• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan metode trend untuk menilai keputusan perdagangan valuta asing [Valas] dengan menggunakan indikator perdagangan triple cross-over exponental moving average untuk periode 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan metode trend untuk menilai keputusan perdagangan valuta asing [Valas] dengan menggunakan indikator perdagangan triple cross-over exponental moving average untuk periode 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006 - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGGUNAAN METODE TREND UNTUK MENILAI KEPUTUSAN PERDAGANGAN VALUTA ASING (VALAS) DENGAN MENGGUNAKAN

INDIKATOR PERDAGANGAN TRIPLE CROSS-OVER EXPONENTIAL MOVING AVERAGE

Untuk periode 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Anggita Vinantia

NIM : 03211462

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

(4)

iv

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan

apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,

demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan

damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,

untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan.” (Yeremia 29: 11).

“… And in This Crazy Life, and Through These Crazy Times It’s You.. It’s You.. You Make Me Sing..

You’re Every Line.. You’re Every Word.. You’re Everything ...” (Michael Buble – Everything)

M encintai “C he” terasa seperti buih laut yang paling pucat,

Seperti angin melintasi B intang-bintang.

P enyelamat, P embunuh, dan C inta yang kuciptakan.

( A na M enendez – M encintai C he. 2005:158)

(5)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

“Penggunaan Metode Trend Untuk Menilai Keputusan Perdagangan Valuta Asing (VALAS) Dengan Menggunakan Indikator Perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average, dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 12 Desember 2007 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

a. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

b. Bapak Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu mendampingi, dan memberikan arahan dan petunjuk yang tepat kepada penulis dari awal sampai terselesaikannya skripsi ini.

c. Bapak A. Diksa Kuntara, S.E., M.F.A., selaku Dosen Pembimbing II yang banyak memberikan saran dan masukan-masukan sampai terselesaikannya skripsi ini.

(7)

vii

e. Ibu Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., selaku dosen pengganti Pembimbing I dalam ujian sarjana. Terima kasih atas masukan- masukan dan saran yang telah diberikan.

f. Bapak, Mama, dan Dedeng, keluarga besarku di Jakarta yang selalu berdoa dan memberikan semangat di setiap saat.

g. Chandra Mustofa Eka Putra. Terima kasih telah membuatku terbangun dari kesia-siaan dan membuka mata untuk menatap kedepan dengan logika dan dengan sedikit ramalan sebesar 2% (Unpredictable!).

h. Dimas Anggoro Prasetyo. Terimakasih untuk perhatian, dukungan dan sayangnya.

i. Teman-temanku di Jakarta, yang menjadi semangat-ku untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini sebagai ajang kita berlomba untuk masa depan. j. Sahabat-sahabatku: Stanis (Piggy), Micelle (Dogie), Satya (Ubie), Ananta

(Mongkey), Adit (Cebong) dan Mba Memes (Si ABRI), terima kasih untuk waktu dan kesempatan-kesempatan yang susah.

k. Teman-teman di Demangan Baru no: 6B, terima kasih semua nya dari persaudaraan, perhatian, suka dan duka yang selama ini menghiasi hari- hari. Terkhusus untuk Nyoo2 (N.Y), Sebrina berseri, dan Mba Empi yang sudah seperti saudara sendiri.

(8)

viii

m. Seluruh warga Akuntansi B angkatan 2003, yang sudah menemaniku untuk menimba ilmu akuntansi di kampus tercinta Universitas Sanata Dharma sampai saat ini.

n. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membimbing dan memberi ilmu pengetahuan yang sangat berharga untuk masa depan kami.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS v

HALAMAN KATA PENGANTAR vi

HALAMAN DAFTAR ISI ix

HALAMAN DAFTAR TABEL xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN xiv

ABSTRAK xvii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan penelitian 5

D. Pembatasan Masalah 5

E. Manfaat Penelitian 6

F. Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI 8

(10)

x

Valas (Foreign Exchange Market), dan Perdagangan

Valuta Asing. 8

1. Pengertian Valuta Asing (Foreign Exchange) 8 2. Pengertian Bursa Valas (Foreign Exchange Market) 13 3. Pengertian Perdagangan Valuta Asing 17 B. Pengertian Analisis Fundamental (Fundamental Analysis),

dan Analisis Teknikal (Technical Analysis) 19

1. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis 19

2. Analisis Teknikal (Technical Analysis) 21

C. Analisis Trend. 25

BAB III METODE PENELITIAN 29

A. Jenis Penelitian 29

B. Waktu danuTempatuPenelitian 29

C. Subjek dan Objek Penelitian 29

1. Subjek Penelitian 29

2. Objek Penelitian 29

D. Jenis dan Sumber Data 30

1. Jenis Data 30

2. Sumber Data 30

E. Teknik Pengumpulan Data 30

1. Dokumentasi 30

(11)

xi

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 40

A. Bursa Valuta Asing (Foreign Exchange Market) 40 1. Perkembangan Perdagangan Valuta Asing 40 2. Dasar Hukum Perdagangan Valuta asing di Indonesia 42

B. Rupiah 47

1. Rupiah dan Masa Awal Kemerdekaan 48

2. Rupiah dan Masa Orde Lama 48

3. Rupiah dan Masa Orde Baru 50

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 53

A. Deskripsi Data 53

B. Analisis Trend terhadap Pergerakan Kurs USD/IDR

pada Tahun 2006 54

C. Indikator Perdagangan: Exponential Moving Average

(EMA) 56

D. Peramalan (Forecasting) 63

1. Peramalan Januari 2007 64

2. Peramalan Februari 2007 68

3. Peramalan Maret 2007 71

BAB VI PENUTUP 76

A. Kesimpulan 76

B. Keterbatasan Penelitian 77

C. Saran 78

DAFTAR PUSTAKA 79

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Beberapa Mata Uang Dunia 9

Tabel 3.1. Contoh perhitungan Exponential Moving Average 33 Tabel 5.1. Tabel kurs USD/IDR beserta dengan hasil perhitungan

indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving

Average selama bulan Januari 2007 65

Tabel 5.2. Tabel kurs USD/IDR beserta dengan hasil perhitungan

indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving

Average selama bulan Februari 2007 69

Tabel 5.3. Tabel kurs USD/IDR beserta dengan hasil perhitungan

indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1. Hubungan antara Para Pelaku Perdagangan Berjangka 43 Gambar 5.1. Kurva pergerakan Dollar terhadap Rupiah (USD/IDR)

selama tahun 2006 53

Gambar 5.2. Analisis Trend terhadap pergerakan kurs USD/IDR 54 Gambar 5.3. Kurva pergerakan nilai mata uang USD/IDR tahun 2006

beserta dengan indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average (4-Day EMA, 9-Day EMA,

dan 18-Day EMA) 61

Gambar 5.4. Kurva pergerakan kurs USD/IDR tahun 2006 beserta dengan titik-titik sinyal buy dan sell dibantu dengan indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential

Moving Average. 62

Gambar 5.5. Kurva pergerakan harga pada tahun 2006 beserta dengan analisis trend dan indikator perdagangan Triple Cross-over

Exponential Moving Average 64

Gambar 5.6. Kurva pergerakan kurs USD/IDR sampai dengan bulan Januari 2007 beserta dengan indikator perdagangan Triple

Cross-over Exponential Moving Average 65

Gambar 5.7. Kurva pergerakan kurs USD/IDR sampai dengan bulan Februari 2007 beserta dengan indikator perdagangan Triple

Cross-over Exponential Moving Average 70

Gambar 5.8. Kurva pergerakan kurs USD/IDR sampai dengan bulan Maret 2007 beserta dengan indikator perdagangan Triple

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran i Bar Chart 82

Lampiran ii Candlestick Chart 83

Lampiran iii Point and Figure Chart 84

Lampiran iv Moving Average 85

Lampiran v Relative Strength Index (RSI) 85

Lampiran vi Stochastics 86

Lampiran vii Nilai kurs Dollar terhadap Rupiah (USD/IDR)

selama tahun 2006 87

Lampiran viii Perhitungan 4-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan indikator perdagangan 4-Day Exponential

Moving Average 93

Lampiran ix Perhitungan 9-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan indikator perdagangan 9-Day Exponential

Moving Average 99

Lampiran x Perhitungan 18-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan indikator perdagangan 18-Day Exponential

