BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keaktifan Siswa
1. Pengertian Keaktifan
Keaktifan siswa dalam belajar sangat diperlukan sekali karena pada
prinsipnya belajar adalah berbuat yaitu mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar
kalau tidak ada aktifitas. Itulah sebabnya aktifitas merupakan prinsip atau rasa
yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar (Indah, 2009).
Menurut Kunandar (dalam Ratna Nurhayati 2011) aktivitas siswa adalah
keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Di
dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan
ilmu jiwa, yaitu ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern.
Pandangan mengenai ilmu jiwa lama yaitu gurulah yang aktif dan
menentukan bahan pelajaran sedangkan murid-murid bersifat pasif. Siswa hanya
akan bekerja atas perintah guru, menurut cara yang ditentukan oleh guru dan
berpikir menurut yang digariskan oleh guru. Sementara itu dalam ilmu jiwa
modern, guru hanya dapat menyediakan bahan pelajaran, sedangkan yang
mengolah dan mencernakannya adalah anak itu sendiri sesuai dengan bakat, latar
belakang dan kemampuan masing-masing. Belajar adalah suatu proses dimana
anak harus aktif, dan pengajaran modern mengutamakan aktivitas
Sementara itu menurut Piaget seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat.
Tanpa perbuatan, anak tak berpikir. Agar anak berpikir sendiri, ia harus diberi
kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir dalam taraf verbal baru timbul setelah
anak berpikir pada taraf perbuatan (Nasution 2012:89).
2. Jenis Aktivitas
Banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran
untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Paul B. Dierich membuat
suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa, antara lain :
a. Visual activities : Membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi dan
pekerjaan orang lain) dan lain sebagainya.
b. Oral activities : Menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan
sebagainya.
c. Listening activities: Mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik,
pidato, dan sebagainya.
d. Writing activities : Menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,
menyalin dan sebagainya.
e. Drawing activities: Menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan
sebagainya.
f. Motor activities : Melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
g. Mental activities : Menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
h. Emotional activities : Menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,
tenang, gugup, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan tersebut tentu tidak terpisah satu sama lain. Dalam setiap
kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan tertentu
(Nasution, 2012).
3. Aktivitas Jasmani dan Rohani
Keaktifan siswa yaitu pada saat guru mengajar ia harus mengusahakan agar
murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani
meliputi :
a. Keaktifan indera : Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat
inderanya sebaik mungkin.
b. Keaktifan akal : Akal anak-anak aktif atau diaktifkan untuk memecahkan
masalah.
c. Keaktifan ingatan : Pada waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan
pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak.
d. Keaktifan emosi : Anak hendaklah senantiasa mencintai pelajarannya
4. Pembelajaran Aktif
Menurut Hamzah (2012) keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata
pelajaran bergantung pada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat
mempengaruhi adalah bagaimana cara guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Beberapa ciri dari pembelajaran yang aktif sebagaimana dikemukakan dalam
panduan pembelajaran model ALIS (Active Learning In School, 2009) adalah
sebagai berikut :
a. Pembelajaran terpusat pada siswa
b. Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata
c. Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi
d. Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda
e. Pembelajaran mendorong anak unuk berinteraksi antara siswa-guru
f. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar
g. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan
belajar
h. Guru memantau proses belajar siswa
i. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak
B. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran
dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran
pernah menggunakannya atau mengalaminya sebagai contoh saat bekerja di
laboratorium. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam
kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi
yang diberikan oleh guru . Di dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama
sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untnuk
menyelesaikan tujuan bersama. Jadi setiap anggota kelompok memiliki tanggung
jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Didalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tapi heterogen, kemampuan,
jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lains aling membantu. Tujuan dibentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa
untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.
Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
ketuntasan materi yang idsajikan guru, dan saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar (Trianto 2009: 56).
C. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
1. Pengertian Teams Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggungjawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
dikembangkan secara asli oleh David De Vreis dan Keith Edward (1995). Pada
model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Model pembelajaran ini dapat
digunakan dalam berbagai mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu-ilmu sosial
maupun bahas dari jenjang pendidikan dasar (SD, SMP) hingga perguruan tinggi.
TGT sangat cocok untuk tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam
dengan satu jawaban, meski demikian, TGT juga dapat diadaptasi untuk
digunakan dengan tujuan yang kurang tajam dengan menggunakan penilaian yang
bersifat terbuka.
