• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERUMUSAN MASALAH. Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu, pertumbuhan industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERUMUSAN MASALAH. Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu, pertumbuhan industri"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III 

PERUMUSAN MASALAH

 

 

3.1. Latar Belakang Masalah 

Seiring  dengan  perkembangan  zaman  dan  waktu,  pertumbuhan  industri  telekomunikasi  di  Indonesia  bergerak  semakin  cepat.  Untuk  tahun  2006  ini,  dalam  analisis    perkembangan  industri  telekomunikasi  di  situs  www.e‐ samuel.com tanggal 28 Maret 2006, diperkirakan industri telekomunikasi akan  tumbuh  sebesar  17%.  Pada  tahun  2005,  jumlah  pelanggan  telepon  bergerak  berada  pada  kisaran  45  juta,  dan  pelanggan  telepon  tetap  berjumlah  13  juta  pelanggan.  Diperkirakan  pada  akhir  tahun  2010,  jumlah  pelanggan  telepon  bergerak Indonesia akan mencapai angka 90 juta dan untuk pelanggan telepon  tetap akan mencapai 34 juta (BMI, 2006). 

Pertumbuhan di sisi pelanggan berpengaruh juga pada perkembangan industri  telekomunikasi.  Salah  satunya  adalah  untuk  perangkat  pendukung  jaringan  komunikasi.  

Deregulasi  pemerintah  untuk  lebih  membuka  kompetisi  dalam  industri  komunikasi  dengan  memperbolehkan  masuknya  produk‐produk  China  yang  dari  segi  harga  sangat  murah  dibanding  dengan  produk  dari  negara  lain  (bahkan  dengan  produk  lokal),  membawa  pengaruh  yang  sangat  besar  bagi  industri telekomunikasi di Indonesia. 

Penemuan‐penemuan  dalam  teknologi  informasi  dan  komunikasi  mempengaruhi  percepatan  industri,  produk  life  cycle  menjadi  lebih  pendek.  Dinamika  lingkungan  eksternal  ini  akan  sangat  mempengaruhi  strategi  yang  diterapkan  perusahaan.  Baik  strategi  perusahaan,  maupun  strategi  bisnis.  Di  sisi  lain,  pemerintah  pun  mengeluarkan  Peraturan  Menteri  Perindustrian  Republik  Indonesia  nomor:  11/M‐IND/PER/3/2006  tentang  Pedoman  Teknis  Penggunaan Produksi Dalam Negeri, yang dengan adanya aturan ini membuka 

(2)

peluang  lebih  besar  bagi  perusahaan  dalam  negeri  yang  mampu  memberikan  produk atau jasa dengan kandungan lokal lebih dari 40%. 

Pertumbuhan  yang  cepat  dalam  industri  ini,  tidak  dapat  diimbangi  oleh  PT.  INTI.  Hal  ini  dapat  dilihat  dengan  kecenderungan  menurunnya  pendapatan  dari  penjualan,  profit margin  dan  net profit,  yang  mencerminkan  berkurangnya  keberlabaan PT. INTI dalam industri ini. (tabel III.1 dan tabel III.2).  Tabel III.1  Realisasi laba rugi PT. INTI (2001‐2006)  (milyar rupiah) Uraian 2001 2002 2003 2004 2005* 2006** Penjualan 928.39 275.98 300.8 795.08 568.43 629.5477 Growth Penjualan ‐70.27% 8.99% 164.32% ‐28.51% 10.75% Harga Pokok Penjualan 814.26 194.12 250.76 688.72 483.15 548.13 (%) penjualan 87.71% 70.34% 83.36% 86.62% 85.00% 87.07% Laba kotor 114.13 81.86 50.04 106.36 85.28 81.4177 Beban usaha 76.51 90.26 62.05 65.49 68.29 67.302 Beban bunga 17.03 7.45 0 0 0 0 Pendapatan dan beban lainnya 43.08 48.14 70.88 16.38 4.51 ‐2.804 laba sebelum pajak 80.7 39.74 58.87 57.25 21.5 11.312 Pajak yang dibayar 35.57 0 4.45 20.85 6.86 2.637 Laba setelah pajak 46.37 ‐43.43 41.35 36.41 14.64 8.675 * Unaudited (sumber : RJP PT. INTI 2006‐2010) ** Sumber Bisnis Indonesia Tabel III.2 Rasio Keuangan PT. INTI (2001‐2005)  (Milyar Rupiah)

RJP Lama Realisasi RJP Lama Realisasi RJP Lama Realisasi RJP Lama Realisasi RJP Lama Realisasi Profit Margin (rentabilitas) 12.10% 7.00% 11.30% ‐23.18% 10.90% 13.70% 7.60% 3.50% 7.70% 3.80% Rentabilitas Modal sendiri 12.20% 12.20% 11.70% ‐13.40% 11.70% 8.90% 8.40% 5.60% 8.30% 4.60% Operating Income ratio 11.90% 4.10% 10.30% ‐3.00% 10.70% ‐4.00% 11.00% 3.70% 11.30% 3.00% Operating ratio 88.10% 96.00% 89.70% 103.00% 89.30% 100.40% 89.00% 96.30% 88.70% 97.00% Return on Investment 10.10% 8.30% 6.70% 0.00% 6.70% 9.30% 4.60% 5.10% 4.80% 3.11% Current ratio (likuiditas) 222.80% 572.80% 263.30% 797.80% 269.90% 258.00% 262.60% 324.90% 256.20% 311.30% Solvabilitas 216.10% 318.00% 227.20% 326.60% 227.40% 340.80% 224.40% 384.40% 224.20% 278.40% * Unaudited (sumber : RJP PT. INTI 2006‐2010) Uraian 2001 2002 2003 2004 2005*   Sementara  itu,  dari  sisi  investasi,  dapat  dilihat  dari  nilai  aktiva  tetap  yang  tampak  bahwa  setiap  tahun  terjadi  penurunan  nilai  aktiva  tetap  akibat  terjadinya  depresiasi,  yang  merupakan  cerminan  tidak  adanya  investasi  pada 

(3)

Tabel III.3 Nilai aktiva PT. INTI (2001‐2005) 

(Milyar Rupiah)

RJP Lama Realisasi RJP Lama Realisasi RJP Lama Realisasi RJP Lama Realisasi RJP Lama Realisasi Aktiva Lancar 628.3 487.8 679.8 400.7 733.4 538.3 783.9 718.8 829.7 658.97 Penyertaan 11.2 29.5 16.2 30.8 18.7 18.1 23.7 23.9 28.7 17.2 Aktiva Tetap 57.9 46.7 63.5 44.3 76.6 39.9 88.4 38.1 103.2 37.74 Aktiva lain‐lain 201.2 217.9 136.2 210.2 103 114.9 86.1 28.4 65.3 25.04 Jumlah aktiva 898.6 781.9 895.7 686 931.7 711.2 982.1 809.2 1026.9 738.95 * Unaudited (Sumber RJP PT. INTI 2006‐2010) Uraian 2001 2002 2003 2004 2005*   PT.  INTI  merupakan  perusahaan  yang  bergerak  dalam  engineering  solution  untuk  kebutuhan  industri  informasi  dan  komunikasi  (infokom),  mempunyai  beberapa  produk  asli  yang  dibuat  oleh  PT.  INTI,  yang  lebih  dikenal  dengan  istilah genuine product, yang berkontribusi bagi pendapatan PT. INTI secara‐rata  dari tahun 2001 – 2005 di bawah 5%. Sedangkan bagian terbesar diperoleh dari  layanan  yang  ditawarkan  oleh  PT.  INTI,  dan  ini  pun  selalu  melibatkan  pihak  lain dalam menyelesaikan projek atau pekerjaan tersebut. 

Kompetensi  yang  telah  dibangun  PT.  INTI  selama  lebih  dari  20  tahun,  adalah  dalam sistem digital yang digunakan dalam digitalisasi jaringan telepon analog  (teknologi  switching).  Sistem  (switching)  digital  itu  sendiri  sudah  mulai  ditinggalkan,  dan  sekarang  telah  masuk  ke  dalam  generasi  ketiga  (3G).  Keuntungan  yang  besar  yang  diperoleh  pada  masa  itu  telah  melenakan  PT.  INTI sehingga kurang memperhatikan bidang riset dan pengembangan. Hal ini  mengakibatkan  teknologi  PT.  INTI  ketinggalan  dibanding  teknologi  yang  digunakan dalam industri telekomunikasi pada saat ini. 

Keterlambatan  ini  berakibat  pula  pada  perubahan  lingkungan  bisnis.  Sebelumnya,  PT.  INTI  mengandalkan  bidang  manufaktur  perangkat  telekomunikasi  dengan  teknologi  switching  yang  didukung  oleh  Siemens.  Kemudian  berubah  menjadi  perusahaan  yang  bergerak  dalam  jasa  pelayanan  perangkat  telekomunikasi.  Perubahan  lingkungan  bisnis  ini  tidak  diikuti  oleh  pengembangan pada sumber daya yang telah dimiliki. 

(4)

3.2 Perumusan Masalah 

Dari  latar  belakang  tersebut  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  permasalahan  pokok yang dihadapi oleh PT. INTI, adalah: 

1. Menurunnya  daya  saing  perusahaan  yang  ditunjukkan  oleh  menurunnya  laba perusahaan secara sistematis selama enam tahun terakhir.  

2. Ketidaksesuaian kompetensi yang dimiliki dengan pilihan strategi PT. INTI  khususnya dalam penguasaan teknologi. 

3. Ketidakselarasan  strategi  yang  ditetapkan  perusahaan,  sasaran  perusahaan  dan sasaran unit bisnis. 

Untuk  memudahkan  dalam  pembahasan,  ketiga  masalah  di  atas  dapat  dirumuskan dalam pertanyaan‐pertanyaan berikut ini, yaitu: 

1. Faktor‐faktor strategis apa saja yang dihadapi oleh PT INTI? 

2. Strategi  apa  yang  harus  dilakukan  oleh  PT.  INTI  agar  dapat  bertahan,  tumbuh dan berkembang? 

3. Bagaimana  PT  INTI  dapat  menyelaraskan  strategi‐strategi  induk  dengan  strategi‐strategi SBU‐nya? 

3.3 Pembatasan Masalah 

Untuk dapat melakukan penulisan dengan baik, pembahasan proyek akhir ini  dibatasi pada: 

a. Strategi  yang  dibahas  secara  mendalam  hanya  pada  strategi  tingkat  induk  perusahaan. 

Strategi pada tingkat ini diterjemahkan ke dalam sasaran strategi yang akan  dijadikan pedoman dalam penyusunan strategi di tingkat bisnis unit. 

b. Sasaran kinerja SBU hanya yang berhubungan dengan penyelarasan strategi  induk dengan sasaran kinerja SBU Perusahaan. 

(5)

Dalam  pembahasan  sasaran  strategi  ini,  SBU  yang  ada  di  PT.  INTI  dikelompokkan  dulu  berdasarkan  life  cycle,  yaitu  SBU  yang  masih  dalam  fasa baru tumbuh dan SBU yang sudah masuk ke dalam fasa matur. 

Gambar

Tabel III.3 Nilai aktiva PT. INTI (2001‐2005) 

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 3, pada diameter nozzle yang tetap dapat dilihat bahwa dengan semakin besarnya konstanta kinetika reaksi, maka akan semakin besar nilai luas kontak, dan dengan

Salah satu produk yang dibuat dari tempurung kelapa adalah pembuatan arang tempurung yang merupakan bahan baku untuk pembuatan arang briket yang pada proses selanjutnya

Malah, menjadi penempatan transit bagi pelatih sebelum ditetapkan balai berkhidmat, kawasan yang berkeluasan 76 hektar itu turut ditempatkan sebagai depoh

Laporan Keuangan Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan

Berdasarkan pada kesimpulan dalam penelitian eksperimen dalam konseling kelompok dengan teknik self-instruction untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, maka peneliti

Dari penelitian ini diperoleh hasil dengan berbagai macam konfigurasi geolistrik diperoleh nilai resistivitas yang berbeda pada lapisan tanah.. Konfigurasi yang paling

Siswa diberikan soal oleh guru yaitu menjumlahkan 2 bilangan bulat positif dengan lantai garis bilangan siswa.. Siswa diberikan soal oleh guru yaitu menjumlahkan 2

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Media Teknologi (X1) dan Pendidikan Kewirausahaan (X2) berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Minat