• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan tipe

explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan/pengaruh antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen dengan

alasan Kecamatan Jeunieb memiliki cakupan pelayanan kebidanan masih jauh dari target yang hendak dicapai Kabupaten Bireuen.

Penelitian berlangsung selama 2 bulan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2010.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa yang bertugas di wilayah Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen yang berjumlah 36 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa yang berjumlah 36 orang.

(2)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan bidan di desa dan observasi yang berpedoman kepada kuesioner penelitian. Data meliputi karakteristik, motivasi kerja dan kinerja. Data sekunder diperoleh melalui arsip dokumen dari Dinas Kesehatan dan puskesmas meliputi data wilayah, data jumlah dan tempat tugas bidan desa serta data lain yang mendukung penelitian diperoleh dari laporan PWSKIA.

3.4.1. Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan keandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan kata lain sejauh mana dari kacamata suatu alat ukur dalam mengukur suatu data (Ridwan, 2008). Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) dengan cara melakukan korelasi antara skor r masing – masing pertanyaan dengan skor totalnya dalam suatu variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment Correlation, dengan kriteria :

- bila r-hitung > r tabel maka pertanyaan valid - bila r-hitung < r tabel maka pertanyaan tidak valid

Setelah semua pertanyaan sudah valid, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil. Untuk mengetahui reliabilitas suatu pertanyaan dengan membandingkan nilai r-hasil (alpha cronbach) dengan r-tabel :

- bila r-alpha cronbach > r-tabel maka pertanyaan reliabel - bila r-alpha cronbach < maka pertanyaan tidak reliabel.

(3)

Uji validitas dan reliabilitas ini akan dilakukan pada bidan-bidan yang sesuai dengan kriteria penelitian di Kecamatan Plimbang yang terdekat dari lokasi penelitian. Bidan yang akan diuji sebanyak 30 orang.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Instrumen Variabel X Variabel Butir r-hitung Status Alpa

Cronbach Status Motivasi

Internal 1 0,590 Valid 0,878 Reliabel

2 0,618 Valid 0,876 Reliabel 3 0,603 Valid 0,877 Reliabel 4 0,794 Valid 0,868 Reliabel 5 0,726 Valid 0,871 Reliabel 6 0,529 Valid 0,881 Reliabel 7 0,580 Valid 0,878 Reliabel

Eksternal 8 0,564 Valid 0,880 Reliabel

9 0,507 Valid 0,883 Reliabel

10 0,514 Valid 0,884 Reliabel

11 0,627 Valid 0,877 Reliabel

12 0,580 Valid 0,878 Reliabel

Pada tabel di atas, nilai corrected item-total correlation dari variabel independent (X) yaitu reward untuk butir 1 sampai 12 mempunyai rhitung > dari nilai r

tabel=0,361, dengan demikian dinyatakan valid. Sedangkan nilai cronbach alpha dari masing-masing instrumen lebih besar dari 0,8 sehingga dapat dikatakan instrumen dari semua butir pernyataan reliabel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tabel dibawah ini :

(4)

Tabel 3.2. Variabel, Definisi Operasional, dan Indikator dalam Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Indikator

1 Variabel bebas

- Motivasi Dorongan dari dalam diri dan luar diri bidan desa yang menggerakkan dan

mengarahkan prilaku untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal

Motivasi internal

- Tanggung jawab petugas dalam melaksanakan tugas

- Melaksanakan tugas dengan target yang jelas - Memiliki tujuan yang jelas dan menantang - Memiliki perasaan senang dalam bekerja - Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain - Diutamakan prestasi dari apa yang

dikerjakannya Motivasi eksternal

- Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja

- Senang memperoleh penghargaan dari apa yang dikerjakannya

- Bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif

- Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari atasan dan teman.

- Karakteristik Individu

Ciri-ciri yang dimiliki seorang bidan di desa

Karakteristik Individu meliputi :

Usia : Lama hidup seorang bidan yang bekerja sebagai bidan didesa dihitung secara bulat sejak tahun lahir sampai ulang tahun terakhir dan dinyatakan dalam tahun.

Pendidikan : Indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dimana kemampuan itu diperoleh dari pembinaan terhadap berkembangnya kemampuan dasar.

Status Perkawinan : Ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Status Pekerjaan : Staus kepegawaian yang dimiliki seorang bidan di desa, pegawai negeri sipil atau pegawai tidak tetap.

Lama Kerja : Masa kerja seorang bidan dalam melaksakan tugas sebagai bidan di desa terhitung mulai surat keterangan sebagai bidan di desa hingga sekarang.

Pelatihan : Pernah tidaknya bidan di desa mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas sebagai bidan di desa. 2 Variabel terikat - Kinerja Bidan Desa Tingkat keberhasilan pencapaian pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan oleh bidan desa meliputi : kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan target cakupan pelayanan.

Indikator kinerja bidan desa

Kegiatannya meliputi : cakupan pelayanan antenatal, persalinan, deteksi dini risiko tinggi/komplikasi kebidanan, rujukan komplikasi kebidanan, pelayanan neonatal dan ibu nifas

(5)

3.6. Metode Pengukuran

Metode dalam pengukuran variabel bebas dan variabel terikat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3. Skala Pengukuran Variabel Independen dan Dependen No Variabel Jumlah Indikator Alat Ukur Kategori Skala Ukur 1 Motivasi - Internal - Eksternal 7 5 Sering = 3 Kadang-kadang = 2 Tidak Pernah = 1

Nilai ditotal skor kemudian dikategori menjadi : a. Buruk < 0 - 33% b. Sedang 34 - 66% c. Baik > 67 - 100% Interval 2 Karakteristik Individu - Usia - Pendidikan - Status Perkawinan - Status Pekerjaan - Lama kerja - Pelatihan Berdasarkan pengelompokan usia berdasarkan Badan

Pusat Statistik (BPS) Usia produktif 15-64

tahun dengan kriteria: a. < 40 tahun b. > 40 tahun a. D1 b. D3 c. D4 a. Belum Kawin b. Kawin a. PTT b. PNS a. 0-5 tahun b. 6-10 tahun c. > 10 Tahun a. Tidak Pernah b. Pernah Nominal Ordinal Nominal Nominal Ordinal Ordinal 3 Kinerja 5 Ya ≥ rata-rata cakupan kinerja = 1 Tidak < rata-rata cakupan kinerja = 0

a. Tidak baik, jika 0-2 sub variabel kinerja diatas rata-rata cakupan

b. Baik, jika 3-5 sub variabel kinerja diatas rata-rata cakupan

(6)

3.7. Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Setelah dikumpulkan, data akan dianalisis dengan mengumpulkan teknik analisa sebagai berikut:

1. Analisis Univariat merupakan analisis yang menitik beratkan pada penggambaran atau deskripsi data yang telah diperoleh. Menggambarkan distribusi frekwensi dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Sehingga didapat gambaran tentang karakteristik individu, motivasi dan kinerja bidan di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen.

2. Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan masing–masing variabel bebas yaitu karakteristik individu dan motivasi dengan variabel terikat yaitu kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis Chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistik p value (0,05). Apabila hasil perhitungan menunjukan nilai p < p value

(0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variabel terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang.

3. Analisis Multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan pengaruh antara variabel bebas yaitu karakteristik individu dan motivasi terhadap variabel terikat yaitu kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen dan secara

(7)

simultan sekaligus menentukan faktor–faktor yang lebih domain berhubungan dengan faktor kinerja bidan. Uji statistik yang digunakan ”adalah regresi logistik berganda”, pada batas kemaknaan 95% dengan perhitungan statistik α = 0,05. Adapun rumus analisis regresi logistik berganda adalah :

) ( ) ( 2 2 1 1 0 2 2 1 1 0 1 1 1 X B X B B X B X B B e e Y Y + + + + − = + = − Keterangan :

Y = Variabel Dependen yaitu : kinerja bidan

β1, β2 = Konstanta

X1 = Karakteristik Individu

X2 = Motivasi

(8)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Bireuen merupakan bagian dari Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki luas sebesar 1901,22 Km2. yang terdiri dari 17 kecamatan. Salah satu kecamatan adalah Kecamatan Jeunieb yang terletak 25 km arah Barat dari Ibukota Kabupaten Bireuen dengan jarak tempuh antara desa ke Ibukota kecamatan 7 Km.

4.1.2 Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Jeunieb menurut Badan Pusat Statis Kabupaten Bireuen sampai dengan akhir Desember 2009 sebanyak 23130 jiwa yang terdiri dari 4896 kepala keluarga.

