ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA
KPR TERHADAP JUMLAH DEBITUR
Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
Kantor Cabang Batam
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III
Oleh:
NOVIANA CINDY ARIZONA 3110711004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2010
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : NOVIANA CINDY ARIZONA
NIM : 3110711004
Tanda Tangan :
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA
KPR TERHADAP JUMLAH DEBITUR
Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
Kantor Cabang Batam
TUGAS AKHIR
Oleh:NOVIANA CINDY ARIZONA 3110711004 BATAM, 20 Januari 2011 Dosen Pembimbing H. M. Zaenuddin, S.Si., M.Sc 100008 Dosen Penguji I
Sinarti, SE., M.Sc., Akt 102024
Dosen Penguji II
Marihot Nasution, SE 109060
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam“ ini dengan baik.
Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam gelar Diploma III Akuntansi Politeknik Negeri Batam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta, atas doa, kasih sayang, semangat serta segala sesuatu yang telah diberikan.
2. Kedua adikku, Edo dan Maya yang sangat aku sayangi yang selalu membuatku ceria.
3. Ayank, yang selalu ada dalam hari-hariku dan selalu memberi semangat serta doa, trimakasih untuk semuanya.
4. Bapak H.M.Zaenuddin, S.Si., M.Sc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir dan dosen wali selama kuliah di Politeknik Negeri Batam.
5. Seluruh dosen Politeknik Negeri Batam yang telah memberikan ilmu pengetahuan dari semester awal hingga semester akhir.
6. Pimpinan serta seluruh jajaran manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam.
7. Pak Wahyu, selaku AMGR Operation PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam.
8. Bang Heri, Mas Sogi, Bang Ari dan Raja Dilla yang telah membantuku mengumpulkan data untuk Tugas Akhir Ini.
9. Seluruh karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam, temen-temen teller service khususnya, trimakasih atas kerjasamanya. 10. Teman-temanku, Chaerna, Susan dan Fitri, makasih buat masukan, bantuan,
serta hari-hari kita.
11. Teman-teman Prodi Akuntansi kelas karyawan angkatan 2007.
12. Segenap pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini berguna bagi kita semua.
Batam, Januari 2011 Penulis
Noviana Cindy Arizona 3110711004
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Politeknik Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Noviana Cindy Arizona
NIM : 3110711004
Program Studi : Akuntansi
Jenis Karya : Tugas akhir/Skripsi/Karya Ilmiah
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Pengaruh Perubahan Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur Pada PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam.
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Politeknik Batam berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Batam
Pada tanggal : 20 Januari 2011
Yang menyatakan
ABSTRAK
Nama : Noviana Cindy Arizona
Program Studi : Akuntansi
Judul : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam. Objek penelitian yang digunakan adalah tingkat suku bunga KGU periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dan jumlah debitur KGU periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi 12.00. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu perkembangan jumlah debitur KPR KGU tidak stabil dan perkembangan tingkat suku bunga KPR KGU juga tidak stabil, serta terdapat pengaruh antara tingkat suku bunga terhadap jumlah debitur KPR KGU pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam. Dari hasil penelitian yang ada maka dapat diambil simpulan bahwa dari data suku bunga KGU selama 4 tahun dapat digunakan untuk memprediksi jumlah debitur di masa yang akan datang.
Kata kunci:
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Pernyataan Orisinalitas ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan Akademis ... vi
Abstrak ... vii
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... x
Daftar Grafik ... xi
Daftar Gambar ... xii
Daftar Lampiran ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Batasan Masalah... 4 1.4 Tujuan Penelitian ... 4 1.5 Manfaat Penelitian ... 5 1.6 Hipotesis Penelitian ... 5 1.7 Sistematika Penulisan... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Bank ... 9 2.1.1 Pengertian Bank... 9 2.1.2 Fungsi Bank ... 9 2.1.3 Jenis Bank ... 10 2.2 Kredit ... 10 2.2.1 Pengertian Kredit ... 10 2.2.2 Unsur-unsur Kredit ... 10
2.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 12
2.2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 13
2.2.5 Kredit Bermasalah ... 16
2.3 Suku Bunga Bank ... 17
2.3.1 Pengertian Suku Bunga ... 17
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga ... 17
2.3.3 Komponen-Komponen dalam Menentukan Suku Bunga Kredit ... 19
2.3.4 Faktor-Faktor yang Diperhatikan dalam Penetapan Suku Bunga Kredit ... 21
2.3.5 Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN ... 25
3.1 Metodologi Penelitian ... 25
3.1.1 Objek Penelitian ... 25
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.1.3 Metode Analisis Data ... 26
3.2 Gambaran Umum Perusahaan ... 27
3.2.1 Sejarah Perusahaan... 27
3.2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 31
3.2.3 Produk Perusahaan dan Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir ... 31
3.2.4 Struktur OrganisasiPerusahaan ... 34
BAB IV PEMBAHASAN ... 37
4.1 Pengumpulan Data ... 37
4.1.1 Sumber Data... ... 37
4.2 Perkembangan Suku Bunga Kredit... ... 37
4.3 Perkembangan Jumlah Debitur ... 39
4.4 Statistik Deskriptif... ... 40
4.4.1 Statistik Deskriptif Suku Bunga KGU... 40
4.4.2 Statistik Deskriptif Jumlah Debitur KGU... .. 41
4.5 Hasil Uji Analisis Regresi KGU... ... 41
BAB V PENUTUP ... 43
5.1 Simpulan ... 43
5.2 Saran ... 44
Daftar Pustaka Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Perbandingan Penjualan Selama Tahun2006, 2007, dan 2008 pada PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam. ... 33 Tabel 4.1. Daftar Perubahan Suku Bunga Periode Januari 2006 sampai
dengan Desember 2009 ... 38 Tabel 4.2. Daftar Jumlah Debitur Periode Januari 2006 sampai
dengan Desember 2009 ... 39 Tabel 4.3. Hasil Uji Statistik Deskriptif Suku Bunga KGU ... 40 Tabel 4.4. Hasil Uji Statistik Deskriptif Jumlah Debitur KGU ... 41 Tabel 4.5. Model Summary Analisis Regresi Tingkat Suku Bunga dan
Jumlah Debitur KGU... 42 Tabel 4.6. Hasil Uji KoefisiensiAnalisis Regresi Tingkat Suku Bunga dan
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank TabunganNegara
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPengembang properti menyatakan selisih suku bunga ideal untuk Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) sebaiknya dua persen dari Suku Bunga Bank Indonesia
(SBI). Menurut Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk Theresia
Rustandi, tidak dapat dipungkiri selisih yang besar antara SBI dengan bunga KPR
akan memberikan pengaruh signifikan terhadap sektor properti nasional.
