• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KPR TERHADAP JUMLAH DEBITUR Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KPR TERHADAP JUMLAH DEBITUR Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA

KPR TERHADAP JUMLAH DEBITUR

Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk

Kantor Cabang Batam

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III

Oleh:

NOVIANA CINDY ARIZONA 3110711004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI BATAM

2010

(2)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : NOVIANA CINDY ARIZONA

NIM : 3110711004

Tanda Tangan :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA

KPR TERHADAP JUMLAH DEBITUR

Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk

Kantor Cabang Batam

TUGAS AKHIR

Oleh:

NOVIANA CINDY ARIZONA 3110711004 BATAM, 20 Januari 2011 Dosen Pembimbing H. M. Zaenuddin, S.Si., M.Sc 100008 Dosen Penguji I

Sinarti, SE., M.Sc., Akt 102024

Dosen Penguji II

Marihot Nasution, SE 109060

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam“ ini dengan baik.

Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam gelar Diploma III Akuntansi Politeknik Negeri Batam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta, atas doa, kasih sayang, semangat serta segala sesuatu yang telah diberikan.

2. Kedua adikku, Edo dan Maya yang sangat aku sayangi yang selalu membuatku ceria.

3. Ayank, yang selalu ada dalam hari-hariku dan selalu memberi semangat serta doa, trimakasih untuk semuanya.

4. Bapak H.M.Zaenuddin, S.Si., M.Sc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir dan dosen wali selama kuliah di Politeknik Negeri Batam.

5. Seluruh dosen Politeknik Negeri Batam yang telah memberikan ilmu pengetahuan dari semester awal hingga semester akhir.

6. Pimpinan serta seluruh jajaran manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam.

7. Pak Wahyu, selaku AMGR Operation PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam.

8. Bang Heri, Mas Sogi, Bang Ari dan Raja Dilla yang telah membantuku mengumpulkan data untuk Tugas Akhir Ini.

(5)

9. Seluruh karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam, temen-temen teller service khususnya, trimakasih atas kerjasamanya. 10. Teman-temanku, Chaerna, Susan dan Fitri, makasih buat masukan, bantuan,

serta hari-hari kita.

11. Teman-teman Prodi Akuntansi kelas karyawan angkatan 2007.

12. Segenap pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini berguna bagi kita semua.

Batam, Januari 2011 Penulis

Noviana Cindy Arizona 3110711004

(6)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Politeknik Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Noviana Cindy Arizona

NIM : 3110711004

Program Studi : Akuntansi

Jenis Karya : Tugas akhir/Skripsi/Karya Ilmiah

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Pengaruh Perubahan Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur Pada PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam.

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Politeknik Batam berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Batam

Pada tanggal : 20 Januari 2011

Yang menyatakan

(7)

ABSTRAK

Nama : Noviana Cindy Arizona

Program Studi : Akuntansi

Judul : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam. Objek penelitian yang digunakan adalah tingkat suku bunga KGU periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dan jumlah debitur KGU periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi 12.00. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu perkembangan jumlah debitur KPR KGU tidak stabil dan perkembangan tingkat suku bunga KPR KGU juga tidak stabil, serta terdapat pengaruh antara tingkat suku bunga terhadap jumlah debitur KPR KGU pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam. Dari hasil penelitian yang ada maka dapat diambil simpulan bahwa dari data suku bunga KGU selama 4 tahun dapat digunakan untuk memprediksi jumlah debitur di masa yang akan datang.

Kata kunci:

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pernyataan Orisinalitas ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan Akademis ... vi

Abstrak ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... x

Daftar Grafik ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Batasan Masalah... 4 1.4 Tujuan Penelitian ... 4 1.5 Manfaat Penelitian ... 5 1.6 Hipotesis Penelitian ... 5 1.7 Sistematika Penulisan... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Bank ... 9 2.1.1 Pengertian Bank... 9 2.1.2 Fungsi Bank ... 9 2.1.3 Jenis Bank ... 10 2.2 Kredit ... 10 2.2.1 Pengertian Kredit ... 10 2.2.2 Unsur-unsur Kredit ... 10

2.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 12

2.2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 13

2.2.5 Kredit Bermasalah ... 16

2.3 Suku Bunga Bank ... 17

2.3.1 Pengertian Suku Bunga ... 17

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga ... 17

2.3.3 Komponen-Komponen dalam Menentukan Suku Bunga Kredit ... 19

2.3.4 Faktor-Faktor yang Diperhatikan dalam Penetapan Suku Bunga Kredit ... 21

2.3.5 Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit ... 22

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM

PERUSAHAAN ... 25

3.1 Metodologi Penelitian ... 25

3.1.1 Objek Penelitian ... 25

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.1.3 Metode Analisis Data ... 26

3.2 Gambaran Umum Perusahaan ... 27

3.2.1 Sejarah Perusahaan... 27

3.2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 31

3.2.3 Produk Perusahaan dan Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir ... 31

3.2.4 Struktur OrganisasiPerusahaan ... 34

BAB IV PEMBAHASAN ... 37

4.1 Pengumpulan Data ... 37

4.1.1 Sumber Data... ... 37

4.2 Perkembangan Suku Bunga Kredit... ... 37

4.3 Perkembangan Jumlah Debitur ... 39

4.4 Statistik Deskriptif... ... 40

4.4.1 Statistik Deskriptif Suku Bunga KGU... 40

4.4.2 Statistik Deskriptif Jumlah Debitur KGU... .. 41

4.5 Hasil Uji Analisis Regresi KGU... ... 41

BAB V PENUTUP ... 43

5.1 Simpulan ... 43

5.2 Saran ... 44

Daftar Pustaka Lampiran

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Perbandingan Penjualan Selama Tahun2006, 2007, dan 2008 pada PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam. ... 33 Tabel 4.1. Daftar Perubahan Suku Bunga Periode Januari 2006 sampai

dengan Desember 2009 ... 38 Tabel 4.2. Daftar Jumlah Debitur Periode Januari 2006 sampai

dengan Desember 2009 ... 39 Tabel 4.3. Hasil Uji Statistik Deskriptif Suku Bunga KGU ... 40 Tabel 4.4. Hasil Uji Statistik Deskriptif Jumlah Debitur KGU ... 41 Tabel 4.5. Model Summary Analisis Regresi Tingkat Suku Bunga dan

