• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS

SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : M. Winda Pintoko Rukmi

NIM : 071134048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS

SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : M. Winda Pintoko Rukmi

NIM : 071134048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 November 2011 Penulis

(6)

MOTTO

Success is going from failure to failure without loss of

enthusiasm."(Keberhasilan berjalan dari kegagalan ke kegagalan tanpa kehilangan antusiasme)- Winston Churchill -

Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tak tersembunyi bagiMu – (mazmur 38:10)

Ya Tuhan, Engkau menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab semua yang kami kerjakan, engkaulah yang melakukan bagi kami. (Yesaya 26:12)

PERSEMBAHAN

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata dharma: Nama : M. Winda Pintoko Rukmi

Nomer Mahasiswa : 071134048

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

“PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDN

GIRISEKAR GUNUNGKIDUL”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal : 28 November 2011 Yang menyatakan

(8)

ABSTRAK

PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

PADA MATA PELAJARAN IPS SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL

M. Winda Pintoko Rukmi 071134048

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan antusiasme siswa, (2) peningkatan kerja kelompok siswa, dan (3) peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SDN Girisekar Gunungkidul pada semester 2 tahun pelajaran 2010/ 2011 melalui pendekatan konstruktivisme media gambar pada mata pelajaran IPS materi K.D. mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan metode penelitian diskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 32 siswa. Instrumen penelitian meliputi pengamatan, wawancara guru, wawancara siswa dan tes prestasi belajar dengan 10 soal pilihan ganda pada setiap akhir siklus. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistic. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan analisis data distribusi pangamatan, wawancara guru, wawancara siswa dan nilai tes prestasi belajar pada akhir siklus, diperoleh hasil (1) ada peningkatan antusiasme siswa melalui pendekatan konstruktivisme dengan skor rata-rata siklus I sebesar 60,41, siklus II sebesar 81,16, dan siklus III sebesar 95,8 , (2) ada peningkatan untuk kerja kelompok siswa siklus I sebesar 55, siklus II sebesar 81,66 dan siklus III sebesar 93,33, (3) ada peningkatan hasil tes prestasi belajar siswa kelas V SDN Girisekar pada akhis siklus I sebesar 57,5 (40% memenuhi KKM 65), siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 64,4( 60% memenuhi KKM 65) dan pada siklus III nilai rata-rata sebesar 78,1 (80% yang mencapai KKM 65).

(9)

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF ENTHUSIASM, TEAM WORK AND STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH CONSTRUCTIVISM APPROACH

OF SOCIAL SCIENCE SUBJECT IN GIRISEKAR ELEMENTARY SCHOOL

M. Winda Pintoko Rukmi 071134048

The aim of this research was to know (1) the improvement of student enthusiasm, (2) the improvement of team work among students, and (3) the improvement of learning achievement of the fifth grade students in Girisekar Elementry School, in the second semester in the school year 2011/2012. This research used constructive approach with pictures as media in the social science subject. The material was describing the struggle of some heroes on the Dutch and Japanese colonial period.

The research was descriptive qualitutive Classroom Action Research. The subjects of this research were 32 fifth grade students of Girisekar Elementary school.the instruments used were some, observation sheets, teacher and, students interview sheets and a learning achievement test. The learning achievement test consisted of ten questions in the form of multiple choice and was given at the end of each cycle. Those instruments had been qualified on the basis of reability and validity based on statistical analysis. The data collection tecniques used in this research were observation, interview, and documentation.

The data distribution of observation, teacher interview, students interview and the learning achievement test at the end of cycle, showed that (1) There was an improvement of students enthusiasm though the use of constructivism approach with the average score of 60,41 in the first cycle, 81,16 in the second cycle, and 95,8 in the third cycle. (2) There is an improvement of students team work from 55 in the first cycle, 81,66 in the second cycle, and 93,33 in the third cycle. (3) There is an improvement of the students achievement test result of the fifth grade students of Girisekar elementary school from 57,5 (40% that achieve KKM.65) in the first cycle, 64,4 (60% that achieve KKM 65 in the second cycle) and 78,1 (80% that achieve KKM.65) in the third cycle.

(10)

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kudus karena senantiasa memberikan hikmat, kasih, untuk berjuang dengan penuh kesabaran. Berkat rahmat dan kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN ANTUSIASME, KERJA KELOMPOK , DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS SDN GIRISEKAR GUNUNGKIDUL” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan motivasi dari berberapa pihak, dan sebagai ungkapan rasa syukur atas kasih-Nya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma yang memotivasi sehingga penulis semangat menyelesaikan skripsi ini..

(11)

4. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku dosen pembimbing II, terimakasih banyak atas saran, perhatian dan kesabaran dalam membimbing sehingga penyususnan skripsi ini dapat selesai.

5. Al. Rispadmiyati, S.Pd., selaku kepala sekolah SDN Girisekar yang memberikan ijin penelitian dan dukungan kepada penulis.

6. Suprapti, S.pd., selaku wali kelas V SDN Girisekar yang memberikan kesempatan dan sukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Siswa- siswi kelas V SDN Girisekar yang bersedia menjadi subjek penelitian.

8. Bapak Ant. Kartono dan Ibu Al. Rispadmiyati, yang selalu memberikan doa, cinta, nasihat, dan dukungan bagi penulis. ,

9. Kakakku Mas Risna dan Mbak Lia yang memberikan motivasi bagi penulis.

10. Teman- teman seperjuangan Anin, Agnes, dan Daniel yang selalu berbagi pengetahuan, semangat dan cinta kasih kepada penulis.

11.Sahabatku Indira, Anno dan Ina yang memberikan semangat, dan dukungan bagi penulis.

12.Teman-teman PGSD SI pagi terimakasih atas kebersamaan yang menyenangkan selama kuliah.

(12)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik dari semua pihak untuk penelitian yang lebih baik lagi. Besar harapan penulis karya ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 14 November 2011 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Perumusan Masalah ... 5

1.4 Batasan Istilah ... 5

1.5 Pemecahan Masalah ... 6

1.6 Tujuan Penelitian ... 7

(14)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Teori-teori yang relevan ... 9

2.1.1.1 Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran ... 6

2.1.1.2 Media Pendidikan ... 15

2.1.1.3 Pengertian Antusiasme ... 19

2.1.1.4 Pengertian Kerja Kelompok ... 20

2.1.1.5 Pengertian Prestasi Belajar ... 21

2.2 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 29

2.3 Kerangka Pikir ... 33

2.4 Hipotesis Tindakan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Subjek Tindakan ... 35

3.1.1 Subjek Penelitian ... 35

3.1.2 Waktu Penelitian ... 35

3.1.3 Lokasi Penelitian ... 36

3.1.4 Objek Penelitian ... 36

3.2 Desain Penelitian ... 37

3.3 Rencana Tindakan ... 40

3.3.1 Persiapan ... 40

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 41

3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data ... 48

3.4.1 Instrumen Penelitian ... 48

(15)

3.6 Uji Beda ... 55

3.7 Uji Reliabilitas ... 56

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1. Pra Penelitian Tindakan Kelas ... 63

