• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menyadari akan semakin berat dan luasnya permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut pada masa yang akan datang, maka Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut memandang perlu untuk menyusun Rencana Strategis guna “Mewujudkan Visi dan Misi yang terarah, terpadu dan menyeluruh serta berkelanjutan untuk mengantisipasi dan menjawab tantangan-tantangan baru serta perubahan global”. Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Garut yang dibentuk melalui Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 7).

Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka Pemerintah Daerah harus mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Daerah berupa kebijakan dan program pembangunan, arah kebijakan kerangka pendanaan pembangunan serta kaidah pelaksanaannya.

(3)

2 Organisasi Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang berfungsi melaksanakan Kewenangan Otonomi Daerah di bidang Sumberdaya Air, Mineral dan Air Tanah serta Energi dan Ketenagalistrikan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 7) dan Peraturan Bupati Garut Nomor : 541 Tahun 2012 tentang : Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut, mempertegas peran dan fungsi Dinas dalam penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Garut.

Secara umum pelaksanaan pembangunan bidang Sumberdaya Air, Mineral dan Air Tanah serta Energi dan Ketenagalistrikan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya telah mencapai kemajuan, hal ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan indikator makro pembangunan bidang sumberdaya air, pertambangan dan energi sampai dengan tahun 2013.

Potensi Sumber air, pertambangan dan energi yang dinamis yang sifat keberadaannya dipengaruhi waktu, ruang, jumlah dan mutu mempunyai sifat sosial dan fungsi ekonomi, pemanfaatannya memerlukan pengaturan yang alokasinya berdasarkan kepada asas kemanfaatan umum, keseimbangan, partsipatif dan kelestarian seperti keperluan irigasi, pengelolaan dan pembangunan di kawasan Sub. Daerah Aliran Sungai (DAS), pengembangan dan pembangunan embung, situ, danau dan bangunan penampung air lainnya, pengelolaan dan pembangunan kawasan muara dan pantai, drainase atau saluan pengaliran penggelontoran limbah domestik, industri, kawasan perkotaan, pembanguan canal banjir, pembangkit tenaga listrik, usaha pertambangan dan sebagainya.

(4)

3 Potensi sumberdaya air di kabupaten Garut yang besar belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang kegiatan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik. Selain itu upaya peningkatan aparatur pemerintah dan kelembagaan di bidang energi dan sumberdaya mineral, difokuskan kepada pengelolaan sistem informasi pertambangan dalam upaya menciptakan informasi dan tata administrasi pertambangan yang lebih akurat. Pengelolaan potensi energi panas bumi dan bagi hasil panas bumi belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Garut, kegiatan pembangunan listrik perdesaan yang selama ini telah dilakukan, belum memberikan konstribusi langsung pada peningkatan cakupan pelayanan listrik, karena belum menyentuh sampai ke pelosok wilayah perkampungan. Dengan demikian masih banyak kampung-kampung yang belum mendapat layanan jaringan listrik.

1.1.1 Bidang Bina Teknik dan Manfaat Irigasi :

Pada aspek infrastruktur jaringan irigasi, pembangunan difokuskan dalam upaya meningkatkan intensitas tanam padi sawah khususnya pada daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten seluas 11.771 Ha. Adapun menunggu Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia telah diusulkan jamlah areal irigasi teknis seluas 16.067 Ha terdiri dari 38 Daerah Irigasi. Jumlah bangunan bendung utama 22 buah, bangunan air pelengkap 1.630 buah dan panjang saluran sekunder 147 Km. Kondisi saluran irigasi pemerintah dalam kondisi baik pada tahun 2013 mencapai 80 km dari 147 km (54,42%), meningkat 1,36% dari kondisi tahun 2012 yang hanya mencapai 78 km (53,06%). Tingkat kemantapan jaringan irigasi pemerintah meningkat 6,46% dari 50,68% pada tahun 2012 menjadi 57,14% pada tahun 2013.

(5)

4 Sementara itu, kondisi jaringan irigasi desa yang merupakan jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa dengan jumlah bangunan bendung desa 1.202 buah, bangunan air pelengkap 1.020 buah dan panjang saluran irigasi desa 1.758 Km, mencapai kondisi baik pada tahun 2013 sepanjang 856 km (48,69%), atau mengalami penaikan 2,89% dari kondisi tahun 2012 mencapai 804 km (45,73%) saluran irigasi desa dalam kondisi rusak berat mengalami penurunan sebesar 1,13% dari sepanjang 695,35 km (39,67%) pada tahun 2012 menjadi sepanjang 677 km (38,51%) pada tahun 2013. Sementara itu saluran irigasi desa dalam kondisi rusak ringan mengalami penurunan sebesar 1,76% dari sepanjang 296,65 km (16,87%) pada tahun 2012 menjadi sepanjang 265 km (15,07%) pada tahun 2013.

(6)

5 Tebel 1 Data Teknis Sumberdaya Air dan Irigasi

No Jenis Satuan Volume

1 2 3 4

1 Sungai

- Aliran Sungai Utama Bh 35

- Panjang Total Km’ 621,29

- Aliran anak sungai Bh 82

- Panjang Total Km’ 610,66

2 Situ Bh 113

3 Aquifer Air Panas ( Cipanas dan Talaga Bodas)

Bh 2

4 Embung Bh 288

5 Daerah Irigasi/Type Irigasi

- Irigasi Teknis Unit 23

- Non Teknis/Irigasi Pedesaan Unit 1.202 - Eks. Penyerahan Irigasi Kecil

(PIK)

(7)

6 6 Jaringan Irigasi

Saluran Induk/Sekunder :

Panjang Saluran Irigasi Teknis Km’ 147 Panjang Saluran Irigasi Non

Teknis/Pedesaan Km’ 1.758

Bangunan Irigasi :

Bangunan Utama Bendung Teknis Bh 22

Bangunan Utama Bendung Non

Teknis/Pedesaan Bh 1.202

Bangunan Air Pelengkap Teknis Bh 1.630

Irigasi Pompa Air Tanah Unit 86

Air Baku Pompa Air Tanah Unit 5

Air Baku Pompa Air Tanpa Mesin

(PATM) Unit 3

7 Areal Irigasi

- Areal Sawah Teknis Potensial Ha 12.798,00 - Areal Sawah Teknis Fungsional Ha 11.771,00 - Areal Sawah Non Teknis Ha 45.931,30

TOTAL AREAL PENGELOLAAN

(Kewenangan Pengelolaan Daerah) Ha 57.702,30 Areal Sawah Teknis Fungsional DI

CIPALEBUH (Kewenangan Pengelolaan Provinsi)

Ha 1.016,00

(8)

7 Tebel 2 Data Teknis Irigasi

(Areal Irigasi Teknis – Non Teknis per Kecamatan)

No Kecamatan Areal (Ha) Potensial Jumlah Fungsional Jumlah Teknis Non Teknis Teknis Non Teknis 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Garut Kota 467 694 1.161,00 467 684 1.151,00 2 Cilawu 534 1.413 1.947,00 534 1.234 1.768,00 3 Karangpawitan 860 1.467 2.327,00 584 1.359 1.943,00 4 Wanaraja 0 689 689,00 0 659 659,00 5 Pangatikan 60 597 657,00 60 567 627,00 6 Sucinaraja 0 561 561,00 0 529 529,00 7 Sukawening 1.025 379 1.404,00 1.025 340 1.365,00 8 Cibatu 614 909 1.523,00 614 831 1.445,00 9 Karangtengah 54 1.168 1.222,00 54 745 799,00 10 Malangbong 0 2.427 2.427,00 0 2.201 2.201,00 11 Kersamanah 0 748 748,00 0 686 686,00 12 Bl. Limbangan 848 1.513,5 2.361,50 848 1.299,5 2.147,50 13 Selaawi 181 1.176 1.357,00 181 1.165 1.346,00 14 Leles 23 977 1.000,00 23 847 870,00 15 Kadungora 168 1.544 1.712,00 120 1.526 1.646,00 16 Leuwigoong 837 343 1.180,00 837 133 970,00 17 Cibiuk 452 342,80 794,80 452 342,80 794,80 18 Banyuresmi 711 534 1.245,00 711 456 1.167,00 19 Tarogong kidul 878 376 1.254,00 877 376 1.253,00 20 Tarogong kaler 37 1.517 1.554,00 37 1.137 1.174,00 21 Samarang 910 1.461 2.371,00 910 1.102 2.012,00 22 Pasirwangi 212 1.180 1.392,00 212 937 1.149,00 23 Bayongbong 1.317 1.078 2.395,00 1.317 875 2.192,00 24 Cigedug 146 85 231,00 146 85 231,00 25 Cisurupan 0 2.520 2.520,00 0 1.935 1.935,00 26 Sukaresmi 0 1.376 1.376,00 0 1.145 1.145,00 27 Cikajang 0 510 510,00 0 183 183,00

(9)

8 1 2 3 4 5 6 7 8 28 Banjarwangi 0 2.951 2.951,00 0 2.227 2.227,00 29 Singajaya 560 2.722 3.282,00 560 1.860 2.420,00 30 Peundeuy 0 2.360 2.360,00 0 1.518 1.518,00 31 Cihurip 0 2.655 2.655,00 0 942 942,00 32 Cisompet 0 2.546 2.546,00 0 1.259 1.259,00 33 Pameungpeuk 0 560 560,00 0 425 425,00 34 Cibalong 0 2.685 2.685,00 0 1.208 1.208,00 35 Cikelet 0 2.234 2.234,00 0 1.169 1.169,00 36 Pamulihan 0 1.185 1.185,00 0 622 622,00 37 Pakenjeng 0 4.494 4.494,00 0 2.758 2.758,00 38 Bungbulang 771 3.913 4.684,00 673 2.726 3.399,00 39 Mekarmukti 333 1.032 1.365,00 174 740 914,00 40 Caringin 800 2.731 3.531,00 355 1.290 1.645,00 41 Cisewu 0 2.957 2.957,00 0 1.970 1.970,00 42 Talegong 0 2.602 2.602,00 0 1.838 1.838,00 JUMLAH (Pengelolaan Daerah) 12.798 65.212,3 78.010,3 11.771 45.931,3 57.702,3 DI Cipalebuh (Pengeloaan Provinsi) 1.016 - - 1.016 - - JUMLAH 13.814 65.212,3 0 79.026,30 12.787 45.931,3 58.718,3 0

(10)

9 Tabel 3. Kondisi jaringan irigasi pemerintah sampai dengan tahun

2013

Uraian 2009/ DAERAH IRIGASI PEMERINTAH

2010 % 2011 % 2012 % 2013 % Panjang Saluran (km) 147 147 147 147 Areal (Ha.) 11.771 11.868 11.771 11.771 Saluran (Km) : 147 KM - Baik 48 32,65 59 40,14 71 48,30 84 57,14 - Rusak Berat 43 29,25 42 28,57 30 20,41 41 27,89 - Rusak Ringan 56 38,10 46 31,29 46 31,29 22 14,97 Bangunan Bendung (buah) : 23 Buah - Baik 5 21,74 9 39,13 11 47,83 14 60,87 - Rusak Berat 10 43,48 6 26,09 6 26,09 3 13,04 - Rusak Ringan 8 34,78 8 34,78 6 26,09 6 26,09 Bangunan Air (buah) :

1.630 Buah

- Baik 683 41,90 728 44,66 898 55,09 992 60,86 - Rusak Berat 727 44,60 637 39,08 421 25,83 213 13,07 - Rusak Ringan 220 13,50 265 16,26 311 19,08 425 26,07 Pintu (buah) : 662 Buah

- Baik 174 26,28 195 29,46 218 32,93 259 39,12 - Rusak Berat 317 47,89 309 46,68 297 44,86 278 41,99 - Rusak Ringan 171 25,83 158 23,87 147 22,21 125 18,89

Tabel 4. Kondisi jaringan irigasi desa sampai dengan tahun 2013

Uraian

DAERAH IRIGASI DESA 2009/ 2010 % 2011 % 2012 % 2013 % Panjang Saluran (km) 1758 1758 1758 1758 Areal (Ha) 45.931 59.685,30 45.931 45.931 Saluran (Km) : 1.758 KM - Baik 615 34,98 739 42,04 859 48,86 939 53,41 - Rusak Berat 583 33,16 571 32,48 571 32,48 571 32,48 - Rusak Ringan 560 31,85 448 25,48 328 18,66 248 14,11 Bangunan Bendung (buah) : 1.202 Buah - Baik 420 34,94 468 38,94 512 42,60 580 51,75 - Rusak Berat 593 49,33 505 42,01 392 32,61 293 21,71 - Rusak Ringan 189 15,72 229 19,05 298 24,79 329 26,54 BANGUNAN AIR (buah) : 1.020 Buah - Baik 412 40,39 478 46,86 527 51,67 580 56,86 - Rusak Berat 438 42,94 426 41,76 399 39,12 380 37,25 - Rusak Ringan 170 16,67 116 11,37 94 9,22 60 5,88 PINTU (buah) : 39 Buah - Baik 2 5,13 6 15,38 9 23,08 12 30,77 - Rusak Berat 31 79,49 29 74,36 26 66,67 23 58,97 - Rusak Ringan 6 15,38 4 10,26 4 10,26 4 10,26

(11)

10

1.1.2 Bidang Konservasi dan Pengembangan Sumberdaya Air KONSERVASI SUMBERDAYA AIR :

Upaya / Kegiatan :

1. Penetapan pengelolaan Kawasan Lindung SUMBER AIR 2. Perlindungan dan pelestarian SUMBER AIR :

1) Memelihara kelangsungan fungsi Sumber Air, daerah resapan air dan Daerah Tangkapan Air.

2) Mengendalikan pemanfaatan Sumber Air. 3) Mengisi air pada Sumber Air.

4) Mengatur prasarana dan sarana sanitasi. 5) Mengatur penggunaan sempadan Sumber Air.

6) Mengendalikan pengelolaan tanah di Daerah Aliran Sungai hulu.

7) Rehabilitasi hutan dan lahan kritis.

8) Melestarikan hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.

3. Pengawetan air

4. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian kualitas air.

Indikator Kinerja :

Kelangsungan keberadaan, daya dukung, daya tampung dan fungsi Sumberdaya Air.

PENDAYAGUNAAN/PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR : Upaya / Kegiatan :

1. Mengatur menetapkan, dan memberi izin penggunaan Sumber Air

2. Penatagunaan Sumberdaya Air :

1) Menetapkan zona pemanfaatan Sumber Air. 2) Menetapkan peruntukan air pada Sumber Air. 3) Penyediaan Sumberdaya Air.

(12)

11 5) Memfasilitasi pengaduan masyarakat.

3. Penggunaan Sumberdaya Air agar tertib, hemat dan bersih. 4. Pengembangan Sumberdaya Air.

5. Pengusahaan Sumberdaya Air secara menyeluruh di Wilayah Sungai.

Indikator Kinerja :

 Terjaminnya hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari.

 Terpenuhinya kebutuhan pokok kehidupan masyarakat akan air secara adil.

 Efesiensi penggunaan air.

 Meningkatnya kemanfaatan fungsi Sumberdaya Air guna memenuhi berbagai jenis kebutuhan air.

PENGENDALIAN SUMBERDAYA AIR/DAYA RUSAK AIR : Upaya / Kegiatan :

1. Pencegahan :

1) Upaya fisik/struktur prasarana. 2) Upaya non struktur.

2. Penanggulangan :

1) Kesiagaan, forecasting & warning. 2) Pemeliharaan darurat.

3) Mitigasi dan evakuasi. 3. Evaluasi dampak banjir :

1) Pendataan dampak banjir. 2) Pemetaan kejadian banjir. 4. Pemulihan :

1) Usulan penanganan. 2) Rehabilitasi lingkungan. 3) Rehabilitasi prasarana.

(13)

12

Indikator Kinerja :

 Terkuranginya resiko yang timbul (jumlah korban jiwa dan harta benda) akibat daya rusak air.

 Akuntabilitas pengendalian daya rusak air.

Program Konservasi dan Pengembangan Sumberdaya Air disusun berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan disaat sekarang, tanpa mengorbankan hak dan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Sisi lain yang dikedepan-kan adalah upaya-upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan air. Masyarakat yang berpengharapan adanya rekayasa pemenuhan atau pendekatan ke-arah air ada dan air tersedia, memiliki akses penting di dalam umur keawetan ketersediaan air, media pembawa air, media pembuangan, budidaya dan pengendalian daya rusak air.

Sedangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan air baku untuk kebutuhan masyarakat baik perkotaan dan pedesaan pada tahun 2013 telah dilakukan pembangunan saluran pembawa berupa pipanisasi 6 kegiatan untuk melayani 600 KK dan pembangunan Sumur Air Tanah pada 19 (sembilan belas) titik lokasi untuk melayani 400 KK yang lokasinya tersebar di kabupaten Garut.

Pelaksanaan Pengelolaan kawasan lindung sumber air, termasuk penyediaan air baku, dan Pelaksanaan Rekayasa Sipil/Konstruksi pada kawasan ordo 1 & 2 pada tahun 2013 dilaksanakan pada 83 kegiatan Sub DAS, termasuk E&P Sungai Perkotaan dan Pengendalian banjir dengan 130 kegiatan Drainase perkotaan kecamatan, Desa/Kelurahan.

(14)

13 Selain hal tersebut telah dilakukan pembersihan pada 4 sub DAS yang sering atau berpotensi menimbulkan genangan akibat banjir terutama pada wilayah perkotaan kabupaten dan Kecamatan. 6 kegiatan pembuatan embung dan penurapan mata air 2 kegiatan.

Tabel 5 Kondisi Perkembangan Sub Das Tahun 2013

DAS SUB DAS

Kondisi (%) Nama Jum Panjang

(Km) Nama Jum Panjang (Km)

Cimanuk-Cisanggarung 1 58,60 Cimaragas cs. Sungai-sungai pada Sub. DAS bagian utara Garut 32 301,20 17,60 Ciwulan-Cilaki 34 562,69 Cijeruk cs Sungai-sungai pada Sub. DAS bagian selatan Garut 50 309,46 20,36

Tabel 6 Kondisi Perkembangan Embung Tahun 2013

Potensi Lokasi Terbangun Dibangun Rencana Terbangun Belum Kondisi (%)

288 Tersebar Di 191 Desa Pada 33 Kecamatan

(15)

14 Tabel 7 Kondisi Perkembangan Situ Tahun 2013

Potensi Lokasi Terbangun Dibangun Rencana Terbangun Belum Kondisi (%)

87 Pada Wilayah DAS Cimanuk Tersebar di 19 64 desa pada 17 kecamatan 8 4 75 9,09 25 Pada Wilayah DAS Ciwulan-Cilaki Tersebar di 16 64 desa pada 7 kecamatan 2 4 19 8

Tabel 8 Kondisi perkembangan drainase/saluran pengaliran penggelontoran kota tahun 2013

SUB DAS REGION DRAINASE

(Saluran Pengaliran Penggelontoran)

Kondisi Drainase Penggelont oran Kota (%) Nama Ju m Panjang (Km)

Nama Jum Panjang (Km) Cigulampeng 1 5,98 Region : A2-A3, A3-B3, B2-A3-B3, B3-C3. 4 13,22 54,86 Ciwalen 1 6,28 Region : A2-A3, B2-B3, B3-C3,C2-C3 4 11,78 52,24 Cikendi 1 4,66 Region : A1-A2, A2-B2, B1-B2,B2-C2, C1-C2 4 13,85 40,18 Cimaragas

/Cipeujeuh 1 4,73 Region : A2,

A1-B1, B2, B1-C1, C1-C2

(16)

15 Cikamiri saluran Badama 1 1,88 Batas ruas jalan Pembangu nan, Guntur Kencana, Merdeka 4 3,48 24,65 (Rencana dibangun Canal Banjir sebelah kiri DAS Cimanuk

Ciojar 1 2,76 Batas ruas

jalan Suherman, Proklamasi /Ciateul, Guntur Wangi, Merdeka, Sudirman 4 3,67 24,65 (Rencana dibangun Canal Banjir sebelah kiri DAS Cimanuk

1.1.3 Bidang Sumberdaya Mineral dan Air Tanah

Berdasarkan pembagian zona fisiografis, kabupaten Garut temasuk kedalam zona pegunungan selatan Jawa Barat, dimana aktifitas vulakanis dan tektonik berkembang secara dinamis sehingga sangat dimungkinkan terdapatnya potensi endapan mineral logam maupun non logam, begitu pula dengan potensi panas bumi sebagai sumber energi banyak ditemukan di kabupaten Garut.

Tabel 9 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Potensi Bahan Tambang Logam)

No

Jenis Bahan

Galian Satuan

Potensi

Luas yang sudah Jumlah diupayakan Jumlah yang belum diupayakan 1 2 3 4 5 1 Emas dmp Ha 38.664 25.770 12.894 2 Bijih Besi Ha 10.000 4.000 6.000 3 Pasir Besi Ha 5.300 5.000 300 4 Galena Ha 4.332 1.911 2.421 5 Tembaga Ha 5.000 2.340 2.660 6 Mangan Ha 1.000 0 1.000 Jumlah Ha 64.296 39.021 25.275

(17)

16 Tabel 10 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah

(Potensi Bahan Galian Non-Logam)

No Bahan Jenis

Galian Satuan

Potensi

Luas Jumlah yang sudah dimanfaatkan Jumlah yang belum dimanfaatkan 1 2 3 4 5 1 Belerang Ha 500 0 500 2 Batu Gamping Ha 2.000 0 2.000 3 Batu ½ Permata Ha 500 0 500 4 Obsidian Perlit Ha 2.000 0 2.000 5 Tanah Diatomit Ha 1.500 0 1.500 6 Kaolin Ha 1.000 0 1.000 7 Granit Ha 1.000 0 1.000 8 Granodiorit Ha 700 0 700 Jumlah Ha 9.200 0 9.200

Tabel 11 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Potensi Bahan Galian Batuan)

No Bahan Jenis

Galian Satuan

Potensi

Luas Jumlah yang sudah dimanfaatkan Jumlah yang belum dimanfaatkan 1 2 3 4 5 6 1 Pasir Kali Ha 3.000 0 3.000 2 Pasir Beton Ha 2.000 0 2.000 3 Batu Templek Ha 1.000 0 1.000 4 Batu Kali Ha 3.000 0 3.000 5 Batu Andesit Ha 6.000 0 6.000 6 Tanah Liat Ha 10.000 0 10.000 7 Pasir Batu Ha 2.500 145 2.355 Jumlah Ha 27.500 145 27.355

(18)

17 Tabel 12 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah

(Potensi Bahan Galian Batu Bara)

No Bahan Jenis Galian Satuan Potensi Luas Jumlah yang sudah dimanfaatkan Jumlah yang belum dimanfaatkan 1 2 3 4 5 1 Batu Bara Ha 3.000 1.000 2.000 Jumlah Ha 3.000 1.000 2.000

Tabel 13 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Landrent dan Royalti Tahun 2013)

No Realisasi Tahun 2013 Keterangan

1 Landrent (Rp) Royalti (Rp) 959.998.677 40.812.001 Dari 13 Landrent Perusahaan dan Royalti 1 Perusahaan 2 Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum

1.139.447.244 Sudah

disalurkan oleh KEMENKEU ke Kas Daerah Tabel 14 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah

(Target Landrent dan Royalti Tahun 2014)

No Target Tahun 2014 Keterangan

1 Landrent (Rp) Royalti (Rp) 1.190.364.000 61.193.437.500 Dari 13 Landrent Perusahaan dan Royalti 5 Perusahaan 2 Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum

1.726.790.000 Disalurkan oleh

KEMENKEU ke Kas Daerah

(19)

18 Tabel 15 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah

(Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2013)

No Jenis Bahan Galian Produksi Jumlah (m3) Pajak Jumlah (Rp) Pasir (m3) Batu (m3) Pasir (Rp) Batu (Rp) 1 110.600 34.625 145.225 1.437.000.000 346.250.000 1.783.250.000 Keterangan :

Perhitungan Produksi : Jumlah Produksi (m3) x Harga Jual/m3 x Pajak 20%

Realisasi Tahun 2013 : Rp. 1.818.388.982

Tabel 16 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah (Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2014)

No Jenis Bahan Galian Produksi Jumlah (m3)

Pajak Jumlah

(Rp) Pasir

(m3) (m3) Batu Pasir (Rp) Batu (Rp)

1 360.000 150.000 510.000 1.728.000.000 540.000.000 2.268.000.000

Keterangan :

Perhitungan Produksi : Jumlah Produksi (m3) x Harga Jual/m3 x Pajak 20%

Target Tahun 2014 : Rp. 1.000.000.000

Prediksi Hasil Produksi 2014 : 360.000 Kubik Pajak daerah 20% Rp. 2.268.000.000

Tabel 17 Rekapitulasi Nilai Perolehan Air (NPA) Perusahaan Pengguna Air Tanah di Kabupaten Garut

Jumlah Perusahaan Jumlah Volume (m3) Perolehan Air (NPA) Jumlah Nilai (Rp)

178 773.785 230.756.186

Dengan perolehan pajak air tanah pada tahun 2012 sebesar Rp. 300.000.000, dan perolehan pada tahun 2013 sebesar Rp. 390.000.000.

Untuk Target perolehan pada tahun 2014 direncanakan sebesar Rp. 429.000.000

(20)

19 Perkembangan existing pertambangan kabupaten Garut sampai

dengan tahun 2013 :

1. Dari 13 IUP mineral logam sebanyak 7 IUP operasi produksi dan 6 IUP eksplorasi

2. Dari 7 IUP operasi produksi belum malakukan kegiatan penambangan, masih dalam tahap konstruksi

3. Tiga belas IUP sudah dinyatakan Clean And Clear (CNC) oleh kementerian ESDM

4. Dengan terbitnya Permen nomor 11 tahun 2012 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian, maka pemerintah menetapkan setiap perusahaan pertambangan wajib membangun smelter, tidak mengangkut hasil produksi dalam bentuk raw material melalui jalan darat, tetapi melalui pelabuhan yang dibangun oleh perusahaan.

1.1.4 Bidang Energi dan Ketenagalistrikan

Panas Bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Untuk pemanfaatannya, perlu dilakukan kegiatan penambangan berupa eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke permukaan dalam wujud uap panas, air panas, atau campuran uap dan air serta unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi.

Peraturan Presiden No 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional :

 Pasal 2 (1)

Kebijakan Energi Nasional bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi

(21)

20  Pasal 2 (2)

Sasaran Kebijakan Energi Nasional adalah :

a. Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 (satu) pada tahun 2025

b. Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTMH) :

• Teknologi relatif mudah  dapat dioperasikan oleh masyarakat sendiri

• Potensi air di Kabupaten Garut berlimpah

• Dari 2001-2012 telah dibangun PLTMH sebanyak 17 Unit, Pikohidro 1 Unit

• Target ke depan : pembangunan Minihidro (investasi swasta) untuk dijual ke PLN.

(22)

21

BIOGAS :

• Selain untuk energi rumah tangga, pemanfaatan biogas juga mengurangi pencemaran limbah.

• Biogas dapat digunakan untuk memasak, untuk penerangan, generator dan bahan bakar kendaraan.

• Sejak 2007 telah diberikan bantuan alat biogas untuk 70 unit Biogas skala individual dan biogas skala komunal.

Peningkatan Pendayagunaan Panas Bumi : Tabel 18. Nilai prosentase Kabupaten Garut untuk DBH

Tahun 2006 – 2012 No. Area 2006 s/d 20091) 2010 2) 20113) 20124) 1. Darajat 95,018% 94,53% 95,11% 89,70% 2. Kamojang 10,-% 13,91% 24,46% 12,94%

Tabel 19. Realisasi Dana Bagi Hasil SDA Panas Bumi yang telah diterima sampai dengan Tahun 2013

No Tahun Penerimaan (Rp) 1 2006 – 2008 41.567.942.886,- 2 2009 39.809.208.188,- 3 2010 18.901.813.054,- 4 2011 32.406.583.387,- 5 2012 65.557.030.347,43,- 6 2013 30.637.972.121,- TOTAL 228.880.549.983,-

(23)

22 Dari 2001-2012 telah dibangun PLTMH sebanyak 17 Unit, Pikohidro 1 Unit. Sejak 2007 – 2013 telah diberikan bantuan alat biogas untuk 70 unit Biogas skala individual dan biogas skala komunal.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) :

Tabel 20. Daftar Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang telah dibangun 2007 sampai dengan 2013

NO Tahun LOKASI KK

KAPASI TAS

KABUPATEN KECAMATAN DESA (Wp)

1 2008 Garut Cihurip Cisangkal 100 Terpusat(15kW)

2 2008 Garut Cisompet sukamukti 75 50

3 2008 Garut Cisompet Margamulya 30 Terpusat(5kW)

4 2009 Garut Peundeuy Pangrumusan 60 50

5 2009 Garut Banjarwangi Talagajaya 40 50

6 2009 Garut Banjarwangi Mulyajaya 50 50

7 2009 Garut Pamulihan Panawa 30 50

8 2009 Garut Singajaya Sukamulya 30 50

9 2009 Garut Cihurip Cihurip 30 50

10 2009 Garut Pamulihan Linggarjati 100 50

11 2010 Garut Pamulihan Pakenjeng 30 Terpusat ( 5 KW)

12 2011 Garut Panyindangan Pakenjeng 250 BCHS

(24)

23

Kondisi Eksisting Energi Kelistrikan Di Kabupaten Garut :

Jumlah penduduk : 2.525.483 jiwa

Jumlah Desa : 421 Desa, 21 Kelurahan

Desa berlistrik : 421 Desa

Rasio elektrifikasi : 62,16 % KK yang sudah mendapat jaringan listrik : 62,16 % KK yang belum mendapat jaringan listrik : 37,84 %

Jumlah pelanggan PLN : 456.310 pelanggan (2013)

Daya tersambung PLN : 326,50 mva Konsumsi energi listrik : 593,8 gwh

Upaya - Upaya Pemerintah Daerah melalui program Lisdes sejak tahun 2008 sampai 2013 telah membangun JTR, IR dan SR secara hibah pada masyarakat pra-KS dan KS sebanyak 2.845 KK dari APBD Kabupaten Garut, dan 11.316 KK dari APBD Provinsi Jawa Barat.

Tabel 21. Potensi Panas Bumi di Kabupaten Garut

No Lokasi Install PLTP (MWe)

Energy Potensial (MWe) Resources

(Sumber Daya) Reserve (Cadangan) Total

Specul ative Hypoth etic Possible (T’duga) Proba ble (Mng kin) Pro ven (Tb ukti ) 1 Cilayu - 100 - - - - 100 2 Ciarinem - 25 - - - - 25 3 G. Papandayan - 225 - - - - 225 4 G. Guntur Masigit - - 70 - - 70

(25)

24

5 Darajat 271 - - 70 280 350

6 G. Talaga

Bodas - - 75 120 80 - 275

TOTAL 271 425 620 1045

Tabel 22 Status Potensi Panas Bumi di kabupaten Garut

No Lokas Kecamatan Potensi

MWe Tereksploitasi

1 Darajat Pasirwangi 350 Tereksploitasi 271

MWe oleh Chevron Geothermal

Indonesia, Ltd.

2 Talaga Bodas Wanaraja dan

Karagtengah 275 Eksploitasi/Proses Pembangunan PLTP (bergabung dg Gn. Karaha di Kab. Tasikmalaya) 30 MWe oleh PT. Pertamina Geothermal Energy

3 Cilayu Cisewu 100 Survey

Pendahuluan 2011 (Rencana)

4 Ciarinem Pakenjeng 25 Survey

Pendahuluan 2011 (Rencana)

5 Gunung Masigit Tarogong Kaler 75 Survey

Pendahuluan 2011 (Rencana)

6 Gunung

Papandayan Cisurupan 225 Telah dilelangkan pada tahun 2010 oleh Provinsi Jawa Barat

7 Kamojang Saarrang dan

Pasirwangi 300 Berada di Kab. Garut dan Kab. Bandung, tereksploitasi 200 MWe oleh PT. Pertamina Geothermal Energy dan direncanakan Pengembangan proyek Unit-5 (30 Mwe) Total project, mulai pemboran sumur tahun 2011 dan COD pada 2013

(26)

25 Tabel 23. Potensi dan lokasi PLTMH di kabupaten Garut

NAMA PLTMH PEMB. SUNGAI KK DEBIT (l/s)

HEAD (m)

DAYA (kW)

Gunung Jampang T.A. 2001 Cirompang 400 520 12,4 40

Cihikeu Gede T.A. 2004 Cihikeu Gede 55 392 10,5 18

Leuwi Mobil T.A. 2005 Cirompang 160 - - 25,65

Kombongan T.A. 2006 Cibatarua 165 - - 158

Linggarjati T.A. 2007 Irigasi Alam 105 - - 20

Cipasarangan T.A. 2007 Cipasarangan 184 - - 9,26

Cikidang T.A. 2007 - 150 - - 9,26

Karihkil T.A. 2007 Cirompang 138 - - 19,57

Cimulu T.A. 2007 Cimulu 12 - - 2

Ciwarega T.A. 2008 Cipasarangan 62 0,22 5,5 7,2

Cikubang T.A. 2009 - 147 - - 17,8

Neglasari T.A. 2009 - 247 - - 35,6

Leuwileksa T.A. 2009 Cirompang 206 - - 26,7

Cilopang T.A. 2009 Cipasarangan 82 7 220 9,4

- T.A. 2009 - 70 - - 7

Jati T.A. 2010 Cipasarangan 90 0,4 7 16,6

(27)

26 Tabel 24. Investasi PLTMH di kabupaten Garut

No Perusahaan Nama Lokasi (MW) Daya Keterangan

1 2 3 4 5

1 PT. CITA KEMALA MANDIRI Direktur, Pribodi Priatama, BA. MA

Sungai Cikandang/ Curug Sanghiang Taraje Desa Pakenjeng Kec. Pamulihan Kabupaten Garut 4 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/89/KPM/III/10 30 Maret 2010 2 PT. TIRTA GEMAH RIPAH

Direktur, Ir. Iman Riwanto

Sungai Cirompang Desa Gunamekar Kec. Bungbulang Kabupaten Garut 8 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/234/KPM 23 Juni 2010 3 PT. INTI CIPTA ENERGI

Direktur, Harsya

Nurhastomo Krisnu Wardono

Sungai Cilaki Desa Sukamaju Kec. Talegong dan Desa Nyalindung Kec. Cisewu Kabupaten Garut 4 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/1697/KPM 20 Juli 2010 4 PT. CISANGIRI HYDRO

Direktur, Achmad Kalla

Sungai Cisangiri Desa Mekarwangi Kec. Cihurip Kabupaten Garut - Persetujuan Penanaman Modal No : 570/1600/KPM 28 Juli 2010 5 PT. SINERGI SOLUSI UTAMA

Direktur, Makarsi Soenaryo

Sungai Cilaki dan Cikahuripan Desa Cisewu Kec. Cisewu Kabupaten Garut 4 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/2340/KPM/X/2010 27 Oktober 2010 6 PT. BAHTERA BAYU PERSADA

Direktur, Hani Syarip

Sungai Cibatarua Desa Girimukti Kec. Pamulihan Kabupaten Garut 4 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/2405/KPM/XI/2010 2 November 2010 7 PT. CIKAENGAN TIRTA ENERGI

Direktur, Ir. H. Hendro Supriyanto

Sungai Cikaengan Kp. Cimudungdung dan Garung Desa Toblong Kec. Peundeuy Kabupaten Garut 4 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/2466/KPM/XI/2010 5 November 2010 8 PT. CHIRON ENERGI

Direktur, Edi H. Sidharta

Curug Cikawung Dusun Curug Punduk Desa Giri Mukti Kec. Cisewu Kabupaten Garut 3 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/2827/KPM/2010 20 Desember 2010

(28)

27

1 2 3 4 5

9 PT. ARKORA HYDRO Direktur, Aldo Henry Artoko

Sungai Cibatarua Dusun Cikopo Desa Panawa Kec. Pamulihan Kabupaten Garut 6 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/2838/KPM/XII/2010 22 Desember 2010 10 PT. REPUBLIKA MANDIRI ENERGI

Direktur, Achmad Kalla

Sungai Cikandang Desa Jatiwangi Kp. Sindangratu Kec. Pakenjeng Kabupaten Garut 4 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/324/KPM 17 Pebruari 2011 11 PT. TIRTA ENERGINDO

Direktur, Agus Rusyadi

Sungai Cibatarua Desa Pakenjeng Kec. Pamulihan Kabupaten Garut 6 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/775/KPM 19 April 2011 12 PT. CHIRON ENERGI

Direktur, Edi H. Sidharta

Desa Najaten Kec. Cibalong Kabupaten Garut

3 Belum di proses

13 PT. SAKSAMA CIPTA DAYA Direktur, Ir. Sri Taryanto

Sungai Cibatarua / Sungai Cikandang Dusun Legog Desa Pasirgaru Kec. Pamulihan Kabupaten Garut 4 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/929/KPM 9 Mei 2011 14 PT. ALSERA ENERGI

Direktur, Ahmad Zaky

Sungai Cikaengan Desa Peundeuy Kec. Peundeuy 4 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/1246/KPM 20 Juni 2011 15 PT. SARANA JASA ENERGI

Direktur, Anwar Saebe

Sungai Cikandang Desa Depok dan Pasirlangu Kec. Pakenjeng Kabupaten Garut 4 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/1012/KPM 19 Mei 2011 16 PT. ARKORA HYDRO

Direktur, Aldo Henry Artoko

Sungai Cibatarua Dusun Cikopo Desa Panawa Kec. Pamulihan Kabupaten Garut 6 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/1366/KPM/2011 Tgl. 4 Juli 2011

(29)

28

1 2 3 4 5

17 PT. GEMA ENERGY Direntur Fikri

Sungai Cilayu, Samudra Jaya Desa Caringin Kecamatan Caringin

6 Persetujuan Penanaman Modal

No : 570/280/KPM/2012 Tgl. 3 Pebruari 2012 18 PT. PUTRA KARYA CAHAYA

TERANG

Direktur Bangbang

Sungai Ciarinem Desa Talagawangi Kec. Pakenjeng 3 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/280/KPM/2012 Tgl.27 Pebruari 2012 19 PT. NALURI ENERGI UTAMA Sungai Cisanggiri Desa

Mekarwangi, Desa Jayamukti Kec. Cihurip Desa Jatisari Kec. Cisompet 6 Persetujuan Penanaman Modal No : 570/280/KPM/2012 Tgl.29 Pebruari 2012 20 PT. TOBLONG HYDRO POWER

Sungai Cikaengan Desa Toblong Kec. Peundeuy

- Persetujuan Penanaman Modal

No.570/848/KPM 30 Maret 2012

1.2 Landasan Hukum

Dalam melaksanakan program, kegiatan dan pekerjaan Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan merunut kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku untuk dijadikan landasan, terdiri dari :

1. Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air

2. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009, tentang Mineral dan Batubara

3. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

4. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi 5. Undang Undang RI No. 30 Tahun 2007 tentang Energi

6. Undang Undang RI No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

(30)

29 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi 8. Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi

Energi

9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010, Tentang Wilayah Pertambangan

10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Usaha Pertambangan

11. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca tambang

12. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil

13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai 15. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 tentang Izin Usaha

Penyediaan Tenaga Listrik

16. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2012 tentang Jasa Penunjang Ketenagalistrikan

17. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

18. Permen ESDM Nomor 12 tahun 2011, tentang penetapan Wilayah Usaha Pertambangan

19. Permen ESDM Nomor 11 Tentang Perubahan atas Permen nomor 7 tahun 2012, tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian

20. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 12 tahun 2008 tentang Irigasi

21. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 26 tahun 2011 tentang Mineral dan Batubara

(31)

30 1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut Tahun 2014 – 2019, adalah sebagai langkah dan upaya mengarahkan seluruh dimensi dan potensi serta kekuatan Dinas melalui pendekatan pembangunan infrastruktur sektor sumberdaya air dan pertambangan, melalui pelayanan umum yang prima dan partisipatif.

Pendekatan dimaksud adalah menciptakan dan meningkatkan pelayanan umum berdasarkan potensi dan kekuatan sumberdaya internal dan peluang yang dimiliki untuk merangsang tumbuhnya minat dan partisipasi dari faktor eksternal melalui keseimbangan tersedianya sumber dan terwujudnya daya untuk pemenuhan kebutuhan.

Guna memudahkan dalam penelaahan RENCANA STRATEGIS, berikut disampaikan pendekatan pemahaman mengenai :

VISI : Adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan

bagaimana Instansi Pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.

MISI : Adalah sesuatu yang harus diemban atau

dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah sesuai VISI yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan MISI tersebut diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Instansi Pemerintah dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh diwaktu yang akan datang.

(32)

31

TUJUAN : Merupakan penjabaran dari pernyataan MISI.

Tujuan adalah suatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada jangka waktu 1 (satu) s/d 5 (lima) tahun.

SASARAN : Merupakan penjabaran dari tujuan secara teratur

dan terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan secara nyata oleh Instansi Pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan.

1.4 Sistematika Penulisan Renstra

Adapun sistematika penulisan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Rencana Kerja Perangkat Dinas adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi uraian tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, pengertian dan ruang lingkup pembahasan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Menggambarkan masing-masing tugas, fungsi dan struktur organisasi, sumberdaya, kinerja pelayanan, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD.

(33)

32

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Memuat rumusan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD, telaahan VISI dan MISI serta program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, telaahan rencana Tata Ruang Wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis, dan penentuan isu-isu strategis serta berbagai pemikiran secara konseptual, analisis dan holistik tentang langkah-langkah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

BAB IV RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

Berisi mengenai saripati dari seluruh uraian dalam bab-bab sebelumnya, disertai dengan harapan-harapan dalam mengimplementasikan Rencana Stategis DINAS SUMBERDAYA AIR DAN PERTAMBANGAN Kabupaten Garut Tahun 2014 – 2019.

(34)

Renstra SDAP 2014 - 2019 113

BAB VII

P E N U T U P

Rencana Strategis Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut merupakan bentuk atau gambaran dari serangkaian perencanaan, pengukuran dan analisis serta target pencapaian untuk beberapa tahun yang akan datang sebagai gambaran Visi dan Misi selama lima tahun kedepan 2014 – 2019.

Visi dan Misi, selama berlangsungnya periode pemerintahan daerah secara regenerasi harus disosialisasikan disertai evaluatif kepada semua aparatur yang ada didalamnya, karena persamaan persepsi dan kesamaan pola pikir akan menjadikan terinternalisasinya nilai – nilai yang disepakati bersama dan mengikat setiap subyek stakholders.

Demikian Dokumen Rencana Strategis Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut, yang dapat disusun berlandaskan ketetapan dan peraturan yang diberlakukan, disamping tanggungjawab moral yang merupakan indikator utama dalam melaksanakan amanah yang dapat dimanifestasikan dalam perencanaan, penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian program untuk 5 (lima) tahun kedepan.

Garut, April 2014

Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut

Kepala

Drs. H. UU Saepudin.,ST.M.Si

(35)

Gambar

Tabel 4. Kondisi jaringan irigasi desa sampai dengan tahun 2013
Tabel 5  Kondisi Perkembangan Sub Das Tahun 2013
Tabel  8    Kondisi  perkembangan  drainase/saluran  pengaliran  penggelontoran kota tahun 2013
Tabel 9 Data Teknis Sumberdaya Mineral dan Air Tanah  (Potensi Bahan Tambang Logam)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

capsici yang menunjukkan paling peka terjadi pada nomor genotipe 12 dengan diameter Lesio 3,6 cm dan yang paling tahan dengan kriteria sangat tahan berdiameter

Puji syukur Penulis panjatkan kepadaTuhanYesus Kristus yang telah memberikan semangat, bimbingan, kemampan, kekuatan bagi Penulis dalam menyelesaikan penulisan hukum yang

Modul ini dikembangkan dengan tujuan agar mahasiswa mengerti, memahami masalah Penggunaan Obat yang Rasional ( POR ); memahami dan berkemampuan cara mengidentifikasi masalah POR;

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Dari hari-hari akhir, gagasan Yang menjadi adalah Symbian * Semua Tentang kolaborasi-dimulai years Artikel Baru akhir 1980-sebuah David Potter desain produktivitas

Undang-undang tanah di Malaysia khususnya negeri-negeri di Semenanjung Malaysia terkandung dalam undang-undang tanah utama iaitu Kanun Tanah Negara