• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas telah tersusunnya Pedoman Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar (ASLUT) yang telah disempurnakan pada tahun 2016. ASLUT diberikan untuk dapat memenuhi sebagian kebutuhan dasar lanjut usia, dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan lanjut usia di Indonesia.

Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi penyelenggara program ASLUT agar dapat dilaksanakan secara optimal sesuai ketentuan yang berlaku. Pedoman ini ditujukan kepada pelaksana pada tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa.

Akhir kata, terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam penyempurnaan Pedoman ASLUT dan setiap masukan terhadap Pedoman ini dengan tujuan untuk lebih baik dalam pelaksanaannya sangat diapresiasi.

Jakarta, April 2016 Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

(2)
(3)

iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang... 2 B. Tujuan ... 3 C. Sasaran ... 3 D. Dasar Hukum ... 4 E. Batasan Pengertian ... 5

BAB II PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR ... 7

A. Tujuan Kegiatan ………. ... 7

B. Prinsip Program……… ... 8

C. Unsur-Unsur Pelaksana ... 8

D. Peran dan Tugas Unsur Pelaksana . ... 8

E. Penentuan Daerah Penerima Program ... 12

F. Kriteria dan Persyaratan Penerima ... 13

G. Kriteria dan Persyaratan Koordinator ... 13

H. Indikator Keberhasilan . ... 14

BAB III PELAKSANAAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR... 17

A. Sosialisasi ... 17

B. Pendataan, Seleksi Dan Verifikasi Calon Penerima ... 18

C. Penetapan dan PenggantianPenerima ASLUT .... 19

D. Pembinaan dan Pemantapan Pendamping ... 20

(4)

iv

F. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ... 23

G. Sanksi ... 27

H. Pengaduan Masyarakat ... 28

BAB IV PENUTUP ... 29

LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 31 Lampiran I Instrumen Pendataan

Lampiran II Berita Acara Pergantian Penerima Lampiran III Surat Penetapan Pengganti

Lampiran IV Laporan Bulanan Pendamping Sosial LampiranV Laporan Bulanan Petugas Kabupaten/Kota Lampiran VI Laporan Bulanan Provinsi

(5)
(6)
(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komitmen Indonesia untuk memberikan perlindungan bagi warganya diamanatkan oleh UUD tahun 1945 bahwa setiap orang berhak atas asistensi sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Komitmen tersebut dipertegas dalam UU Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia yang menetapkan bahwa “Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan perlindungan sosial bagi lanjut usia agar mereka dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar”. Berdasarkan Statistik Penduduk Lanjut Usia tahun 2013 jumlah penduduk lanjut usia Indonesia mencapai 20,14 jiwa dengan sebaran sebanyak 8,05% dari populasi penduduk. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI mencatat 2.851.606 jiwa (2010) mengalami ketelantaran dan tahun 2011 jumlah tersebut meningkat menjadi 2.994.330 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa target sasaran yang terlayani program, baru mencapai 0,88 %. Kecilnya sasaran ini terjadi karena keterbatasan anggaran, pada saat ini, masyarakat menunjukkan harapan yang tinggi terhadap program ini.

Khusus untuk lanjut usia telantar, pemberian asistensi sosial diawali dengan Uji Coba Program Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU) selama 5 (lima) tahun sejak tahun 2006. Dan tahun 2011 dicanangkan sebagai program nasional dengan sasaran sebanyak 13.250 orang yang tersebar di 33 provinsi190 kabupaten/kota. Menanggapi situasi ini, pada tahun 2012 nama Program Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU) berubah menjadi Program ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR (ASLUT). Bersamaan dengan perubahan nama program ini, terjadi peningkatan jumlah dan sebaran lokasi penerima program yang dapat dilihat pada table berikut ini:

(8)

2

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Sosial RI Nomor: 20/HUK/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial serta untuk akselerasi pelayanan sosial terhadap lanjut usia di Indonesia, pada tahun 2016 ini dilakukan penyempurnaan pedoman Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar (ASLUT). Sebagai langkah pengendalian terhadap kegiatan ASLUT maka Kementerian Sosial sebagai penanggungjawab program menyusun “Pedoman ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR” (ASLUT), sebagai acuan pelaksanaan baik di tingkat pusat/daerah.

B. Tujuan

Tersedianya pedoman ASLUT bertujuan untuk:

1. Menjadikan acuan dalam menyalurkan dana bantuan sosial kepada penerima manfaat.

2. Menciptakan kesamaan pola pikir dan pola tindak bagi semua pihak yang melaksanakan kegiatan ASLUT.

3. Mencegah/mengurangi kemungkinan terjadinya penyim-pangan dalam pelaksanaan kegiatan penyaluran bantuan sosial. TAHUN JUMLAH PENERIMA ASLUT PROP KAB/ KOTA KEC DESA/ KEL 2012 26.500 33 359 1.127 2.870 2013 26.500 33 359 1.188 3.039 2014 26.500 34 359 1.227 3.321 2015 27.000 34 361 1.300 3.654 2016 30.000 34 418 1.511 4.233

(9)

3 C. Sasaran Pedoman

1. Tingkat Pusat

a. Kementerian Sosial RI, sebagai pelaksana program tingkat Pusat.

b. Lembaga Penyalur dana bantuan sosial. c. Instansi terkait lainnya.

2. Tingkat Provinsi

a. Dinas/Instansi Sosial Provinsi sebagai Pelaksana tingkat Provinsi.

b. Jajaran Kantor Wilayah Kerja Lembaga Penyalur. c. Instansi terkait lainnya.

3. Tingkat Kabupaten/Kota

a. Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota sebagai pelaksana tingkat Kab/Kota.

b. Jajaran Kantor Wilayah Kerja Lembaga Penyalur. c. Instansi terkait lainnya.

4. Tingkat Kecamatan a. Camat

b. Seksi Sosial/Kesra Kecamatan

c. Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama/Tokoh Adat dan lainnya.

5. Tingkat Desa/Kelurahan a. Kepala Desa/ Lurah

b. Kepala Urusan Kesejahteraan masyarakat / Sosial

c. Tokoh Masyarakat/ Tokoh Agama/ Tokoh Adat dan lainnya.

(10)

4

D. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Hak Azasi Manusia (Lembaran Negara 147 dan Tambahan Lembaran Negara 5066);

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia;

(11)

5 8. Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

9. Peraturan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

10. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan fungsi Kabinet Kerja;

11. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010; 12. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program

Pembangunan yang berkeadilan;

13. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 20/HUK/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial;

14. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor : 19 Tahun 2012 Tentang Pedoman Layanan Sosial Lanjut Usia;

15. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Program ASLUT;

16. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 254 tahun 2015 tentang Bantuan Sosial;

E. Batasan Pengertian

1. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah berusia 60 (enam puluh) tahun ke atas.

