• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian

4.LI. Letak Wilayah dan Geografis Daerah

Kota Pekanbaru adalah salah satu daerah pemerintahan kota yang terdapat di Propinsi Riau yang juga menjadi pusat ibukota Propinsi Riau. Secara geografis terletak antara 10l"l4'BT 101°34'BT dan 0^25X0 0°45'LU. Batas wialyah Kota Pekanbaru sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Siak, sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pelalawan, sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kampar, dan sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Siak.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 3 Tahun 2003, Kota Pekanbaru telah dimekarkan dari 8 (delapan) kecamatan menjadi 12 (dua belas) kecamatan, yaitu: Kecamatan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Marpoyan Damai, Kecamatan Tenayan Raya, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Sail, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Senapelan, Kecamatan Rumbai, dan Kecamatan Rumbai Pesisir. Dari hasil pengukuran/pematokan dilapangan luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 Kml

Pemekaran wilayah, tentxmya akan berpengaruh tidak saja pada data dan informasi kependudukan, melainkan juga pada beberapa aspek administrasi lainnya. Serta yang tidak kalah pentingnya tentunya adalah kepada penyebaran dunia usaha yang begerak pada sektor-sektor usaha produktif, terutama Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang menjadi lokomotif pembangunan Pekanbaru.

(2)

16 Pada Kota Pekanbaru, kecamatan teriuas adalah Kecamatan Tenayan Raya dengan luas wilayah 171,27 km^, sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu seluas 2,95 km^. Perbandingan luas wilayah dan jumlah penduduk di Kota Pekanbaru secara rinci disajikan pada tabel

1. berikut:

Tabel 1. Perbandingan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Pekanbaru Tahun 2005

No Kecamatan Luas Wilayah Penduduk

No Km^ % Jumlah % 1. Tampan 59,81 9,46 83.172 11,55 2. Payung Sekaki 43,24 6,84 67.959 9,44 3. Bukit Raya 22,05 3,49 76.264 10,59 4. Marpoyan Damai 29,74 4,70 111.854 15,53 5. Tenayan Raya 171,27 27,09 90.321 12,54 6. Lima Puluh 4,04 0,64 42.800 5,94 7. Sail 3,26 0,52 22.357 3,10 8. Pekanbaru Kota 2,26 0,36 30.055 4,17 9. Sukajadi 3,76 0,59 51.334 7,13 10 Senapelan 6,65 1,05 37.062 5,15 11. Rumbai 128,85 20,38 46.817 6,50 12. Rumbai Pesisir 157,33 24,88 60.202 8,36 Jumlah 632,26 100,00 720.197 100,00 Sumber: BPS Kota Pekanbaru (registrasi Penduduk tahun 2005)

4.L2. Penggunaan Tanah/Lahan

Kota Pekanbaru merupakan daerah yang relatif datar dan struktur tanah alluvial dengan pasir. Sedangkan pinggiran kota pada umumnya terdiri dari tanah agromosial dan tanah humus yang merupakan rawa-rawa yang bersifat asam.

(3)

17 Penggunaan tanah/lahan diperuntukkan antara lain untuk pekarangan/lahan buat bangunan dan halaman sekitamya, tegal/kebun, ladang/huma, dan penggunaan lainnya. Distribusi penggunaan tanah/lahan tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Luas Tanah di Kota Pekanbam Dirinci Menumt Penggunaannya Tahun

2005

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase.(%) 1. Pekarangan/lahan buat bangunan dan 14352 22,70

halaman sekitamya

2. Tegal/kebun 3062 4,84

3. Ladang/huma 8510 13,46

4. Penggembalaan padang rumput 18 0.03 5. Rawa-rawa yang tidak ditanami 1413 2,23

6. Kolam empemg 204 0,32

7. Lahan kering yang sementara tidak 4660 7,36 ditanami

8. Lahan yang ditanami kayu-kayuan 1402 2,22

9. Hutan negara 4321 6,83

10. Perkebunan 7610 12,03

11. Lain-lain 17673 27,94

Jumlah 63235 100,00

Sumber: BPS Dinas Pertanian Kota Pekanbam

Pada Tabel 2, terlihat bahwa sebagian besar tanah/lahan (22,70%) di Kota Pekanbam dipergunakan sebagai lahan pekarangan atau lahan buat bangunan dan halaman sekitamya. Hal ini seiring dengan semakin bertambahnya jiunlah penduduk di Kota Pekanbam sehingga semakin membutuhkan tanah/lahan untuk areal perumahan penduduk dan bangunan bagi perkembangan daerah Kota Pekanbam.

