• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lagu campursari ciptaan Budi Prabowo : analisis struktur, penciptaan, dan fungsi... - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Lagu campursari ciptaan Budi Prabowo : analisis struktur, penciptaan, dan fungsi... - USD Repository"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Jangan mengatakan “ TIDAK “ Sebelum kamu mencoba… Tapi, berkatalah “ IYA “

Untuk sesuatu yang akan kamu lakukan… Karena dengan berkata “ IYA “

Kamu akan memiliki SEMANGAT… Dan Yesus akan membantumu

Sehingga apa yang akan kamu lakukan pasti akan berbuah baik…

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta Penulis

(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kepada Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripi yang berjudul “Lagu Campursari Ciptaan Budi Prabowo: Analisis Struktur, Penciptaan, dan Fungsi“ dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1) pada Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya kebaikan, bantuan dan dukungan baik secara material maupun spiritual dari berbagai pihak. Kebaikan, perhatian, bantuan serta dukungan tersebut selalu hadir di dalam setiap langkah penulis, terutama pada saat menjalani perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

Dalam kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memperlancar proses penulisan skripsi.

1. Tuhan Yesus Kristus dan Buda Maria terkasih yang selalu membimbing dan melindungi di setiap langkahku.

2. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan secara sabar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum. selaku dosen pembimbing II yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini dengan memberikan masukan dan petunjuk kepada penulis.

4. Bapak Drs. Hery Antono, M. Hum, Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum, Bapak Drs. F. X. Santosa, M.S.,Bapak Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum,

Ibu Dra.Tjandrasaih Adji, M. Hum, Ibu S. E. Peni Adji, S.S,M.Hum. atas bimbingannya selama penulis manjalani studi di Universitas Sanata Dharma. 5. Staf sekertariat Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma atas pelayanannya

dalam bidang administrasi.

(8)

6. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan peminjaman buku yang diperlukan penulis.

7. Ayah ibuku tercinta yang telah mendoakan, memberi dukungan, memberikan semangat, dan telah berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi semua kebutuhan penulis selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma. 8. Pakde Budi Prabowo yang telah memberikan inspirasi lewat syair lagu

campursarinya sehingga penulis dapat menulis skripsi dengan materi itu. 9. Segenap keluarga besarku, adikku Sandra, kakak–kakakku, pakde–budhe,

om -tante, serta kakek dan nenekku yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis.

10.My beloved, mas Ivan yang selalu memberikan inspirasi buat penulis, serta memberikan doa, semangat, dukungan, dan cintanya kepada penulis, sehingga selesailah skripsi ini.

11.Teman-teman kostku gang buntu II, mbak Ade, mbak Indah, mbak Dewi, mbak Vita, mbak Novi, Ebi, Siska, dan There terima kasih atas segala bantuan dan kebersamaan dari kalian. I Love U all.

12.Sahabatku, Titi yang membuat penulis bersemangat.

13.Teman-teman mahasiswa angkatan 2002 atas kebersamaannya selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mangharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini.

Penulis

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

(14)

1.6 Metode dan Teknik Penelitian ... 11

1.6.1 Metode dan Teknik Dalam Pengumpulan Data ... 12

1.6.2 Metode dan Teknik Dalam Analisis Data... 12

1.6.3 Metode Penyajian Hasil Analisis ... 13

1.7 Sistematika Penyajian ... 14

BAB II ANALISIS STRUKTUR LAGU CAMPURSARI ... 15

2.1 Pengantar... 15

2.2 Analisis Struktur Syair “Magelang Gemilang” ... 16

2.2.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Magelang Gemilang” ... 17

2.3 Analisis Struktur Syair “Judi Togel” ... 21

(15)

2.4.1.3 Pengimajian (image) ... 29

2.5 Analisis Struktur Syair “Kenalan Anyar” 31 2.5.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Kenalan Anyar” ... 33

2.6 Analisis Struktur Syair “Prasetyaku”... 36

2.6.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Prasetyaku”... 38

2.7 Analisis Struktur Syair “Merapi”... 41

2.7.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Merapi”... 42

2.7.1.1 Persajakan ... 42

2.7.1.2 Diksi... 43

(16)

2.7.1.4 Gaya Bahasa... 44

2.7.2 Analisis Struktur Batin (isi) Syair “Merapi” ... 44

2.7.2.1 Tema ... 44

2.7.2.2 Nada (Tone) ... 44

2.7.2.3 Amanat... 45

2.8 Analisis Struktur Syair “Janjine Piye”... 45

2.8.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Janjine Piye”... 47

2.10 Analisis Struktur Syair “Malioboro” ... 54

2.10.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Malioboro” ... 55

2.10.1.1 Persajakan ... 55

2.10.1.2 Diksi... 56

2.10.1.3 Pengimajian (image) ... 56

(17)

2.10.2 Analisis Struktur Batin (isi) Syair “Malioboro” ... 57

2.10.2.1 Tema ... 58

2.10.2.2 Nada (Tone) ... 58

2.10.2.3 Amanat... 58

2.11 Analisis Struktur Syair “Gegayuhanku” ... 59

2.11.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Gegayuhanku” ... 60

BAB III PENCIPTAAN DAN FUNGSI SYAIR LAGU CAMPURSARI ... 65

(18)

3.1.15 Penciptaan Lagu “Gondhal-Gandhul” ... 80

3.1.16 Fungsi Lagu “Gondhal-Gandhul” ... 80

3.1.17 Penciptaan Lagu “Malioboro” ... 81

3.1.18 Fungsi Lagu “Malioboro” ... 82

3.1.19 Penciptaan Lagu “Gagayuhanku” ... 83

3.1.20 Fungsi Lagu “Gegayuhanku”... 83

3.2 Rangkuman ... 84

BAB IV PENUTUP ... 86

4.1 Kesimpulan ... 86

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penelitian ini bermaksud melakukan analisis terhadap syair lagu campursari,

yang terdiri atas analisis struktur fisik dan analisis struktur batin. Analisis struktur

fisik meliputi persajakan, diksi, pengimajian (image) daya bayang, dan gaya bahasa. Adapun analisis struktur batin (isi) meliputi: tema, nada (tone), dan amanat.

Campursari adalah kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang berupa

kesenian musik Jawa. Alat musik khas Jawa adalah gamelan. Musik campursari juga

menggunakan alat musik gamelan tetapi ada tambahan alat musik keyboard, drum,

dan bas. Penelitian mengenai campursari ini dilakukan karena pada saat ini

campursari sudah mulai digemari oleh masyarakat dan campursari merupakan

kesenian yang dapat menghibur masyarakat dan mengasyikkan. Syair lagu

campursari yang akan di bahas adalah ciptaan Budi Prabowo, karena bahasa yang

digunakan khas, bahasanya lugas, apa adanya.

Dalam menciptakan lagu campursari ini, Budi Prabowo menggunakan bahasa

Jawa, yang nantinya akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penulis.

Syair lagu hampir sama dengan puisi. Unsur-unsur bentuk atau struktur fisik dapat

diuraikan dalam metode analisis puisi, yakni unsur estetik yang membangun struktur

(20)

Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata sebab harus dipertimbangkan

maknanya, komposisi bunyi dalam rima dan irama,kedudukan kata itu di tengah

konteks kata lainnya dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Oleh sebab itu,

disamping memilih kata yang tepat, penyair juga mempertimbangkan urutan katanya

dan kekuatan atau daya magis dari kata-kata tersebut. Kata-kata diberi makna baru

menurut kehendak penyair.

Karena begitu pentingnya kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga

dipertimbangkan secara cermat dalam pemilihannya. Karena pemilihan kata-kata

mempertimbangkan berbagai aspek estetis, kata-kata yang sudah dipilih oleh penyair

untuk puisinya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya,

sekalipun maknanya tidak berbeda. Bahkan, sekalipun unsur bunyinya hampir mirip

dan maknanya sama, kata yang sudah dipilih itu tidak dapat diganti. Jika kata itu

diganti akan mengganggu komposisi dengan kata lainnya dalam konstruksi

keseluruhan puisi itu (Waluyo, 1987:73).

Hal pertama yang dibahas dalam skripsi ini adalah analisis struktur syair lagu

campursari. Analisis ini meliputi analisis struktur fisik dan batin (isi) puisi. Analisis

struktur fisik meliputi persajakan, diksi, pengimajian (image) dan gaya bahasa. Dalam hal ini setiap lagu diuraikan melalui analisis tersebut.

Contohnya bagaimana persajakannya (yang meliputi rima dan ritma):

Dalam syair “Magelang Gemilang” pada bait dua baris tiga (2c) dan empat (2d)

(21)

Ini berfungsi untuk menegaskan lagi supaya kita mewujudkan Kota Magelang

menjadi Gemilang.

Selain itu juga ada pengulangan kalimat pada tiap bait, yaitu pada bait tiga

baris ke dua (3b) ada kata ‘bebarengan’, yang berarti bersama-sama. Pengulangan ini untuk mempertegas kata bersama, agar lebih dalam maknanya.