2. Lanjut Usia Telantar adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas, mengalami ketelantaran, miskin, tidak ada yang mengurus, tidak memiliki kemampuan baik fisik maupun ekonomi, tidak mendapatkan pensiun, tidak memiliki aset, sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara layak.

(12)

6

3. Lanjut Usia Telantar Penerima Program ASLUT adalah Lanjut Usia, yang mengalami sakit menahun, dan hidupnya sangat tergantung pada bantuan orang lain, atau hidupnya hanya bisa berbaring di tempat tidur (bedridden) sehingga tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari, tidak memiliki sumber penghasilan, miskin dan telantar.

4. Rehabilitasi Sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

5. Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar adalah bagian rehabilitasi sosial untuk membantu lanjut usia telantar agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

6. Kegiatan Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar adalah upaya menfungsikan dan mengembangkan fungsi sosial secara wajar melalui kesiapan rehabsos , …. Dan pemberian bantuan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal.

7. Pendamping ASLUT adalah seseorang yang ditugaskan untuk melaksanakan rehabsos perawatan sosial, advokasi sosial serta pendampingan pemanfaatan dana ASLUT.

8. Lembaga penyalur adalah Lembaga yang ditunjuk oleh Kementerian Sosial untuk menyalurkan dana asistensi sosial lanjut usia telantar secara langsung kepada penerima Program.

(13)

7 BAB II

ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR (ASLUT)

A. Tujuan Kegiatan ASLUT bertujuan untuk:

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar minimal lanjut usia telantar 2. Meningkatnya kepedulian keluarga dan masyarakat dalam

pemenuhan hak-hak lanjut usia telantar

3. Terlaksananya rehabilitasi perawatan sosial dan advokasi sosial bagi lanjut usia telantar.

B. Prinsip Program

Untuk mewujudkan tujuan program, implementasi program dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Ketepatan, artinya yaitu tepat dalam pemberian layanan menentukan sasaran program dan tepat dalam penyaluran dana kepada penerima.

2. Kebermanfaatan, yaitu program harus bermanfaat dalam memelihara dan mempertahankan taraf kesejahteraan sosial lanjut usia.

3. Non-diskriminatif, yaitu dalam pemberian layanan pene-tapan penerima tidak membedakan asal suku, agama, ras,dan golongan tertentu.

4. Tranparansi, yaitu program dilaksanakan secara terbuka dan setiap orang dapat mengakses informasi dengan mudah. 5. Akuntabilitas, yaitu pelaksanaan program, pengelolaan dana

(14)

8

C. Unsur-Unsur Pelaksana

Pelaksana kegiatan ASLUT terdiri dari :

1. Kementerian Sosial RI (Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Cq. Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia). 2. Lembaga Penyalur.

3. Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

4. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota. 5. Pendamping.

D. Peran dan Tugas Unsur Pelaksana

Peran dan tugas yang harus dijalankan oleh berbagai unsur pelaksana, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kementerian Sosial RI.

Bertanggungjawab dalam merumuskan kebijakan, mengelola program, memonitor dan mengembangkan model ASLUT.

Tugas:

a. Menentukan besaran dana ASLUT dan menyalurkannya melalui Lembaga Penyalur untuk disampaikan kepada para penerima.

b. Menyusun Peraturan Menteri dan Pedoman pelaksanaan ASLUT.

c. Menetapkan penerima ASLUT berdasarkan usulan dari Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

d. Menerbitkan kartu Penerima ASLUT dan Kartu Pengganti serta stiker.

e. Melaksanakan pembinaan dan pemantapan pendamping ASLUT.

f. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi ASLUT secara nasional.

g. Membuat laporan hasil pelaksanaan program ASLUT secara nasional.

(15)

9 h. Mengkoordinasikan pelaksanaan penanganan kasus program ASLUT dengan Dinas/ Instansi Sosial Provinsi dan Kabupaten/ Kota.

i. Mengumpulkan data penerima, dibuatkan rekomendasi dan menyampaikan ke Lembaga Penyalur.

2. Lembaga Penyalur

Bertanggungjawab dalam penyaluran dana ASLUT dengan tugas:

a. Menerima dana ASLUT dari Kementerian Sosial RI melalui Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara (KPPN).

b. Membuat Rekening penerima atau pengganti ASLUT dan menyerahkan kepada penerima / pendamping

c. Mensosialisasikan cara penyaluran dana ASLUT kepada seluruh Lembaga Penyalur di seluruh Indonesia.

d. Membuat jadwal penyaluran dana dan menginformasikan kepada Pendamping.

e. Membuat laporan hasil pelaksanaan penyaluran dan bukti penerimaan dana ASLUT kepada Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia secara periodik dengan tembusan kepada Dinas/Instansi Sosial Prop/Kab/Kota.

3. Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

Menunjuk seorang Koordinator yang bertanggungjawab dalam penyediaan dan penetapan data calon penerima ASLUT sesuai kriteria, serta memfasilitasi pelaksanaan pro-gram ASLUT tingkat Provinsi dengan tugas :

a. Bersama-sama dengan Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota memverifikasi calon Penerima program ASLUT.

b. Bersama-sama Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota menetap-kan calon penerima, pendamping, koordinator dan petugas administrasi program ASLUT setiap perprovinsi untuk selanjutnya disampaikan kepada Direktorat

(16)

10

Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

c. Melaksanakan pembinaan pendamping ASLUT di wilayahnya.

d. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program ASLUT di wilayah Provinsi. e. Melakukan penggantian penerima ASLUT yang

meninggal dunia atau pindah domisili, usulan penggantian dari dinas/ instansi sosial Kabupaten/ Kota diajukan oleh dinas/ instansi sosial Provinsi untuk disampaikan ke Lembaga Penyalur dengan tembusan ke Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

f. Membuat laporan hasil pelaksanaan ASLUT di wilayah Provinsi.

g. Menghimpun dan mengarsipkan kartu ASLUT yang sudah ditandatangani/cap jempol oleh penerima setiap akhir tahun & mengirimkan fotocopynya ke Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

h. Membantu penyelesaian kasus ASLUT yang sedang ditangani oleh Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota dan melaporkannya ke Kementerian Sosial RI.

i. Memfasilitasi semua penerima ASLUT untuk memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK)

4. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota.

Menunjuk seorang Koordinator yang bertanggung jawab da-lam penyediaan data calon penerima ASLUT sesuai kriteria, serta memfasilitasi pelaksanaan ASLUT tingkat Kabupaten/ Kota, dengan tugas:

a. Melakukan pendataan, menyeleksi dan merekapitulasi data calon penerima ASLUT di tingkat Kab/Kota.

b. Mengusulkan calon penerima, pendamping dan koordinator ASLUT untuk selanjutnya disampaikan kepada Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

c. Melaksanakan pembinaan untuk pendamping ASLUT di wilayahnya.

(17)

11 d. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi

pelaksanaan ASLUT di wilayah Kab/Kota.

e. Membuat surat penunjukan pengganti penerima ASLUT berdasarkan berita acara penggantian penerima ASLUT dari pendamping untuk disampaikan ke Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

f. Membuat laporan hasil pelaksanaan ASLUT di wilayah Kab/Kota secara periodik.

g. Menarik dan menyerahkan kartu ASLUT untuk disampaikan ke Dinas/Instansi Sosial Provinsi setiap akhir tahun atau paling lambat minggu kedua awal tahun berikutnya.

h. Memastikan terpasangnya STIKER penerima ASLUT di tempat tinggal penerima.

i. Menangani Kasus sesegera mungkin setelah diterimanya laporan/pengaduan masyarakat, bekerjasama dengan instansi terkait dan lembaga lain dalam menyelesaikan pengaduan dan melaporkannya ke Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

j. Memfasilitasi semua penerima program untuk memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK)

5. Pendamping

Bertanggungjawab dalam melakukan pendampingan kepada penerima ASLUT dengan tugas:

a. Berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Dinas/Instansi Sosial Prop/Kab/Kota serta aparat Desa/Kelurahan setempat;

b. Melaksanakan kunjungan rumah (home visit) secara berkala minimal 4 (empat) kali dalam satu bulan dan membuat laporan perkembangan kondisi fisik dan sosial penerima ASLUT;

c. Melaksanakan perawatan Sosial, Advokasi Sosial dan Pendampingan dalam pemanfaatan dana ASLUT;

d. Mengambil bantuan ASLUT atas nama Penerima ke Lembaga Penyalur terdekat dengan membawa Surat Kuasa dari Penerima dengan ditanda tangani

(18)

pendam-12

ping dan diketahui Koordinator Pendamping Kab/Kota. e. Mengikuti pertemuan pendamping untuk tukar menukar

informasi dan berbagi pengalaman dalam melaksanakan pendampingan.

f. Membuat laporan hasil pendampingan pelaksanaan program ASLUT secara periodik ke Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota.

g. Membuat laporan dan berita acara penggantian penerima ASLUT sesuai dengan daftar tunggu (yang telah dikirimkan ke Direktorat RSLU (sesuai kriteria) apabila terdapat penerima ASLUT yang meninggal, pindah alamat dan tidak sesuai dengan kriteria ke Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota.

h. Memfasilitasi semua penerima program untuk memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK)

E. Penentuan Daerah Penerima Program

Penentuan Daerah penerima program dilakukan dengan mempertimbangkan :

1. Besarnya populasi lanjut usia telantar (sesuai kriteria), kesiapan data dan tingkat kemiskinan di masing-masing Prop/Kab/kota

2. Apabila dalam satu desa/kelurahan tidak ditemukan paling sedikit 10 lansia yang memenuhi kriteria, selanjutnya dapat dialihkan ke lokasi desa/kelurahan lain dalam satu kecamatan dan terjangkau oleh pendamping.

3. Kesiapan Sumber Daya Manusia Pengelola Program, sarana dan prasarana, serta faktor-faktor pendukung yang ada. 4. Komitmen Daerah dalam mendukung peningkatan

kesejahteraan lanjut usia seperti sharing budget, adanya kebijakan daerah atau PERDA yang perspektif lanjut usia dll.

5. Hasil pelaksanaan program tahun sebelumnya yang mencakup tingkat keberhasilan program dan koordinasi dengan berbagai instansi terkait.

(19)

13 F. Kriteria dan Persyaratan Penerima

1. Kriteria Penerima

Diutamakan bagi lanjut usia yang berusia 60 tahun ke atas, dengan kondisi sakit menahun, dan hidupnya sangat tergantung pada bantuan orang lain, atau hidupnya hanya bisa berbaring di tempat tidur (bedridden) sehingga tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari, tidak memiliki sumber penghasilan, miskin dan telantar.

2. Persyaratan penerima

a. Terdata dan ditetapkan sebagai penerima Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar berdasarkan usulan secara berjenjang.

b. Memiliki KTP/surat keterangan domisili/Kartu Keluarga dan surat keterangan miskin yang dikeluarkan Kepala Desa/Lurah setempat.

c. Melampirkan foto diri terakhir seluruh tubuh yang menggambarkan kondisi kemiskinannya, ketelantarannya dan ketidak berdayaannya ukuran postcard.

d. Bukan Penerima Program Keluarga Harapan (PKH)

G. Kriteria dan Persyaratan Koordinator 1. Kriteria Koordinator

a. Memiliki komitmen, dan berjiwa sosial tinggi, tanggung jawab sosial, motivasi dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya.

b. Memiliki moralitas yang baik, mampu mengkoordinir, bertanggung jawab sosial, disiplin dalam menjalankan tugasnya.

(20)

14

2. Persyaratan Koordinator

a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil pada instansi/Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota.

b. Dibuatkan SK berdasarkan Surat Keputusan Kepala Instansi/Dinas Sosial provinsi atau Pimpinan Koordinator yang bersangkutan.

H. Kriteria dan Persyaratan Pendamping 1. Kriteria Pendamping

a. Memiliki komitmen dan berjiwa sebagai relawan, tang-gung jawab sosial, motivasi dan disiplin dalam melaksana-kan tugasnya.

b. Memiliki moralitas yang baik dan diakui oleh masyarakat, serta mampu berkomunikasi dan menjalin relasi sosial yang harmonis dengan berbagai pihak di lingkungannya. 2. Persyaratan Pendamping

a. Diutamakan penduduk desa/kelurahan setempat, tidak bersatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)/Kepala Desa, dan diharapkan berpengalaman sebagai:

1) Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS) 2) Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 3) Pengurus Karang Taruna/Karang Lansia 4) Pengurus Organisasi Sosial/keagamaan 5) Kader Posyandu

6) Pengurus PKK 7) Aparat Desa

b. Diusulkan berdasarkan hasil musyawarah warga setempat

c. Diutamakan berpendidikan SLTA/sederajat

d. Diutamakan mampu mengoperasikan komputer atau mampu menggunakan mesin tik manual.

e. Dibuatkan SK berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas/ Instansi Sosial Provinsi.

(21)

15 I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah :

1. Terlayaninya 30.000 lanjut usia telantar melalui kegiatan ASLUT yang tepat sasaran dan tepat kriteria.

2. Bertambahnya jangkauan wilayah pengembangan kegiatan ASLUT 2016 ke 34 provinsi di 418 Kab/Kota 1.511 ke-camatan dan 4.233 Desa ditahun 2016/ kelurahan.

3. Terpenuhinya sebagian kebutuhan dasar hidup lanjut usia penerima program ASLUT sehingga dapat mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya.

4. Terlaksananya perawatan sosial dan advokasi sosial bagi lanjut usia telantar yang ditandai dengan frekuensi kunjungan pendamping ke tempat tinggal lansia.

(22)
(23)

17 BAB III

PELAKSANAAN REHABILITASI DAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

Rehabilitasi dan Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

A. Sosialisasi

B. Pendataan, seleksi dan verifikasi calon penerima program C. Penetapan dan penggantian penerima program

D. Pembinaan dan pemantapan pendamping. E. Penyaluran dana ASLUT

F. Pendampingan .

G. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi H. Pelaporan.

I. Sanksi

Selanjutnya, langkah-langkah dalam tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Sosialisasi

Sosialisasi ASLUT adalah kegiatan yang bertujuan untuk menjelaskan Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) kepada pelaksana dan masyarakat, agar kegiatan ASLUT dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sosialisasi ASLUT dilaksanakan secara berjenjang :

1. Tingkat Nasional

a. Pelaksana : Kementerian Sosial RI Cq. Direktorat RSLU b. Narasumber : Kementerian Sosial RI, Lembaga

Pe-nyalur.

c. Peserta : Kepala Dinas/Instansi Sosial, Subdin/Kabid yang menangani lanjut usia.

2. Tingkat Provinsi

(24)

18

b. Narasumber : Kementerian Sosial RI, Dinas/Instansi Sosial Provinsi yang bersangkutan, Lembaga Penyalur tingkat Provinsi.

c. Peserta : Kepala Dinas/Instansi Sosial Kab/kota, Kasubdin/Kabid Dinas/Instansi Sosial Prop/Kab/Kota dan Instansi terkait tingkat Kab/kota, Koordinator ASLUT Provinsi, Lembaga/Orsos yang menangani lanjut usia.

3. Tingkat Kabupaten/Kota

a. Pelaksana : Dinas/Instansi Sosial Provinsi

b. Nara Sumber : Kementerian Sosial RI cq Direktorat RSLU, Dinas/Instansi Sosial Provinsi, Lembaga Penyalur tk.Provinsi, Akademisi di bidang kelanjut-usiaan, Dinas/ Instansi Sosial Kabn/kota.

c. Peserta : Kecamatan, Kelurahan/desa, pendamping, koor-dinator, Lembaga/ Orsos yang menangani lanjut usia. B. Pendataan, Seleksi dan Verifikasi Calon Penerima ASLUT

Pendataan dan seleksi calon penerima ASLUT dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Dinas/Instansi Sosial Provinsi menetapkan Kab/Kota lokasi pelaksanaan ASLUT.

2. Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota menetapkan Kecamatan dan Kelurahan/Desa lokasi penerima serta menunjuk calon pendamping.

3. Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota bersama calon pendamping melakukan pendataan menggunakan instrumen pendataan (terlampir).

4. Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota menyeleksi calon penerima dan mengusulkan ke Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

5. Dinas/Instansi Sosial Provinsi melakukan verifikasi dan rekapitulasi sekaligus menetapkan calon penerima ASLUT dari seluruh Dinas/Instansi Sosial Kab/kota.

6. Dinas/ Instansi Sosial Provinsi mengirimkan usulan calon penerima ASLUT yang ditandatangani oleh Kepala

(25)

19 Dinas/Instansi Sosial provinsi kepada Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

7. Direktorat Rehabilitasi Kementerian Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial melakukan verifikasi sesuai usulan Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

C. Penetapan dan Penggantian Penerima ASLUT

Penetapan penerima ASLUT dilakukan oleh Kementerian Sosial RI melalui Surat Keputusan Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dan kemudian dituangkan dalam Kartu Penerima ASLUT. Sedangkan penggantian penerima ASLUT dilakukan apabila pe-nerima dana bantuan sosial : meninggal dunia, berpindah alamat / tidak ada kabar berita dan keberadaan lansia dalam 1(satu) bulan, dan tidak sesuai kriteria.

Proses penggantian dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Calon penerima yang baru (pengganti) diambil dari lokasi kecamatan yang sama dengan penerima program yang di-gantikan sesuai dengan daftar tunggu yang telah dikirimkan ke Dit. RSLU dan terjangkau oleh Pendamping

2. Daftar tunggu harus mendapatkan rekomendasi dari Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota yang kemudian ditetapkan oleh Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi. 3. Pendamping ASLUT bersama-sama Dinas/Instansi Sosial

Kabupaten/Kota segera mengusulkan penggantian dan men-dapatkan kartu baru dan rekening pengganti.

4. Bagi penerima ASLUT dengan status pengganti, harus memiliki surat persetujuan Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota berdasarkan Berita Acara Penggantian Penerima ASLUT.

5. Berita acara penggantian penerima harus melampirkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan fotocopy surat kematian atau keterangan pindah alamat (format terlampir)

(26)

20

6. Apabila penerbitan kartu baru/pengganti mengalami keterlambatan, maka pencairan dananya sementara dapat menggunakan surat penunjukan pengganti Penerima dari Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota dengan dilampirkan copy Berita Acara Pengalihan, dan Surat Kematian/Pindah alamat/tidak sesuai kriteria lagi dari Kepala Desa/Lurah.

7. Apabila Kartu ASLUT hilang atau rusak, maka pendamping segera melaporkan kepada Kepala Desa/Lurah setempat untuk mendapatkan Surat Keterangan sebagai Penerima Program dan ditetapkan oleh Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi dan selanjutnya segera dilaporkan ke Kementerian Sosial. Untuk menghindari penyalahgunaan penggunaan kartu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, penggantian kartu hanya dilakukan oleh Dinas/Instansi Sosial Provinsi; dan Provinsi melaporkan ke Pusat untuk dilanjutkan ke Lembaga penyalur, selanjutnya menerbitkan Kartu Penerima/pengganti.

8. Berita acara penggantian penerima ASLUT di arsipkan di Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

9. Pendamping wajib menempelkan stiker ASLUT di rumah penerima pada tempat yang mudah dilihat.

D. Pembinaan dan Pemantapan Pendamping

Pembinaan dan pemantapan pendamping adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kualitas pendamping dalam melaksanakan pendampingan ASLUT.

1. Pelaksana: Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia - Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI

2. Narasumber: Kementerian Sosial RI, Lembaga Penyalur, praktisi/akademisi di bidang kelanjutusiaan.

(27)

21 BAGAN MEKANISME

PENYALURAN DANA

ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

KETERANGAN : ALUR DANA ALUR ADMINISTRASI PELAYANAN ALUR KOORDINASI 1 ALUR KOORDINASI 2 3 6 KEMENSOS CQ. DIT.RSLU DINSOSKAB/KOTA

/

KEMENKEU/ KPPN (KAS NEGARA) KEMENSOS CQ DIT.RSLU (REKENING GIRO) REKENING PENERIMA ASLUT LEMBAGA PENYALUR KECAMATAN DINOS LEMBAGA PENYALUR PUSAT LEMBAGA PENYALUR KAB/KOTA 4 PENDAMPING + KELUARGA ASLUT PENDAMPING SURAT KUASA PENERIMA ASLUT 1 2 5 7 8 9 atau

(28)

22

PENYALURAN DANA ASLUT :

1. Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (Dit RSLU) mengajukan permohonan pencairan dana ke KPPN (SPM). 2. KPPN menyetujui permohonan dengan menerbitkan SP2D,

kemudian dana langsung di transfer ke rekening Lembaga Penyalur.

3. Pada hari yang sama setelah dana dari KPPN diterima direkening Lembaga Penyalur dana tersebut akan langsung di transfer ke rekening giro yang diterbitkan oleh Lembaga Penyalur atas nama Dit RSLU.

4. Selanjutnya, setelah dana masuk di rekening giro Dit RSLU, Dit RSLU memberikan surat perintah kepada Lembaga Penyalur untuk segera melakukan pencairan dana ke masing–masing rekening penerima ASLUT yang telah disiapkan oleh Lembaga Penyalur

5. Lembaga Penyalur melakukan pencairan dari rekening Giro Dit. RSLU ke masing– masing rekening penerima ASLUT

6. Dana transfer dari rekening Giro Dit.RSLU ke masing–masing rekening penerima ASLUT.

7. Lembaga Penyalur Pusat melakukan koordinasi dengan masing – masing Lembaga Penyalur Kab/Kota dan/atau Lembaga Penyalur Kecamatan sebagai Penyalur yang melakukan transaksi langsung dengan penerima ASLUT.

8. Lembaga Penyalur Pusat memberikan SOP dan Jadwal Pencairan kepada masing – masing Lembaga Penyalur Kab/Kota dan/atau Lembaga Penyalur Kecamatan

9. Lembaga Penyalur Kab/Kota dan/atau Lembaga Penyalur Kecamatan melakukan pencairan dana langsung kepada penerima ASLUT

10. Pendamping, berdasarkan surat kuasa yang diberikan oleh Penerima ASLUT dan di ketahui oleh koordinator kab/kota mengambil dana langsung ke masing – masing Lembaga

(29)

23 Penyalur Kab/Kota dan/atau Lembaga Penyalur Kecamatan terdekat dengan menunjukkan surat kuasa yg sudah di tandatangani/ cap jempol oleh penerima ASLUT, dan KTP pendamping.

E. Pendampingan.

Pendampingan adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh pendamping dalam meningkatkan keberfungsian sosial lanjut usia, sehingga mampu memelihara taraf kesejahteraan sosialnya. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi;

a. Melaksanakan kunjungan rumah (home visit) secara berkala minimal 4 (empat) kali dalam satu bulan dan membuat laporan perkembangan kondisi fisik dan sosial penerima ASLUT;

b. Melaksanakan perawatan Sosial, Advokasi Sosial dan Pendampingan dalam pemanfaatan dana ASLUT;

c. Mengambil bantuan ASLUT atas nama Penerima ke Lembaga Penyalur terdekat dengan membawa Surat Kuasa dari Penerima dengan diketahui Koordinator Pendamping

Kab/Kota.

F. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 1. Monitoring

Merupakan rangkaian kegiatan pengamatan secara terus menerus untuk mengetahui tingkat perkembangan, hambatan yang dihadapi, serta dukungan yang diperoleh dari berbagai pihak.

a. Tujuan

Monitoring pelaksanaan ASLUT bertujuan untuk mengetahui penyaluran dan pemanfaatan dana, ketepatan penerima/sasaran program, proses pelaksanaan dan kendala-kendala yang dihadapi serta upaya penanganan-nya di lapangan.

(30)

24

b. Sasaran

Sasaran monitoring adalah para pengelola, pelaksana, penerima dana ASLUT dan keluarganya. Adapun substansi yang dimonitor mencakup; ketepatan penerima bantuan, ketepatan waktu pelaksanaan, ketepatan pemanfaatan bantuan, prosedur pencairan, transparansi, akuntabilitas dalam pelaksanaan, tingkat kepuasan masyarakat dan penyelesaian pengaduan masyarakat. 1. Awal kegiatan: Kesiapan SDM dan Dana,

Ketersediaan Data, Kesiapan pihak-pihak yang terkait pada tingkat Pusat maupun Daerah, Kesiapan sarana dan prasarana, faktor-faktor pendukung dan penghambat serta penanganan kasus

2. Saat kegiatan sedang berlangsung: ketepatan sasaran/waktu/pemanfaatan dana ASLUT, Pendampingan, Koordinasi dengan berbagai pihak terkait, faktor pendukung dan penghambat, Penanganan Kasus.

3. Akhir kegiatan: Kesesuaian antara rencana dan realitas yang terjadi, baik secara target fisik maupun keuangan, faktor pendukung dan penghambat, penanganan kasus.

c. Waktu

Monitoring dimulai sejak proses persiapan, penyaluran, dan setelah penyaluran yang dilakukan secara berkala baik langsung maupun tidak langsung.

d. Pelaksana

1) Kementerian Sosial melaksanakan monitoring secara nasional ke setiap tingkatan. Objek yang dimonitor adalah Dinas/Instansi Sosial Prop/Kab/Kota, Lembaga Penyalur, pendamping serta penerima ASLUT.

