• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian Belajar - Suryani Umamah BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian Belajar - Suryani Umamah BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Belajar Siswa

2.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006), belajar

adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas baru. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil dari belajar itu

dapat berupa kapabilitas baru. Artinya, setelah seseorang belajar maka ia akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai

akibat dari proses belajar tersebut. Timbulmya kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar.

Sudjana (1989) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang. Perubahan tersebut sebagai proses dari pemahaman, sikap, dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu.

(2)

kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar terjadi perubahan tingkah laku.

Cronbach dalam Djamarah (2002) berpendapat bahwa learning is

shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai

suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Pemberian aktifitas yang beragam dalam pembelajaran akan memperkaya pengalaman belajar siswa.

Menurut Slameto (1991), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam konteks pembelajaran, siswa dan guru harus sama-sama berusaha untuk menciptakan kegiatan yang melibatkan fisik dan mental, serta dapat memberikan pengalaman bermakna.

2.1.2 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 895) bahwa kata prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari dari kegiatan/pekerjaan yang

(3)

menyorotinya. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi belajar adalah “hasil” dari suatu kegiatan.

Menurut Djamarah (1994), prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.Prestasi itu tidak mungkin diacapai atau dihasilkan oleh

seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang gigih. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi

harus penuh perjuangan dan berbagai rintangan dan hambatan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan

optimisme presatasi itu dapat tercapai.

. Poerwadarminta (1996) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya), sedangkan

menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar (1998) berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati

yang memperolehnya dengan jalan keuletan. Sementara Harahap (2001) mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan

bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

(4)

yang menyenangkan hati, yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang tertentu.

Ngalim Purwanto (1998) merumuskanbeberapa hal terkait dengan

prestasi belajar sebagai berikut :

• Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti,

mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

• Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena

bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

• Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka

dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.

2.1.3 Pengertian Aktifitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Menurut Sardiman (2001), yang dimaksud aktifitas belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar mengajar kedua aktifitas itu harus saling menunjang agar diperoleh hasil yang maksimal. Sehubungan dengan hal ini Piaget dalam Nasution (1995) menambahkan bahwa seseorang berpikir sepanjang dia berbuat. Agar anak berpikir sendiri dia harus diberikan kesempatan untuk berbuat sendiri.

(5)

rohani. Menurut Tabrani, dkk (1989:25) aktifitas jasmani adalah kegiatan yang nampak bila siswa sibuk bekerja, seperti melakukan percobaan-percobaan. Aktifitas rohani adalah kegiatan yang nampak bilamana siswa mengamati dengan teliti, mengingat, memecahkan persoalan dan mengambil kesimpulan.

Dalam proses belajar mengajar yang paling utama adalah aktifitas belajar siswa. Dimana aktifitas belajar siswa tersebut memerlukan adanya interaksi timbal balik sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Dengan adanya aktivitas maka siswa dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan ketrampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Hamalik, 2006).

Aktivitas adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap bagian sekolah (Ali, 2004) kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan anak selaku siswa dalam sekolah. Terjadinya aktivitas siswa-siswa dikarenakan adanya proses belajar mengajar, aspirasi atau perangsang belajar.

Menurut Sukidin (2002), dalam suatu aktifitas akan terjadi suatu bentukpartisipasi/kegiatan mengambil bagian untuk mencapai kemanfaatan secara optimal seperti mengajukan pertanyaan, mengajukan pendapat, mengajukan sanggahan dan mengerjakan soal atau tugas.

(6)

adalah kegiatan anak selaku siswa dalam sekolah secara khusus adalah aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.

2.2 Hakekat Pembelajaran Kooperatif

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan siswa dikelompok-kelompokkan dalam tim kecil untuk menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah secara bersama-sama untuk mencapai tujuan kelompok yang saling menguntungkan. Tiap kelompok terdiri atas 5 orang dengan tingkat kemampuan yang beragam dan tiap anggota bertanggung jawab atas keberhasilan belajarnya baik secara individu maupun kelompok. Harmianto (2011)

Menurut Harmianto, dkk (2011) unsure-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup; 2) siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya; 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama;

4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya;

5) siswa akan diberi evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga diberikan untuk semua anggota kelompok;

(7)

7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif.

Menurut Stahl (1994) dalam Harmianto, dkk (2011 : 59) ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah :

1) belajarbersama dengan teman;

2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman; 3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok; 4) belajar dari teman sendiri antar kelompok;

5) belajar dalam kelompok kecil;

6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat; 7) keputusan tergantung pada siswa;

8) siswaaktif.

2.2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas atau interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 51).

(8)

untukpermulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

Strategi pelaksanaan/siklus aktivitas model STAD adalah sebagai berikut :

a. siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan lima orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya.

b. guru memberikan pelajaran.

c. siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.

d. semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut. Mereka tidak dapat membantu satu sama lain.

e. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang sebelumnya.

f. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya.

g. Nilai-nilai itu dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok.

h. Kelompok yang bisa mencapai criteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya (Sharan, 2009 : 5 dalam Harmianto, 2011 : 64).

2.2.3 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran STAD

(9)

1) Presentasi Kelas

Pembelajaran dimulai dengan menyampaikan indicator yang harus dicapai pada pembelajaran hari ini dan memberi motivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan ini dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Pada tahapiniperlu ditekankan : (1) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, (2) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna,dan bukan hafalan, (3) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa, (4) memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah, dan (5) beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada,

2) Kegiatan Kelompok

(10)

Tes individual diadakan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga, kira-kira 10 menit, untk mengetahui yang telah dipelajari secara individu, selama mereka bekerja dalam kelompok. Siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis.

4) Penghitungan Skor

Tahap penghitungan skor kemajuan individu dihitung berdasarkan skor awal. Tahap ini dilakukan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik.

5) Pemberian Penghargaan Kelompok.

Tim akan mendapatkan penghargaan sertifikat atau bentuk penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. (Slavin, 2008 : 143, dalam Harminto, 2011 : 66).

2.2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD

Menurut Slavin (1995) dalam Harmianto (2011 : 103), pada proses pembelajaran ada tujun langkah-langkah model pembelajaran STAD :

1) Membentuk kelompok yang berangotakan lima orang secara heterogen 2) Guru menyajikan pelajaran

3) Guru member tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota kelompok yang sudah faham menjelaskan kepada anggota lainnya sampai anggota lainnya faham

4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

(11)

6) Kesimpulan

Langkah penutup dari model pembelajaran STAD adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

7) Memberi penghargaan kelompok

Pemberian peghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik (good team), kelompok hebat (great team), dan kelompok super (super team).

Pedoman pemberian skor perkembangan menurut Slavin (2005), dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Table 2.1 Skor Perkembangan Siswa

Skor Tes Skor

Perkembangan a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal

b. 10 hingga 1 pon di bawah skor awal

c. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal d. Lebih dari 10 pon di atas skor awal

e. Nilai sempurna (terlepas dari skor awal)

5 10 20 30 40

Kriteria penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif disajikan pada tabel 2.2.

Nilai Kelompok Kriteria Penghargaan 15 ≤ N < 20 Kelompk baik (good team) 20 ≤ N < 25 Kelompok hebat (great team) N ≥ 25 Kelompok super (super team)

2.3 Materi Biologi Tentang Dunia Hewan

(12)

simetri tubuh, berdasarkan jumlah lapisan lembaga, berdasarkan tipe rongga tubuh, dan berdasarkan cara pengaturan suhu tubuh.

A. Filum Porifera

Pada sekujur tubuh porifera atau hewan spons terdapat pori-pori, hal tersebut menjadi sebab utama penamaannya.

Ciri-ciri Filum Porifera

Menurut Ari Sulistyorini (2009), ciri-ciri filum porifera adalah :

1. Tubuh tidak bisa bergerak aktif dan melekat di dasar perairan. 2. Kerangka tubuh tersusun dari zat kapur, silikat, atau sponging. 3. Memiliki daya regenerasi yang tinggi.

4. Belum memiliki organ, jaringan saraf, ataupun mulut.

5. Makanan diperoleh dengan mengalirkan air melalui ostium kedalam spongesoel. Sisa pencernaan juga dikeluarkan melalui ostium.

6. Reproduksi secara seksual ataupun aseksual.

Klasifikasi Filum Porifera

Porifera menurut Ari Sulistyorini (2009) porifera dapat dikelompokkan berdasarkan tipe saluran air ataupun jenis zat penyusun rangka tubuh.

a. Tipe Saluran Air

Porifera memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askon, sikon, dan leukon.

(13)

Berdasarkan jenis zat penyusun rangka tubuhnya, porifera dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Calcarea, Hexactinelida, dan Demospongiae.

Peranan Porifera

Karena rangka tubuhnya, porifera dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor. Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spons Petrosia contegnatta menghasilkan senyawa untuk obat antikanker, sedangkan obat antiasma diambil dari Cymbacela.

B. Filum Coelenterata

Filum Coelenterata disebut juga hewan berongga atau hewan karang. Pada umumnya, hewan tersebut hidup dilaut.

Ciri-ciri Filum Coelenterata

Menurut Ari Sulistyorini (2009), ciri-ciri Coelenterata adalah sebagai berikut :

1. Merupakan hewan triploblastik. 2. Pada umumnya bertipe simetri radial. 3. Sistem saraf jala atau sistem saraf difus.

4. Reproduksi secara seksual dan aseksual (tunas)

(14)

6. Bentuk tubuh ada dua macam,yaitu polip dan medusa.

Klasifikasi Filum Coelenterata

Filum Coelenterata terbagi kedalam tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Schyphozoa, dan Anthozoa.