Bagaimana diksinya (pilihan katanya): kata-kata yang dipilih dalam syair lagu

ini mengacu pada dua hal, yakni: (1) kemegahan Kota Magelang dengan

candi-candinya, ini tergambar pada bait pertama yang berbunyi:

Pancen nyata Magelang iku kaloka ‘Memang benar Magelang itu termashyur’ Dadi kutha tujuan pariwisata

‘Menjadi kota tempat tujuan pariwisata’ Pawon Mendut dalah candi Borobudur ‘Pawon Mendut serta candi Borobudur’ Cagar Budaya tilarane leluhur

‘Cagar budaya peninggalan nenek moyang’

(2) Kesatuan/manunggaling pemerintah dengan masyarakat dalam membangun kota

itu menjadi lebih makmur lagi. Ini tergambar pada bait ke dua, yang bunyinya:

Pra wargane saiyek saekakapti ‘Warganya seia sekata/sehati’

Anyengkuyung program pamarintah yekti ‘Mendukung program pemerintahan yang nyata’ Mujudake kutha Magelang gemilang

(22)

Bagaimana pengimajiannya (daya bayangnya apakah lebih fokus ke

pendengaran, penglihatan, perasaan, atau lainnya). Syair lagu “Magelang Gemilang”

didominasi oleh daya imajinasi penglihatan, melalui syairnya kita seolah-olah dapat

melihat keistimewaan Magelang secara menyeluruh. Selain candi-candi yang

mempesona kita juga seakan-akan melihat masyarakat Magelang yang sedang giat

membangun kotanya. Ini dapat dilihat dalam syair pada bait satu dan dua.

Gaya bahasa (menggunakan gaya bahasa apa yang digunakan dalam syair

lagu tersebut). Dalam menulis syair lagu “Magelang Gemilang” penyair

menggunakan sarana retorika jenis pleonasme. Yaitu gaya bahasa yang merupakan susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul dalam hati penyair,

sehingga menimbulkan perasaan tertentu dalam hati pembaca. Dalam menyatakan

hal/keadaan dua kali, tetapi kata kedua telah tersimpul dalam kata pertama.

Misalnya: Mujudake kutha Magelang gemilang

‘Mewujudkan kota Magelang menjadi Gemilang’ Gemah ripah iman lan cemerlang

‘Makmur, iman, dan cemerlang’ (pada bait dua dan diulang dalam bait tiga)

Sama dengan analisis fisik, dalam setiap lagu juga diuraikan analisis isi yang

meliputi tema, nada (tone), dan amanat melalui analisis tersebut.

Contohnya apa tema dalam syair lagu itu? (sebelum kita menentukan

temanya, kita tentukan dulu gagasan pokok dari tiap baitnya). Gagasan pokok dalam

syair lagu “Magelang Gemilang” adalah menggambarkan begitu termasyhurnya kota

(23)

Selain itu para warganya selalu bergotong-royong untuk membangun kotanya

agar menjadi gemilang. Tetapi kita jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan agar

selalu diberikan kekuatan untuk membangun kota Magelang agar manjadi gemilang.

Jadi tema dari lagu ini adalah: termasyhurnya kota Magelang didukung oleh

warganya yang sehati, seia sekata untuk mewujudkan kota Magelang menjadi

gemilang selamanya.

Apa nada (tone) yang terdapat dalam syair lagu itu? (apakah menasihati,

menyindir, menggurui, atau yang lainnya). Dalam syair lagu “Magelang Gemilang”

nada/tonenya adalah menasehati. Penyair mengajak kita untuk melihat termasyhurnya

kota Magelang dan mengingatkan kita agar selalu bekerja sama/seia dalam

membangun kota Magelang dan agar kita jangan lupa untuk selalu memuji/memohon

kepada Tuhan agar selalu memberikan kekuatan kepada kita.

Apakah amanat dari syair lagu itu? (pesan apa yang disampaikan penyair

lewat lagu itu). Amanat dari syair lagu “Magelang Gemilang” adalah membangun

kota dan mewujudkan kota Magelang agar menjadi gemilang selamanya serta jangan

lupa selalu berdoa kepada Tuhan agar selalu memberikan kekuatan untuk

membangun kota Magelang agar menjadi gemilang. Ini adalah gambaran dari hal

yang akan dibahas dalam BAB II.

Masalah kedua yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah penciptaan dan

fungsi syair lagu campursari. Yang akan dibahas dalam penciptaan adalah biografi

dari sang pencipta, yaitu Budi Prabowo: Siapa dia, lahir di mana, bagaimana latar

belakang keluarganya, apa profesinya, bagaimana kiprahnya di dunia seni. Ini akan

(24)

Selain itu akan diuraikan dari mana inspirasi dalam menciptakan lagu tersebut

dan apa tujuan dia menciptakan lagu itu. Adapun yang akan dibahas dalam fungsi

syair lagu campursari adalah uraian mengenai fungsi dari syair lagu campursari

tersebut. Ini adalah gambaran dari hal yang akan di bahas dalam BAB III.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dalam butir 1.1, permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana analisis struktur syair lagu campursari?

1.2.2 Bagaimana penciptaan dan fungsi syair lagu campursari?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk, makna dan

fungsi syair lagu campursari. Secara khusus, tujuan penelitian ini dapat dirinci

sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan struktur syair lagu campursari.

1.3.2 Mendeskripsikan penciptaan dan fungsi syair lagu campursari.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini adalah deskripsi struktur syair lagu campursari. Hasil

penelitian struktur syair lagu campursari meliputi struktur fisik dan batin (isi) dari

syair lagu campursari. Hasil penelitian tentang analisis struktur syair lagu campursari

(25)

persajakan, diksi, pengimajian (image), dan gaya bahasa, selain itu juga mengenai analisis batin (isi) yang meliputi tema, nada (tone) dan amanat dalam syair lagu

campursari.

Selain itu, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengertian

kita mengenai siapa pengarang dari syair lagu tersebut dan fungsi dari syair lagu

campursari. Manfaat untuk pengembangan linguistik dan ilmu sastra adalah kita dapat

mendeskripsikan struktur syair lagu campursari dan juga bagaimana proses

penciptaan lagu campursari serta fungsi dari syair lagu itu sendiri.

1.5 Landasan Teori

Dalam landasan teori ini dipaparkan pengertian mengenai struktur fisik (unsur

yang membangun) dan struktur batin/isi (unsur yang membangun) serta fungsi:

1.5.1 Pengertian Struktur Fisik

Struktur fisik adalah unsur yang bersifat fiskal, yang bisa dilihat dan

diamati, yang merupakan bentuk luar (kasat mata) dari sebuah puisi/syair lagu. Unsur

ini terdiri dari bahasa dengan berbagai variasi, kombinasi, dan permainan estetiknya.

Unsur inilah yang membentuk struktur batin yang merupakan isi abstak dan hakikat

dari sebuah puisi/syair (Taum,1987:58). Struktur fisik meliputi persajakan, diksi,

pengimajian, dan gaya bahasa.

1.5.1.1 Persajakan

Persajakan dibahas untuk mengetahui rima dan ritma dalam syair lagu

campursari. Rima dan ritma adalah persamaan bunyi dan pengulangan bunyi, kata,

(26)

Persajakan adalah bunyi musik yang merdu dan berirama yang meliputi rima

dan ritma. Berikut adalah pengertian persajakan menurut beberapa ahli bahasa:

Persajakan dalam puisi, bunyi dipergunakan sebagai orkestrasi, yakni sarana untuk menimbulkan bunyi musik. Bunyi konsonan dan vokal disusun begitu rupa sehingga menimbulkan bunyi yang merdu dan berirama seperti bunyi musik. Persajakan meliputi rima dan ritma. Rima adalah persamaan bunyi pada akhir kata. Ritma adalah pengulangan bunyi dalam larik yang sama. (Taum, 1987: 59-60).

Persajakan (versifikasi) adalah rima dan ritma dalam syair lagu. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi (syair) untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi. Adapun ritma adalah sangat berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Ritma juga dapat dibayangkan seperti tembang mocopat dalam tembang jawa (Waluyo 1987:94)

1.5.1.2 Diksi

Dalam analisis ini dibahas mengenai diksi untuk mengetahui pilihan kata yang

dipilih oleh penyair untuk menciptakan syair lagu campursari. Apakah menggunakan

bahasa yang digunakan dalam keseharian atau bahasa sastra. Diksi adalah pilihan kata

yang digunakan pencipta untuk menciptakan lagu. Berikut pengertian diksi menurut

para ahli:

Diksi adalah pilihan kata. Diksi banyak tergantung pada latar belakang sosial budaya (daerah, politik, usia), pendidikan, agama, dan spirit of time (zaman Jepang, tahun 45, 66) dari penyairnya. Jika dikaji secara mendalam, maka setiap penyair memiliki preferensi yang khas dalam hal pilihan katanya (Taum, 61).

Diksi dalam kaitan ini juga bersangkutan dengan pilihan kata antara penggunaan kata sehari-hari dan arkais (Suyatno 2000:8)

1.5.1.3 Pengimajian

Pengimajian adalah daya bayang yang berkaitan dengan pilihan kata dalam

syair lagu sehingga menghasilkan imagi, seolah-olah pembaca dapat menghayatinya

melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Berikut pengertian pengimajian

(27)

Pengimajian (image) adalah daya bayang. Menurut Altenbreg (Pradopo, 2000:89) citraan adalah alat kepuitisan utama. Ada hubungan yang erat antara diksi, daya bayang, dan kata konkret. Diksi yang dipilih hendaknya menghasilkan daya bayang, dan karena itu kata-kata tersebut menghasilkan gambaran-gambaran angan yang dihayati secara lebih konkret, seolah-olah pembaca dapat menghayatinya melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa.

1.5.1.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa dibahas dalam analisis ini karena untuk melukiskan pesan apa

yang akan disampaikan oleh pencipta lagu. Selain itu jaga untuk memperjelas makna

yang ada dalam syair lagu tersebut. Berikut pengertian gaya bahasa menurut Yapi

Taum:

Gaya bahasa kata-kata biasa seringkali tidak mampu melukiskan atau mendukung amanat yang hendak dikemukakan oleh penyair. Bahasa kiasan adalah: mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lainnya sehingga gambaran menjadi lebih jelas, lebih menarik, lebih hidup (Taum, 1987:63).

1.5.2 Pengertian Struktur Batin (isi)

Struktur Batin (isi) adalah bagian inti atau hakikat dari sebuah puisi.

Bagian ini merupakan bagian tak terlihat, merupakan kandungan isi (abstrak), dan

aspek kesastraan dari sebuah puisi (Taum, 1987:69). Struktur batin (isi) meliputi:

1.5.2.1 Tema

Dalam analisis ini dibahas mengenai tema untuk mengetahui sesuatu hal yang

ingin dikemukakan oleh pencipta. Gagasan apa yang ada dalam syair lagu yang

diciptakannya. Tema adalah gagasan pokok atau sesuatu yang ingin diungkapkan

pencipta dalam syair lagu yang diciptakannya. Menurut Yapi Taum:

(28)

1.5.2.2 Nada

Nada adalah sikap pencipta lagu terhadap pembaca/pendengar. Bagaimana

sikap pencipta dalam menciptakan lagu tersebut, apakah menasihati, mengejek, atau

menyindir. Jadi dalam analisis ini dibahas mengenai nada untuk mengetahui

bagaimana sikap pencipta dalam menciptakan lagunya. Menurut Yapi Taum nada

adalah:

Nada (tone) adalah sikap penyair terhadap pembaca/penikmat sastra. Dalam menulis puisi/syair penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca: apakah itu mau menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, dll. Sikap penyair kepada pembaca disebut: nada puisi (Taum, 1987:72).

1.5.2.3 Amanat

Dalam hal ini amanat dibahas untuk mengetahui pesan apa yang akan

disampaikan pencipta melalui lagu tersebut. Jadi amanat adalah pesan pencipta yang

terdapat dalam syair lagu yang tersebut. Berikut pengertian amanat menurut Yapi

Taum:

Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh penyair, ini dapat kita telaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi tersebut. Amanat seringkali tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Seringkali amanat tidak disadari penyairnya sendiri (Taum, 1987:73-74). Tema berhubungan dengan arti karya sastra (meaning), sedangkan amanat berhubungan dengan makna karya sastra (significane).

1.5.3 Pengetian Fungsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995:281) fungsi diartikan sebagai

penggunaan bahasa untuk penyampaian informasi antara pembicara (penulis) dan

pendengar (pembaca). Jadi peran sebuah bahasa yang diperluas, misalnya dalam syair

(29)

pariwisata karena dalam syair ini lebih menonjolkan Kabupaten Magelang dan wisata

yang ada di sana. Fungsi juga dapat diartikan sebagai maksud yaitu sesuatu yang

dikehendaki. Apa yang dikehendaki pencipta dalam menciptakan lagu-lagu tersebut.

Fungsi disini dibahas untuk mengetahui apa maksud dari lagu yang diciptakan oleh

pencipta. Lagu-lagu ciptaan Budi Prabowo ada yang berfungsi mempromosikan

kabupaten Magelang menjadi kota pariwisata, yaitu lagu yang berjudul “Magelang

Gemilang”. Ada juga yang membahas mengenai percintaan dan kritik sosial.

1.5.4 Pengertian Penciptaan

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995:191) penciptaan diartikan

sebagai proses, perbuatan, cara menciptakan sesuatu yang baru; angan-angan yang

kreatif. Jadi dalam hal ini penciptaan dapat diartikan proses pembuatan hal yang baru

yaitu penulisan karya sastra yang berbentuk syair lagu campursari dengan ide-idenya

yang baru dan kreatif. Penciptaan dibahas untuk mengetahui bagaimana proses

penciptaan sebuah lagu. Dengan membahas mengenai peciptaan kita bisa mengetahui

estetika/keindahan dari sebuah lagu.

1.6 Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii)

analisis data, dan (iii) penyajian hasil analisis data. Berikut akan diuraikan

(30)

1.6.1 Metode dan Teknik dalam Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah analisis syair lagu campursari objek ini

berada dalam data yang berupa wacana. Data diperoleh dari sumber tertulis

yaitu teks lagu campursari ciptaan Budi Prabowo. Teks lagu campursari

ciptaan Budi Prabowo tersebut telah beredar bersama dengan kepingan

CD-nya.

Data yang dikumpulkan adalah berupa syair lagu yang telah digubah

oleh Budi Prabowo tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan metode

simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan menyimak langsung penggunaan bahasa. Teknik

yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah teknik nonpartisipan

atau teknik simak bebas libat cakap dengan mengamati dan mencatat data

berupa wacana yang mengandung bentuk dan makna. Data yang sudah

terkumpul diklasifikasikan berdasarkan struktur lahir dan batinnya.

1.6.2 Metode dan Teknik dalam Analisis Data

Langkah berikutnya adalah menganalisis data yaitu teks lagu

campursari dan inspirasi penciptaan dengan metode padan dan agih. Metode

padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi

bagian dari bahasa (language) yang bersangkutan. Alat penentunya adalah referen bahasa atau konteks di luar bahasa (Sudaryanto, 1993:13). Contohnya

proses penciptaan lagu campursari darimana penyair mendapatkan ide-ide

(31)

Metode agih adalah metode yang alat penentunya bagian dari bahasa yang

bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993:14). Contohnya dalam penelitian ini alat

penentunya adalah kumpulan syair lagu campursari yang diciptakan oleh Budi

Prabowo, jadi kenyataan ditunjukkan oleh bahasa itu sendiri. Teknik pertama yang

digunakan adalah teknik BUL, bahasa yang dikuasai penuh oleh penelitinya. Teknik

yang kedua adalah teknik ganti yaitu teknik analisis yang berupa penggantian unsur

satuan lingual data itu akan menghasilkan tuturan berbentuk ABCS, ABSD, atau

SBCD, bila tuturan data semula berbentuk ABCD. Dalam syair lagu tidak dapat

dibalik kata-katanya, contohnya ‘Pancen nyata Magelang iku kaloka‘ menjadi ‘Nyata pancen kaloka iku Magelang‘ karena akan merusak keindahan kata dalam syair lagu itu.

1.6.3 Metode Penyajian Hasil Analisis

Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian

hasil analisis data. Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan

menggunakan metode informal dan formal. Hasil penelitian ini disajikan

dengan menggunakan metode informal, yaitu dengan menggunakan kata-kata

yang bersifat denotatife dan bukan kata yang bersifat konotatif. Penyampaian

hasil analisis data dalam penelitian ini juga menggunakan metode formal,

yaitu memanfaatkan berbagai lambang, tanda, singkatan dan sejenisnya.

Tanda yang digunakan meliputi tanda (+), tanda bintang (*) (Sudaryanto,

(32)

1.7 Sistematika Penyajian

Laporan hasil penelitian ini disusun dalam empat bab. Bab pertama

merupakan bab pendahuluan. Bab pendahuluan berisi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan

sistematika penyajian. Latar belakang menguraikan alasan mengapa penulis

melakukan penelitian ini. Rumusan masalah menjelaskan masalah-masalah yang akan

dipecahkan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian mendeskripsikan tujuan diadakan

penelitian ini. Manfaat penelitian memaparkan manfaat yang bisa diambil dari hasil

penelitian ini. Landasan teori menyampaikan teori yang digunakan sebagai landasan

penelitian. Metode penelitian menguraikan metode dan teknik pada tahap

pengumpulan data, metode dan teknik pada tahap analisis data dan metode dan teknik

pada tahap penyampaian hasil analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian

ini. Sistematika penyajian menguraikan urutan hasil penelitian dalam skripsi ini. Bab

II berisi wacana tentang struktur syair lagu campursari. Bab II ini menguraikan

struktur fisik dan batin (isi) yang terdapat dalam syair lagu campursari tersebut. Bab

III berisi tentang penciptaan dan fungsi syair lagu campursari. Bab III ini

menguraikan siapa penyairnya dan bagaimana penyair menciptakan lagu campursari

dan menguraikan fungsi dari syair lagu campursari itu. Bab IV berisi tentang penutup

yang terdiri dari kesimpulan hasil analisis data dan saran untuk peneliti, selanjutnya

(33)

BAB II

ANALISIS STRUKTUR SYAIR LAGU CAMPURSARI

2.1 Pengantar

Dalam Bab II ini, akan dibahas mengenai analisis struktur dalam syair lagu campursari. Analisis struktur dalam syair lagu campursari ini akan dibagi menjadi dua, yaitu analisis struktur fisik dan analisis stuktur batin. Dalam analisis stuktur fisik yang akan dibahas mengenai persajakan (versifikasi), diksi, dan pengimajian (image). Dalam analisis struktur batin/isi yang akan dibahas adalah tentang tema, nada (tone), dan amanat.

Keindahan syair lagu campursari ditunjukkan oleh berbagai faktor. Dalam BAB ini akan dikaji syair-syair lagu campursari dengan menyiapkan model analisis struktural.

Sebuah puisi/syair adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur atau satuan-satuan yang membangunnya. Unsur-unsur ini bersifat padu dan tak dapat dipisahkan. Pembicaraan tentang unsur-unsur yang membangun puisi akan mencakup struktur fisik dan struktur batin puisi.

(34)

Syair lagu campursari yang akan dianalisis adalah:

NO Judul Lagu No Judul Lagu

1 Magelang Gemilang 6 Merapi

2 Judi Togel 7 Janjine piye

3 Ketep Dadi Seksi 8 Gondhal-gandhul

4 Kenalan Anyar 9 Malioboro

5 Prasetyaku 10 Gegayuhanku

2.2 Analisis Struktur Syair “Magelang Gemilang“

Syair lagu campursari “Magelang Gemilang“ terdiri dari empat bait dan masing-masing bait terdiri atas empat baris. Setiap baitnya memiliki pola rima bunyi akhir yang sama, yaitu a, a, b, b. Berikut ini syair lagu “Magelang Gemilang“:

NO Lirik Arti

1. a. Pancen nyata Magelang iku kaloka. Memang benar Magelang itu termasyhur.

b. Dadi kutha tujuan pariwisata. Menjadi kota tempat tujuan pariwisata.

c. Pawon Mendut dalah candi Borobudur.

Pawon, Mendut, serta candi Borobudur.

d. Cagar budaya tilarane leluhur. Cagar budaya peninggalan nenek moyang.

2. a. Pra wargane saiyek saekakapti. Warganya seia sekata/sehati.

(35)

c. Mujudakekutha Magelang Gmilang. Mewujudkan kota Magelang menjadi gemilang.

d. Gemah ripah iman lan cemerlang. Makmur, iman, dan cemerlang.

3. a. Gumregut ambangun yo kanca ambangun praja.

Bersama-sama membangun ayo teman

membangun kota.

b. Cancut taliwanda yo kanca bebarengan dha makarya.

Menyingsingkan lengan baju ayo teman

bersama-sama bekerja.

c. Mujudake kutha Magelang kang gemilang.

Mewujudkan kota Magelang yang

gemilang.

d. Gemah ripah iman lan cemerlang. Makmur, iman, dan cemerlang.

4. a. Aja lali tansah muji mring Pangeran. Jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan.

b. Muga tansah maringake kekuatan. Semoga selalu memberikan kekuatan.

c. Pamarintah manunggal mring pra kawula.

Pemerintah bersatu dengan rakyat.

d. Mbangun kutha dadi gemilang slaminya

Membangun kota menjadi gemilang

selamanya.

2.2.1 Analisis Struktu Fisik Syair “Magelang Gemilang”

2.2.1.1 Persajakan

Pada syair “Magelang Gemilang“ bait dua baris tiga (2c) dan empat (2d)

(36)

syairnya sama, yaitu ‘Mujudake kutha Magelang Gemilang’ dan pada bait tiga baris ke tiga (3c) dan empat (3d), syairnya juga sama, yaitu ‘Gemah ripah iman lan cemerlang‘. Ini berfungsi untuk lebih menegaskan lagi supaya kita mewujudkan Kota Magelang yang gemilang agar menjadi kota yang makmur, beragama, dan menjadi kota yang indah. Selain pengulangan kalimat pada tiap bait, dalam syair lagu tersebut juga ada pengulangan kata, yaitu pada bait tiga baris ke dua (3b) ada kata bebarengan, yang berarti bersama-sama. Pengulangan ini untuk mempertegas kata

bersama, agar lebih dalam maknanya.

Dalam syair “Magelang Gemilang” terdapat pengulangan kata pada tiap baitnya, yaitu kata Magelang. Dalam setiap baitnya pasti terdapat kata Magelang, tetapi pada bait empat kata Magelang diganti dengan kata kutha (kota) yang tentu sudah pasti mengacu pada kota Magelang.

2.2.1.2 Diksi

(37)

2.2.1.3 Pengimajian (image) daya bayang

Dalam syair lagu “Magelang Gemilang“ ada daya imagi penglihatan, yaitu pada bait pertama. Di situ diungkapkan seolah-olah terlihat nyata bahwa kota Magelang itu terkenal dan mampunyai cagar budaya peninggalan nenek moyang yaitu candi Pawon, Mendut, dan Borobudur (1c). Syair lagu ini sangat didomonasi oleh daya imajinasi penglihatan melalui syairnya kita seolah-olah dapat melihat keistimewaan Magelang secara menyeluruh. Selain candi-candi yang mempesona kita juga seakan-akan melihat masyarakat Magelang yang sedang giat membangun kotanya. Hal ini tampak pada bait ke dua dalam syair lagu “Magelang Gemilang“.

2.2.1.4 Gaya Bahasa

Dalam menulis syair lagu “Magelang Gemilang“ penyair menggunakan sarana retorika. Yaitu gaya bahasa yang merupakan susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul/hidup dalam hati penyair, yang menimbulkan perasaan tertentu dalam hati pembaca.

(38)

Misalnya: 2 (c) Mujudake kutha Magelang Gemilang. 2 (d) Gemah ripah iman lan cemerlang. Ini diulang pada bait tiga 3 (c) dan 3 (d)

2.2.2 Analisis struktur batin (isi) Syair “Magelang Gemilang”

2.2.2.1 Tema

Gagasan pokok dalam syair lagu “Magelang Gemilang“ adalah: menggambarkan begitu termasyhurnya (terkenalnya) kota Magelang, yang mempunyai peninggalan sejarah yaitu candi Pawon, Mendut, dan Borobudur. Sehingga menopang keindahan Kota Magelang (pada bait pertama). Selain itu warganya yang masih menjunjung tinggi kegotong-royongan untuk membangun kota agar menjadi gemilang (pada bait dua dan tiga). Akhir dari lagu tersebut mengajak kita agar jangan lupa selalu memuji dan berdoa kepada Tuhan agar selalu diberikan kekuatan untuk membangun kota Magelang agar menjadi Gemilang selamanya (pada bait empat). Jadi tema dari syair lagu tersebut adalah: termasyhurnya kota Magelang didukung oleh warganya yang sehati, seia sekata untuk mewujudkan kota Magelang menjadi gemilang selamanya.

2.2.2.2 Nada/tone

(39)

termasyhurnya kota Magelang dan mengingatkan kita agar selalu bekerja sama/seia sekata dalam membangun kota Magelang dan agar kita jangan lupa untuk selalu memuji/memohon kepada Tuhan agar selalu memberikan kekuatan kepada kita. Jadi nada/tone dalam syair ini adalah penyair menasehati kita (nasehat).

2.2.2.3 Amanat

Amanat yang terdapat dalam syair lagu “Magelang Gemilang“ membangun kota dan mewujudkan Kota Magelang agar menjadi gemilang selamanya serta jangan lupa selalu memohon/berdoa kepada Tuhan agar selalu memberikan kekuatan untuk membangun Kota Magelang agar menjadi gemilang selamanya.

2.3 Analisis Struktur Syair “Judi Togel“

Syair lagu campursari “Judi Togel“ terdiri dari lima bait dan masing-masing bait terdiri atas empat baris. Bait satu, dua, dan lima memiliki pola rima a, a, a, a. Bait tiga dan empat a, a, b, b. Berikut ini syair lagu “Judi Togel“:

No Lirik Arti

1. a. Esuk-esuk dhelog -dhelog ngekep dengkul.

Pagi-pagi termenung mendekap lutut

b. Pikir judheg neng ati mung tansah mesgul.

Pikirannya buntu dihati hanya selalu

kecewa.

22

(40)

d. Direwangi saben dino nutal-nutul. Dibantu dengan setiap hari menebak nomor.

2. a. Golek dhukun sing ampuh nomere jitu.

Mencari orang pandai yang sakti, agar

nomornya cocok.

b. Tafsir mimpi diramal kok ora metu. Tafsir mimpi yang sudah diramal, tidak keluar.

c. Dhuwit blanja mbendino katut nggo tuku.

Uang belanja setiap hari juga untuk

membeli nomor.

d. Jebule blong saiki mung ngeleg idu. Ternyata kosong sekarang hanya mengulum ludah.

3. a. E…e…padha sing eling. E…e…ingatlah semua.

b. Judi togel iku marakake sinthing. Judi togel itu membuat gila.

c. Ngrusak urip banjur padha dadi nekat.

Merusak hidup lalu membuat menjadi

nekat.

d. “Kuda lari“ dikejar tak mungkin dapat.

“Kuda lari“ dikejar tidak mungkin dapat.

4. a. E…e…padha sing nrima. E…e…bertawakallah semua.

b. Golek dhuwit golek bandha ra sah ngangsa.

Mencari uang, mencari harta tidak usah

dipaksakan.

c. Nadyan sithik iku peparinging Gusti. Walaupun sedikit itu pemberian Tuhan.

d. Dipangan nikmat gawe senenging ati. Untuk makan nikmat, membuat bahagia di hati.

