan sebagainya untuk bekerja, sedangkan dalam Kamus Istilah Ekonomi (Setyawan, 2006: 19) jam kerja adalah ukuran menghitung lamanya karyawan melaksanakan pekerjaannya.

b. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Curahan Kerja

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi curahan waktu atau jam kerja menurut suroto (dalam setyawan, 2006:20) antara lain :

1) Iklim atau musin 2) Jenis pekerjaan

3) Tingkat pendapatan yang telah diterima

(44)

yang disediakan untuk bekerja. Jadi dapat disimpulkan jika waktu/jam kerja bertambah maka pendapatan seseorang akan bertambah pula dengan demikian curahan kerja dapat mempengaruhi tingkat pendapatan.

2. Tingkat Kemiskinan a. Pengertian Kemiskinan

Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan ( poverty line ) merupakan masalah besar di banyak negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Banyak program yang dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi jumlah orang miskin dan perbedaan pendapatan antara kelompok miskin dan kelompok kaya di tanah air, misalnya inpres desa tertinggal (IDT), pengembangan industri kecil dan rumah tangga, khususnya di daerah pedesaan, transmigrasi, dan masih banyak lagi.

John friedman menginterprestasikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang atau sekelompok untuk

(45)

sosial adalah kemampuan untuk menguasai peluang strategi yang bisa mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik seseorang . menurut fiedman (bayo, 1991:89) ada 6 peluang strategis atau basis kekuasaan yang dapat dikategorikan kedalam kedua kelompok yaitu primer dan sekunder , dengan penjelasan sebagi berikut :

1) Basis kekuasaan sosial primer a) Pengetahuan dan keterampilan b) Organisasi sosial dan politik c) Harta produksi

2) Basis kekuasaan sosial sekunder a) Sumber-sumber keuangan b) Jaringan sosial

c) Informasi sosial

Sedangkan dalam Soedarno (1988:149) kemiskinan dibedakan menjadi dua yaitu kemiskinan mutlak dan kemiskinan relatif.

(46)

ketidaksamaan kesempatan dan ketidaksamaan di antara berbagai lapisan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa dalam menikmati kehidupan yang makmur.

b. Kriteria Kemiskinan

Ada dua macam ukuran kemiskinan yang umum dan dikenal antara lain :

1) Kemiskinan Absolut

Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ). Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :

a) Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.

b) Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. 2) Kemiskinan Relatif

Semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin. Sehingga Bank Dunia (world bank) membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :

(47)

b) Jika 40 % jumlah penduduk dengan pendapatan terendah

Sedangkan tolok ukur untuk kriteria rumah tangga miskin di Indonesia yang bersumber pada BPS hasil susenas adalah sebagi berikut :

Tabel II.2

Kriteria Batas Kemiskinan dari BPS Tahun 1996-2012 (Pendapatan per Kapita/bulan) Tahun Batas Miskin (Rp/Kapita/Bulan)

(48)

Menurut kuncoro ( 2007:107) yang mengutip Sharp, penyebab kemiskinan adalah:

1) Secara mikro kemiskinan minimal karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.

2) Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upah juga rendah. Rendahnya kualitas sumber daya ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena keturunan.

(49)

pada permasalahan-permasalahan yang serupa.seperti terlihat pada gambar :

Tabel II.3

Gambar lingkaran setan kemiskinan( the vicious circle of poverty)

Sumber : kuncoro (2000:107)

Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan Koordinasi keluarga Berencana Nasional (1996:11) ada beberapa faktor yang menyebabkan keluarga masuk dalam kategori prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang tergolong miskin, antara lain :

a) Faktor internal i. Kesakitan ii. Kebodohan

Ketidaksempurnaan pasar Keterbelakangan

Ketertinggalan

Kekurangan Modal

Investasi Produktivitas

Rendah

Tabungan rendah Pendapatan Rendah

(50)

iii. Ketidaktahuan iv. Ketidakterampilan

v. Ketertinggalan teknologi vi. Ketidakpunyaan modal b) Faktor eksternal

i. Struktur sosial ekonomi yang menghambat peluang untuk berusaha dan meningkatkan pendapatan

ii. Nilai-nilai dan unsur-unsur budaya yang kurang mendukung upaya penimgkatan kualitas keluarga

iii. Kurangnya aksses untuk dapat memanfaatkan fasilitas pembangunan.

Untuk mengukur keberadaan keluarga menurut tingkat kesejahteraannya telah dikembangkan 23 indikator operasional yang menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan dasar keluarga, kebutuhan sosial-psikologis dan kebutuhan pengembangan. Tahap Keluarga menurut tingkat kesejahteraannya adalah sebagai berikut.

1) Keluarga Pra Sejahtera, yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic-needs) secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, pangan, dan kesehatan.

(51)

memenuhi kebutuhan sosial psikologis, seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.

3) Keluarga Sejahtera 2, yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial- psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembanganya, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

4) Keluarga Sejahtera 3, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial-psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberi sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

5) Keluarga Sejahtera 3 Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial-psikologis dan pengembanganya serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan .

(52)

1) Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan keluarga berencana. Secara operasional mereka tampak dalam ketidakmampuan untuk memenuhi salah satu indikator sebagai berikut:

a) Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya; b) Makan minimal 2 kali per hari;

c) Pakaian lebih dari satu pasang;

d) Sebagian besar lantai rumahnya tidak dari tanah; dan e) Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan;

2) Keluarga Sejahtera I, adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis seperti kebutuhan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi. Secara operasional mereka tampak tidak mampu memenuhi salah satu dari indikator sebagai berikut: a) Menjalankan ibadah secara teratur;

(53)

e) Tidak ada anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun yang buta huruf latin;

f) Semua anak berusia 5 s.d 15 tahun bersekolah;

g) Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap; dan h) Dalam 3 bulan terakhir tidak sakit dan masih dapat

melaksanakan fungsinya dengan baik. H. Penelitian Terdahulu

Dalam beberapa penelitian sebelumnya yang meneiliti mengenai dampak sosial ekonomi mengenai suatu perkembangan dari sebuah kegiatan adalah Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Objek Wisata Ketep Pass Bagi Masyarakat Sekitar yang diteliti oleh Martinus Irka Puji Setyawan (2006). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Hasil dari penelitian ini bahwa pembangunan objek wisata ketep pass memberikan dampak positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa data yang diperoleh yaitu:

1. Dalam hal curahan kerja, masyarakat di bidang non pertanian lebih meningkat setelah pembangunan objek wisata ketep pass

(54)

3. Dalam hal jumlah pendapatan, masyarakat mengalami peningkatan pendapatan setelah adanya pembangunan objek wisata ketep pass 4. Dalam hal jumlah keluarga miskin, masyarakat mengalami penurunan

tingkat jumlah keluarga miskin setelah adanya pembangunan objek wisata ketep pass

I. Kerangka Teori

(55)

sentra/klaster industri karena ada beberapa hal yang harus dipenuhi untuk menjadi sentra industri antara lain :

1. Dalam setiap sentra yang akan ditumbuhkan sebagai klaster harus memiliki satu usaha sejenis yang prospek pasarnya jelas. Sekurang-kurangnya terdapat 50 unit usaha kecil yang melakukan kegiatan sejenis

2. Omzet dari keseluruhan unit usaha dalam klaster tersebut paling sedikit Rp 500 juta,-/bulan.

3. Telah terjadi sentuhan teknologi yang memungkinkan tercapainya peningkatan produktivitas, karena masalah pokok usaha kecil di bidang pertanian adalah produktivitas/tenaga kerja hanya kurang dari 3% produktivitas usaha besar disektor yang sama, atau hanya 1,5% dari produktivitas usaha menengah.

4. Persyaratan lain yang berkaitan dengan infrastruktur, jaringan pasar, ketersediaan lembaga keuangan dan lain-lain merupakan syarat tambahan yang menyediakan daya tarik klaster/sentra bersangkutan melalui jaringan informasi.

(56)

efisien dan mempunyai fungsi akselerasi perubahan yang diharapkan mampu memenuhi harapan. Melalui strategi ini, sentra UMKM dijadikan titik masuk kedalam upaya pemberdayaan UMKM. Pendekatan ini didasarkan pemikiran untuk memberikan layanan kepada UMKM secara lebih fokus, kolektif dan efisien, karena dengan sumber daya yang terbatas mampu menjangkau kelompok UMKM yang lebih luas. Pendekatan ini juga mempunyai efektifitas yang tinggi, karena jelas sasarannya dan unit usaha yang ada pada sentra umumnya dicirikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang sama, baik dari sisi produksi, pemasaran, teknologi dan lainlain. Disamping itu, sentra-sentra UMKM akan menjadi pusat pertumbuhan (growth pool) di daerahnya, sehingga mampu mendukung upaya peningkatan penyerapan tenaga kerja, nilai tambah dan ekspor . hal ini tertera dalam struktur Kementerian Koperasi dan UMKM RI Keppres Nomor 103/2001.