Pasalnya, dengan bunga yang semakin tinggi pihak perbankan jadi lebih ketat
dalam memberikan persyaratan kepada kreditur (VIVA news, 2010).
Adapun penjelasan secara teoritis mengenai proses penentuan suku bunga
yaitu dengan “The Monetary Theory I Likuidity Theory”. Dalam teori ini pendekatan moneter dikembangkan oleh ekonom penganut aliran Keynes yang
suku bunganya sangat rendah selama masa resesi, orang akan tetap memegang
uang dibandingkan menginvestasikannya sehingga tingkat bunga yang
direncanakan dan tingkat investasi yang diperlukan tidak sama dengan kondisi
normal (Laksmono, 201: 130). Argumen tersebut merupakan pijakan dasar bagi
pendekatan moneter sehingga pendekatan suku bunga bergantung pada penawaran
dan permintaan untuk memegang uang dan unsur spekulatif mendorong adanya
ketidakseimbangan jangka panjang.
Menurut Widjaja (2009), perubahan suku bunga ini sangat berdampak
pada bank perkreditan khususnya bagian Kredit Pemilikan Rumah (KPR). PT
Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam merupakan salah satu bank yang
memberikan kredit KPR. Jenis KPR yang diberikan oleh PT Bank Tabungan
Negara, Tbk cabang Batam antara lain Kredit Griya Multi (KGM), Kredit Griya
Utama (KGU), Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), KPR Subsidi, KPR Platinum,
Kredit Griya Sembada, Kredit Swagriya, dan Kredit Pemilikan Ruko (KP Ruko).
Suku bunga yang digunakan oleh PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam
yaitu suku bunga mengambang (Floating Rate).
Per 1 April 2010, PT Bank Tabungan Negara Tbk menurunkan kembali
suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Kebijakan ini merupakan yang kedua
kali sepanjang 2010. Sebelumnya Bank BTN telah menyesuaikan suku bunga
kreditnya per 1 Maret 2010. Kebijakan penurunan suku bunga kredit ini
merupakan komitmen bank untuk terus menyesuaikan suku bunga kredit sesuai
dengan kemampuan bank dan kondisi di pasar. Dengan kebijakan penurunan suku
bunga kredit ini diharapkan Bank BTN dapat bersaing dengan bank lain. Bank
BTN juga berharap penurunan suku bunga ini dapat mendorong pasar perumahan
agar semakin kondusif.
Seperti diberitakan, bisnis pembiayaan perumahan merupakan bisnis padat
karya yang menyerap banyak tenaga kerja karena terkait dengan 114 industri
ikutannya. Menurut Iqbal, kebijakan menurunkan suku bunga pinjaman ini
sebagai bentuk komitmen BTN menyesuaikan kemampuan bank dan kondisi
pasar serta situasi makroekonomi yang semakin baik. Penurunan bunga kredit
sebanyak dua kali pada awal tahun ini sejalan dengan semangat perbankan
menyesuaikan tingkat bunga pinjamannya dengan situasi terkini (www.btn.co.id).
Tingkat kebutuhan hunian rumah khususnya di kota Batam sangat tinggi,
mengingat kota Batam sendiri menjadi salah satu kota industri yang
salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pengajuan KPR. Dalam pengajuan
KPR salah satu pertimbangan yang dilakukan dalam memilih Bank adalah dengan
membandingkan tingkat suku bunga KPR yang diberikan oleh Bank tersebut
sehingga tingkat suku bunga juga merupakan faktor yang sangat penting yang
menjadi acuan bagi calon debitur dalam menentukan kredit pemilikan rumah.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Perubahan Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk Cabang Batam”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan suku bunga KPR pada
PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam.
b. Apakah terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah
debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih mengarah pada tujuan yang diharapkan, penulis
a. Batasan Data
Jumlah debitur KPR yang diteliti hanya pada jenis KPR Griya Utama (KGU) selama 48 bulan terakhir terhitung sejak Januari 2006 – Desember
2009.
Perubahan suku bunga KPR yang diteliti hanya pada jenis KPR Griya Utama (KGU) selama 48 bulan terakhir terhitung sejak Januari 2006 –
Desember 2009.
b. Batasan Lapangan
Penelitian ini dilakukan di salah satu lembaga perbankan di Batam yaitu di PT
Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam, Jl. Sriwijaya Komplek Regency
Park Lot 29, Pelita, Batam.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan perubahan suku bunga KPR pada
PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR
terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam.
c. Untuk pendalaman metode analisis data dan hipotesis yang diaplikasikan
dalam lingkungan kerja yang nyata.