(41)

teman-b. Judi togel iku nerak ing agama. Judi togel itu dilarang agama.

c. Padha eling marang bebrayan utama. Ingatlah terhadap bahaya yang ada.

d. Murih tetep rahayu uripmu kanca. Maka akan tetap sejahtera hidupmu teman.

2.3.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Judi Togel”

2.3.1.1 Persajakan

(42)

2.3.1.2 Diksi

Dalam syair “Judi Togel“ ini kata-kata yang dipilih umumnya mengacu pada dua hal, yakni (1) Kesenangan pada judi togel, yang tergambar pada bait satu dan dua. (2) Nasehat dan akibat dari bermain judi togel, ini terlihat dalam syair pada bait tiga, empat, dan lima. Pilihan katanya menggunakan kata-kata yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari.

2.3.1.3 Pengimajian (image) daya bayang

Pengimajian pada syair lagu “Judi Togel“ ada daya imaji penglihatan, yaitu pada bait satu dan dua. Di situ diungkapkan orang yang suka bermain judi togel. Tampak jelas terlihat, bahwa orang yang suka bermain judi togel hanya bisa menghabiskan uang tanpa ada gunanya. Selain penglihatan juga imaji pendengaran. Kita mendengar nasihat dari penyair tentang akibat orang yang suka bermain judi togel. Hal ini tampak pada bait tiga, empat dan lima. Syair lagu ini sangat didominasi oleh daya imajinasi penglihatan dan pendengaran. Kita bisa melihat bagaimana orang yang suka bermain judi togel dan kita juga dapat mengerti apa akibatnya kalau kita suka bermain judi togel.

2.3.1.4 Gaya Bahasa

(43)

yang melebih-lebihkan suatu hal, keadaan. Maksudnya adalah untuk menyangatkan, untuk intensitas dan ekspresifitas.

Misalnya: 3 (a) E…e…padha sing eling

3 (b) Judi togel iku marakake sinthing 3 (c) Ngrusak urip banjur padha dadi nekat 3 (d) “ kuda lari “ dikejar tak mungkin dapat

2.3.2 Analisis struktur batin (isi) Syair “Judi Togel”

2.3.2.1 Tema

Gagasan pokok dalam syair lagu “Judi Togel“ adalah: menggambarkan orang yang suka bermain judi togel sehingga uangnya berhamburan hanya untuk bermain judi togel.

Orang yang bermain judi togel belum tentu bisa menebak dengan jitu (pada bait satu dan dua). Setelah itu kita bisa melihat akibat orang yang suka bermain judi togel dan nasehat dari penyair. Orang yang suka bermain judi togel hanya bisa membuat gila, merusak hidup dan judi togel juga dilarang oleh agama. Maka bersyukurlah kepada Tuhan atas rejeki yang telah diberikanNya kepada kita dan ingatlah akan bahaya yang ada (pada bait tiga, empat, dan lima).

(44)

2.3.2.2 Nada/tone

Dalam syair lagu “Judi Togel“ penyair mengajak kita agar jangan berjudi, karena hanya akan membuat kita gila, merusak hidup dan juga dilarang oleh agama. Kita harus bersyukur kepada Tuhan atas rejeki yang telah diberikan kepada kita. Walaupun sedikit tapi bisa membuat bahagia dan tentram. Jadi nada/tone dalam syair lagu ini adalah menasihati (nasihat).

2.3.2.3 Amanat

Amanat dalam syair lagu “Judi Togel“ adalah jangan membahayakan hidupmu dengan bermain judi. Bersyukurlah atas rejeki telah diberikan Tuhan, walaupun sedikit tapi dapat membahagiakan hidup kita.

2.4 Analisis Struktur Syair “Ketep Dadi Seksi“

Syair lagu “Ketep Dadi Seksi“ (Ketep menjadi saksi) terdiri dari empat bait. Pada bait pertama, kedua dan keempat terdiri dari empat baris. Sedangkan bait ke tiga terdiri dari enam baris.

(45)

No Lirik Arti

1. a. Udan grimis ing erenging ardi. Hujan gerimis dilerengnya gunung.

b. Wus kaiket prasetya satuhu. Sudah terikat sumpah setia.

c. Wewayangmu cumithak ing

netra.

Bayangan wajahmu tergambar dimata.

d. Nambahi kangenku sajroning

wardaya.

Menambah rasa rinduku di dalam hati.

2. a. Meh sawarsa tresnaku tresnamu. Hampir satu tahun cintaku cintamu.

b. Wus kaiket prasetya satuhu. Sudah terikat sumpah setia.

c. Gunung Merapi opo dene

Merbabu.

Gunung Merapi dan juga Merbabu.

d. Dadi seksi janjiku klawan

janjimu.

Menjadi saksi janjiku dan janjimu.

3. a. Ing Ketep sliramu janji. Di Ketep kamu berjanji.

b. Bakal setya angenteni. Akan setia menunggu.

c. Ing Ketep kang katon asri. Di Ketep yang sangat indah.

d. Ati loro dadi siji. Dua hati menjadi satu.

e. Ing Ketep papan kang edi. Di Ketep tempat yang indah.

f. Dadi seksi tresna suci. Menjadi saksi cinta yang suci.

4. a. Tansah tetepa ngugemi mring

janjimu.

Tetaplah selalu menepati janjimu.

b. Bisaku among memuji. Saya hanya bisa berdoa.

c. Mugaa begja lan mulya kang

tinemu.

Semoga bahagia dan mulia adanya.

(46)

2.4.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Ketep Dadi Seksi”

2.4.1.1 Persajakan

Dalam syair lagu ini pada bait tiga banyak diulang kata ‘Ing Ketep‘ contonya pada baris pertama (3a), yaitu ‘Ing Ketep sliramu janji‘. Pada baris tiga (3c) juga ada, yaitu ‘Ing Ketep kang katon asri‘, selanjutnya pada baris lima (3e), yaitu ‘Ing Ketep papan kang edi‘. Ini berfungsi untuk mempertegas lagi kalau Ketep adalah tempat yang penuh dengan kenangan yang indah, dan menjadi saksi akan cinta yang suci. Dalam syair lagu “Ketep Dadi Seksi“ tidak ada pengulangan kata, adanya hanya pengulangan kalimat saja.

2.4.1.2 Diksi

(47)

(3) Selalu ingatlah akan janji kita berdua dan semoga cinta kita selalu diberkati oleh Tuhan. Hal ini ada dalam bait empat. Pilihan kata-katanya adalah kata-kata yang romantis/indah.

2.4.1.3 Pengimajian (image) daya bayang

Pengimajian pada syair lagu ini adalah daya imagi perasaan. Ini terlihat pada bait pertama yaitu, penggambaran seseorang yang sedang merasakan kerinduan yang begitu mendalam terhadap kekasihnya. Pada bait tiga teringat akan kenangan pada saat berdua memadu kasih dan saling mengucapkan janji setia di Ketep. Jadi dalam syair ini yang paling menonjol adalah daya imagi perasaan.

2.4.1.4 Gaya Bahasa

Dalam Syair “Ketep Dadi Seksi“ menggunakan gaya bahasa metonimia, yaitu bahasa kiasan yang banyak digunakan dalam sastra lisan. Kiasan ini disebut kiasan pengganti nama. Bahasa ini berupa penggunaan sebuah atribut dari sebuah objek justru untuk menggantikan objek tersebut. Jadi, sebuah sebutan/sifat yang dekat dengan objek itu, digunakan untuk menggantikan objek tersebut.

(48)

2.4.2 Analisis Struktur Batin (isi) Syair “Ketep Dadi Seksi”

2.4.2.1 Tema

Sebelum menentukan tema, akan kita lihat dulu gagasan pokok dalam syair lagu “Ketep Dadi Seksi“ tersebut. Gagasan pokoknya adalah: menggambarkan seseorang yang sedang merasakan kerinduan yang mendalam terhadap kekasihnya (pada bait pertama). Hampir satu tahun mereka saling mengikat janji untuk saling setia (pada bait dua). Ketep adalah saksi cerita cinta mereka berdua. Di sana mereka saling berjanji akan selalu setia dan menjalin hubungan cinta suci mereka (pada bait tiga). Tetaplah selalu menepati janji dan selalu berdoa kepada Tuhan agar cintanya diberkati oleh Tuhan (pada bait empat). Jadi tema lagu “Ketep Dadi Seksi“ adalah: seseorang yang rindu akan kenangan manisnya di Ketep yang menjadi saksi cerita cinta dan saksi akan janji setia.

2.4.2.2 Nada/tone

(49)

2.4.2.3 Amanat

Amanat dalam syair lagu “Ketep Dadi Seksi“ adalah: selalu ingat akan janjimu dan jangan ingkar janji serta berpasrahlah kepada Tuhan jika kita sedang jatuh cinta.

2.5 Analisis Struktur Syair “Kenalan Anyar“

Syair lagu “Kenalan Anyar“ (Kenalan baru) terdiri dari enam bait, masing-masing bait terdiri dari empat baris. Rima bunyi akhir pada bait satu, dua, empat, lima, dan enam adalah a, a, b, b. Sedangkan pada bait tiga rima bunyi akhirnya adalah a, a, a, a. Berikut syair lagu “Kenalan Anyar“ (Kenalan baru) :

No Lirik Arti

1. a. E…e…mbak ayu sing nganggo klambi biru.

E…gadis cantik yang memakai baju biru.

b. Kula tak takon tindak pundi sajak kesusu.

Saya hendak bertanya mau kemana sepertinya tergesa-gesa.

c. Wong isih sore sajake padhang mbulane.

Hari masih sore kelihatannya bulan bersinar terang.

d. Tinimbang dhewe kula nggih gelem ngeterke.

Daripada sendiri saya mau mengantar.

2. a. E…e…kangmase sing gagah tur ganteng dhewe.

E…pria yang gagah dan paling tampan.

b. Kula kesesa wong pancen enten perlune.

Saya tergesa-gesa karena ada perlu.

(50)

c. Mindhak kedalon sanadyan wulan purnama.

Nanti hari semakin malam walaupun bulan purnama.

d. Yen pancen kersa mangga ta, sampun suwala.

Jika memang mau silahkan tidak usah hanya bicara.

3. a. Aduh mbak ayu sing kenes rada kemayu.

Aduh gadis cantik, yang agak banyak bertingkah.

b. Lega lan lila bisa dadi pendherekmu. Saya ikhlas dan rela bisa menjadi pendampingmu.

c. Janji ra ana wong liya kang bakal nesu. Janji tidak ada orang lain yang akan marah. d. Janji ra ana pria kang dadi duwekmu. Janji tidak ada laki-laki yang sudah menjadi

milikmu. 4. a. Dhuh-adhuh kangmas, ja gela

penggalihe.

Dhuh-adhuh kakak, jangan kamu kecewa.

b. Ya mesthi wae aku iki ana sing nduwe. Ya pasti saja saya ini ada yang punya. c. Yen aku blaka sliramu ja banjur gela. Jika saya jujur kamu jangan kecewa. d. Rama lan ibu duwekku tan ana liya. Ayah dan ibu punyaku tidak ada yang lain. 5. a. Jalan sore enake karo pacare jarene. Jalan sore enak bersama pacar katanya.

b. Nadyan nembe kenalan kaya wis suwe tepunge.

Walaupun baru kenal tapi seperti sudah lama kenalnya.

c. Ja sembrana ya mas ya ana sing duka. Jangan kurang ajar ya kak ya ada yang marah. d. Yen pancen tresna ndang sowan ibu

lan rama.

Terang bulan bersenda gurau dan bernyanyi lagu cinta.

6. a. Padhang mbulan gojekan lan kekidungan katresnan.

Terang bulan bersenda gurau dan bernyanyi lagu cinta.

b. Janji donya delahan, yen ati nandhang kasmaran.

Janji dunia akhirat, jika hati jatuh cinta.

(51)

d. Sing penting bukti ora mung ana ing lathi.

Yang penting bukti tidak hanya di bibir saja.

2.5.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Kenalan Anyar”

2.5.1.1 Persajakan

Dalam syair lagu “Kenalan Anyar“ terdapat pengulangan kata. Contohnya pada bait ke empat baris pertama (4a) yang bunyinya ‘dhuh – adhuh‘. Ini berfungsi untuk mempertegas kata ‘aduh‘ agar lebih dalam maknanya. Pada bait tiga baris tiga dan empat (3c) dan (3d) terdapat pengulangan kata ‘Janji ra ana’ ini berfungsi untuk mempertegas janji tidak ada yang akan marah dan kamu tidak punya pacar. Selain itu juga berfungsi untuk memperdalam maknanya.

2.5.1.2 Diksi

Syair lagu “Kenalan Anyar“ (Kenalan baru) ini, kata-kata yang dipilih umumnya mengacu pada lima hal, yakni: (1) Seorang laki-laki yang sedang merayu seorang perempuan. Ia ingin mengantar pulang si perempuan itu. (2) Si perempuan pun memang sudah kemalaman dan harus segera pulang. Jadi jika memang mau mengantar silahkan saja. (3) Tentu saja dia mau, dengan senang hati. Tapi jika tidak ada orang yang akan marah dan pria lain yang sudah menjadi punyamu.

(52)

(4) Tentu saja si perempuan ini sudah ada yang punya, yaitu bapak dan ibunya. Jadi jangan kecewa dulu. (5) Laki-laki itu merayu si perempuan itu lagi. Tapi si perempuan itu tidak mau kalau hanya mengobral janji, yang penting adalah bukti. Kata-kata yang dipilih adalah kata-kata yang di gunakan dalam keseharian. Misalnya: ‘Ja sembrana yam as ya ana sing duka’.

2.5.1.3 Pengimajian (image) daya bayang

Pengimajian pada syair lagu ini ada daya bayang pendengaran. Kita seolah-olah bisa mendengarkan seorang laki-laki yang sedang merayu seorang perempuan. Dia ingin mengantar pulang si perempuan. Ini tergambar pada bait pertama. Selain itu pada bait lima baris pertama yang berbunyi ‘Jalan sore enake karo pacare jarene’ (5a). Dan baris ke dua, bunyinya ‘Nadyan nembe kenalan kaya wis suwe tepunge’ (5b). Tergambar pula pada bait enam, yaitu baris pertama, yang bunyinya ‘Padhang mbulan gojekan lan kekidungan katresnan‘ (6a). Dan baris ke dua, bunyinya ‘Janji donya delahan, yen ati nandhang kasmaran (6b). Jadi syair lagu ini didomonasi oleh daya bayang pendengaran. Kita bisa mendengar bagaimana seorang laki-laki yang sedang merayu seorang perempuan.

2.5.1.4 Gaya Bahasa

(53)

bahasa yang menyatakan hal/keadaan dua kali. Maksudnya supaya arti kata atau keadaan itu lebih mendalam bagi pembaca atau pendengar.

Misalnya: Wong isih sore sajake padhang mbulane (1c) Mindhak kedalon sanadyan wulan purnama (2c)

Kata padhang mbulane sama dengan wulan purnama. Memang dalam tautologi seringkali kata yang dipergunakan untuk mengulang itu tidak sama, tetapi artinya sama atau hampir sama.

2.5.2 Analisis Stuktur Batin (isi) Syair “Kenalan Anyar”

2.5.2.1 Tema

Gagasan pokok dalam syair lagu “Kenalan Anyar“ adalah: menggambarkan seorang laki-laki yang suka merayu perempuan.ingin mengantarkan pulang (pada bait pertama). Lalu si perempuan mau saja diantar pulang soalnya sudah malam dan harus segera pulang (pada bait dua). Si laki-laki itu dengan senang hati mau saja mengantarnya pulang asalkan tidak ada yang marah dan sudah ada yang punya (pada bait tiga).

(54)

janji, yang penting adalah bukti. Jika memang cinta cepat saja menemui bapak ibuku (pada bait lima dan enam).

Jadi tema syair lagu ini adalah jadi orang jangan suka berjanji palsu, tetapi yang penting adalah buktinya.

2.5.2.2 Nada/tone

Nada/tone dalam syair lagu ini adalah: penyair menyindir seorang laki-laki yang sukanya merayu dan tidak ada buktinya. Jadi sebagai seorang perempuan juga harus waspada. Diselidiki dulu kebenarannya. Jadi, nada/tone dalam syair lagu ini adalah menyindir/sindiran.

2.5.2.3 Amanat

Syair lagu “Kenalan Anyar“ (Kenalan baru) amanatnya adalah: jadi orang jangan suka mengobral janji palsu, bukti yang nyata adalah yang terpenting.

2.6 Analisis Struktur Syair “Prasetyaku“

(55)

Berikut ini syair lagu “Prasetyaku“ (Janjiku):

No Lirik Arti

1. a. Aku prasetya ing janji. Aku bersumpah setia di dalam janji.

b. Mung sliramu wong kang dak

tresnani.

Hanya dirimu orang yang saya cintai.

c. Hanya dirimu orang yang saya

cintai.

Sampai mati hanya satu.

d. Kekasihku pepujaning ati. Kekasihku pujaan hatiku.

2. a. Apa aku bisa klakon. Apa bisa terlaksana.

b. Rina wengi anyandhing sliramu. Malam hari bersama dirimu.

c. Ngelak angorong jiwaku. Haus, butuh sekali jiwaku.

d. Tinelesan asih mring tresnamu. Bebasahan cinta terhadap cintamu.

3. a. Ing rina agawe bingung. Di malam membuat bimbang.

b. Jroning ati trus kayungyun . Dalam hati selalu rindu.

c. Necep madu manising asmara. Menghisap madu dalam manisnya cinta.

4. a. Prasetya tulusing kalbu. Janji tulus di dalam hati.

b. Sineksenan awiyat lan bumi. Langit dan bumi yang bersaksi.

c. Among sira kang dak anti. Hanya dirimu yang aku tunggu.

(56)

2.6.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Prasetyaku”

2.6.1.1 Persajakan

Dalam syair lagu “Prasetyaku“ terdapat pengulangan kata pada bait dua baris ke empat (2d) yaitu ‘tinelesan‘. Kata ini sebenarnya berasal dari kata teles-teles yang artinya basah-basah. Kemudian lebih dipersingkat lagi menjadi ‘tinelesan‘. Ini berfungsi untuk mempertegas makna basah menjadi bebasahan. Selain itu pada bait pertama baris ke tiga (1c) ada kata ‘sawiji‘ yang berarti menyatu/menjadi satu. Kata sawiji berasal dari kata siji yang artinya satu, kemudian diulang menjadi ‘sawiji ‘. Ini juga berfungsi untuk lebih mempertegas makna kata ‘satu‘ menjadi menyatu/menjadi satu.

2.6.1.2 Diksi

(57)

2.6.1.3 Pengimajian (image) daya bayang

Pengimajian pada syair lagu ini adalah daya bayang perasaan. Di sini tergambar perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta dan mengucap janji setia. Sampai mati hanya dirimu yang akan aku cintai (1 c). Setiap malam membuat bimbang di hati, karena selalu rindu akan kehadirannya (3 a) dan (3 b). Janji tulus di dalam hati yang bersaksikan langit dan bumi hanya dirimu yang selalu ditunggu untuk mengobati asmara di hati (bait empat).

Ini semua melibatkan perasaan di dalam hati. Jadi daya imajinya adalah menggunakan perasaan.

2.6.1.4 Gaya Bahasa

Syair “Prasetyaku” (Janjiku) ini menggunakan gaya bahasa hiperbola, yaitu adalah sarana retorika yang melebih-lebihkan suatu hal, keadaan. Maksudnya adalah untuk menyangatkan, untuk intensitas dan ekspresifitas.

Misalnya : Ngelak angorong jiwaku (2 c) Tinelesan asih mring tresnamu (2 d)

(58)

2.6.2 Analisis Struktur Batin (isi) Syair “Prasetyaku”

2.6.2.1 Tema

Gagasan pokok dalam syair lagu “Prasetyaku“ (Janjiku) adalah: menggambarkan seorang yang sedang jatuh cinta, yang bersumpah sampai mati hanya satu cinta dan apakah semua itu bisa kesampaian. Setiap malam dapat bersama dirimu karena jiwanya sudah butuh sekali cintamu (pada bait satu dan dua). Setiap malam membuat bimbang karena selalu rindu akan hadirmu, menjadi impian untuk memiliki dirimu dalan manisnya cinta (pada bait tiga). Janji tulus di dalam hati yang bersaksikan langit dan bumi yaitu hanya dirimu yang ditunggu untuk mengobati asmara di dalam hati (pada bait empat).

Jadi temanya adalah: seorang yang berjanji setia kepada orang yang dicintainya, hanya satu yang ia cintai dan sampai mati akan selalu setia.

2.6.2.2 Nada (tone)

Dalam syair lagu ini penyair menggambarkan seorang yang sedang jatuh cinta dan bersumpah setia kepada kekasih hatinya. Dia juga mengungkapkan perasaan hatinya bahwa sampai mati cintanya hanya satu, yaitu buat kekasih hatinya.

(59)

2.6.2.3 Amanat

Amanat dalam syair lagu “Prasetyaku“ (Janjiku) adalah seseorang yang sudah berjanji/bersumpah setia harus ditepati agar tidak mengecewakan orang yang kita cintai.

2.7 Analisis Struktur Syair “Merapi“

Syair lagu “Merapi“ terdiri dari empat bait dan masing-masing bait terdiri atas empat baris. Pada bait satu, dua, dan empat rima bunyi akhirnya a, a, b, b. Sedangkan pada bait tiga rima bunyi akhirnya adalah a, a, a, a. Berikut ini syair lagu “Merapi“:

No Lirik Arti

1. a. Katon gagah sinawang. Tampak gagah terlihat.

b. Wayah esuk bareng jumedhuling

padhang.

Pagi hari bersama munculnya terang.

c. Pancen ngelam-elami. Memang membuat kagum.

d. Sesawangan kang endah gunung

Merapi.

Kelihatan indah gunung Merapi.

2. a. Kondhang kaonang-onang. Termasyhur dan sangat terkenal.

b. Ing Nuswantara tekan ing tanah

sabrang.

Di nusantara sampai ke mancanegara.

c. Krodhane ngedab-edabi. Marahnya membuat kagum.

d. Bisa ngrusak satemah gawe pepati. Bisa merusak juga menyebabkan

kematian.

(60)

b. Dadi sumber panguripan lan rejeki. Menjadi sumber kehidupan dan rejeki.

c. Gunung Merapi. Gunung Merapi.

d. Ngasilake bahan bangunan sayekti. Menghasilkan bahan bangunan yang

nyata.

4. a. Gesik watu lan krikil. Pasir, batu, dan kerikil.

b. Pancen becik satuhu dha kasil. Memang bagus sebenarnya bisa menjadi

hasil.

c. Nadyan sumber rejeki. Walaupun sumber rejeki.

d. Padha eling bebayan gunung

merapi.

Ingatlah semua akan bahaya gunung

Merapi.

2.7.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Merapi”

2.7.1.1 Persajakan

(61)

2.7.1.2 Diksi

Dalam syair “Merapi“ ini kata-kata yang dipilih umumnya mengacu pada dua hal, yakni: (1) Kekaguman terhadap Gunung Merapi yang sangat gagah dan sudah terkenal sampai ke mancanegara. Aktifitasnya mengagumkan, tetapi juga bisa menyebabkan kematian (pada bait pertama dan ke dua). (2) Gunung Merapi bisa menjadi sumber kehidupan dan rejeki, menghasilkan bahan bangunan yang nyata, tetapi kita juga harus waspada akan bahaya gunung Merapi (pada bait tiga dan empat).

2.7.1.3 Pengimajian (image) daya bayang

Pengimajian pada syair lagu “Merapi“ ada daya imaji penglihatan, yaitu pada bait satu dan dua. Di situ diungkapkan kegagahan gunung Merapi dipagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari. Gunung Merapi sudah terkenal sampai mancanegara. Kita seolah-olah bisa melihat kegagahan gunung Merapi lewat syair tersebut.

Selain penglihatan ada imaji pendengaran, ini terlihat pada bait tiga dan empat. Memang gunung Merapi menjadi sumber kehidupan dan rejeki, menghasilkan bahan bangunan. Tetapi kita harus tetap waspada terhadap bahaya gunung Merapi.

(62)

2.7.1.4 Gaya Bahasa

Dalam syair lagu “Merapi“ menggunakan gaya bahasa hiperbola, yaitu melebih-lebihkan suatu hal, keadaan. Ini bermaksud untuk menyangatkan.

Misalnya : Pancen ngelam-elami (1 c) Kondhang kaonang-onang (2 a)

Krodane ngedab-edabi (2 c)

2.7.2 Analisis Struktur Batin (isi) Syair “Merapi”

2.7.2.1 Tema

Gagasan pokok dalam syair lagu “Merapi“ adalah menggambarkan keindahan dan kegagahan gunung Merapi yang sudah termashyur sampai ke mancanegara, aktifitasnya yang sangat mengagumkan, tapi bisa menyebabkan kematian juga (pada bait satu dan dua). Gunung Merapi menjadi sumber kehidupan dan rejeki serta dapat menghasilkan bahan bangunan, tetapi kita juga harus selalu waspada akan bahaya gunung Merapi (pada bait tiga dan empat).

Jadi temanya adalah: kegagahan gunung Merapi dan kehebatan gunung Merapi, sehingga bisa menjadi sumber kehidupan dan rejeki, tetapi kita juga harus menjaga dan melestarikannya agar tidak menyebabkan bahaya/kerusakan.

2.7.2.2 Nada (tone)

(63)

Merapi, termashyurnya gunung Merapi, serta apa yang dihasilkan gunung Merapi. Tetapi kita juga harus selalu waspada akan bahaya dari gunung Merapi. Jadi nada/tone dalam syair lagu ini adalah kekaguman dan kewaspadaan.

2.7.2.3 Amanat

Amanat dalam syair lagu “Merapi“ adalah: walaupun sebagai sumber rejeki gunung merapi dapat mengakibatkan kematian, maka kita harus selalu waspada terhadap bahaya gunung Merapi. Kalau perlu kita ikut menjaga dan melestarikannya.

2.8 Analisis Struktur Syair “Janjine Piye“

Syair lagu “Janjine Piye“ (Janjinya bagaimana) terdiri dari lima bait dan masing-masing bait terdiri dari empat baris. Pada bait pertama, ke dua dan ke lima berpola rima bunyi akhir a, a, a, a. Sedangkan pada bait tiga dan empat rima bunyi akhirnya a, b, a, b. Berikut ini syair lagu “Janjine Piye“ (Janjinya bagaimana):

No Lirik Arti

1. a. Biyen janjine kepriye,

jarene-jarene.

Dulu janjinya bagaimana, katanya-katanya.

b. Tetep tresna nyang dheweke,

kandhane-kandhane.

Tetap cinta sama dia, katanya-katanya.

c. Ya setya lahir batine, ya setya

njaba njerone.

Ya setia lahir btnnya, ya setia luar dlmnya.

(64)

d. Kok dadi seje nyatane. Kok jadi lain kenyataannya.

2. a. Mencok kana, mencok kene

pindhane-pindhane.

Singgah sana singgah sini, sepertinya.

b. Kumbang jalang arep necep

madune-madune.

Kumbang jantan akn menghsp, madunya.

c. Sajak tan ana tandinge, ngumbar rayuan gombale.

Sprt tdk ada tandingannya, mngumbr rayuan gombalnya.

d. Aku dadi anyel dhewe. Saya jadi benci sendiri.

3. a. Dadi pria ja sembrana, mas-mas. Jadi pria jangan kurang ajar, kak-kak.

b. Ngugemi sumpah prasetya. Memegang janji setia.

c. Yen kowe sok seneng cidro,

mas-mas.

