• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SD YP KS V Cilegon Kecamatan Cilegon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SD YP KS V Cilegon Kecamatan Cilegon."

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

SINONIM DAN ANTONIM

(PenelitianTindakanKelas Di KelasV SD YP KS V CilegonKecamatanCilegon) DiajukanUntukMemenuhiSebagianSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program Guru SekolahDasar

SKRIPSI

Oleh :

NindiaDarnoto

1004293

PROGRAM STUDI S1 PGSD

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

SINONIM DAN ANTONIM

(PenelitianTindakanKelas Di KelasV SD YP KS V CilegonKecamatanCilegon)

Oleh

NindiaDarnoto

Sebuahskripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapada Program Pendidikan Guru SekolahDasar

© NindiaDarnoto 2014

UniversitasPendidikan Indonesia Juni 2014

HakCiptadilindungiundang-undang.

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhyaatausebagian,

(3)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

(4)

iii ABSTRAK

NINDIA DARNOTO, 2014. Penggunaan Metode Permainan Bahasa Teka-Teki Silang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Sinonim dan Antonim Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas V Sekolah Dasar YP KS V Cilegon Kota Cilegon Tahun Ajaran 2013-2014.

Latarbelakang masalah penelitian ini adalah berdasarkan hasil pengamatan terlebih dahulu yang menunjukkan masih banyaknya siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran. Kelemahan siswa ini disebabkan karena kurangnya minatbelajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, ditambah dengan penyampaian materi bahasa Indonesia yang masih menggunakanmetode tradisional, sehingga menimbulkan pembatasan kreatifitas dan aktivitas siswa. Melihat dari kelemahan tersebut maka, peneliti memandang penting untuk melakukan penelitian dan dalam upaya meningkatkan hasil belajarsiswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam materi sinonim dan antonim.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membantu siswa meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnyadalam materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainanbahasa teka-teki silang. Metode Penelitian Kelas yaitu menggunakan model Kurt Lewin. Objek penelitian adalah Sekolah Dasar YP KS V Cilegonkelas V, dengan jumlah siswa 29.Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus, padatiapsiklus terdiri dari empat langkah yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, danRefleksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dalam materi sinonim dan antonim pada aspek ketepatan siswadalam menentukan kata bersinonim dan berantonimhasil yang diperolehpadaPrasiklus rata-rata sebesar 40,0. Siklus I sebesar 45,6. Siklus II sebesar 82,06, danpadasiklus III sebesar 93,79.

(5)

vi Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian………. 3

C. Rumusan Masalah Penelitian……… 4

D. Tujuan Penelitian……….. 4

E. Manfaat Penelitian……… 4

F. Struktur Organisasi Skripsi………... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK………... 6

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD……… 6

B. Permainan Bahasa……… 7

C. Pengertian Sinonim dan Antonim………... 10

D. Penelitian Terdahulu……… 11

E. Kerangka Berpikir……… 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………... 16

A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 16

B. Metode Penelitian……… 17

C. Model Penelitian Tindakan Kelas……… 18

D. Desain Penelitian Tindakan Kelas………... 21

E. Definisi Oprasional……….. 22

F. Instrumen Penelitian……… 22

G. Teknik Pengolahan Data………. 28

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN………. 33

A. Pelaksanaan Penelitian………. 33

B. Perencanaan Tindakan………. 33

(6)

vii Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL

D. Pembahasan Hasil Penelitian……… 88

E. Rekapitulasi Nilai Hasil Penelitian………... 91

F. Jawaban Hasil Hipotesis……….. 95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………. 96

A. Simpulan………... 96

B. Saran………. 97

(7)

1 Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah proses perubahan prilaku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian tentang pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Ciri-ciri belajar yaitu; adanya suatu proses atau aktivitas (usaha), adanya perubahan tingkah laku berupa didapatkannya kemampuan baru pada diri individu yang belajar baik aktual maupun potensial.

Belajar bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempelajari bahasa yang baik secara tulis maupun lisan.

Salah satu metode pembelajaran bahasa Indonesia dalam upaya guru mengajarkan materi ajar yang berkenaan dengan memahami materi sinonim dan antonim adalah dengan menggunakan metode permainan bahasa.

Metode permainan bahasa adalah metode pengajaran dengan menggunakan berbagai jenis permaianan yang dikaitkan dengan materi pelajaran. Salah satu permainan bahasa yang akan digunakan oleh peneliti adalah permainan bahasa dengan teka-teki silang bervariasi.

Melalui permainan bahasa, siswa dapat merasakan atmosfer berbeda. Yaitu, dapat merasakan serunya belajar yang dipadukan dengan permainan, sehingga siswa tidak merasa bosan, jenuh, dan monoton ketika proses belajar mengajar berlangsung, khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

(8)

Bermain merupakan alat untuk perkembangan kecerdasan, imajinasi dan kemampuan motorik bagi semua siswa, bermain juga dapat meningkatkan kreativitas dan merupakan sarana untuk mengembangkan potensi siswa yang ada dalam dirinya.

Tujuan bermain di sekolah dasar dalam kegiatan berbahasa Indonesia yaitu untuk memperoleh kegembiraan, dan untuk melatih keterampilan berbahasa baik lisan (mendengar dan berbicara) maupun tulisan (membaca dan menulis). Fungsi bermain pada hakikatnya dapat mengembangkan; kemampuan kognitif,

kemampuan sosial, kemampuan emosional, kemampuan

pengembangan fisik, dan kemampuan berbahasa anak. (Games Edukatif Bahasa Indonesia, 2014 : iii).

Permasalahan dalam proses belajar mengajar terjadi di SD YP KS V Cilegon, berdasarkan hasil pengamatan peneliti secara langsung, diperoleh gambaran bahwa dalam penyampaian materi bahasa Indonesia di kelas V masih cenderung menggunakan metode tradisional. Seolah-olah guru adalah sumber ilmu yang benar, sehingga menimbulkan pembatasan kreatifitas dan aktivitas siswa yang berulang-ulang dan menghasilkan kebiasaan yang buruk.

Dari pengamatan tersebut, peneliti mengambil langkah perbaikan, dan berdiskusi dengan guru SD YP KS V Cilegon. Hasil diskusi diketahui bahwa guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya tanpa ditunjang dengan media yang sesuai dengan karakteristik materi dari pelajaran bahasa Indonesia tersebut.

