• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Total Performance Scorecard dengan Mengintegrasikan Personal Balanced Scorecard

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Total Performance Scorecard dengan Mengintegrasikan Personal Balanced Scorecard"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Total Performance Scorecard dengan Mengintegrasikan

Personal Balanced Scorecard dan Organizational Balanced Scorecard

(Studi Kasus: Departemen Corporate Development PT. GMF AeroAsia)

Rizka Amalia Liputo, Erlinda Muslim

Program Teknik Industri, Fakultas Teknik

ABSTRAK

Industri perawatan pesawat di Indonesia hanya mampu menguasai 30-40% pasar dalam negeri. Melihat hal tersebut, organisasi harus dapat meningkatkan kinerjanya untuk dapat menguasai pasar industri perawatan pesawat yang lebih besar lagi. Upaya peningkatan kinerja dalam organisasi, harus terdapat keselarasan antara ambisi/tujuan organisasi dengan ambisi/tujuan setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut, karena setiap individu dalam perusahaan memiliki kontirbusi yang besar dalam mewujudkan tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan Personal Balanced Scorecard dan

Organizational Balanced Scorecard yang mengahasilkan Total performance scorecard (TPS)

sehingga dapat dilihat hubungan antara tujuan karyawan dengan tujuan perusahaan. Pengintegrasian yang dilakukan menghasilkan 12 diagram yang dapat memperlihatkan apakah hubungan keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi. Hal ini akan membantu organisasi untuk melihat sejauh mana pemahaman karyawan terhadap strategi yang dibuat oleh organisasi dan melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses perumusan strategi

Kata Kunci: Balanced Scorecard; Peningkatan Kinerja; Total Performance Scorecard

ABSTRACT

Indonesia’s Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) industry can take control only 30 up to 40% of domestic market value. Based on the fact, the organization should be able to improve its performance in order to take over more value of the market. In order to improve performance within the organization, there must be a harmony between ambition / goals of the organization with ambitions / goals of each individual that exists in the organization. Because each individual of the organization has a contribution in achieving organizational goals. This study aims to integrate the Personal Balanced Scorecard and Organizational

Balanced Scorecard which design Total Performance Scorecard (TPS) that can illustrated

the relationship between employees goals with corporate objectives. The results of this study is the linking between Organizational Balanced Scorecard with Section Scorecard and Individual Performance Plans. The result of this linkage can be seen whether there is alignment between the organization's ambition with individual’s ambition. This will help the organization to see understanding of each employee about strategy made by the organization and to make improvements in the strategy formulation process.

(2)

1. Pendahuluan

Industri penerbangan di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan salah satu pendukung industri penerbangan di Indonesia adalah jasa perawatan pesawat atau jasa Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO). Namun perkembangan industri penerbangan di Indonesia belum sejalan dengan perkembangan industri MRO. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan industri MRO nasional yang hanya mampu melayani 30-40% perawatan pesawat dalam negeri. Perusahaan-perusahaan MRO di Indonesia harus dapat meningkatkan kinerja untuk agar dapat bersaing dalam industri ini.

Berdasarkan hal diatas, PT. GMF AeroAsia sebagai perusahaan MRO terbesar di Indonesia terus melakukan perbaikan untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan guna menyerap nilai pasar yang lebih besar lagi. Strategi merupakan kunci suksesnya peningkatan kinerja perusahaan dan PT. GMF AeroAsia menyadari hal tersebut sehingga strategi perusahaan dirumuskan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard sejak tahun 2003.

Pada dasarnya perumusan strategi suatu perusahaan harus melibatkan karyawan untuk dapat memastikan bahwa tujuan yang dituju oleh perusahaan sesuai dengan tujuan pribadi setiap karyawan sehingga strategi perusahaan yang dijalankan selaras dengan apa yang dikerjakan oleh karyawan. Sehingga diperlukan integrasi antara tujuan karyawan (Personal

Balanced Scorecard) dengan tujuan perusahaan (Organizationl Balanced Scorecard) agar

perusahaan dapat merumuskan dan mengimplementasikan strategi dengan tepat.

Penelitian ini mengintegrasikan Personal Balanced Scorecard (PBSC) karyawan dengan Organizational Balanced Scorecard (OBSC) Departemen Corporate Development PT. GMF AeroAsia yang menghasilkan rancangan Total Performance Scorecard sehingga dapat dilihat hubungan keselarasan antara tujuan karyawan dengan tujuan perusahaan pada Departemen Corporate Development. Total Performance Scorecard merupakan suatu konsep holistik baru tentang manajemen perubahan dan perbaikan dan dapat juga didefinisikan sebagai proses sistematis perbaikan, pengembangan, dan pembelajaran yang berkesinambungan, bertahap dan rutin yang terpusat pada perbaikan kinerja pribadi dan organisasi secara berkelanjutan. Rancangan Total Performance Scorecard dapat membantu Departemen Corporate Development untuk melihat sejauh mana keselarasan tujuan individu dalam departemen terhadap tujuan yang menjadi sasaran departemen itu sendiri.

(3)

2. Tinjauan Teoritis 2.1 Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard adalah suatu kerangka kerja untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Selain ukuran kinerja finansial masa lalu, Balanced Scorecard juga memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan. Pendorong kinerja, yang meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran serta pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit, dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.

Manfaat dari Balanced Scorecard adalah memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi; mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis; merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelarasakan berbagai inisiatif strategis; dan meningkatakan umpan balik dan pembelajaran strategis.

2.2 Total Performance Scorecard

Total Performance Scorecard (TPS) meupakan penggabungan dan pengembangan dari

beberapa konsep yaitu Balanced Scorecard, Total Quality Management, dan Competence

Management. Sasaran utama dalam konsep TPS adalah perbaikan, oengembangan dan

pembelajaran yang berkesinambungan, bertahap dan rutin yang terpusat pada perbaikan kinerja pribadi dan organisasi secara berkelanjutan.

Model Total Performance Scorecard merupakan sebuah model bersiklus terpadu dimana ada interaksi antara ketiga kekuatan perbaikan, pengembangan dan pemelajaran sebagai intinya. Model tersebut terdiri atas lima tahap, yaitu:

1. Merumuskan. Tahap ini adalah tahap perumusan Personal Balanced Scorecard dan Organizational balanced Scorecard. Personal Balanced Scorecard terfokus pada proses pembentukan strategi dan perbaikan secara pribadi karyawan dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keberhasilan. Sedangkan Organizational Balanced Scorecard terfokus kepada proses pembentukan strategi dan perbaikan organisasi secara berkesinambungan.

2. Mengkomunikasikan dan Menghubungkan. Tahap ini adalah tahap dimana semua pihak yang berkepentingan ambil bagian dalam strategi bisnis baru dengan mengkomunikasikan dan menerjemahkan secara efektif scorecard perusahaan epada semua secoreacrd unit bisnis dan tim, kemudian menghubungkan scorecard tim dengan rencana kinerja masing-masing karyawan.

(4)

3. Memperbaiki. Tahap ini menunjukkan proses memperbaiki diri pribadi dan pekerjaan secara terus menerus. Tahap ini berkaitan dengan penerapan tindakan perbaikan perorangan dan organisasi yang masing-masing difokuskan kepada keberhasilan probadi dan daya saing organisasi. Tindakan perbaikan organisasi berkaitan dengan:

a) Memperbaiki. Proses ini menangai melakukan hal yang ada dengan lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat, seperti merampingkan proses bisnis dengan menghilangkan birokrasi serta pengulanagan, penyederhanaan kerja, pengurangan waktu proses produksi, perubahan metode dan prosedur kerja, otomatisasi, dll. Penekanannya disini pada efisiensi atau melakukan sesuatu dengan benar.

b) Memperbaharui. Proses ini menangani melakukan hal yang ada dengan cara berbeda, seperti inovasi proses, desain proses baru, restrukturisasi organisasi, realisasi perubahan budaya, dll. Disini penekanannya pada efektivitas, atau melakukan sesuatu dengan benar. Pada saat menerapkan proses perbaikan, keempat tahap berikut dilakukan:

i. Seleksi dan Definis Proses. Memilih dan mendifinisikan proses kritis

berkaitan dengan tindakan perbaikan yang bersinambung.

ii. Evaluasi dan Standarisasi Proses. Deskripsi standarisasi dan evaluasi

proses yang sudah dipilih.

iii. Perbaikan Proses. Perbaikan bersinambung proses yang sudah

dievaluas sesuai dengan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act).

iv. Perbaikan Pribadi. Perbaikan perorangan bersinambung sesuai

dengan siklus PDAC (Plan, do, act, Challenge)

4. Mengembangkan. Proses ini meliputi pengembangan bersinambung kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan karyawan perorangan berdasarkan siklus pengembangan. Disini penekanannya pada perkembangan dan pertumbuhan karyawan perorangan yang berkaitan dengan pekerjaan, melalui penyerapan pengetahuan merek dan penggunaan maksimal kemampuan mereka. Dengan cara itu, merea dapat memenuhi pekerjaan mereka dengan leih efektif. Siklus perkembangan diulang terus menerus dan teridir atas tahapan-tahapan sebagai berikut:

i. Perencanaan Hasil : Membuat profil kemampuan dan penugasanterkait

dengan hasil-hasil yang ingin dicapai.

ii. Pelatihan : Membantu memperoleh hasil yang telah disepakati,

(5)

iii. Penilaian : menilai fungsi, memeriksa apakah semua penugasan

dipenuhi dan hasil yang dicapai, memberikan umpan balik 360o dan mengkaji ulang hasil.

iv. Pengembangan kemampuan berorientasi pekerjaan : Pengembangan kemampuan karyawan melalui kursus, pelatihan, dll.

5. Pengkajian Ulang dan Pemelajaran. Proses ini mencakup kumpulan informasi umpan balik, pengkajian ulang scorecard, aktualisasi scorecard berdasarkan kondisi yang berubah, dokumentasi pemelajaran yang diperoleh, dan identifikasi kesempatan perbaikan serta tindak lanjut..

TPS membentuk suatu model holistik hasil interaksi dari perbaikan, pengembangan, dan pembelajaran yang disebut dengan siklus TPS seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Siklus Total Performance Scorecard

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. GMF AeroAsia. Reponden yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan salah satu departemen dalam perusahaan yaitu Departemen

Corporate Development.

Pengumpulan data dari penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah wawancara dan pengumpulan data melalui pengisian formulir Personal Balanced Scorecard. Sedangkan data sekunder adalah informasi tentang perusahaan terkait dan Balanced Scorecard departemen.

(6)

Pengumpulan dan pengolahan datadalam penelitian ini mengacu pada siklus TPS namun dibatasi sampai pada tahap penghubungan dan pengkomunikasian PBSC dan OBSC. Langkah awal dari pengumpulan dan pengolahan data adalah perumusan Personal Balanced

Scorecard. PBSC merupakan penentuan Balanced Scorecard pribadi karyawan yang terdiri

dari visi dan misi pribadi, peran kunci,faktor penentu keberhasilan, tujuan, tolok ukur kinerja, dan tindakan perbaikan pribadi karyawan. Perumusan PBSC ini melibatkan 15 orang anggota departemen yang berasal dari empat bidang didalam departemen tersebut.

Setelah merumuskan PBSC, langkah pengumpulan dan pengolahan data selanjutnya adalah penerjemahan Organizational Balanced Scorecard (OBSC). Penerjemahan OBSC dilakukan dengan menerjemahkan Balanced Scorecard yang telah dimiliki departemen menjadi

scorecard masing-masing bidang. Departemen Corporate Development memiliki empat

bidang yaitu, Bidang Business Development, Bidang Strategic Resource Management, Bidang

Strategic Management Office, dan Bidang Information and Communication Technology.

Masing-masing bidang memiliki fokus yang berbeda-beda sehingga scorecard dari masing-masing bidang diterjemahkan secara spesifik sesuai dengan fokus dari masing-masing-masing-masing bidang. Langkah terakhir dari pengumpulan dan pengolahan data adalah penghubungan dan pengkomunikasian Personal Balanced Scorecard dan Organizational Balanced Scoreacard. Hasil penghubungan dan pengkomunikasian PBSC dan OBSC ini dapat memperlihatkan ada atau tidaknya hubungan keselarasan antara tujuan karyawan dengan tujuan bidang maupun departemen tempat ia berada.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pengolahan data dimulai dengan perumusan PBSC, kemudian menerjemahkan OBSC departemen menjadi scorecard bidang, dan tahap terakhir adalah membuat hubungan antara rencana kinerja individu dengan Balanced Scorecard Departemen dan scorecard bidang. Berdasarkan hubungan antara rencana kinerja individu dengan Balanced Scorecard Departemen, dan scorecard bidang, dapat dibuat hubungan keselarasan antar PBSC dan OBSC dari masing-masing bidang. Rincian dari setiap tahapan pengumpulan dan pengolahan data adaah sebagai berikut:

4.1 Perumusan PBSC

Beberapa hal penting yang dijelaskan dalam PBSC adalah penentuan visi serta misi pribadi karyawan. Selain itu juga dieprlukan penentuan peran kunci, faktor penentu keberhasilan, tujuan, tolok ukur kinerja, target, dan tindakan perbaikan pribadi yang dibagi

(7)

kedalam empat perspektif balanced scorecard, Contoh perumusan personal balanced scorecard dapat dilihat pada Tabel 1. dan Tabel 2.

Tabel 1. Personal Balanced Scorecard Bapak X

Tabel 2. Penjabaran PBSC Bapak X dalam Perspektif Eksternal

PERSPEKTIF EKSTERNAL Faktor Penentu Keberhasilan Pribadi Tujuan Pribadi Tolok Ukur Kinerja Pribadi

Target Pribadi Tindakan

perbaikan Pribadi Dihargai dan dicintai teman, rekan kerja, pimpinan Mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja Kemudahan dalam berkomunikasi dan bekerja sama terlibat dalam kegiatan perushaan minimal 1x per 3 bulan

hadir dalam setiap pertemuan dalam lingkup perusahaan Memberikan kontribusi positif kepada perusahaan meningkatkan pencapaian perusahaan aktif dalam setiap program perusahaan berkontribusi positif dan memberikan nilai tambah

4.2 Menerjemahkan Organizational Balanced Scorecard

Rumusan OBSC pada Departemen Corporate Development ini telah tersusun dalam

Balanced Scorecard Departemen. OBSC pada umumnya mengacu pada balanced scorecard

yang terdiri dari perspetif keuagan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pengetahuan dan pembelajaran. Beberapa faktor penentu keberhasilan departemen dijabarkan dalam Tabel 3. Setelah faktor penentu kebehasilan dijabarkan, peta strategis departemen dapat dibuat. Peta strategis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat yang terjadi diantara setiap tujuan strategis yang telah ditentukan sebelumnya. Peta strategis Departemen Corporate

Development dapat dilihat pada gambar 2.

VISI Profesional di bidang industri penerbangan / aviation Indonesia

MISI Memberikan kontribusi secara aktif untuk perkembangan industri penebangan MRO

Indonesia dalam menghadapi tingkat persaingan yang tinggi dan dinamika transprotasi udara yang cepat.

Peran Kunci

1. Sebagai karyawan: Melihat kondisi makro industri 2. Sebagai Karyawan Unit TDB:

(8)

Tabel 3. Faktor Penentu Keberhasilan Departemen

Perspektif Faktor Penentu Keberhasilan Tujuan Strategis

Keuangan

Realisasi anggaran Memaksimalkan profit

perusahaan melalui efektivitas biaya

Pelanggan

Layanan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) Menyediakan layanan

informasi dan komunikasi terbaik Peningkatan jumlah bisnis portfolio baru dan jumlah kapabilitas serta kapasitas baru Menyediakan product

delivery yang lebih

baik

Proses Bisnis Internal

Peningkatan teknologi informasi dan komunikasi Peningkatan

berkelanjutan dalam hal teknologi informasi dan komunikasi

Mencapai efektivitas siklus strategis Pencapaian siklus

strategi

Memiliki Strategic patnership Meningkatan kerja

sama

Memiliki siklus RPSD yang baik Mengimplementasikan

proses kontrol pendapatan

Pengetahuan dan

Pembelajaran

Kesiapan sumber daya manusia Pengembangan

sumber daya manusia

PDCA Index yang baik oleh setiap departemen Mengahasilkan

kinerja, nilai, dan pemenuhan organisasi yang tinggi

1. Mempunyai

data yang berkualitas dan dapat dipercaya

2. Bisa

mengimplementasikan SWIFT untuk sistem informasi dan teknologi

Menjadi perusahaan MRO dengan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diandalkan

(9)

Memaksimalkan profit perusahaan melalui

efektivitas biaya Menyediakan layanan informasi

dan komunikasai terbaik Menyediakan product delivery yang lebih baik

Peningkatan berkelanjutan dalam hal teknologi informasi dan

komunikasi

Mencapai efektivitas

siklus strategis Meningkatan kerja sama

Mengimplementasikan proses kontrol pendapatan

Pengembangan sumber daya manusia

Mengahasilkan kinerja organisasi, nilai, dan pemenuhan yang tinggi

Menjadi perusahaan MRO dengan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat

diandalkan PERSPEKTIF PELANGGAN PERSPEKTIF KEUANGAN PERSEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL PERSPEKTIF PENGETAHUAN DAN PEMBELAJARAN

Gambar 2. Peta Strategis Departemen

Setelah dilakukan perumusan Organizational Balanced Scorecard dan Personal

Balanced Scorecard maka sebelum melakukan tahap selanjutnya dalam perumusan strategi

dengan pendekatan TPS yitu mengkomunikasikan dan menghubungkan Organizational (Departemen Corporate Development ) Balanced Scorecard dengan Scorecard bidang dan rencana kerja individu yang terkait, maka hal yang perlu dilakukan adalah perumusan

scorecard setiap bidang yang berada dalam Departemen Corporate Development ini.

Perumusan scorecard pada tiap bidang ini menggunakan perspektif yang sama dengan perspektif pada perumusan balanced scorecard departemen. Proses perumusan scorecard bidang dilakukan dengan cara meurunkan tujuan strategis dari setiap perspektif dalam

balanced scorecard Departemen yang sesuai dengan masing-masing bidang terkait.

Scorecard untuk masing-masing bidang meliputi tujuan tiap bidang, tolok ukur kinerja

tiap bidang, target yang hendak dicapai dari masing-masing bidang, serta tindakan yang hendak dilakukan (Action Plan) untuk mencapai target berdasarkan empat perpektif yang digunakan oleh Balanced Scorecard departemen Corporate Development namun setiap bidang berfokus pada perspektif yang berbeda sesuai dengan tujuan strategi dari masing-masing bidang.

Bidang Business Development berfokus pada pengembangan bisnis perusahaan, oleh sebab itu scorecard bidang ini terdiri dari perspektif pelanggan dan proses bisnis internal.

(10)

Bidang Strategic Resources Management berfokus pada pengembangan dan pengelolaan sumber daya perusahaan, oleh sebab itu scorecard bidang ini terdiri dari perspektif proses bisnis internal serta perspektif pengetahuan dan pembelajaran. Bidang Strategic Management

Office berfokus pada pengelolaan strategi korporat, oleh sebab itu scorecard bidang ini terdiri

dari perpspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pengetahuan dan pembelajaran. Bidang Information and Communication Technology berfokus pada pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi, oleh sebab itu scorecard bidang ini terdiri dari empat perspektif

balanced scorecard karena bidang Information and Communication Technology memiliki

hubungan langsung dengan tujuan strategis dari masing-masing perspektif. Contoh penjabaran scorecard bidang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Penjabaran Scorecard Bidang Strategic Resources Management

Perspektif Proses Bisnis Internal Faktor Penentu Keberhasilan Bidang Tujuan Bidang TDC Tolok Ukur Kinerja Bidang TDC Target Bidang TDC Tindakan Perbaikan Bidang TDC Memiliki siklus RPSD yang baik Mengimplementa sikan proses kontrol pendapatan

RSPD Cycle 80% Perencanaan dan pelaksanaan korporat, perbaikan berkelanjutan

Perspektif Pengetahuan dan Pembelajaran

Memiliki kesiapan sumber daya manusia yang baik Pengembangan sumber daya manusia Kesiapan sumber daya manusia

95% Peningkatan kompetensi dan profesionalisme

PDCA Index yang baik oleh setiap departemen Mengahasilkan kinerja organisasi, nilai, dan pencapaian yang tinggi PDCA Index setiap departemen

80% Implementasi PDCA sebagai budaya organisasi Mampu mengimpleme ntasikan SWIFT sebagai sistem informasi dan komunikasi Menjadi perusahaan MRO dengan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diandalkan Implementasi IT SWIFT

60% Pebuatan bisnis proses sistem SWIFT Memiliki kesiapan sumber daya manusia yang baik Pengembangan sumber daya manusia Kesiapan sumber daya manusia

95% Peningkatan kompetensi dan profesionalisme

(11)

4.3 Menghubungkan dan Mengkomunikasikan Rencana Kinerja Individu dengan Scorecard Bidang dan Balanced Scorecard Departemen

Langkah selanjutnya dalam perumusan strategi dengan metode Total Performance

Scorecard adalah tahap mengkomunikasikan dan menghubungkan scorecard departemen

dengan scorecard bidang dan rencana kinerja anggota bidang yang terkait. Mengkomunikasikan rumusan Organizational Balanced Scorecard kepada semua pihak yang berkepentingan secara jelas dan menarik sangat diperlukan untuk menciptakan keyakinan organisasi dan membangkitkan komitmen seluruh anggota organisasi. Hal ini hanya dapat dicapai apabila semua pihak yang berkepentingan memahami Organizational Balanced

Scorecard dan mengetahui prilaku apa yang diperlukan untuk mewujudkan visi organisasi. Scorecard koorporasi harus dikomunikasikan kepada karyawan secara tepat waktu, jujur,

jelas, benar, lengkap, teratur, sebab akibat, sering, dan sebaiknya secar langsung

Rencana kinerja anggota ini diperoleh berdasarkan Personal Balanced Scorecard yang telah dibuat oleh masing-masing karyawan, dimana rencana kerja ini merupakan acuan bagi para pekerja untuk dapat melakukan perbaikan terhadap hasil kerja yang telah mereka peroleh selama ini. Rencana kinerja individu ini terdiri dari tujuan yang berorientasi pada pekerjaan, tolok ukur kinerja, dan target dari setiap individu. Melalui tahap ini, kita dapat melihat apakah rencana kinerja dari masing-masing individu telah sesuai dengan scorecard bidang dari tempatnya bekerja serta scorecard departemen. Tabel 5 adalah salah satu contoh penguhubungan dan pengkomunikasian rencana kinerja individu dengan scorecard bidang dan Balanced Scorecard Departemen.

(12)

Tabel 5. Contoh Uraian Scorecard Departemen Corporate development Dengan Scorecard Bidang dan Rencana Kinerja Perorangan Anggota Bidang Dalam Perspektif Pengetahuan dan Pembelajaran

Unit Organisasi Tujuan Tolok Ukur Kinerja Target

Departemen

Corporate development

Pengembangan sumber daya manusia

Kesiapan sumber

daya manusia

95%

Mengahasilkan kinerja

organisasi, nilai, dan

pencapaian yang tinggi

PDCA Index setiap departemen

80%

Menjadi perusahaan MRO dengan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diandalkan Implementasi IT SWIFT 60% Bidang Strategic Resources Mangement

Pembangunan sumber daya manusia Kesiapan sumber daya manusia 95% Bidang Strategic Resources Mangement Mengahasilkan kinerja

organisasi, nilai, dan

pmenuhan yang tinggi

PDCA Index setiap departemen

80%

Menjadi perusahaan MRO dengan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diandalkan Implementasi IT SWIFT 60% Perorangan (Bapak B) Terus menambah pengetahuan

jumlah buku yang dibaca

sedikitnya 1

buku dalam

sebulan

Bertambahnya soft skill

dalam komunikasi jumlah banyaknya komunikasi formal (presentasi/ negosiasi) 1x dalam 1 bulan

(13)

Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa departemen corporate development dan bidang TDC menetapkan tujuan berdasarkan perspektif pengetahuan dan pembelajaran yaitu yaitu pengembangan sumber daya manusia, menghasilkan kinerja organisasi, nilai, dan pemenuhan yang tinggi, serta menjadi perusahaan MRO dengan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diandalkan. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan yang ditetapkan oleh bidang TDC sangat mendukung karena setiap tujuan berdasarkan perspektif pengetahuan dan pembelajaran dalam scorecard departemen, diikuti oleh scorecard bidang. Sedangkan rencana kinerja dari salah satu anggota bidang TDB adalah terus menambah pengetahuan dan bertambahnya soft

skill dalam komunikasi formal. Maka dapat dilihat bahwa tujuan dari anggota bidang TDB ini

sesuai dengan salah satu tujuan dari scorecard departemen dan scorecard bidang yaitu pengembangan sumber daya manusia. Hubungan antara scorecard departemen, bidang TDC, dan rencana kinerja bapak B dapat dilihat pada Gambar 3.

Pengembangan sumber daya

manusia

Bertambahnya soft skill dalam komunikasi Scorecard Departemen Corporate Development Scorecard Bidang TDC Rencana Kinerja Individu Mengahasilkan kinerja organisasi, nilai, dan pencapaian yang tinggi

Menjadi perusahaan MRO dengan teknologi

informasi dan komunikasi yang dapat

diandalkan

Pengembangan sumber daya

manusia Mengahasilkan kinerja

organisasi, nilai, dan pencapaian yang tinggi

Menjadi perusahaan MRO dengan teknologi

informasi dan komunikasi yang dapat

diandalkan

Terus menambah pengetahuan

Gamb ar 3. Hubungan antara Scorecard Departemen, Scorecard Bidang dan Rencana Kinerja Individu Dalam

Persperktif Pengetahuan dan Pembelajaran

4.4 Hubungan Keselarasan PBSC dengan OBSC Departemen dan Scorecard Bidang

Hubungan keselarasan antara PBSC, Scorecard bidang, dan Balanced Scorecard Departemen dibuat agar dapat memperlihatkan apakah terdapat keterkaitan yang sesuai antara tujuan dari individu, Bidang, dan Departemen.

Berdasarkan hubungan keselarasan ini, maka dapat dilihat gambaran besar dari masing tujuan yang ditetapkan oleh individu, bidang, dan departemen berdasarkan masing-masing perspektif. Contoh hubungan keselarasan antara PBSC, Scorecard Bidang, dan

(14)

Keuangan

Pengembangan sumber daya

manusia

Mengimplementasi kan proses kontrol pendapatan

Keuangan kemampuan di bidang Mengembangan penerbangan

Pelanggan

Pengembangan sumber daya manusia

Pelanggan

Mengimplementasi kan proses kontrol pendapatan

Personal Balanced Scorecard Misi, Visi, Nilai Inti, dan Faktor Penentu Keberhasilan Departemen

Tujuan Departemen Tolok Ukur Kinerja dan Target

Departemen Tindakan Perbaikan Departemen

PBSC + BSC Departemen Corporate Development STRATEGIS

PBSC + BSC Bidang Strategic Resources Management OPERASIONAL

Personal Balanced Bidang Misi, Visi, Nilai Inti, dan Faktor Penentu Keberhasilan Bidang

Tujuan BIdang Tolok Ukur Kinerja dan Target

Bidang Tindakan Perbaikan Bidang Keuangan kemampuan di bidang Mengembangan

penerbangan Pelanggan Keuangan Terus menambah pengetahuan Pelanggan Terus menambah pengetahuan Keuangan Pengetahuan dan Pembeajaran Pelanggan Proses Bisnis

Internal Keterangan :

Gambar 4. Contoh Hubungan Keselarasan antara PBSC dengan Scorecard Bidang Strategic Resources

Management, dan Balanced Scorecard Departemen

Berdasarkan contoh diatas, dapat dilihat hubungan keselarasan antara personal Balanced

Scorecard salah satu karyawan anggota bidang dengan Balanced Scorecard departemen dan Scorecard bidang Strategic Resources Management. Gambar tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang sesuai dan saling mendukung antara tujuan dalam PBSC, Scorecard Bidang, dan Balanced Scorecard Departemen. Hal ini dapat dilihat dari garis hubungan masing-masing perspektif. Meskipun secara keseluruhan tujuan dari karyawan belum signifikan berkaitan dengan tujuan departemen dan bidang, namun masing-masing tujuan memberikan kontribusi yang dapat membantu departemen dan bidang mewujudkan tujuannya. Perwakilan dari Anggota Bidang Strategic Resources Management telah memiliki PBSC yang terintegrasi dengan OBSC Departemen dan Bidang.

Berdasarkan hubungan keselarasan yang telah dibuat, secara keseluruhan terdapat hubungan yang sesuai antara PBSC dengan Scorecard Bidang dan Balanced Scorecard Departemen. Meskipun masih terdapat beberapa tujuan dalam PBSC Karyawan yang belum secara signifikan sesuai dengan tujuan departemen dan bidang terkait.

Hal-hal yang dapat menyebabkan kurang signifikannya tujuan karyawan dengan tujuan bidanf dan departemen adalah:

• Pihak departemen kurang melakukan pengenalan akan visi dan misi perusahaan kepada karyawan.

(15)

• Pihak perusahaan kurang memberikan motivasi terhadap karyawan sehingga karyawan hanya bekerja sesuai dengan tugas dan rutinitas mereka.

• Kurang adanya sosialisi maupun komunikasi dari pihak management atas kepada karyawannya dalam penyusunan tujuan baik tujuan bidang maupun departemen.

• Dari masing-masing karyawan mempunyai berbagai visi lain yangtidak relevan dengan tujuan perusahaan sehingga mengurangi fokus karyawan terhadap tujuan perusahaan

Jika beberapa hal tersebut dapat diperbaiki oleh pihak departemen dengan mengandalkan komitmen yang tinggi dari para karyawan untuk melaksanakan apa yang rencana kinerja individu dan personal balanced scorecard yang telah mereka rumuskan serta dengan pemberian motivasi/dukungan yang kuat dari pihak departemen maka dapat terwujud suatu hubungan antara rencana kinerja individu, tujuan bidang dan departemen yang lebih selaras dan saling mendukung sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih optimal dan tercapainya tujuan akhir perusahaan.

Beberapa solusi yang dapat diterapkan dalam departemen ini sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan adalah :

• Memberikan sosialisasi tentang visi dan misi perusahaan serta tujuan-tujuan strategis yang terkait didalamnya.

• Memberikan training yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan secara rutin agar karyawan dapat meningkatkan kemampuan di bidang pekerjaannya.

• Melakukan dialog yang memeberikan kesempatan bagi karyawan berkesempatan untuk menyampaikan aspirasi dan ide-ide mereka yang dapat menunjang keberhasilan perusahaan serta masalah yang dihadapi para karyawan diperusahaan. • Pembuatan sistem pengukuran penilaian kinerja karyawan yang lebih terstruktur dan

tidak subjektif.

• Melibatkan karyawan apabila perusahaan hendak melakukan perubahan, baik perubahan target maupun perubahan sistem kerja untuk pencapaian tujuan akhir perusahaan.

• Pemberian penghargaan kepada karyawan yang memiliki hasil akhir/nilai terbaik pada penilaian kinerja yang dilaksanakan perusahaan.

(16)

5. Kesimpulan

Perancangan Total Performance Scorecard dapat mengintegrasikan Personal Balanced

Scorecard dan Organizational Balanced Scorecard Departemen Corporate Development PT.

GMF AeroAsia dengan tujuan untuk melihat hubungan keselarasan antara tujuan karyawan dengan tujuan perusahaan. Hasil pengintegrasian yang dilakukan menghasilkan 12 diagram yang dapat memperlihatkan seberapa besar tingkat keselarasan antara penjabaran strategi perusahaan dengan strategi departemen dan rencana kinerja individu pada Departemen

Corporate Development PT. GMF AeroAsia.

Proses pengintegrasian yang telah dilakukan memperoleh beberapa diagram yang menunjukkan ketidakselarasan hubungan antara tujuan departemen dengan tujuan bidang dan rencana kinerja individu yang terdapat didalamnya. Hal ini dapat dilihat dari masih kurang fokusnya karyawan dalam membentuk rencana kinerjanya masing-masing.

6. Saran

Penelitian ini dapat dilanjutkan kepada tahap perbaikan serta pengembangan dan pembelajaran apabila rumusan strategi dengan pendekatan TPS ini sudah diterapkan. Hal ini dapat dimulai dengan melakukan penilaian kinerja (pembuatan perancangan sistem penilaian kinerja) yang merupakan evaluasi terhadap kesesuaian dari rencana kinerja dan komitmen yang telah mereka buat dengan pihak perusahaan/atasan mereka masing-masing.

7. Daftar Pustaka

GMF AeroAsia. (2012.). Laporan Tahunan PT. GMF AeroAsia. 2012

Industri Perawatan Pesawat di Indonesia. (Oktober, 2012). Trans Magazine, p. 6-11.

Kaplan, R.S & Norton, D.P. (1996). The Balanced Scorecard: Translating Strategy into

Action, Harvard Business School Press, Boston, MA.

Kaplan, R.S & Norton, D.P. (1996). The Strategy Map: Guide To Aligning Intangible Asset. Strategy & Leadership, Vol. 32 No. 5, pp.10-17

Rampersad, H.K. (2003). Total Performance Scorecard: Redifining Management to Achieve

Performance with Integrity. Elsevier Science. Burlington, MA.

Rampersad, H.K. 2005. Total Performance Scorecard : Konsep Manajemen Baru Mencapai

Kinerja Dengan Integritas, Jakarta: Penerbit PPM.

Rampersad, H.K. (2006). Pertajam Kompetensi Anda melalui Personal Balanced Scorecard:

Sinergikan Ambisi Pribadi Anda dengan Ambisi Perusahaan. Jakarta: Penerbit PPM.

Rampersad, H.K. 2008. The way to a highly engaged and happy workforce based on the

(17)

Gambar

Gambar 1. Siklus Total Performance Scorecard
Tabel 1. Personal Balanced Scorecard Bapak X
Tabel 3. Faktor Penentu Keberhasilan Departemen
Gambar 2. Peta Strategis Departemen
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kejahatan Antara Norma dan Realita, Raja Grafindo, Jakarta, 2007, hlm 31... beratkan pada keterangan saksi. Tetapi pada kasus yang menimpa penyandang disabilitas di

SNI ISO/ IEC 27001 yang diterbitkan pada tahun 2009 dan merupakan versi Indonesia dari ISO/ IEC 27001:2005, berisi spesifikasi atau persyaratan yang harus dipenuhi dalam

Umum/ Perlengkapan Kota B.Lampung Juru Tagih

Penelitian ini telah dilaksananakan dari bulan (Mei-Juli 2018 pemasangan terumbu buatan, Agustus-November 2018 pengeoperasian alat tangkap bubu).Penelitian ini

Analisis sistem lama atau yang sudah berjalan yaitu dalam perekomendasian pencari kerja, sistem rekomedasi pencari kerja hanya dilakukan secara manual menggunakan

Diabetes mellitus semasa kehamilan ialah diabetes semasa hamil atau biasanya dipanggil sebagai Gestational Diabetes Mellitus ( GDM ) merupakan satu keadaan serius yang berlaku

Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik adalah model pembelajaran berbasis proyek atau.. biasa dikenal dengan

Berdasarkan hasil pemeriksaan suspek TB paru dengan menggunakan metode GeneXpert dan mikroskopis terdapat perbedaan hasil dimana pada metode GeneXpert yang dapat