• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian dengan judul Analisis Tindak Tutur Direktif Pada Anak Usia 4-5 - Inasa Khairina Ghassani BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian dengan judul Analisis Tindak Tutur Direktif Pada Anak Usia 4-5 - Inasa Khairina Ghassani BAB II"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Relevan

1. Penelitian dengan judul Analisis Tindak Tutur Direktif Pada Anak Usia 4-5 Tahun di Desa Babadan, Pagentan Banjarnegara 2016

Penelitian tersebut dilakukan oleh Syukur Sri Miyati mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa data tuturan anak usia 4-5 tahun yang mengandung tindak tutur ilokusi direktif. Sumber data dalam penelitian ini berjumlah 38 anak, dari jumlah tersebut tuturan anak yang mengandung tindak tutur direktif hanya terdapat pada 28 anak saja, sedangkan 10 anak lainnya tidak mengandung tindak tutur ilokusi direktif. Data dikumpulkan melalui metode simak dengan teknik bebas libat cakap. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tuturan anak usia 4-5 tahun di Desa Babadan, Pagentan Banjarnegara 2016 mengandung tindak tutur ilokusi direktif. Tindak tutur tersebut, yaitu (1) tuturan requistives (mengajak) dan (meminta), (2) tuturan questions (bertanya), (3) tuturan requirements (memerintah), (4) tuturan prohibitives (melarang) dan (membatasi), (5) tuturan permissives (membolehkan), (6) tuturan advisories (menyarankan). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tindak tutur ilokusi direktif yang digunakan oleh anak usia 4-5 tahun di Desa Babadan, Pagentan, Banjarnegara 2016 yang paling dominan adalah tuturan requistives.

(2)

10

menggunakan data tuturan anak usia 4-5 tahun sedangkan peneliti menggunakan data dari tuturan ustad, ustadzah, dan santri. Sedangkan sumber data yang digunakan oleh Sri Miyati adalah anak usia 4-5 tahun, sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah ustad, ustadzah, dan santri sehingga penelitian yang dilakukan oleh peneliti maupun penliti sebelumnya memiliki perbedaan selain persamaan yang dimiliki.

2. Penelitian dengan judul Nilai-Nilai Karakter dalam Kalimat Imperatif pada Lagu Anak-Anak Tahun 1990-an

Penelitian tersebut dilakukan oleh Asri Fiana mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tahun 2016. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Asri Fiana dan peneliti adalah kedua penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan kedua penelitian di atas yaitu metode simak melalui tiga tahap diantaranya tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data.

(3)

11

1990-an. Sedangkan sumber data yang diambil oleh peneliti berasal dari ustad, ustadzah, dan santri pada pembelajaran di TPQ Perumahan Purwosari Indah Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas Periode Oktober 2017.

B. Pragmatik

Menurut Kridalaksana (2001:159) pragmatik merupakan bagian ilmu bahasa yang mempelajari isyarat-isyarat bahasa yang mengakibatkan keserasian pemakaian bahasa dalam komunikasi aspek-aspek luar bahasa yang berpengaruh terhadap makna ujaran. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Leech (2011:5) mengatakan bahwa pragmatic studies meaning in relation to speech situation. Menurutnya, pragmatik itu

mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi, dan bagaimana pragmatik menyelidiki makna sebagai konteks, bukan sebagai sesuatu yang abstrak dalam berkomunikasi. Sementara Rohmadi (2004:65) menyatakan pragmatik adalah studi kebahasaan yang terkait konteks. Karena konteks memiliki peranan kuat dalam menentukan maksud penutur dalam berinteraksi dengan lawan tutur. Sependapat dengan pernyataan di atas, Yule (2006:3) mengemukakan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh pendengar.

(4)

12

C. Tindak Tutur

1. Pengertian Tindak Tutur

Yule (2006:82) bahwa tindak tutur sebagai tindakan yang dilakukan melalui ujaran. Lain halnya pendapat yang disampaikan oleh Kridalaksana (1992:154) bahwa tindak tutur adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui oleh pendengar. Hal serupa juga diungkapkan oleh Tarigan (2009:36) bahwa tindak tutur atau tuturan yang dihasilkan oleh manusia dapat berupa ucapan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pendapat para ahli di atas yaitu tindak tutur adalah suatu tindakan yang dilakukan melalui ujaran yang disampaikan antara penutur kepada lawan tutur mengenai suatu hal yang bisa diketahui dan dipahami maknanya oleh lawan tutur.

2. Bentuk – Bentuk Tindak Tutur

Menurut Austin dalam (Chaer, 2010: 27-29) menjelaskan bahwa tindak tutur yang dilakukan dalam kalimat performatif dirumuskan menjadi tiga tindakan yang berbeda diantaranya tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Ketiga tindakan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Tindak Tutur Lokusi

(5)

13

Contoh:

(1) Ikan paus adalah binatang menyusui (2) Jari tangan jumlahnya lima

Tuturan (1) dan tuturan (2) diujarkan semata-mata untuk mengatakan sesuatu (lokusi), tanpa maksud untuk melakukan sesuatu (ilokusi), apalagi mempengaruhi lawan tuturnya (perlokusi). Informasi yang dituturkan pada contoh (1) berupa penyampaian sebuah fakta, bahwa Ikan Paus tergolong dalam jenis binatang mamalia. Sedangkan pada kalimat (2) sudah sangat menjelaskan bahwa penutur menyatakan sesuatu tanpa maksud untuk melakukan sesuatu. Karena pada dasarnya jari tangan manusia ada lima. Lima dari tangan sebelah kanan, dan lima dari tangan sebelah kiri.

b. Tindak Tutur Ilokusi

Menurut Wijana (1996:18) bahwa tindak ilokusi adalah suatu tuturan yang disampaikan penutur untuk mengatakan dan menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Bila hal ini terjadi tindak tutur yang terbentuk adalah tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi disebut sebagai The Act of Doing Something

(3) Saya tidak dapat datang (4) Ujian sudah dekat

(6)

14

tindak tutur ilokusi dalam aktivitas bertutur ke dalam lima macam bentuk tuturan ilokusi yaitu (1) representatif, (2) direktif, (3) komisif, (4) ekspresif, (5) deklarati.f Kelima tindak tutur akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Representatif

Representatif adalah suatu tuturan yang mengikat penuturnya terhadap

kebenaran mengenai suatu hal yang dikatakan oleh penutur. Hal itu menegaskan bahwa representatif berfungsi untuk menjelaskan sesuatu apa adanya sesuai kenyataan. Menurut Searle (dalam Rohmadi 2004:32) terdapat ciri-ciri dari tuturan representatif misalnya menyatakan, melaporkan, menunjukkan, dan menyebutkan.