Selain berdiskusi dengan guru kelas, peneliti mencoba uji kompetensi sederhana pada para siswa kelas V SD YP KS V Cilegon pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dari uji kompetensi peneliti, dapat dilihat bahwa kemampuan siswa kurang memiliki kemampuan dalam penguasaan kosa kata, serta kurang memiliki kemampuan menyimak dengan baik, selain itu tidak adanya rasa percaya diri siswa yang menyebabkan lemahnya kemampuan berbahasa lisan (berbicara) siswa.

(9)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran pada materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang bervariasi pada siswa kelas V di SD YP KS V Cilegon. Untuk itu perlu kirannya dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Metode Permainan Bahasa Teka-Teki Silang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sinonim dan Antonim di Kelas V SD YP KS V Kecamatan Cilegon.”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Pengajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia disampaikan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab. Metode yang seperti ini tidak banyak menimbulkan respon peserta didik. Sehingga peserta didik beranggapan bahwa pelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan dan monoton. Permasalahan yang lain muncul dari pemahaman materi oleh peserta didik. Ketidakminatan peserta didik pada mata pelajaran mempengaruhi pemahaman peserta didik.

Tidak hanya itu, kurangnya pemahaman materi mempengaruhi keaktivan siswa dalam belajar dan hasil dari pembelajaran sangat kurang. Oleh sebab permasalahan tersebut dan agar permasalahan yang dibahas lebih efektif serta tidak meluas maka, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa pada materi sinonim dan antonim di kelas V.

Identifikasi dari penelitian ini adalah :

1. Penggunaan metode pembelajaran masih menggunakan metode

tradisional.

2. Rendahnya respon peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia. 3. Kurangnya pemahaman peserta didik di SD YPKS V kelas V terhadap

materi, khususnya materi sinonim dan antonim.

(10)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas tersebut, agar masalah peneliti ini lebih jelas, maka permasalahan penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana meningkatkan aktivitas siswa pada materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang pada siswa kelas V SD YP KS V Cilegon?

b. Bagaimanakah hasil pembelajaran siswa setelah menggunakan metode permainan bahasa (teka-teki silang) pada siswa kelas V SD YP KS V Cilegon?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ingin meningkatkan aktivitas siswa pada materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang pada kelas V SD YP KS V Cilegon.

b.

Ingin mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang pada siswa kelas V SD YP KS V Cilegon.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana yang telah didpaparkan sebelumnya, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Manfaat bagi Peneliti

(11)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditemukan menjadi masukan bagi peneliti dan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

b. Untuk menambah pengetahuan tentang metode permainan bahasa (teka-teki silang) dalam pemebelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembahasan materi sinonim dan antonim.

c. Mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan metode permainan bahasa (teka-teki silang).

d. Ingin mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. 2. Manfaat bagi Guru

a. Dapat mengetahui kesulitan siswa dalam memahami pengertian sinonim dan antonim pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SDYP KS V Kecamatan Cilegon.

b. Dapat mengembangkan strategi pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode permainan bahasa.

c. Dapat mengetahu peran guru yang sebenarnya. 3. Manfaat bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan kemampuan dalam menemukan kata bersinonim dan berantonim dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Membantu siswa dalam memahami kesulitan belajar dalam menentukan dan menemukan kata bersinonim dan berantonim.

c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Manfaat bagi Pembaca

a. Sebagai bahan perbandingan dan pengetahuan

b. Dapat mengetahui penelitian dengan menggunakan metode permainan bahasa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam menemukan kata bersinonim dan berantonim.

5. Manfaat bagi Instansi Pendidikan

a. Sebagai pemicu bahwa pendidikan itu sangat penting.

(12)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Agar penulisan skripsi mengarah pada maksud yang sesuai dengan judul, maka penulisan ini peneliti susun berdasarkan struktur organisasi skripsi yang telah ditentukan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2013, struktur organisasi skripsi tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I

Pendahuluan, pada bab ini peneliti menguraikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II

Kajian pustaka, berisi mengenai teori-teori, model-model yang mendukung penelitian, berisikan pula penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III

Metode penelitian, berisi lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, metoed penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data berupa laporan secara rinci.

BAB IV

Hasil penelitian dan pembahasan, berisi data dalam bentuk hasil didalamnya terdapat pengolahan atau analisis data berkaitan dengan masalah penelitian, menjawab pertanyaan dari permasalahan yang telah peneliti rumuskan, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan yang telah peneliti lakukan.

BAB V

(13)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

(14)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa sangat diperlukan.Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi menggunakan bahasa tulis. Empat kemampuan berbahasa yang dilakukan manusia yang berupa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang dimodali kekayaan kosakata.

Penggunaan bahasa dalam interaksi dapat dibedakan menjadi dua, yakni lisan dan tulisan. Agar individu dapat menggunakan bahasa dalam suatu interaksi, maka ia harus memiliki kemampuan berbahasa. Kemampuan itu digunakan untuk mengkomunikasikan pesan.

Kemampuan berbahasa lisan meliputi kemampuan berbicara dan menyimak, sedangkan kemampuan bahasa tulisan meliputi kemampuan membaca dan menulis. Pada saat manusia berkomunikasi secara lisan, maka ide-ide, pikiran, gagasan, dan perasaan dituangkan dalam bentuk kata dengan tujuan untuk dipahami oleh lawan bicaranya.

Ketika siswa memasuki usia sekolah dasar, siswa akan terkondisikan untuk mempelajari bahasa tulis. Pada masa ini, siswa dituntut untuk berpikir lebih dalam lagi kemampuan berbahasa, siswa pun mengalami perkembangan.

Perkembangan bahasa siswa berkembang seiring dengan

(15)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan formal dalam lingkungan sekolah memiliki kurikulum tertulis, dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah arahan guru. Kurikulum merupakan suatu alat yang penting dalam rangka merealisasikan dan mencapai tujuan sekolah. Begitu pula halnya dengan kurikulum bahasa Indonesia, merupakan suatu alat yang penting dalam rangka merealisasikan dan mencapai tujuan kebahasaan Indonesia, yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Susanto (2013:245) standar isi bahasa Indonesia sebagai berikut;

“Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia.”

Tujuan pelajaran bahasa Indonesia di SD antara lain bertujuan agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Adapun tujuan khusus dalam pengajaran bahasa Indonesia, antara lain agar siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatkan kemampuan dalam karya sastra guna meningkatkan kepribadian, dan memperluar wawasan. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.

B. Permainan Bahasa

(16)

Pemainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa pada mata pelajaran bahasa Indoneisa. Ada empat keterampilan berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Namun, tidak semua jenis permainan dapat dikaitkan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia

Suatu permainan dapat dikatakan sebagai permainan bahasa, apabila

permainan tersebut mengandung kedua kegiatan, kegiatan yang

menyenangkan dan kegiatan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).

Setiap permainan bahasa yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran harus menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Anak pada usia 6-8 tahun masih memerlukan dunia permainan untuk membantuk menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka. Pada usia tersebut anak-anak mudah merasa bosan atau jenuh ketika proses belajar mengajar berlangsung. Apalagi ketika guru melarang mereka melakukan hal yang mereka inginkan.Contohnya, ketika mereka merasa bosan lalu menemukan hal yang lebih menarik untuk mereka lakukan, namun mendapat larangan dari guru. Maka, tingkat kebosanan mereka akan bertambah.

Tujuan permainan bahasa bukan hanya untuk kesenangan semata, tetapi untuk belajar keterampilan berbahasa. Aktivitas permainan bahasa digunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan dan tidak membuat bosan atau jenuh.

(17)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah atau rintangan itulah yang dapat melatih keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.Oleh karna pernyataan tersebut, peneliti menggunakan metode permainan bahasa dalam penelitiannya. Permainan bahasa yang dipilih oleh peneliti adalah permainan teka-teki silang bervariasi. Permainan teka-teki silang bervariasi, kemudian dikaitkan dengan materi sinonim dan antonim ditambah dengan materi lain guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

Permainan bahasa teka-teki silang adalah permainan dimana siswa harus mengisi ruang kosong dengan huruf-huruf untuk selanjutnya dijadikan sebuah kata berdasarkan petunjuk yang telah diberikan.Petunjuk biasanya dibagai kedalam kategori mendatar dan menurun tergantung pada posisi kata yang harus diisi.

Teka-teki silang merupakan permainan yang dapat melatih keterampilan siswa dalam menentukan kosa kata, baik itu istilah, lawan kata (antonim) maupun persamaan kata (sinonim). Dengan teknik permainan bahasa melalui teka-teki silang, peserta didik akan belajar konkrit dan menyenangkan.

Kelebihan Permainan Bahasa

Kelebihan dari permainan bahasa adalah: (a) perminan bahasa sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, (b) aktivitas yang dilakukan siswa tidak hanya fisik tetapi juga mental, (c) dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (d) dapat menumbuhkan kerjasama dan kekompakan, (e) menghilangkan kejenuhan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, (f) dengan permainan, materi lebih mengesankan sehingga sukar untuk dilupakan.

(18)

mudah dilupakan, melatih siswa berpikir kreatif, serta mengajarkan siswa untuk berani menerima tantangan.

C. Pengertian Sinonim dan Antonim

Dalam bahasa Indonesia, sering kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata. Hubungan atau relasi kemaknaan ini adalah kesamaan makna (sinonim), dan kebalikan makna atau lawan dari makna (antonim). Menurut Rahardi (2010: 33) sinonim dan antonim memiliki pengertian sebagai berikut:

Kata bersinonim berarti sejenis, sepadan, sejajar, serumpun, dan memiliki arti sama. Secara lebih gampang dapat dikatakan bahwa sinonim sesungguhnya adalah persamaan makna kata. Adapun yang dimaksud adalah dua kata atau lebih yang berbeda bentuknya, ejaannya, pengucapan atau lafalnya, tetapi memiliki makna sama atau hampir sama.

Kata berantonim berlawanan dengan kata bersinonim. Bentuk kebahasaan tertentu akan dapat dikatakan berantonim kalau bentuk itu memiliki makna yang tidak sama dengan makna lainnya. Dalam linguistik dijelaskan bahwa antonim menunjukkan bentuk-bentuk kebahasaan itu memiliki relasi antar makna yang wujud logisnya berbeda atau bertentangan antara satu dengan lainnya.

Secara etimologi, kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu

onoma yang berarti „nama‟, dan syn yang berarti „dengan‟. Maka secara

harfiah kata sinonimi berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama.

Menurut Verhaar dalam Chaer (2009: 83), secara semantik sinonim didefinisikan sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lainnya.

Sama halnya dengan sinonimi, antonimin juga berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onama yang artinya „nama‟, dan anti artinya „melawan‟.

Secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula.

(19)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasannya sinonim adalah persamaan kata, dan antonim adalah lawan kata. Materi sinonim dan antonim tidak memiliki bab khusus, oleh karna ini peneliti ingin mengangkat materi sinonim dan antonim sebagai materi untuk penelitian.

Dilihat dari pengertiannya, sinonim dan antonim mudah diingat. Namun, tidak jarang siswa yang salah mengartikan pengertian dari sinonim dan antonim. Sinonim menjadi lawan kata, sedangkan antonim menjadi persamaan kata.

Dalam relasi semantik tidak hanya memiliki sinonim dan antonim saja. Ada beberapa relasi kemaknaan lainnya, yaitu kegandaan makna (polisemi atau ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), dan kelebihan makna (redundansi).

Peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan metode permainan bahasa, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam materi sinonim dan antonim. Dengan permainan bahasa siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Permainan bahasa teka-teki silang bervariasi diharapkan mampu mempermudah siswa dalam memahami dan meningkatkan kemampuan pada materi sinonim dan antonim.

D. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dian Ajeng (2010)

dengan judul “Penerapan Teknik Permainan Bahasa Melalui Teka Teki Silang

untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Akrostik”, hasilnya dapat

(20)

adanya peningkatan dan hasil yang memuaskan. Seperti siklus I memiliki nilai rata-rata kelas 42,5, siklus II 67,7 dan siklus III mengalami peningkatan menjadi 85,5.

Nani Yunaningsih (2012) dengan judul “Meningkatkan Kemampuan

Menulis Puisi Dengan Teknik Permainan Bahasa Dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia”, hasil penelitiannya cukup baik, menunjukkan bahwa penggunaan

teknik permainan dapat meningkatkan kemampuan belajar menulis puisi, dan penggunaan teknik permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis puisi. Hasil pengumpulan data, penelitian pada siklus I memiliki nilai rata-rata 6,24 masih dirasa kurang atau belum cukup baik, siklus II 7 sudah cukup baik, dan siklus III 8,92 juga sudah cukup baik. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan motivasi siswa dalam menulis puisi melalui teknik permainan.

Dilihat dari beberapa hasil penelitian diatas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan metode permainan bahasa (teka-teki silang) pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam materi pembelajaran sinonim dan antonim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan metode permainan bahasa dalam mengatasi kesulitan siswa pada materi sinonim dan antonim di kelas V SD YP KS V Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon.

E. Kerangka Berpikir

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa pada mata pelajaran bahasa Indonesia sehingga siswa akan merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran.

(21)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kecamatan Cilegon tentang materi sinonim dan antonim ditemukan hal-hal sebagai berikut; metode yang digunakan adalah metode tradisional dan setelah pembelajaran, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam materi sinonim dan antonim.

Kurangnya penguasaan materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan guru yang masih menggunakan metode tradisional, serta tidak tersedianya alat-alat yang berhubungan dengan materi sinonim dan antonim oleh guru ataupun pihak Sekolah.

Membimbing siswa dengan menggunakan metode permainan bahasa, akan memotivasi guru untuk lebih kreatif mempersiapkan pembelajaran yang tepat, sehingga siswa akan merasa senang dengan suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan monoton. Dari penjelasan tersebut maka peneliti mengambil tindakan dengan mengadakan penelitian tindakan kelas untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi dalam buku Penelitian Tindakan Kelas (2009: 3), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Oleh karena itu peneliti perlu mengambil tindakan dengan mengadakan penelitian tindakan kelas guna mencari solusi dari permasalahan yang ada di Sekolah Dasar YP KS V Cilegon.

(22)

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

F. Hipotesis Penelitian

Materi Sinonim dan Antonim dalam Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia

Metode permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan

Aplikasi di SD

1. Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan disampaikan

2. Guru membacakan sebuah cerita 3. Siswa menyimak isi cerita tersebut

4. Mula-mula guru bertanya tentang unsur intrinsik dalam cerita tersebut, kemudian dikaitkan dengan materi sinonim dan antonim

5. Tahap selanjutnya, siswa dibuat menjadi beberapa kelompok

6. Setiap kelompok diberikan kertas yang berisikan pertanyaan dalam bentuk permainan teka-teki silang

7. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah diberikan, segera diselesaikan secara berkelompok

8. Tiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya, kelompok lainnya menyimak lalu membenarkan jika ada

(23)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hipotesis adalah jawaban sementara yang dianggap benar dan memerlukan pembuktian.

Menurut Eddy Yusnandar (2011: 15) menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan oleh PTK, jawaban itu masih bersifat teoritik, dan dianggap benar sebelum terbukti salah benarnya (data 17mpiric) yang didapatkan di kelas dalam penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

“Jika menggunakan metode Permainan Bahasa (teka-teki silang) dalam pembelajaran bahasa Indonesia memahami dan menemukan kata bersinonim dan kata berantonim, maka hasil belajar siswa kelas V SD YP KS V

Kecamatan Cilegon dapat meningkat.”

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon. Peneliti memilih tempat tersebut dengan alasan: (1) pada saat observasi peneliti menemukan sikap pasif dan bosan dari siswa saat proses belajar berlangsung, karena pembelajaran yang tidak melibatkan gerak aktif siswa secara langsung pada proses pembelajaran, (2) selain itu lokasi sekolah yang dijadikan tempat penelitian mudah dijangkau oleh peneliti yang dekat dari tempat tinggal peneliti.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa teka teki silang, dengan jumlah siswa sebayak 30 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Siswa-siswi kelas V di SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon dengan melihat data nilai Bahasa Indonesia kurang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah, yakni sebesar 70 bila di bandingkan dengan nilai-nilai mata pelajaran lain.

(25)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

inovasi baru jika menggunakan metode permainan bahasa teka teki silangdalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi sinonim dan antonim untuk memperoleh kegembiraan sebagai fungsi bermain, dan melatih keterampilan berbahasa sebagai materi pelajaran yang melibatkan peran siswa melakukan sendiri permainan, sehingga pembelajaran tersebut lebih tereksplorasi dan dirasakan oleh siswa karena siswa sendiri yang melakukan permainannya.

B. METODE PENELITIAN

Menurut Trianto (2011:13) penelitian tindakan kelas berasal dari istilah Bahasa Inggris classroom action research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.

Bahkan Trianto (2011: 16) menuturkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian kualitatif yang dilakukan oleh guru sendiri ketika mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran dan mencarikan solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajarannya.

Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar (2007: 197) menyimpulkan bahwa PTK berasal dari bahasa inggris Classroom Action

Research (CAR), menurut TIM Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24

(26)

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Karena itu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang dilakukan di dalam kelas melalui refleksi, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja pembelajaran guru dengan menggunakan metode permainan bahasa, sehingga kesulitan siswa dalam memahami materi sinonim dan antonim dapat teratasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

C. MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Ada beberapa macam pola pelaksanaan PTK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, tetapi yang paling terkenal ada lima model, yaitu: Model Kurt Lewin (1946), Model Ebbut (1985), Model Kemmis & Taggart (1988), Model Elliot (1991), dan Model Mc Kernan (1991).

Penelitian tindakan kelas yang diambil oleh peneliti adalah model PTK menurut Kurt Lewin (1946). Menurut Kurt Lewin dalam Trianto (2011: 29-30) konsep pokok action research terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

Alasan peneliti menggunakan PTK model Kurt Lewin (1946) dikarenakan model ini yang menjadi dasar dari berbagai model action

research, terutama classroom action research (CAR). Kurt Lewin adalah

orang pertama yang memperkenalkan action research.

(27)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Desain PTK Model Kurt Lewin (1946)

Dalam Trianto (2011: 30)

Berikut ini merupakan alur Penelitian Tindakan Kelas kegiatan belajar siswa materi sinonim dan antonim di kelas V dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang:

Refleksi

Refleksi Refleksi

Refleksi

Refleksi

Perencanaan Pengamatan

Tindakan

(28)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Gambar 3.2

Alur Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan Metode Permainan Bahasa Teka-Teki Silang Pada Materi Sinonim dan Antonim

(Sumber: modifikasi peneliti)

Pra Siklus

Refleksi

Diskusi dan evaluasi untuk mencari solusi

dalam mengatasi

masalah. Observasi

- Pendekatan pembicaraan dengan Kepala Sekolah dan guru bidang studi

- Pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran

antonim menggunakan metode

permainan bahasa teka-teki silang - Menyusun lembar observasi yang

akan dijadikan penilaian dan lembar evaluasi

(29)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan model PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2011: 29) yang terdiri atas empat tahap di tiap-tiap siklusnya, yaitu antara lain:

1. Perencanaan

Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimaa tindakan tersebut akan dilakukan.

2. Tindakan

Implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu melakukan tindakan di kelas.

3. Pengamatan (Observasi)

Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan.

4. Refleksi

Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi, tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum.

(30)

memperbaiki sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II dan seterusnya.Untuk keperluan penelitian, maka nilai kriteria ketuntasan minimal belajar bahasa Indonesia yang dibutuhkan sebesar 85.

E. Definisi Operasional

Metode permainan bahasa adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan. Caranya adalah dengan menggunakan permainan sebagai suatu bantuan bagi siswa untuk memahami materi dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar. Salah satu permainan yang digunakan dalam penelitian ini adalah permaina bahasa teka-teki silang.

Teka-teki silang adalah permainan dimana siswa harus mengisi ruang kosong dengan huruf-huruf untuk selanjutnya dijadikan sebuah kata berdasarkan petunjuk yang telah diberikan. Petunjuk biasanya dibagai kedalam kategori mendatar dan menurun tergantung pada posisi kata yang harus diisi.

Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah materi sinonim dan antonim. Sinonim berartikan persamaan kata, sedangkan antonim memiliki arti lawan kata. Dalam kenyataannya ditemukan bahwa siswa memiliki kesulitan ketika dihadapkan dengan materi sinonim dan antonim, oleh karena itu peneliti ini melakukan penelitian dengan sinonim dan antonim sebagai materi utama dalam meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka pada penelitian ini diperlukan instrumen atau alat pengumpul data yaitu:

(31)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suharsimi Arikunto (2009: 53) mendefinisikan tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Cece Rakhmat (2006: 5) mendefinisikan tes sebagai alat yang digunakan dalam pengukuran. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa, terdapat tiga bentuk tes yaitu tes tulis, tes lisan dan perbuatan.

Selanjutnya tujuan diadakannya tes ini sebagai alat pengukur untuk mengetahui keberhasilan prestasi hasil belajar siswa dari siklus ke-I sampai dengan siklus ke-III. Dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar untuk mengukur kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sinonim dan antonim.

Peneliti menggunakan tes tertulis model isian dengan jumlah soal sepuluh untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada penguasaan dan pemahaman materi sinonim dan antonim. Tes isian ini termasuk kedalam tes subjektif (subjective test). Di bawah ini adalah kisi-kisi soal tes setiap siklus dalam penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, pernyataan ini diungkapkan oleh Nasution (1998) dalam Sugiyono (2010: 310). Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

(32)

juga untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperbaiki, dipertahankan atau ditingkatkan pada pembelajarannya selanjutnya.

Pengumpulan data objektif dari kegiatan belajar mengajar seperti yang sudah disepakati bersama selanjutnya akan dinalisis dalam diskusi balikan sesudah tampilan pembelajaran selesai. Guru dan pengamat akan mempelajari bersama hasil observasi, menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan atau keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan, dan mendiskusikan langkah-langkah berikutnya.

Hubungan antar guru yang melaksanakan pembelajaran dengan pengamat atau observer harus dalam situasi saling percaya dan saling membantu untuk menghasilkan interaksi yang positif. Dan fokus penelitian adalah untuk memperbaiki pembelajaran di kelas, serta mendukung strategi atau teknik-teknik belajar mengajar, bukan untuk mengkritik pola perilaku guru yang kurang berhasil.

Di bawah ini merupakan tabel pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang.

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Menggunakan Metode Permainan Bahasa Teka-teki Silang

Petunjuk: Berilah tanda chek list/centang () pada kolom deskriptor yang tampak.

No Aspek yang di amati/

Deskriptor

Deskriptor

yang tampak Jumlah Aspek 1 Membuka Pelajaran:

(33)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 Instruksi:

1) Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil

2) Menyusun teka-teki

sederhana

3) Membagi lembar teka-teki

3 Pelaksanaan:

1) Membaca aturan

pengisian teka-teki

2) Mengisi teka-teki

silang dari bacaan 3) Memerhatikan

kerjasama siswa 4 Penilaian:

1) Memberi hadiah

kepada kelompok yang

mengerjakan paling

Sumber: Diadaptasi dari Eman (24 April 2013) dimodifikasi oleh peneliti emanpgsdchelsea.blogspot.com (22 April 2014)

Keterangan:

(34)

Nilai 1 : Jika ada satu indikator yang tampak Nilai 2 : Jika ada dua indikator yang tampak Nilai 3 : Jika ada tiga indikator yang tampak

Tabel 3.2

Pedoman Hasil Penilaian Observasi Aktifitas Siswa Dalam Materi Sinonim dan Antonim dengan Menggunakan Metode Permainan Bahasa (teka-teki

silang)

Hari/ tanggal : ………

Siklus : ………

Kelas : V

Petunjuk 1 = sangat kurang

(35)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah

Rata-rata

Sumber: Modifikasi peneliti

Data yang diperoleh dari hasil observasi pada saat proses kegiatan pembelajaran menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang, mencakup empat aspek yang diamati pada saat observasi berlangsung, setiap aspeknya terdiri dari tiga deskriptor, dengan kategori penilaian satu sampai dengan empat.

Berikut ini adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang. Data diambil dari empat aspek, dan setiap aspek memiliki tiga deskriptor dengan kategori penilaian satu sampai dengan tiga.

Banyaknya aspek yang diperoleh

Jumlah aspek × 100%

Kriteria penilaian:

90 – 100 = Sangat baik

75 – 89 = Baik

65 – 74 = Cukup

(36)

Dan untuk perhitungan nilai rerata pedoman observasi aktifitas siswa dalam permainan bahasa teka-teki silang pada materi sinonim dan antonim, yaitu :

Banyaknya aspek yang diperoleh

Jumlah aspek × 100%

Kriteria penilaian:

90 – 100 = Sangat baik

75 – 89 = Baik

65 – 74 = Cukup

5 – 64 = Kurang

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto: 231).

Dalam penelitian ini untuk memperkuat data dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan foto sebagai dokumentasi hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti. Hasil dokumentasi merupakan salah satu data akurat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.

(37)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah yang ditempuh secara bertahap agar mendapatkan data yang lebih akurat. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini, peneliti menyusun data dari setiap siklus berupa paparan data. Paparan data merupakan sutu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan grafik atau perwujudan lainnya.

Tahap pra siklus sampai siklus III dipaparkan dengan cara menjabarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran guru dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silangpada materi sinonim dan antonim yang disusun untuk guru dan aktifitas belajar siswa kelas V SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon.

2. Analisis Data

Sugiyono (2010: 337) menjelaskan bahwa analisis data penelitian tindakan kelas dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode waktu tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan cara menghubungkan hasil penelitian yang telah didapat dengan teori-teori dari berbagai sumber.

Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2010: 37) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya mencapai tujuan. Langkah-langkah analisis ditunjukan pada gambar berikut:

(38)

Komponen Dalam Analisis Data

Periode

Reduksi

Antisipasi Selama Setelah

Display Data

Selama Setelah

Kesimpulan/ Verivikasi

Selama Setelah

A

N

A

LI

S

IS

D

A

(39)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

(40)

Sugiyono (2010: 338) mengartikan bahwa reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi yang artinya reduksi data adalah proses penyederhanaan data-data yang telah dilakukan melalui seleksi, pengelompokan data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. Data pada penelitian ini diperoleh dari:

a) observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang

b) observasi terhadap aktifitas belajar siswa pada materi sinonim dan antonim

c) tes tulis untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi sinonim dan antonim

Kemudian dirangkum dalam bentuk kesimpulan untuk menjawab hipotesis penelitian kali ini

3. Interpretasi

Temuan-temuan yang ada diinterpretasi dengan merujuk kepada acuan teoritik tentang mengatasi kesulitan siswa pada materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa. Peneliti dalam proses ini berusaha untuk memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh.

Data yang sudah terkumpul perlu diuji kredibilitasnya. Menurut Sugiyono (2010: 368) kredibilitas data merupakan kepercayaan terhadap data hasil penelitian. Data-data yang telah terkumpul diuji kredibilitasnya dalam bentuk triangulasi (data yang bermacam-macam).

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas pada penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil dari:

(41)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi Pelaksanaan Observasi Aktifitas

Tes Hasil Belajar Siswa

b) observasi terhadap aktifitas belajar siswa pada materi sinonim dan antonim

c) tes tulis untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi sinonim dan antonim

Berdasarkan uraian diatas triangulasi yang digunakan peneliti berupa triangulasi sumber dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (observasi dan tes), terlihat pada gambar triangulasi data sumber.

Gambar 3.4

(42)

Data yang sudah terkumpul dalam bentuk yang beraneka ragam atau dalam bahasa penelitian disebut triangulasi ini dibahas hasil penelitiannya dengan cara mengolah data hasil penelitian berdasarkan instrumen penelitian dan memberikan beberapa pendapat berdasarkan pada pemahaman peneliti yang ditunjang dengan teori dari beberapa tokoh dalam beberapa sumber untuk menghasilkan data yang valid dan konkrit.

4. Penarikan Kesimpulan

(43)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian 1. Profil SD

Penelitian ini dilaksanakan di SD YP KS V yang terletak di Jl. Lada Bukit Baja Sejahtera Desa Ciwaduk Kecamatan Cilegon Kota Cilegon. Sekolah Dasar YP KS V ini berstatus sekolah swasta. Karna bukan milik pemerintah, pihak sekolah melengkapi fasilitas sekolah dengan mandiri.

Jumlah personil dan staf mengajar di SD YP KS V adalah 19 orang, termasuk kepala sekolah, guru agama, guru bahasa Inggris, guru olahraga, dan tenaga administrasi. Adapun yang ,enjadi subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) dengan jumlah 29 siswa, yang terdiri dari 7 siswi (perempuan) dan 22 siswa (laki-laki). Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran kelas V di SD YP KS V. 2. Kedudukan Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai model yang akan melakukan pembelajaran bahasa Indonesia tentang materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa (teka-teki silang) di kelas V, dengan Bapak Joko Sugiarto S.Pd selaku guru mitra sekaligus berperan sebagai observer dalam peneitian ini.

B. Perencanaan Tindakan

(44)

nyata guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, sebelum campur tangan dari peneliti.

Dalam perencanaan ini meliputi segala sesuatu yang akan dilakukan saat tindakan, seperti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media, dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan pada tiap siklus tentunya akan berbeda, disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan permasalahan yang ditemukan dalam proses pemebelajaran pada materi sinonim dan antonim.

C. Pelaksanaan Tindakan

Di bawah ini merupakan deskripsi dari langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan kelas, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pra Siklus

Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 02 April 2014. Dalam tahap pelaksanaan pra siklus ini belum terdapat tahap rencana dan tindakan karena pada tahap ini merupakan tahap awal dari siklus tindakan, maka dalam tahap ini hanya dilakukan observasi dan refleksi dengan hasil sebagai berikut :

a. Observasi

Dalam tahap pra siklus ini, peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya yaitu mengamati proses pembelajaran sesuai dengan kebiasaan guru atau kondisi nyata di kelas. Pengamatan dilakukan dengan observasi terhadap kegiatan siswa saat mempelajari materi sinonim dan antonim, guna mengetahui hasil dari belajar siswa dalam materi sinonim dan antonim.

(45)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesulitan ketika menyebutkan sinonim dan antonim dari sebuah kata atau bahkan sinonim dan antonim dari suatu kalimat.

Selain itu, disajikan table hasil dari penelitian tes siswa seperti dalam table dibawah ini:

(46)

27 VS 50

28 ZH 30

29 ASA 20

Jumlah 1160

Rata-rata 40.00

Dari tebel di atas berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penelitin sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hasil penelitian tersebut diberikan kepada guru setelah siswa selesai dalam menyelesaikan pembelajaran pada materi sinonim dan antonim.

Hasil tes pada materi sinonim dan antonim masih sangat rendah dalam kegiatan pra siklus. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 40,0 itu artinya kegiatan pembelajaran pada materi sinonim dan antonim masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar yang diperlukan dalam penelitian ini. Belum ada siswa yang mampu menyebutkan sinonim dan antonim dari sebuah kata ataupun kalimat dengan benar.

b. Refleksi

Hasil penelitia sementara menunjukkan bahwa dalam proses belajar mengajar pada materi sinonim dan antonim nilai rata-ratanya masih dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan oleh cara penyampaian materi yang digunakan guru pada umumnya hanya memakai metode ceramah, sehingga siswa terlihat kurang antusias dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Kebanyakan dari siswa mengalami kesulitan dalam menemukan dan menentukan sinonim antonim dari sebuah kata, yang mengakibatkan tidak relevannya tujuan pembelajaran dengan kenyataan yang terjadi pada proses pembelajaran.

(47)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam proses pembelajaran. Beberapa temuan yang diperoleh dari hasil observasi adalah:

1) Metode yang digunakan guru kurang inovatif 2) Antusias siswa dalam belajar masih rendah 3) Tidak adanya media yang digunakan

4) Siswa kurang aktif dalam mengemukakan pendapatnya

5) Siswa masih ragu dalam menentukan jawaban

khususnya pada materi sinonim dan antonim.

Dengan melihat temuan di atas, maka untuk pembelajaran selanjutnya di siklus I perlu adanya perbaikan seperti berikut:

1) Pengupayaan agar metode yang digunakan lebih inovatif

2) Menstimulus serta memotivasi siswa untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapat

3) Menggunakan media saat proses pembelajaran

4) Menggunakan metode permainan bahasa saat proses pembelajaran.

2. Siklus I a. Rencana

Berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh pada saat pelaksanaan pra siklus, ternyata kemampuan siswa pada materi sinonim dan antonim masih kurang. Maka peneliti merencanakan untuk melaksanakan diskusi dengan guru kelas untuk menggunakan metode permainan bahasa (teka-teki silang) pada materi sinonim dan antonim bidang studi bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil refleksi dari pra siklus pula peneliti merencanakan kegiatan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyusun RPP dengan menggunakan metode

(48)

2) Membuat lembar observasi

3) Menyiapkan media berupa gambar dari permainan teka-teki silang

4) Membuat lembar penilaian tes dan analisis tes

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Nama Sekolah : SD YP KS V Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan

B. Kompetensi Dasar

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat) C. Indikator

Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.

 Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung

Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.  Siswa dapat menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat

atau paragraf yang mendukung

Siswa dapat menentukan amanat yang terkandung dalam cerita E. Metode Pembelajaran

(49)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Discovery  Tanya jawab

 Ceramah

 Penugasan F. Materi Pokok

Cerita Pendek Anak

G. Ringkasan Materi

Dengarkanlah cerita berikut yang akan dibacakan gurumu!

Setra, Siapakah Engkau Sebenarnya?

“Hai, apa kabar? Kamu pasti Nabila! Senang berkenalan denganmu. Aku juga tahu kamu pasti tinggal di Bogor!” Itulah isi surat yang diterima Nabila tadi sore. Nabila pun bingung siapa yang menulisnya dan kenapa dia tahu namanya? Lagipula, di amplopnya tidak ada nama pengirim tapi kok bisa dikirim lewat pos?

“Ma, Mama tahu gak anak yang ngirim surat ini?” Tanya Nabila kepada Mamanya.

“Mmmm, Mama gak tahu, Sayang,” jawab Mama Nabila singkat. “Mmm, siapa ya?” gugat Nabila.

Keesokan harinya, Nabila jogging di sekitar kompleknya karena hari ini Nabila libur Imlek. Saat jogging, Nabila bertemu dengan seorang anak. Anak itu berpakaian merah-merah dan laki-laki.

“Wah, kamu Nabila, kan? Tidak kusangka kita bisa bertemu!”

katanya gembira.

(50)

“Masa gak ingat? Aku kan teman sekolahmu dulu sebelum kamu

pindah ke SD Tunas. Aku temanmu saat kau di SD Bangsa! Masa

lupa?” kata anak itu misterius.

“Oh apa kamu yang ngirim surat padaku kemarin sore?” Tanya

Nabila.

“Hehe ketahuan deh. Iya aku yang ngirim surat padamu karena

sudah lama tidak bertemu denganmu. Ya aku bernama Setra

Hujukan,” jawab anak yag bernama Setra itu. Mereka pun melanjutkan jogging mereka.

Ketika sampai di rumah, Nabila pun bilag kepada Mamanya tentang teman barunya.

“Hah, kamu bilang Setra, Sayang?” Tanya Mama Nabila terkejut. “Ya, Ma, dia teman lamaku. Ehh, bisa ketemu lagi, deh,” jawab

Nabila.

“Mmm, Nabil kalo tidak salah, Setra itu kan sudah ditabrak truk 3

tahun lalu? Saat itu, kamu sudah pindah sekolah dan Mama dengar beritanya dari televise. Apa kamu tidak mendengarnya? Dan

namanya Setra Hujukan, kan?” jawab Mama.

“Apa Ma? Jadi, Setra itu…..” kata Nabila gagap.

Hari ini Nabila kembali bersekolah dan dia bercerita tentang kisah misterius pada Dee Dee.

“Mmm, kamu bilang Setra? Apa dia seperti ini?” kata Dee Dee

sambil menyerahkan foto kepada Nabila.

“Ya, dia seperti ini! Dari mana kamu tahu Dee?” Tanya Nabila

menyeringai.

“Dia adalah sahabatku dulu di sekolah ini, tapi dia meninggal karena serangan jantung 3 tahun yang lalu,” jawab Dee Dee.

“serangan jantung? Bukannya dia meninggal karena tabrakan

(51)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Tidak kok. Kamu, kan 3 tahun lalu belum masuk sekolah ini dan saat itu dia meninggal. Dia sekolah disini juga kok.” Jawab Dee

Dee.

“Apa sekolah di sini, SD Tunas? Tapi, SD Bangsa itu kan tempat dia … Setra siapa engkau sebenarnya dan kenapa kau kenal aku?”

