i
PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MARKETING MIX
TERHADAP PEMBELIAN ULANG
Studi Komparatif pada Konsumen yang Pernah Makan Burger di Stand Mister Burger dan Big Burger di Wonocatur dan Nologaten Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Oleh: FX Dwi Widyanto
NIM: 062214040
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat.
Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.
Keberuntungan terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kasiapan.
~ Thomas A. Edison ~
Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita
memiliki keberanian untuk mengejarnya.
~ Walt Disney ~
Kegagalan adalah sukses yang tertunda
Skripsi ini ku persembhkan untuk
Yesus Kristus Juru Selamatku
Bunda Maria yang Selalu Membimbingku
Bapak dan Ibuku yang tercinta
Kakak dan Adikku yang tersayang
Kekasihku Emma yang tercinta
Semua keluargaku
vii
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya
dengan rahmat dan berkat-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini meupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dhama Yogyakarta.
Dalam menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Konsumen
Tentang Marketing Mix Terhadap Pembelian Ulang”, penulis menemui banyak
kesulitan, namun penulis menyadari bhwa tanpa bantuan, baik secara langsung
maupun tidak langsung dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan pernah selesai.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si.Akt. QIA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyatmono, SE., M.B.A., selaku Ketua Pogram
Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Bapak Drs. A. Triwanggono, MS., selaku Dosen Pembimbing I, yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan,
nasihat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., MSM selaku Dosen Pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan,
viii
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan dan
bantuannya kepada penulis selama ini.
6. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu yang tercinta serta kakak dan adikku
tersayang mbak Sisca dan dek Ita yang telah memberikan dukungan,
semangat serta doa yang tak ternilai harganya.
7. Keluargaku yang di Salatiga Om matias, Bulek Kartini, Peter, Dek
Sisca.
8. Kekasihku Emma Suriany Br Ginting yang tercinta yang telah
memberikan dukungan, semangat serta doa yang tak ternilai harganya.
9. Semua Responden dan Segenap pihak Big Burger dan Mister Burger
Mas Agus Riyanto dan Mas Anggoo Eko. S.
10.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skipsi ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .... ... iv
HALAMAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
A. Pengertian Manajemen Pemasaran... 7
B. Konsep Pemasaran... 7
BAB III Metodologi Penelitian ... 20
A. Jenis Penelitian ... 20
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 20
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 20
D. Variabel Penelitian ... 20
E. Definisi Operasi ... 21
F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
G. Tehnik Pengambilan Sampel ... 24
H. Sumber Data ... 24
I. Tahnik Pengumpulan Data ... 24
J. Tehnik Pengujian Instrumen ... 25
K Alat Analisis Data ... 26
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ... 34
A.Gambaran Umum Big Burger ... 34
B.Pemasaran ... 35
xi
D.Pemasaran ... 39
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 42
A.Identitas Responden ... 43
B.Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 43
C.Analisis Data... 55
1. Analisis Arithmetic Mean ... 55
2. Uji Beda Dua Mean ... 55
3. Uji Asumsi Klasik ... 84
4. Analisis Regresi Berganda ... 90
5. Uji Signifikansi ... 94
D. Pembahasan Analisis Kuantitatif ... 101
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 105
A. Kesimpulan ... 105
B. Saran ... 106
C. Keterbatasan Penelitian ... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 109
LAMPIRAN I ... 111
LAMPIRAN II ... 131
LAMPIRAN III ... 144
xii
5.5 Uji Validitas Pembelian Ulang pada Big Burger ... 48
5.6 Uji Validitas Harga pada Mister Burger ... 49
5.7 Uji Validitas Tempat pada Mister Burger ... 50
5.8 Uji Validitas Promosi pada Mister Burger ... 51
5.9 Uji Validitas Produk pada Mister Burger... 52
5.10 Uji Validitas Pembelian Ulang pada Mister Burger ... 53
5.11 Uji Reliabilitas Big Burger ... 54
5.12 Uji Reliabilitas Mister Burger ... 55
5.13 Jawaban Responden Tentang Harga Big Burger57 ... 57
5.14 Penilaian Responden Tentang Harga Pada Big Burger... 57
5.15 Jawaban Responden Tentang Tempat Big Burger ... 59
5.16 Penilaian Responden Tentang Tempat Pada Big Burger ... 59
5.17 Jawaban Responden Tentang Promosi Big Burger ... 61
5.18 Penilaian Responden Tentang Promosi Pada Big Burger ... 62
5.19 Jawaban Responden Tentang Produk Big Burger ... 64
5.20 Penilaian Responden Tentang Produk Pada Big Burger ... 64
5.21 Jawaban Responden Tentang Pembelian Ulang Big Burger... 66
5.22 Penilaian Responden Tentang Pembelian Ulang Pada Big Burger .. 67
5.23 Jawaban Responden Tentang Harga Mister Burger ... 69
5.24 Penilaian Responden Tentang Harga Pada Mister Burger ... 69
5.25 Jawaban Responden Tentang Tempat Mister Burger ... 71
5.26 Penilaian Responden Tentang Tempat Pada Mister Burger ... 71
5.27 Jawaban Responden Tentang Promosi Mister Burger ... 73
5.28 Penilaian Responden Tentang Promosi Pada Mister Burger ... 73
5.29 Jawaban Responden Tentang Produk Mister Burger ... 75
5.30 Penilaian Responden Tentang Produk Pada Mister Burger ... 76
5.31 Jawaban Responden Tentang Pembelian Ulang Mister Burger ... 78
xiii ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MARKETING MIX
TERHADAP PEMBELIAN ULANG
Studi Komparatif pada Konsumen yang Pernah Makan Burger di Stand Mister Burger dan Big Burger di Wonocatur dan Nologaten Yogyakarta
Fx Dwi Widyanto Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui (1) adakah perbedaan
Marketing Mix yang dilaksanakan Big Burger dan Mister Burger. 2) adakah
perbedaan pembelian ulang Big Burger dan Mister Burger dari konsumen. 3)
adakah pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing Mix terhadap tingkat
pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger.