Ciri-ciri selanjutnya yang biasanya muncul dalam tuturan representatif yaitu tuturan representatif disampaikan karena penutur bermaksud ingin memberi tahu informasi,

dan lawan tutur merasa ingin tahu mengenai informasi yang disampaikan penutur. Tuturan yang disampaikan biasanya mengenai kejelasan suatu hal yang belum diketahui misalnya informasi dari peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan manusia, kejelasan mengenai benda, (contoh: warna benda, contoh: warna benda, manfaat benda, mengenai kenaikan harga dari kebutuhan pokok manusia). Intonasi yang disampaikan biasa saja dan cenderung menunjukkan ekspresi pengucapan yang meyakinkan sehingga lawan tutur percaya dengan tuturan yang disampaikan oleh penutur. Berikut hasil analisis tuturan representatif:

(5) Sepatu Sinta berwarna hitam

(6) Harga beras semakin naik dan membebani perekonomian masyarakat Miskin

(7)

15

tuturan (5) penutur bertanggungjawab atas tuturan yang diucapkan karena tuturan tersebut memang benar adanya dan dapat dibuktikan di lapangan. Jadi, dari informasi yang disampaikan oleh penutur mengandung makna bahwa sepatu Sinta berwarna hitam dan memang benar adanya. Sedangkan pada tuturan (6), penutur memberikan informasi pengeluhan tentang harga beras yang semakin hari semakin naik dan dirasa cukup membebani masyarakat miskin.

2) Direktif

Direktif adalah suatu tuturan yang disampaikan oleh penutur untuk menyuruh

(8)

16

(7) Tututp mulutmu!

Contoh (7) termasuk ke dalam jenis tindak tutur direktif sebab tuturan tersebut berfungsi memerintah. Kalimat tersebut termasuk ke dalam tuturan direktif memerintah yang ditandai dengan penggunaan tanda seru di akhir kalimat. Intonasi yang disampaikan dengan nada tinggi dan berujung seperti meluapkan kemarahan kepada lawan tutur. Jika tuturan (7) disampaikan antara penculik dengan korban, maka penculik menyuruh korban untuk menutup mulutnya rapat-rapat. Tuturan tersebut disampaikan agar lawan tutur tidak mencari bantuan dengan cara berteriak dan buka mulut. Diharapkan lawan tutur menuruti perintahnya dengan tidak mengatakan apapun kepada orang lain.

Dari pengertian tindak tutur direktif diatas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur direktif merupakan suatu tuturan yang mempengaruhi lawan tutur untuk melakukan sesuatu seperti yang dianjurkan oleh penutur. Selain itu, direktif dapat diartikan sebagai kalimat yang diujarkan tidak hanya menyatakan sesuatu, akan tetapi dapat menindakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya tuturan melarang, ajakan, memerintah, dan permintaan. Menurut Ibrahim (1993: 28-33) membagi tindak tutur direktif menjadi enam yaitu:

a) Requestives

Menurut Ibrahim (1993:28) tuturan requistives adalah tuturan yang mengekspresikan keinginan penutur, sehingga lawan tutur melakukan sesuatu sesuai keinginan penutur. Tuturan yang termasuk dalam bentuk tindak tutur direktif requestives yaitu tuturan meminta, mengemis, memohon, menekan, mengundang,

(9)

17

merayu lawan tutur agar melakukan tindakan yang diinginkan oleh penutur dan biasanya kata tolong disampaikan karena keadaan terdesak sehingga lawan tutur harus melakukan saat itu juga. Berikutnya pada kata mohon disampaikan penutur dengan maksud mengharapkan atau menghimbau lawan tutur untuk melakukan sesuatu dari tuturan yang telah disampaikan penutur. Oleh karena itu, penutur menyampaikan tuturan dengan kata mohon, didukung dengan penyampaian yang tegas dan bermakna untuk kebaikan bersama agar penutur dan lawan tutur saling menguntungkan sama lain. Berikut contoh tindak tutur requistives:

(8) Tolong ambilkan tas di lemari

(9) Mohon untuk tidak berisik di ruang perpustakaan

Tuturan (8) di atas merupakan bentuk tuturan requestives. Pada contoh tutran (8) merupakan contoh tuturan meminta. Tuturan meminta tersebut ditandai dengan penggunaan kata tolong yang menyatakan tanda permintaan. Apabila tuturan tersebut disampaikan oleh kakak kepada adiknya, maka penutur bermaksud meminta lawan tutur untuk mengambilkan tas di lemari. Pada tuturan (9) diidentifikasi sebagai tuturan memohon yang secara langsung disampaikan oleh penutur kepada lawan tutur. Tuturan tersebut ditandai dengan penggunaan kata mohon. Jika tuturan tersebut disampaikan oleh petugas perpustakaan kepada pembaca maka penutur memohon lawan tutur untuk tidak berisik ketika berada di perpustakaan agar tidak mengganggu orang lain yang sedang membaca di perpustakaan.

(10)

18

(10) Mari kita berdoa bersama-sama sebelum pulang sekolah. (11) Ayo ikut aku ke ruang guru ambil daftar absen.

Tuturan (10) merupakan bentuk tuturan direktif requistives mengajak. Tuturan tersebut diperkuat dengan kata mari yang memiliki makna mengajak lawan tutur untuk melakukan tindakan sesuai dengan keinginan penutur dan dilakukan secara bersama-sama. Biasanya kata mari ditujukkan untuk orang banyak tidak hanya untuk pelaku tunggal. Tuturan (10) jika disampaikan antara guru kepada murid muridnya maka tuturan tersebut bermakna untuk mengajak murid melakukan doa bersama sebelum pulang sekolah. Guru mengajak seluruh murid yang sedang diajarnya dan ajakan tersebut termasuk ke dalam kegiatan positif. Tindakan yang diharapkan agar murid bersama guru melakukan kegiatan berdoa bersama-sama dengan perasaan khusyuk dan menghargai perbedaan agama satu sama lain.

Pada tuturan (11) termasuk ke dalam tutran direktif requistives mengajak. Tuturan tersebut diperkuat dengan kata ayo. Kata ayo digunakan untuk mengajak lawan tutur untuk melakukan kegiatan bersama-sama dengan penutur. Kata ayo pada tuturan (11) ditujukkan pada satu orang dan jika disampaikan antara teman kepada teman sekelasnya, maka tuturan tersebut bermaksud untuk mengajak lawan tutur mengambil daftar absen di ruang guru. Ajakan tersebut dilakukan penutur dengan maksud untuk menemani penutur agar tidak sendirian mengambil daftar absen di ruang guru.

b) Question

(11)

19

bahwa apa yang dimohon adalah lawan tutur memberikan kepada penutur informasi misalnya tuturan bertanya (Ibrahim, 1993: 28-33). Ciri-ciri dari tuturan question diantaranya ada bertanya, berinkuiri, mengintrogasi Selanjutnya biasanya tuturan question ditandai dengan tanda tanya di akhir kalimat, membutuhkan jawaban dari

pihak yang ditanya berupa pernyataan ya atau tidak maupun sebuah informasi yang disampaikan lawan tutur terhadap penutur. Menurut Rahardi (2002:78) tuturan question biasanya menanyakan manusia, benda, hewan, dan tumbuhan. Untuk menanyakan hal tersebut dapat menggunakan salah satu dari kata tanya yaitu apa, dari apa, untuk apa, dengan apa, sedangkan untuk menanyakan sebab dapat menggunakan

kata tanya kenapa. Berikut analisis tuturan question:

(12) Apa kamu mengenal perempuan berambut ikal itu? (13) Kenapa wajahmu pucat?