Moving Average 105

Lampiran xi Hasil Perhitungan indikator perdagangan Triple

Cross-over Exponential Moving Average: 4-Day EMA,

9-Day EMA, dan 18-Day EMA 112

Lampiran xii Perhitungan 4-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan indikator perdagangan 4-Day Exponential Moving Average

(15)

xv

Lampiran xiii Perhitungan 9-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan indikator perdagangan 9-Day Exponential Moving Average

untuk bulan Januari 2007 122

Lampiran xiv Perhitungan 18-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan

indikator perdagangan 18-Day Exponential Moving Average

untuk bulan Januari 2007 124

Lampiran xv Kurva pergerakan kurs USD/IDR sampai dengan bulan Januari 2007 beserta dengan indikator perdagangan Triple

Cross-over Exponential Moving Average 126

Lampiran xvi Perhitungan 4-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan indikator perdagangan 4-Day Exponential Moving Average

untuk bulan Februari 2007 127

Lampiran xvii Perhitungan 9-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan indikator perdagangan 9-Day Exponential Moving Average

untuk bulan Februari 2007 129

Lampiran xviiiPerhitungan 18-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan

indikator perdagangan 18-Day Exponential Moving Average

untuk bulan Februari 2007 131

Lampiran xix Kurva pergerakan kurs USD/IDR sampai dengan bulan Februari 2007 beserta dengan indikator perdagangan Triple

Cross-over Exponential Moving Average 133

Lampiran xx Perhitungan 4-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan indikator perdagangan 4-Day Exponential Moving Average

untuk bulan Maret 2007 134

Lampiran xxi Perhitungan 9-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan indikator perdagangan 9-Day Exponential Moving Average

(16)

xvi

Lampiran xxii Perhitungan 18-Day Exponential Moving Average dan kurva pergerakan harga mata uang USD/IDR dengan

indikator perdagangan 18-Day Exponential Moving Average

untuk bulan Maret 2007 138

Lampiran xxiiiKurva pergerakan kurs USD/IDR sampai dengan bulan Maret 2007 beserta dengan indikator perdagangan Triple

(17)

xvii

ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE TREND UNTUK MENILAI KEPUTUSAN PERDAGANGAN VALUTA ASING (VALAS) DENGAN MENGGUNAKAN

INDIKATOR PERDAGANGAN TRIPLE CROSS-OVER EXPONENTIAL MOVING AVERAGE

Untuk Periode 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006

Anggita Vinantia

NIM: 032114062 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode trend dapat membantu para traders untuk menilai pengambilan keputusan dalam perdagangan valuta asing dengan menggunakan indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average.

Jenis penelitian adalah studi empiris. Data penelitian diperoleh me lalui

website: www.bi.go.id . Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode trend terhadap pergerakan kurs mata uang Rupiah terhadap Dollar (USD/IDR) dan mengkaitkannya dengan indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average untuk menilai keputusan perdagangan (membeli atau menjual) valuta asing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode trend dapat digunakan dalam membantu para traders dalam pengambilan keputusan perdagangan valuta asing, terbukti dengan adanya pembalikan arah dari arah trend setelah diambilnya suatu keputusan perdagangan (membeli/ buy atau menjual/ sell). Setelah diambil keputusan untuk membeli valuta asing, trend akan menunjukkan pembalikan arah dari

downtrend menjadi uptrend. Sedangkan setelah diambil keputusan untuk menjual valuta asing, trend akan menunjukkan pembalikan arah dari uptrend menjadi

downtrend.

(18)

xviii

ABSTRACT

THE UTILIZING OF TREND METHOD TO EVALUATE THE DECISION MAKING OF FOREIGN EXCHANGE (FOREX) TRADING

WITH USED TRADING INDICATOR TRIPLE CROSS-OVER EXPONENTIAL MOVING AVERAGE

For Time Period of January 1st 2006 until December 31st 2006

Anggita Vinantia

NIM: 032114062 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The aim of this study was to find out whether the trend method could help the traders to evaluate the decision making of foreign exchange trading using the trading indicator of Triple Cross-over Exponential Moving Average (EMA).

The research was an empirical study. The data was obtained from website:

www.bi.go.id. The analysis method used was the trend method on Rupiah to Dollar (USD/IDR) movement and related it with Triple Cross-over EMA trading indicator to make decision of foreign exchange trading (buy or sell decision).

The result of this study indicated that trend method could help the traders to make foreign exchange trading decision. It could be seen from the reversal of trend line direction after a decision making of foreign exchange trading (either buying or selling). When the traders decided to buy the foreign exchange, the trend line indicated a reversal direction from downtrend into uptrend. Whereas, when the traders decided to sell foreign exchange, the trend line would indicate reversal direction from uptrend into downtrend.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode tertentu (Jogiyanto, 2005:5). Investasi dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan tingkat kepuasan yang tinggi di masa yang akan datang.

Pilihan-pilihan berinvestasi beragam macamnya, dari yang tidak beresiko (seperti sertifikat Bank Indonesia), resiko yang kecil, dan sampai dengan yang sangat beresiko. Tingkat resiko yang akan terjadi sangat berpengaruh pada return yang akan diterima kelak. Menurut Jogiyanto (2000:137), “Terdapat hubungan positif antara return ekspektasi dengan resiko”. Jadi bila kita ingin mendapatkan return yang tinggi kita juga harus mau berinvestasi dengan tingkat resiko yang besar.

(20)

Saat ini berinvestasi di bursa valas telah menjadi alternatif yang sangat populer, karena ROI (return on Investment) atau tingkat kembalian investasinya dapat melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Rata-rata ROI (Return on Investment) lebih dari 5%-10% per bulannya, bahkan bisa mencapai 100% untuk

professional traders. Hal ini banyak menarik para investor untuk beralih berinvestasi di bursa valas. Dengan pergerakan yang cepat tersebut terdapat resiko yang tinggi apabila kita tidak mempunyai pengetahuan yang cukup serta pengaturan manajemen keuangan yang baik.

Bursa valas merupakan suatu pasar keuangan yang memperdagangkan atau mentransaksikan berbagai valuta asing, dan harga yang terbentuk di bursa valas merupakan pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply) (Hidayat, 2005:2). Perdagangan valas ini melibatkan beberapa bursa-bursa valas utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Pergerakan pasar valas ini berputar dimulai dari pasar New Zealand dan Australia yang berlangsung pada pukul 05.00-14.00 WIB, berlanjut ke pasar Asia, yaitu Jepang, Singapura dan Hongkong yang berlangsung pada pukul 07.00-16.00 WIB, kemudian ke pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris yang berlangsung pada pukul 13.00-22.00 WIB, dan berakhir di pasar Amerika yang berlangsung pukul 20.30-10.30 WIB.

Bursa valas ini mentransaksikan berbagai mata uang asing, terutama pada mata uang “the majors” yang merupakan mata uang utama. Mata uang yang tergolong dalam kategori “the majors” pada umumnya merupakan mata uang

(21)

fluktuatif dan sangat sulit untuk diprediksi dan sangat erat kaitannya dengan pengaruh-pengaruh fundamental yang terjadi.

Dalam perdagangan valuta asing, biasanya para traders bertujuan ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan memanfaatkan perbedaan harga kurs pada saat membeli dengan pada saat menjual valuta asing tersebut. Mereka biasanya membeli pada saat harga kurs suatu valuta asing berada di posisi yang rendah, lalu menjualnya kembali pada saat harga kurs mata uang tersebut tinggi.

Menjadi seorang traders di bursa valuta asing merupakan tindakan yang tidak mudah. Para traders harus dapat menentukan kebijakan seefektif dan seefisien mungkin mengenai pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual valuta asing dengan kurs harga yang berfluktuatif tersebut. Para traders harus dapat menentukan posisi yang tepat untuk membeli valuta asing atau pada saat menjual valuta asing, karena apabila traders salah dalam mengambil keputusan maka akan terjadi tingkat kerugian yang cukup besar. Begitu pula sebaliknya, apabila traders mengambil keputusan yang tepat maka keputusan tersebut akan dapat menghasilkan keuntungan yang besar.

(22)

Inflasi, Balance of payment (BOP), dan Interst Rate. Sedangkan alat yang digunakan dalam analisis teknikal, yaitu charting (yang terdiri dari Bar Chart,

Candlestick chart, dan Point and Figure Chart.) dan quantitative model (yang terdiri dari Moving Average, Bollinger bands, relative Strength Index, dan

Stochastics.).

