• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GI (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP AKTIVITAS ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SOKARAJA TAHUN AJARAN 2014/2015 - repository perpu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GI (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP AKTIVITAS ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SOKARAJA TAHUN AJARAN 2014/2015 - repository perpu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan IPA (Sains) adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan

pendidikan khususnya pendidikan sains tidak hanya terdiri dari fakta,

konsep dan teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau

proses aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari

gejala alam yang belum diterangkan. Oleh karena itu, tuntutan untuk terus

menerus memajukkan pengetahuan sains menjadi suatu keharusan

(Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif dalam penyelenggaraan pembelajaran.

IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap ilmiah,

proses ilmiah, produk ilmiah, dan aplikasi (Asy'ari, 2006). Sains sebagai sebuah produk karena terdiri dari sekumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip dan hukum tentang gejala alam. Sains sebagai proses, karena merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terstruktur

dan sistematis yang dilakukan untuk menemukan konsep, prinsip dan

hukum tentang gejala alam termasuk didalamnya adalah kemampuan

berpikir untuk menyusun dan menemukan konsep-konsep baru. Sedangkan

(2)

pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihafal, IPA juga merupakan

kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari

gejala-gejala alam yang belum dapat direnungkan (Yusuf, 2010).

Rangkaian kegiatan tersebut menjadikan seorang guru harus dapat

menerapkan suatu pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa. Sehingga

siswa dapat menggunakan berbagai sumber belajar, lebih menghayati materi

karena berhadapan langsung dengan obyek belajar, sikap ingin tahu,

kemampuan kreatifitas, sikap kritis, sistematis, terbuka, jujur dapat

ditumbuhkembangkan dan siswa dilibatkan secara optimal baik mental

maupun fisik, sehingga pengetahuan mudah meresap dan tahan lama

(Julianto, 2010).

Mengingat pentingnya mata pelajaran IPA khususnya biologi, maka

perlu diupayakan pembelajaran biologi semaksimal mungkin agar tujuan

yang diharapkan dapat tercapai. Biologi merupakan cabang sains dalam dunia pendidikan. Dalam proses pembelajaran di SMA, konsep materi yang

diperoleh tidak hanya berasal dari pengamatan secara langsung, tetapi juga

keterlibatan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat agar

siswa mampu memahami konsep biologi yang diperoleh dalam

pembelajaran.

Praktek proses belajar IPA khususnya biologi di sekolah sesuai

hakikat sains pada kondisi ideal belum dapat diterapkan sepenuhnya. Fakta

di lapangan menunjukkan bahwa proses belajar mengajar biologi masih

(3)

mendominasi pembelajaran meskipun divariasi tanya jawab dengan siswa.

Guru lebih banyak menyampaikan materi secara langsung kepada siswa.

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sains masih dilakukan secara transfer of knowledge sehingga pembelajaran cenderung verbal dan berorientasi pada kemampuan kognitif siswa tanpa mempertimbangkan

proses untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Fenomena mengajar yang

kurang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar

menyebabkan kemampuan psikomotor dan afektif siswa kurang. Siswa

jarang berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain yang mengakibatkan

siswa menjadi pasif. Kebanyakan siswa hanya berorientasi pada

kemampuan kognitif saja serta menganggap bahwa biologi merupakan mata

pelajaran yang banyak menghafal.

Dari hasil observasi di SMA Negeri 1 Sokaraja, diketahui sebagian

besar kelas XI IPA menujukkan rendahnya aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran Biologi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata

pelajaran biologi, guru menyatakan bahwa siswa kelas XI IPA sebagian

masih pasif saat proses pembelajaran. Sebagian besar siswa bahkan bermain

sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru dikelas yang membuat

suasana kelas kurang kondusif. Kondisi yang demikian menyebabkan

kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran biologi rendah

dan mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa juga

rendah. Hal tersebut terbukti dari hasil ulangan harian siswa yang sebagian

(4)

Dari hasil angket yang disebarkan kepada siswa kelas XI IPA,

menunjukkan siswa yang tertarik terhadap materi Biologi sebesar 60 %.

Dalam proses pembelajaran siswa yang aktif bertanya 47,33 %, siswa yang

bersemangat dalam proses pembelajaran sebesar 47,3 %, siswa yang

memperhatikan perhatian guru 60 %, siswa yang dapat memecahkan

masalah dalam proses pembelajaran 46,67 %, siswa yang dapat

menyimpulkan hasil pembelajaran dengan rangkuman sebesar 50 % dan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sebesar 48,7 %. Hasil angket

tersebut menunjukkan sebagian besar siswa tertarik dengan mata pelajaran

Biologi, namun peran aktif dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

masih rendah.

Berdasarkan pernyataan–pernyataan tersebut maka diperlukan suatu

inovasi dalam pembelajaran berupa desain pembelajaran yang interaktif,

yaitu pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student Centered Learning). Desain ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan. Siswa dipandang sebagai subjek belajar yang

perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya

seorang fasilitator yang membimbing serta mengkoordinasikan kegiatan

belajar siswa. Desain ini mengajak siswa untuk melakukan aktivitas

pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai

aktivitas proses sains, dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan

sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang

(5)

kaitannya dengan hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Salah satu inovasi pembelajaran tersebut dengan

menggunakan Desain pembelajaran kooperatif (cooperative learning).

Desain pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran yang dilandasi pandangan kontruktivisme. Pandangan

kontruktivisme menuntut siswa membangun pengetahuannya sendiri

(Nuryani, 2005). Menurut teori kontruktivisme, guru hanya sebagai

fasilitator sehingga siswa mampu mengkontruksi pengetahuannya sendiri

dengan optimal dan biasanya diwujudkan melalui kerja kelompok. Sesuai

dengan karakteristik pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam

kelompok yang sifatnya heterogen (Syarifuddin dalam Primarinda, 2012). Pembelajaran kooperatif lebih mementingkan kerja sama siswa dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan dari

masing-masing anggota kelompok menunjang keberhasilan kelompok (Rusman,

2011).

Setiap siswa mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap

rangsangan belajar yang didapat. Hal ini disebabkan oleh keadaan yang

berbeda-beda pada masing-masing siswa. Dalam mempelajari dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, perlu didukung oleh sikap ilmiah dalam

diri setiap siswa. Sikap ilmiah tersebuat berkaitan dengan kelompok belajar

dan aktivitas pembelajaran dengan langkah-langkah ilmiah. Pada dasarnya,

(6)

dan mengambil tindakan pemikiran ilmiah sesuai dengan metode ilmiah.

(Wilken dalam Kostania, 2011).

Dalam interaksi pembelajaran, guru berfungsi sebagai pembimbing

dan fasilitator yang membantu siswa untuk mencapai tujuan belajarnya.

Salah satu fasilitas yang dapat dilakukan guru adalah dengan menciptakan

suatu lingkungan pembelajaran yang mendukung melalui pembelajaran

yang kooperatif sehingga siswa dapat mengembangkan aktivitas ilmiah dan

sikap ilmiah.

Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) berbasis pengoptimalan aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah siswa diharapkan dapat

menjadi solusi, salah satunya yaitu GI (Group Investigation). GI merupakan

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Siswa

dilibatkan dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana

jalannya penyelidikan mereka. Model ini mengajarkan kepada siswa dalam

komunikasi kelompok dan proses kelompok yang baik (Rusman, 2011).

Pada dasarnya desain ini dirancang untuk membimbing para siswa

mendefinisikan masalah, mengeksplorasi mengenai masalah itu,

mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan menguji hipotesis

(Taniredja dkk, 2011). Hal tersebut selaras untuk mengembangkan aktivitas

ilmiah dan sikap ilmiah siswa dari pembelajaran biologi. Pembelajaran tipe

GI dikembangkan untuk membangun semua aspek kemampuan siswa baik di bidang kognitif, psikomotor, dan afektif. Siswa dalam pembelajaran

(7)

individunya tetapi juga dituntut untuk berbagi dengan anggota

kelompoknya. Kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran ini antara lain

siswa mengangkat masalah, merumuskan masalah, mengajukan jawaban

sementara (hipotesis), merancang kegiatan investigasi untuk menjawab

masalah (menguji hipotesis), melakukan investigasi, menyusun laporan, dan

diskusi kelas (Bagus, 2006).

Desain GI ideal diterapkan dalam pembelajaran IPA khususnya biologi. Topik-topik materi yang ada mengarah pada kegiatan ilmiah yang

dimulai dari identifikasi masalah, merumuskan masalah, studi pustaka,

menyusun hipotesis, melaksanakan penelitian dan menyimpulkan hasil

penelitian sehingga mampu mengembangkan pengalaman belajar siswa.

Siswa dilatih untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri dan terlibat

secara aktif pada pembelajaran mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir

sehingga dapat memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam

gagasan (Rusman, 2011)

Istikomah dkk (2010) dalam penelitiannya membuktikan bahwa

Desain GI dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah juga berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Desain ini mengarahkan

siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya berdasarkan aktivitas

dan pengalaman belajar sains. Siswa memilih topik, melakukan

penyelidikan, menarik kesimpulan, dan mengkritisi hasil penyelidikannya

sehingga siswa terlatih untuk tekun, teliti, jujur, terbuka, dan bersikap ingin

(8)

Manfaat dari Desain GI ini dapat melatih siswa menerima pendapat orang lain, bekerja sama dengan teman yang berbeda latar belakangnya (heterogen), membantu memudahkan menerima materi pelajaran, meningkatkan kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Komunikasi yang terjadi antara anggota-anggota kelompok dalam menyampaikan pengetahuan serta pengalamannya dapat meningkatkan pengetahuan, hubungan sosial setiap anggota kelompok, dan hasil belajar.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam proses pembelajaran terbukti sudah membuahkan hasil yang memuaskan. Terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani,

dkk (2009) dalam “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group

Investigation dengan Pendekatan Salingtemas dalam Meningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 Lawang”. Hasil Penelitian menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan kerja ilmiah terjadi pada komponen “melaksanakan

penyelidikan ilmiah” sebesar 14,14 %, “mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah” sebesar 8,6 %, “bersikap ilmiah” sebesar 4 %,

“merencanakan penyelidikan ilmiah” sebesar 6.75% serta hasil belajar

(9)

Berdasarkan pemaparan latarbelakang tersebut, maka perlu

dilakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran Group Investigation terhadap aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah siswa kelas XI IPA pada pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Sokaraja Tahun ajaran 2014/2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang masalah di atas, maka peneliti

dapat menetapkan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Apakah

model pembelajaran Group Investigation berpengaruh terhadap aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah siswa kelas XI IPA pada pembelajaran Biologi di

SMA Negeri 1 Sokaraja Tahun ajaran 2014/2015”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Group Investigation terhadap aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah siswa kelas XI IPA pada pembelajaran Biologi SMA di Negeri 1

Sokaraja Tahun ajaran 2014/2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Bagi siswa

a. memberikan suasana dan pengalaman pembelajaran yang aktif,

menarik dan mandiri sehingga membuat siswa tetap berkonsentrasi

(10)

b. mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

sehingga menumbuhkan semangat belajar yang positif dan berkesan.

c. menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir,

sehingga belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi

ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan

latihan memecahkan masalah.

2) Bagi guru

a. memberikan motivasi dan pengetahuan dalam menggunakan model

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan guru sehingga

mempermudah dan mendukung proses pembelajaran.

b. membantu dalam mempersiapkan desain pembelajaran yang

memadukan dan menerapkan antara pengetahuan dan keterampilan.

3) Bagi sekolah

a. sebagai reverensi atau tambahan dalam mewujudkan pembelajaran

yang sesuai dengan standar proses pendidikan.

b. memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan pemahaman

belajar IPA materi biologi.

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang diambil adalah model pembelajaran Group Investigation berpengaruh terhadap aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah siswa kelas XI IPA pada pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Sokaraja, dengan

(11)

a) Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran GI (Group Investigation) terhadap aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah siswa kelas XI IPA pada pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Sokaraja Tahun ajaran

2014/2015.

b) Ha : Ada pengaruh pengaruh model pembelajaran GI (Group Investigation) terhadap aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah siswa kelas XI IPA pada pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Sokaraja Tahun ajaran

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya penelitian ini, harapannya dapat menambah referensi sebagai penelitian riset dalam bidang konsentrasi Public Relations terlebihnya ialah sebagai referensi

Pilih salah satu dari empat jawaban yang ada dan paling sesuai dengan keadaan anda, dengan. memberikan tanda (X) pada alternatif jawaban

Pengadaan Alat Tulis Kantor Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Buku Perpustakaan.

Gambar 1 Grafik pola konsumsi pakan Ayam Kampung umur 8-12 minggu Berdasarkan hasil analilis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa perlakuan tidak mempengaruhi

Bagi calon Penyedia barang/jasa diberi waktu masa sanggah selama 5 ( lima ) hari Kalender dari tanggal 23 Pebruari 2013 sampai dengan tanggal 27 Pebruari 2013 (sesuai jadwal pada

Anova pada perlakuan zat pengatur tumbuh sitokinin yang dikombinasikan dengan konsentrasi untuk peubah jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah buku, jumlah akar dan

Penulisan ilmiah yang akan dibahas penulis adalah dari penginputan data pegawai sampai dengan perhitungan dan pencetakan slip gaji pegawai. Dalam pembuatan aplikasi tersebut

average-based fuzzy time series models , hasil yang di dapat dari penelitian tersebut adalah dilihat dari nilai AFER menunjukkan bahwa metode ini mendekati nilai