Contoh di atas termasuk bentuk tuturan direktif question bertanya. Tuturan (12) tersebut disampaikan oleh teman yang menanyakan kepada teman sebayanya dengan pertanyaan apa kamu mengenal perempuan berambut ikal itu?. Tuturan di atas diawali dengan kata apa dan diakhiri dengan tanda tanya. Penutur menanyakan sesuatu yang harus dijawab oleh lawan tutur karena tuturan tersebut berupa pertanyaan. Jawaban dari pertanyaan tersebut bisa dijawab ya atau tidak. Pada tuturan (13) merupakan bentuk direktif question bertanya yang ditandai dengan kata tanya kenapa. Apabila tuturan tersebut disampaikan oleh seorang ibu kepada anaknya maka

(12)

20

c) Requirements

Requirements yaitu suatu tuturan yang disampaikan penutur dengan

mengekspresikan maksudnya sehingga lawan tutur menyikapi keinginan yang diekspresikan oleh penutur sebagai alasan untuk bertindak (Ibrahim, 1993: 28). Tuturan yang termasuk requirements adalah memerintah, menghendaki, mengkomando, mendikte, mengarahkan, menginstruksikan, mengatur, menyaratkan. Ciri-ciri tuturan requirements diantaranya terdapat tanda seru (!) di akhir kalimat, dalam menyampaikan tuturan biasanya disampaikan dengan intonasi tinggi dan disampaikan dengan nada tegas. Tuturan tersebut bermakna untuk menyuruh lawan tutur melakukan sesuatu yang membuat lawan tutur menuruti apa yang dikatakan dan diinginkan oleh penutur.

(14) Jagalah kebersihan!

(15) Syarat lowongan di Bank BRI salah satunya adalah IPK 3,00

(13)

21

terdapat dalam tuturan tersebut agar lawan tutur segera memenuhi syarat-syarat jika hendak mendaftar kerja di Bank BRI agar mempermudah dalam melamar pekerjaan.

d) Prohibitives

Prohibitives yaitu (larangan). Tindak tutur prohibitives adalah suatu tuturan

yang disampaikan penutur untuk melarang lawan tutur melakukan sesuatu misalnya tuturan melarang atau membatasi (Ibrahim, 1993:28). Tuturan melarang disampaikan supaya orang lain tidak mengerjakan sesuatu sesuai yang dituturkan oleh penutur. Tuturan prohibitives ini biasanya ditandai dengan ciri-ciri penggunaan kata atau ungkapan yang bermakna larangan. Dalam hal ini kata yang sering digunakan adalah kata dilarang yang digunakan yang menyatakan tindakan melarang (Rahardi, 2005:109). Larangan biasanya disampaikan dengan intonasi tinggi dan cenderung untuk menegaskan lawan tutur untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak diharapkan dan dari larangan tersebut biasanya penutur memiliki alasan tertentu mengapa lawan tutur dilarang melaksanakan hal tersebut. Makna yang terdapat dalam tuturan prohibitives biasanya disebabkan karena penutur tidak menyukai suatu hal dan

menciptakan tata tertib yang berupa larangan dan harus dipatuhi oleh lawan tutur. Contoh tindakan direktif melarang yaitu:

(16) Dilarang merokok di ruang rapat!

(14)

22

merupakan tindakan yang tidak baik apalagi dengan ruangan yang ber AC. Makna dari tuturan yang disampaikan dengan maksud agar lawan tutur menuruti larangan yang disampaikan oleh penutur dengan tidak merokok di ruang rapat, larangan tersebut bermaksud untuk kebaikan antara penutur dan lawan tutur.

e) Permissives

Permissives, yaitu suatu tuturan yang mengekspresikan kepercayaan penutur kepada lawan tutur sehingga lawan tutur percaya bahwa ujaran penutur mengandung alasan yang cukup bagi lawan tutur untuk merasa bebas melakukan sesuatu (Ibrahim, 1993:29). Ciri-ciri tuturan permissives yaitu menyetujui, membolehkan, memberi wewenang, menganugerahi, mengabulkan, membiarkan, mengizinkan, melepaskan, memaafkan, dan memperkenankan. Selanjutnya ciri-ciri yang sering muncul yaitu penutur menyampaikan ujaran kepada lawan tutur untuk melakukan sesuatu, ekspresi dalam penyampaian juga disampaikan dengan raut wajah yang ikhlas dan intonasi yang meyakinkan lawan tutur bahwa tindakan yang akan dilakukan sudah diperbolehkan oleh penutur, makna tuturan yang disampaikan untuk kebaikan lawan tutur dalam melakukan sesuatu agar tidak mengalami kesalahan, berani melakukan tindakan dari tuturan yang telah diijinkan sebelumnya. Contoh tuturan direktif permissives (mengizinkan) sebagai berikut:

(17) Silakan masuk

(18) Saya perbolehkan anda untuk menjenguk ibu di rumah sakit

(15)

23

pada tuturan (18) adalah contoh bentuk tuturan membolehkan yang ditandai dengan kata perbolehkan. Kalimat tersebut jika disampaikan antara bos dengan pegawai yang masih memiliki ibu, maka makna tuturan tersebut adalah bahwa bos membolehkan pegawainya untuk menjenguknya ibunya di rumah sakit.

f) Advisor

Advisor adalah suatu tuturan berupa kepercayaan lawan tutur bahwa apa yang

diekspresikan penutur bukanlah keinginan lawan tutur melakukan tindakan tertentu tetapi kepercayaan bahwa melakukan sesuatu merupakan hal baik, bahwa tindakan itu merupakan kepentingan lawan tutur (Ibrahim, 1993: 28-33). Tuturan yang termasuk dalam tindak tutur advisor misalnya tuturan menasihati atau menyarakan, memperingati. Ciri-ciri yang biasanya muncul dalam tuturan advisor diantaranya adalah penutur menyampaikan tuturan dengan maksud untuk menasihati lawan tutur agar tidak melakukan hal yang tidak diinginkan, makna yang disampaikan demi kebaikan lawan tutur dalam melakukan sesuatu, penyampaian mudah diterima dan dipahami oleh lawan tutur. Contoh tuturan direktif advisor:

(19) Ujian sudah dekat, manfaatkan waktu untuk belajar.

(20) Hari Senin akan diadakan upacara untuk memeperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

(16)

24

bentuk tuturan advisor memperingati. Kalimat tersebut jika dituturkan oleh guru kepada siswa maka kalimat tersebut bermaksud untuk memperingati kepada siswanya jika hari Senin akan diadakan upacara sebagai wujud memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Kalimat tersebut disampaikan agar siswa tidak lupa dengan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

3) Komisif

Komisif adalah suatu tuturan yang dipahami oleh penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Menurut Yule (2006:94) komisif ialah suatu tuturan yang dipahami oleh penutur untuk mengikat dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Ciri-ciri yang termasuk dalam tuturan komisif yaitu ditandai dengan kata janji dan perhatian. Kata janji disampaikan agar lawan tutur yakin terhadap perkataan yang disampaikan penutur. Makna yang disampaikan mengenai kesalahan yang tidak akan dilakukan kembali dan disampaikan dengan cara berjanji. Selanjutnya pada kata perhatian disampaikan penutur dengan intonasi yang tegas dan meninggi, ciri-ciri yang tertera adalah ekspresi penutur yang mengancam lawan tutur untuk tidak melakukan aktivitas yang tidak diinginkan oleh penutur, dan jika tetap dilakukan maka akan mendapatkan resiko. Tuturan tersebut didukung dengan ekspresi penutur yang meyakinkan dan tuturan tersebut bermakna ketegasan untuk dipatuhi oleh lawan tutur. Contoh tindak tutur komisif:

(21) Saya janji akan datang tepat waktu!

(17)

25

Tuturan (21) tersebut termasuk tindak tutur komisif yang berupa janji. Penutur berjanji kepada lawan tutur akan melakukan hal yang telah diucapkannya. Tuturan (21) merupakan tuturan komisif berjanji yang ditandai dengan kata janji. Dalam hal ini penutur berjanji akan datang tepat waktu, apabila dilanggar akan ada akibat yang ditanggungnya. Sedangkan pada tuturan (22) merupakan tuturan komisif mengancam yang ditandai dengan kata perhatian. Dalam hal tersebut penutur memberikan ancaman agar tidak membawa hp saat ujian berlangsung, jika hal tersebut dilanggar maka hp akan disita. Oleh karena itu, sebaiknya ketika ujian sedang berlangsung, sebaiknya jangan ada yang bertindak curang apalagi sampai membuka hp akan berakibat fatal yaitu akan hp akan disita.

4) Ekspresif

Ekspresif adalah suatu tuturan yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh

(18)

26

(23) Saya masih minta maaf tidak bisa datang ke ulang tahunmu, sebab tidak ada kendaraan di rumah

(24) Wah selamat ya kamu telah mendapatkan gelar sarjana.

Tuturan (23) tersebut merupakan contoh tuturan ekspresif. Tuturan di atas digunakan sebagai bentuk ekspresi dari penutur. Tuturan (23) diperkuat dengan kata minta maaf karena penutur tidak bisa melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh

penutur. Apabila tuturan tersebut disampaikan oleh seseorang keapda temannya, maka tuturan tersebut merupakan bentuk rasa bersalah sebab tidak dapat hadir dalam acar ulang tahun dan dijelaskan penyebabnya tidak dapat hadir. Penutur tidak bisa datang dikarenakan tidak ada kendaraan di rumah. Jadi, tuturan tersebut termasuk ke dalam tuturan ekspresif ucapan mengeluh. Berikitnya pada tuturan (24) disampaikan oleh seseorang kepada temannya, tuturan tersebut diartikan sebagai bentuk simpati sebagai wujud rasa senang terhadap hal yang telah terjadi yaitu bahwa temannya telah menyelesaikan kuliahnya dan mendapatkan gelar sarjana.

5) Deklaratif

(19)

27

(25) Maaf saya tidak bisa datang ke pesta nanti malam

Tuturan (25) tersebut apabila disampaikan oleh seseorang kepada temannya, maka tuturan termasuk jenis tindak tutur deklaratif. Tuturan tersebut menggambarkan suatu keadaan yang berupa permohonan maaf dari penutur kepada lawan tutur karena tidak dapat hadir. Jika tuturan tersebut disampaikan antara sesorang kepada sahabatnya, maka tuturan tersebut bermaksud agar temannya mau memaafkan kesalahan yang dilakukan karena tidak dapat hadir di acara pesta tadi malam, dan berharap sahabatnya itu tidak marah adan berpikiran negatif. Sementara, sebelum tuturan tersebut diucapkan, temannya mengira para tamu undangan akan hadir semuanya. Adanya perubahan keadaan merupakan ciri dan tindak tutur deklarasi. Jadi, tuturan tersebut termasuk tindak tutur deklarasi minta maaf.

c. Tindak Tutur Perlokusi

Tindak perlokusi adalah sebuah tindak tutur yang diutarakan oleh sesorang dan seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut dengan tindak perlokusi. Tindak tutur ini disebut dengan the act of affecting someone.

Contoh:

(26) Rumah saya sangat jauh (27) Kemarin saya sangat sibuk

(20)

28

yang mungkin diharapkan agar ketua tidak teralu banyak memberikan tugas kepadanya. Bila tuturan (27) diutarakan oleh seseorang yang tidak dapat menghadiri undangan rapat kepada orang yang mengudangnya, kalimat ini merupakan tindak ilokusi untuk memohon maaf, dan perlokusi (efek) yang diharapkan adalah orang yang mengundang dapat memaklumi.

D. Aspek-Aspek Situasi Tutur 1. Penutur dan Lawan Tutur

Menurut Leech (2011:9) penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan fungsi pragmatis tertentu dalam peristiwa komunikasi, sementara lawan tutur adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur di dalam pentuturan. Selain penutur dan lawan tutur, konsep ini juga melibatkan penulis dan pembaca. Konsep ini terjadi jika tuturan yang bersangkutan dikomunikasikan melalui media tulisan. Aspek-aspek yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur adalah usia, latar belakang sosial, latar belakang ekonomi, jenis kelamin, dan tingkat keakraban (Leech dalam Rohmadi, 2004:23). Dengan demikian proses tuturan terjadi karena adanya penutur dan lawan tutur yang selalu berkaitan dengan aspek-aspek pendukung terjadinya suatu tuturan seperti usia, latar belakang social, latar belakang ,ekonomi, jenis kelamin, dan tingkat keakraban.

2. Konteks Tuturan

(21)

29

berinteraksi dan membuat ujaran mereka dapat dipahami. Konteks dapat pula diartikan sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang dimiliki oleh setiap penutur dan lawan tutur dalam memahami dan menafsirkan makna dari suatu tuturan yang disampaikan oleh penutur. Pada pragmatik, konteks berperan membantu lawan tuturnya. Keberhasilan dalam berkomunikasi ditentukan dengan adanya persamaan pengetahuan mengenai konteks selama komunikasi sedang berlangsung.

3. Tujuan Tuturan

Leech (2011:20) mengemukakan bahwa tujuan ujaran adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan melakukan tindak tutur. Menurut Tarigan (2009:33) menyatakan bahwa setiap situasi ujaran atau ucapan tertentu mengandung maksud dan tujuan tertentu. Kedua belah pihak yaitu penulis dan pembaca terlibat dalam suatu kegiatan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Karena pada dasarnya setiap tuturan yang disampaikan antara penutur dan lawan tutur bermaksud untuk mencapai suatu hal yang berhubungan dengan ujaran yang sedang berlangsung antara penutur dan lawan tutur. Misalnya pada contoh bentuk tuturan kue buatanku enak? dapat digunakan untuk menanyakan rasa suatu masakan kepada seseorang. Namun akan berbeda dengan pertanyaan kue buatanku enak? pada situasi dan dengan nada yang berbeda pula.

4. Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau Kegiatan

(22)

30

merupakan kekuatan ujar dari penyapa. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa tindak tutur sebagai suatu tindakan yang dilakukan dengan menggunakan alat ucap (bibir) dan menggunakan gerakan tangan sebagai aspek pendukung dalam bertutur. Seperti halnya dengan memukul, hanya saja anggota tubuh memiliki peran yang berbeda. Pada tindakan memukul yang berperan adalah tangan, sedangkan pada tindakan bertutur adalah alat ucap yang berperan.

5. Tuturan sebagai Produk Tindak Tutur

Tuturan merupakan hasil suatu tindakan yang dilakukan manusia yang dibedakan menjadi dua yaitu tindakan verbal dan tindakan non verbal. Leech (2011: 21-22) mengungkapkan bahwa berbicara atau bertutur merupakan suatu tindakan verbal karena dihasilkan melalaui tindakan verbal. Berbeda dengan Tarigan (2009: 33), ia mengungkapkan bahwa tuturan mengacu kepada produk sautu tindak verbal, bukan hanya pada tindak verbal itu sendiri sehingga yang dikaji dalam pragmatik bukan hanya tindak ilokusi tetatpi makna atau kekuatan dari ilokusinya. Dari pendapat ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tuturan sebagai produk tindak tutur verbal yaitu dapat terlihat dalam setiap perbincangan lisan maupun tulisan yang dilakukan antara penutur dan lawan tutur, karena pada dasarnya tindak verbal merupakan tindakan mengekspresikan kata-kata atau bahasa.

E. Karakter

1. Pengertian Karakter

(23)

31

Koesoema A. (2007:160) memahami karakter sebagai kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas diri dari sesorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan sejak lahir. Samani dan Hariyanto (2012:41) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Lain halnya dengan Lickona (2013:72) menegaskan bahwa karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang berkaitan yaitu pengarahan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat seseorang dalam hidup bermasyarakat yang dapat dilihat dari segi berucap, bertindak, bersikap, dan cara berfikir dalam kehidupan sehari hari. Karakter dapat bisa mendapat pengaruh dari lingungan sekitar misalkan keluarga maupun lingkungan bermain. Karakter yang ada dalam diri manusia dapat dikembangkan dan diterapkan melalui pendidikan. Karena dari pendidikan, setiap manusia dilatih untuk memiliki karakter yang berguna untuk diri sendiri maupun orang lain.

2. Nilai-Nilai Karakter

(24)

32

18. Nilai-nilai pembentuk karakter meliputi 18 nilai yaitu : (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. Penjelasan dari 18 nilai pendidikan karakter sebagai berikut

a. Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, termasuk dalam hal ini adalah ketaqwaaan dan ketaatan manusia dalam melaksanakan kewajibannya kepada Allah SWT seperti kewajiban manusia dalam melaksanakan ibadah. Retno Listyarti (2012:5) menjelaskan religius adalah proses mengikat kembali atau bias dikatakan dengan tradisi, sistem yang mengatur keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya. Setiap manusia penganut agama pasti berkeyakinan bahwa ajaran agamanya yang paling benar, Yaumi (2014:85). Oleh karena itu pedoman yang sudah dipelajari, harus diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari dalam hidup di masyarakat terutama di lingkungan pendidikan. Karena dari pendidikan, mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik terutama dari sisi religius yang ada di Indonesia.

(25)

33

mengingat fakta bahwa korupsi dan banyak kesalahan lain. Dengan ini maka setiap sekolah itu harus menerapkan nilai-nilai religi untuk membentuk akhlak anak yang baik karena akhlak atau kebiasaan yang baik itu harus ditanamkan sejak dini.

Ciri-ciri manusia berkarakter religius sebagai berikut:

1) Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah SWT. Batin yang dimaksud adalah hati manusia diisi dengan keyakinan kepada Allah bahwa urusan di dunia sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT

2) Taqwa, yaitu sikap menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Allah memiliki larangan yang harus dijauhi dan tidak boleh dilakukan oleh manusia, dan perintah yang harus dijalankan oleh manusia. Jika larangan tetap dilakukan maka akan mendapatkan dosa dan masuk neraka, jika perintah dilaksanakan maka mendapatkan pahala dan masuk surge ketika di akhirat.

3) Selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu. Karena pada dasarnya sebelum melakukan kegiatan sebaiknya berdoa agar disetiap kegiatan diberi kelancaran dan kemudahan.

b. Jujur

Menurut Yaumi (2014:83) jujur adalah sikap dan perilaku yang menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dari perkataan dan tindaknnya. Menurut Samani dan Hariyanto (2011: 51) jujur merupakan suatu sikap yang menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworthiness), dan tidak curang (no cheating). Dengan demikian jujur dapat diartikan sebagai suatu sikap dan perbuatan

(26)

34

lain dalam kondisi apapun dan dimanapun sehingga orang lain dapat percaya dengan pernyataan yang kita sampaikan. Jujur sangat perlu ditanamkan dan diterapkan sejak dini. Memiliki sifat jujur dapat diterapkan diantaranya dengan cara mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan melakukan yang benar) sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya. Berikut ciri-ciri orang yang memiliki karakter jujur:

1) Menyampaikan sesuatu dengan keadaan sebenarnya. Menyampaikan sesuatu yang benar adanya maksudnya adalah menyampaikan informasi sesuai keadaan sebenarnya dan berani menyampaikan sesuatu yang salah dengan tidak memutar balikkan fakta.

2) Tidak suka mencontek. Dalam hal ini, siswa dididik untuk tidak terbiasa dengan mencontek. Karena mencontek adalah kegiatan yang tidak terpuji dan bisa membuat anak menjadi bodoh, malas belajar karena tidak terbiasa dengan kemampuannya sendiri.

3) Dapat dipercaya oleh orang terdekat maupun orang lain. Karena mendapatkan kepercayaan dari orang lain sangat susah, maka dari itu dalam berucap dan mengerjakan sesuatu, sebisa mungkin harus jujur sesuai dengan isi hati dan kenyataan yang ada.

c. Toleran

(27)

35

Yaumi (2014:91) seseorang yang toleran pasti memiliki karakter diantaranya adalah berwawasan luas, berpikiran terbuka, tidak picik, merasa iba, menahan amarah, dan lemah lembut. Orang yang memiliki wawasan luas biasanya bisa menghargai dan menerima pendapat dari pandangan setiap orang walaupun pandangan yang dijelaskan orang lain belum tentu benar secara keseluruhan dan sesuai pemikiran kita. Ciri-ciri orang yang yang memiliki sifat toleran biasanya cenderung mampu menahan amarah, mampu menunjukkan sikap lemah lembut terhadap orang yang memiliki pandangan yang berbeda, tidak semata-mata menghina dan mengucilkan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan pemikiran. Manusia diciptakan dengan pemikiran yang berbeda, disitulah manusia diberi rasa toleran untuk saling menghargai perbedaan.

d. Disiplin

(28)

36

1) Menetapkan tujuan dan dan melakukan apa yang diperlukan untuk memperolehnya. Mengontrol diri sehingga dorongan tidak mempengaruhi keseluruhan tujuan .

2) Menggambarkan apa yang akan terjadi jika telah mencapai tujuan.

3) Tidak mudah terpengaruh dengan orang-orang yang mampu mengalihkan perhatian dari sesuatu yang ingin dicapai.

Ciri-ciri disiplin yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang disiplin adalah orang yang memiliki tujuan hidup yang jelas, konsisten dalam melakukan setiap aktivitas yang dijalani. Orang yang memiliki karakter disiplin tidak akan mudah terpengaruh kepada hal-hal yang membuat tujuan dan cita-citanya berantakan. Jika sudah terbiasa hidup dengan disiplin, maka semua pekerjaan yang dilaksanakan akan selesai tepat pada waktunya dan tidak dapat teralihkan oleh orang lain yang ingin menghasut tujuan yang ingin dicapai.

e. Kerja Keras

(29)

37

lain. Pekerjaan tersebut memiliki kualitas yang baik melebihi kualitas pekerjaan yang dilakukan sebelumnya dan memiliki nilai tambah yang mampu menghasilkan pekerjaan yang baik. Ciri-ciri orang yang memiliki karakter kerja keras sebagai berikut:

1) Tidak berlebihan dalam bekerja, namun mengerjakan pekerjaan sebagai suatu rutinitas dan kebiasaan yang dikerjaan setiap hari.

2) Mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan kualitas yang baik dengan waktu yang tersedia.

3) Menghargai hadiah apapun bentuknya, karena hadiah tersebut dari hasil kerja kerasnya yang dikerjaan secara sungguh-sungguh untuk mencapai kualitas pekerjaan yang baik.

4) Senang mengerjakan hal-hal yang bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

f. Kreatif

(30)

38

yang kreatif biasanya tidak bisa berdiam diri tanpa melakukan sesuatu, biasanya waktu digunakan untuk berpikir dan menciptakan sesuatu yang mungkin belum bisa dilakukan orang lain. Oleh karena itu orang yang kreatif tidak menghiraukan resiko dari aktivitas yang dijalani selama belum mencoba. Ciri-ciri yang biasanya muncul pada orang yang memiliki karakter kreatif diantaranya sebagai berikut:

1) Berani mencoba sesuatu yang baru. Biasanya orang yang berani mencoba sesuatu yang baru, biasanya menyukai tantangan dan ingin menciptakan sesuatu hal yang belum dilakukuan orang lain dan biasanya menghasilkan produk yang cemerlang. 2) Tidak terlalu mendengarkan perkataan orang lain yang beda pemikiran dan tidak

mendukung kegiatan yang dilakukan.

3) Cenderung menggunakan nalar dalam menanggapi suatu hal dari berbagai sudut pandang. Karena tidak semua hal benar adanya dan harus dicermati serta dipahami dengan teliti.

4) Memberikan tantangan kepada orang lain untuk berani berfikir secara berbeda tentang sesuatu. Pemikiran yang berebda bukan berarti selalu salah, justru akan menciptakan suatu karya yang belum pernah dibuat oleh orang lain.

g. Mandiri

(31)

39

kewajibannya. Mandiri dibentuk dari sedini mungkin sehingga tidak terbiasa mengandalkan orang lain dan melemparkan tugas ke orang lain, biasanya mandiri akan cekatan dalam mengerjakan dari hasil pemikirannya sendiri yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Ciri-ciri orang yang memiliki karakter mandiri diantaranya sebagai berikut:

1) Terbiasa mengerjakan sesuatu sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain, selama pekerjaan tersebut masih bisa dikerjakan sendiri dengan hasil pemikirannya sendiri.

2) Tidak suka menyusahkan orang lain dengan cara tidak melempar tanggung jawab atau tugas yang seharusnya sudah menjadi tanggung jawab individu.

3) Jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan sesuatu, biasanya meminta bantuan kepada orang lain untuk memberikan arahan dan nasihat yang kemudian dikerjakan sendiri secara berulang-ulang sesuai arahan dan nasihat yang diberikan.

h. Demokratis

(32)

40

mudah dan melekat pada diri manusia, namun harus terbiasa dibentuk dan terbiasa berhadapan dengan orang yang memiliki pemandangan berbeda sehingga akan terbiasa melekat pada diri manusia. Berikut ciri-ciri orang yang demokratis:

1) Berpikir positif dalam setiap pergaulan dengan teman sejawat. Karena orang yang berpikiran positif akan melaksanakan aktivitas dengan tenang dan menanggap baik terhadap semua orang. Pada dasarnya manusia memiliki sikap baik dan sudah menjadi kewajiban sesama manusia untuk berpikir positif.

2) Menunjukkan sikap hormat dan menghargai setiap perbedaan pendapat. Pemikiran setiap orang berbeda-beda dalam menanggapi dan menyelesaikan sesuatu hal. Oleh karena itu, sebagai manusia yang baik seharusnya bisa menghargai dan menghormati perbedaan pendapat dengan tidak mencela dan berlapang dada jika pendapat oarang lain yang dipakai.

