• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INVESTASI, PROMOSI, JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA, JUMLAH PENGINAPAN DENGAN PDRB SEKTOR PARIWISATA DI DIY TAHUN 1997-2006 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN INVESTASI, PROMOSI, JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA, JUMLAH PENGINAPAN DENGAN PDRB SEKTOR PARIWISATA DI DIY TAHUN 1997-2006 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN INVESTASI, PROMOSI, JUMLAH BIRO

PERJALANAN WISATA, JUMLAH PENGINAPAN DENGAN

PDRB SEKTOR PARIWISATA DI DIY TAHUN 1997-2006

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh:

Ulfa Ruri Wijayatri

021324033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

HUBUNGAN INVESTASI, PROMOSI, JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA, JUMLAH PENGINAPAN DENGAN PDRB SEKTOR

PARIWISATA DI DIY TAHUN 1997-2006

Ulfa Ruri Wijayatri

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara investasi, promosi, jumlah biro perjalanan wisata, dan jumlah penginapan dengan PDRB Sektor pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yaitu dengan mencari data-data sekunder yang berasal dari berbagai sumber yang dapat dipercaya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan korelasi product moment .

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa:

1. Tidak ada hubungan antara investasi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara promosi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara jumlah biro perjalanan wisata dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara jumlah penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

(8)

ABSTRACT

THE CORRELATION OF INVESTMENT, PROMOTION, NUMBER OF TRAVEL AGENCIES, AND NUMBER OF ACCOMODATION WITH GROSS DOMESTIC REGIONAL PRODUCT TOURISM SECTOR IN

SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA 1997-2006

Ulfa Ruri Wijayatri

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

2007

This research wants to know : the correlation of invesment, promotion, number of travel agencies, and number of accomodation with gross domestic regional domestic regional product tourism sector in Special Region of Yogyakarta 1997-2006.

This is a descriptive research. The technique of data collection was documentation that came from the secondary data based on varians reliable sources. The technique of data analysis was product moment correlation.

Based on the analysis, it can be concluced that :

1. There is not any relation between investment with gross domestic regional product of tourism sector in Special Region of Yogyakarta 1997-2006.

2. There is positive and significant relationship between promotion with gross domestic regional product of tourism sector in Special Region of Yogyakarta 1997-2006.

3. There is positive and significant relationship between number of travel agencies of tourism sector in Special Region of Yogyakarta 1997-2006.

4. There is positive and significant relationship between number of accomodation with gross domestic regional product of tourism sector in Special Region of Yogyakarta 1997-2006.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN INVESTASI, PROMOSI, JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA, JUMLAH PENGINAPAN DENGAN PDRB

SEKTOR PARIWISATA DI DIY TAHUN 1997-2006”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan yang diberikan kepada penulis. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi, dan Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial serta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

3. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis.

4. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto sebagai Dosen Tamu yang telah banyak memberikan masukan, saran kepada penulis.

(10)

5. Ibu Dra. Eli Sundari, Kepala Seksi Diseminasi & layanan Statistik yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian di BPS.

6. Bapak Indra, Bapak Teguh Dalyono, Bapak Markiswo, Bapak Singo, Ibu Catur, Ibu Wigati, sebagai Dosen Pendidikan Ekonomi.

7. Bapak Joko yang telah mengoreksi abstract dalam penulisan skripsi ini 8. Petugas Sekretariat Pendidikan Ekonomi yaitu Mbak Titin dan Pak Wawiek 9. Lembaga Bantuan Prof. Ettore Amato yang telah memberikan beasiswa dalam

penulisan skripsi di bidang Pariwisata.

10.My Parents (Romo Greg n Bunda Christ), makasih atas doa, cinta, kasih sayang, dukungan setiap langkahku, nasehat yang tak pernah ku lupakan tuk jadi seorang anak serta materi yang tak terbatas sampai pada akhirnya aq lulus juga.

11.Kakakqu mba Ika dan suaminya mas Kecuk serta kedua ponakanqu Kema dan Christo yang telah memberikan banyak doa, kasih sayang, serta dorongan kepada penulis.

12.K’dal_quw yang telah memberikan, kasih sayang, perhatian, dorongan, kesabaran serta kegalakanmu dalam menyelesaikan skripsi ini..hayo cepat menyusul! I will remember ur promise…

13.Eyank Uti dan Eyank Kakung (matur Nuwun atas doa dan petuahnya), Smua sepupuku: Oon (thx sob udah boleh ngetik n ngacak2 kandangloe. Don’t forget Taon 2008 neh, cari cew dunk), Litha (Room mate gw di bantul met mlebarkan sayap ndutZ), Andang (Woy jangan lola duuunk), Nonong, Sari,

(11)

Galih, Lantang, Lintang, Shinta, Ceplik (Ayo jangan salah jurusan yak..pilih atas dasar kemauan & kemampuan), Balelo, Leon. Thx yak atas dukungan kalian smua.

14.Best Friend qu di kampuZ: Novi”Opex” (Finally kita lulus bareng yak, inget saat kita suka maupun duka waktu bimbingan, ngambil data, pokoknya jerih payah kita sama2 gag sia2. Skarang kT caRi kerja baReng yuKz), Hellen”Lemout” (ayo mote pindah gawe di jkT, biar bisa jalan bareng), Tonggi (yang udah ngasih banyak warisan bwt gw, bsk gw susul di jkT)..aQ gag akan lupa kebaikan kalian.

15.Konco-konco seperjuangan qu di PE ’02: Wancong, Gondil, Aristo, Harjanto, Yunarto, Totok, Heri, Rita, Heny P.A, Erwin, Tri, Nina. PE’00: Mba Budi, Mas Totok, Sapto (thx yak ditungguin pendadaran). PE’01: si Pe, Joyo, Sigit, Kaka, iTax, Silas, Santi, Mba Rindang, Smua ade2 di PE, Anak2 Narada: Ari GendutZ, Koko, BaskotakZ, dan smua konco-konco yang gag bisa disebutin satu persatu. Anything never fall, but the failure is the base to have success. 16.PT. Excelcomindo Pratama “XL” yang telah membantu aQ dalam mencari

sesuap nasi dan memberikan experience berharga.

17.Teman-teman di XL: Wengky, Mas Qoqo, Mas Arjo (Ayo smangat, gek ndang rampung skripsine), mas Rizky, mas Boby, Mas Anton, Mas Ruwet..My best friend: Dati”Onyot”, Niken”Cunli”, Nicky”Miss Dandan” (A true companion is loving all the time and is a sista in difficulty).

18.Sahabat-sahabatqu: Ella”Cunpei”(sobat kompak plus sodara sepenanggungan, skaligus room mate gw, don’t worry cun “dya” pasti datang apabila saatnya

(12)

tiba), Fera”babakh”, Tya”bogel”, desti, wiwiek, ditha, Owen, Laura, Linda, Mb Iin, Mety (thx atas kebersamaan kalian)..Moqo “PalbiZ”(thx for all of you give me), Bery, Helmuz, Choco, Wawan, Leo, Krisna, Wahyu. Anak-anak Padokan: Tanti, mb K, Evi, Yuli, Podang, Deky.

19.KoZ Pondok Indah Cabe 56: Bapak Koz yang udah ngasih tumpangan, Manti, Mba Dyan, Mba Sita, Nurul, Ria, Wiwit, Tya, Devi, Rinjani. Thx yak atas toleransi dan kekompakan kalian.

20.Charli”AB 3284 RX” yang slalu setia qu tunggangi dalam panas maupun ujan, kompiQu yang udah nemenin aq dalam pembuatan skripsi ini.

21.Perpus Sanata Dharma tempat aQ meditasi, browsing, dan minjemin buku. 22.Semua pihak yang telah membantu baik dalam dukungan semangat, doa, dan

materi, sehingga skripsi ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penulisan skripsi selanjutnya.

