• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERATURAN MENGENAI KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PASAR MODAL. A. Ketentuan Prosedur Kepemilikan Saham dalam Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PERATURAN MENGENAI KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PASAR MODAL. A. Ketentuan Prosedur Kepemilikan Saham dalam Pasar Modal"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PERATURAN MENGENAI KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PASAR MODAL

A. Ketentuan Prosedur Kepemilikan Saham dalam Pasar Modal

Saham merupakan instrumen pasar modal yang paling populer di masyarakat. Saham merupakan instrumen penyertaan modal seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan. Modal ini terbagi dalam tiga tingkat status, yaitu modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor. Saham ini dikeluarkan dalam rangka pendirian perusahaan, pemenuhan modal dasar, atau peningkatan modal dasar.30

Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas :

1. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

      

30

(2)

2. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.31

Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka manfaat yang diperoleh di antaranya berikut ini :

a. Dividen, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham.

b. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya.

c. Manfaat non-finansial yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

Dari berbagai jenis saham yang dikenal dibursa, saham yang diperdagangkan yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).

Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara yang dimilikinya (one share one vote). Pada likuidasi perseroan, pemilik saham

      

31

Tjipttono Darmadji, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hal. 8 

(3)

memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua kewajiban dilunasi.32

Saham preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan dividen dan/atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, di samping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi/komisaris. Saham preferen mempunyai cirri-ciri yang merupakan gabungan dari utang dan modal sendiri (debt and equity). Ciri-ciri yang penting dari saham preferen adalah sebagai berikut :

a. Hak utama atas dividen

Pemegang saham preferen mempunyai hak lebih dulu untuk menerima debiden. Dengan kata lain, pemegang saham preferen harus menerima dividen mereka terlebih dahulu sebelum dividen dibagikan kepada para pemegang saham biasa.

b. Hak utama atas aktiva perusahaan

Dalam likuidasi, pemegang saham preferen berkedudukan sesudah kreditur biasa tetapi sebelum pemegang saham biasa. Mereka berhak menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham preferen, sesudah para kreditur perusahaan termasuk pemegang obligasi dilunasi.

c. Penghasilan tetap

      

32

(4)

Penghasilan tetap para pemegang saham preferen biasanya berupa jumlah yang tetap. Misalnya saham preferen 15% memberikan hak kepada pemegang saham untuk menerima dividen sebesar 15% tiap tahun. Kadang-kadang pemegang saham preferen juga turut mendapatkan pembagian laba. Dalam hal ini di samping penghasilan tetap yang dijamin kontinuitasnya, para pemegang saham preferen juga mempunyai kemungkinan untuk menerima penghasilan tambahan dari pembagian laba.

d. Jangka waktu yang tidak terbatas

Umumnya saham preferen dikeluarkan untuk jangka waktu yang terbatas. Akan tetapi dapat juga pengeluaran saham preferen dilakukan dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham preferen tersebut dengan suatu harga terntu.

e. Tidak mempunyai hak suara

Umumnya para pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Kalaupun hak suara diberikan, biasanya dibatasi pada hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan manajemen perusahaan.

f. Saham preferen kumulatif

Dalam hal ini dividen tidak terbayar pada pemegang saham preferen tetap menjadi utang perusahaan dan harus dibayar dalam tahun tersebut

(5)

atau tahun-tahun berikutnya bilamana perusahaan memperoleh laba yang mencukupi. Tunggakan-tunggakan pada para pemegang saham preferen tersebut harus dilunasi terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa mendapat pembagian dividen.33

Saham memiliki tiga macam nilai yaitu nilai nominal, nilai efektif, dan nilai intrinsik yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut;

2. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi kalau saham tersebut diperdagangkan di bursa;

3. Nilai intrinsik, yaitu nilai ekonomis saham. 34

Proses go public merupakan penawaran saham kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya. Pertama kali disini berarti bahwa pihak penerbit pertama kalinya melakukan penjualan saham. Kegiatan ini disebut sebagai pasar perdana (primary market). Selanjutnya, pemegang saham ini dapat mentransaksikan di pasar sekunder (secondary market). Pasar sekunder ini dilakukan di bursa efek, jadi saham yang telah dijual ke masyarakat umum selanjutnya akan dicatatkan di bursa efek.35

      

33

Ibid, hal.56. 

34

M Paulus Situmorang, Op.cit hal. 44 

35

(6)

Emisi efek dapat diartikan sebagai suatu akitivitas dikeluarkannya atau diterbitkannya suatu jenis efek tertentu untuk pertama kali dan melakukan pendistribusian efek kepada masyarakat melalui penawaran umum dengan maksud menghimpun modal. Di dalam Pasal 1 Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memuat definisi penawaran umum (public offering), yaitu kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaanya. Penawaran umum dalam prakteknya di pasar modal di lakukan melalui pasar perdana (primary market) yang berlangsung dalam waktu terbatas.

Dengan berakhirnya pasar perdana, jual-beli efek dapat dilakukan di pasar sekunder(bursa). Yang pada pasar ini harga efek didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran, berbeda pada pasar perdana yang ditetapkan bersama antara emiten dengan Penjamin Pelaksana Emisi.

Ada 2 (dua) cara yang paling umum digunakan investor dalam memperoleh saham, yaitu :

1. Membeli pada saat penawaran umum (Pasar Perdana)

Informasi mengenai suatu perusahaan (emiten) yang akan menawarkan sahamnya untuk pertama kali pada masyarakat, dapat diketahui melalui prospektus ringkas yang diiklankan minimal di 2 (dua) harian nasional, publik ekspos atau prospektus. Jika ingin membeli saham pada saat pasar perdana ini investor dapat mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang

(7)

terdapat pada prospektus ringkas atau yang terdapat pada agen-agen penjual yang dituju dan mengirimkan kembali formulir tersebut disertai dengan pengiriman dana ke alamat yang tertera pada formulir. Ada beberapa kondisi yang mungkin terjadi ketika emiten menjual sahamnya untuk pertama kali ke masyarakat :

 Total saham yang dipesan publik kurang dari jumlah saham yang

ditawarkan emiten (undersubscribed)

 Total saham yang dipesan publik sama dengan jumlah saham yang

ditawarkan emiten

 Total saham yang dipesan publik lebih besar dari jumlah saham yang ditawarkan emiten (oversubscribed)

Jika terjadi oversubscribed, maka umumnya akan terjadi penjatahan melalui cara “first come first serve” atau “diundi”. Sehingga dapat terjadi jumlah saham yang diperoleh akan lebih kecil dibandingkan jumlah yang dipesan atau bahkan investor yang memesan tidak memperoleh saham sama sekali. Konfirmasi mengenai saham yang akan diperoleh investor dan pengembalian uang jika terjadi kondisi oversubscribed akan diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan tercantum di dalam prospektus.

2. Membeli saham yang telah beredar (Pasar Sekunder)

Salah satu fungsi penting dari keberadaan Bursa Efek adalah menyediakan jaringan perdagangan efek atau sebagai pasar sekunder untuk setiap efek yang tercatat. Melalui jaringan perdagangan inilah para anggota bursa

(8)

melaksanakan perdagangan efek, diantaranya kegiatan beli dan jual saham. Berdasarkan peraturan yang berlaku, investor yang ingin membeli saham tidak dapat melakukan transaksi langsung dengan pihak yang ingin menjual saham. Pihak-pihak yang melaksanakan kegiatan jual/beli saham harus menunjuk perusahaan efek sebagai perantara perdagangan efek/pialang yang termasuk dalam daftar perusahaan efek yang mendapat izin dari BAPEPAM-LK dan telah menjadi anggota bursa. Pialang inilah yang nantinya akan melakukan pesanan untuk kepentingan investor. 36

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memiliki hubungan dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 yang diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang- undang Pasar Modal merupakan lex specialis dari Undang-undang Perseroan Terbatas yang menjadi lex generalis.37 Di dalam Pasal 127 undang-undang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa “bagi perseroan yang melakukan kegiatan tertentu di bidang Pasar Modal berlaku ketentuan ini sepanjang diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal”.

Kegiatan pasar modal merupakan kegiatan yang kompleks dan melibatkan banyak lembaga yang terkait, baik pemerintah maupun swasta, yang sifatnya saling melengkapi, baik dengan mendapat maupun tanpa balas jasa. Keterkaitan di antara lembaga tersebut ada yang dikarenakan oleh sifat usahanya, dan ada pula

      

36 http://masmarino.multiply.com/reviews/item/15  

Cara Investasi di Bursa Efek  diakses 10 April 2011

 

37

(9)

karena tuntutan dari Undang-undang Pasar Modal dan peraturan

(10)

B. Tanggung Jawab Kepemilikan Saham dalam Pasar Modal

Pemegang saham adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka. 38

Saham merupakan instrumen pasar modal yang paling popular di masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut.39

Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

a) Saham Atas Unjuk (bearer stocks)

Saham Atas Unjuk adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain, sehingga wujudnya mirip dengan uang. Pemegang saham atas unjuk secara hukum dianggap sebagai pemilik dan berhak ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kecuali dapat dibuktikan

      

38

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemegang_saham, Pemegang Saham, diakses 7 April 2011  

39

Pandji Anoraga & Piji Pakarti, Opcit, hal. 58

(11)

telah terjadi pelangggaran hukum dari peralihan tersebut. Pemilik saham ini harus berhati-hati dalam membawa dan menyimpannya, karena jika hilang tidak dapat dimintakan duplikat atau saham penggantinya.

b) Saham Atas Nama (registered stock)

Saham Atas Nama adalah saham yang ditulis dengan jelas nama pemiliknya dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan pencatatan dokumen peralihan dan nama pemiliknya harus dibuat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar pemegang saham. Apabila sertifikat saham ini hilang, maka pemilik dapat meminta penggantian sertifikat sahamnya karena namanya ada di dalam buku daftar pemegang saham perusahaan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 49 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 menetapkan cara pemindaham saham sebagai berikut :

 Pemindahan hak atas saham atas nama dilakukan dengan akta pemindahan hak.

 Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham atas nama tersebut nama, tanggal, dan hari penundaan hak tersebut dalam Daftar Pemegang Saham.

 Pemindahan hak atas saham atas unjuk dilakukan dengan penyerahan surat saham.

(12)

 Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas nama dan saham atas unjuk yang diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.40

Yang kemudian tata cara pemindahan saham atas nama ini diatur lagi setelah dilakukan perubahan terhadap Undang-undang tentang Perseroan Terbatas yaitu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 dalam Pasal 50.

Pasal 52 Undang-undang Nomor 47 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas mengatur tentang hak-hak bagi pemegang saham antara lain :

1. Mengahadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS).

2. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi.

3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan ketentuan undang-undang Perseroan Terbatas.

Ketentuan pasal ini memuat karakteristik yuridis bagi pemegang saham suatu perusahaan yang berupa :

a) Risiko terbatas (limited risk) artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.

b) Pengendali utama (ultimate control) artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan.

      

40

(13)

c) Klaim sisa (residual claim) artinya pemegang saham merupakan pihak terakhik yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden) dan sisa aset dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi junior (lebih rendah) dibanding pemegang obligasi atau kreditor.41

Kepemilikan jenis saham dalam pasar modal berupa Saham Biasa dan Saham Preferen. Kedua jenis saham ini memberikan manfaat yang berbeda pada kepemilikannya.

A. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal pembagian deviden, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal di masyarakat. saham jenis ini mempunyai nilai nominal yang ditentukan nilainya oleh emiten. Harga saham sering disebut dengan nilai pari (par value). Besarnya harga nominal saham tergantung pada keinginan emiten. Harga nominal yang ditentukan oleh emiten ini berbeda dengan harga perdana (primary price) dari suatu saham. Harga perdana adalah harga sebelum suatu saham dicatatkan (listed) di bursa efek. Saham Biasa memiliki karakteristik berupa :

1. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan di likuidasi.

      

41

(14)

2. Hak suara proporsional (satu saham satu suara atau one share one vote) pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

3. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

4. Hak tanggung jawab yang terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

5. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut

ditawarkan kepada masyarakat (preemptive right).42

Pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya. Tanggung jawab pemengang saham yang terbatas dibuka atau diterobos menjadi tanggung jawab tidak terbatas, hingga kekayaan pribadi manakala terjadi pelanggaran dalam pengurusan perseroan (piercing the corporate veil/membuka tirai perseroan).

Piercing the corporate veil/membuka tirai perseroan akan berlaku apabila :

a) Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;

      

42

Drs. Rusdin, Msi. Pasar Modal Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik.(Bandung:Alfabeta,2006). Hal. 70 

(15)

b) Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan iktikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi;

c) Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam pebuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan; atau

d) Pemegang saham yang bersangkutan baik secara langsung maupun tidak langsung melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang perseroan.43

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ Perseroan Terbatas yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris (Pasal 1 ayat 3 UU Perseroan Terbatas).

Modal memegang peranan kunci bagi berlangsungnya operasi perusahaan, terlebih bagi perusahaan yang baru didirikan. Modal awal dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan awal operasi perusahaan. Modal awal dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan awal operasi perusahaan. Ketika pertama kali didirikan, modal perusahaan merupakan setoran para pendiri awal perusahaan.44

C. Ketentuan Bagi Investor Asing Yang Melakukan Penanaman Modal

      

43

Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 Pasal 3 tentang Perseroan Terbatas 

44

(16)

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam megeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia.45 Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah Republik Indonesia, kecuali di tentukan lain oleh undang-undang.46

Investor asing diperbolehkan melakukan akses ke pasar modal Indonesia sejak dikeluarkannya paket kebijakan pada Era Deregulasi (Tahun 1987 s/d 1990) yaitu dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1055/KMK.013/1989 tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal, pemerintah membuka kesempatan kepada invetor asing untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia dalam pemilikan saham-saham perusahaan dengan maksimum 49% di Pasar Perdana, maupun 49% saham yang tercatat di Bursa Efek dan Bursa Paralel.47

D. Batasan Kepemilikan Saham Bagi Investor Asing dalam Pasar Modal Indonesia

Kepemilikan saham bagi investor asing awalnya diatur dalam surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1055/KMK.013/1989 tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal yang memberi kesempatan kepada investor asing untuk memiliki saham-saham perusahaan sampai dengan

      

45

Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 1 angka 1 

46

Ibid, Pasal 5 ayat (2) 

47

(17)

maksimum 49% baik di Pasar Perdana maupun yang tercatat di Bursa Efek dan Bursa Paralel. Namun seiring dengan perkembangan keadaan perekonomian global didorong kemajuan informasi serta dikeluarkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal maka dipandang perlu mengeluarkan ketentuan pembatasan kepemilikan saham oleh investor asing yang nyata-nyata menghambat minat investor untuk melakukan investasi pada pasar modal Indonesia dikeluarkanlah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 yang mencabut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1055/KMK.013/1989 tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing melalui Pasar Modal. Dikeluarkannya keputusan ini membuat investor asing dapat memiliki saham-saham perusahan sampai dengan 100%.

Saat ini, investor dapat melakukan transaksi di hampir semua bursa di dunia. Sehingga dalam suatu bursa dikenal investor yang terdiri atas institusi maupun individu, sebagai investor lokal (domestik) maupun investor asing. Pengertian investor asing di Indonesia tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 646/KMK.010/1995 tanggal 30 Desember 1995 mengenai Kepemilikan Saham oleh Pemodal Asing adalah sebagai berikut,

“Pemodal asing adalah orang perseorangan yang merupakan warga negara asing atau badan hukum asing”

Yang di dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 646/KMK.010/1995 dalam Pasal 2 tidak membedakan pemodal/investor asing dan dalam negeri dalam kepemilikan saham atau unit penyertaan Reksa Dana.

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja pelayanan publik dalam hal ini pelayanan kesehatan yang cepat tanggap sangat dibutuhkan oleh pasien dalam pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit terhadap

Analisa kebutuhan fungsional bertujuan untuk mengetahui alur informasi yang berlaku pada sistem tersebut sehingga didapatkan pemahaman kerja dari sistem. 1)

Mengajak dan membimbing siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian, semangat dan penampilan mereka dengan melakukan kegiatan berpikir, merasa,

Dalam penelitian ini kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja dosen karena dosen yang memiliki kepuasan kerja tinggi terhadap pekerjaannya akan dapat melakukan pekerjaan

Selaku pembimbing penelitian di Rumah Sakit Haji Surabaya yang telah memberikan banyak saran dan memberikan bimbingan dalam pengambilan data di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

Yang mana asuhan yang dapat diberikan oleh ibu pada saat persalinan guna mencegah rupture perineum yakni pemeriksaan panggul dalam dengan kesesuaian bayi yang akan lahir

Dominasi LDP tersebut sangat mempengaruhi selama proses perumusan UU Keamanan tahun 2015, yakni meskipun partai-partai oposisi abstain dari voting dan hanya

Pada gambar 2 di atas, nampak bahwa pH media korosif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pH 11,19 – 12,76 memang bersifat korosif dengan potensial di atas - 0,5V