3) Menyimak dan mendengarkan setiap pendapat orang lain walaupun berbeda pendapat. Pemikiran setiap orang pasti berbeda-beda, dan jika ada orang yang berpendapat terutama dalam ruang diskusi, sudahseharusnya pendapat tersebut didengarkan dan menghargai setiap perbedaan yang ada. Karena perbedaan aadalah untuk saling melengkapi kekurangan.

i. Rasa Ingin Tahu

(33)

41

belum diketahui. Memiliki rasa ingin tahu berawal dari rasa penasaran yang tinggi untuk mengetahui banyak wawasan yang selama ini belum didapatkan. Jika telah mendapatkan jawaban dari sesuatu yang dicari, maka dirinya tidak akan cepat puas. Ciri-ciri orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sebagai berikut:

1) Tidak malu untuk bertanya mengenai sesuatu hal yang belum diketahui. Karena hal yang dipertanyakan akan menjadi ilmu baru dan bermanfaat bagi dirinya untuk menambah wawasan.

2) Selalu timbul rasa penasaran sehingga bertekad untuk mencari tahu dari berbagai sumber informasi untuk mengetahui jawaban dari rasa penasarannya tersebut. 3) Tertarik pada berbagai hal yang belum ditemukan jawabannya atau belum bisa

dipecahkan permasalahannya. Biasanya orang yang memiliki rasa ingin tahu, menggali informasi dari mana saja, bisa melalui buku, majalah, media massa, media cetak.

j. Semangat Kebangsaan

(34)

42

1) Berpikir tentang kepentingan umum bahkan mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan individu.

2) Semangat dalam mengerjakan sesuatu terutama yang berkaitan untuk mengharumkan nama bangsa

3) Berpartisipasi untuk memberikan suara dalam kegiatan berdiskusi dan berani mengambil tindakan untuk membuat perubahan ke arah yang positif.

4) Mendengarkan keluhan orang lain untuk memahami kebutuhan komunitas yang lebih besar.

k. Cinta Tanah Air

Menurut Yaumi (2014:104) cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Orang cinta tanah air akan sangat membela negaranya merasa bangga dengan karya-karya yang dimiliki oleh Indonesia seperti karya seni. Bukan hanya sebatas karya seni, setiap daerah juga memiliki budaya yang berbeda. Namun, walaupun budaya berbeda, orang yang cinta tanah air tidak peduli akan hal itu. Mereka tetap mencintai negaranya. Ciri-ciri orang yang memiliki karakter cinta tanah air diantaranya sebagai berikut:

1) Menunjukkan rasa cinta terhadap budaya, suku, agama, dan bahasa Indonesia. 2) Berperan aktif dalam memilih suara dengan cara memilih pemimpin bangsa yang

mampu memajukan Negara Indonesia ke arah yang lebih baik.

(35)

43

l. Menghargai Prestasi

Menurut Yaumi (2014:105) menghargai prestasi adalah cara bersikap untuk menghargai dan mengakui keberhasilan orang lain serta mampu mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Tidak ada kesuksesan dan prestasi yang dapat diandalkan tanpa adanya upaya maksimal. Biasanya siswa yang memiliki karakter menghargai prestasi, mampu menghargai prestasi temannya dengan cara memberikan selamat, mengakui prestasi yang dimiliki temannya dengan cara tidak iri. Sebuah prestasi diraih dengan cara berjuang dan berproses. Setiap proses yang dilakukan setiap orang jika dilakukan dengan sungguh- sungguh, maka akan mendapatkan hasil yang baik. Ciri-ciri orang yang memiliki karakter menghargai prestasi diantaranya sebagai berikut:

1) Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang diraih orang lain dan tidak mudah iri hati terhadap keberhasilan yang didapatkan orang lain. Karena setiap manusia pasti memiliki kelebihan yang diberikan oleh Allah tergantung bagaimana mengapresiasikan kelebihan tersebut ke dalam sebuah prestasi.

2) Untuk meraih prestasi sesuai keinginan, dibutuhkan kerja keras dengan usaha yang maksimal dan sungguh-sungguh.

3) Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. Karena setiap manusia berhak untuk mempunyai cita-cita yang disertai tindakan yang mendukung untuk tercapainya cita-cita sesuai keinginan.

m. Bersahabat/ komunikatif

(36)

44

mengarahkan ke dalam perbuatan yang lebih baik dan berani menasihati teman jika melakukan kesalahan. Sahabat akan memberikan pengaruh baik maupun buruk kepada kita, oleh karena itu sebisa mungkin kita bersikap baik dalam bersahabat dan sebisa mungkin saling menjaga komunikasi yang baik agar tetap menjaga tali silaturahmi dan persahabatan. Ciri-ciri orang yang memiliki karakter bersahabat/ komunikatif:

1) Memiliki banyak teman karena dari diri pribadi mudah bergaul dengan siapa saja dan bukan pemilih teman. Karena interaksi dan beradaptasi di lingkungan masyarakat sangat diperlukan di dalam kehidupan masyarakat untuk menjalin silaturahmi dan memulai komunikasi yang baik.

2) Menerima nasihat dan saran dari teman selama itu mengarah untuk kegiatan yang positif. Teman yang baik, jika melihat temannya berbuat salah pasti berani menasihati dan mengarahkan ke arah yang lebih baik. Karena teman yang baik akan selalu ada baik suka maupun duka. Hal tersebut dilakukan demi kebaikan pribadi maupun orang lain.

3) Senang berkecimpung dalam kegiatan organisasi yang mayoritas banyak berkomunikasi dengan orang yang berbeda pemikiran. Orang yang suka berkecimpung di kegiatan organisasi biasanya memiliki banyak teman, karena dari diri pribadi bisa memahami dan mengerti pemikiran banyak orang yang memiliki pandangan berbeda, mudah bergaul dengan siapa saja terutama dalam kegiatan positif.

n. Cinta Damai

(37)

45

dirinya. Oleh karena itu, orang yang memiliki karakter cinta damai adalah mereka yang menghindari konflik, tanpa kekerasan, dan mengedepankan harmoni, toleransi, dan saling menghargai. Meneyelesaikan masalah dengan kepala dingin dengan tidak mengandalkan emosi semata, karena emosi tidak akan menyelesaikan masalah dengan baik justru akan menambah masalah semakin rumit. Ciri-ciri karakter cinta damai sebagai berikut:

1) Selalu berfikiran positif tentang diri sendiri dan orang lain. Sebagai pribadi yang menyukai cinta damai, sudah seharusnya selalu berfikiran positif, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika kita selalu berpikiran positif kepada orang lain, maka orang lain pun akan berbuat hal yang sama terhadap kita. Karena apapun yang kita lakukan, seimbang dengan apa yang orang lain berikan kepada kita. Maka berbuat baiklah terhadap sesama manusia.

2) Menghindari pertikaian yang mampu meniumbulkan pertengkaran. Karena orang yang menyukai cinta damai lebih memilih menyelesaikan sesuatu hal dengan kepala dingin dan tidak emosi.