Dari penyataan tersebut, maka dibentuklah sentra-sentra industri guna memperkuat daya saing industri kecil yang ada. Termasuk di wilayah Kabupaten Bantul guna mendorong pembangunan sosial ekonomi daerah sehingga akan tercapai masyarakat yang sejahtera dan makmur.

(57)

1. Dengan adanya pembentukan sentra industri maka akan meningkatkan produktivitas sehingga pendapatan juga meningkat

2. Pembentukan sentra industri akan mempermudah para pelaku industri untuk memperoleh informasi secara cepat dan tepat misalnya seperti informasi bahan baku yang berkualitas bagus dan harga-harga bahan baku sehingga akan meningkatkan efisiensi kerja.

3. Ketika sentra industri sudah maju pesat diharapkan mampu menyerap tenaga kerja , membuka lapangan pekerjaan dan dapat menjadi sumber pendapatan yang dapat diandalkan.

4. Selain itu, diharapkan sentra industri dapat menjadi pendorong perekonomian pemerintah daerah guna pembangunan dan kemajuan daerah.

J. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian-uraian di atas, peneliti kemudian beranggapan bahwa perkembangan wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus menjadi objek wisata di wilayah Kabupaten Bantul memberi pengaruh positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat seperti :

(58)

2. Dalam hal jumlah curahan kerja masyarakat sekitar di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah meningkat sesudah menjadi daerah wisata rohani.

(59)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Metode penelitian deskriptif komparatif adalah metode yang bersifat ex post facto

atrinya data dikumpulkan setelah semua kejadian telah selesai berlangsung. Penelitian ini dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang ada. Jenis penelitian deskriptif komparatif dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu : November 2012 sampai dengan Februari 2013 Lokasi : Ganjuran, Sumber Mulyo Bambang Lipuro, Bantul

Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Candi yang bercorak arsitektur Hindu-Jawa (Mataram dan Majapahit) itu mulai dibangun pada 1927 dan diberkati oleh Uskup Jakarta Mgr. van Velsen SJ pada 11 Februari 1930 (tanggal penampakan Bunda Maria di Lourdes).

(60)

tahun 1998. Di dalam relung candi bercorak Hindu Budha itu terdapat arca Yesus dalam posisi tegap. Yesus digambarkan sebagai sosok akulturatif yang mengenakan pakaian kebesaran dan mahkota Raja Jawa. Selain itu, di dinding atas kepala Yesus terdapat tulisan dalam huruf Jawa yang berbunyi “Sampeyan Dalem Sang Maha Prabu Yesus Kristus Pangeraning Para Bangsa.” Selain candi, di kompleks Gereja Ganjuran juga terdapat 9 kran yang mengalirkan Tirta Perwitasari.

Candi Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran terletak kurang lebih 17 kilo meter selatan kota Yogyakarta dan tidak jauh dari pantai parangtritis dan pantai samas.

Banyak wisatawan baik dari dalam atau luar negri yang berkunjung ke Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran untuk berziarah dan berdoa. Tempat wisata ini dibuka setiap hari selama 24 jam. Dengan keadaan yang seperti ini maka munculah usaha-usaha dari masyarakat sekitar ganjuran yang bersifat UMKM di sekitar objek wisata rohani ini. Banyak bermunculan warung makan, warung kelontong, warung souvenir dan patung rohani, serta pabrik souvenir dan patung rohani.

(61)

usaha kecil. Sehingga dengan kondisi yang demikian dapat berpengaruh positif terhadap kondisi usaha UMKM di sekitar objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian ini populasinya adalah masyarakat sekitar yang bergerak dibidang UMKM.

Tabel III.1

Populasi UMKM yang ada di sekitar objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Tahun 2012

UMKM Jumlah

Semua anggota populasi dalam penelitian ini digunakan sebagai sampel yang berjumlah 57 UMKM.

2. Teknik Pengambilan Sampel

(62)

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007 : 68).

D. Subyek dan Obyek 1. Subjek

Subyek penelitian ini adalah UMKM di sekitar objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus.

2. Objek

Dalam melakukan suatu penelitian harus menentukan obyek penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah perkembangan objek wisata di Ganjuran. Seperti jumlah pendapatan di bidang UMKM, Jumlah curahan kerja, tingkat pengangguran masyarakat di sekitar Ganjuran.