4.2 Hasil Penelitian ... 64

4.2.1 Siklus I ... 65

4.2.2 Siklus II ... 74

4.2.3 Siklus III ... 84

4.3 Rangkuman ... 94

4.4 Pembahasan ... 104

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 112

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 114

5.2 Saran ... 115

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map dari Penelitian- Penelitian Sebelumnya ... 32

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin ... 38

Gambar 4.1 Grafik uji normalitas prestasi belajar siklus I... 99

Gambar 4.2 Grafik uji normalitas prestasi belajar siklus II ... 100

Gambar 4.3 Grafik uji normalitas prestasi belajar siklus III ... 100

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 36

Tabel 3.2 Rencana Banyaknya Siklus ... 39

Tabel 3.3 Rencana Tingkat Keberhasilan ... 39

Tabel 3.4 Pengumpulan data dan instrument penelitian ... 50

Tabel 3.5 Hasil uji validitas butir-butir instrument soal pilihan ganda ... 54

Tabel 3.6 Uji Beda Soal Pilihan Ganda ... 56

Tabel 3.7. Hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda ... 59

Tabel 4.1 Data observasi antusiasme dan wawancara siswa siklus I ... 68

Tabel 4.2 Data Observasi kerja kelompok dan wawancara siswa siklus I ... 69

Tabel 4.3 Data Distribusi Nilai Tes Hasil Prestasi Belajar Siklus I ... 71

Tabel 4.4 Perubahan Nilai Rata-Rata Akhir Siklus I ... 74

Tabel 4.5 Data Observasi antusiasme dan wawancara Siswa Siklus II ... 77

Tabel 4.6 Data Observasi kerja kelompok dan wawancara siswa siklus II ... 79

Tabel 4.7 Data Distribusi nilai tes prestasi belajar siswa siklus II ... 81

Tabel 4.8 Perubahan nilai rata-rata siklus II ... 83

Tabel 4.9 Data observasi antusiasme dan wawancara siswa siklus III ... 87

Tabel 4.10 Data Observasi Kerja Kelompok dan wawancara siswa siklus III .. 88

Tabel 4.11 Data Distribusi tes prestasi belajar siswa siklus III... 90

(18)
(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SILABUS Lampiran 2. RPP Lampiran 3. LKS

Lampiran 4. KISI-KISI SOAL Lampiran 5. SOAL EVALUASI

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan

masalah, definisi operasional, pemecahan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian. Ketujuh bagian tersebut diuraikan dalam subbab-subbab berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan sosial atau IPS adalah salah satu mata pelajaran

yang diajarkan di sekolah dasar. Cara pandangnya bersifat terpadu, artinya

bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah,

geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan

mata pelajaran- mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu

manusia dan hubungannya dengan lingkungan tempat tinggal manusia.

Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang

pendidikan dasar, menengah dan tingkat atas, karena siswa sebagai anggota

masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal

masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronika,

maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah

masyarakat. Dengan pembelajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki

(21)

dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya di

lingkungan masyarakat.

Proses pembelajaran IPS di SD Negeri Girisekar disajikan secara

menyenangkan sehingga dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar

dengan baik dan bersemangat. Sebagaimana diketahui bahwa metode

mengajar merupakan sarana komunikasi guru dengan siswa di dalam kegiatan

belajar mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan

metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat materi pelajaran

dengan kemampuan guru dalam memahami, menguasai dan melaksanakan

metode tersebut.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar dari hasil

wawancara peneliti dengan Guru kelas berkesan kurang menarik serta

membosankan. Seringkali guru hanya membacakan cerita atau hanya

membacakan materi dari buku tertulis dan langsung menutup pelajaran karena

terkadang materi tidak bisa dikembangkan ke variasi pembelajaran.

Terkadang guru berfikir mengajar IPS itu mudah tanpa mengetahui

pemahaman siswa. Mata Pelajaran IPS juga mengesankan sebagai mata

pelajaran hafalan tanpa mereka pahami materi yang mereka dapat.

Pembelajaran IPS terkadang hanya disampaikan dengan metode ceramah.

Siswa dapat memahami IPS itu sendiri dengan membaca namun terkadang

para siswa malas membaca materi IPS. Dalam permasalahan ini hal yang

(22)

dan tepat.seorang guru juga harus bisa memilih model pembelajaran yang

tepat pada setiap materi.

Dari hasil wawancara peneliti dengan Guru SD Girisekar Panggang

pada bulan Oktober 2010, Beliau mengatakan bahwa anak didiknya masih

merasa kesulitan mempelajari kompetensi dasar mendeskripsikan perjuangan

para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Hal ini

disebabkan karena siswa kurang mampu menghafal dengan baik tokoh-tokoh

pahlawan yang sudah berjuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Antusiasme membaca dan belajar anak kurang, padahal dengan membaca

anak akan mendapatkan pengetahuan IPS. Terkadang pembelajaran terkesan

membosankan karena kurangnya inovasi pembelajaran yang berbeda seperti

belajar dengan kelompok-kelompok. Pembelajaran yang ada terpaku pada

pembelajaran ceramah sehingga siswa ,cenderung belajar secara individual

tidak bisa bekerjasama dalam kelompok. Hal itu berdampak pada hasil

ulangan kompetensi dasar mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang

pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sekolah menetapkan Kriteria

Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran IPS 65. Sedangkan pada kenyataannya

dari kelas V SD Girisekar tahun pelajaran 2009/2010 dengan siswa berjumlah

30 anak, hanya 30% anak yang memenuhi KKM. Kemungkinan penyebab

dari keadaan tersebut yaitu karena guru hanya meminta siswa untuk

(23)

Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dan perhatian pada

mata pelajaran IPS siswa SD Negeri Girisekar, peneliti mencoba

menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan media

gambar. Hal ini dimaksudkan supaya prestasi belajar siswa dapat meningkat

karena dengan menggunakan pendekatan ini, siswa akan menggali dan

membangun sendiri pengetahuannya dengan bantuan media gambar. Sehingga

pengetahuan yang diperoleh disertai dengan pemahaman dan bukan

semata-mata bersifat hafalan. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa

akan tertanam secara permanen, dan pada akhirnya diharapkan antusiasme,

kerja kelompok dan prestasi belajar siswa SD Negeri Girisekar dalam

kompetensi dasar mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa

penjajahan Belanda dan Jepang akan meningkat.

1.2 Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPS kelas V

semester genap SD Negeri Girisekar dengan pendekatan konstruktivisme yang

dibatasi dengan media gambar pada kompetensi dasar 2.1 “mendeskripsikan

perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang”,

(24)

1.3 Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yang

muncul dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan

konstruktivisme media gambar dapat meningkatkan antusiasme dalam

mengikuti proses pembelajaran siswa SDN Girisekar kelas V mata

pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

2. Apakah penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan

konstruktivisme media gambar, dapat meningkatkan kerja kelompok

siswa SDN Girisekar kelas V mata pelajaran IPS semester 2 tahun

pelajaran 2010/2011?

3. Apakah penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan

konstruktivisme media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa SDN Girisekar kelas V mata pelajaran IPS semester 2 tahun

pelajaran 2010/2011?

