• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL ROPES DALAM PROSES PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL ROPES DALAM PROSES PEMBELAJARAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.7 No 2 Juli 2016

28

MODEL ROPES DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Yoko Masna Rivan M

*

ABSTRAK

Rencana pembelajaran merupakan program harian bersifat aplikatif yang disusun pendidik untuk satu atau beberapa pertemuan dalam mencapai satu kompetensi dasar. Model ROPES adalah sebuah perencanaan pembelajaran yang disusun secara sistematis, terdiri dari kegiatan Review, Overview, Presentation, Exercise,

dan Summary. Implementasi Model ROPES sebagai salah satu rencana pembelajaran dalam mencapai satu kompetensi dasar diharapkan mampu menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menarik, sehingga peserta didik berpartisipasi aktif karena pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan. Penggunaan rencana pembelajaran yang tepat dan inovatif yang sesuai dengan kondisi pebelajar mampu memberikan alternatif keberhasilan mengenai materi yang disampaikan.

Kata Kunci : Rencana Pembelajaran, Model ROPES

ABSTRACT

Instructional design is a daily program is arranged lecturer applicable to one or more meetings in achieving a basic competence. ROPES Model is a learning plan systematically arranged, consisting of activities Review, Overview, Presentation, Exercise, and Summary. Implementation of ROPES Model as one of the instructional design in achieving the basic competencies expected to make learning more interesting activities, so that students actively participate as learning that takes place is not boring. The use proper lesson plans and innovative accordance with the conditions of learner is able to provide an alternative to the success of the material presented.

Keywords : Instructional Design, ROPES Models

(2)

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.7 No 2 Juli 2016

29

PENDAHULUAN

Guru/dosen merupakan salah satu elemen yang berperan penting dalam dunia pendidikan. Berhasil atau tidaknya peserta didik dalam kegiatan proses belajar diarahkan oleh guru/dosen selaku tenaga pendidik. Sehubungan dengan hal ini, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah agar guru/dosen selaku pendidik yang memegang salah satu kunci utama penentu keberhasilan belajar peserta didik menjadi seorang profesional, diantaranya penetapan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) sebanyak 20%.

Profesional guru/dosen menuntut untuk melakukan perencanaan pembelajaran agar materi yang disampaikan tercapai dengan tujuan yang diharapkan. Masih adanya asumsi disebagian kalangan pendidik bahwa silabus dan RPP terlalu konseptual dan kurang relevan dengan kenyataan dalam proses belajar menjadikan pendidik malas dalam perencanan pembelajaran.

Hasil pengamatan dan pengalaman penulis menemukan bahwa masih adanya pembelajaran yang berlangsung didominasi oleh guru/dosen. Hal ini mengakibatkan pebelajar kurang aktif selama pembelajaran berlangsung. Banyaknya peserta didik yang kurang termotivasi dan jenuh dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta didik yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung dan peserta didik hanya mencatat materi pembelajaran hanya ketika disuruh.

Guru/dosen terkadang belum mampu mendorong peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kecakapan individu khususnya dalam merumuskan hipotesis sendiri. Hal ini dapat dilihat dari sebagian peserta didik yang tidak mau menyampaikan pendapat dan malas bertanya mengenai materi yang disampaikan. Hal ini juga bisa menyebabkan hasil belajar yang diperoleh peserta didik kurang memuaskan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis berargumen bahwa kegiatan pembelajaran yang lebih menarik akan membuat peserta didik berpartisipasi aktif karena pembelajaran yang berlangsung terkesan tidak membosankan lagi.

Melalui perencanaan perkuliahan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pebelajar, mampu memberikan alternatif keberhasilan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan salah satunya dengan model ROPES. Dari berbagai penelitian penulis di sekolah (SMP dan SMA) pada bidang studi matematika, dan perguruan tinggi pada mata kuliah fisika dasar dan kimia dasar, model ROPES mampu meningkatkan aktifitas peserta didik selama pembelajaran. Peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima informasi, mereka berusaha mencari informasi

sebanyak-banyaknya, kemudian menyampaikan melalui kegiatan presentasi.

Landasan

 Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 20. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban1: a. Merencanakan pembelajaran,

melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b. Meningkatkan dan mengembangkan

kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Perencanaan proses pembelajaran diatas meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

 PP No. 19 tahun 2005 pasal 19

1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspriratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik;

2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan;

3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

(3)

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.7 No 2 Juli 2016

30

Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan program harian bersifat aplikatif yang disusun pendidik untuk satu atau beberapa pertemuan dalam mencapai satu kompetensi dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa perencanaan pembelajaran meliputi silabus pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran/satuan acara pembelajaran. Sementara itu, komponen perencanaan pembelajaran terdiri dari tujuan, bahan pelajaran, metode mengajar, alat dan evaluasi2.

Perencanaan pembelajaran adalah ilmu dan seni membuat spesifikasi rinci untuk pengembangan evaluasi, dan pemeliharaan situasi yang memfasilitasi pembelajaran dan kinerja3. Merujuk pada penjelasan diatas, konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari sudut pandang perencanaan pengajaran sebagai teknologi, perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem, perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin, perencanaan pengajaran sebagai sains, perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses, dan perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas4.

Pentingnya Perencanaan Pembelajaran

Pembelajaran merupakan inti proses pendidikan dan aktivitas rutin yang dilakukan guru/dosen. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dibutuhkan perencanaan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi pebelajar. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pengelolaan. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan5. Perencanaan pembelajaran berperan penting laksana sebuah rel bagi guru/dosen dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar peserta didik.

Model ROPES

Berkenaan dengan rencana pembelajaran, memang tidak ada format baku dalam penyusunan persiapan mengajar. Guru/dosen diharapkan dapat mengembangkan format-format baru. Mengingat silabus dan rencana pengajaran merupakan program guru/dosen dalam mengajar, salah satu model persiapan mengajar yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan model ROPES.

Hunts menyebut perencanaan pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)4.

Adapun langkah-langkah Model ROPES, yaitu:

1. Review merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengukur kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah dimiliki peserta didik dan diperlukan sebagai prasyarat untuk memahami materi ajar yang disampaikan.

2. Overview merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaiakan pandangannya atas langkah-langkah pembelajaran yang hendak dilakukan guru/dosen, sehingga peserta didik merasa senag dan dihargai keberadaannya.

3. Presentation merupakan proses telling, showing, dan doing.

4. Exercise merupakan proses untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan yang telah mereka pahami agar memberikan pengalaman langsung kepada pesrta didik sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna.

5. Summary merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan maksud untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam pembelajaran.

Inovasi Pelaksanaan Model ROPES

Model ROPES merupakan model persiapan mengajar yang menuntut siswa berperan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dimana seluruh tahapan-tahapannya dari review, overview, presentation, exercise, dan summary, tergabung dalam sistem kegiatan pembelajaran yang menjadikan guru/dosen sebagai motifator sekaligus fasilitator.

Adapun format persiapan mengajar model ROPES adalah sebagai berikut4:

FORMAT PERSIAPAN MENGAJAR MODEL ROPES

a. Identitas Rencana Pembelajaran

Mata Pelajaran ... Materi Pokok ... Semester ... Pertemuan ... Waktu ... b. Kemampuan Dasar/Tujuan Standar Kompetensi ... Kompetensi Dasar ... Indikator ...

c. Prosedur dan Materi

(4)

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.7 No 2 Juli 2016

31

2. Overview ... 3. Presentation Telling ... Showing ... Doing ... 4. Exercise ... 5. Summary ... d. Bahan/Media/Alat ... ...

e. Penilaian (instrumen dan prosedur yang

digunakan untuk menilai pencapaian belajar, misalnya: tes tulis, kinerja, produk, proyek, portofolio, serta tindak lanjut hasil penilaian) ... ...