Penelitian ini dilkukan di Stand Mister Burger dan Big Burger Yogyakarta
pada bulan November 2011 – Januari 2012. Populasinya semua konsumen Big Burger dan Mister Burger yang ada di daerah Wonocatur dan Nologaten
Yogyakarta, sampel penelitian sejumlah 96 orang. Teknik pengambilan data
menggunakan teknik kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji
Beda Dua Mean, Regresi Linier Berganda, Uji t dengan taraf signifikansi α =
0,05, Uji F dengan taraf signifikansi α = 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Nilai total rata-rata persepsi
konsumen mengenai harga tempat, promosi, produk dari Big Burger Tinggi, nilai
total rata-rata tingkat pembelian ulang yang dilakukan konsumen Big Burger
cukup. Nilai total rata-rata persepsi konsumen mengenai harga dari Mister Burger
“Sangat Tinggi, nilai total rata-rata tingkat nilai persepsi konsumen mengenai tempat, promosi, produk Mister Burger Tinggi, nilai total rata-rata tingkat
xiv
pembelian ulang Big Burger Fhitung > Ftabel (3,704 > 2,489). Sedangkan untuk
variabel Big Burger secara parsial menunjukan bahwa haga tidak berpengaruh
terhadap pembelian ulang thitung < ttabel (1,735 < 1,960), tempat tidak berpengaruh
terhadap pembelian ulang thitung < ttabel (0,903 < 1,960), promosi tidak berpengaruh
terhadap pembelian ulang thitung < ttabel (-0,286 < 1,960), produk berpengaruh
terhadap pembelian ulang thitung > ttabel (2,122 > 1,960). Sedangkan untuk variabel
Mister Burger secara parsial menunjukan bahwa harga berpengaruh terhadap
pembelian ulang thitung > ttabel (2,161 > 1,960), tempat tidak berpengaruh terhadap
pembelian ulang thitung < ttabel (0,211 < 1,960), promosi berpengaruh terhadap
pembelian ulang thitung > ttabel (2,284 > 1,960), produk berpengaruh terhadap
xv ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CONSUMERS’ PERCEPTION ON MARKETING MIX FORWARDS REPEAT PURCHASE
A Comparative Study between Mister Burger‟s and Big Burger‟s Consumers at Customer Repeat Purchase Wonocatur and Nologaten Yogyakarta
Fx Dwi Widyanto Marketing Mix difference conducted by Mister Burger and Big Burger 2) whether or not there was repeat purchase difference between Mister Burger’s and Big
Burger’s consumers 3) whether or not there was influence consumers’ perception on Marketing Mix to the repeat purchase level of Mister Burger and Big Burger.
The study was held in Mister Burger and Big Burger stalls in Yogyakarta on November 2011-December 2012. There were ninety six Mister Burger’s and Big Burger’s consumers who become the sample of this study. In this study, questionnaire was used as data gathering technique. Moreover, data analysis techniques used in this study were two different means test, multiple linear regression, t test with significance level α = 0.05, F test with significance level α = 0.05.
The results of this study showed that 1) the total average score of
consumers’ perception about the place, price, promotion, and product of Big Burger was high. Meanwhile, the average score of re-purchasing level done by
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hamburger yang sekarang lebih dikenal oleh kalangan masyarakat
dan mahasiswa dengan nama burger merupakan makanan siap saji yang
muncul pertama kali di Hamburg, Jerman pada abad pertengahan. Pada
saat itu Hamburg merupakan pusat pertemuan antar pedagang dari Arab
dan Eropa. Saat itu para pedagang Arab sering makan makanan yang
disebut kibbeh, berupa daging cincang dicampur dengan rempah-rempah
lantas dipanggang. Penduduk Hamburg kemudian mulai berkenalan
dengan makanan ini, hanya saja mereka menggantinya dengan daging sapi
dan mengolahnya dengan teknik memasak ala mereka sendiri. Dari sinilah
muncul hamburger steak yang kemudian sangat popular. Kata hamburger
pertama kali muncul pada buku milik Delmonico restoran di New York
pada tahun 1834. Sedangkan untuk roti hamburger sendiri yang disebut
bun, menurut sejarahnya muncul saat diciptakan oleh J. Walter Anderson,
seorang koki istana pada tahun 1916. Semenjak itu daging burger dan roti
bun bertemu menjadi hamburger seperti dikenal sekarang ini
(http://listiaji.wordpress.com/2008/10/12/sejarah-burger-dunia/).
Dijaman sekarang ini banyak orang terlalu sibuk dengan
pekerjaannya sehingga mereka tidak ada waktu untuk mengisi perut
dengan nasi, karena nasi lama untuk menyajikannya sehingga mereka
burger, pizza dan lain sebagainya. Hamburger yang sekarang ini lebih
dikenal dengan nama burger lebih dipilih orang untuk menggantikan nasi
sebagai pengisi perut, karena burger makanan cepat saji yang praktis dan
dapat dimakan dimana saja tanpa repot seperti makanan cepat saji yang
lainnya. Walaupun burger bukan makanan pokok tetapi orang memilih
burger untuk diet dan untuk mengisi perut di saat mereka tidak ada waktu
untuk makan nasi. Karena banyaknya orang yang makan burger maka
burger menjadi bisnis yang berpeluang besar. Karena peluang yang besar
menjadikan para pebisnis berlomba untuk memasuki bisnis burger.
Jenis burger bermacam-macam antara lain cheese burger, beef
burger, sunny burger, orion ring burger, dan banyak juga produsen burger
yang menggunakan nama-nama tersebut untuk menamai burger buatan
mereka. Karena nama dan inti dari isi burger tersebut sama maka penjual
burger perlu membuat suatu strategi pemasaran yang baik agar persepsi
konsumen terbentuk dengan baik. Diharapkan dengan persepsi konsumen
yang baik dapat meningkatkan penjualan dan dapat bersaing dengan
penjual lain. Walaupun banyak produsen burger tetapi ada dua produsen
burger yang lebih dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan di kalangan
mahasiswa. Dua produsen burger tersebut yaitu Mister Burger yang sudah
terjun dalam bisnis burger selama 15 tahun, dan pendatang baru yang tidak
kalah terkenalnya yaitu Big Burger. Walaupun Mister Burger telah lama
dalam bisnis burger, tidak menutup kemungkinan konsumen dari Mister
Mix kedua merk burger ini saling bersaing merebut pasaran di Yogyakarta
dengan cara menempatkan stand di titik-titik yang strategis, saling
menambah isi dari hamburger, menjaga standar kualitas, dan persaingan
harga untuk menarik konsumen agar membeli ulang burger mereka. Jika
strategi Marketing Mix yang mereka gunakan berhasil maka konsumen
akan merasa puas dengan apa yang mereka dapatkan, sehingga akan
melakukan pembelian ulang dan teerus berulang.
Berdasarkan pengamatan terhadap stand penjualan dari kedua
merk burger tersebut dua tempat ini yang memungkinkan untuk dilakukan
penelitian dikarenakan kedua tempat tersebut ramai di kunjungi pembeli
dan para pembeli tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja tetapi juga
dari kalangan masyarakat umum.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian perbandingan persepsi konsumen produk burger
tersebut, sehingga penulis memilih judul “PENGARUH PERSEPSI
KONSUMEN TENTANG MARKETING MIX TERHADAP
PEMBELIAN ULANG. Studi komparatif pada Konsumen yang Pernah Makan Burger Big Burger dan Mister Burger di Wonocatur dan Nologaten
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan persepsi konsumen tentang Marketing Mix yang
dilakukan Big Burger dan Mister Burger?