1.5. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan masukan dan dapat
dijadikan tolak ukur yang bermanfaat.
b. Bagi Penulis
Dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menambah atau
memperoleh pengetahuan dan wawasan dalam bidang yang sesuai serta
mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah.
c. Bagi Akademis
Sebagai referensi serta informasi tambahan bagi peneliti lain untuk penelitian
sejenis di masa yang akan datang.
1.6.Hipotesis Penelitian
Seperti yang sudah dipaparkan di atas, Batam merupakan kawasan yang
padat penduduk dan sektor perindustrian memegang peranan yang paling utama.
Sebagai kota perindustrian, sebagian besar masyarakat Batam bekerja sebagai
buruh pabrik dengan berbagai tingkatan kesejahteraan.
Banyaknya industri di Batam, menarik minat pekerja untuk tinggal di
Batam sehingga jumlah penduduk Batam dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Hal ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah
kebutuhan rumah hunian. Kredit pemilikan rumah menjadi salah satu alternatif
bagi sejumlah orang untuk memiliki rumah. Melihat kebutuhan hidup yang
semakin naik sedangkan sektor kerja sebagian besar masyarakat Batam adalah
sebagai buruh pabrik dengan beragam tingkat kesejahteraan, terutama untuk
melakukan pembelian atau mengajukan kredit perumahan. Kalkulasi jumlah
pendapatan dan pengeluaran dalam satu bulan sangat mutlak diperlukan bagi
setiap orang. Hal ini akan mendorong orang untuk mengukur kemampuan
finansial terutama dalam seberapa besar jumlah dana yang dikeluarkan untuk
angsuran maksimal kredit rumah setiap bulannya.
Pada saat tingkat suku bunga tinggi, jumlah angsuran akan lebih besar
sehingga jumlah debitur yang mengajukan kredit perumahan akan mengalami
penurunan, sebaliknya jika suku bunga rendah, angsuran akan lebih rendah
sehingga jumlah debitur yang mengajukan kredit mengalami kenaikan, sehingga
hipotesis yang akan diuji adalah:
H1 = Terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah
debitur.
1.7. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan masalah yang ada, maka penulisan
penelitian ini nantinya akan dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Berisi tentang landasan teori yaitu pengertian suku bunga,
faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga, dan teori lainnya yang
Bab III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan
Metodologi penelitian memaparkan populasi dan sample=, teknik
pengumpulan data yang digunakan, metode analisis data, dan
model penelitian. Gambaran umum perusahaan menjelaskan
tentang sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk
perusahaan dan perkembangan volume penjualan tiga tahun
terakhir, serta struktur organisasi perusahaan (gambar struktur
organisasi dan deskripsi pekerjaan).
Bab IV Pembahasan
Berisi tentang uraian mengenai jawaban atas pertanyaan yang
terdapat pada rumusan masalah yaitu bagaimana hubungan
perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah debitur dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suku bunga di Bank
Tabungan Negara, Tbk kantor cabang Batam.
Bab V Penutup
Berisi tentang simpulan dan saran yang diperoleh dari pembahasan di Bab IV.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank2.1.1. Pengertian Bank
Menurut Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998, bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.1.2. Fungsi Bank
Fungsi bank adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya
adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang maka menurut Kasmir (2001) dapat disimpulkan
tiga fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi, yaitu:
a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan.
b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk
kredit.
c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan
2.1.3. Jenis Bank
Menurut Undang-undang Pokok Perbankan No. 7 tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI. No. 10 tahun 1998 maka
jenis perbankan terdiri atas:
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.2. Kredit
2.2.1. Pengertian Kredit
Menurut Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998, kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
2.2.2. Unsur-unsur Kredit
Menurut Kasmir (2001) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa
uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa datang.
Kepercayaan ini diberikan oleh bank, yang sebelumnya sudah dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara internal maupun dari
eksternal. Penelitian dan penyelidikan dilakukan tentang kondisi masa lalu
dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
b. Kesepakatan
Selain unsur percaya, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan
antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini
dituangkan dalam suatu perjanjian yang masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
d. Resiko
Adanya tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak
tertagihnya/macetnya pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi
tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun
oleh resiko yang tidak disengaja, misalnya terjadi bencana alam atau
e. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank sedangkan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah, balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
2.2.3. Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Menurut
Kasmir (2001), tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi
bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah:
a. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit. Hasil tersebut
terutama dalam bentuk bunga yang diperoleh bank sebagai balas jasa dan
biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana
tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya.
c. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
2.2.4. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Menurut Kasmir (2001), dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta
aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang
ditetapkan sudah menjadi standar penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk
mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan
analisa 5 C dan 7 P.
Adapun penjelasan analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut:
a. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang pekerjaan
maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya,
keadaan keluarga, hobi social standingnya. Ini semua merupakan ukuran
“kemauan” membayar.
b. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam bisnis juga diukur
dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan
pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya
selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kamampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
c. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi
suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat
mungkin.
e. Conditional
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta
prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang
dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut:
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya sehingga
nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas
3. Perpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mangambil kredit yang
diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai
contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain
sebagainya.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan
atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini
penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai
prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin
banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah
satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profability diukur dari periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
2.2.5. Kredit Bermasalah
Hal yang tidak menggembirakan bagi bank sebagai pemberi kredit apabila
kredit yang diberikan menjadi bermasalah. Kredit bermasalah disebabkan debitur
dalam memenuhi kewajibannya yaitu membayar angsuran kredit sekaligus dengan
bunganya tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui dalam perjanjian
kredit. Beberapa pengertian mengenai kolektivitas kredit yang dibuat menurut
ketentuan Bank Indonesia (Martono, 2002: 61) adalah sebagai berikut:
a. Kredit Lancar
Yaitu kredit yang pembayaran pokok pinjaman dan bunganya tepat waktu,
perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan
persyaratan kredit.
b. Kredit dalam perhatian khusus
Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman atau bunganya terdapat
tunggakan sampai 90 hari.
c. Kredit kurang lancar
Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya
terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari waktu yang disepakati.
d. Kredit diragukan
Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya
terdapat tunggakan telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari dari waktu
e. kredit macet
Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya
terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari.
2.3. Suku Bunga Bank
2.3.1. Pengertian Suku Bunga
Menurut Kasmir (2001) bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa
yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah
yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai bunga
yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus
dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjamn).
Dalam kegiatan perbankan ada 2 macam bunga yang diberikan kepada
nasabah yaitu:
a. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasaa bagi nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus
dibayar bank kepada nasabahnya, sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan,
dan bunga deposito.
b. Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus
2.3.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi suku bunga
Menurut Kasmir (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
penetapan suku bunga adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat
maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat dipenuhi dengan
meningkatkan suku bunga simpanan.
b. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka selain faktor promosi, yang
paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing, dalam arti
misalnya untuk bunga simpanan rata-rata 16%, jika hendak membutuhkan
dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing.
Namun sebaiknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga
pesaing.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak
boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
d. Target laba yang diinginkan
Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar
maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
e. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi
mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka
bunganya relatif lebih rendah.
f. Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit
yang dibebankan dan sebaliknya.
g. Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya karena
biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa
mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
h. Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran.
i. Hubungan baik
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer)
dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan
serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.
j. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit.
Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan dalam bonafit baik dari segi
kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank, maka
2.3.3. Komponen-Komponen dalam Menentukan Suku Bunga Kredit
Khusus untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan
diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi.
Komponen-komponen ini ada yang dapat diperkecil (dikurangi) dan ada pula
yang tidak.
Menurut Kasmir 2001, adapun komponen dalam menentukan suku bunga
kredit antara lain:
a. Total biaya dana
Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana
simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total
biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk
memperoleh dana yang diinginkan.
b. Biaya operasi
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam
melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya
administrasi, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya.
c. Cadangan resiko kredit macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan pasti
mengandung suatu resiko tiak dibayar. Resiko ini dapat timbul baik disengaja
maupun tidak disengaja. Oleh karena itu pihak bank perlu mencadangkannya
sebagai sikap bersiaga menghadapinya dengan cara membebankan sejumlah
d. Laba yang diinginkan
Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang
maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting,
mengingat penentuan besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit.
Dalam hal ini biasanya bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat
kondisi nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai,
misalnya jika proyek pemerintah atau untuk pengusaha / rakyat kecil maka
labanya pun berbeda dengan yang komersil.
e. Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang
memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
2.3.4. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam Penetapan Suku Bunga Kredit
Menurut Kasmir (2001), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penetapan suku bunga, yaitu:
a. Biaya dana itu sendiri dalam pengertian sebagai cost of fund, cost of money, cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund.
b. Faktor nasabah
Dalam kondisi pasar yang bersaing, harga akan terjadi pada titik kesepakatan
antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin akan terjadi karena pembeli
mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank (suku bunga
c. Bank pesaing
Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai masing-masing target, harga
atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit merupakan faktor yang menentukan.
Jadi dalam penetapan suku bunga kredit ini perlu dipertimbangkan.
d. Mutu pelayanan
Para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap akan
memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh
kepastian tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersedia membayar suku
bunga kredit yang lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat
diterima saat itu juga.
e. Resiko usaha
Hampir pada setiap jenis usaha mengandung resiko. Adanya resiko yang akan
dihadapi oleh para pengusaha ini perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam
penetapan suku bunga kredit. Semakin rendah resiko tentu suku bunganya akan
lebih rendah dan sebaliknya pada resiko usaha yang tinggi suku bunga kreditnya
pun juga lebih tinggi.
2.3.5. Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit
Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibebankan kepada jenis
kreditnya. Pembebanan disini maksudnya metode perhitungan yang digunakan,
sehingga mempengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga yang
akan dibayar akan mempengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Dimana jumlah
Metode pembebanan bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut
(Kasmir, 2001):
1. Sliding rate
Pembebanan bunga tiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya, sehingga
jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan
turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi pembayaran pokok pinjaman setiap bulan
sama. Cicilan nasabah (pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis dari bulan ke
bulan semakin menurun. Jenis sliding rate ini biasanya diberikan kepada sektor produktif, dengan maksud si nasabah merasa tidak terbebani terhadap
pinjamannya.
2. Flat rate
Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula
pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama, sehingga cicilan setiap bulan
sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flat rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah tinggal, pembelian mobil pribadi atau
kredit konsumtif lainnya.
3. Floating rate
Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar
uang, sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sanagat tergantung dari bunga
pasar uang pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi
atau lebih rendah dari bulan yang bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga
berpengaruh terhadap cicilannya setiap bulan.
Menurut Edward dan Khan (1985) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai
pendapatan nasional, jumlah uang beredar (JUB), dan inflasi yang diharapkan.
Sedangkan faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat
perubahan nilai tukar valuta asing yang diharapkan.
Menurut Laksmono (2001), nilai suku bunga domestic di Indonesia sangat terkait
dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan
domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang
kurang fleksibel. Peningkatan akses tersebut telah memperbesar kendala
manajemen moneter Bank Indonesia. Setiap upaya untuk mempengaruhi money supply dengan meningkatkan suku bunga di atas suku bunga internasional akan mendapat gangguan dari arus modal masuk berjangka pendek. Namun, Bank
Indonesia terlihat dapat mempertahankan derajat kebebasan beberapa suku bunga
domestic tanpa merubah kebijakan nilai tukar.
Selanjutnya Laksmono (2001), mengatakan bahwa selain suku bunga
internasional, tingkat diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam
penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon
PUAB (Pasar Uang Antar Bank), sedangkan respon suku bunga deposito baru
muncul setelah 7-8 bulan.
Kemudian, Winardi (1995), berpendapat bahwa faktor lain yang turut
berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas
yang berdampak pada suku bunga PUAB dalam jangka pendek. Namun dalam
jangka panjang akan mendorong arus modal masuk sehingga pengaruhnya
terhadap suku bunga deposito dan suku bunga kredit lebih kecil.
Sedangkan Widjaja (2009), menyimpulkan bahwa suku bunga KPR sangat
tingkat bunga KPR komersil pada Bank Tabungan Negara berpotensi mengalami
kenaikan sekitar 1-2% dari rata-rata tingkat bunga saat ini sebesar 14-16%.
Dengan terjadinya perubahan suku bunga KPR, maka kalangan yang paling
terkena dampak langsung dari kenaikan suku bunga pinjaman tersebut adalah
konsumen di kelas menengah kebawah.
2.4. Pengertian Debitur dan Kreditur
Dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1 ayat (1) UUK, Debitur adalah pihak yang
memiliki utang terhadap kreditur dan kreditur adalah pihak yang memiliki tagihan
atau piutang terhadap debitur yang berhutang padanya. Bagi pihak bank kredit
perumahan yang diberikan kepada nasabah adalah berupa piutang bagi pihak bank
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN
3.1. Metodologi Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian yang diteliti oleh penulis yaitu jumlah debitur
dan perubahan suku bunga KPR pada jenis KPR Griya Utama (KGU) di PT Bank
Tabungan Negara, Tbk cabang Batam yang beralamat di Jl. Sriwijaya, Komplek
Regency Park, Lot 29 Pelita, Batam.
3.1.2. Teknik Pengumpulan Data
Metode atau teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu:
a. Observasi
Hadi (1986), mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan. Pada penelitian ini penulis melakukan observasi pada bagian
kredit untuk memperoleh data perubahan suku bunga KPR dan jumlah debitur.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono,
bagian kredit untuk memperoleh informasi tentang perubahan suku bunga
KPR dan jumlah debitur.
c. Dokumentasi
Hajar (1999), menyatakan bahwa dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data berupa file atau dokumen yang terkait dengan objek penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang lengkap
dengan cara mengumpulkan data laporan perubahan suku bunga beserta
jumlah debitur dari periode Januari 2006-Desember 2009.
3.1.3. Metode Analisis Data
Menurut Sugiono (2008), metode deskriptif digunakan untuk mengetahui
nilai dua variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel lain. Metode ini menggambarkan segala sesuatu mengenai objek
dengan menggunakan kalimat-kalimat.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif untuk menjawab
rumusan masalah yang pertama yaitu dengan cara memaparkan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi perubahan suku bunga KPR pada PT Bank Tabungan
Negara, Tbk cabang Batam. Selain itu digunakan metode analisis regresi
sederhana untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perubahan suku bunga
KPR terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang
Batam. Data diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 12.
Persamaan yang akan diuji adalah:
Y = a + bx
Keterangan:
x = perubahan suku bunga
y = jumlah debitur
a = konstanta
b = koefisien regresi
Selanjutnya analisis data perlu diuji melalui hipotesis yang dijelaskan di
atas. Menurut Hajar (1999), uji hipotesis yang digunakan jika jumlah data kurang
dari 30 adalah t sedangkan jika jumlah data lebih dari 30 maka digunakan
uji-F.
Simpulan:
f
-hitung > f-tabel = H0 tidak dapat ditolak
f
-hitung < f-tabel = H0 ditolak
3.2. Gambaran Umum Perusahaan 3.2.1. Sejarah Perusahaan
Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah
Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897
mendirikan Postspaarbank, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta
tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan,
Surabaya dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat
besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan Postpaarbank pulih kembali pada tahun 1941.
Pada tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postpaarbank dan mendirikan
Tyokin Kyoku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat
melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan
dengan paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan 1 (satu) cabang yaitu cabang
Yogyakarta.
Proklamasi kemerdekaan RI 17-08-1945 telah memberikan inspirasi
kepada Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin Kyoku dari
Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi
Kantor Tabungan Pos. Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi
Direktur yang pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan
penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI) tetapi kegiatan
Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember
1946) yang mengakibatkan didudukinya semua kantor termasuk kantor cabang
dari Kantor Tabungan Pos hingga tahun 1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka
kembali tahun 1949, nama Kantor Tabungan Pos diganti dengan Bank Tabungan
RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos
RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif
bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “Postpaarbank in Indonesia” berdasarkan staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan
induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan
dibawah Menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun UU Darurat tersebut masih
bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai
hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos
menurut Undang-undang Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 tahun
1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos
menjadi Bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963
tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964
tanggal 25 Mei 1964.
Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara
ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang
sebelumnya (sejak tahun 1964) Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V, jika
tugas utama saat pendirian Postpaarbank (1897) sampai dengan Bank Tabungan
Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat
melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambahkan
tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya
penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10
Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hokum Bank
Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan
dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 bentuk hokum BTN
berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT Bank
Tabungan Negara (persero) dengan call name Bank BTN.