Yogyakarta, 6 Desember 2007 Penulis

Ulfa Ruri Wijayatri

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN MOTTO... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian danManfaat Penelitian ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI... 8

A. Pariwisata ... 8

1. Pengertian Istilah Pariwisata ... 8

2. Bentuk dan Jenis Pariwisata... 9

(14)

B. Industri Pariwisata ... 15

1. Pengertian Industri Pariwisata... 15

2. Dampak Positif dan Negatif Industri Pariwisata... 17

C. Konsep Pembangunan Sektoral... 19

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi PDRB Sektor Pariwisata... 21

1. Investasi ... 21

2. Promosi ... 22

3. Jumlah Usaha Perjalanan ... 23

4. Jumlah Penginapan ... 23

E. Penelitian Terdahulu... 24

F. Kerangka Pemikiran ... 24

G. Hipotesis Penenelitian ... 25

BAB III. METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian... 27

B. Jenis dan Sumber Data ... 27

C. Uji Normalitas ... 28

D. Uji Linearitas... 28

E. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV. GAMBARAN UMUM... 32

A. Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta ... 32

B. Daerah Istimewa Yogyakarta Sebagai Tujuan Wisata dan Kebudayaan... 33

(15)

C. Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta ... 36

D. Jumlah Biro Perjalanan ... 38

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 40

A. Analisis Data ... 40

1. Uji Normalitas... 40

2. Uji Linearitas... 42

3. Uji Korelasi Product Moment... 46

B. Pembahasan ... 47

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Keterbatasan ... 57

C. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA... 59

LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 1993 DIY 1994-2000 (%)... 37

Tabel IV.2 Jumlah Biro Perjalanan di DIY tahun 1994-2003... 38

Tabel V.1 Hasil Uji Normalitas ... 40

Tabel V.2 Hasil Uji Linearitas Investasi ... 42

Tabel V.3 Hasil Uji Linearitas Promosi... 43

Tabel V.4 Hasil Uji Linearitas Usaha Perjalanan Wisata ... 44

Tabel V.5 Hasil Uji Linearitas Jumlah Penginapan Wisata... 45

Tabel V.6 Uji Korelasi Product Moment Pearson... 46

Tabel V.7 Perkembangan Investasi dan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006 ... 49

Tabel V.8 Perkembangan Promosi dan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006 ... 50

Tabel V.9 Perkembangan Jumlah Biro Perjalanan dan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006 ... 52

Tabel V.10 Perkembangan Jumlah Penginapan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006 ... 53

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin dari Badan Pusat Statistik ... 60

Lampiran 2 Data Perkembangan Jumlah Investasi, Promosi, Biro Perjalanan, Biro Perjalanan, Rumah Penginapan dan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006 ... 61

Lampiran 3 Uji Normalitas... 62

Lampiran 4 Uji Linearitas : Jumlah Investasi... 63

Lampiran 5 Uji Linearitas : Jumlah Promosi... 64

Lampiran 6 Uji Linearitas : Jumlah Biro Perjalanan ... 65

Lampiran 7 Uji Linearitas : Jumlah Penginapan ... 66

Lampiran 8 Correlation... 67

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia berkepentingan untuk memanfaatkan sektor pariwisata sebagai pendukung yang handal, untuk menjadikan sektor ini sebagai leading sektor. Dalam menghadapi era globalisasi dewasa ini, diperlukan komitmen total dari seluruh pelaku usaha pariwisata untuk memiliki persamaan persepsi dan keselarasan langkah, utamanya dalam peningkatan citra kualitas kepariwisataan Indonesia.

Dunia kepariwisataan kini telah berubah, semula hanya sebagai sarana rekreasi, kini telah menjelma menjadi sarana industri. Dari pariwisata ini diharapkan diperoleh devisa, sehingga pembangunan sektor pariwisata terus ditingkatkan. Keberhasilan usaha pembangunan sektor pariwisata ini salah satunya tercermin dari peningkatan volume pengunjung, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Sektor pariwisata merupakan jenis industri yang memiliki matarantai kegiatan yamg sangat panjang. Hal ini berarti banyak sektor dan industri yang dapat digerakkan oleh sektor pariwisata seperti kegiatan biro perjalanan, transportasi, perhotelan, restoran, kesenian dan budaya daerah, kerajinan rakyat, pameran dan olah raga, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

(19)

Berkembangnya sektor pariwisata di suatu negara akan menarik sektor lain untuk berkembang pula, karena produk-produknya di perlukan untuk menunjang sektor pariwisata, seperti pertanian, peternakan, perkebunan, angkutan dan komunikasi, hotel, jasa-jasa dan sebagainya.

Untuk Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan dapat menyumbang penerimaan daerah. Daerah Istimewa Yogyakarta sudah dikenal luas sebagai kota budaya dan kota pelajar, sehingga sudah tepat kiranya jika sektor pariwisata di daerah ini menjadi unggulan, jika dilihat dari kondisi alam yang ada di Yogyakarta yang bukan merupakan kota industri dan sangat memiliki keterbatasan Sumber Daya Alam, namun memiliki Sumber Daya Manusia.

(20)

internasional hal ini mencerminkan Yogyakarta mampu melayani jasa telekomunikasi.

Banyak cara untuk mendapatkan devisa dari sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, diantaranya wisata budaya, wisata alam, wisata konvensi serta industri yang bisa dikemas sebagai salah satu alternatif jalur wisata. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu daerah yang telah ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang terus dibenahi dan dikembangkan memiliki ciri yang luas seperti :

a. Sifat khas DIY yang cukup menarik bagi wisatawan mancanegara maupun nusantara, mengingat kedudukannya sebagai pusat pendidikan, pusat budaya Jawa serta kota perjuangan.

b. Letak DIY dikelilingi oleh objek-objek wisata yang beragam meliputi wisata alam pegunungan maupun pantai peninggalan sejarah maupun manusia, serta terletak diantara candi Borobudur dan candi Prambanan, dimana objek-objek wisata tersebut dalam jangkauan transportasi cukup dekat dari Yogyakarta. c. Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata. Hal ini didukung dengan adanya

kebijaksanaan umum pembangunan pariwisata dan citra DIY yang potensial. Menyebabkan DIY memiliki daya tarik bagi calon wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara untuk lebih lama tinggal di Yogyakarta.

(21)

Indonesia food, Chinese food, European Food dan seafood, semua ini tersedia untuk melayani selera wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta.

Dalam pembentukan PDRB D.I Yogyakarta didukung oleh 9 sektor/lapangan usaha, yaitu: 1) Pertanian; 2) Pertambangan dan Penggalian;

3) Industri Pengolahan; 4) Listrik, Gas dan Air Bersih; 5. Bangunan; 6) Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 7) Pengangkutan dan Komunikasi; 8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; 9) Jasa-jasa

Berdasarkan data BPS D.I Yogyakarta diketahui bahwa selama tahun 1994-2000 sektor jasa rata-rata per tahun memberikan kontribusi terbesar 20,79% bagi pembentukan PDRB D.I Yogyakarta, diikuti dengan sektor pertanian sebesar 16,39%, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 15,64%, sektor industri pengolahan 13,63%. Sedangkan untuk sektor pertambangan dan sektor listrik, gas, dan air bersih mamberikan kontribusi sangat kecil bagi PDRB yaitu masing-masing sebesar 1,33% dan 0,68%.

(22)

Adanya perusakan lingkungan alam, pencemaran seni budaya dan hilangnya sifat-sifat kepribadian bangsa yang menerima kedatangan wisatawan, haruslah mendapat perhatian yang serius. Sering terjadi objek wisata dirusak, candi-candi dicoret-coret, kesenian daerah dirusak, upacara keagamaan dikomersialkan. Hal-hal semacam ini sudah tentu membawa pengaruh negatif terhadap pertumbuhan kepariwisataan. Oleh sebab itu industri pariwisata haruslah direncanakan, pertumbuhannya harus dikendalikan, perkembangannya perlu pengarahan, pemasaran dan promosinya harus digalakkan, mutu pelayanannya harus ditingkatkan agar apa yang diharapkan tidak sia-sia.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka Peneliti mengambil judul

“Hubungan Investasi, Promosi, Jumlah Biro Perjalanan, Jumlah

Penginapan terhadap PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006”

B. Batasan Masalah

Untuk mengatasi masalah yang akan diteliti agar tidak terlalu luas, maka penulis membuat batasan-batasan dalam penelitian yaitu Investasi, Promosi, Jumlah Biro Perjalanan, Jumlah Penginapan atau hotel dan PDRB Sektor Pariwisata di DIY.

C. Rumusan Masalah

(23)

1. Apakah ada hubungan antara Investasi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006?

2. Apakah ada hubungan antara Promosi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006?

3. Apakah ada hubungan antara Jumlah Biro Perjalanan dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006?

4. Apakah ada hubungan antara Jumlah Rumah Penginapan atau Hotel dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menguji dan menganalisis hubungan antara Investasi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

b. Untuk menguji dan menganalisis hubungan antara Promosi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

c. Untuk menguji dan menganalisis hubungan antara Jumlah Biro Perjalanan dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

(24)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah DIY dalam mengembangkan sektor pariwisata.

b. Bagi Penulis

Sebagai aplikasi penulisan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai sektor industri pariwisata.

c. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan tambahan bagi para pembaca tentang penerimaan sektor pariwisata.

d. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka universitas e. Bagi Peneliti selanjutnya

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pariwisata

1. Pengertian Istilah Pariwisata

Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Perjalanan sementara dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Kodhyat, 1983:4).

Yoeti, 1980:23 mendefinisikan pariwisata (Tour) adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang dilakukan dari suatu tempat ketempat lain dengan maksud tidak mencari nafkah di tempat yang di kunjungi akan tetapi semata-semata untuk menikmati perjalanannya atau menuruti keinginan yang beraneka ragam.

Sedangkan Spillane, 1987:22 menguraikan bahwa suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi 3 persyaratan yaitu:

1. Harus bersifat sementara

2. Harus bersifat sukarela dalam arti tidak terjadi karena paksaan 3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.

(26)

Menurut Kanwil Deparpostel, 1995:3 secara lebih luas pariwisata diartikan sebagai perjalanan dari suatu tempat ketempat lain bersifat sementara, dilakukan perseorangan maupun kelompok dalam usaha untuk mencari kesenangan hidup.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dari suatu tempat ketempat lain yang bersifat sementara.

2. Bentuk dan Jenis Pariwisata

a. Bentuk Pariwisata

Nyoman S. Pendit, 1995: 43 dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pariwisata, sebuah pengantar perdana mengemukakan pariwisata dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut :

1) Menurut asal wisatawan :

a) Dari dalam negeri biasa disebut pariwisata domestik atau pariwisata nusantara.

b) Dari luar negeri biasa disebut pariwisata internasional atau pariwisata mancanegara.

2) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

(27)

b) Kedatangan wisatawan ke dalam negeri, memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri disebut pariwisata aktif. 3) Menurut jangka waktu

a) Pariwisata jangka pendek, apabila wisatawan yang berkunjung ke suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) hanya beberapa hari saja. b) Pariwisata jangka panjang, apabila wisatawan yang berkunjung ke

suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) waktunya sampai berbulan-bulan.

4) Menurut jumlah wisatawan :

a) Disebut pariwisata tunggal, apabila wisatawan yang berpergian hanya seorang atau satu keluarga.

b) Disebut pariwisata rombongan, apabila wisatawan yang berpergian satu kelompok atau rombongan yang berpergian untuk wisata, bisa 15-20 orang atau lebih.

5) Menurut alat angkut yang digunakan a) Pariwisata udara

(28)

b. Jenis Pariwisata

1) Wisata Budaya

Wisata budaya adalah wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari adat-istiadat, budaya, tata cara kehidupan masyarakat dan kebiasaan yang terdapat di daerah atau negara yang dikunjungi.

2) Wisata Olah raga

Wisata olah raga adalah wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk mengikuti olah raga.

3) Wisata Komersial

Wisata komersial adalah wisata yang dilakukan dengan tujuan yang bersifat komersial atau belanja.

4) Wisata Industri

Wisata industri adalah wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari atau meneliti suatu industri tertentu.

5) Wisata Politik

Wisata politik adalah wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk aktif dalam kegiatan politik.

6) Wisata Sosial

(29)

7) Wisata Pertanian

Wisata pertanian adalah wisata yang dilakukan dengan tujuan studi dan riset atau studi banding mengenai sektor pertanian.

8) Wisata Maritim atau Bahari

Wisata maritim atau bahari adalah wisata yang dilakukan berkaitan dengan olah raga air seperti selancar, menyelam dan sebagainya.

Sedangkan menurut Soekadijo:35, 1997 pariwisata dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu : motif dan tipe wisata

a. Motif Wisata

1) Motif Bersenang-senang atau Tamasya

Motif bersenang-senang atau tamasya yang melahirkan tipe wisata tamasya (Pleasure tourism). Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik perhatian. Wisatawan tamasya sering berpindah-pindah dari tempat yang satu ketempat yang lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah.

2) Motif Rekreasi

(30)

berupa olah raga (tenis, berkuda, mendaki gunung, bersepeda), membaca dan mengerjakan hobi.

3) Motif Kebudayan

Dalam tipe wisata kebudayaan (culture tourism) orang tidak hanya sekedar mengunjungi satu tempat untuk menyaksikan dan menikmati atraksi (pleasure tourism), akan tetapi lebih dari itu. Ia mungkin datang untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Dalam wisata budaya itu juga termasuk kunjungan wisatawan pada berbagai peristiwa khusus (special event) seperti upacara keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan rombongan keseniaan yang terkenal. 4) Motif Spiritual

Motif spiritual dan wisata spiritual (spiritual tourism) merupakan salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis, olah raga dan lain sebagainya, orang sudah mengadakan perjalan untuk berjiarah (pariwisata ziarah) atau untuk keperluan keagamaan lainnya.

5) Motif Interpersonal

(31)

6) Motif Kesehatan

Wisata kesehatan (health tourism) pada jaman dahulu merupakan tipe wisata yang penting sekali. Selalu ada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat-tempat sumber air mineral (spa) yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit.

b. Tipe Wisata

1) Wisata Olah raga

Wisata olah raga ialah pariwisata dimana wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena motif olah raga.

2) Wisata Bisnis

Bisnis merupakan motif wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang-orang bisnis. Semua pariwisata itu mengundang kedatangan orang-orang bisnis baik dari dalam maupun dari luar negeri. Arus wisatawan itu tidak terjadi hanya bertambah besar pada waktu peristiwa-peristiwa itu terjadi, akan tetapi kontak yeng terjadi dalam peristiwa itu dapat berkembang menjadi hubungan bisnis yang mantap.

3) Wisata Konvensi

(32)

pertemuan tahunan antara ahli-ahli dibidang tertentu. Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata konvensi.

4) Wisata Sosial

Tipe wisata sosial (social tourism) itu bukan wisata yang berdasarkan motif sosial. Motif wisata sosial biasanya ialah rekreasi, bersenang-senang (pleasure tourism) atau sekedar mengisi waktu libur. Akan tetapi dilaksanakan dengan bantuan pihak tertentu yang diberikan secara sosial.

B. Industri Pariwisata

1. Pengertian Industri Pariwisata

Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang wisata yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa/layanan yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan dalam perlawatannya (Damardjati, 1992).

(33)

besarnya perusahaan, lokasi tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara pemasarannya.

Pariwisata dalam perkembangannya telah tumbuh menjadi industri yang sangat menguntungkan dan memiliki prospek yang sangat cerah di kemudian hari bagi sebuah pembangunan nasional, bagi Indonesia industri pariwisata merupakan peluang yang tidak dapat dilepaskan begitu saja. Ada beberapa pihak yang saling berhubungan untuk mendukung industri pariwisata tersebut (Spillane, 1987).

Pihak-pihak yang terkait dalam industri pariwisata yaitu:

a. Mereka yang mencari kepuasan ataupun kesejahteraan lewat perjalanan mereka yang disebut wisatawan.

b. Mereka yang bertempat tinggal dalam masyarakat dan menyediakan tempat tinggal bagi wisatawan.