(4)

18 4.1.3. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Pekanbaru setiap tahun mengalami peningkatan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya adalah tingginya angka kelahiran, luas wilayah.dan urbanisasi yaitu banyaknya pendatang dari desa ataupun dari luar propinsi untuk mencari pekeqaan di Pekanbaru.

Penduduk Kota Pekanbaru pada tahun 2005 bequmlah 720.195 jiwa, terdiri dari laki-laki 363.686 jiwa dan perempuan 356.509 jiwa, jumlah penduduk Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2002

Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase 0 - 14 15-54 55 keatas 110.197 234.069 19.420 99.252 235.474 21.783 209.449 469.483 41.203 29,08 65,19 5,73 Jumlah 363.686 356.509 720.195 100,00 Sumber: BPS Kota Pel Icanbaru (Registrasi Penduduk Tahun 2005)

Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Pekanbaru yang berada pada usia produktif (15-55 tahun) lebih tinggi berjumlah 469.483 jiwa (65,19%) sedangkan sisanya sebanyak 250.652 jiwa (34,81%) tidak tergolong usia produktif Hal ini menggambarkan bahwa Kota Pekanbaru memiliki potensi sumber daya manusia dalam penyediaan tenaga kerja produktif yang diharapkan mampu mengelola potensi sumber daya alam yang tersedia.

4.1.4. Kondisi Perkembangan Usaha Kecil di Kota Pekanbaru

Berkembangnya kegiatan perekonomian di Kota Pekanbaru yang lebih didominasi sektor usaha kecil yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.

(5)

19 sektor informal ini telah mampu menjadi katup pengaman bagi upaya mengatasi pengangguran, mempertahankan ekonomi rumah tangga, dan memperluas kesempatan masyarakat untuk melakukan pilihan dari segi jenis, mutu dan harga barang dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Usaha Kecil yang ada di Kota Pekanbaru mengalami perkembangan yang cukup baik, hal ini dapat dilihat apada tabel 4, yaitu bertururt turut dari tahun 2001, 2002, 2003, dan 2004 adalah 77, 197, 116, dan 125 buah usaha kecil. Untuk melihat perkembangan industri kecil dari tahun ketahun, dapat digambarkan sebagaimana tabel 4 berikut:

Tabel 4. Perkembangan Industri Kecil di Kota Pekanbaru tahun 2001-2004.

No. Kecamatan 2001 2002 2003 2004 1. Tampan 34 48 25 23 2. Payimg Sekaki - - - 8 3. Bukit Raya 22 46 35 23 4. Marpoyan Damai - - - 4 5. Tenayan Raya - - - 13 6. Lima Puluh - 4 5 5 7. Sail 1 1 6 3 8. Pekanbaru Kota 3 7 9 8 9. Sukajadi 12 20 15 12 10. Senapelan 1 7 14 14 11. Rumbai 4 14 7 8 12. Rumbai Pesisir - - - 4 Jumlah 77 197 116 125

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, 2006 4.2. Identitas Responden

Identitas pengusaha dapat memberikan gambaran secara umum mengenai kondisi dan kemampuannya dalam mengelola usaha yang dimilikinya. Identitas pengusaha kecil yang diteliti adalah jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5, berikut:

(6)

20 Tabel 5. Identitas Responden Pengusaha Usaha Kecil Industri Rumah Tangga

Penerima PEK Tahun 2003 di Kota

No Keterangan Jumlah Persentase

No Keterangan (jiwa) (%)

A. Jenis Kelamin

1. Laki-laki 10 45

2. Perempuan 12 55

B. Kelompok Umur (Tahun)

1. 25-34 5 23

2. 35-44 11 50

3. 45-54 4 18

4. 55-64 2 9

C. Tingkat Pendidikan (Tahun)

1. SD 5 23

2 SMP 2 9

3 SMU 14 64

4 Perguruan Tinggi/ 1 4

Akademi

D. Jumlah Tanggungan Keluarga (Tahun)

1. 0-2 10 45 2 3-5 11 50 3 6-8 1 5 E. Kelompok Usaha 1. Usaha makanan 8 36 2. Agroindustri 10 45

3. Usaha Batu Bata 4 18

F. Pengalaman Berusaha (Tahun)

1. 1 - 4 13 59

2. 5-8 7 32

3. > 9 2 9

Menurut Simanjuntak dalam Yasin (2002), usia produktif berkisar antara usia 15-54 tahun. Umur sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik dan cara berfikir seseorang. Pada umumnya seseorang yang memiliki umur lebih muda kemampuan fisiknya lebih kuat dalam mengelola usahanya bila dibandingkan

(7)

21 dengan dengan orang yang mempunyai umur lebih tua, sehingga produksi yang dihasilkan akan lebih banyak. Dari penelitian diperoleh tingkat umur responden berada pada kelompok umur 25 sampai dengan 64 tahun. Tabel 5, jumlah pengusaha penerima PEK terbanyak berada pada kelompok umur 35 -44 tahun yaitu sebanyak 11 orang. Sedangkan untuk kelompok umur 55 - 64 tahun berjumlah 2 orang. Dari Tabel 5, juga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada usia produktif yaitu berada pada kelompok umur 25 - 54 tahun sebanyak 20 orang (91%) dan sisanya sebanyak 2 orang (9%) berada pada usia tidak produktif

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan yang telah dilalui oleh responden sebanyak 15 orang (68%) sudah cukup baik yaitu 14 orang telah lulus SMU dan 1 orang lulus Perguruan Tinggi/Akademi. Sisanya sebanyak 7 orang (32%) masih berpendidikan SMP dan SD. Menurut Mosher (1987), pendidikan yang dimiliki pengusaha dapat menentukan kemampuan pengusaha dalam pengambilan keputusan. Keterbatasan pendidikan akan dapat menutup cakrawala gagasan yang ada, selain itu dapat juga menyebabkan rendahnya penguasaan terhadap teknologi yang ada. Kemudian menurut Simanjimtak dalam Yasin (2002), semakin tinggi pendidikan responden akan mempengaruhi daya pikimya dalam mengadopsi teknologi baru. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mempengaruhi tingkat produktifitas kerja dimana pemanfaatan waktu yang digunakan akan semakin efisien.

Jumlah tanggimgan keluarga merupakan jumlah anggota keluarga pengusaha yang masih menjadi tanggungan pengusaha hingga saat penelitian ini dilakukan. Menurut Soekartawi (1993), semakin banyak beban keluarga, semakin

(8)

22 besar kebutuhan untuk bekerja keras, berkorban yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga menimbulkan keinginan untuk menanggung resiko.

Dalam penelitian ini responden dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya menjadi tiga kelompok usaha yaitu agroindustri (pengolahan tahu, penggilingan kopi, keripik singkong, kue kering, dodol, kerupuk, telur asin, kue donat, dan susu kedelai), usaha makanan (penjual martabak, penjual nasi goreng, kedai nasi, penjual goreng, bubur ayam, dan penjual lontong) dan industri batu bata.