2. Adakah perbedaan pembelian ulang Big Burger dan Mister Burger dari
konsumen?
3. Adakah pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing Mix terhadap
tingkat pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger?
C. Batasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian tidak terlalu luas dan dapat
menjawab permasalahan yang ada, maka masalah akan dibatasi pada:
1. Responden yang diteliti adalah konsumen yang pernah membeli burger
baik di stand Mister Burger maupun di stand Big Burger.
2. Strategi pemasaran yang akan diteliti mengenai Marketing Mix yang
terdiri dari 4 komponen yaitu:
a. Harga
b. Tempat
c. Promosi
d. Produk
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui adakah perbedaan Marketing Mix yang dilaksanakan
Big Burger dan Mister Burger.
2. Untuk mengetahui adakah perbedaan pembelian ulang Big Burger dan
Mister Burger dari konsumen.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing
Mix terhadap tingkat pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak,
terutama bagi semua pihak-pihak berikut ini:
1. Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan
dapat sebagai pelengkap atau sarana untuk menerapkan teori-teori yang
telah di dapat diperkuliahan.
2. Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
sumbangan saran dan pemikiran bagi perusahaan untuk mengetahui
persepsi konsumen tentang Marketing Mix dan pengaruhnya terhadap
pembelian ulang sehingga dapat meningkatkan konsumen.
3. Konsumen, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai kedua produk burger tersebut.
4. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
F. Sistemmatika Skripsi BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi : alasan pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan tentang teori yang digunakan sebagai dasar
pembahasan selanjutnya yaitu pengertian Manajemen Pemasaran, Konsep
Pemasaran, Strategi Pemasaran, Persepsi Konsumen, Marketing Mix,
Pembelian Ulang.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang populasi, sampel, teknik metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan, analisis dan
pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAGIAN AKHIR
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk
mengadakan pertukaran dengan pasar yang di tuju dengan maksud untuk
mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung dalam penawaran
organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta
menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif
untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar (Swastha dan
Irawan, 2005:7).
Menurut Kotler (1989:20) Manajemen Pemasaran adalah analisis,
perencanaan, penerapan, dan pengendalian terhadap program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan
pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran
dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
B. Konsep Pemasaran
Efektifitas dan efisiensi kegiatan dalam pemasaran yang dilakukan
oleh perusahaan perlu mendapat perhatian sehingga dapat menghasilkan
makna dari konsep pemasaran, maka berikut ini akan dikemukakan
beberapa pandangan para ahli mengenai konsep pemasaran yaitu:
“marketing conseptis a philosophy of business that state that customer want statisfaction is the economic and social justification far
firm’s existence”(Kotler, 1997:7)
Artinya kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih
efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna
menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.
Konsep pemasaran menurut Basu Swastha (1984:18-21) terdiri dari
tiga unsur pokok yaitu:
1. Orientasi pada konsumen
Hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam pemenuhan kepuasan
konsumen adalah:
a. Menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembelian yang akan
dilayani dan dipenuhi.
b. Menentukan kelompok pembelian yang akan dijadikan sasaran
penjualan.
c. Kebutuhan pokok konsumen berbeda-beda dan beraneka ragam.
d. Menentukan produk dan program sasaran.
2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang
usaha yang terkoordinir, tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada
konsumen.
3. Kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen atas produk atau jasa yang dikeluarkan oleh
perusahaan bisa menjadi faktor pennentu bagi suatu perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan secara maksimal. Jadi perusahaan akan
mendapatkan laba yang besar jika dapat memberikan kepuasan bagi
konsumennya. Melayani konsumen dalam rangka mendapatkan
keuntungan yang maksimal juga merupakan salah satu tujuan dari
perusahaan.
C. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau
segmen pasar yang dijadikan target oleh seseorang perusahaan. Oleh
karena itu strategi pemasaran merupakan konbinasi dari bauran pemasaran
yang akan diterapkan oleh pengusaha untuk melayani pasarnya. Bauran
pemasaran ini haruslah diatur sedemikian rupa, sehingga dapat berfungsi
sebagai senjata yang tepat dalam pertandingannya dipasar melawan
pesaing-pesaingnya.
D. Persepsi Komsumen
Persepsi adalah proses dengan apa seseorang memilih, mengatur,
dan menginterpretasi informasi. Ketika konsumen mengumpulkan
informasi tentang produk-produk dengan keterlibatan tinggi seperti raket
pada sepotong informasi pada iklan produk baru, atau rekomendasi teman,
menarik perhatian, kemudian kepemahaman, dan akhirnya retensi dalam
memori. Sekali konsumen memiliki informasi yang dipersepsikan
sepenuhnya, mereka menggunakannya untuk mengevaluasi merk-merk
alternative dan memutuskannya mana yang akan dibeli (Harper W. Boyd
dkk, 2000:133).
Menurut Kotler dan Keller (2007:228) persepsi adalah proses yang
digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan
mengiterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia
yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan
fisik, tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Poin pentingnya adalah
bahwa persepsi bisa sangat beragam antara individu satu dengan yang lain
yang mengalami realitas yang sama.
Menurut Vincent Gaspers (1996:118) faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi konsumen adalah:
1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan
konsumen ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan prosedur
atau pemasok produk (perusahaan).
2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan atau
pesaing-pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi
konsumen.
E. Marketing Mix
Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan
yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yakni: produk,
struktur harga, kegiatan promosi, dan system distribusi (Swasta dan
Irawan 2005:78).
Menurut Philip Kotler (2003:108) Marketing Mix describes the set
of tools that management can use to influence sales. The traditional
formulation is called the 4 ps, product, price, and promotion. Yang dapat
diartikan, bauran pemasaran menggambarkan seperangkat alat yang dapat
digunakan manajemen untuk mempengaruhi penjualan perumusan
tradisional yang disebut 4Ps, produk, harga, tempat, dan promosi.
Menurut Hudoro Sameto (2000:44), bauran pemasaran pada
dasarnya adalah perpaduan dari kegiatan yang terkendali sebatas
kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran yang telah
ditetapkan.
1. Produk
Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan dan merupakan
titik kemungkinan keberhasilan maupun kegagalan kombinasi kebijakan
pemasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu betapa pentingnya peranan
Pengertian produk menurut Basu Swasta (1985:194) adalah suatu
sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba,
termasuk bungkus, warna, harga, prestos perusahaan dan pengecer,
pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
Menurut Ricky W.Griffin dan Ronal J. Ebert (1998:335) product :
good, service, or idea that is marketed to fill consumer needs and wants.
Yang memiliki arti, produk adalah suatu barang, jasa atau yang
dipasarkanuntuk memenuhi kebutuhan atau keinginan seseorang
konsumen.
2. Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur Marketing Mix yang
menghasilkan pendapatan, sedang unsur-unsur lain menunjukan biaya,
sehingga dalam menentukan tingkat harga suatu produk perlu adanya
suatu perhitungan yang tepat. Disamping harga mempunyai penentuan
yang utama dalam perilaku pembeli. Harga hendaknya dapat diterima
dengan baik oleh pihak konsumen maupun perusahaan.
Definisi harga menurut Basu Swastha (1985:211) adalah sejumlah
uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan dalam menentukan harga
a. Mendapatkan laba maksimum
b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan
c. Mencegah atau mengurangi persaingan
d. Mempertahankan atau memperhatikan market share
Dalam hal tersebut diatas, perusahaan yang memperkenalkan
produk-produk baru seringkali harus memilih diantara dua pilihan kebijakan
penetapan harga yakni:
1) Skimming Pricing
Skimming Pricing menyebabkan perusahaan dapat menghasilkan sejumlah
laba besar dari setiap laba yang dijual. Penetapan uang tunai seringkali
diperlukan untuk menutupi biaya-biaya pengembangan dan introduksi.
Akan tetapi, pekerjaan skimming hanya dilakukan jika tenaga pemasaran
dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya sangat berbeda dari
produk lain yang telah ada di pasaran. Selain itu, laba awal yang tinggi
pada akhirnya akan menarik persaingan.
2) Penetration Pricing (harga penetrasi)
Penetration pricing merupakan strategi penetapan harga
serendah-rendahnya yang bertujan mencapai penjualan sebesar-besarnya dalam
waktu yang relatif singkat. Hal ini dapat berhasil apabila para penjual
dapat meningkatkan harga sewaktu penerimaan konsumen bertambah.
Peningkatan harga tersebut, tentu saja harus dikelola secara hati-hati untuk
3. Tempat
Tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi
konsumen yang termasuk kedalam variabel Marketing Mix khususnya
tempat adalah saluran distribusi. Saluran distribusi adalah jalur yang
dipakai untuk memindahkan produk dari produsen ke konsumen.
Hanya dengan mengetahui bahwa satu produk bermanfaat baginya,
belumlah merupakan jaminan bahwa pembeli akan setia pada produk
tersebut. Syarat lain agar pembeli setia pada produk adalah bila mana
setiap produk yang dibutuhkan, pembeli dapat memperolehnya dengan
mudah ditempat yang diinginkannya atau terdekat.
Basu Swastha (1987:190) mendefinisikan saluran distribusi adalah
saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut
dari produsen sampai konsumen atau pemakai industri.
Proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen dapat
panjang atau pendek, sesuai dengan kebijakan distribusi yang diterapkan
oleh perusahaan. Maka rantai jalur distribusi akan menjadi panjang apabila
sebelum jatuh ke tangan pemakai produk yang bersangkutan harus melalui
berbagai macam pedagang. Sebaliknya mata rantai jalur distribusi akan
menjadi pendek, bila produsen secara langsung menghubungi pembeli
4. Promosi
Dalam dunia pemasaran, kegiatan perkenalan produk, meyakinkan
dan mengingatkan kembali manfaat produk kepada pembeli, lazim disebut
kegiatan promosi. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui media
komunikasi massa, misalnya majalah, televisi, radio, bioskop, papan
reklame, layar dan gambar tempel.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert (1998:336) alat-alat
promosi yang paling penting yakni:
a. Advertising (iklan)
“Advertising is any form of paid nonpersonal communication used by an
identified sponsor to persude or inform potential buyers about a
product.”menurut definisi ini , iklan adalah suatu bentuk komunikasi bukan pribadi yang digunakan suatu sponsor tertentu untuk membujuk
atau menginformasikan pendengar mengenai suatu produk. Iklan biasanya
menggunakan semua jenis penyiaran dan media cetak, seperti televisi,
radio, majalah, koran, dan papan iklan.
b. Personal selling (penjualan pribadi)
Personal selling merupakan penjualan dari satu orang ke orang lain.
Sewaktu perusahaan membeli dari perusahaan lain, para agen pembeli dan
lain-lainyang memerlukan informasi teknis dan rincian biasanya merujuk
pada wakil penjualan perusahaan penjual.
Barang-barang yang relatif murah sering kali dipasarkan melalui promosi
penjualan, yang merupakn bujukan langsung kepada pembeli. Premium
(biasanya barang-barang gratis), perangko yang dapat ditukarkan, kupon,
dan sisipan dalam paket semuanya adalah promosi penjualan yang
dilakukan untuk membujuk konsumen untuk membeli produk.
d. Public Relations (hubungan masyarakat)
Hubungan masyarakat mencakup seluruh usaha komunikasi yang
mengarah pada membangun kemauan baik diantara berbagai kelompok
dalam populasi. Hal ini berusaha membangun sikap yang menuntungkan
terhadap organisasi dan produk-produknya.
F. Pembelian ulang
Perilaku pembelian ulang konsumen hanya membeli produk secara
berulang, tanpa memiliki perasaan khusus terhadap apa yang dibelinya.
Menurut Griffin (2005:49) pelanggan yang loyal menunjukan 4 perilaku
yang berbeda: melakukan pembelian berulang, pembelian antar lini produk
dan jasa, pemberian rekomendasi ke orang lain, dan menunjukan
G. Kerangka Pemikiran
Dari dua produsen burger yaitu Big burger dan Mister Burger
masing-masing produsen akan diteliti mengenai persepsi konsumen tentang
promosi, dan produk. Untuk meneliti persepsi konsumen tentang
Marketing Mix, dan perbedaan pembelian ulang antara konsumen Big
Burger dan Mister Burger akan menggunakan kuesioner yang disebar
kepada konsumen Big Burger dan Mister Burger yang dimana akan
digunakan Skala Likert. Selanjutnya menentukan interval, yang dicari
dengan cara skor tinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kategori
yang telah ditentukan. Setelah mencari interval maka dengan
menggunakan uji beda dua mean yang dimana analisis ini digunakan untuk
mengetahui perbedaan Marketing Mix yang dilaksanakan Big Burger dan
Mister Burger. Untuk mengetahui persepsi konsumen tentang Marketing
Mix terhadap pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger maka
menggunakan Regresi Linier Berganda.
