1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di
Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah,
kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan pengangguran
lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di
perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi
disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus
memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.
Pada tahun 2007 sampai dengan sekarang, maraknya program-program anti
kemiskinan yang digulirkan oleh pemerintah seperti BLT (Bantuan Langsung
Tunai), PNPM (Program Nasioanal Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri, P2KP
(Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) dan lain sebagainya,
membuat jumlah penduduk miskin terkoreksi dan mengalami penurunan. Pada
tahun 2007 jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 886.200 orang, kemudian
pada tahun 2008 menurun menjadi 816.742 orang, hingga pada tahun 2009 ini
jumlah penduduk miskin ”hanya” tercatat sebesar 788.067 orang penduduk berada dibawah garis kemiskinan. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan
Maret 2008 yang berjumlah 816.742 orang, jumlah penduduk miskin turun
sebesar 28.675 orang. Selama periode Maret 2008 - Maret 2009, penduduk miskin
2
di daerah perdesaan turun 6.374 orang, dan di daerah perkotaan turun sebesar
22.301 orang.
Menurut data yang peneliti peroleh dari BPPMD (Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Daerah) Provinsi Banten, cakupan PNPM Mandiri
Perdesaan di Kabupaten Serang sebanyak 28 kecamatan, Kabupaten Pandeglang
sebanyak 31 kecamatan, Kabupaten Lebak sebanyak 28 kecamatan dan
Kabupaten Tangerang sebanyak 19 kecamatan dan Kota Tangerang Selatan 3
kecamatan. Dengan alokasi anggaran sebesar 229,90 Milyar yang dikucurkan
Pemerintah Provinsi Banten untuk PNPM Mandiri Perdesaan, diharapkan dapat
mengurangi tingkat kemiskinan di Provinsi Banten.
Sedangkan di Kecamatan Pabuaran mendapatkan bantuan dana PNPM
Mandiri Perdesaan sebesar 2 Milyar yang terdiri dari 7 (tujuh) desa yaitu desa
Pabuaran, Kadubereum, Tanjungsari, Pancanegara, Sindangsari, Sindangheula,
dan Pasanggrahan. Peneliti melakukan penelitian di Kecamatan Pabuaran, desa
Pancanegara. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah RTS (Rumah
Tangga Sasaran) yang terdapat di Kecamatan Pabuaran sebesar 2.890 orang.
Peneliti melakukan penelitian di desa Pancanegara yang jumlah RTS sebesar 478
orang dan jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) sebesar 512 orang.
PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan
sabagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat (Depdagri, Petunjuk Teknis
Operasional PNPM Mandiri Perdesaan, hal 5). PNPM Mandiri dilaksanakan
3
program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong
prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan
berkelanjutan. Sedangkan pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menciptakan meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan
kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat
memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta
berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan
berbagai hasil yang dicapai.
Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan PNPM Mandiri
yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta
PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesan
adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu
dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan
pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini
dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan
kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas
kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat.
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perdesaan sebagai dasar bagi
pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan, dan percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan khusus (P2DTK) untuk pengembangan
daerah tertinggal, pasca bencana dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri
4
ekonomi wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/sektor
pemerintah daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2009 diprioritaskan pada
desa-desa tertinggal untuk dapat menjangkau masyarakat-masyarakat yang benar-benar
mengalami kesulitan.
Tujuan umum PNPM Mandiri perdesaan adalah meningkatkan
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan
mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan pengelolaan
pembangunan. Tujuan khususnya meliputi: (1) Meningkatkan partisipasi seluruh
rakyat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam
pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian
pembangunan; (2) Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumberdaya lokal; (3) Mengembangkan kapasitas pemerintah
lokal dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif; (4)
Melembagakan pengelolaan dan bergulir; (5) Mendorong terbentuk dan
berkembangnya badan kerja sama antar desa dalam pengelolaan pembangunan
masyarakat; (6) Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam
upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.
Adapun kegiatan PNPM Mandiri perdesaan meliputi tahapan perencanaan,
pelaksanaan dan pelestarian kegiatan. Sebelum memulai tahap perencanaan, hal
5
desa dan kecamatan. Sehingga pemerintah kemudian menyadari akan pentingnya
pengembangan kegiatan PNPM Mandiri yang dianggap sebagai salah satu
program yang dapat mengurangi beban berat yang dihadapi perekonomian
nasional dan daerah. Argumentasi perekonomian ini memerlukan dana yang
berasal dari : (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); (2) Cost
sharing dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); (3) Partisipasi
dunia usaha; (4) Swadaya masyarakat.
Sedangkan ketentuan tentang alokasi dana PNPM Mandiri perdesaan adalah
sebagai berikut : (a) Berdasarkan penetapan lokasi kecamatan, Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Departemen Keuangan (Depkeu)
menerbitkan dokumen anggaran yang berlaku sebagai surat keputusan otorisasi;
(b) Alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan dicatat pada daftar Pembekuan
Administrasi APBN Kabupaten.
PNPM Mandiri Perdesaan di Serang memiliki beberapa kegiatan,
diantaranya yaitu: (a) Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana
dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang
secara ekonomi bagi masyarakat miskin dan rumah tangga miskin; (b) Kegiatan
peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan
pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat (pendidikan nonformal); (c)
Kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi terutama
bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal
(tidak termasuk penambahan modal); (d) Penambahan permodalan simpan pinjam
6
Pelaksanaan PNPM Mandiri perdesaan dirasa sangat membantu dalam
proses penanggulangan kemiskinan di desa pancanegara. Dengan pagu BLM
(Bantuan Langsung Masyarakat) sebesar 2 Milyar yang dikucurkan pemerintah ke
kecamatan Pabuaran pada tahun 2009, telah terjadi banyak perubahan yang
signifikan. Misalnya untuk kelompok prasarana umum, dengan kegiatan
pembuatan jalan lingkungan dengan perkerasan aspal; pembuatan jalan poros
dusun dengan perkerasan aspal; pembuatan jalan poros dengan perkerasan aspal;
dan perbaikan jalan poros desa dengan perkerasan aspal. Kelompok prasarana
pendidikan terdiri dari kegiatan pembuatan gedung PAUD/Play Group;
peningkatan gedung SD/Ibtidaiyah. Kelompok prasarana kegiatan dengan
kegiatan yaitu pembuatan bangunan MCK (Mandi Cuci Kakus). Sedangkan untuk
kelompok simpan pinjam perempuan terdiri dari kegiatan simpan pinjam
kelompok perempuan.
Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari Camat Pabuaran
Kabupaten Serang, dari dana yang dialokasikan untuk kelompok simpan pinjam
perempuan sebesar Rp 35.500.000,- dengan jumlah penerima sebanyak 71 orang.
Setelah peneliti melakukan observasi awal pada lokasi penelitian, terdapat
beberapa permasalahan-pemasalahan yang terjadi di dalam pelaksanaan PNPM
Mandiri perdesaan di kecamatan pabuaran desa pancanegara.
Pertama, Menurut Ade (27 tahun), salah satu staf di kantor desa
pancanegara, kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengelola Kegiatan
7
dari pada PNPM. Hal ini menyebabkan jalur distribusi informasi tentang
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan menjadi terhambat.
Kedua, distribusi dana PNPM Mandiri perdesaan tidak merata. Peneliti
menemukan warga yang mengeluh karena tidak mendapatkan pinjaman dari
PNPM. Menurut Pendi (42 tahun), ibu rumah tangga desa pancanegara yang telah
mendaftar dalam kelompok simpan pinjam perempuan, telah mengajukan
persyaratan untuk mendapatkan dana PNPM, namun karena keterbatasan dana
maka hanya diprioritaskan untuk masyarakat yang kurang mampu dan memiliki
usaha kecil.
Ketiga, kurang optimalnya pelaksanaan PNPM Mandiri perdesaan di desa
pancanegara. Dalam pelaksanaannya, PNPM berjalan tidak berdasar pada aturan
yang telah ditetapkan. Rapat koordinasi awal di kecamatan dan rapat persiapan
pelaksanaan di desa yang tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, berakibat
pelaksanaan PNPM menjadi kurang optimal.
Dengan adanya latar belakang dan permasalahan-permasalahan yang ada,
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “EVALUASI PNPM MANDIRI
PERDESAAN KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN DI DESA
PANCANEGARA KECAMATAN PABUARAN KABUPATEN SERANG
TAHUN 2009”.
1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi di Desa Pancanegara Kecamatan Pabuaran
8
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat PNPM Mandiri
Perdesaan;
2. Penyampaian informasi PNPM Mandiri Perdesaan belum merata;
3. Informasi yang diberikan petugas UPK Kecamatan Pabuaran sulit
dipahami masyarakat;
4. Jumlah pinjaman yang diberikan relatif kecil;
5. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Pancanegara tidak
berjalan optimal.
1.2.2 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di Desa Pancanegara
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang Kabupaten Serang tahun 2009.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada pendahuluan dan dengan memperhatikan
fokus penelitian pada batasan masalah, maka ada beberapa hal yang menjadi
kajian peneliti di Desa Pancanegara, yaitu “Seberapa besar evaluasi PNPM Mandiri Perdesaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di Desa Pancanegara
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang ? “.
1.4 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian harus ditentukan tentang tujuan yang ingin dicapai sebab
tanpa adanya tujuan yang jelas dan tegas maka seorang peneliti akan mengalami
9
penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar evaluasi PNPM Mandiri
Perdesaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di Desa Pancanegara Kecamatan
Pabuaran Kabupaten Serang Tahun 2009.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Jika dilihat secara teoritisnya, penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan keilmuan dan pengetahuan, dan akan menambah
khasanah keilmuan yang ada terutama yang berkaitan dengan evaluasi
implementasi PNPM Mandiri Perdesaan. Dimana kita dapat mengetahui
bagaimana pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam penganggulangan kemiskinan pada masyarakat yang
ada di Desa Pancanegara.
2. Secara Praktis
Jika dilihat secara praktis, dengan adanya penelitian ini maka diperolah
manfaat bagi peneliti untuk dapat memperkaya ilmu yang dimiliki. Bagi
pelaku PNPM Mandiri Perdesaan, penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan peran PNPM Mandiri Perdesaan dan kendala yang
dihadapi khususnya di Desa Pancanegara Kecamatan Pabuaran
Kabupaten Serang sehingga hal tersebut dapat menjadi masukan bagi
10
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab I yaitu pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah yang
menggambarkan ruang lingkup serta kedudukan masalah yang akan diteliti dalam
bentuk uraian secara deduktif. Identifikasi Masalah yaitu masalah yang muncul
dimana berkaitan dengan tema/topik penelitian. Pembatasan dan Perumusan
Masalah yaitu menetapkan masalah yang paling urgen yang sesuai dengan judul
penelitian serta mendefinisikan masalah yang telah ditetapkan dalam bentuk
definisi konsep dan definisi operasional.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Dalam Bab II merupakan Deskripsi Teori yang relevan dengan
permasalahan dan variabel penelitian, sehingga dapat digunakan untuk
merumuskan hipotesis. Kerangka Berfikir yang menggambarkan alur pikiran
peneliti sebagai kelanjutan dari kajian teori. Hipotesis penelitian yaitu jawaban
sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan akan diuji kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Bab III memaparkan Metode Penelitian. Instrumen Penelitian yang
menjelaskan proses penyusunan dan jenis alat yang digunakan dalam
11
Sampel Penelitian. Teknik Pengolahan dan Analisa Data, Tempat dan Waktu
dalam pelaksanaan penelitian tersebut.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam Bab IV memaparkan Deskripsi Objek Penelitian. Deskripsi Data
yakni data mentah yang telah diolah menggunakan teknik analisis data yang
relevan. Pengujian Persyaratan Statistik dengan menggunakan uji statistik
tertentu. Pengujian Hipotesis. Interpretasi Hasil Penelitian yakni penafsiran
terhadap hasil akhir pengujian hipotesis dan Pembahasan dari penelitian yang
telah dilakukan.
BAB V PENUTUP
Dalam Bab V yaitu Penutup, dipaparkan Simpulan dan Saran yang
diungkapkan peneliti terkait dengan judul penelitian yang diangkat peneliti.
DAFTAR PUSTAKA