Jumlah Debitur KGU... 42 Tabel 4.6. Hasil Uji KoefisiensiAnalisis Regresi Tingkat Suku Bunga dan

(11)

DAFTAR GRAFIK

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank TabunganNegara

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembang properti menyatakan selisih suku bunga ideal untuk Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) sebaiknya dua persen dari Suku Bunga Bank Indonesia

(SBI). Menurut Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk Theresia

Rustandi, tidak dapat dipungkiri selisih yang besar antara SBI dengan bunga KPR

akan memberikan pengaruh signifikan terhadap sektor properti nasional.

Pasalnya, dengan bunga yang semakin tinggi pihak perbankan jadi lebih ketat

dalam memberikan persyaratan kepada kreditur (VIVA news, 2010).

Adapun penjelasan secara teoritis mengenai proses penentuan suku bunga

yaitu dengan “The Monetary Theory I Likuidity Theory”. Dalam teori ini pendekatan moneter dikembangkan oleh ekonom penganut aliran Keynes yang

suku bunganya sangat rendah selama masa resesi, orang akan tetap memegang

uang dibandingkan menginvestasikannya sehingga tingkat bunga yang

direncanakan dan tingkat investasi yang diperlukan tidak sama dengan kondisi

normal (Laksmono, 201: 130). Argumen tersebut merupakan pijakan dasar bagi

pendekatan moneter sehingga pendekatan suku bunga bergantung pada penawaran

dan permintaan untuk memegang uang dan unsur spekulatif mendorong adanya

ketidakseimbangan jangka panjang.

Menurut Widjaja (2009), perubahan suku bunga ini sangat berdampak

pada bank perkreditan khususnya bagian Kredit Pemilikan Rumah (KPR). PT

Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam merupakan salah satu bank yang

memberikan kredit KPR. Jenis KPR yang diberikan oleh PT Bank Tabungan

(15)

Negara, Tbk cabang Batam antara lain Kredit Griya Multi (KGM), Kredit Griya

Utama (KGU), Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), KPR Subsidi, KPR Platinum,

Kredit Griya Sembada, Kredit Swagriya, dan Kredit Pemilikan Ruko (KP Ruko).

Suku bunga yang digunakan oleh PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam

yaitu suku bunga mengambang (Floating Rate).

Per 1 April 2010, PT Bank Tabungan Negara Tbk menurunkan kembali

suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Kebijakan ini merupakan yang kedua

kali sepanjang 2010. Sebelumnya Bank BTN telah menyesuaikan suku bunga

kreditnya per 1 Maret 2010. Kebijakan penurunan suku bunga kredit ini

merupakan komitmen bank untuk terus menyesuaikan suku bunga kredit sesuai

dengan kemampuan bank dan kondisi di pasar. Dengan kebijakan penurunan suku

bunga kredit ini diharapkan Bank BTN dapat bersaing dengan bank lain. Bank

BTN juga berharap penurunan suku bunga ini dapat mendorong pasar perumahan

agar semakin kondusif.

Seperti diberitakan, bisnis pembiayaan perumahan merupakan bisnis padat

karya yang menyerap banyak tenaga kerja karena terkait dengan 114 industri

ikutannya. Menurut Iqbal, kebijakan menurunkan suku bunga pinjaman ini

sebagai bentuk komitmen BTN menyesuaikan kemampuan bank dan kondisi

pasar serta situasi makroekonomi yang semakin baik. Penurunan bunga kredit

sebanyak dua kali pada awal tahun ini sejalan dengan semangat perbankan

menyesuaikan tingkat bunga pinjamannya dengan situasi terkini (www.btn.co.id).

Tingkat kebutuhan hunian rumah khususnya di kota Batam sangat tinggi,

mengingat kota Batam sendiri menjadi salah satu kota industri yang

(16)

salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pengajuan KPR. Dalam pengajuan

KPR salah satu pertimbangan yang dilakukan dalam memilih Bank adalah dengan

membandingkan tingkat suku bunga KPR yang diberikan oleh Bank tersebut

sehingga tingkat suku bunga juga merupakan faktor yang sangat penting yang

menjadi acuan bagi calon debitur dalam menentukan kredit pemilikan rumah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Perubahan Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk Cabang Batam”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan suku bunga KPR pada

PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam.

b. Apakah terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah

debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih mengarah pada tujuan yang diharapkan, penulis

(17)

a. Batasan Data

 Jumlah debitur KPR yang diteliti hanya pada jenis KPR Griya Utama (KGU) selama 48 bulan terakhir terhitung sejak Januari 2006 – Desember

2009.

 Perubahan suku bunga KPR yang diteliti hanya pada jenis KPR Griya Utama (KGU) selama 48 bulan terakhir terhitung sejak Januari 2006 –

Desember 2009.

b. Batasan Lapangan

Penelitian ini dilakukan di salah satu lembaga perbankan di Batam yaitu di PT

Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam, Jl. Sriwijaya Komplek Regency

Park Lot 29, Pelita, Batam.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan perubahan suku bunga KPR pada

PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam.

b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR

terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam.

c. Untuk pendalaman metode analisis data dan hipotesis yang diaplikasikan

dalam lingkungan kerja yang nyata.

1.5. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

(18)

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan masukan dan dapat

dijadikan tolak ukur yang bermanfaat.

b. Bagi Penulis

Dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menambah atau

memperoleh pengetahuan dan wawasan dalam bidang yang sesuai serta

mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah.

c. Bagi Akademis

Sebagai referensi serta informasi tambahan bagi peneliti lain untuk penelitian

sejenis di masa yang akan datang.

1.6.Hipotesis Penelitian

Seperti yang sudah dipaparkan di atas, Batam merupakan kawasan yang

padat penduduk dan sektor perindustrian memegang peranan yang paling utama.

Sebagai kota perindustrian, sebagian besar masyarakat Batam bekerja sebagai

buruh pabrik dengan berbagai tingkatan kesejahteraan.

Banyaknya industri di Batam, menarik minat pekerja untuk tinggal di

Batam sehingga jumlah penduduk Batam dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Hal ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah

kebutuhan rumah hunian. Kredit pemilikan rumah menjadi salah satu alternatif

bagi sejumlah orang untuk memiliki rumah. Melihat kebutuhan hidup yang

semakin naik sedangkan sektor kerja sebagian besar masyarakat Batam adalah

sebagai buruh pabrik dengan beragam tingkat kesejahteraan, terutama untuk

(19)

melakukan pembelian atau mengajukan kredit perumahan. Kalkulasi jumlah

pendapatan dan pengeluaran dalam satu bulan sangat mutlak diperlukan bagi

setiap orang. Hal ini akan mendorong orang untuk mengukur kemampuan

finansial terutama dalam seberapa besar jumlah dana yang dikeluarkan untuk

angsuran maksimal kredit rumah setiap bulannya.

Pada saat tingkat suku bunga tinggi, jumlah angsuran akan lebih besar

sehingga jumlah debitur yang mengajukan kredit perumahan akan mengalami

penurunan, sebaliknya jika suku bunga rendah, angsuran akan lebih rendah

sehingga jumlah debitur yang mengajukan kredit mengalami kenaikan, sehingga

hipotesis yang akan diuji adalah:

H1 = Terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah

debitur.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan masalah yang ada, maka penulisan

penelitian ini nantinya akan dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi tentang landasan teori yaitu pengertian suku bunga,

faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga, dan teori lainnya yang

(20)

Bab III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan

Metodologi penelitian memaparkan populasi dan sample=, teknik

pengumpulan data yang digunakan, metode analisis data, dan

model penelitian. Gambaran umum perusahaan menjelaskan

tentang sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk

perusahaan dan perkembangan volume penjualan tiga tahun

terakhir, serta struktur organisasi perusahaan (gambar struktur

organisasi dan deskripsi pekerjaan).

Bab IV Pembahasan

Berisi tentang uraian mengenai jawaban atas pertanyaan yang

terdapat pada rumusan masalah yaitu bagaimana hubungan

perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah debitur dan

faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suku bunga di Bank

Tabungan Negara, Tbk kantor cabang Batam.

Bab V Penutup

Berisi tentang simpulan dan saran yang diperoleh dari pembahasan di Bab IV.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank

2.1.1. Pengertian Bank

Menurut Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998, bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.1.2. Fungsi Bank

Fungsi bank adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya

adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada

masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran dan peredaran uang maka menurut Kasmir (2001) dapat disimpulkan

tiga fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi, yaitu:

a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk

simpanan.

b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk

kredit.

c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan

(22)

2.1.3. Jenis Bank

Menurut Undang-undang Pokok Perbankan No. 7 tahun 1992 dan

ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI. No. 10 tahun 1998 maka

jenis perbankan terdiri atas:

a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.2. Kredit

2.2.1. Pengertian Kredit

Menurut Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998, kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga.

2.2.2. Unsur-unsur Kredit

Menurut Kasmir (2001) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian

(23)

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa

uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa datang.

Kepercayaan ini diberikan oleh bank, yang sebelumnya sudah dilakukan

penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara internal maupun dari

eksternal. Penelitian dan penyelidikan dilakukan tentang kondisi masa lalu

dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

b. Kesepakatan

Selain unsur percaya, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan

antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini

dituangkan dalam suatu perjanjian yang masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

c. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini

mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu

tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

d. Resiko

Adanya tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak

tertagihnya/macetnya pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit

semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi

tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun

oleh resiko yang tidak disengaja, misalnya terjadi bencana alam atau

(24)

e. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang

kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya

administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank sedangkan bagi bank yang

berdasarkan prinsip syariah, balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

2.2.3. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Menurut

Kasmir (2001), tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi

bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah:

a. Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit. Hasil tersebut

terutama dalam bentuk bunga yang diperoleh bank sebagai balas jasa dan

biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana

tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas

usahanya.

c. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti

(25)

2.2.4. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2001), dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta

aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang

ditetapkan sudah menjadi standar penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk

mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan

analisa 5 C dan 7 P.

Adapun penjelasan analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut:

a. Character

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan

kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang pekerjaan

maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya,

keadaan keluarga, hobi social standingnya. Ini semua merupakan ukuran

“kemauan” membayar.

b. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang

dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam bisnis juga diukur

dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan

pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya

selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kamampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

c. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan

(26)

likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik

maupun non fisik. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi

suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat

mungkin.

e. Conditional

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik

sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta

prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang

dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga

kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut:

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya

sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya sehingga

nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas

(27)

3. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mangambil kredit yang

diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai

contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain

sebagainya.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan

atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini

penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai

prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah

diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin

banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah

satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6. Profability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profability diukur dari periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan

(28)

2.2.5. Kredit Bermasalah

Hal yang tidak menggembirakan bagi bank sebagai pemberi kredit apabila

kredit yang diberikan menjadi bermasalah. Kredit bermasalah disebabkan debitur

dalam memenuhi kewajibannya yaitu membayar angsuran kredit sekaligus dengan

bunganya tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui dalam perjanjian

kredit. Beberapa pengertian mengenai kolektivitas kredit yang dibuat menurut

ketentuan Bank Indonesia (Martono, 2002: 61) adalah sebagai berikut:

a. Kredit Lancar

Yaitu kredit yang pembayaran pokok pinjaman dan bunganya tepat waktu,

perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan

persyaratan kredit.

b. Kredit dalam perhatian khusus

Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman atau bunganya terdapat

tunggakan sampai 90 hari.

c. Kredit kurang lancar

Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya

terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari waktu yang disepakati.

d. Kredit diragukan

Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya

terdapat tunggakan telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari dari waktu

(29)

e. kredit macet

Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya

terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari.

2.3. Suku Bunga Bank

2.3.1. Pengertian Suku Bunga

Menurut Kasmir (2001) bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa

yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah

yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai bunga

yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus

dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjamn).

Dalam kegiatan perbankan ada 2 macam bunga yang diberikan kepada

nasabah yaitu:

a. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasaa bagi nasabah yang

menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus

dibayar bank kepada nasabahnya, sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan,

dan bunga deposito.

b. Bunga Pinjaman

Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus

(30)

2.3.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi suku bunga

Menurut Kasmir (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya

penetapan suku bunga adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan Dana

Apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat

maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat dipenuhi dengan

meningkatkan suku bunga simpanan.

b. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka selain faktor promosi, yang

paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing, dalam arti

misalnya untuk bunga simpanan rata-rata 16%, jika hendak membutuhkan

dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing.

Namun sebaiknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga

pesaing.

c. Kebijaksanaan Pemerintah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak

boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

d. Target laba yang diinginkan

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar

maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.

e. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi

(31)

mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka

bunganya relatif lebih rendah.

f. Kualitas Jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit

yang dibebankan dan sebaliknya.

g. Reputasi perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat

menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya karena

biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa

mendatang relatif kecil dan sebaliknya.

h. Produk yang kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran.

i. Hubungan baik

Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer)

dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan

serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.

j. Jaminan pihak ketiga

Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit.

Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan dalam bonafit baik dari segi

kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank, maka

(32)

2.3.3. Komponen-Komponen dalam Menentukan Suku Bunga Kredit

Khusus untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan

diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi.

Komponen-komponen ini ada yang dapat diperkecil (dikurangi) dan ada pula

yang tidak.

Menurut Kasmir 2001, adapun komponen dalam menentukan suku bunga

kredit antara lain:

a. Total biaya dana

Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana

simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total

biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk

memperoleh dana yang diinginkan.

b. Biaya operasi

Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam

melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya

administrasi, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya.

c. Cadangan resiko kredit macet

Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan pasti

mengandung suatu resiko tiak dibayar. Resiko ini dapat timbul baik disengaja

maupun tidak disengaja. Oleh karena itu pihak bank perlu mencadangkannya

sebagai sikap bersiaga menghadapinya dengan cara membebankan sejumlah

(33)

d. Laba yang diinginkan

Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang

maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting,

mengingat penentuan besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit.

Dalam hal ini biasanya bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat

kondisi nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai,

misalnya jika proyek pemerintah atau untuk pengusaha / rakyat kecil maka

labanya pun berbeda dengan yang komersil.

e. Pajak

Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang

memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.

2.3.4. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam Penetapan Suku Bunga Kredit

Menurut Kasmir (2001), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam

penetapan suku bunga, yaitu:

a. Biaya dana itu sendiri dalam pengertian sebagai cost of fund, cost of money, cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund.

b. Faktor nasabah

Dalam kondisi pasar yang bersaing, harga akan terjadi pada titik kesepakatan

antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin akan terjadi karena pembeli

mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank (suku bunga

(34)

c. Bank pesaing

Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai masing-masing target, harga

atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit merupakan faktor yang menentukan.

Jadi dalam penetapan suku bunga kredit ini perlu dipertimbangkan.

d. Mutu pelayanan

Para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap akan

memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh

kepastian tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersedia membayar suku

bunga kredit yang lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat

diterima saat itu juga.

e. Resiko usaha

Hampir pada setiap jenis usaha mengandung resiko. Adanya resiko yang akan

dihadapi oleh para pengusaha ini perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam

penetapan suku bunga kredit. Semakin rendah resiko tentu suku bunganya akan

lebih rendah dan sebaliknya pada resiko usaha yang tinggi suku bunga kreditnya

pun juga lebih tinggi.

2.3.5. Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit

Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibebankan kepada jenis

kreditnya. Pembebanan disini maksudnya metode perhitungan yang digunakan,

sehingga mempengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga yang

akan dibayar akan mempengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Dimana jumlah

(35)

Metode pembebanan bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut

(Kasmir, 2001):

1. Sliding rate

Pembebanan bunga tiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya, sehingga

jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan

turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi pembayaran pokok pinjaman setiap bulan

sama. Cicilan nasabah (pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis dari bulan ke

bulan semakin menurun. Jenis sliding rate ini biasanya diberikan kepada sektor produktif, dengan maksud si nasabah merasa tidak terbebani terhadap

pinjamannya.

2. Flat rate

Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula

pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama, sehingga cicilan setiap bulan

sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flat rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah tinggal, pembelian mobil pribadi atau

kredit konsumtif lainnya.

3. Floating rate

Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar

uang, sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sanagat tergantung dari bunga

pasar uang pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi

atau lebih rendah dari bulan yang bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga

berpengaruh terhadap cicilannya setiap bulan.

Menurut Edward dan Khan (1985) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai

(36)

pendapatan nasional, jumlah uang beredar (JUB), dan inflasi yang diharapkan.

Sedangkan faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat

perubahan nilai tukar valuta asing yang diharapkan.

