lt
Proslding Seminor Nasionol'Formokotcropl (Evidcnca BosedFor
Phormocist)c
PERSEPSI
DAN
PERILAKU MASYARAKAT
DESA
KALIREJO
KECAMATAN KOKAP KULON
PROGO
TERHADAP
MALARIA
DAN PEMAI{FAATAN TANAMAN OBAT
ANTIMALARIA
Akrom
Fahtltas Farmasi
Universitas AhmadDahlan
INTISARI
Telah
dilaleukanpenelitian untuk
mengetahuipersepsi
& perilaht
masyarakat
di
daerah endemicmalaria
DesaKalirejo, Kec.
KolcapKab.
Kulonprogo, Jogjakarta terhadap malaria
danpemanfuatan tanaman
obat antimalaria. Penelitian sosioantropologi dengan
metodesurvey
ini
dilalatkan
pada
bulan
Juni
2002pada 50
responden. Penetapansampel
menggunakanStratified
random
sampling
untuk menentukan sample dusun dan responden.Pengambilan
datadilakukan oleh
tenaga
terlatih
dengan metodewawancora dipandu luosiener. Data diolah dan dianalisa
dengan metodestatistik lrualitatif
nonanalitik.
Sebagian besar responden sudah mengetahu penyebab,vector
penyebar dan
gejala malaria,
tetapi baru sebagian kecilyang
mengetahui waktupenularan malaria.
Kesimpulonnya
bahwapersepsi
danperilaht
sebagian besar responden
di
desaKalirejo
Kokap
Kulonprogo terhadap malaria sudah baik tetapi
sebagian besarresponden belum
memanfaatkon tanaman obatantimalaria
sebagai salah satualternatif
pengobalanmalaria,
Kata
kunci:
tanamanobat; sosioantropologi; antimalaria;
PENDAHULUAN
Pengetahuan
dan
perilaku
masyarakat endemic malaria terhadap malaria masih banyak yang dipengaruhi oleh tahayul atau tidak berdasar pengetahuanilmiah (Mukti, 2000).
Padaakhir-akhir
ini
di
daerah endemic malariajuga
terjadikecenderungan peningkatan
angka
resistensi parasit terhadap obat-obat antimalaria. Tingginyaangka resistensi parasit terhadap antimalaria salah satunya disebabkan
oleh
karena ketidakpatuhanminum obat.
Fenomena ketidakpatuhan minumobat salah satu faktomya adalah karena kurangnya
pengetahuan masyarakat
terhadap
penyakitmalaria dan
cara pengobatannya(Mukti,
2000).Sehingga
petlu
dilakukan upaya
penangananmalaria di
dl
rah endemic malaria dengan strategibaru
yaitu
dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuantentang malaria,
terapi
malariadengan antimalaria dan manfaat tanaman obat anti
malaria
(Akrom,
2004; Mukti,2000;
Zambrut, 2000).Pemanfaatan tanaman
obat
sebagaianti-malaria
oleh
masyarakat
di
daerah
endemic malaria disamping murah, mudah danmelestari-kan tradisi luhur
nenek
moyang
dibidang pengobatan sekaligus memanfaatkan potensi asli alam Indonesia. Menurut pengalaman atau secaraempiris
tanaman-tanamanini
bisa
menurunkan dernam, mengurangi keluhanmual
atau muntah, mengurangisakit kepala msupun
menurunkan lamanya sakit@oesri,1994;
Pribadi, 1992).s
ISBN
|
979-3812-07-9
&
Kecamatan
Kokap
merirpakan kecamatan dengantingkat API tertinggi ke
dua setelahke-camatan
Samigaluh.
Di
kecamatan
Kokap insidensi malaria pada tahun 2000 memusatdi
3desa
dari 5
desa yang ada, yaitudi
desaKalirejo
dengan angka insidensi sebesar 822tiap
10.000penduduk
per
tahun, desa Hargotirto
dengan angka insidensi sebesar 633 dan desa Hargomulyodengan angka insidensi
sebesar221.