Akhirnya sejarah mencatat dengan sukses BTN dalam bisnis perumahan
Tabungan Negara (Persero) pada tahun 1992. Status persero ini memungkinkan
BTN bergerak lebih luas lagi dengan fungsinya sebagai bank umum. Dan
memang untuk mendukung bisnis KPR tersebut, BTN mulai mengembangkan
produk-produk layanan perbankan sebagaimana layaknya bank umum. BTN juga
memiliki produk Tabungan, Giro, Deposito, ataupun layanan perbankan lainnya
yang dimiliki oleh bank lain.
Sukses BTN dalam bisnis KPR juga telah meningkatkan status BTN
sebagai bank umum menjadi Bank Devisa pada tahun 1994. Layanan bank dalam
bentuk penerbitan Letter of Credit (L/C), pembiayaann usaha dalam bentuk dollar, dan lain-lain bisa diberikan BTN dengan status tersebut. Dengan status baru ini
tidak membuat BTN lupa fungsi utamanya sebagai penyedia KPR untuk
masyarakat menengah kebawah. Diakui memang bisnis perbankan yang semakin
berkambang menurut BTN untuk terjun sebagai pemenuhan dari statusnya sebagai
bank umum dan bank devisa. Krisis ekonomi yang meluluh lantahkan sendi-sendi
perekonomian Indonesia membuat keyakinan BTN untuk memutar kembali bisnis
utamanya di bidang perumahan.
Tahun 1997 manajemen BTN menetapkan kebijakan strategisnya untuk
mengembalikan BTN pada bisnis intinya, yaitu bisnis pembiayaan perumahan.
Keputusan ini pada akhirnya banyak membantu BTN dalam proses rekapitalisasi
atau penambahan modal oleh pemerintah bagi bank yang menderita sakit karena
pengaruh krisis ekonomi. Dengan rekapitalisasi tersebut, manajemen BTN telah
menetapkan paradigm baru untuk mendukung VISI Bank BTN baru yaitu menjadi
3.2.2. Visi dan Misi Perusahaan A. Visi Bank Tabungan Negara
“ Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan”
B. Misi Bank Tabungan Negara
Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.
Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value.
Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
3.2.3. Produk Perusahaan dan Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir
A. Produk Perusahaan
Kegiatan usaha PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam secara
umum adalah sebagai bank umum atau bank devisa adalah pengumpulan dana
dari masyarakat dalam berbagai jenis tabungan, deposito dan giro yang kemudian
Dengan demikian sebagai lembaga intermediary dan menjabarkan peran serta
fungsi PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam, sampai saat ini
mempunyai beberapa aktivitas usaha sebagai berikut:
Produk dana
Tabungan Batara
Tabungan e’Batarapos
Tabungan Haji Nawaitu
Deposito Berjangka Rupiah
Deposito Berjangka Valas
Sertifikat Deposito
Giro Rupiah
Giro Dollar
Tabungan Batara Prima
Produk Jasa
Kartu Debit Batara
Kiriman Uang
Inkaso
Inkaso Luar Negeri (Collection)
Safe Deposit Box
Money Changer
Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)
Bank Garansi
Real Time Gross Settlement (RTGS)
SMS Batara
Batara Payroll
SPP Online Perguruan Tinggi
Western Union Bank BTN
Produk Kredit
Kredit Perorangan
1) Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Kredit Griya Utama (KGU)
Kredit Griya Utama (KGU) diperuntukkan bagi pemohon atau calon debitur yang
memenuhi persyaratan dan dengan tujuan penggunaan untuk membeli tanah dan
bangunan. Maksimal KGU yang dapat diberikan sebesar 80% untuk debitur
non-kolektif dan 90% untuk debitur non-kolektif, besaran tersebut dari harga jual setelah
discount atau nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai (appraisal).
Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya, bank akan mengambil harga
terendah.
KPR Bersubsidi
Kelompok sasaran dan pilihan jenis KPR bersubsidi:
a) KPR Bersubsidi diberikan kepada keluarga atau rumah tangga yang baru
pertama kali memiliki rumah dan termasuk kedalam kelompok sasaran
masyarakat berpenghasilan rendah..
b) Penghasilan dimaksud adalah penghasilan pemohon yang didasarkan atas gaji
c) Subsidi diberikan kepada kelompok sasaran, baik yang berpenghasilan tetap
maupun yang berpenghasilan tidak tetap, yang memenuhi persyaratan untuk
memperoleh fasilitas kredit sesuai dengan ketentuan bank.
2) Pemilikan Rumah Non KPR
Kredit Griya Multi (KGM)
Kredit Griya Multi (KGM) diperuntukan bagi pemohon atau calon debitur
perorangan yang membutuhkan dan memenuhi persyaratan bank teknis, dengan
tujuan penggunaan untuk memenuhi keperluannya dan tidak bertentangan dengan
hukum.
Kredit Griya Sembada (KGS)
Kredit Griya Sembada yang selanjutnya disingkat KGS adalah kredit yang
diberikan untuk pembiayaan/pembelian atau pengadaan atau pembangunan
proyek perumahan atau bangunan rumah tinggal guna disewakan.
Kredit Swadana
Kredit swadana diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa penahanan
sebagian atau seluruh simpanan (baik berupa tabungan maupun deposito) yang
disimpan di bank.
Real Cash
Real Cash adalah fasilitas pinjaman yang dapat dicairkan sewaktu-waktu bila dibutuhkan (stand by loan).
