• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Nominasi Direksi dan Komisaris Bank BTN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proses Nominasi Direksi dan Komisaris Bank BTN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

E.2.2(B) Does the Nominating Committee undertake the process of identifying the quality of directors aligned with the company's strategic directions?

Proses Nominasi Direksi dan Komisaris Bank BTN

Dalam melaksanakan proses identifikasi dan/atau nominasi calon anggota Direksi (termasuk anggota Dewan Komisaris), Bank BTN menjalankan serangkaian program dan aktivitas secara sistematis, komprehensif dan berkesinambungan. Hal ini dirancang untuk menopang dan/atau mewujudkan peningkatan kinerja dalam jangka panjang dan/atau memastikan keberhasilan pencapaian target-target utama Bank dan/atau selaras dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk mewujudkan visi dan misi Bank serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

Adapun rangkaian proses dimaksud dilaksanakan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa pemilihan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris telah melalui proses identifikasi dan nominasi yang diselaraskan dengan visi, misi dan sasaran strategis Bank BTN, dapat kami sampaikan sebagai berikut:

1.

Program Pemetaan Talen

Proses identifikasi dan/atau nominasi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris diawali dengan melaksanakan proses dan aktivitas pengelolaan dan penempatan Pegawai dengan melaksanakan program Pemetaan Talen (Talent Mapping). Bank BTN menyakini bahwa pengelolaan dan penempatan Pegawai merupakan kunci sukses peningkatan kinerja Bank. Bank BTN menetapkan suatu metode dan tata cara untuk mengelola segenap Pegawai agar manajemen dapat menempatkan mereka pada jabatan yang tepat, utamanya jabatan-jabatan strategis yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian target-target utama sehingga selaras dengan sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam rangka untuk mewujudkan visi dan misi Bank BTN.

Metode Pemetaan Talen dilakukan dengan tujuan:

a.Menentukan program pengelolaan dan pengembangan bagi para Pegawai. b.Penempatan Pegawai di Jabatan yang tepat.

c.Melakukan langkah-langkah pembenahan dan penyelerasan untuk memaksimalkan kinerja Bank.

Pemetaan Talent ini adalah suatu proses asesmen yang menilai aspek Kinerja dan Potensi Pegawai yang dituangkan dalam matriks “9 Boxes” sebagaimana ilustrasi gambar, sebagai berikut:

(2)

7 4 1 8 5 2 9 6 3 POTENSI

Rendah Sedang Tinggi

Ti ng gi Sed an g Ren da h KI NE RJ A

Berdasarkan hasil asesmen, terdapat 9 (sembilan) kelompok Pegawai yang mencerminkan perbedaan karakteristik dari kedua aspek yang dinilai,sebagai berikut:

a.Kelompok Talent 9: Pegawai dengan Kinerja Tinggi Potensi Tinggi. b.Kelompok Talent 8: Pegawai dengan Kinerja Tinggi Potensi Sedang. c.Kelompok Talent 7: Pegawai dengan Kinerja Tinggi Potensi Rendah. d.Kelompok Talent 6: Pegawai dengan Kinerja Sedang Potensi Tinggi. e.Kelompok Talent 5: Pegawai dengan Kinerja Sedang Potensi Sedang. f. Kelompok Talent 4: Pegawai dengan Kinerja Sedang Potensi Rendah. g.Kelompok Talent 3: Pegawai dengan Kinerja Rendah Potensi Tinggi. h.Kelompok Talent 2: Pegawai dengan Kinerja Rendah Potensi Sedang. i. Kelompok Talent 1: Pegawai dengan Kinerja Rendah Potensi Rendah.

2.

Program Suksesi

Berdasarkan program pemetaan talen tersebut, Bank BTN melangkah lebih lanjut dengan melaksanakan program perencanaan suksesi. Bank BTN menetapkan suatu kebijakan dan mekanisme untuk pengisian jabatan-jabatan strategis (hingga ke level top manajemen) yang memegang peranan kunci untuk dapat mewujukan sasaran-sasaran strategis Bank secara selaras (aligned with the company's strategic directions) sehingga visi dan misi Bank dapat terwujud.

