• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEK STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT EKSTRAK ETANOL DAUNPEGAGAN (Centella asiatica(l.) Urban ) TERHADAP MENCIT PUTIH BETINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI EFEK STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT EKSTRAK ETANOL DAUNPEGAGAN (Centella asiatica(l.) Urban ) TERHADAP MENCIT PUTIH BETINA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEK STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT EKSTRAK

ETANOL DAUNPEGAGAN (Centella asiatica(L.) Urban )

TERHADAP MENCIT PUTIH BETINA

Mimi Aria, Sandra Tri Juli Fendri, Hasbi Muqaddar Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang

Email : mimiaria1782@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang uji efek stimulan ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap mencit putih betina dengan menggunakan metoda diantaranya : uji induksi tidur, uji renang, uji gelantung dan uji evasi. Pada uji ini hewan percobaan dibagi dalam 5 kelompok yang mana dalam tiap kelompok terdiri dari 3 ekor hewan percobaan, 1 kelompok diberikan larutan Na CMC 0,5% (kelompok kontrol), 3 kelompok diberikan ekstrak kental dan pegagan dengan 3 variasi dosis diantaranya : 10, 30 dan 100 mg/kgBB dan 1 kelompok lagi dberikan larutan kafein 13 mg/kgBB (pembanding). Sediaan diberikan secara peroral sekali sehari selama 1 hari. Setelah itu dilakukan pengamatan terhadap parameternya diantaranya adalah : waktu induksi tidur mencit setelah 30 menit diberi penginduksi fenbarbital 0,6%, waktu gelantung mencit, waktu ketahanan mencit berenang dan jumlah aktivitas mencit menaiki papan miring dengan kemiringan 10 selama 5 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pegagan (Centella pegagan (L.) Urban) dapat memberikan efek stimulant pada 30 dan 100 mg/kg BB, akan tetapi dosis 00 mg/kgBB, akan tetapi dosis 30 mg/kgBB, ini dapat dilihat pada metode uji induksi tidur, uji renang dan uji evasi.

Kata Kunci : Centella asiatica (L.) Urban), uji induksi tidur, uji renang, uji gelantung dan uji evasi.

ABSTRACT

The research to investigate stimulant effect of ethanolic extract of gotu kola (Centella asiatica (L.) Urban) on female albino mice has been done using some methods including sleep induction test, swimming test, hunging test, and evasi box test. In this research animals were divided into 5 groups each consist of 3 animals, group I was received 0.5% Na CMC (control group), three other groups (group II-IV) were received concentrated extracts in dose of 10, 30, and 100 mg/kg respectively, and group V was received caffeine solution in dose of 13 mg/kg as the standard drug. The preparation was given orally once a day for 1 day. The observation was done to evaluate some parameters including time for sleep induction 30 minutes after administration of 0,6 % phenobarbital, hunging time, swimming endurance time and total activity of mice climbing up the sloping board with a slope of 10o for 5 minutes. The results of the study showed that the ethanolic extract of gotu kola (Centella asiatica (L.) Urban) could provide a stimulant effect at doses of 30 and 100 mg/kg. The best effect in all methods used was resulted at dose of 100 mg/kg.

Keywords : Centella asiatica (L.) Urban), sleep induction test method, a swimming test, Hunging test and evasi test.

(2)

PENDAHULUAN

Peranan obat tradisional dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia sangat penting, oleh sebab itu meskipun obat modern sangat banyak masyarakat Indonesia masih banyak menggunakan obat tradisional. Obat tradisional mempunyai kedudukan khusus dalam masyarakat karena merupakan warisan budaya di bidang kesehatan. Namun sampai sejauh ini obat tradisional hanya merupakan pelengkap obat-obatan modern (Donatus, 1986).

Dengan semakin pesat dan canggihnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan modern, ternyata tidak mampu mengesampingkan penggunaan obat-obat tradisional begitu saja. Pengembangan tanaman obat sebagai pengobatan tradisional pun semakin meningkat, yang diikutidengan kesadaran masyarakat pentingnya kembali ke alam (back to nature) untuk mencapai kesehatan yang optimal dan mengatasi berbagai penyakit secara alami (Dalimartha, 2000). Salah satu tumbuhan yang mempunyai aktivitas terhadap penyakit adalah pegagan. Daun pegagan memiliki rasa yang pahit dan bersifat mendinginkan. Bagi dunia kesehatan, daun pegagan berkhasiat untuk membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan

(haemostatika), meningkatkan saraf memori, antibakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Khasiat lain dari daun pegagan adalah meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki,mencegah varises dan salah urat, meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stress dan depresi (Mardiana, 2004).

Pegagan merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah. Manfaat pegagan sebagai penguat daya ingat dan kemampuan otak hanya diketahui secara terbatas.

Kemampuan pegagan untuk menguatkan daya ingat selama ini dikenal

sebagai mitos yang dipercayai oleh masyarakat tradisional. Selama ini, banyak anggota masyarakat yang lebih memilih mengkonsumsi suplemen otak yang mahal, tanpa mengetahui potensi herbal lokal seperti pegagan. Khasiat pegagan sebagai

brain tonic telah diuji secara kualitatif. Pengujian dilakukan pada sampel masyarakat sasak, masyarakat asli Pulau Lombok. Hasilnya, dari pertanyaan yang diberikan, persentase jawaban yang berhasil dijawab oleh pengkonsumsi pegagan mencapai 77% sementara sampel yang tidak mengkonsumsi pegagan hanya berhasil menjawab sekitar 33% pertanyaan yang diberikan (Marliani dkk.,2011).

Kandungan ekstrak pegagan adalah triterpenoid dengan komposisi utama asiatikosida, asam asiatat, dan asam madekasad. Komponen relatif triterpenoid total bervariasi sesuai dengan tempat tumbuh. Rendemen triterpenoid total pada tanaman pegagan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain umur tanaman, kesuburan tanah, ketinggian tempat tumbuh dari permukaan laut, tingkat naungan atau sumber cahaya matahari (Mann, 1994).

Kandungan senyawa asiatikosida dalam daun pegagan mampu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, memberi efek positif terhadap dayarangsang saraf otak, dan melancarkan peredaran darah pada otak. Beberapa bahan aktif lain dalam daun pegagan juga bermanfaat meningkatkan fungsi mental melalui efek penenang, antistres dan anticemas (Mardiana, 2004).Sejauh penelusuran peneliti, belum ada dilakukan penelitan tentang uji efek stimulan daun pegagan ini. Berdasarkan hal diatas, maka peneliti tertarik melakukan uji efek stimulan sistem saraf pusat ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap mencit putih betina.

METODE PENELITIAN Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol maserasi, erlemeyer, corong, spatel, seperangkat alat

rotary evaporator, stopwatch, lumpang dan stamfer, timbangan digital, wadah renang,

(3)

pemberat 2 gram, jarum suntik, timbangan hewan, jaring kawat, pinset, kawat uji gelantung, kotak kayu dan papan, serta wadah hewan percobaan.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), Kofein,

etanol 70 %, aquadest, Na CMC 0,5%, dan Fenobarbital.

Persiapan Sampel

Pengambilan sampel

Sampel didapat dari Puncak lawang Kabupaten Agam Sumatera Barat. Ekstraksi Sampel

1 Kg daun pegagan dikeringanginkan selama 1 minggu, kemudian serbukkan. Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dimana sampel dimasukkan ke dalam botol berwarna gelap yang terlindung dari cahaya matahari dan direndam dengan etanol 70 % sampai terbenam seluruhnya selama 3-5 hari sambil sesekali diaduk. Saring, ulangi sebanyak 3 kali, kemudian maserat dikentalkan dengan rotary evaporator.

Evaluasi Ekstrak Etanol Sampel

Uji fitokimia

Ekstrak kental daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml aquadest dan 5 ml kloroform, dibiarkan sampai terbentuk 2 lapisan yaitu air dan kloroform (Harborne, 1987).

Uji flavonoid

Ambil lapisan air 1-2 tetes, teteskan pada plat tetes lalu tambahkan serbuk Mg dan Hcl (p), terbentuknya warna merah menandakan adanya flavonoid. Uji fenolik

Ambil lapisan air 1-2 tetes, teteskan pada plat tetes lalu tambahkan pereaksi FeCl3, terbentuknya warna biru menandakan adanya kandungan fenolik.

Uji saponin

Ambil lapisan air, kocok kuat – kuat dalam tabung reaksi, terbentuknya

busa yang permanen (± 15 menit) menunjukkan adanya saponin. Uji terpenoid dan Steroid

Ambil sedikit lapisan kloroform disaring dengan norit. 1-2 tetes filtrat pada plat tetes ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes H2SO4 (p), terbentuknya warna biru ungu menandakan adanya steroid, sedangkan bila terbentuk warna merah menunjukkan adanya terpenoid. Uji alkaloid

Ambil sedikit lapisan kloroform tambahkan 10 ml kloroform amoniak 0,05 N, aduk perlahan tambahkan beberapa tetes H2SO4 2 N kemudian dikocok perlahan biarkan memisah. Lapisan asam ditambahkan beberapa tetes pereaksi Mayer, reaksi positif alkaloid ditandai dengan adanya kabut putih hingga gumpalan putih.

Pemeriksaan organoleptis

Pengamatan dilakukan secara visual dengan mengamati bentuk, warna, dan bau.

Pemeriksaan susut pengeringan

Ekstrak kental ditimbang 1 gram dimasukkan ke dalam botol timbang yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105oC selama 30 menit dan telah ditara. Kemudian di masukan ke dalam oven pada suhu 105oC selama 2 jam, lalu di dinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap (Depkes RI, 1995).

Pemeriksaan kadar abu

Ekstrak kental ditimbang 1 gram dimasukkan ke dalam krus porselen yang telah dipijarkan dan ditimbang. Dipijarkan perlahan – lahan pada suhu 600-700oC hingga arang habis, lalu didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap (Depkes RI, 1995).

(4)

PROSEDUR PELAKSANAAN

Uji Spesifik Perangsangan Susunan Saraf Pusat Pada Hewan Percobaan (Kumar, et al., 2008)

a. Uji Induksi tidur

Lima kelompok hewan percobaan diadaptasikan dalam ruang percobaan selama 1 jam sebelum percobaan dimulai. Kelompok pertama hanya diberi pembawa Na CMC 0,5 % sebagai kontrol, kelompok 2, 3, dan 4 diberi ekstrak kental daun pegagan dengan dosis 10, 30, dan 100 mg/Kg BB, dan kelompok 5 diberi Kofein sebagai pembanding dengan dosis 13 mg/kg BB. 30 menit kemudian semua kelompok diberi larutan Fenobarbital secara intra peritonial dengan dosis 60 mg/Kg BB. Amati waktu induksi tidur hewan percobaan yaitu waktu mulai saat penyuntikan sampai hewan tertidur, tanda hewan tidur adalah bila posisi badan mencit dibalikkan mencit tetap diam dan tidak memberikan perubahan posisi badan.

b. Uji Gelantung

Pada uji ini kelompok pertama hanya diberi Na CMC 0,5 % sebagai kontrol, kelompok 2, 3, dan 4 diberi ekstrak kental daun pegagan dengan dosis 10, 30, dan 100 mg/Kg BB, dan kelompok 5 diberi Kofein sebagai pembanding dengan dosis 13 mg/kg BB. Amati kemampuan mencit menggelantungkan salah satu kaki belakangnya pada kawat. Kawat dipasang 30 cm secara horizontal diatas permukaan meja. Hitung berapa detik kemampuan mencit menggelantungkan salah satu kaki belakangnya pada kawat dibandingkan dengan kontrol.

c. Uji Renang

Sebelum percobaan dilakukan 5 kelompok mencit tidak diberikan makan selama 16 jam, air minum tetap diberikan, pada uji ini cara pengelompokan dan pemberian sediaan sama pada uji gelantung, hanya berbeda pengamatan, yang diamati adalah lama mencit bertahan pada permukaan air, pada ekor mencit di ikatkan pemberat 2 gram, kemudian

dimasukkan dalam wadah yang berisi air dengan ketinggian 30 cm dan diameter 45 cm. Amati waktu mencit mulai dilepaskan berenang sampai tenggelam, tanda tenggelam adalah mencit berada di bawah permukaan air 4 sampai 5 detik tanpa bernafas dan bandingkan dengan kontrol.

d. Uji Evasi

Sebelum dilakukan pengujian, mencit dipuasakan terlebih dahulu selama 16 jam. Pada uji ini cara pengelompokan dan pemberian sediaan sama dengan metoda uji sebelumnya. 30 menit setelah pemberian sediaan uji mencit diletakkan dalam suatu kotak tanpa tutup, pada dinding dalam disandarkan sebuah papan dengan sudut kemiringan 10°. Hitung jumlah aktivitas mencit menaiki papan selama 5 menit dan bandingkan dengan kontrol.

ANALISA DATA

Nilai yang didapat dari masing – masing parameter dihitung sebagai rata – rata standar deviasi (SD). Signifikansi dari perbedaan nilai rata – rata akibat perlakuan ini terhadap kelompok kontrol dianalisa menggunakan ANOVA satu arah dengan program SPSS 17. P<0,05 dianggap sebagai perbedaan yang signifikan. Untuk nilai P<0,05 analisa dilanjutkan dengan uji bejarak Duncan guna melihat signifikan perbedaan rata–rata yang diakibatkan oleh perbedaan perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) yang digunakan sebagai lalapan dalam makanan. Bagi dunia kesehatan, daun pegagan berkhasiat untuk membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan saraf memori, antibakteri, tonik, antispasma,

(5)

antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan.

Penelitian tentang uji efek stimulan ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) ini menggunakan 4 metoda diantaranya : uji induksi tidur, uji renang, uji gelantung, dan uji evasi, alasan memilih ke 4 metoda ini karena mudah dalam pengerjaan, pengamatan, serta alat yang digunakan juga mudah di dapat dan lebih ekonomis bila dibandingkan metoda yang lain, dan kenapa harus 4 metoda kenapa tidak 1 metoda saja, hal ini dilakukan agar lebih memastikan hasil dari uji efek stimulan ini, karena sangat susah dalam memastikan hasil uji efek stimulan bila hanya menggunakan 1 atau 2 metoda saja, oleh karena itu peneliti menggunakan 4 metoda.

Ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) didapatkan dengan cara maserasi. Maserasi dilakukan selama 5 hari dengan 3 kali pengulangan menggunakan etanol 70 %, sampel sesekali diaduk agar senyawa dapat tersari dengan sempurna (Depkes RI, 2000). Maserat yang didapatkan dikentalkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental 72,98 gram sampai didapat ekstrak kental yang tidak dapat dituang. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan pendahuluan kandungan kimia, hasil yang didapatkan adalah flavonoid, saponin, fenolik dan terpenoid. Kemudian dilakukan penentuan susut pengeringan, untuk menentukan persentase senyawa yang hilang, hasil didapatkan 9,46 %, hasil ini sesuai dengan standar yang terdapat pada farmakope herbal dimana persentase yang didapatkan tidak lebih dari 10 % dan penentuan kadar abu, untuk menentukan senyawa anorganik yang terdapat pada sampel, hasil yang didapatkan 4,57 %. Hasil ini juga sesuai dengan standar yang terdapat pada Farmakope Herbal dimana persentase yang didapatkan tidak lebih dari 8,1 %. Dosis ekstrak kental yang digunakan untuk percobaan adalah 10 mg/KgBB, 30 mg/KgBB, dan 100 mg/KgBB.

Hewan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit putih betina. Alasan pemilihan mencit karena mudah didapat, harga relatif murah, dan

mudah dalam perawatan serta perlakuan. disamping itu dengan memakai mencit respon yang diamati dapat dilihat dengan jelas. Jenis kelamin dari mencit tidak berpengaruh pada penelitian terhadap sistem saraf pusat. Pemilihan mencit betina hanya untuk keseragaman. Pemberian ekstrak diberikan secara per oral, cara ini disesuaikan dengan pemakaian sehari-hari oleh masyarakat. Sebelum dilakukan pengujian hewan percobaan diaklimatisasi selama 7 hari dan dinyatakan sehat apabila selama pengamatan tidak menunjukan perubahan berat badan (<10%). Sehari sebelum pengujian, mencit dipuasakan selama 16 jam dengan tujuan untuk menghindari adanya kemungkinan efek stimulansia dari makanan yang diberikan pada hewan uji (Djamal, 1998 ; Frank, 1995)

Hasil kerja uji spesifik efek stimulansia sistem saraf pusat ekstrak kental daun pegagan.

Hasil kerja uji spesifik efekstimulansia sistem saraf pusat ekstrak kental daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dengan 3 variasi dosis (kontrol, dosis 10 mg/kg BB, 30 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan kofein dosis 13 mg/kg BB sebagai pembanding) secara berurutan didapatkan hasil :

Uji induksi tidur 18,3 menit; 19,0 menit; 23,3 menit; 27,3 menit; dan 33,0 menit.

Uji gelantung 0,027 menit; 0,027 menit; 0,026 menit; 0,023 menit; dan 0,021 menit.

Uji renang 4,57 menit; 4,61 menit; 11,62 menit; 20,32 menit; dan 22,73 menit.

Uji evasi 5,67 kali; 6,3 kali; 7,3 kali; 10,67 kali; dan 13,3 kali. Dari hasil kerja diatas dapat kita lihat perbandingan antara kelompok kontrol, sampel, dan pembanding pada masing-masing percobaan, dimana pada uji induksi tidur, uji gelantung, uji renang, dan uji evasibila dibandingkan dengan kontrol, ini dapat kita lihat pada waktu yang dibutuhkan mencit serta jumlah aktifitas mencit yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol, serta pada dosis 100 mg/kg

(6)

BB waktu yang dibutuhkan mencit serta jumlah aktifitas mencit hampir mendekati pembanding.

Setelah dilakukan uji efek stimulan ekstrak daun pegagan diperoleh hasil pada beberapa metoda yang digunakan yaitu : Pada uji induksi tidur penginduksi yang digunakan adalah fenobarbital, alasan menggunakan fenobarbital karena fenobarbital ini merupakan antikonvulsan turunan barbiturate yang efektif dalam mengatasi epilepsi dan juga salah satu hipnotik sedatif yang baik. Fenobarbital menekan korteks sensor, menurunkan aktivitas motorik, mempengaruhi fungsi serebral dan menyebabkan kantuk, efek sedasi dan hipnotik. Hasil dari uji induksi tidur dianalisa secara statistik dengan menggunakan ANOVA satu arah dan diperoleh hasil bahwa, kelompok sediaan uji memberikan efek yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (P <0,05).

Kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut berjarak Duncan. Dari hasil uji lanjut Duncan pada induksi tidur menunjukkan hasil bahwa untuk hewan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun pegagan dengan dosis 10 mg/KgBB tidak berbeda signifikan dengan kontrol tapi berbeda signifikan dengan dosis 30,100 mg/KgBB dan pembanding, sedangkan dosis 30 mg/KgBB berbeda signifikan dengan kontrol, dosis 10, 100 mg/KgBB dan pembanding, dosis100 mg/KgBB berbeda signifikan dengan kontrol, dosis 10,30 mg/KgBB dan pembanding. Ini mengandung makna bahwa dosis 30 dan 100 mg/KgBB memberikan efek stimulan, akan tetapi dosis 100 mg/KgBB memberikan efek stimulan yang lebih baik bila dibandingkan dengan dosis 30 mg/KgBB.

Pada metoda uji gelantung parameter yang diamati adalah melihat berapa lama kemampuan mencit menggelantungkan salah satu kaki belakang nya pada kawat. Hasil dari uji gelantung dianalisa secara statistik dengan menggunakan ANOVA satu arah dan diperoleh hasil bahwa, kelompok sediaan uji memberikan efek yang tidak signifikan

bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (P <0,05).

Parameter efek stimulan pada metode uji renang adalah lamanya mencit berenang di permukaan air. Data yang diperoleh memperlihatkan semakin naik dosis semakin lama mencit bertahan berenang di permukaan air dibandingkan dengan kontrol. Namun efek yang paling mendekati pembanding kofein adalah dosis 100 mg/kg BB. Hasil dari uji renang dianalisa secara statistik dengan menggunakan ANOVA satu arah dan diperoleh hasil bahwa, kelompok sediaan uji memberikan efek yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (P <0,05).Kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut berjarak Duncan. Dari hasil uji lanjut Duncan pada uji renang menunjukkan hasil bahwa untuk hewan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun pegagan dengan dosis 30 mg/kg BB berbeda signifikan dengan kontrol dan kelompok perlakuan dosis 10, 100 mg/kg BB, dan pembanding. Sedangkan dosis 100 mg/KgBB tidak berbeda signifikan dengan pembanding tapi berbeda signifikan dengan kontrol dosis 10 dan 30mg/KgBB. Ini mengandung makna bahwa kelompok perlakuan pada dosis pada dosis 30 mg/kgBB dan 100 mg/kg BB memiliki efek stimulan, karena berbeda secara signifikan dengan kontrol, akan tetapi dosis 100 mg/KgBB memberikan efek lebih baik dari dosis 30 mg/KgBB karena memberikan efek yang signifikan denganpembanding.

Parameter efek stimulan pada metode uji evasi adalah meningkatnya jumlah gerakan mencit menaiki papan. Data yang diperoleh menunjukan bahwa dengan meningkatnya dosis semakin meningkat pula jumlah gerakan mencit menaiki papan dibandingkan dengan kontrol. Hasil dari uji evasi dianalisa secara statistik dengan menggunakan ANOVA satu arah dan diperoleh hasil bahwa, kelompok sediaan uji memberikan efek yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (P <0,05). Kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut berjarak Duncan (Lampiran 6, Tabel VI).Dari hasil uji lanjut Duncan pada uji evasi menunjukkan hasil bahwa untuk hewan kelompok perlakuan yang diberikan

(7)

ekstrak daun pegagan dengan dosis 10 dan 30 mg/KgBB memberikan efek yang signifikan dengan kontrol, dan berbeda signifikan dengan dosis 100 mg/kg BB,dan pembanding, sedangkan dosis 100 mg/KgBB memberikan efek yang signifikan dengan pembanding. Ini mengandung makna bahwa dosis 10 dan 30 mg/KgBB tidak memberikan efek stimulan, sedangkan dosis 100 mg/KgBB memberikan efekstimulan.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang uji efek stimulan sistem saraf pusat ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dengan 4 metoda diantaranya : uji induksi tidur, uji gelantung, uji renang, dan uji evasi, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memberikan efek stimulan pada dosis30 dan 100 mg/Kg BB, akan tetapi dosis 100 mg/KgBB memberikan efek stimulan yang lebih baik bila dibandingkan dosis 30 mg/KgBB, ini dapat dilihat pada metoda uji induksi tidur, uji renang, dan uji evasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat di Indonesia, Trubus Agriwidya, Jakarta.

Djamal, R., 1990, Prinsip-prinsip Bekerja Dalam Bidang Kimia Bahan Alam, Universitas Andalas, Padang. Donatus, IA., 1986, Peranan

FarmakologiDalamPengembangan Obat Tradisional, oleh Husin, M.

Risalah Simposium Penelitian Tumbuhan Obat III, Fakultas Farmasi Gajah Mada, Yogyakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Edisi 1, Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta.

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Harbone, J. B., 1987, Metode Fitokimia, Edisi II. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sodiro, ITB, Bandung.

Frank, C., 1995, Toksikologi Dasar, Asas Organ Sasaran dan Penelitian Resiko, Edisi II, Universitas Indonesia, Jakarta.

Kumar, S., Maheshwari, K. K., Singh, V., 2008, Central nervous system activity of acute administration of ethanol extract of Punica granatum L. Seed in mice, Indian Journal of Experimental Biology, Vol, 46, Pp 811-816, Departement of Pharmacy, India.

Mardiana, L., 2004, Daun Ajaib Tumpas Penyakit Kanker, Diabetes, Ginjal, Hepatitis Dan Ginjal, Penebar Swadaya, Jakarta.

Marliani, L., Nawawi, A., Faizal, F., 2011, Pemanfaatan Ekstrak Pegagan Sebagai MinumanKesehatan Dalam Bentuk Jelly, Prosiding SnaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan, Vol 2, No.1, Th, 2011, Hal.201.

Mann, J., 1994,Chemical Aspect of Biosynthesis, 1st. ed, Oxford University Press, New York.

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) terhadap waktu yang dibutuhkan mencit untuk mulai tidur dengan

Kloroform Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) serta Identifikasi Senyawa Aktifnya, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim,

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan bukti empiris mengenai pengaruh ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica L. urban) terhadap

Untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica) yang dikombinasi dengan Na diklofenak terhadap edema pada telapak kaki tikus

UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica L. URBAN) DENGAN GELLING AGENT CARBOPOL 934 PADA KULIT PUNGGUNGi.

Penelitian tentang efektivitas antiepilepsi fraksi etanol herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) yang bertujuan untuk mengetahui khasiat antiepilepsi fraksi

Hasil penelitian menunjukkan tablet kunyah ekstrak etanol herba pegagan ( Centella asiatica (L.) Urban ) dapat menurunkan kadar kreatinin pada tikus putih jantan

Hasil uji ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) terhadap bakteri Eschericia coli dengan konsentrasi 20% dan 40% tidak menunjukkan adanya