TGT memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi
menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.
Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk
permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan
masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game
tamannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab
individual (Slavin 2005:14).
2. Komponen Model Pembelajaran Teams Gamaes Tournament (TGT)
Secara umum TGT hampir sama dengan STAD, perbedaannya hanya satu
dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil
tim mereka dengan anggota tim yang lain kinerja akademik sebelumnya setara
seperti mereka. Adapun perbedaan komponen TGT dengan STAD terletak pada :
a. Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa. Seorang siswa mengambil sebuah
kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada
kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain
saling menantang jawaban masing- masing.
b. Turnamen
Turnamen adalah sebuat struktur dimana game berlangsung. Biasanya
berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit setelah guru memberikan
pemberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok
terhadap lembar kegiatan. (Slavin 2005:166).
3. Langkah Pembelajaran Model Teams Games Tournament
Dalam implementasinya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
menggunakan model pembelajaran TGT, antara lain :
a. Pembelajaran terpusat pada siswa
b. Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi
c. Pembelajaran bersifat aktif (siswa berlomba untuk dapat menyelesaikan
persoalan)
e. Dalam kompetisi diterapkan sistem poin
f. Dalam kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal
kesetaraan dalam kinerja akademik
g. Adanya sistem penghargaan bagi siswa yang memperoleh point banyak
Ada beberapa hal yang harus disiapkan guru dalam pelaksanaan model
pembelajaran TGT, antara lain :
a. Kartu soal
b. Lembar kerja siswa
c. Siswa dibagi atas beberapa kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5-6
orang
d. Guru mengarahkan aturan permainannya
4. Kelemahan Model Pembelajaran TGT, antara lain :
a. Dalam model pembelajaran ini, menggunakan waktu yang lama.
b. Dalam model pembelajaran ini, guru dituntut untuk pandai memilih materi
pelajaran yang cocok untuk model ini.
c. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan.
Misalnya membuat soal untuk setiap turnamen atau lomba, dan guru harus
tahu urutan akademis siswa dari yang tertinggi hingga terendah.
5. Kelebihan Model Pembelajaran TGT, antara lain :
a. Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan
berkemampuan akademik lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai
peranan yang penting dalam kelompoknya.
b. Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan
saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
c. Dalam model pembelajaran ini, membuat siswa lebih bersemangat dalam
mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan
sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.
d. Dalam pembelajaran siswa ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam
mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa tournamen
dalam model ini (Anonim, 2012)
D. Pembelajaran IPS Terpadu
IPS atau Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang diberikan
pada jenjang dasar dan menengah. Mata pelajaran ini mencakup mata pelajaran
Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi. Ciri khas dari mata pelajaran ini yaitu
bersifat terpadu dari beberapa mata pelajaran dengan tujuan agar mata pelajaran
ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi
disesuaikan dengan ingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.
Konsep pengajaran IPS di tingkat menengah (SMP) maupun di SMA jelas
berbeda. Pada jenjang menengah (SMP) mata pelajaran IPS menganut pendekatan
kolerasi, yaitu materi pelajaran dikembangkan dan disusun berdasar pada
beberapa disiplin ilmu yang kemudian dikaitkan dengan aspek kehidupan nyata
Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara
yang demokratis, bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.
IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapklan peserta didik memperoleh
pemahaman yang lebihj luas dan mendalam pada bidangilmu tersebut, dan dapat
berdampak positif terhadap prestasi peserta didik untuk mata pelajaran IPS.
(Supriya, 2011).
E. Hidrosfer
1. Pengertian Hidrosfer
Lapisan air atau semua bentuk air yang ada di bumi disebut hidrosfer.
Lapisan ini meliputi samudra, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air
yang terdapat di atmosfer. Hampir tiga perempat bagian (+71%) permukaan bumi
tertutp oleh air. Dari seluruh air yang ada di bumi 97,2% berupa air laut yang
belum dimanfaatkan secara optimal. Air tawar yang ada di permukaan bumi hanya
2,8% yang sebagian besar berupa es abadi di puncak-puncak pegunungan dan di
kutub. Oleh karena itu kita harus berhemat dalam pemakaian air agar air tawar
tidak segera habis berubah menjadi air laut.
Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan selalu bergerak dalam suatu
lingkaran peredaran yang disebut dengan siklus hidrologi, siklus air atau daur
2. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sirkulasi
atau peredaran air secara umum. Siklus hidrologi terjadi karena proses-proses
yang mengikuti gejala-gejala meteorologi dan klimatologi sebagai berikut :
a. Evaporasi : Penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses
perubahan wujud air menjadi gas
b. Transpirasi : Proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui
stomata (mulut daun).
c. Evapotranspirasi : Proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
d. Kondensasi : Proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat
pendinginan
e. Adveksi : Transportasi air pada gerakan horisontal seperti
transportasi panas dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh
gerakan udara mendatar.
f. Presipitasi : Bentuk curahan / hujan dari atmosfer ke bumi meliputi
hujan air, es atau salju.
g. Run Off : Pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai
dan anak sungai
h. Infiltrasi : Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui
pori tanah.
i. Sublimasi : Perubahan wujud dari gas menjadi bentuk padat,
Dalam siklus hidrologi, matahari memancarkan energi panas ke selurun
permukaan bumi sehingga terjadi penguapan air dari sungai, danau, rawa, laut dan
samudra. Uap air bergerak naik ke tempat yang lebih tinggi dan suhu udara makin
rendah sehingga uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi. Di tempat
yang tinggi, di daerah beriklim dingin atau sedang pada musim dingi uap air dapat
langsung membeku mejadi salju karena mengalami proses sublimasi.
Dari proses kondensasi, uap air berubah menjadi titik-titik air yang
bergerombol di udara sebagai awan. Awan makin lama makin padat sehingga
titik-titik tersebut bergabung satu sama lain membentuk tetesan air yang jatuh
kemudian ke bnumi sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi
sebagian meresap ke dalam tanah menjadi air tanah, sebagian mengalir di
permukaan bumi, dan sebagian lagi menguap. Air tanah keluar menjadi mata air
dan mengalir menjadi sungai menuju ke laut atau ke danau.
3. Jenis Siklus Hidrologi
Berdasarkan proses perputarannya, siklus hidrologi di bedakan menjadi tiga
jenis, antara lain :
a. Siklus Pendek : Air laut menguap, mengalami kondensasi membentuk
awan, lalu turun hujan diatas laut.
b. Siklus Sedang : Awan yang terbentuk dari penguapan air laut tertiup angin
ke daratan, jatuh sebagai hujan di daratan, meresap ke dalam tanah dan
mengalir di permukaan, lalu kembali lagi ke laut.
c. Siklus Panjang : Awan yang tebentuk tertiup angin ke daratan dan naik ke
pegunugnan tinggi, jatuh ke permukaan bumi sebagai salju, membentuk
gletser (lapisan es yang mencair), mengalir melalui sungai, lalu kembali lagi
kelaut.
Gambar 2.3 Siklus pendek
4. Pemanfaatan Air Bagi Kehidupan
a. Dari segi ekonomi, air digunakan sebagai PLTA, Air mineral/kemasan,
untuk kebutuhan rumah tangga, seperti mandi, mencuci, dan air minum
yang dikelola PDAM , dsb.
b. Dari segi geografi, dapat berupa sungai, danau, bendungan, dsb.
c. Dari segi kesehatan, air berperan dalam metabolisme tubuh manusia,
mengurangi resiko terkena penyakit, pelembab wajah bagi wanita,
mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak dengan sel-sel yang masih baru,
dsb.
d. Dari segi sosial, air sangat berperan sebagai sumber kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya, dapat mengubah mata pencaharian seseorang
misalnya, seseorang yang tadinya bermata pencaharian petani karena tinggal
Gambar 2.5 Siklus panjang
Air
Ekonomi Geograf
i
Sosial Pariwisata Kesehatan
didekat sungai maka mata pencahariannya berubah menjadi petani ikan
(nelayan sungai, pembudidaya ikan), dsb.
e. Dari segi pariwisata, dapat dimanfaatkan sebagai wisata alam yang
menunjang ekonomi masyarakat seperti arum jeram, danau, air terjun,
bendungan, telaga, curug, dsb.
