• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Motivasi - UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI MELALUI TIPE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA PESERTA DIDIK KELAS X-1 DI SMA MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2011/2012 - repositor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Motivasi - UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI MELALUI TIPE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA PESERTA DIDIK KELAS X-1 DI SMA MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2011/2012 - repositor"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

6 A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu,yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasi dalam tingkah lakunya,berupa rangsangan,dorongan,atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku Hamzah (2009 : 3).

Motivasi menurut Djamarah (2002 : 114) adalah sebagai suatu pendorong yang mengubah energy dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk men-capai tujuan tertentu.

(2)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.

Dari sudut sumber yang menimbulkannya,motivasi dibedakan menjadi dua macam,yakni;

a. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi ak-tif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri indivi-du sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran,bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapatkan pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.

b. Motivasi ekstrinsik

(3)

Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik mendapatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang dipelajarinya. Dari penjelasan tersebut motif intrinsiklah yang lebih kuat dibandingkan dengan motif ekstrinsik. Oleh karena itu,pendidikan harus berusaha menimbulkan motif intrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka terhadap bidang-bidang studi yang relevan Dja-marah (2002 : 115-116).

1) Fungsi Motivasi

Sardiman (2007 : 85) mengungkapakn bahwa motivasi memiliki beberapa fungsi antara lain :

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukkan arah perbuatan, yakni motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

2) Motivasi Belajar

(4)

adanya dorongan dan kebutuhan belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depanHamzah (2009 :23).

Motivasi belajar menurut Sardiman (2007 : 75) adalahfaktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2006 : 97) menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar yakni keinginan siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik sehingga kegiatan belajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam hidupnya. Menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang dapat membangkitakn motivasi belajar siswa.

3) Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Djamarah (2002 : 119-121) mengatakan bahwa prinsip-prinsip motivasi belajar dibagi menjadi enam yakni:

a) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar

(5)

b) Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam Belajar

Efek yang tidak diharapkan dari pemberian ektrinsik adalah kecenderungan ke-tergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi instinsik lebih utama dalam belajar.

Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi instrinsik sangat sedikit terpen-garuh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda, tetapi karena ingin memperoleh ilmu debanyak-banyaknya. c) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar

Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya un-tuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Guru yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu. d) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar

(6)

e) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempen-garuhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik bu-ruknya prestasi belajar seseorang anak didik. Anak didik menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajaran itu dikuasi dalam waktu yang relatif singkat.

4) Fungsi motivasi dalam belajar

Djamarah (2002 : 123-124) mengungkapakan bahwa motivasi memiliki tiga fungsi antara lain :

a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena adasesua-tu yang dicari munculah minatnya unadasesua-tuk belajar. Sesuaadasesua-tu yang dicari iadasesua-tu dalam rang-ka untuk memuasrang-kan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang arang-kan

dipelajari.

b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan

(7)

c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang akan cari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan di-capainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang akan memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.

5) Bentuk-bentuk motivasi dalam belajar

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas. Sebagai berikut:

a) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.

b) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakn sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan bagi orang yang sangat senang dengan pekerjaan yang dilakukan.

c) Kompetisi

(8)

d) Ego- involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa akan pentingnya tugas yang diberikan dan menerimanya sebagai tantangan.

e) Memberi ulangan

Peserta didik akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan adaulangan. Oleh karena itu memberi ulangan juga menjadi sarana meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

f) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hail pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar(Djamarah.2002:122-133).

6) Upaya yang dapat meningkatkan motivasi belajar

Beberapa cara yang digunakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2006: 101-107) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yakni:

a) Optimalisasi penerapan prinsip belajar

b) Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran

c) Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa 2. Prestasi Belajar

(9)

fakta, konsep, nilai atau norma, keterampilan intelektual, keterampilan motorik dan sebagainya. Sedangkan Bloom (dalam Suharyono,1991 : 4) mengatakan hasil belajar dapat diklarifikasikan kedalam tiga domain yaitu ranah kognitif yang mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa dan abilitas, ranah afektif yang mengarahkan siswa mengembangkan kepekaan emosi atau sikap, dan ranah psikomotor yang mengarahkan siswa mengemabangkan ketrampilan fisik/motorik.

Ahmad, Aslikan (2012) mengatakan bahwa prestasi belajar memiliki fungsi yakni :

a. Prestasi belajar sebagai indicator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inivasi pendidikan.

c. Prestasi belajar sebagai indicator intern dan ekstern dari suatu institudi pendidikan.

d. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap anak didik. 3. Tipe PembelajaranMind Mapping

a. Pengertian mind mapping

(10)

MuhammadNoer (2009) Mind mapping adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara menyeluruh. Secara lengkap Mind mapping dapat digunakan untuk: menyimpan informasi, mengorganisasikan informasi, membuat prioritas, belajar me-mahami informasi dalam konteksnya, melakukan review atas sebuah materi pembela-jaran, dan mengingat informasi secara lengkap.

Dari uraian di atas, dapat diambil sebuah definisi bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah suatu cara memetakan sebuah informasi yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif dimana kedua otak yakni otak kiri dan kanan dimanfaatkan secara maksimal sehingga yang membuat dimudahkan untuk mengingat sesuatu dengan bantuan warna-warna dan simbol .

b. Kegunaan Mind Mapping

Dalam pembelajaran khususnya geografi, peserta didik dapat menggunakan peta pikiran (mind mapping) sebagai cara untuk mengingat materi yang menurut mereka terlalu banyak hafalan. Di dalam menghafal, peta pikiran membantu peserta didik menyusun informasi dan melancarkan aliran pikiran. Di samping itu, menurut Maghfiroh Yuliatul (2009) petapikiran (mind mapping) mempunyai beberapa kelebihan yaitu:

1) Mudah melihat gambaran keseluruhan.

2) Membantu otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan, dan membuat hubungan.

(11)

4) Pengkajian ulang bisa lebih cepat. 5) Setiap peta bersifat unik.

Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode peta pikiran (mind mapping) akan memudahkan peserta didik dalam pembelajaran. Melalui peta pikiran (mind mapping) peserta didik lebih mudah dalam mengorganisasikan pikirannya untuk dituangkan dalam bentuk gambar dan tulisan atau kata kunci.

c. Langkah-langkah tipepembelajaran mind mapping

Prayudi (2011) mengungkapakan langkah-langkah pembuatan mind mapping adalah sebagai berikut:

1) Mulailah dari tengah kertas kosong.

2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama. 3) Gunakan berbagai warna.

4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat. Buatlah ranting-ranting yang berhubungan ke cabang dan seterusnya.

5) Buatlah garis hubung yang melengkung. 6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. 7) Gunakangambar.

d. Langkah-langkah tipe pembelajaran mind mapping materi geografi Langkah dalam menerapkan tipe pembelajaran mind mapping, yaitu:

(12)

2) Membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang (dapat diterapkan se-cara individu).

3) Guru menyampaikan konsep atau materi yang ingin dicapai oleh peserta di-dik.

4) Tiap kelompok mencatat alternatif hasil diskusi. e. Kelebihan dan Kelemahan

1) Kelebihan metode Mind mapping menurut Mahmudin(2009) sebagai berikut: a) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.

b) Dapat bekerjasama dengan teman lainnya. c) Catatan lebih padat dan jelas.

d) Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan. e) Catatan lebih terfokus pada inti materi. f) Mudah melihat gambaran keseluruhan.

g) Membantu otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkandan membuat hubungan.

h) Memudahkan penambahan informasi baru. i) Pengkajian ulang bisa lebih cepat.

j) Setiap peta bersifat unik.

(13)

c) Mind mapping peserta didik bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind mappingpeserta didik.

Dibawah ini merupakan contoh aplikasi mind mapping :

Gambar 2. 1Contoh aplikasi Mind mappinglavees(2011)

B.Hakikat Geografi

1. Hakikat pengajaran geografi

(14)

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks ke-ruangan Semlok (dalam Sumaatmajda 2001:11).

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas, Sumaatmjda (2001:12) mengungkapkan bahwa geografi dan studi geografi berkenaan dengan (1) permukaan bumi (geosfer), (2) alam lingkungan (atmosfer, liosfer, hidrosfer, biosfer), (3) umat manusia dengan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, serta (5) analisis hu-bungan keruangan gejala-gejala geografi di permukaan bumi. Dengan demikian pen-gajaran geografi hakikatnya adalah penpen-gajaran tentang aspek-aspek keruangan per-mukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya.

2. Ruang lingkup pengajaran geografi

Ruang lingkup geografi menurut Sumaatmadja (2001:12) terbagi menjadi 4 ba-gian yakni:

a. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia b. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya

c. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungannya yang membe-rikan variasi terhadap cirri khas tempat-tempat dipermukaan bumi

(15)

Ruang lingkup inilah yang memberikan cirri-ciri yang karakteristik terhadap pengajaran geografi. Apa pun yang akan diproses pada pengajaran geografi, mate-rinya selalu digali dari permukaan bumi.

3. Materi pelajaran

a. Pengertian pedosfer

Pedosfer merupakan lapisan kulit bumi paling atas dan biasa disebut den-gan tanah. Tanah merupakan benda alam yang unik. Tanah memiliki karakte-ristik yang berbeda-beda. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan induk dan tumbuhan/hewan yang telah membusuk.

b. Faktor-faktor pembentukan tanah Ada 8 faktor pembentukkan tanah yaitu:

1) Iklim 2) Organisme 3) Bahan induk

4) Topografi atau reriel 5) Waktu

c. Sifat-sifat tanah 1) Sifat fisika tanah

(16)

Tanah terdiri atas berbagai macam unsur kimia. Penentu sifat kimia tanah an-tara lain berupa kandungan bahan organik, unsure hara, dan Ph.

3) Sifat biologi tanah

Massa tanah tersusun oleh zat padat, cair , dan gas. Zat padat yang memben-tuk tanah terdiri dari partikel-partikel tanah, bahan organic, dan jasad hi-dup. Golongan tumbuhan antara lain bakteri, fungi, dan akar tanaman.

d. Jenis-jenis tanah

Faktor-faktor pembentukan tanah yang saling berkaitan menghasilkan ta-nah dengan sifat yang berbeda-berbeda. Jenis-jenis tata-nah yang ada di Indone-sia yakni; tanah aluvial, andosol,regosol, kapur, argosol/tanah gambut, grumu-sol, dan latosol.

e. Kerusakan tanah 1) Erosi

2) Kebakaran hutan

3) Ekploitasi pertambangan yang berlebihan 4) Penebangan hutan

f. Pencegahan erosi

(17)

C. Kerangka Pikir

Didalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Agar kegiatan yang dilakukan dapat terlaksana harus ada motivasi atau dorongan dari dalam diri manusia itu sendiri. Begitu pula dalam diri peserta didik, mereka mempunyai semangat belajar jika ada motivasi. Motivasi bisa berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain. Diharapkan dengan meningkatnya motivasi dalam diri peserta didik maka akan dibarengi dengan menigkatnya prestasi terhadap mata pelajaran geogarfi.

Berdasarkan latar belakang dapat diketahui bahwa kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar karena kurangnya inovasi dalam penyam-paian materi belajar geografi yang identik dengan materi hafalan, hal ini membuat peserta didik merasa bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran, peserta didik hanya mendengarkan saja, tidak tertarik apa yang di sampaikan oleh guru hal ini menyebabkan peserta didik jenuh karena kurang termotivasi oleh pembelajaran yang diterapkan di kelas. Prestasi belajar peserta didik juga masih tergolong rendah karena sebagian besar peserta didik belum mencapai batas ketuntasan.

(18)

Salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pe-serta didik adalah dengan tipe pembelajaran mind mapping. tipe pembelajaran mind mapping ini diharapkan mampu membuat peserta didiktermotivasi untuk belajar karena tehnik mencatatnya menggunakan bantuan warna-warna, simbol, sehingga peserta didik mampu mengingat sesuatu dengan baik. tipe ini menggunakan kedua belahan otak secara maksimal membuat peserta didik mampu mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun verbal. Apabila tipe mind mapping ini dilaksanakan dengan baik diharapkan motivasi dan prestasi belajar

geografipeserta didik akan meningkat.

D. Penelitian yang relevan

Menurut Turyono (2011) dalam skripsinya berjudul “meningkatkan motivasi belajar Pkn melalui metode mind mapping pada kompetensi dasar hakikat hukum dan kelembagaan hak asasi manusia dikelas VII H semester 2 tahun pelajaran 2009 /2010 SMP N 3 Banyumas” hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Mind Mapping berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikkan

(19)

pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 1,3 dengan kriteria kurang baik, dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 2,6 dengan kriteria baik.

Menurut Meca Fatma (2010) dalam skripsinya yang berjudul “penerapan model mind map untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar geografi pada siswa

kelas VII A SMP Walisongo Gempol di Pasuruan” hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran mind mapping dalam mata pelajaran geografi dapat me-ningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai pretes siswa pada siklus I (pertemuan 2) yang pada awal pretes pertemuan 1 nilainya sebe-sar 46,40 setelah diterapkan metode pembelajaran mind mapping meningkat menjadi 78,43 atau 69,03%, untuk tingkat keberhasilan kelas dari 32 siswa yang dinyatakan telah tuntas adalah 26 siswa sedang sisanya dinyatakan belum tuntas karena nilai di-bawah KKM yakni 75. Pada siklus II (pertemuan 2) dilihat dari nilai pretes siswa mengalami peningkatan yakni sebesar 95,94% atau sekitar 106,76%, untuk tingkat keberhasilan kelas seluruh siswa lah tuntas. Nilai siswa tidak ada yang dibawah KKM.

Menurut Singgih Furbani (2011) dalam skripsinya yang berjudul “mening-katkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran mind mapping kelas VII di SMP Muhammadiyah Kedungbanteng tahun pelajaran

(20)

sikap) siswa. Perolehan skor rata-rata dari aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I (pertemuan ke 2) adalah 64,5% keaktivan siswa dalam pembelajaran IPS dengan ka-tegori cukup baik dan perolehan skor rata-rata pada pembelajaran siklus II (perte-muan ke 2) adalah 79,3% keaktivan siswa dalam pembelajaran IPS dengan kategori baik, sedangkan perolehan skor rata-rata pernyataan (skala sikap) siswa pada pembe-lajaran siklus I (pertemuan 2) adalah 74,9% siswa yang mempunyai motivasi belajar IPS dengan kategori cukup baik dan perolehan skor rata-rata pernyataan (skala sikap) siswa pada pembelajaran siklus II (pertemuan 2) adalah 88, 50% siswa yang mempu-nyai motivasi belajar IPS dengan kategori baik.

E. Hipotesis tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan tipe pembelajaran mind mapping dapat me-ningkatkan motivasi belajar peserta didikkelas X 1 SMA Muhammadiyah Pur-wokerto pada mata pelajaran geografi kompetensi dinamika lapisan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan.

Gambar

Gambar 2. 1Contoh aplikasi Mind mappinglavees(2011)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penulisan skripsi yang berjudul “Makna Simbolik dalam Komunitas Street Punk Gonzo”, berawal dari stigma negatif masyarakat terhadap komunitas Punk yang berada di Jalan Mandala

Indirect act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyar\akat melalui perantara media tertentu seperti misalnya: informasi lewat televisi, penyebaran informasi lewat

Fasilitas fisik yang diteliti adalah: meja kerja, kursi kerja, lemari pengering,. pintu

Dalam kaitannya dengan transaksi keuangan perbankan, sebagai Undang-Undang yang akan menjadi semacam “Undang-Undang payung” bagi kegiatan-kegiatan bank yang terkait

Nilai produksi satu periode sebelumnya akan memiliki bobot yang lebih besar dari nilai produksi dua periode sebelumnya, dan nilai.. produksi dua periode sebelumnya ini akan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah leadership style dapat secara langsung mempengaruhi management control systemUMKM sektor garmen yang ada di

faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan