PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS
SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh : M. Winda Pintoko Rukmi
NIM : 071134048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS
SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh : M. Winda Pintoko Rukmi
NIM : 071134048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 November 2011 Penulis
MOTTO
Success is going from failure to failure without loss of
enthusiasm."(Keberhasilan berjalan dari kegagalan ke kegagalan tanpa kehilangan antusiasme)- Winston Churchill -
Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tak tersembunyi bagiMu – (mazmur 38:10)
Ya Tuhan, Engkau menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab semua yang kami kerjakan, engkaulah yang melakukan bagi kami. (Yesaya 26:12)
PERSEMBAHAN
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata dharma: Nama : M. Winda Pintoko Rukmi
Nomer Mahasiswa : 071134048
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :
“PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDN
GIRISEKAR GUNUNGKIDUL”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal : 28 November 2011 Yang menyatakan
ABSTRAK
PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
PADA MATA PELAJARAN IPS SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL
M. Winda Pintoko Rukmi 071134048
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan antusiasme siswa, (2) peningkatan kerja kelompok siswa, dan (3) peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SDN Girisekar Gunungkidul pada semester 2 tahun pelajaran 2010/ 2011 melalui pendekatan konstruktivisme media gambar pada mata pelajaran IPS materi K.D. mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan metode penelitian diskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 32 siswa. Instrumen penelitian meliputi pengamatan, wawancara guru, wawancara siswa dan tes prestasi belajar dengan 10 soal pilihan ganda pada setiap akhir siklus. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistic. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan analisis data distribusi pangamatan, wawancara guru, wawancara siswa dan nilai tes prestasi belajar pada akhir siklus, diperoleh hasil (1) ada peningkatan antusiasme siswa melalui pendekatan konstruktivisme dengan skor rata-rata siklus I sebesar 60,41, siklus II sebesar 81,16, dan siklus III sebesar 95,8 , (2) ada peningkatan untuk kerja kelompok siswa siklus I sebesar 55, siklus II sebesar 81,66 dan siklus III sebesar 93,33, (3) ada peningkatan hasil tes prestasi belajar siswa kelas V SDN Girisekar pada akhis siklus I sebesar 57,5 (40% memenuhi KKM 65), siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 64,4( 60% memenuhi KKM 65) dan pada siklus III nilai rata-rata sebesar 78,1 (80% yang mencapai KKM 65).
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF ENTHUSIASM, TEAM WORK AND STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH CONSTRUCTIVISM APPROACH
OF SOCIAL SCIENCE SUBJECT IN GIRISEKAR ELEMENTARY SCHOOL
M. Winda Pintoko Rukmi 071134048
The aim of this research was to know (1) the improvement of student enthusiasm, (2) the improvement of team work among students, and (3) the improvement of learning achievement of the fifth grade students in Girisekar Elementry School, in the second semester in the school year 2011/2012. This research used constructive approach with pictures as media in the social science subject. The material was describing the struggle of some heroes on the Dutch and Japanese colonial period.
The research was descriptive qualitutive Classroom Action Research. The subjects of this research were 32 fifth grade students of Girisekar Elementary school.the instruments used were some, observation sheets, teacher and, students interview sheets and a learning achievement test. The learning achievement test consisted of ten questions in the form of multiple choice and was given at the end of each cycle. Those instruments had been qualified on the basis of reability and validity based on statistical analysis. The data collection tecniques used in this research were observation, interview, and documentation.
The data distribution of observation, teacher interview, students interview and the learning achievement test at the end of cycle, showed that (1) There was an improvement of students enthusiasm though the use of constructivism approach with the average score of 60,41 in the first cycle, 81,16 in the second cycle, and 95,8 in the third cycle. (2) There is an improvement of students team work from 55 in the first cycle, 81,66 in the second cycle, and 93,33 in the third cycle. (3) There is an improvement of the students achievement test result of the fifth grade students of Girisekar elementary school from 57,5 (40% that achieve KKM.65) in the first cycle, 64,4 (60% that achieve KKM 65 in the second cycle) and 78,1 (80% that achieve KKM.65) in the third cycle.
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kudus karena senantiasa memberikan hikmat, kasih, untuk berjuang dengan penuh kesabaran. Berkat rahmat dan kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan motivasi dari berberapa pihak, dan sebagai ungkapan rasa syukur atas kasih-Nya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma yang memotivasi sehingga penulis semangat menyelesaikan skripsi ini..
4. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku dosen pembimbing II, terimakasih banyak atas saran, perhatian dan kesabaran dalam membimbing sehingga penyususnan skripsi ini dapat selesai.
5. Al. Rispadmiyati, S.Pd., selaku kepala sekolah SDN Girisekar yang memberikan ijin penelitian dan dukungan kepada penulis.
6. Suprapti, S.pd., selaku wali kelas V SDN Girisekar yang memberikan kesempatan dan sukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Siswa- siswi kelas V SDN Girisekar yang bersedia menjadi subjek penelitian.
8. Bapak Ant. Kartono dan Ibu Al. Rispadmiyati, yang selalu memberikan doa, cinta, nasihat, dan dukungan bagi penulis. ,
9. Kakakku Mas Risna dan Mbak Lia yang memberikan motivasi bagi penulis.
10. Teman- teman seperjuangan Anin, Agnes, dan Daniel yang selalu berbagi pengetahuan, semangat dan cinta kasih kepada penulis.
11.Sahabatku Indira, Anno dan Ina yang memberikan semangat, dan dukungan bagi penulis.
12.Teman-teman PGSD SI pagi terimakasih atas kebersamaan yang menyenangkan selama kuliah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik dari semua pihak untuk penelitian yang lebih baik lagi. Besar harapan penulis karya ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 14 November 2011 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 4
1.3 Perumusan Masalah ... 5
1.4 Batasan Istilah ... 5
1.5 Pemecahan Masalah ... 6
1.6 Tujuan Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Teori-teori yang relevan ... 9
2.1.1.1 Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran ... 6
2.1.1.2 Media Pendidikan ... 15
2.1.1.3 Pengertian Antusiasme ... 19
2.1.1.4 Pengertian Kerja Kelompok ... 20
2.1.1.5 Pengertian Prestasi Belajar ... 21
2.2 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 29
2.3 Kerangka Pikir ... 33
2.4 Hipotesis Tindakan ... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Subjek Tindakan ... 35
3.1.1 Subjek Penelitian ... 35
3.1.2 Waktu Penelitian ... 35
3.1.3 Lokasi Penelitian ... 36
3.1.4 Objek Penelitian ... 36
3.2 Desain Penelitian ... 37
3.3 Rencana Tindakan ... 40
3.3.1 Persiapan ... 40
3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 41
3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data ... 48
3.4.1 Instrumen Penelitian ... 48
3.6 Uji Beda ... 55
3.7 Uji Reliabilitas ... 56
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1. Pra Penelitian Tindakan Kelas ... 63
4.2 Hasil Penelitian ... 64
4.2.1 Siklus I ... 65
4.2.2 Siklus II ... 74
4.2.3 Siklus III ... 84
4.3 Rangkuman ... 94
4.4 Pembahasan ... 104
4.5 Keterbatasan Penelitian ... 112
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 114
5.2 Saran ... 115
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literatur Map dari Penelitian- Penelitian Sebelumnya ... 32
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin ... 38
Gambar 4.1 Grafik uji normalitas prestasi belajar siklus I... 99
Gambar 4.2 Grafik uji normalitas prestasi belajar siklus II ... 100
Gambar 4.3 Grafik uji normalitas prestasi belajar siklus III ... 100
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 36
Tabel 3.2 Rencana Banyaknya Siklus ... 39
Tabel 3.3 Rencana Tingkat Keberhasilan ... 39
Tabel 3.4 Pengumpulan data dan instrument penelitian ... 50
Tabel 3.5 Hasil uji validitas butir-butir instrument soal pilihan ganda ... 54
Tabel 3.6 Uji Beda Soal Pilihan Ganda ... 56
Tabel 3.7. Hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda ... 59
Tabel 4.1 Data observasi antusiasme dan wawancara siswa siklus I ... 68
Tabel 4.2 Data Observasi kerja kelompok dan wawancara siswa siklus I ... 69
Tabel 4.3 Data Distribusi Nilai Tes Hasil Prestasi Belajar Siklus I ... 71
Tabel 4.4 Perubahan Nilai Rata-Rata Akhir Siklus I ... 74
Tabel 4.5 Data Observasi antusiasme dan wawancara Siswa Siklus II ... 77
Tabel 4.6 Data Observasi kerja kelompok dan wawancara siswa siklus II ... 79
Tabel 4.7 Data Distribusi nilai tes prestasi belajar siswa siklus II ... 81
Tabel 4.8 Perubahan nilai rata-rata siklus II ... 83
Tabel 4.9 Data observasi antusiasme dan wawancara siswa siklus III ... 87
Tabel 4.10 Data Observasi Kerja Kelompok dan wawancara siswa siklus III .. 88
Tabel 4.11 Data Distribusi tes prestasi belajar siswa siklus III... 90
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. SILABUS Lampiran 2. RPP Lampiran 3. LKS
Lampiran 4. KISI-KISI SOAL Lampiran 5. SOAL EVALUASI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan
masalah, definisi operasional, pemecahan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian. Ketujuh bagian tersebut diuraikan dalam subbab-subbab berikut.
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan sosial atau IPS adalah salah satu mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah dasar. Cara pandangnya bersifat terpadu, artinya
bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan
mata pelajaran- mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu
manusia dan hubungannya dengan lingkungan tempat tinggal manusia.
Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang
pendidikan dasar, menengah dan tingkat atas, karena siswa sebagai anggota
masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal
masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronika,
maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah
masyarakat. Dengan pembelajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya di
lingkungan masyarakat.
Proses pembelajaran IPS di SD Negeri Girisekar disajikan secara
menyenangkan sehingga dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar
dengan baik dan bersemangat. Sebagaimana diketahui bahwa metode
mengajar merupakan sarana komunikasi guru dengan siswa di dalam kegiatan
belajar mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan
metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat materi pelajaran
dengan kemampuan guru dalam memahami, menguasai dan melaksanakan
metode tersebut.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar dari hasil
wawancara peneliti dengan Guru kelas berkesan kurang menarik serta
membosankan. Seringkali guru hanya membacakan cerita atau hanya
membacakan materi dari buku tertulis dan langsung menutup pelajaran karena
terkadang materi tidak bisa dikembangkan ke variasi pembelajaran.
Terkadang guru berfikir mengajar IPS itu mudah tanpa mengetahui
pemahaman siswa. Mata Pelajaran IPS juga mengesankan sebagai mata
pelajaran hafalan tanpa mereka pahami materi yang mereka dapat.
Pembelajaran IPS terkadang hanya disampaikan dengan metode ceramah.
Siswa dapat memahami IPS itu sendiri dengan membaca namun terkadang
para siswa malas membaca materi IPS. Dalam permasalahan ini hal yang
dan tepat.seorang guru juga harus bisa memilih model pembelajaran yang
tepat pada setiap materi.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Guru SD Girisekar Panggang
pada bulan Oktober 2010, Beliau mengatakan bahwa anak didiknya masih
merasa kesulitan mempelajari kompetensi dasar mendeskripsikan perjuangan
para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Hal ini
disebabkan karena siswa kurang mampu menghafal dengan baik tokoh-tokoh
pahlawan yang sudah berjuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Antusiasme membaca dan belajar anak kurang, padahal dengan membaca
anak akan mendapatkan pengetahuan IPS. Terkadang pembelajaran terkesan
membosankan karena kurangnya inovasi pembelajaran yang berbeda seperti
belajar dengan kelompok-kelompok. Pembelajaran yang ada terpaku pada
pembelajaran ceramah sehingga siswa ,cenderung belajar secara individual
tidak bisa bekerjasama dalam kelompok. Hal itu berdampak pada hasil
ulangan kompetensi dasar mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sekolah menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran IPS 65. Sedangkan pada kenyataannya
dari kelas V SD Girisekar tahun pelajaran 2009/2010 dengan siswa berjumlah
30 anak, hanya 30% anak yang memenuhi KKM. Kemungkinan penyebab
dari keadaan tersebut yaitu karena guru hanya meminta siswa untuk
Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dan perhatian pada
mata pelajaran IPS siswa SD Negeri Girisekar, peneliti mencoba
menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan media
gambar. Hal ini dimaksudkan supaya prestasi belajar siswa dapat meningkat
karena dengan menggunakan pendekatan ini, siswa akan menggali dan
membangun sendiri pengetahuannya dengan bantuan media gambar. Sehingga
pengetahuan yang diperoleh disertai dengan pemahaman dan bukan
semata-mata bersifat hafalan. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa
akan tertanam secara permanen, dan pada akhirnya diharapkan antusiasme,
kerja kelompok dan prestasi belajar siswa SD Negeri Girisekar dalam
kompetensi dasar mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang akan meningkat.
1.2 Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPS kelas V
semester genap SD Negeri Girisekar dengan pendekatan konstruktivisme yang
dibatasi dengan media gambar pada kompetensi dasar 2.1 “mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang”,
1.3 Perumusan Masalah
Atas dasar latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yang
muncul dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan
konstruktivisme media gambar dapat meningkatkan antusiasme dalam
mengikuti proses pembelajaran siswa SDN Girisekar kelas V mata
pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?
2. Apakah penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan
konstruktivisme media gambar, dapat meningkatkan kerja kelompok
siswa SDN Girisekar kelas V mata pelajaran IPS semester 2 tahun
pelajaran 2010/2011?
3. Apakah penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan
konstruktivisme media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa SDN Girisekar kelas V mata pelajaran IPS semester 2 tahun
pelajaran 2010/2011?
1.4 Batasan Istilah
Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir mengenai istilah-istilah
kunci dalam penelitian ini, maka dijelaskan seperti di bawah ini:
a. Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan pembelajaran
semester 2 tahun pelajaran 2010/2011membangun sendiri pengetahuanya
dengan bimbingan guru.
b. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
kedalam bentuk dua dimensi, sebagai curahan ataupun pikiran yang
bermacam-macam seperti lukisan, potret yang dipakai dalam penelitian ini
di SDN Girisekar kelas V semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.
c. Antusiasme adalah kegairahan yang kuat siswa SDN Girisekar kelas V
semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 terhadap salah satu sebab atau
subyek; semangat atau minat yang berapi-api gelora semangat, minat
besar terhadap sesuatu.
d. Kerja kelompok adalah suatu kegiatan belajar- mengajar dimana siswa
SDN Girisekar kelas V semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 dalam suatu
kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas
kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu.
e. Prestasi Belajar Siswa adalah hasil aktivitas belajar siswa SDN Girisekar
kelas V semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 yang diaktualisasikan ke
dalam angka atau dapat dilihat dari pencapaian skor yang diperoleh
berdasarkan tes tertulis objektif yang berjumlah 30 soal pilihan ganda.
1.5 Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kontriktivisme media gambar diharapkan mampu meningkatkan
antusiasme, kerja kelompok dan prestasi belajar dengan cara siswa
menemukan pengetahuan melalui aktivitasnya sendiri.
1.6 Tujuan Penelitian
Dari judul serta rumusan masalah diatas maka penelitian ini
mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Meningkatkan antusiasme dalam mengikuti proses pembelajaran
siswa SDN Girisekar kelas V dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme media gambar pada mata pelajaran IPS semester 2
tahun pelajaran 2010/2011.
2. Meningkatkan kerja kelompok siswa SDN Girisekar kelas V
dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme media gambar
mata pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.
3. Meningkatkan prestasi belajar siswa SDN Girisekar kelas V
dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme media gambar
mata pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.
1.7 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tentang peningkatan prestasi belajar IPS Sejarah
1. Manfaat Teoritis,
Apabila penelitian ini dapat diterima kebenarannya oleh Guru, Kepala
Sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya, diharapkan dapat
menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan sumbangan
informasi yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang
masalah sejenis guna penyempurnaan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis.
a. Manfaat bagi guru
Pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran ini dapat dijadikan
alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran IPS serta dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi atau
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II ini diuraikan segala sesuatu yang mendasari teori penelitian, yaitu
kajian pustaka membahas teori-teori yang relevan ,dan penelitian sebelumnya yang
berisi pengalaman penelitian yang pernah ada. Selanjutnya dirumuskan dalam
kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian yang berisi dugaan sementara atau
jawaban sementara dari perumusan masalah penelitian. Berikut landasan teori :
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Relevan
2.1.1.1 Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran
1) Pengertian Pendekatan Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah sebuah filsafat yang mulai berkembang pesat
sejak dua puluh tahun belakangan ini. Filsafat ini sangat berpengaruh dalam
dunia pendidikan, terutama sistem belajar mengajar. (Suparno, 1997:85),
konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang secara ringkas
menjelaskan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang.
Maksudnya adalah seseorang dapat membangun pengetahuannya sendiri baik
2) Karakteristik Pendekatan konstruktivisme
Winataputra (2007: 6.19) berpendapat beberapa karakteristik yang
juga merupakan prinsip dasar perspektif konstruktivisme dalam pembelajaran
adalah :
a) Mengembagkan strategi alternatifuntuk memperoleh dan menganalisis
informasi
b) Dimungkinkan prespektif jamak (multiple prespective) dalam proses
belajar
c) Peran siswa utama dalam proses belajar, baik dalam mengatur atau
mengendalikan proses berpikirnya sendiri maupun ketika berinteraksi
dengan lingkungan
d) Peranan pendidik/guru lebih sebagi tutor, fasilitator dan mentor untuk
mendukung kelancaran dan kebehasilan proses belajar siswa
e) Pentingnya kegiatan belajar dan evaluasi belajar yang otentik
3) Langkah-Langkah Dalam Pendekatan Konstruktivisme
Menurut sidig (2008) bahwa pembelajaran konstruktivisme meliputi empat
tahapan yaitu:
a. apersepsi : mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi
sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat
b. eksplorasi : siswa mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep
menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari dugaan sementara yang
dikemukakan pada tahap sebelumnya, melalui manipulasi benda langsung.
c. Diskusi dan penjelasan langsung : siswa mengkomunikasikan hasil
penyelidikan dan temuannya. Guru menjadi fasilitator dalam menampung
dan membantu siswa menbuat kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak
dengan pendapat kelompok lain serta memotivasi siswa mengungkapkan
alasan dari kesepakatan tersebut melalui kegiatan Tanya jawab.
d. Pengembangan dan aplikasi : guru memberikan penekanan terhadap
konsep-konsep esensial, kemudian siswa membuat kesimpulan melalui
bimbingan guru dan menerapkan pemahaman konseptual yang telah
diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui pengerjaan tugas.
a. Tahap Persiapan
1. Mempersiapkan bahan yang mau diajarkan
2. Mempersiapkan alat-alat peraga atau praktikum yang akan
digunakan
3. Mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang siswa
aktif belajar
4. Mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan
siswa
b. Tahap Pelaksanaan
1. Mengajak siswa aktif belajar
2. Siswa dibiarkan bertanya
3. Menggunakan metode ilmiah dalam proses penemuan sehingga
siswa merasa menemukan sendiri pengetahuan mereka
4. Mengikuti pikiran dan gagasan siswa
5. Menggunakan variasi metode pembelajaran seperti studi kelompok
studi diluar kelas dan atau diluar sekolah
6. Mengadakan praktikum terpimpin maupun bebas
7. Tidak mencerca siswa yang berpendapat salah atau lain
8. Menerima jawaban alternative dari siswa
9. Kesalahan konsep siswa ditunjukkan dengan arif
10.Menyediakan data kontradiktif untuk menantang siswa berfikir
11.Siswa diberi waktu berpikir dan merumuskan gagasan mereka
12.Siswa diberi kesempatan untuk mencari pendekatan dan caranya
sendiri dalam belajar dan menemukan sesuatu
13.Evaluasi yang kontinyu dengan segala prosesnya
4) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme
Menurut Sidik (2008)
1. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara
eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi
gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan
penjelasan tentang gagasan.
2. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman
yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau
rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar
siswa mamperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan
memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa
terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang
fenomena yang menantang siswa.
3. Pembelajaran konstruktivismemeberi siswa kesempatan untuk
berfikir tentang pengalamannya. Hal ini dapat mendorong siswa
berfikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan
teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.
4. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme member kesempatan
kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong
untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan
berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan
5. Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk
memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari
kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
6. Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar
yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan,
saling menyimak, dan mnghindari kesan selalu ada satu jawaban
yang benar.
b. Kelemahan pendekatan Konstruktivisme
1. Siswa mengonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa
hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para
ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
2. Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun
pengetahuaannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang
lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang
berbeda-beda.
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua
sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan
5) Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran
Konstruktivisme adalah sebuah filsafat namun juga merupakan
pendekatan dalm pembelajaran. Dikatakan demikian karena isi dari
konstruktivisme yang menekankan pada pembentukan pengetahuan melalui
pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Ini berarti dalam
proses pembelajaran siswa sebagai pembangun pengetahuan, sedangkan guru
sabagai fasilitator dan mediator. Guru hanya bertugas menyediakan fasilitas
berupa kegiatan, alat peraga atau apapun yang dapat memancing siswa untuk
berpikir dan membangun pengetahuan yang baru. Dalam hal ini siswa bebas
berpikir dan mengungkapkan pendapat sesuai dengan pemahaman yang
mereka dapatkan dari kegiatan belajar. Untuk itu, guru harus dapat mengerti
dan menghargai pemikiran siswa.
2.1.1.2 Media Gambar
Menurut Sumantri (2001:157) media ini adalah hasil potretan dari
berbagai peristiwa dan kejadian , obyek yang dituangkan dalam bentuk
gambar-gambar, garis, kata-kata, symbol-simbol maupun gambaran.
Gambar mati adalah gambaran dari sesuatu yang berupa hasil lukisan,
potret, ataui cetakan yang tidak dapat bergerak, dengan bentuk dua
Menurut Sumantri (2001:165-166)Fungsi media photo atau gambar
antara lain: menjelaskan suatu fakta yang berupa peristiwa/kejadian,
keadaan. Keunggulan dari media gambar tersebut antara lain; dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, murah dan gampang digunakan,.
Adapun kelemahan dari media gambar antara lain; tidak dapat dirasakan
secara nyata suasana sebenarnya, menekankan kemampuan indra
penglihatan, untuk kela syang jumlah peserta didiknya besar, sangat sulit
karena terbatas ukurannya, dapat hilang, mudah rusak, dan mudah musnah
bila tidak dirawat dengan baik, sehingga memerlukan perawatan yang
internal.
3. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas V SD
a.Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah telah tentang manusia dan
dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan
sesamanya. Interaksi dengan manusia lain saat ini pun sudah sangat cepat dan
lancar dengan adanya kemajuan tegnologi. Aspek dari pembelajaran IPS dibagi
atas beberapa aspek yaitu, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya.
Menurut Djodjo, dan kawan-kawan,(1992:5-6) ilmu pengetahuan
sosial (IPS) ,merupakan kajian yang sangat luas tentang manusia dan
segala aspek lingkungan dari suatu masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan
yang akan datang. Dalam berpusat tentang manusia IPS memperkenalkan
kepada siswa SD bahwa dalam hidup bersama dituntut rasa tanggungjawab dan
kepekaan sosial. Pelajaran IPS diberikan kepada siswa SD sebagai upaya
menyiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik (djodjo, dan kawan-kawan,
1992:5-6)
Siswa SD pada kelas V telah diajarkan materi IPS sabagai
pembelajaran terpadu anatra lain: sejarah, ekonomi, geografi, antropologi, dan
sosiologi.
b. Kompetensi Dasar 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Penjajah sempat menduduki Negara kita sebelum merdeka antara lain
Belanda dan jepang sampai akhirnya ada peristiwa Pergerakan Nasional yang
memebawa bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Penjajah Belanda di
Indonesia selama 3,5 abad, dimulai dari tujuan untuk mencari
rempah-rempah, menyebarkan agama, serta kemudian berusaha menguasai wilayah
Indonesia yang masih berbentuk pemerintahan kerajaan-kerajaan. Belanda
menindas rakyat Indonesia dengan cara memonopoli perdangan hasil bumi,
memberlakukan kerja paksa, meninggikan pajak dan sewa tanah, dan
kesengsaraan tersebut rakya Indonesia berusaha melawan kekejaman
pemerintahan belanda di antaranya adalah Perlawanan Sultan Agung,
Trunojoyo, Untung Suropati, Perang Maluku, Perang Diponegoro, Perang
Bali, Perang Banjar, Perang Aceh, Perang Sisingamangaraja, Perang Lombok,
dan Perang Padri.
Lepas dari penjajahan Belanda, datanglah bangsa Jepang yang pada
awalnya disambut gembira oleh rakya Indonesia karena dianggap akan
melepaskan belenggu penjajahan Beland, pada akhirnya bangsa Indonesia
dikuasai oleh Bangsa Jepang. Jepang menguasai Indonesia selama 3,5tahun.
Pada awal kedatangan Jepang , pemerintahan jepang banyak menjanjikan dan
memeberikan banyak kemudahan bagi bangsa Indonesia dengan tujuan
mengambil simpati dan dukungan rakyat. Bentuk-bentuk penjajahan Bangsa
Jepang setelah mendapat kepercayaan rakyat antara lain: merampas hasil
pertanian rakyat, mengawasi media massa, memaksa rakyat menanam jarak,
memaksa pemuda-pemuda untuk menjadi romusha. Kekuasaan jepang yang
dianggap dapat menlepaskan rakyat dari keterpurukan justru membawa
penderitaan yang sangat berat bagi rakyat. Rakyat Indonesia akhirnya
melakukan perlawanan, contohnya perlawanan di Cot Plien (Aceh),
Kaplongan, Lohbener, dan Singaparna (Jawa Barat), perlawan Peta di Gumilir
(Cilacap, Jawa Tengah), dan Perlawanan Peta di Blitar (Jawa Timur).
Indonesia mulai menyadari bahwa penderitaan sudah sangat panjang
penjajahan tidak hanya denmgan jalur perang tapi bisa dilakukan lewat
organisasi. Maka mulai bermunculan organisasi- organisasi yang memiliki
cita-cita melepaskan bangsa Indonesia dari penjajahan. Inilah yang disebut
masa kebangkitan nasional atau pergerakan nasional. Para pelopor
kebangkitan nasional antara lain R.A. Kartini, Dr. Sutomo, Dewi Sartika, Ki
Hajar Dewantara, Danudirja Setiabudi, Cipto Mangunkusumo, Ahmad
Dahlan, Wahid Hasyim, dan Samanhudi. Puncak kebangkitan nasional adalah
ketika para pemuda mengucapkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928. Saat itu para pemuda mengikrarkan satu bangsa, satu tanah air, dan satu
bangsa.
2.1.1.3 Pengertian Antusiasme
Antusiasme (enthusiasm) berasal dari bahasa Yunani
kuno “entheos” yang berarti “Tuhan di dalam” dan antusias berarti
“diilhami dari Tuhan”.Menurut kamus Webster, antusiasme berarti
"kegairahan yang kuat terhadap salah satu sebab atau subyek; semangat
atau minat yang berapi-api; kegairahan." Sikap antusias membawa kita
pada pikiran, perasaan dan tindakan yang positif. Sikap antusias
menimbulkan gairah positif yang meningkatkan kualitas hubungan dengan
orang lain, membuat kita lebih terbuka terhadap ide-ide atau peluang baru
dan bahkan meningkatkan kualitas kesehatan kita. Sikap antusias juga
yang dirtimbulkan dari sikap antusias tersebut yang akan mendukung
proses pembelajaran berlangsung.
2.1.1.4 Pengertian Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah dimana anak didik dalam suatu kelompok
dipandang sebagai suatu kesatuan tersendiri untuk mencari satu tujuan
pelajaran yang tentu dengan bergotong royong (sagala, 2003:215)
Moejiono sebagaimana dikutib oleh sumantri (1999:148), menyatakan
bahwa kerja kelompok merupakan format belajar yang menitikberatkan
kepada interaksi antar anggota guna menyelesaikan tugas belajar secara
bersama-sama.
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar
mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu
kelompok atau dibagi atas kelompok- kelompok kecil untuk mencapai
suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja
kelompok dapat dipakai untuk mencapai bermacam-macam tujuan
pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa factor misalnya
tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas
2.1.1.5 Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:700)
prestasi adalah “hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya”. Poerwadarminta (2002:768) adalah “hasil
yang telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”. Menurut
Winkel (1991:162) “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang
dicapai”. Menurut Hamalik (1986:40-41)” belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan ”
Pengertian belajar menurut para ahli diantaranya :
a) Belajar menurut Ratna Lilis Dahar (1989:21) belajar didefinisikan sebagai
perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman.
b) Belajar menurut Masidjo (1996:13) yang dimaksud belajar pada siswa
adalah suatu proses perubahan aktivitas mental yang sadar tujuan, yang
terjadi dalam interaksi aktif dengan lingkungan dalam jangka waktu
tertentu, sehingga diperoleh tingkah laku baru yang bersifat menetap.
c) Belajar menurut Natawidjaja dan Moleong (1985:7) adalah “suatu proses
perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang”.
d) Hamalik (2003:52) mengatakan belajar adalah modifikasi untuk
memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu
proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
e) Menurut Winkel (1987:36) “belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
mneghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
ketrampilan dan nilai-sikap.”
f) Ali Imron (1996:3) mendefinisikan belajar dalam empat pandangan.
Pertama, dari sudut Psikologi-Behavioristik, menurut pandangan ini
belajar dilaksanakan dengan control instrumental dari lingkungan. Kedua,
dari sudut psikologi humanistic menyatakan bahwa belajar dapat
dilakukan sendiri oleh siswa, dengan demikian siswa dapat menemukan
sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru. Ketiga,
menurut sudut pandang psikologi-kognitif, belajar merupakan perpaduan
dari usaha pribadi dengan control instrumental yang berasal dari
lingkungan. Keempat, dari sudut pandang psikologi-Gestalt, belajar
adalah usaha yang bersifat totalitas dari individu.
g) Menurut Skinner (1994:9) “belajar adalah suatu perilaku.” Pada saat orang
belajar, maka responnya akan menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak
belajar maka responnya menurun.
h) Gagne berpendapat (1994:10) “belajar merupakan kegiatan yang
kompleks.” Setelah belajar orang mempunyai pengetahuan, sikap dan
nilai.
i) Dalam Peaget (1994:13) “belajar meliputi tiga fase.” Fase-fasenya itu
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh beberapa perubahan
tingkah laku yang relatif tetap sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman
dengan lingkungannya untuk mendapatkan pengetahuan baru
Menurut Masidjo (1995:38-41) adalah hasil proses belajar yang khas yang
dilakukan dengan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran dari hasil
proses belajar yang merupakan kemampuan actual yang diperoleh sewaktu
mempelajari suatu bahan pelajaran. Sejumlah perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap dalam proses belajar mengajar dapat
diketahui. Tingkat keberhasilan dalam mengikuti proses pembelajaran diukur
dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian sifat suatu obyek dalam
kegiatan belajar yang khas, yang dilakukan dengan secara sengaja dalam
bentuk pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, dan nilai. Proses
pengukuran itu dilaksanakan dalam suatu tes evaluasi hasil belajar (Masidjo
1995:38-41).
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah
mengikuti pelajaran di sekolah sehingga terjadi perubahan dalam dirinya
dengan melihat hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan oleh guru setelah mengikuti asessment atau penilaian dan
evaluasi. Penilaian dan evaluasi ini digunakan untuk mengukur prestasi
a) Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Masidjo (2009:11) dalam psikologi belajar dan pembelajaran,
faktor-faktor yang berpengaruh dalam belajar di sekolah antara lain:
1. Faktor Eksternal
1) Faktor Kemampuan Mengajar Guru
a. Seorang guru bidang studi/ kelas yang baik harus menguasai
kemampuan dasar keguruan. Salah satunya adalah kemampuan dasar
professional, yang meliputi antara lain kemampuan mengelola
program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya
atau secara khusus kemampuan mengajar.
b. Seorang guru bidang studi yang memiliki kemampuan mengajar yang
baik, tampak antara lain pada:
1. Kejelasan
a) Di dalam menerangkan bahan pelajaran dari mata
pelajaran yang diampunya
b) Pemberian tugas-tugas kepada para siswa
c) Didalam penggunaan metode mengajar yang bervariasi.
d) Didalam pengaturan penyelesaian tugas bersama
e) Didalam penyesuaian diri terhadap kelas
2. Gaya memimpin
a) Gaya otoriter dimana dominasi terletak pada guru. Gaya
ini penting untuk belajar pengetahuan dan pemahaman,
jika jumlah siswa besar, dan taraf perkembangan
intelegensi siswa-siswi termasuk biasa saja, serta guru
memandang sebagai obyek.
b) Gaya Demokratis, dimana corak interaksinya ditentukan
bersama secara partisipasif, yang tampak pada penyerahan
tanggungjawab dan pengelolaan belajar, berlatih mandiri
dalam belajar, siswa-siswa percaya diri dan
pengembangan pola interaksi
c) Gaya lepas dimana corak interaksinya ditentukan
sepenuhnyaoleh siswa. Maka guru hanyalah sebagai
pendamping belajar bukan pembimbing belajar, siswa
dibiarkan belajar sendiri, suasana belajar bisa menjadi
kacau.
2) Faktor Lingkungan
Faktor ini dapat berupa situasi ekonomis, politik, sosio-budaya,
keadaan cuaca dan sebagainya, yang dapat berdampak positif/ negative
seperti kondisi psikologis/fisiologis yang kadang-kadang di luar
penyesuaian diri yang realistik tahan uji, tak mudah menyerah dan tetap
berusaha.
3) Faktor Pengelola Kelas
Yang dimaksud adalah peran guru dan sebagainya sebagai pribadi
yang tampak dalam penghayatan nilai sewaktu melaksanakan tugas,
kehadiran di kelas, penuh inisiatif, peduli akan keadilan, dan sebagai motivasi
kerja yang rela berkurban demi sesama.
2. Faktor internal
1) Ingatan
Ingatan sangat penting bagi kehidupan siswa. Karena dengan ingatan
memungkinkan siswa memperoleh berbagai informasi, kesan atau pengetahuan
yang diperoleh dari massa lampau dan telah disimpan dengan baik dan siap
disadarkan kembali jika diperluka. Ingatan adalah suatu aktifitas dimana
individu menyadari bahwa kesan-kesan atau informasi atau pengetahuan yang
pernah diketahuinya berasal dari masa lampau. Ingatan terdiri dari beberapa
a) Fase Fiksasi
Fiksasi merupakan aktivitas menerima kesan dan informasi yang
disadari yang terjadi dengan spontan atau disengaja melalui
indera-indera.
b) Retensi
Retensi adalah fase penyimpanan atau pengendapan pesan yang tidak
disadari.
c) Evokasi
Evokasi adalah fase dengan kesan menyimpan, disadarkan atau
dipanggil kembali kea lam sadar karena telah dibutuhkan.
2)Berfikir
Berfikir adalah suatu aktifitas kognitif individu yang berupa proses
simbolis yang menghasilkan pengertian dan konsep. Jadi semakin berkembang
kemampuan berfikir siswa, akan makin berpengaruh positif terhadap belajar
siswa, sehingga dimungkinkan pencapaian hasil belajar yang optimal.
3)Intelegensi
Kecerdasan berfikir atau juga sering disebut dengan intelegensi adalah
dalam tingkah lakunya yang terarah pada penyesuaian diri terhadap segala
situasi baru yang mengandung masalah.
4) Perasaan-Sikap-Minat
a. Perasaan
Perasaan adalah suatu aktifitas psikis dimana didalamnya subyek
menghayati nilai-nilai suatu obyek.
b. Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan dalam diri seseorang untuk
menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap
obyek itu sebagai suatu obyek yang berharga/baik atau tidak
berharga/tidak baik.
c. Minat
Minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri
subyek dimana ia merasa tertarik pada suatu hal dan merasa senang
bersama dengan hal tersebut.
5) Motivasi
Motivasi adalah suatu kebutuhan yang mendorong atau menggerakkan
atau mengusahakan tingkah laku belajar siswa kea rah pencapaian tujuan
beajar. Peranan dari motovasi belajar adalah memberikan dorongan dan
semangat belajar pada siswa, sehingga siswa mempunyai banyak motivasi
belajar dan energi untuk melangsungkan kegiatan belajarnya.
2.2 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang antusiasme, kerja
kelompok,prestasi belajar siswa, konstruktivisme dan mata pelajaran IPS dalam
pembelajaran:
1. Aliza (2007) meneliti peningkatan prestasi belajar IPS sejarah melalui model
pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas VIII SMPN Doro
Pekalongan. Subjek terdiri dari 41 siswa. Variasi penerapan model
pembelajaran ini dapat juga menghindari kebosanan siswa dalam mengikuti
pembelajaran sejarah sehingga prestasi belajar siswa meningkat dari 66%
menjadi 85,5 %. Nilai rata-rata meningkat dari siklus I yaitu 69 menjadi
berkisar 85,5 pada siklus II.
2. Kustanto, fredy (2010) meneliti peningkatan antusiasme siswa dalam
pembelajaran matematika melalui metode participatory learning pada pokok
bahasan bangun ruang sisi datar kelas VIII SMPN 6 Wonogiri. Subjek terdiri
dari 32 siswa. (1) siswa merespon pelajaran sebelum tindakan sebesar 12,5%,
sesudah tindakan naik menjadi 53,125 % (2) siswa memperhatikan pelajaran
(3) siswa yang berkonsentrasi dalam pelajaran, sebelum tindakan sebesar
37,5%, sesudah tindakan naik menjadi 84,375%, (4) kemauan siswa dalam
pelajaran, sebelum tindakan sebesar 34,375%, sesudah tindakan naik menjadi
71,875%, (5) kesadaran siswa dalam pelajaran, sebelum tidakan sebesar 25%,
sesudah tindakan naik menjadi 68,75%.
3. Sukmawati (2011) meneliti hubungan antara antusiasme berprestasi dengan
kemampuan menghadapi tantangan pada siswa SMK. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui 1) hubungan antara antusiasme berprestasi dengan
kemampuan menghadapi tantangan; 2) sumbangan antusiasme berprestasi
terhadap kemampuan menghadapi tantangan; 3) aspek antusiasme berprestasi
yang berpengaruh paling tinggi terhadap kemampuan menghadapi tantangan;
4) tingkat antusiasme berprestasi dan kemampuan menghadapi tantangan
subjek penelitian. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara
antusiasme berprestasi dengan kemampuan menghadapi tantangan pada siswa.
Subjek penelitian adalah siswa SMK Negeri 1 Juwiring terdiri 80 siswa yaitu
dan siswa SMK Muhammadiyah Delanggu dengan sebanyak 77 siswa,
sehingga jumlah keseluruhan siswa sebagai sampel penelitian adalah 157
siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu skala antusiasme
berprestasi dan skala kemampuan menghadapi tantangan, teknik analisis data
menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil perhitungan teknik
sebesar = 0,417, p = 0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan ada korelasi
positif yang sangat signifikan antara antusiasme berprestasi dengan variabel
kemampuan menghadapi tantangan. Artinya semakin tinggi antusiasme
berprestasi maka semakin tinggi pula kemampuan menghadapi tantangan.
Nilai koefisien determinan (RSquared) = 0,174, menunjukkan bahwa
antusiasme berprestasi memberikan sumbangan terhadap kemampuan
menghadapi tantangan = 17,4%. Dari analisis Stepwise diketahui variabel
antusiasme berprestasi aspek yang paling dominan terhadap variabel
kemampuan menghadapi tantangan adalah aspek kekuatan antusiasme (rx2y =
0,423, p = 0,000). Antusiasme berprestasi pada subjek penelitian tergolong
sedang ditunjukkan oleh mean empirik (ME) = 82,54 dan mean hipotetik
(MH) = 90. Kemampuan menghadapi tantangan berada pada kategori sedang,
ditunjukkan oleh mean empirik (ME) = 87,68 dan mean hipotetik (MH) = 95.
4. Maryudani (2010) meneliti tentang peningkatan prestasi belajar dalam mata
pelajaran IPS dengan teknik mind mapping siswa kelas V SDK Kintelan.
Subjek berjumlah 32 siswa. Siklus I mengalami peningkatan rata-rata 69 dari
kondisi awal 50,42 dan siklus II nilai rata-rata mencapai 80.
5. Bisri (2009) dalam peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada mata
pelajaran IPS semester I di SD Negeri Bukir, Kecamatan Gadingrejo Kota
Pasuruan Tahun 2008-2009. Dalam penelitian tersebut siklus I ketuntasan
II ketuntasan belajar siswa mencapai 96% dari 28 siswa dengan nilai rata-rata
81,4. Berikut ini literatur dari penelitian-penelitian sebelumnya:
Gambar 1: Literatur Map dari Penelitian- Penelitian Sebelumnya. Antusiasme dan Kerja
Kelompok Prestasi belajar dalam Mata Pelajaran IPS
Peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS Maryudani (2010) Peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS Aliza (2007)
Peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS
2.3 Kerangka Pikir
Penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran
berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa. Hal itu disebabkan
karena pada pendekatan ini menghendaki siswa untuk belajar lebih aktif dan
kritis untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan fasilitas yang diberikan
oleh guru dan pencarian pengetahuan sendiri yang tidak dibatasi dari sumber atau
media apa. Sehingga siswa dapat menemukan dan membengun pengetahuan
sendiri.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka, penelitian sebelumnya, dan kerangka berpikir
dalam penelitian tindakan kelas ini, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai
berikut :
1. Penggunaan pendekatan konstruktivisme media gambar meningkatkan
antusiasme dalam mengikuti proses pembelajaran siswa SDN
Girisekar kelas V mata pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran
2010/2011
2. Penggunaan Pendekatan konstruktivisme media gambar, dapat
meningkatkan kerja kelompok siswa SDN Girisekar kelas V mata
3. Penggunaan pendekatan konstruktivisme media gambar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa SDN Girisekar kelas V mata
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif
kualitatif jenis penelitian tindakan kelas meliputi setting penelitian dan subjek
tindakan, desain penelitian, rencana tindakan, instrument dan pengumpulan data, uji
validitas, uji reliabilitas, uji beda , dan teknik analisis data.
3.1 Setting Penelitian dan Subjek Tindakan
3.1.1 Subjek penelitian
Penulis memilih subyek penelitian pada siswa kelas V SD Negeri Girisekar
Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul Propinsi D.I. Yogyakarta yang
jumlahnya 32 siswa. Jumlah siswa laki-laki 15 dan jumlah siswa perempuan 17.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian didasarkan pada
program tahunan dan program semester SD Negeri girisekar maka penelitian
Tabel 3.1 : Rencana jadwal penelitian
No
.
Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sep Okt
1. Penyusunan Proposal
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Pengolahan Data
4. Penyusunan Laporan
5. Ujian Skripsi
6. Penulisan Artikel
3.1.3 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk memperoleh data penelitian yaitu SD Negeri
Girisekar , yang alamatnya di Dusun Blimbing Desa Girisekar Kecamatan
Panggang Kabupaten Gunungkidul Provinsi D.I. Yogyakarta.
3.1.4 Obyek penelitian
Peneliti ingin mengetahui Peningkatan prestasi belajar dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan media gambar pada mata
pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Girisekar Kecamatan Panggang
3.2 Desain Penelitian
a. Model Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan
kelas. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran (arikunto,2010:5). Proses penelitian ini dilakukan secara
berulang ulang dan dapat disebut sebagai penelitian berkesinambungan dalam
bentuk siklus (Arikunto, 2010:8). Penelitian ini menitikberatkan pada proses
belajar anak maka pengamatan dilangsungkan sedangkan hasil adalah
konsekuensi logis dari proses. Metode penelitian ini adalah diskriptif
kualitatif, dan didukung dengan data kuantitatif sebagai pelengkap.
Peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas model yang
dikembangkan oleh Kurt Lewin. Model penelitian ini dapat dilihat dalam
penelitian ini sesuai dengan Kurt lewin namun diadaptasi peneliti
dengan tiga siklus pembelajaran.
b. Rencana Banyaknya Siklus
Peneliti merencanakan penelitian dalam 2 siklus. Masing
masing siklus berjumlah 3 jp, 1 jp beralokasi waktu 35 menit. Dapat
dilihat dari Tabel II:
Tabel 3.2 : Rencana Banyaknya Siklus
Pembeda Siklus
Siklus I Siklus II Siklus III
Pembahasan Materi Penjajahan Belanda
8 Peserta Didik 6 Peserta Didik 4 Peserta Didik
Media Gambar dan film
sejarah
Gambar serta film sejarah
Gambar dan film sejarah
Waktu 3 Jp 3 Jp 3 Jp
c. Menentukan Keberhasilan
Peneliti merencanakan keberhasilan dalam setiap siklus sebagai
berikut:
Tabel 3.3: Rencana Tingkat Keberhasilah
No Peubah Indikator Kondisi
Awal
Target skor rata-rata pada akhir siklus
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
No Peubah Indikator Kondisi Awal
Target skor rata-rata pada akhir siklus
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 belajar siswa dalam
materi Mendeskripsikan Perjuangan Para Tokoh Pejuang Pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
3.3 Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini, penulis membagi menjadi 3 siklus setiap siklus terdiri 3
pertemuan :
3.3.1 Persiapan
a. Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD
untuk melakukan observasi
b. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V SD Negeri
Girisekar untuk mengadakan penelitian.
c. Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah
d. Mengkaji Kompetensi Dasar, mendiskripsikan materi pokok yaitu
perjuangan para penjajah
f. Menyusun Silabus tentang IPS pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
g. Menyusun RPP tentang IPS, mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
h. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)
i. Membuat instrumen pengamatan terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS mengenai Kompetensi Dasar mendeskripsikan perjuangan
para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
j. Menetapkan kondisi awal berdasarkan nilai pada tahun lalu yang
memenuhi KKM.
k. Melakukan ujicoba instrument penelitian berupa soal di SD Negeri
Girisekar pada kelas VI untuk 30 siswa.
l. Menguji validitas dan reliabilitas instrument penelitian pada SD Negeri
Girisekar, Blimbing, Girisekar, Panggang, Gunungkidul. Pada kelas VI,
jumlah 30 siswa.
3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus
a. Siklus 1
1) Perencanaan
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran, media pembelajaran,
dan LKS. Peneliti jua menyiapkan lembar pengamatan, wawancara guru
dan wawancara siswa serta instrument siklus I yang diberikan kepada
siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Apersepsi : Siswa diajak menyanyikan lagu “mengheningkan
cipta”
b) Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang gambaran
mengenai materi mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan jepang. Guru memfokuskan
kegiatan pembelajaran pada materi penjajahan Belanda.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, per kelompok
berjumlah 8 anak
e) Guru memberikan beberapa sub materi yang akan dibahas
perkelompok. Tentang Mendeskripsikan Perjuangan Para Tokoh
f) Siswa bersama guru menyebutkan alasan bangsa belanda datang ke
Indonesia dan sistem tanam paksa yang dilakukan pemerintahan
Kolonial Belanda dalam teknik mind mapping.
g) Siswa bersama guru membahas jawaban dari masing-masing
kelompok.
h) Siswa dibagi gambar tokoh, setiap kelompok mendapat 3 gambar
tokoh.
i) Anggota kelompok secara bergantian maju mencari penjelasan
mengenai gambar tokoh yang mereka dapat.
j) Kelompok mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
k) Siswa bersama guru membahas hasil presentasi.
l) Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan belajar yang telah
dilaksanakan bersama.
m) Siswa diberikan soal evaluasi secara individu berupa 10 item soal
pilihan ganda.
Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.
Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi. Setelah
pembelajaran berlangsung peneliti melakukan wawancara guru dan
kepada siswa.
4) Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,
kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses
pelaksanaan tindakan.
b. Siklus 2
Pertemuan I (3x35 menit)
1) Perencanaan
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran, media pembelajaran,
dan LKS. Peneliti jua menyiapkan lembar pengamatan, wawancara guru
dan wawancara siswa serta instrument siklus II yang diberikan kepada
siswa.
a) Apersepsi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b)Guru mengadakan apersepsi tentang materi mengenai jepang
c) Siswa secara berkelompok masing masing 6 orang.
d)Siswa bersama guru melakukan permainan bowling, dalam soal
bowling mencakup materi: Tujuan jepang datang ke Indonesia,
Organisasi bentukan Jepang, Penderitaan Bangsa Indonesia selama
masa penjajahan Jepang
e) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil permainan bowling.
f) Siswa dalam kelompok dibagikan puzzle berupa gambar tokoh
pejuang.
g)Siswa dalam kelompok menyusun puzzle tersebut ke dalam gambar
dan ditempel dikertas manila yang dibagikan guru.
h)Siswa membahas gambar yang mereka susun berupa: Nama tokoh,
Perjuangan Tokoh.
i) Siswa mempresentasikan hasil belajar kelompoknya di depan kelas.
j) Siswa bersama guru membahas hasil presentasi.
Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.
3) Pengamatan
Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi. Wawancara
terhadap guru dan siswa seusai pembelajaran.
4) Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,
kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses
pelaksanaan tindakan.
c. Siklus 3
Pertemuan I (3x35 menit)
1) Perencanaan
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran, media
pembelajaran, dan LKS. Peneliti jua menyiapkan lembar pengamatan,
wawancara guru dan wawancara siswa serta instrument siklus III yang
diberikan kepada siswa.
a) Apersepsi: guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Satu Nusa
Satu Bangsa”
b) Siswa bersama guru membahas tentang nyanyian.
c) siswa mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran dari guru.
d) Siswa secara berkelompok masing masing 4 orang.
e) Siswa bersama guru membahas organisasi pergerakan nasional
dengan metode mind mapping.
f) Guru membagikan organisasi Pergerakan Nasional dan tokoh
Pergerakan Nasional kepada kelompok.
g) Siswa bersama guru membahas pekerjaan kelompok siswa.
h) Siswa didalam kelompok menuliskan bunyi sumpah pemuda,
sejarah dan peranan sumpah pemuda dalam menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
i) Siswa mewakilkan salah satu anggota kelompok membacakan isi
sumpah pemuda dan hasil pembahasan kelompok.
j) Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa soal pilihan ganda 10
3) Pengamatan
Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi. Peneliti juga
melakukanm wawancara guru setelah pelaksanakan pembelajaran,
serta wawancara kepada siswa.
4) Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,
kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses
pelaksanaan tindakan.
3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data
3.4.1 Instrumen Penelitian
a. Tes tertulis
Tes tertulis adalah suatu alat pengukuran atau prosedur yang
sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara
b. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan adalah lembar kerja yang berfungsi untuk
mengamati dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian
tujuan pembelajaran atau proses pembelajaran siswa pada kegiatan
belajar mengajar dikelas maupun diluar kelas.
c. Pedoman wawancara
Instrument yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data
berupa pertanyaan yamg ditujukan kepada responden untuk
memperoleh data dari suatu obyek yang akan diteliti. Pedoman
wawancara dapat meliputi instrument yang digunakan peneliti yang
nanti ketika akan disampaikan kepada responden berupa pertanyaan
lisan atau orang yang akan diwawancarai, jawaban responden akan
dirangkum peneliti dengan mengisi data wawancara peneliti. Data
yang sikumpulkan dapat bersumber pendapat siswa atau guru
pendamping penelitia dan berupa pengamatan proses pembelajaran
maupun penanpilan guru.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Pengamatan
Peneliti menyiapkan instrument penelitian yang
penelitian dan mengamati instrumen yang diperlukan dalam
penelitian. Peneliti mengamati permasalahan dan mengisi data
pengamatan untuk mendapatkan informasi.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode yang digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan informasi tentang bahan yang diteliti
kepada responden. Hasil jawaban dari responden dapat dijadikan
bahan penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data penelitian non manusia,
yaitu dengan alat penelitian. Data berupa rekaman atau gambaran
penelitian, dokumen, catatan dapat berupa LKS. Dokumentasi juga
merupakan data yang akurat karena merupakan cerminan kondisi
penelitian yang sebenarnya.
Tabel 3.4 : Pengumpulan data dan instrument penelitian
No Peubah Indikator Jenis Data Pengumpulan Instrumen
1. Antusiasme, kerja kelompok dan Prestasi belajar
Butir –butir Antusiasme Kerja kelompok
dalam materi kelas dalam materi Mendeskripsikan
Soal terdiri dari soal pilihan ganda
3. Persentase jumlah
siswa yang
3.5 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur(tes) dalam melakukan
fungsi ukurnya(Azwar, 1987:173)Validitas suatu tes adalah taraf sampai di
mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,
2010:242). Menurut Furchan (2007:293) validitas menunjuk kepada sejauh
mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat
ukur harus memiliki ketepatan yang akurat sesuai dengan apa yang akan
diukur.
A. Validitas Isi
Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes
mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes
itu. Pengertian mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja
berarti tes itu harus komprehensif akan tetapi isinya harus tetap
relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran.
B. Validitas Konstruk
Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan
sejauhmana suatu tes mengukur trait atau konstrak teoretik yang
hendak diukur.
C. Validitas berdasarkan kriteria
Dalam pengujian validitas berdasarkan kriteria, bukti validitas
suatu tes diperlihatkan oleh adanya hubungan skor pada tes yang
bersangkutan dengan suatu kriteria. Untuk melihat hubungan
termaksud dilakukan analisis korelasional.
Pengujian validitas dapat dilakukan dengan cara menganalisis dan
mengkorelasikan setiap item (x) dengan skor total (y). Penelitian ini
menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson (Masidjo,
2010:246) dengan rumus angka kasar sebagai berikut :