BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Angkot
Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan
mode transportasi yang murah dan terjangkau biayanya bagi masyarakat di
Indonesia. Angkot kini tidak hanya di perkotaan saja tetapi di pedesaan
juga sudah terdapat angkutan umum pedesaan , angkot kini sangat
membantu bagi masyarakat khususnya di pedesaan untuk mempermudah
perjalanan dan mempercepat aktifitas sehari-hari masyarakat pedesaan.
Kebutuhan akan transportasi bersifat sangat kualitatif dan
mempunyai ciri yang berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, frekuensi,
jenis kargo yang diangkut, dan lain-lain. Pelayanan transportasi yang tidak
sesuai kebutuhan akan menyebabkan system transportasi tersebut tidak
berguna. Ciri ini membuat analisis dan peramalan kebutuhan akan
pergerakan akan menjadi sulit.
2.2. Definisi Transportasi
Transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari prasarana/sarana
dan sistem pelayanan yang memungkinkan adanya pergerakan keseluruh
- Terakomodasi mobilitas penduduk.
- Dimungkinkan adanya pergerakan barang.
- Dimungkinkannya akses kesemua wilayah (tamin,1997)
2.3. Kebutuhan Manusia Terhadap Transportasi
2.3.1. Kegiatan transportasi dapat dilakukan dari beberapa sudut
pandang.
a. Sosial, Masyarakat yang membutuhkan, menggunakan, mengelola
transportasi dan juga melakukan pergerakan.
b. Fisik, Transportasi membutuhkan ruang bagi pergerakannya dan
guna lahan untuk jaringan jalan.
c. Ekonomi, Pembangunan prasarana transportasi suatu daerah
dapat dipastikan akan dapat mempengaruhi perekonomian
daerah yang bertransportasi, sedang pembangunan itu sendiri
didasarkan atas potensi yang ada didaerah tersebut ( LPM ITB,
1996).
2.3.2. Ciri Kebutuhan Transportasi
Kebutuhan akan transportasi bersifat sangat kualitatif dan
mempunyai ciri yang berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, frekuensi,
jenis kargo yang diangkut, dan lain-lain. Pelayanan transportasi yang tidak
sesuai kebutuhan akan menyebabkan sistem transportasi tersebut tidak
Kebutuhan akan pergerakan bersifat sebagai kebutuhan turunan.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Seperti kita ketahui, pergerakan
terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan
merupakan kegiatan yang biasanya harus dilakukan setiap hari, misalnya
pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan olahraga.
Kita sebenarnya tidak perlu bergerak kalau semua kebutuhan tersebut
tersedia di tempat kita berada (tempat tinggal).
Dengan demikian, fasilitas sosial, fasilitas hiburan, pusat
perbelanjaan, dan perkantoran yang merupakan tempat pemenuhan
kebutuhan harian harus tersebar secara merata dalam suatu daerah perkotaan
sehingga jarak dari perumahan ke berbagai lokasi tersebut menjadi lebih
pendek. Semakin jauh kita bergerak, semakin tinggi peluang kita
memberikan kontribusi terhadap kemacetan di kota tersebut.
Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
kita mempunyai dua pilihan, yaitu bergerak dengan moda transportasi atau
tanpa moda transportasi ( berjalan kaki ). Pergerakan tanpa moda
transportasi biasanya berjarak (1-2 km), sedangkan pergerakan dengan moda
transportasi berjarak sedang atau jauh. Jenis moda transportasi yang
digunakan juga sangat beragam, seperti mobil pribadi, angkot, bus, kereta
api, sepeda motor, pesawat, kapal laut. Apapun moda transportasinya, moda
tersebut tidak akan pernah dapat bergerak kalau kita tidak mempersiapkan
tempat mereka bergerak seperti jalan raya, jalan rel, Bandar udara, dan
3.3. Permintaan Atas Jasa Transportasi
Transportasi manusia / barang biasanya bukanlah merupakan tujuan
akhir, tetapi hal itu untuk dilakukan untuk mencapai tujuan lain, oleh karena
itu permintaan atas jasa transportasi disebut sebagai permintaan turunan
(devided deman) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi/ jasa
lain. Pada dasarnya permintaan atas jasa transportasi diturunkan dari:
1. Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari suatu lokasi lainnya untuk
melakukan suatu kegiatan ( misalnya bekerja, berbelanja, dll).
2. Permintaan akan angkutan penumpang agar tersedia ditempat yang
diinginkan.
Dalam hal ini angkutan penumpang, karakter turunan dari kebutuhan
dicerminkan pada fakta dimana perjalanan diadakan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu, seperti pergi bekerja, membeli makanan di toko. Jadi, faktor
penting yang mempengaruhi jumlah perjalanan ketempat tertentu adalah
jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan ketempat tersebut, tingkat
percapaian tujuan perjalanan ditempat itu. Biaya untuk mencapai tujuan tadi
dari tempat asal seseorang ke tempat tujuannya merupakan faktor utama
dalam menentukan moda (cara) dan rute yang di tempuh ( Morlok, 2005).
Pada dasarnya terdiri dari sistem angkutan penumpang dan sistem
angkutan barang, sistem angkutan barang sendiri biasa diklasifikasikan
menurut penggunaan dan cara pengoperasiannya, yaitu angkutan dinas,
angkutan pribadi, dan angkutan umum ( vuchic, 1981). Ditinjau dari segi
penggunannya angkutan umum dibedakan menjadi dua sistem pemakaian:
1. Sistem penggunaan bersama
Yaitu kendaraan yang dioperasikan oleh operator dengan rute
tertentu. Sistem ini dikenal dengan sistem transit system, meliputi:
a. Para Transit, pada pengoperasiannya tidak ada jadwal yang
pasti dan kendaraan bias berhenti di sepanjang rutenya ( contoh:
angkot, taksi, becak).
b. Mass Transit, pada pengoperasiannya ada tempat
pemberhentian tertentu da nada jadwal yang pasti (contoh: bus
kota, kereta api, kapal laut, pesawat terbang).
2. Sistem Sewa
Yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator atau penyewa, dalam
hal ini rute dan jadwalnya tidak tentu. Sistem ini disebut demand
responsive system, karena penggunaanya tergantung pada
permintaan.
2.6. Angkutan Angkot
Angkot adalah moda transportasi yang merujuk kepada kendaraan
umum dengan rute yang sudah ditentukan. Tidak seperti bus yang
yang dibebankan kepada penumpang bervariasi tergantung jauhnya jarak
yang ditempuh.
2.6.1. Kelebihan Angkutan Angkot
Beberapa kelebihan angkutan angkot dibandingkan moda yang lain
adalah sebagai berikut:
1. Mudah didapat di setiap kota dan pedesaan.
2. Biayanya murah.
2.6.2. Penggunaan Jasa Angkot
Penggunaan jasa angkot sangat bervariasi jika dilihat dari sisi sosial
ekonominya. Penggunaan jasa angkot dikarenakan karena mudah
didapatkan juga karena biayanya yang cukup murah.
2.7. Trayek
Pengoperasian kendaraan umum ditata dalam suatu jaringan
pelayanan yang terdiri dari trayek dan rute serta simpul-simpul berupa
jumlah pemberhentian disepanjang lintasan.
Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa
angkutan orang yang mempunyai asal tujuan tetap maupun tidak terjadwal.
Titik berat trayek adalah pada asal dan tujuan, sedangkan lintasan menunjuk
pada ruas jalan yang dilalui kendaraan umum yang melayani trayek
bersangkutan, lintasan adalah rute. Jadi satu trayek dapat menawarkan lebih
2.8. Lintasan Pelayanan
Suatu trayek dapat memiliki lebih dari satu kemungkinan lintasan
tergantung dari jaringan prasarana atau jalan yang menghubungkan asal
tujuan trayek tersebut. Hal ini mengandung arti bahwa beban lalu lintas
dapat dibagi beberapa lintasan. Apabila lintasan hanya satu, maka semua
lalulintas menjadi beban lintasan tunggal tersebut. Pada kenyataan hampir
selalu didapati lebih dari satu kemungkinan lintasan yang yang
menghubungkan zona yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan lintasan
sangat penting artinya dalam menyusun jaringan trayek untuk mencapai
keseimbangan atau mempertemukan sediaan pelayanan (dalam hal ini
kapasitas jaringan jauh) dengan atau tuntutan pelayanan angkutan umum (
Warpani Dalam Juanita,2006).
2.9. Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Biaya operasi kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan operator
dalam menjalankan usaha angkutan angkot memenuhi fungsinya. Untuk
memperoleh laba yang cukup, pengusaha angkutan angkot perlu menekan
biaya operasi serendah mungkin, artinya memperoleh penumpang sebanyak
mungkin selama angkutan itu beroperasi jam kerja.
