A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu yang baru saja melahirkan bayinya. Imunisasi merupakan pemberian vaksin pada balita agar imunitas tubuh balita dapat meningkat dan kebal terhadap penyakit. Karena pada saat mereka lahir, imunitas dalam tubuh bayi masih sangat lemah dan sangat mudah terserang berbagai penyakit yang bahkan tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016).
Imunisasi sangat penting, setiap anak harus mendapatkan paket lengkap imunisasi yang diwajibkan. Perlindungan awal melalui pemberian imunisasi untuk anak usia kurang dari satu tahun sangat penting. Semua orang tua atau pengasuh harus mengikuti saran petugas kesehatan terlatih tentang kapan harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).
dekade terakhir, namun persentase anak melaksanakan jadwal vaksinasi yang disarankan masih di bawah target yang diharapkan (Rainey et al., 2011). Strategisnya imunisasi sebagai alat pencegahan, menjadikan imunisasi sebagai program utama suatu negara. Bahkan merupakan salah satu alat pencegahan penyakit yang utama di dunia. Di Indonesia, imunisasi merupakan andalan program kesehatan (Achmadi, 2006). Imunisasi bayi dan anak dipandang sebagai perlambang kedokteran pencegahan dan pelayanan kesehatan. Angka cakupan imunisasi sering dipakai sebagai indikator pencapaian pelayanan kesehatan (Marimbi, 2010).
Pada tahun 1974, WHO mencanangkan Expanded Programme on Immunization (EPI) atau Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam
Salah satu indikator keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya Universal Child Immunization (UCI). Pencapaian UCI merupakan gambaran
cakupan imunisasi pada bayi (0-11 bulan) secara nasional hingga ke tingkat pedesaan. WHO dan UNICEF menetapkan indikator cakupan imunisasi adalah 90% di tingkat nasional dan 80% di semua kabupaten. Pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai target UCI, dimana paling sedikit 80% bayi di setiap desa telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebelum berumur satu tahun (Depkes, 2008).
Persentase desa/kelurahan UCI di Indonesia, selama 6 tahun terakhir belum menunjukkan perkembangan yang bermakna. Pencapaian tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 76,23%. Capaian tahun 2009 hanya sebesar 69,76% desa/kelurahan UCI di Indonesia, lebih rendah dibandingkan tahun 2008 sebesar 74,02%. Angka tersebut juga masih di bawah target UCI tahun 2009 sebesar 98% dan standar pelayanan minimal yang menetapkan target 100% desa/kelurahan UCI pada tahun 2010 untuk setiap kabupaten/kota (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).
Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Jawa Tengah dari semua antigen sudah mencapai target minimal nasional (85%), pencapaian tiap tahun cenderung menurun, tetapi tahun 2013 terjadi peningkatan. Jumlah sasaran bayi pada tahun tahun 2013 adalah 572.255 menurun dibanding tahun 2012 sebanyak 575.011. Sedangkan cakupan masing-masing jenis imunisasi tahun 2013 adalah sebagai berikut BCG (99,22%), DPT1+HB1 (100,01), DPT3+HB3 (99,98%), Polio 3 (100,18%) dan Campak (99,81%). Hal ini mengalami peningkatan bila dibanding tahun 2012, hanya BCG yang mengalami penurunan.
Menurut hasil survei dari RISKESDAS 2013 pada tahun 2007,2010,2013 menunjukan jumlah balita yang tidak melakukan imunisasi secara lengkap memiliki presentase yang cukup tinggi sebesar 32,1% pada tahun 2007 dan pada tahun 2010 menjadi 33,2% ,sedangkan pada tahun 2013 sendiri mencapai 49,2% .
Upaya peningkatan pengetahuan dapat dilakukan memalui upaya promotif dan preventif yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita agar ibu balita memahami fungsi yang didapatkan bila anaknya mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Upaya promotif dan preventif ini meliputi kegiatan penyuluhan maupun konseling yang dilakukan di Posyandu.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli 2016 di Posyandu Mugi Rahayu Desa Penambongan melalui metode wawancara, 5 ibu balita dan bidan di Posyandu tersebut mengemukakan jika ibu balita di Posyandu tersebut pernah mendapatkan pendidikan kesehatan imunisasi dasar lengkap, tetapi hanya melalui bidan desa dan itupun hanya sebatas ajakan sehingga mereka belum paham mengenai fungsi dari imunisasi dasar lengkap bagi balita.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di Posyandu Mugi Rahayu Desa Penambongan mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan kesehatan Imunisasi Terhadap Kualitas Pengetahuan Ibu
B. Rumusan Masalah
Imunisasi dasar lengkap merupakan hak yang mutlak didapatkan bagi semua balita. Pemberian imunisasi dasar lengkap sangat mempengaruhi perkembangan dan kesehatan pada balita. Pengetahuan yang kurang dari ibu balita cenderung membuat mereka tidak memahami manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi dasar lengkap. Kurangnya upaya promotif dan preventif melalui penyuluhan maupun konseling dari dinas terkait membuat ibu bayi kurang memahami tentang imunisasi dasar lengkap.
Fenomena tidak adanya penyuluhan kesehatan tentang imunisasi membuat pengetahuan ibu balita tentang imunisasi dasar lengkap sangat kurang. Hal ini dibuktikan memalui beberapa ibu balita di Posyandu tersebut tidak tahu pasti manfaat yang akan didapat dari imunisasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah “adakah pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap kualitas pengetahuan ibu
bayi tentang imunisasi dasar lengkap di Posyandu Mugi Rahayu Desa Penambongan Kecamatan Purbalingga?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan imunisasi terhadap kualitas pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi dasar lengkap di Posyandu Mugi Rahayu Desa Penambongan Kecamatan Purbalingga.
a. Mengetahui tingkat pendidikan ibu bayi tentang imunisasi dasar lengkap di Posyandu Mugi Rahayu Desa Penambongan Kecamatan Purbalingga.
b. Menilai kualitas pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi dasar lengkap
di Posyandu Mugi Rahayu Desa Penambongan Kecamatan Purbalingga. c. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan imunisasi terhadap kualitas pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi dasar lengkap di Posyandu Mugi Rahayu Desa Penambongan Kecamatan Purbalingga.
D. Manfaat penelitian
1. Teoritis
Manfaat penelitian secara teoritis adalah mengembangkan ilmu keperawatan anak melalui penyuluhan imunisasi dan menambah referensi penelitian dengan cara mengetahui pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap kualitas pengetahuan ibu balita tentang imunisasi dasar lengkap agar dapat dikembangkan sebagai dasar penelitian ilmu keperawatan anak.
2. Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu keperawatan anak tentang pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap kualitas pengetahuan ibu balita tentang imunisasi dasar lengkap. Selanjutnya penelitian ini juga dapat di jadikan tambahan referensi bagi tenaga pendidik dalam menyampaikan materi.
c. Bagi Tenaga Kesehatan
1. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan secara aplikatif melalui pendidikan kesehatan imunisasi terhadap kualitas pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi dasar lengkap
2. Sebagai bahan masukan agar perawat memberikan asuhan keperawatan secara komperhensif sehingga pelayanan yang di berikan akan meningkatkan kualitas kesehatan.
d. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan responden tentang pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap kualitas pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi dasar lengkap.
E. Penelitian Terkait
penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan Imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap.
Hasil penelitian diperoleh nilai t = 5,387 dengan probabilitas 0,000; pada sikap diperoleh nilai t = 11,495 dengan probabilitas 0,000. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Dan ada pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap menjadi lebih baik.
Persaman penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh penyuluhan imunisasi.
Perbedaan penelitian di atas menggunakan variabel pengetahuan dan sikap. Jika penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu kualitas pengetahuan.
2. Penelitian yang dilakukan Tampemawa et all (2014) dengan judul “Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan Motivasi Ibu Tentang Imunisasi
dengan Status Imunisasi Anak Usia 12-24 Bulan di Pusat Kesehatan Masyarakat Ranotana Weru Kota Manado”. Tujuan penelitian ini yaitu
Berdasarkan hasil peneltian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi ibu dengan sttaus imunisasi anak usia 12-24 bulan. Variabel yang paling dominan berpengaruh dengan status imunisasi anak usia 12-24 bulan adalah pengetahuan ibu. Disarankan agar petugas kesehatan lebih memaksimalkan program imunisasi kepada ibu-ibu dengan meningkatkan pengetahuan dan mengikutsertakan petugas kesehatan pada pelatihan tentang imunisasi agar dapat memberikan penyuluhan dengan baik kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Persaman penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang imunisasi.
Perbedaan penelitian di atas menggunakan variabel pengetahuan, sikap dan motivasi. Sedangkan yang digunakan peneliti yaitu variabel kualitas pengetahuan.
3. Khasanah et all (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Bayi Di Kelurahan Jatirejo Gunung Pati dan Kelurahan Krapyak Semarang”. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bayi di Kelurahan Jatirejo Gunung Pati dan Kelurahan Krapyak Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah disimpulkan dengan nilai p value = 0,0001 (p<0,05) maka penelitian ini menunjukan hasil yaitu
Kelurahan Jatirejo Gunung Pati dan Kelurahan Krapyak Semarang.
Persaman penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tingkat pengetahuan tentang imunisasi.
Perbedaan penelitian di atas subyeknya pada bayi. Sedangkan yang digunakan peneliti yaitu pada balita.
4. Razanah Hijani et all (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi terhadap kelengkapan
imunisasi dasar pada balita di wilayah kerja puskesmas dumai kota kelurahan dumai kota”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi terhadap kelengkapan imunisasi dasar balita .
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin besar kesadaran untuk melaksanakan imunisasi dan secara tepat ibu menerima informasi serta dapat mengambil keputusan untuk kesehatan bayinya.
Persamaan penelitian tersebut yaitu sama – sama meneliti tentang tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi.
5. Juliet N Babirye et all (2013) melakukan penelitian yang berjudul “More support for mother : a qualitative study on factor affecting immunisation
behaviour in kampala,uganda”. Penelitian ini bertujuan untuk membahas
keyakinan dari pengasuh,efikasi diri,dan peran mendukung atau tidak mendukung dari orang lain yang signifikan dipengaruhi keterlibatan orang tua di imunisasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya minat ibu untuk melakukan imunisasi pada anaknya karena kurangnya dukungan dari orang sekitar untuk melakukan imunisasi .
Persamaan penelitian di atas yaitu sama – sama meneliti tingkat pengetahuan ibu balita.
Perbedaan penelitian di atas yaitu meneliti tentang dukungan dan minat ibu terhadap imunisasi . sedangkan yang dilakukan peneliti hanya pada pengetahuan ibu balita tentang imunisasi.
6. Amar ihsan Awadh et all (2014) melakukan penelitian yang berjudul “Immunization knowledge and practice among malaysian parents ” dari
pengetahuan dan praktek skor yang signifikan daripada yang tidak tidak diimunisasi .
Prebedaan penelitian ini membahas tentang dampak imunisasi lengkap terhadap pengetahuan balita.