(34)

2. Dampak Positif dan Negatif Industri Pariwisata

Pariwisata masa kini dapat dikatakan sebagai produk dari kemajuan sosial masyarakat, dengan pengelolaan yang sehat serta pengertian yang tepat, maka pariwisata merupakan wahana yang baik dalam mencapai kemajuan sosial, serta hubungan damai antara bangsa-bangsa di dunia.

Namun hal-hal tersebut dapat menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap negara dan berpengaruh terhadap sosial budaya masyarakatnya. Menurut (Spillane, 1987:138) dampak positif dan negatif industri pariwisata adalah:

a.Pengaruh Positif

1) Membuka Kesempatan Kerja

Industri pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang sangat panjang,sehingga banyak membuka kesempatan kerja bagi masyarakat terdekat.

2) Menambah Pemasukan/Pendapatan Masyarakat Daerah

Di daerah pariwisata tersebut masyarakat dapat menambah pendapatan dengan menjual barang dan jasa. Misalnya: restoran, hotel, biro perjalanan, dan lain-lain.

3) Menambah Devisa

(35)

4) Merangsang Pertumbuhan Kebudayaan Asli Indonesia

Kebudayaan yang sudah ada di Indonesia dapat tumbuh karena adanya pariwisata.Wisatawan asing banyak yang ingin melihat kebudayaan asli Indonesia, sehingga kebudayaan asli tersebut dipertahankan keasliannya. 5) Menunjang Gerak Pembangunan di Daerah

Di daerah pariwisata banyak timbul pembangunan jalan, hotel, restoran, dan lain-lain, sehingga pembangunan di daerah itu lebih maju.

b.Pengaruh Negatif

1) Pencurian Benda-benda Kuno

Banyak yang tertarik akan benda-banda kuno termasuk para wisatawan, banyak pula yang ingin memiliki benda-benda tersebut karena memiliki seni tersendiri dan menarik. Namun karena benda-benda tersebut tidak dijual, maka banyak terjadi pencurian.

2) Berubahnya Tujuan Kesenian dan Upacara Tradisional

Kesenian dan upacara tradisional yang dulu merupakan kebiasaan, dengan adanya pariwisata berubah menjadi ajang komersialisasi budaya kesenian daerah.

3) Timbulnya Industri Seks

(36)

4) Merosotnya Mutu Barang Kerajinan

Permintaan barang-barang kerajinan oleh para wisata terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga banyak terjadi pembuatan barang yang asal jadi.

C. Konsep Pembangunan Sektoral

Di berbagai perekonomian pertumbuhan selalu timbul sebagai akibat dari berkembangnya sejumlah kecil kegiatan-kegiatan ekonomi yang dapat digolongkan dalam sektor pertumbuhan primer, dan mereka dapatlah disebut sebagai sektor-sektor pemimpin (leading sectors) dalam proses pertumbuhan ekonomi. Jenis industri atau kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya yang menjadi sektor pemimpin berbeda-beda di berbagai negara. Di Inggris tekstil katun merupakan sektor pemimpin, sedangkan perkembangan jaringan jalan kereta api memegang peranan yang sama di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Kanada, dan Rusia. Di beberapa negara, kegiatan-kegiatan ekonomi primer telah menjadi sektor pemimpin. Di Swedia industri tersebut adalah industri kayu, di Denmark adalah kegiatan di sektor peternakan, dan di Jepang adalah industri sutera. Berdasarkan pada kenyataan ini Rostow menyimpulkan bahwa tidak satu sektor ekonomipun dapat dipandang sebagai sektor yang memegang kunci dalam menciptakan pembangunan ekonomi (Sadono Sukirno, 1985:109).

(37)

disadari, bukan hanya di negara maju tetapi juga di negara yang sedang berkembang. Ini bisa dilihat dari dibentuknya Departemen Pariwisata Seni dan Budaya serta banyaknya sponsor dalam mengembangkan objek-objek wisata. Pariwisata juga sebagai sektor yang memperluas kesempatan usaha, kesempatan kerja, meningkatkan perolehan devisa, meningkatkan penerimaan retribusi dan pajak, sekaligus meningkatkan neraca pembayaran Indonesia (Yoeti, 1985).

Pariwisata mengundang wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik untuk mengunjungi dan membelanjakan uangnya di daerah wisata. Dimana belanja wisatawan tersebut, merupakan keuntungan ekonomi bagi penduduk yang mempunyai usaha di sekitar objek wisata tersebut. Adapun Peranan Pariwisata dalam Ekonomi yaitu:

1. Meningkatkan Kesempatan Kerja dan Usaha

Pembangunan pariwisata dapat membuka kesempatan kerja dan lapangan usaha baik yang langsung maupun tidak langsung, baik pada waktu sebelum maupun sesudah berlangsungnya kegiatan pariwisata itu sendiri. Kesempatan yang tersedia sebelum kegiatan kepariwisataan dimulai adalah pembangunan hotel-hotel besar yang dapat memakan waktu dan mempekerjakan ratusan pekerja bangunan.

2. Meningkatkan Penerimaan Negara

(38)

a. Pajak Langsung

Pajak langsung diperoleh dari keuntungan-keuntungan perusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata, yaitu pajak penghasilan dan pajak penjualan serta dari para wisatawan

b. Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung (bea masuk dan bea cukai), serta pajak pertambahan nilai yang dibayar oleh para wisatawan untuk pembelian barang dan jasa.

3. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Pengeluaran atau pembelanjaan yang dilakukan oleh para wisatawan baik mancanegara maupun domestik di suatu daerah tujuan wisata akan meningkatkan pendapatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Menunjang Pembangunan Daerah

Pembangunan pariwisata cenderung tidak terpusat di wilayah perkotaan, melainkan lebih cenderung terarah ke daerah-daerah pedalaman atau pantai yang bebas dari kebisingan perkotaan. Dengan demikian, sektor pariwisata juga sangat berperan dalam menunjang pembangunan daerah.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PDRB Sektor Pariwisata

1. Investasi

(39)

dan obligasi serta pembangunan sarana penunjang kepariwisataan seperti: hotel, restoran, dan sarana penunjang lainnya oleh para investor baik PMDN maupun PMA di sektor pariwisata, dimana sektor pariwisata memiliki potensi dalam memberikan devisa bagi Negara.

Pemerintah memiliki komitmen untuk mengembangkan pariwisata, artinya pariwisata adalah bisnis yang sangat besar dan berpeluang untuk ikut di dalamnya, karena selain dapat membantu dalam memberikan devisa bagi negara, pariwisata juga dapat menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Semakin banyaknya jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta maka akan menciptakan perkembangan jumlah hotel, penginapan dan sarana penunjang lainnya. Perkembangan hotel maupun sarana penunjang pariwisata tersebut jelas akan menyebabkan semakin banyaknya tenaga kerja yang terserap. Jumlah kunjungan yang semakin meningkat dapat meningkatkan penerimaan pariwisata dan menarik investasi.

2. Promosi

Promosi di pandang sebagai arus informasi satu arah yang di buat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

(40)

mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempangaruhi sikap dan perilaku.

Kegiatan promosi mempunyai 3 fungsi utama yaitu:

a. Mencari dan mendapatkan perhatian (attention) dari calon pembeli. b. Menciptakan dan menumbuhkan (interest) pada diri calon pembeli.

c. Mengembangkan rasa ingin (desire) calon pembeli untuk memilih barang yang di tawarkan.

3. Jumlah Usaha Perjalanan

Jumlah usaha perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan pelayanan bagi perjalanan dengan tujuan utama berwisata. Faktor jumlah usaha perjalanan wisata mempunyai hubungan dengan penerimaan di sektor pariwisata, dimana apabila jumlah usaha perjalanan wisata semakin berkembang akan mempermudah dan memperlancar arus wisatawan asing.

4. Jumlah Penginapan

(41)

E. Penelitian terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian dari Indra Wahyudi pada tahun 2004 yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Sektor Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1991-2000” yang menggunakan metode analisis regresi linear berganda menunjukan bahwa penerimaan sektor pariwisata di DIY tahun 1991-2000 di pengaruhi secara signifikan oleh jumlah wisatawan, tingkat hunian rumah penginapan dan hotel, usaha perjalanan wisata, dan usaha akomodasi. Variabel jumlah wisatawan, tingkat hunian rumah penginapan dan hotel, usaha perjalanan wisata, dan usaha akomodasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerimaan sektor pariwisata di DIY. Dari hasil analisis regresi diperoleh kesimpulan yaitu adanya peningkatan terhadap penerimaan sektor pariwisata.

F. Kerangka Pemikiran

(42)

Gambar II.1. Kerangka Berpikir

Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan bahwa secara umum penerimaan sektor pariwisata mempunyai hubungan dengan investasi (X1),

promosi (X2), jumlah Biro perjalanan wisata (X3), jumlah penginapan (X4).

Hubungan dari keempat faktor tersebut menarik untuk diteliti karena dari waktu ke waktu penerimaan sektor pariwisata mengalami perubahan.

Investasi

Promosi

Jumlah Usaha Perjalanan Wisata

PDRB Sektor Pariwisata

Jumlah Penginapan

G. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan Investasi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

(43)

3. Ada hubungan Jumlah Biro Perjalanan dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang akan diteliti melalui data sampel/populasi sebagaimana adanya (Sugiyono, 2004:21).

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Dimana teknik pengumpulan data diperoleh dari dokumentasi yaitu dari sumber-sumber catatan atau arsip-arsip yang dimiliki dan literatur yang berkaitan dengan PDRB Sektor Pariwisata. Adapun data yang dicari adalah jumlah investasi, promosi, biro perjalanan, dan jumlah penginapan di Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder. Dimana data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), Badan Pembangunan Pariwisata Daerah DIY dan Dinas Pariwisata DIY tahun 1997-2006.

(45)

C. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas setiap data variabel, digunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov. Pengujian

normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS 11.0. Jika nilai α hitung untuk

tiap-tiap variabel penelitian ini di bawah α = 0,05 maka distribusi data

variabel tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Adapun rumus uji Kolmogrov-Smirnov sebagai berikut (Ghozali, 2002 : 36) :

D=Max ⎜Fo(Xi)-SN(Xi) Keterangan :

D = Deviasi Maksimum

Fo (Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan SN = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika probabilitas (P) > 0,05 maka distribusi data dikatakan normal, sebaliknya jika Probabilitas (P) < 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan tidak normal.

D. Uji Linearitas

(46)

F = 2 2

e TC

S S

Keterangan :

F = Nilai F untuk garis regresi S2TC= Varians tuna cocok

Se2 = Varians Kekeliruan

Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5 %. Koefisien Fhitung diperoleh dari perhitungan SPSS 11.0. Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier dan sebaliknya jika nilai Fhitung < nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat adalah tidak linier.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan Analisis korelasi product moment karena datanya berbentuk ratio. Korelasi product moment digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara investasi, promosi, jumlah biro perjalanan, jumlah penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY

(47)

1. Menentukan Ho dan Ha

Ho : r = 0

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara investasi, promosi, jumlah biro perjalanan dan jumlah penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY.

Ha : r ≠ 0

Terdapat hubungan yang signifikan antara antara investasi, promosi, jumlah biro perjalanan dan jumlah penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY.

2. Menentukan daerah penerimaan hipotesis Ho dan Ha

Terima Ho

Tolak Ho Tolak Ho

Titik Kritis Titik Kritis

3. Menghitung nilai koefisien korelasi:

xy

x = nilai dari suatu variabel independen

y = nilai dari suatu variabel dependen

(48)

Taraf nyata α : 5%

4. Membandingkan nilai rhitung dengan rtabel

Ho diterima bila : rhitung ≤ rtabel ; probabilitas (p) ≥ 0,05

Haditerima bila : rhitung > rtabel ; probabilitas (p) < 0,05

5. Kesimpulan Ho diterima.

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara investasi, promosi, jumlah biro perjalanan dan jumlah penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY.

Ha diterima.

Terdapat hubungan yang signifikan antara investasi, promosi, jumlah biro perjalanan dan jumlah penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY.

Kuatnya hubungan antara investasi, promosi, jumlah biro perjalanan dan jumlah penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY dikategorikan dalam tiga interval kelas yaitu sebagai berikut: Dajan (1991:13)

⎟⎟

(49)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan propinsi yang mempunyai ststus sebagai Daerah Istimewa. Status Daerah Istimewa ini berkaitan dengan sejarah terjadinya propinsi ini, pada tahun 1945 wilayah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman menggabungkan diri dengan wilayah RI yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

Ujung sebelah utara propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan puncak Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 2.920 meter diatas permukaan laut. Oleh para ahli Gunung Berapi (Vulkanolog) Internasional menyebutkan bahwa Gunung Merapi yang ada di Yogyakarta merupakan Gunung Merapi yang masih aktif. Puncaknya selalu mengepulkan asap yang merupakan panorama khas yang melatarbelakangi pemandangan kota Yogyakarta sebelah Utara, Selatan, Timur dan Barat.

Luas propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.186 km2 berpenduduk 3.360.348 jiwa (data BPS tahun 2002) dan terbagi menjadi 5 daerah kabupaten/kota, yakni:

1. Kabupaten Kulon Progo 2. Kabupaten Bantul

3. Kabupaten Gunung Kidul

(50)

4. Kabupaten Sleman 5. Kota Madya Yogyakarta

B. Daerah Istimewa Yogyakarta Sebagai Tujuan Wisata dan Kebudayaan

Pada masa sekarang, seluruh predikat Yogyakarta luruh menjadi satu dan berkembang menjadi satu dimensi baru yaitu Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW). Keramahan khas Yogyakarta akan menyambut para wisatawan di saat mereka datang. Perannya sebagai kota perjuangan, daerah pelajar, dan pusat pendidikan, serta daerah pusat kebudayaan ditunjang oleh panoramanya yang indah telah mengangkat Yogyakarta sebagai daerah yang menarik untuk dikunjungi.

Yogyakarta juga memiliki berbagai fasilitas dengan kualitas yang memadai dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Semuanya itu akan bisa memperlancar dan memberi kemudahan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Sarana-sarana transportasi, akomodasi dan berbagai sarana penunjang lainnya, seperti aneka ragam barang dan cenderamata mudah diperoleh dimana-mana.

(51)

kendaraan andong antik dan becak yang merupakan alat transportasi yang bersifat tradisional banyak terdapat di Yogyakarta, hal tersebut lebih diperkuat lagi dengan kesan Yogyakarta sebagai daerah yang memiliki nilai-nilai tradisional yang menarik dan lestari sampai saat ini.

Adapun Potensi Wisata yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu:

1. Wisata Budaya

a. Kraton Kesultanan Yogyakarta

Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat Kraton sekarang berada merupakan daerah rawa yang dikenal dengan nama Umbul Pachethokan yang kemudian dibangun menjadi pesanggrahan yang bernama Ayodya. Kraton Yogyakarta menghadap ke arah utara pada

arah poros utara selatan antara Gunung Merapi dan laut selatan. b. Puro Pakualaman

Selain Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta terdapat sebuah istana lain yang terletak di jalan Sultan Agung, Istana Puro Pakualaman, tempat tinggal Sri Pakualaman IX, Wakil Gubernur DIY. Istana ini sering digunakan untuk menerima tamu-tamu Negara yang berkunjung ke DIY.

c. Masjid Agung

(52)

d. Taman Sari

Taman Sari merupakan tempat pemandian bagi keluarga Sultan Yogyakarta pada jaman dahulu. Taman tersebut sampai sekarang masih dijaga kelestariannya dan merupakan salah satu obyek wisata di Yogyakarta.

e. Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan salah satu peninggalan sejarah yang terletak di bagian timur Yogyakarta. Atraksi seni yang sering ditampilkan di candi Prambanan yaitu sendratari Ramayana.

