• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perubahan iklim dewasa ini merupakan fenomena yang telah memberikan dampak yang luas secara global. Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan serta beberapa variabel iklim lainya. Perubahan iklim yang terjadi tersebut akan membawa dampak terhadap berbagai sektor kehidupan manusia termasuk mempengaruhi sektor sumber daya air (Kementerian PPN/Bappenas, 2013). Pola curah hujan yang berubah-ubah mengurangi ketersediaan air sebagai sumber air bersih. Kenaikan temperatur akan mempengaruhi kondisi meteorologis dan hidrologis. Pemanasan global menyebabkan peningkatan presipitasi yang menyebabkan banjir pada musim hujan dan terjadi peningkatan evapotranspirasi pada musim panas. Pola iklim yang terganggu juga menyebabkan efek tidak langsung terhadap kesehatan manusia (Relman et al., 2008).

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Penyediaan air bersih merupakan salah satu ruang lingkup dalam kesehatan lingkungan dimana penyediaan air bersih berperan penting untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

Ketersediaan air bersih bagi masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat, produktifitas ekonomi dan kualitas kehidupan masyarakat secara keseluruhan (Sumantri, 2010). Air mempunyai pengaruh langsung terhadap manusia, khususnya kesehatan manusia. Pengaruh kesehatan tersebut bergantung sekali pada kualitas dan kuantitas air yang digunakan, dimana air pun dapat berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar penyakit. Air dapat menjadi media dalam penyebaran penyakit yang dikenal dengan water borne diseases akibat terkontaminasinya air bersih oleh mikroorganisme seperti Salmonella sp, Campylobacter jejuni,

(2)

Escherichia coli (Rose et al., 2001).

Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena angka morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Banyak anak-anak meninggal setiap tahunnya di negara dengan penduduk berpenghasilan menengah ke bawah akibat diare. Kesakitan dan kematian tersebut berhubungan dengan pemakaian air yang tidak memenuhi syarat kesehatan serta hygiene dan sanitasi lingkungan yang tidak memadai (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

Penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui air (Water borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (Water washed). Contoh penyakit ini adalah cholera, thypoid dan Dysentry basiller. Berjangkitnya penyakit ini erat kaitannya dengan ketersediaan air untuk makan, minum, memasak dan kebersihan alat-alat makan. Menurut Sander (2005) ada beberapa penyebab terjadinya diare yaitu kurang memadainya ketersediaan air bersih, air yang tercemar mikroorganisme pathogen, minimnya sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak higienis, buruknya kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak memperhatikan kebersihan.

Kurangnya cakupan air bersih merupakan salah satu faktor penting dalam kejadian penyakit diare. Selain itu dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat variasi musiman dalam penyakit diare, dimana pada peningkatan temperatur berhubungan dengan peningkatan jumlah penderita diare yang masuk rumah sakit di semua bagian belahan bumi ini. Studi yang dilakukan di Peru menunjukkan bahwa penderita diare yang masuk rumah sakit meningkat sebanyak 4% untuk setiap peningkatan temperatur 1°C di musim kemarau, dan meningkat 12% untuk setiap peningkatan temperatur 1°C di musim penghujan. Di Fiji studi yang sama menunjukkan adanya peningkatan kasus bulanan 3% untuk setiap peningkatan temperatur per 1oC (Singh et al., 2001).

(3)

Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mempunyai luas wilayah daratan sebesar 180.27 Km2 atau 0,004% dari luas propinsi NTT (47.349,9 Km2) dan letak geografis pada bagian 100 36’ 14” - 100 39’ 58” Lintang Selatan dan antara 1230 32’ 23” – 1230 37’ 01” Bujur Timur. Rata-rata curah hujan tahunan 1296 mm selama 3-4 bulan (Badan Pusat Statistik Kota Kupang 2011). Kota Kupang sebagai bagian wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan kawasan semi-arid di Indonesia, sebagaimana dipetakan oleh United Nations Environment Management Group (Anonim, 2011). Sebagai kawasan semiarid, daerah ini memiliki kekhasan iklim dan lingkungan dibanding wilayah lain di Indonesia. Menurut badan dunia Food and Agriculture Association, iklim semi-arid adalah iklim daerah yang menerima curah hujan lebih rendah dibandingkan dengan evapotranspirasi potensial.

