Khas daerah yang dikenal
(makanan ringan)
Jawa Timur
Makanan kudapan,
yang termasuk warisan budaya/unsur budaya yang unik namun sering terlupakan
tapi sesungguhnya cukup diminati.
Jajanan Tradisional
Disuguhkan khusus pada upacara adat Jawa tidak termasuk sebagai makanan pokok tapi
Mempunyai cerita/mitologi
maknanya tersebut sangat berarti dalam kejadian dan momen kehidupan seseorang
atau sebuah keluarga
Dari mulut ke mulut
“Saya ingin melestarikan cerita itu
meskipun sumbernya dari mulut ke mulut tapi harus saya dokumentasikan karena sebenarnya itu ada. Bagi saya ini idealisme saya, sesuatu yang harus kita tulis”
Wawancara dg Ibu Yuyun Alamsyah,
penulis buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar
, “Bahkan ketika pemerintah masih memandang soal kuliner dengan picingan mata, kami bertekad
mempromosikan Indonesia melalui jalur kuliner”. Ketika orang meributkan tentang Malaysia yang
mengklaim beberapa kebudayaan di Indonesia, Bondan justru terinspirasi memulai proyek pendataan kuliner khas Indonesia. Ia bertekad menerbitkan dokumentasi masakan yang layak menjadi pusaka kuliner.
Bapak Bondan Winarno, kepala komunitas kuliner Jalansutra.
Tidak terdokumentasikannya budaya adalah salah satu penyebab mengapa banyak budaya Indonesia yang diklaim
Negara asing
tidak tercatat melainkan lebih bersandar pada ingatan
Akurasi baik kuantitas ataupun kualitas, utuh dan tidaknya khazanah budaya yang
dipunyai dan transfer budaya, banyak dibantu oleh dokumentasi. Dalam keadaan
beginilah maka masalah dokumentasi peran penting dokumentasi menjadi
mencuat
http://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2009/11/17/dokumentasi-gambar-kesadaran-budaya/
Pendokumentasian
sesuatu yang harus kita catat bahwa jajanan itu pernah ada dan merupakan
“Kesulitannya adalah pengumpulan data karena banyak yang tidak
terdokumentasikan. sejarah harus ditulis agar tidak pupus ditempa waktu. Sejarah amat penting bagi generasi sesudahnya
sebab ingatan orang sangat terbatas. penulisan sejarah sama halnya dengan
usaha mencari identitas kultural.”
Ali Anwar, seorang pecinta sejarah, penulis, dan juga Ketua Bekasi
Heritage, Ketua Komunitas Budaya
penerbitan inventarisasi pengetahuan yang tertulis (berbentuk buku), atau juga
dapat berupa inventarisasi dengan menggunakan database di komputer
http://kem.ami.or.id/2011/10/lindungi-kebudayaan-tradisional/Menjadi Indonesia-kompetisi karya tulis ilmiah
mahasiswa III-2011 – Lindungi Kebudayaan Tradisional – M.Imam
Nashef,Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
1. Kurang adanya dokumentasi adalah salah satu penyebab mengapa banyak budaya Indonesia yang diklaim negara asing.
2. Tidak ada penjelasan yang lengkap sejarah kuliner tersebut, tetapi kisah yang menyelimutinya masih terbawa dalam nuansa kehidupan sehari-hari bahkan sampai sekarang. Tidak sekedar membuat jajanan lalu menghidangkannya. Pada dasarnya kebanyakan adanya budaya hanya secara lisan, tidak tercatat, dan hanya mengandalkan ingatan. ‘word of mouth’ tidak tercatat melainkan lebih bersandar pada ingatan. Sementara akurasi dan kelengkapan patut diragukan. Akurasi baik kuantitas ataupun kualitas, utuh dan tidaknya khazanah budaya yang dipunyai dan transfer budaya, banyak dibantu oleh dokumentasi. Dalam keadaan
beginilah maka masalah dokumentasi peran penting dokumentasi menjadi mencuat.
3. Akan sangat baik jika hasil dokumentasikan itu dibukukan karena buku memang diakui sebagai sumber informasi dan rujukan resmi ketimbang lembaran dokumen pribadi ataupun data yang dimuat dalam situs internet. http://blog.tempointeraktif.com/nasional/perang-budaya-di-perbatasan/
Kesimpulan
Cover
Headline buku menggunaka n font serif Fullpage fotografi Fokus pada fotoLayout isi
Font san serif
Grid 2-4 Perbandingan Gambar:teks 70:30 Backgroud halaman berwarna putih (white space)
Opening photo
Pembahasan
Credit title
Kata pengantarisi
Fullpage photo pembatas pembabaganindex
Closing/data penulisTarget Segmen
Geografis:
Orang yang tinggal di daerah perkotaan, khususnya
yang tinggal di kota-kota besar. Demografis:
Usia: 24-40 tahun, Pendidikan : S1 dan S2,
Pengeluaran : > Rp3.000.000 per bulan. Psikografis:
Kelas sosial menengah keatas, Gaya Hidup:
Karakteristik Target Segmen
1. Gemar terhadap hal-hal yang berbau seni dan budaya,
penyuka budaya lokal, tertarik dengan hiburan, sejarah. Suka berburu barang antik, suka dengan barang yang etnik. Rasa nasionalisme tinggi.
2. Aktif, Suka Membaca dan menyempatkan diri ke toko buku
untuk melihat-lihat referensi buku baru. Menyukai
perpustakaan. Bagi mereka mengenal sejarah dan budaya itu penting dan harus selalu diingat. Tidak boleh terlupakan.
3. Cenderung konsumtif
4. Pada saat mereka menemukan sesuatu yang disukai, mereka
tidak segan-segan mengeluarkan biaya untuk hal tersebut.
5. Suka berkumpul
6. Tujuan hidupnya adalah kejayaan dan kemakmuran.
7. Mereka menyenangi kompetisi dan senang dikagumi orang
lain.
8. Mereka cenderung dominan dalam pergaulan.
9. Mereka menyukai traveling,
Kesimpulan karakteristik dominan Suka mengabadikan moment dengan kamera atau foto
Menyukai seni dan budaya
Pada saat menemukan sesuatu yang disukai,
tidak segan-segan mngeluarkan biaya guna memenuhi keinginan mereka Peduli terhadap kebudayaan tradisional, menyulkai sejarah, kuliner
Gaya hidup
modern
Unique Selling Preposition
Berisi tentang upacara adat dan
hubungannya dengan makanan
(jajanan), bahkan beberapa jajanan
dipercaya sebagai sajen untuk para
leluhur ataupun hal-hal gaib lainnya.
Jajan Tradisional yang meliputi makna
simbolis dari jajan tradisional itu
sendiri, hubungan dengan ritual
masyarakatnya, kegiatan dan interaksi
manusianya dalam acara adat
Seperti menyajikan buku cerita, narasi dan
fotografi yang ditampilkan ada alurnya, runtut
dan lebih mengalir cara berceritanya.
Foto-foto
•
interaksi manusia pada acara-acara tradisi
local hajatan dan selamatan dalam tradisi
Jawa,
•
saat prosesinya yang berhubungan dengan
makanan,
•
kegiatan pembuatnya,
•
pada saat bergotong royong saling
membantu,
•
karakteristik jajanan tradisionalnya,
•
saat mengemas, memakan, menyuguhkan,
membagikan kepada tetangga, suasana
Foto dokumenter-jurnalistik Single photo Dokumenter deskriptif
Foto jurnalistik
Jamak/story photo Dokumenter naratif Essay photoMaking personal picture tell a story
Mempunyai alur, runtut
Foto-foto lebih mengalir dan bercerita
Upacara adat
Gaya visual
Aktifitas yang dilakukan
pada upacara tsb Aktifitas masyarakatdan jajanan
Interaksi masyarakatnya Aktifitas pembuatnya Jajanan tradisional yang disuguhkan Pengemasan untuk dibagikan Ketika dibagikan
Strategi Komunikasi
•
Gaya penulisan/bahasa
•
Istilah jawa
•
Dalam buku ini mempersepsikan si
pembaca adalah orang yang sudah tahu tapi
belum mengerti benar, atau orang yang
benar-benar belum mengerti dan ingin tahu.
Jadi narasi dan visual fotografinya runtut,
ada alurnya, dan lebih mengalir cara
Positioning
Visual : Menampilkan jajanan tradisional, hubungan
dengan ritual masyarakatnya, kegiatan dan interaksi manusianya dalam acara adat tradisional masyarakat Jawa. dengan fotografi sebagai elemen pendukung.
Mencakup gambar proses pembuatan, karakter jajaann, prosesi adat jawa, interaksi masyarakat, dll.
Isi : Berisi tentang nilai sosial dan filosofi jajan pasar dan
upacara adat Jawa Timur yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat Jawa Timur dari dulu sampai masa sekarang.
Visi Misi
Visi :Mendokumentasikan kebudayaan jawa dalam hal ini adalah jajan tradisional dan upacara adat yang menjadi tradisi orang jawa, serta filosofi dibaliknya, dalam bentuk buku sebagai salah satu bentuk pendataan, pelestarian, menghindari klaim dari negara lain, sebagai daya tarik wisata, sebagai identitas bangsa, dan memperkaya refrensi tentang jajanan tradisional.
Misi : Menyampaikan visi dengan membuat sumber pengetahuan dan refrensi berupa buku, sehingga
masyarakat dapat mengetahui tentang budayanya lebih jauh, khususnya jajanan tradisional dalam Prosesi Adat Jawa Timur.
Definisi Konsep Keyword
“Traditional Charm”
Makna Denotative
Traditional berasal dari kata tradisi yang berarti
kebiasaan. Tradisional erat kaitannya dengan mitos dan kepercayaan. Sesuai dengan perkembangan jaman, jajanan tradisional tidak hanya untuk acara-acara tradisional, Namun unsur mitos dan tradisional masih lekat pada jajanan pasar tersebut. Sedangkan charm, menunjukkan bahwa jajanan ini menggiurkan, selain citra rasa yang unik dan khas, juga bentuk dan warnanya
Makna Konotatif
traditional charm dalam perancangan buku visual ini
berarti pengenalan aneka jajanan pasar tradisional yang diceritakan dengan menggunakan visual fotografi yang mengandung nilai-nilai culture, jajanan tradisional
mengandung nilai sosial, kebersamaan, saling berbagi. Jajan pasar biasanya dibagikan ke tetangga-tetangga, ke tamu-tamu yang datang pada upacara tradisional. Rasa yang manis adalah sebagai penyambutan terhadap tamu.
charm dapat diartikan Terbuka untuk siapa saja, hangat, ramah. Jajan pasar mempunyai makna dan merupakan
doa dan pengharapan yang baik. menggambarkan bentuk tradisional dan menarik perhatian sehingga pembaca seakan-akan diajak merasakan ritual dan kenikmatan jajanan tersebut.
Traditional Charm
didefinisikan sebagai bentuk komunikasi yang dikemas secara unsur tradisional dan terbuka untuk siapa saja..
Pembabagan
PembukaanBerisi lanskap fotografi gambar dapur tradisional Sekapur sirih
Sambutan dari Kepala Bidang Sarana Usaha Dinbudpar Jatim Daftar Isi
Berisi urutan bab yang akan diceritakan. Introduction
Perkenalan atau penjelasan singkat tentang jajanan tradisional sebagai perlambangan dan tentang upacara adat di Jawa Timur. Konten Utama
Jajanan pada Selamatan Kelahiran
(Kehamilan 3 bulan, mitoni, kelahiran, turun tanah) Jajanan pada Selamatan Khitanan
Jajanan pada Selamatan Pernikahan (Lamaran, dodol dawet, dahar walimah) Jajanan pada Selamatan Bersih Desa Jajanan pada Selamatan Kematian Penutup
Index
Daftar Pustaka Dari Penulis