2. Potensi Wisata Alam a. Kaliurang

Pada lereng Gunung Merapi terdapat obyek wisata Kaliurang yang berhawa sejuk, obyek wisata ini memiliki pemandangan indah serta memiliki berbagai fasilitas rekreasi yang memadai.

b. Pantai Glagah

Pantai ini terletak di kabupaten Kulon Progo, pantai ini dapat dicapai dengan kendaraan pribadi ataupun dengan kendaraan umum, jaraknya kurang lebih 40 km dari kota Yogyakarta.

c. Kawasan Pantai Parangtritis

(53)

legenda Nyi Roro Kidul. Komplek Parangtritis terletak 27 km dari Yogyakarta.

d. Gunung Merapi

Gunung Merapi mempunyai daya tarik tersendiri untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Biasanya mereka mendaki melalui desa Kinarejo.

e. Goa Jepang

Goa Jepang tersebut dibangun pada masa kedudukan jepang di Indonesia, goa tersebut merupakan basis pertahanan bagi tentara Jepang.

C. Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

(54)

Tabel IV.1

Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha atas Dasar harga konstan 1993 Daerah Istimewa Yogyakarta 1994-2000 (%)

Lapangan Usaha Industrian Origin 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000

Rata-rata

1. Pertanian 16.34 15.76 15.56 15.59 16.61 16.95 17.96 16.39

2. Pertambangan dan Galian 1.46 1.43 1.37 1.35 1.29 1.25 1.21 1.33

3. Industri Pengolahan 13.72 13.39 13.59 13.27 14.08 14.15 13.24 13.63

4. Listrik, Gas & Air Bersih 0.65 0.65 0.67 0.69 0.67 0.73 0.76 0.68

5. Bangunan 10.29 10.42 10.42 10.45 7.92 7.94 7.99 9.34

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 15.41 15.47 15.61 15.60 15.85 15.77 15.78 15.64

7. Pengangkutan & Komunikasi 11.45 11.36 11.25 11.22 11.55 11.46 12.15 11.49

8. Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan

10.14 10.54 10.65 10.73 11.26 11.01 10.45 10.68

9. Jasa-jasa 20.54 20.99 20.88 21.11 20.86 20.73 20.47 20.79

PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: BPS D.I. Yogyakarta th 1994-2000

Dalam pembentukan PDRB D.I Yogyakarta di dukung oleh 9 sektor/lapanga usaha, yaitu: 1) Pertanian; 2) Pertambangan dan Penggalian;

3) Industri Pengolahan; 4) Listrik, Gas dan Air Bersih; 5) Bangunan; 6) Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 7) Pengangkutan dan Komunikasi; 8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; 9) Jasa-jasa

(55)

15,64%, sektor industri pengolahan 13,63%. Sedangkan untuk sektor pertambangan dan sektor listrik, gas, dan air bersih mamberikan kontribusi sangat kecil bagi PDRB yaitu masing-masing sebesar 1,33% dan 0,68%.

D. Jumlah Biro Perjalanan

Tabel IV.2

Jumlah Biro Perjalanan di DIY tahun 1994-2003

Tahun Jumlah Biro

Perjalanan

Sumber: Badan Pariwisata Daerah Prop.DIY th 1994-2003

(56)
(57)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat korelasi. Hal ini penting dilakukan, karena untuk dapat mengetahui rumus “korelasi” maka data-data yang diperlukan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, yaiutu sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Tabel V.1

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

10 10 10 10 10

14265.60 1E+008 126.30 13575.00 3181121.50 7028.376 2E+008 23.003 913.548 1344863.755

.150 .427 .174 .229 .127

.090 .427 .174 .229 .127

-.150 -.264 -.110 -.135 -.095

.473 1.351 .549 .724 .401

.979 .052 .924 .672 .997

N

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan rumus atau uji “One Sample Kolmogrov”. Pengujian normalitas ini dilakukan untuk semua data atau variabel penelitian yaitu, sebagai berikut: a. Investasi (X1)

1) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 10 . Mean: 14265.60, Standar Deviasi 7028.376

(58)

2) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov” diperoleh nilai Asymp. Sig yaitu 0.979. Jadi probabilitas (sig) 0.979 > 0.05. Hal ini berarti data Investasi (X1) berdistribusi normal

b. Promosi (X2)

1) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 10. Mean: 116904797.80, Standar Deviasi 184863841.791

2) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov” diperoleh nilai Asymp. Sig yaitu 0.052. Jadi probabilitas (sig) 0.052 > 0.05. Hal ini berarti data Investasi (X2) berdistribusi normal.

c. Usaha Perjalanan (X3)

1) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N):10 . Mean: 126.30, Standar Deviasi 23.003

2) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov” diperoleh nilai Asymp. Sig yaitu 0.924. Jadi probabilitas (sig) 0.924 > 0.05. Hal ini berarti data Investasi (X3) berdistribusi normal.

d. Penginapan (X4)

1) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 10 . Mean: 13575.00. Standar Deviasi 913.548

2) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov” diperoleh nilai Asymp. Sig yaitu 0.672. Jadi probabilitas (sig) 0.672 > 0.05. Hal ini berarti data Investasi (X4) berdistribusi normal.

e. PDRB Sektor Pariwisata

(59)

2) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogrov” diperoleh nilai Asymp. Sig yaitu 0.997. Jadi probabilitas (sig) 0.997 > 0.05.

Hal ini berarti data PDRB Sektor Pariwisata (Y) berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Pengujian linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F, dimana pengujian linieritas ini akan dilakukan untuk setiap variabel bebas yaitu sebagai berikut:

a. Investasi Pariwisata (X1)

Table V.2

Hasil Uji Linearitas Investasi

ANOVA Table

.6E+013 7 2.282E+012 15.084 .064 3.5E+012 1 3.527E+012 23.315 .040

.2E+013 6 2.075E+012 13.713 .070 3.0E+011 2 .513E+011

Squares df Mean Square F Sig.

Measures of Association

.466 .217 .991 .981

PDRB Sektor Pariwisat * Jml Investasi

R R Squared Eta Eta Squared

(60)

23.315 > F tabel 5.59, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga hubungan antara Investasi (X1) dengan PDRB Sektor Pariwisata(Y) bersifat linier.

b. Promosi Pariwisata (X2)

Tabel V.3

Hasil Uji Linearitas Promosi

ANOVA Table

1.6E+013 7 2.281E+012 14.718 .065

1.1E+013 1 1.134E+013 73.134 .013

4.6E+012 6 7.721E+011 4.982 .177

3.1E+011 2 1.550E+011

Squares df Mean Square F Sig.

Measures of Association

.834 .696 .990 .981

PDRB Sektor Pariwisata * Promosi

R R Squared Eta Eta Squared

Dengan PDRB Sektor Pariwisata (Y) dari hasil perhitungan

SPSS 11.0 diperoleh F hitung sebesar 73.134 dengan probabilitas 0.013.

Hasil yang F hitung dibandingkan dengan F tabel, di mana 0 < 0.05,

nemurator 7 dan denemurator 1 diperoleh Ftabel 5.59 jadi, F hitung

73.134 > F tabel 5.59, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga

hubungan antara Promosi (X2) dengan PDRB Sektor Pariwisata(Y)

(61)

c. Usaha Perjalanan Wisata (X3)

Tabel V.4

Hasil Uji Linearitas Usaha Perjalanan Wisata

ANOVA Table

6E+013 7 288E+012 17.408 .055

5E+013 1 512E+013 115.054 .009

9E+011 6 490E+011 1.134 .538

6E+011 2 314E+011 * Jml Biro Perjalan

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Measures of Association

.964 .929 .992 .984

PDRB Sektor Pariwis * Jml Biro Perjalanan

R R Squared Eta Eta Squared

(62)

d. Jumlah Penginapan Wisata (X4)

Tabel V.5

Hasil Uji Linearitas Jumlah Penginapan Wisata

ANOVA Table

1.6E+013 7 2.250E+012 8.472 .110

1.3E+013 1 1.316E+013 49.560 .020

2.6E+012 6 4.313E+011 1.624 .429

5.3E+011 2 2.655E+011

Squares df Mean Square F Sig.

Measures of Association

.899 .808 .984 .967

PDRB Sektor Pariwisata * Rumah Penginapan

R R Squared Eta Eta Squared

Dengan PDRB Sektor Pariwisata (Y) dari hasil perhitungan SPSS 11.0 diperoleh F hitung sebesar 49.560 dengan probabilitas 0,020. Hasil yang F hitung dibandingkan dengan F tabel, dimana 0 < 0.05, nemurator 7 dan denemurator 1 diperoleh F tabel 5.59. Jadi, F hitung 49.560 > F tabel 5.59, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga hubungan antara Jumlah Penginapan (X4) dengan PDRB Sektor Pariwisata (Y) bersifat linier.

(63)

3. Uji Korelasi Product Moment

Tabel V.6

Uji Korelasi Product Moment dari Pearson

Correlations

1 .027 .834** .942** .881**

.940 .003 .000 .001

10 10 10 10 10

.027 1 .052 .206 .136

.940 .887 .568 .708

10 10 10 10 10

.834** .052 1 .787** .865**

.003 .887 .007 .001

10 10 10 10 10

.942** .206 .787** 1 .832**

.000 .568 .007 .003

10 10 10 10 10

.881** .136 .865** .832** 1

.001 .708 .001 .003

10 10 10 10 10

Pariwisata Jml Investasi Promosi

Jml Biro Perjalanan

Rumah Penginapan

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Hasi uji korelasi pada tabel V.6 diatas akan dijelaskan untuk

masing-masing variabel sebagai berikut:

a. Jumlah Investasi

Hasil analisis Uji korelasi untuk variabel investasi diperoleh nilai r

hitung 0,027 dan pada signifikansi didapat probabilitas 0.940 > 0.05

sehingga Ho diterima. Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara jumlah investasi dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY tahun

1997-2006.

b. Promosi

Hasil analisis Uji korelasi untuk variabel promosi diperoleh nilai r

hitung 0,843 dan pada signifikansi didapat probabilitas 0.003 < 0.05

(64)

signifikan antara promosi dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY tahun

1997-2006.

c. Jumlah Biro Perjalanan

Hasil analisis Uji korelasi untuk variabel jumlah biro perjalanan

diperoleh nilai r hitung 0,942 dan pada signifikansi didapat

probabilitas 0.000 < 0.05 sehingga Ho ditolak. Hal itu menunjukkan

ada hubungan positif dan signifikan antara jumlah biro perjalanan

dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY tahun 1997-2006.

d. Rumah Penginapan

Hasil analisis Uji korelasi untuk variabel rumah penginapan diperoleh nilai r hitung 0,881 dan pada signifikansi didapat probabilitas 0.001 < 0.05 sehingga Ho diterima. Hal itu menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara jumlah rumah penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata DIY tahun 1997-2006.

B. Pembahasan

1. Pembahasan Masalah Pertama

Hipotesis Pertama menyatakan ada bahwa tidak ada hubungan antara jumlah investasi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY pada tahun 1997-2006. Dari analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui

probabilitas antara jumlah investasi dengan PDRB Sektor Pariwisata sebesar 0.940 > 0.05. Dengan hasil ini berarti Ho diterima

(65)

hubungan terhadap PDRB Sektor Pariwisata. Dan dalam tabel pearson correlations menunjukkan angka korelasi sebesar 0.027. Hubungan yang negatif dan signifikan antara jumlah investasi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006, artinya semakin rendah jumlah investasi, tetapi semakin tinggi PDRB Sektor Pariwisata di DIY.

(66)

Tabel V.7

Perkembangan Investasi dan PDRB Sektor Pariwisata di DIY Tahun 1997-2006

Tahun Investasi (Dalam 000 Rupiah)

PDRB Sektor Pariwisata (Dalam 000 Rupiah)

1997 17.572 1.147.969

1998 24.819 1.814.851

1999 9.183 2.188.636

2000 7.324 2.473.179

2001 10.784 2.745.957

2002 15.194 3.352.202

2003 15.142 3.770.811

2004 17.440 4.171.369

2005 19.642 4.866.927

2006 21.252 5.279.314

Sumber: BPS. DIY thn. 1997-2006

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah investasi dari tahun ke tahun terus meningkat dan hal tersebut menyebabkan PDRB Sektor Pariwisata dari tahun ke tahun juga meningkat. Seperi pada tahun 1998 jumlah investasi mengalami kenaikkan sebesar Rp.24.819 dan PDRB Sektor Pariwisata sebesar Rp.1.814.851, namun setelah terjadi krisis moneter pada tahun 1999 jumlah investasi mengalami penurunan menjadi Rp.9.183, sedangkan PDRB Sektor Pariwisata mengalami kenaikkan sebesar Rp.2.188.636. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa investasi tidak mempunyai hubungan yang positif dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY

2. Pembahasan Masalah Kedua

(67)

1997-2006. Dari analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui probabilitas antara promosi dengan PDRB Sektor Pariwisata sebesar 0.003 < 0.05. Dengan hasil ini berarti Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel promosi memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap PDRB Sektor Pariwisata. Dan dalam tabel pearson correlations menunjukkan angka korelasi sebesar 0.834. Hubungan yang positif dan signifikan antara promosi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006, artinya semakin tinggi promosi maka semakin tinggi pula PDRB Sektor Pariwisata di DIY

Tabel V.8

Perkembangan Promosi dan PDRB Sektor Pariwisata di DIY Tahun 1997-2006

Tahun Promosi (Dalam 000 Rupiah)

PDRB Sektor Pariwisata (Dalam 000 Rupiah)

1997 572.732 1.147.969

1998 870.470 1.814.851

1999 1.369.958 2.188.636

2000 2.180.256 2.473.179

2001 3.804.394 2.745.957

2002 5.201.612 3.352.202

2003 4.211.240 3.770.811

2004 347.738.456 4.171.369

2005 393.651.068 4.866.927

2006 410.231.215 5.279.314

Sumber: BPS. DIY thn. 1997-2006

(68)

Pariwisata sebesar 3.770.811. Dengan demikian jelas bahwa promosi mempunyai hubungan dengan perkembangan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006.

Promosi merupakan salah satu variabel yang sangat penting di laksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk dan jasa. Pengertian promosi menurut Jeremy Carthy dan William D (1993,294) adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku.

Program promosi yang di tawarkan berupa paket pariwisata ke DIY dengan memberikan diskon hingga 50% untuk paket wisata ke Yogya. Hotel, restoran, maskapai penerbangan, biro perjalanan wisata yang berkaitan untuk melaksanakan paket promosi pariwisata di DIY.

Program promosi tersebut cukup efektif karena dapat menarik wisatawan sehingga dapat memperbesar devisa, memperluas kesempatan kerja, lapangan usaha, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kegiatan ekonomi, memperkenalkan alam dan nilai budaya bangsa, serta yang penting adalah memupuk rasa cinta tanah air.

3. Pembahasan Masalah Ketiga

(69)

Pariwisata sebesar 0.000 < 0.05. Dengan hasil ini berarti Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel jumlah biro perjalanan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap PDRB Sektor Pariwisata. Dan dalam tabel pearson correlations menunjukkan angka korelasi sebesar 0.942. Hubungan yang positif dan signifikan antara jumlah biro perjalanan dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006, artinya semakin banyak jumlah biro perjalanan maka semakin tinggi pula PDRB Sektor Pariwisata di DIY.

Tabel V.9

Perkembangan Jumlah Biro Perjalanan dan PDRB Sektor Pariwisata di DIY Tahun 1997-2006

Tahun Jumlah Biro Perjalanan (Unit)

PDRB Sektor Pariwisata (Dalam 000 Rupiah)

1997 97 1.147.969

(70)

1999. Sedangkan pada PDRB Sektor Pariwisata dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Jumlah usaha perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan pelayanan bagi perjalanan dengan tujuan utama berwisata. Faktor jumlah usaha perjalanan wisata mempunyai hubungan dengan penerimaan di sektor pariwisata, dimana apabila jumlah usaha perjalanan wisata semakin berkembang akan mempermudah dan memperlancar arus wisatawan asing.

4. Pembahasan Masalah Keempat

(71)

Tabel V.10

Perkembangan Rumah Penginapan dan PDRB Sektor Pariwisata di DIY Tahun 1997-2006

Tahun Rumah Penginapan (Unit)

PDRB Sektor Pariwisata (Dalam 000 Rupiah)

1997 12.018 1.147.969

1998 13.358 1.814.851

1999 13.509 2.188.636

2000 12.916 2.473.179

2001 13.357 2.745.957

2002 13.357 3.352.202

2003 13.157 3.770.811

2004 14.163 4.171.369

2005 14.672 4.866.927

2006 15.243 5.279.314

Sumber: BPS. DIY thn.1997-2006

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 1997-1999 jumlah rumah penginapan terus mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2000 mengalami penurunan menjadi 12.916 unit dengan PDRB sebesar Rp.2.473.179.

Usaha jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan makanan dam minuman yang di peruntukkan bagi umum. Perkembangan sektor pariwisata yang semakin besar akan mendatangkan jumlah wisatawan yang besar pula yang pada akhirnya menyebabkan aktivitas penduduk maupun pendatang untuk memanfaatkan keuntungan ekonomi dari sektor pariwisata tersebut.

(72)
(73)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan dalam bab terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama

Tidak ada hubungan signifikan antara investasi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006. Hal ini diketahui dari nilai r hitung sebesar 0.027 pada tingkat signifikansi didapat nilai probabilitas 0.940 > 0.05.

2. Hipotesis Kedua

Ada hubungan positif dan signifikan antara promosi dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006. Hal ini diketahui dari nilai r hitung sebesar 0.834 pada tingkat signifikansi didapat nilai probabilitas 0.003 < 0.05.

3. Hipotesis Ketiga

Ada hubungan signifikan antara jumlah biro perjalanan dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006. Hal ini diketahui dari nilai r hitung sebesar 0.942 pada tingkat signifikansi didapat nilai probabilitas 0.000 < 0.05.

(74)

4. Hipotesis Keempat

Ada hubungan signifikan antara jumlah rumah penginapan dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY tahun 1997-2006. Hal ini diketahui dari nilai r hitung sebesar 0.881 pada tingkat signifikansi didapat nilai probabilitas 0.001 < 0.05.

B. Keterbatasan

1. Peneliti mengandalkan data dari BPS, sehingga peneliti tidak bisa meyakinkan keakuratan/keabsahan di data sekunder yang dipakai dalam penelitian tersebut.

2. Penelitian ini hanya berfokus pada 4 faktor yang mempengaruhi PDRB bidang Pariwisata, padahal ada beberapa faktor lain yang juga ikut mempengaruhi PDRB Pariwisata diantaranya jumlah wisatawan, jumlah restoran.

C. Saran

1. Investasi tidak perlu menjadi fokus dalam pengembangan Sektor Pariwisata di DIY, karena investasi tidak memiliki hubungan dengan PDRB Sektor Pariwisata.

(75)

3. Pemerintah sebaiknya mengembangkan regulasi yang memungkinkan semakin biro perjalanan sehingga memiliki standar kualitas yang baik, karena menurur temuan lapangan biro perjalanan memiliki hubungan positif dengan PDRB Sektor Pariwisata di DIY.

(76)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1993. Statistika Ekonomi, Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi YKPN.

Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS. 10 for Windows (Edisi Kedua). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Atmaja, Setia Lukas. 1997. Memahami Statistika Bisnis, Buku 2, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Damardjati, R.S. 1992. Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Wahyudi, Indra 2004. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Sektor Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1991-2000”. Yogyakarta: UPN.

Kanwil Deparpostel Propinsi DIY. 1997. Pariwisata dan Sapta Pesona. Yogyakarta

Kodhyat, H. 1983. Analisis Pariwisata dan Perhotelan. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Kuncoro, Mudrajat. 2000. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Pandit, I Nyoman, S. 1995. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:

Pradnya Paramita

Soekadijo, R.G. 1997. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Spillane, James J. 1985. Pariwisata Indonesia: Sejarah dan Prospeknya.

Yogyakarta: Kanisius.

Sudjana. 1996. Methoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukirno, S. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Rajawali. Supranto. 1984. Ekonometri. Jakarta: LPFE. UI.

Yoeti, Oka A., Drs. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

(77)
(78)
(79)

Lampiran 2

DATA PERKEMBANGAN INVESTASI, PROMOSI, BIRO PERJALANAN, RUMAH PENGINAPAN DAN PDRB SEKTOR PARIWISATA DI DIY TAHUN

1997-2006

Tahun

PDRB Sektor Pariwisata

Investasi Promosi Biro Perjalanan

Rumah Penginapan

(80)

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

10 10 10 10 10

14265.60 1E+008 126.30 13575.00 3181121.50 7028.376 2E+008 23.003 913.548 1344863.755

.150 .427 .174 .229 .127

.090 .427 .174 .229 .127

-.150 -.264 -.110 -.135 -.095

.473 1.351 .549 .724 .401

.979 .052 .924 .672 .997

N

Test distribution is Normal. a.

(81)

Uji Linearitas Investasi

ANOVA Table

.6E+013 7 2.282E+012 15.084 .064

3.5E+012 1 3.527E+012 23.315 .040

.2E+013 6 2.075E+012 13.713 .070

3.0E+011 2 .513E+011

.6E+013 9

(Combined)

Linearity

Deviation from Line Between

Groups

Within Groups

Total PDRB Sektor Pariwis * Jml Investasi

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Measures of Association

.466 .217 .991 .981

PDRB Sektor Pariwisat * Jml Investasi

(82)

Uji Linearitas Promosi

ANOVA Table

1.6E+013 7 2.281E+012 14.718 .065 1.1E+013 1 1.134E+013 73.134 .013 4.6E+012 6 7.721E+011 4.982 .177 3.1E+011 2 1.550E+011

1.6E+013 9

(Combined) Linearity

Deviation from Linearity Between

Groups

Within Groups Total PDRB Sektor

Pariwisata * Promosi

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Measures of Association

.834 .696 .990 .981

PDRB Sektor Pariwisata * Promosi

(83)

Uji Linearitas Usaha Perjalanan Wisata

ANOVA Table

6E+013 7 288E+012 17.408 .055

5E+013 1 512E+013 115.054 .009

9E+011 6 490E+011 1.134 .538

6E+011 2 314E+011

6E+013 9

(Combined)

Linearity

Deviation from Lin Between

Groups

Within Groups

Total PDRB Sektor Pariw * Jml Biro Perjalan

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Measures of Association

.964 .929 .992 .984 PDRB Sektor Pariwis

* Jml Biro Perjalanan

Gambar

Gambar II.1. Kerangka Berpikir
Tabel IV.1
Tabel IV.2
Tabel V.1 Hasil Uji Normalitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.3.4 Hidrograf Banjir dengan Model HEC-HMS ...Error.. Bookmark

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, diperlukan adanya penelitian yang dapat menjadi acuan untuk menempatkan dan memadukan antara lingkungan eksternal

3.2 Menganalisis jejaring sosial  pendidikan 4.2 Menyajikan hasil analisis  penggunaan jejaring sosial  pendidikan Jejaring Sosial  Pendidikan   

Diagram lingkaran di samping menunjukkan hasil penelitian dari 1080 siswa mengenai bidang studi yang paling digemari di sebuah SLTPN favorit.. Dari data tersebut, banyak siswa

Kinerja positif institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri merupakan akumulasi dari kinerja individu anggota Kepolisian dan Puslitbang Polri, oleh sebab itu

Berdasarkan Penetapan Penyedia Barang/Jasa Nomor : 887/PPBJ- SDA/2017 tanggal 24 Oktober 2017, dengan ini diumumkan Penetapan Penyedia Barang/Jasa sebagai berikut :.. Pekerjaan

takut (melanggar perintah) Allah dari kalangan hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang Yang berilmu ”.. Islam tentang ilmu tersebut, untuk memelihara suatu tatatertib pengetahuan

Wawancara Ruang Sidang Gedung Rektorat