Tujuan dari perencanaan suksesi, antara lain: (a) Mengaudit “talent pool” Bank sehingga dapat membantu penetapan tanggung jawab dan pengembangan strategi untuk mengisi kesenjangan talenta yang telah teridentifikasi; (b) Membangun “key talent resource” dari pegawai yang membagikan ketrampilan, pengentahuan kunci, pengalaman dan nilai-nilai yang penting untuk perusahaan di masa depan.

(3)

[bagian cross reference]). Namun demikian, secara garis besar, mekanisme Program Suksesi Bank BTN dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a.Komite Perencanaan suksesi membuat rencana suksesi untuk setiap jabatan yang dituju berdasarkan hasil seleksi calon suksesor;

b.Komite perencanaan suksesi mendiskusikan rencana suksesi dengan managemen, atasan langsung, pegawai dan pihak yang terlibat untuk memfinalisasi rencana suksesi agar disetujui bersama; c.Suksesor dan atasan langsung atau mentor yang ditunjuk melakukan analisa hasil assessmen dan

membuat rencana pengembangan untuk kesenjangan kompetensi baik teknis maupun perilaku; d.Atasan langsung atau mentor yang ditunjuk merekomendasikan Program Pengembangan yang

spesifik bagi masing-masing suksesor kemudian didiskusikan dengan Komite Perencanaan Suksesi. Komite Perencanaan Suksesi secara berkala wajib melakukan evaluasi atas program perencanaan suksesi yang telah diselenggarakan dengan cara:

a.Mereview dan merevisi strategi dan rencana sesuai dengan perkembangan individu maupun organisasi;

b.Komite Perencanaan Suksesi setiap tahun melakukan review dan merevisi strategi dan rencana suksesi sesuai dengan perkembangan individu maupun kebutuhan organisasi.

3.

Program Suksesi Direksi dan Komisaris

Program Pemetaan Talen dan Program Suksesi, sebagaimana uraian di atas dijadikan dasar oleh manajemen Bank BTN untuk menentukan calon anggota Direksi yang berkoordinasi dengan Komite Remunerasi dan Nominasi serta Dewan Komisaris. Kriteria yang ditetapkan Bank BTN untuk para Pegawai yang menjadi suksesor atau calon amggota Direksi adalah kelompok “Star” berdasarkan hasil pemetaan talen.

Dengan demikian, adanya Pemetaan Talent yang dilaksanakan oleh manajemen Bank BTN dijadikan sebagai pertimbangan utama bagi Komite Remunerasi dan Nominasi untuk pemilihan calon anggota Direksi yang diselaraskan dengan kebutuhan kompetensi mereka untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan Bank BTN. Selain itu, dapat kami sampaikan pula bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Komite Remunerasi dan Nominasi mengacu kepada regulasi yang berlaku, diantaranya adalah berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI)/Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengatur bahwa setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris kepada RUPS maka rekomendasi Dewan Komisaris harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi.

Bank BTN telah memiliki Komite Remunerasi dan Nominasi yang sesuai dengan peraturan BI/OJK dimaksud dan mempunyai tugas dan tanggung jawab terkait Nominasi sebagai berikut:

a.Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:

1)komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris; 2)kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan dalam proses Nominasi;

3)kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

b.Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris berdasarkan tolok ukur yang telah disusun sebagai bahan evaluasi;

c.Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai program pengembangan kemampuan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris; dan

d.Memberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.

(4)

Selain regulasi, sebagai penegasan kembali, dalam memberikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi senantiasa memilih calon anggota Direksi dan anggota Komisaris yang fit and proper untuk mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis Bank BTN yang telah ditetapkan sehingga pengelolaan yang dilakukan dapat selaras dengan strategi yang akan ditempuh dalam jangka panjang. Bank BTN sendiri telah menetapkan target jangka panjang sampai dengan tahun 2025, yaitu: menuju

Transformational Enterprise-Global Mindset dengan target menjadi perusahaan global di bidang

perumahan, property dan infrastruktur dasar, sebagaimana ilustrasi gambar, sebagai berikut:

Untuk mencapai rencana tersebut, Bank BTN telah melakukan transformasi sejak tahun 2013 dan dibagi ke dalam tiga tahapan, sebagai berikut:

a.Tahap I: Tahun 2013 – 2015, yaitu: tahap survival period, dengan tahapan yang dicapai adalah

domination nation wide market leader yaitu menguasai bisnis perumahan nasional. Persyaratan

yang diperlukan dalam tahapan ini adalah (a) mendominasi market share atas pasar perumahan, (b)

protected market, (c) predictable change, dan (d) financial capital driven.

b.Tahap II: Tahun 2016 - 2019, yaitu: tahap digital banking period, dengan tahapan yang akan dicapai adalah the leading housing bank Indonesia with world class service. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam tahapan ini adalah: (a) dominace by speed, (b) technology enhance, (c) rapid change dan (d) human capital driven.

c.Tahap III: Tahun 2020- 2025, yaitu: tahap global playership period, dengan tahapan yang akan dicapai adalah transformational Enterprise Global Mindset. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam tahap ini adalah: (a) size and speed thru network, (b) global free trade, (c) continuous change dan (d) human anf financial driven.

Saat ini, transformasi tahap I sedang dalam proses akhir, sehingga persyaratan menuju transformasi tahap 2 telah dipenuhi, antara lain: penguasaan bisnis perumahan mencapai lebih dari 30,6% ditahun 2015 dan terbesar di antara perbankan nasional, menguasai pasar KPR subsidi 98%, perbaikan bisnis dan penguatan modal. Untuk itu, Bank BTN perlu melakukan lompatan dalam roadmap transformasi dengan fokus pada penguatan bisnis (stronger business). Penguatan bisnis dalam transformasi Bank BTN adalah:

a.Penguatan bidang kredit b.Penguatan bidang dana c.Penguatan bidang infrastruktur d.Penguatan bidang SDM

(5)

Sebagai gambaran, pada proses penggantian Pengurus Bank BTN pada RUPSLB September 2015, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait nominasi calon anggota Direksi dengan mempertimbangkan strategi yang telah ditetapkan Bank BTN untuk mewujudkan visi dan misi Perusahaan sebagaimana uraian di atas. Beberapa hal tersebut dapat kami sampaikan, yaitu: Mempertimbangkan kompetensi calon Direksi yang dibutuhkan sesuai strategi Bank dengan fokus terkait berbagai hal, antara lain: gaya komunikasi, kompetensi terkait service excellene, visi, misi dan

grand strategy calon anggota Direksi (secara makro), pencapaian performance dan komitmen

terhadap budaya perusahaan. Hal ini dilakukan berdasarkan data dan/atau analisis program pemetaan talen dan program suksesi yang kemudian dilanjutkan dengan proses wawancara serta validasi berbagai faktor lainnya yang menyangkut integritas, kompetensi (yang selaras dengan sasaran strategis Bank BTN) dan reputasi, terutama reputasi keuangan dari calon anggota Direksi.

Berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi tersebut, Dewan Komisaris menetapkan dan kemudian menyampaikan rekomendasinya kepada Pemegang Saham Dwi Warna (dhi. Kementerian BUMN). Dengan demikian dapat kami sampaikan bahwa Bank BTN telah melakukan pemilihan terhadap calon anggota Direksi baru sesuai dengan strategi Perusahaan, yang ditunjukkan dengan surat Dewan Komisairs kepada Pemegang saham.

4.

Program Suksesi Direksi dan Komisaris oleh Pemegang Saham Dwi Warna

Selanjutnya, berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi tersebut, Dewan Komisaris Bank BTN menyampaikan rekomendasinya kepada Pemegang Saham Dwi Warna (dhi. Kementerian BUMN), sekaligus sebagai pemegang saham pengendali yang memiliki hak istimewa/sepenuhya untuk menentukan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Bang BTN. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-03/MBU/02/2015.

