BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Batur adalah wilayah yang berada di kabupaten Banjarnega, dimana Batur berada di daerah pegunungan, dengan ketinggian wilayah desa berada pada kisaran 1.609 – 2.093 m dpl, dengan rata-rata 1.633 m dpl. Karena wilayah Batur luas akan sawah dan tanah di daerah tersebut subur maka masyarakat di daerah Batur mayoritas petani. Biasanya petani Batur menanam sayur kentang, wortel, kubis, cabai, dan lain-lain (www.BPS. Banjarnegara.go.id di akses 16 Desember 2016, pukul 18:30).
Tabel 4.2 Penduduk Batur akhir tahun 2014
Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Batur 5.242 5.170 10.417 Sumberjo 2.695 2.592 5.287 Pasurenan 1.330 1.291 2.621 Bakal 1.870 1.840 3.710 Dieng Kulon 1.623 1.497 3.120 Karangtengah 2.191 2.282 4.473 Kepakisan 1.366 1.381 2.747 Pekasiran 2.462 2.451 4.913 Jumlah 18.779 18.504 37.283 Sumber: BPS Banjarnegara
Jumlah penduduk Kecamatan Batur tahun 2014 sebanyak 37.283 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki sebanyak 18.779 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 18.504 jiwa. Dengan luas wilayah Kecamatan Batur 47.17 km (www.BPS.Banjarnegara.go.id di akses 17 Desember 2016, pukul 13:30).
Tabel 4.1 Statistik Pemerintahan di Batur 2012-2014 Wilayah Administrasi 2012 2013 2014 Desa/Kel 8 8 8 Dusun 35 35 35 Rw 41 41 41 Rt 162 162 162 Sumber: BPS Banjarnegara
Berdasarkan data statistik di atas, Kecamatan Batur terdiri dari 8 kelurahan atau desa, 35 dusun, 41 rukun warga dan 162 rukun tetangga.
Tabel 4.3 Banyaknya Jenjang Pendidikan di Batur 2014 Jenjang
Pendidikan
Sekolah Guru Murid
SD 28 209 3.923
SLTP 5 98 1.166
SLTA 1 26 169
Sumber: Banjarnegara dalam Angka Tahun 2015
Data di atas menunjukkan banyaknya jenjang pendidikan tingkat SD sebanyak 28 sekolah, 3.923 murid, dan 209 guru. Jenjang pendidikan tingkat SLTP sebanyak 5 sekolahan, 1.166 murid, dan 98 guru. Sedangkan jenjang pendidikan untuk SLTA aebanyak 1 sekolahan, 169 murid, dan 26 guru.
Tabel 4.4 Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Batur 2014 Fasilitas Jumlah Puskesmas 2 Puskesmas Pembantu 1 Puskemas Keliling 2 Apotik 1 Pondok Bersalin 6 Posyandu 37 Sumber: BPS Banjarnegara
Upaya untuk pelayanan kesehatan di Batur terdapat 2 puskesmas, 1 puskesmas pembantu, 2 puskesmas keliling, 1 apotik, 6 pondok bersalin, dan 37 posyandu yang ada di setiap desa atau wilayah.
Tabel 4.5 Banyaknya Tenaga Kesehatan di Batur 2014
Tenaga Kesehatan Jumlah
Dokter umum/spesialis 1
Paramedis dan lainnya 8
Bidan 13
Sumber: BPS Banjarnegara
Banyaknya tenaga kesehatan yang ada di Batur yang ditangani oleh ahlinya ada 1 dokter umum/spesialis, 8 paramedis, dan 13 bidan.
Tabel 4.6 PDRB Batur, 2012 – 2014
Uraian 2012 2013 2014
PDRB adhb per kapita 18,062,38 20.190,90 21.762,60 PDRB adhk 2000 245,69 257,47 269,72 PDRB adhk per kapita 6.610,39 6.684,69 7.128,04 Pertumbuhan ekonomi (%) 4,23 4,79 4,76 Sumber: BPS Banjarnegara
Produk Dosmetik Regional Bruto (PDPB) mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun., PDRB atas dasar harga berlaku pada satu tahun 2014 Batur telah mencapai 823,48 milyar rupiah. Sedangkan menurut harga konstan tahun 2000, PDRB Batur tahun 2014 mencapai 269,72 milyar rupiah. Pertumbuhan ekonomi Batur tahun 2014 sebesar 4,76 persen. Cenderung melambat jika dibandingkandengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya (www.BPS.Banjarnegara.go.id di akses 17 Desember 2016, pukul 14:01).
Tabel 4.7 Peringkat Pertumbuhan Ekonomi (%) Antar Kecamatan
Peringkat Kecamatan Pertumbuhan
1 Karangkobar 5,29 2 Pagentan 5,25 3 Batur 4,76 4 Wanayasa 4,48 5 Pejawaran 4,20 Kabupaten 5,26 Sumber: BPS Banjarnegara
Peringkat pertumbuhan ekonomi untuk Kecamatan Batur berada pada peringkat ke-3 sebesar 4,76. Untuk peringkat pertumbuhan ekonomi paling tinggi adalah Kecamatan Karangkobar sebesar 5,29% dan peringkat pertumbuhan ekonomi paling rendah Kecamatan Pejawaran sebesar 4,20%.
Tabel 4.8 Statistik Tanaman Sayur-sayuran di Batur 2014
Uraian Luas Lahan Produksi
Bawang Daun 816 12.665
Kentang 5.137 789.750
Wortel 844 130.930
Kol/kobis 1.279 366.650
Sumber: BPS Banjarnegara
Berdasarkan data statistik di atas produksi tanaman sayur-sayuran di Kecamatan Batur seperti, bawang daun sebanyak 12.665 kwintal dengan luas lahan 816 meter, kentang sebanyak 789.750 kwintal dengan luas lahan 5.137 meter, wortel sebanyak 130.930 kwintal dengan luas lahan 844, dan kol/kobis sebanyak 366.650 kwintal dengan luas lahan 1.279 meter.
Walaupun di daerah Batur yang mayoritas penduduknya petani akan tetapi banyak dikalangan mereka yang terjun langsung di dunia bisnis. Karena mereka yang berbisnis beranggapan untuk meningkatkan taraf hidup tidak hanya dalam sektor pertanian akan tetapi bisa dalam sektor ekonomi. Dalam dunia bisnis selalu ada persaingan bisnis, dimana para pelaku bisnis selalu berlomba-lomba dalam meningkatkan bisnis tersebut, akan tetapi dalam persaingan tidak ada kecurangan atau tidak merugikan orang lain.
B. Hasil Penyebaran Kuesioner
Data dalam metode penelitian ini dikumpulkan melalui metode sensus dengan menyebarkan kuesioner kepada pelaku bisnis yang ada di wilayah Kecamatan Batur, yang terdiri dari 8 kelurahan. Total pertanyaan dalam kuesioner sebanyak 15 pertanyaan, yang terdiri dari 5 pernyataan mengenai lingkungan, 5 pernyataan mengenai motivasi, dan 5 pernyataan mengenai bisnis islami.
Kuesioner yang disebarkan kepada responden yang merupakan pelaku bisnis di Kecamatan Batur sebanyak 82 kuesioner. Penyebaran kuesioner langsung ke 8 kelurahan yang tersebar di Kecamatan Batur. Penyebaran kuesioner dilakukan selama 10 hari, dari tanggal 20 Februari 2017 sampai 01 Maret 2017.
Dalam penelitian ini telah merangkum hasil kuesioner dalam tabel yang menunjukan jumlah kuesioner dalam penelitian ini. Secara keseluruhan total kuesioner yang disebarkan sebanyak 82 kuesioner, jumlah kuesioner yang disebarkan semua kembali sebanyak 82 kuesioner, total kuesioner yang tidak dapat diolah sebanyak 0. Maka kuesioner yang dapat diolah dan dianalisis untuk penelitian adalah sebanyak 82 kuesioner.
Tabel 4.9 Hasil Penyebaran Kuesioner
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang disebar 82
Kuesioner yang tidak kembali 0
Kuesioner yang kembali 82
Kuesioner yang tidak dapat diolah
Kuesioner yang dapat diolah 82
C. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, alamat, pendidikan terakhir, lama berbisnis, dan pendidikan jenis bisnis.
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.10 Jenis Kelamin Responden
Keterangan Jumlah Presentase
Perempuan 36 43,9%
Laki-laki 46 56,1%
Total 82 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah pada 2017
Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dijelaskan bahwa responden perempuan sebanyak 36 orang atau 43,9% dan responden laki-laki sebanyak 46 atau 56,1%. Dalam penelitian ini paling banyak responden adalah laki-laki sebesar 56,1%.
b. Umur Responden
Tabel 4.11 Umur Responden
Keterangan Jumlah Presentase
<20 tahun 5 6,1% 21-30 tahun 40 48,8% 31-40 tahun 20 24,4% 41-50 tahun 10 12,2% >50 tahun 7 8,5% Total 82 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah pada 2017
Usia responden pelaku bisnis di Kecamatan Batur antara <20 tahun sebanyak 5 orang atau 6,1%, usia 21-30 tahun sebanyak 40 0rang atau 48,8%, usia 31-40 tahun sebanyak 20 orang atau 24,4%, usia 41-50 tahun sebanyak 10 orang atau 12,2%, dan untuk usia >50 tahun sebanyak 7 orang atau 8,5%. Dalam penelitian ini paling banyak responden yang berusia 21-30 tahun sebanyak 48,8%.
c. Alamat Responden
Tabel 4.12 Alamat Responden
Keterangan Jumlah Presentase
Batur 37 45,1%
Sumberjo 6 7,3%
Pasurenan 3 3,7%
Pekasiran 6 7,3%
Dieng Kulon 10 12,2%
Karangtengah 7 8,5%
Bakal 6 7,3%
Total 82 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah pada 2017
Berdasarkan alamat atau desa responden pelaku bisnis di Kecamatan Batur, untuk desa Batur sebanyak 37 orang atau 45,1%, desa Sumberjo sebanyak 6 orang atau 7,3%, desa Pasurenan sebanyak 3 orang arau 3,7%, desa Pekasiran sebanyak 6 orang atau 7,3%, desa Pakisan sebanyak 7 orang 8,5%, desa Dieng Kulon sebanyak 10 orang atau 12,2%, desa Karangtengah 7 orang atau 8,5%, desa Bakal 6 orang atau 7,3%. Dalam penelitian ini paling banyak responden dari desa Batur sebanyak 45,1%.
d. Pendidikan terakhir
Tabel 4.13 Pendidikan Terakhir Responden
Keterangan Jumlah Presentase
SD 12 14,6% SMP 19 23,2% SMA 44 53,7% D3 5 6,1% S1 2 2,4% Total 82 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah pada 2017
Untuk pendidikan terakhir yang di miliki responden baik dari jenjang SD sebanyak 12 orang atau 14,6%, SMP 19 orang atau 23,2%, SMA 44 orang atau 53,7%,
D3 5 orang atau 6,1%, S1 2 orang atau 2,4%. Dalam penelitian ini untuk responden pelaku bisnis paling banyak dari jenjang SMA sebesar 53,7%.
e. Lama Berbisnis
Tabel 4.14 Lama Berbisnis Responden
Keterangan Jumlah Presentase
1-5 tahun 41 50,0% 6-10 tahun 22 26,8% 11-15 tahun 9 11,0% 16-20 tahun 4 4,9% >20 tahun 6 7,3% Total 82 100%
Sumber: Data Primer Yang Diolah pada 2017
Hasil distribusi lama berbisnis dapar dijelaskan bahwa responden yang membuka bisnisnya dari 1 sampai 5 tahun tahun sebanyak 41 orang atau 50,0%, 6 sampai 10 tahun sebanyak 22 orang atau 26,8%, 11 samapai 15 tahun sebanyak 9 orang atau 11,0%, 16 sampai 20 tahun sebanyak 4 orang atau 4,9%, dan >20 tahun sebanyak 6 orang atau 7,3%. Dapat di jelaskan bahwa responden pelaku bisnis paling banyak membuka bisnis yang dijalankan dari 1 sampai 5 tahun sebanyak 50,0%.
f. Jenis Bisnis
Tabel 4.15 Jenis Bisnis Responden
Keterangan Jumlah Presentase
Toko Obat 13 15,9% Kuliner 15 18,3% Oleh-oleh 13 15,9% Pakaian 12 14,6% Lain-lain 7 8,5% Total 82 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah pada 2017
Berdasarkan bisnisnya pelaku bisnis membuka bisnis klontongan sebanyak 22 0rang atau 26,8%, toko obat sebanyak 13 orang atau 15,9%, kuliner sebanyak 15 otrang atau 18,3%, oleh-oleh sebanyak 13 orang atau 15,9%, pakaian sebanyak 12 orang atau 14,6%, dan lain-lain sebnyak 7 orang atau 8,5%. Dalam penelitian ini bisa di lihat bahwa pelaku bisnis paling banyak membuka bisnis klontongan sebanyak 26,8%.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk tingkat signifikan 5 persen dari degree of freedom (df)= n-2, jika r tabel < r hitung , maka butir soal tersebut valid(Noor, 2011 : 169).
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Validitas Variabel Butir
Pernyataan
LINGKUNGAN (X2) LKG 1 LKG 2 LKG 3 LKG 4 LKG 5 0,646 0,783 0,707 0,731 0,624 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid MOTIVASI (X2) MTV 1 MTV 2 MTV 3 MTV 4 MTV 5 0,620 0,701 0,682 0,800 0,691 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Bisnis Islami (Y) BI 1 BI 2 BI 3 BI 4 BI 5 0,769 0,617 0,676 0,768 0,776 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data Primer yang Diolah (2017)
Tabel di atas menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel lingkungan, motivasi, dan bisnis islami yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai taraf signifikan yang lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Hal ini berarti semua indikator dan pernyataan pada variabel dalam penelitian ini hasilnya valid sehingga layak digunakan sebagai pengumpul data dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Uji reabilitas atau uji keandalan, yaitu keandalan pengukuran dengan menggunakan Alfa Cronbachialah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baiknya item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Untuk menilai kestabilan ukuran dan konsisten responden dalam menjawab kuesioner. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan, jika nilai alpha> 0,60 disebut reliabel (Noor, 2011 : 165).
Tabel 4.17 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Keterangan
LINGKUNGAN 0,725 Reliabel
MOTIVASI 0,731 Reliabel
Bisnis Islam 0,770 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah (2017)
Tabel di atas menunjukan bahwa semua variabel yang digunakan untuk penelitian memperoleh nilai Alpha di atas 0,60 ini menunjukan variabel penelitian reliabel sehingga instrument pernyataan dapat dipercaya.
3. Regresi Linear Berganda
Tabel 4.18 Hasil Regresi Linear Berganda Model Unstandarized Coeffesients B Std. Error Standarized Coeffesients Beta T Sig. (contant) 1,368 1,405 ,979 ,333 Lingkungan ,478 ,065 ,473 7,400 ,000
Motivasi ,479 ,056 ,544 8,505 ,000
Regresi linear berganda dalam analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel bebas yaitu: lingkungan (X1) dan motivasi (X2) terhadap variabel terkait yaitu peningkatan bisnis secara Islami (Y).
Persamaan regresi linear berganda, yaitu: Y= a +ß1X1+ ß2X2 +e
Y=1,368 + 0,478 X1 + 0,479 X2 + 1,405
4. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa data tidak terjadi multikolonieritas dan heterokedasitas.
1. Uji t (parsial)
Uji t (parsial) adalahadalah untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro Mudrajad, 2001: 97). Taraf signifikasi menggunakan 0,05. Menentukan t hitung dan t tabel, t hitung dapat dilihat dari tabel coefficients, t tabel dapat dicari pada tabel statistik pada signiikasi 0,05/2= 0,025 (uji 2 sisi) dengan df= n-k-1.
Tabel 4.19 Uji t(parsial)
No Model T Sig
2. Lingkungan 7,400 ,000
3. Motivasi 8,505 ,000
Sumber: Data Primer yang Diolah Pada 2017
1) Data diatas menunjukkan bahwa lingkungan berpengaruh positif terhadap bisnis Islami. Hal ini terlihat dari nilai signifikasi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 dan nilai t 7,400. Dari data diatas berarti lingkungan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap bisnis Islami.
2) Motivasi berpengaruh positif terhadapbisnis Islami. Hal ini terlihat dari nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t 8,505. Dari data diatas berarti motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap bisnis Islami.
2. Uji R (koefisien determinan)
Analisis determinasi Koefisien deretminasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2yang kecil (nol) berarti kemampuan variabel-variabel independent terhadap variabel dependent tidak berpengaruh. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna (Kuncoro Mudjarad, 2001: 100).
Tabel 4.20 Hasil Uji R(determinan)
Square the Estimate
1 .856a .733 .726 .797
Sumber: Olah Data SPSS versi 15.0
Hasil analisis diatas menunjukan bahwa nilai Adjuster R square sebesar 0,726 atau 72,6 persen yang artinya variabel independen (lingkungan dan motivasi) mempengaruhi bisnis Islami sebesar 72,6 persen dan sisanya 27,4 persen dijelaskan variabel lain diluar model.
3. Uji F (simultan)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (lingkungan dan motivasi) secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (bisnis Islami). Lingkungan dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap bisnis Islami.
Tabel 4.21 Uji F(simultan) Model Sum of Squares Df Mean Squares F Sig Regression 137.826 2 68.913 108.399 .000 Residual 50.223 79 .636 Total 188.049 81
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Variabel lingkungan dan motivasi mempunyai nilai F sebesar 108.399 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Kriteria penerimaan hipotesis yaitu apabila signifikan kurang dari 0,05 atau setara dengan 5 persen maka Hₒ ditolak dan apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 atau setara dengan 5 persen maka Hₒ diterima
(Priyanto, 2010:83). Dari Uji F data diatas menunjukan bahwa nilai signifikan kurang dari 0,05 atau setara dengan 5 persen, berarti variabel lingkungan dan motivasi berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap bisnis Islami di Kecamatan Batur.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi). Bisnis berjalan sebagai proses yang telah menjadi kegiatan manusia sebagai individu atau masyarakat untuk mencari keuntungan dan kebutuhan hidupnya. Di Kecamatan Batur berbisnis merupakan sesuatu yang wajar, karena sebagai mata pencarian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam penelitian ini peneliti meneliti dua variabel yang diduga berpengaruh terhadap bisnis Islami di Kecamatan Batur. Variabel bebas yang digunakan adalah lingkungan dan motivasi. Variabel tersebut dipilih karena terdapat hasil penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya.
1. Lingkungan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, uji t menunjukkan bahwa lingkungan berpengaruh positif terhadap bisnis Islami. Hal ini terlihat dari nilai signifikasi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 dan nilai t 7,400. Dari data diatas berarti lingkungan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap bisnis Islami. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Potu (2013), Prihantoro (2012), dan Mardiyono (2012) yang menyatakan bahwa lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap bisnis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan bisnis di dasari atas faktor lingkungan yang mendukung. Dengan lingkungan bisnis yang nyaman, aman, terjamin, hubungan pelaku bisnis baik, dan fasilitas-fasilitas terpenuhi.Lingkungan juga bisa merubah pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli dan pemasok, dampak barang serta persaingan industri.
Dalam masalah keamanan lingkungan bisnis harus ditingkatkan, karena banyak terjadi suatu kejahatan seperti perampokan ataupun pencurian, hal tersebut yang menjadi kekhawatiran pelaku bisnis. Pelaku bisnis mengharapkan adanya keamanan lingkungan dalam berbisnis dari pihak masyarakat maupun desa. Apabila lingkungan bisnis aman maka tidak ada suatu rasa khawatir.
Dalam hal ini keadaan lingkungan sekitar menumbuhkan perasaan untuk berbisnis. Sehingga muncul keinginan-keinginan, ide-ide untuk mengembangkan suatu kemampuan untuk berbisnis. Semakin baik lingkungan bisnis maka akan semakin berkembangnya bisnis-bisnis yang dijalankan. Karena faktor utama bisnis adalah lingkungan dan masyarakat yang mendukung. Dalam hal ini peneliti melihat penerapan-penerapan dalam berbisnis yang sudah sesuai. Lingkungan yang Islami sangat berpengaruh terhadap bisnis, karena keinginan untuk berbisnis secara Islami didapat dari kemauan sendiri atau keinginan hati dan lingkungan sekitar. Hal yang ditemui peneliti saat penelitian adalah respon pelaku bisnis saat mendengar adzan ada sebagian yang masih melakukan aktivitas bisnisnya dan ada juga yang beristirahat untuk menunaikan ibadah sholat.
pengetahuan mengenai pemberian zakat perdagangan dalam dunia bisnis masih kurang, dimana pelaku bisnis belum banyak yang mengeluarkan zakat
perdagangan. Padahal bisnis yang selama ini dijalankan sudah besar akan tetapi pelaku bisnis belum mempunyai kesadaran untuk berzakat.
Lingkungan bisnis terbentuk karena adanya suatu keinginan eksternal karena adanya kemauan yang mucul, adanya tuntutan terhadap penyelesaian tugas dan tanggung jawab sangat ditentukan oleh kemampuan pelaku bisnis dan lingkungan dalam sikap dan perilaku professional dalam berbisnis.
Sebagian besar pelaku bisnis di Kecamatan Batur tidak menerapkan sistem kerjasama, karena pelaku bisnis beranggapan apabila melakukan kerjasama antar lembaga akan menyusahkan. Seperti halnya kerjasama dengan bank. Bank bertugas sebagai pengelola uang untuk sebuah dana, apabila nasabah (pelaku bisnis) mengalami kebangkrutan maka bank tidak akan lepas tangan kepada pelaku bisnis yang telah bangkrut dan harus memenuhi kewajibannya. Pelaku bisnis beranggapan untuk tidak adanya suatu kerjasama antar lembaga agar tidak adanya suatu beban dalam menjalankan bisnisnya.
2. Motivasi
Motivasi berpengaruh positif terhadap bisnis Islami. Hal ini terlihat dari nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t 8,505. Dari data diatas berarti motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap bisnis Islami. Sejalan dengan penelitian Potu (2013) , Katiandagho (2014), Kasendra (2013), Nurcahyani (2016) motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap bisnis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaku bisnis membuka suatu bisnis di dasari atas motivasi, dimana motivasi didapatkan karena melihat orang lain berbisnis atau karena keadaan lingkungan sekitar terdapat peluang-peluang untuk
berbisnis. Motivasi juga berdampak pada kinerja sumber daya manusia untuk berbisnis sehingga pada saat motivasi meningkat maka sumber daya manusia untuk berbisnis juga meningkat.
Motivasi memiliki hubungandengan sikap dan perilaku yang dimiliki oleh seseorang pelaku bisnis. Sikap yang ada pada setiap pelaku bisnis berbeda-beda. Dimana pelaku bisnis memiliki keinginan, nilai-nilai, emosi, peran, sosial, dan lingkungan. Setiap pelaku bisnis mempunyai latar belakang dan sikap yang berbeda terhadap lingkungan sekitar, sehingga motivasi yang muncul pada tiap-tiap pelaku bisnis berbeda beda.
Dalam hal ini motivasi membuat keinginan pelaku bisnis untuk bersikap mandiri seperti permodalan maupun manajemen. Dimana pelaku bisnis ingin membuka bisnisnya sendiri tanpa ada kerja sama dengan pihak lain. Karena dengan membuka bisnis tanpa kerja sama akan menjadikan kebebasan untuk berbisnis tanpa adanya suatu tekanan.
Pelaku bisnis mengharapkan adanya penyuluhan ataupun sosialisasi tentang bisnis, agar pelaku bisnis bisa menciptakan ide-ide atau motivasi tentang bisnis yang dijalankan dan bisnis yang dijalankan akan berkembang.