• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

34

Nighty Nirwaty nighty_nirwaty@yahoo.com

(Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako) Abstract

This research is for (1) knowing acceptance strategy property tax the rural sector the district of Parigi Moutong. (2) knowing receipt constraints property tax the district of Parigi Moutong.This data is used to study data tax property powered by information from informants key. In this case head of income Departement financial management and regional asset head the district of parigi Moutong. Secondary data derived from the results financial. The study description knows that increasing revenue the period 2007-2011 increasing revenue its value fluctuates.SWOT analisis result that the goverment the district of Parigi Moutong through the revenue departement. The increasing accptance rural sector the district of Parigi Moutong prioritizes the use of the strategy (opportunity - strength), in maintaning economic grows the district of parigi Moutong which strong uphold local regulation and strategy ( Threat- Weakness). That priority increases public awareness pay property yet onderly administration tax action the low of public (asseesable). Towards the duty to pay property tax is still less optimalized the strengthen of punishment to people who doesn’t pay the property tax, also the minimized of the service facility.

Keyword: The Strategy Increasing Revenue The Rural and BuildingTax Pajak termasuk didalamnya Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu penerimaan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. PBB mulai Tahun 2005 penanga-nannya telah dilimpahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten/kota di seluruh Indonesia sesuai dengan semangat otonomi daerah yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan hal ter-sebut di atas, penerimaan PBB merupakan penerimaan Negara yang dibagi antara peme-rintah pusat dan pemepeme-rintah daerah dengan imbangan pembagian sekurang-kurangnya 90% diserahkan kembali kepada daerah yang memungutnya, sedangkan 10% merupakan bagian pemerintah pusat.

PBB dikenal dengan 5 (lima) sektor yaitu: 1) Sektor Perdesaan; 2) Sektor Perko-taan; 3) Sektor Perkebunan; 4) Sektor Kehuta-nan; dan 5) Sektor Pertambangan. Pengelo-laan PBB di Kabupaten Parigi Moutong untuk sektor perdesaan pada Tahun 2007 s/d 2011,

secara umum menunjukkan penurunan, terke-cuali tahun 2011 yang cenderung meningkat, pada tahun 2008 penerimaan PBB sebesar 64,37% dari Tahun 2007 sebesar 67,75%, un-tuk Tahun 2009 menurun menjadi sebesar 55,54% dari Tahun 2008, untuk Tahun 2010 kembali mengalami penurunan menjadi sebe-sar 54,72% dari Tahun 2009, dan untuk Tahun 2011 cenderung mengalami peningka-tan menjadi sebesar 61,06% dari Tahun 2010. Secara umum, kecenderungan penurunan rea-lisasi penerimaan PBB sektor perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong selama kurun waktu Tahun 2007 s/d 2011 disebabkan oleh realisasi penerimaan PBB sektor perdesaan tidak pernah mencapai atau melampaui target penerimaan PBB yang telah ditetapkan sebe-lumnya, sehingga perlu untuk dirumuskan strategi peningkatan penerimaan PBB sektor perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong. Un-tuk menjawab masalah tersebut, akan digunakan Strategi Peningkatan PBB sektor perdesaan.

(2)

Berdasarkan pada uraian latar belakang penelitian di atas, maka masalah penelitian ini adalah “bagaimana strategi peningkatan penerimaan PBB sektor perdesaan di Kabu-paten Parigi Moutong?”

METODE

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Narbuko (2003: 44), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masa-lah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menganalis dan menginterpretasi.

Analisis data yang digunakan Teknik Analisis SWOT, yaitu Analisis yang diguna-kan untuk mengetahui strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabu-paten Parigi Moutong.