Di Kota Kupang, hampir sebagian masyarakat menggunakan air yang berasal dari PDAM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. PDAM merupakan Badan usaha milik daerah yang masuk dalam kategori penyelenggara pelayanan yang bersifat profit dengan tugasnya memberikan pelayanan air bersih kepada warga masyarakat pada suatu daerah. Kegiatan utama PDAM Kabupaten Kupang adalah sebagai penyedia air bersih dimana PDAM merupakan satu-satunya perusahaan daerah yang diberi kewenangan oleh pemerintah untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat namun berdasarkan data yang ada diketahui bahwa debit mata air yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Kupang telah mengalami penurunan sejak 5 tahun terakhir sehingga mempengaruhi ketersediaan air bersih bagi masyarakat (Website PDAM Kabupaten Kupang, 2016).

Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang berpengaruh di Kota Kupang. Selama lima tahun terakhir diare masih termasuk didalam 10 penyakit terbesar di Kota Kupang. Pada tahun 2013 Jumlah kasus diare yang ditemukan sebanyak 7700 kasus. Peningkatan kasus sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan

(4)

tertinggi di Kecamatan Alak, hal ini sesuai dengan kondisi Kecamatan Alak yang mempunyai keterbatasan Sarana Air Bersih yang memenuhi syarat, sedangkan berdasarkan waktu kejadian, kasus tertinggi terjadi pada bulan Januari, Juli dan Agustus (Profil Kesehatan Kota Kupang, 2013). Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian Hubunganb Faktor Iklim dan Ketersediaan air Bersih dengan Kejadian Diare di Kota Kupang tahun 2011-2015.

B. Perumusan Masalah

Isu perubahan iklim menjadi prioritas dalam pembahasan masalah lingkungan dan kesehatan. Variasi iklim seperi curah hujan, suhu, kelembaban udara, dan hari hujan memiliki dampak baik secara langsung atau pun tidak langsung terhadap kesehatan. Dampak lingkungan yang paling terlihat adalah terhadap kualitas dan ketersediaan air bersih. Penyakit diare adalah salah satu penyakit yang berhubungan erat dengan air. Berdasarkan uraian latar belakang diatas serta permasalahan yang telah diidentifikasi maka di buat rumusan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan faktor iklim dan ketersediaan air bersih dengan kejadian diare di Kota Kupang tahun 2011-2015?

2. Bagaimana kecenderungan kasus diare di Kota Kupang tahun 2011-2015?

3. Bagaimana kecenderungan iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, dan kecepatan angin) dan kondisi ketersediaan air bersih di Kota Kupang tahun 2011-2015? 4. Bagaimana hubungan faktor iklim dengan kejadian diare di Kota Kupang tahun

2011-2015?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka yang menjadi tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor iklim dan ketersediaan air bersih dengan kasus diare di Kota Kupang tahun 2011-2015.

(5)

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan kecenderungan kasus diare di Kota Kupang tahun 2011-2015.

b. Mengidentifikasi kecenderungan iklim (suhu, kelembaban relatif, curah hujan, dan kecepatan angin) dan kondisi ketersediaan air bersih di Kota Kupang tahun 2011-2015.

c. Menganalisis hubungan faktor iklim dan ketersediaan air bersih dengan kasus diare di Kota Kupang tahun 2011-2015.

a) Menganalisis hubungan perubahan suhu terhadap trend kasus diare di Kota Kupang tahun 2011-2015.

b) Menganalisis hubungan kelembaban udara terhadap trend kasus diare di Kota Kupang tahun 2011-2015.

c) Menganalisis hubungan curah hujan terhadap trend kasus diare di Kota Kupang tahun 2011-2015.

d) Menganalisis hubungan kecepatan angin terhadap trend kasus diare di Kota K upang tahun 2011-2015.

e) Menganalisis hubungan ketersediaan air bersih dengan kejadian diare di Kota Kupang tahun 2011-2015.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan untuk berbagai pihak. Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat dan menambah wawasan tentang iklim, air bersih dan diare.

(6)

2. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai masukan dan tolok ukur dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan program penyediaan air bersih bagi keberlangsungan hidup masyarakat.

3. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain yang juga tertarik terhadap isu perubahan iklim secara umum dan hubungannya dengan kejadian penyakit diare.

(7)

7

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan iklim dan diare adalah :

Nama Peneliti

Tujuan penelitian Hasil Persamaan Perbedaan

D’Zousa et al.,(2007)

Membandingkan hubungan antara kasus diare musiman akibat rotavirus pada anak-anak berumur dibawah 5 tahun dengan faktor iklim di 3 kota di Australia.

Ada hubungan yang signifikan antara faktor iklim (suhu dan kelembaban) dengan kejadian diare pada 3 kota tersebut pada musim yang berbeda-beda

Variabel suhu & kelembaban Variabel curah hujan, kecepatan angin dan ketersediaan air Metode analisis Lokasi & waktu penelitian Kelly-Hope

et al., (2007)

Mengetahui tren musiman dan faktor iklim terhadap Bacterial

Enteric Diseases di Vietnam tahun 1991-2001

Di Vietnam, Bacterial

Enteric Diseases memiliki pola musiman. Iklim memainkan peran dalam menentukan periode tinggi dan rendahnya penyakit, tetapi tidak tampak merupakan faktor penting yang

mempengaruhi wabah. Variabel suhu, kelembaban dan curah hujan Variabel kecepatan angin dan ketersediaan air Metode analisis Lokasi & waktu penelitian

Utina (2014)

Mengetahui hubungan faktor iklim dengan penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Gorontalo

Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara faktor iklim dengan penyakit diare dimana ρ value >α = 0.05). Untuk hari hujan dan diare

mempunyai arah yang positif atau kedua variabel

hubungannya searah

Variabel Iklim Variabel Ketersediaan Air

Lokasi & waktu penelitian

(8)

8 (2015) hubungan perubahan iklim

(curah hujan, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin) dengan kejadian diare di kota Jakarta Pusat pada periode tahun 2004-2013

antara variabel-variabel iklim dengan kejadian diare

ketersediaan Air

Lokasi & waktu penelitianPeneli tian

D’Zousa et al., (2007) melakukan penelitian dengan membandingkan kasus diare pada anak balita pada tiga lokasi berbeda dan variabel iklim yang diteliti adalah suhu dan kelembaban. Penelitian yang dilakukan Kelly-Hope et al., (2007) bertujuan untuk mengetahui tren musiman dan pengaruh dari faktor iklim terhadap Bacterial Enteric Diseases di delapan wilayah di Vietnam dengan membandingkan variabel suhu, kelembaban dan curah hujan pada wilayah-wilayah tersebut dengan periode tinggi rendahnya kasus penyakit. Penelitian yang dilakukan oleh Utina (2014) bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim berupa curah hujan, suhu, kelembaban dan kecepatan angin dengan kejadian diare, sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia (2015) melakukan penelitian dengan tujuan serupa pada lokasi berbeda dengan rentang waktu yang lebih panjang. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya pada penelitian ini kasus diare diambil secara umum dan pada satu lokasi saja dengan rentang waktu lima tahun dan variabel iklim yang diteliti meliputi suhu, kelembaban, kecepatan angin dan curah hujan selain itu dalam penelitian ini variabel ketersediaan air bersih juga turut diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi deteksi vektor dan data jenis species Culicoides terutama spesies yang diduga sebagai vektor sangat diperlukan untuk menentukan langkah-langkah antisipasi

1) Dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT. Nur Medinah Intermedia. Hal ini berarti bahwa ketika organisasi telah memberikan

[r]

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Syaih Kuala Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Mata Kuliah Seminar Penelitian Proposal. Disusun

TFR yang rendah mulai terlihat setelah baby boom kedua, karena TFR yang dibutuhkan oleh negara maju seperti Jepang adalah harus melampaui angka 2, dengan angka kelahiran seperti itu

(2) Peran majelis dzikir Mahasiswa Al Khidmah Kota Salatiga dalam mengembangkan kecerdasan spiritual diantaranya majelis dzikir Al Khidmah dapat menenangkan jiwa

Abstract — University of Lampung (Unila) as an academic institution should provide the internet service for thousands of users, monitoring the condition of electricity

Penelitian ini dilakukan di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta yang bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi mutu dengan kepuasan pembelajaran laboratorium kebidanan mahasiswa