Bila kamu suka ingkar janji, kak-kak.

d. Uripmu bakal sengsara. Hidupmu akan sengsara.

4. a. Duwea watak satriya, mas-mas. Punyalah watak yang satria, kak-kak.

b. Plintat-plintut ra prayoga. Plin-plan itu tidak baik.

c. Yen lamis gunane opo, mas-mas Kalau tidak jujur gunanya apa, kak-kak.

d. Becik aluwung prasaja. Lebih baik kalau apa adanya.

5. a. Tansah elinga janjimu,

setyamu-sumpahmu.

Ingatlah akn janjimu, setiamu sumpahmu.

b. Marang Kenya kang wes dadi

duwekmu, jodhomu.

Thdp gadis yg sdh mnjd

punyamu,jodohmu.

c. Aku ya tetep satuhu marang pria

idamanku.

(65)

2.8.1 Analisis Struktur Fisik “Janjine Piye”

2.8.1.1 Persajakan

Dalam syair lagu “Janjine Piye“ (Janjinya bagaimana) terdapat banyak sekali pengulangan kata. Pada bait pertama baris pertama (1a) terdapat kata ‘jarene-jarene‘ yang berarti ‘katanya-katanya‘. Bait pertama baris ke dua (1b) terdapat kata ‘kandhane-kandhane‘ yang berarti ‘katanya-katanya ‘. Bait ke dua beris pertama (2a) terdapat kata ‘pindhane-pindhane‘ yang artinya ‘sepertinya-sepertinya‘. Pada bait ke dua baris ke dua terdapat kata ‘madune-madune‘ artinya ‘madunya-madunya’. Pada bait tiga dan empat terdapat kata ‘mas-mas‘. Semua pengulangan itu berfungsi untuk mempertegas maknanya.

2.8.1.2 Diksi

(66)

plan, punyalah watak satria, jangan berbohong, lebih baik apa adanya saja (pada bait tiga dan empat). Ingatlah akan janjimu, terhadap gadis yang sudah menjadi milikmu. Aku juga akan selalu setia dengan pria pujaanku, tidak ada yang lain buatku (pada bait lima).

2.8.1.3 Pengimajian (image) daya bayang

Pengimajian pada syair lagu “Janjine Piye“ ada daya imaji pendengaran. Dalam syair ini didomonasi oleh daya imaji pendengaran. Hal ini tampak dalam tiap bait pada syair lagu “Janjine Piye“. Kita mendengar nasihat dari penyair tentang apa akibatnya kalau seorang laki-laki suka kurang ajar dan tidak memegang janji/suka ingkar janji. Hidupnya akan sengsara (pada bait tiga).

2.8.1.4 Gaya Bahasa

Dalam syair lagu “Janjine Piye“ (Janjinya bagaimana) ini menggunakan gaya bahasa tautologi, yaitu menyatakan hal/keadaan dua kali. Maksudnya supaya arti kata atau keadaan itu lebih mendalam bagi pembaca atau pandengar.

Misalnya : Biyen janjine kepriye, jarene-jarene (1a)

Tetep tresna nyang dheweke, kandhane-kandhane (1b)

Mencok kana mencok kene, pindhane-pindhane (2a)

(67)

2.8.2 Analisis Struktur Batin (isi)

2.8.2.1 Tema

Gagasan pokok dalam syair lagu “Janjine Piye“ adalah: menggambarkan seorang laki-laki yang tidak setia terhadap kekasihnya, suka mengumbar rayuan gombal (pada bait satu dan dua). Jadi pria jangan suka kurang ajar, jangan suka ingkar janji, nanti hidupmu akan sengsara (pada bait tiga). Berwataklah satria, jangan plin-plan, lebih baik apa adanya saja dan tetaplah setia pada kekasih hati (pada bait lima).

Jadi temanya adalah jadi seorang laki-laki jangan kurang ajar, jangan suka ingkar janji karena hidupmu akan sengsara.

2.8.2.2 Nada (tone)

Dalam syair lagu “Janjine Piye“ (Janjinya bagaimana) penyair mengajak kita agar tetap setia dan jangan suka ingkar janji, karena akan menyengsarakan hidup kita. Seorang laki-laki harus berwatak satria, jangan plin-plan, jangan bohong, lebih baik apa adanya saja. Jadi nada/tone dalam dalam syair lagu ini adalah nasihat.

2.8.2.3 Amanat

(68)

2.9 Analisis Struktur Syair “Gondhal-Gandhul“

Syair lagu “Gondhal-Gandhul“ terdiri dari empat bait dan tiap bait terdiri atas empat baris. Pada bait pertama rima bunyi akhirnya adalah a, b, c, c. Bait dua dan tiga rima bunyi akhirnya adalah a, a, a, a. Sedangkan pada bait empat rima bunyi akhirnya adalah a, a, b, b. Berikut syair lagu “Gondhal-Gandhul“:

No Lirik Arti

1. a. Gondhal-gandhul ngisor weteng nduwur dengkul.

Kelihatan bergelantungan di bawah perut di atas lutut.

b. Kowar-kawer kumlawer kok rada ngglamber.

Sangat panjang agak menggelamber.

c. Katon dawa di sawang kok kaya ula. Kelihatan panjang dilihat seperti ular. d. Kurang resep, kurang asri tur ra prayoga. Kurang baik kurang indah juga tidak layak. 2. a. Gondhal-gandhul gumandhul ing ngarep

dada.

Kelihatan bergelantungan tergantung di depan dada.

b. Pancen mathuk di sawang ana ing mata Memang cocok dilihat di mata. c. Katon kenceng dhasar singset aneng raga. Tampak erat apalagi erat di badan. d. Tambah endah sanadyan among prasaja. Semakin indah walaupun hanya sederhana. 3. a. Nganggo dhasi aja waton katon aksi. Memakai dasi jangan hanya sekedar aksi.

b. Aja dumeh blegere kaya priyayi. Jangan mentang-mentang penampilannya seperti bangsawan.

c. Datan ngerti aturan jaman saiki. Tidak mengerti aturan jaman sekarang. d. Jebulane pintere among ngapusi. Ternyata pandainya hanya berbohong. 4. a. Nganggo dhasi jas bukak ikte blangkon. Memakai dasi, jas dibuka memakai

blangkon.

(69)

2.9.1 Analisis Struktur Fisik Syair “Gondhal-Gandhul”

2.9.1.1 Persajakan

Dalam Syair lagu “Gondhal-Gandhul“ ini banyak terdapat pengulangan kata. Pada bait pertama baris pertama (1a) terdapat kata ‘gondhal-gandhul‘ yang berarti kelihatan bergelantungan. Pada baris ke dua (1b) terdapat kata ‘kowar-kawer‘ yang berarti menggelambur sangat genting. Pada bait ke dua terdapat pengulangan kata yang sama yaitu ‘gondhal-gandhul‘ (2a). Pada bait ke empat baris ke empat (4d) terdapat kata ‘rana-rene ‘yang berarti kesana-sini. Pengulangan itu berfungsi untuk mempertegas maknanya.

2.9.1.2 Diksi

(70)

sederhana (pada bait dua). (3) Sindiran terhadap pejabat-pejabat yang hanya bisa memakai dasi tapi tidak mengerti akan aturan jaman sekarang, hanya gagahnya saja tetapi kesana-sini suka berbohong (pada bait tiga dan empat). Pilihan katanya yaitu kata kiasan/sindiran.

2.9.1.3 Pengimajian (image) daya bayang

Pengimajian pada syair lagu “Gondhal-Gandhul“ didominasi oleh daya imagi cita rasa. Ini terlihat jelas pada setiap bait dalam syair lagu ini. Karena banyak menggunakan bahasa kiasaan/sindiran. Kita bisa membayangkan seorang pejabat tinggi yang gagah menggunakan dasi tetapi tidak mengerti aturan dan hanya suka berbohong (pada bait tiga dan empat).

2.9.1.4 Gaya Bahasa

Syair lagu “Gondhal-Gandhul“ ini menggunakan gaya bahasa sindiran, yaitu sinekdoke. Sinekdoke adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian penting suatu benda/hal untuk benda atau hal itu sendiri.

Misalnya: Nganggo dhasi aja waton katon aksi (3a) Nganggo dhasi jas bukak ikete blangkon (4a)

(71)

2.9.2 Analisis Struktur Batin (isi) Syair “Gondhal-Gandhul”

2.9.2.1 Tema

Gagasan pokok dalam syair lagu ini adalah: menggambarkan dengan bahasa kiasan sesuatu apa yang bergelantungan di bawah perut di atas lutut, seperti ular, tetapi kurang indah (bait pertama). Menggambarkan sesuatu yang bergelantungan itu ternyata memang indah dilihat, kelihatan erat dibadan, indah walaupun hanya bohongan (bait dua). Penggambaran orang memakai dasi jangan hanya sekedar pasang aksi, hanya gagah-gagahan saja, tapi tidak mengerti aturan dan suka berbohong (bait tiga dan empat). Jadi temanya adalah : menjadi seorang pejabat harus berwibawa, jujur dan mengerti rakyatnya, jangan hanya pasang aksi dan suka berbohong.

2.9.2.2 Nada (tone)

Referensi

Dokumen terkait