Peranan Filum Coelenterata

a. Melindungi pantai terhadap abrasi pantai.

b. Sebagai tempat perkembangbiakan dan perlindungan ikan. c. Dapat dibuat menjadi perhiasan.

d. Sebagai daya tarik wisata bahari.

e. Digunakan sebagai bahan baku pembuatan landasan pesawat terbang.

C. Filum Platyhelminthes

Filum Platyhelmintes merupakan filum cacing yang tingkatanya paling rendah.

Ciri-cirri filum Platyhelminthes :

1. Tubuhnya pipih dan tidak bersegmen.

2. Umumnya golongan cacing pipih hidup disungai,danau,laut,atau parasit didalam tubuh manusia

3. Cacing golongan ini sangat sensitive terhadap cahaya.

(15)

Menurut Ari Sulistyorini (2009) Pathyhelmintes dapat dibedakan menjadi 3 kelas,yaitu Tubbellaria (cacing bulu getar),Trematoda (cacing hisap),Monogenea dan Cestoda (cacing pita).

Peranan filum Plathyhelminthes

Sebagian besar cacing pipih merupakan parasit penyebab berbagai penyakit pada manusia,hewan dan tumbuhan.misalnya cacing darah Schistotoma yang menyebabkan penyakit skistomiasis pada manusia.

D. Filum Nemahelminthes/Nematode

Filum nemathelmintes atau nematode berarti cacing gilig.

Ciri-ciri filum Nemathelminthes

Menurut Ari Sulistyorini (2009), Nemathelmintes mempunyai ciri-ciri :

1. Tubuh berbentuk bulat panjang seperti benang dengan ujung ujung yang meruncing.

2. Memiliki rongga tubuh semu,sehingga disebut sebagai hewan pseudoselomata.

3. Memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis.

4. Permukaan tubuh Nemahelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri enzim pencernaan yang berasal dari inangnya.

(16)

Klasifikasi Filum Nemathelminthes

Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas,yaitu Nematoda dan Nematophora

Peranan filum Nemathelmintes

Sebagian besar cacing gilig hidup babas,sedangkn yang bersifat parasit telah menyebabkan berbagai penyakit yang diderita oleh manusia,hewan,dan tumbuhan.Infeksi oleh jenis cacing gilig sangat dipengaruhi oleh keadaan sanitasi.

E. Filum Annelida

Menurut Ari Sulistyowati (2009), filum Annelida disebut juga cacing bersegmen.

Ciri cirri filum Annelida

1. Merupakan hewan triploblastik selomata. 2. Tubuh simetri bilateral

3. Tubuh bersegmen tipe metameri 4. Permukaan tubuhnya tertutup kutikula. 5. Sistem pencernaan makanan sempurna 6. Sistem akstraksi terdiri atas nefridium

(17)

Annelida dibagi menjadi 3 kelas yaitu ; Polychaeta (Cacing berambut banyak),Oligochaeta (cacing berambut sedikit) dan Hirudinae.

Peranan filum Annelida

Beberapa jenis Annelida mengandung protein yang tinggi. Oleh karena itu,beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai bahan

makanan,misalnya cacing wawo dan palolo.

2.4 Kerangka Berfikir

Berpegang dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh aktifitas siswa. Siswa yang memiliki aktifitas tinggi akan berprestasi lebih baik dibandingkan anak dengan aktifitas rendah.

Keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar yang baik adalah terciptanya suasana aktif dari pelaku kegiatan tersebut,yang mencerminkan sikap perilaku dan hasil kegiatan yang meningkat baik. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan menjadi solusi yang tepat bagi guru agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang berkualias dan prestasi siswa yang meningkat.

(18)

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. H0 : pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap aktivitas dan prestasi belajar materi biologi siswa kelas X SMA Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2013/2014.

Gambar

Table 2.1 Skor Perkembangan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian anak jalanan terhadap pelayanan Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi ternyata tidak berhubungan dengan usia anak jalanan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,

Proses flowchart pada login merupakan data yang harus di isi sesuai dengan user name dan password yang sudah melakukan registrasi sebelumnya, proses ini

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui jenis dan komposisi substrat di ekosistem mangrove kampung nipah, rata-rata persentase jenis

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis akan meneliti pengaruh dari penerapan PSAK 24 khususnya mengenai imbalan pascakerja terhadap risiko perusahaan dan

Achmad Wardi - Badan Wakaf Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai pengelola RS - Masyarakat dhuafa (gratis disubsidi dana zakat).

Hasil dari penelitian ini terdapat 5 etika moral bushido pada dorama Remake Great Teacher Onizuka 2012, yaitu etika moral keadilan, etika moral kebajikan, etika moral

Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan peserta didik (Fathurrohman,

Implementasi yaitu mengumpulkan serta mencatat transaksi- transaksi yang dilakukan Meubel Alfil Gina seperti daftar pembelian, daftar penjualan, serta data persediaan