• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS ABIANSEMAL II BADUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS ABIANSEMAL II BADUNG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS ABIANSEMAL II

BADUNG

Jatuh merupakan permasalahan yang sering terjadi pada lansia akibat dari terjadinya penurunan fungsi tubuh terkait dengan proses penuaan. Kemampuan fungsional lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi risiko jatuh pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan kemampuan fungsional dengan risiko jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional terhadap 107 responden yang datang ke posyandu lansia dengan menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Hasil kuesioner ini disajikan dalam bentuk tabel dan diuji dengan uji statistik Chi-Square.

Hasil analisis dengan uji statistik Chi-Square didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 artinya ada hubungan yang signifikan antara kemampuan fungsional dengan risiko jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung. Tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel pada penelitian ini ditunjukkan dengan contingency coefficient (r2) sebesar 0,546. Adapun arah hubungan dari kedua variabel ini adalah positif artinya semakin mandiri kemampuan fungsional lansia maka akan semakin tidak berisiko untuk jatuh.

Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan fungsional dengan risiko jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung. Lansia diharapkan untuk dapat mempertahankan kemampuan fungsionalnya dan lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko jatuh sehingga dapat meminimalisir angka kesakitan yang terjadi akibat jatuh.

(2)

viii

ABSTRACT

CORRELATION OF FUNCTIONAL ABILITIES AND RISK OF FALLS AMONG THE ELDERLY IN INTEGRATED HEALTH SERVICES FOR ELDERLY OF THE CENTRAL HEALTH SOCIETY ABIANSEMAL II

BADUNG REGENCY

Falls is a problem that often occurs in elderly as a result of the decline in body function associated with aging. Functional abilities of elderly in performing daily activities is one of the factors that affect the risk of falls in elderly. The purpose of this study was to determine the correlation of functional abilities and risk of falls among the elderly in Integrated Health Services for Elderly of The Central Health Society Abiansemal II Badung Regency.

The design of this study was observational analytic study with cross-sectional approach to the 107 respondents who come to integrated health services for elderly using a questionnaire. Sampling was done by consecutive sampling. The results of this questionnaire are presented in tabular form and tested with Chi-Square statistical test.

The results of the analysis with Chi-Square statistical tested obtained significance value (p) of 0.000 that means there is a significant correlation between functional abilities and risk of falls among the elderly in Integrated Health Services for Elderly of The Central Health Society Abiansemal II Badung Regency. The level of the relationship between two variables in this study are shown in contingency coefficient (r2) is 0.546. The direction of the correlation of these two variables is positive, which means more independence of functional abilities will make the elderly not at risk of falls.

It can be concluded that there is a significant correlation between functional abilities and risk of falls among the elderly in Integrated Health Services for Elderly of The Central Health Society Abiansemal II Badung Regency. Elderly expected to be able to maintain their functional abilities and consider the factors that affect the risk of falling so they can minimize morbidity caused by falls.

(3)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN. ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR... iv

LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

RINGKASAN ... ix

SUMMARY ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR SINGKATAN... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Lanjut Usia... 8

2.1.1 Definisi Lanjut Usia ... 8

2.1.2 Klasifikasi Lanjut Usia ... 8

2.2 Penuaan ... 8

2.2.1 Definisi Penuaan ... 8

2.2.2 Teori Penuaan ... 9

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penuaan ... 13

2.2.4 Perubahan Morfologi dan Penurunan Fungsi Tubuh Akibat Penuaan ... 14

2.3 Kemampuan Fungsional pada Lansia ... 17

2.3.1 Definisi Kemampuan Fungsional ... 17

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Fungsional Lansia ... 18

2.3.2 Barthel Index ... 22

2.4 Risiko Jatuh ... 24

2.4.1 Definisi Risiko Jatuh ... 24

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Risiko Jatuh ... 25

2.4.3 Dampak Risiko Jatuh ... 27

2.4.4 Pencegahan Risiko Jatuh ... 30

2.4.5 Fall Morse Scale ... 33

2.4.6 Hubungan Kemampuan Fungsional dengan Risiko Jatuh... 35

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 36

(4)

xiv

3.2 Konsep Penelitian ... 37

3.3 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB IV METODE PENELITIAN ... 38

4.1 Jenis Rancangan Penelitian ... 38

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

4.2.1 Populasi Penelitian ... 38

4.2.2 Sampel Penelitian ... 39

4.2.3 Besar Sampel ... 39

4.2.4 Teknik Penentuan Sampel ... 40

4.3 Variabel Penelitian ... 40

4.3.1 Klasifikasi Variabel ... 40

4.3.2 Definisi Operasional Variabel ... 40

4.4 Instrumen Penelitian ... 41

4.4.1 Barthel Index ... 41

4.4.2 Fall Morse Scale ... 42

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 42

4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ... 42

4.6.1 Persiapan Penelitian ... 42

4.6.2 Saat Penelitian ... 43

4.6.3 Jenis Data ... 44

4.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data ... 44

4.7.1 Pengolahan Data ... 44

4.7.2 Teknik Analisis Data ... 45

4.8 Etika Penelitian ... 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian... 48

5.3 Gambaran Kemampuan Fungsional Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung ... 55

5.4 Gambaran Risiko Jatuh Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung ... 58

5.5 Hubungan Kemampuan Fungsional dengan Risiko Jatuh pada Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung ... 60

5.6 Keterbatasan Penelitian ... 64

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 64

6.1 Simpulan... 65

6.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jumlah penduduk lansia di dunia meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup (WHO, 2015). Dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, yang dimaksud sebagai lansia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Maryam, 2008). Pada akhir abad ke 20, populasi dunia yang berumur di atas 60 tahun diperkirakan berjumlah 600 juta orang. Diperkirakan hanya dalam kurun waktu 25 tahun yaitu tahun 2025 orang yang berusia di atas 60 tahun akan berjumlah 1,2 milyar orang atau menjadi dua kali lipat (AHIA Conference, 2005 dalam Utomo, 2010).

Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pertambahan jumlah penduduk lansia di beberapa negara, salah satunya Indonesia, memberikan dampak yang besar terhadap profil kependudukan baik nasional maupun dunia. Hasil Sensus Penduduk pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah 18,57 juta jiwa, dan meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk lansia di Indonesia akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa per tahun. Dengan demikian, pada tahun 2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia diperkirakan akan berjumlah sekitar 34,22 juta jiwa (Kemenkes RI, 2013).

Indonesia tergolong negara berstruktur tua, hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai

(6)

2

diatas 7% dari keseluruhan penduduk (Kemenkes RI, 2013). Populasi lansia di Bali sebanyak 9% hal ini menandakan bahwa Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memasuki era penduduk berstruktur tua karena jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas telah melebihi tujuh persen (Dinkes Provinsi Bali, 2014).

Angka harapan hidup di Indonesia setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2012, angka harapan hidup Indonesia yaitu 69,87 tahun lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka harapan hidup Indonesia tahun 2011 yang sebesar 69,65 tahun (Kemenkes RI, 2013). Pada tahun 2012, Angka Harapan Hidup Provinsi Bali mencapai 70,84 tahun lebih tinggi jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup tahun 2011 yang sebesar 70,78 tahun (Dinkes Provinsi Bali, 2014).

Menjadi tua merupakan suatu hal yang wajar terjadi pada semua manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat menghindar dari proses penuaan. Proses penuaan didefinisikan sebagai akumulasi dari berbagai kerusakan yang terjadi pada sel dan jaringan tubuh akibat pertambahan usia seseorang yang menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya suatu penyakit dan kematian (Tosato dkk, 2007). Semakin bertambahnya usia seseorang akan menyebabkan semakin kompleks kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi. Proses penuaan secara alami akan disertai dengan terjadinya penurunan fungsi tubuh baik fungsi fisik maupun psikis. Diantaranya perubahan pada sistem pancaindra, gastrointestinal, kardiovaskuler, respirasi, endokrinologi, hematologik, persendian, otot, tulang, dan lain-lain (Nair, 2005 dan Mubarak dkk, 2010). Perubahan-perubahan tersebut pada umunya mengarah pada kemunduran.

(7)

3

Penurunan fungsi tubuh pada lansia akan mengakibatkan terjadinya gangguan gerak dan fungsi lansia. Penurunan kekuatan otot akibat dari proses penuaan akan mempengaruhi kemampuan fungsional lansia khususnya kemampuan mobilitas seperti penurunan kecepatan jalan, keseimbangan dan peningkatan risiko jatuh. Hal ini mendasari bahwa ketika kemampuan fungsional seseorang menurun maka dapat meningkatkan risiko jatuh pada orang tersebut. Kemampuan fungsional dinilai dari kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Utomo, 2010). Ketika kemampuan fungsional seorang menurun maka kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari juga akan menurun dan risiko jatuh akan meningkat. Sebagian besar kejadian jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas sehari-hari seperti pada saat berjalan, mandi dan saat mengganti posisi.

Risiko jatuh merupakan suatu kejadian yang baru akan terjadi yang dapat menyebabkan seseorang terjatuh ke tanah yang terjadi berlawanan dengan kehendak mereka. Seseorang bisa terjatuh ke lantai atau tanah, atau jatuh dan menghantam suatu objek seperti kursi atau tangga yang menyebabkan seseorang beristirahat secara tidak sengaja di tanah atau tingkat yang lebih rendah lainnya (Kumar dkk, 2011). Meningkatnya risiko jatuh merupakan permasalahan yang sering terjadi pada lansia akibat dari terjdinya perubahan fungsi organ, penyakit, dan lingkungan. Sekitar 30% sampai dengan 40% lansia yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko jatuh dan mengalami jatuh setiap tahunnya. Insiden jatuh terus meningkat dari usia menengah dan puncak pada orang yang berusia lebih dari 80 tahun (Shobha, 2005).

(8)

4

Risiko jatuh pada lansia dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yang mempengaruhi risiko jatuh yaitu faktor host atau faktor yang berasal dari dalam diri lansia itu sendiri (usia, disability, dan penyakit yang diderita) dan kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari (kemampuan fungsional). Sedangkan faktor ekstrinsiknya yaitu lingkungan, kondisi sosial ekonomi, dan obat-obatan yang dikonsumsi oleh lansia. Faktor ekstrinsik lebih mungkin meningkatkan risiko jatuh untuk kelompok usia 60 sampai 74 tahun, sedangkan faktor intrinsik lebih mungkin meningkatkan risiko jatuh untuk mereka yang berusia 75 tahun dan lebih tua (Dzousa dkk, 2014).

Menurut Stenley dan Beare (2007) meningkatnya risiko jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari meningkatnya risiko jatuh adalah terjadinya patah tulang panggul. Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh. Pada lansia yang telah mengalami jatuh dan mendapat perawatan di rumah sakit, kemungkinan meninggal dunia. Dampak lainnya dari risiko jatuh adalah dampak secara sosial, dampak terhadap keuangan dan medis, serta dampak terhadap pemerintah dan masyarakat (El-Bendary dkk, 2013).

Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Bali dengan jumlah penduduk sebanyak 588.980 jiwa (Dinkes Provinsi Bali, 2014). Kabupaten Badung terdiri dari beberapa kecamatan. Salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Badung adalah Kecamatan Abiansemal.

(9)

5

Kecamatan Abiansemal memiliki empat puskesmas yaitu Puskesmas Abiansemal I, Puskesmas Abiansemal II, Puskesmas Abiansemal III dan Puskesmas Abiansemal IV. Puskesmas Abiansemal II merupakan salah satu puskesmas yang memiliki posyandu lansia. Posyandu lansia yang di bina oleh Puskesmas Abiansemal II adalah posyandu lansia yang resmi terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Badung berjumlah 11 posyandu yang tersebar di beberapa banjar yaitu Banjar Sibang Desa Jagapati, Banjar Puseh Desa Angantaka, Banjar Sedang Desa Sedang, Banjar Sigaran Desa Mekar Buana, Banjar Tingas Desa Mekar Buana, Banjar Bindu Desa Mekar Buana, Banjar Lambing Desa Mekar Buana, Banjar Samu Desa Mekar Buana, Banjar Undagi Desa Mambal, Banjar Umahanyar Desa Mambal, dan Banjar Kemulan Desa Jagapati.

Permasalahan mengenai risiko jatuh pada lansia tidak termasuk di dalam program pokok kerja puskesmas, sehingga hal tersebut tidak mendapatkan perhatian khusus. Meningkatnya risiko jatuh merupakan permasalahan yang sering terjadi pada lansia. Penelitian mengenai risiko jatuh pada lansia sebelumnya belum banyak dilakukan di Puskesmas Abiansemal II maka berdasarkan pada uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kemampuan fungsional dengan risiko jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimanakah gambaran karakteristik lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung berdasarkan usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan?

(10)

6

1.2.2. Bagaimanakah gambaran kemampuan fungsional pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung?

1.2.3. Bagaimanakah gambaran risiko jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung?

1.2.4. Adakah hubungan antara kemampuan fungsional dengan risiko jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kemampuan fungsional dengan risiko jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung berdasarkan usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan.

2. Untuk mengetahui gambaran kemampuan fungsional pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung.

3. Untuk mengetahui gambaran risiko jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung.

4. Untuk mengetahui adakah hubungan kemampuan fungsional dengan risiko jatuh pada lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Abiansemal II Badung.

(11)

7

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Aspek teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan risiko jatuh pada lansia.

1.4.2. Aspek aplikatif

1. Hasil penelitian ini diharapkan memberi gambaran tentang hubungan antara kemampuan fungsional dengan risiko jatuh pada lansia.

2. Memberi masukan kepada pengelola puskesmas mengenai program pemeliharaan kesehatan dan rehabilitas yang tepat pada lansia sehingga prioritas program untuk meminimalkan risiko jatuh dapat dilaksanakan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya sistem aplikasi yang dapat menampung data customer dari kunjungan, maka jika ada perusahaan yang belum dikunjungi dalam periode waktu tertentu, aplikasi ini

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor internal (fashion involvement dan

Perbandingan penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah penelitian sebelumnya memanfaatkan citra Landsat untuk mengetahui persebaran ekosistem mangrove, tetapi dalam

- Leukemia Akut : Predominan yang berpoliferasi sel yang tidak matang (sel muda).. - Leukemia Kronik : Predominan berpoliferasi sel

Penelitian ini menjelaskan bahwa Melasti merupakan upacara ritual umat Hindu Bali yang bertujuan untuk membersihkan lahir bathin manusia (Bhuana Alit) dan alam

Guna mencari hubungan tersebut, terdapat persyaratan yang perlu dipenuhi, yaitu menyusun suatu populasi yang cukup besar dengan rancangan tertentu, melibatkan sejumlah besar

Kegiatan Penyusunan Rencana Kerja Tahunan dilakukan untuk menurunkan program kegiatan dari Rencana Umum dan rencana Operasional Hutan Kemasyarakatan (HKm) Wana Manunggal desa Suka

Berdasarkan data uji coba perorangan, kelompok kecil dankelompok besar tersebut bahwa media pembelajaran menggunakan media spesimen kupu-kupu yang dikembangkan dalam