Identifikasi atas trend harga adalah suatu hal yang mutlak untuk meraih sukses di dalam trading. Kita dapat mengambil keputusan untuk menjual atau membeli valuta asing dengan mengikuti trend harga dan dapat keluar dari trade

(exit strategy) ketika pergerakan harga mulai tidak berada dalam trend, baik trend dalam posisi naik atau turun.

Oleh karena analisis trend merupakan salah satu faktor yang dapat membantu menentukan sukses tidaknya di dalam trading, penulis ingin mencoba menganalisis pergerakan pasar dengan trend yang dibantu dengan menggunakan indikator perdagangan Exponential Moving Average. Dengan menggunakan indikator perdagangan Exponential Moving Average ini di harapkan dapat memberikan informasi secara akurat dalam pengambilan keputusan untuk membeli dan menjual valuta asing.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul

“Penggunaan Metode Trend Untuk Menilai Keputusan Perdagangan Valuta

Asing (VALAS) Dengan Menggunakan Indikator Perdagangan Triple

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang ingin dirumuskan oleh penulis adalah apakah penggunaan metode trend dapat membantu para traders valuta asing dalam menilai pengambilan keputusan dalam perdagangan valuta asing?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode trend dapat membantu dalam menilai pengambilan keputusan dalam perdagangan valuta asing. Dengan penggunaan trend tersebut kita dapat menentukan posisi yang baik untuk membeli atau menjual valuta asing dan melakukan peramalan terhadap kecenderungan pergerakan harga valuta asing di masa yang akan datang.

D. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan analisis terhadap satu mata uang Dollar Amerika terhadap Rupiah Indonesia (USD/IDR), yang akan dinilai pergerakannya menggunakan suatu trend sehingga dapat menjadi dasar keputusan untuk membeli atau menjual valuta asing, dan dapat dijadikan sebagai dasar peramalan terhadap kecenderungan pergerakan harga di masa yang akan datang.

(24)

Tingkat harga yang digunakan dalam analisis ini merupakan indeks harga penutupan yang terjadi pada tahun 2006.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Para traders valuta asing (forex)

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para pedagang (traders) valuta asing untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan manajemen keuangannya untuk membeli atau menjual valuta asing (forex) di bursa valas.

2. Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para investor maupun calon investor pada saat atau dalam rencana berinvestasi di bursa valas.

3. Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan dan dapat memberikan informasi khususnya mengenai berinvestasi di bursa valas. 4. Penulis

(25)

F. Sistematika Penulisan

Bab I membahas mengenai latar belakang yaitu mengenai alasan mengapa penulis mengambil topik yang akan dibahas dalam skripsi ini, perumusan masalah yaitu mengenai hal- hal yang akan penulis bahas, tujuan penulisan skripsi, metode yang akan digunakan dalam penulisan skripsi, dan sistematika penulisan.

Bab II membahas mengenai landasan teori yang akan digunakan di dalam penulisan skripsi, yang terdiri dari: pengertian valuta asing (Foreign Exchange), pengertian bursa valuta asing (Foreign Exchange Market), perdagangan valuta asing, analisis fundamental (Fundamental Analysis), analisis teknikal (Technical Analysis), dan analisis Trend.

Bab III menjabarkan me ngenai jenis penelitian, waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan.

Bab IV berisi tentang gambaran singkat mengenai bursa valuta asing (Foreign Exchange Market), dan mata uang rupiah sebagai objek penelitian.

Bab V menguraikan mengenai deskripsi data dan uraian secara terperinci mengenai analisis dari penelitian yang sudah dilakukan.

(26)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Valuta asing (Foreign Exchange), Bursa Valas (Foreign

Exchange Market), dan Perdagangan Valuta Asing.

1. Pengertian Valuta Asing (Foreign Exchange)

Valuta asing (valas) atau foreign exchange (forex) merupakan salah satu alat ekonomi yang berpengaruh atas pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia moderen dan global pada saat ini, baik secara perorangan maupun secara berkelompok. Seperti fungsi uang, valuta asing juga memiliki fungsi sebagai alat pembayaran, tukar- menukar, kesatuan hitung, penyimpana n, dan pengukur kekayaan (Hady, 2001:11).

Valuta asing atau foreign exchange atau foreign currency dapat diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kur s resmi pada bank sentral (Hady, 2001:15).

(27)

Rupiah Indonesia diberi kode IDR. Berikut adalah beberapa mata uang di dunia beserta dengan ISO Code-nya (Berlianta, 2006:23):

Tabel 2.1. Beberapa Mata Uang Dunia

Nama Kode Negara Asal

Rupiah IDR Indonesia

Dollar Amerika USD USA

Euro EUR Negara- negara Eropa

Swiss Frank CHF Swiss

Mark Jerman DEM Jerman

Yen JPY Jepang

Poundsterling GBP Inggris

Dollar Australia AUD Australia

Dollar Selandia Baru NZD Selindia Baru

Dollar Singapura SGD Singapura

Ringgit MYR Malaysia

Bath THB Thailand

Peso PHP Philipina

Won KRW Korea

Dollar Hongkong HKD Hongkong

Rupee INR India

(28)

Frank Perancis FRF Perancis

Frank Belgia BEF Belgia

Guilder NLG Belanda

Lira ITL Italia

Peseta ESP Spanyol

Danish Kroner DKK Denmark

Norwegian Kroner NOK Norwegia

Dollar Kanada CAD Kanada

Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai

hard currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya (merupakan mata uang yang dimiliki oleh negara-negara industri maju, seperti Dollar Amerika (USD), Euro (EUR), Yen Jepang (JPY),

(29)

merupakan mata uang dari negara-negara berkembang seperti Rupiah (IDR),

Bhat Thailand (THB), dan sebagainya.).

Berikut ini adalah profil dan karakteristik dari lima mata uang yang paling banyak diperdagangkan di pasar valuta asing, yaitu (Darmawan, 2007:14): a. Dollar Amerika (USD)

US Dollar merupakan mata uang utama di dunia sejak pasca Perang Dunia II, hal ini dikarenakan Amerika Serikat merupakan satu-satunya negara besar yang perekonomiannya tetap stabil karena tidak merasakan dampak Perang Dunia I maupun II secara langsung seperti yang dialami negara-negara Eropa. US Dollar smakin kuat sejak digelarnya konferensi mengenai nilai tukar dunia yang diadakan di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat pada tahun 1944 yang merupakan penanda berlakunya system Fixed Exchange Rate dimana nilai tukar suatu mata uang dipatok nilainya secara tetap dan nilai mata uang tersebut harus di

back up oleh cadangan emas di masing- masing negara. Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an sistem Fixed Exchange Rate tidak digunakan dan digantikan dengan sistem Free Floating, namun US Dollar tetap menunjukkan dominasinya pada perekonomian saat itu sampai dengan saat ini.

b. Japanese Yen (JPY)

(30)

perekonomian paling kuat di Asia. Sebagai negara industri yang tidak memiliki sumber-sumber bahan baku industri di dalam negeri, perekonomian Jepang dan nilai tukar Yen menjadi tergantung pada kepada fluktuasi harga bahan mentah dan minyak bumi di pasar internasional. Nilai tukar Yen juga tergantung pada tingkat ekspor, oleh karena itu nilai tukar Yen selalu dijaga oleh bank central Jepang supaya tidak menguat secara pesat untuk tetap menjaga daya saing produk-produk Jepang di pasar internasional.

c. Great Britain Poundsterling (GBP)

Poundsterling adalah mata uang utama dunia sebelum Perang Dunia sehingga perdagangan internasional pada saat itu banyak menggunakan mata uang ini, namun setelah kehancuran ekonomi Eropa pasca Perang Dunia, peran mata uang utama diambil alih oleh US Dollar. Nilai tukar Pondsterling sangat dipengaruhi oleh harga minyak mentah, sehingga sering disebut sebagai Petro Currency.

d. Euro (EUR)

(31)

Dollar untuk menjadi mata uang internasional dalam transaksi perdagangan internasional.

e. Franc Swiss (CHF)

Franc Swiss merupakan mata uang yang relatif stabil, hal ini dikarenakan dampak dari kenetralan negara tersebut dalam konflik yang melanda dunia. Walaupun pangsa pasarnya lebih kecil dibandingkan mata uang kuat dunia lainnya tetapi Franc Swiss cukup banyak diperdagangkan di pasar valuta asing.

2. Pengertian Bursa Valas (Foreign Exchange Market)

Bursa valas adalah suatu bursa untuk menjual atau membeli valuta asing, dimana harga yang terbentuk dalam pasar valuta asing merupakan hasil pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply).

Bursa atau pasar valuta asing (foreign exchange market) dapat diartikan sebagai tempat atau wadah atau sistem dimana perorangan, perusahaan, dan bank dapat melakukan transaksi keuangan internasional dengan jalan melakukan pembelian atau permintaan (demand) dan penjualan atau penawaran (supply) atas valuta asing (Hady, 2001: 16).

(32)

a. Spot Market

Spot market merupakan pasar dimana transaksi pembelian dan penjualan valuta asing dilakukan berdasarkan nilai tukar yang terjadi pada saat transaksi (spot rate), perjanjian di dalam spot market

penyerahan dilakukan dua hari kemudian (T+2).

Misalkan pada tanggal 22 Desember 2005 seorang pengusaha Indonesia memerlukan valuta asing sebanyak USD10,000 untuk keperluan studi anaknya yang berada di luar negri. Untuk mendapatkan USD10,000 tersebut, pengusaha tersebut menghubungi bank devisa atau money changer dan menanyakan selling spot rate dan kurs jual spot USD pada tanggal tersebut, misalnya Rp6000/USD. Maka pengusaha tersebut harus menyerahkan uang sebanyak

000 . 000 . 60 /

6000 000

,

10 Rp USD Rp

USD × = , dan bank devisa atau

money changer tersebut harus menyerahkan valas sebanyak

USD10,000 selambat- lambatnya pada tanggal 24 Desember 2005. b. Forward Market

Pasar forward merupakan pasar dimana transaksi pembelian dan penjualan valuta asing dilakukan berdasarkan kurs forward. Kurs

(33)

market ini terjadi karena adanya ketidakpastian atau fluktuasi dari kurs valuta asing.

Misalkan suatu perusahaan di Indonesia memerlukan dana untuk pembelian mesin produksi dari Amerika seharga USD15,000 dalam jangka waktu 120 hari atau 4 bulan. Karena fluktuasi kurs yang tidak menentu maka perusahaan tersebut melakukan forward contract

dengan bank dengan kurs forward 120 hari Rp7000/USD (pada saat itu, tanggal 1 Februari 2005 adalah Rp6000/USD). Pada waktu jatuh tempo setelah 4 bulan, maka perusahaan akan mendapat kepastian memperoleh dana sebesar USD15,000 dengan membayar sebesar USD15,000 x Rp7000 = Rp105.000.000.

c. Futures Market

Pasar futures merupakan bentuk khusus dari pasar forward dimana transaksi pembelian dan penjualan valuta asing dilakukan pada suatu bursa resmi. Transaksi yang dilakukan merupakan transaksi yang telah distandarisasi oleh suatu regulasi atau aturan tertentu. Transaksi perdagangan di pasar futures dilakukan secara face to face di trading floor dimana uang yang ditransaksikan disiapkan oleh International Monetary Market (IMM) melalui broker yang berbeda dengan forward contract yang dinegosiasikan melalui telepon.

(34)

atau money changer atau pedagang valuta asing, kurs jual selalu lebih tinggi dari kurs beli atau sebaliknya kurs beli selalu lebih rendah dari kurs jual, kurs jual atau beli suatu mata uang (valuta asing) adalah sama dengan kurs beli atau jual mata uang lawannya (sebagai contoh kurs jual atau beli USD adalah sama dengan kurs beli atau jual Yen). Menurut Hidayat (2005:4) terdapat enam pelaku di pasar valuta asing, yaitu sebagai berikut:

1). Individu

Merupakan individu- individu yang terjun di pasar valuta asing yang termotivasi oleh kebutuhan bisnis atau pribadinya.

2). Institusi

Merupakan institusi yang memanfaatkan pasar valuta asing untuk kebutuhan bisnis.

3). Perbankan

Perbankan disini berperan sebagai penyedia produk atau jasa yang berkaitan dengan valuta asing, seperti tabungan valas, deposito valas, dan transfer valas.

4). Bank Sentral

(35)

kepentingan ekonomi negaranya, atau dengan tujuan untuk menstabilkan posisi nilai tukar mata uang negaranya.

5). Spekulan

Tujuan dari para spekulan bermain di pasaar valuta asing adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan memanfaatkan selisih dari kurs jual dan kurs beli. Biasanya mereka membeli suatu mata uang pada saat harga rendah, lalu menjualnya kembali pada saat mata uang tersebut tinggi.

6). Pialang Pasar Valuta Asing

Pialang pasar valuta asing adalah perantara yang menghubungkan antara pihak yang membutuhkan dan menawarkan valuta asing di pasar valuta asing. Pialang besar valuta asing akan memperoleh fee

atau brokeage.

3. Pengertian Perdagangan Valuta Asing

Transaksi valuta asing adalah pertukaran satu mata uang dengan mata uang lainnya dengan kurs yang berlaku. Kurs disini menunjukan harga suatu mata uang jika ditukarkan dengan mata uang lainnya. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam membaca kurs (Hidayat, 2005:10), yaitu mata uang yang ditulis pertama merupakan mata uang dasar (base currency) dan nilai

(36)

base currency terhadap mata uang Yen Jepang USD/JPY 120.01 yang berarti satu USD setara dengan 120.01 JPY.

Dalam transaksi valuta asing, harga beli dan harga jual dari suatu valuta asing dinyatakan dalam kuotasi bid/ ask atau bid/ offer. Bid disini merupakan tingkat harga dimana pedagang valuta asing bersedia untuk membeli (tingkat harga dimana kita dapat menjual base currency), sedangkan ask atau offer

merupakan tingkat harga dimana para pedagang valuta asing bersedia untuk menjual (tingkat harga dimana kita dapat membeli base currency). Kuotasi kurs bid/ ask bersifat resiprokal, yang berarti diikuti dengan penjualan valuta asing yang lain.

Setelah melakukan transaksi menjual dan membeli valuta asing, terdapat selisih antara kurs bid dan ask dimana bid selalu lebih rendah dari ask. Selisih antara bid dan ask tersebut disebut dengan spread yang merupakan tingkat keuntungan dengan menjual valuta asing dengan harga yang lebih tinggi saat membeli. Besarnya spread antara bid dan ask dapat ditunjukan dengan satuan

pip atau point. Untuk USD/JPY, 1 pip adalah dua angka desimal dibelakang koma (0,01). Sebagai contoh dengan kurs USD/JPY 122.92/95, maka

(37)

B. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) dan Analisis Teknikal

(Technical Analysis).

1. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis)

Analisis fundamental (fundamental analysis) merupakan suatu studi yang berkaitan dengan faktor- faktor yang mempengaruhi perekonomian suatu negara. Melalui metoda ini dapat dilakukan prediksi terhadap pergerakan harga dan kecenderungan pasar dengan menganalisa indikator-indikator ekonomi, kebijakan pemerintah, dan faktor- faktor lain yang berpengaruh terhadap fundamental perekonomian.

Beberapa indikator yang digunakan untuk melihat fundamental suatu negara, antara lain:

a. Gross National Product (GNP)

Gross national product atau pendapatan nasional bruto merupakan jumlah total barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang berdomisili di dalam negeri maupun luar negeri.

b. Gross Domestic Product (GDP)

(38)

c. Inflasi

Inflasi merupakan peningkatan tingkat harga secara umum dalam suatu perekonomian. Kenaikan inflasi yang melebihi tingkat inflasi negara lain akan dapat menurunkan nilai tukar negara terseut. Inflasi dapat diakibatkan karena adanya kelebihan permintaan (demand-pull inflation) atau karena adanya peningkatan biaya faktor input atau cost-push inflation

(Hidayat, 2005:22).

d. Balance of Payment (BOP)

Balance of payment atau neraca pembayaran internasional adalah catatan semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk suatu negara dengan penduduk luar negri untuk suatu periode.

Bagi para trader, posisi yang biasanya dilihat adalah posisi saldo perubahan cadangan devisa (change of forex reserve) yang mencerminkan posisi saldo valuta asing yang dimiliki suatu negara. Tanda positif menunjukan BOP surplus yang akan menimbulkan efek positif berupa relatif stabilnya nilai tukar negara tersebut, dan tanda negatif menunjukan BOP defisit yang dapat menimbulkan efek negatif.

e. Interest Rate

(39)

2. Analisis Teknikal (Technical Analysis)

Menurut Hidayat (2005:29), analisis teknikal merupakan suatu studi dan “seni” yang dipakai untuk mengindera kecenderungan harga yang akan datang menggunakan chart maupun perhitungan matematis.