3) Mampu membuat orang lain merasa tenang dan nyaman berada bersama kita, karena kita mampu menyejukkan perasaan orang lain dari kata-kata yang diucapkan. Seperti memberikan nasihat dan arahan yang mampu dimengerti oleh orang lain, tidak menjerumuskan ke dalam hal yang buruk dan selalu menanamkan karakter cinta damai dalam kehidupan sehari-hari.

o. Gemar Membaca

(38)

46

dampak positif untuk dirinya serta menambah ilmu pengetahuan. Membaca mampu menambah kegiatan positif dan mengisi kegiatan kosong sehingga tidak ada membaca yang sia-sia. Membaca dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam diri manusia. Gemar membaca juga sangat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat karena dari ilmu yang dibaca diwajibkan untuk diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Semakin banyak bacaan yang dibaca, semakin rajin kita dalam menerapkan ilmu. Ciri-ciri karakter gemar membaca sebagai berikut:

1) Memamnfaatkan waktu kosong untuk membaca buku karena membaca adalah kegiatan positif yang mempu menambah wawasan dan membuka pengetahuan secara luas.

2) Selalu penasaran terhadap buku-buku yang belum dibaca sehingga menarik dirinya untuk bergegas membaca buku.

3) Memiliki kosakata yang luas karena hasil dari banyaknya buku yang dibaca sehingga ktika berbicara di depan umum tidak malu lagi, karena pengetahuan dari banyakanya buku yang dibaca.

p. Peduli Lingkungan

(39)

47

merusak alam dan menjaga kelestarian alam yang telah Allah berikan. Orang yang memiliki sifat peduli lingkungan biasanya tidak suka jika lingkungannya tercemar apalagi karena ulah manusia, oleh karena itu berbagai cara untuk menjaga lingkungan agar tetap asri. Ciri-ciri orang yang memiliki karakter peduli lingkungan diantaranya sebagai berikut:

1) Tidak suka melihat lingkungannya kotor, secara spontan biasanya langsung membersihkan dan menjaga kebersihan di lingkungan sekitar. Karena lingkungan yang bersih akan menciptakan keadaan yang sehat dan kondusif.

2) Selalu menjaga dan melestarikan apa yang telah Tuhan kasih dari keindahan alam.yang belum tentu dimiliki oleh negara lain.

3) Memberikan solusi untuk mengembangkan lingkungan yang nyaman, bersih, indah, dan rapi.

q. Peduli Sosial

(40)

48

kepedulian sosial, menunjukkan sikap kekhawatiran yang mendalam terhadap musibah yang dialami orang lain, memelihara kebaikan yang diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, dan memiliki jiwa pengasih kepada semua orang. Berikut merupakan ciri-ciri orang yang memiliki karakter peduli sosial:

1) Ikut berpartisipasi dalam kegiatan atau acara yang diselenggarakan oleh masyarakat di sekitar lingkungan. Suka berkecimpung dengan orang banyak dan mengikuti kegiatan sosial yang memiliki banyak manfaat.

2) Ikut berempati jika ada orang lain yang sedang mengalami kesulitan. Biasanya ikut membantu dan tidak tega meilhat orang lain berada dalam kesulitan

3) Menunjukkan sikap dan perilaku peduli terhadap kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Manusia yang memiliki sifat peduli sosial yang tinggi, tidak akan bersifat egois, pasti mendengarkan pendapat dari orang lain terlebih dahulu dan memiliki pemikiran yang positif bahwa kepentingan bersama jauh lebih lebih baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

r. Tanggung Jawab

(41)

49

sikap dan perilaku yang dilaksankan secara totalitas dalam menyelesaikan tugas yang sedang dikerjakan, dan memiliki kesadaran yang tinggi dalam mengambil keputusan dan bersiap menerima resiko atas keputusan yang diambil. Ciri-ciri orang yang memiliki perilaku tanggungjawab sebagai berikut:

1) Menyelesaikan tugas tanpa diminta karena menyadari bahwa tugas tersebut merupakan tanggungjawab yang harus diselesaikan sendiri. Orang yang memiliki sikap tanggungjawab yang tinggi pasti akan menyadari dimaan letak kewajiban yang harus dilakukan dan dituntaskan sampai selesai.

2) Membersihkan segala sesuatu yang digunakan, setelah menggunakan mengembalikan ke tempat semula tanpa orang lain melihatnya.

3) Siap mengambil resiko dari sebuah pilihan yang telah diambil. Karena hidup adalah pilihan dan setiap pilihan pasti memiliki resiko.

F. Peta Konsep

Tindak Tutur Ilokusi Direktif yang Mengandung Nilai Karakter pada Pembelajaran di TPQ Perumahan Purwosari Indah Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas Periode Oktober 2017 bertujuan untuk mengetahui secara deskriptif mengenai tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi direktif dan nilai –nilai karakter. Penelitian ini terdiri dari beberapa teori yang dikemukakan yaitu pragmatik, dan karakter.

(42)

50

perlokusi. Tindak tutur ilokusi direktif dibedakan menjadi 6 yaitu tindak tutur direktif requistives, questions, requirements, prohibitives, permissives, dan advisories.

Karakter yang dipaparkan terdiri dari pengertian karakter dan nilai-nilai karakter. Pengertian karakter yang dipaparkan berisi pengertian dari beberapa pendapat para ahli. Pada nilai-nilai karakter yang dipaparkan berdasarkan teori terdapat 18 nilai karakter diantaranya nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

(43)

51 +

Tindak Tutur Ilokusi Direktif yang Mengandung Nilai Karakter pada Pembelajaran di TPQ Perumahan Purwosari Indah Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas Periode Oktober 2017

Pragmatik

Tindak Tutur

Tindak Tutur Direktif

Requistives Questions Requirements Prohibitives Permissives Advisories

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk pemikiran dan ide-ide sebagai perwujudan partisipasi politik masyarakat Kabupaten Tolikara, dinyatakan dengan cara memberikan masukan kepada pemerintah dalam

Sesuai yang dijelaskan diatas maka peneliti tertarik untuk melangsungkan penelitian mengenai piutang air yang ada di PDAM Tirta Kencana Kabupaten Jombang dengan

Untuk mengukur capaian kinerja kemampuan terhadap PAD Retribusi Pelayanan Pasar untuk memperkuat perekonomian Kabupaten Malang Target PAD Retribusi Pelayanan Pasar

berbagai bentuk katalog perpustakaan, dan bentuk yang paling umum digunakan ialah catalog kartu Katalog perpustakaan yang ada pada saat ini terdiri dari

The quantitative relationship between loaf specific volume and the rate of staling, as measured by changes in crumb firmness, has been investigated in great detail, covering a range

Prinsip kerja dari densitometer yang dibuat adalah dari lampu LED yang menembus film radiografi ditangkap oleh sensor photodioda, tegangan yang terbentuk pada

Analisis kinerja ruas jalan perkotaan, dengan indikator kinerja yaitu arus lalu lintas (Q), kapasitas (C), derajat kejenuhan/ Degree of Saturation (DS), kecepatan arus bebas yang