Menurut Laksmono (2001), nilai suku bunga domestic di Indonesia sangat terkait

dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan

domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang

kurang fleksibel. Peningkatan akses tersebut telah memperbesar kendala

manajemen moneter Bank Indonesia. Setiap upaya untuk mempengaruhi money supply dengan meningkatkan suku bunga di atas suku bunga internasional akan mendapat gangguan dari arus modal masuk berjangka pendek. Namun, Bank

Indonesia terlihat dapat mempertahankan derajat kebebasan beberapa suku bunga

domestic tanpa merubah kebijakan nilai tukar.

Selanjutnya Laksmono (2001), mengatakan bahwa selain suku bunga

internasional, tingkat diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam

penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon

PUAB (Pasar Uang Antar Bank), sedangkan respon suku bunga deposito baru

muncul setelah 7-8 bulan.

Kemudian, Winardi (1995), berpendapat bahwa faktor lain yang turut

berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas

yang berdampak pada suku bunga PUAB dalam jangka pendek. Namun dalam

jangka panjang akan mendorong arus modal masuk sehingga pengaruhnya

terhadap suku bunga deposito dan suku bunga kredit lebih kecil.

Sedangkan Widjaja (2009), menyimpulkan bahwa suku bunga KPR sangat

(37)

tingkat bunga KPR komersil pada Bank Tabungan Negara berpotensi mengalami

kenaikan sekitar 1-2% dari rata-rata tingkat bunga saat ini sebesar 14-16%.

Dengan terjadinya perubahan suku bunga KPR, maka kalangan yang paling

terkena dampak langsung dari kenaikan suku bunga pinjaman tersebut adalah

konsumen di kelas menengah kebawah.

2.4. Pengertian Debitur dan Kreditur

Dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1 ayat (1) UUK, Debitur adalah pihak yang

memiliki utang terhadap kreditur dan kreditur adalah pihak yang memiliki tagihan

atau piutang terhadap debitur yang berhutang padanya. Bagi pihak bank kredit

perumahan yang diberikan kepada nasabah adalah berupa piutang bagi pihak bank

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM

PERUSAHAAN

3.1. Metodologi Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian yang diteliti oleh penulis yaitu jumlah debitur

dan perubahan suku bunga KPR pada jenis KPR Griya Utama (KGU) di PT Bank

Tabungan Negara, Tbk cabang Batam yang beralamat di Jl. Sriwijaya, Komplek

Regency Park, Lot 29 Pelita, Batam.

3.1.2. Teknik Pengumpulan Data

Metode atau teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu:

a. Observasi

Hadi (1986), mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan

psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan

dan ingatan. Pada penelitian ini penulis melakukan observasi pada bagian

kredit untuk memperoleh data perubahan suku bunga KPR dan jumlah debitur.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono,

(39)

bagian kredit untuk memperoleh informasi tentang perubahan suku bunga

KPR dan jumlah debitur.

c. Dokumentasi

Hajar (1999), menyatakan bahwa dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data berupa file atau dokumen yang terkait dengan objek penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang lengkap

dengan cara mengumpulkan data laporan perubahan suku bunga beserta

jumlah debitur dari periode Januari 2006-Desember 2009.

3.1.3. Metode Analisis Data

Menurut Sugiono (2008), metode deskriptif digunakan untuk mengetahui

nilai dua variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan

dengan variabel lain. Metode ini menggambarkan segala sesuatu mengenai objek

dengan menggunakan kalimat-kalimat.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif untuk menjawab

rumusan masalah yang pertama yaitu dengan cara memaparkan faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi perubahan suku bunga KPR pada PT Bank Tabungan

Negara, Tbk cabang Batam. Selain itu digunakan metode analisis regresi

sederhana untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perubahan suku bunga

KPR terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang

Batam. Data diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 12.

(40)

Persamaan yang akan diuji adalah:

Y = a + bx

Keterangan:

x = perubahan suku bunga

y = jumlah debitur

a = konstanta

b = koefisien regresi

Selanjutnya analisis data perlu diuji melalui hipotesis yang dijelaskan di

atas. Menurut Hajar (1999), uji hipotesis yang digunakan jika jumlah data kurang

dari 30 adalah t sedangkan jika jumlah data lebih dari 30 maka digunakan

uji-F.

Simpulan:

f

-hitung > f-tabel = H0 tidak dapat ditolak

f

-hitung < f-tabel = H0 ditolak

3.2. Gambaran Umum Perusahaan 3.2.1. Sejarah Perusahaan

Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah

Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897

mendirikan Postspaarbank, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta

tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan,

Surabaya dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat

(41)

besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan Postpaarbank pulih kembali pada tahun 1941.

Pada tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada

Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postpaarbank dan mendirikan

Tyokin Kyoku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat

melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan

dengan paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan 1 (satu) cabang yaitu cabang

Yogyakarta.

Proklamasi kemerdekaan RI 17-08-1945 telah memberikan inspirasi

kepada Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin Kyoku dari

Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi

Kantor Tabungan Pos. Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi

Direktur yang pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan

penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI) tetapi kegiatan

Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember

1946) yang mengakibatkan didudukinya semua kantor termasuk kantor cabang

dari Kantor Tabungan Pos hingga tahun 1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka

kembali tahun 1949, nama Kantor Tabungan Pos diganti dengan Bank Tabungan

RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos

RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif

bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “Postpaarbank in Indonesia” berdasarkan staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan

(42)

induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan

dibawah Menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun UU Darurat tersebut masih

bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai

hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos

menurut Undang-undang Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 tahun

1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos

menjadi Bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963

tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964

tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara

ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang

sebelumnya (sejak tahun 1964) Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V, jika

tugas utama saat pendirian Postpaarbank (1897) sampai dengan Bank Tabungan

Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat

melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambahkan

tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya

penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10

Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hokum Bank

Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan

dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 bentuk hokum BTN

berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT Bank

Tabungan Negara (persero) dengan call name Bank BTN.