Semakin lama pengalaman berusaha seseorang maka resiko kegagalan yang dialami semakin kecil Seorang pengusaha yang memiliki pengalaman usaha yang cukup lama akan mempengaruhi produktifitas usaha yang dijalankannya. Sebanyak 12 orang (59%) responden memiliki pengalaman usaha 1 ^ tahun, sebagian besar responden adalah yang memiliki usaha makanan. Karena pada dasamya mereka telah meiliki dasar keterampilan sejak dini yang dilakukan sehari-hari dalam rumah tangga dalam hal membuat makanan. Sedangkan responden yang memiliki pengalaman usaha lebih dari 9 tahun hanya 2 orang (9%) yaitu responden yang meiliki usaha batu bata. Lamanya bemsaha dapat menambah pengalaman seseorang untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan dan dapat mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1

(9)

23 4.3. Prosedur Pinjaman Dana Bergulir PEK

4.3.1. Prosedur Pinjaman Dana Bergulir PEK

1. Calon penerima dana bergulir PEK mengajukan permohonan dengan membuat proposal usaha dan melengkapi persyaratan admnistrasi lainnya yang nantinya diserahkan ke Tim Pendukung yang berada di kecamatan tempat pengusaha tinggal.

2. Tim pendukung; melakukan seleksi awal terhadap setiap pemohon bantuan dana berguli dengan mengecek kembali kelengkapan administrasi persyaratain yang diajukan. Jika dianggap layak maka akan diteruskan ke Tim Pelaksana yaitu Lembaga Perkreditan Rakyat (LPR).

3. Tim Pelaksana; melakukan seleksi lagi terhadap masukan dari Tim Pendukung dengan melihat prospek usaha dan aspek finansial usahanya, apabila dianggap layak Tim Pelaksana mengutus Tim Pendamping untuk mengecek langsung keadaan dilapangan dengan melakukan wawancara untuk memberikan penilaian sesuai dengan tata cara penilaian calon penerima dana bergulir Kota Pekanbaru tahun 2003. Apakah calon penerima layak untuk memperoleh bantuan atau tidak, penilaian tersbut nantinya menjadi bahan pertimbangan Tim Pelaksana, lihat lampiran 8. 4. Tim Pelaksana; setelah adanya laporan dari Tim Pendamping dengan

penilaian yang menunjukan bahwa calon penerima tersebut benar-benar layak memperoleh bantuan dana bergulir PEK. Maka ditetapkan calon penerima yang memenuhi kriteria yang ditetapkan sebagai penerima bantuan dana bergulir.

(10)

24 5. Bank; Bank yang ditunjuk sebagai mitra dalam pengelolaan dana bergulir PEK adalah Bank Riau. Baik Tim Pelaksana maupim calon penerima dana berguli wajib memiliki rekening di Bank Riau.

6. Proses pencairan dan pengembalian dana angsuran melalui Bank yang telah ditunjuk.

7. Pada saat proses pengembalian pinjaman, angsuran dibayarkan melalui Bank Riau yang ditujukan kepada rekening Tim Pelaksana dana bergulir. 8. Bukti pembayarannya angsuran setiap bulanya hams dilaporkan kepada

petugas pendamping untuk dicatat dalam buku kendali.

TIM PENGENDALI

Seleksi TIM PELAKSANA Usulan Kolektif Seleksi awal Permohonan TIM PENDUKUNG Laporan •4— TENAGA PENDAMPING CALON PENERIMA BANK Angsuran Rek Peminjam RekTIM -Persetujuan

(11)

25 4.3.2. Persyaratan Pinjaman

Pengusaha kecil calon penerima dana bergulir ekonomi kerakyatan wajib memenuhi syarat sebagai berikut: Penduduk Kota Pekanbaru ditandai dengan pemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), melampirkan proposal usaha, mempunyai aktifitas usaha produktif, usaha yang dijalankan tersebut nyata-nyata mempunyai prospek yang baik dan dapat menjamin atau mendukung kehidupan dirinya dan keluraganya, tidak atau belum pemah menerima pinjaman dana bergulir daru Pemerintah Kota Pekanbaru dan mengajukan permohonan dengan mengisi formulir yang disediakan, lihat Lampiran 9.

4.3.3. Sumber Dana Pinjaman

Sumber dana pinjaman modal berasal dari APBD Kota Pekanbaru Tahxm 2003 dan dari pinjaman tahun sebelumnya dan dibayarkan melalui Bank Riau. 4.3.4. Jumlah Pinjaman

Jumlah dana bergulir PEK yang diberikan sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil adalah sebesar minimal Rp. 1.000.000,- (satu juta) dan maksimal Rp.5.000.000,- (lima juta) dan dibukukan sebagai hutang.

