• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP

KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA

MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Oleh:

HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

(2)

2

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA

DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Telah Disetujui Pada Tanggal

_______________________

Dosen Pembimbing Utama

(3)

3

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA

DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Handini Ika Pratiwi Sus Budiharto

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan positif antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan. Semakin baik persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia, semakin tinggi semangat kerja karyawan. Sebaliknya semakin kurang baik persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia, semakin rendah semangat kerja karyawan.

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Super Unggas Jaya Jakarta kecuali pada divisi HRD dan yang telah bekerja minimal selama satu tahun. Subjek penelitian ini berjumlah 50 orang. Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa Skala Semangat Kerja yang disusun berdasarkan empat aspek semangat kerja dari Blum (Azwar,2002) dan Skala Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia yang disusun berdasarkan tiga aspek keterampilan manajerial dari Robert L. Katz (Husnan,1989)

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 10,0 untuk menguji apakah ada hubungan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan. Korelasi product moment dari Spearman menunjukkan korelasi sebesar rxy = 0,034 dengan nilai p = 0,409 yang artinya hubungan antara

persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan tidak signifikan. Jadi hipotesis penelitian tidak diterima. Kata Kunci : Persepsi, Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia, Semangat Kerja

(4)

4

PENGANTAR

Karyawan merupakan salah satu aset penting dari suatu perusahaan, karena tercapainya tujuan perusahaan ditentukan oleh hasil kerja terbaik dan prestasi kerja yang diperoleh karyawannya. Pada umumnya setiap karyawan bekerja untuk memperoleh imbalan baik berupa materiil maupun non-materiil atas pekerjaan yang telah dilakukannya, tetapi seringkali karyawan memperoleh imbalan yang belum sesuai dengan yang diinginkan. (Schuler dan Jackson,1999)

Permasalahan yang diungkapkan diatas terjadi pada sejumlah karyawan yang tergabung dalam group CJ Indonesia yaitu PT. Super Unggas Jaya Jakarta yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pakan ternak. Berdasarkan wawancara awal dengan tiga orang karyawan perusahaan tersebut, salah seorang karyawati A mengatakan bahwa perhatian dari manajemen sumber daya manusia terhadap kesejahteraan karyawan dirasakan kurang. Hal ini ditunjukkan dengan belum adanya realisasi dari keinginan-keinginan karyawan yang telah diajukan pada manajemen sumber daya manusia hingga saat ini, seperti kenaikan tunjangan kesejahteraan serta penghargaan pada karyawan yang telah berprestasi. A juga mengatakan bahwa bagian sumber daya manusia kurang memperhatikan pengembangan karier setiap karyawan serta tidak mempunyai konsep pengembangan karyawan yang jelas. Oleh karena itu A merasa bahwa dirinya menjadi malas untuk datang ke kantor tepat waktu dan terkadang merasa bosan dengan pekerjaannya.

(5)

5

Meskipun demikian A mengatakan bahwa dirinya berusaha untuk tidak menunda-nunda menyelesaikan pekerjaan.

Karyawan kedua (B) mengatakan bahwa dirinya masih memiliki semangat kerja dengan berusaha untuk datang ke kantor tepat waktu serta bekerja dengan sepenuh hati. Hal ini karena B merasa dirinya hanya sebagai bawahan dan memiliki pendidikan yang tidak terlalu tinggi (D1), sehingga tidak dapat mengharapkan sesuatu yang lebih. Karyawan ketiga (C) mengatakan bahwa dirinya hanya sebagai bawahan dan sudah berusia tua, sehingga tidak ada yang dapat dilakukannya selain bekerja dengan baik, meskipun imbalan yang diperolehnya kurang sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Berdasarkan wawancara kedua yang dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2005 kepada tiga orang karyawan, salah seorang karyawan (D) mengatakan bahwa dirinya melihat banyak karyawan yang semangat kerjanya turun. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku kerja karyawan yang tidak efektif, seperti adanya karyawan yang sering tidak masuk kantor dengan alasan yang tidak jelas. Sebagian besar karyawan datang ke kantor tidak tepat waktu. Banyak juga karyawan yang tidak bersedia menyelesaikan tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan. Menurut D kejadian seperti ini sudah berlangsung cukup lama dan dibiarkan saja oleh bagian sumber daya manusia. D juga mengatakan bahwa dirinya sering merasa malas untuk datang ke kantor tepat waktu dan sering menunda menyelesaikan pekerjaan, karena tuntutan yang diajukan karyawan tidak dapat direalisasikan, sementara itu karyawan dituntut untuk dapat bekerja lebih giat lagi.

(6)

6

Karyawan lainnya (E) mengatakan bahwa semangat kerjanya berkurang karena kurang adanya perhatian dari manajemen sumber daya manusia terhadap hasil kerjanya sehingga apa yang dibutuhkannya tidak dapat dipenuhi. Meskipun demikian E mengakui bahwa dirinya tetap berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik- baiknya, karena pada saat ini sulit mencari pekerjaan baru. Sama halnya dengan karyawan yang telah diwawancarai sebelumnya, F juga mengatakan bahwa semangat kerjanya menurun karena terlalu banyak tuntutan perusahaan pada karyawannya, tetapi kebutuhan karyawan kurang diperhatikan. Meskipun demikian F mengatakan bahwa dirinya terus berusaha untuk memberikan yang terbaik pada perusahaan karena dirinya telah lama bekerja pada perusahaan tersebut.

Handoko (1985) mengungkapkan bahwa bila para karyawan telah melakukan pekerjaannya dengan baik maka karyawan harus menerima kompensasi yang adil dan layak. Bentuk penghargaan ini berupa pengupahan dan penggajian serta berbagai bentuk kompensasi pelengkap (fringe benefit) seperti asuransi dan rekreasi, serta kondisi kerja yang aman dan nyaman.

Semangat kerja merupakan sikap kejiwaan dan perasaan individu-individu maupun kelompok terhadap lingkungan kerjanya dimana sikap kejiwaannya dan peranan individu ditunjukkan dengan adanya minat, gairah dan bekerja secara lebih giat terhadap pekerjaan yang dilakukan (Anoraga dan Suyati, 1995). Oleh karena itu semangat kerja merupakan hal yang penting bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu dalam menumbuhkan semangat kerja karyawan diperlukan juga peranan dari para manajer selaku pimpinan khususnya manajer sumber daya

(7)

7

manusia karena dengan terpenuhinya kebutuhan karyawan dalam bekerja oleh bagian sumber daya manusia serta terciptanya hubungan yang baik diantara keduanya akan dapat menumbuhkan semangat kerja pada karyawan tersebut.

Seorang karyawan yang memiliki semangat kerja juga dipengaruhi oleh cara pandangnya atau bagaimana seorang karyawan memberikan penilaian terhadap keterampilan manajerial yang dimiliki para manajer khususnya manajer sumber daya manusia karena bagian sumber daya manusia memiliki keterkaitan yang lebih besar dengan para karyawan salah satunya dalam mengembangkan potensi maupun pemenuhan kebutuhan karyawan.

Persepsi seorang karyawan mengenai peranan yang diharapkan dari kehidupan organisasional serta perilaku dan kepribadian yang terdapat dalam dirinya akan mempunyai arti yang sangat penting dalam usaha membuat berfungsinya pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda organisasi secara lancar (Siagian, 1986).

Keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia berarti kemampuan yang dimiliki oleh bagian sumber daya manusia yang terdiri dari manajer sumber daya manusia beserta staffnya untuk melaksanakan tugas-tugasnya baik secara teknis, konseptual maupun human atau sikap dalam berhubungan dengan orang lain.

Berdasarkan hal-hal yang telah diungkapkan, penulis mempunyai asumsi bahwa ada hubungan yang erat antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan. Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini, sehingga pertanyaan dalam penelitian ini adalah : apakah

(8)

8

ada hubungan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan ?

Tujuan Penelitian

Penulis mengadakan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan pengetahuan dibidang Ilmu Psikologi pada umumnya serta Psikologi Industri dan Psikologi Sosial pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

Untuk memberikan informasi sejauh mana hubungan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan sehingga dapat mencegah turunnya semangat kerja karyawan yang dapat mempengaruhi hasil kerja yang optimal dan tercapainya tujuan organisasi.

A. Semangat Kerja Karyawan

Semangat dapat diartikan gabungan perasaan seorang pegawai terhadap jenis pekerjaan yang dilakukannya, terhadap teman-teman kerjanya, terhadap martabat dan status serta atasannya, dengan reaksi terhadap jam kerjanya, penghasilannya, pengawasan, kebijaksanaan dan praktek-praktek kepegawaian dari atasan, serta kondisi kerja lainnya ( Moekijat,1988).

(9)

9

Pendapat lain mengatakan bahwa semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik (Nitisemito,1982).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa semangat kerja karyawan adalah perasaan karyawan pada keikutsertaannya dalam organisasi sehingga memiliki rasa tanggung jawab yang baik pada organisasinya dan nantinya akan lebih mendahului kepentingan organisasi daripada kepentingannya sendiri. Menurut Blum (Azwar,2002), semangat kerja terdiri dari beberapa aspek antara lain :

a. Sedikitnya perilaku agresif yang menimbulkan frustasi.

b. Individu bekerja dengan suatu perasaan bahagia dan perasaan lain yang menyenangkan.

c. Individu dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman sekerjanya secara baik. d. Egonya sangat terlibat dalam pekerjaannya.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan salah satunya adalah menurut George D. Halsay (Anoraga dan Suyati,1995) bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah :

a. Faktor Ekstern, antara lain :

1). Pemberian kesempatan pada karyawan untuk mewujudkan kepribadiannya didalam pekerjaannya.

2). Menghargai usaha-usaha karyawan.

(10)

10 4). Kesempatan untuk maju.

b. Faktor Intern, antara lain :

1). Kenyamanan karyawan dalam bekerja.

2). Sikap menghormati karyawan kepada pengawasnya.

3). Pengalaman kemasyarakatan karyawan yang memuaskan pada lingkungan pekerjaannya.

B. Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia

Menurut Davidoff (Walgito,1992) persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera, kemudian stimulus yang diindera itu oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera itu.

Manajer yang efektif dan dapat melakukan tugas dengan optimal membutuhkan keterampilan manajerial yang baik, diantaranya dengan memiliki kemampuan untuk berpikir analitis, dapat bekerja sama dengan orang lain dan juga dapat menggunakan peralatan dari suatu bidang tertentu. Setiap manajer harus memiliki keterampilan, hanya saja akan berbeda proporsi atas masing – masing kebutuhan dari keterampilan tersebut berdasarkan tingkatan manajemennya (Handoko,1984).

Schermerhorn (1998) mengatakan bahwa keterampilan merupakan suatu kemampuan untuk mengartikan pengetahuan ke dalam praktek sehingga tercapai hasil

(11)

11

kerja yang diinginkan. Untuk menghadapi sifat kerja manajerial sangat diperlukan banyak keterampilan, dalam hal ini keterampilan yang paling penting adalah keterampilan yang memungkinkan manajer dapat membantu orang lain menjadi lebih produktif di tempat kerja.

Sedangkan bagian Sumber Daya Manusia atau Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari organisasi yang melakukan kegiatan penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk memberikan satuan kerja yang efektif terhadap organisasi, dan untuk mencapai tujuan tersebut manajemen sumber daya manusia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan dan memelihara karyawan dalam jumlah dan tipe yang tepat (Handoko,1985).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia adalah cara pandang karyawan dalam menafsirkan kesan indera yang diperolehnya berupa kemampuan yang dimiliki bagian sumber daya manusia untuk mengartikan pengetahuan mengenai fungsi dasar manajemen sumber daya manusia ke dalam situasi kerja atau praktek kerjanya agar memperoleh hasil kerja yang diinginkan.

Pengukuran persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia berpedoman pada tiga tipe keterampilan manajerial yang diperlukan oleh

(12)

12

setiap manajer yang dikemukakan oleh Robert L. Katz (Husnan,1989). Ketiga tipe tersebut terdiri dari :

a. Keterampilan teknis.

b. Keterampilan kemanusiaan atau keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain.

c. Keterampilan konseptual.

C. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia Dengan Semangat Kerja Karyawan.

Bekerja merupakan kegiatan yang dilakukan individu untuk memperoleh imbalan baik berupa materiil maupun non materiil. Banyak hal yang dapat mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaannya sehingga berdampak pada hasil kerja karyawan tersebut. Selain keinginan-keinginan dari karyawan, persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia pun dapat mempengaruhi karyawan dalam bekerja salah satunya nampak pada semangat kerja karyawan tersebut.

J.C. Denyer (Moekijat,1988) mengatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap bersama dari para karyawan satu sama lain terhadap pemilik perusahaan, manajemen dan pekerjaan karyawan. Dengan memiliki semangat kerja yang tinggi akan mempengaruhi karyawan didalam melakukan pekerjaannya karena jika karyawan melakukan suatu pekerjaan dengan perasaan yang senang baik terhadap

(13)

13

lingkungan kerja maupun terhadap pimpinannya maka karyawan tersebut pada umumnya akan memberikan hasil kerja yang terbaik pada perusahaannya.

Turunnya semangat kerja karyawan dapat disebabkan karena ketidakpuasan dari para karyawan. Sumber ketidakpuasan tersebut dapat bersifat materiil maupun non materiil, adapun yang bersifat materiil seperti rendahnya upah yang diterima dan tunjangan insentif, sedangkan yang bersifat non materiil seperti kebutuhan untuk berpartisipasi, penempatan karyawan pada posisi yang tepat, kesempatan karyawan untuk maju, perasaan aman menghadapi masa depan dan loyalitas karyawan. Dengan ketidakpuasan yang dirasakan tersebut dapat menimbulkan kekurangbahagiaan karyawan dan dapat menjadikan semangat kerja yang menurun (Nitisemito, 1982). Sumber ketidakpuasan karyawan yang bersifat non materiil dapat dipengaruhi oleh persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dalam menjalankan fungsinya, sehingga kurang baiknya persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dapat menimbulkan ketidakpuasan pada diri karyawan dalam bekerja dan hal tersebut dapat menurunkan semangat kerja karyawan.

Persepsi merupakan proses dimana seseorang memberikan penilaian, penginterpretasian dari hasil penginderaan terhadap stimulus yang mengenai individu tersebut. Perilaku seseorang sangat ditentukan oleh banyak faktor serta persepsinya tentang faktor-faktor tersebut. Persepsi yang dimiliki seseorang itu pulalah yang ikut menentukan bentuk, sifat dan intensitas peranannya dalam kehidupan organisasional (Siagian,1986).

(14)

14

Sedangkan keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia merupakan hal yang sangat berkaitan dengan hasil kerja dari karyawan sebagai bawahan karena manajer sumber daya manusia merupakan individu yang memiliki salah satu tugas untuk memperhatikan perilaku karyawan dalam bekerja dan juga kebutuhan dari para karyawan. Dimana para manajer khususnya manajer sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia dengan baik akan dapat menjadi panutan bagi karyawannya dan hal tersebut dapat memberikan arti tersendiri bagi setiap karyawan.

Keterampilan teknis yang dimiliki bagian sumber daya manusia untuk meningkatkan semangat kerja karyawan adalah dapat menempatkan karyawan pada posisi yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki karyawan, keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain (human skill) yang dimiliki oleh bagian sumber daya manusia untuk meningkatkan semangat kerja karyawan adalah memperhatikan kebutuhan rohani para karyawan, misalnya kebutuhan karyawan untuk dihargai, selain itu bagian sumber daya manusia juga seyogyanya dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi karyawan, memperhatikan harga diri karyawan, menjaga loyalitas karyawan pada perusahaan dan memberikan kesempatan pada karyawan untuk memberikan pendapat dengan mengikutsertakan karyawan pada pertemuan dengan perusahaan. Selain keterampilan teknis dan keterampilan berhubungan dengan orang lain untuk meningkatkan semangat kerja karyawan, bagian sumber daya manusia juga memiliki keterampilan konseptual untuk meningkatkan semangat kerja karyawan salah satunya dengan memberikan

(15)

15

kesempatan karyawan untuk maju dengan mengembangkan sistem promosi yang adil bagi karyawan serta memberikan perasaan aman pada karyawan untuk menghadapi masa depan dengan memberikan konsep pengembangan karier karyawan dengan jelas. Jika bagian sumber daya manusia dapat melaksanakan tugasnya dengan menerapkan keterampilan manajerial yang dimiliki secara baik maka akan menjadikan persepsi karyawan menjadi baik terhadap bagian sumber daya manusia dan hal tersebut dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan untuk dapat bekerja lebih baik lagi.

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah : ada hubungan positif antara Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia dengan Semangat Kerja Karyawan pada PT. Super Unggas Jaya Jakarta.

(16)

16

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Super Unggas Jaya Jakarta yang lebih kurang berjumlah 58 orang, kecuali pada divisi HRD dan merupakan karyawan yang telah bekerja minimal selama 1 tahun.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia dengan Skala Semangat Kerja Karyawan.

C. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik korelasi product moment dari Spearman karena penelitian ini menguji hubungan diantara 2 variabel yang saling mempengaruhi, dimana nilai kedua variabel berdistribusi normal tetapi tidak linear, sehingga nantinya dapat ditarik kesimpulan akhir sebagai hasil penelitian. Proses analisis data juga dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS Versi 10.0 for windows.

(17)

17

HASIL PENELITIAN

Gambaran umum mengenai data penelitian dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7

Deskripsi Statistik Data Penelitian

Variabel Hipotetik Empirik

Xmax Xmin Mean SD Xmax Xmin Mean SD Semangat Kerja Karyawan 100 25 62,5 12,5 94 51 75,13 7,53 Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia 180 45 112,5 22,5 161 52 92,08 17,11

Sebaran hipotetik dari skor Skala Semangat Kerja Karyawan untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8

Kriteria Kategorisasi Skala Semangat Kerja Karyawan

Skor Kategori Frekuensi %

X > 85 Sangat Tinggi 4 8,3

70 < X = 85 Tinggi 33 68,8

55 < X = 70 Sedang 10 20,8

40 = X = 55 Rendah 1 2,1

X < 40 Sangat Rendah 0 0

Berdasarkan deskripsi data penelitian diketahui bahwa rata-rata empirik keseluruhan subjek adalah 75,13. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar semangat kerja karyawan tinggi.

Sedangkan sebaran hipotetik Skala Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9

Kriteria Kategorisasi Skala Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia

(18)

18

Skor Kategori Frekuensi %

X > 153 Sangat Baik 1 2,1

126 < X = 153 Baik 0 0

99 < X = 126 Sedang 11 22,9

72 = X = 99 Kurang Baik 32 66,7

X < 72 Sangat Tidak Baik 4 8,3

Berdasarkan deskripsi data penelitin diketahui bahwa rata-rata empirik keseluruhan subjek adalah 92,08. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia kurang baik.

Hasil Uji Asumsi a. Uji Normalitas Tabel 10

Hasil Uji Normalitas

Variabel Skor K-SZ p Kategori

Semangat Kerja Karyawan 1,092 0,184 Normal Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia 0,937 0,344 Normal

Dari hasil uji normalitas didapatkan bahwa hasil sebaran untuk skor variabel semangat kerja karyawan adalah normal (K-SZ = 1,092 dengan p > 0,05). Hasil sebaran untuk skor variabel persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia adalah normal (K-SZ = 0,937 dengan p > 0,05).

(19)

19 b. Uji Linearitas

Tabel 11

Hasil Uji Linearitas

Variabel F P Keterangan Semangat Kerja Karyawan 1,021 0,326 (p>0,05) Tidak Linear Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia

Dari hasil uji linearitas terhadap variabel persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan variabel semangat kerja karyawan didapat hasil F = 1,021 dengan p = 0,326 (p>0,05) dan Deviation from Linearity sebesar 1,846 dengan p > 0,05. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa variabel persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan variabel semangat kerja karyawan memiliki korelasi yang tidak linier.

Hasil Uji Hipotesis Tabel 12.

Korelasi Antara Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia dengan Semangat Kerja Karyawan

Korelasi Spearman Semangat Kerja Karyawan Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia P Semangat Kerja Karyawan 1,000 0,034 p = 0,409 Persepsi terhadap Keterampilan Manajerial Bagian Sumber Daya Manusia 0,034 1,000 (p>0,05)

(20)

20

Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi antara variabel persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan variabel semangat kerja karyawan sebesar rxy = 0,034 dengan

p = 0,409 atau p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan pada pegawai PT. Super Unggas Jaya Jakarta tidak signifikan, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti tidak diterima.

(21)

21

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan tidak signifikan, jadi baiknya persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia tidak diikuti oleh tingginya semangat kerja karyawan, sebaliknya kurang baiknya persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia tidak diikuti oleh rendahnya semangat kerja karyawan.

Adanya hubungan yang tidak signifikan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan dikarenakan tidak konsistennya subjek penelitian dalam menjawab pernyataan- pernyataan yang terdapat dalam angket penelitian khususnya pada skala semangat kerja karyawan. Hal ini mempengaruhi hasil analisis untuk skala semangat kerja karyawan, dimana hasil observasi dalam latar belakang masalah menunjukkan semangat kerja karyawan yang rendah tetapi pada hasil analisis menunjukkan semangat kerja karyawan yang tinggi, sehingga kurang baiknya persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia tidak diikuti oleh rendahnya semangat kerja karyawan. Subjek yang tidak konsisten dalam menjawab pernyataan adalah subjek ke 5, 6, 7, 8,9, 11, 12, 14, 18, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 34, 35, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 48.

Sebagian besar subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat semangat kerja yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil rerata empirik keseluruhan subjek

(22)

22

adalah sebesar 75,13 (70 < X = 85). Sedangkan persepsi terhadap keterampilan

manajerial bagian sumber daya manusia memiliki hasil rerata empirik sebesar 92,08 (72 = X = 99), hal ini berarti bahwa sebagian besar persepsi terhadap keterampilan

manajerial bagian sumber daya manusia pada subjek penelitian ini kurang baik.

Keterbatasan Penelitian

Banyak keterbatasan dalam penelitian ini salah satunya adalah adanya subjek penelitian yang mengisi angket penelitian di rumahnya masing-masing sehingga keseriusan dari subjek dalam menjawab pernyataan yang terdapat didalam angket penelitian tidak diketahui oleh peneliti.

(23)

23

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan juga analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia dengan semangat kerja karyawan pada PT. Super Unggas Jaya Jakarta tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji korelasi dengan nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,034 dan nilai p sebesar 0,409 (p>0,05).

Berarti hipotesis yang diajukan peneliti tidak diterima, jadi baiknya persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia tidak diikuti oleh tingginya semangat kerja karyawan, sebaliknya kurang baiknya persepsi karyawan terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia juga tidak diikuti oleh rendahnya semangat kerja karyawan.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat dikemukakan beberapa saran antara lain :

1. Bagi subjek peneliti

Subjek penelitian diharapkan mampu mempertahankan tingginya semangat kerja yang telah dimiliki.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk menggali lebih lanjut mengenai semangat kerja karyawan dan persepsi terhadap keterampilan manajerial bagian sumber daya manusia disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh

(24)

24

seperti kepuasan kerja. Selain itu, disarankan untuk memperbaiki aitem-aitem semangat kerja sehingga dapat lebih mengukur dan memperoleh hasil penelitian baru yang lebih baik serta disarankan melakukan wawancara yang lebih mendalam untuk memperoleh data yang lebih akurat.

(25)

25

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. & Suyati, S. 1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta : Pustaka Jaya Azwar, S. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Handoko, T. H. 1984. Manajemen. Yogyakarta : BPFE

____________ . 1985. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Liberty

Husnan, S. 1989. Manajemen (Pokok – pokok Pengertian dan Soal Jawaban). Yogyakarta : BPFE

Moekijat. 1988. Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Bandung : Pionir Jaya

Nitisemito, A. S. 1982. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia). Jakarta : Ghalia Indonesia

Schermerhorn, J. R. 1998. Manajemen Buku 1. Management 3e (terjemahan). Edisi Bahasa Indonesia.Yogyakarta : ANDI OFFSET

Schuler, R.S. & Jackson, S.E. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi

Abad ke-21. Edisi keenam Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Siagian, S. P. 1986. Organisasi, Kepemimpinan, dan Perilaku Administrasi. Jakarta : Gunung Agung

Referensi

Dokumen terkait

Teori yang digunakan dalam mengkaji Masyarakat Siaga Banjir (Studi Tentang Konsolidasi Masyarakat Pasca Banjir Di K elurahan Masjid Jami’ Pangkalpinang) adalah teori

Asumsi : Setiap pasien dapat diakomodasikan ke lebih dari satu kamar dalam satu admisi dan setiap ruangan memiliki nama yang unik..

mampu dalam menilai apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan pada pasien yang sedang dihadapi.. Apakah tes diagnostik telah dievaluasi dengan jumlah sampel yang cukup

Dapat digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend. dasar, bentuk pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin melakukan penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, Dan Kebijakan Hutang

Pemanfaatan biji durian yang dijadikan tepung sebagai bahan baku dalam pembuatan biskuit ini diharapkan mampu memanfaatkan limbah sebagai produk baru yang bernilai

Memang, bagi banyak bisnis, partisipasi dalam ekonomi digital adalah kunci untuk menjadi lebih berketahanan: ketika 42 persen UMKM yang beroperasi secara luring terpaksa

Observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah mengunjungi sekolah dan bertemu langsung dengan kepala sekolah SDN 05 Saparan, untuk koordinasi sasaran peserta