TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI
TETANUS TOKSOID DI BPS ANIK SUROSO
MOJOSONGO SURAKARTA
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Lusi Wulandari
NIM. B11.091
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
iv
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta tahun 2014
”. Karya Tulis
Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah
satu syarat kelulusan
STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Naila Faizah, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Pimpinan BPS Anik Suroso yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
7. Seluruh responden yang telah berpatisipasi untuk pengisian kuesioner dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
8. Semua teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2014
vi
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI BPS ANIK SUROSO
MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2014
xiii + 54 halaman + 18 lampiran + 12 tabel + 2 gambar ABSTRAK
Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Cakupan imunisasi TT ibu hamil di Indonesia tahun 2012, jumlah ibu hamil yaitu sebanyak 5.706.289 ibu hamil. Pemberian Imuniasi TT pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorumVaksinasi tetanus pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014 pada tingkat baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta
April 2014. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal dari data primer dan Data Sekunder. Variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid. Analisa menggunakan analisa univariat dengan persentase.
Hasil Penelitian : tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%) tingkat pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (66,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (19,4%).
Kesimpulan : tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014 pada tingkat cukup
Kata Kunci : Pengetahuan, hamil, imunisasi tetanus toksoid Kepustakaan : 27 literatur (tahun 2005 – 2013)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis untuk masa lalu
Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan
(Sarah Caldwell)
Kesalahan adalah sekolah tempat kebenaran selalu tumbuh lebih kuat (Henry Ward Beecher)
Jarak Antara Kita Dan Sukses Harus Dipupuk Dengan Jembatan Pengembangan yaitu Pembentangan Kekuatan Yang Ada Pada Diri Kita. Jangan Dirusak Secara
Sengaja Oleh Kemalasan, Keminderan Dan Ketakutan Menyeberang
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan Hidayah-nya sehingga terciptalah Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Terima kasih untuk Kedua Orang Tuaku serta Nenekku Kromo Pabilan dan Papah Slamet Sujarwo, Alm Ibu Giyanti serta Ibu Nur Sofia yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan cinta yang tak terhingga.
3. Buat Kakakku dan Adikku, Budi Cahyono, Via Jean Collin, Lia fatmawati, Iin Noviana serta Wini Ika Suryaningrum yang sudah memberi pengertian dan dukungannya selama ini.
4. Buat penyemangatku Mamas Bambang Handhoko Kusumo terima kasih atas semua kasih sayang yang sudah memberikan warna dalam hari hariku.
5. Teman teman seperjuangan yang terutama kelas 3B dan sahabatku Suryani, Desita Agias putri dan anita.
6. Buat pembimbingku Bu Eni Rumiyati SST dan Bu Naila….. terima kasih sudah membimbing saya dalam membuat karya tulis ini, I LOVE YOU
7. Buat Bu Hutari Puji Astuti S.SST M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan ACC ASKEB.
8. Semua dosen STIkes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas bimbingannya.
viii BIODATA
Nama : Lusi Wulandari
Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 06 Maret 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngabeyan RT 02 RW 02 Kartasura Sukoharjo
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri Ngabeyan 3 Kartasura Lulus tahun 2005 2. SMP Negeri 1 Kartasuara Lulus tahun 2008 3. SMA Negeri 2 Sukoharjo Lulus tahun 2011
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
CURICULUM VITAE ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Keaslian Studi Kasus... 5
F. Sistematika Penulisan... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 8
1. Pengetahuan ... 8
2. Konsep Kehamilan ... 20
3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) ... 23
B. Kerangka Teori... 27
C. Kerangka Konsep ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 29
x
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34
G. Variabel Penelitian ... 35
H. Definisi Operasional ... 35
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 36
J. Etika Penelitian ... 39
K. Jadwal Penelitian ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 41
B. Hasil Penelitian ... 42 C. Pembahasan ... 49 D. Keterbatasan Penelitian ... 52 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 27 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 28
xii
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 29
Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 31
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur ... 42
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan ... 43
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan ... 43
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan trimester... 44
Tabel 4.5 Crosstabulasi Umur dengan pengetahuan ... 44
Tabel 4.6 Tabel Crosstabulasi Pendidikan dengan Pengetahuan ... 45
Tabel 4.7 Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan ... 46
Tabel 4.8 Crosstabulasi Trimester kehamilan dengan pengetahuan ... 46
Tabel 4.9 Mean dan Standar Deviasi ... 47
Tabel 4.10 Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta ... 48
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Hasil Penelitian
Lampiran 16. Hasil perhitungan manual Lampiran 17. Hasil perhitungan dengan SPSS Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1 A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000 kelahiran hidup sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 yaitu sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup faktor penyebab kematian bayi yaitu tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, kondisi lingkungan, sosial ekonomi dan penyakit tetanus yaitu sebanyak 114 kejadian (69%) (Depkes RI, 2012).
AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000, sedangkan AKB di Kota Surakarta pada tahun 2012 yaitu sebesar 5,33 (Dinkes Jateng, 2013).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti bodi yang pada akhirnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Marimbi, 2010).
Strategi program imunisasi ditingkatkan dan dimantapkannya jangkauan serta waktu pemberian pelayanan imunisasi sampai ke tingkat puskesmas induk dan puskesmas pembantu. Di samping itu kebijaksanaan lainnya, yaitu mendistribusikan pelayanan secara merata dan meminimalkan
2
hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pelayanan imunisasi dengan meningkatkan skrining serta meningkatkan keterlibatan swasta baik dalam pelayanan maupun motivasi. Program imunisasi dilaksanakan dalam kerja sama lintas program dan lintas sektor yang terkait (Depkes RI, 2006).
Tetanus Toksoid merupakan penyakit kelainan neurologis yang ditandai dengan meningginya tonus otot dan spasme yang disebabkan toksin protein dan clostridium tetani. Untuk menghindari terjadinya penyakit Tetanus Toksoid dengan mejalankan imunisasi Tetanus Toksoid (Djauzi dan Sundaru, 2003).
Cakupan imunisasi TT ibu hamil di Indonesia tahun 2012, jumlah ibu hamil yaitu sebanyak 5.706.289 ibu hamil, yang melakukan TT1 sebanyak 2.310.926 (40,5%), yang melakukan TT2 sebanyak 2.152.113 (37,7%), yang melakukan TT3 sebanyak 563.167 (9,9%), yang melakukan TT4 sebanyak 472.188 (8,3%), yang melakukan TT5 sebanyak 439.619 (7,7%), yang melakukan TT2 sebanyak 3.627.087 (63,6%) (Kemenkes RI, 2012).
Cakupan Imunisasi TT pada ibu hamil di Jawa Tengah tahun 2011, Jumlah ibu hamil di Jawa Tengah sebanyak 533.474, ibu hamil yang melakukan TT1 sebanyak 226.254 (42,4%), yang melakukan TT2 sebanyak 226.254 (42,4%), yang melakukan TT3 sebanyak 150.176 (28,2%), yang melakukan TT4 sebanyak 121.992 (22,9%), yang melakukan TT5 sebanyak 103.800 (19,5%) (Ditjen PPPL Kemenkes RI, 2012).
Pemberian Imuniasi TT pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Vaksinasi tetanus pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus. Dampak jika ibu hamil tidak mendapatkan
imunisasi TT dapat menyebabkan terjadinya infeksi tetanus neonatorum yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi (Bartini, 2012).
Peran bidan dalam pemberian imunisasi TT yaitu bidan memberikan informasi deteksi kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul apabila tidak diberikan imunisasi TT dan harus melakukan pencegahan penyakit tetanus neonatorum karena penyakit ini memberikan peran yang cukup besar terhadap penyebab kematian bayi dengan gejala timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, serta kejang-kejang pada saat beberapa hari setelah lahir (Sulistyawati, 2009).
Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tanggal 28 Oktober 2013 didapatkan data ibu hamil yang melakukan ANC dari bulan Januari - September 2013 ibu hamil sejumlah 332 ibu hamil, yang rata-rata tiap bulan ada 36 ibu hamil yang melakukan ANC setelah melakukan wawancara terstruktur dengan 3 pertanyaan terhadap 7 ibu hamil didapatkan 5 ibu hamil belum mengerti tentang Imunisasi TT dan 2 orang cukup mengerti tentang imunisasi TT dengan pertanyaan imunisasi TT setahu ibu ada berapa?, sejauh mana ibu mengetahui tentang imunisasi TT? dan pemberian TT yang keberapa?.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang
4
Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta tahun 2014?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tingkat baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus
Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tingkat cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Ilmu Pengetahuan
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang imunisasi Tetanus Toksoid.
2. Diri Sendiri
Dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah, serta menambah
pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang imunisasi Tetanus Toksoid.
3. Institusi
a. BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta
Dapat dijadikan masukan untuk meningkatan pelayanan khususnya pada ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid.
b. Pendidikan
Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa khususnya tentang imunisasi Tetanus Toksoid.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini pernah dilakukan yaitu:
1. Ratri Wulani Chasanah (2009), dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Desa Arjowinangun Puring Kebumen“. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, dengan pendekatan Cross
sectional. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang
dibagikan pada 51 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengetahuan tentang Imunisasi TT mayoritas baik (62,7%).
2. Mahkota Orrysa Sativa (2013), Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 18 – 25 Tahun Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Desa Ngepringan Sragen Tahun 2013 Metode Penelitian penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan untuk penilaian dalam penelitian ini adalah kuesioner. Analisa data
6
menggunakan analisis univariat. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan Wanita Usia 18-25 tahun tentang Imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) di Desa Ngepringan Sragen tahun 2013 dengan 46
responden dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (8,7%), pengetahuan cukup sebanyak 33 responden (71,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,6%).
3. Sri Lestari (2012), dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di Forum Kesehatan Desa Purwosuman Sidoharjo Sragen. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini sebanyak 40 ibu hamil. Analisa data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%), kategori cukup sebanyak 24 responden (60%), dan kategori kurang sebanyak 6 responden (15%).
Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan keaslian di atas adalah lokasi, waktu dan sampel penelitian sedangkan persamaan penelitian ini adalah jenis penelitian dan variabel penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN
Bab terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan meliputi pengertian, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pengukuran pengetahuan dan Imunisasi TT terdiri dari pengertian, manfaat, jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT, jarak pemberian imunisasi TT, efek samping imunisasi TT, pelaksanaa imunisasi TT, efek jangka panjang apabila tidak melakukan imunisasi TT, kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, metode pengolahan dan analisa data, etika penelitian dan jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang meliputi saran bagi pengetahuan, bagi institusi pendidikan dan peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysys)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan
10
kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesa (Syntesis)
Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba – salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
12
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khsusukepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khsusuke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
14
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok : a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
16
diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.
2) Mass media / informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
18
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
e. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainnya
2) Pertanyaan obyektif
Misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto, 2006).
Menurut Riwidikdo (2009), untuk menentukan tingkat pengetahuan, maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2) Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD.
20
2. Kehamilan a. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Pudiastuti, 2009).
b. Tanda kehamilan
Menurut Sulistyawati (2009), tanda-tanda kehamilan meliputi: 1) Tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar b) Uterus membesar
c) Tanda hegar (hipertropi ismust, menjadi panjang dan lunak) d) Tanda chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,
tampak lebih merah dan kelam)
e) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan). f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.
g) Teraba ballotement
h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif) 2) Tanda pasti kehamilan
a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.
b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar memakai Doppler pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec -umur kehamilan 17 – 22 minggu.
c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16 minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka janin dapat dilihat.
3) Dugaan hamil a) Amenore
Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya
konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan ovulasi.
b) Mual dan mutah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu. d) Sinkope (pingsan)
Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
22
menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
e) Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang.
g) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h) Pigmentasi kulit
Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi
(kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae
nigra, linea alba makin hitam) dan sekitar payudara
(hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin menonjol).
c. Trimester dalam kehamilan
Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan:
1) Kehamilan trimester 1 : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu 2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu 3) Kehamilan trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40 minggu 3. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
a. Pengertian
1) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah preparat toksin tetanus yang diinaktifkan dengan formaldehid dan diabsorbsi pada garam aluminium untuk meningkatkan antigenesitasnya (Wahab, 2005). 2) Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006). b. Manfaat imunisasi TT
Menurut Bartini (2012), imunisasi tetanus toxoid dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Vaksin tetanus pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus.
1) Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh
24
clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2006).
2) Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2004).
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004).
c. Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT
Menurut Bartini (2012), semua ibu hamil harus dijelaskan tentang pentingnya imunisasi TT sebanyak 5 kali seumur hidup. Setiap ibu hamil yang belum pernah imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi TT paling sedikit 2 kali suntikan selama hamil yaitu pertama saat kunjungan pertama dan diulang setelah 4 minggu kemudian. Pemberian imunisasi ke dua atau dosis terakhir saat hamil diberikan paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan. Apabila ibu telah diimunisasi TT caten sebanyak 2 kali, kemudian dalam satu tahun ibu hamil, maka saat hamil diberikan 1 kali suntikan paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan.
