• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KERJASAMA REGIONAL PENGEMBANGAN INDUSTRI DI DAERAH. DEDI MULYADI Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLA KERJASAMA REGIONAL PENGEMBANGAN INDUSTRI DI DAERAH. DEDI MULYADI Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KERJASAMA REGIONAL

UNTUK

UNTUK

PENGEMBANGAN

INDUSTRI DI DAERAH

Disampaikan oleh Disampaikan oleh DEDI MULYADI

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Pada RAKER Departemen Perind strian

Pada RAKER Departemen Perindustrian Makassar, 25 – 28 Maret 2008

(2)

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

¾

¾ PPembangunan wilayah (regional) di Indonesia merupakanembangunan wilayah (regional) di Indonesia merupakan fungsi dari potensifungsi dari potensi ¾

¾ PPembangunan wilayah (regional) di Indonesia merupakan embangunan wilayah (regional) di Indonesia merupakan fungsi dari potensi fungsi dari potensi berbagai sumber daya

berbagai sumber daya (al. SDA, SDM, Investasi, Infrastruktur, Investasi (al. SDA, SDM, Investasi, Infrastruktur, Investasi teknologi)

teknologi) ¾

¾ Pendekatan regional, potensi sumber daya dilihat dari sudut pandang wilayah Pendekatan regional, potensi sumber daya dilihat dari sudut pandang wilayah ekonomi tidak dihalangi oleh batas administratif kabupaten/kota

ekonomi tidak dihalangi oleh batas administratif kabupaten/kota ¾

¾ Pendekatan sektoral Pendekatan sektoral toptop--downdown : kegiatan usaha yang dikelompokkan menurut : kegiatan usaha yang dikelompokkan menurut jenisnya ke dalam sektor atau sub sektor dalam persepsi yang sama

jenisnya ke dalam sektor atau sub sektor dalam persepsi yang sama ¾

¾ ÎÎ fokus pembangunan sektorfokus pembangunan sektor--sektor daerah merupakan turunan dari pp gg sektor daerah merupakan turunan dari pp fokus dan kebijakan pemerintah pusat

fokus dan kebijakan pemerintah pusat ¾

¾ Pendekatan pembangunan regional merupakan transisi dari beralihnya fokusPendekatan pembangunan regional merupakan transisi dari beralihnya fokus ¾

¾ Pendekatan pembangunan regional merupakan transisi dari beralihnya fokus Pendekatan pembangunan regional merupakan transisi dari beralihnya fokus pembangunan nasional dari pendekatan sektoral (lingkup nasional)

pembangunan nasional dari pendekatan sektoral (lingkup nasional) ÎÎ

pendekatan yang lebih sempit (pendekatan lokal) pendekatan yang lebih sempit (pendekatan lokal) ¾

¾ Pemerintah pusat memfasilitasi daerah agar fokus pengembangan industri di Pemerintah pusat memfasilitasi daerah agar fokus pengembangan industri di daerah didasarkan atas potensi

(3)

TUJUAN

TUJUAN

PEMBANGUNAN INDUSTRI REGIONAL

Meningkatkan

Meningkatkan

daya

daya

saing

saing

daerah

daerah

dan

dan

memberikan

memberikan dampak

dampak dalam

dalam meningkatkan

meningkatkan ::

Penyerapan

Penyerapan Tenaga

Tenaga Kerja

Kerja

••

Penyerapan

Penyerapan Tenaga

Tenaga Kerja

Kerja

••

Investasi

Investasi

Investasi

Investasi

(4)

KONSEP PENGEMBANGAN INDUSTRI REGIONAL Marketing Regional Kompetensi Inti Daerah Kerjasama Regional (Regional Networking) Analisis Situasi : Pendekatan : •Budaya/Potensi R t i Nil i Potensi Daerah

• Tempat/Lokasi & Potensi • Iklim Kompetisi

• Pasar • Citra

• Kekuatan & Kelemahan •Rantai Nilai •Kedekatan Daerah Produk Unggulan Daerah Berkompetisi M d l K j Kompetensi Inti Daerah

Profil Daerah di Pasar •Visi & Orientasi •Target & Sub Target •Posisi Pasar Model Kerjasama dalam Pengembangan Ekonomi Daerah Strategi Pemasaran • Membangun Profil Kompetensi Inti Arsitek Strategi Pengembangan Kompetensi Inti Daerah Implementasi Strategi Kelembagaan •Kompetensi Inti D h Kelembagaan Kerjasama Regional

Region yang Unik • Memilih dan Memasuki Pasar Daerah •Mekanisme & Prosedur Pengembangan SDM Forum/Kerjasama j g Implementasi

(5)

Sifat utama pembangunan yang berorientasi

Sifat utama pembangunan yang berorientasi

Sifat utama pembangunan yang berorientasi

Sifat utama pembangunan yang berorientasi

pada basis industri regional :

pada basis industri regional :

¾

¾ menekankan pada kebijakan pemberdayaan menekankan pada kebijakan pemberdayaan masyarakat lokal yang memanfaatkan potensi masyarakat lokal yang memanfaatkan potensi masyarakat lokal yang memanfaatkan potensi masyarakat lokal yang memanfaatkan potensi SDM

SDM lokal, lokal, SDSD institusional lokal, institusional lokal, SDSD fisik lokal, fisik lokal, dan

dan SDASDA yang dimiliki daerahyang dimiliki daerah dan

(6)

Konsep dasar pembangunan industri regional

Konsep dasar pembangunan industri regional

Konsep dasar pembangunan industri regional

Konsep dasar pembangunan industri regional

adalah melalui penciptaan “kompetensi inti

adalah melalui penciptaan “kompetensi inti

industri daerah” yang ditunjang oleh :

industri daerah” yang ditunjang oleh :

••

Kemampuan marketing regional

Kemampuan marketing regional

Kemampuan marketing regional

Kemampuan marketing regional

(7)

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI INTI

¾ Definisi ::

kumpulan

kumpulan yangyang terintegrasiterintegrasi daridari serangkaianserangkaian keahlian

keahlian dandan teknologiteknologi yangyang merupakanmerupakan akumulasiakumulasi keahlian

keahlian dandan teknologiteknologi yangyang merupakanmerupakan akumulasiakumulasi dari

dari pembelajaran,pembelajaran, yangyang akanakan bermanfaatbermanfaat bagibagi keberhasilan

keberhasilan bersaingbersaing suatusuatu bisnisbisnis keberhasilan

keberhasilan bersaingbersaing suatusuatu bisnisbisnis ¾

¾ KriteriaKriteria ::

memberikan

memberikan aksesakses potensialpotensial padapada beragamberagam pasarpasar -- memberikanmemberikan aksesakses potensialpotensial padapada beragamberagam pasarpasar -- mampumampu memberikanmemberikan kontribusikontribusi yangyang signifikansignifikan

bagi

bagi pelangganpelanggan produkproduk akhirakhir unik

unik sehinggasehingga sulitsulit ditiruditiru oleholeh pesaingpesaing -- unikunik sehinggasehingga sulitsulit ditiruditiru oleholeh pesaingpesaing

(8)

PROSES PENGEMBANGAN

PROSES PENGEMBANGAN

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI INTI

•• Merumuskan peranMerumuskan peran--peran stakeholderperan stakeholder

M d t k Vi i Mi i d T j

M d t k Vi i Mi i d T j

•• Menyusun dan menentukan Visi, Misi dan TujuanMenyusun dan menentukan Visi, Misi dan Tujuan •• Melakukan Analisis LingkunganMelakukan Analisis Lingkungan

•• Melakukan Analisis Kondisi SumberdayaMelakukan Analisis Kondisi Sumberdaya

•• Melakukan Analisis di level industri dan kompetisiMelakukan Analisis di level industri dan kompetisi •• Melakukan Analisis PemasaranMelakukan Analisis Pemasaran

•• Melakukan Analisis KebijakanMelakukan Analisis Kebijakan

•• Mengumpulkan pendapat terhadap strategi umumMengumpulkan pendapat terhadap strategi umum

•• Menyusun Target, Strategi, Rencana Tindak, Kerangka Menyusun Target, Strategi, Rencana Tindak, Kerangka yy g ,g , g ,g , ,, gg

Pengembangan dan Penentuan Lokasi Pengembangan Pengembangan dan Penentuan Lokasi Pengembangan

(9)

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH

(pemahaman dalam perspektif ekonomi regional)

Kemampuan suatu daerah untuk menarik p investasi dari luar daerahnya, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, untuk

memfasilitasi aktivitas perekonomian yang menghasilkan nilai tambah.

(10)

Manfaat Kompetensi Inti Industri

Manfaat Kompetensi Inti Industri

p

p

Daerah

Daerah

a.

a.

Pembinaan lebih fokus, efisien dan efektif

Pembinaan lebih fokus, efisien dan efektif

ses ai dengan ke ngg lan daerah

ses ai dengan ke ngg lan daerah

sesuai dengan keunggulan daerah

sesuai dengan keunggulan daerah

b

b

Meningkatkan daya saing di suatu daerah

Meningkatkan daya saing di suatu daerah

b.

b.

Meningkatkan daya saing di suatu daerah

Meningkatkan daya saing di suatu daerah

c.

c.

Meningkatkan nilai tambah ekonomi

Meningkatkan nilai tambah ekonomi

daerah

daerah

(11)

Tahapan Penentuan Kompetensi Inti

Kondisi Potensi Sektor dan Subsektor Produk -Potensi -Permasalahan -Tantangan Subsektor Andalan Daerah Produk Unggulan Produk Unggulan Prioritas Rantai Nilai Kompetensi Inti Strategi Pengembangan Kompetensi Rencana Tindak Inti

(12)

LANGKAH

LANGKAH--LANGKAH PEMDA

LANGKAH PEMDA

LANGKAH

LANGKAH LANGKAH PEMDA

LANGKAH PEMDA

UNTUK PENGEMBANGAN

UNTUK PENGEMBANGAN

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH

••

Menganalisis

Menganalisis indikator

indikator kompetensi

kompetensi inti

inti

••

Merumuskan

Merumuskan kompetensi

kompetensi inti

inti

M

t h

d

t t i P

b

M

t h

d

t t i P

b

••

Menyusun tahapan dan strategi Pengembangan

Menyusun tahapan dan strategi Pengembangan

••

Membuat

Membuat road

road map

map pengembangan

pengembangan

••

Membuat

Membuat road

road map

map pengembangan

pengembangan

(13)

MEKANISME KERJASAMA PUSAT DAN DAERAH MEKANISME KERJASAMA PUSAT DAN DAERAH

DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI

¾

¾

Dapat

Dapat dilakukan

dilakukan melalui

melalui Pendekatan

Pendekatan

Top

Top--down

down

dan

dan

Bottom

Bottom up

up

untuk

untuk membuka

membuka

down

down

dan

dan

Bottom

Bottom--up

up

untuk

untuk membuka

membuka

peluang

peluang

terjadinya

terjadinya

sinergi

sinergi

antara

antara

tt dd

d

d

h

h

perencanaan

perencanaan pusat

pusat dan

dan daerah

daerah..

¾

¾

Mengakomodasikan

Mengakomodasikan

berbagai

berbagai

dimensi

dimensi

¾

¾

Mengakomodasikan

Mengakomodasikan

berbagai

berbagai

dimensi

dimensi

perencanaan,

perencanaan,

menyediakan

menyediakan

tahapan

tahapan

proses

proses argumentasi

argumentasi antara

antara pusat

pusat dan

dan

proses

proses argumentasi

argumentasi antara

antara pusat

pusat dan

dan

daerah

daerah

untuk

untuk

penyempurnaan,

penyempurnaan,

dan

dan

l k k

l k k

l

l

i

i

melakukan

(14)

RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) 2005-2025

KPIN (Kebijakan Pembangunan Industri

SIKLUS PERENCANAAN TOP-DOWN

Kebijakan (Rencana Strategis/ Ren-cana Jangka Panjang) Pembangunan Industri Nasional

KPIN (Kebijakan Pembangunan Industri Nasional)

BOTTOM-UP

1a

Pendekatan Top-Down :

x32 jenis Industri Prioritas xPembangunan dengan pendekatan klaster

Kondisi/Pencapaian Aktual Pembangunan Industri Nasional pada Tahun tertentu 1c

Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu)

1b

2

Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan disampaikan

ke Daerah-daerah xKondisi/Pencapaian Aktual Pembangun-an Industri Daerah pada Tahun tertentu

Kalender Waktu Perencanaa n (1 tahun) 3 17

Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan dievalu-asi dan

dikomentari Daerah-daerah sesuai kondisi /posisi pembangun an Industri masing masing

p

xStrategi Pembangunan Industri Daerah yang arahnya berbeda dari KPIN 4

18

/posisi pembangun-an Industri masing-masing Daerah

Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan dievalua-si/direvisi oleh Pusat sesuai komen-tar Daerah-daerah

5

Revisi Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu)

6

tertentu)

(15)

A C B

Revisi Kebijakan (Rencana) Pemba-ngunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu) 7 Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu)

disampaikan ke Daerah-daerah

7

Disetujui Daerah ? TIDAK

YA

Daerah membuat Usulan Perencana an Daerah membuat Usulan Perencana an Pembangunan Industri Tahunan Daerah

Usulan Perencanaan Pembangunan Industri

T h D h di j k k P t Kalender 8

9 12

Tahunan Daerah diajukan ke Pusat

Evaluasi oleh Pusat untuk menetap-kan Program/Proyek yang bisa dise tujui

-Negosiasi Pusat dan Daerah

Kriteria

Kesesuaian dengan:--Pendekatan Top-Down

-Pendekatan Bottom-Up (Kompetensi Inti Daerah)

Sinergi Pusat Daerah

Kalender Waktu Perenca naan (1 tahun) 9 10 18

Negosiasi Pusat dan Daerah

Daftar Program/Proyek Daerah yang bisa disetujui

-Sinergi Pusat-Daerah

-Sinergi Antar Wilayah/Daerah -Ketersediaan/prioritas Anggaran -Keterkaitan/kesinambung-an Logis dengan Program/ Proyek sebelumnya -Kriteria-kriteria Perencanaan

10

11

Pelaksanaan Program/Proyek oleh Daerah

-Performansi Daerah sebelumnya dalam pelaksanaan Program/Proyek

-Dll Masukan untuk Kebijak an Pembangunan Industri Daerah dan

Nasional Tahun berikutnya

Monitoring dan Evaluasi Pelaksana-an Program/Proyek (oleh Daerah) M i i d E l i P l k

13

14

16

Monitoring dan Evaluasi Pelaksana-an Program/Proyek (secara Nasional)

(16)

Kerjasama Antar Daerah

Kerjasama Antar Daerah

jj

¾

¾ Sebelum otonomi daerah, sistem pemerintah Sebelum otonomi daerah, sistem pemerintah mengg n k n pendek t n mengg n k n pendek t n menggunakan pendekatan : menggunakan pendekatan : Top - down k b k b

Pusat mengendalikan kerjasama antar daerah Pusat mengendalikan kerjasama antar daerah..

¾

¾ Mekanisme perencanaan pembangunan secara Mekanisme perencanaan pembangunan secara formal (kebijakan dan regulasi)

formal (kebijakan dan regulasi) Î

Î koordinasi pelaksanaan dilakukan direktif koordinasi pelaksanaan dilakukan direktif (struktural

(struktural--hirarkis) oleh instansi atasnyahirarkis) oleh instansi atasnya (struktural

(struktural hirarkis) oleh instansi atasnyahirarkis) oleh instansi atasnya Î

Î koordinasi pelaksanaan dilakukan secara afirmatif koordinasi pelaksanaan dilakukan secara afirmatif

l h i t i b h

l h i t i b h

oleh instansi bawahnya oleh instansi bawahnya

(17)

Landasan Hukum Kerjasama

Landasan Hukum Kerjasama

a da a

a da a

u u

u u

ja a a

ja a a

Antar Daerah

Antar Daerah

UU

UU No

No.. 22

22 Tahun

Tahun 1999

1999 disempurnakan

disempurnakan UU

UU No

No..

32

32 T h

T h

2004

2004 t t

t t

P

P

i t h

i t h D

D

h

h

32

32 Tahun

Tahun 2004

2004 tentang

tentang Pemerintah

Pemerintah Daerah,

Daerah,

khususnya

khususnya Bab

yy

Bab IX,

IX, pasal

,, pp

pasal 78

78 ::

“Pemerintah

“Pemerintah

Daerah

Daerah

dapat

dapat

melakukan

melakukan

k j

k j

dd

ih k

ih k l i

l i

dd

i i

i i

kerjasama

kerjasama dengan

dengan pihak

pihak lain

lain atas

atas dasar

dasar prinsip

prinsip

saling

saling

menguntungkan

menguntungkan..

Daerah

Daerah

yang

yang

saling

saling

menguntungkan

menguntungkan..

Daerah

Daerah

yang

yang

bekerjasama

bekerjasama dapat

dapat menuangkan

menuangkan Kesepakatan

Kesepakatan

l l i

l l i S

S

t

t K

K

t

t

B

B

melalui

(18)

TIGA PENDEKATAN DAERAH DALAM

TIGA PENDEKATAN DAERAH DALAM

MEMBANGUN KERJASAMA

MEMBANGUN KERJASAMA

1.

Kerjasama yang dijalin atas dasar

kedekatan

wilayah

wilayah

2. Kerjasama yang diwujudkan melalui

pendekatan

budaya/potensi

budaya/potensi

3. Kerjasama yang diwujudkan melalui

pendekatan

(19)

REGIONAL MARKETING

REGIONAL MARKETING

¾

¾ CaranyaCaranya : Membentuk : Membentuk

KESATUAN

,,

terdiri dari beberapa Kabupaten dan Kota terdiri dari beberapa Kabupaten dan Kota Î

Î pemda dapat meningkatkan prospekpemda dapat meningkatkan prospek Î

Î pemda dapat meningkatkan prospek pemda dapat meningkatkan prospek

Kabupaten atau Kota pada pasar secara Kabupaten atau Kota pada pasar secara bbbersama

bersama--sama.sama. ¾ Tujuan : j :

a. memperbaiki posisi daya saing industri a. memperbaiki posisi daya saing industri

pada sasaran yang spesifik pada sasaran yang spesifik pada sasaran yang spesifik pada sasaran yang spesifik

b. meningkatkan daya saing suatu wilayah b. meningkatkan daya saing suatu wilayah

dan memperkuat identitas regional dan memperkuat identitas regional

(20)

P

T b t k

R i

l M k ti

P

T b t k

R i

l M k ti

Proses Terbentuknya Regional Marketing

Proses Terbentuknya Regional Marketing

(21)

Proses Terbentuknya

Proses Terbentuknya

yy

Regional Marketing

Regional Marketing

Kabupaten dan Kota Bekerjasama melaksanakan Manajemen Regional

(22)

Proses Terbentuknya

Proses Terbentuknya

o

o

b

b

u ya

u ya

Regional Marketing

Regional Marketing

Kabupaten dan Kota Memasarkan Diri Mereka sebagai Satu Regional

(23)
(24)

LANGKAH

LANGKAH--LANGKAH

LANGKAH

LANGKAH

LANGKAH LANGKAH

LANGKAH

MENGEMBANGKAN REGIONAL MARKETING

MENGEMBANGKAN REGIONAL MARKETING

¾

¾ Langkah 1 : Analisis SituasiLangkah 1 : Analisis Situasi ¾

¾ Langkah 1 : Analisis SituasiLangkah 1 : Analisis Situasi ¾

¾ Langkah 2 : Profil Daerah di PasarLangkah 2 : Profil Daerah di Pasar ¾

¾ Langkah 3 : Strategi PemasaranLangkah 3 : Strategi Pemasaran Melalui pendekatan

Melalui pendekatan Quality LeaderQuality Leader

Melalui pendekatan

Melalui pendekatan Quality Leader Quality Leader Strategy, Price Leader Strategy,

Strategy, Price Leader Strategy, gygy gygy

Product Diversification Product Diversification

¾

¾ LL k h 4 Ik h 4 I ll tt ii ¾

(25)

Contoh : Kerjasama antar daerah dalam membangun

K t i I ti i d t i d h d kl t

Kompetensi Inti industri daerah dan klaster

KOTA PALU

KOTA PALU Pendekatan CC OO

Pendekatan KLASTER INDUSTRIKLASTER INDUSTRI

KOTA PALU

KOTA PALU Pendekatan CC OO

Pendekatan KLASTER INDUSTRIKLASTER INDUSTRIKLASTER INDUSTRIKLASTER INDUSTRI

KompetensiInti : PENGOLAHAN MEUBEL ROTAN KOTA PALU KompetensiInti : PENGOLAHAN MEUBEL ROTAN KOTA PALU KompetensiInti : DESAIN MEUBEL ROTAN KAB. CIREBON KompetensiInti : DESAIN MEUBEL ROTAN KAB. CIREBON Pendekatan Rantai Nilai Pendekatan Potensi/Kedekatan Wilayah KABUPATEN KLASTER INDUSTRI •Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan

KLASTER INDUSTRI

•Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan

KompetensiInti : PENGOLAHAN MEUBEL ROTAN KOTA PALU KompetensiInti : PENGOLAHAN MEUBEL ROTAN KOTA PALU KompetensiInti : DESAIN MEUBEL ROTAN KAB. CIREBON KompetensiInti : DESAIN MEUBEL ROTAN KAB. CIREBON Pendekatan Rantai Nilai Pendekatan Potensi/Kedekatan Wilayah KABUPATEN KLASTER INDUSTRI •Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan

KLASTER INDUSTRI

•Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan

KLASTER INDUSTRI

•Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan

KLASTER INDUSTRI

•Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan

Aliansi

MEUBEL ROTAN

MEUBEL ROTAN ROTANROTAN

PASAR EKSPOR KABUPATEN DONGGALA ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan

•Pembentukan •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan

•Pembentukan

MEUBEL ROTAN

MEUBEL ROTAN ROTANROTAN

PASAR EKSPOR KABUPATEN DONGGALA ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan

•Pembentukan •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan

•Pembentukan •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan

•Pembentukan •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan •Pembentukan KOMPETENSI EKSPOR Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan Pendekatan Potensi KABUPATEN PARIGI ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk EKSPOR Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan Pendekatan Potensi KABUPATEN PARIGI ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk Working Group •Membangun kolaborasi dan kerjasama antar … KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH PEMASARAN REGIONAL Pelanggan KOTA/KABUPATEN Kendari, Makassar, KOTA/KABUPATEN Kendari, Makassar, KABUPATEN ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PEMASARAN REGIONAL Pelanggan KOTA/KABUPATEN Kendari, Makassar, KOTA/KABUPATEN Gorontalo, Kendari, K ti K dll KABUPATEN POSO ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN anggora klaster , , , , PETANI KABUPATEN ROTAN ASALAN , , - ROTAN ASALAN - ROTAN SETENGAH JADI - ROTAN ASALAN - ROTAN SETENGAH JADI - ROTAN ASALAN - ROTAN SETENGAH JADI - ROTAN ASALAN - ROTAN SETENGAH JADI Katingan, Konawe, dll. PETANI KABUPATEN MOROWALI ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI KELEMBAGAAN PETANI

(26)

PENUTUP

PENUTUP

PENUTUP

PENUTUP

K b

t /K t

K b

t /K t

ii

ii

Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota masing

masing--masing

masing

bersaing

bersaing dan

dan harus

harus melakukan

melakukan

bersaing

bersaing dan

dan harus

harus melakukan

melakukan

Sinergi

Sinergi satu

satu sama

sama lain

lain

Sinergi

Gambar

Diagram Alir Regional Marketing g g g

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan berdasarkan hasil observasi dan penjelasan di atas kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori untuk meningkatkan

Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknikteknik yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, yakni memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk

Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan menggunakan model Olah Pikir Sejoli (OPS). Siswa

Nama Pekerjaan : Penyusunan Sistem Informasi/ Database Jaringan Jembatan Dalam Kabupaten Muara Enim1. Lokasi : Kabupaten Muara Enim Pagu :

Pada hari ini, Selasa tanggal lima belas bulan September tahun dua ribu lima belas, Pokja ULP Barang – Alat Laboratorium untuk Satuan Kerja Balai POM di

Fokus dalam penelitian ini adalah media komunikasi pemasaran kain tenun songket silungkang yang menjadi salah satu ciri khas kerajinan kain di kota ini.. Komunikasi merupakan

Adalah pengetahuan tentang pekerjaan. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil pekerjaan yang baik, demikian

Temuan penelitian menunjukkan (1) tingkat kecenderungan psychological well-being remaja berada pada kategori sedang, (2) tingkat kecenderungan psychological well-being