• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi konsumen tentang marketing mix terhadap pembelian ulang : studi komparatif pada konsumen yang pernah makan burger di Stand Mister Burger dan Big Burger di Wonocatur dan Nologaten Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh persepsi konsumen tentang marketing mix terhadap pembelian ulang : studi komparatif pada konsumen yang pernah makan burger di Stand Mister Burger dan Big Burger di Wonocatur dan Nologaten Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MARKETING MIX

TERHADAP PEMBELIAN ULANG

Studi Komparatif pada Konsumen yang Pernah Makan Burger di Stand Mister Burger dan Big Burger di Wonocatur dan Nologaten Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh: FX Dwi Widyanto

NIM: 062214040

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat.

Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.

Keberuntungan terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kasiapan.

~ Thomas A. Edison ~

Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita

memiliki keberanian untuk mengejarnya.

~ Walt Disney ~

Kegagalan adalah sukses yang tertunda

Skripsi ini ku persembhkan untuk

Yesus Kristus Juru Selamatku

Bunda Maria yang Selalu Membimbingku

Bapak dan Ibuku yang tercinta

Kakak dan Adikku yang tersayang

Kekasihku Emma yang tercinta

Semua keluargaku

(5)
(6)
(7)

vii

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya

dengan rahmat dan berkat-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini meupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dhama Yogyakarta.

Dalam menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Konsumen

Tentang Marketing Mix Terhadap Pembelian Ulang”, penulis menemui banyak

kesulitan, namun penulis menyadari bhwa tanpa bantuan, baik secara langsung

maupun tidak langsung dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan pernah selesai.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si.Akt. QIA., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyatmono, SE., M.B.A., selaku Ketua Pogram

Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Bapak Drs. A. Triwanggono, MS., selaku Dosen Pembimbing I, yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan,

nasihat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., MSM selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan,

(8)

viii

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan dan

bantuannya kepada penulis selama ini.

6. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu yang tercinta serta kakak dan adikku

tersayang mbak Sisca dan dek Ita yang telah memberikan dukungan,

semangat serta doa yang tak ternilai harganya.

7. Keluargaku yang di Salatiga Om matias, Bulek Kartini, Peter, Dek

Sisca.

8. Kekasihku Emma Suriany Br Ginting yang tercinta yang telah

memberikan dukungan, semangat serta doa yang tak ternilai harganya.

9. Semua Responden dan Segenap pihak Big Burger dan Mister Burger

Mas Agus Riyanto dan Mas Anggoo Eko. S.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skipsi ini masih jauh dari

sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .... ... iv

HALAMAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

A. Pengertian Manajemen Pemasaran... 7

B. Konsep Pemasaran... 7

BAB III Metodologi Penelitian ... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 20

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 20

D. Variabel Penelitian ... 20

E. Definisi Operasi ... 21

F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

G. Tehnik Pengambilan Sampel ... 24

H. Sumber Data ... 24

I. Tahnik Pengumpulan Data ... 24

J. Tehnik Pengujian Instrumen ... 25

K Alat Analisis Data ... 26

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ... 34

A.Gambaran Umum Big Burger ... 34

B.Pemasaran ... 35

(11)

xi

D.Pemasaran ... 39

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 42

A.Identitas Responden ... 43

B.Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 43

C.Analisis Data... 55

1. Analisis Arithmetic Mean ... 55

2. Uji Beda Dua Mean ... 55

3. Uji Asumsi Klasik ... 84

4. Analisis Regresi Berganda ... 90

5. Uji Signifikansi ... 94

D. Pembahasan Analisis Kuantitatif ... 101

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106

C. Keterbatasan Penelitian ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

LAMPIRAN I ... 111

LAMPIRAN II ... 131

LAMPIRAN III ... 144

(12)

xii

5.5 Uji Validitas Pembelian Ulang pada Big Burger ... 48

5.6 Uji Validitas Harga pada Mister Burger ... 49

5.7 Uji Validitas Tempat pada Mister Burger ... 50

5.8 Uji Validitas Promosi pada Mister Burger ... 51

5.9 Uji Validitas Produk pada Mister Burger... 52

5.10 Uji Validitas Pembelian Ulang pada Mister Burger ... 53

5.11 Uji Reliabilitas Big Burger ... 54

5.12 Uji Reliabilitas Mister Burger ... 55

5.13 Jawaban Responden Tentang Harga Big Burger57 ... 57

5.14 Penilaian Responden Tentang Harga Pada Big Burger... 57

5.15 Jawaban Responden Tentang Tempat Big Burger ... 59

5.16 Penilaian Responden Tentang Tempat Pada Big Burger ... 59

5.17 Jawaban Responden Tentang Promosi Big Burger ... 61

5.18 Penilaian Responden Tentang Promosi Pada Big Burger ... 62

5.19 Jawaban Responden Tentang Produk Big Burger ... 64

5.20 Penilaian Responden Tentang Produk Pada Big Burger ... 64

5.21 Jawaban Responden Tentang Pembelian Ulang Big Burger... 66

5.22 Penilaian Responden Tentang Pembelian Ulang Pada Big Burger .. 67

5.23 Jawaban Responden Tentang Harga Mister Burger ... 69

5.24 Penilaian Responden Tentang Harga Pada Mister Burger ... 69

5.25 Jawaban Responden Tentang Tempat Mister Burger ... 71

5.26 Penilaian Responden Tentang Tempat Pada Mister Burger ... 71

5.27 Jawaban Responden Tentang Promosi Mister Burger ... 73

5.28 Penilaian Responden Tentang Promosi Pada Mister Burger ... 73

5.29 Jawaban Responden Tentang Produk Mister Burger ... 75

5.30 Penilaian Responden Tentang Produk Pada Mister Burger ... 76

5.31 Jawaban Responden Tentang Pembelian Ulang Mister Burger ... 78

(13)

xiii ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MARKETING MIX

TERHADAP PEMBELIAN ULANG

Studi Komparatif pada Konsumen yang Pernah Makan Burger di Stand Mister Burger dan Big Burger di Wonocatur dan Nologaten Yogyakarta

Fx Dwi Widyanto Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui (1) adakah perbedaan

Marketing Mix yang dilaksanakan Big Burger dan Mister Burger. 2) adakah

perbedaan pembelian ulang Big Burger dan Mister Burger dari konsumen. 3)

adakah pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing Mix terhadap tingkat

pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger.

Penelitian ini dilkukan di Stand Mister Burger dan Big Burger Yogyakarta

pada bulan November 2011 – Januari 2012. Populasinya semua konsumen Big Burger dan Mister Burger yang ada di daerah Wonocatur dan Nologaten

Yogyakarta, sampel penelitian sejumlah 96 orang. Teknik pengambilan data

menggunakan teknik kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji

Beda Dua Mean, Regresi Linier Berganda, Uji t dengan taraf signifikansi α =

0,05, Uji F dengan taraf signifikansi α = 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Nilai total rata-rata persepsi

konsumen mengenai harga tempat, promosi, produk dari Big Burger Tinggi, nilai

total rata-rata tingkat pembelian ulang yang dilakukan konsumen Big Burger

cukup. Nilai total rata-rata persepsi konsumen mengenai harga dari Mister Burger

“Sangat Tinggi, nilai total rata-rata tingkat nilai persepsi konsumen mengenai tempat, promosi, produk Mister Burger Tinggi, nilai total rata-rata tingkat

(14)

xiv

pembelian ulang Big Burger Fhitung > Ftabel (3,704 > 2,489). Sedangkan untuk

variabel Big Burger secara parsial menunjukan bahwa haga tidak berpengaruh

terhadap pembelian ulang thitung < ttabel (1,735 < 1,960), tempat tidak berpengaruh

terhadap pembelian ulang thitung < ttabel (0,903 < 1,960), promosi tidak berpengaruh

terhadap pembelian ulang thitung < ttabel (-0,286 < 1,960), produk berpengaruh

terhadap pembelian ulang thitung > ttabel (2,122 > 1,960). Sedangkan untuk variabel

Mister Burger secara parsial menunjukan bahwa harga berpengaruh terhadap

pembelian ulang thitung > ttabel (2,161 > 1,960), tempat tidak berpengaruh terhadap

pembelian ulang thitung < ttabel (0,211 < 1,960), promosi berpengaruh terhadap

pembelian ulang thitung > ttabel (2,284 > 1,960), produk berpengaruh terhadap

(15)

xv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CONSUMERS’ PERCEPTION ON MARKETING MIX FORWARDS REPEAT PURCHASE

A Comparative Study between Mister Burger‟s and Big Burger‟s Consumers at Customer Repeat Purchase Wonocatur and Nologaten Yogyakarta

Fx Dwi Widyanto Marketing Mix difference conducted by Mister Burger and Big Burger 2) whether or not there was repeat purchase difference between Mister Burger’s and Big

Burger’s consumers 3) whether or not there was influence consumers’ perception on Marketing Mix to the repeat purchase level of Mister Burger and Big Burger.

The study was held in Mister Burger and Big Burger stalls in Yogyakarta on November 2011-December 2012. There were ninety six Mister Burger’s and Big Burger’s consumers who become the sample of this study. In this study, questionnaire was used as data gathering technique. Moreover, data analysis techniques used in this study were two different means test, multiple linear regression, t test with significance level α = 0.05, F test with significance level α = 0.05.

The results of this study showed that 1) the total average score of

consumers’ perception about the place, price, promotion, and product of Big Burger was high. Meanwhile, the average score of re-purchasing level done by

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hamburger yang sekarang lebih dikenal oleh kalangan masyarakat

dan mahasiswa dengan nama burger merupakan makanan siap saji yang

muncul pertama kali di Hamburg, Jerman pada abad pertengahan. Pada

saat itu Hamburg merupakan pusat pertemuan antar pedagang dari Arab

dan Eropa. Saat itu para pedagang Arab sering makan makanan yang

disebut kibbeh, berupa daging cincang dicampur dengan rempah-rempah

lantas dipanggang. Penduduk Hamburg kemudian mulai berkenalan

dengan makanan ini, hanya saja mereka menggantinya dengan daging sapi

dan mengolahnya dengan teknik memasak ala mereka sendiri. Dari sinilah

muncul hamburger steak yang kemudian sangat popular. Kata hamburger

pertama kali muncul pada buku milik Delmonico restoran di New York

pada tahun 1834. Sedangkan untuk roti hamburger sendiri yang disebut

bun, menurut sejarahnya muncul saat diciptakan oleh J. Walter Anderson,

seorang koki istana pada tahun 1916. Semenjak itu daging burger dan roti

bun bertemu menjadi hamburger seperti dikenal sekarang ini

(http://listiaji.wordpress.com/2008/10/12/sejarah-burger-dunia/).

Dijaman sekarang ini banyak orang terlalu sibuk dengan

pekerjaannya sehingga mereka tidak ada waktu untuk mengisi perut

dengan nasi, karena nasi lama untuk menyajikannya sehingga mereka

(17)

burger, pizza dan lain sebagainya. Hamburger yang sekarang ini lebih

dikenal dengan nama burger lebih dipilih orang untuk menggantikan nasi

sebagai pengisi perut, karena burger makanan cepat saji yang praktis dan

dapat dimakan dimana saja tanpa repot seperti makanan cepat saji yang

lainnya. Walaupun burger bukan makanan pokok tetapi orang memilih

burger untuk diet dan untuk mengisi perut di saat mereka tidak ada waktu

untuk makan nasi. Karena banyaknya orang yang makan burger maka

burger menjadi bisnis yang berpeluang besar. Karena peluang yang besar

menjadikan para pebisnis berlomba untuk memasuki bisnis burger.

Jenis burger bermacam-macam antara lain cheese burger, beef

burger, sunny burger, orion ring burger, dan banyak juga produsen burger

yang menggunakan nama-nama tersebut untuk menamai burger buatan

mereka. Karena nama dan inti dari isi burger tersebut sama maka penjual

burger perlu membuat suatu strategi pemasaran yang baik agar persepsi

konsumen terbentuk dengan baik. Diharapkan dengan persepsi konsumen

yang baik dapat meningkatkan penjualan dan dapat bersaing dengan

penjual lain. Walaupun banyak produsen burger tetapi ada dua produsen

burger yang lebih dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan di kalangan

mahasiswa. Dua produsen burger tersebut yaitu Mister Burger yang sudah

terjun dalam bisnis burger selama 15 tahun, dan pendatang baru yang tidak

kalah terkenalnya yaitu Big Burger. Walaupun Mister Burger telah lama

dalam bisnis burger, tidak menutup kemungkinan konsumen dari Mister

(18)

Mix kedua merk burger ini saling bersaing merebut pasaran di Yogyakarta

dengan cara menempatkan stand di titik-titik yang strategis, saling

menambah isi dari hamburger, menjaga standar kualitas, dan persaingan

harga untuk menarik konsumen agar membeli ulang burger mereka. Jika

strategi Marketing Mix yang mereka gunakan berhasil maka konsumen

akan merasa puas dengan apa yang mereka dapatkan, sehingga akan

melakukan pembelian ulang dan teerus berulang.

Berdasarkan pengamatan terhadap stand penjualan dari kedua

merk burger tersebut dua tempat ini yang memungkinkan untuk dilakukan

penelitian dikarenakan kedua tempat tersebut ramai di kunjungi pembeli

dan para pembeli tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja tetapi juga

dari kalangan masyarakat umum.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian perbandingan persepsi konsumen produk burger

tersebut, sehingga penulis memilih judul “PENGARUH PERSEPSI

KONSUMEN TENTANG MARKETING MIX TERHADAP

PEMBELIAN ULANG. Studi komparatif pada Konsumen yang Pernah Makan Burger Big Burger dan Mister Burger di Wonocatur dan Nologaten

(19)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan persepsi konsumen tentang Marketing Mix yang

dilakukan Big Burger dan Mister Burger?

2. Adakah perbedaan pembelian ulang Big Burger dan Mister Burger dari

konsumen?

3. Adakah pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing Mix terhadap

tingkat pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger?

C. Batasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian tidak terlalu luas dan dapat

menjawab permasalahan yang ada, maka masalah akan dibatasi pada:

1. Responden yang diteliti adalah konsumen yang pernah membeli burger

baik di stand Mister Burger maupun di stand Big Burger.

2. Strategi pemasaran yang akan diteliti mengenai Marketing Mix yang

terdiri dari 4 komponen yaitu:

a. Harga

b. Tempat

c. Promosi

d. Produk

(20)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adakah perbedaan Marketing Mix yang dilaksanakan

Big Burger dan Mister Burger.

2. Untuk mengetahui adakah perbedaan pembelian ulang Big Burger dan

Mister Burger dari konsumen.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing

Mix terhadap tingkat pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak,

terutama bagi semua pihak-pihak berikut ini:

1. Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, dan

dapat sebagai pelengkap atau sarana untuk menerapkan teori-teori yang

telah di dapat diperkuliahan.

2. Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

sumbangan saran dan pemikiran bagi perusahaan untuk mengetahui

persepsi konsumen tentang Marketing Mix dan pengaruhnya terhadap

pembelian ulang sehingga dapat meningkatkan konsumen.

3. Konsumen, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai kedua produk burger tersebut.

4. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

(21)

F. Sistemmatika Skripsi BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi : alasan pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan tentang teori yang digunakan sebagai dasar

pembahasan selanjutnya yaitu pengertian Manajemen Pemasaran, Konsep

Pemasaran, Strategi Pemasaran, Persepsi Konsumen, Marketing Mix,

Pembelian Ulang.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang populasi, sampel, teknik metode

pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan, analisis dan

pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAGIAN AKHIR

(22)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk

mengadakan pertukaran dengan pasar yang di tuju dengan maksud untuk

mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung dalam penawaran

organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta

menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif

untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar (Swastha dan

Irawan, 2005:7).

Menurut Kotler (1989:20) Manajemen Pemasaran adalah analisis,

perencanaan, penerapan, dan pengendalian terhadap program yang

dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran

dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

B. Konsep Pemasaran

Efektifitas dan efisiensi kegiatan dalam pemasaran yang dilakukan

oleh perusahaan perlu mendapat perhatian sehingga dapat menghasilkan

(23)

makna dari konsep pemasaran, maka berikut ini akan dikemukakan

beberapa pandangan para ahli mengenai konsep pemasaran yaitu:

“marketing conseptis a philosophy of business that state that customer want statisfaction is the economic and social justification far

firm’s existence”(Kotler, 1997:7)

Artinya kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih

efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna

menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.

Konsep pemasaran menurut Basu Swastha (1984:18-21) terdiri dari

tiga unsur pokok yaitu:

1. Orientasi pada konsumen

Hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam pemenuhan kepuasan

konsumen adalah:

a. Menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembelian yang akan

dilayani dan dipenuhi.

b. Menentukan kelompok pembelian yang akan dijadikan sasaran

penjualan.

c. Kebutuhan pokok konsumen berbeda-beda dan beraneka ragam.

d. Menentukan produk dan program sasaran.

2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang

(24)

usaha yang terkoordinir, tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada

konsumen.

3. Kepuasan konsumen

Kepuasan konsumen atas produk atau jasa yang dikeluarkan oleh

perusahaan bisa menjadi faktor pennentu bagi suatu perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan secara maksimal. Jadi perusahaan akan

mendapatkan laba yang besar jika dapat memberikan kepuasan bagi

konsumennya. Melayani konsumen dalam rangka mendapatkan

keuntungan yang maksimal juga merupakan salah satu tujuan dari

perusahaan.

C. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau

segmen pasar yang dijadikan target oleh seseorang perusahaan. Oleh

karena itu strategi pemasaran merupakan konbinasi dari bauran pemasaran

yang akan diterapkan oleh pengusaha untuk melayani pasarnya. Bauran

pemasaran ini haruslah diatur sedemikian rupa, sehingga dapat berfungsi

sebagai senjata yang tepat dalam pertandingannya dipasar melawan

pesaing-pesaingnya.

D. Persepsi Komsumen

Persepsi adalah proses dengan apa seseorang memilih, mengatur,

dan menginterpretasi informasi. Ketika konsumen mengumpulkan

informasi tentang produk-produk dengan keterlibatan tinggi seperti raket

(25)

pada sepotong informasi pada iklan produk baru, atau rekomendasi teman,

menarik perhatian, kemudian kepemahaman, dan akhirnya retensi dalam

memori. Sekali konsumen memiliki informasi yang dipersepsikan

sepenuhnya, mereka menggunakannya untuk mengevaluasi merk-merk

alternative dan memutuskannya mana yang akan dibeli (Harper W. Boyd

dkk, 2000:133).

Menurut Kotler dan Keller (2007:228) persepsi adalah proses yang

digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

mengiterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia

yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan

fisik, tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan

sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Poin pentingnya adalah

bahwa persepsi bisa sangat beragam antara individu satu dengan yang lain

yang mengalami realitas yang sama.

Menurut Vincent Gaspers (1996:118) faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi konsumen adalah:

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

konsumen ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan prosedur

atau pemasok produk (perusahaan).

2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan atau

pesaing-pesaingnya.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas

(26)

4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi

konsumen.

E. Marketing Mix

Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan

yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yakni: produk,

struktur harga, kegiatan promosi, dan system distribusi (Swasta dan

Irawan 2005:78).

Menurut Philip Kotler (2003:108) Marketing Mix describes the set

of tools that management can use to influence sales. The traditional

formulation is called the 4 ps, product, price, and promotion. Yang dapat

diartikan, bauran pemasaran menggambarkan seperangkat alat yang dapat

digunakan manajemen untuk mempengaruhi penjualan perumusan

tradisional yang disebut 4Ps, produk, harga, tempat, dan promosi.

Menurut Hudoro Sameto (2000:44), bauran pemasaran pada

dasarnya adalah perpaduan dari kegiatan yang terkendali sebatas

kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran yang telah

ditetapkan.

1. Produk

Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan dan merupakan

titik kemungkinan keberhasilan maupun kegagalan kombinasi kebijakan

pemasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu betapa pentingnya peranan

(27)

Pengertian produk menurut Basu Swasta (1985:194) adalah suatu

sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba,

termasuk bungkus, warna, harga, prestos perusahaan dan pengecer,

pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk

memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

Menurut Ricky W.Griffin dan Ronal J. Ebert (1998:335) product :

good, service, or idea that is marketed to fill consumer needs and wants.

Yang memiliki arti, produk adalah suatu barang, jasa atau yang

dipasarkanuntuk memenuhi kebutuhan atau keinginan seseorang

konsumen.

2. Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur Marketing Mix yang

menghasilkan pendapatan, sedang unsur-unsur lain menunjukan biaya,

sehingga dalam menentukan tingkat harga suatu produk perlu adanya

suatu perhitungan yang tepat. Disamping harga mempunyai penentuan

yang utama dalam perilaku pembeli. Harga hendaknya dapat diterima

dengan baik oleh pihak konsumen maupun perusahaan.

Definisi harga menurut Basu Swastha (1985:211) adalah sejumlah

uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan dalam menentukan harga

(28)

a. Mendapatkan laba maksimum

b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan

c. Mencegah atau mengurangi persaingan

d. Mempertahankan atau memperhatikan market share

Dalam hal tersebut diatas, perusahaan yang memperkenalkan

produk-produk baru seringkali harus memilih diantara dua pilihan kebijakan

penetapan harga yakni:

1) Skimming Pricing

Skimming Pricing menyebabkan perusahaan dapat menghasilkan sejumlah

laba besar dari setiap laba yang dijual. Penetapan uang tunai seringkali

diperlukan untuk menutupi biaya-biaya pengembangan dan introduksi.

Akan tetapi, pekerjaan skimming hanya dilakukan jika tenaga pemasaran

dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya sangat berbeda dari

produk lain yang telah ada di pasaran. Selain itu, laba awal yang tinggi

pada akhirnya akan menarik persaingan.

2) Penetration Pricing (harga penetrasi)

Penetration pricing merupakan strategi penetapan harga

serendah-rendahnya yang bertujan mencapai penjualan sebesar-besarnya dalam

waktu yang relatif singkat. Hal ini dapat berhasil apabila para penjual

dapat meningkatkan harga sewaktu penerimaan konsumen bertambah.

Peningkatan harga tersebut, tentu saja harus dikelola secara hati-hati untuk

(29)

3. Tempat

Tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan

perusahaan untuk menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi

konsumen yang termasuk kedalam variabel Marketing Mix khususnya

tempat adalah saluran distribusi. Saluran distribusi adalah jalur yang

dipakai untuk memindahkan produk dari produsen ke konsumen.

Hanya dengan mengetahui bahwa satu produk bermanfaat baginya,

belumlah merupakan jaminan bahwa pembeli akan setia pada produk

tersebut. Syarat lain agar pembeli setia pada produk adalah bila mana

setiap produk yang dibutuhkan, pembeli dapat memperolehnya dengan

mudah ditempat yang diinginkannya atau terdekat.

Basu Swastha (1987:190) mendefinisikan saluran distribusi adalah

saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut

dari produsen sampai konsumen atau pemakai industri.

Proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen dapat

panjang atau pendek, sesuai dengan kebijakan distribusi yang diterapkan

oleh perusahaan. Maka rantai jalur distribusi akan menjadi panjang apabila

sebelum jatuh ke tangan pemakai produk yang bersangkutan harus melalui

berbagai macam pedagang. Sebaliknya mata rantai jalur distribusi akan

menjadi pendek, bila produsen secara langsung menghubungi pembeli

(30)

4. Promosi

Dalam dunia pemasaran, kegiatan perkenalan produk, meyakinkan

dan mengingatkan kembali manfaat produk kepada pembeli, lazim disebut

kegiatan promosi. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui media

komunikasi massa, misalnya majalah, televisi, radio, bioskop, papan

reklame, layar dan gambar tempel.

Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert (1998:336) alat-alat

promosi yang paling penting yakni:

a. Advertising (iklan)

“Advertising is any form of paid nonpersonal communication used by an

identified sponsor to persude or inform potential buyers about a

product.”menurut definisi ini , iklan adalah suatu bentuk komunikasi bukan pribadi yang digunakan suatu sponsor tertentu untuk membujuk

atau menginformasikan pendengar mengenai suatu produk. Iklan biasanya

menggunakan semua jenis penyiaran dan media cetak, seperti televisi,

radio, majalah, koran, dan papan iklan.

b. Personal selling (penjualan pribadi)

Personal selling merupakan penjualan dari satu orang ke orang lain.

Sewaktu perusahaan membeli dari perusahaan lain, para agen pembeli dan

lain-lainyang memerlukan informasi teknis dan rincian biasanya merujuk

pada wakil penjualan perusahaan penjual.

(31)

Barang-barang yang relatif murah sering kali dipasarkan melalui promosi

penjualan, yang merupakn bujukan langsung kepada pembeli. Premium

(biasanya barang-barang gratis), perangko yang dapat ditukarkan, kupon,

dan sisipan dalam paket semuanya adalah promosi penjualan yang

dilakukan untuk membujuk konsumen untuk membeli produk.

d. Public Relations (hubungan masyarakat)

Hubungan masyarakat mencakup seluruh usaha komunikasi yang

mengarah pada membangun kemauan baik diantara berbagai kelompok

dalam populasi. Hal ini berusaha membangun sikap yang menuntungkan

terhadap organisasi dan produk-produknya.

F. Pembelian ulang

Perilaku pembelian ulang konsumen hanya membeli produk secara

berulang, tanpa memiliki perasaan khusus terhadap apa yang dibelinya.

Menurut Griffin (2005:49) pelanggan yang loyal menunjukan 4 perilaku

yang berbeda: melakukan pembelian berulang, pembelian antar lini produk

dan jasa, pemberian rekomendasi ke orang lain, dan menunjukan

(32)

G. Kerangka Pemikiran

Dari dua produsen burger yaitu Big burger dan Mister Burger

masing-masing produsen akan diteliti mengenai persepsi konsumen tentang

(33)

promosi, dan produk. Untuk meneliti persepsi konsumen tentang

Marketing Mix, dan perbedaan pembelian ulang antara konsumen Big

Burger dan Mister Burger akan menggunakan kuesioner yang disebar

kepada konsumen Big Burger dan Mister Burger yang dimana akan

digunakan Skala Likert. Selanjutnya menentukan interval, yang dicari

dengan cara skor tinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kategori

yang telah ditentukan. Setelah mencari interval maka dengan

menggunakan uji beda dua mean yang dimana analisis ini digunakan untuk

mengetahui perbedaan Marketing Mix yang dilaksanakan Big Burger dan

Mister Burger. Untuk mengetahui persepsi konsumen tentang Marketing

Mix terhadap pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger maka

menggunakan Regresi Linier Berganda.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan satu anggapan sementara yang masih harus

dibuktikan kebenarannya, dalam penelitian ini anggapan sebenarnya

adalah:

Dimana H1 dan H2 tidak memiliki arah karena H1 dan H2 hanya

meneliti tentang perbedaan persepsi konsumen dan hanya meneliti sampai

disitu saja tanpa mengarah pada penelusuran selanjutnya. Sedangkan H3

memiliki arah karena H3 tidak hanya meneliti mengenai persepsi

konsumen saja melainkan mengarah kepada penelusuran selanjutnya yaitu

(34)

H1 : Ada perbedaan Marketing Mix yang dilakukan Big Burger dan Mister

Burger menurut persepsi konsumen.

H2 : Ada perbedaan pembelian ulang Big Burger dan Mister Burger dari

konsumen.

H3 : Ada pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing Mix terhadap

(35)

20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

studi komperatif. Penelitian mengamati sejumlah objek dari populasi yang

terbatas.

B. Subyek dan objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah konsumen yang

sudah pernah membeli burger di stand Big Burger dan di stand Mister

Burger.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah persepsi konsumen tentang Marketing

Mix, dan pembelian ulang.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di daerah Wonocatur dan Nologaten

Yogyakarta, sedangkan untuk waktu penelitian dilakukan pada bulan

November 2011 – Januari 2012

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa

(36)

Identivikasi Variabel:

1. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Marketing Mix

yang meliputi: harga, tempat, promosi dan produk.

2. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah pembelian ulang.

E. Definisi Operasional

1. Persepsi Konsumen

Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasi, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu

gambaran yang berarti dari dunia ini.

2. Marketing Mix

Marketing Mix merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh

perusahaan sebagai strategi untuk memenuhi, melayani kebutuhan dan

keinginan konsumen pada segmen pasar tertentu yang dituju perusahaan.

Marketing Mix terdiri dari beberapa variabel yang dikenal dengan 4p

yaitu:

a. Harga adalah nilai suatu barang yang dihitung dengan satuan uang

untuk mendapatkan barang dan pelayanan yang diinginkan. Dalam

harga yang akan diteliti yaitu apakah konsumen merasa harga sesuai

dengan kualitas produk yang di dapat oleh konsumen, selain itu apakah

harganya terjangkau dan lebih murah dari pesaing.

b. Tempat adalah suatu bangunan untuk menyalurkan barang kepada

(37)

konsumen tempat penjualan mudah untuk dijangkau, nyaman, bersih,

rapi dan mudah untuk ditemukan.

c. Promosi adalah cara perusahaan untuk memperkenalkan dan

menginformasikan produknya kepada konsumen. Dalam promosi yang

akan diteliti mengenai menarik atau tidaknya promosi yang dilakukan

sehingga konsumen tertarik untuk membeli, kejujuran informasi yang

diberikan oleh perusahaan.

d. Produk adalah suatu barang atau jasa yang dipasarkan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Yang akan diteliti dari

produk yaitu apakah produk tersebut dapat membuat kenyang,

lengkap, segar, rasanya enak, pelayanannya cepat, ramah dan seperti

yang diinginkan.

3. Pembelian ulang

Pembelian ulang adalah perilaku dari konsumen setelah mereka

merasa puas akan suatu produk dan kemudian memutuskan untuk membeli

produk itu kembali. Yang akan diteliti yaitu apakah konsumen memiliki

niat untuk membeli kembali produk, apakah konsumen merekomendasikan

merk tersebut kepada orang lain, apakah konsumen akan berpindah ke

produk lain.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suprapto (2001:87) populasi merupakan sekumpulan

(38)

yang membentuk masalah pokok dalam satu riset khusus. Dalam

penelitian ini populasinya adalah semua konsumen Big Burger dan Mister

Burger yang ada di daerah Wonocatur dan Nologaten Yogyakarta. Dalam

penelitian ini populasi tidak diketahui jumlahnya oleh peneliti.

2. Sampel

Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi

sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sampel dalam penelitian

ini adalah konsumen yang sudah pernah membeli burger baik di stand Big

Burger maupun di stand Mister Burger.

Dalam penelitian sampel menurut Rao Purbo (1996) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

n

Pembulatan=96

Keterangan:

n = jumlah sampel

Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penelitian (95% =

(39)

moe = margin of eror (kesalahan maksimum yang bisa ditolerir sebesar

10 persen.

Menurut hasil perhitungan diatas, sampel yang dapat diambil

adalah sebesar 96 responden. Maka dalam hal ini peneliti mengambil

sampel sebanyak 96 orang responden yang cukup mewakili untuk diteliti.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Di dalam pengumpulan sampel peneliti mengunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Syarat penentuan

sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli burger

baik di stand Big Burger maupun di stand Mister Burger.

H. Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

merupakan data yang langsung diperoleh dari responden yang telah

mengisi kuesioner penelitian yang berkaitan dengan penelitian ddan

merupakan data utama.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menyebarkan kuesioner kepada responden yang dituju. Kuesioner adalah

suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis

mempelajari sikap-sikap, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama

di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh system yang diajukan atau

(40)

Marketing Mix dan minat beli ulang. Marketing Mix yang dimasukan

kedalam kuesioner adalah strategi yang dilakukan oleh Big Burger dan

Mister Burger yang meliputi produk, harga, tempat, promosi.

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas untuk menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukuran itu dapat mengukur variabel yang diukur. Uji validitas

dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment

Coefficient of Correlation (Sutrisno Hadi, Statistik, jilid II, UGM

1983, hal 298). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

√ √

Keterangan :

r : koefisien korelasi setiap item

n : Banyaknya sampel responden

x : Nilai dari setiap item

y : Nilai dari semua item

jika r hitung > r tabel, maka pengukuran adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Rumus yang

(41)

√ √

Keterangan :

r : Koefisien korelasi product moment

x : Nilai dari total butir genap

y : Nilai dari total butir ganjil

M : Banyaknya sampel responden

Untuk memperoleh koefisien keandalan digunakan rumus Sperman

Brown, yaitu:

Keterangan :

Rxx : Koefisien reliabilitas

Rxy : Koefisien korelasi product moment

Jika Rxx > r tabel, maka kuesioner memenuhi syarat reliabilitas.

K. Alat Analisis Data

Setelah alat ukur/kuesioner dinyatakan falid dan reliabel maka

kuesioner akan dibagikan kepada 96 responden Big Burger dan Mister

Burger. Setelah semua kuesioner dikumpul maka data yang diperoleh

(42)

Tahap-tahap Analisis

1. Skala Likert

Dalam menganalisis persepsi konsumen terhadap variabel

Marketing Mix Big Burger dan Mister Burger, dan perbedaan

pembelian ulang antara konsumen Big Burger dan Mister Burger,

setiap persepsi konsumen dan pembelian ulang diberi bobot

sebagai berikut:

SS = Sangat setuju = 5

S = Setuju = 4

N = Netral = 3

TS = Tidak setuju = 2

STS = sangat tidak setuju = 1

Persepsi konsumen terhadap variabel Marketing Mix Big Burger dan

Mister Burger dapat dilihat nilai rata-ratanya dengan rumus:

̅

Keterangan :

̅ : nilai rata-rata

x : nilai persepsi

n : jumlah sampel

Dalam menentukan tingkat persepsi konsumen dan tingkat

pembelian ulang dibagi dalam lima kategori, yaitu: Sangat Rendah

(43)

Selanjutnya menentukan interval, yang dicari dengan cara

skor tinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kategori yang telah

ditentukan.

= 0,8

Dari interval 0,8 maka kategori tingkat persepsi konsumen

dan tingkat pembelian ulang adalah sebagai berikut :

Sangat Rendah (SR) = 1,00 – 1,80

Rendah (R) = 1,81 – 2,60

Cukup = 2,61 – 3,40

Tinggi = 3,41 – 4,20

Sangat Tinggi = 4,21 – 5,00

2. Uji Beda Dua Mean

Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan Marketing

(44)

persepsi konsumen maupun perbedaan pembelian ulang Big Burger

dan Mister Burger dari konsumen.

Sampel besar (n1 ; n2≥ 30)

a. Formulasi Ho dan Ha

Ho : µ1 = µ2 atau (µ1- µ1) = 0

b. α = 0,05

c. Rule of the test

Daerah Daerah

Tolak tolak

-Zu/2 Zu/2

d. Perhitungan nilai Z :

̅ ̅

Critera pengambilan keputusan :

H0 diterima apabila: -Zα/2≤ Zα/2

(45)

3. Tahap-tahap Regresi Ganda

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah penaksir

dalam regresi merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik. Untuk

memperoleh persamaan yang paling tepat digunakan parameter regresi yang

dicari dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS).

Pengujian asumsi klasik yang digunakan, yaitu:

1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan yang berarti antara masing-masing variabel

independen dalam model regresi. Metode untuk menguji adanya

multikolinieritas dilihat pada tolerance value atau Variance Inflation

Factor (VIF). Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah

10. Jika Variance Inflation Factor (VIF) diatas 10 dan tolerance value

dibawah 0,10 (Hair et, al, 1998).

Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas adalah :

a) Ho : tidak ada multikolinearitas

b) Ha : terjadi multikolinearitas

Pengambilan keputusan :

a) Jika VIF > 0,10 (Ho ditolak: terjadi multikolinearitas)

(46)

2) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui

pengamatan terhadap pola scatter plot yang dihasilkan melalui SPSS.

Apabila pola scatter plot membentuk pola tertentu, maka model regresi

memiliki gejala heteroskedastisitas. Munculnya gejala heteroskedastisitas

menunjukkan bahwa penaksir dalam model regresi tidak efisien dalam

sampel besar maupun kecil.

3) Uji Normalitas

Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas

dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

b. Regresi Linier Berganda

Alat analisis ini untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen

tentang Marketing Mix terhadap pembelian ulang pada Big Burger dan

Mister Burger.

Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai

(47)

membuktikan ada tidaknya pengaruh fungsional atau hubungan kausal antara

dua atau lebih variabel bebas X1, X2, Xi terhadap suatu variabel terikat Y.

Persamaan Regresi Linier Berganda

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Dimana:

Y : Tingkat Pembelian Ulang

a : Konstanta

b1 : Koefisien predictor X1

b2 : Koefisien predictor X2

b3 : Koefisien predictor X3

b4 : Koefisien predictor X4

X1 :Produk

X2 : Harga

X3 : Tempat

X4 : Promosi

c. Uji Hipotesis (Uji F)

Uji ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel

independen (X1, X2, X3, dan X4) secara bersama-sama terhadap variabel

dependen (Y). dengan tingkat signifikan sebesar (α) = 5% artinya taraf

kesalahan atau taraf kekeliruan hanya 5% saja.

(48)

k = banyak anggota sampel

n = banyak predictor

Hipotesis untuk uji F:

Di mana:

R : koefisien korelasi berganda X1, X2, X3, X4 dengan Y

n : jumlah sampel

k ; jumlah variabel independen

F : harga F garis regresi

d. Uji T (Uji Parsial)

Untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh

signifikan terhadap nilai variable terikat dengan rumus hipotesis sebagai

berikut : Ho : b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (X1, X2) secara parsial tidak

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1, X2) secara parsial mempunyai

pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Pengambilan keputusan :

Ho diterima jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

(49)

34 BAB IV

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Gambaran umum Big Burger

Burger adalah makanan siap saji dengan roti Bun yang diisi dengan

daging sapi irisan timun dan slada. Burger merupakan makanan yang berasal

dari Eropa yang sekarang telah mendunia. Sekarang di Indonesia telah banyak

muncul beraneka ragam burger yang telah disesuaikan dengan selera dan perut

masyarakat Indonesia. Dengan perkembangan bisnis burger satat ini

menciptakan beragam burger mulai dari Sun Burger yaitu burger yang

ditambah dengan telur ayam, Cheese Burger yaitu burger dengan keju di atas

daging sapi, Ring On Burger yaitu burger dengan cincin yang terbuat dari

tepung dan lain-lain.

Memulai usaha di kota Semarang, dengan pengalaman lebih dari 10

tahun hingga terbentuk perusahaan yang mapan, berkembang pesat, sehat dan

kuat, komitmen dan integritas yang tinggi dalam pelayanan (service),

pengendalian mutu produk serta pengembangan variasi produk didukung

dengan survey market secara mendalam telah membuahkan produk dengan

cita rasa terbaik dengan daya jual yang sangat tinggi.

Penjualan rata-rata Big Burger di salah satu gerai Semarang mencapai

800 porsi per hari. Seiring dengan pengoperasian 24 gerai di kota Semarang,

(50)

hingga menimbulkan banyaknya permintaan masyarakat untuk ikut

bergabung menjadi mitra usaha sebagai franchisee.

Pada tanggal 9 Oktober 2009 Big Burger mulai membuka diri untuk

membuka kerjasama dan menawarkan peluang usaha sebagai mitra bisnis.

Dalam waktu singkat terdaftar tidak kurang dari 112 mitra baru yang

mengajukan diri untuk menjadi Mitra Big Burger yang tersebar di seluruh

Indonesia.

Burger telah menjadi gaya hidup bagi berbagai kalangan (berbagai

golongan usia dan tingkat sosial), bahkan telah menjadi alternatif makanan

pokok. Burger sangat digemari masyarakat, dan bukan „musiman‟. Penggemar

burger selalu meningkat dari waktu ke waktu, terbukti dengan semakin

banyaknya merk burger beredar di dunia usaha ini. Dengan slogan “Jelas

Lebih Enak”, Big Burger dengan citarasa yang lebih lezat, produk yang lebih

sehat, harga sangat terjangkau dan manajemen yang baik, kedepan akan

menjadi produk unggulan dan diminati pasar

(http://www.big-burger.net/Pages/View/v.profile.php).

B. Pemasaran

Pemasaran adalah hal yang penting dalam bisnis apapun, pemasaran

adalah hal untuk memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada

konsumen. untuk dapat mencapai tujuan pemasaran Big Burger

mengembangkan bauran pemasaran, bauran pemasaran yang digunakan oleh

(51)

1. Harga

Agar harga yang diberikan pada produk dapat diterima masyarakat,

harga harus diterapkan dengan tepat. Dalam menetapkan harga produk Big

Burger menetapkan harga mulai dari Rp 6.000, Rp 7.000, Rp 7.500, Rp

8.000, Rp 9.000, sampai Rp 11.000, sesuai dengan isi dari burger tersebut.

2. Tempat

Untuk menyalurkan produk ke tangan konsumen haruslah diketahui

di mana konsumen berada. Tempat di mana konsumen berada tergantung

dari apa yang dijual oleh produsen. Dalam menyalurkan produknya Big

Burger membuka franchise yang dapat dibeli oleh orang yang berminat

bermitra pada Big Burger. Banyak harga yang ditawarkan untuk menjadi

mitra usaha Big Burger tergantung dari fasilitas yang diambil mulai dari

counter, mini cafe, hingga cafe. Big Burger tidak hanya memasarkan

produknya di Yogyakarta saja tetapi juga di kota-kota besar lainnya

dengan harga penjualan yang berbeda.

3. Promosi

Salah satu untuk meningkatkan penjualan adalah dengan cara

promosi. Promosi yang dilakukan Big Burger dengan mengikuti even,

even yang diikuti Big Burger pada tahun 2011 yaitu PRJ 2011 : PEKAN

RAYA JAKARTA, BANDUNG : PAMERAN BATIK DAN FESTIVAL

KULINER. Sedangkan di Yogyakarta Big Burger mengikuti Festival

(52)

4. Produk

Dalam memproduksi Big Burger sangat memperhatikan kualitas

produknya. Mulai dari bahan yang digunakan, penyimpanan, maupun cara

memasak bahan yang digunakan sangat diperhatikan. Ada banyak jenis

produk yang ditawarkan Big Burger dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 4.1

Beff Sosis Roti bun, sosis, slada, ketimun Rp 7.000

Big Burger Roti bun, daging sapi, bawang

Double Beff Burger Roti bun, daging sapi 2 lapis, slada,

ketimun, saus

(53)

Cheese Sosis Roti bun, sosis, keju, slada,

ketimun

Rp 9.000

Black Papper Roti bun, daging sapi dengan saus

lada hitam, slada, ketimun

Rp 9.000

Sumber: Big Burger 2011

C. Gambaran umum Mister Burger

Mister Burger berdiri sejak tahun 1995 di Jl. Jendral Sudirman No. 48

Yogyakarta. Kini Mister Burger telah berhasil mengelola mereknya dengan

baik dan akan menawarkan peluang franchise (waralaba) bagi para mitra

usaha yang ingin memiliki dan menjalankan Mister Burger di seluruh

Indonesia.

Visi :

Menjadi merek nasional kebanggaan bangsa Indonesia, melalui jaringan

franchise yang tersebar di seluruh Indonesia. Menciptakan lapangan kerja,

bersama-sama dengan pemilik franchise. Memberi berkat serta manfaat bagi

masyarakat dan tenaga kerja Indonesia.

Misi :

Menyediakan variasi makanan cepat saji yang berkualitas, bergizi, enak,

dan terjangkau harganya. Menyediakan kualitas pelayanan yang prima untuk

(54)

Manfaat menjadi franchise Mister Burger adalah diijinkan menggunakan

brand merk Mister Burger selama jangka waktu perjanjian franchisee. Para

pemegang franchise dapat mempergunakan merek Mister Burger untuk

menjalankan usaha di wilayah yang sudah disepakati. Para pemegang

franchise dan staff-nya akan menerima pelatihan awal untuk membekali

dengan pengetahuan tentang manajemen operasional, keuangan, strategi

pemasaran, pengolahan sumber daya manusia sesuai dengan standar sistem

Mister Burger.

Pendampingan pra-operasional hingga satu minggu setelah pembukaan

Para pemegang franchise akan mendapatkan pendampingan dan konsultasi

dalam melaksanakan langkah-langkah pra-operasional hingga satu minggu

setelah pembukaan gerai franchise. Para pemegang franchise Mister Burger

akan mendapatkan pedoman baku operasional pengelolaan gerai Mister

Burger. Para pemegang franchise akan menggunakan sistem administrasi yang

telah teruji dukungan konsultasi operasional dan manajerial franchisor.

Pemegang franchise Mister Burger akan menerima konsultasi dari pihak

franchisee selama dibutuhkan

(ttp://herdiansyahpurba.blogspot.com/2008/05/waralaba-mister-burger.html).

D. Pemasaran

Sama halnya dengan Big Burger, Mister Burger juga memiliki strategi

(55)

menggunakan bauran pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai

tujuan. Bauran pemasaran Mister Burger yaitu sebagai berikut :

1. Harga

Dalam hal harga, setiap produsen harus dapat menerapkannya secara

tepat agar harga yang diberikan dapat diterima oleh konsumen dan dapat

besaing dengan para pesaing. Dalam menetapkan harga produk Mister

Burger menetapkan harga mulai dari Rp 7.000, Rp 7.500, Rp 8.000, Rp

9.000, Rp 11.000 sesuai dengan isi dari burger tersebut.

2. Tempat

Untuk menyalurkan produknya ke tangan konsumen Mister Burger

melakukan penyebaran outletnya di banyak tempat yang memungkinkan

untuk bisa lebih mendekatkan diri pada konsumen. Dengan strategi ini

diharapkan konsumen akan lebih mudah untuk mendapatkan produk

sehingga akan banyak konsumen yang membeli produk dari Mister

Burger.

3. Promosi

Pemegang franchise Mister Burger akan mendapatkan dukungan

promosi bersama setiap bulannya. Mister Burger juga mengikuti festival

kuliner, di JEC : PAMERAN KOMPUTER DAN FESTIVAL KULINER.

4. Produk

Para Pemegang franchise Mister Burger akan mendapatkan jalur

suplai dengan harga bersaing, dari franchisor maupun dari supplier yang

(56)

pengembangan strategi pemasaran dan produk-produk baru, sehingga

produk Mister Burger dapat selalu mengikuti trend perkembangan zaman.

Ada banyak jenis produk yang ditawarkan Mister Burger dapat dilihat

Onion Ring Roti bun, daging sapi, bawang bombay,

(57)

42 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab V ini menyajikan hasil pengumpulan dan pengolahan data beserta

pembahasannya. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, dilakukan dengan

menyebar kuesioner yang dibagikan kepada konsumen yang pernah melakukan

pembelian produk Mister Burger dan Big Burger. Tujuan penelitian yang pertama

adalah untuk mengetahui adakah perbedaan Marketing Mix yang dilaksanakan

Big Burger dan Mister Burger, yang kedua untuk mengetahui adakah perbedaan

tingkat pembelian ulang Big Burger dan Mister Burger dari konsumen, yang

ketiga untuk mengetahui adakah pengaruh persepsi konsumen tentang Marketing

Mix terhadap tingkat pembelian ulang pada Big Burger dan Mister Burger. Skala

pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert.

Peneliti akan menjelaskan bagaimana proses penyebaran kuesioner

sebagai alat mengumpulkan data-data, guna menyusun penelitian ini. Kuesioner

mulai diedarkan pada bulan November tahun 2011 setelah mendapat ijin dari

karyawan yang bertugas di stand penjualan masing-masing produsen burger

tersebut. Kuesioner dibagikan kepada konsumen yang pernah membeli burger di

stand Big Burger yang terletak di Jl Wonocatur, Banguntapan dan Mister Burger

yang terletak di Jl Selokan Mataram, Sleman. Tidak semua konsumen yang

ditemui dapat dimintai untuk mengisi kuesioner karena bergantung pada

(58)

A. Identitas Responden

Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 96 orang,

responden yang diambil tidak dibatasi pada jenis kelamin, pekerjaan, maupun

usia. Sebagian besar responden yang bersedia mengisi kuesioner adalah

masyarakat umum dan mahasiswa yang sedang tidak melakukan kegiatan.

Pada penelitian ini, karakteristik yang akan diteliti meliputi pembelian

ulang, marketing mix yang meliputi: harga, tempat, promosi, produk.

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Hasil Pengujian Validitas

Validitas merupakan tingkat dimana suatu alat pengukur mengukur

apa yang seharusnya diukur. Dari hasil uji validitas terhadap item-item

pernyataan dengan taraf signifikan 5% menunjukkan suatu item

pernyataan mengenai Marketing Mix dan pembelian ulang dinyatakan

(59)

a. Uji Validitas pada item Big Burger

1) Variabel Harga

Berikut ini uji validitas untuk variabel Harga, sebagai berikut:

Tabel 5.1

Uji Validitas Harga pada Big Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R table Status

1 0,460 0,201 VALID

2 0,454 0,201 VALID

3 0,514 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.1 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel harga memiliki nilai r hitung lebih

besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir

(60)

2) Variabel Tempat

Berikut ini uji validitas untuk variabel Tempat, sebagai berikut:

Tabel 5.2

Uji Validitas Tempat pada Big Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R table Status

4 0,490 0,201 VALID

5 0,399 0,201 VALID

6 0,442 0,201 VALID

7 0,379 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.2 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel tempat memiliki nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua

(61)

3) Variabel Promosi

Berikut ini uji validitas untuk variabel Promosi, sebagai berikut:

Tabel 5.3

Uji Validitas Promosi pada Big Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R tabel Status

8 0,424 0,201 VALID

9 0,291 0,201 VALID

10 0,454 0,201 VALID

11 0,476 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.3 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel promosi memiliki nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua

(62)

4) Variabel Produk

Berikut ini uji validitas untuk variabel Produk, sebagai berikut:

Tabel 5.4

Uji Validitas Produk pada Big Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R table Status

12 0,419 0,201 VALID

13 0,327 0,201 VALID

14 0,271 0,201 VALID

15 0,433 0,201 VALID

16 0,452 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.4 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel produk memiliki nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua

(63)

5) Variabel Pembelian Ulang

Berikut ini uji validitas untuk variabel Pembelian Ulang, sebagai

berikut:

Tabel 5.5

Uji Validitas Pembelian Ulang pada Big Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R table Status

17 0,422 0,201 VALID

18 0,495 0,201 VALID

19 0,256 0,201 VALID

20 0,302 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.5 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel pembelian ulang memiliki nilai r

hitung lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa

(64)

b. Uji Validitas pada item Mister Burger

a) Variabel Harga

Berikut ini uji validitas untuk variabel Harga, sebagai berikut:

Tabel 5.6

Uji Validitas Harga pada Mister Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R table Status

1 0,511 0,201 VALID

2 0,456 0,201 VALID

3 0,478 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.6 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel harga memiliki nilai r hitung lebih

besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir

(65)

b) Variabel Tempat

Berikut ini uji validitas untuk variabel Tempat, sebagai berikut:

Tabel 5.7

Uji Validitas Tempat pada Mister Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R table Status

4 0,476 0,201 VALID

5 0,510 0,201 VALID

6 0,373 0,201 VALID

7 0,404 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.7 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel tempat memiliki nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua

(66)

c) Variabel Promosi

Berikut ini uji validitas untuk variabel Promosi, sebagai berikut:

Tabel 5.8

Uji Validitas Promosi pada Mister Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R table Status

8 0,401 0,201 VALID

9 0,417 0,201 VALID

10 0,404 0,201 VALID

11 0,367 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.8 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel promosi memiliki nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua

(67)

d) Variabel Produk

Berikut ini uji validitas untuk variabel Produk, sebagai berikut:

Tabel 5.9

Uji Validitas Produk pada Mister Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R table Status

12 0,332 0,201 VALID

13 0,371 0,201 VALID

14 0,468 0,201 VALID

15 0,280 0,201 VALID

16 0,504 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.9 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel produk memiliki nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa semua

(68)

e) Variabel Pembelian Ulang

Berikut ini uji validitas untuk variabel Pembelian Ulang, sebagai

berikut:

Tabel 5.10

Uji Validitas Pembelian Ulang pada Mister Burger

Butir No. Korelasi

Product Moment

R tabel Status

17 0,376 0,201 VALID

18 0,618 0,201 VALID

19 0,462 0,201 VALID

20 0,543 0,201 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 5.10 bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan yang

digunakan untuk mencari data mengenai variabel pembelian ulang memiliki nilai r

hitung lebih besar dari nilai r tabel (r hitung > r tabel). Maka dapat disimpulkan bahwa

(69)

2. Hasil Pengujian Reliabilitas

Reabilitas (keandalan) adalah instrumen yang dipakai untuk

menunjukkan apakan hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Suatu kuesioner dikatakan

reliabilitas bila r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Hasil pengujian

reliabilitas untuk semua item variabel penelitian dapat dilihat di bawah:

Tabel 5.11

Uji Reliabilitas Big Burger

Variabel R hitung R tabel Status

Harga 0,373 0,201 reliabel

Tempat 0,201 0,201 reliabel

Promosi 0,205 0,201 reliabel

Produk 0,459 0,201 reliabel

Pembelian Kembali 0,362 0,201 reliabel

Gambar

Table 4.1 Jenis produk Big Burger
Table 4.2 Jenis Produk Mister Burger
Tabel 5.1 Uji Validitas Harga pada Big Burger
Tabel 5.2 Uji Validitas Tempat pada Big Burger
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisa strategi khotbah jumat dalam mencegah penyebaran faham radikalisme agama yang dilakukan oleh para khotib jumat, maka peneliti melakukan wawancara terhadap

To test the R 2 (coefficient of determination) indicates that the variable cultural factors, social factors, personal factors and psychological factors were able

jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya kurang dari 3 (tiga) perserta” dan Pasal 84 ayat (1) yang berbunyi ”Dalam

Sehubungan dengan hal tersebut , kami mintakan Pokja ULP Barang/Jasa Satker PKUPT Universitas Pattimura agar segera memberitahukan/ mengumumkan hasil tersebut di

Demikian Penyampaian kami, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih3. Bapak Rektor

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Seleksi Umum Paket Pekerjaan Jasa Ahli Hukum Negosiasi Pinjaman oleh Panitia tanggal 14 Juni 2012 nomor : PEN-1100/PPBJ/2012, dengan ini

Penurunan insulin pada intrasel merupakan signal untuk menstimulus sekresi glukagon, level glukagon tidak mengalami peningkatan seperti glukosa plasma yang mengalami

mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang