• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Pengertian Sains - AJENG TA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2. Pengertian Sains - AJENG TA BAB II"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Sains (Variabel Terikat)

1. Pengertian Kemampuan

Menuru Milman Yusdi (2009) Kemampuan adalah kesanggupan,

kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.

Menurut Akhmat Suderaajat (2014) Kemampuan adalah kecakapan

yang dimiliki setiap individu dalam melakukan suatu tindakan, kecakapan

tersebut berbeda-beda dan mempengaruhi potensi yang ada di dalam diri

individu.

Menurut Robbin (2014) Kemampuan adalah kapasitas seseorang

individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan

Berdasarkan pengertian diatas menurut para ahli dapat disimpulkan

bahwa kemampuan adalah potensi individu untuk menguasai keahlian

dalam melakukan beragam tugas.

2. Pengertian Sains

Menurut Juwita (dalam Dwi Yulianti, 2010:42) mengemukakan

sains adalah produk dan proses. Sebagai produk, sains merupakan batang

tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik mengenai dunia fisik dan

alami.

Menurut James Conant (Holton dan Roller: 1958) mengemukakan

(2)

berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian

percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan dicoba lebih lanjut.

Senada dengan Conant (Ali Nugraha,2005:3) mengemukakan sains

sebagai pengertian sains sebagai ilmu teoritis yang didasarkan atas

pengematan, percobaan-percobaan terhadap gejala alam berupa

makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (isi alam semesta yang

lebih terbatas, khususnya tentang manusia dan sifat-sifatnya).

Menurut Neuman (dalam Dwi Yulianti, 2010:18) mengemukakan

Sains adalah produk dan proses, sebagai produk sains adalah sebatang

tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik mengenai fisik alami.

Sebagai proses sains yang mencakup menelusuri, mengamati dan

melakukan percobaan, sangatlah penting agar siswa Taman Kanak-Kanak

berpartisipasi ke dalam proses ilmiah, karena keterampilan yang mereka

dapat dibawa ke perkembangan lainnya dan akan bermanfaat selama

hidupnya.

Berdasarkan pengertian diatas menurut para ahli dapat disimpulkan

bahwa Sains adalah suatu sistem untuk mempelajari alam semesta melalui

observasi.

3. Tujuan Pendidikan Sains

Memiliki peran sangat penting bagi anak untuk mengembangkan

kepekaan dan kepedulian anak pada lingkungan sekitar. Membantu anak

mencapai kebutuhan (baik sekarang maupun yang akan datang) sesuai

(3)

sebagai akibat dari perubahan perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan

Teknologi dan Seni).

Sumanji (dalam Ali Nugraha, 2005:27) mengemukakan tujuan

pendidikan sains adalah untuk mengembangakan individu agar melek

terhadap ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu menggunakan

aspek-aspek fundamentalnya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Jadi fokus program pengembangan pembelajaran sains hendaklah

ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak

didiik terhadap dunia di mana mereka hidup.

Menurut Abruscato ( dalam Ali Nugraha, 2005:8) mengemukakan

tujuan pendidikan sains sejalan dengan kurikulum sekolah yakni

mengembangkan anak secara utuh baik aspek domain kognitif, aspek

afektif maupun aspek psikomotor anak.

Menurut Dwi Yulianti (2010:26) mengemukakan dengan menguasai

metode pembelajaran sains, diharapkan tujuan pendidikan di Taman

Kanak-Kanak yaitu untuk mengembangkan kemampuan fisik, kognisi,

bahasa, sosial-emosi, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan

nilai-nilai agama dapat tercapai secara terpadu dan optimal.

Berdasarkan tujuan pendidikan sains diatas menurut para ahli dapat

disimpulkan bahwa tujuan pendidikan sains agar perkembangan anak

berkembang secara baik dan anak mampu memecahkan masalah yang

(4)

4. Manfaat Kemampuan Sains

Pembelajaran sains memfokuskan pada pemberian pengalaman

secara langsung dengan memanfaatkan dan menerapkan konsep, prinsip,

fakta sains, temuan saintis, maka siswa perlu dibantu dalam

mengembangkan sejumlah kemampuan ilmiah untuk memahami gejala

alam, menggunakan alat, bahan, melakukan percobaan atau eksperimen,

pengajuan pertanyaan, merumuskan hipotesa, menyimpulkan dan

mengkomunikasikan temuan dengan bahasa yang sesuai dengan keperluan.

Menurut Suyanto (dalam dwi Yulianti 2010:26) mengemukakan

pengenalan sains untuk siswa Taman Kanak-Kanak Dan Raudhatul Athfal

dilakukan untuk mengembangkan kemampuan sebagai berikut:

a. Eksplorasi dan investigasi yaitu kegiatan untuk mengamati dan

menyelidiki objek dan fenomena alam.

b. Mengembangkan keterampilan proses sains dasar, seperti melakukan

pengamatan, mengukur, mengkomunikasikan hasil pengamatan dan

sebagainya.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan

kegiatan inkuiri atau pertemuan.

d. Memahami pengetahuan tentang benda, baik ciri, struktur, maumpun

fungsinya.

Menurt Dimyati dan Mudjiono (2000) dalam mengemukakan

(5)

a. Ilmu pengetahuan siswa dapat berkembang dengan pendekatan

keterampilan sains.

b. Pembelajaran melalui keterampilan proses akan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan.

c. Keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses

dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Siswa memperoleh ilmu

pengetahua dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu

pengetahuan.

Menurut Leeper (dalam Ali Nugroho, 2005:28) mengemukakan

bahwa manfaat kemampuan sains:

a. Pengembangan pembelajaran sains ditujukan agar anak memiliki

kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui

penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi

terampil dalam menyelesaikan berbagai hal.

b. Pengembangan pembelajaran sains anak usia ditujukan agar anak-anak

memiliki sikap ilmiah.

c. Pengembangan pembelajaran sains anak usia dini ditujukan agar

anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah

d. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar

anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains

(6)

B. Metode Eksperimen Daya Kapilaritas (Variabel Bebas)

1. Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana

siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar

mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk

mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan

menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan. Dengan demikian siswa

dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu

data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil

atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.

Menurut Supriyati (dalam Winda gunarti, dkk, 2008: 11.4) metode

eksperimen adalah metode mengajar dan melakukan percobaan, lalu

mengamati proses dan hasil percobaan. Kegiatan ini cukup efektif karena

dapat membantu anak mencari/menemukan jawaban, dengan usaha sendiri

berdasarkan fakta yang benar. Contohnya, mencampur warna , menimbang

berat badan, menanam biji-bijian.

Schoenherr (1996) berpendapat metode eksperimen adalah metode

yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu

memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan

berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk

menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya

(7)

Menurut Pasaribu, (1986) metode eksperimen banyak dihubungkan

dengan metode pemecahan masalah antara lain dengan menggunakan

laboratorium dan pada umumnya berkenaan dengan pembelajaran science.

Akan tetapi pengertian laboratorium dan pada umumnya berkenaan dengan

pembelajaran science. Akan tetapi pengertian laboratorium tak perlu

dibatasi dengan sebuah ruang kelas yang khusus. Sekolah modern

memandang seluruh alam sekitar sekolah sebagai sebuah laboratorium.

Kegiatan eksperimen dapat pula dilakukan di taman kanak-kanak.

Berdasarkan pengertian metode eksperimen diatas dari beberapa ahli

dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian

pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri

apa yang dipelajari, serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari

proses yang dialaminya.

2. Tujuan Metode Eksperimen

Winda Gunarti, dkk (2008: 11.6) mengemukakan Tujuan

penggunaan metode eksperimen bagi anak adalah sebagai berikut:

a. Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu.

b. Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya

sesuatu.

c. Membuktikan tentang kebenaran sesuatu

Suhardjono (2009:56) menyebutkan bahwa penelitian eksperimen

(8)

dari adanya treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan

untuk menguji ada tidaknya hubungan dari dua variabel atau lebih.

Nazir(1988:75) tujuan metode penelitian eksperimen adalah untuk

meneliti ada tidaknya hubungan kualitas (sebab akibat) dan berapa

besar sebab akibat tersebut dengan cara memberikan

perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan

menyediakan kontrol untuk perbandingan.

3. Pengertian Daya Kapilaritas

Menurut Sri Lestari, dkk ( 2006: 100) daya kapilaritas adalah

kemampuan untuk meresap melalui celah-celah kecil.

Menurut Eka Purjiyanta, dkk (2006:138) daya kapilaritas gejala

turun atau naiknya zat cair dalam pembuluh yang sempit, jika pembuluh

yang kedua ujungnya terbuka itu dimasukan tegak lurus ke dalam bak

yang berizi zat cair. Pembuluh yang sempit disebut pipa rambut atau pipa

kapiler.

Menurut Agus Sutanto, dkk (2013:230) daya kapilaritas adalah

gejala turun naiknya zat cair dalam pembuluh yang sempit, jika pembuluh

yang kedua ujungnya terbuka itu dimasukan tegak lurus ke dalam bak

yang berizi zat cair. Pembuluh yang sempit disebut pipa rambut atau pipa

kapiler.

Berdasarkan pendapat diatas dari beberapa ahli pengertian daya

kapilaritas dapat disimpulkan bahwa daya kapilaritas adalah naik turunnya

(9)

4. Media yang di gunakan dalam Penelitian

Media yang digunakan dalam penelitian eksperimen daya

kapilaritas pencampuran warna untuk meningkatkan kemampuan sains

anak adalah dengan menggunakan tisue dan pewarna makanan

C. Kegiatan Eksperimen Daya Kapilaritas Pencampuran warna

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan eksperimen daya

kapilaritas pencampuran warna yaitu Tisue, Pewarna makanan, air, dan gelas

plastik/cup.

2. Langkah-langkah Kegiatan Eksperimen Pencampuran Warna

Adapun prosedur langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen daya

kapilaritan pencampuran warna.

a. Kegiatan pertama

Peneliti akan melakukukan percakapan kepada peserta didik tentang

sifat-sifat air (Air dapat meresap melalui celah-celah kecil,air dapat

berubah wujud, air dapat mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih

rendah, air memiliki berat, air menempati ruang). Peneliti menjelaskan

tentang daya kapilaritas yaitu dengan bercakap-cakap siapa yang sudah

pernah bermain tisue yang diletakan pada air?

Peneliti menjelaskan peralatan yang diperlu disiapkan, diantarannya:

1. Kebutuhan bahan seperti air dan pewarna makanan.

(10)

b. Kegiatan kedua

Peneliti membagi anak menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 5 anak dan ada yang 6 anak. Peneliti mendemonstrasikan kegiatan,

setelah anak paham anak diberi kesempatan mengambil tiga gelas plastik/

cup lalu gelas plastik/ cup diletakan secara berurutan 1, 2, 3. Anak diminta

memasukan pewarna yang sudah dicampur air pada gelas plastik/cup no 1

dan 3 dan gelas plastik/cup no 2 dibiarkan kosong. Anak meletakan ujung

tisue pada gelas plastik/cup yang terisi air pada gelas plastik/cup

sedangakan ujung tisue diletakan pada gelas plastik/cup yang kosong.

Anak mengamati apa kegiatan yang sedang dilakukan.

3. Kegiatan Ketiga

Anak menceritakan dengan bahasa mereka tentang alat dan bahan

yang digunakan dan menyebutkan fungsinya, serta menceritakan

langkah-langkah yang dilakukan dan hasil yang diperoleh.

D. Penilaian Hasil Belajar

1. Pedoman Evaluasi/ Pedoman Penilaian

a. Pengertian pedoman penilaian

Penilaian ditentukan seiring dengan kegiatan pembelajaran.

Penilaian tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi ketika pembelajaran

dan kegiatan bermain berlangsung, guru dapat melaksanakan penilaian.

Dalam melaksanakan penilaian sehari-hari guru menilai kemampuan

peserta didik sesuai dengan kegiatan yang diprogramkan dalam rencana

(11)

Menurut Weeden,at all, 2002; Boot: 1996; Nitko; 1996; Mardapi;

2004) (dalam Harun Rasyid,2012:7) mengemukakan Penilaian

didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja

siswa, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan.

Menurut Nitko & Brookhat (2007:2) mengemukakan evaluasi

adalah suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan

hasil karya siswa.

Menurut Mardapi (dalam Harun Rasyid, 2012:3) mengemukakan

evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan

kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan

programnya.

Menurut Ralph Tyler (dalam Anita Yus, 2005:29)

mengemukakan penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data

untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa dan bagaimana tujuan

pendidikan sudah tercapai.

Berdasarkan pendapat diatas dari beberapa ahli pengertian

penilaian dapat disimpulkan bahwa proses pengumpulan data agar

peneliti mengetahui sejauh mana pembelajaran sudah tercapai.

2. Tujuan Evaluasi/Pedoman Penilaian

Menurut Kellough dan Kellough (Swearingen, 2006)

mengemukakan tujuan penilaian adalah untuk:

a. Membantu belajar siswa.

(12)

c. Menilai efektifitas strategi pengajaran.

d. Menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum.

e. Menilai dan meningkatkan efektifitas pengajaran.

f. Menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan

g. Komunikasi dan melibatkan orang tua.

Menurut Weeden, at all (dalam Harun Rasyid, 2012:7)

mengemukakan tujuan penilaian dalam empat hal yaitu:

a. Dignostik (untuk mengidentifikasi kinerja siswa).

b. Formatif (untuk membantu belajar siswa).

c. Sumatif (untuk review, transfer, dan sertifikasi).

d. Evaluatif (untuk melihat bagaimana kinerja guru atau institusi)

Menurut Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak (2010: 6)

mengemukakan tujuan penilaian adalah untuk mengetahui dan

menindaklanjuti pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai peserta

didik selama mengikuti pendidikan di TK.

Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

a. Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada tingkat pencapaian

perkembangan, serta indikator yang hendak dicapai dalam satu satuan

kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan

memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan

b. Penilaian dilakukan secara integratif dengan kegiatan pembelajaran.

Artinya guru tidak secara khusus melaksanakan penilaian, teteapi

(13)

Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru mengacu pada indikator

standar tingkat yang pencapaian perkembangan yang merupakan

penjabaaran dari capaian perkembangan dan potensi perkembangan

peserta didik, yang akan dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam

kegiatan rencana harian (RKH)

c. Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

1. Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada

kolom penilaian di rencana kegiatan harian (RKH).

2. Anak yang belum berkembang (BB) perkembangan sesuai dengan

indikator seperti diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan

tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan

nama anak dan diberi tanda satu bintang ( )

3. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator

seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda dua bintang

( )

4. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator

dalam RKH mendapat tanda tiga bintang ( )

5. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti

yang diharapkan dalam RKH mendapat tanda empat bintang

( )

Catatan: Penggunaan tanda bintang merupakan simbol untuk

menunjukan tingkat pencapaian perkembangan peserta didik dan hanya

(14)

d. Hasil catatan penilaian yang ada dalam rencana kegiatan harian (RKH)

dirangkum dan dipindahkan ke dalam rekap bulanan pencapaian

penilaian perkembangan peserta didik berupa narasi singkat.

e. Rekapan hasil penelitian perkembangan anak, yang dirangkum pada

bulanan, menjadi referensi untuk menyusun laporan perkembangan

anak dalam satu semester, yang dibuat secara deskriptif.

Cara pencatatan hasil penilaian harian menurut Samsudin (2007:68)

dilaksanakan sebagai berikut:

a. Catatan hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian di

satuan kegiatan harian (SKH)

b. Apa anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan

dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas sesalu dibantu guru, maka

pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan (○)

c. Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH atau

dalam melaksanakan tugas tanpa bantuan secara

tepat/cepat/lengkap/benar, maka pada kolom penilaian dituliskan nama

anak dan tanda bulatan penuh ( ● )

3. Jenis-Jenis Penilaian Hasil Belajar

Dalam pedoman penilaian TK oleh Direktorat Jendral Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD tahun

2010, teknik penilaian hasil belajar sebagai berikut:

(15)

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secra langsung

dan alamiah untuk mendapatkan data informasi tentang perkembangan

anak dalam berbagai situasi atau kegiatan yang dilakukan.

b. Catatan anekdot

Catatan anekdot pada dasarnya merupakan bagian dari teknik

observasi. Catatan anekdot lebih memfokuskan pada catatan tentang

sikap dan perilaku anak yang terjadi secara khusus atau peristiwa yang

terjadi secara insidental/tiba-tiba.

c. Percakapan

Percakapan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tebtang

pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu hal

d. Penugasan

Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas

yang harus dikerjakan peserta didik dalam waktu tertentu baik secara

perorangan maupun kelompok.

e. Unjuk kerja (Performance)

Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik

setelah melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati.

f. Hasil karya

Hasil karya adalah hasil kerja peserta didik setelah melakukan

(16)

karya anak dapat dipajangkan dalam bentuk mandiri atau bentuk

pameran karya anak yang disajikan secara bersama-sama.

g. Pengembangan Perangkat Penilaian Sendiri

Seorang guru dimungkinkan untuk mengembangkan perangkat

evaluasi atau asesmen sendiri, sesuai dengan kebutuhan.

h. Penggunaan instrumen standar

Disamping instrumen yang dikembangkan oleh guru, instrumen

lain yang juga dapat digunakan, khususnya dalam kegiatan asesmen dan

untuk kasus-kasus yang perlu penanganan khusus, adalah

instrumen-instrumen yang tersetandar, seperti instrumen-instrumen untuk mendektesi tumbuh

kembang anak, instrumen untuk mendeteksi tingkat kecerdasan atau

kematangan anak. Pengembangan instrumen ini umumnya melibatkan

pihak yang lain yang ahli di bidangnya.

i. Portofolio

Portofolio pada hakekatnya merupakan kumpulan atau rekam

jejak berbagai hasil kegiatan atau catatan-catatan guru tentang berbagai

aspek perkembangan anak dalam kurun waktu tertentu, misalnya dalam

kurun waktu satu semester atau satu tahun.

4. Indikator Hasil Belajar

Menurut Mujiono dan Dimyati (2013:4) hasil belajar, untuk sebagian

adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada

(17)

belajar siswa tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan

dampakk pengiring.

Menurut Aqib (2009:56) hasil belajar merupakan kemampuan anak

didik yang diharapkan dalam menguasai sebagian atau selruh kompetensi

yang dimaksud. Hasil belajar juga merupakan hasil kegiatan setelah anak

didik mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu

Djamarah (2000:25) Salah satu indikator tercapai atau tidaknya

suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang

dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan

atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksankan yang

pada puncaknya di akhiri dengan suatu evaluasi.

Berdasarkan pendapat diatas dari beberapa ahli pengertian indikator

hasil belajar adalah proses pembelajaran yang melihat pencapaian hasil

belajar peserta didik.

Sesuai dengan pedoman perkembangan program pembelajaran di

Taman Kanak-kanak (TK) tahun 2010 untuk tingkat pencapaian

perkembangan kognitif sebagai berikut:

Tabel II. 1 Indikator Hasil Belajar

(18)

peralatan kebersihan,dll terjadi ketika air di tumpahkan)

-Mencoba dan

menceritakan tentang apa yang terjadi jika warna dicampur, proses akibat misal: mengapa sakit gigi? Mengapa kita lapar?dll

(19)

Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti ayo kita bermain pura-pura seperti burung)

-Mengajak teman untuk bermain

-Bermain peran

-mengekspresikan

gerakan sesuai dengan syair lagu atau cerita

-Mengekspresikan

geraakan dengan iringan musik/lagu

Dalam penelitian ini, peneliti memodifikasi indikator keberhasilan

kemampuan kognitif dalam bidang sains agar sesuai denngan tujuan yang

ingin dicapai oleh peneliti dalam kegiatan eksperimen daya pencampuran

warna. Berikut ini adalah tingkat pencampaian perkembangan yang telah

dibuat oleh peneliti dengan memacu pada kurikulum Taman Kanak-kanak

(20)

Tabel II. 2 Indikator Kemampuan Sains

NO

Indikator yang diharapkan

(Kemampuan sains melalui kegiatan daya kapilaritas pencampuran warna)

1 2

3

4

Anak dapat menyebutkan 3 alat yang digunakan dalam kegiatan.

Anak mampu menceritakan hasil percobaan pencampuran warna. (merah+kuning = orange, merah+biru = ungu, kuning+biru= hijau) Anak mampu mengungkapkan sebab akibat dari percobaan eksperimen daya kapilaritas pencampuran warna menggunakan media tisue dan pewarna makanan

Anak mampu memecahkan masalah sederhana dalam kegiatan eksperimen daya kapilaritas pencampuran warna..

E. Kerangka Berfikir

Untuk mempermudah pelaksanaan tindakan kelas, maka perlu disusun

kerangka berfikir yang merupakan landasan pelaksanaan Penelitian Tindakan

(21)

BAGAN KERANGKA BERFIKIR -Siswa lebih aktif

-Kemampuan

(22)

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu:

1. Melakukan perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tetang apa, mengapa, dimana,

oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Sebelum

melakukan penelitian tindakan kelas, penelitian terlebih dahulu

merencanakan yang akan dilaksanakan:

a. Peneliti menyiapkan rencana kegiatan harian (RKH)

b. Peneliti menyiapkan langkah-langkah dan kegiatan yang akan

dilakukan guru.

c. Peniliti membuat kesepakatan dengan obsever untuk menentukan fokus

observasi dari kriteria yang akan di gunakan.

d. Peneliti menyiapkan lembar observasi.

e. Peneliti menyediakan media/alat peraga.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan kelas ini peneliti kegiatan

pembembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus ( I ) dan

siklus kedua ( II ). Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan, setiap

pertemuan terdiri dari 5 jam pelajaran yaitu: 5 x 30 menit. Waktu tersebut

terbagi dalam empat bagian kegiatan meliputi kegiatan awal ( 30 menit)

kegitan inti (60 menit), istirahat (30 menit) kegiatan akhir ( 30 menit ).

3. Melakukan pengamatan

Pada tahap ini pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas

(23)

tanya jawab secara langsung kepada peserta didik untuk mengetahui

kemampuan sains anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Melakukan refleksi

Tahapan ini merupakan bentuk proses data yang didapat pada saat

dilakukan pengamatan (Observer). Istilah refleksi berasal dari bahasa

inggris reflection, yang berarti pemantulan. Kegiatan refleksi dilaksanakan

setelah selesai pelaksanaan observasi. Pada kegiatan refleksi pengamat

membeberkan segala hal yang berkaitan dengan jalannya tindakan pada

pertemuan yang telah dilaksanakan.

Belajar merupakan proses interaksi antara siswa sebagai subjek peserta

didik dengan guru sebagai pengajar dalam hal keterampilan proses sains

peserta didik kelompok B RA Diponegoro Ponjen sejauh ini

perkembangannya masih kurang optimal. Pada pembelajaran monoton dan

kurang menarik minat siswa. Guru kurang memberikan kegiatan melalui

kegiatan eksperimen dan guru lebih banyak menggunakan LKA saat

pembelajaran. Untuk itu peneliti mencoba untuk memecahkan permasalahan

ini dengan meningkatkan kemapuan sains melalui metode eksperimen daya

kapilaritas dengan menggunakan media bunga dan pewarna makanan.

Dengan pembelajaran melalui eksperimen diharapkan peserta didik

mampu menuangkan ide-ide kreatif yang penuh imajinasi menjadi sebuah

karya, peserta didik dapat mengkolaborasi ide yang dicontohkan guru dengan

ide peserta didik. Anak mampu memiliki kemampuan, keuletan dan

(24)

sains dengan metode eksperimen daya kapilaritas menggunakan media bunga

dan pewarna makanan, peserta didik dapat memanfaatkan ide kreatif dan

imajinasi serta mengekspresikan diri dalam karya. Sehingga dengan

eksperimen peneliti berasumsi bahwa kemampuan sains peserta didik

kelompok B RA Diponegoro Ponjen tahun ajaran 2015-2016 dapat

meningkat.

F. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran melalui metode eksperimen dapat meningkatkan

kemampuan sains peserta didik kelompok B RA Diponegoro Ponjen

Gambar

Tabel II. 1 Indikator Hasil Belajar
gambar -mampu mengambil
Tabel II. 2 Indikator Kemampuan Sains

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya peran kontrol dari psikologi agama, seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dapat lebih mengandalkan hatinya ketimbang

Pengaruh Model Contextual Teaching Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Jika sebuah layer ditampilkan, dengan cara mencentang kotak kecil sebelum nama layer pada kotak Table Of Contents, maka ArcMap akan menampilkan layer tersebut pada jendela Data

mulal diberlakukan set elah mendapat kan Pengesahan dari Gubem ur Propinsi Jaw a Timur sam pal dlt et apkannya Perat uran Daerah Kabupat en Pacit an t ent ang APBD Tahun

undang yang diturunkan Allah SWT untuk mengatur hubungan manusia dengan. Tuhannya, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam semesta

Kompetensi Keahlian : Desain dan Produksi Kria

Dalam berita utama surat kabar Kedaulatan Rakyat tidak ditemukan kesalahan, pemakaian huruf abjad, pemakaian huruf diftong, pemakaian gabungan huruf konsonan, pemakaian kata

memberi daya rekat yang baik antara bahan dalam campuran, styrofoam akan1. bereaksi dengan polimer yang akan membentuk crosslink yang mana