1.4 Batasan Istilah

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir mengenai istilah-istilah

kunci dalam penelitian ini, maka dijelaskan seperti di bawah ini:

a. Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan pembelajaran

(25)

semester 2 tahun pelajaran 2010/2011membangun sendiri pengetahuanya

dengan bimbingan guru.

b. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual

kedalam bentuk dua dimensi, sebagai curahan ataupun pikiran yang

bermacam-macam seperti lukisan, potret yang dipakai dalam penelitian ini

di SDN Girisekar kelas V semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

c. Antusiasme adalah kegairahan yang kuat siswa SDN Girisekar kelas V

semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 terhadap salah satu sebab atau

subyek; semangat atau minat yang berapi-api gelora semangat, minat

besar terhadap sesuatu.

d. Kerja kelompok adalah suatu kegiatan belajar- mengajar dimana siswa

SDN Girisekar kelas V semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 dalam suatu

kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas

kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu.

e. Prestasi Belajar Siswa adalah hasil aktivitas belajar siswa SDN Girisekar

kelas V semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 yang diaktualisasikan ke

dalam angka atau dapat dilihat dari pencapaian skor yang diperoleh

berdasarkan tes tertulis objektif yang berjumlah 30 soal pilihan ganda.

1.5 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

(26)

pendekatan kontriktivisme media gambar diharapkan mampu meningkatkan

antusiasme, kerja kelompok dan prestasi belajar dengan cara siswa

menemukan pengetahuan melalui aktivitasnya sendiri.

1.6 Tujuan Penelitian

Dari judul serta rumusan masalah diatas maka penelitian ini

mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Meningkatkan antusiasme dalam mengikuti proses pembelajaran

siswa SDN Girisekar kelas V dengan menggunakan pendekatan

konstruktivisme media gambar pada mata pelajaran IPS semester 2

tahun pelajaran 2010/2011.

2. Meningkatkan kerja kelompok siswa SDN Girisekar kelas V

dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme media gambar

mata pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

3. Meningkatkan prestasi belajar siswa SDN Girisekar kelas V

dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme media gambar

mata pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

1.7 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tentang peningkatan prestasi belajar IPS Sejarah

(27)

1. Manfaat Teoritis,

Apabila penelitian ini dapat diterima kebenarannya oleh Guru, Kepala

Sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya, diharapkan dapat

menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan sumbangan

informasi yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang

masalah sejenis guna penyempurnaan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis.

a. Manfaat bagi guru

Pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran ini dapat dijadikan

alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran IPS serta dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi atau

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini diuraikan segala sesuatu yang mendasari teori penelitian, yaitu

kajian pustaka membahas teori-teori yang relevan ,dan penelitian sebelumnya yang

berisi pengalaman penelitian yang pernah ada. Selanjutnya dirumuskan dalam

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian yang berisi dugaan sementara atau

jawaban sementara dari perumusan masalah penelitian. Berikut landasan teori :

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Relevan

2.1.1.1 Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran

1) Pengertian Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah sebuah filsafat yang mulai berkembang pesat

sejak dua puluh tahun belakangan ini. Filsafat ini sangat berpengaruh dalam

dunia pendidikan, terutama sistem belajar mengajar. (Suparno, 1997:85),

konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang secara ringkas

menjelaskan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang.

Maksudnya adalah seseorang dapat membangun pengetahuannya sendiri baik

(29)

2) Karakteristik Pendekatan konstruktivisme

Winataputra (2007: 6.19) berpendapat beberapa karakteristik yang

juga merupakan prinsip dasar perspektif konstruktivisme dalam pembelajaran

adalah :

a) Mengembagkan strategi alternatifuntuk memperoleh dan menganalisis

informasi

b) Dimungkinkan prespektif jamak (multiple prespective) dalam proses

belajar

c) Peran siswa utama dalam proses belajar, baik dalam mengatur atau

mengendalikan proses berpikirnya sendiri maupun ketika berinteraksi

dengan lingkungan

d) Peranan pendidik/guru lebih sebagi tutor, fasilitator dan mentor untuk

mendukung kelancaran dan kebehasilan proses belajar siswa

e) Pentingnya kegiatan belajar dan evaluasi belajar yang otentik

3) Langkah-Langkah Dalam Pendekatan Konstruktivisme

Menurut sidig (2008) bahwa pembelajaran konstruktivisme meliputi empat

tahapan yaitu:

a. apersepsi : mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi

sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat

b. eksplorasi : siswa mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep

(30)

menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari dugaan sementara yang

dikemukakan pada tahap sebelumnya, melalui manipulasi benda langsung.

c. Diskusi dan penjelasan langsung : siswa mengkomunikasikan hasil

penyelidikan dan temuannya. Guru menjadi fasilitator dalam menampung

dan membantu siswa menbuat kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak

dengan pendapat kelompok lain serta memotivasi siswa mengungkapkan

alasan dari kesepakatan tersebut melalui kegiatan Tanya jawab.

d. Pengembangan dan aplikasi : guru memberikan penekanan terhadap

konsep-konsep esensial, kemudian siswa membuat kesimpulan melalui

bimbingan guru dan menerapkan pemahaman konseptual yang telah

diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui pengerjaan tugas.

a. Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan bahan yang mau diajarkan

2. Mempersiapkan alat-alat peraga atau praktikum yang akan

digunakan

3. Mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang siswa

aktif belajar

4. Mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan

siswa

(31)

b. Tahap Pelaksanaan

1. Mengajak siswa aktif belajar

2. Siswa dibiarkan bertanya

3. Menggunakan metode ilmiah dalam proses penemuan sehingga

siswa merasa menemukan sendiri pengetahuan mereka

4. Mengikuti pikiran dan gagasan siswa

5. Menggunakan variasi metode pembelajaran seperti studi kelompok

studi diluar kelas dan atau diluar sekolah

6. Mengadakan praktikum terpimpin maupun bebas

7. Tidak mencerca siswa yang berpendapat salah atau lain

8. Menerima jawaban alternative dari siswa

9. Kesalahan konsep siswa ditunjukkan dengan arif

10.Menyediakan data kontradiktif untuk menantang siswa berfikir

11.Siswa diberi waktu berpikir dan merumuskan gagasan mereka

12.Siswa diberi kesempatan untuk mencari pendekatan dan caranya

sendiri dalam belajar dan menemukan sesuatu

13.Evaluasi yang kontinyu dengan segala prosesnya

4) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme

Menurut Sidik (2008)

(32)

1. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara

eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi

gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan

penjelasan tentang gagasan.

2. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman

yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau

rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar

siswa mamperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan

memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa

terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang

fenomena yang menantang siswa.

3. Pembelajaran konstruktivismemeberi siswa kesempatan untuk

berfikir tentang pengalamannya. Hal ini dapat mendorong siswa

berfikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan

teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.

4. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme member kesempatan

kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong

untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan

berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan

(33)

5. Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk

memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari

kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk

mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.

6. Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar

yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan,

saling menyimak, dan mnghindari kesan selalu ada satu jawaban

yang benar.

b. Kelemahan pendekatan Konstruktivisme

1. Siswa mengonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa

hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para

ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.

2. Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun

pengetahuaannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang

lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang

berbeda-beda.

3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua

sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan

(34)

5) Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dalam pembelajaran

Konstruktivisme adalah sebuah filsafat namun juga merupakan

pendekatan dalm pembelajaran. Dikatakan demikian karena isi dari

konstruktivisme yang menekankan pada pembentukan pengetahuan melalui

pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Ini berarti dalam

proses pembelajaran siswa sebagai pembangun pengetahuan, sedangkan guru

sabagai fasilitator dan mediator. Guru hanya bertugas menyediakan fasilitas

berupa kegiatan, alat peraga atau apapun yang dapat memancing siswa untuk

berpikir dan membangun pengetahuan yang baru. Dalam hal ini siswa bebas

berpikir dan mengungkapkan pendapat sesuai dengan pemahaman yang

mereka dapatkan dari kegiatan belajar. Untuk itu, guru harus dapat mengerti

dan menghargai pemikiran siswa.

2.1.1.2 Media Gambar

Menurut Sumantri (2001:157) media ini adalah hasil potretan dari

berbagai peristiwa dan kejadian , obyek yang dituangkan dalam bentuk

gambar-gambar, garis, kata-kata, symbol-simbol maupun gambaran.

Gambar mati adalah gambaran dari sesuatu yang berupa hasil lukisan,

potret, ataui cetakan yang tidak dapat bergerak, dengan bentuk dua

(35)

Menurut Sumantri (2001:165-166)Fungsi media photo atau gambar

antara lain: menjelaskan suatu fakta yang berupa peristiwa/kejadian,

keadaan. Keunggulan dari media gambar tersebut antara lain; dapat

mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, murah dan gampang digunakan,.

Adapun kelemahan dari media gambar antara lain; tidak dapat dirasakan

secara nyata suasana sebenarnya, menekankan kemampuan indra

penglihatan, untuk kela syang jumlah peserta didiknya besar, sangat sulit

karena terbatas ukurannya, dapat hilang, mudah rusak, dan mudah musnah

bila tidak dirawat dengan baik, sehingga memerlukan perawatan yang

internal.

3. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas V SD

a.Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah telah tentang manusia dan

dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan

sesamanya. Interaksi dengan manusia lain saat ini pun sudah sangat cepat dan

lancar dengan adanya kemajuan tegnologi. Aspek dari pembelajaran IPS dibagi

atas beberapa aspek yaitu, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya.

Menurut Djodjo, dan kawan-kawan,(1992:5-6) ilmu pengetahuan

sosial (IPS) ,merupakan kajian yang sangat luas tentang manusia dan

(36)

segala aspek lingkungan dari suatu masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan

yang akan datang. Dalam berpusat tentang manusia IPS memperkenalkan

kepada siswa SD bahwa dalam hidup bersama dituntut rasa tanggungjawab dan

kepekaan sosial. Pelajaran IPS diberikan kepada siswa SD sebagai upaya

menyiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik (djodjo, dan kawan-kawan,

1992:5-6)

Siswa SD pada kelas V telah diajarkan materi IPS sabagai

pembelajaran terpadu anatra lain: sejarah, ekonomi, geografi, antropologi, dan

sosiologi.

b. Kompetensi Dasar 2.1 mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang

pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

Penjajah sempat menduduki Negara kita sebelum merdeka antara lain

Belanda dan jepang sampai akhirnya ada peristiwa Pergerakan Nasional yang

memebawa bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Penjajah Belanda di

Indonesia selama 3,5 abad, dimulai dari tujuan untuk mencari

rempah-rempah, menyebarkan agama, serta kemudian berusaha menguasai wilayah

Indonesia yang masih berbentuk pemerintahan kerajaan-kerajaan. Belanda

menindas rakyat Indonesia dengan cara memonopoli perdangan hasil bumi,

memberlakukan kerja paksa, meninggikan pajak dan sewa tanah, dan

(37)

kesengsaraan tersebut rakya Indonesia berusaha melawan kekejaman

pemerintahan belanda di antaranya adalah Perlawanan Sultan Agung,

Trunojoyo, Untung Suropati, Perang Maluku, Perang Diponegoro, Perang

Bali, Perang Banjar, Perang Aceh, Perang Sisingamangaraja, Perang Lombok,

dan Perang Padri.

Lepas dari penjajahan Belanda, datanglah bangsa Jepang yang pada

awalnya disambut gembira oleh rakya Indonesia karena dianggap akan

melepaskan belenggu penjajahan Beland, pada akhirnya bangsa Indonesia

dikuasai oleh Bangsa Jepang. Jepang menguasai Indonesia selama 3,5tahun.

Pada awal kedatangan Jepang , pemerintahan jepang banyak menjanjikan dan

memeberikan banyak kemudahan bagi bangsa Indonesia dengan tujuan

mengambil simpati dan dukungan rakyat. Bentuk-bentuk penjajahan Bangsa

Jepang setelah mendapat kepercayaan rakyat antara lain: merampas hasil

pertanian rakyat, mengawasi media massa, memaksa rakyat menanam jarak,

memaksa pemuda-pemuda untuk menjadi romusha. Kekuasaan jepang yang

dianggap dapat menlepaskan rakyat dari keterpurukan justru membawa

penderitaan yang sangat berat bagi rakyat. Rakyat Indonesia akhirnya

melakukan perlawanan, contohnya perlawanan di Cot Plien (Aceh),

Kaplongan, Lohbener, dan Singaparna (Jawa Barat), perlawan Peta di Gumilir

(Cilacap, Jawa Tengah), dan Perlawanan Peta di Blitar (Jawa Timur).

Indonesia mulai menyadari bahwa penderitaan sudah sangat panjang

(38)

penjajahan tidak hanya denmgan jalur perang tapi bisa dilakukan lewat

organisasi. Maka mulai bermunculan organisasi- organisasi yang memiliki

cita-cita melepaskan bangsa Indonesia dari penjajahan. Inilah yang disebut

masa kebangkitan nasional atau pergerakan nasional. Para pelopor

kebangkitan nasional antara lain R.A. Kartini, Dr. Sutomo, Dewi Sartika, Ki

Hajar Dewantara, Danudirja Setiabudi, Cipto Mangunkusumo, Ahmad

Dahlan, Wahid Hasyim, dan Samanhudi. Puncak kebangkitan nasional adalah

ketika para pemuda mengucapkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober

1928. Saat itu para pemuda mengikrarkan satu bangsa, satu tanah air, dan satu

bangsa.

2.1.1.3 Pengertian Antusiasme

Antusiasme (enthusiasm) berasal dari bahasa Yunani

kuno “entheos” yang berarti “Tuhan di dalam” dan antusias berarti

“diilhami dari Tuhan”.Menurut kamus Webster, antusiasme berarti

"kegairahan yang kuat terhadap salah satu sebab atau subyek; semangat

atau minat yang berapi-api; kegairahan." Sikap antusias membawa kita

pada pikiran, perasaan dan tindakan yang positif. Sikap antusias

menimbulkan gairah positif yang meningkatkan kualitas hubungan dengan

orang lain, membuat kita lebih terbuka terhadap ide-ide atau peluang baru

dan bahkan meningkatkan kualitas kesehatan kita. Sikap antusias juga

(39)

yang dirtimbulkan dari sikap antusias tersebut yang akan mendukung

proses pembelajaran berlangsung.

2.1.1.4 Pengertian Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah dimana anak didik dalam suatu kelompok

dipandang sebagai suatu kesatuan tersendiri untuk mencari satu tujuan

pelajaran yang tentu dengan bergotong royong (sagala, 2003:215)

Moejiono sebagaimana dikutib oleh sumantri (1999:148), menyatakan

bahwa kerja kelompok merupakan format belajar yang menitikberatkan

kepada interaksi antar anggota guna menyelesaikan tugas belajar secara

bersama-sama.

Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar

mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu

kelompok atau dibagi atas kelompok- kelompok kecil untuk mencapai

suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja

kelompok dapat dipakai untuk mencapai bermacam-macam tujuan

pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa factor misalnya

tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas

(40)

2.1.1.5 Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:700)

prestasi adalah “hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya”. Poerwadarminta (2002:768) adalah “hasil

yang telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”. Menurut

Winkel (1991:162) “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang

dicapai”. Menurut Hamalik (1986:40-41)” belajar adalah proses perubahan

tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan ”

Pengertian belajar menurut para ahli diantaranya :

a) Belajar menurut Ratna Lilis Dahar (1989:21) belajar didefinisikan sebagai

perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman.

b) Belajar menurut Masidjo (1996:13) yang dimaksud belajar pada siswa

adalah suatu proses perubahan aktivitas mental yang sadar tujuan, yang

terjadi dalam interaksi aktif dengan lingkungan dalam jangka waktu

tertentu, sehingga diperoleh tingkah laku baru yang bersifat menetap.

c) Belajar menurut Natawidjaja dan Moleong (1985:7) adalah “suatu proses

perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang”.

d) Hamalik (2003:52) mengatakan belajar adalah modifikasi untuk

memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu

proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

(41)

e) Menurut Winkel (1987:36) “belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis,

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

mneghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,

ketrampilan dan nilai-sikap.”

f) Ali Imron (1996:3) mendefinisikan belajar dalam empat pandangan.

Pertama, dari sudut Psikologi-Behavioristik, menurut pandangan ini

belajar dilaksanakan dengan control instrumental dari lingkungan. Kedua,

dari sudut psikologi humanistic menyatakan bahwa belajar dapat

dilakukan sendiri oleh siswa, dengan demikian siswa dapat menemukan

sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru. Ketiga,

menurut sudut pandang psikologi-kognitif, belajar merupakan perpaduan

dari usaha pribadi dengan control instrumental yang berasal dari

lingkungan. Keempat, dari sudut pandang psikologi-Gestalt, belajar

adalah usaha yang bersifat totalitas dari individu.

g) Menurut Skinner (1994:9) “belajar adalah suatu perilaku.” Pada saat orang

belajar, maka responnya akan menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak

belajar maka responnya menurun.

h) Gagne berpendapat (1994:10) “belajar merupakan kegiatan yang

kompleks.” Setelah belajar orang mempunyai pengetahuan, sikap dan

nilai.

i) Dalam Peaget (1994:13) “belajar meliputi tiga fase.” Fase-fasenya itu

(42)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh beberapa perubahan

tingkah laku yang relatif tetap sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman

dengan lingkungannya untuk mendapatkan pengetahuan baru

Menurut Masidjo (1995:38-41) adalah hasil proses belajar yang khas yang

dilakukan dengan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran dari hasil

proses belajar yang merupakan kemampuan actual yang diperoleh sewaktu

mempelajari suatu bahan pelajaran. Sejumlah perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap dalam proses belajar mengajar dapat

diketahui. Tingkat keberhasilan dalam mengikuti proses pembelajaran diukur

dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian sifat suatu obyek dalam

kegiatan belajar yang khas, yang dilakukan dengan secara sengaja dalam

bentuk pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, dan nilai. Proses

pengukuran itu dilaksanakan dalam suatu tes evaluasi hasil belajar (Masidjo

1995:38-41).

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah

mengikuti pelajaran di sekolah sehingga terjadi perubahan dalam dirinya

dengan melihat hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang

dikembangkan oleh guru setelah mengikuti asessment atau penilaian dan

evaluasi. Penilaian dan evaluasi ini digunakan untuk mengukur prestasi

(43)

a) Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Masidjo (2009:11) dalam psikologi belajar dan pembelajaran,

faktor-faktor yang berpengaruh dalam belajar di sekolah antara lain:

1. Faktor Eksternal

1) Faktor Kemampuan Mengajar Guru

a. Seorang guru bidang studi/ kelas yang baik harus menguasai

kemampuan dasar keguruan. Salah satunya adalah kemampuan dasar

professional, yang meliputi antara lain kemampuan mengelola

program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya

atau secara khusus kemampuan mengajar.

b. Seorang guru bidang studi yang memiliki kemampuan mengajar yang

baik, tampak antara lain pada:

1. Kejelasan

a) Di dalam menerangkan bahan pelajaran dari mata

pelajaran yang diampunya

b) Pemberian tugas-tugas kepada para siswa

c) Didalam penggunaan metode mengajar yang bervariasi.

d) Didalam pengaturan penyelesaian tugas bersama

e) Didalam penyesuaian diri terhadap kelas

(44)

2. Gaya memimpin

a) Gaya otoriter dimana dominasi terletak pada guru. Gaya

ini penting untuk belajar pengetahuan dan pemahaman,

jika jumlah siswa besar, dan taraf perkembangan

intelegensi siswa-siswi termasuk biasa saja, serta guru

memandang sebagai obyek.

b) Gaya Demokratis, dimana corak interaksinya ditentukan

bersama secara partisipasif, yang tampak pada penyerahan

tanggungjawab dan pengelolaan belajar, berlatih mandiri

dalam belajar, siswa-siswa percaya diri dan

pengembangan pola interaksi

c) Gaya lepas dimana corak interaksinya ditentukan

sepenuhnyaoleh siswa. Maka guru hanyalah sebagai

pendamping belajar bukan pembimbing belajar, siswa

dibiarkan belajar sendiri, suasana belajar bisa menjadi

kacau.

2) Faktor Lingkungan

Faktor ini dapat berupa situasi ekonomis, politik, sosio-budaya,

keadaan cuaca dan sebagainya, yang dapat berdampak positif/ negative

seperti kondisi psikologis/fisiologis yang kadang-kadang di luar

(45)

penyesuaian diri yang realistik tahan uji, tak mudah menyerah dan tetap

berusaha.

3) Faktor Pengelola Kelas

Yang dimaksud adalah peran guru dan sebagainya sebagai pribadi

yang tampak dalam penghayatan nilai sewaktu melaksanakan tugas,

kehadiran di kelas, penuh inisiatif, peduli akan keadilan, dan sebagai motivasi

kerja yang rela berkurban demi sesama.

2. Faktor internal

1) Ingatan

Ingatan sangat penting bagi kehidupan siswa. Karena dengan ingatan

memungkinkan siswa memperoleh berbagai informasi, kesan atau pengetahuan

yang diperoleh dari massa lampau dan telah disimpan dengan baik dan siap

disadarkan kembali jika diperluka. Ingatan adalah suatu aktifitas dimana

individu menyadari bahwa kesan-kesan atau informasi atau pengetahuan yang

pernah diketahuinya berasal dari masa lampau. Ingatan terdiri dari beberapa

(46)

a) Fase Fiksasi

Fiksasi merupakan aktivitas menerima kesan dan informasi yang

disadari yang terjadi dengan spontan atau disengaja melalui

indera-indera.

b) Retensi

Retensi adalah fase penyimpanan atau pengendapan pesan yang tidak

disadari.

c) Evokasi

Evokasi adalah fase dengan kesan menyimpan, disadarkan atau

dipanggil kembali kea lam sadar karena telah dibutuhkan.

2)Berfikir

Berfikir adalah suatu aktifitas kognitif individu yang berupa proses

simbolis yang menghasilkan pengertian dan konsep. Jadi semakin berkembang

kemampuan berfikir siswa, akan makin berpengaruh positif terhadap belajar

siswa, sehingga dimungkinkan pencapaian hasil belajar yang optimal.

3)Intelegensi

Kecerdasan berfikir atau juga sering disebut dengan intelegensi adalah

(47)

dalam tingkah lakunya yang terarah pada penyesuaian diri terhadap segala

situasi baru yang mengandung masalah.

4) Perasaan-Sikap-Minat

a. Perasaan

Perasaan adalah suatu aktifitas psikis dimana didalamnya subyek

menghayati nilai-nilai suatu obyek.

b. Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan dalam diri seseorang untuk

menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap

obyek itu sebagai suatu obyek yang berharga/baik atau tidak

berharga/tidak baik.

c. Minat

Minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri

subyek dimana ia merasa tertarik pada suatu hal dan merasa senang

bersama dengan hal tersebut.

5) Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang mendorong atau menggerakkan

atau mengusahakan tingkah laku belajar siswa kea rah pencapaian tujuan

(48)

beajar. Peranan dari motovasi belajar adalah memberikan dorongan dan

semangat belajar pada siswa, sehingga siswa mempunyai banyak motivasi

belajar dan energi untuk melangsungkan kegiatan belajarnya.

2.2 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang antusiasme, kerja

kelompok,prestasi belajar siswa, konstruktivisme dan mata pelajaran IPS dalam

pembelajaran:

1. Aliza (2007) meneliti peningkatan prestasi belajar IPS sejarah melalui model

pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas VIII SMPN Doro

Pekalongan. Subjek terdiri dari 41 siswa. Variasi penerapan model

pembelajaran ini dapat juga menghindari kebosanan siswa dalam mengikuti

pembelajaran sejarah sehingga prestasi belajar siswa meningkat dari 66%

menjadi 85,5 %. Nilai rata-rata meningkat dari siklus I yaitu 69 menjadi

berkisar 85,5 pada siklus II.

2. Kustanto, fredy (2010) meneliti peningkatan antusiasme siswa dalam

pembelajaran matematika melalui metode participatory learning pada pokok

bahasan bangun ruang sisi datar kelas VIII SMPN 6 Wonogiri. Subjek terdiri

dari 32 siswa. (1) siswa merespon pelajaran sebelum tindakan sebesar 12,5%,

sesudah tindakan naik menjadi 53,125 % (2) siswa memperhatikan pelajaran

(49)

(3) siswa yang berkonsentrasi dalam pelajaran, sebelum tindakan sebesar

37,5%, sesudah tindakan naik menjadi 84,375%, (4) kemauan siswa dalam

pelajaran, sebelum tindakan sebesar 34,375%, sesudah tindakan naik menjadi

71,875%, (5) kesadaran siswa dalam pelajaran, sebelum tidakan sebesar 25%,

sesudah tindakan naik menjadi 68,75%.

3. Sukmawati (2011) meneliti hubungan antara antusiasme berprestasi dengan

kemampuan menghadapi tantangan pada siswa SMK. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui 1) hubungan antara antusiasme berprestasi dengan

kemampuan menghadapi tantangan; 2) sumbangan antusiasme berprestasi

terhadap kemampuan menghadapi tantangan; 3) aspek antusiasme berprestasi

yang berpengaruh paling tinggi terhadap kemampuan menghadapi tantangan;

4) tingkat antusiasme berprestasi dan kemampuan menghadapi tantangan

subjek penelitian. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara

antusiasme berprestasi dengan kemampuan menghadapi tantangan pada siswa.

Subjek penelitian adalah siswa SMK Negeri 1 Juwiring terdiri 80 siswa yaitu

dan siswa SMK Muhammadiyah Delanggu dengan sebanyak 77 siswa,

sehingga jumlah keseluruhan siswa sebagai sampel penelitian adalah 157

siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random

sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu skala antusiasme

berprestasi dan skala kemampuan menghadapi tantangan, teknik analisis data

menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil perhitungan teknik

(50)

sebesar = 0,417, p = 0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan ada korelasi

positif yang sangat signifikan antara antusiasme berprestasi dengan variabel

kemampuan menghadapi tantangan. Artinya semakin tinggi antusiasme

berprestasi maka semakin tinggi pula kemampuan menghadapi tantangan.

Nilai koefisien determinan (RSquared) = 0,174, menunjukkan bahwa

antusiasme berprestasi memberikan sumbangan terhadap kemampuan

menghadapi tantangan = 17,4%. Dari analisis Stepwise diketahui variabel

antusiasme berprestasi aspek yang paling dominan terhadap variabel

kemampuan menghadapi tantangan adalah aspek kekuatan antusiasme (rx2y =

0,423, p = 0,000). Antusiasme berprestasi pada subjek penelitian tergolong

sedang ditunjukkan oleh mean empirik (ME) = 82,54 dan mean hipotetik

(MH) = 90. Kemampuan menghadapi tantangan berada pada kategori sedang,

ditunjukkan oleh mean empirik (ME) = 87,68 dan mean hipotetik (MH) = 95.

4. Maryudani (2010) meneliti tentang peningkatan prestasi belajar dalam mata

pelajaran IPS dengan teknik mind mapping siswa kelas V SDK Kintelan.

Subjek berjumlah 32 siswa. Siklus I mengalami peningkatan rata-rata 69 dari

kondisi awal 50,42 dan siklus II nilai rata-rata mencapai 80.

5. Bisri (2009) dalam peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada mata

pelajaran IPS semester I di SD Negeri Bukir, Kecamatan Gadingrejo Kota

Pasuruan Tahun 2008-2009. Dalam penelitian tersebut siklus I ketuntasan

(51)

II ketuntasan belajar siswa mencapai 96% dari 28 siswa dengan nilai rata-rata

81,4. Berikut ini literatur dari penelitian-penelitian sebelumnya:

Gambar 1: Literatur Map dari Penelitian- Penelitian Sebelumnya. Antusiasme dan Kerja 

Kelompok  Prestasi belajar  dalam  Mata Pelajaran IPS 

Peningkatan prestasi  belajar dalam mata  pelajaran IPS  Maryudani (2010)  Peningkatan prestasi  belajar dalam mata  pelajaran IPS  Aliza (2007) 

Peningkatan prestasi  belajar dalam mata  pelajaran IPS 

(52)

2.3 Kerangka Pikir

Penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran

berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa. Hal itu disebabkan

karena pada pendekatan ini menghendaki siswa untuk belajar lebih aktif dan

kritis untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan fasilitas yang diberikan

oleh guru dan pencarian pengetahuan sendiri yang tidak dibatasi dari sumber atau

media apa. Sehingga siswa dapat menemukan dan membengun pengetahuan

sendiri.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka, penelitian sebelumnya, dan kerangka berpikir

dalam penelitian tindakan kelas ini, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai

berikut :

1. Penggunaan pendekatan konstruktivisme media gambar meningkatkan

antusiasme dalam mengikuti proses pembelajaran siswa SDN

Girisekar kelas V mata pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran

2010/2011

2. Penggunaan Pendekatan konstruktivisme media gambar, dapat

meningkatkan kerja kelompok siswa SDN Girisekar kelas V mata

(53)

3. Penggunaan pendekatan konstruktivisme media gambar dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa SDN Girisekar kelas V mata

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif

kualitatif jenis penelitian tindakan kelas meliputi setting penelitian dan subjek

tindakan, desain penelitian, rencana tindakan, instrument dan pengumpulan data, uji

validitas, uji reliabilitas, uji beda , dan teknik analisis data.

3.1 Setting Penelitian dan Subjek Tindakan

3.1.1 Subjek penelitian

Penulis memilih subyek penelitian pada siswa kelas V SD Negeri Girisekar

Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul Propinsi D.I. Yogyakarta yang

jumlahnya 32 siswa. Jumlah siswa laki-laki 15 dan jumlah siswa perempuan 17.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian didasarkan pada

program tahunan dan program semester SD Negeri girisekar maka penelitian

(55)

Tabel 3.1 : Rencana jadwal penelitian

No

.

Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sep Okt

1. Penyusunan Proposal

2. Pelaksanaan Penelitian

3. Pengolahan Data

4. Penyusunan Laporan

5. Ujian Skripsi

6. Penulisan Artikel

3.1.3 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk memperoleh data penelitian yaitu SD Negeri

Girisekar , yang alamatnya di Dusun Blimbing Desa Girisekar Kecamatan

Panggang Kabupaten Gunungkidul Provinsi D.I. Yogyakarta.

3.1.4 Obyek penelitian

Peneliti ingin mengetahui Peningkatan prestasi belajar dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan media gambar pada mata

pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Girisekar Kecamatan Panggang

(56)

3.2 Desain Penelitian

a. Model Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan

kelas. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran (arikunto,2010:5). Proses penelitian ini dilakukan secara

berulang ulang dan dapat disebut sebagai penelitian berkesinambungan dalam

bentuk siklus (Arikunto, 2010:8). Penelitian ini menitikberatkan pada proses

belajar anak maka pengamatan dilangsungkan sedangkan hasil adalah

konsekuensi logis dari proses. Metode penelitian ini adalah diskriptif

kualitatif, dan didukung dengan data kuantitatif sebagai pelengkap.

Peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas model yang

dikembangkan oleh Kurt Lewin. Model penelitian ini dapat dilihat dalam

(57)
(58)

penelitian ini sesuai dengan Kurt lewin namun diadaptasi peneliti

dengan tiga siklus pembelajaran.

b. Rencana Banyaknya Siklus

Peneliti merencanakan penelitian dalam 2 siklus. Masing

masing siklus berjumlah 3 jp, 1 jp beralokasi waktu 35 menit. Dapat

dilihat dari Tabel II:

Tabel 3.2 : Rencana Banyaknya Siklus

Pembeda Siklus

Siklus I Siklus II Siklus III

Pembahasan Materi Penjajahan Belanda

8 Peserta Didik 6 Peserta Didik 4 Peserta Didik

Media Gambar dan film

sejarah

Gambar serta film sejarah

Gambar dan film sejarah

Waktu 3 Jp 3 Jp 3 Jp

c. Menentukan Keberhasilan

Peneliti merencanakan keberhasilan dalam setiap siklus sebagai

berikut:

Tabel 3.3: Rencana Tingkat Keberhasilah

No Peubah Indikator Kondisi

Awal

Target skor rata-rata pada akhir siklus

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

(59)

No Peubah Indikator Kondisi Awal

Target skor rata-rata pada akhir siklus

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 belajar siswa dalam

materi Mendeskripsikan Perjuangan Para Tokoh Pejuang Pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang

3.3 Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini, penulis membagi menjadi 3 siklus setiap siklus terdiri 3

pertemuan :

3.3.1 Persiapan

a. Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD

untuk melakukan observasi

b. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V SD Negeri

Girisekar untuk mengadakan penelitian.

c. Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah

d. Mengkaji Kompetensi Dasar, mendiskripsikan materi pokok yaitu

perjuangan para penjajah

(60)

f. Menyusun Silabus tentang IPS pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan

perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

g. Menyusun RPP tentang IPS, mendeskripsikan perjuangan para tokoh

pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

h. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

i. Membuat instrumen pengamatan terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS mengenai Kompetensi Dasar mendeskripsikan perjuangan

para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

j. Menetapkan kondisi awal berdasarkan nilai pada tahun lalu yang

memenuhi KKM.

k. Melakukan ujicoba instrument penelitian berupa soal di SD Negeri

Girisekar pada kelas VI untuk 30 siswa.

l. Menguji validitas dan reliabilitas instrument penelitian pada SD Negeri

Girisekar, Blimbing, Girisekar, Panggang, Gunungkidul. Pada kelas VI,

jumlah 30 siswa.

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus

a. Siklus 1

(61)

1) Perencanaan

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran, media pembelajaran,

dan LKS. Peneliti jua menyiapkan lembar pengamatan, wawancara guru

dan wawancara siswa serta instrument siklus I yang diberikan kepada

siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Apersepsi : Siswa diajak menyanyikan lagu “mengheningkan

cipta”

b) Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang gambaran

mengenai materi mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang

pada masa penjajahan Belanda dan jepang. Guru memfokuskan

kegiatan pembelajaran pada materi penjajahan Belanda.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

d) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, per kelompok

berjumlah 8 anak

e) Guru memberikan beberapa sub materi yang akan dibahas

perkelompok. Tentang Mendeskripsikan Perjuangan Para Tokoh

(62)

f) Siswa bersama guru menyebutkan alasan bangsa belanda datang ke

Indonesia dan sistem tanam paksa yang dilakukan pemerintahan

Kolonial Belanda dalam teknik mind mapping.

g) Siswa bersama guru membahas jawaban dari masing-masing

kelompok.

h) Siswa dibagi gambar tokoh, setiap kelompok mendapat 3 gambar

tokoh.

i) Anggota kelompok secara bergantian maju mencari penjelasan

mengenai gambar tokoh yang mereka dapat.

j) Kelompok mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.

k) Siswa bersama guru membahas hasil presentasi.

l) Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan belajar yang telah

dilaksanakan bersama.

m) Siswa diberikan soal evaluasi secara individu berupa 10 item soal

pilihan ganda.

Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.

(63)

Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi. Setelah

pembelajaran berlangsung peneliti melakukan wawancara guru dan

kepada siswa.

4) Refleksi

Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,

kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses

pelaksanaan tindakan.

b. Siklus 2

Pertemuan I (3x35 menit)

1) Perencanaan

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran, media pembelajaran,

dan LKS. Peneliti jua menyiapkan lembar pengamatan, wawancara guru

dan wawancara siswa serta instrument siklus II yang diberikan kepada

siswa.

(64)

a) Apersepsi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b)Guru mengadakan apersepsi tentang materi mengenai jepang

c) Siswa secara berkelompok masing masing 6 orang.

d)Siswa bersama guru melakukan permainan bowling, dalam soal

bowling mencakup materi: Tujuan jepang datang ke Indonesia,

Organisasi bentukan Jepang, Penderitaan Bangsa Indonesia selama

masa penjajahan Jepang

e) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil permainan bowling.

f) Siswa dalam kelompok dibagikan puzzle berupa gambar tokoh

pejuang.

g)Siswa dalam kelompok menyusun puzzle tersebut ke dalam gambar

dan ditempel dikertas manila yang dibagikan guru.

h)Siswa membahas gambar yang mereka susun berupa: Nama tokoh,

Perjuangan Tokoh.

i) Siswa mempresentasikan hasil belajar kelompoknya di depan kelas.

j) Siswa bersama guru membahas hasil presentasi.

(65)

Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan rencana tindakan.

3) Pengamatan

Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi. Wawancara

terhadap guru dan siswa seusai pembelajaran.

4) Refleksi

Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,

kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses

pelaksanaan tindakan.

c. Siklus 3

Pertemuan I (3x35 menit)

1) Perencanaan

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran, media

pembelajaran, dan LKS. Peneliti jua menyiapkan lembar pengamatan,

wawancara guru dan wawancara siswa serta instrument siklus III yang

diberikan kepada siswa.

(66)

a) Apersepsi: guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Satu Nusa

Satu Bangsa”

b) Siswa bersama guru membahas tentang nyanyian.

c) siswa mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran dari guru.

d) Siswa secara berkelompok masing masing 4 orang.

e) Siswa bersama guru membahas organisasi pergerakan nasional

dengan metode mind mapping.

f) Guru membagikan organisasi Pergerakan Nasional dan tokoh

Pergerakan Nasional kepada kelompok.

g) Siswa bersama guru membahas pekerjaan kelompok siswa.

h) Siswa didalam kelompok menuliskan bunyi sumpah pemuda,

sejarah dan peranan sumpah pemuda dalam menjaga persatuan dan

kesatuan bangsa Indonesia.

i) Siswa mewakilkan salah satu anggota kelompok membacakan isi

sumpah pemuda dan hasil pembahasan kelompok.

j) Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa soal pilihan ganda 10

(67)

3) Pengamatan

Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi. Peneliti juga

melakukanm wawancara guru setelah pelaksanakan pembelajaran,

serta wawancara kepada siswa.

4) Refleksi

Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan,

kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi selama proses

pelaksanaan tindakan.

3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data

3.4.1 Instrumen Penelitian

a. Tes tertulis

Tes tertulis adalah suatu alat pengukuran atau prosedur yang

sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau

keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara

(68)

b. Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan adalah lembar kerja yang berfungsi untuk

mengamati dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian

tujuan pembelajaran atau proses pembelajaran siswa pada kegiatan

belajar mengajar dikelas maupun diluar kelas.

c. Pedoman wawancara

Instrument yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data

berupa pertanyaan yamg ditujukan kepada responden untuk

memperoleh data dari suatu obyek yang akan diteliti. Pedoman

wawancara dapat meliputi instrument yang digunakan peneliti yang

nanti ketika akan disampaikan kepada responden berupa pertanyaan

lisan atau orang yang akan diwawancarai, jawaban responden akan

dirangkum peneliti dengan mengisi data wawancara peneliti. Data

yang sikumpulkan dapat bersumber pendapat siswa atau guru

pendamping penelitia dan berupa pengamatan proses pembelajaran

maupun penanpilan guru.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Pengamatan

Peneliti menyiapkan instrument penelitian yang

(69)

penelitian dan mengamati instrumen yang diperlukan dalam

penelitian. Peneliti mengamati permasalahan dan mengisi data

pengamatan untuk mendapatkan informasi.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode yang digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan informasi tentang bahan yang diteliti

kepada responden. Hasil jawaban dari responden dapat dijadikan

bahan penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sumber data penelitian non manusia,

yaitu dengan alat penelitian. Data berupa rekaman atau gambaran

penelitian, dokumen, catatan dapat berupa LKS. Dokumentasi juga

merupakan data yang akurat karena merupakan cerminan kondisi

penelitian yang sebenarnya.

Tabel 3.4 : Pengumpulan data dan instrument penelitian

No Peubah Indikator Jenis Data Pengumpulan Instrumen

1. Antusiasme, kerja kelompok dan Prestasi belajar

Butir –butir Antusiasme Kerja kelompok

(70)

dalam materi kelas dalam materi Mendeskripsikan

Soal terdiri dari soal pilihan ganda

3. Persentase jumlah

siswa yang

3.5 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur(tes) dalam melakukan

fungsi ukurnya(Azwar, 1987:173)Validitas suatu tes adalah taraf sampai di

mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,

2010:242). Menurut Furchan (2007:293) validitas menunjuk kepada sejauh

mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat

ukur harus memiliki ketepatan yang akurat sesuai dengan apa yang akan

diukur.

(71)

A. Validitas Isi

Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes

mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes

itu. Pengertian mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja

berarti tes itu harus komprehensif akan tetapi isinya harus tetap

relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran.

B. Validitas Konstruk

Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan

sejauhmana suatu tes mengukur trait atau konstrak teoretik yang

hendak diukur.

C. Validitas berdasarkan kriteria

Dalam pengujian validitas berdasarkan kriteria, bukti validitas

suatu tes diperlihatkan oleh adanya hubungan skor pada tes yang

bersangkutan dengan suatu kriteria. Untuk melihat hubungan

termaksud dilakukan analisis korelasional.

Pengujian validitas dapat dilakukan dengan cara menganalisis dan

mengkorelasikan setiap item (x) dengan skor total (y). Penelitian ini

menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson (Masidjo,

2010:246) dengan rumus angka kasar sebagai berikut :

Gambar

Gambar 2.1 Literatur Map dari Penelitian- Penelitian Sebelumnya ...................  32
Tabel 4.18 Uji perbandingan Mean setiap siklus  ..............................................
gambar. Hal ini dimaksudkan supaya prestasi belajar siswa dapat meningkat
gambar-gambar, garis, kata-kata, symbol-simbol maupun gambaran.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sardjito terhadap pengobatan dan memperbaiki kontrol glikemik kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompokkontrol dengan masing-masingnilai p adalah 0,023(p&lt;0,05)

[r]

PING Flooding adalah merupakan aktivitas serangan DoS sederhana, dilakukan oleh penyerang dengan bandwidth yang lebih baik dari korban, sehingga mesin korban

Tahap analisa dan pembahasan penulis melakukan analisa hasil perhitungan kriteria performansi yaitu makespan dari metode penjadwalan yang saat ini diterapkan oleh

Yang berada di lingkaran I sampai dengan V adalah kerjasama yang sudah dirintis dan program sudah tersusun, sedang yang berada diluar lingkaran I – V, tapi berada dalam lingkaran

Berdasarkan prosedur tersebut di atas, struktur pembahasan dalam deskripsi teoretik meliputi: (1) Mengidentifikasi dan mengkaji teori-teori dan hasil penelitian yang relevan

Denah yang baik untuk bangunan rumah di daerah gempa adalah sebagai berikut: (Sumber: (Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan.. Gempa,

Merupakan kebanggaan tersendiri karena telah melalui perjuangan sangat berat, dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Penggunaan Metode Sosiodrama Melalui