Denganmenurunkan insidensi malaria
di
Kokap
yang berpusatdi 3
desa utama tersebutmaka
akanmenurunkan secara nyata angka insidensi malaria
di DI
YogyakartaDesa
Kalirejo
sebagai salah satu desa diKecamatan Kokap, terletak diperbukitan
Me-noreh, berjarak 5 kilometer dari Kokapdi
sebelahbarat laut. Merupakan Daerah perbukitan dengan
permukaan
tanah yang
tidak
rata, banyak
di-tumbuhi
pepohonan berbatang keras
denganbanyak sungai serta
bercurah
hujan
tinggi.Masyarakat Kalirejo
kebanyakan bermatapen-caharian sebagai petani,.
Kalirejo
disamping sebagaisalah satu
desaIDT
(desa tertinggal) adalah termasuk daerah hiperendemik mala'iadi-mana
hampir
semua penduduknya pemah men-derita malaria(Airsd,
1996;Mukti,
A.G., 2000).Banyak
tanaman obat.yang diduga
me-miliki
potensi
sebagaiantimalaria tumbuh
di daerah Kokap. Perbukitan menoreh sebagai salahsatu daerah
yang
beradadi
daerahtropis
makabanyak ditumbuhi oleh
berbagai tanaman ter-masuk tanaman-tanamanyang
didugamemiliki
potensi
sebagaiantimalaria. Dianara
tanaman yang didugamemiliki
potensi sebagai obatanti-malaria antara
lain
pepaya (carica
papaya),brotowali
(tinospora luberculata),
pare(momordica
charanlia),,nimba
(azadirachtaindica),
meniran (Phillantus
nintri),
menting(cassia accidenralis),
ketepeng(cassia
tora.),trengguli
(cassiafrstula),
johar
(cassia siamealamk), tapak
doro
(vinca
rosea),
sembung (Blumea balsame vera) datmasih banyak lainnya. Sebagiandari
tanaman tersebut telahdimanfaat-kan
oleh
nenek moyang secaraturun
menurun sebagai obat antimalaria dan beberapa telahdi-lakukan
uji
coba
laboratories
(Mulyaningsih,1995; Zambrut,2001).
Perilaku merupakan respon
atau seseorang terhadp stimulus yang berasal dari maupun dari dalamdirinya
(Sureni, 1999).malaria
menggunakan
obat
antilnalaria penggunaantanaman
obat
sebagai
salahpengobatan malaria adalah merupakan salah
perilaku
kesehatan
untuk
menanggapi
a
menjawab stimulus yang berupa penyakitmaladr.
Berdasarkan
latar
belakang tersebutpcr
masalahan penelitian yang diajukan ;,.raloh
bag*
mana persepsi dan
perilaku
masyarakaikalirti
rrsf,,
LMt
s
Ers
rat
dil1r
tu(,
Dcoc-tGflai
*sd
2.
Rfi
F
hil
mengi
kali.ll
aku
h
begir
rum*
%.
sd
terhadapmalaria
dan penggunaan tanamansebagai antimalaria. Sedangkan tujuan
penelitir
ini adalah untuk mengetahui bagaimanagamban
persepsidan perilaku
masyarakatKalirejo
r'
hadap
malaria dan
manfaat tanamanobat
yrry
banyak tumbuh didaerah
tersebut.sebagai anti-malaria.METODE
PENELITIAN
Lokasi penelitian dan responden.
Peneliti-an dilakukan
di
5 dusun dari 9 dusun yang adad
desa
Kalirejo yaitu
dusunKali
Buko
I,
Papa\
Sangon
I,
Sengir, dan
PlampangI'
Pemiliha
dusun sebagai sampel dilakrrkan secara acak. Dari masing-masing
dusun tersebut
dipilih
l0
res-ponden,
yang ditentukan
secara acak terkendalidengan menentukan
terlebih
dahulu kiteria
inklusi.
Kriteria
inklusi
respondenadalah
:
(l)
Sudah bermukim paling sedikit 5 tahun (2) berusiadiatas 15 tahun.
(3) Tidak
sedang sakitjiwa.
(a)Bersedia diwawancarai.
Bagi
calon
respondenyang
sudahterpilih kemudian diminta
kesedia-annyamengisi
lembar kesanggupanuntuk
men-jadi
responden setelah sebelumnya
diberikan penjelasan tentang maksud, tujuan dan gambaran singkat penelitian.Pengambilan
data
dilakukan
melalui wawancara dengan dipandu kuesioner oleh tenagapewawancara yang telah
dilatih
sebelumnya. Datadiolah dan dianalisa
secaradeskriptif kualitatif
non
parametrik sebagian
ditampilkan
dalam bentuk table atau gambar grafik.e
Prosiding Scminar Noslonol FormokotcroPl (Evidcncc BascdFor
Phorrreis0
t
IIASII,
DAN PEMBAIIASAN
l.
Dllrr
dnsar
rcsPondcnScbagian bcsar
rcspondenadalah
tidak tamatSD (32
o/o\ atau tamatSD (38 %)
denganrentang usia
respondenantara 16
'
60
tahun, terbanyak adalah responden berusia antara3l'45
tahun (38 %). Responden sebagian besar bermata pencaharian sebagaipetani
(84 %).
Gambaran iesponden secara keseluruhan tampak pada tableI
sebagai berikut.!.
Rlwayat
keJadlan
malarla
dan
rlwayat
pernah
mondok
dl
rumah
saklt
aklbat
keJadlan
malarla
Sebagian besar responden
(85
%)
adalah mengaku pernah menderitamalaria lebih dari
5kali. Tidak ada seorang respondenpun yang
meng-aku belum
pernah menderita malaria. Meskipun begitu responden yang mengaku pernah dirawatdi
rumah sakit akibat sakit malaria hanya sebesar 38 %. Sebagian besar responden ketika sakit malariatidak dirawat
di
rumah sakit (62 %)(lihat
g*
I
&2\.
Tabel
I
: Umur (tahun), pendtdlkan dan mrta pencaharian respondenKarakteristik responden Jumlab Prosentasi
Umur responden
l6-30th
3l -45
th46-60th
60 th Jumlah
l0
t9
t6
5
50
20
38 32
l0
100
Pendidikan responden:
<SD
SD SMP SMU PT Jumlah
l6
l9
86
I
5032 38
l6
t2
2 100Pekerjaan responden: Petani Wiraswasta/pedagang
Pcgawai / PNS
Jumlah
42 4 4 50
84 8 8 100
s
ISBN
|
979-3812-07-9 $
3.
Persepsi
dan perilaku
terhadap penyakit
malaria
dan pengobatannyaa.
Pengetahuan responden
tentang
penyakit malariaUntuk
mengungkapkan gambaran penge-tahuan responden terhadappenyakit
malaria di-tanyakan tentang penyebab, penyebar atau penularmalaria, gejala-gejala atau keluhan
bila
sakit malaria dan waktu penularan. Dengan gambaran hasil jawaban wawancara adalah sebagai berikut: 98 0/o responden menyebutkan bahwa bakteri ataukuman
sebangsabakteri
yang
menyebabkan malaria, hanya2
o/o responden yang mengatakanbahwa
malaria
disebabkanoleh nyamuk;98
% responden menyatakanbahwa nyamuk
adalah perantara yang menyebarkan malaria dan hanya 2%
responden
yang
menyatakan
tidak
tahu. Sebagian besar responden (62%)
belum menge-tahui waktu penyebaran malaria dan hanya 38 % responden yang menyatakan mengetahui denganbenar waktu penyebaran malaria.
Gejala malaria menurut
pernyataan res-ponden adalah sebagaimana tampak pada gambarL
Menggigil dan
demam merupakan
gejala malaria yang banyak dikenali oleh responden.gejala atau keluhan
Gambar 1. Gejala atau keluhan malarlr rnenurut
pernyrtaan responden
b.
Sikap dan Perilaku respondenbila
mengalamiserangan awal malaria
Sebagian besar
(94%)
responden ketika mengalami serangan malaria mencari pertolongan kepada tenaga kesehatan atau lembaga pelayanan kesehatan,hanya
6
%
respondenbili
terjadiserangan awal malaria ditangani sendiri. Lembaga
138
pelayanan kesehatan yang menjadi sasaran tempat mencari pertolongan ketika responden mengalami
sakit malaria
adalah Puskesmas(86%),
rumah sakit (50%) atau petugasI
tenaga kesehatan yaitu ke mantri (38olo), perawat(12%)
danbidan (10%). Responden yang memanfaatkana tanamanobat untuk mengatasi serangan awal malaria baru sebanyak 2SYo,sebagian besar
(72%)
respondenbelum memanfaatkan tanaman obat. Kebanyakan responden
belum
tahu tentang manfaat dan carapemakaian tanaman obat.
c. Upaya
pecegahanagar
tidak
kambuh
dariserangan malaria
Sebagian
kecil
responden(34
o/o) yang menggunakan obat-obatan antimalaria profilaksis,sebagaimana yang diberikan oleh petugas malaria
desa,
sebagai
cara untuk
pencegahan
dari kekambuhan malaria. Sebanyak20 %
respondenmenyatakan dengan menjaga
daya
tahan tubuhagar
tidak
terinfeksi ulang malaria dan 12
Yoresponden menyatakan
dengan
menjaga kebersihan lingkungan dapat mencegah seranganulang malaria.
d. Cara Mencegah penularan dan pemberantasan
malaria.
Penularan
malaria
dapat dicegah denganmenghindarkan
diri
dari gigitan
nyamuk denganmenggunakan
kelambu
(76
o/o),menutup diri
ketika keluar rumah malam
hari
(30%),
obat nyamuk bakar(22%)
dan tidak melakukan usahapencegahan
dari
gigitan
nyamuk (107o)
res-ponden.
Sikap
dan
perilaku
terhadappembo-rantasan malaria dilakukan dengan membersihkm sarang
nyamuk disekitar rumah
secarap€rs
orangagn(88%) dan
membersihkanlingkuganr
secara bersama-samadalam bentuk keda
bahit(44o/o). Sebagian responden beranggapan
bahn
pemberantasanmalaria
adalah hanya tanggnSr"jawab pemerintah
semata-mata(60%).
Naln
r
I
-,.
I5L
i
,*q
I
"ffigry;
begitu sebagian besar responden (78%)
berscft
dilibatkan datam ubTha pemberantasanmalarir"
,,!l
4.
Percepd
obat
ent
Se@i
belum
rr€rr
satu cara
uil
yangsudahr
jamu godog
obatan.
Dri
gunakan r'-mcngakum
rcspondcn)I
beli.Ahtr
tanamanoh
penyakityq
untuk
pd
mengurangi
kimiawi
yrA
dan alasm
Iresponden-
fi
gunakan
E
Jumlah
arj
sudahditd
yaitu
bcn
i
brotowali(Il
(15 %),
E
sembrmg
(l
gambar2tr
Guh!,.
c
Prosldlng Scminor Noslonol Formokotaropl (Evlderrce BosadFor
Phormocist)g
4.
Persepsl
dan perilaku
terhadap tanaman
obat
antlmalarla
Sebagian besar responden (72 %) mengaku belum memanfaatkan tanaman obat sebagai salah satu cara untuk pengobatan. Baru 28 % responden yang sudah menggunakan tanaman obat, termasuk
jamu
godog, sebagai salah satu cara untuk peng-obatan.Dari 28
o/o respondenyang
telahmeng-gunakan tanaman obat, baru.6 % responden yang
mcn gaku membuat sed iaan send
iri,
sisany a (22 o/orcsponden) mendapatkannya dengan cara mem-beli.
Alasan responden yang telah menggunakan tanaman
obat adalah untuk
mengurangi gejala penyakit yang sedang dialamiQ0
% responden),untuk
pencegahan
(4%
responden),
untukmengurangi keluhan akibat
penggunaan obatkimiawi yaitu
mual atau muntah (4% responden)dan
alasan kemudahan dan murah pada
tiga responden. Terdapat7 (14
o/o) respondenmeng-gunakan
tanaman
obat
sebagai
antimalaria. Jumlah ataujeriis
tanaman obat antimalaria yang sudah dimanfaatkanjuga
masih sangat terbatasyaitu baru
7
macam,
yaitu pepayt
(30
o/o),brotowali
(20 %),kunir
putih (15%),jamu
godog(15 %),
temu lawak
(l0o/o),kunyit
(5
o/o) dansembung
(5%).
Sebagaimanatampak
datam gambar2 dan3.
Gambar 2. Jenls-Jenls txnaman obat yang sudah
dlmanfaatkan masyarakat KallreJo
sumber informasi batra
Gembar 3. Sumber lnformasl tentang tanaman obat pada masyarakat Kalirejo
Pengetahuan
tentang tanaman
obat
ke-banyakan diperoleh respondendari
para penjual jamu (10 % responden) dan pemakai tanaman obatlain (10
%
responden)
sisanya
memperoleh pcngatahuannyadari keluarga
(4
%
responden) dan dari buku(4
o/o responden). Responden yangbelum menggunakan tanaman
obat
sebagai carapengobatan semuanya mengaku alasannya adalah belum tahu tentang tanaman obat, kegunaan dan cara pemakaian.
Perilaku merupakan respon
atau
reaksiseseorang terhadp stimulus yang berasal dari luar
maupun
dari
dalam
dirinya
(Supardi,
1997\.Malaria
merupakan permasalahan
kesehatan utamayang menjadi stimulus atau
rangsanganutama yang
telah
memberikan
informasi
dan pengalaman untuk membentuk pengetahuan yang mendalam bagi mereka tentang penderitaan ketikasakit
malaria
sehingga mendorong
perilaku mereka untuk menghindari dari serangan malaria. Karcna pada dasamya ada tiga penyebab manusia melakukan sesuatu,yaitu:
(l)
pikiran
danperasa-an
yangdibentuk oleh
pengetahuan, keyakinan, sikap dannilai
(2)pengetahuan yang datang dari pengalamandan informasi,
serta(3)
keyakinan yang diturunkan (Sureni 1999;WHO,
1988).Banyak faktor yang
mempengaruhi peri-laku masyarakatdi
daeratr endemik malaria agarterhindar
dari sakit
malaria. Menurut
teori "Heahh BeliefModel" @wles,L
dan Simnett,I.,
1994)perilaku
kesehatan merupakanfungsi
dariJenls tanaman obat
Eramu
r
brctowallO pepaya
El kunlr putlh
I
kunyllE sembung
rbmulawak
s
ISBN .979-3812-07-9
#*
pengetahuan maupun
sikap. Perilaku
kesehatan sesorang ditentukan antara lain oleh:L
Kepercayaan bahwa dia atau seseorang rentan terhadap masalah kesehatan tertentu. Menum-buhkan rasa percaya padadiri
sendiri bahwa tubuhnya sangat rentan terhadap permasalahan kesehatantertentu sangat tergantung
padatingkat
pemahaman terhadap konsepdiri
dan konsep penyakit. Sehingga paparan informasitentang
kesehatan sangatdibutuhkan
untukmenumbuhkan
rasa percaya bahwa
tubuh manusia itu rentan terhadap penyakit.2.
Menganggap
bahwa
masalah
kesehatantersebut
serius dan penting
dalamkehidup-annya.
Semikin
penting
permasalahanke-sehatan
yang
dihadapi
seseorang semakin mendorong dirinya untuk melakukan tindakan kesehatan. Tingkat kepentingan permasalahanini
dibangun atas persepsi terhadappelmasa-lahan
yang
sedangdihadapi.
Persepsi ter-bangun atas tingkat pengetahuan terhadap per-masalahan kesehatan atau penyakit.3.
Meyakini efektivitas tujuan
pengobatan dan pencegahan. Keyakinan terhadap akan adanyahasil
atas tindakan kesehatanyang
akan di-lakukan.4.
Tidak
mahal. Termasukdisini
adalah tingkat kesulitan untuk melakukan tindakankesehat-an.
Semakin mudah ataupun semakin murah maka seseorang semakin memungkinkan me-lakukan tindakan kesehatan.5.
Menerima
anjuran atau doronganuntuk
me-lakukan tindakan
kesehatan,dalam
hal
ini
adalah untuk melakukan terapi ataupun proses pencegahan.Sebagai
negarayang berada
di
daerah tropis, Indonesiamemiliki
kekayaan hayati yang beragam, termasuk tanaman-tanamanyang
me-miliki
potensi sebagai obat. Termasuktan-man-tanaman
yang memiliki
kandungan
bioaktive sebagai antimalaria. Sehinggahadisi
mengguna-kan tanaman obat sebagai salah cara pengobatanuntuk malaria
berkembangdi
beberapa daerahendemik malaria
di
Indonesia dan sebagian dari tanaman obat tersebut telahdikaji secap ilmiah
(Boesri, I 994; Mulyaningsih, I 995; Pribadi, 1992, Simanjutalq 1995; Zambrut, 2001).
Dari
penelitianini
diketahui bahwa tradisi pengobatan dengan menggunakan tanaman Obatsebagai antimalaria
di
desa
Kalirejo
belum berkembang denganbaik,
karena hanya2
res-ponden yang mengaku rnendapatkan pengetahuan tentang cara pengobatan
tradisional asli
sebagaiwarisan dari keluarga. Sebagian besar responden mendapatkan pengetahuan tentang cara
pengobat-an menggunakan tanaman obat adalah dari penjual
jamu
gendong(5
responden)dan dari
para pe-makai tanaman obat terdahulu, yang sudahme-miliki
pengalaman. Sehingga penyebaraninfor-masi atau
sosialisasi tentang tanaman
obat antimalaria sebagai salah satu cara pengendalian malaria di daerah endemik malaria bisa dilakukan lebih rcrencana dengan materi-materi yang lebihspesifik dan akurat melalui para penjual
obatradisional
(amu)
dan anggota masyarakat yangsudah biasa menggunakan tanaman obat tersebut
dan
tokoh-tokoh
masyarakat
yang
menjadi panutan.KESIMPULAN
Pengetahuan
dan
perilaku
masyarakatKalirejo
terhadap malaria sudah cukup
baik. Masyarakatdesa
Kalirejo
belum banyak
yang memanfaatkan tanamanobat
sebagai salah satualternatif pengobatan
ketika
menderita
sakit. Tanaman obatyang
digunakanoleh
masyarakatdesa Kalirejo juga masih sangat terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Airsd, JK
,
1996. Focus edemicmalaria
I
cetral
java.
Boesri,
H.,
1994. Pemanfaatan tanaman dalam penanggulangan mal ar ia, Media Litbangkesvol tV
no.0l/1994 :20-22.
Ewles,
L.,
Simnett,I.,
1994. Promosi Kesehalan.Petunjuk
praktis.
Edisi
kedua,
terj.
Ovaemilia,
Gadjah
Mada
University
Press,Jogiakarta
Mukti, AG, 2000.
Conceptsof
Malaria and lts
Prevenlion
of
two
adiacent villages
in
!
Puntv
Bio6tr!
Mulyaning
: '
ber@
malri
1995:
Pribadi,
ff.
MulS
cfr'd
Puut
Simanja{
zar
4
23
(alt
Supanll
S-
l9yr-140
Fa^kultas Fermasl Unlvorsltas Ahmsdlla,hlar