5. Bentuk Tubuh Air
a. Air Permukaan
1) Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju
dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar. Sungai mengalir dalam
tiga tingkatan, yaitu (1) hulu yang ditandai dengan lembah berbentuk V yang
disebut juga sungai muda, (2) tengah yang ditandai dengan bentuk lembah U
disebut juga sungai dewasa, dan (3) hilir ditandai dengan lembah daerah yang
datar disebut sungai tua. Berikut beberapa macam jenis sungai :
a) Sungai berdasarkan sumbernya : Sungai hujan, sungai gletser dan sungai
campuran
b) Sungai berdasarkan asal airnya : Sungai mata air, sungai hujan, sungai
gletser dan sungai campuran.
c) Sungai berdasarkan volume airnya : Sungai ephimeral, sungai episodik,
sungai pherenial, sungai periodik, sungai permanen
d) Sungai berdasarkan arah aliran : Sungai konsekuen, sungai subsekuen,
e) Sungai berdasarkan struktur geologinya : Sungai antiseden, sungai reverse,
sungai superimposed.
f) Pola aliran sungai : Dentrik, rektangular, radial sentrifugal, radial
sentripetal, annular, trellis.
Adapun manfaat sungai bagi kehidupan, antara lain :
a) Bidang Ekonomi :
(1) Pengembangan perikanan darat
(2) Menggerakkan turbin pembangkit tenaga listrik (PLTA)
(3) Sarana lalu lintas/transportasi
(4) Objek wisata air dan pengembangan olahraga arung jeram
(5) Sumber irigasi
b) Bidang Sosial :
Sungai sebagai sumber cadangan air bersih bagi manusia, terutama
masyarakat perkotaan. Sejak dahulu manfaat sungai bagi manusia antara lain
untuk keperluan minum, makan, mandu, cuci dan berbagai kebutuhan dasar
lainnya. Sekarang manusia modern masih memakai air sungai untuk keperluan
mencuci dan mandi, namun diproses / dostrelisasi dahulu sebelum dikonsumsi.
Tetapi air sungai dibeberapa tempat, terutama di kota-kota besar sudah tercemar.
Akibatnya masyarakat kesulitan memanfaatkan air sungai. Sebaliknya, di desa
yang masih memiliki air sungai yang jernih masyarakatnya masih menggunakan
2) Danau
Danau adalah tubuh perairan di daratanyang berupa cekungan alami dan
terisi air yang menggenang. Danau mendapatkan air dari curah hujan,
sungai-sungai, mata air, dan air tanah. Istilah danau juga digunakan untuk
menggambarkan fenomena seperti Danau Eyre, di mana danau ini kering di
banyak waktu dan hanya terisi pada saat musim hujan.Finlandia dikenal sebagai
"Tanah Seribu Danau" dan Minnesota dikenal sebagai "Tanah Sepuluh Ribu
Danau". Great Lakes di Amerika Utara juga memiliki asal dari zaman es. Sekitar
60% danau dunia terletak di Kanada, ini dikarenakan sistem pengaliran kacau
yang mendominasi negara ini.
a) Berdasarkan keadaan airnya, danau dikelompokkan menjadi dua, yaitu
danau air asin dan danau air tawar
b) Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi 6, antara lain
danau vulkanik, tektonik, tektovulkanik, bendungan, karst/dolina, dan
glasial.
Manfaat danau antara lain :
a) Sebagai pengatur air sehingga tidak terjadi banjir.
b) Sebagai persediaan air yang penting untuk irigasi.
c) Tempat rekreasi dan objek pariwisata.
d) Sebagai sumber tenaga listrik (PLTA).
e) Tempat pemeliharaan ikan air tawar.
3) Rawa
Rawa adalah tubuh perairan dangkal di daratan dan sering ditutupi
tumbuhan air. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya rawa,seperti merupakan
daerah depresi, drainase jelek, materi dasar bertekstur halus, aliran air terhalang
oleh bentukan alam atau buatan manusia, dan mempunyai curah hujan tinggi. Ada
dua jenis rawa yaitu rawa yang airnya tidak mengalami pergantian dan rawa yang
airnya selalu mengalami pergantian. Di Indonesia rawa terdapat di daerah aliran
Sungai Mahakam (Kalimantan), Sungai Memberamo (Irian Jaya), Sungai
Komering, dan Sungai Musi (Sumatera). Manfaat rawa antara lain : a) sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik, b) bila rawa dapat mengalami pergantian air
maka dapat digunakan untuk lahan persawahan dan perikanan.