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan satu anggapan sementara yang masih harus
dibuktikan kebenarannya, dalam penelitian ini anggapan sebenarnya
adalah:
Dimana H1 dan H2 tidak memiliki arah karena H1 dan H2 hanya
meneliti tentang perbedaan persepsi konsumen dan hanya meneliti sampai
disitu saja tanpa mengarah pada penelusuran selanjutnya. Sedangkan H3
memiliki arah karena H3 tidak hanya meneliti mengenai persepsi
konsumen saja melainkan mengarah kepada penelusuran selanjutnya yaitu
H1 : Ada perbedaan Marketing Mix yang dilakukan Big Burger dan Mister
Burger menurut persepsi konsumen.
H2 : Ada perbedaan pembelian ulang Big Burger dan Mister Burger dari
konsumen.
H3 : Ada pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing Mix terhadap
20 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
studi komperatif. Penelitian mengamati sejumlah objek dari populasi yang
terbatas.
B. Subyek dan objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah konsumen yang
sudah pernah membeli burger di stand Big Burger dan di stand Mister
Burger.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah persepsi konsumen tentang Marketing
Mix, dan pembelian ulang.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di daerah Wonocatur dan Nologaten
Yogyakarta, sedangkan untuk waktu penelitian dilakukan pada bulan
November 2011 – Januari 2012
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
Identivikasi Variabel:
1. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Marketing Mix
yang meliputi: harga, tempat, promosi dan produk.
2. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah pembelian ulang.
E. Definisi Operasional
1. Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasi, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti dari dunia ini.
2. Marketing Mix
Marketing Mix merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh
perusahaan sebagai strategi untuk memenuhi, melayani kebutuhan dan
keinginan konsumen pada segmen pasar tertentu yang dituju perusahaan.
Marketing Mix terdiri dari beberapa variabel yang dikenal dengan 4p
yaitu:
a. Harga adalah nilai suatu barang yang dihitung dengan satuan uang
untuk mendapatkan barang dan pelayanan yang diinginkan. Dalam
harga yang akan diteliti yaitu apakah konsumen merasa harga sesuai
dengan kualitas produk yang di dapat oleh konsumen, selain itu apakah
harganya terjangkau dan lebih murah dari pesaing.
b. Tempat adalah suatu bangunan untuk menyalurkan barang kepada
konsumen tempat penjualan mudah untuk dijangkau, nyaman, bersih,
rapi dan mudah untuk ditemukan.
c. Promosi adalah cara perusahaan untuk memperkenalkan dan
menginformasikan produknya kepada konsumen. Dalam promosi yang
akan diteliti mengenai menarik atau tidaknya promosi yang dilakukan
sehingga konsumen tertarik untuk membeli, kejujuran informasi yang
diberikan oleh perusahaan.
d. Produk adalah suatu barang atau jasa yang dipasarkan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Yang akan diteliti dari
produk yaitu apakah produk tersebut dapat membuat kenyang,
lengkap, segar, rasanya enak, pelayanannya cepat, ramah dan seperti
yang diinginkan.
3. Pembelian ulang
Pembelian ulang adalah perilaku dari konsumen setelah mereka
merasa puas akan suatu produk dan kemudian memutuskan untuk membeli
produk itu kembali. Yang akan diteliti yaitu apakah konsumen memiliki
niat untuk membeli kembali produk, apakah konsumen merekomendasikan
merk tersebut kepada orang lain, apakah konsumen akan berpindah ke
produk lain.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suprapto (2001:87) populasi merupakan sekumpulan
yang membentuk masalah pokok dalam satu riset khusus. Dalam
penelitian ini populasinya adalah semua konsumen Big Burger dan Mister
Burger yang ada di daerah Wonocatur dan Nologaten Yogyakarta. Dalam
penelitian ini populasi tidak diketahui jumlahnya oleh peneliti.
2. Sampel
Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi
sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sampel dalam penelitian
ini adalah konsumen yang sudah pernah membeli burger baik di stand Big
Burger maupun di stand Mister Burger.
Dalam penelitian sampel menurut Rao Purbo (1996) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
n
Pembulatan=96
Keterangan:
n = jumlah sampel
Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penelitian (95% =
moe = margin of eror (kesalahan maksimum yang bisa ditolerir sebesar
10 persen.
Menurut hasil perhitungan diatas, sampel yang dapat diambil
adalah sebesar 96 responden. Maka dalam hal ini peneliti mengambil
sampel sebanyak 96 orang responden yang cukup mewakili untuk diteliti.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Di dalam pengumpulan sampel peneliti mengunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Syarat penentuan
sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli burger
baik di stand Big Burger maupun di stand Mister Burger.
H. Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
merupakan data yang langsung diperoleh dari responden yang telah
mengisi kuesioner penelitian yang berkaitan dengan penelitian ddan
merupakan data utama.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden yang dituju. Kuesioner adalah
suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis
mempelajari sikap-sikap, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama
di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh system yang diajukan atau
Marketing Mix dan minat beli ulang. Marketing Mix yang dimasukan
kedalam kuesioner adalah strategi yang dilakukan oleh Big Burger dan
Mister Burger yang meliputi produk, harga, tempat, promosi.
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas untuk menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukuran itu dapat mengukur variabel yang diukur. Uji validitas
dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment
Coefficient of Correlation (Sutrisno Hadi, Statistik, jilid II, UGM
1983, hal 298). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
√ √
Keterangan :
r : koefisien korelasi setiap item
n : Banyaknya sampel responden
x : Nilai dari setiap item
y : Nilai dari semua item
jika r hitung > r tabel, maka pengukuran adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Rumus yang
√ √
Keterangan :
r : Koefisien korelasi product moment
x : Nilai dari total butir genap
y : Nilai dari total butir ganjil
M : Banyaknya sampel responden
Untuk memperoleh koefisien keandalan digunakan rumus Sperman
Brown, yaitu:
Keterangan :
Rxx : Koefisien reliabilitas
Rxy : Koefisien korelasi product moment
Jika Rxx > r tabel, maka kuesioner memenuhi syarat reliabilitas.
K. Alat Analisis Data
Setelah alat ukur/kuesioner dinyatakan falid dan reliabel maka
kuesioner akan dibagikan kepada 96 responden Big Burger dan Mister
Burger. Setelah semua kuesioner dikumpul maka data yang diperoleh
Tahap-tahap Analisis
1. Skala Likert
Dalam menganalisis persepsi konsumen terhadap variabel
Marketing Mix Big Burger dan Mister Burger, dan perbedaan
pembelian ulang antara konsumen Big Burger dan Mister Burger,
setiap persepsi konsumen dan pembelian ulang diberi bobot
sebagai berikut:
SS = Sangat setuju = 5
S = Setuju = 4
N = Netral = 3
TS = Tidak setuju = 2
STS = sangat tidak setuju = 1
Persepsi konsumen terhadap variabel Marketing Mix Big Burger dan
Mister Burger dapat dilihat nilai rata-ratanya dengan rumus:
̅
Keterangan :
̅ : nilai rata-rata
x : nilai persepsi
n : jumlah sampel
Dalam menentukan tingkat persepsi konsumen dan tingkat
pembelian ulang dibagi dalam lima kategori, yaitu: Sangat Rendah
Selanjutnya menentukan interval, yang dicari dengan cara
skor tinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kategori yang telah
ditentukan.
= 0,8
Dari interval 0,8 maka kategori tingkat persepsi konsumen
dan tingkat pembelian ulang adalah sebagai berikut :
Sangat Rendah (SR) = 1,00 – 1,80
Rendah (R) = 1,81 – 2,60
Cukup = 2,61 – 3,40
Tinggi = 3,41 – 4,20
Sangat Tinggi = 4,21 – 5,00
2. Uji Beda Dua Mean
Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan Marketing
persepsi konsumen maupun perbedaan pembelian ulang Big Burger
dan Mister Burger dari konsumen.
Sampel besar (n1 ; n2≥ 30)
a. Formulasi Ho dan Ha
Ho : µ1 = µ2 atau (µ1- µ1) = 0
b. α = 0,05
c. Rule of the test
Daerah Daerah
Tolak tolak
-Zu/2 Zu/2
d. Perhitungan nilai Z :
̅ ̅
√
Critera pengambilan keputusan :
H0 diterima apabila: -Zα/2≤ Zα/2
3. Tahap-tahap Regresi Ganda
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah penaksir
dalam regresi merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik. Untuk
memperoleh persamaan yang paling tepat digunakan parameter regresi yang
dicari dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS).
Pengujian asumsi klasik yang digunakan, yaitu:
1) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan yang berarti antara masing-masing variabel
independen dalam model regresi. Metode untuk menguji adanya
multikolinieritas dilihat pada tolerance value atau Variance Inflation
Factor (VIF). Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah
10. Jika Variance Inflation Factor (VIF) diatas 10 dan tolerance value
dibawah 0,10 (Hair et, al, 1998).
Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas adalah :
a) Ho : tidak ada multikolinearitas
b) Ha : terjadi multikolinearitas
Pengambilan keputusan :
a) Jika VIF > 0,10 (Ho ditolak: terjadi multikolinearitas)
2) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui
pengamatan terhadap pola scatter plot yang dihasilkan melalui SPSS.
Apabila pola scatter plot membentuk pola tertentu, maka model regresi
memiliki gejala heteroskedastisitas. Munculnya gejala heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa penaksir dalam model regresi tidak efisien dalam
sampel besar maupun kecil.
3) Uji Normalitas
Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
b. Regresi Linier Berganda
Alat analisis ini untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen
tentang Marketing Mix terhadap pembelian ulang pada Big Burger dan
Mister Burger.
Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai
membuktikan ada tidaknya pengaruh fungsional atau hubungan kausal antara
dua atau lebih variabel bebas X1, X2, Xi terhadap suatu variabel terikat Y.
Persamaan Regresi Linier Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Dimana:
Y : Tingkat Pembelian Ulang
a : Konstanta
b1 : Koefisien predictor X1
b2 : Koefisien predictor X2
b3 : Koefisien predictor X3
b4 : Koefisien predictor X4
X1 :Produk
X2 : Harga
X3 : Tempat
X4 : Promosi
c. Uji Hipotesis (Uji F)
Uji ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel
independen (X1, X2, X3, dan X4) secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Y). dengan tingkat signifikan sebesar (α) = 5% artinya taraf
kesalahan atau taraf kekeliruan hanya 5% saja.
k = banyak anggota sampel
n = banyak predictor
Hipotesis untuk uji F:
Di mana:
R : koefisien korelasi berganda X1, X2, X3, X4 dengan Y
n : jumlah sampel
k ; jumlah variabel independen
F : harga F garis regresi
d. Uji T (Uji Parsial)
Untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh
signifikan terhadap nilai variable terikat dengan rumus hipotesis sebagai
berikut : Ho : b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (X1, X2) secara parsial tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1, X2) secara parsial mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Pengambilan keputusan :
Ho diterima jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
34 BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Gambaran umum Big Burger
Burger adalah makanan siap saji dengan roti Bun yang diisi dengan
daging sapi irisan timun dan slada. Burger merupakan makanan yang berasal
dari Eropa yang sekarang telah mendunia. Sekarang di Indonesia telah banyak
muncul beraneka ragam burger yang telah disesuaikan dengan selera dan perut
masyarakat Indonesia. Dengan perkembangan bisnis burger satat ini
menciptakan beragam burger mulai dari Sun Burger yaitu burger yang
ditambah dengan telur ayam, Cheese Burger yaitu burger dengan keju di atas
daging sapi, Ring On Burger yaitu burger dengan cincin yang terbuat dari
tepung dan lain-lain.
Memulai usaha di kota Semarang, dengan pengalaman lebih dari 10
tahun hingga terbentuk perusahaan yang mapan, berkembang pesat, sehat dan
kuat, komitmen dan integritas yang tinggi dalam pelayanan (service),
pengendalian mutu produk serta pengembangan variasi produk didukung
dengan survey market secara mendalam telah membuahkan produk dengan
cita rasa terbaik dengan daya jual yang sangat tinggi.
Penjualan rata-rata Big Burger di salah satu gerai Semarang mencapai
800 porsi per hari. Seiring dengan pengoperasian 24 gerai di kota Semarang,
hingga menimbulkan banyaknya permintaan masyarakat untuk ikut
bergabung menjadi mitra usaha sebagai franchisee.
Pada tanggal 9 Oktober 2009 Big Burger mulai membuka diri untuk
membuka kerjasama dan menawarkan peluang usaha sebagai mitra bisnis.
Dalam waktu singkat terdaftar tidak kurang dari 112 mitra baru yang
mengajukan diri untuk menjadi Mitra Big Burger yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Burger telah menjadi gaya hidup bagi berbagai kalangan (berbagai
golongan usia dan tingkat sosial), bahkan telah menjadi alternatif makanan
pokok. Burger sangat digemari masyarakat, dan bukan „musiman‟. Penggemar
burger selalu meningkat dari waktu ke waktu, terbukti dengan semakin
banyaknya merk burger beredar di dunia usaha ini. Dengan slogan “Jelas
Lebih Enak”, Big Burger dengan citarasa yang lebih lezat, produk yang lebih
sehat, harga sangat terjangkau dan manajemen yang baik, kedepan akan
menjadi produk unggulan dan diminati pasar
(http://www.big-burger.net/Pages/View/v.profile.php).
B. Pemasaran
Pemasaran adalah hal yang penting dalam bisnis apapun, pemasaran
adalah hal untuk memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada
konsumen. untuk dapat mencapai tujuan pemasaran Big Burger
mengembangkan bauran pemasaran, bauran pemasaran yang digunakan oleh
1. Harga
Agar harga yang diberikan pada produk dapat diterima masyarakat,
harga harus diterapkan dengan tepat. Dalam menetapkan harga produk Big
Burger menetapkan harga mulai dari Rp 6.000, Rp 7.000, Rp 7.500, Rp
8.000, Rp 9.000, sampai Rp 11.000, sesuai dengan isi dari burger tersebut.
2. Tempat
Untuk menyalurkan produk ke tangan konsumen haruslah diketahui
di mana konsumen berada. Tempat di mana konsumen berada tergantung
dari apa yang dijual oleh produsen. Dalam menyalurkan produknya Big
Burger membuka franchise yang dapat dibeli oleh orang yang berminat
bermitra pada Big Burger. Banyak harga yang ditawarkan untuk menjadi
mitra usaha Big Burger tergantung dari fasilitas yang diambil mulai dari
counter, mini cafe, hingga cafe. Big Burger tidak hanya memasarkan
produknya di Yogyakarta saja tetapi juga di kota-kota besar lainnya
dengan harga penjualan yang berbeda.
3. Promosi
Salah satu untuk meningkatkan penjualan adalah dengan cara
promosi. Promosi yang dilakukan Big Burger dengan mengikuti even,
even yang diikuti Big Burger pada tahun 2011 yaitu PRJ 2011 : PEKAN
RAYA JAKARTA, BANDUNG : PAMERAN BATIK DAN FESTIVAL
KULINER. Sedangkan di Yogyakarta Big Burger mengikuti Festival
4. Produk
Dalam memproduksi Big Burger sangat memperhatikan kualitas
produknya. Mulai dari bahan yang digunakan, penyimpanan, maupun cara
memasak bahan yang digunakan sangat diperhatikan. Ada banyak jenis
produk yang ditawarkan Big Burger dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 4.1
Beff Sosis Roti bun, sosis, slada, ketimun Rp 7.000
Big Burger Roti bun, daging sapi, bawang
Double Beff Burger Roti bun, daging sapi 2 lapis, slada,
ketimun, saus
Cheese Sosis Roti bun, sosis, keju, slada,
ketimun
Rp 9.000
Black Papper Roti bun, daging sapi dengan saus
lada hitam, slada, ketimun
Rp 9.000
Sumber: Big Burger 2011
C. Gambaran umum Mister Burger
Mister Burger berdiri sejak tahun 1995 di Jl. Jendral Sudirman No. 48
Yogyakarta. Kini Mister Burger telah berhasil mengelola mereknya dengan
baik dan akan menawarkan peluang franchise (waralaba) bagi para mitra
usaha yang ingin memiliki dan menjalankan Mister Burger di seluruh
Indonesia.
Visi :
Menjadi merek nasional kebanggaan bangsa Indonesia, melalui jaringan
franchise yang tersebar di seluruh Indonesia. Menciptakan lapangan kerja,
bersama-sama dengan pemilik franchise. Memberi berkat serta manfaat bagi
masyarakat dan tenaga kerja Indonesia.
Misi :
Menyediakan variasi makanan cepat saji yang berkualitas, bergizi, enak,
dan terjangkau harganya. Menyediakan kualitas pelayanan yang prima untuk
Manfaat menjadi franchise Mister Burger adalah diijinkan menggunakan
brand merk Mister Burger selama jangka waktu perjanjian franchisee. Para
pemegang franchise dapat mempergunakan merek Mister Burger untuk
menjalankan usaha di wilayah yang sudah disepakati. Para pemegang
franchise dan staff-nya akan menerima pelatihan awal untuk membekali
dengan pengetahuan tentang manajemen operasional, keuangan, strategi
pemasaran, pengolahan sumber daya manusia sesuai dengan standar sistem
Mister Burger.
Pendampingan pra-operasional hingga satu minggu setelah pembukaan
Para pemegang franchise akan mendapatkan pendampingan dan konsultasi
dalam melaksanakan langkah-langkah pra-operasional hingga satu minggu
setelah pembukaan gerai franchise. Para pemegang franchise Mister Burger
akan mendapatkan pedoman baku operasional pengelolaan gerai Mister
Burger. Para pemegang franchise akan menggunakan sistem administrasi yang
telah teruji dukungan konsultasi operasional dan manajerial franchisor.
Pemegang franchise Mister Burger akan menerima konsultasi dari pihak
franchisee selama dibutuhkan
(ttp://herdiansyahpurba.blogspot.com/2008/05/waralaba-mister-burger.html).
D. Pemasaran
Sama halnya dengan Big Burger, Mister Burger juga memiliki strategi
menggunakan bauran pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan. Bauran pemasaran Mister Burger yaitu sebagai berikut :
1. Harga
Dalam hal harga, setiap produsen harus dapat menerapkannya secara
tepat agar harga yang diberikan dapat diterima oleh konsumen dan dapat
besaing dengan para pesaing. Dalam menetapkan harga produk Mister
Burger menetapkan harga mulai dari Rp 7.000, Rp 7.500, Rp 8.000, Rp
9.000, Rp 11.000 sesuai dengan isi dari burger tersebut.
2. Tempat
Untuk menyalurkan produknya ke tangan konsumen Mister Burger
melakukan penyebaran outletnya di banyak tempat yang memungkinkan
untuk bisa lebih mendekatkan diri pada konsumen. Dengan strategi ini
diharapkan konsumen akan lebih mudah untuk mendapatkan produk
sehingga akan banyak konsumen yang membeli produk dari Mister
Burger.
3. Promosi
Pemegang franchise Mister Burger akan mendapatkan dukungan
promosi bersama setiap bulannya. Mister Burger juga mengikuti festival
kuliner, di JEC : PAMERAN KOMPUTER DAN FESTIVAL KULINER.
4. Produk
Para Pemegang franchise Mister Burger akan mendapatkan jalur
suplai dengan harga bersaing, dari franchisor maupun dari supplier yang
pengembangan strategi pemasaran dan produk-produk baru, sehingga
produk Mister Burger dapat selalu mengikuti trend perkembangan zaman.