Dapat kami sampaikan bahwa dalam hal pengangkatan anggota Direksi dilakukan melalui proses penjaringan sebagai berikut:

a.Menteri, Sekretaris, Deputi Teknis, dan/atau Deputi mencari bakal calon, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1)Bakal calon dari Talenta BUMN, diusulkan melalui Dewan Komisaris;

2)Menteri, Sekretaris, Deputi Teknis, dan/atau Deputi dapat menetapkan bakal calon dari Talenta BUMN tanpa usulan Dewan Komisaris apabila dipandang memiliki prestasi yang baik;

3)Bakal calon dari talenta Kementerian BUMN diusulkan melalui Sekretaris;

4)Bakal Calon yang berasal dari Direksi, Dewan Komisaris dan/atau sumber lain dapat mengajukan lamaran kepada atau diusulkan langsung oleh Menteri, Sekretaris, Deputi Teknis dan/atau Deputi;

5)Penjaringan bakal calon diutamakan dari Talenta BUMN.

b.Khusus untuk BUMN terbuka, bakal calon dari Talenta BUMN harus diusulkan melalui Dewan Komisaris. Apabila Menteri memandang terdapat bakal calon lain yag memiliki potensi untuk menjadi anggota Direksi, namun tidak termasuk dalam daftar nama yang diusulkan oleh Dewan Komisaris, Menteri dapat meminta Dewan Komisaris untuk melakukan penilaian terhadap yang bersangkutan dan jika memenuhi syarat agar diusulkan kepada Menteri.

c.Semua bakal calon diadministrasikan oleh Deputi.

Selanjutnya terdapat proses Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) yang merupakan proses pengukuran kelayakan kepatutan kompetensi yang akan diusulkan sebagai Bakal Calon yang dilakukan oleh Tim yang ditetapkan oleh Menteri atau Lembaga professional yang ditunjuk oleh Menteri. Adapun proses

(6)

UKK antara lain:

a.Bakal calon yang akan ditetapkan menjadi calon anggota Direksi, adalah seseorang yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan formal dan persyaratan lain dan lulus UKK.

b.UKK terhadap bakal calon dilakukan oleh lembaga professional yang ditunjuk oleh Menteri.

c.UKK dapat pula dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh Menteri tanpa melalui lembaga professional. d.Sebelum seseorang ditetapkan menjadi Direksi, Menteri dapat melakukan evaluasi terhadap hasil UKK lembaga professional atau Tim. Evaluasi hasil UKK lembaga professional dapat dilakukan melalui Tim yang dibentuk oleh Menteri.

e.Khusus untuk Bank BUMN, bakal calon yang akan diajukan dalam RUPS, dievaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh menteri dengan melibatkan Ketua Komite Dewan Komisaris yang melakukan fungsi Nominasi. Apabila Ketua Komite Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud berhalangan, maka dapat digantikan oleh anggota Komite dari unsur Komisaris Independen yang melakukan fungsi Nominasi. Adapun tata cara pengangkatan Dewan Komisaris berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-02/MBU/02/2015 mengatur bahwa Sumber bakal calon Dewan Komisaris berasal dari Mantan Direksi BUMN, Dewan Komisaris BUMN, Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional Pemerintah serta sumber lain. Proses penjaringan pada pengangkatan Dewan Komisaris dilakukan oleh Menteri, Sekretaris, Deputi Teknis, dan/atau Deputi mencari bakal calon dari berbagai sumber.

Proses Penilaian pengangkatan Dewan Komisaris meliputi:

a.Bakal Calon yang akan ditetapkan menjadi calon anggota Dewan Komisaris adalah seseorang yang telah dinyatakan memenuhi Persyaratan Formal, Persyaratan Materiil dan Persyaratan lain. Adapun persyaratan materiil antara lain memiliki integritas, dedikasi, memahami manajemen perusahaan dan memiliki pengetahuan memadai di bidang Perseroan.

b.Terhadap BUMN tertentu yang ditetapkan oleh Menteri, calon Komisaris Utama/Anggota Dewan Komisaris wajib mengikuti uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh Lembaga Profesional yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon Direksi. c.Khusus untuk Bank BUMN, bakal calon yang akan diajukan dalam RUPS, dinilai oleh Tim yang

dibentuk oleh Menteri dengan melibatkan Ketua Komite Dewan Komisaris yang melakukan fungsi Nominasi. Apabila Ketua Komite Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud berhalangan, maka dapat digantikan oleh anggota Komite dari unsur Komisaris Independen yang melakukan fungsi Nominasi.

5.

Pengangkatan Direksi dan Komisaris dalam RUPS

Melalui serangkaian proses tersebut di atas, calon Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris diajukan oleh Pemegang Saham Dwi Warna (kementrian BUMN) dalam RUPS untuk mendapatkan persetujuan dan kemudian dapat diangkat melalui mekanisme yang telah ditentukan dan/atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, termasuk mempertimbangkan kriteria yang telah ditetapkan oleh ASEAN CG Scorecard. Pada tahun 2015, sebagaimana yang telah diungkapkan pada Annual Report Bank BTN 2015 pada bagian Laporan Direksi (hal 65) dan Laporan Komisaris (hal 47) bahwa komposisi Direksi dan Dewan Komisaris mengalami perubahan dan telah ditetapkan dalam RUPS pada periode tersebut. Perubahan ini dipandang sangat dibutuhkan oleh Bank BTN untuk memenuhi tuntutan bisnis, mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis sebagaimana yang dituangkan dalam program transformasi di atas (butir 3), termasuk mensukseskan program Sejuta Rumah, berdasarkan evaluasi dari Pemegang Saham Dwi Warna dan rekomendasi Dewan

Komisaris

serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

6.

Proses Fit and Proper Test oleh OJK

(7)

mengikuti Fit and Proper Test yang dilakukan oleh OJK karena wajib memperoleh persetujuan dari OJK sebelum menjalankan tugas dan fungsi dalam jabatannya. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Bank BTN yang belum mendapat persetujuan OJK dilarang melakukan tugasnya walaupun telah mendapat persetujuan dan diangkat oleh RUPS.

Fit and Proper Test ini dilakukan untuk menilai bahwa anggota Direksi dan Dewan Komisaris memenuhi persyaratan, yaitu:

a.Integritas, yang meliputi:

1)memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonka

2)Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3)Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;

4)Tidak termasuk dalam DTL; dan b.Kompetensi, yaitu:

1)Bagi calon anggota Dewan Komisaris, meliputi:

a)Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya; dan/atau b)Pengalaman di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan.

2)Bagi calon anggota Direksi, meliputi:

a)Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya; b)Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan; dan

c)Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang sehat.

c.Reputasi keuangan, yang meliputi: 1)Tidak memiliki kredit macet; dan

2)Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi Direksi atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan

Setelah dinyatakan lulus dalam Fit and Proper Test oleh OJK maka anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dinyatakan sudah efektif dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabanya sebagai anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Bank BTN. Hal ini tentunya, dilakukan OJK dengan mempertimbangkan kompetensi (salah satu faktor) calon anggota Direksi dan calon anggota Komisaris (sesuai dengan butir 6.2) dengan kemampuan, kecocokan dan kesanggupan mereka untuk mengemban amanah, mensukseskan dan mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis Bank BTN yang telah ditetapkan (butir 3) sebagaimana uraian di atas. Jika menurut OJK calon anggota Direksi dan calong anggoka Komisaris tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan sasaran-sasaran strategis yang telah di tetapkan Bank BTN tersebut, maka OJK akan menyatakan bahwa calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris tersebut tidak lulus Fit and Proper Test sehingga mereka dilarang menjadai anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Bank BTN.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

probabilitas komponen, peralatan, mesin, atau sistem tetap beroperasi dengan baik sesuai dengan fungsi yang diharapkan dalam interval waktu dan kondisi tertentu [1]

Kinerja tutor didefinisikan sebagai kemampuan tutor dalam memfasilitasi proses diskusi tutorial pertama sampai pada perumusan tujuan belajar ( learning issues ) mahasiswa, yang

Selalu hubungan/kegiatan dari dalam ke luar, harus melewati firewall. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memblok/membatasi baik secara fisik semua akses terhadap jaringan lokal,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh faktor persepsi dan sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian terhadap

Fakta lain yaitu dari tujuh naskah yang dikirimkan oleh penulis dari tujuh universitas yang berbeda sebagaimana termuat dalam edisi kali ini.. Tentu saja sangat

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa terhadap kemampuan menulis ayat Al- Qur‟an siswa MTs NU Darussalam Kecamatan Mijen Kota Semarang

Berdasarkan pengamatan pada uji pendahuluan secara in vitro penambahan konsentrasi NaOCl lebih dari 1 % menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan penambahan