Rangkuti (2006: 18-21), mengemuka-kan bahwa analisis SWOT adalah bagian dari proses perencanaan strategi yang dilakukan dalam tiga tahap yaitu pengumpulan data, analisis dan pengambilan keputusan. Dalam tahap pengumpulan data, dilakukan dengan pengklasifikasian data eksternal dan internal. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu mengenai analisis faktor strategi eksternal dan internal sehingga dapat disusun matriks peru-musan strategi. Analisis faktor strategi inter-nal adalah ainter-nalisis yang menilai prestasi/ kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan analisis faktor strategi eksternal adalah analisis yang dilakukan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberikan pengaruh pada kinerja organisasi.

Tabel 1. Matriks SWOT IFAS EFAS STRENGHT (S) Tentukan 3-10 faktor-faktor Kekuatan WEAKNESSES (W) Tentukan 3-10 faktor-faktor Kelemahan OPPORTUNITIES (O) Tentukan 3-10 Faktor Peluang STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang TREATHS (T) Tentukan 3-10 Faktor Ancaman STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber: J. David Hunger & Thomas L. Wheelen (dalam Julianto Agung), 2001. Manajemen Strategis.

Sesuai data dan informasi awal yang diperoleh dari wawancara dan data yang ada di DPPKAD Kabupaten Parigi Moutong, maka faktor-faktor analisis SWOT adalah, sebagai berikut:

1. Kekuatan (Strenght)

Faktor yang dimiliki oleh Kabupaten Parigi Moutong dapat dilihat sebagai aspek ke-kuatan (strenght) peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan terdiri atas:

a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

b. Pertumbuhan ekonomi di wilayah Ka-bupaten Parigi Moutong yang dinamis. c. Jumlah potensi PBB yang cukup besar

dan belum tergali. 2. Kelemahan (Weaknesses)

Faktor yang dimiliki oleh Kabupaten Parigi Moutong dapat dilihat sebagai aspek

(3)

kele-mahan (weaknesses) peningkatan peneri-maan PBB)sektor Perdesaan terdiri atas: a. Pelayanan belum maksimal.

b. Fasilitas belum memadai.

c. Kurangnya SDM yang dapat rmem-bantu dalam penyuluhan peraturan PBB sektor Perdesaan.

3. Peluang (Opportunity)

Faktor yang dimiliki oleh Kabupaten Parigi Moutong dapat dilihat sebagai aspek ke-sempatan (opportunity) peningkatan pene-rimaan PBB sektor Perdesaan terdiri atas: a. Diatur dalam Peraturan Daerah (Perda). b. PBB merupakan jenis pajak yang

di-wujudkan semua elemen masyarakat. c. Pelatihan SDM / BIMTEK.

4. Ancaman (Treath)

Faktor yang dimiliki oleh Kabupaten Parigi Moutong dapat dilihat sebagai aspek an-caman (treath) peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan terdiri atas:

a. Sarana dan prasarana masih kurang. b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat

membayar PBB sektor Perdesaan. c. Realisasi dari Pemda tidak mencapai

target.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Analisis SWOT (Strenght-Weaknesses-Opportunity-Threats) Strategi Peningkatan Penerimaan PBB Sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong

1. Analisis Faktor Internal

Analisis faktor internal merupakan sua-tu proses unsua-tuk memeriksa faktor-faktor ke-unggulan strategi untuk menentukan dimana kekuatan dan kelemahan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong, sehingga penyusunan strategi dapat memanfaatkan secara efektif peluang lingku-ngan dan menghadapi ancaman lingkulingku-ngan.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka faktor internal dalam strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabu-paten Parigi Moutong yang dilihat dari unsur kekuatan (strenght) dan kelemahan ( weak-nesses) dapat dilihat dalam Tabel 2. berikut ini:

Tabel 2.

Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) Strategi Peningkatan Penerimaan PBB Sektor Perdesaan

Di Kabupaten Parigi Moutong Internal Strategic Factor Analysis Bobot (0,0 s/d 1,0) Rating (1 s/d 4) Nilai (2) X (3) 1 2 3 4 KEKUATAN (STRENGHT)

1. UU Nomor 9 Tahun 1994 dan UU Nomor

32 Tahun 2004 0,15 3 0,45

2. Pertumbuhan ekonomi di wilayah

Kabupaten Parigi Moutong yang dinamis 0,20 4 0,80 3. Jumlah potensi PBB yang cukup besar dan

belum tergali 0,15 3 0,45

KELEMAHAN (WEAKNESSES)

1. Pelayanan belum maksimal 0,10 2 0,20

2. Fasilitas belum memadai 0,15 3 0,45

3. Kurangnya SDM yang dapat rmembantu dalam penyuluhan peraturan PBB sektor Perdesaan

0,10 2 0,20

TOTAL 1,00 2,55

(4)

Berdasarkan hasil pada Tabel 2. di atas, maka dapat diketahui hasil analisis SWOT untuk faktor internal yang terdiri dari kekua-tan (strenght) dan kelemahan (weaknesses) dalam strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong, dengan total nilai hasil skor faktor internal sebesar 2,55 (dua koma lima lima). 2. Analisis Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal menyediakan dasar-dasar bagi Kepala Daerah di Kabupaten Parigi Moutong selaku user melalui dinas terkait untuk mengantisipasi peluang dan me-rencanakan tanggapan yang tepat sesuai

de-ngan peluang yang ada, selain itu membantu Kepala Daerah di Kabupaten Parigi Moutong selaku user melalui dinas terkait untuk me-ngamankan penerimaan PBB sektor Perde-saan terhadap ancaman atau mengembangkan strategi yang tepat yang dapat merubah anca-man menjadi beranca-manfaat bagi daerah.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, dapat diketahui faktor eksternal strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabu-paten Parigi Moutong dilihat dari unsur peluang (opportunity) dan ancaman (threats) seperti terlihat pada Tabel 3. berikut ini:

Tabel 3.

Eksternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) Strategi Peningkatan Penerimaan PBB Sektor Perdesaan

Di Kabupaten Parigi Moutong Eskternal Strategic Factor Analysis Bobot (0,0 s/d 1,0) Rating (1 s/d 4) Nilai (2) X (3) 1 2 3 4 PELUANG (OPPORTUNITY)

1. Diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) 0,20 4 0,80 2. PBB merupakan jenis pajak yang

diwujudkan semua elemen masyarakat 0,15 3 0,45

3. Pelatihan SDM/BIMTEK 0,10 2 0,20

ANCAMAN (THREATS)

1. Sarana dan prasarana masih kurang 0,15 3 0,45

2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat

membayar PBB sektor Perdesaan 0,20 4 0,80

3. Realisasi dari Pemda tidak mencapai

target 0,20 4 0,80

TOTAL 1,00 3,50

Sumber: Data Primer, diolah kembali 2012. Dari hasil analisis SWOT pada Tabel 3. di atas, maka dapat diketahui total nilai hasil skor faktor eskternal yang terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dalam strategi peningkatan penerimaan Pajak Bumi PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong dengan nilai sebesar 3,50 (tiga koma lima puluh ).

Berdasarkan hasil perhitungan Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) maka dapat diketahui hasil analisis SWOT untuk

faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strenght) dan kelemahan (weaknesses) dalam strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong, dengan nilai perhitungan sebagai berikut:

StrenghtWeaknesses (S-W) = 1,70 – 0,85 = 0,85

Kemudian dari hasil perhitungan Eksternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) maka dapat diketahui hasil analisis SWOT untuk faktor eskternal yang terdiri dari

(5)

peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dalam strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong, dengan nilai perhitungan sebagai berikut:

Opportunity – Threats(O-T) = 1,45 – 2,05 = 0,60

Berdasarkan kedua hasil perhitungan di atas, maka dapat digambarkan matriks Inter-nal Strategic Factor AInter-nalysis Summary (IFAS) dan Eksternal Strategic Factor Analy-sis Summary (EFAS) Strategi Peningkatan Penerimaan PBB Sektor Perdesaan Di Kabupaten Parigi Moutong, seperti terlihat pada Gambar 1. berikut ini:

Strenght (S)

(0,85; 0,60)

Threats (T) Opportunity (O)

Weaknesses (W) Gambar 1.

Matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) Strategi Peningkatan Penerimaan PBB Sektor Perdesaan

Di Kabupaten Parigi Moutong Matriks SWOT

(Strenght-Weaknesses-Opportunity-Threats) Strategi Peningkatan Penerimaan PBB Sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong

Matriks SWOT memberikan gambaran tentang berbagai peluang dan ancaman faktor eksternal yang dihadapi pemerintah daerah Kabupaten Parigi Moutong melalui dinas

ter-kait diperhadapkan pada kekuatan dan kele-mahan yang dimiliki dari faktor internal di-dalam strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong, dengan berbagai alternatif strategi yang dapat dirumuskan berdasarkan matriks SWOT, seperti terlihat pada bagan diagram Gambar 2. berikut ini:

(6)

IFAS EFAS

Kekuatan/Strenght (S)

1. UU Nomor 9 Tahun 1994 dan UU Nomor 32 Tahun 2004 (0,15) 2. Pertumbuhan ekonomi di wilayah

Kabupaten Parigi Moutong yang dinamis (0,20)

3. Jumlah potensi PBB yang cukup besar dan belum tergali (0,15)

Kelemahan/Weakness (W) 1. Pelayanan belum maksimal (0,10) 2. Fasilitas belum memadai (0,15) 3. Kurangnya SDM yang dapat

membantu dalam penyuluhan peraturan PBB sektor Perdesaan (0,10)

Peluang/Opportunity (O)

1. Diatur dalam Peraturan Daerah (0,20)

2. PBB merupakan jenis pajak yang diwujudkan semua elemen masyarakat (0,15)

3. Pelatihan SDM/BIMTEK (0,10)

Strategi SO

 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Parigi Moutong yang dinamis dengan menegakkan Peraturan Daerah (s2,o1)

 Meningkatkan potensi PBB yang cukup besar dan belum tergali dengan mewujudkan penerimaan PBB pada semua elemen masyarakat (s2,o2)

Strategi WO

 Meningkatkan SDM yang dapat membantu dalam penyuluhan peraturan PBB sektor Perdesaan sehingga Peraturan Daerah dapat ditegakkan

(w3,o1)

 Meningkatkan fasilitas yang belum memadai sehingga penerimaan PBB sektor Perdesaan dapat diwujudkan semua elemen masyarakat (w2,o2)

Ancaman/Threats (T)

1. Sarana dan prasarana masih kurang (0,15)

2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat membayar PBB sektor Perdesaan (0,20)

3. Realisasi dari Pemda tidak mencapai target (0,20)

Strategi ST

 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Parigi Moutong yang dinamis dengan meningkatkan kesadaran masyarakat membayar PBB sektor Perdesaan (s2,t2)  Mensosialisasikan UU No. 9 Tahun

1994 dan UU No. 32 Tahun 2004 dengan menambah sarana dan prasarana yang masih kurang (s1,t1)

Strategi WT

 Memaksimalkan pelayanan dengan melengkapi sarana dan prasarana yang masih kurang (w1,t1)

 Meningkatkan SDM yang dapat membantu dalam penyuluhan peraturan PBB sektor Perdesaan sehingga realisasi dari Pemda mencapai target (w3,t3)

Gambar 2.

Penentuan Strategi Peningkatan Penerimaan PBB Sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong Berdasarkan Gambar 2. di atas, maka

dapat dilihat bahwa terdapat empat bentuk strategi yang memungkinkan yang dapat di-laksanakan oleh pemerintah daerah Kabupa-ten Parigi Moutong melalui Dinas Pendapa-tan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Parigi Moutong didalam strategi peningkatan penerimaan PBB Sektor Perdesa-an di Kabupaten Parigi Moutong yaitu strategi SO, WO, ST dan WT.

Pembahasan

Penelitian ini menguraikan bahasan tentang strategi Peningkatan penerimaan PBB sektor perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong dan kendala-kendala yang ditemui dalam peningkatan penerimaan Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) sektor perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong, dengan uraian sebagai berikut:

Strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong

Fungsi pajak sebagai sumber penerima-an dalam negeri mempunyai perpenerima-anpenerima-an sebagai fungsi alokasi, fungsi distribusi dan stabilisasi (Musgrave dan Musgrave, 1989: 6). Fungsi pajak sebagai alokasi yaitu untuk mengalo-kasikan faktor-faktor produksi dan keseluru-han sumber daya yang ada di masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat terutama fasi-litas umum dapat terpenuhi, seperti jalan, fasilitas kesehatan dan pendidikan. Fungsi

(7)

distribusi ditujukan untuk mewujudkan perataan atau pembagian pendapatan secara me-rata dan adil, sedangkan fungsi stabilisasi ditujukan untuk memelihara tingkat kesempa-tan kerja yang tinggi, kestabilan tingkat harga, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan mempertimbangkan segala pengaruh-nya terhadap perdagangan dan neraca pem-bayaran sehingga tetap terjaga kondisi pere-konomian yang stabil.

Berdasarkan hasil SWOT di atas, maka dapat diketahui beberapa bentuk strategi yang dapat diterapkan pemerintah daerah Kabupa-ten Parigi Moutong melalui Dinas Pendapa-tan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Parigi Moutong didalam pening-katan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong dengan uraian sebagai berikut:

1. Strategi Kekuatan-Peluang ( Strenght-Opportunity)

a. Mempertahankan pertumbuhan ekono-mi Kabupaten Parigi Moutong yang kuat dengan menegakkan Peraturan Daerah (Perda)

b. Meningkatkan potensi PBB sektor Perdesaan yang cukup besar dan belum tergali dengan mewujudkan penerimaan PBB sektor Perdesaan pada semua ele-men masyarakat di wilayah Kabupaten Parigi Moutong.

2. Strategi Kelemahan-Peluang ( Weaknesses-Opportunity)

a. Meningkatkan SDM yang dapat mem-bantu dalam penyuluhan peraturan PBB sektor Perdesaan sehingga Peraturan Daerah dapat ditegakkan.

b. Meningkatkan fasilitas yang belum me-madai sehingga penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong dapat diwujudkan semua elemen masya-rakat.

3. Strategi Kekuatan-Ancaman ( Strenght-Threats)

a. Mempertahankan pertumbuhan ekono-mi Kabupaten Parigi Moutong yang kuat dengan meningkatkan kesadaran

masyarakat membayar PBB sektor Per-desaan di Kabupaten Parigi Moutong. b. Mensosialisasikan Undang-Undang

No-mor 9 Tahun 1994 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan menam-bah sarana dan prasarana yang masih kurang.

4. Strategi Kelemahan-Ancaman ( Weaknes-ses-Threats)

a. Memaksimalkan pelayanan dengan me-lengkapi sarana dan prasarana yang masih kurang.

b. Meningkatkan SDM yang dapat mem-bantu dalam penyuluhan peraturan PBB sektor Perdesaan sehingga realisasi dari Pemda mencapai target.

Berdasarkan keempat strategi di atas tidak dapat dilakukan dalam waktu yang ber-samaan sehingga terlebih dahulu harus men-cari strategi yang lebih diprioritaskan untuk dilaksanakan terlebih dahulu. Dalam menen-tukan strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong yang diprioritaskan, dapat dicari de-ngan menggunakan bobot dari setiap strategi yaitu dengan menambahkan bobot setiap stra-tegi tersebut.

Berdasarkan pada hasil matriks SWOT, maka dapat diketahui penentuan strategi prioritas dalam peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Mou-tong dengan melihat dari lingkungan internal dan eksternal, maka dari hasil penelitian se-baiknya pemerintah daerah Kabupaten Parigi Moutong melalui Dinas Pendapatan, Pengelo-laan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Parigi Moutong dalam peningkatan penerima-an PBB sektor Perdesapenerima-an di Kabupaten Parigi Moutong menggunakan Strategi Kekuatan-Peluang (Strenght-Opportunity) dan Strategi Kelemahan-Ancaman (Weaknesses-Threats), yang diprioritaskan untuk dilakukan lebih awal. Strategi Kekuatan-Peluang ( Strenght-Opportunity) diarahkan untuk lebih mem-perkuat lagi kekuatan internal dengan meman-faatkan peluang eksternal dalam membangun strategi peningkatan penerimaan Pajak Bumi

(8)

dan Bangunan (PBB) sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong. Sedangkan Strategi Kelemahan-Ancaman ( Weaknesses-Threats) diarahkan untuk lebih memperkecil kelemahan dalam lingkungan internal dengan menekan seminimal mungkin ancaman dari lingkungan eksternal didalam membangun strategi peningkatan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong.

Bentuk Strategi Kekuatan-Peluang (Strenght-Opportunity) yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah Kabupaten Parigi Moutong melalui Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Parigi Moutong dalam pening-katan penerimaan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong adalah “Memper-tahankan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Parigi Moutong yang kuat dengan menegak-kan Peraturan Daerah (Perda)”. Sedangmenegak-kan bentuk Strategi Kelemahan-Ancaman (Weaknesses-Threats) yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah Kabupaten Parigi Moutong melalui Dinas Pendapatan, Pengelo-laan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Parigi Moutong dalam peningkatan penerima-an PBB sektor Perdesapenerima-an di Kabupaten Parigi Moutong adalah “Memaksimalkan pelayanan dengan melengkapi sarana dan prasarana yang masih kurang”.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sesuai hasil analisis SWOT, pemerintah daerah Kabupaten Parigi Moutong melalui Dinas Pendapatan, Pengelo-laan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Parigi Moutong dalam meningkatkan peneri-maan PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong memprioritaskan penggunaan Strategi Kekuatan-Peluang ( Strenght-Oppor-tunity) dan Strategi Kelemahan-Ancaman (Weaknesses-Threats). Strategi

Kekuatan-Peluang (Strenght-Opportunity) yang diprio-ritaskan adalah “Mempertahankan pertum-buhan ekonomi Kabupaten Parigi Moutong yang kuat dengan menegakkan Peraturan Daerah (Perda)”. Sedangkan untuk Strategi Kelemahan-Ancaman (Weaknesses-Threats) yang diprioritaskan adalah “Meningkatkan SDM yang dapat membantu dalam penyulu-han peraturan PBB sektor Perdesaan sehingga realisasi dari Pemda mencapai target”.

Rekomendasi

Beberapa hal yang dapat penulis saran-kan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kantor Pajak Kabupaten Parigi Moutong, agar lebih persuasif kepada kalangan fungsional pajak terutama tenaga lapangan pemungutan pajak khususnya Pajak Bumi dan Bangunan untuk lebih memberikan perhatian khusus berupa insentif atau pendidikan dan ketrampilan untuk kinerja aparat dalam menyukseskan peningkatan penerimaan PBB di Kabu-paten Parigi Moutong dan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan penilaian.

2. Penguasaan pegawai KUPTD selaku petu-gas pemungut PBB sektor Perdesaan di Kabupaten Parigi Moutong akan tugas pokok dan fungsinya di lapangan harus dibarengi dengan adanya komitmen yang kuat dalam diri petugas pemungut pajak di lapangan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga perannya memungut pajak bumi dan bangunan kepada wajib pajak memberikan kontribusi positif pada peningkatan penerimaan PBB sektor Per-desaan di Kabupaten Parigi Moutong. 3. Pemberdayaan aparatur pajak Bumi dan

Bangunan baik yang ada di Kabupaten se-bagai pusat adminsitatif, kecamatan de-ngan pemerintah daerah kecamatan hingga perdesaaan pada pemerintah perdesaan yang bertanggung jawab secara admi-nistarsi yaitu kepala desa dan sekretaris desa yang hampir setiap desa, sekretaris

(9)

desa adalah pelayan administrasi masya-rakat atau pegawai negeri sipil.

4. Adanya kendaraan operasional khusus da-lam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam upaya menjemput objek pajak atau sosialisasi pajak bumi dan bangunan kepa-da seluruh elemen masyarakat. Jumlah kendaraan operasional disesuaikan dengan jumlah aparat dan luas wilayah yang di-cakup untuk pelayanan PBB.

5. Adanya sarana Teknologi komputer (in-ternet) dan Telekomunikasi yang dapat di unggah oleh wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Untuk diper-lukan portaal kabupaten atau web site khu-sus untuk pembayaran wajib pajak atas pajak bumi dan Bangunan.

6. Penyebaran pamlet atau brosur hingga ke perdesaaan dengan memberdayakan peme-rintah desa dalam mensosialisasikan PBB melalui pamflet dan brosur tersebut.

7. Peneliti selanjutnya, yang berkaitan dengan stategi peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada waktu dan ob-yek penelitian yang berbeda serta metodo-logi yang berbeda pula yang mungkin dapat dikaitkan dengan variabel lain seperti motivasi dan sikap objek pajak dan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

8. Pada pihak lain seperti lembaga swasta keuangan dan non keuangan ataupun lem-baga pemerintah lain baik kementrian

mau-pun non kementrian, untuk dapat menjadi-kan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan, teru-tama keputusan yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan kerendahan hati dan penghar-gaan yang setinggi-tingginya menghanturkan terima kasih kepada Tim Pembimbing Bapak Prof. H. Chairil Anwar, S.E., M.A dan Edhy Taqwa, S.E.,M.Si yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, arahan dan saran yang tidak ternilai harganya untuk kesempurnaan penulis artikel ini.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, Julianto. 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi Offset.

Musgrave, R.A and Musgrave, P.B.1989. Public Finance in Theory and Practice. Fifth Edition. Singapore: Mc. Graw-Hill International Edition.

Narbuko. 2003. Riset Strategi Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT

Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakar-ta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

Gambar

Tabel 1.  Matriks SWOT  IFAS  EFAS  STRENGHT (S)  Tentukan 3-10 faktor-faktor Kekuatan  WEAKNESSES (W)  Tentukan  3-10  faktor-faktor Kelemahan  OPPORTUNITIES (O)  Tentukan  3-10  Faktor  Peluang  STRATEGI SO

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jember No.14 Tahun 2001 menghasilkan Keputusan bahwa Prostiitusi Puger Kulon dinyatakan sebagai Tempat Pelayanan Sosial Transisi

dengan selulosa air juga memiliki gugus OW Oleh karena itu antara selulosa dan gipsum terjadi ikatan hidrogen dan saling mengikat satu sama lain. Ikatan tersebut

“Melalui sinergi kemitraan yang cantik dan mencerdaskan yang dibangun lewat Koordinasi dengan LPPM dari sekitar 150 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia di berbagai

Hasil yang diperoleh dari tahap observasi kemudian dikumpulkan dan dianalisa, dari hasil observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan

Listwise deletion based on all variables in

Dengan demikian penulis perlu mengkaji penelitian ini untuk mengetahui kebenaran adanya singkatan dan akronim yang terdapat dalam surat kabar Kedaulatan Rakyat edisi

Setelah diperoleh deviasi sudut pada tiap konsentrasi maka kemudian disesuaikan dengan nilai index bias dari referensi yang ada untuk menentukan fungsi transfer yang akan

Selain itu hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri dan ketakutan terhadap kegagalan dapat menjadi prediktor bagi tinggi rendahnya prokrastinasi pada mahasiswa, karena itu