Menurut Saifuddin (2006), jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil, yaitu:
1) Pasien dianggap mempunyai kekebalan jika telah mendapat 2 dosis terakhir dengan interval 4 minggu, dan jarak waktu sekurangnya 4 minggu antara dosis terakhir dengan saat terminasi kehamilan.
Pasien yang telah mendapat vaksinasi lengkap (5 suntikan) lebih dari 10 tahun sebelum kehamilan sekarang perlu diberi booster, berupa tetanus toksoid 0,5 ml IM.
2) Jika pasien belum pernah imunisasi, berikan serum anti tetanus 1500 unit IM dan suntikan booster tetanus toksoid (TT) 0,5 ml IM diberikan 4 minggu kemudian.
3) Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 (lima) dosis imunisasi untuk mencapai kekebalan penuh (Depkes RI, 2007).
d. Jarak pemberian imunisasi
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali (suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu kemudian).
Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid
Antigen Interval Lama
Perlindungan % Perlindungan TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5 Kunjungan awal 4 minggu setelah TT 1 6 bulan setelah TT 2 1 tahun setelah TT 3 1 tahun setelah TT 4 – 3 tahun 5 tahun 10 tahun 25 tahun/longlife – 80 95 99 99 Sumber: Depkes RI, 2007
e. Efek samping imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2006). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak
26
ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Saifuddin dkk, 2006).
f. Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT
Menurut Depkes RI (2004), Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT yaitu : 1) Puskesmas 2) Puskesmas pembantu 3) Rumah sakit 4) Rumah bersalin 5) Polindes 6) Posyandu
7) Rumah sakit swasta 8) Dokter praktik 9) Bidan praktik.
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Suparyanto (2012) Faktor yang mempengaruhi
tingkat Pengetahuan: 1. Pendidikan
2. Mass media / informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia Imunisasi TT 1. Pengertian imunisasi TT 2. Manfaat imunisasi TT 3. Jumlah dan dosis
pemberian imunisasi TT 4. Jarak pemberian imunisasi 5. Efek samping imunisasi
TT
6. Tempat pelayanan Imunisasi TT Tingkat Pengetahuan
28
C. Kerangka Konsep Penelitian
= variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian faktor yang mempengaruhi
Tingkat Pengetahuan: 1. Pendidikan
2. Mass media / informasi 3. Sosial budaya dan
ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia
Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi
Tetanus Toksoid
Baik
Cukup
29 A. Jenis Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Menurut Nursalam (2009), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010). Penelitian ini meneliti tentang pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014.
30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada bulan April sebanyak 36 ibu hamil. 2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kecil (<100) maka semua anggota populasi menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 36 ibu hamil.
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009).
Teknik sampling pada penelitian dengan menggunakan sampling
jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang imunisasi tetanus toksoid adalah kuesioner tertutup di mana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil tentang Imunisasi Tetanus toksoid Pernyataan terdiri pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) dengan pilihan jawaban benar dan salah. Penilaian pernyataan positif (favorable) jika benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah dengan skor 1. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar. Sehingga pernyataan dalam penelitian ini menggunakan skala guttman. Menurut Hidayat (2011), skala guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban ya dan tidak, positif dan negatif.
32
Untuk mempermudah pertanyaan pembuatan kuesioner maka peneliti membuat kisi-kisi pernyataan dalam penelitian dibawah ini :
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Soal Favourable Unfavourable Tingkat pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 1. Pengertian imunisasi TT 1,2,5 3,4 5 2. Manfaat imunisasi TT 6,7,8 9* 4
3. Jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT 10,11,12, 14*16,18 13,15,17 9 4. Jarak pemberian imunisasi 19,20,21* 22 4 5. Efek samping imunisasi TT 23,26,28,29 30 24*,25,27 8 6. Tempat pelayanan Imunisasi TT 31,32* 33 3 Jumlah 33
Keterangan: *) tidak valid
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment, yaitu:
( )
X }{N Y -( )
Y } X { Y X. -XY . N 2 2 2 2 - S S S S S S S = N rxyKeterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.
Uji validitas dilakukan Bidan Pudji Setiyani Mojosongo Surakarta terhadap 30 ibu hamil. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. Setelah dilakukan uji aliditas didapatkan 5 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 9, 14, 21, 24 dan 32 dikarenakan nilai rhitung < rtabel (0,361). Untuk selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan dalam kuesioner penelitian karena kuesioner yang valid sudah bisa mewakili kuesioner yang tidak valid. 2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
34
Dalam penelitian uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu : ú û ù ê ë é -S úû ù êë é -= t b k k r 2 2 11 1 1
s
s
Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrumentk = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Varians total
Uji reliabilitas menggunakan program SPSS 16,0. Instrumen
dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronchbach minimal 0,7
(Riwidikdo, 2009). Setelah dilakukan uji instrumen didapatkan nilai Alpha
Cronchbach sebesar 0,856 > 0,7, sehingga instrument dikatakan reliabel
F. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari hasil pengisian kuesioner tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta..
G. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).
36
Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama
Variabel
Pengertian Indikator Alat
Ukur Skala Tingkat pengetahuan Ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid Merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia
berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010) 1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai
responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)
Kuesioner Ordinal
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala. Langka-langkah pengolahan yaitu:
a. Editing (penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum
editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau soffware komputer.
d. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.
38
Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n x
å
Keterangan : X : rata-rata ( mean )å
x: Jumlah seluruh jawaban responden n : Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus SD : SD = 1 ) ( 1 2 1
-å
= n x x n i Keterangan: x : nilai responden n : jumlah respondenMenurut Riwidikdo (2009), untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus toksoid Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu:
fi
Persen = ––– x 100% n
fi = Frekuensi pernyataan responden n = Total responden
J. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi : 1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
40
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
K. Jadwal penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir
41 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta pada bulan April 2014. BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta dengan terdiri dari 1 pimpinan dibantu 2 bidan. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dalam memberikan layanan kepada pasien BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta buka 24 jam. Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai, yaitu 3 ruang nifas dengan masing-masing kamar kapasitas 2 tempat tidur, 2 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang obat dan 1 kamar mandi untuk pasien. dalam memberikan layanan kepada pasien BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta menerapkan perawatan ibu dan bayi dirawat dengan sistem rawat gabung (rooming in). Selain itu BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta juga melayani pijat bayi, fisioterapi, USG (Ultra
42
B. Hasil Penelitian
Sebelum mengetahui tingkat pengetahuan terlebih dahulu mencari nilai mean dan standar deviasi, setelah dilakukan perhitungan maka hasil dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik responden berdasarkan Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu:
Tabel 4.1 Karakteristi Responden berdasarkan umur
No Umur Jumlah Persentase(%)
1 2 3 < 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun 1 32 3 2,8 88,9 8,3 Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui responden yang berumur kurang 20 tahun sebanyak 1 responden (2,8%), responden yang berumur 20 – 35 tahun sebanyak 32 responden (88,9%) dan responden yang berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 3 responden (8,3%)
b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu
Tabel 4.2 Karakteristi Responden berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase(%)
1 2 3
Tamat SMP Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
13 17 6 36,1 47,2 16,7 Total 36 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden dengan pendidikan tamat SMP sebanyak 13 responden (36,1%), tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 17 responden (47,2%) dan 6 responden (16,7%) dengan pendidikan Sarjana.
c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu:
Tabel 4.3 Karakteristi Responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
(%) 1
2 3
Ibu Rumah Tangga Swasta PNS 14 19 3 38,9 52,8 8,3 Total 36 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui pekerjaan responden yaitu sebagai Ibu RumahTangga sebanyak 14 responden (38,9%), bekerja di bidang swasta sebanyak 16 responden (52,8%) dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 3 responden (8,3%). d. Karakteristik berdasarkan trimester
Tabel 4.4 KarakteristiK Responden berdasarkan trimester
No Trimester Jumlah Persentase
(%) 1 2 3 Trimester I Trimester II Trimester III 12 17 7 33,3 47,2 19,4 Total 36 100
44
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui trimester ibu hamil yaitu trimester I sebanyak 12 responden (33,3%), trimester II sebanyak 17 responden (47,2%) dan trimeter III sebanyak 7 responden (19,4%). e. Cross tabulasi
1) Umur dengan pengetahuan
Tabel 4.5 Crosstabulasi Umur dengan pengetahuan Umur Pengetahuan Total (%) Baik (%) Cukup (%) Kurang (%) < 20 tahun 0 (0%) 0 (0) 1 (2,8) 1 (2,8) 20 – 35 tahun 4 (11,1) 23 (63,9) 5 (13,9) 32 (88,9) > 35 tahun 1 (2,8) 1 (66,7) 1 (2,8) 3 (8,3) Total 5 (13,9) 24 (66,7) 7 (19,4) 36 (100)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui umur kurang 20 tahun dengan pengetahuan baik tidak ada dan pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (28%). Umur 20 – 35 tahun dengan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%), pengetahuan cukup sebanyak 23 respoden (63,9%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9) dan umur lebih dari 35 tahun pengetahuan baik sebanak 1 responden (2,8).
2) Pendidikan dengan pengetahuan
Tabel 4.6 Tabel Crosstabulasi Pendidikan dengan Pengetahuan
Pendidikan Pengetahuan Total
Baik Cukup Kurang
SMP 1 7 5 13 2.8% 19.4% 13.9% 36.1% SMA 1 15 1 17 2.8% 41.7% 2.8% 47.2% Perguruan Tinggi 3 2 1 6 8.3% 5.6% 2.8% 16.7% Total 5 24 7 36 13.9% 66.7% 19.4% 100.0%
Berdasarkan tabel crosstabulasi di atas di dapat diketahui pendidikan SMP dengan pengetahuan baik terdapat 1 responden (2,8%), pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (19,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9%). Pendidikan SMA dengan pengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,8%), pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (41,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (2,8%) dan untuk pendidikan Perguruan Tinggi didapatkan pengetahuan baik sebanyak 3 responden (8,3%) dan pengetahuan cukup sebanyak 2 responden (5,6%) dan pengetahua kurang sebanyak 1 responden (2,8%).
46
3) Pekerjaan dengan pengetahuan
Tabel 4.7 Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan
Pekejaan Pengetahuan
Total Baik Cukup Kurang
Swasta 4 10 5 19 11.1% 27.8% 13.9% 52.8% IRT 1 11 2 14 2.8% 30.6% 5.6% 38.9% PNS 0 3 0 3 .0% 8.3% .0% 8.3% Total 5 24 7 36 13.9% 66.7% 19.4% 100.0%
Berdasarkan tabel crosstabulasi pekerjaan dengan pengetahuan didapatkan responden dengan pekerjaan swasta dengan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%), pengetahuan cukup sebanyak 10 responden (27,8) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden
4) Trimester Kehamilan dengan pengetahuan
Tabel 4.8 Crosstabulasi Trimester kehamilan dengan pengetahuan Trimester
Kehamilan
Pengetahuan
Total Baik Cukup Kurang
Trimester 1 2 8 2 12 5.6% 22.2% 5.6% 33.3% Trimester 2 3 11 3 17 8.3% 30.6% 8.3% 47.2% Trimester 3 0 5 2 7 .0% 13.9% 5.6% 19.4% Total 5 24 7 36 13.9% 66.7% 19.4% 100.0%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui trimester kehamilan dengan pengetahuan yaitu trimester I dengan pengetahuan baik sebanyak 2 responden (5,6%), pengetahuan cukup sebanyak 8 responden (22,8%) dan pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,6). Trimester II dengan pengetahuan baik sebanyak 3 responden (8,3%), pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (30,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (8,3%) sedangkan trimester III dengan pengetahuan baik tidak ada, pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (13,9%) dan pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,6%).
2. Mean dan Standar Deviasi
Tabel 4.9 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid
19,6 3,2
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai mean sebesar 19,6 dan standari deviasi sebesar 3,2. Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat pengetahuan yaitu
a. Baik : (x) > mean+1 SD (x) > 19,6+ 1 x 3,2 (x) > 22,8
Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 22,8 b. Cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
48
(x) 16,4 ≤ x ≤ 22,8
Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 16,4 ≤ x ≤ 22,8 c. Kurang : (x) < mean–1 SD
(x) < 19,6 – 1 x 3,2 (x) < 16,4
Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 16,4
3. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta”. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 36 ibu hamil. Tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.10 Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta.
No Pengetahuan Jumlah Persentase
(%) 1 2 3 Baik Cukup Kurang 5 24 7 13,9 66,7 19,4 Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%) tingkat pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (66,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (19,4%).
Jadi Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta terbanyak pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 24 responden (66,7%).
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi tetanus toksoid di BPS Anik Suroso Mojosongo Surakarta yaitu sebanyak 5 responden (13,9%) tingkat pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (66,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (19,4%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Hasil penelitian dapat diketahui umur kurang 20 tahun dengan pengetahuan baik tidak ada dan pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (28%). Umur 20 – 35 tahun dengan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,1%), pengetahuan cukup sebanyak 23 respoden (63,9%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,9) dan umur lebih dari 35 tahun