4) Telaga
Telaga adalah danau sempit. Di sekitar telaga terdapat pepohonan, tidak ada
tingkatan suhu pada keadlamannya dan tidak ada gelombang yang mengabrasi.
b. Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat atau tersimpan di dalam tanah. Sebagian
besar (lebih dari 98%) air daratan adalah air tanah. Sumber air tanah berasal dari
air hujan, air magmatik dan air connate (air tanah yang terjebak pada pori-pori
batuan pada saat batuan terbentuk). Kandungan air tanah pada setiap daerah
lahan, kondisi geomorfologi dan geologi, serta aktivitas manusia. Ait tanah
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Air tanah preatis : letaknya di atas lapisan kedap air (impermeable),
tidak jauh dari permukaan tanah. Untuk mendapatkan air tanah preatis dapat
dilakukan dengan membuat sumur atau mencari mata air.
2) Air tanah artesis : letaknya jauh di dalam permukaan tanah, berada di antara
dua lapisan kedap air. Keadaan air tanah artesis lebih stabil karena berasal
dari daerah tangkapan hujan. Tempat resapan air tanah artesis jauh berada di
pegunungan yang tinggi. Untuk mendapatkan air tanah artesis ada dua cara,
yaitu secara alami dan dibuat oleh manusia.
Manfaat air tanah untuk menyediakan kebutuha air bagi makhluk hidup dan
persediaan air bersih secara alami untuk rumah tangga dan industri serta irigasi.
c. Perairan Laut
Laut merupakan tubuh air terbesar yang menyelubungi permukaan bumi. Di
permukaan bumi terdapat tiga samudra, yaitu Samudra Pasifik, Samudra Atlantik,
dan Samudra Hindia dan Samudra Arktik. Selain samudra dan laut, tubuh air asin
yang lain adalah selat dan teluk. Selat merupakan perairan sempit yang berada di
antara dua pulau atau perairan sempit yang menghubungkan dua perairan yang
lebih besar. Misalnya : Selat Sunda, Selat Malaka dan Selat Bali. Teluk adalah
perairan yang menjorok ke arah daratan. Perairan teluk pada umumnya dikelilingi
oleh daratan. Air laut yang berasa asin ini dikarenakan mempunyai kandungan
1) Jenis-Jenis Laut
a) Klasifikasi Laut Berdasarkan Letaknya
Berdasarkan letaknya laut dibedakan menjadi laut tepi, laut pertengahan dan
laut pedalaman.
(1) Laut Tepi
Laut tepi yaitu laut yang terletak di tepi benua (kontinen) dan solah-olah
terpisah dari samudra luas, diantara gugusan pulau dan jazirah. Contohnya : Laut
Bering dan Laut China Selatan.
(2) Laut Pertengahan
Laut pertengahan atau laut tengah yaitu laut yang terletak di antara dua
benua yang memiliki gejala-gejala gunung api dan mempunyai gugusan
pulau-pulai. Contohnya : Laut Karibia, Laut Tengah, Laut Jawa dan Laut Karibia, Laut
Jawa danLaut Kutub Utara.
(3) Laut Pedalaman
Laut pedalaman yaitu bagian lautan yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh
daratan. Contohnya : Laut Baltik, Laut Kaspia dan Laut Hitam.
b) Klasifikasi Laut Berdasarkan Terjadinya
Berdasarkan terjadinya laut dibedakan atas laut transgresi, laut ingresi dan
laut ingresi.
(1) Laut Transgresi
Laut transgresi terjadi karena tergenangnya suatu dataran rendah oleh
naiknya permukaan laut akibat mencairnya es di kutub. Contohnya : Laut Jawa,
epirogenesa (naiknya permukaan laut karena daratannya menurun) sehingga
daratan-daratan tergenang air. Contohnya : Pantai Belanda dan Pantai Perancis.
(2) Laut Ingresi
Laut ingresi terjadi karena turunnya dasar laut akibat pengaruh tenaga
endogen. Contohnya : Laut Belanda, Laut Tengah dan Laut Jepang.
(3) Laut Regresi
Laut Regresi adalah laut yang menyempit dan terjadi pada masa dilivium
atau zaman es.
c) Klasifikasi Laut Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan terjadinya laut dibedakan atas zona litoral, zona neritik, zona
batial dan zona abisal.
(1) Zona Litoral
Zona litoral atau jalur pasang yaitu bagian dari laut yang terletak diantara
daerah pasang naik dan pasang surut.
(2) Zona Neritik
Zona neritik atau bagian laut dangkal dengan kealaman hingga 200 m. Pada
zona ini sinar matahari masih dapat mencapai dasar laut sehingga bagian ini kaya
akan organisme laut.
(3) Zona Batial
Zona batial adalah bagian laut yang memiliki kedalaman antara 200-2000m.
Pada zona ini sinar matahari tidak dapat mencapai dasar laut sehingga tumbuhan
(4) Zona Abisal.
Zona abisal yaitu zona laut yang sangat dalam, lebih dari 2000m. Suhu di
zona ini sudah snagat rendah, tumbuhan tidak ada yang tumbuh, hanya jenis
binatang laut dalam jumlah dan jenisnya snagat terbatas.
2) Batas Laut Indonesia
a) Batas laut teritorial
Batas laut teritorial adalah garis batas yang berjarak 12 mil dari garis dasar.
b) Batas landas kontinen
Batas landas kontinen adalah batas landas yang merupakan kelanjutan dari
benua (kontinen). Negara pantai boleh melakukan eksploitasi dan eksplorasi
kekayaan mineral dan kekayaan alam lainnya dengan kewajiban harus membagi
keuntungan dengan masyarakat internasional.
c) Batas zona ekonomi eksklusif (ZEE)
Menurut UU No. 5 tahun 1983 tentang ZEE bahwa batas wilayah laut
Indonesia sejau 200 mil diukur dari garis dasar. Didalam wilayah ini, negara
pantai berhak menggali segala sumber hayati maupun sumber alam lainnya yang
berada dibawah permukaan laut, didasar laut dan dibawah dasar laut.
3) Manfaat Perairan Laut
Beberapa manfaat perairan laut yaitu sebagai prasarana hubungan dan
tempat rekreasi, pertambangan, pengatur iklim, pertahanan dan keamanan,
konservasi alam, sumber bahan baku obat-obatan dan sumber makanan.
Untuk menjaga agar laut tetap lestari, diperlukan cara-cara untuk menjaga
kelestarian laut antara lain :
a) Menjaga kelestarian sumber daya laut dengan memperhitungkan proses
pengembangan alam
b) Tidak membuang limbah industri ke lautan agar tidak mengganggu
kelestarian sumber daya laut
c) Mengadakan eksplorasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang
kehidupan dilaut
d) Mengamankan dan menertibkan lalu lintas di laut untuk menghindari
tumpahan muatan yang dapat menimbulkan polusi dan merusak lingkungan.
F. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Ratna Nurhayati (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
pembelajaran geografi menggunakan model pembelajaran Number Head
Together (NHT) berhasil meningkatkan keaktifan siswa, ditunjukkan
dengan adanya peningkatan keaktifan siswa dari skilus I dna siklus II. Pada
siklus I diperoleh persentase keseluruhan siswa aktif sebesar 50% dengan
kategori cukup aktif. Siklus II diperoleh persentase keseluruhan aktivitas
siswa sebesar 84, 78% dengan kategori sangat aktif.
2. Hasil penelitian Heni Puji Astuti (2012) menyimpulkan bahwa terjadi
pertanyaan pada siklus I sebesar 9%, siklus II 20% dan siklus III 27%.
Siswa yang menyampaikan pendapat pada siklus I 10%, siklus II 22% dan
siklus III 32%. Siswa yang menyampiakan sanggahan pada siklus I 0%,
siklus II 6% dan siklus III 18%. Siswa mengerjakan soal/tugas siklus I 51%,
siklus II 54% dan siklus III 59%.
G. Kerangka Pikir
Untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap pembelajaran IPS Terpadu,
guru harus menciptakan suasana belajar yang optimal dengan berbagai
menggunakan model pembelajaran. Seorang guru dalam proses pembelajaran
seharusnya menggunakan model pembelajaran yang sesuai denga pokok bahasan
yang akan diajar. Sekarang ini banyak dijumpai guru, terutama yang sudah lama
mengajar justru jarang menggunakan model pembelajaran. Mereka hanya
mengajar secara konvensional, yaitu guru yang berperan aktif dalam
menyampaikan materi sedangkan siswa hanya mendengarkan sehingga siswa
menjadi pasif.
Salah satu indikator bahwa proses pembelajaran berlangsung efektif adalah
tingkat keterlibatan siswa yang tinggi atau adanya keaktifan siswa. Untuk
menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, guru harus mulai
menggunakan metode atau cara mengajar yang berbeda. Guru perlu berinovasi
dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan
meningkatkan keaktifan siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT).
H. Hipotesis Tindakan
Hipotesis untuk penelitian ini adalah “Melalui model pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada pokok bahasan
Gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer serta dampaknya terhadap kehidupan,