Terdapat dua jenis alat yang dapat dipakai dalam analisis teknikal, yaitu:

a. Charting

Jika dikaitkan dengan harga yang terbentuk di pasar, chart dapat diartikan sebagai gambaran akibat dari para pelaku pasar dalam melakukan aktivitas jual-beli yang digambarkan dalam bentuk grafik. Beberapa tipe chart yang banyak digunakan, antara lain:

1) Bar Chart

Bar chart adalah chart atau grafik berbentuk balok tegak lurus yang menggambarkan harga tertinggi (the highest price) dan harga terendah (the lowest price). Diantara harga tertinggi dan harga terendah tersebut, terdapat harga pembukaan (opening price) yang terletak di sisi kiri dan harga penutupan (closing price) yang terletak di sisi kanan (lihat lampiran i).

2) Candlestick Chart

(40)

3) Point and Figure Chart

Point and figure chart terbentuk dari kombinasi “X” dan “O” yang menggambarkan kenaikan (increase) dan penurunan (decline) harga. “X” menunjukan pebelian (kenaikan harga) karena demand melebihi

supply, dan “O” menunjukan adanya penjualan (penurunan harga) karena supply melebihi demand (lihat lampiran iii).

b. Quantitative Model

Quantitative model merupakan analisis teknikal yang menggunakan hasil dari model dan persamaan matematis untuk kemudian dituangkan dalam bentuk grafik, yang kemudian grafik tersebut digunakan sebagai indikator teknikal untuk memprediksi harga dan pasar. Model- model kuantitatif yang banyak dipakai oleh para analis teknikal, antara lain:

1). Moving Average (MA)

(41)

Pedoman yang digunakan dalam jual-beli dengan menggunakan

moving average, adalah:

a) Isyarat beli ditandai apabila kurva MA jangka pendek dan jangka menengah memotong dari bawah sampai ke atas kurva MA jangka panjang.

b) Isyarat jual ditandai bila kur va MA jangka pendek dan jangka menengah memotong dari atas sampai ke bawah kurva MA jangka panjang.

2) Relative Strength Index (RSI)

Relative strength index adalah sebuah oscillator (aliran) yang mengukur kekuatan valuta asing dengan cara memonitor (memantau) perubahan-perubahan yang terjadi pada harga penutupan. RSI mempunyai jarak antara 0 sampai dengan 100. Suatu valuta asing dikatakan overbought (O/B) jika berada pada level sekitar 70 dan menandakan saatnya untuk menjual, sedangkan jika RSI berada pada level 30, valuta asing dikatakan oversold (O/S) dan menandakan saatnya untuk membeli (lihat lampiran v).

Pedoman jual-beli dalam menggunakan Relative Strength Index, yaitu:

(42)

b) Isyarat jual ditandai saat RSI kembali merosot ke bawah level 70 (ambang atas).

3) Stochastics

Stochastics oscillator didasarkan pada teori bahwa harga cenderung ditutup mendekati batas atau rentang perdagangan selama kencenderunga n meningkat. Stochastic oscillator berjalan dikisaran level 0 sampai dengan 100, dimana tingkat 20 adalah oversold dan tingkat 80 adalah overbought.Oscillator ini bergerak dengan 2 garis, yaitu garis %K yang biasanya ditampilkan dengan garis utuh dan garis %D yang biasanya ditampilkan dengan garis putus-putus (lihat lampiran iv).

Cara bertransaksi dengan menggunakan stochastic, yaitu:

a) Beli ketika oscillator, garis %K atau %D, turun di bawah tingkat tertentu (missal 20) dan kemudian naik ke atas tingkat tersebut. Jual ketika oscillator naik ke atas tingkat tertentu (misalnya 80) dan kemudian turun di tingkat tersebut.

(43)

C. Analisis Trend

Suatu deret berkala (time series) merupakan serangkaian pengamatan atau observasi yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu, biasanya dengan interva l-interval yang sama (R. Spiegel, 1994:301). Grafik dari deret berkala dapat digambarkan sebagai titik yang bergerak menurut berlalunya waktu, dan dalam banyak hal dapat diibaratkan seagai suatu partikel fisik yang bergerak karena pengaruh kekuatan-kekuatan fisik. Akan tetapi sebagai ganti dari kekuatan fisik tersebut mungkin disebabkan oleh suatu kombinasi kekuatan-kekuatan ekonomi, sosiologi, psikologi, dan kekuatan-kekuatan lainnya.

Gerakan- gerakan khas dari deret berkala dapat digolongkan ke dalam empat kelompok utama, yang sering disebut komponen-komponen deret berkala, yaitu (R. Spiegel, 1994:302):

1. Gerakan jangka panjang atau sekuler yang merujuk kepada arah umum dari grafik deret berkala yang meliputi jangka yang panjang.

2. Gerakan siklis (cyclical movements) atau variasi siklis yang merujuk kepada gerakan naik-turun dalam jangka panjang dari suatu garis atau kurva trend. 3. Gerakan musim (seasonal movements) atau variasi musim merujuk kepada

pola-pola yang identik atau hampir identik, yang cenderung diikuti suatu deret berkala selama bulan-bulan yang bersangkutan dari tahun ke tahun.

(44)

peristiwa-peristiwa kebetulan seperti banjir, pemogokan, pemilihan umum, dan sebagainya.

Trend merupakan gerakan jangka panjang, lamban dan berkecenderungan menuju ke satu arah, arah menaik atau menurun. Dengan kata lain trend merupakan rata-rata perubahan dalam jangka panjang (Subagyo dan Djarwanto, dalam Irniyusnita, 2006:10). Trend secara mendasar merupakan petunjuk dari pergerakan harga suatu sekuritas. Trend harga dapat dikatakan naik (Uptrend) jika arah pergerakan harga telah melewati batas tertinggi pada waktu sebelumnya, atau telah bergerak naik melewati batas terendah dari harga pada waktu sebelumnya, dimana jika pasar menunjukkan dalam kondisi uptrend sebaiknya investor melakukan posisi beli karena keuntungan yang akan didapatkan relatif lebih besar. Sedangkan trend dikatakan menurun (Downtrend) jika pergerakan harga telah bergerak turun melewati harga tertinggi sebelumnya atau bergerak turun melewati harga terendah sebelumnya, jika pasar dalam kondisi downtrend

sebaiknya investor melakukan posisi jual atau tidak mengambil posisi beli sehingga dapat terhindar dari kerugian. Jika pergerakan harga tidak menunjukan serangkaian pergerakan searah, baik itu turun atau naik, maka bisa dikatakan bahwa pergerakan harga tidak menunjukan trend (Hendarto, 2005:63).

(45)

1. Trend dapat berfungsi sebagai semacam “alarm” atas pergerakan harga sehingga kita dapat melakukan tindakan dini untuk menyikapi perubahan harga yang terjadi.

2. Trend dapat memberikan informasi atas analisis teknikal yang digunakan untuk melakukan indikasi dan konfirmasi akhir atas perubahan pergerakan harga.

3. Trend dapat berfungsi sebagai alat prediksi dari pergerakan harga yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Moving average merupakan seperangkat analisis teknikal yang memberikan nilai rata-rata atas perubahan harga sekuritas sehingga dapat memberikan informasi yang lebih mudah ditangkap untuk analisis dan mengantisipasi trend (Hendarto, 2005:91). Moving average dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu

Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA). Simple moving average (SMA) dihitung dengan cara mengambil nilai rata-rata dari harga suatu sekuritas pada rentang waktu tertentu. SMA baik digunakan ketika harga bergerak di dalam trend, ketika harga tidak bergerak di dalam trend maka indikator SMA dapat memberikan signal yang salah untuk kebutuhan forecast

(46)

sekuritas. Berdasarkan rentang waktu yang digunakan, kurva Moving average

dikelompokan menjadi 3 macam yaitu kurva jangka pendek (Short Term), kurva jangka mene ngah (Mid Term), dan Kurva jangka panjang (Long Term).

(47)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang akan digunakan adalah statistik deskriptif yaitu statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel/ populasi sebagaimana adanya.

B. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah daftar harga kurs uang kertas asing mata uang USD yang dikeluarkan oleh Bank Indone sia melalui Websitenya: www.bi.go.id

2. Objek Penelitian

(48)

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data harga kurs mata uang Rupiah Indonesia terhadap Dollar amerika (USD/IDR). Adapun data yang dicari adalah daftar nilai harga penutupan kurs beli USD/IDR selama tahun 2006.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari subjek penelitian yang telah menjadi suatu informasi. Dalam penelitian ini data diperoleh dari dokumentasi Bank Indonesia yang diambil melalui

browsing internet www.bi.go.id

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

(49)

F. Teknik Analisis Data

Langkah- langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah mengenai apakah metode trend dapat digunakan untuk membantu para traders

dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual valuta asing adalah dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan data-data yang digunakan dalam penelitian untuk pengambilan keputusan tepat atau tidak dalam perdagangan valuta asing. a. Membuat tabulasi data kurs harga beli dan jual mata uang Dollar terhadap

Rupiah (USD/IDR) selama tahun 2006.

b. Membuat grafik kurs pergerakan harga mata uang USD/IDR pada tahun 2006.

2. Analisis trend terhadap pergerakan kurs USD/IDR pada tahun 2006.

a. Mengambarkan garis trend yang terjadi terhadap kurva pergerakan kurs USD/IDR pada tahun 2006.

b. Mengidentifikasi dan membaca trend yang terjadi terhadap pergerakan harga kurs USD/IDR pada tahun 2006. Uptrend (bullish market) ditandai dengan trend kurs pergerakan harga bergerak naik yang memberikan sinyal kepada para traders untuk bersiap-siap melakukan open position

(50)

bersiap-siap untuk mengambil posisi dengan jual terlebih dahulu (short selling) dan kemudian menutup posisi dengan posisi beli (buy).

3. Membuat indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average yang berfungsi sebagai pemberi petunjuk atas sinyal buy dan sell

yang tepat untuk diambil. Analisis menggunakan analisis deret berkala dengan metode rata-rata bergerak (Moving Average) dengan tipe Exponential Moving Average (EMA).

Rumus Yang digunakan:

Perhitungan EMA pada hari pertama: )) 1

( (

)

(P ESF MA 1 ESF

EMAs = s× + s × −

) 1 ( 2 + = n ESF

Perhitungan EMA pada hari kedua dan seterusnya: ))

(

( 1

1 −

− + × −

= s s s

s EMA ESF P EMA

EMA

Dimana:

s

EMA = EMA sekarang atau saat ini

s

P = Harga kurs sekarang atau saat ini

ESF = Exponential Moving Average

1

s

MA = Moving Average sebelumnya

n = Jumlah hari yang diperhitungkan dalam MA

1

s

(51)

Contoh perhitungan Exponential Moving Average kurs mata uang Yen Jepang terhadap Dollar Amerika selama tahun 2006, yang dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember.

Tabel 3.1. Contoh Perhitungan Exponential Moving Average

EMA Period (n)=5 ESF=0,3333 Bulan (1) Kurs USD/JPY (2) Previous Period’s EMA (EMAs1)

5-Day EMA

)

(EMAs

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 107.96 109.45 108.55 109.21 110.02 113.14 110.05 115.25 119.03 119.89 121.16 122.92 109.04 110.39 110.28 111.92 114.27 116.12 117.78 109.04 110.39 110.28 111.92 114.27 116.12 117.78 119.48 Maka:

Menentukan nilai moving average (MA) Nilai MA untuk tahun 2006 adalah:

04 . 109 5 02 . 110 21 . 109 55 . 108 45 . 109 96 . 107 = + + + + = MA

Menentukan besar nilai ESF Diketahui: n=5

Maka: 0,33

(52)

Menentukan nilai EMA hari pertama

Diketahui : PS=113.14; ESF=0,33; MAs1 =109.04 Maka : EMAs =(Ps×ESF)+(MAS1×(1−ESF))

)) 33 , 0 1 ( 04 . 109 ( ) 33 , 0 14 . 113 ( × + × − = s EMA 39 . 110 = s EMA

Menentukan nilai EMA pada hari kedua dan seterusnya Diketahui : PS =110.05;EMAs1 =110.39;ESF =0,33 Maka : EMAs =EMAs−1 +(ESF×(PSEMAs−1))

)) 39 . 110 05 . 110 ( 33 , 0 ( 39 .

110 + × −

= s EMA 28 . 110 = s EMA

Penelitian ini menggunakan Triple Cross-over Exponential Moving Average

(53)

a. Sinyal beli ditandai dengan adanya perpotongan kurva Moving Average (MA) yang me miliki periode waktu yang lebih pendek memotong dari bawah sampai ke atas kurva MA yang memiliki periode waktu yang lebih panjang.

b. Sinyal jual ditandai dengan adanya perpotongan antara kurva MA yang memiliki periode waktu yang lebih pendek memotong dari atas sampai ke bawah kurva MA yang lebih panjang.

Penggunaan tiga kurva Moving Average (Triple Cross-over Exponential Moving Average) memberikan informasi tambahan untuk mengkonfirmasi apakah suatu trend benar-benar naik atau turun.

Langkah- langkah yang dilakukan:

a. Membuat indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving

Average dengan menggunakan rumus-rumus diatas dan dengan

menggunakan data kurs harga penutupan kurs beli USD/IDR pada tahun 2006. Perhitungan-perhitungan diatas dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan periode yang digunakan sebagai indikator.

1) Membuat perhitungan indikator perdagangan 4-Day Exponential Moving Average.

2) Membuat perhitungan indikator perdagangan 9-day Expoential Moving Average.

(54)

Perhitungan indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average (4-Day EMA, 9-Day EMA, dan 18-Day EMA) dibantu dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2003.

b. Membuat tabulasi data hasil perhitungan Triple Cross-over Exponential Moving Average (4-Day EMA, 9-Day EMA, dan 19-Day EMA).

c. Membuat grafik pergerakan harga kurs USD/IDR tahun 2006 beserta dengan indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average untuk tahun 2006.

d. Membuat grafik pergerakan kurs USD/IDR tahun 2006 beserta dengan titik-titik sinyal buy dan sell yang dibantu pengambilan keputusannya berdasarkan pada indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average.

e. Melakukan evaluasi terhadap tepat atau tidaknya dalam pengambilan keputusan perdagangan valuta asing (keputusan untuk membeli dan menjual). Tepat atau tidak- nya keputusan yang diambil tersebut dapat dilihat pada pergerakan harga yang terjadi pada hari berikutnya, yaitu: 1) Keputusan yang diambil dianggap tepat apabila keputusan membeli

(55)

Begitu juga sebaliknya pada keputusan menjual valuta asing pada harga tinggi, keputusan dianggap tepat apabila setelah pengambilan keputusan harga menunjukkan penurunan (sesuai dengan hukum ekonomi, yaitu apabila penawaran meningkat maka harga-harga akan turun) sehingga trend akan menunjukkan pembalikan dari Uptrend

menjadi Downtrend.

2) Keputusan dianggap tidak tepat apabila trend memberikan informasi yang salah atau tidak tepat. Sebagai contoh apabila pada saat membeli atau menjual trend seharusnya menunjukkan pembalikan arah tetapi trend menunjukkan harga yang semakin tinggi atau rendah.

Pengidentifikasian sudah tepat atau belum keputusan yang diambil dalam perdagangan (membeli dan menjual) valuta asing dapat dilihat melalui

spread atau tingkat keuntungan (selisih) yang diperoleh dari membeli dan menjual valuta asing.

1) Keputusan dianggap tepat apabila spread yang diperoleh memiliki

(56)

2) Keputusan dianggap tidak tepat apabila spread yang diperoleh memiliki selisih negatif yang ditandai dengan nilai kurs USD/IDR pada saat membeli lebih besar dari nilai kurs USD/IDR pada saat menjual. Dengan adanya selisih yang negatif ini menunjukkan adanya kerugian dari perdagangan valas, sehingga dengan adanya kerugian tersebut menandakan bahwa keputusan yang telah diambil tidak tepat. 4. Peramalan (Forecasting)

Peramalan terhadap pergerakan harga di masa yang akan datang dilakukan dengan menggunakan data masa lalu, yaitu dengan menggunakan kurva pergerakan harga diakhir tahun sebelumnya (akhir tahun 2006). Pada penelitian ini akan dilakukan peramalan terhadap pergerakan kurs USD/IDR untuk bulan Januari, Ferbruari, dan Maret 2007.

a. Menampilkan dan menjelaskan kurva pergerakan harga pada tahun 2006 beserta dengan analisis trend dan indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average.

b. Peramalan di tiap-tiap bulan (Januari, Februari, dan Maret 2007)

1) Melakukan analisis trend terhadap pergerakan harga kurs USD/IDR pada akhir bulan berjalan sebagai pemberi informasi untuk bersiap-siap mengambil posisi perdagangan pada bulan berjalan.

(57)

3) Membuat grafik kurva pergerakan harga kurs USD/IDR sampai dengan bulan berjalan beserta dengan indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average.

4) Menentukan pengambilan keputusan atas perdagangan pada bulan berjalan, berdasarkan pada kurva pergerakan harga dan indikator perdagangan Triple Cross-over Exponential Moving Average.

(58)

40

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Bursa Valuta Asing (Foreign Exchange Market)

1. Perkembangan Perdagangan Valuta Asing

Perdagangan dunia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari perdagangan valuta asing. Setiap negara mempunyai kebutuhan akan uang asing sebagai alat untuk bertransaksi pada perdagangan internasional antar negara, antara lain untuk kegiatan ekspor-impor dan untuk pembayaran hutang luar negeri. Dengan adanya perdagangan tersebut menimbulkan terjadinya penawaran dan permintaan pada suatu mata ua ng tertentu.

Perdagangan valuta asing pada dasarnya sudah ada sejak jaman dahulu, bahkan lebih dahulu sebelum adanya pasar uang lainnya seperti bursa saham, bursa berjangka, opsi dan obligasi. Dahulu jika terdapat dua negara melakukan perdagangan pembayaran dilakukan dengan menggunakan emas

(Gold System), namun karena dinilai tidak efektif maka gold system tersebut diganti dengan menggunakan mata uang. Di setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda maka muncullah sistem pertukaran mata uang untuk memudahkan transaksi, hal inilah yang menjadi cikal bakal perdagangan valuta asing.

(59)

internasional. Perubahan terjadi ketika sebagaian besar negara di dunia mengubah sistem nilai tukarnya yang semula adalah sistem nilai tukar tetap

(Fixed Rate) menjadi sistem nilai tukar yang lebih fleksibel (Free Floating Rate), yang berakibat pada berfluktuasinya nilai tukar suatu mata uang sua tu negara apabila dibandingkan dengan mata uang negara lain.

Sistem free floating berarti bahwa nilai tukar suatu mata uang bergerak bebas naik-turun atau berfluktuasi mengikuti pergerakan pasar yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor ekonomi dan faktor politik atau yang sering disebut sebagai faktor fundamental, dan juga ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar.

Perdagangan valuta asing berlangsung 24 jam terus- menerus, berputar dari satu wilayah ke wilayah lainnya di dunia. Perdagangan valuta asing dimulai dari hari senin jam 5 WIB (Waktu Indonesia bagian Barat) sampai dengan sabtu 4.30 WIB. Pasar Asia berlangsung antara jam 6.55 sampai dengan 15.00 WIB, pasar Eropa pada jam 13.00-24.00 WIB, dan pasar Amerika pada jam 20.30-04.30 WIB.

(60)

perusahaan-perusahaan atau korporasi multinasional yang beroperasi di berbagai negara yang berusaha memperluas jaringan usahanya dan untuk mendapatkan bahan baku industri dari seluruh penjuru dunia. Adanya motivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari pergerakan nilai tukar dilakukan oleh para investor untuk keperluan mencari keuntungan dan bukan karena kebutuhan akan valuta asing. Sedangkan dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memudahkan seseorang untuk mendapatkan informasi pasar yang beriringan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga menarik untuk para investor atau calon investor untuk ikut bermain di pasar valuta asing.

Pada akhir tahun 1970-an, nilai transaksi valuta asing tercatat mencapai volume terbesar USD5 milyar per harinya yang dikuti dengan peningkatan dari tahun-tahun berikutnya sehingga mencapai USD600 milyar pada tahun 1987 dan USD1 trilyun pada bulan September 1992. Dengan meningkatnya volume perdagangan valuta asing dari tahun-tahun berikutnya menunjukkan bahwa pasar valuta asing merupakan pasar komoditas yang paling likuid atau yang paling banyak mencatat volume transaksi.

2. Dasar Hukum Perdagangan Valuta Asing di Indonesia

(61)

Gambar 4.1. Hubungan antara Para Pelaku Perdagangan Berjangka (Widoatmodjo, Sawidji., Lie Ricky Ferlianto, & Joni Rizal. 2007: 52).

Di dalam UU No. 32 Tahun 1997 Pemerintah Indonesia menetapkan badan pengawas perdagangan berjangka merupakan unit kerja yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan yang bernama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka komoditi (Bappebti). Bappebti memiliki kewenangan untuk menjamin terwujudnya integritas pasar, integritas keuangan dan perlindungan bagi investor nasabah.

Bursa berjangka adalah suatu organisasi berdasarkan keanggotaan dan berfungsi menyediakan fasilitas bagi terselenggaranya serta terawasinya kegiatan perdagangan kontrak berjangka agar sesuai dengan undang- undang

Bappebti

BBJ

KBI Pialang

Berjangka

Pialang Berjangka

Investor Beli Investor Jual

Pengawasan

(62)

dan peraturan-peraturan perdagangan berjangka yang berlaku. Bursa berjangka harus berbadan hukum perseroan terbatas (PT) dengan pemegang saham para perusahaan pialang berjangka. Meskipun berbadan hukum PT, bursa berjangka berbeda dengan PT pada umumnya karena membawa misi khusus, yaitu mengelola perdagangan berjangka yang mengutamakan pelayanan terbaik dan memberikan kemudahan anggotanya dalam melakukan transaksi. Di Indonesia badan usaha pertama yang menjadi penyelenggara kegiatan perdagangan berjangka adalah BBJ atau Jakarta Futures Exchange (JFX).

Lembaga kliring berjangka atau biasa disebut dengan lembaga kliring merupakan lembaga pelengkap dari bursa berjangka yang harus ada dalam sistem perdagangan berjangka. Lembaga kliring berfungsi menyelesaikan dan menjamin kinerja semua transaksi yang dilakukan di bursa berjangka dan telah didaftarkan. Lembaga kliring akan bertindak sebagai penjual terhadap investor yang memiliki posisi beli yang masih terbuka, dan bertindak sebagai pembeli terhadap investor yang memiliki posisi jual yang masih terbuka. Lembaga kliring pertama di Indonesia yang sekarang menjalankan tugasnya sebagai pendamping BBJ adalah PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

(63)

atau amanat dari pihak investor. Pialang berjangka adalah satu-satunya badan usaha yang boleh menerima amanat dari nasabah dan meneruskannya untuk ditransaksikan di bursa. Supaya legal, pialang berjangka harus berbadan hukum perseroan terbatas (PT), harus menjadi anggota bursa, dan mendapatkan izin usaha dari Bappebti sebelum beroperasi.

Terdapat dua lapis peraturan di dalam perdagangan berjangka. Lapis pertama dilakukan oleh Bursa Berjangka (Bursa Berjangka Jakarta/ BBJ) dan Lembaga Kliring berjangka (Kliring berjangka Indonesia/ KBI) melalui self regulation. Lapis kedua dilakukan oleh Badan Pengawas Perdagangan berjangka Komoditi (Bappebti) yang merupakan perwakilan dari pemerintah (Departemen Perdagangan).

Perdagangan valuta asing diatur dalam UU No. 32 tahun 1997, khususnya pada bab VII. Undang-undang ini mencakup ketentuan mengenai hal- hal yang bersifat umum, kelembagaan, perizinan, mekanisme perdaangan, pembukuan atau pelaporan, dan penerapan hukum.

(64)

dimana margin tersebut dapat berupa uang atau surat berharga tertentu. Untuk memperjelas dan mempertegas UU No. 23 Tahun 1997, pada tanggal 28 November 2002 BBJ mengeluarkan Surat Keputusan No. 037/DIR BBJ/11/02 yang mengatur mengenai perdagangan valas dengan sistem margin dimana inti dari SK tersebut adalah, untuk setiap produk perdagangan valas dengan sistem margin baik yang melalui bursa ataupun bersifat tidak melalui bursa (OTC/ Over The Counter) harus didaftarkan di BBJ, dan semua margin harus masuk terlebih dahulu ke KBI dalam bentuk rekening terpisah (dana milik nasabah wajib disimpan dalam rekening terpisah dari rekening pialang berjangka). Bila terdapat produk perdagangan valas yang dimana margin- nya tidak masuk dalam KBI dalam rekening terpisah, maka dapat dikatakan bahwa produk perdagangan valas tersebut ilegal dan perusahaan pialangnya menjadi perusahaan pialang yang ilegal.

(65)

B. Rupiah

Identitas suatu negara dapat dilihat dari mata uang yang digunakan dalam negara tersebut. Rupiah yang merupakan mata uang yang berlaku di Indonesia merupakan identitas negara kita. Rupiah yang merupakan mata uang di Indonesia memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai alat untuk mempermudah pertukaran

(Mean of Exchange), sebagai satuan hitung (Unit of Account), sebagai alat untuk menyimpan kekayaan (Store of Wealth), sebagai alat pembayaran (Mean of Payment), sebagai alat ukur untuk pembayaran yang tertunda (Standard of Deffered Payment), dan sebagai pendorong kegiatan ekonomi. Oeang Republik Indonesia (ORI) merupakan mata uang identitas negara kita yang pertama kali diberlakukan, yaitu sejak 23 Oktober 1946 untuk menggantikan Rupiah Jepang yang berlaku sebagai mata uang pada awal kemerdekaan RI.

Dari tahun ke tahun dimulai pada masa awal kemerdekaan republik Indonesia, Rupiah mengalami devaluasi terus menerus sebagai dampak dari adanya resesi dunia yang diakibatkan merosotnya harga minyak dunia. Oleh karena itu pemerintah kita tidak lagi mengandalkan dan menggantungkan perekonomian Indonesia pada ekspor migas, tetapi lebih mengandalkan pada penerimaan non-migas dan pajak.

(66)

menganut sistem Runing by Figure tetapi sudah mengarah kepada Runing by

sistem mekanisme pasar, dimana otoritas moneter tidak dapat menentukan kurs yang paling menguntungkan untuk memproteksi perekonomian nasional dengan mematok kurs tukar yang paling menguntungkan. Dengan mengikuti mekanisme pergerakan pasar Rupiah mengalami pendewasaan dan para pelaku usaha nasional juga semakin mandiri dalam menghadapi ekonomi yang semakin mengglobal.

1. Rupiah dan Masa Awal kemerdekaan

Pada masa awal kemerdekaan terjadi pergantian beberapa mata uang. Pada tanggal 6 Maret 1946 uang NICA digantikan dengan uang Jepang dimana nilai Rp1 Jepang sama dengan 3 Sen uang NICA. Pada tanggal 23 Oktober 1946 mulai diberlakukannya Oeang Republik Indonesia (ORI) yang sudah mulai berlaku hampir diseluruh wilayah Indonesia. Nilai 1 ORI sama dengan Rp100 uang Jepang berlaku untuk di luar Jawa dan Madura, sedangkan nilai Rp1 ORI sama dengan Rp50 uang Jepang berlaku untuk di Jawa dan Madura.

2. Rupiah dan Masa Orde Lama

(67)

Terdapat tiga penyebab mengapa kebijakan sanering dan obligasi harus ditempuh, yaitu dikarenakan pada awal kemerdekaan jumlah devisa Indonesia masih sangat minim dan kegiatan ekspor- import belum berjalan sebagaimana mestinya, adanya kebijakan pengendalian devisa pada tanggal 11 Maret 1950 oleh pemerintah melalui lembaga alat-alat pembayaran luar negeri (LAAPLN), dan karena faktor ketidakharmonisan hubungan Indonesia dengan negara-negara blok barat, yang ditandai dengan keluarnya Indone sia dari keanggotaan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).

Pada tanggal 19 Maret 1950 terjadi kebijakan sanering yang pertama (yang lebih dikenal dengan gunting Syarirudin), yang ditujukkan untuk menutup defisit anggaran belanja negara. Pada saat inilah terjadi pengguntingan semua uang kertas JavascheBank dan uang NICA pecahan Rp5 sampai dengan keatas yang digunting menjadi dua bagian. Bagian kiri berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula (berlaku sampai dengan tanggal 9 Agustus 1950, pukul 18.00). Sedangkan bagian kanan dan sejumlah simpanan di bank, ditukarkan dengan obligasi negara Obligasi Pinjaman Darurat 1950, yang akan dibayarkan 40 tahun kemudian dengan bunga sebesar 3 persen.

(68)

penurunan mata uang Rupiah (uang pecahan Rp1000 turun menjadi Rp100, Rp500 menjadi Rp50, dan 1USD=Rp11,4 menjadi 1USD=Rp45).

Pada tanggal 13 Desember 1965 terjadi sanering ketiga yang bertujuan untuk mengatasi makin tingginya inflasi, dimana uang pecahan Rp1000 turun nilainya menjadi Rp1.

3. Rupiah dan Masa Orde Baru

Memasuki orde baru pemerintah mulai mengadakan pembenahan-pembenahan disegala bidang, termasuk di bidang ekonomi dan moneter. Salah satu bukti pembenahan di bidang ekonomi dan moneter yaitu dengan dikeluarkannya undang- undang yang berkaitan dengan ekonomi dan moneter, yaitu salah satunya adalah undang-undang pokok Bank Indonesia tahun 1953 yang digantikan dengan undang-undang Bank Sentral no.13 tahun 1968 mengenai sistem moneter Indonesia yang diatur oleh Bank Indonesia yang dinamakan dengan dewan moneter. Pada undang-undang no.13 tahun 1968 ini menetapkan Bank Indonesia sebagai bank sentral mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Memiliki hak tunggal mengeluarkan dan mengedarkan uang kertas dan uang logam.

b. Membantu pemerintah dalam penjualan obligasi-obligasi pemerintah dan memberikan pinjaman jangka pendek kepada pemerintah.

(69)

Berkaitan dengan tugas bank sentral sebagai penyusun anggaran, bank sentral mengambil sikap untuk secara tegas dalam menetapkan sistem kurs mata uang dengan pertimbangan agar perekonomian dapat lebih stabil dan tidak mudah tergoncang karena adanya fluktuasi dari nilai tukar mata uang. Berikut ini adalah perkembangan dan sistem kurs Rupiah yang dipakai pada masa orde baru, yaitu:

a. Sampai dengan 22 Agustus 1971 nilai mata uang Rupiah dikaitkan dengan Dollar Amerika (USD), dimana nilai 1US D=Rp378. Sistem moneter yang dianut adalah Fixed Rate Crawling Peg, dimana bank sentral mengaitkan nilai tukar mata uang dengan nilai mata uang negara tertentu.

b. 23 Agustus 1971 Devaluasi I, dimana Rupiah di devaluasi 10%, 1USD=Rp378 menjadi 1USD=Rp415. Sistem moneter yang dianut adalah

Fixed Rate Crawling Peg.

c. 15 November 1978 Devaluasi II, yang lebih dikenal sebagai Knop 78. Rupiah di devaluasi sebasar 50%, 1 USD=Rp415 menjadi 1USD=Rp625. Sistem moneter yang dianut adalah Fixed Rate Managed Floating Rate

Gambar

Tabel
Gambar 4.1. Hubungan antara Para Pelaku Perdagangan Berjangka
Tabel 2.1. Beberapa Mata Uang Dunia
grafik deret berkala yang meliputi jangka yang panjang.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kata Ummi diambil dari bahasa Arab bermakna ibuku, metode ini ada karena untuk menghormati dan mengingat jasa ibu yang telah mengajarkan bahasa pada kita, maka pendekatan

Selain itu, dari hasil interpretasi data kadar SGOT antar kelompok perlakuan kombucha (0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml) diketahui dengan semakin meningkatnya pemberian dosis

The constructed program can generate the ILP model of any given MSA problem but can only solve an MSA problem of a small number of short DNA sequences.. The result of the program

Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Penambahan Polyethylene Fiber Dan Serat Sisal Dengan Konsentrasi 1,6% Berat Terhadap Kekuatan Fleksural Dan Impak

Pertemuan ketiga di siklus pertama diakhiri dengan pemberian Ulangan Harian (UH) pertama yang diselesaikan secara individu. Aktifitas belajar siswa selama siklus I dapat dilihat

melihat kaumnya diinjak-injak. Ia akan berjuang untuk itu. Saya tidak bisa berbuat lain, kecuali menolak, Bapa. Saya tidak mau meminjamkan uang untuk menjadikan seorang

Dari seluruh uji coba baik uji coba terhadap data testing yang memiliki ukuran sesuai dengan data template atau data yang memilliki ukuran tidak sama dengan data template

Kaolin merupakan salah satu mineral tanah liat (lempung) yang mengandung beberapa lapis alumunium silikat. Kaolin adalah sejenis tanah liat yang bersifat lunak,