Komponen biaya operasi kendaraan dibagi dalam 2 kelompok
1. Biaya tetap (fixed coast)
Yaitu biaya yang tidak berubah ( tetap ) walaupun terjadi
perubahan pada produksi jasa sampai ketingkat tertentu, biaya tetap
terdiri dari:
a. Biaya penyusutan
Adalah biaya turunnya suatu harga atau nilai dari sebuah
benda karena pemakaian dan kerusakan benda itu ( Kuiper, dalam
Juanita 2006 )
Untuk memperoleh nilai penyusutan pertahunnya
digunakan rumus ( LPM ITB,1997 )
A
Dengan :
A = biaya penyusutan setiap tahun
S = selisih harga kendaraan baru (nilai sekarang) dengan kendaraan
bekas
I = suku bunga
n = jangka waktu penyusutan
Dengan residu 20% dari harga kendaraan
b. Biaya perijinan dan administrasi
Untuk menghitung biaya perijinan dalam usaha jasa angkutan
ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan ukuran dan tahun
kendaraan. Biaya ini terdiri dari Surat Tanda Nomor Kendaraan (
c. Biaya overhead
Yaitu biaya untuk pengelolaan, bengkel dan sarana
penunjang lainnya.
d. Biaya pelumas
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pergantian minyak
pelumas seperti oli mesin, minyak rem, minyak kopling, dan minyak
garden.
e. Biaya penggunaan ban
Yaitu biaya yang digunakan untuk penggunaan ban. Jangka
waktu penggunaan ban pada umumnya dihitung berdasarkan jarak
tempuh kendaraan dalam kilometer, walaupun ada yang menghitung
bulan atau penggunaan kendaraan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi usia penggunaan ban diantaranya : cuaca, kondisi
permukaan jalan, kondisi kendaraan dan cara mengemudikan
kendaraan.
f. Biaya suku cadang
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pergantian suku cadang
dihitung berdasarkan jarak tempuh kendaraan dalam kilometer,
walaupun ada yang dengan menghitung bulan.
g. Biaya perawatan
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan
2. Biaya tidak tetap (variable coast)
Yaitu biaya yang dapat berubah apabila terjadi perubahan pada
volume produksi jasa. Biaya tetap terdiri dari :
a. Biaya pemakaian BBM
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian BBM.
Pemakian BBM biasanya dihitung berdasarkan jumlah kilometer per
liter. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemakaian BBM
diantaranya : cuaca, kondisi permukaan jalan, kecepatan kendaraan,
kondisi kendaraan, ukuran kendaraan dan cara mengemudikan
kendaraan.
b. Biaya retribusi
Biaya retribusi dikeluarkan jika kendaraan dioperasikan dan
besarnya telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Pemungutan
retribusi dilakukan setiap memasuki terminal.
2.10. Pengertian supply-demand angkot
Konsumen selaku pengguna, melakukan perjalanan yang diadakan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seperti pergi bekerja, pergi ke sekolah,
dan lain sebagainya. Jumlah angkot yang dibutuhkan penumpang dalam
melakukan perjalanan disebut demand. Sedangkan penyedia sarana (operator) sebagai pengelola angkot. Senantiasa menyediakan dan
2.11. Penawaran Angkot
Dalam penawaran jasa transportasi sangat dipengaruhi oleh aspek
non-monetary, misalnya pada waktu perjalanan yang sampai sekarang
ekuivalen nilai harganya belum dapat ditentukan secara memuaskan, karena
masing-masing orang berbeda dalam menilai waktu sesuai dengan tingkat
kepentingan dan penghasilannya. Sebagai contoh adalah seorang pengusaha
menilai waktu yang terbuang itu sangat berharga karena dapat digunakan
untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Adapun bagi
seorang yang tidak bekerja, waktu yang terbuang itu hampir tidak ada
nilainya atau nilainya lebih rendah dari orang yang bekerja.
Waktu penundaan ( delay ) dan parker juga berpengaruh terhadap
penawaran transportasi. Menurut Edward K. Morolok ( 1995 ), bahwa aspek
dari fungsi penawaran transportasi yang perlu diperhatikan adalah :
1. Teknologi yang dipakai mempengaruhi system transportasi dalam
hal biaya, kapasitas dan kecepatan, sehingga akan menentukan
tingkat pelayanan, misalnya frekuensi, keamanan dan kenyamanan.
Kemajuan teknologi akan menggeser grafik penawaran ke kanan,
artinya dengan harga akan lebih banyak barang yang ditawarkan dan
dapat menekan biaya produksi.
2. Perilaku operator menentukan strategi operasi, yang berhubungan
dengan kinerja ciri-ciri penawaran dari system yang terjadwal
dipengaruhi oleh strategi perluasan kapasitas dalam menghadapi
3. Perilaku operator dipengaruhi oleh lingkungan kelembagaan yang
membatasi kebijakan harga, akibat pengaruh struktur pasar, karena
penentuan harga dalam pasar yang monopolistik berbeda dengan
pasar yang kompetitif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan angkutan
(transport supply) secara skematis dapat dilihat gambar 2.1. sebagai
2.12. Interaksi supply-demand
Kondisi dan struktur pasar tertentu dapat digambarkan melalui
sebuah model yang memuat fungsi penawaran maupun permintaan sesuai
gambar 2.2. berikut :
P
Supply
Titik optimum Penawaran
Permintaan
Q Demand
Gambar 2.2. Kondisi Keseimbangan (Eqilibrium) Supply-Demand
Sumber : LPM-ITB, 1997
Pada harga tertentu, misalnya P1(Gambar 2.2), sejumlah Q1 tersedia
dengan besarnya permintaan dengan Q2, terhadap permintaan lebih (Q2-Q1).
Fungsi permintaan menunjukan bahwa hanya sebagian konsumen yang bersedia
membayar lebih tinggi. Jika harga naik maka permintaan berkurang hingga
penawaran bertambah. Proses ini berlaku hingga dicapai suatu keseimbangan
pada P3, dan Q3 merupakan jumlah yang diminta dan berpengaruh terhadap
permintaan (demand) dan faktor yang menentukan jumlah dari penawaran
(supply) menghasilkan jumlah yang sama secara statis atau berkonvergensi
terhadap kesamaan secara dinamis. Gambar 2.3 menggambarkan ilustrasi
Supply Penawaran
P2 E2
P3 E3 Proses Keseimbangan
P1 E1 Permintaan
Demand
Q1 Q3 Q2
Gambar 2.3. Proses Keseimbangan
Sumber : LPM-ITB, 1997
Kondisi keseimbangan akan selalu mengalami perubahan tertentu.
Perubahan supply-demand akibat perubahan harga terjadi pada masing-masing
kurva. Timbulnya teknologi baru mengubah yang struktur, karena sebagian
barang/jasa yang ditawarkan atau diminta konsumen pada harga-harga yang sama.
Misalnya posisi semula keseimbangan E1 dengan harga P1 permintaan Q1.
Akibat teknologi baru pengusaha bersedia lebih banyak menawarkan barang/jasa
pada harga yang sama dan terjadilah kelebihan supply atas demand, sehingga
harga turun dan menyebabkan tercapainya equilibrium baru menjadi E2, pada
harga yang Q1. Proses menjadi equilibrium karena kondisi kurva supply-demand
dapat convergen yang secara teoritis dapat juga terjadi perubahan keseimbangan
yang divergen.
Gambar 2.4. dan gambar 2.5. memberikan ilustrasi mengenai perubahan
keseimbangan akibat perubahan parameter tertentu. Gambar 2.4. menunjukan
naiknya tingkat pendapatan masyarakat. kenaikan permintaan akibat pendapatan
ini dialami oleh kelompok konsumen yang sebelumnya tidak menikmati
barang/jasa yang ditawarkan karena kemampuan membayarnya dibawah harga
yang ditawarkan. Sedangkan gambar 2.5. menggambarkan pengaruh perbaikan
system transportasi terhadap kurva penyuediaan. Pengaruh yang terjadi berupa
turunnya kurva penyediaan. Pengaruh yang terjadi berupa turunya kurva S
menjadi S1 yang berarti turunya tingkat harga, dan pengaruh naiknya kurva D
yang berarti naiknya tingkat permintaan.
Supply P D1
D
Peningkatan Pendapatan
Q Demand
Gambar 2.4. Pengaruh kenaikan pendapatan masyarakat
Supply P
S S1
D
Q Demand
Gambar 2.5. Pengaruh perbaikan system transportasi
Sumber : LPM-LTB, 1997
Interaksi permintaan dan penawaran yang merupakan pemodelan
bentuk-bentuk pasar dipengaruhi hal-hal berikut :
1. Tujuan produsen dalam memaksimalkan keuntungan dengan
mengurangi/menambah biaya produksi, tetapi hal tersebut tidak mencukupi
untuk bias menentukan besarnya hasil produksi, pendapatan atau keuntungan
jika harga yang terjadi di pasar akibat besarnya permintaan tidak diketahui
besarnya.
2. Bila konsumen berusaha memaksimalkan utilitasnya dalam bentuk kepuasan,
kesenangan dan kemakmuran, maka konsumen dihadapkan pada pilihan yang