4.3.5. Suku Bunga

Tingkat suku bunga yang dibebankan kepada pengusaha kecil yang memperoleh dana pinjaman sebesar 6% per tahun yang dibayar oleh peminjam setiap bulan bersamaan dengan pembayaran angsuran pokok.

(12)

26 4.3.6. Jangka Waktu Pengembalian

Jangka waktu pengembalian modal disesuaikan dengan siklus/jenis usaha yang dibiayai dengan diberikan tenggang waktu pengembalian. Untuk usaha kecil rumah tangga jangka waktu pengembalian modal selama 3 tahun. Sesuai Peraturan Pemerintah Kota Pekanbaru tentang pelaksanaan PEK, angsuran hams dibayar secara mtin dan tepat waktu setiap bulannya sesuai dengan naskah perjanjian. Angsuran dibayarkan melalui bank yang telah ditunjuk yaitu Bank Riau ditujukan kepada rekening Tim Pelaksana Dana Bergulir Kota Pekanbam. Bukti pembayaran angsuran setiap bulannya hams dilaporkan kepada petugas pendamping untuk dicatat dalam buku kendali. Mengenai besaran pinjaman dana bergulir, kewajiban pengembalian dan bunga dapat dilihat pada Lampiran 7. 4.4. Pelaksanaan PEK

Wadah perpanjangan tangan Pemerintah Kota Pekanbam dalam pelaksanaan PEK adalah Lembaga Perkreditan Rakyat (LPR). LPR memiliki peranan penting karena tujuan dibentuknya LPR adalah untuk melaksanakan kegiatan PEK dalam rangka pengentasan kemiskinan secara profesional, independen dan berbasis kepada aspirasi dan kepentingan riil masyarakat.

Sesuai pengamatan dilapangan diperoleh informasi mengenai pelaksanaan PEK yaitu sebagai berikut:

1. LPR telah menyalurkan dana bergulir PEK sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Jumlah alokasi dana bergulir PEK yang disalurkan LPR Kota Pekanbam tahun 2003 adalah sebesar Rp.884.000.000, dana bergulir tersebut diberikan kepada 250 pengusaha kecil di Kota Pekanbam yang

(13)

27 dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya yaitu: pengusaha kecil kelompok industri rumah tangga, kelompok usaha perdagangan, kelompok usaha kerajinan, kelompok usaha jasa, kelompok usaha pertanian/petemakan dan kelompok usaha lain-lain.

2. Tim Pelaksana tidak melakukan pengawasan secara intensif terhadap penerima bantuan PEK. Dalam pelaksanaannya LPR hanya sekali melakukan pengawasan terhadap pengusaha kecil penerima bantuan dana bergulir PEK yaitu pada saat LPR melakukan penilaian apakah calon penerima layak atau tidak dalam memperoleh pinjaman PEK (kegiatan pra survei). Selanjutnya LPR hanya mengontrol dari pembayaran cicilan pinjaman, apabila terjadi penunggakan baru LPR akan melakukan survei kembali sebatas mencari informasi penyebab terjadi penunggakan. Hal seperti ini tentxmya akan membuka peluang imtuk terjadinya kredit macet. 3. Tidak ada kerjasama yang solid dan serentak antara Tim Pelaksana dengan

instansi terkait terutama dalam hal bimbingan kepada pengusaha kecil. Instansi terkait tersebut seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan instansi pemerintah maupun lembaga swasta lainnya yang memiliki tanggimg jawab dalam hal pengembangan usaha kecil yang ada di Kota Pekanbaru. Dari pengamatan dilapangan bahwa pembinaan yang dilakukan selama ini masih terkotak-kotak atau berjalan sendiri-sendiri sehingga hasil yang dicapai masih jauh dari yang diharapkan.

(14)

28 4.5. Dampak Program Ekonomi Kerakyatan Terhadap Pengusaha Kecil

Industri Rumah Tangga

4.5.1. Perubahan Tingkat Pendapatan

Tabel 6. Keadaan Tingkat Pendapatan Responden per Bulan Sebelvim dan Sesudah PEK Tahun 2003.

No. Jenis usaha Tingkat Pendapatan Rata-rata (Rp/Bulan) Persentase Sebelum PEK Sesudah PEK (/o) 1 Agroindustri 2.540.978 2.861.847 37,77 2 Usaha makanan 1.755.625 1.932.958 20,88 3 Ind. Batu bata 1.863.750 2.215.000 41,35

Jumlah 100,00

Tabel 6, menunjukkan bahwa adanya peningkatan pendapatan per bulan setelah menerima dana bergulir PEK. Rata-rata pendapatan responden imtuk setiap jenis usaha mengalami peningkatan. Perubahan pendapatan rata-rata yang terbesar berada pada jenis usaha industri batu bata dengan perubahan kenaikan sebesar Rp. 351.250,- atau (41,35%). Hal ini dikarenakan usaha industri batu bata cenderung memiliki harga produksi yang stabil dan ditunjang dengan jumlah permintaan batu bata yang terus meningkat seiring dengan giatnya pembangunan perumahan di Kota Pekanbaru dan sekitamya. Sedangkan usaha makanan dan agroindustri mengalami peningkatan pendapatan yaitu masing-masing sebesar 20,88% dan 37,77%. Rendahnya pembahan rata-rata pendapatan cenderung dipengaruhi oleh harga bahan baku dan sembako yang tems mengalami peningkatan sementara penjualan cenderung tetap. Secara keseluruhan pendapatan rata-rata per bulan pengusaha kecil industri rumah tangga sebelum adanya PEK sebesar Rp.2.072.540 dan sesudah adanya PEK sebesar Rp.2.339.921. Lihat pada Lampiran 3.

(15)

29 4.5.2. Perubahan Skala Usaha

4.5.2.1. Perubahan Komposisi Permodalan

Modal merupakan salah satu faktor utama yang diperhatikan sebelum memulai usaha skala rumah tangga. Dan menjadi pokok pertimbangan bagi pengusaha kecil karena modal yang dapat dialokasikan dari bagian pendapatan rumah tangga masih terbatas sedangkan kemampuan imtuk memperoleh pinjaman dari lembaga perbankan sulit diperoleh. Pada dasamya saat bam memulai usaha skala rumah tangga memerlukan modal yang relatif kecil oleh dan biasanya pengusaha kecil menggunakan secara maksimal peralatan yang ada dirumah dalam rangka mengurangi alokasi modal, misalnya kompor, panci, penggorengan, blender, oven, dan lain-lain

Dengan adanya bantuan dana bergulir PEK komposisi permodalan responden terjadi peningkatan sehingga dapat membantu responden dalam mengelola dan mengembangkan usahanya pada akhimya responden mampu meningkatkan pendapatannya., digunakan untuk membeli bahan baku, menambah peralatan dan perlengkapan produksi dengan tujuan yaitu untuk meningkatkan jumlah hasil produksi.

4.5.2.2. Perubahan Tenaga Kerja

Responden menggunakan tenaga kerja bempa tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Sebagian besar responden menggunakan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dengan alasan bahwa penggunaan TKDK mampu menghemat biaya pengeluaran dan ada juga yang berpendapat bahwa penggunaan anggota keluarga sebagai tenaga kerja didasari karena faktor kepercayaan dan

(16)

30 pewarisan bakat usaha keluarga sehingga nantinya akan menjalankan kegiatan usahanya dengan mandiri. Sedangkan responden yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga beralasan bahwa responden tidak memiliki anggota keluarga yang berada pada usia produktif, usaha yang dijalankannya memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak terutama pada kegiatan pengemasan dan pemasaran.

Tabel 7. Penggunaan Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah PEK Tahun 2003. No. Jenis usaha Jumlah Penggunaan TK (orang) Persentase (%) No. Jenis usaha

Sebelum PEK Sesudah PEK

Persentase (%) 1 Agroindustri 34 51 73,91 2 Usaha makanan 17 20 13,04 3 Ind.batu bata 11 14 13,04 JUMLAH 62 85 100,00

Tabel 7 menunjukan bahwa usaha agroindustri menggunakan tenaga kerja lebih besar dibandingkan dengan usaha makanan dan industri batu bata yaitu sebelum PEK menggvmakan tenaga kerja sebanyak 34 orang dan sesudah PEK sebesar 51 orang dengan persentase perubahan penggimaan tenaga kerja sebelum dan sesudah PEK yaitu sebanyak 73,91%. Hal ini menandakan bahwa pada usaha agroindustri mampu menyerap tanaga kerja lebih besar sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kota Pekanbaru. Secara keseluruhan rata-rata penggunaan tenaga kerja sebelum PEK 2,82 orang dan setelah adanya PEK 3,86 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 4 4.5.2.3. Aset Usaha

Dalam suatu proses produksi, peralatan juga memegang peranan penting karena dapat menentukan besar kecilnya jumlah produksi yang dihasilkan dan biaya produksi yang digunakan. Adanya bantuan dana bergulir PEK berpengaruh

(17)

31 juga terhadap peningkatan aset usaha. Hal ini ditandai dengan perubahan indikator

berupa pemilikan lahan/tempat usaha yaitu milik sendiri atau menyewa, sifat bangunan tempat (permanen atau masih semi permanen), peralatan yang dipakai sudah modem atau masih sederhana, kepemilikan kendaraan, dan wilayah pemasaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

4.6. Permasalahan Dana Bergulir Program Ekonomi Kerakyatan 4.6. L Permasalahan Pada Saat Pengajuan Dana Bergulir PEK

Permasalahan yang terjadi saat pengajuan bantuan dana bergulir PEK yaitu sabagai berikut:

1. Sebanyak 100% responden menanggapi bahwa prosesnya melalui banyak tahapan sehingga waktu pencairan dana menjadi cukup lama. Sementara responden sangat membutuhkan dana tersebut untuk tambahan modal dalam menjalankan usahanya.

2. Sebanyak 31,82% responden tidak mengerti dalam membuat proposal usaha yang baik dan persyaratan administrasi lairmya; dan

3. Sebanyak 77,27% responden memperoleh pinjaman PEK tidak sesuai dengan permohonan pada saat pengajuan proposal usaha.

Dari Tim Pelaksana diperoleh informasi bahwa proses penyaluran dana bergulir PEK melalui tahapan-tahapan yang sudah ditentukan melalui peraturan pelaksanaan PEK yang dibuat oleh Pemerintah Kota Pekanbam. Jangka waktu proses penyaluran yaitu minimal 21 hari kerja mulai saat pengajuan permohonan pinjaman di masing-masing kecamatan sampai dana pinjaman tersebut cair.

(18)

32 Setiap penerima dana bergulir PEK ada yang memperoleh dana pinjaman sesuai dengan yang diajukan pada saat permohonan, ada juga yang tidak dikarenakan jumlah calon penerima bantuan dana bergulir PEK cukup tinggi sementara dana pinjaman yang akan diberikan masih terbatas. Disamping itu penentuan besamya jumlah pinjaman yang diberikan kepada pengusaha kecil disesuaikan dengan hasil penilaian dari Tim Pelaksana. Adapim penilaian tersebut antara lain berupa data usaha yang mencakup aspek kelayakan usaha dan prospek usaha serta kemampuan calon penerima dalam pengembalian pinjaman dana bergulir PEK.

4.6.2. Permasalahan Pada Saat Pemanfaatan Dana Bergulir PEK

Sesuai peraturan dari Pemerintah Kota Pekanbaru, pemanfaatan dana bergulir PEK hanya dibenarkan untuk menambah modal kerja pada usaha yang sedang dijalankan, menambah atau mengadakan peralatan kerja untuk meningkatkan kapasitas usaha, dan memperluas jaringan usaha. Dana bergulir tidak dibenarkan digunakan untuk kegiatan yang bersifat konsumtif, dan membiayai kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan usaha.

Tabel 8. Distribusi Alokasi Dana Bergulir Pogram Ekonomi Kerakyatan

No. Alokasi untuk Alokasi tidak Jumlah Persentase No.

Usaha (%) untuk usaha (%) (orang) (%)

1. 100 0 17 77,27

2. 85-95 15-5 5 22,73

Tabel 8, menunjukkan bahwa kenyataan yang ada dilapangan sebagian responden menggunakan dana pinjaman yang diperoleh tidak seluruhnya dialokasikan untuk membangun usahanya melainkan untuk memenuhi kebutuhan

(19)

33 rumah tangga seperti untuk membayar biaya sekolah anaknya, biaya berobat anggota keluarga yang sakit dan memenuhi keperluan rumah tangga lainnya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 77,27% dari jumlah responden menggimakan dana bergulir PEK untuk mengembangkan kegiatan usahanya, dan sisanya sebanyak 22,73% responden menggunakan 5-15% dari dana pinjaman yang diprolehnya tersebut untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang sifatnya mendesak, lihat lampiran 6.

Dari responden diperoleh informasi bahwa dana pinjaman tersebut dirasa sangat kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan modal yang sebenamya diperlukan untuk menambah bahan baku, peralatan produksi, dan fasilitas penunjang usaha lairmya. Apalagi ada sebagian responden yang memperoleh dana pinjaman tidak sesuai dengan yang diajukan pada saat mengajukan permohonan. 4.6.3. Permasalahan Pada Saat Pengembalian Dana Bergulir PEK

Pada saat pengembalian dana bergulir PEK, permasalahan yang terjadi yaitu sebanyak 9,09% responden menunggak pembayaran cicilan pinjaman dana bergulir PEK. Penunggakkan angsuran pinjaman yang seharusnya dibayarkan setiap satu bulan sekali menjadi 2 bulan sekali, begitu setemsnya, hal ini tentimya akan memberatkan bagi pengusaha kecil itu sendiri selain jumlah angsuran yang hams dibayar menjadi lebih besar dari yang sehamsnya, pengusaha juga akan mendapat sanksi yaitu bempa tegviran dari Tim Pelaksana, karena hal seperti ini akan membuka peluang terjadinya kredit macet.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Pekanbaru  Tahun 2005
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru Dirinci Menurut Kelompok Umur dan  Jenis Kelamin Tahun 2002
Tabel 4. Perkembangan Industri Kecil di Kota Pekanbaru tahun 2001-2004.
Gambar 1. Bagan Prosedur Pelaksanaan Bantuan Dana Bergulir PEK 2003
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada sistem saluran udara (terpanjang), total penurunan tekanan udara yang terjadi adalah 0,51 in water, dan untuk mengatasi penurunan tekanan tersebut digunakan

Sorgum merupakan tanaman serealia yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan tanaman serealia lain diantaranya mempunyai daya adaptasi yang relatif luas, tanaman sorghum

Pada Gambar 4.19 tampak bahwa grafik ketinggian air sebelum pintu air berada di kisaran nilai Z D yang telah ditentukan bernilai 3 meter saat terjadi perubahan nilai awal

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa hasil penilaian responden para karyawan Karyawan Bank Kalsel Kantor Cabang Syariah Banjarmasin

Dengan melihat hasil pengujian yang diperoleh, maka pembuatan sistem ini telah memenuhi tujuan awal dari penelitian, yaitu membuat sistem navigasi gedung SMK Pancasila

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pseudomonas sp yang diisolasi dari plak gigi pasien dengan tambatan amalgam telah resisten terhadap merkuri dengan

Sonuç olarak, bu akşam yalnızca, insani gerçekliğin üç asli düzlemi ( registre) olan ve simgesel, imgesel ve gerçek diye adlandırılan bu çok ayrı üç düzlemin

kemampuan yang luar biasa ( outstanding ability ) dalam segi intelektual akademis, tetapi juga dalam bidang berpikir kreatif, kepemimpinan, kesenian, dan kesenian visual. Di dalam