Tanya Nabila pada dirinya sendiri.

Kisah ini mungkin membingungkan tapi bisakah kalian menjawab yang mana kisah Setra yang asli. (dikutip dari majalah Bobo).

Pengertian Sinonim dan Antonim 1. Sinonim adalah persamaan kata. 2. Antonim adalah lawan kata.

H. Langkah-langkah pembelajaran 1. Kegiatan Awal

 Guru mengkondisikan siswa di dalam kelas  Guru dan siswa membaca doa bersama  Guru mengecek kehadiran siswa (absen)  Guru menyiapkan materi

 Apersepsi : Tanya jawab tentang cerita pendek. 2. Kegiatan Inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Guru membacakan cerita pendek

 Guru menjelaskan materi tentang cerita pendek  Guru menjelaskan unsur-unsur cerita pendek

 Guru dan melakukan tanya jawab tentang unsure intrinsik dalam cerita pendek

(52)

 Guru mengaitkan antara cerita pendek dengan materi sinonim dan antonim dalam bentuk teka-teki silang  Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

untuk menyelesaikan permainan bahasa dalam bentuk teka-teki silang

 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya mengenai materi sinonim dan antonim  Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi

sinonim dan antonim

 Guru meminta perwakilan siswa dari tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

 Siswa yang lain mengoreksi jawaban  Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa.

 Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberi penguatan dan menyimpulkan pembelajaran.

 Evaluasi akhir 3. Kegiatan Akhir

 Guru mengumpulkan hasil evaluasi siswa  Guru menutup pelajaran

 Guru dan siswa berdoa bersama

I. Alat/bahan atau Sumber Belajar

Alat : Cerita pendek anak, lembar permainan bahasa teka-teki silang

(53)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(54)

Nindia Darnoto

1. Sinonim dari engkau : Kamu 2. Antonim dari teman : Lawan 3. Antonim dari terima : Tolak 4. Antonim dari yakin :

Bimbang

5. Sinonim dari kawan : Sekutu

Menurun

(55)

Nindia Darnoto, 2014

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Sinonim dari menyeringai : Meringis

5. Antonim dari sedih : Senang

Setra, Siapakah Engkau Sebenarnya?

“Hai, apa kabar? Kamu pasti Nabila! Senang berkenalan denganmu. Aku juga tahu kamu pasti tinggal di Bogor!” Itulah isi

surat yang diterima Nabila tadi sore. Nabila pun bingung siapa

“Mmmm, Mama gak tahu, Sayang,” jawab Mama Nabila singkat. “Mmm, siapa ya?” gugat Nabila.

Keesokan harinya, Nabila jogging di sekitar kompleknya karena hari ini Nabila libur Imlek. Saat jogging, Nabila bertemu dengan seorang anak. Anak itu berpakaian merah-merah dan laki-laki.

“Wah, kamu Nabila, kan? Tidak kusangka kita bisa bertemu!”

katanya gembira.

“loh, kok kamu tahu namaku?” jawab Nabila bingung.

“Masa gak ingat? Aku kan teman sekolahmu dulu sebelum kamu

pindah ke SD Tunas. Aku temanmu saat kau di SD Bangsa! Masa

lupa?” kata anak itu misterius.

“Oh apa kamu yang ngirim surat padaku kemarin sore?” Tanya

Nabila.

(56)

Hujukan,” jawab anak yag bernama Setra itu. Mereka pun

melanjutkan jogging mereka.

Ketika sampai di rumah, Nabila pun bilag kepada Mamanya tentang teman barunya.

“Hah, kamu bilang Setra, Sayang?” Tanya Mama Nabila terkejut. “Ya, Ma, dia teman lamaku. Ehh, bisa ketemu lagi, deh,” jawab

Nabila.

“Mmm, Nabil kalo tidak salah, Setra itu kan sudah ditabrak truk 3

tahun lalu? Saat itu, kamu sudah pindah sekolah dan Mama dengar beritanya dari televise. Apa kamu tidak mendengarnya? Dan

namanya Setra Hujukan, kan?” jawab Mama. “Apa Ma? Jadi, Setra itu…..” kata Nabila gagap.

Hari ini Nabila kembali bersekolah dan dia bercerita tentang kisah misterius pada Dee Dee.

“Mmm, kamu bilang Setra? Apa dia seperti ini?” kata Dee Dee

sambil menyerahkan foto kepada Nabila.

“Ya, dia seperti ini! Dari mana kamu tahu Dee?” Tanya Nabila

menyeringai.

“Dia adalah sahabatku dulu di sekolah ini, tapi dia meninggal

karena serangan jantung 3 tahun yang lalu,” jawab Dee Dee.

“serangan jantung? Bukannya dia meninggal karena tabrakan dengan truk 3 tahun lalu?” kata Nabila terkejut.

“Tidak kok. Kamu, kan 3 tahun lalu belum masuk sekolah ini dan

saat itu dia meninggal. Dia sekolah disini juga kok.” Jawab Dee Dee.

“Apa sekolah di sini, SD Tunas? Tapi, SD Bangsa itu kan tempat dia … Setra siapa engkau sebenarnya dan kenapa kau kenal aku?”

Tanya Nabila pada dirinya sendiri.

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Menggunakan
Tabel 3.2
Gambar 3.3
gambar triangulasi data sumber.
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hal inilah yang menjadi suatu ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul

Jenis aspal yang digunakan dalam penelitian ini ialah aspal dengan penetrasi 60/70 murni. Sebelum melakukan penelitian terhadap campuran dengan menggunakan steel slag ,

Selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang diselenggarakan di PRFM, terdapat dua jenis kegiatan yang sering dilaksanakan selama pelaksanaan PKL, dua jenis kegiatan

Sehubungan dengan kegiatan E-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Pengadaan dan Perbaikan Guadrail pada Ruas Jalan Tol Cabang Jakarta

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202/PMK.07/2013

input adalah jumlah sisa perkara perdata tahun sebelumnya yang harus diselesaikan pada tahun berjalan.. output adalah jumlah sisa perkara perdata yang diselesaikan

Meskipun begitu/ Fatah mengakui/ fatwa yang sebenarnya masih ditujukan untuk kalangan internalnya ini/ akan diberlakukan secara bertahap/ dan tidak harus berhenti