4.1.3 Sarana Kesehatan

Dalam memperoleh upaya pelayanan kesehatan di Kecamatan Jeunieb, maka penduduk dilayani oleh sarana kesehatan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Jeunieb

No. Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas induk 1 buah

2 Puskesmas pembantu 2 buah

3 Polindes 12 buah

4 Posyandu 38 buah

5 Mobil Puskesmas Keliling 2 unit

6 Kendaraan roda dua 4 buah

(9)

4.2 Analisis Univariat

Analisa Univariat dimaksud untuk menggambarkan masing-masing variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi meliputi: Karakteristik Individu (umur, pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, pelatihan dan lama kerja) dan variabel motivasi (internal dan eksternal) serta kinerja bidan (pelayanan antenatal, persalinan, deteksi dini risiko tinggi/komplikasi kehamilan, rujukan komplikasi kebidanan, pelayanan neonatal dan ibu nifas di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen.

4.2.1 Karakteristik Individu

Karakteristik individu bidan desa yang diteliti meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, lama kerja dan pelatihan. Dari hasil penelitian dapat dibedakan masing-masing distribusi frekuensi sebagaimana pada tabel berikut ini.

Umur seseorang dapat menentukan kemampuannya dalam bekerja, termasuk bagaimana ia merespon stimulus yang dilancarkan individu/pihak lain. Hasil penelitian diperoleh bahwa umur bidan yang sebagian besar dalam penelitian pada kelompok >40 tahun sebanyak 25 orang (69,4%).

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Umur

No. Umur Bidan Jumlah (%)

1 < 40 tahun 11 30,6

2 > 40 tahun 25 69,4

(10)

Salah satu persyaratan yang telah ditetapkan bahwa menjadi bidan desa harus memiliki pendidikan Diploma. Hasil penelitian tingkat pendidikan bidan sebagian besar berlatar belakang pendidikan Diploma 3 sebanyak 26 orang (72,2%).

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Bidan Jumlah (%)

1 D1 10 27,8

2 D3 26 72,2

Jumlah 36 100,0

Status perkawinan bidan yang menikah dapat berguna sebagai motivator untuk menambah penghasilan keluarga, namun status perkawinan juga dapat menjadi penghambat dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian diperoleh status perkawinan bidan sebagian besar memiliki ikatan perkawinan (kawin) sebanyak 20 orang (55,6%).

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Status Perkawinan

No. Status Perkawinan Bidan Jumlah (%)

1 Belum kawin 16 44,4

2 Kawin 20 55,6

Jumlah 36 100,0

Pekerjaan merupakan usaha atau upaya yang dilakukan bidan untuk memperoleh penghasilan agar dapat membiayai keluarga atau diri sendiri. Jenis pekerjaan bidan yang sebagian besar adalah PNS sebanyak 23 orang (63,9%).

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Status Pekerjaan

No. Pekerjaan Bidan Jumlah (%)

1 PTT 13 36,1

2 PNS 23 63,9

(11)

Untuk membantu penyelenggaraan kesehatan di desa diberdayakan Bidan sebagai promotor dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bidan yang sudah bertugas cukup lama mempunyai kecenderungan melaksanakan kinerjanya dengan baik. Hasil penelitian diperoleh bahwa lama menjadi bidan sebagian besar selama 6-10 tahun sebanyak 25 orang (69,4%).

Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Lama Bekerja

No. Lama Menjadi Bidan Jumlah (%)

1 0 - 5 tahun 7 19,4

2 6 - 10 tahun 25 69,4

3 > 10 tahun 4 11,2

Jumlah 36 100,0

Kemampuan dan keterampilan bidan sangat dipengaruhi oleh pelatihan-pelatihan yang pernah diikutinya. Berbagai pelatihan-pelatihan harus diikuti bidan untuk menunjang kinerjanya di desa. Hasil penelitian diperoleh bahwa bidan pernah mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya sebanyak 18 orang (50%).

Tabel 4.7 Distribusi Karakteristik Bidan Berdasarkan Pelatihan

No. Pelatihan yang Diikuti Jumlah (%)

1 Tidak pernah 19 52,8

2 Pernah 17 47,2

(12)

4.2.2 Motivasi Bidan

Pengukuran motivasi bidan di desa dalam melaksanakan pekerjaannya diukur berdasarkan aspek motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Hasil penelitian menunjukkkan sebagian besar responden (50%) merasa bertanggung penuh atas pekerjaan dengan kategori kadang-kadang. Sebesar 61,1% responden kadang-kadang merasa tugas merupakan bagian dari hidup. Sebesar 52,8% kadang-kadang melakukan hal yang terbaik dalam memberikan pertolongan persalinan. Sebesar 50% kadang-kadang merasa keberhasilan dalam organisasi adalah hal yang utama. Sebesar 55,6% kadang berusaha mengerahkan seluruh kemampuan yang ada. Sebesar 58,3% kadang-kadang sebelum melaksanakan suatu pekerjaan, terlebih dahulu menentukan target pelaksanaan. Sebesar 44,4% merasa dalam melakukan tugas, berusaha melebihi teman-teman dalam memberikan pelayanan kesehatan.

(13)

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden tentang Motivasi Intrinsik No. Motivasi

Intrinsik

Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

n % n % n %

1 jawab penuh atas Bertanggung pekerjaan

10 27,8 18 50,0 8 22,2

2 merupakan bagian Tugas dari hidup

11 30,6 22 61,1 3 8,3

3

Melakukan hal yang terbaik dalam memberikan pertolongan 12 33,3 19 52,8 5 13,9 4 Keberhasilan dalam organisasi adalah hal yang utama

13 36,1 18 50,0 5 13,9

5

Untuk

mencapai tujuan yang telah saya tetapkan, berusaha mengerahkan seluruh kemampuan yang ada

10 27,8 20 55,6 6 16,7 6 Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan, terlebih dahulu menentukan target pelaksanaan 10 27,8 21 58,3 5 13,9 7 Dalam melakukan tugas, berusaha melebihi teman-teman 14 38,9 16 44,4 6 16,7

Aspek motivasi ekstrinsik, dimana hasil penelitian menunjukkkan sebagian besar responden 55,6% merasa mengharapkan gaji untuk kepentingan pribadi dengan kategori kadang-kadang. Sebesar 33,4% responden sering mengharapkan insentif untuk kepentingan pribadi. Sebesar 61,1% kadang-kadang merasa penghargaan atas prestasi yang dikerjakan mendorong bekerja lebih giat. Sebesar 61,1% kadang-kadang berusaha untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi, bersedia

(14)

mengerjakan tugas tambahan. Sebesar 58,3% kadang-kadang merasa jika hasil pekerjaan yang baik, maka akan memperoleh pekerjaan lagi dari orang lain (pasien lain).

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden tentang Motivasi Ektrinsik No. Motivasi

Ektrinsik

Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

n % n % n % 1 Mengharapk an gaji untuk kepentingan pribadi 12 33,3 20 55,6 4 11,1 2 Mengharapk an insentif untuk kepentingan pribadi 12 33,3 5 13,9 5 13,9 3 Penghargaan atas prestasi yang dikerjakan mendorong bekerja lebih giat 8 22,2 22 61,1 6 16,7 4 Untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi, bersedia mengerjakan tugas tambahan 11 30,6 22 61,1 3 8,3 5 Ketika hasil pekerjaan baik, maka akan memperoleh

pekerjaan lagi dari orang lain (pasien lain)

9 25,0 21 58,3 6 16,7

Kategori motivasi bidan desa dalam melaksanakan pekerjaannya

dikategorikan buruk, cukup dan baik, dimana sebagian besar berada pada kategori cukup, yaitu 19 orang (52,8%), selebihnya pada kategori rendah dan tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

(15)

Tabel 4.10 Distribusi Responden berdasarkan Kategori Motivasi Bidan

No. Motivasi Jumlah (%)

1 Buruk 10 27,8

2 Cukup 19 52,8

3 Baik 7 19,4

Jumlah 36 100,0

4.2.3 Kinerja Bidan Desa

Pengukuran kinerja bidan desa didasarkan pada program pelayanan yang menjadi tanggung jawab bidan desa, yaitu pelayanan antenatal (pemeriksaan kehamilan), pertolongan persalinan, deteksi dini risiko tinggi/komplikasi kebidanan, rujukan komplikasi kebidanan, serta pelayanan neonatal dan ibu nifas.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata cakupan pelayanan antenatal atau pemeriksaan kehamilan sebesar 55,6%, cakupan pertolongan persalinan tidak baik 66,7%, deteksi dini risiko tinggi/komplikasi kebidanan baik dan sebesar 46,5%, rujukan komplikasi kebidanan sebesar 6%, serta pelayanan neonatal dan ibu nifas sebesar 92,8%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabe1 4.11 Distribusi Responden berdasarkan Cakupan Kinerja di Puskesmas Kecamatan Jeunieb

No. Kinerja Bidan

Cakupan Kinerja Bidan Desa Tidak baik Baik

n % n %

1 Antenatal (pemeriksaan kehamilan) 20 55,6 16 44,4

2 Pertolongan Persalinan 24 66,7 12 33,3

3 Deteksi Dini Risiko Tinggi/

Komplikasi Kebidanan 18 50 18 50

4 Rujukan Komplikasi Kebidanan 21 58,3 15 41,7

(16)

Secara keseluruhan kinerja pelayanan bidan di desa dibandingkan dengan target cakupan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang ditetapkan Depertemen Keschatan RI (2003), yaitu 90% untuk seluruh pelayanan kebidanan. Hasil penelitian berdasarkan rata-rata cakupan kinerja bidan desa dikategorikan tidak baik (skor 0-2) dan baik (skor ≥ 3), dimana sebagian besar kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb melaksanakan kinerjanya dengan tidak baik, yaitu 21 orang (58,3%), sedangkan bidan desa yang kinerjanya baik sebanyak 15 orang (41,7%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.12 Distribusi Responden berdasarkan Kategori Kinerja di Puskesmas Jeunieb

No Kategori Kinerja Jumlah (%)

1 2 Tidak baik Baik 21 15 58,3 41,7 Jumlah 36 100.0 4.3 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel karakteristik individu dan motivasi kerja dengan kinerja bidan menggunakan uji chi-square. Hasil tabulasi silang (crosstab) antara variabel bebas dengan variabel terikat pada uraian di bawah ini.

4.3.1 Hubungan Umur dengan Kinerja Bidan

Hasil penelitian pada Tabel 4.13 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa yang berumur < 40 tahun sebanyak 10 orang (90,9%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan kategori tidak baik.

(17)

Sebaliknya responden yang berumur > 40 tahun kinerjanya baik yaitu 14 orang (76%).

Umur seseorang berhubungan dengan pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden yang berumur >40 tahun melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,011< 0,05, berarti ada hubungan umur dengan kinerja bidan desa.

Tabel 4.13 Hubungan Umur dengan Kinerja Bidan

Umur

Kinerja Bidan

Jumlah p

value

Tidak Baik Baik

n % n % n %

< 40 tahun 10 90,9 1 9,1 11 100,0

0,011

> 40 tahun 11 44,0 14 56,0 25 100,0

Jumlah 21 58,3 15 41,7 36 100,0

4.3.2 Hubungan Pendidikan dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil penelitian pada Tabel 4.14 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa yang berpendidikan D1 sebanyak 9 orang (90%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan tidak baik. Sebaliknya responden yang berpendidikan D3 kinerjanya baik yaitu 14 orang (53,8%).

Pendidikan seseorang berhubungan dengan pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden yang berpendidikan D3 melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui

(18)

bahwa p value 0,024< 0,05, berarti pendidikan berhubungan dengan kinerja bidan desa.

Tabel 4.14 Hubungan Pendidikan dengan Kinerja Bidan

Pendidikan

Kinerja Bidan

Jumlah p

value

Tidak Baik Baik

n % n % n %

D1 9 90,0 1 10,0 10 100,0

0,024

D3 12 46,2 14 53,8 26 100,0

Jumlah 21 58,3 15 41,7 36 100,0

4.3.3 Hubungan Status Perkawinan dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil penelitian pada Tabel 4.15 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa dengan status belum kawin sebanyak 13 orang (81,3%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak tidak baik. Sebaliknya responden dengan status kawin kinerjanya baik yaitu 12 orang (60%).

Status perkawinan seseorang dapat menjadi motivasi dalam melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden dengan status kawin melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,019< 0,05, berarti status perkawinan berhubungan dengan kinerja bidan desa.

Tabel 4.15 Hubungan Status Perkawinan dengan Kinerja Bidan

Status Perkawinan

Kinerja Bidan

Jumlah p

value

Tidak Baik Baik

n % n % n %

(19)

Kawin 8 40,0 12 60,0 20 100,0

Jumlah 21 58,3 15 41,7 36 100,0

4.3.4 Hubungan Status Pekerjaan dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil penelitian pada Tabel 4.16 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa dengan status pekerjaan sebagai PTT sebanyak 11 orang (84,6%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan tidak baik. Sebaliknya responden dengan status pekerjaan sebagai PNS kinerjanya baik yaitu 13 orang (56,5%).

Status pekerjaan seseorang berhubungan dengan pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden dengan status pekerjaan PNS melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square

diketahui bahwa p value 0,033< 0,05, berarti status pekerjaan berhubungan dengan kinerja bidan desa.

Tabel 4.16 Hubungan Status Pekerjaan dengan Kinerja Bidan

Status Pekerjaan

Kinerja Bidan

Jumlah p

value

Tidak Baik Baik

n % n % n %

PTT 11 84,6 2 15,4 13 100,0

0,033

PNS 10 43,5 13 56,5 23 100,0

Jumlah 21 58,3 15 41,7 36 100,0

(20)

Hasil penelitian pada Tabel 4.17 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa dengan lama bekerja 0-5 tahun sebanyak 7 orang (100%) kinerjanya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan tidak baik. Responden dengan lama bekerja 6-10 tahun kinerjanya tidak baik sebanyak 13 orang (52%) dan lama bekerja > 10 tahun kinerjanya baik sebanyak 3 orang (75%).

Status lama bekerja seseorang berhubungan dengan pengetahuan atau pengalaman dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden dengan lama bekerja > 10 tahun melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,027< 0,05, berarti lama bekerja berhubungan dengan kinerja bidan desa.

Tabel 4.17 Hubungan Lama Bekerja dengan Kinerja Bidan

Lama Bekerja

Kinerja Bidan

Jumlah p

value

Tidak Baik Baik

n % n % n % 0 – 5 tahun 7 100,0 0 0,0 7 100,0 0,027 6 – 10 taun 13 52,0 12 48,0 25 100,0 > 10 tahun 1 25,0 3 75,0 4 100,0 Jumlah 21 58,3 15 41,7 36 100,0

4.3.6 Hubungan Pelatihan dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil penelitian pada Tabel 4.18 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebanyak 17 orang (89,5%) memiliki kinerja yang tidak baik. Sebaliknya responden yang pernah mengikuti pelatihan kinerjanya baik yaitu 13 orang (76,5%).

(21)

Pernah tidaknya seseorang mengikuti pelatihan dapat berhubungan dengan pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden yang pernah mengikuti pelatihan melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik atau kinerjanya mencapai target. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,000< 0,05, berarti pelatihan berhubungan dengan kinerja bidan desa.

Tabel 4.18 Hubungan Pelatihan dengan Kinerja Bidan

Pelatihan

Kinerja Bidan

Jumlah p

value

Tidak Baik Baik

n % n % n %

Tidak pernah 17 89,5 2 10,5 19 100,0

0,000

Pernah 4 23,5 13 76,5 17 100,0

Jumlah 21 58,3 15 41,7 36 100,0

4.3.7 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan Desa

Hasil penelitian pada Tabel 4.19 diperoleh data responden yang melaksanakan tugasnya di desa yang motivasinya buruk sebanyak 10 orang (100%) tidak mampu mencapai target. Sebaliknya responden dengan motivasi cukup dan baik kinerjanya baik yaitu masing-masing 10 orang (52,6%) dan 5 orang (71,4%).

Motivasi bekerja seseorang dapat merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden dengan motivasi cukup dan baik melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa dengan baik atau kinerjanya mencapai target. Hasil uji statistik chi-square

(22)

diketahui bahwa p value 0,000< 0,05, berarti motivasi berhubungan dengan kinerja bidan di desa.

Tabel 4.19 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan

Motivasi

Kinerja Bidan

Jumlah p

value

Tidak Baik Baik

n % n % n % Buruk 10 100,0 0 0,0 10 100,0 0,000 Cukup 9 47,4 10 52,6 19 100,0 Baik 2 28,6 5 71,4 7 100,0 Jumlah 21 58,3 15 41,7 36 100,0

4.8. Uji Statistik (Regresi Logistik)

Untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen, dilakukan uji regresi logistik untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja bidan desa, dengan hasil uji sebagai berikut.

Tabel 4.20 Hasil Uji Regresi Logistik Karakteristik Individu dan Motivasi terhadap Kinerja Bidan Desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen

Variabel P-value Exp (B)

Karakteristik Individu : Umur 0,621 3,021 Pendidikan 0,732 0,248 Status Perkawinan 0,952 0,810 Status Pekerjaan 0,431 18,418 Lama Bekerja 0,577 4,937 Pelatihan 0,017 203,681 Motivasi 0,019 32,780

(23)

Konstanta 0,019 0,000

Overall Percentage = 91,7

Setelah dilakukan uji regresi logistik diperoleh hasil yang menunjukkan variabel pelatihan (p=0,017) dan motivasi (p=0,019) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja bidan desa.

Variabel pelatihan Exp (B) sebesar 203,681, artinya bidan desa dengan yang pernah mengikuti pelatihan 203 kali lebih besar untuk mencapai kinerja yang baik dibandingkan bidan desa yang belum pernah pelatihan. Variabel motivasi, Exp (B) sebesar 32,78, artinya bidan desa dengan motivasi cukup dan baik 32 kali lebih besar untuk mencapai kinerja yang baik (mencapai target) dibandingkan bidan desa yang motivasinya buruk.

Secara keseluruhan (uji secara serentak) dapat dijelaskan dari nilai overall percentage yang ditunjukkan pada uji regresi logistik, dimana nilai overall percentage sebesar 91,7%, artinya variabel pelatihan dan motivasi keduanya mampu menjelaskan kinerja bidan desa sebesar 91,7%, selebihnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(24)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Individu Bidan Desa

Keberadaan bidan desa sebagai tenaga pelayanan kesehatan paling depan di tengah masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan, seperti yang dituangkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Masyarakat No. 278/ BM/DJ/BKK/III/1994 tentang tugas pokok bidan desa dalam menunjang upaya akselerasi penurunan AKB. Lahirnya kebijaksanaan Depkes menempatkan bidan desa sejak tahun 1989 karena langkanya tenaga kesehatan yang tinggal menetap di desa sehingga bidan menjadi tumpuan harapan untuk melakukan kegiatan di luar tugas pokoknya dan adanya pengamatan bahwa bidan desa banyak dibebani dengan tugas lain yang kurang berhubungan langsung dengan tugas pokok sehingga tidak mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam mempercepat penurunan AKI dan AKB.

Karakteristik individu dan motivasi bidan desa berpengaruh terhadap kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen meliputi : umur, pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, lama kerja, pelatihan, dan motivasi internal serta eksternal. Namun hasil uji regresi logistik diperoleh hanya sub variabel pelatihan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja bidan desa.

(25)

5.1.1. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Bidan Desa

Hasil penelitian hasil uji regresi logistik diperoleh p = 017 < 0,05, berarti variabel pelatihan berpengaruh terhadap kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen.

Pelatihan merupakan alat bantu pekerja dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan sesorang dalam usaha mencapai tujuan.

Pernah tidaknya seseorang mengikuti pelatihan dapat memengaruhi pengetahuannya dalam merespon atau melaksanakan suatu kegiatan dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa responden yang pernah mengikuti pelatihan melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa cenderung lebih baik. Dengan pelatihan bidan dapat menambah ilmu dan pengetahuannya khususnya dalam pelayanan kebidanan. Sehingga sudah jelas bidan yang pernah mengikuti pelatihan cenderung lebih tinggi kinerjanya dari bidan yang belum pernah mengikuti pelatihan. Sebagaimana hasil uji statistik pelatihan bidan desa dapat memprediksi kinerjanya.

Sesuai dengan kebijakan penempatan bidan di desa merupakan salah satu upaya terobosan dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan tingkat fertilitas maka bidan di desa perlu dibina secara mantap terstruktur agar bidan di desa mampu menunjukkan kinerja yang tinggi (Gunawan, 1994). Pembinaan yang mantap dapat menjadikan bidan di desa konsisten mempunyai tujuan terarah kepada penurunan AKI, AKB yang punya semangat baja, terampil dan kegiatan program KIA dengan kualitas tenaga barisan terdepan.

(26)

Untuk meningkatkan kinerja bidan di desa diharapkan dilakukan pembinaan melalui pelatihan/seminar secara kontinyu sehingga bidan-bidan desa dapat lebih optimal dalam memberikan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

5.2 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Bidan Desa

Hasil penelitian hasil uji regresi logistik diperoleh p = 019 < 0,05 berarti variabel motivasi berpengaruh terhadap kinerja bidan desa di Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen.

Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang maupun lingkungannya. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Perbedaan motivasi kerja bagi seorang petugas biasanya tercermin dalam berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang dicapainya

Motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal (Hamzah, 2008). Selanjutnya Gitosudarmo dan Sudita (2000) menambahkan motivasi merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Proses timbulnya motivasi merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan.

Peran motivasi yang ada pada diri seseorang dalam melaksanakan pekerjaan dapat dijelaskan melalui pendapat Prijosaksono (2002) yang menyatakan pengertian motivasi adalah yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation). Didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa, berupa rasa kasih (love) pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani

(27)

hidupnya. Demikian juga keberadaan bidan di desa, apabila memiliki motivasi kerja yang baik akan dapat mencapai target cakupan yang ditetapkan dalam program pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Demikian juga dengan pendapat Wahjosumidjo (1994) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang dan timbul diakibatkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Begitu juga halnya dengan motivasi yang dimiliki oleh bidan desa, baik yang bersumber dari diri sendiri maupun dari luar dirinya cenderung memiliki sikap dan tindakan pelayanan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan bidan desa yang kurang memiliki motivasi. Sebagaimana hasil uji regresi logistik yang dilakukan, menunjukkan variabel motivasi dapat memprediksi kinerja bidan desa.

Walaupun cakupan hasil kinerja bidan desa belum memenuhi target yang diharapkan sehingga prevalensi angka kematian ibu dan anak masih cukup tinggi di Kabupaten Bireuen. Namun bukan berarti bidan desa belum memiliki kinerja atau kualitas pelayanan kesehatan yang baik. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor yang dapat memengaruhi pelayanan kesehatan itu sendiri seperti faktor-faktor ibu, keluarga, dan fasilitas pendukung kerja. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa deteksi dini risiko tinggi/ komplikasi kebidanan di desa belum didukung oleh fasilitas yang memadai.

Untuk meningkatkan motivasi kepada bidan di desa dalam meningkatkan kinerja agar pelayanan kesehatan ke masyarakat khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak terlaksana dengan baik, maka perlu dukungan dari berbagai pihak, khususnya atasan atau diberikan penghargaan terhadap kinerja bidan melalui pemilihan bidan desa teladan.

(28)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik bidan meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan dan lama bekerja bidan desa tidak berpengaruh terhadap kinerjanya. 2. Pelatihan bidan desa berpengaruh terhadap kinerjanya. Bidan desa yang tidak

pernah mengikuti pelatihan memiliki kinerja tidak baik, dan yang pernah mengikuti pelatihan kinerjanya baik.

3. Motivasi bidan desa berpengaruh terhadap kinerjanya. Bidan desa yang memiliki motivasi buruk memiliki kinerja tidak baik, sedangkan motivasi cukup dan baik kinerjanya baik.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya dukungan pemerintah daerah, dinas kesehatan, puskesmas, dan pihak terkait lainnya seperti penambahan sarana dan prasarana Polindes/ Poskesdes, agar pada masa yang akan datang kinerja bidan desa dapat meningkat dengan baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di wilayah binaannya.

(29)

2. Dukungan yang dilakukan oleh puskesmas kepada bidan desa, perlu ditingkatkan agar kinerja bidan lebih baik lagi, khususnya terhadap bidan desa yang belum lama bekerja dan memiliki latar pendidikan Diploma 1 diberikan kesempatan mengikuti pendidikan lanjutan dan berbagai pelatihan-pelatihan, studi banding ke tempat lain secara berkala mengenai pelayanan kebidanan.

3. Perlu dilakukan pemilihan bidan desa teladan agar kinerjanya meningkat sehingga cakupan penyelenggaraan persalinan sehat di masa mendatang tercapai dengan baik.

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Instrumen Variabel X  Variabel  Butir  r-hitung  Status  Alpa
Tabel 3.2. Variabel, Definisi Operasional, dan Indikator dalam Penelitian  No  Variabel  Definisi Operasional  Indikator
Tabel 3.3. Skala Pengukuran Variabel Independen dan Dependen
Tabel 4.1   Distribusi Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Jeunieb
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada Februari 2016, penduduk yang bekerja dengan pendidikan SMA dan SMK mencapai 542 ribu orang atau sebesar 36,04 persen, berikutnya adalah penduduk yang bekerja

Pengaruh tingkat bahaya erosi terhadap kualitas air dilakukan dengan melihat hasil pengukuran kualitas air, terutama kandungan TSS dan TDS yang berhubungan dengan

37 DAK Bidang Kesehatan Pelayanan Kesehatan Dasar -Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Lokasi Kegiatan :

• Maka Team dari Komerce pada awal bulan berikutnya akan memberikan Invoice kepada pak Budi yang wajib ditunaikan kepada Talent dengan total :.

NAMA

memberikan informasi yang up to date? B.TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui efektifitas informasi akademik sebagai sarana penyampaian

Penelitian Survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat

18/16/PBI/2016 pada Bab II bagian keempat, tentang pembiayaan tambahan (top up) atau sebagai pembiayaan baru berdasarkan properti yang masih menjadi agunan KP atau PP