(31)

25 2) Dinas/ Instansi Sosial Provinsi melaksanakan monitoring dengan cakupan tingkat provinsi ke Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota yang menerima ASLUT, Lembaga Penyalur ditingkat Kab/kota, pendamping serta penerima ASLUT.

3) Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota melaksanakan monitoring dengan cakupan tingkat Kab/kota yang menerima ASLUT, Lembaga Penyalur ditingkat Kab/Kota, pendamping serta penerima ASLUT. 4) Lembaga Penyalur tingkat pusat melakukan

mo-nitoring ke Lembaga Penyalur di tingkat Prop/ Kab/Kota.

2. Evaluasi

Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan penilaian dan pengukuran atas hasil kegiatan berdasarkan tujuan kegiatan ASLUT

a. Tujuan

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan, hambatan dan menilai keberhasilan pelaksanaan ASLUT untuk digunakan sebagai bahan acuan dalam penyempurnaan program.

b. Sasaran

Sasaran evaluasi adalah para pengelola, pelaksana, penerima ASLUT dan/atau keluarganya serta masyarakat yang meliputi :

1. Tersalurkannya ASLUT kepada 30.000 lanjut Usia Terlantar di 34 Provinsi, 418 Kabupaten /Kota1,115 Kec. 4,233 Desa/Kelurahan dengan tepat waktu, tepat sasaran

2. Meningkatnya kualitas hidup Lanjut Usia dengan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup minimal lanjut usia penerima program ASLUT.

(32)

26

3. Didapatkannya gambaran bahwa kepedulian masyarakat terhadap Lanjut Usia Telantar Meningkat. c. Waktu

Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan diselesaikan. Dari kegiatan evaluasi ini dapat diperoleh informasi ketercapaian tujuan, hambatan-hambatan yang dihadapi serta perubahan-perubahan yang diperlukan untuk perbaikan ASLUT dan bahan penyusunan kebijakan selanjutnya.

d. Pelaksana

Kementerian Sosial melakukan evaluasi program secara nasional untuk menentukan kebijakan program ASLUT sebagai bahan pengembangan program kedepan.

3. Pelaporan

Pelaporan merupakan serangkaian kegiatan penyusunan dan penyampaian hasil monitoring dan evaluasi. Pelaporan digunakan sebagai bahan dokumentasi, pertanggungjawaban fungsional dan keuangan sebagai bahan kendali dalam upaya perbaikan dan optimalisasi ASLUT.

a. Tujuan

Tujuan pelaporan untuk menyediakan informasi atas pelaksanaan ASLUT secara menyeluruh.

Materi laporan yang disampaikan berupa hasil pelaksanaan kegiatan, permasalahan yang ada serta upaya pemecahannya, kesimpulan dan rekomendasi. Penyampaian laporan dilakukan secara berjenjang.

(33)

27 b. Sasaran

Sasaran Pelaporan adalah :

1) Instansi terkait sebagai bahan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya, serta untuk perbaikan/ pengembangan program ke depan; 2) Masyarakat luas sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban secara menyeluruh penyelenggaraan ASLUT.

c. Waktu

Pelaporan ASLUT dilaksanakan secara berkala:

1) Setiap tahap penyaluran dan akhir tahun untuk Kementerian Sosial, Dinas/ Instansi Sosial Prop, Dinas/Instansi Sosial Kab/ Kota, Lembaga Penyalur 2) Setiap bulan dan akhir tahun untuk pendamping dan

Koordinator.

d. Pelaksana

1) Petugas Kementerian Sosial

2) Petugas Dinas/ Instansi Sosial Provinsi 3) Petugas Dinas/ Instansi Sosial Kab/ Kota 4) Petugas Lembaga Penyalur

5) Petugas Pendamping G. Sanksi

1. Usulan nama penerima ASLUT yang diterima Kementerian Sosial adalah yang telah direkomendasikan oleh Pejabat terkait secara berjenjang berdasarkan kriteria dan syarat yang telah ditetapkan.

2. Oleh karena itu apabila dilapangan terdapat penerima ASLUT yang tidak sesuai dengan persyaratan apabila

(34)

28

menjadi temuan yang beresiko harus mengembalikan pada negara, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab daerah pengirim

3. Apabila terjadi pengembalian dana bantuan ke Negara yang berdampak pada capaian realisasi, maka alokasi anggaran bantuan ASLUT akan dialihkan pada Propinsi/Kab/Kota yang memiliki konsistensi terhadap komitmen

H. Pengaduan Masyarakat

Sebagai bentuk keterbukaan dan akuntabilitas program, masyarakat diharapkan berperan-serta memonitor dan atau mengawasi pelaksanaan program. Pemantauan dan atau pengawasan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk pengaduan masyarakat.

Pengaduan harus disertai identitas yang jelas dari pelapor, dan berisi informasi yang didukung data yang dapat dipertanggung jawabkan.

Penyelesaian pengaduan masyarakat dilakukan dengan me-nampung, merujuk dan mengkoordinasikannya dengan instansi terkait guna peningkatan pelayanan.

Penyampaian dan Penyelesaian Pengaduan Masyarakat dapat melalui:

A. Pendamping.

B. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota dan atau Provinsi. C. Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kementerian

Sosial

Jl. Salemba Raya 28 Jakarta Pusat Telepon/Fax. 021-390-4774 Email: aslut@kemsos.go.id

(35)

29 BAB IV

PENUTUP

Sejalan dengan pedoman ini, implementasi ASLUT diharapkan berjalan optimal sehingga tujuan kegiatan untuk membantu lanjut usia telantar mempertahankan tingkat kesejahteraan sosialnya dapat tercapai. Untuk itu kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ASLUT, baik pada tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan pendamping agar memahami sekaligus melaksanakannya secara bertanggung jawab dan akuntabel.

(36)
(37)

31 LAMPIRAN

BERITA ACARA

PERGANTIAN PENERIMA

PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA

TELANTAR TAHUN 2016

Nomor : ...

Pada hari ini ... tanggal --- Bulan --- Tahun ..., yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ... NIP : ... Jabatan : Kepala Desa/Kelurahan ... Alamat : ... Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

Nama : ... NIP : ... Jabatan : Pendamping Desa/Kel. ... Alamat : ... Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa pada Hari ... Tanggal ... Bulan...Tahun ..., telah meninggal dunia/Pindah alamat dalam 1 (satu) bulan atau

lebih/tidak sesuai kriteria*) Penerima Dana ASISTENSI

SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR, yaitu :

(38)

32 Jenis Kelamin : ... No ID : ... No NIK/ KK : ... Umur : ... Alamat : ... Desa/Kelurahan : ... Kecamatan : ... Kabupaten/Kota : ... Provinsi : ... 2. Dengan kejadian tersebut PIHAK PERTAMA dan PIHAK

KEDUA secara bersama-sama sesuai dengan ketentuan mengalihkan Dana ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR kepada Lanjut Usia yang memenuhi persayaratan sebagai Penerima Dana ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR sesuai dengan Daftar Tunggu dari Desa/Kelurahan yang sama, yaitu : Penerima Sebelumnya: Nama : ... Nomor ID : ... Nomor NIK/ KK : ... Alamat : ...

Alasan Penggantian :Meninggal dunia / pindah alamat / tidak sesuai kriteria

(39)

33 Penerima Pengganti: Nama : ... Nomor ID : ... Nomor NIK/ KK : ... Jenis Kelamin : ... Umur : ... Alamat : ... Desa/Kelurahan : ... Kecamatan : ... Kabupaten/Kota : ... Provinsi : ... Demikian Berita Acara Pengalihan Dana ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR ini dibuat oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan penuh rasa tanggung jawab untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA,

(...) Kepala Desa/ Kel

_____________________

PIHAK KEDUA,

Pendamping Desa/Kel.

(...) Pendamping Desa/ Kelurahan

(40)

34

KOP SURAT DINAS

SURAT PENUNJUKAN PENERIMA

PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

TAHUN 2016

Nomor : ...

Kepala Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota ..., berdasarkan Berita Acara Pengalihan Penerima Dana ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR Nomor: ...Tanggal ... antara Kepala Desa/Kelurahan ... dengan Koordinator ASLUT Kab/Kota ..., Menunjuk/menetapkan : Nama : ... Nomor ID : ... Nomor NIK /KK : ... Jenis Kelamin : ... Umur : ... Alamat : ... Desa/Kelurahan : ... Kecamatan : ... Kabupaten/Kota : ... Provinsi : ... sebagai Penerima Dana ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR Tahun ...

Sebagai pengganti dari nama penerima sebelumnya: Nama : ...

Nomor ID. : ... Nomor NIK/ KK : …….……….. Alamat : ...

Alasan Penggantian : Meninggal dunia / pindah alamat / tidak sesuai kriteria

(41)

35

Demikian Surat Penunjukan Penerima Dana ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

………., ……….., …… Kepala Dinas

Kab/Kota ...,

NIP. ...

Tembusan Kepada Yth.:

1. Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos R.I. 2. Kepala SGLK PT. POS Indonesia (Persero)

3. Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi ... 4. Kepala Kantor Pos Kab/Kota ....

(42)

36

LAMPIRAN

LAPORAN BULANAN PENDAMPING SOSIAL ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR (ASLUT)

TAHUN 2016

Nama Petugas Pendamping : ..…...………...

Laporan Ke : ……… Bulan ……….

A. Gambaran Lokasi Pendampingan

RT RW Desa/Kelurahan

Kecamatan Kab/Kota

Provinsi

B. Jumlah Lansia Yang Didampingi Laki-laki Orang Perempuan Orang C. Jumlah Kunjungan

Jumlah kunjungan sebelumnya Kali

Jumlah kunjungan bulan ini Kali

(43)

37 D. Aktivitas Yang Dilakukan Saat Kunjungan :

No. Jenis Aktivitas Frekuensi

(Rata-rata tingkat keseringan) Sering

Kadang-kadang Jarang 1. Mendengarkan curahan hati

LU

2. Mendampingi LU berobat ke Puskesmas

3. Mendampingi kunjungan LU ke keluarga/temannya 4. Mendampingi rekreasi dan

olah raga

5. Mendampingi LU pada kegiatan keagamaan 6. Lainnya, sebutkan !

...

NB. : DiBeri tanda (v) pada bagian D

E. Jenis Masalah Yang Dihadapi Dan Upaya Penanganannya

No. Jenis Masalah

Upaya Penanganan Oleh Lansia/Keluarga Lansia Oleh Pendamping 1. 2.

(44)

38

F. Jenis Pelayanan Yang Telah Dimanfaatkan Lansia No. Jenis Pelayanan Upaya Yang Dilakukan Pendamping 1. Puskesmas

2. Posyandu Lansia 3. Kegiatan Keagamaan 4. Lainnyasebutkan

………..

G. Laporan Penggunaan Dana ASLUT

No. Jenis Pengeluaran Persentase (Tingkat Keseringan) 1. Makanan pokok (nasi dan lauk-pauk)

2. Makanan tambahan (buah-buahan, susu, vitamin, dll)

3. Obat-obatan/kesehatan 4. Transportasi

5. Rekreasi

6. Diberikan Kepada Anak/Cusu 7. Biaya kematian

8. Tabungan

9. Lainnya sebutkan

100

Dilampirkan pula :

1. Lembaran Kunjungan Pendamping

2. Daftar Lanjut Usia Penerima ASLUT Yang Didampingi (Nama, Usia, Status Perkawinan, dan Alamat)

………., …………. 2016 Petugas Pendamping, ____________________ Mengetahui Kepala Desa, ____________________

(45)

39 LAMPIRAN

KOP SURAT DINAS

LAPORAN BULANAN PETUGAS KABUPATEN/KOTA PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

(ASLUT) TAHUN 2016 A. Kabupaten/Kota 1. Koordinator a. Nama : ……… b. NIP : ……… c. Jabatan : ……… 2. Petugas Administrasi a. Nama : ……… b. NIP : ……… c. Jabatan : ………

B. Gambaran Lokasi Pendampingan dan Lanjut Usia Penerima

No.

Kecamatan Desa / Kelurahan

Jumlah LU Penerima ASLUT L P Jml 1. a. b. c. d. PROVINSI : KABUPATEN/KOTA :

(46)

40 2. a. b. c. d. Jumlah

C. Jenis Masalah Yang Ditemui Dan Upaya Pemecahannya

No. Jenis Masalah

Upaya Pemecahan Oleh Pendamping Oleh Tim Kab/Kota 1. 2. 3.

D. Jenis Pelayanan Yang Telah Dimanfaatkan Lansia

No. Jenis Pelayanan Upaya Yang Dilakukan Tim Kab/Kota 1. Puskesmas

2. Posyandu Lansia

(47)

41 E. Laporan Penggunaan Dana ASLUT

No. Jenis Pengeluaran

Persentase (Tingkat Keseringan) 1. Makanan pokok (nasi dan lauk-pauk)

2. Makanan tambahan (buah-buahan, susu, vitamin, dll)

3. Obat-obatan/kesehatan 4. Transportasi

5. Rekreasi

6. Diberikan kepada Anak/Cucu 7. Biaya kematian

8. Lainnya sebutkan

100

F. PenyaluranDana

Realisasi

Lanjut Usia Jumlah Dana (Rp) Keterangan L P Jml Tersalurkan Ditunda Jumlah

(48)

42

G. Catatan Yang Berkaitan dengan Petugas Pendamping Berkaitan dengan :

1. Pelaksanaan Tugas Pendampingan

2. Kehadiran dalam Pertemuan Pendamping

3. Masalah lainnya

H. Catatan Yang Berkaitan dengan PT. Pos Indonesia (Persero)

……..………, ……….…. 2016 Koordinator Kab/Kota

(49)

43 LAMPIRAN

KOP SURAT DINAS

LAPORAN BULANAN PROVINSI

PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA

TELANTAR (ASLUT) TAHUN 2016

PROVINSI : A. Provinsi 1. Koordinator a. Nama : ... b. NIP : ... c. Jabatan : ... 2. Petugas Administrasi a. Nama : ... b. NIP : ... c. Jabatan : ... I. Gambaran Lokasi Pendampingan dan Lanjut Usia

Penerima

No. Kabupaten/Kota Kecamatan

Jumlah LU Penerima ASLUT L P Jml 1. a. b. 2. a. b.

(50)

44 3. a. b. 4. a. b. 5. a. b. 6. a. b. Jumlah

J. Jenis Masalah Yang Ditemui Dan Upaya Pemecahannya No. Jenis Masalah Oleh Tim Upaya Pemecahan

Kab/Kota Oleh Tim Provinsi 1.

2. 3.

K. Jenis Pelayanan Yang Telah Dimanfaatkan Lansia

No. Jenis Pelayanan Upaya Yang Dilakukan Tim Provinsi

(51)

45 2. Posyandu Lansia

3. Lainnya sebutkan ………..

L. Laporan Penggunaan Dana ASLUT

No. Jenis Pengeluaran Persentase (Tingkat Keseringan) 1. Makanan pokok (nasi dan lauk-pauk)

2. Makanan tambahan (buah-buahan, susu, vitamin, dll)

3. Obat-obatan/kesehatan 4. Transportasi

5. Rekreasi

6. Diberikan kepada Anak/Cucu 7. Biaya kematian

8. Lainnya sebutkan

100 M. Penyaluran Dana

Realisasi Lanjut Usia Jumlah Dana

(Rp) Keterangan

L P Jml

Tersalurkan Ditunda

(52)

46

N. Catatan Yang Berkaitan dengan Petugas Pendamping Berkaitan dengan :

1. Pelaksanaan Tugas Pendampingan 2. Kehadiran dalam Pertemuan Pendamping 3. Masalah lainnya

O. Catatan Yang Berkaitan dengan PT. Pos Indonesia (Persero)

………..,……. 2016 Koordinator Provinsi,

(53)

47

SURAT KUASA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

No Nama No.Rekening Alamat

Tanda Tangan/ Cap Jempol 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. …

Memberi kuasa kepada :

Nama :

Alamat :

Jabatan :

Untuk mengambil dana bantuan ASLUT dari bulan... s/d bulan ... sebesar Rp. ………...

(Jumlah Penerima ASLUT … orang x ... bulan x Rp. 200.000)

Demikian surat kuasa ini dapat dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, Terima kasih.

……….,………. 2016 Mengetahui Penerima Kuasa

(KOORDINATOR ASLUT) (Pendamping ASLUT)

Cap dinas kab/ kota

Materai Rp 6.000,-

(54)

48

BERITA ACARA PENYERAHAN DANA ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

TAHUN 2016

Pada hari ini ... tanggal ---- Bulan --- Tahun ... yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ... Jabatan : Pendamping ASLUTKel/ Desa………….

Alamat : ... Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

Nama : ... Jabatan : Ahli Waris Penerima dana ASLUT

Alamat : ...

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengetahui dengan sebenar-benarnya telah diberikan / disampaikan dana ASLUT kepada ahli Waris/ kepada lansia yang sudah meninggal dunia sebagai Penerima Dana ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR, Sebesar Rp………

( ……….Rupiah), …….Bulan yaitu :

Nama :

... Nomor

ID : ...

(55)

49 Nomor NIK/KK : ... Jenis Kelamin : ... Umur : ... Alamat : ...

Demikian Berita Acara penyerahan Dana ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR ini dibuat oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan penuh rasa tanggung jawab untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

(……….) (..……….) PIHAK PERTAMA, Pendamping _____________________ PIHAK KEDUA,

Ahli Waris/ Foster care

_____________________ Saksi, (RT/ RW/ Kelurahan/ Desa) (……….……….) _____________________ Saksi, (RT/ RW/ Kelurahan/ Desa) (……….……….) _____________________

(56)

50 LAMPIRAN FORMULIR PENGADUAN Nama Pengadu : ... Alamat : ... ... Isi Pengaduan : ... ... ... ...

Nama yang diadukan : ... Alamat : ... ... ... 2016

Pengadu Mengetahui,

( ...) ( ...)

Informasi & Pengaduan Telp/Fax: (021) 3904774 Email: ASLUT@kemsos.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Jika menambahkan lebih dari satu reflexive message dari obyek dalam collaboration diagram, maka lewati saja langkah 1 dan 2 untuk setiap penambahan pesan.. 2.16

Indonesia yang diukur menggunakan persen memberikan korelasi negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan dengan koefisien sebesar 0.164718 yang berarti bahwa

Jadi, angka-angka untuk pendapatan permanen

Perkembangan industri industri pertanian berbasis organik tidak mengalami peningkatan yang signifi kan, hal ini dikarenakan oleh berfl uktuatifnya harga, sumber daya

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien dalam keadaan waspada (perhatian penuh pada nyeri), sebaiknya perawat berusaha untuk mengurangi

Dari hasil implementasi metode AHP pada proses pengambilan keputusan pemilihan plafond pembiayaan terbaik di Baitul Mal Watamwil diperoleh bahwa faktor yang paling dominan

Murid melihat objek pembelajaran yang telah disediakan oleh guru berkaitan dengan tugas-tugas Rasul. Setiap kumpulan dibekalkan satu kad imbasan yang mengandungi

Home Visit/Kunjungan kerumah Orang Tua Kandung Oleh Pekerja Sosial dari Dinas Sosial Kabupaten Boyolali untuk Pembuatan Laporan Sosial sesuai dengan kondisi