Kredit Umum atau Korporasi 1.Kredit Modal Kerja (KMK)
Kredit Yasa Griya atau Kredit Konstruksi (KYG)
Kredit modal kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada developer untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan proyek perumahan mulai dari
biaya pembangunan konstruksi rumah sampai dengan finishing serta biaya sarana dan prasarana
Kredit Modal Kerja-Kontraktor (KMK-Kontraktor)
Kredit modal kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada kontraktor atau
pemborong untuk membantu modal kerja di dalam menyelesaikan pekerjaan
borongan sesuai dengan kontrak kerja.
Kredit Modal Kerja Industri Terkait dengan Perumahan
Kredit modal kerja yang diberukan oleh Bank BTN dalam rangka pembiayaan
kebutuhan modal kerja khususnya bagi sektor-sektor industry yang terkait dengan
perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor tersebut.
2.Kredit Investasi (KI) – Industri Terkait dengan Perumahan
Kredit investasi yang disediakan oleh Bank dalam rangka pembiayaan investasi
khususnya bagi sektor-sektor industry yang terkait dengan perumahan dan atau
usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor tersebut.
3.Non Cash Loan (Garansi Bank)
Maksimal nilai garansi bank adalah jumlah yang dibayarkan dikurangi kontra
garansi (berupa setoran tunai atau deposito). Jangka waktu garansi bank paling
lama 12 bulan, terhitung sejak tahun realisasi garansi bank dan provisi sebesar 1%
B. Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir
Berikut ini adalah ulasan perbandingan pencapaian hasil-hasil usaha PT Bank
Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam dari tahun 2007, 2008
dan 2009 yang disusun berdasarkan PSAK yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Perbandingan Penjualan selama Tahun 2007, 2008 dan 2009 pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam
Ikhtisar Data
Keuangan 2009 2008 2007
Total Aktiva
1,925,018 1,666,884 1,328,847
Kredit 1,917,992 1,666,018 1,330,664
Dana Pihak Ketiga
320,006 333,193 252,200
Laba Bersih
79,347 77,832 74,618
Grafik 3.1 Grafik Penjualan Tiga Tahun Terakhir
Grafik Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir
-500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 2009 2008 2007 Tahun D a la m R up ia h Total Aktiva Kredit
Dana Pihak Ketiga Laba bersih
3.2.4. Struktur Organisasi Perusahaan (Gambar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan)
A. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam
B. Deskripsi Pekerjaan
Bentuk struktur organisasi yang dianut oleh PT Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Batam sebagai salah satu bank pemerintah adalah struktur
organisasi garis dan staff dimana pimpinan dan kepala cabang dipegang oleh
Branch Manager dibantu oleh retail service, operations, accounting, loan
BRANCH MANAGER RETAIL SERVICE LOAN SERVICE OPERATION TRANSACTION PROCESSING SECTION HEAD ACC & CONTROL
BOOKEEPING & CONTROL SECTION HEAD COLLECTION & WORKOUT CUSTOMER SERVICE TELLER SERVICE LOAN ADMINISTRATION GENERAL BRANCH ADMINISTRATION
recovery berdasarkan fungsi dan tugas masing-masing, sedangkan kasir membawahi suatu unit organisasi. Secara garis besar, struktur organisasi PT Bank
Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam adalah sebagai berikut:
Branch Manager
Branch Manager merupakan pimpinan cabang yang tugasnya mengolah dan bertanggung jawab atas seluruh aktivitas bank cabang.
Unit Retail Service
Misi dari Unit Retail Service adalah:
Menetapkan standar pelayanan nasabah yang tinggi untuk semua produk Bank BTN.
Membangun unit pelayanan nasabah yang sangat efisien.
Mengembangkan kemampuan menjual dari staff front office.
Unit Retail Service membawahi beberapa unit antara lain:
1)Teller Service
Tugas Teller Service antara lain:
Melayani setoran tunai atau non tunai
Melayani penarikan tunai atau non tunai
Melayani pembayaran KPR
Mengelola proses kas awal hari
Mengelola kas cabang
Memeriksa proses akhir hari teller (pertanggungan teller)
Memeriksa proses hari kas cabang
Melayani transaksi Valuta Asing
Memandu nasabah
2)Customer Service
Tugas Customer Service antara lain:
Memberikan informasi kepada nasabah
Menjawab pertanyaan umum dan melalui telepon
Melakukan pembukaan semua rekeninga baru
Melakukan penutupan rekening
Melakukan permohonan pemindahan rekening
Memproses penggantian buku tabungan baru atau yang hilang
Memproses pengiriman uang
Menyelesaikan keluhan nasabah
Memberikan kartu ATM
Memproses kartu ATM yang hilang dan penggantiannya
3)Loan Service
Tugas Loan Service antara lain:
Memberikan informasi produk kredit serta menerima aplikasi kredita baru
Melakukan wawancara kredit
Melakukan akad kredit
Menangani pelunasan kredit
Menangani alih debitur
Menyelesaikan klaim atau konfirmasi tunggakan
Memberikan konsultasi penyelamatan kredit (Proses BUPLN atau Pengadilan Negeri)
Unit Operation
Misi dari Unit Operation adalah:
Memproses transaksi secara efisien dan akurat
Menyediakan pelayanan administrasi yang tepat waktu dan efisien kepada cabang
Menetapkan standar yang tinggi dalam memproses volume dan kecepatan proses transaksi dan meminimalkan kesalahan dalam proses transaksi
Unit Operation membawahi beberapa unit:
1)Transaction Processing
Memproses warkat kliring masuk
Memproses warkat kliring keluar
Entry data untuk semua batch date entry
Proses NPK atau NPU
Administrasi dana
Hardware atau Software Maintenance
Memproses hal-hal khusus (misalnya: Buku Cek, Bilyet Giro, Bilyet Deposito,
Direct Debet atau SSI atau SPPB, Kurs Penyesuaian Valas, Payment Point,
ONH yang belum On Line, ATM, Inkaso, Call Money, administrasi pajak)
2)Loan Administration
Memproses aplikasi kredit
Dokumentasi kredit
3)General Branch Manager
Manajemen Personalia
Logistik
Perawatan dan pemeliharaan gedung
Keamanan
Administrasi pajak karyawan Bank BTN
Manajemen arsip
Kesekretariatan
Accounting and Control
Misi dari Accounting and Control adalah:
Memastikan integritas data dan akurasi catatan keuangan cabang setiap saat
Memastikan akurasi dan up-date data dari semua rekening nasabah dan catatan keuangan lainnya
Memastikan agar cabang mengikuti kebijakan dan prosedur bank
Menghindari kerugian melalui tindakan pencegahan Tugas dari Accounting and Control antara lain:
1) Bookeeping and Control
Mengontrol data transaksi harian
Mengelola buku besar cabang
Mengelola pembuktian transaksi
Memantau data dan merekonsiliasi rekening cabang
2) Pelaporan Keuangan dan Analisa Laporan Keuangan
Mempersiapkan laporan keuangan
Menganalisa laporan keuangan
Menerima dan memeriksa kebenaran pelaporan ke kantor pusat dan BI
Mengelola dan mengawasi fasilitas pemrosesan data
Mempersiapkan Sistem informasi Manajemen Cabang
Loan Recovery
Misi dari Loan Recovery adalah:
Meningkatkan penagihan dan membangun kualitas asset BTN
Memantau dan restrukturisasi pinjaman untuk meningkatkan kemungkinan pengembalian kredit secara penuh
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data sekunder. Data
sekunder yang digunakan adalah daftar tingkat suku bunga periode Januari 2006
sampai dengan Desember 2009 dan daftar jumlah debitur periode Januari 2006
sampai dengan Desember 2009 yang diperoleh dari PT Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Batam. Selain itu, dapat diperoleh juga melalui wawancara
dengan sumber-sumber terkait yang ada di PT Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Batam.
Kegunaan data yang diperoleh penulis yaitu:
a. Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang pengaruh dari tingkat
suku bunga KPR di PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam.
b. Untuk dianalisis sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang sudah
dibuat.
4.2. Perkembangan Suku Bunga Kredit
Data yang dibutuhkan berupa data kuantitatif yang terdiri atas daftar
tingkat suku bunga periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009. Selain
itu dibutuhkan juga daftar jumlah debitur periode Januari 2006 sampai dengan
Desember 2009. Tabel 4.1. adalah daftar tingkat suku bunga periode Januari 2006
sampai dengan Desember 2009 yang diperoleh dari PT Bank Tabungan Negara
(Persero), Tbk Kantor Cabang Batam.
Tabel 4.1. Daftar Perubahan Suku Bunga KGU Periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009
Bulan Suku Bunga % Suku Bunga % Suku Bunga % Suku Bunga % 2006 2007 2008 2009 Januari 17,50% 17,00% 14,75% 15,00% Februari 17,50% 17,00% 14,75% 15,00% Maret 17,50% 16,00% 14,75% 15,00% April 17,50% 16,00% 14,75% 15,00% Mei 17,50% 16,00% 14,75% 15,00% Juni 17,50% 16,00% 14,75% 15,00% Juli 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% Agustus 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% September 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% Oktober 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% November 17,50% 15,25% 14,75% 15,00% Desember 17,50% 14,75% 14,75% 15,00%
Sumber: Diolah Sendiri
Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam
tidak bisa dipastikan berapa kali terjadi perubahan suku bunga dalam satu tahun.
Hal itu dapat dilihat dari daftar suku bunga KPR pada PT Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Batam. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2006
tidak terjadi perubahan suku bunga dalam waktu satu tahun. Pada awal tahun
2007 terjadi perubahan suku bunga dari 17,50% menjadi 17,00%. Pada bulan
Maret 2007 terjadi perubahan suku bunga dari 17,00% menjadi 16,00%, Bulan
Juli 2007 terjadi perubahan suku bunga lagi dari 16,00% menjadi 15,25%, dan
pada bulan Desember terjadi lagi perubahan suku bunga dari 15,25% menjadi
14,75%. Pada tahun 2008 tidak terjadi perubahan suku bunga selama setahun.
Pada tahun 2009 juga tidak ada perubahan suku bunga selama satu tahun. Hal itu
terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan suku bunga
KPR yaitu inflasi, BI rate, kondisi politik yang terjadi di dalam dan di luar negeri, krisis global, persaingan antar bank, dan lain-lain.
4.3. Perkembangan Jumlah Debitur
Tabel 4.2. adalah daftar jumlah debitur periode Januari 2006 sampai
dengan Desember 2009 yang diperoleh dari PT Bank Tabungan Negara (Persero),
Tbk Kantor Cabang Batam.
Tabel 4.2. Daftar Jumlah Debitur KGU Periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 Bulan Jumlah Debitur Jumlah Debitur Jumlah Debitur Jumlah Debitur 2006 2007 2008 2009 Januari 377 222 216 131 Februari 515 269 336 205 Maret 499 284 309 211 April 411 586 318 269 Mei 481 238 351 206 Juni 327 283 330 242 Juli 409 502 365 189 Agustus 313 264 407 207 September 308 254 436 152 Oktober 383 166 224 221 November 328 252 267 271 Desember 434 218 359 397 Total 4.871 3.538 3.918 2.701
Sumber: Diolah Sendiri