Akhirnya sejarah mencatat dengan sukses BTN dalam bisnis perumahan

(43)

Tabungan Negara (Persero) pada tahun 1992. Status persero ini memungkinkan

BTN bergerak lebih luas lagi dengan fungsinya sebagai bank umum. Dan

memang untuk mendukung bisnis KPR tersebut, BTN mulai mengembangkan

produk-produk layanan perbankan sebagaimana layaknya bank umum. BTN juga

memiliki produk Tabungan, Giro, Deposito, ataupun layanan perbankan lainnya

yang dimiliki oleh bank lain.

Sukses BTN dalam bisnis KPR juga telah meningkatkan status BTN

sebagai bank umum menjadi Bank Devisa pada tahun 1994. Layanan bank dalam

bentuk penerbitan Letter of Credit (L/C), pembiayaann usaha dalam bentuk dollar, dan lain-lain bisa diberikan BTN dengan status tersebut. Dengan status baru ini

tidak membuat BTN lupa fungsi utamanya sebagai penyedia KPR untuk

masyarakat menengah kebawah. Diakui memang bisnis perbankan yang semakin

berkambang menurut BTN untuk terjun sebagai pemenuhan dari statusnya sebagai

bank umum dan bank devisa. Krisis ekonomi yang meluluh lantahkan sendi-sendi

perekonomian Indonesia membuat keyakinan BTN untuk memutar kembali bisnis

utamanya di bidang perumahan.

Tahun 1997 manajemen BTN menetapkan kebijakan strategisnya untuk

mengembalikan BTN pada bisnis intinya, yaitu bisnis pembiayaan perumahan.

Keputusan ini pada akhirnya banyak membantu BTN dalam proses rekapitalisasi

atau penambahan modal oleh pemerintah bagi bank yang menderita sakit karena

pengaruh krisis ekonomi. Dengan rekapitalisasi tersebut, manajemen BTN telah

menetapkan paradigm baru untuk mendukung VISI Bank BTN baru yaitu menjadi

(44)

3.2.2. Visi dan Misi Perusahaan A. Visi Bank Tabungan Negara

“ Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan”

B. Misi Bank Tabungan Negara

Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.

Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.

Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value.

Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

3.2.3. Produk Perusahaan dan Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir

A. Produk Perusahaan

Kegiatan usaha PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam secara

umum adalah sebagai bank umum atau bank devisa adalah pengumpulan dana

dari masyarakat dalam berbagai jenis tabungan, deposito dan giro yang kemudian

(45)

Dengan demikian sebagai lembaga intermediary dan menjabarkan peran serta

fungsi PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam, sampai saat ini

mempunyai beberapa aktivitas usaha sebagai berikut:

Produk dana

 Tabungan Batara

 Tabungan e’Batarapos

 Tabungan Haji Nawaitu

 Deposito Berjangka Rupiah

 Deposito Berjangka Valas

 Sertifikat Deposito

 Giro Rupiah

 Giro Dollar

 Tabungan Batara Prima

Produk Jasa

 Kartu Debit Batara

 Kiriman Uang

 Inkaso

 Inkaso Luar Negeri (Collection)

Safe Deposit Box

Money Changer

 Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)

 Bank Garansi

(46)

Real Time Gross Settlement (RTGS)

 SMS Batara

 Batara Payroll

 SPP Online Perguruan Tinggi

Western Union Bank BTN

Produk Kredit

 Kredit Perorangan

1) Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Kredit Griya Utama (KGU)

Kredit Griya Utama (KGU) diperuntukkan bagi pemohon atau calon debitur yang

memenuhi persyaratan dan dengan tujuan penggunaan untuk membeli tanah dan

bangunan. Maksimal KGU yang dapat diberikan sebesar 80% untuk debitur

non-kolektif dan 90% untuk debitur non-kolektif, besaran tersebut dari harga jual setelah

discount atau nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai (appraisal).

Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya, bank akan mengambil harga

terendah.

KPR Bersubsidi

Kelompok sasaran dan pilihan jenis KPR bersubsidi:

a) KPR Bersubsidi diberikan kepada keluarga atau rumah tangga yang baru

pertama kali memiliki rumah dan termasuk kedalam kelompok sasaran

masyarakat berpenghasilan rendah..

b) Penghasilan dimaksud adalah penghasilan pemohon yang didasarkan atas gaji

(47)

c) Subsidi diberikan kepada kelompok sasaran, baik yang berpenghasilan tetap

maupun yang berpenghasilan tidak tetap, yang memenuhi persyaratan untuk

memperoleh fasilitas kredit sesuai dengan ketentuan bank.

2) Pemilikan Rumah Non KPR

Kredit Griya Multi (KGM)

Kredit Griya Multi (KGM) diperuntukan bagi pemohon atau calon debitur

perorangan yang membutuhkan dan memenuhi persyaratan bank teknis, dengan

tujuan penggunaan untuk memenuhi keperluannya dan tidak bertentangan dengan

hukum.

Kredit Griya Sembada (KGS)

Kredit Griya Sembada yang selanjutnya disingkat KGS adalah kredit yang

diberikan untuk pembiayaan/pembelian atau pengadaan atau pembangunan

proyek perumahan atau bangunan rumah tinggal guna disewakan.

Kredit Swadana

Kredit swadana diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa penahanan

sebagian atau seluruh simpanan (baik berupa tabungan maupun deposito) yang

disimpan di bank.

Real Cash

Real Cash adalah fasilitas pinjaman yang dapat dicairkan sewaktu-waktu bila dibutuhkan (stand by loan).

(48)

 Kredit Umum atau Korporasi 1.Kredit Modal Kerja (KMK)

Kredit Yasa Griya atau Kredit Konstruksi (KYG)

Kredit modal kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada developer untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan proyek perumahan mulai dari

biaya pembangunan konstruksi rumah sampai dengan finishing serta biaya sarana dan prasarana

Kredit Modal Kerja-Kontraktor (KMK-Kontraktor)

Kredit modal kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada kontraktor atau

pemborong untuk membantu modal kerja di dalam menyelesaikan pekerjaan

borongan sesuai dengan kontrak kerja.

Kredit Modal Kerja Industri Terkait dengan Perumahan

Kredit modal kerja yang diberukan oleh Bank BTN dalam rangka pembiayaan

kebutuhan modal kerja khususnya bagi sektor-sektor industry yang terkait dengan

perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor tersebut.

2.Kredit Investasi (KI) – Industri Terkait dengan Perumahan

Kredit investasi yang disediakan oleh Bank dalam rangka pembiayaan investasi

khususnya bagi sektor-sektor industry yang terkait dengan perumahan dan atau

usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor tersebut.

3.Non Cash Loan (Garansi Bank)

Maksimal nilai garansi bank adalah jumlah yang dibayarkan dikurangi kontra

garansi (berupa setoran tunai atau deposito). Jangka waktu garansi bank paling

lama 12 bulan, terhitung sejak tahun realisasi garansi bank dan provisi sebesar 1%

(49)

B. Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir

Berikut ini adalah ulasan perbandingan pencapaian hasil-hasil usaha PT Bank

Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam dari tahun 2007, 2008

dan 2009 yang disusun berdasarkan PSAK yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Perbandingan Penjualan selama Tahun 2007, 2008 dan 2009 pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam

Ikhtisar Data

Keuangan 2009 2008 2007

Total Aktiva

1,925,018 1,666,884 1,328,847

Kredit 1,917,992 1,666,018 1,330,664

Dana Pihak Ketiga

320,006 333,193 252,200

Laba Bersih

79,347 77,832 74,618

Grafik 3.1 Grafik Penjualan Tiga Tahun Terakhir

Grafik Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir

-500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 2009 2008 2007 Tahun D a la m R up ia h Total Aktiva Kredit

Dana Pihak Ketiga Laba bersih

(50)

3.2.4. Struktur Organisasi Perusahaan (Gambar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan)

A. Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam

B. Deskripsi Pekerjaan

Bentuk struktur organisasi yang dianut oleh PT Bank Tabungan Negara

Kantor Cabang Batam sebagai salah satu bank pemerintah adalah struktur

organisasi garis dan staff dimana pimpinan dan kepala cabang dipegang oleh

Branch Manager dibantu oleh retail service, operations, accounting, loan

BRANCH MANAGER RETAIL SERVICE LOAN SERVICE OPERATION TRANSACTION PROCESSING SECTION HEAD ACC & CONTROL

BOOKEEPING & CONTROL SECTION HEAD COLLECTION & WORKOUT CUSTOMER SERVICE TELLER SERVICE LOAN ADMINISTRATION GENERAL BRANCH ADMINISTRATION

(51)

recovery berdasarkan fungsi dan tugas masing-masing, sedangkan kasir membawahi suatu unit organisasi. Secara garis besar, struktur organisasi PT Bank

Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam adalah sebagai berikut:

Branch Manager

Branch Manager merupakan pimpinan cabang yang tugasnya mengolah dan bertanggung jawab atas seluruh aktivitas bank cabang.

Unit Retail Service

Misi dari Unit Retail Service adalah:

 Menetapkan standar pelayanan nasabah yang tinggi untuk semua produk Bank BTN.

 Membangun unit pelayanan nasabah yang sangat efisien.

 Mengembangkan kemampuan menjual dari staff front office.

Unit Retail Service membawahi beberapa unit antara lain:

1)Teller Service

Tugas Teller Service antara lain:

Melayani setoran tunai atau non tunai

Melayani penarikan tunai atau non tunai

Melayani pembayaran KPR

Mengelola proses kas awal hari

Mengelola kas cabang

Memeriksa proses akhir hari teller (pertanggungan teller)

Memeriksa proses hari kas cabang

(52)

Melayani transaksi Valuta Asing

Memandu nasabah

2)Customer Service

Tugas Customer Service antara lain:

Memberikan informasi kepada nasabah

Menjawab pertanyaan umum dan melalui telepon

Melakukan pembukaan semua rekeninga baru

Melakukan penutupan rekening

Melakukan permohonan pemindahan rekening

Memproses penggantian buku tabungan baru atau yang hilang

Memproses pengiriman uang

Menyelesaikan keluhan nasabah

Memberikan kartu ATM

Memproses kartu ATM yang hilang dan penggantiannya

3)Loan Service

Tugas Loan Service antara lain:

Memberikan informasi produk kredit serta menerima aplikasi kredita baru

Melakukan wawancara kredit

Melakukan akad kredit

Menangani pelunasan kredit

Menangani alih debitur

Menyelesaikan klaim atau konfirmasi tunggakan

Memberikan konsultasi penyelamatan kredit (Proses BUPLN atau Pengadilan Negeri)

(53)

Unit Operation

Misi dari Unit Operation adalah:

 Memproses transaksi secara efisien dan akurat

 Menyediakan pelayanan administrasi yang tepat waktu dan efisien kepada cabang

 Menetapkan standar yang tinggi dalam memproses volume dan kecepatan proses transaksi dan meminimalkan kesalahan dalam proses transaksi

Unit Operation membawahi beberapa unit:

1)Transaction Processing

Memproses warkat kliring masuk

Memproses warkat kliring keluar

Entry data untuk semua batch date entry

Proses NPK atau NPU

Administrasi dana

Hardware atau Software Maintenance

Memproses hal-hal khusus (misalnya: Buku Cek, Bilyet Giro, Bilyet Deposito,

Direct Debet atau SSI atau SPPB, Kurs Penyesuaian Valas, Payment Point,

ONH yang belum On Line, ATM, Inkaso, Call Money, administrasi pajak)

2)Loan Administration

Memproses aplikasi kredit

Dokumentasi kredit

(54)

3)General Branch Manager

Manajemen Personalia

Logistik

Perawatan dan pemeliharaan gedung

Keamanan

Administrasi pajak karyawan Bank BTN

Manajemen arsip

Kesekretariatan

Accounting and Control

Misi dari Accounting and Control adalah:

 Memastikan integritas data dan akurasi catatan keuangan cabang setiap saat

 Memastikan akurasi dan up-date data dari semua rekening nasabah dan catatan keuangan lainnya

 Memastikan agar cabang mengikuti kebijakan dan prosedur bank

 Menghindari kerugian melalui tindakan pencegahan Tugas dari Accounting and Control antara lain:

1) Bookeeping and Control

Mengontrol data transaksi harian

Mengelola buku besar cabang

Mengelola pembuktian transaksi

Memantau data dan merekonsiliasi rekening cabang

(55)

2) Pelaporan Keuangan dan Analisa Laporan Keuangan

Mempersiapkan laporan keuangan

Menganalisa laporan keuangan

Menerima dan memeriksa kebenaran pelaporan ke kantor pusat dan BI

Mengelola dan mengawasi fasilitas pemrosesan data

Mempersiapkan Sistem informasi Manajemen Cabang

Loan Recovery

Misi dari Loan Recovery adalah:

 Meningkatkan penagihan dan membangun kualitas asset BTN

 Memantau dan restrukturisasi pinjaman untuk meningkatkan kemungkinan pengembalian kredit secara penuh

(56)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data sekunder. Data

sekunder yang digunakan adalah daftar tingkat suku bunga periode Januari 2006

sampai dengan Desember 2009 dan daftar jumlah debitur periode Januari 2006

sampai dengan Desember 2009 yang diperoleh dari PT Bank Tabungan Negara

Kantor Cabang Batam. Selain itu, dapat diperoleh juga melalui wawancara

dengan sumber-sumber terkait yang ada di PT Bank Tabungan Negara Kantor

Cabang Batam.

Kegunaan data yang diperoleh penulis yaitu:

a. Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang pengaruh dari tingkat

suku bunga KPR di PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam.

b. Untuk dianalisis sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang sudah

dibuat.

4.2. Perkembangan Suku Bunga Kredit

Data yang dibutuhkan berupa data kuantitatif yang terdiri atas daftar

tingkat suku bunga periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009. Selain

itu dibutuhkan juga daftar jumlah debitur periode Januari 2006 sampai dengan

Desember 2009. Tabel 4.1. adalah daftar tingkat suku bunga periode Januari 2006

(57)

sampai dengan Desember 2009 yang diperoleh dari PT Bank Tabungan Negara

(Persero), Tbk Kantor Cabang Batam.

Tabel 4.1. Daftar Perubahan Suku Bunga KGU Periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009

Bulan Suku Bunga % Suku Bunga % Suku Bunga % Suku Bunga % 2006 2007 2008 2009 Januari 17,50% 17,00% 14,75% 15,00% Februari 17,50% 17,00% 14,75% 15,00% Maret 17,50% 16,00% 14,75% 15,00% April 17,50% 16,00% 14,75% 15,00% Mei 17,50% 16,00% 14,75% 15,00% Juni 17,50% 16,00% 14,75% 15,00% Juli 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% Agustus 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% September 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% Oktober 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% November 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% Desember 17,50% 14,75% 14,75% 15,00%

Sumber: Diolah Sendiri

Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam

tidak bisa dipastikan berapa kali terjadi perubahan suku bunga dalam satu tahun.

Hal itu dapat dilihat dari daftar suku bunga KPR pada PT Bank Tabungan Negara

Kantor Cabang Batam. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2006

tidak terjadi perubahan suku bunga dalam waktu satu tahun. Pada awal tahun

2007 terjadi perubahan suku bunga dari 17,50% menjadi 17,00%. Pada bulan

Maret 2007 terjadi perubahan suku bunga dari 17,00% menjadi 16,00%, Bulan

Juli 2007 terjadi perubahan suku bunga lagi dari 16,00% menjadi 15,25%, dan

pada bulan Desember terjadi lagi perubahan suku bunga dari 15,25% menjadi

(58)

14,75%. Pada tahun 2008 tidak terjadi perubahan suku bunga selama setahun.

Pada tahun 2009 juga tidak ada perubahan suku bunga selama satu tahun. Hal itu

terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan suku bunga

KPR yaitu inflasi, BI rate, kondisi politik yang terjadi di dalam dan di luar negeri, krisis global, persaingan antar bank, dan lain-lain.

4.3. Perkembangan Jumlah Debitur

Tabel 4.2. adalah daftar jumlah debitur periode Januari 2006 sampai

dengan Desember 2009 yang diperoleh dari PT Bank Tabungan Negara (Persero),

Tbk Kantor Cabang Batam.

Tabel 4.2. Daftar Jumlah Debitur KGU Periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 Bulan Jumlah Debitur Jumlah Debitur Jumlah Debitur Jumlah Debitur 2006 2007 2008 2009 Januari 377 222 216 131 Februari 515 269 336 205 Maret 499 284 309 211 April 411 586 318 269 Mei 481 238 351 206 Juni 327 283 330 242 Juli 409 502 365 189 Agustus 313 264 407 207 September 308 254 436 152 Oktober 383 166 224 221 November 328 252 267 271 Desember 434 218 359 397 Total 4.871 3.538 3.918 2.701

Sumber: Diolah Sendiri

Gambar

Tabel 3.1 Perbandingan Penjualan selama Tahun 2007, 2008 dan 2009 pada  PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk  Kantor Cabang Batam
Tabel 4.1. Daftar Perubahan Suku Bunga KGU Periode Januari 2006 sampai  dengan Desember 2009
Tabel  4.2.  adalah  daftar  jumlah  debitur  periode  Januari  2006  sampai
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan akal, pikiran, dan kesabaran dalam menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan Judul Kinerja dan Proses

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) yang