E. Variabel Indikator dan Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan variabel dalam penelitian maka perlu dijelaskan identifikasi antara masing-masing variabel dalam penelitian yaitu :

(63)

2. Curahan kerja, yaitu besarnya waktu yang dicurahkan seseorang untuk melakukan aktivitas pekerjaannya untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk jam kerja selama satu bulan

3. Jumlah keluarga miskin, yaitu jumlah keluarga miskin yang ditetapkan dari hasil susenas oleh BPS berdasarkan pengolongan keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1.

F. Data Penelitian 1. Data Primer

Dalam penelitian ini data primer yang digunakan meliputi data dari responden dalam bentuk wawancara yaitu mengenai :

1) Jumlah pendapatan masyarakat sekitar di bidang UMKM sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus.

2) Jumlah Curahan kerja masyarakat sekitar di bidang UMKM sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus.

(64)

2. Data Sekunder

Data sekunder diperlukan bagi peneliti sebagai pendukung kelengkapan teori terhadap hasil penelitian. Sumber data ini diperoleh dari berbagai sumber informasi yang telah dipublikasikan misalnya berupa data monograf desa Ganjuran. Data sekunder ini meliputi

1) Jumlah UMKM sebelum dan sesudah adanya objek wisata.

2) Jumlah keluarga miskin sebelum dan sesudah adanya objek wisata 3) Tingkat pengangguran masyarakat sekitar sebelum dan sesudah

adanya objek wisata. 4) Letak geografis Ganjuran.

5) Kondisi fisik daerah penelitian sebelum dan sesudah adanya objek wisata.

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

(65)

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dan data mengenai jumlah pendapatan, curahan kerja, perolehan laba, dan tingkat pengangguran 57 UMKM di sekitar objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus.

2. Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi laporan dan atau berbagai artikel dari majalah, koran atau jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Dokumen- dokumen tersebut digunakan untuk mendapatkan data sekunder.

H. Teknik Analisis Data 1) Analisis deskriptif

Penelitian ini mencoba membandingkan keadaan sebelum dan sesudah adanya objek wisata. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan analisis sebelum dan sesudah (before -after) yaitu studi perbandingan (comparative study). Dalam bukunya sugiyono (2008:117) menjelaskan bahwa analisis before- after merupakan perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan/

(66)

2) Uji hipotesis

1. Untuk hipotesis yang menyatakan dalam hal jumlah pendapatan masyarakat sekitar UMKM sebelum dan sesudah menjadi daerah wisata rohani ada perkembangan pendapatan yang lebih besar. Maka teknik analisis uji beda Z (Agus Widarjno, 2009) untuk uji tanda sampel besar menggunakan uji wilcoxon , dengan tingkat kepercayaan 95% dengan rumus sebagai berikut :

Z =

Keterangan :

Z = Nilai Z hitung

R = Jumlah tanda +

n = Jumlah sampel yang relevan

Pengujian signifikan 5 % uji beda Z dengan hipotesis adalah sebagai berikut : pada taraf signifikan 5% atau tingkat kepercayaan sebesar 95% maka kriteria penerimaan Ho adalah sebagai berikut :

Ho ditolak jika probabilitas < 0,05

(67)

Dengan hipotesa dirumuskan sebagai berikut :

Ho : tidak terdapat perbedaan jumlah pendapatan masyarakat sekitar di bidang UMKM sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani.

H1 : terdapat perbedaan jumlah pendapatan masyarakat sekitar di

bidang UMKM sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani.

2. Untuk hipotesis yang menyatakan curahan kerja masyarakat sekitar Ganjuran dalam bidang UMKM saat sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani mengalami peningkatan. Maka teknik analisis uji beda Z untuk uji tanda sampel besar menggunakan uji wilcoxon

, dengan tingkat kepercayaan 95% dengan rumus sebagai berikut : Z =

Keterangan :

Z = Nilai Z hitung

R = Jumlah tanda +

n = Jumlah sampel yang relevan

(68)

Ho ditolak jika probabilitas < 0,05

H1 diterima jika probabilitas > 0,05

Dengan hipotesa dirumuskan sebagai berikut :

Ho : tidak terdapat perbedaan jumlah curahan kerja di bidang UMKM sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani.

H1 : terdapat perbedaan jumlah curahan kerja di bidang UMKM

sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani.

3. Untuk hipotesis yang menyatakan dalam hal jumlah keluarga miskin masyarakat sekitar di bidang UMKM antara sebelum dan sesudah menjadi objek wisata rohani menjadi berkurang, maka dapat digunakan kriteria batas kemiskinan yang bersumber dari BKKBN yang meliputi beberapa kategori keluarga yang masuk ke dalam keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui jumlah keluarga miskin yang ada.

4. Analisis Rata-rata Hitung (Mean)

(69)

yang perlu ditinjau kembali. Analisis dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan adalah (Sugiyono, 2010:49):

Me = mean (rata-rata)

(70)

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Perjumpaan agama Katolik dengan Masyarakat Ganjuran Kehidupan Religi pada awal berdirinya Candi Ganjuran ini didominasi oleh masyarakat muslim yang taat Sejarah Candi Hati Kudus Tuhan Yesus atau akrab disebut Candi Ganjuran tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Pabrik gula Gondang Lipuro yang terdapat disebelah utara Gereja yang berdiri pada tahun 1862. Pabrik Gula ini dibangun oleh keluarga Schmutzer yang berasal dari orang Belanda Keluarga Schmutzer merupakan keluarga Katolik yang pertama yang tinggal di Ganjuran Oleh penduduk skitar Keluarga Schmutzer ini dikenal sebagai keluarga yang ramah, suka memberi dan perhatian pada masyarakat sekitar sehingga sangat disegani. Sebagai wujud solidaritasnya, mereka membuka kesempatan kerja, mendirikan sekolah-sekolah dan rumah sakit Ganjuran Karena di daerah Ganjuran belum ada gereja kemudian Keluarga Schmutzer membangun gereja Ganjuran. Pada perkembangannya agama Katolik mulai diterima oleh masyarakat Ganjuran dan tidak lama kemudian rata-rata pekerja pabrik gula miliknya memeluk agama Katolik. Hingga kini umatnya terus berkembang namun pada bulan Mei 2006 Gereja ini roboh karena diguncang Gempa

(71)

Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus “Mandala” adalah lingkup, wilayah kekuasaan yang bernuansa religious. Oleh karena itu Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus adalah lingkup, wilayah yang dikuasai, dilingkupi, disemangati oleh Hati Kudus Tuhan Yesus. Secara fisik yang dimaksud Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus adalah Kompleks Gereja & Candi Ganjuran berikut sarana dan prasarananya. Tetapi sesungguhnya, pengertian Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus adalah wahana, tempat semua orang dapat menimba, menghayati, dan akhirnya mengamalkan berkat Hati Kudus Tuhan Yesus dalam dinamika kehidupan mereka baik sebagai paguyuban maupun pribadi. Wahana, tempat semua orang menyadari diri sebagai utusan dan kepanjangan tangan Kristus, Hatinya Yang Mahakudus, dimanapun mereka berada, senantiasa menjadi berkat.

(72)

berusaha menggali nilai-nilai yang terpancar dari Hati Kudus Tuhan Yesus, menghidupi, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, hingga terwujud harmoni yang ditandai kasih, kesediaan untuk berkorban, ketulusan hati, kedamaian, keamanan, ketenteraman, dan kebahagian.

Rangkuman Sejarah Gereja Ganjuran Perkembangan Kawasan Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran dari waktu ke waktu dapat diringkaskan sebagai berikut:

(73)
(74)
(75)
(76)
(77)

Visi dan Misi Gereja Ganjuran Dengan tetap menimba semangat Sang Pendiri, Gereja Ganjuran bertekat untuk selalu Menjadi Berkat bagi Siapa dan Apa pun juga. Tekad itu dilandasi semangat belas kasih, kesetiaan dan kerelaan untuk berkorban yang setiap saat dapat ditimba dari Hati Kudus Tuhan Yesus. Pengakuan akan Kristus Raja yang menguasai sendi-sendi kehidupan Gereja Ganjuran diungkap dalam bentuk kesediaan umat untuk mengabdi secara total, sebagaimana disimbolkan pada Perayaan Prosesi. Secara lebih konkret visi tersebut hendak dicapai melalui serangkaian langkah dan perjuangan berikut:

1. Menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk semakin mendekatkan umat dari berbagai kalangan (Ganjuran sendiri maupun peziarah dari berbagai penjuru tanah air) pada Hati Kudus Tuhan Yesus.

2. Menyediakan berbagai fasilitas yang dapat membantu umat untuk semakin banyak menimba, menghidupi dan mengamalkan semangat Hati Kudus Tuhan Yesus.

3. Memperhatikan kaum yang lemah (sakit, miskin dan tertindas) baik secara jasmani maupun rohani, agar ikut merasakan belas kasih Hati Kudus Tuhan Yesus.

(78)

5. Mengajak semua orang yang berkehendak baik untuk bersyukur dengan membagikan berkat yang telah diterimanya melalui berbagai kegiatan amal kasih.

6. Menghormati tradisi Ganjuran yang menyelamatkan dengan cara menggali, melestarikan, dan mengembangkannya melalui berbagai kesempatan dan kegiatan.Demikianlah, sebagai pewaris rahmat yang sedemikian agung

Gereja Ganjuran bersama seluruh devosan kepada Hati Kudus Tuhan Yesus bertekad untuk menjadi berkat bagi siapa pun dan apa pun juga. Tekad itu juga diungkapkan dengan kesediaan menjadi talang (perantara berkat) bagi orang-orang yang lemah, miskin dan tertindas. Visi dan misi tersebut senantiasa diwartakan, baik di kalangan umat Ganjuran sendiri maupun para peziarah yang datang dari berbagai penjuru tanah air. Harapannya semakin banyak orang yang menjadi kepanjangan tangan Hati Kudus Tuhan Yesus, sehingga semakin banyak juga orang yang diselamatkan melalui hati Kudus Tuhan Yesus.

(79)

umat dan Dewan paroki Ganjuran sekitar Rp 1,5 milyar kumpulan dana sumbangan Gempa Bumi dan Pembangunan Kembali Gereja Ganjuran Rp 1,5 milyar dan sumbangan bebas dari para donator diharapkan sekitar Rp 2 milyar. Panitia mengharapkan keterlibatan semua pihak, baik Umat Paroki Ganjuran, Para Peziarah, maupun para donator di manapun berada, untuk ambil bagian dalam pembangunan ini.

Bentuk inkulturasi

Dalam pertemuan sinode para uskup di Roma tahun 1977,tentang katakese yang dikutip oleh Banawiratma (1986:88), telah dikeluarkan naskah

terakhir “pesan kepada umat Allah”, yang intinya menekankan agar warta dan

(80)

1927 dan diberkati oleh Uskup Jakarta Mgr. van Velsen SJ pada 11 Februari 1930 (tanggal penampakan Bunda Maria di Lordes). Pada saat itu bumi Nusantara juga dipersembahkan kepada Hati Kudus Tuhan Yesus. Bangunan ini dirancang dengan perpaduan gaya Eropa, Jawa, Buddha dan Hindu. Gaya Eropa dapat ditemui pada bentuk bangunan berupa salib bila dilihat dari udara. Teras candi yang berhias relief bunga teratai ini mengingatkan kita pada ciri khas agama Buddha. Candi ini juga kental bernuansa Kebudayaan Jawa-nya.

Hal ini ditunjukkan dari beberapa hal, antara lain:

1. Batu dari candi ini diambil dari gunung Merapi. Gunung Merapi merupakan salah satu Simbol Gunung yang di keramatkan oleh masyarakat Yogyakarta.

2. Candi ini menghadap ke pantai laut Selatan sebagai simbol penghormatan terhadap Penguasa laut Selatan Yaitu Nyi Roro Kidul.

3. Nuansa Jawa juga terlihat pada altar, sancristi (tempat menyimpan peralatan misa), doopvont (wadah air untuk baptis) dan chatevummenen (tempat katekis).

(81)

singasana tangan kirinya menyibak pakaian depannya dan tangan kanannya menunjukkan ke arah hatinya yang bersinar.

5. Dan diatasnya tertulis Aksara Jawa yang berarti: “Sampeyan Dalem Maha

Prabu Yesus Kristus Pangeraning Bangsa “

6. Patung Yesus dan Bunda Maria yang tengah menggendong putranya juga digambarkan tengah memakai pakaian Jawa.

7. Demikian pula relief-relief pada tiap pemberhentian jalan salib, Yesus digambarkan memiliki rambut mirip seorang pendeta Hindu.

8. Gaya Jawa bisa dilihat pada atap yang berbentuk tajug, bisa digunakan sebagai atap tempat ibadah. Atap itu disokong oleh empat tiang kayu jati, melambangkan empat penulis Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

(82)

tempat arca Hati Kudus Yesus bertahta. Dengan diresamikannya Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran sebagai tempat ziarah oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. I Suharyo Pr , pada 1998, maka terpenuhilah persyaratan tempat ziarah seturut Kitab Hukum Katolik Pesan iman yang disampaikan dari Candi Hati Kudus Tuhan Yesus

(83)

berdoa dan berdevosi( meminta secara khusus). Dengan devosi kepada Hati kudus Yesus , mereka semakin merasakan kedekatan dengan Tuhan. Tuhan hadir dan menyapa setiap hati sesuai dengan pengalaman hidupnya . Pengalaman ini meningkatkan kedisiplinan diri untuk memupuk hidup rohani, meningkatkan doa dan ibadat, memupuk perasaan religius dan menyegarkan hidup beragama. Paroki Ganjuran berusaha mengarahkan agar kehidupan devosional kepada Hati Kudus Tuhan Yesus dengan membuat semacam visi perziarahan yaitu nyuwun berkat, ngalap berkah lan dados berkah ( memohon berkat, menikmati berkat dan menjadi berkat). Untuk mewujudkan visi ini sebagian besar pemasukan keuangan dari para peziarah digunakan untuk pelayanan sosial terutama untuk kepentingan orang sakit. Candi Hati Kudus Yesus berfungsi sebagai tempat meditasi umat Katolik yang ingin mendekatkan diri pada Tuhan . Hal ini disebabkan antara lain:

1. Kian merebaknya kemerosotan iman dan moralitas di kalangan umat khususnya dan masyarakat pada umumnya, terlebih lagi di kalangan pimpinan dan tokoh yang seharusnya menjadi panutan.

(84)

3. Terpinggirkannya tradisi budaya bermuatan nilai-nilai moral-religius yang mampu mengantar umat dan masyarakat pada sikap peduli atas berbagai kondisi yang perlu dibenahi.

4. Keprihatinan tersebut menumbuhkan harapan agar makin banyak orang dan para tokoh panutan yang merasakan kasih Hati Kudus Tuhan Yesus, sehingga mampu menimba nilai-nilai kasih, lalu mengamalkannya di mana pun mereka berada, sehingga menjadi berkat bagi orang lain.

B. Diskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis

Ganjuran, sebuah desa yang menawarkan wisata ziarah rohani yang menarik khususnya untuk wisatawan yang beragama Katolik. Nuansa keagamaan Katolik jelas terlihat dari bangunan gereja dan candi nan megah yang dibangun pada zaman Belanda. Gereja yang disebut Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dan candi yang diberi nama Candi Tyas Dalem Hyang Roh Suci merupakan obyek wisata ziarah umat Katolik yang utama di Ganjuran ini. Komplek wisata ziarah ini berada 17 km selatan kota Yogyakarta, dapat ditempuh dari jalan utama baik jalan Jogja-Bantul maupun jalan Jogja-Parangtritis. Tepatnya lokasi komplek wisata ini berada di Dusun Kaligondang, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.

(85)

menawarkan pengetahuan budaya karena adanya akulturasi budaya dan agama sangat kental terjadi di komplek wisata peziarahan ini. Candi Tyas Dalem dibangun dengan dasar akulturasi agama Katolik dengan agama Hindu Jawa yang pada saat itu masih melekat di hati masyarakat sekitar Ganjuran. Sedangkan Gereja yang baru saja dibangun setelah gempa Mei 2006 saat ini merupakan hasil akulturasi budaya modern dan Jawa Kuno, dengan arsitektur Jawa yang sangat kental.

Candi Tyas Dalem Ganjuran juga terkenal dengan air sendang Perwitasari, yaitu air tanah yang dipompa dari mata air bawah tanah yang mengalir dibawah candi. Menurut penuturan banyak orang, air Perwitasari tersebut memiliki khasiat untuk menyembuhkan dan memberi kesegaran jasmani maupun rohani. Air Perwitasari tersebut dapat diambil tanpa harus meminta ijin dan tanpa sumbangan apapun.

(86)

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke komplek wisata peziarahan ini tidak dipungut biaya masuk. Paket wisata yang ditawarkan adalah paket wisata pengetahuan, artinya wisatawan mengetahui secara lengkap sejarah Ganjuran melalui perantaraan guide. Selain itu, paket wisata ekaristi lengkap dengan imam dan makan bersama seusai ekaristi juga tersedia. Termasuk juga jika wisatawan ingin melaksanakan ekaristi di gereja kapel sekitar.

2. Keadaan Penduduk

a. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan

(87)

Tabel IV.2

Komposisi Tingkat Pengangguran di dusun Kaligondang Tahun 2012

No Kriteria Jumlah

(Jiwa)

1 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun 642

2 Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun) 455 3 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja 338 4 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu

(88)

dusun Kaligondang sebagai salah satu tolok ukur keadaan penduduk dilihat dari tingkat kesejahteraannya.

Tabel IV.3

Jumlah Keluarga Sejahtera di Dusun Kaligondang Tahun 1998 dan 2012

No Kriteria Tahun (Keluarga)

1998 2012

1 Jumlah keluarga prasejahtera 56 34 2 Jumlah keluarga sejahtera 1 117 115 3 Jumlah keluarga sejahtera 2 67 94

4 Jumlah keluarga sejahtera 3 3 7

5 Jumlah keluarga sejahtera 3 plus 4 5 6 Total jumlah kepala keluarga 247 255 Sumber : kantor Kepala Dusun Kaligondang, 1998 dan 2012.

(89)

1) Dari jumlah 24 KK yang ada, sebanyak 7 KK terbantu karena bekerja di perusahaan swasta

2) Dari 24 KK yang ada, sebanyak 2 KK sudah tidak dipakai karena pemilik sudah meninggal dunia

3) Dari 24 KK miskin, sebanyak 15 KK tertolong kondisi ekonominya karena ibu rumah tangga berperan sebagai pelaku usaha mikro kecil dan menengah

b. Keadaan Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk dusun kaligondan pada tahun 2011/2012 berjumlah 795 jiwa yang terdiri dari 456 jiwa laki-laki dan 339 jiwa perempuan. Berikut ini akan disajikan tabel mengenai komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Tabel IV.4

Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin Pada tahun 1998 dan 2012

No Golongan Umur Jenis Kelamin Jumlah

(90)

7 19-25 tahun 44 19 56 21 63 77

8 26-35 tahun 47 49 65 43 96 108

9 36-45 tahun 33 41 35 42 74 77

10 46-50 tahun 57 39 42 32 96 74

11 51-60 tahun 31 21 55 48 52 103

12 61-75 tahun 48 27 53 34 75 87

13 > 76 tahun 52 42 35 44 94 79

Jumlah 438 317 456 339 755 795

Sumber : kantor kepala desa kiringan,tahun 1998 dan 2012

c. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan warga sekitar menurut pekerjaan yang dilakukan sangat variatif. Sebagian besar pemuda-pemudi dusun Kaligondang memilih bekerja di sektor swasta sebagai karyawan. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh hasil bahwa sebagian orang yang belum menikah masih enggan ketika harus bekerja sebagai pelaku UMKM. Namun kalau sudah menikah sebagian dari pemudi kebanyakan ikut terjun menjadi pelaku UMKM. Warga sekitar objek wisata Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran menggantungkan hidupnya kepada bidang UMKM, karena memang sebagian besar warga sekitar bekerja sebagai pelaku UMKM.

(91)

pamong di dusun Kaligondang dan wawancara dengan masyarakat, peningkatan ini didorong oleh beberapa hal antara lain :

a. Masyarakat luas semakin mengenal objek wisata rohani Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, sehingga banyak wisatawan yang datang berkunjung.

b. Peminjaman modal usaha dapat dilakukan dengan bunga yang sangat rendah sehingga membantu para pelaku usaha baru untuk dapat berkembang

c. Pekerjaan sebagai pelaku UMKM ini dapat membantu perekonomian keluarga, bahkan ada beberapa keluarga yang benar-benar menggantungkan hidupnya dari pendapatan menjadi pelaku UMKM.

3. Keadaan Pertanian Penduduk

Gambar

Tabel II.1
Tabel II.2
Gambar lingkaran setan kemiskinan( the vicious circle of poverty)
Tabel III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

• Guru terus bertanya dan melengkapi peta konsep yang ada di papan tulis • Guru sesekali memberi pujian pada siswa yang menjawab dengan benar • Sebagian besar siswa ikut

xylostella seringkali juga merusak tanaman kubis yang sedang membentuk krop jika tidak terdapat hama. pesaingnya, yaitu

Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berfikir kritis

7 Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kriteria Kompensasi Finansial yang efektif dan kriteria kinerja karyawan memenuhi sebanyak 72 responden sedangkan 7 responden

kriteria utama. setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengann.. mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengann nilai prioritas.. jika nilai CR lebih dari 0.1 maka

Untuk transaksi guru kelas menginputkan nilai murid ke aplikasi diproses untuk membuat laporan hasil belajar murid, laporan hasil belajar murid ditampilkan

Berdasarkan pemaparan di atas maka penelitian dengan judul Penerapan Diversi Dalam Penyelesaiakan Perkara Pidana Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Oleh Anak menjadi