Ada banyak jenis produk yang ditawarkan Mister Burger dapat dilihat
Onion Ring Roti bun, daging sapi, bawang bombay,
42 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab V ini menyajikan hasil pengumpulan dan pengolahan data beserta
pembahasannya. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, dilakukan dengan
menyebar kuesioner yang dibagikan kepada konsumen yang pernah melakukan
pembelian produk Mister Burger dan Big Burger. Tujuan penelitian yang pertama
adalah untuk mengetahui adakah perbedaan Marketing Mix yang dilaksanakan
Big Burger dan Mister Burger, yang kedua untuk mengetahui adakah perbedaan
tingkat pembelian ulang Big Burger dan Mister Burger dari konsumen, yang
ketiga untuk mengetahui adakah pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing
Mix terhadap tingkat pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger. Skala
pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert.
Peneliti akan menjelaskan bagaimana proses penyebaran kuesioner
sebagai alat mengumpulkan data-data, guna menyusun penelitian ini. Kuesioner
mulai diedarkan pada bulan November tahun 2011 setelah mendapat ijin dari
karyawan yang bertugas di stand penjualan masing-masing produsen burger
tersebut. Kuesioner dibagikan kepada konsumen yang pernah membeli burger di
stand Big Burger yang terletak di Jl Wonocatur, Banguntapan dan Mister Burger
yang terletak di Jl Selokan Mataram, Sleman. Tidak semua konsumen yang
ditemui dapat dimintai untuk mengisi kuesioner karena bergantung pada
A. Identitas Responden
Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 96 orang,
responden yang diambil tidak dibatasi pada jenis kelamin, pekerjaan, maupun
usia. Sebagian besar responden yang bersedia mengisi kuesioner adalah
masyarakat umum dan mahasiswa yang sedang tidak melakukan kegiatan.
Pada penelitian ini, karakteristik yang akan diteliti meliputi pembelian
ulang, marketing mix yang meliputi: harga, tempat, promosi, produk.
B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Hasil Pengujian Validitas
Validitas merupakan tingkat dimana suatu alat pengukur mengukur
apa yang seharusnya diukur. Dari hasil uji validitas terhadap item-item
pernyataan dengan taraf signifikan 5% menunjukkan suatu item
pernyataan mengenai Marketing Mix dan pembelian ulang dinyatakan
a. Uji Validitas pada item Big Burger
1) Variabel Harga
Berikut ini uji validitas untuk variabel Harga, sebagai berikut:
Tabel 5.1
Uji Validitas Harga pada Big Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R table Status
1 0,460 0,201 VALID
2 0,454 0,201 VALID
3 0,514 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.1 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel harga memiliki nilai r hitung lebih
besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir
2) Variabel Tempat
Berikut ini uji validitas untuk variabel Tempat, sebagai berikut:
Tabel 5.2
Uji Validitas Tempat pada Big Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R table Status
4 0,490 0,201 VALID
5 0,399 0,201 VALID
6 0,442 0,201 VALID
7 0,379 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.2 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel tempat memiliki nilai r hitung
lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua
3) Variabel Promosi
Berikut ini uji validitas untuk variabel Promosi, sebagai berikut:
Tabel 5.3
Uji Validitas Promosi pada Big Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R tabel Status
8 0,424 0,201 VALID
9 0,291 0,201 VALID
10 0,454 0,201 VALID
11 0,476 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.3 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel promosi memiliki nilai r hitung
lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua
4) Variabel Produk
Berikut ini uji validitas untuk variabel Produk, sebagai berikut:
Tabel 5.4
Uji Validitas Produk pada Big Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R table Status
12 0,419 0,201 VALID
13 0,327 0,201 VALID
14 0,271 0,201 VALID
15 0,433 0,201 VALID
16 0,452 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.4 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel produk memiliki nilai r hitung
lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua
5) Variabel Pembelian Ulang
Berikut ini uji validitas untuk variabel Pembelian Ulang, sebagai
berikut:
Tabel 5.5
Uji Validitas Pembelian Ulang pada Big Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R table Status
17 0,422 0,201 VALID
18 0,495 0,201 VALID
19 0,256 0,201 VALID
20 0,302 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.5 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel pembelian ulang memiliki nilai r
hitung lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa
b. Uji Validitas pada item Mister Burger
a) Variabel Harga
Berikut ini uji validitas untuk variabel Harga, sebagai berikut:
Tabel 5.6
Uji Validitas Harga pada Mister Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R table Status
1 0,511 0,201 VALID
2 0,456 0,201 VALID
3 0,478 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.6 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel harga memiliki nilai r hitung lebih
besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir
b) Variabel Tempat
Berikut ini uji validitas untuk variabel Tempat, sebagai berikut:
Tabel 5.7
Uji Validitas Tempat pada Mister Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R table Status
4 0,476 0,201 VALID
5 0,510 0,201 VALID
6 0,373 0,201 VALID
7 0,404 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.7 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel tempat memiliki nilai r hitung
lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua
c) Variabel Promosi
Berikut ini uji validitas untuk variabel Promosi, sebagai berikut:
Tabel 5.8
Uji Validitas Promosi pada Mister Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R table Status
8 0,401 0,201 VALID
9 0,417 0,201 VALID
10 0,404 0,201 VALID
11 0,367 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.8 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel promosi memiliki nilai r hitung
lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua
d) Variabel Produk
Berikut ini uji validitas untuk variabel Produk, sebagai berikut:
Tabel 5.9
Uji Validitas Produk pada Mister Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R table Status
12 0,332 0,201 VALID
13 0,371 0,201 VALID
14 0,468 0,201 VALID
15 0,280 0,201 VALID
16 0,504 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.9 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel produk memiliki nilai r hitung
lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua
e) Variabel Pembelian Ulang
Berikut ini uji validitas untuk variabel Pembelian Ulang, sebagai
berikut:
Tabel 5.10
Uji Validitas Pembelian Ulang pada Mister Burger
Butir No. Korelasi
Product Moment
R tabel Status
17 0,376 0,201 VALID
18 0,618 0,201 VALID
19 0,462 0,201 VALID
20 0,543 0,201 VALID
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.10 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang
digunakan untuk mencari data mengenai variabel pembelian ulang memiliki nilai r
hitung lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa
2. Hasil Pengujian Reliabilitas
Reabilitas (keandalan) adalah instrumen yang dipakai untuk
menunjukkan apakan hasil pengukuran relatif konsisten apabila
pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Suatu kuesioner dikatakan
reliabilitas bila r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Hasil pengujian
reliabilitas untuk semua item variabel penelitian dapat dilihat di bawah:
Tabel 5.11
Uji Reliabilitas Big Burger
Variabel R hitung R tabel Status
Harga 0,373 0,201 reliabel
Tempat 0,201 0,201 reliabel
Promosi 0,205 0,201 reliabel
Produk 0,459 0,201 reliabel
Pembelian Kembali 0,362 0,201 reliabel