• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURSI RODA KERJA BAGI BAPAK X (individu dengan hambatan fisik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KURSI RODA KERJA BAGI BAPAK X (individu dengan hambatan fisik)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

38

KURSI RODA KERJA BAGI BAPAK X

(individu dengan hambatan fisik)

Asrori Ahmad, Amanah , Suratmi Rachmat &Sri Rezeki Sulantina Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Email : [email protected]

ABSTRAK

Berbagai usaha dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia memiliki aktifitas/mobilitas kehidupan sehari-hari, tak luput juga para penyandang disabilitas seperti Bapak X dengan hambatan motorik fisik. Mobilitas merupakan kesulitan tersendiri dengan aktifitasnya sebagai perajin sangkar burung. Walaupun dengan berbagai kesulitan aktifitas hidup harus terus dijalani untuk bisa bertahan hidup. Selama ini setiap aktifitas dan kegiatannya dilakukan dengan sebuah papan gelinding yang sangat sederhana sekali. Melihat dari hal tersebut, maka dirancanglah sebuah kursi roda kerja yaitu suatu kursi roda kerja khusus untuk Bapak X dengan hambatan motorik fisik. Langkah-langkah dalam mewujudkan kursi roda kerja ini yaitu observasi, wawancara, studi pendahuluan, perancangan prototype, pembuatan, dan uji coba. Setelah diuji coba dapat diketahui kelebihan, efektifitas, dan kekurangan. Dengan kursi roda kerja ini Bapak X dapat lebih mudah dalam beraktifitas, mendapat kenyamanan dalam bekerja, dan produktifitas hasil kerjanya sebagai perajin sangkar burung meningkat. Dengan demikian kursi roda kerja ini efektif dapat membatu Bapak X. Sedangkan kekurangan alat ini yaitu alat ini bisa digunakan dengan baik jika banyak berlatih.

Kata kunci: kursi roda kerja, tuna daksa

PENDAHULUAN

Berbagai usaha dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia memiliki aktifitas kehidupan sehari-hari sesuai dengan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seorang anak dengan rutinitasnya menuntut ilmu atau bersekolah. Aktifitas atau mobilitas sangat dipengaruhi oleh keadaan motorik fisik seseorang. Hal ini terlihat pada perbedaan bagaimana cara melakukan aktifitas kesehariannya.

(2)

39 Sejauh ini orang dengan hambatan motorik fisik beraktifitas dengan berbagai alat bantu, misalnya kursi roda. Akan tetapi bantu tersebut belum tentu sesuai dengan kebutuhan setiap orang dengan hambatan motorik fisik dalam beraktifitas/bekerja. Hal ini terbukti pada Bapak X dengan hambatan motorik fisik. Mobilitas merupakan kesulitan tersendiri dengan aktifitasnya sebagai perajin sangkar burung. Walaupun dengan kursi roda, ia merasa kesulitan saat bekerja. Sehingga ia membuat sebuah papan gelinding sederhana. Akan tetapi dengan alat tersebut ia masih merasa kesulitan dalam berpindah. Walaupun demikian aktifitasnya harus terus dijalani untuk bisa bertahan hidup. Oleh karena itu perlu dirancang sebuah kursi roda kerja untuk mempermudah dalam beraktifitas, mendapat kenyamanan dalam bekerja, dan meningkatkan produktifitas hasil kerjanya sebagai perajin sangkar burung.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut Susetyo (2010) metode diskriptif adalah pencarian facta dengan interpretasi yang tepat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Menurut Susan Stainback (Sugiyono,2010) mengemukakan bahwa ‘… provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alone.’ Jadi dengan wawancarra, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan (informan) dalam menginterpretasikan, situasi dan fenomena yang terjadi. Sedangkan dokumentasi menurut Satori dan Komariah (2010) adalah mengumpulkan dokumen dan data yang diperlukan dalam permasalahan peneitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan serta membuktikan suatu kejadian. Penelitian dilakukan tiga tahap yaitu studi pendahuluan, rancangan prototipe, sampai pada uji coba penggunaan kursi roda kerja oleh penyandang tunadaksa untuk bekerja.

(3)

40

HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Subjek

Bapak X adalah seorang yang mengalami hambatan motorik. Beliau mengalami kesulitan dalam berpindah tempat, merasa kurang nyaman saat bekerja, dan produktifitas kurang maksimal. Selama ini Bapak X hanya menggunakan papan gelinding sederhana untuk berpindah tempat. Papan ini tidak dilengkapi system transmisi sehingga pengoperasiannya masih manual. Cara yang dilakukan Bapak X tidak efektif dan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Kesulitan dalam berpindah lebih banyak, kenyamanan dalam bekerja sangat kurang, dan produktifitasnya belum optimal.

2) Kursi Roda Kerja (1) Desain

Menurut Gregory (Hurst, Ken. 2006) mendefinisikan desain sebagai “relating product with situation to give satisfaction”, yang lebih mengutamanakan hubungan antar benda (barang) dengan suatu keadaan atau kondisi tertentu; dengan tujuan memberikan kepuasan bagi pengguna barang (benda,produk) tersebut.

Gambar 1

Desain Kursi Roda Kerja

Kursi roda yang kami namakan kursi roda kerja ini terdapat meja kerja, loker, sandaran, dan system transmisi. Meja kerja berfungsi sebagai tempat bekerja. Loker berfungsi sebagai tempat untuk

(4)

41 menyimpan peralatan kecil misalnya pensil. Sandaran berfungsi sebagai tempat beristirahat saat kelelahan dalam bekerja. System transmisi berfungsi sebagai system penggerak utama kursi roda kerja. Dengan kursi kerja ini diharapkan dapat berpindah dengan mudah, lebih nyaman dalam bekerja, dan dapat meningkatkan produktifitas dalam bekerja.

(2) Proses Pembuatan Kursi Roda Kerja

Proses pembuatan kursi roda kerja ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan perealisasian kursi roda kerja agar dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan dengan mengacu dalam rumusan masalah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merealisasikan alat yang dirancang adalah penentuan spesifikasi, studi literature, perancangan dan pembuatan, pengujian, dan pengambilan kesimpulan.

a. Perancangan dan Pembuatan Kursi Roda Kerja

Secara garis besar perancangan dan pembuatan kursi roda kerja dibagi dalam beberpa tahapan yaitu penentuan spesifikasi, pengukuran dimensi yang sesuai kebutuhan Bapak X, menggambar dengan program Auto CAD, pembuatan kerangka, pembuatan system transmisi, pembuatan loker dan meja, membuat jog, perakitan, dan finising.

b. Pengujian dan Analisis Pengujian

Pengujian dan analisis pengujian dilakukan pada setiap bagian kursi roda kerja seperti kerangka, system transmisi, loker, meja kerja, dan jog. Setelah pengujian tiap bagian kemudian dilakukan pengujian operasional kursi roda kerja dengan tahapan sebagai berikut: (1) sosialisasi kursi roda kerja; (2) penjelasan fungsi dan cara pengoperasian setiap bagian; dan (3) pengoperasian kursi roda kerja.

(5)

42 (3) Penggunaan Kursi Roda Kerja

Kursi roda kerja dapat dioperasikan untuk berpindah, bekerja, dan beristirahat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur ster untuk menentukan arah dan memutar handel untuk bergerak maju atau mundur. Meja kerja dapat dibuka dan ditutup sesuai keperluan. Loker dapat dijangkau dengan mudah. Roda dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diganti ketika sudah menipis.

3) Proses Uji Coba Alat

Tahap ini penting dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari kursi roda kerja yang telah dibuat. Subjek dari pembuatan kursi roda kerja ini adalah Bapak X. Prosedur cara pemakaian kursi roda kerja, berdasarkan modul cara penggunaan yang sudah kami susun sebelumnya. Garis besar prosedur pemakaian kursi roda kerja yaitu: (1) cara membuka dan menutup meja kerja; (2) cara mengendalikan setir; (3) cara memutar hendel; dan (4) cara membuka loker.

4) Perkembangan Alat

Gambar 2

Rancangan Pertama Kursi Roda Kerja

Gambar 3

Rancangan Kedua Kursi Roda Kerja

Dari papan gelinding kami tambahkan meja kerja (lihat gambar 2) dengan pengoperasian manual, selanjutnya kami tambahkan system transmisi Rantai Rol (lihat gambar 3). Menurut Sularso (1997) Transmisi Rantai Rol dapat meneruskan daya tanpa slip, sehingga perbandingan

(6)

43 putaran tidak berubah-ubah. Selain itu kursi roda kerja ini juga menggunakan setir berbentuk lingkaran dengan tongkat pengendali, namun setelah di uji cobakan Bapak X merasa kesulitan dalam mengoperasikannya. Sehingga diganti dengan setang berupa batang pipa agar Bapak X lebih mudah dalam mengoperasikannya.

Penambahan panjang jog sandaran dan ujung kursi roda kerja bertujuan untuk meningkatkan kenyaman pada saat digunakan. Sehingga tumit dan kepala tidak sakit ketika menggunakan kursi roda kerja tersebut.

5) Efektifitas Kursi Roda Kerja Berdasarkan Uji Coba diketahui efektif dapat digunakan dalam berpindah, bekerja, dan beristirahat saat bekerja.

6) Testimoni Pengguna Kursi Roda Kerja

“ Kursi roda kerja ini dapat membantu saya untuk berpindah, bekerja, dan beristirahat di saat kelelahan dalam bekerja, sehingga saya lebih mudah dalam berpindah tempat, lebih nyaman dalam bekerja, lebih mudah dalam menggambil peralatan yang kecil-kecil, dan lebih nyaman ketika beristirahat sejenak ketika kelelahan dalam bekerja. Hanya saja untuk mengoperasikan kursi roda kerja ini harus banyak latihan.”

7) Kelebihan alat ini yaitu dapat membantu Bapak X dalam berpindah tempat, meningkatkan produktifitas kerja dan kenyamanan dalam bekerja

8) Kelemahan kursi roda kerja ini yaitu hanya bisa dikendalikan dengan baik jika banyak berlatih dan terbiasa menggunakannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kursi roda kerja merupakan alat bantu sederhana yang dirancang bagi penyandang tunadaksa dengan transmisi rantai rol sebagai penggerak utama, meja kerja dan loker tempat penyimpanan peralatan dengan ukuran kecil. Dengan

(7)

44 demikian dapat mempermudah Bapak X dalam melakukan aktifitas pekerjaannya sebagai perajin sangkar burung.

DAFTAR PUSTAKA

Hurst, Ken. (2006) Prinsip-prinsip Perancangan Teknik. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Satori, Dj., dan Komariah, S. (2010) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sularso, & Kiyokatsu, S., (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Edisi ke 9. Jakarta, Indonesia: PT Pradnya Paramita

Susetyo. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Revika Aditama.

Referensi

Dokumen terkait

Anda mendapati murid di sekolah tersebut terdiri daripada pelbagai kaum yang datang dari pelbagai tempat di Malaysia (2).. Ada antara mereka merupakan anak kepada ibu

Selanjutnya Agustien (2016) membahas tentang Pemodelan Risiko Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah Berdasarkan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline

[r]

Pemetaan hasil prediksi dari model Regresi Logistik Ridge terbaik dilakukan untuk dapat mengetahui bagaimana kondisi pembangunan manusia pada setiap kabupaten/kota di Provinsi

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, yang selalu memberikan limpahan rahmat, nikmat serta arahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: “

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2005 tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/Dudanya, pensiun pokok berdasarkan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi baik pada pemeriksaan pajak, teknologi informasi perpajakan maupun terhadap tax evasion.. Berdasarkan teori

Pentingnya perkembangan awal terhadap perkembangan selanjutnya dengan menekankan bahwa periode yang sangat potensial baik dalam area perkembangan fisik, perseptual,