Studi Kasus pada Guru Negeri yang Bekerja di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
HERMINA PUJI LESTARI
032214084
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
Studi Kasus pada Guru Negeri yang Bekerja di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
HERMINA PUJI LESTARI
032214084
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iii
Studi Kasus pada Guru Negeri yang Bekerja di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur
OLEH :
HERMINA PUJI LESTARI NIM : 032214084
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I Tanggal : 4 – 11 - 2009
Dra. BR. Diah Utari, M.Si
Pembimbing II Tanggal :3 - 12 - 2009
iv
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Desember 2009 Penulis
v
Studi Kasus pada Guru Negeri Yang Bekerja di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur
Hermina Puji Lestari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui sikap guru negeri terhadap asuransi kesehatan dan tingkat pemanfaatannya, (2) perbedaan sikap guru negeri terhadap asuransi kesehatan berdasarkan golongannya, dan (3) perbedaan tingkat pemanfaatan guru negeri terhadap asuransi kesehatan berdasarkan golongannya.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur pada bulan Mei sampai dengan Juni 2009. Subyek penelitian ini guru negeri di kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur, Sampel yang digunakan adalah 82 dari populasi jumlah guru negeri sebanyak 103 orang, dengan teknik pengambilan sampel Proportional Purposive Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis MAM (Multiattribute Atitude Model), skala Likert, dan analisis Varians (Anova).
vi
Case Study of the Civil Servant Teacher Who Works at Ngrambe Subdistric Ngawi District East Java Province
Hermina Puji Lestari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This research aims to find out (1) the civil servant teacher attitude toward the health insurance as well as the utilization rate, (2) the difference of the civil servant teacher attitude toward the health insurance, (3) and the differences of the utilization rate of the insurance toward the health insurance based on the job rank.
This research was done at Ngrambe subdistric Ngawi District East Java Province from May up to June 2009. The research subjects were civil servant teachers who worked at Ngrambe District Ngawi East Java Province. The sample size was 82 from a total population of 103 person, taken under Proportional Purposive Sampling technique. The data analysis technique used were MAM (Multiattribute Attitude Model), Likert Scale, and Analysis of Varians (Anova).
vii Nama : Hermina Puji Lestari Nomor Mahasiswa : 032214084
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS SIKAP DAN TINGKAT PEMANFAATAN GURU NEGERI TERHADAP ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus Pada Guru Negeri yang Bekerja di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa Timur)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 April 2010
Yang menyatakan
viii
Terima kasih kepada Tuhan, atas segala berkat dan karunianya yang telah diberikan sehingga penyusunan skripsi dengan judul ” ANALISIS SIKAP DAN TINGKAT
PEMANFAATAN GURU NEGERI TERHADAP ASURANSI KESEHATAN.
Studi Studi Kasus pada Guru Negeri yang Bekerja di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada studi Manajemen jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Disamping itu juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pihak yang membutuhkan.
Selama penyusunan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi, namun dapat dilalui karena berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A selaku Kaprodi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Ibu Dra. BR. Diah Utari, M.Si selaku pembimbing I yang telah menemani dan membantu baik tenaga maupun pikiran dalam memberi bimbingan dan nasehat selama penyusunan skripsi ini.
ix Yogyakarta.
6. Alm.Bapak dan Alm.Mbak Erna yang sudah sabar mendukung dan memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu dan kakak-kakak’ku mbak Rini, mas Anto, mas Jarwo yang telah memberikan dorongan, dan semangat untuk segera menyelesaikan kuliah.
8. Keluarga Bapak Agustinus Sukarno yang memberi bimbingan dan dukungan selama masa kuliah.
9. Mas Hendri 10. Anak-Anak Menur
11. Teman-teman seperjuangan’ku ayoe, tya ciprut, novi, iyik, idot, gosrek.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat kemampuan, pengetahuan, dan waktu yang terbatas yang dimiliki oleh penulis. Namun demikian penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Yogyakarta, 3 Desember 2009
Hermina Puji Lestari
x
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
DAFTAR ISI... iii
ABSTRAK ... viii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan. ... 4
II. LANDASAN TEORI A. Pemasaran ... 6
B. Manajemen Pemasaran ... 6
C. Perilaku Konsumen ... 7
D. Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen... 8
E. Sikap ... 10
F. Asuransi ... 11
G. Asuransi Kesehatan... 13
H. Pegawai Negeri ... 14
xi
L. Hipotesis ... 23
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 24
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
D. Variabel Penelitian dan PengukuranData yang dibutuhkan ... 25
E. Jenis dan Sumber Data ... 26
F. Teknik Pengumpulan Data ... 27
G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 27
H. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 30
1. Uji Validitas ... 30
2. Uji Reliabilitas ... 30
H. Teknik Analisis Data... 32
1. Analisis MAM ... 32
2. Skala Likert ... 34
3. Anova ... 34
IV. SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Deskripsi Bisnis ...………. 35
xii
A. Deskripsi Responden... 43
B. Hasil Pengujian Kuesioner ... 45
1. Uji Validitas... 45
2. Uji Reliabilitas ... 47
C. Analisis Data Penelitian ... 47
1. Untuk Menjawab Rumusan Masalah yang Pertama ... 47
2. Untuk Menjawab Rumusan Masalah yang Kedua... 54
3. Untuk Menjawab Rumusan Masalah yang Ketiga dan Keempat .. 61
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63
B. Saran... 64
xiii
Tabel 3.1 Pengambilan sampel untuk masing-msing Guru.………33
Tabel 5. 2 Karakteristik berdasarkan jenis Guru ...49
Tabel 5.3 Karakteristik berdasarkan golongan ...49
Tabel 5.4 Uji validitas ideal (Harapan)...50
Tabel 5.5 Uji validitas belief (Kinerja)...51
Tabel 5.6 Uji validitas pemanfaatan...51
Tabel 5.6 Hasil pengujian reliabilita………...52
Tabel 5.7 Variabel ideal dan belief 1………....53
Tabel 5.8 Variabel ideal dan belief 2………54
Tabel 5.9 Variabel ideal dan belief 3………54
Tabel 5.10 Variabel ideal dan belief 4………54
Tabel 5.11 Variabel ideal dan belief 5………55
Tabel 5.12 Variabel ideal dan belief 6………55
Tabel 5.13 Variabel ideal dan belief 7………55
Tabel 5.14 Variabel ideal dan belief 8………56
Tabel 5.15 Variabel ideal dan belief 9………56
Tabel 5.16 Variabel ideal dan belief 10………..56
Tabel 5.17 Variabel ideal dan belief 11………..57
Tabel 5.18 Variabel ideal dan belief 12………..57
Tabel 5.19 Ideal rata-rata………....57
xiv
Tabel 5.22 Tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap ASKES berdasarkan jenis pelayanan kesehatan………..62 Tabel 5.23 Tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap ASKES berdasarkan tempat
pelayanan kesehatan………..63 Tabel 5.24 Tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap ASKES berdasarkan batas
wilayah penggunaan………...64 Tabel 5.25 Tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap ASKES berdasarkan jenis
sakit………...64 Tabel 5.26 Tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap ASKES berdasarkan golongan
yang paling besar memperoleh manfaat………...65 Tabel 5.27 Perhitungan rata-rata dari semua item pertanyaan………....66 Tabel 5.28 Uji Anovasikap berdasarkan golongan
yang meliputi golongan I, II, III, dan IV………...67 Tabel 5.29 Uji Anovapemanfaatan berdasarkan golongan yang meliputi golongan I, II,
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pegawai negeri sipil merupakan salah satu jabatan yang banyak
peminatnya, hal ini bisa dilihat dari peserta ujian calon pegawai negeri sipil di
beberapa daerah yang berjumlah ribuan, sejak dulu hingga saat ini.
Salah satu faktor yang menarik perhatian para peserta untuk menjadi
pegawai negeri sipil adalah tunjangan yang diberikan oleh pemerintah kepada
pegawai negeri sipil. Bukan hanya untuk pegawai negeri sipil saja tapi juga
untuk anak dan istri pegawai negeri sipil.
Banyak tunjangan yang diberikan untuk pegawai negeri sipil, salah
satunya adalah tunjangan kesehatan. Tunjangan ini dalam bentuk asuransi
kesehatan yang sering di sebut dengan ASKES, pegawai negeri sipil dan
keluarganya bisa memperoleh potongan harga atau bahkan gratis untuk
pertolongan dokter, termasuk dokter spesialis, obat, maupun alat perawatan.
Potongan harga yang diberikan oleh rumah sakit melalui ASKES
jumlahnya berbeda. Ada beberapa tingkatan harga sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Perbedaan potongan harga ini berdasarkan golongan atau
pangkat pegawai negeri sipil. ASKES di peroleh dari pemotongan sebesar 2%
dari gaji pokok pegawai negeri setiap bulan, sehingga pegawai negeri dengan
golongan yang lebih tinggi akan memperoleh pemotongan gaji yang lebih
tinggi dibandingkan dengan golongan dibawahnya.
Golongan pegawai negeri sipil dibagi atas 17 golongan. Penggolongan
pegawai negeri berdasarkan jenjang pendidikan yang ditempuh dan masa kerja
pegawai negeri tersebut. Golongan terendah adalah I/a dan golongan yang
paling tinggi adalah golongan IV/e.
Perbedaan potongan harga yang diberikan ASKES menyebabkan
beberapa pegawai negeri sipil memilih tidak menggunakan ASKES, dan lebih
memilih membayar penuh saat berobat di dokter maupun rumah sakit.
Pegawai negeri sipil dengan golongan yang lebih rendah merasa khawatir jika
menggunakan ASKES, pelayanan maupun obat yang diberikan dokter maupun
rumah sakit tidak akan memuaskan seperti pelayanan yang di berikan pada
pasien yang membayar secara penuh.
Atas dasar latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul ANALISIS SIKAP DAN TINGKAT
PEMANFAATAN GURU NEGERI TERHADAP ASURANSI
KESEHATAN Studi Kasus pada Guru Negeri yang Bekerja di Kecamatan
Ngrambe Kebupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana sikap Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan?
2. Bagaimana tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan?
3. Apa ada perbedaan sikap Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan
4. Apa ada perbedaan tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap asuransi
kesehatan berdasarkan golongannya?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan memberikan batasan-batasan yaitu:
1. Guru Negeri yang bekerja di Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,
Propinsi Jawa Timur.
2. Guru Negeri yang terdiri dari guru taman kanak-kanak, guru sekolah
dasar, guru sekolah lanjutan tingkat pertama dan guru sekolah lanjutan
tingkat atas.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sikap Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan.
2. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap asuransi
kesehatan.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap Guru Negeri terhadap
asuransi kesehatan berdasarkan golongannya.
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat pemanfaatan Guru Negeri
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:
1. Bagi PT. Asuransi Kesehatan Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi masukan yang berguna bagi
pengelola ASKES sebagai pertimbangan dalam memecahkan permasalah
yang dihadapi sebagai usaha untuk memberi kepuasan kepada konsumen.
2. Bagi Guru Negeri
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi bagi Guru negeri sehingga ASKES dapat bermanfaat.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk menerapkan teori-teori
yang diperoleh selama perkuliahan pada keadaan yang sebenarnya.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai tambahan
referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisikan: Latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini berisikan: Pemasaran, manajemen pemasaran, perilaku
asuransi, asuransi kesehatan, pegawai negeri, pegawai negeri
sipil, penggolongan pegawai negeri sipil dan hipotesis.
Bab III : Metodologi Penilitian
Bab ini berisikan: Jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian,
subjek dan objek penelitian, variabel penelitian dan pengukuran,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi,
sampel dan teknik pengambilan sampel, teknik pengujian
instrumen, dan teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisikan: Sejarah perusahaan, tujuan perusahaan, visi
dan misi perusahaan.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisikan: Uji validitas dan reliabilitas, analisis data dan
pembahasan.
Bab VI : Penutup
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler (2005:7) adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan, inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain.
Kebutuhan merupakan suatu pernyataan dari rasa kekurangan, dan
kebutuhan manusia akan membentuk suatu keinginan yang di pengaruhi baik
oleh budaya maupun kepribdian seseorang.
Menurut Indriyo Gito Sudarmo (1994:3) pemasaran adalah suatu
kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkan dapat di terima
oleh pasar.
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, baik berupa produk maupun nilai.
B. Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2005:18) manajemen pemasaran adalah analisis
perencanaan, implementasi, pengendalian dan program yang di rancang untuk
menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan
dengan pembeli, sebagai sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Indriyo Gito Sudarmo (1994:30) manajemen pemasaran
adalah kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan,
dikoordinasi, serta diawasi sehingga membuahkan hasil yang memuaskan.
Pada awalnya manajemen pemasaran mengatur permintaan
menggunakan beberapa cara, agar bisa memenuhi apa yang dibutuhkan oleh
pasar, namun pada akhirnya manajemen pemasaran mengatur hubungan
dengan pelanggan, agar pelanggan dapat memperoleh kepuasan, jika
pelanggan merasa puas maka tujuan perusahaan bisa tercapai.
C. Perilaku Konsumen
Menurut Husein Umar (2003:11) perilaku konsumen adalah suatu
tindakan yang nyata individu atau kumpulan individu, misalnya suatu
organisasi yang dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal yang
mengarahkan mereka untuk memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang
diinginkan.
Menurut Engel (1997:3) perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan
individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh,
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut.
Memahami perilaku konsumen merupakan hal penting dalam
pengembangan strategi pemasaran.Pengembangan efektifitas dari strategi
pemasaran dapat ditunjukkan dengan kemampuan mempengaruhi dan merubah
D. Faktor Yang Mampengaruhi Konsumen
Menurut Kotler (2005:196-219) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yaitu:
1. Faktor Budaya
a. Budaya
Budaya merupakan penyebab paling mendasar dari keinginan dan
perilaku seseorang, karena budaya merupakan suatu susunan nilai-nilai
dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari.
b. Sub budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama
berdasaskan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Setiap budaya
mengandung sub budaya yang lebih kecil, banyak sub budaya yang
membentuk segmen penting, dan orang pemasaran akan berusaha untuk
merancang suatu produk dan program pemasaran yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.
c. Kelas-kelas sosial
Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif
permanen tersusun rapi yang anggotanya memiliki nilai,
kepentingan,dan perilaku yang sama.
2. Faktor sosial
a. Kelompok
Kelompok terdiri dari beberapa orang yang saling berhubungan dan
berinteraksi untuk mencapai sasaran baik secara perorangan maupun
b. Keluarga
Keluarga merupakan faktor sosial yang paling berpengaruh pada
perilaku seseorang. Keputusan seseorang dalam memilih suatu produk
bisa di pengaruhi oleh istri, suami , anak, maupun orang tua, karena
mereka sering bertemu dalam jangka waktu yang lama.
c. Peran dan status
Status seseorang pasti juga berpengaruh terhadap perilaku seseorang,
sebagai contoh seorang atasan akan memilih suatu produk yang berbeda
dengan bawahannya, hal ini bisa dipengaruhi oleh rasa gengsi maupun
kemampuan keuangan mereka.
3. Faktor pribadi
a. Umur dan tahap siklus hidup
Bertambahnya usia dan kedewasaan seserang juga ikut berpengaruh
dalam pemilihan suatu produk, dari waktu ke waktu seseorang akan
melakukan perubahan dalam pembelian suatu produk sesuai dengan
usianya.
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan berpengaruh dalam perilaku konsumen, sebagai contoh
seorang guru membeli baju yang berbeda dengan seorang manajer, selain
dipengaruhi oleh lingkunan bekerja tapi juga dipengaruhi oleh kondisi
keuangan.
c. Gaya hidup
Gaya hidup merupakan suatu pola hidup seseorang, pola ini ditunjukkan
d. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian merupakan karakter seseorang yang cenderung kuat untuk
menghasilkan tanggapan terhadap lingkungan yang relatif konsisten.
4. Faktor psikologi
a. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan seseorang untuk berusaha
memenuhi kebutuhannya.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur,
menginterpretasikan informasi untuk memperoleh suatu gambaran yang
berarti mengenai dunia.
c. Keyakinan dan sikap.
Keyakinan dan sikap seseorang akan mempengaruhi perilaku seseorang
dalam membeli beberapa produk.
E. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap menurut Engel (1994:53) adalah suatu evaluasi menyeluruh
yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau
tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau
alternatif yang diberikan.
2. Komponen Sikap
a. Komponen Kognitif
Yaitu keyakinan atau kepercayaan terhadap produk, misalnya daya
b. Komponen afektif
Yaitu perasaan atau tanggapan terhadap produk, misalnya bagus atau
tidaknya suatu produk.
c. Komponen tingkah laku
Yaitu reaksi seseorang terhadap suatu obyek melalui tingkah lakunya.
3. Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dilakukan untuk meneliti arah sikap konsumen.
Pengukuran terhadap sikap meliputi semua karakterisitik sikap. Tetapi hal
tersebut sulit dilakukan. Dalam pengukuran sikap, sejumlah pendekatan
dikembangkan untuk memperkirakan sikap konsumen terhadap atribut
produk yang diasosiasikan sebagai obyek.Analysis Multiattribute Attitude
Model adalah salah satu analisis yang digunakan untuk mengukur sikap
konsumen secara keseluruhan mengenai atribut-atribut produk.
F. Asuransi
Berdasarkan Undang-Undang no 1 tahun 1992 tentang usaha asuransi,
asuransi adalah perjanjian antara 2 pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung, karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak yang ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, untuk memberikan suatu
Dilihat dari segi fungsi asuransi, jenis-jenis asuransi yaitu:
1. Asuransi kerugian
Yang termasuk dalam asuransi kerugian yaitu asuransi kebakaran,
asuransi pengangkutan, dan asuransi aneka.
2. Asuransi jiwa
Asuransi jiwa merupakan penanggulangan jiwa yang berkaitan dengan
meninggalnya seseorang.
3. Reasuransi
Reasuransi disebut juga dengan asuransi dari asuransi, karena memberikan
asuransi kepada perusahaan asuransi.
Sedangkan dilihat dari segi kepemilikannya, asuransi dibedakan menjadi
4, yaitu:
1. Asuransi milik pemerintah
Adalah perusaan asuransi yang 100% sahamnya dimiliki oleh pemerintah.
2. Asuransi milik swasta
Merupakan perusahan asuransi yang sahamnya dimiliki oleh pihak swasta
dalam negeri.
3. Asuransi milik perusahaan asing
Merupakan cabang dari perusahaan asing luar negeri.
4. Asuransi milik campuran
Merupakan kerjasama antara pihak swasta dalam negeri dengan pihak
G. Asuransi Kesehatan
Badan penyelenggara asuransi kesehatan bagi pegawai negeri sipil
adalah PT. Asuransi Kesehatan Indonesia yang tidak hanya memberikan
jaminan pemeliharaan kesehatan secara paripurna sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku, namun juga mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Penerima Pensiun.
Standar pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah
mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, dan
pelayanan kesehatan penunjang lainnya. Pelayanan kesehatan dasar adalah
pelayanan yang diberikan melalui sarana pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta antara lain dokter umum, dokter gigi , balai kesehatan ibu dan
anak, rumah bersalin dan sarana kesehatan dasar lainnya. Pelayanan kesehatan
rujukan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan melalui sarana pelayanan
kesehatan rujukan antara lain dokter spesialis, dokter gigi, rumah sakit dan
sarana pelayanan kesehatan spesialis lainnya. Pelayanan kesehatan penunjang
antara lain pelayanan obat, laboratorium dan lain-lain.
Menurut Keputusan Presiden No 230 tahun 1968 tentang pemeliharaan
kesehatan pegawai negeri, biaya yang diperlakukan untuk pertolongan dokter,
termasuk spesialis, obat-obatan dan alat perawatan, dibantu sepenuhnya oleh
pemerintah dengan pembatasan sebagai berikut:
1. Khusus untuk kacamata yang mendapat bantuan sepenuhnya hanyalah
seharga kacamata tanpa gagang.
a. Dibayar penuh apabila di kelas III.
b. Dibayar 60% apabila di kelas II.
c. Dibayar 40% apabila dikelas I.
Iuran yang diberikan pemerintah dalam penyelenggaraan asuransi
kesehatan bagi pegawai negeri sipil dan penerima pensiun besarnya sama
dengan iuran yang dibayar oleh pegawai negeri sipil dan penerima pensiun
sebesar 2% dari penghasilan pegawai negeri sipil dan penerima pensiun.
Namun demikian kewajiban pemerintah memberikan iuran sebesar 2% dari
penghasilan pegawai negeri sipil dan penerima pensiun tersebut dilakukan
bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara. Pengertian iuran
diberikan secara bertahap ini adalah pemerintah selalu meningkatkan besarnya
iuran dari waktu ke waktu sampai dengan mencapai besarnya iuran yang
ditetapkan dalam peraturan pemerintah, sebagai kewajiban pemerintah dalam
penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi pegawai negeri dan penerima
pensiun.
H. Pegawai Negeri
Ada beberapa pengertian tentang pegawai negeri, berdasarkan Peraturan
Pemerintah No 13 tahun1952, pegawai negeri adalah orang yang bekerja
sebagai pegawai dalam badan pemerintah baik tetap maupun sementara. Tetapi
dalam penjelasan yang lebih lanjut pegawai yang tidak tetap tidak termasuk
pegawai negeri.
Menurut Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1952 pegawai negeri adalah
Undang-Undang No 8 tahun 1974 pegawai negeri adalah mereka yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau
diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai
negeri adalah pegawai yang bekerja sebagai pegawai dalam badan pemerintah
dan diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
I. Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan pasal 2 ayat(2) UU No 8 tahun 1974 pegawai negeri sipil
adalah pegawai negeri yang terdiri dari pegawai negeri sipil pusat dan daerah
yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
Pegawai negeri sipil pusat adalah pegawai negeri yang gajinya
dibebankan pada APBN dan bekerja pada departemen, lembaga pemerintah
non departemen, kesekretariatan lembaga tertinggi atau lembaga tinggi
negara, instansi vertikal di daerah,dan kepaniteraan.
Pegawai negeri sipil daerah adalah pegawai negeri daerah otonom,yang
berarti daerah yang berhak, berwenang, dan berkewajiban mengatur rumah
J. Penggolongan Pegawai Negeri Sipil
Pegawai negeri sipil dibedakan atas beberapa golongan, perbedaan
golongan ini berdasarkan jenjang pendidikan dan pangkat pegawai negeri.
Golongan pegawai negeri sipil dibagi menjadi 17 golongan yaitu golongan
I/a, I/b, I/c, I/d, II/a,II/b, II/c,II/d, III/a, III/b, III/c, III/d, IV/a, IV/b, IV/c,
IV/d, dan IVe.
Menurut Undang-Undang Kepegawaian pasal 11 ayat 4, golongan
ruang yang ditetapkan untuk calon pegawai negeri sipil, adalah :
1. Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah
Dasar atau yang setingkat;
2. Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama atau yang setingkat;
3. Golongan ruang II/a yang bagi yang pada saat melamar
serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Diploma I, atau yang setingkat;
4. Golongan ruang II/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah
Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II;
5. Golongan ruang II/c bagi yang melamar serendah-rendahnya memiliki
dan menggunakan Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III;
6. Golongan ruang III/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
7. Golongan ruang IIIb bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah
lain yang setara, Magister (S2), atau Ijazah Spesialis I;
8. Golongan ruang III/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan Ijazah Doktor (S3), atau Ijazah Spesialis II.
Sedangkan menurut pasal 16 yang diangkat menjadi Pegawai Negeri
Sipil diberikan pangkat:
1. Juru Muda bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang I/a;
2. Juru bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang I/c;
3. Pengatur Muda bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang II/a;
4. Pengatur Muda bagi yang diangkat dalam golongan ruang II/b;
5. Pengatur bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang II/c;
6. Penata Muda bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang III/a;
7. Penata Muda Tingkat I bagi yang telah diangkat dalam golongan
ruang II/b;
8. Penata bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang IIIc.
K. Definisi Guru
Dalam dunia pendidikan banyak sekali definisi tentang guru, menurut
Oemar Hamalik (2003: 230) terdapat definisi guru sebagai berikut:
1. Guru sebagai pembimbing belajar di sekolah
Guru sebagai pembimbing belajar di sekolah maksudnya adalah siswa
sebagai anak didik tentunya dalam proses balajar banyak mengalami
berbagai masalah dalam diri siswa tersebut , maka perlu adanya bimbingan
dari guru, sebab selama berada di sekolah guru yang bertanggung jawab
terhadap siswa.
2. Guru sebagai pengajar
Guru sebagai pengajar berarti membantu murid untuk mempelajari
hal-hal yang tidak mereka ketahui dan memahami apa yang mereka pelajari,
menerangkan dan menjelaskan kepada murid
3. Guru sebagai pembaharu
Seorang pengajar mengungkapkan pengalaman manusia dengan
istilah-istilah yang mempunyai arti bagi murid. Tugas guru adalah
mengungkapkan khasanah kebijakan dan pengalaman dalam istilah-istilah
yang mempunyai arti bagi murid jaman sekarang.
Pengajar harus dapat memahami pelajaran dan semangat dari berbagai
masa yang telah dilampaui oleh manusia dari keterikatannya pada
pengalaman yang sempit dan terbatas. Murid akan dapat maju kearah
pemikiran dan percobaan yang membawanya kepada penemuan
kebenaran-kebenaran baru. Pengajar sebagai jembatan antara yang lain dengan yang
baru. Bagaimana seorang yang efektif membantu murid untuk mengambil
bagian dalam pengalaman manusia masa lalu sedemikian rupa sehingga
hal-hal itu benar-benar berarti bagi masa kini.
4. Guru sebagai teladan
Salah tugas paling mendasar yang harus dipunyai guru adalah menjadi
teladan dan contoh bagi muridnya dan bagi semua yang memandangnya
sebagi guru. Mutu dan kekuatan teladan seorang guru bergantung pada ciri
5. Guru sebagai pencari
Guru diharapkan menjadi seorang yang selalu terus-menerus mencari
kebenaran pemahaman, guru tetap dinamis dan berkembang sepanjang
hidupnya. Sikap guru untuk tahu dan mencari dan meningkatkan kebutuhan
untuk mencari. Pencarian pengetahuan yang terus-menerus dari guru itu
meyakinkan murid-muridnya bahwa tidak tahu merupakan hal yang wajar
dalam hidup dan bahkan lebih merupakan sarana untuk berkembang
daripada hambatan.
Tugas guru sebagai pencari adalah untuk melindungi, menghargai dan
membangun lebih lanjut pengetahuan dan nilai, sementara guru dan
muridnya melibatkan diri dalam proses mencari sambil
memperkembangkan metode pencarian.
6. Guru sebagai penasehat
Guru merupakan penasehat bagi murid-muridnya dan bagi orang tua
mereka. Seorang guru ingin memahami peran penasehat, sebagai salah satu
segi dari pekerjannya dan mencoba untuk melakukan dengan baik. Proses
pertumbuhan untuk menuju kedewasaan tidak mudah, banyak masalah
emosional atau masalah-masalah yang berat, maka perlu mengembagkan
cara-cara mengenai soal-soal serta masalah-masalah. Pilihan-pilihan anak
dan remaja yang sedang tumbuh ditentukan oleh masyarakat, orang tua,
guru-gurunya dan akhirnya oleh dirinya sendiri.
Murid dalam proses pembelajaran akan selalu membutuhkan nasehat
dan sering kali memerlukan seseorang yang biasa diajak bicara. Mereka
dalam persiapan untuk kemajuan pelajaran murid akan datang kepada guru,
perlu nasehat dan kawan. Dalam proses pertumbuhan banyak pelajar sangat
membutuhkan seseorang untuk diajak bicara dari luar lingkungan
keluarganya. Ini kewajiban guru untuk memenuhi kebutuhan itu. Setiap
murid merasakan kebutuhan untuk berbicara pada seseorang yang ia
percaya dan bicara tentang suatu masalah.
7. Guru sebagai pencipta
Guru adalah pencipta dan sebagai orang yang merangsang daya cipta
pada orang lain. Daya cipta berlangsung dimana ada kehidupan, segi
penciptaan bersifat rohani. Guru sebagai pencipta harus peka terhadap
kemampuan mencipta yang tidak terbatas dari muridnya. Murid merupakan
pencipta, ia berada ditengah-tengah himpunan daya cipta yang sedang
dalam proses perwujudan sebagai pencipta dan penggiat, ia berada di pusat
proses pendidikan.
Guru mengembangkan kepekaan khusus mengenai cara bagaimana
dapat menyajikan penciptaan yang lebih rumit, agar mendorong orang lain
untuk menciptakan sesuatu. Guru harus memusatkan perhatian tidak pada
dirinya, melainkan pada hal yang diciptakannya dan pada proses
penciptaannya, maka ia akan mendorong semangat murid-muridnya.
8. Guru sebagai orang yang berwibawa
Guru adalah seorang yang berwibawa, orang tahu dan sadar bahwa ia
tahu. Mengajar berarti mengetahui sesuatu yang diajarkan. Guru harus
menjadi orang yang tahu dan yakin akan pengetahuannya, dan menyadari
belajar terus menerus. Guru tidak boleh terlalu sering berbuat kesalahan
dalam tindakannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Ia harus
mempunyai cukup pengetahuan dan keterampilan sebelum ia dapat
mengajar orang lain.
9. Guru sebagai pengilham cita-cita
Guru memberikan gagasan pada murid-muridnya. Guru yakin akan
kemampuan dan pengetahuan untuk muridnya. Keterampilan dan
latihan-latihan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bila guru
berhasil memberikan latihan dan keterampilan , maka murid akan cepat
tumbuh kearah cita-cita itu. Tugas guru adalah memberikan pandangan
tentang kemampuan manusia serta memotivasi dan mengembangkan apa
yang dipunyai murid. Guru yang terampil dan seimbang dalam visinya
mengenai manusia, akan dapat menemukan sumber-sumber kemampuan,
mungkin dari pengalaman pribadi yang dapat memperbaharui dan
menopang secara efektif
10. Guru sebagai pekerja rutin
Guru banyak melakukan pekerjaan rutin yang membuat lelah dan
membosankan, bila kegiatan itu tidak teliti dikerjakan, maka akan menjadi
tidak efektif. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu kesabaran untuk
menerima kenyataan bahwa sebagian besar dari kehidupan merupakan hal
yang bersifat rutin.
11. Guru sebagai pendobrak
Guru membantu pelajar meninggalkan hal yang lama agar dapat
dan kebiasaan mana yang dapat menghambat kemajuan, maka guru harus
tahu mana yang berguna atau tidak untuk kemajuanmurid. Guru dan murid
harus bekerja sama mempelajari seni kepribadian untuk menggantikannya
sesuai dengan tuntutan masa kini.
Tugas guru adalah membantu agar proses perkembangan itu
berlangsung terus. Pendidikan yang paling baik ialah pendidikan yang
membantu murid untuk menghadapi masa kini sehingga mampu
menangani secara efektif masa depannya.
12. Guru sebagai orang yang berani menghadapi kenyataan
Guru belajar mengenali kenyataan dalam hubungan dengan dirinya
sendiri dan murid-muridnya, ia menghadapi kenyataan itu serta menolong
murid untuk menemukan adanya hubungan dan tujuan serta
menghubungkan apa yang dipelajarinya dengan kenyataan yang dilihatnya.
Guru harus bersikap obyektif terhadap murid, dan menerima murid
sebagaimana adanya. Guru menghadapi kenyataan murid seperti apa
adanya dan berusaha mengajar murid untuk menghadapi kenyataan diri,
yang banyak diantaranya, tidak seperti yang diinginkan dengan maksud
supaya murid mampu mempergunakan kekuatannya dan memahami
kelemahannya. Guru mencoba memperoleh pandangan atas dirinya
menurut penglihatan muridnya dan mencoba bersikap obyektif terhadap
apa yang diketahuinya. Guru harus mengakui bahwa ada perbedaan dalam
kemajuan dan kemampuan belajar dan membantu murid untuk mengenali
arti guru dalam pembahasan ini adalah tenaga pendidik yang pekerjaan
utamanya adalah mengajar (UUSPN tahun 1989 bab VII pasal 27 ayat 3).
L. Hipotesis
Dari teori-teori diatas yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan
hipotesis yang merupakan jawaban sementara yang berfungsi sebagai
pedoman agar mempermudah jalannya penelitian. Untuk masalah pertama
dan kedua penulis mengajukan hipotesis yaitu:
H1 = Ada perbedaan sikap Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan
berdasarkan golongan pegawai negeri sipil.
H2 = Ada perbedaan tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap asuransi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian studi
kasus dimana penelitian yang dilakukan memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan mendetail. Hasil penelitian yang diperoleh dan
kesimpulan yang didapat hanya berlaku bagi perusahaan itu sendiri bukan
secara umum.
Riset dengan metode studi kasus menghendaki suatu kajian yang rinci,
mendalam dan menyeluruh atas obyek tertentu yang biasanya relatif kecil
selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungannya. Keunggulan metode
studi kasus adalah hasilnya dapat mendukung pada studi-studi yang lebih
besar di kemudian hari, dengan memberikan hipotesis-hipotesis untuk riset
lanjutan (Husein Umar, 2003:42).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulanMMeeiissaammppaaiiddeennggaannJJuunnii22000099..
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi
Propinsi Jawa Timur.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Guru Negeri di Kecamatan Ngrambe Kabupaten
Ngawi Propinsi Jawa Timur.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah data-data mengenai sikap Guru Negeri terhadap
ASKES.
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Masalah Pertama
Variabel masalah pertama adalah sikap Guru Negeri yaitu penilaian Guru
Negeri terhadap ASKES secara keseluruhan yang terdiri dari keramahan
tenaga medis, kecepatan penanganan pasien, kemudahan prosedur
penggunaan, kualitas obat, sifat kooperatif tenaga medis, kecanggihan
alat medis, tempat perawatan, iuran dan informasi tentang ASKES.
2. Variabel Masalah Kedua
Variabel masalah kedua adalah tingkat pemanfaatan Guru Negeri yaitu
penggunaan ASKES oleh Guru Negeri yang terdiri dari anggota keluarga
yang menggunakan, jenis pelayanan kesehatan, tempat pelayanan
kesehatan, batas wilayah penggunaan, jenis sakit, dan golongan yang
paling besar memperoleh manfaat.
3. Variabel Kontrol dari Masalah Pertama dan Kedua
Variabel kontrol yaitu golongan Guru Negeri yang digunakan untuk
membuat unit-unit atau kelompok analisis karena dimungkinkan ada
Skala ukur yang digunakan dalam analisis sikap ini adalah skala bukan
pembandingan (non comparative scale), yaitu skala Likert, dimana skala ini
mengukur tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan responden terhadap
pernyataan yang digunakan untuk mengukur suatu obyek (Istijanto, 2006:81).
Gable (1986) dalam Azwar (1995:139) menyatakan penskalaan model
Linkert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan
distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Kategori skala
terdiri dari “sangat setuju” diberi skor 5, sampai dengan “sangat tidak setuju”
diberi skor 1. Skala Likert merupakan teknik pengumpulan sikap yang paling
luas digunakan (Simamora, 2004:46).
Keterangan :
5 = SS : Sangat Setuju
4 = S : Setuju
3 = N : Netral
2 = TS : Tidak Setuju
1 = STS : Sangat Tidak Setuju
E. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari
individu atau perseorangan (Umar, 2003:67). Dalam penelitian ini data
primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner mengenai
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka dan sumber
lain yang menunjang dalam proses penelitian ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan
daftar pertanyan kepada responden, dengan harapan mereka akan
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Husein Umar,
2003:74).
2. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data dengan mengambil atau
menggunakan sebagian atau seluruhnya dari sekumpulan data yang telah
tersedia, dicatat atau dilaporkan pihak lain (Sugiyono, 1997).
G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sejumlah data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Nurul Zuriah 2006:116).
Dalam penelitian ini populasinya merupakan populasi terbatas dimana
populasi memiliki batas kuantitatif secara jelas Karena memiliki
karakteristik yang terbatas yaitu Guru Negeri yang bekerja di Kecamatan
Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur yang menggunakan
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (Nurul Zuriah 2006:119). Sampel
disini adalah sebagian Guru Negeri yang bekerja di Kecamatan Ngrambe
Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur dan menggunakan jasa ASKES.
Sampel dalam penelitian ini menetapkan sampel proporsional yaitu
menunjuk Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2004:73). Dalam penelitian
ini penulis menetapkan populasi sebanyak 103 Guru Negeri.
P
S=
( P . e2) + 1
Keterangan:
S = Sampel
P = Populasi
e = Eror atau tingkat kesalahan yang di yakini 5%
Krecjie dalam Sugiono (2006:62), perhitungan ukuran sampel
didasarkan atas kesalahan 5%, maka sampel yang diperoleh memiliki
kepercayaan 95% terhadap populasi.
Diketahui:
S = …….?
P = 103 orang
103
Sehingga jumlah sampel dari populasi Guru Negeri sebanyak 82 orang,
dengan teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah metode Proportional
Purposive Sampling. Metode Proportional Purposive Sampling adalah
metode sampling dimana peneliti membagi populasi dalam
kelompok-kelompok, dan jumlah responden yang diambil dari kelompok tersebut
menurut jumlah masing-masing kelompok dan pengambilan responden
sebagai sampel dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tersebut diantaranya adalah, responden benar-benar Guru
Negeri dan dalam situasi yang memungkinkan untuk dijadikan subyek
penelitian. Adapun pembagian penyebaran sampel akan tampak dalam tabel
3.1 berikut ini
Tabel 3.1
Penyebaran Sampel Untuk Masing-Masing Guru Negeri
No Jenis Pekerjaan Jumlah Guru Sampel Persentase
1 Guru TK 10 8 9.8 %
2 Guru SD 54 43 52.4 %
3 Guru SLTP 17 14 17 %
4 Guru SMA 22 17 20.8 %
∑ Populasi = 103 82 100 %
H. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
“Sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
(Sugiyono, 2004: 109)
Penelitian ini menggunakan uji validitas yang dilakukan dengan
analisis butir. Untuk pengujian validitas instrumen digunakan teknik
korelasi product moment dengan bantuan program SPSS versi 0,13
dengan rumus sebagai berikut:
N∑XY-(∑X)(∑Y) rX Y=
N∑X2– (∑X)2}{N∑Y2– (∑Y)
Keterangan :
rxy = Koefisien validitas / korelasi setiap pernyataan
N = Jumlah responden
X = Skor yang akan di hitung
Y = Skor total
Dari perhitungan tersebut akan diketahui validitas masing-masing
butir pertanyaan. Kriteria validitas adalah jikarxy≥rtabelkorelasi produk
moment pada taraf signifikansi 5%.
2. Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas maka instrumen itu perlu diuji lagi
dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas yaitu ukuran yang mampu
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian koefisien
alpha Cronbach(Husein Umar, 2003:96). Dasar pengambilan keputusan
apabila nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka variable tersebut reliable
(Nunnally,1969 dalam Bawono, 2006:68). Rumus tersebut ditulis seperti
berikut:
M1- Vx
r =
1-M-1 Vt
Keterangan :
M = Jumlah item
Vx = Variansi item-item pernyataan
Vt = Variansi total (faktor)
Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak
digunakan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika rxy≥ rtabeldengan taraf signifikasi 5% maka instrumen tersebut
reliabel.
b. Jikarxy<rtabeldengan taraf signifikansi 5% maka instrumen tersebut
tidak reliabel.
Uji validitas dan reliabilitas instrumen di atas yang dipaparkan
teknisnya secara manual, kiranya perlu dibantu dengan paparan teknis
pengolahan melalui dukungan komputer, untuk lebih memudahkan dalam
pengolahan data. Dalam mengolah data validitas dan reliabilitas ini
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis MAM
Analisis MAM adalah analisis yang digunakan untuk mengukur sikap
Guru Negeri terhadap atribut jasa. Adapun langkah-langkah dalam
MAM menurut Engel (Astuti, 2003: 31) adalah sebagai berikut:
a. Menentukan variabel yang dipertimbang oleh konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian.
Memberikan bobot untuk masing-masing variabel pemanfaatan askes
yaitu ada sembilan yang terdiri dari keramahan tenaga medis, kecepatan
penanganan pasien, kemudahan prosedur penggunaan, kualitas obat, sifat
kooperatif tenaga medis, kecanggihan alat medis, tempat perawatan,
iuran dan informasi tentang ASKES yaitu dengan menjumlahkan seluruh
nilai yang ditetapkan yaitu :
Nilai atribut = 1+2+3+4+5+6+7+8+9 = 45
Selanjutnya menentukan bobot rata-rata variabel (Wi) dengan rumus:
Nilai masing-masing Atribut
Wi = x 100
Nilai Atribut
b. Untuk mencari nilai ideal dan belief digunakan rumus:
Nilai ideal : Skor X absolut responden ideal masing-masing
alternatife jawaban.
Nilai belief : Skor X absolute responden belief masing-masing
Kemudian dicari nilai ideal rata-rata dengan rumus :
Total nilai ideal Nilai ideal rata-rata =
Jumlah responden ideal
Total nilai belief Nilai ideal rata-rata =
Jumlah responden belief
c. Menghitung sikap konsumen mengunakan rumus (Engel,1994:353)
adalah sebagai berikut:
n
Ab = ∑ Wi( Ii-Xi)
i=1
Keterangan :
Ab = Sikap konsumen secara keseluruhan terhadap suatu obyek
yang diteliti.
Wi = Bobot rata-rata urutan kepentingan terhadap atribut ( i )
Ii = Nilai ideal rata-rata konsumen terhadap atribut ( i )
Xi = Nilai belief rata-rata konsumen terhadap atribut ( i )
N = Jumlah atribut yang diteliti
d. Dari hasil perhitungan sikap konsumen secara keseluruhan diperolah
hasil. Hasil ini dapat dilihat dalam skala likert dengan rumus
(sugiono, 1994: 73):
Skala likert =∑(Sikap – 1) x 100 = X
Hasilnya adalah :
(5 – 1) x 100 = 400
(3 – 1) x 100 = 200
(2 – 1) x 100 = 100
(1 – 1) x 100 = 0
Maka gambar skalanya adalah :
Gambar 3.1
Positif Negatif
Hasil penelitian sikap secara keseluruhan, apabila skala semakin
kekiri, maka sikap Guru Pegawai Negeri Sipil secara keseluruhan semakin
baik atau positif, namun apabila skala semakin ke kanan maka sikap Guru
Negeri secara keseluruhan relatif negatif.
2. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat
pemanfaatan pegawai negri sipil terhadap asuransi kesehatan., dimana
skala ini mengukur tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan responden
terhadap pernyataan yang digunakan untuk mengukur suatu obyek
(Istijanto, 2006:81).
3. Analisis Varians (ANOVA)
Analisis varians (ANOVA) adalah suatu uji statistik yang
digunakan dengan data interval untuk menentukan apakah k (k ≥ 2)
sampel berasal dari populasi dengan rata-rata yang sama (Gilbert A.
Churchill, 2005:245) Analisis ANOVA digunakan untuk mengetahui
1 2 3 4 5
apakah apa ada perbedaan sikap Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan
berdasarkan golongannya, dan apa ada perbedaan tingkat pemanfaatan
Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan, berdasarkan golongannya. Uji
ANOVA yang digunakan adalah uji One Way ANOVA. Adapun
ketentuan dalam pengambilan keputusan adalah (Triton PB,2005:197) :
Hipotesis 1 (H1):
a. Apabila p ≥ 0.05; maka rata-rata populasi tidak ada perbedaan
sikap Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan berdasarkan
golongan Guru Negeri maka, Ho di tolak.
b. Apabila p < 0.05; maka rata-rata populasi tidak ada perbedaan
sikap Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan berdasarkan
golongan Guru Negeri, maka Ho di terima.
Hipotesis 2 (H2):
a. Apabila p ≥ 0.05; maka rata-rata populasi tidak ada perbedaan
tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan
berdasarkan golongan Guru Negeri, maka Ho di tolak.
b. Apabila p < 0.05; maka rata-rata populasi tidak ada perbedaan
tingkat pemanfaatan Guru Negeri terhadap asuransi kesehatan
BAB 1V
SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM PT. ASKES INDONESIA
A. Deskripsi Bisnis
PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau juga dikenal dengan nama
PT. Askes Indonesia (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara
yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS
dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan
Badan Usaha lainnya.
Sejarah singkat PT Askes Indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Tahun 1968
Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas
mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima
Pensiun (PNS dan ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan
membentuk Badan Khusus di lingkungan Departemen Kesehatan RI
yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK),
dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A.
Siwabessy) dinyatakan sebagai cikal bakal Asuransi Kesehatan Nasional.
2. Tahun 1984
Untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan
bagi peserta dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang
Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil,Penerima Pensiun
(PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya. Dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan penyelenggara
diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti.
3. Tahun 1991
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991,
kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola
Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis
Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan
diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan
badan lainnya sebagai peserta sukarela.
4. Tahun 1992
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status
Perum diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan
pertimbangan fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada
Pemerintah dapat dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada
peserta dan manajemen lebih mandiri.
5. Tahun 2005
PT.Askes diberi tugas oleh pemerintah melalui Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, sesuai keputusan Menteri Kesehatan
56/MENKES/SK/1/2005, sebagi penyelenggara Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat Miskin (PJKMM/ASKESKIN).
a. Dasar penyelenggaraan:
1). UUD 1945
2). UU No. 23/1992 tentang kesehatan
3). UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
4). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1241/MENKES/SK/XI/2004 dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005
b. Prinsip penyelanggaraan Askes:
1). Diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia dengan azas
gotong royong sehingga terjadi subsidi silang.
2). Mengacu pada prinsip asuransi kesehatan sosial.
3). Pelayanan kesehatan dengan prinsip managed care dilaksanakan
secara terstrukur dan berjenjang.
4). Program dilaksanakan dengan prinsip nirlaba.
5). Menjamin adanya protabilitas dan ekuitas dalam pelayanan kepada
peserta.
6). Adanya akuntabilitas dan transparansi yang terjamin dengan
mengutamakan prinsip kehati-hatian, efisiensi dan aktivitas.
B. Landasan Hukum
PT Askes (Persero) yang berkedudukan di Jakarta didirikan dengan
Akte Notaris Muhani Salim, SH No. 104 dan 105, tanggal 20 Agustus 1992
tertanggal 10 Maret 2004 yang mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan
sebagai berikut :
Maksud dan tujuan perseroan ialah melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya, serta pembangunan dibidang asuransi khususnya
asuransi kesehatan bagi PNS, PP, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta
keluarganya dan peserta lainnya serta menjalankan jaminan pemeliharaan
kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
1. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan asuransi kesehatan yang bersifat menyeluruh
(komprehensif) bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun,
Veteran dan Perintis Kemerdekanaan beserta Keluarganya
b. Menyelenggarakan asuransi kesehatan yang bersifat menyeluruh
(komprehensif) bagi Pegawai dan Penerima Pensiun Badan Usaha
dan Badan lainnya
c. Menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai
ketentuan undang-undang yang berlaku.
C. Profil Bisnis
1. Visi
Visi PT. Askes Indonesia adalah menjadi perusahaan spesialis
asuransi kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan dan menjadi
Spesialis berarti hanya melakukan usaha dalam bidang asuransi
kesehatan dan jaminan pemeliharan kesehatan.Menyelenggarakan usaha
asuransi kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan secara
professional dan memberikan pelayanan yang bermutu bagi pelanggan.
Market leader berarti dapat menguasai pangsa pasar 20% dari potensial
pasar dalam kurun waktu 5 tahun.
2. Misi
Turut membantu pemerintah dibidang kesehatan dengan
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan yang bersifat sosial
berdasarkan managed care untuk kemanfaatan maksimum bagi peserta
wajib dan menyelenggarakan asuransi kesehatan yang bersifat komersial
bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, terutama kelompok
menengah keatas, berdasarkan managed care dan indemnity untuk
kemanfaatan bagi stakeholders.
3. Tujuan
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, PT
Askes memiliki budaya perusahaan yang dalam pelaksanaa kegiatan
sehari-hari tercermin sebagai perilaku segenap jajaran perusahaan
memulai dari direksi hingga pegawai terendah berupa integritas,
pelayanan prima, kerjasama dan pembelajaran secara terus menerus.
Integritas yaitu menciptakan sumber daya manusia yang memiliki
jiwa pengabdian dan loyalitas serta tanggung jawab yang tinggi, yang
terwujud dalam pelaksanaan tugas secara taat azas dan berdisiplin
Pelayanan prima yaitu senantiasa mengupayakan pelayanan yang
terbaik bagi peserta dan kerja untuk mencapai tingkat kepuasan peserta
dan mitra kerja yang optimal untuk menciptakan pelayanan yang loyal.
Peningkatan kerjasama artinya dibangun pemahaman visi bersama
yang jelas, tujuan bersama, kerjasama yang sudah berjalan perlu dibina
dan terus ditingkatkan agar ada saling tukar informasi program antar unit
kerja di kantor pusat dan daerah.
Pembelajaran terus menerus yaitu menciptakan iklim kerja yang
menunjang semangat pembelajaran secara terus menerus baik secara
perorangan maupun melalui program pendidikan dan pelatihan secara
terencana, sehingga selalu inovatif mengatasi akibat-akibat perubahan
lingkungan usaha dalam upaya peningkatan dan pengembangan guna
mengoptimalkan kinerja perusahaan.
4. Strategi
a. Perspektif keuangan
Dalam korporat meningkatkan pertumbuhan pendapatan premi,
meningkatkan pencapaian hasil investasi, meningkatkan upaya
pengendalian biaya pelayanan kesehatan dan biaya operasional.askes
social mengupayakan kelancaran penerimaan premi dari iuran
peserta Askes Sosial dan iuran pemerintah selaku pemberi kerja (PP
No. 28 tahun 2003) dan pada askes sosial mengendalikan biaya
pelayanan kesehatan dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan
b. Perspektif pelanggan
Askes sosial mendekatkan tarif Askes terhadap tarif umum
melalui negosiasi, mengutamakan kepuasan pelanggan dengan tetap
menjaga perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang
sehat.menyederhanakan prosedur pelayan dan administrasi klaim,
melaksanakan program customer focus, meningkatkan program
retensi peserta, meningkatkan komunikasi dengan peserta, dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
c. Perspektif proses bisnis internal
Pada tingkat korporat strateginya yaitu dengan cara
meningkatkan ketaatan dan kepatuhan dalam bidang administrasi
dan melaksanakan pengelolaan perusahaan secara profesianal, pada
askes social mengkaji dan mengembangkan proses administrasi
pelayanan bagi peserta dan membentuk medical advisory untuk
pelayanan yang mahal. Askes komersial meningkatkan program
marketing, meningkatkan mutu produk, dan menetapkan besaran
premi sesuai dengan perhitungan resiko.
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
Stategi ditempuh dengan cara meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia melalui pembelajan dan diklat, menerapkan budaya
perusahaan secara konsekuen dalam operasional perusahaan,
memantapkan system remunisasi dan pola karir yang terencana dan
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitiaan yang dilakukan pada Guru Negeri di Kecamatan Ngrambe,
Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa Timur selama bulan Mei-Juni 2009 untuk
mengetahui beberapa hal yaitu:
1. Aspek golongan Guru Negeri di Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,
Propinsi Jawa Timur.
2. Sikap responden penelitian terhadap atribut asuransi kesehatan dilihat dari
aspek golongan I, II, III, IV.
3. Atribut jasa yang menjadi prioritas utama bagi Guru Negeri yang berada di
Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa Timur, dalam
mengambil keputusan untuk menggunakan jasa ASKES.
A. Deskripsi Responden
Pada bagian ini diuraikan mengenai aspek golongan Guru Negeri.
Penelitian Guru Negeri di Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Propinsi
Jawa Timur meliputi: Jenis Guru Negeri dan karakteristik berdasarkan
golongan. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dijelaskan
karakteristik responden penelitian sebagai berikut:
1. Aspek berdasarkan jenis Guru Negeri :
Tabel 5. 2
Karakteristik Berdasarkan Jenis Guru Negeri
Guru Pegawai Negeri Sipil Jumlah Persentase
Guru Sekolah Menengah Umum (SMU) 17 20.8%
Guru Sekolah Menengah Lanjutan Pertama (SMP)
14 17 %
Guru Sekolah Dasar (SD) 43 52.4 %
Guru Taman kanak-kanak (TK) 8 9.8 %
Total 82 100 %
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar responden
penelitian mempunyai pekerjaan sebagai Guru SD berjumlah 43 orang
atau sebesar 52.4 %, kemudian diikuti dengan Guru SMU 17 orang atau
sebesar 20.8 %, Guru SMP 14 orang atau sebesar 17 % dan terakhir Guru
TK 8 orang atau sebesar 9.8 %.
2. Aspek berdasarkan golongan.
Tabel 5. 3
Karakteristik Berdasarkan Golongan Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
Golongan I 11 13.4 %
Golongan II 23 28.0 %
Golongan III 24 29.3 %
Golongan IV 24 29.3 %
Total 82 100 %
Sumber: Data primer diolah.
Dari Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas golongan responden
penelitian adalah golongan IV yaitu sebanyak 24 orang atau sebesar 29.3
%, kemudian diikuti dengan golongan III yaitu sebanyak 24 orang atau
sebesar 29.3 %, golongan II yaitu sebanyak 23 orang atau sebesar 28.0 %,
dan terakhir golongan golongan I yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar
B. Hasil Pengujian Kuesioner
1. Uji Validitas
Uji validitas sebagai alat ukur menunjukan sejauh mana kecepatan atau
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dengan
menggunakan alat analisisProduct Moment Coefficient of Correlationdari
Pearson didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.4
Uji Validitas ideal (Harapan)
Nomor Item r hitung r tabel Keterangan
1 0.573 0.213 Valid
2 0.493 0.213 Valid
3 0.345 0.213 Valid
4 0.391 0.213 Valid
5 0.430 0.213 Valid
6 0.527 0.213 Valid
7 0.607 0.213 Valid
8 0.564 0.213 Valid
9 0.476 0.213 Valid
10 0.458 0.213 Valid
11 0.461 0.213 Valid
12 0.548 0.213 Valid
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa syarat validitas
kuesioner ideal telah terpenuhi, karena seluruh item pertanyaan memiliki
Tabel 5.5
Uji Validitas Belief (Kinerja)
Nomor Item r hitung r tabel Keterangan
1 0.483 0.213 Valid
2 0.509 0.213 Valid
3 0.592 0.213 Valid
4 0.548 0.213 Valid
5 0.466 0.213 Valid
6 0.678 0.213 Valid
7 0.532 0.213 Valid
8 0.561 0.213 Valid
9 0.639 0.213 Valid
10 0.548 0.213 Valid
11 0.712 0.213 Valid
12 0.712 0.213 Valid
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa syarat validitas kuesioner
belief telah terpenuhi, karena seluruh item pertanyaan memiliki rhitungyang
lebih besar dari rtabelnya (rhitung> 0.213).
Tabel 5.6
Uji Validitas Pemanfaatan
Nomor Item r hitung r tabel Keterangan
1 0.183 0.213 Valid
2 0.550 0.213 Valid
3 0.531 0.213 Valid
4 0.327 0.213 Valid
5 0.553 0.213 Valid
6 0.288 0.213 Valid
7 0.546 0.213 Valid
8 0.531 0.213 Valid
9 0.387 0.213 Valid
10 0.405 0.213 Valid
11 0.403 0.213 Valid
12 0.207 0.213 Valid
13 0.305 0.213 Valid
14 0.272 0.213 Valid
15 0.407 0.213 Valid
16 0.288 0.213 Valid
17 0.546 0.213 Valid
18 0.531 0.213 Valid
19 0.361 0.213 Valid
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa syarat validitas kuesioner
pemanfaatan telah terpenuhi, karena item pertanyaan 2 -19 memiliki rhitung
yang lebih besar dari rtabelnya (rhitung> 0.213), nilai item pernyataan 1 (rhitung
< 0.213) namun nilai sig =0.05, sehingga masih dapat dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Hasil pengujian rentabilitas dengan bantuan program SPSS for
windowsversi 13,0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.6
Hasil Pengujian Reliabilitas
Dimensi Cronbach’s alpha Keterangan
Ideal 0.714 Reliable
Belief 0.823 Reliable
Pemanfaatan 0.709 Reliable
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan table 5.6 diatas, diperoleh nilai cronbach’s alpha lebih
besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan
tersebut reliable.
C. Analisis Data Penelitian
1. Untuk Menjawab Rumusan Masalah yang Pertama
Model pengukuran ini dapat dilakukan dengan perhitungan
Multiatribut Atitude Model(MAM), dengan rumus sebagai berikut:
n
Analisis ini digunakan untuk mengetahui sikap Guru Negeri terhadap
asuransi kesehatan. Adapun penilaian responden terhadap asuransi
kesehatan (askes) adalah sebagai berikut :
i. Menentukan bobot rata-rata kepentingan terhadap atributi (Wi)
Nilai atribut = 1+2+3+4+5+6+7+8+9 = 45
Nilai masing-masing Atribut
ii. Menentukan nilai ideal rata-rata dan nilai belief rata-rata terhadap
atribut i.
Tabel 5.7
Variabel ideal dan belief 1
Keterangan Skor Ideal Belief
Sangat Tidak Harap 1 0 0 0 0
Tidak harap 2 1 2 2 4
Ragu-ragu 3 8 24 14 42
Harap 4 36 144 32 128
Sangat harap 5 37 185 34 170
Total 82 355 82 344
RATA-RATA 4.33 4.20
Sumber: Data primer diolah
Tabel 5.8
Variabel ideal dan belief 2
Keterangan Skor Ideal Belief
Sangat Tidak Harap 1 0 0 1 1
Tidak harap 2 0 0 1 2
Ragu-ragu 3 5 15 14 42
Harap 4 42 168 38 152
Sangat harap 5 35 175 28 140
Total 82 358 82 337
RATA-RATA 4.37 4.11
Tabel 5.9
Variabel ideal dan belief 3
Keterangan Skor Ideal Belief
Sangat Tidak Harap 1 0 0 2 2
Tidak harap 2 0 0 4 8
Ragu-ragu 3 2 6 13 39
Harap 4 33 132 37 148
Sangat harap 5 47 235 26 130
Total 82 373 82 327
RATA-RATA 4.55 3.99
Sumber: Data primer diolah
Tabel 5.10
Variabel ideal dan belief 4
Keterangan Skor Ideal Belief
Sangat Tidak Harap 1 0 0 1 1
Tidak harap 2 0 0 3 6
Ragu-ragu 3 3 9 10 30
Harap 4 35 140 41 164
Sangat harap 5 44 220 27 135
Total 82 369 82 336
RATA-RATA 4.50 4.10
Sumber: Data primer diolah
Tabel 5.11
Variabel ideal dan belief 5
Keterangan Skor Ideal Belief
Sangat Tidak Harap 1 0 0 0 0
Tidak harap 2 0 0 4 8
Ragu-ragu 3 4 12 8 24
Harap 4 41 164 36 144
Sangat harap 5 37 185 34 170
Total 82 361 82 346
RATA-RATA 4.40 4.22