Setelah melihat format persiapan mengajar model ROPES diatas, penulis memodifikasi dengan menambahkan pembuatan ringkasan mengenai materi yang akan dipelajari peserta didik. Ringkasan ini berguna nantinya sebagai bahan pada kegiatan Presentation. Pada kegiatan presentation,

penulis juga menambahkan adanya lot kotak 1 dan kotak 2 yang masing-masing terdapat nama peserta didik yang akan melakukan presentasi dan nama peserta didik yang akan bertanya kepada peserta didik yang melakukan presentasi. Hal ini dikarenakan agar penerapan model ROPES dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi peserta didik sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

Untuk lebih jelasnya, contoh dari kegiatan

review, overview, presentation, exercise, dan

summary seperti dibawah ini: 1. Review

i. Guru/dosen menyampaikan apersepsi dan memotivasi peserta didik.

ii. Guru/dosen mengukur kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi pada pertemuan hari itu dan mengaitkan materi pelajaran sebelumnya dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

2. Overview

i. Guru/dosen menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan. ii. Guru/dosen menyampaikan poin-poin yang

menjadi pokok bahasan pada saat itu dan strategi yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung.

3. Presentation

i. Guru/dosen mengumpulkan ringkasan materi yang telah dibuat peserta didik, menceknya, kemudian mengembalikan kepada peserta didik.

ii. Guru/dosen mengeluarkan dua buah kotak berisi lot peserta didik. Kedua kotak dibedakan dengan memberikan tanda kotak I untuk peserta didik yang akan presentasi, dan kotak II untuk peserta didik yang akan mengajukan pertanyaan.

iii. Guru/dosen mencabut lot dari kotak I untuk peserta didik yang akan melakukan presentasi.

iv. Guru/dosen meminta peserta didik yang tercabut lot namanya untuk mempresentasikan materi secara bergantian. Setiap pertemuan hanya 2-3 orang peserta didik yang melakukan presentasi.

v. Setelah kegiatan presentasi berlangsung, guru/dosen mencabut lot peserta didik yang akan mengajukan pertanyaan. Satu peserta didik memberikan satu pertanyaan kepada peserta didik yang tampil. Peserta didik lain memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang lain juga. Peserta didik yang tampil di kegiatan presentasi menjawab pertanyaan yang diajukan peserta didik lain yang tercabut lot namanya.

vi. Jika ada pertanyaan peserta didik yang belum terjawab, maka pertanyaan tersebut akan diselesaikan oleh guru/dosen pada kegiatan summary.

vii.Jika masih ada peserta didik yang ingin bertanya atau mengeluarkan pendapat, guru/dosen memberikan kesempatan untuk kegiatan tersebut.

4. Exercise

Proses ini bertujuan memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk menyelesaikan soal-soal yang telah dipersiapkan guru/dosen mengenai materi yang telah dipresentasikan. Dosen/guru memberikan beberapa buah soal latihan untuk dikerjakan peserta didik.

5. Summary

i. Pertanyaan yang belum terjawab pada kegiatan presentasi akan dijelaskan kembali oleh guru/dosen.

ii. Guru/dosen mengulang kembali poin-poin yang telah dijelaskan peserta didik pada saat presentasi

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Rencana pembelajaran merupakan program harian bersifat aplikatif yang disusun guru/dosen untuk satu atau beberapa pertemuan dalam mencapai satu kompetensi dasar. Komponen perencanaan pembelajaran meliputi tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Pentingnya perencanaan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien.

(5)

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.7 No 2 Juli 2016

32

Model ROPES adalah sebuah perencanaan pembelajaran yang disusun secara sistematis, terdiri dari kegiatan Review, Overview, Presentation, Exercise, dan Summary.

Saran

Menjadi guru/dosen profesional diharuskan memahami perencanaan pembelajaran sejatinya. Guru/dosen diharapkan lebih aktif lagi dalam mengembangkan kompetensi, diantaranya kompetensi kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik. Inovasi yang kreatif dan sesuai dengan kondisi peserta dalam perencanaan pembelajaran diantaranya dalam pemilihan metode, media dan evaluasi sangat ditekankan agar tujuan pendidikan tercapai dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen [On Line]. [3 September 2016].

2. Djamarah. Dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta; 2002.

3. Rita C. Richey. Dkk. The Instructional Design Knowledge Base. New York & London: Routledge; 2011.

4. Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya; 2013.

5. Sobry, Sutikno. Pengelolaan Pendidikan: Tinjauan Umum dan Konsep Islami. Bandung: Prospect; 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Ditetapkannya kembali Kurikulum 2006 (KTSP) pada tahun 2014, maka model pembelajaran Arcs diharapkan menjadi salah satu bentuk desain pembelajaran dengan

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yan g menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan