POLA KERJASAMA REGIONAL
UNTUK
UNTUK
PENGEMBANGAN
INDUSTRI DI DAERAH
Disampaikan oleh Disampaikan oleh DEDI MULYADIKepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Pada RAKER Departemen Perind strian
Pada RAKER Departemen Perindustrian Makassar, 25 – 28 Maret 2008
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
¾
¾ PPembangunan wilayah (regional) di Indonesia merupakanembangunan wilayah (regional) di Indonesia merupakan fungsi dari potensifungsi dari potensi ¾
¾ PPembangunan wilayah (regional) di Indonesia merupakan embangunan wilayah (regional) di Indonesia merupakan fungsi dari potensi fungsi dari potensi berbagai sumber daya
berbagai sumber daya (al. SDA, SDM, Investasi, Infrastruktur, Investasi (al. SDA, SDM, Investasi, Infrastruktur, Investasi teknologi)
teknologi) ¾
¾ Pendekatan regional, potensi sumber daya dilihat dari sudut pandang wilayah Pendekatan regional, potensi sumber daya dilihat dari sudut pandang wilayah ekonomi tidak dihalangi oleh batas administratif kabupaten/kota
ekonomi tidak dihalangi oleh batas administratif kabupaten/kota ¾
¾ Pendekatan sektoral Pendekatan sektoral toptop--downdown : kegiatan usaha yang dikelompokkan menurut : kegiatan usaha yang dikelompokkan menurut jenisnya ke dalam sektor atau sub sektor dalam persepsi yang sama
jenisnya ke dalam sektor atau sub sektor dalam persepsi yang sama ¾
¾ ÎÎ fokus pembangunan sektorfokus pembangunan sektor--sektor daerah merupakan turunan dari pp gg sektor daerah merupakan turunan dari pp fokus dan kebijakan pemerintah pusat
fokus dan kebijakan pemerintah pusat ¾
¾ Pendekatan pembangunan regional merupakan transisi dari beralihnya fokusPendekatan pembangunan regional merupakan transisi dari beralihnya fokus ¾
¾ Pendekatan pembangunan regional merupakan transisi dari beralihnya fokus Pendekatan pembangunan regional merupakan transisi dari beralihnya fokus pembangunan nasional dari pendekatan sektoral (lingkup nasional)
pembangunan nasional dari pendekatan sektoral (lingkup nasional) ÎÎ
pendekatan yang lebih sempit (pendekatan lokal) pendekatan yang lebih sempit (pendekatan lokal) ¾
¾ Pemerintah pusat memfasilitasi daerah agar fokus pengembangan industri di Pemerintah pusat memfasilitasi daerah agar fokus pengembangan industri di daerah didasarkan atas potensi
TUJUAN
TUJUAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI REGIONAL
Meningkatkan
Meningkatkan
daya
daya
saing
saing
daerah
daerah
dan
dan
memberikan
memberikan dampak
dampak dalam
dalam meningkatkan
meningkatkan ::
Penyerapan
Penyerapan Tenaga
Tenaga Kerja
Kerja
••
Penyerapan
Penyerapan Tenaga
Tenaga Kerja
Kerja
••Investasi
Investasi
Investasi
Investasi
KONSEP PENGEMBANGAN INDUSTRI REGIONAL Marketing Regional Kompetensi Inti Daerah Kerjasama Regional (Regional Networking) Analisis Situasi : Pendekatan : •Budaya/Potensi R t i Nil i Potensi Daerah
• Tempat/Lokasi & Potensi • Iklim Kompetisi
• Pasar • Citra
• Kekuatan & Kelemahan •Rantai Nilai •Kedekatan Daerah Produk Unggulan Daerah Berkompetisi M d l K j Kompetensi Inti Daerah
Profil Daerah di Pasar •Visi & Orientasi •Target & Sub Target •Posisi Pasar Model Kerjasama dalam Pengembangan Ekonomi Daerah Strategi Pemasaran • Membangun Profil Kompetensi Inti Arsitek Strategi Pengembangan Kompetensi Inti Daerah Implementasi Strategi Kelembagaan •Kompetensi Inti D h Kelembagaan Kerjasama Regional
Region yang Unik • Memilih dan Memasuki Pasar Daerah •Mekanisme & Prosedur Pengembangan SDM Forum/Kerjasama j g Implementasi
Sifat utama pembangunan yang berorientasi
Sifat utama pembangunan yang berorientasi
Sifat utama pembangunan yang berorientasi
Sifat utama pembangunan yang berorientasi
pada basis industri regional :
pada basis industri regional :
¾¾ menekankan pada kebijakan pemberdayaan menekankan pada kebijakan pemberdayaan masyarakat lokal yang memanfaatkan potensi masyarakat lokal yang memanfaatkan potensi masyarakat lokal yang memanfaatkan potensi masyarakat lokal yang memanfaatkan potensi SDM
SDM lokal, lokal, SDSD institusional lokal, institusional lokal, SDSD fisik lokal, fisik lokal, dan
dan SDASDA yang dimiliki daerahyang dimiliki daerah dan
Konsep dasar pembangunan industri regional
Konsep dasar pembangunan industri regional
Konsep dasar pembangunan industri regional
Konsep dasar pembangunan industri regional
adalah melalui penciptaan “kompetensi inti
adalah melalui penciptaan “kompetensi inti
industri daerah” yang ditunjang oleh :
industri daerah” yang ditunjang oleh :
••
Kemampuan marketing regional
Kemampuan marketing regional
Kemampuan marketing regional
Kemampuan marketing regional
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
¾ Definisi ::kumpulan
kumpulan yangyang terintegrasiterintegrasi daridari serangkaianserangkaian keahlian
keahlian dandan teknologiteknologi yangyang merupakanmerupakan akumulasiakumulasi keahlian
keahlian dandan teknologiteknologi yangyang merupakanmerupakan akumulasiakumulasi dari
dari pembelajaran,pembelajaran, yangyang akanakan bermanfaatbermanfaat bagibagi keberhasilan
keberhasilan bersaingbersaing suatusuatu bisnisbisnis keberhasilan
keberhasilan bersaingbersaing suatusuatu bisnisbisnis ¾
¾ KriteriaKriteria ::
memberikan
memberikan aksesakses potensialpotensial padapada beragamberagam pasarpasar -- memberikanmemberikan aksesakses potensialpotensial padapada beragamberagam pasarpasar -- mampumampu memberikanmemberikan kontribusikontribusi yangyang signifikansignifikan
bagi
bagi pelangganpelanggan produkproduk akhirakhir unik
unik sehinggasehingga sulitsulit ditiruditiru oleholeh pesaingpesaing -- unikunik sehinggasehingga sulitsulit ditiruditiru oleholeh pesaingpesaing
PROSES PENGEMBANGAN
PROSES PENGEMBANGAN
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
•• Merumuskan peranMerumuskan peran--peran stakeholderperan stakeholder
M d t k Vi i Mi i d T j
M d t k Vi i Mi i d T j
•• Menyusun dan menentukan Visi, Misi dan TujuanMenyusun dan menentukan Visi, Misi dan Tujuan •• Melakukan Analisis LingkunganMelakukan Analisis Lingkungan
•• Melakukan Analisis Kondisi SumberdayaMelakukan Analisis Kondisi Sumberdaya
•• Melakukan Analisis di level industri dan kompetisiMelakukan Analisis di level industri dan kompetisi •• Melakukan Analisis PemasaranMelakukan Analisis Pemasaran
•• Melakukan Analisis KebijakanMelakukan Analisis Kebijakan
•• Mengumpulkan pendapat terhadap strategi umumMengumpulkan pendapat terhadap strategi umum
•• Menyusun Target, Strategi, Rencana Tindak, Kerangka Menyusun Target, Strategi, Rencana Tindak, Kerangka yy g ,g , g ,g , ,, gg
Pengembangan dan Penentuan Lokasi Pengembangan Pengembangan dan Penentuan Lokasi Pengembangan
KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
(pemahaman dalam perspektif ekonomi regional)
Kemampuan suatu daerah untuk menarik p investasi dari luar daerahnya, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, untuk
memfasilitasi aktivitas perekonomian yang menghasilkan nilai tambah.
Manfaat Kompetensi Inti Industri
Manfaat Kompetensi Inti Industri
p
p
Daerah
Daerah
a.
a.
Pembinaan lebih fokus, efisien dan efektif
Pembinaan lebih fokus, efisien dan efektif
ses ai dengan ke ngg lan daerah
ses ai dengan ke ngg lan daerah
sesuai dengan keunggulan daerah
sesuai dengan keunggulan daerah
b
b
Meningkatkan daya saing di suatu daerah
Meningkatkan daya saing di suatu daerah
b.b.
Meningkatkan daya saing di suatu daerah
Meningkatkan daya saing di suatu daerah
c.c.
Meningkatkan nilai tambah ekonomi
Meningkatkan nilai tambah ekonomi
daerah
daerah
Tahapan Penentuan Kompetensi Inti
Kondisi Potensi Sektor dan Subsektor Produk -Potensi -Permasalahan -Tantangan Subsektor Andalan Daerah Produk Unggulan Produk Unggulan Prioritas Rantai Nilai Kompetensi Inti Strategi Pengembangan Kompetensi Rencana Tindak IntiLANGKAH
LANGKAH--LANGKAH PEMDA
LANGKAH PEMDA
LANGKAH
LANGKAH LANGKAH PEMDA
LANGKAH PEMDA
UNTUK PENGEMBANGAN
UNTUK PENGEMBANGAN
KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
••
Menganalisis
Menganalisis indikator
indikator kompetensi
kompetensi inti
inti
••Merumuskan
Merumuskan kompetensi
kompetensi inti
inti
M
t h
d
t t i P
b
M
t h
d
t t i P
b
••
Menyusun tahapan dan strategi Pengembangan
Menyusun tahapan dan strategi Pengembangan
••
Membuat
Membuat road
road map
map pengembangan
pengembangan
••
Membuat
Membuat road
road map
map pengembangan
pengembangan
MEKANISME KERJASAMA PUSAT DAN DAERAH MEKANISME KERJASAMA PUSAT DAN DAERAH
DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI
¾
¾
Dapat
Dapat dilakukan
dilakukan melalui
melalui Pendekatan
Pendekatan
Top
Top--down
down
dan
dan
Bottom
Bottom up
up
untuk
untuk membuka
membuka
down
down
dan
dan
Bottom
Bottom--up
up
untuk
untuk membuka
membuka
peluang
peluang
terjadinya
terjadinya
sinergi
sinergi
antara
antara
tt dd
d
d
h
h
perencanaan
perencanaan pusat
pusat dan
dan daerah
daerah..
¾
¾
Mengakomodasikan
Mengakomodasikan
berbagai
berbagai
dimensi
dimensi
¾
¾
Mengakomodasikan
Mengakomodasikan
berbagai
berbagai
dimensi
dimensi
perencanaan,
perencanaan,
menyediakan
menyediakan
tahapan
tahapan
proses
proses argumentasi
argumentasi antara
antara pusat
pusat dan
dan
proses
proses argumentasi
argumentasi antara
antara pusat
pusat dan
dan
daerah
daerah
untuk
untuk
penyempurnaan,
penyempurnaan,
dan
dan
l k k
l k k
l
l
i
i
melakukan
RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) 2005-2025
KPIN (Kebijakan Pembangunan Industri
SIKLUS PERENCANAAN TOP-DOWN
Kebijakan (Rencana Strategis/ Ren-cana Jangka Panjang) Pembangunan Industri Nasional
KPIN (Kebijakan Pembangunan Industri Nasional)
BOTTOM-UP
1a
Pendekatan Top-Down :
x32 jenis Industri Prioritas xPembangunan dengan pendekatan klaster
Kondisi/Pencapaian Aktual Pembangunan Industri Nasional pada Tahun tertentu 1c
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu)
1b
2
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan disampaikan
ke Daerah-daerah xKondisi/Pencapaian Aktual Pembangun-an Industri Daerah pada Tahun tertentu
Kalender Waktu Perencanaa n (1 tahun) 3 17
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan dievalu-asi dan
dikomentari Daerah-daerah sesuai kondisi /posisi pembangun an Industri masing masing
p
xStrategi Pembangunan Industri Daerah yang arahnya berbeda dari KPIN 4
18
/posisi pembangun-an Industri masing-masing Daerah
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan dievalua-si/direvisi oleh Pusat sesuai komen-tar Daerah-daerah
5
Revisi Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu)
6
tertentu)
A C B
Revisi Kebijakan (Rencana) Pemba-ngunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu) 7 Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu)
disampaikan ke Daerah-daerah
7
Disetujui Daerah ? TIDAK
YA
Daerah membuat Usulan Perencana an Daerah membuat Usulan Perencana an Pembangunan Industri Tahunan Daerah
Usulan Perencanaan Pembangunan Industri
T h D h di j k k P t Kalender 8
9 12
Tahunan Daerah diajukan ke Pusat
Evaluasi oleh Pusat untuk menetap-kan Program/Proyek yang bisa dise tujui
-Negosiasi Pusat dan Daerah
Kriteria
Kesesuaian dengan:--Pendekatan Top-Down
-Pendekatan Bottom-Up (Kompetensi Inti Daerah)
Sinergi Pusat Daerah
Kalender Waktu Perenca naan (1 tahun) 9 10 18
Negosiasi Pusat dan Daerah
Daftar Program/Proyek Daerah yang bisa disetujui
-Sinergi Pusat-Daerah
-Sinergi Antar Wilayah/Daerah -Ketersediaan/prioritas Anggaran -Keterkaitan/kesinambung-an Logis dengan Program/ Proyek sebelumnya -Kriteria-kriteria Perencanaan
10
11
Pelaksanaan Program/Proyek oleh Daerah
-Performansi Daerah sebelumnya dalam pelaksanaan Program/Proyek
-Dll Masukan untuk Kebijak an Pembangunan Industri Daerah dan
Nasional Tahun berikutnya
Monitoring dan Evaluasi Pelaksana-an Program/Proyek (oleh Daerah) M i i d E l i P l k
13
14
16
Monitoring dan Evaluasi Pelaksana-an Program/Proyek (secara Nasional)
Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama Antar Daerah
jj
¾
¾ Sebelum otonomi daerah, sistem pemerintah Sebelum otonomi daerah, sistem pemerintah mengg n k n pendek t n mengg n k n pendek t n menggunakan pendekatan : menggunakan pendekatan : Top - down k b k b
Pusat mengendalikan kerjasama antar daerah Pusat mengendalikan kerjasama antar daerah..
¾
¾ Mekanisme perencanaan pembangunan secara Mekanisme perencanaan pembangunan secara formal (kebijakan dan regulasi)
formal (kebijakan dan regulasi) Î
Î koordinasi pelaksanaan dilakukan direktif koordinasi pelaksanaan dilakukan direktif (struktural
(struktural--hirarkis) oleh instansi atasnyahirarkis) oleh instansi atasnya (struktural
(struktural hirarkis) oleh instansi atasnyahirarkis) oleh instansi atasnya Î
Î koordinasi pelaksanaan dilakukan secara afirmatif koordinasi pelaksanaan dilakukan secara afirmatif
l h i t i b h
l h i t i b h
oleh instansi bawahnya oleh instansi bawahnya
Landasan Hukum Kerjasama
Landasan Hukum Kerjasama
a da a
a da a
u u
u u
ja a a
ja a a
Antar Daerah
Antar Daerah
UU
UU No
No.. 22
22 Tahun
Tahun 1999
1999 disempurnakan
disempurnakan UU
UU No
No..
32
32 T h
T h
2004
2004 t t
t t
P
P
i t h
i t h D
D
h
h
32
32 Tahun
Tahun 2004
2004 tentang
tentang Pemerintah
Pemerintah Daerah,
Daerah,
khususnya
khususnya Bab
yy
Bab IX,
IX, pasal
,, pp
pasal 78
78 ::
“Pemerintah
“Pemerintah
Daerah
Daerah
dapat
dapat
melakukan
melakukan
k j
k j
dd
ih k
ih k l i
l i
dd
i i
i i
kerjasama
kerjasama dengan
dengan pihak
pihak lain
lain atas
atas dasar
dasar prinsip
prinsip
saling
saling
menguntungkan
menguntungkan..
Daerah
Daerah
yang
yang
saling
saling
menguntungkan
menguntungkan..
Daerah
Daerah
yang
yang
bekerjasama
bekerjasama dapat
dapat menuangkan
menuangkan Kesepakatan
Kesepakatan
l l i
l l i S
S
t
t K
K
t
t
B
B
”
”
melalui
TIGA PENDEKATAN DAERAH DALAM
TIGA PENDEKATAN DAERAH DALAM
MEMBANGUN KERJASAMA
MEMBANGUN KERJASAMA
1.
Kerjasama yang dijalin atas dasarkedekatan
wilayah
wilayah
2. Kerjasama yang diwujudkan melalui
pendekatan
budaya/potensi
budaya/potensi
3. Kerjasama yang diwujudkan melalui
pendekatan
REGIONAL MARKETING
REGIONAL MARKETING
¾
¾ CaranyaCaranya : Membentuk : Membentuk
KESATUAN
,,terdiri dari beberapa Kabupaten dan Kota terdiri dari beberapa Kabupaten dan Kota Î
Î pemda dapat meningkatkan prospekpemda dapat meningkatkan prospek Î
Î pemda dapat meningkatkan prospek pemda dapat meningkatkan prospek
Kabupaten atau Kota pada pasar secara Kabupaten atau Kota pada pasar secara bbbersama
bersama--sama.sama. ¾ Tujuan : j :
a. memperbaiki posisi daya saing industri a. memperbaiki posisi daya saing industri
pada sasaran yang spesifik pada sasaran yang spesifik pada sasaran yang spesifik pada sasaran yang spesifik
b. meningkatkan daya saing suatu wilayah b. meningkatkan daya saing suatu wilayah
dan memperkuat identitas regional dan memperkuat identitas regional
P
T b t k
R i
l M k ti
P
T b t k
R i
l M k ti
Proses Terbentuknya Regional Marketing
Proses Terbentuknya Regional Marketing
Proses Terbentuknya
Proses Terbentuknya
yy
Regional Marketing
Regional Marketing
Kabupaten dan Kota Bekerjasama melaksanakan Manajemen Regional
Proses Terbentuknya
Proses Terbentuknya
o
o
b
b
u ya
u ya
Regional Marketing
Regional Marketing
Kabupaten dan Kota Memasarkan Diri Mereka sebagai Satu Regional
LANGKAH
LANGKAH--LANGKAH
LANGKAH
LANGKAH
LANGKAH LANGKAH
LANGKAH
MENGEMBANGKAN REGIONAL MARKETING
MENGEMBANGKAN REGIONAL MARKETING
¾
¾ Langkah 1 : Analisis SituasiLangkah 1 : Analisis Situasi ¾
¾ Langkah 1 : Analisis SituasiLangkah 1 : Analisis Situasi ¾
¾ Langkah 2 : Profil Daerah di PasarLangkah 2 : Profil Daerah di Pasar ¾
¾ Langkah 3 : Strategi PemasaranLangkah 3 : Strategi Pemasaran Melalui pendekatan
Melalui pendekatan Quality LeaderQuality Leader
Melalui pendekatan
Melalui pendekatan Quality Leader Quality Leader Strategy, Price Leader Strategy,
Strategy, Price Leader Strategy, gygy gygy
Product Diversification Product Diversification
¾
¾ LL k h 4 Ik h 4 I ll tt ii ¾
Contoh : Kerjasama antar daerah dalam membangun
K t i I ti i d t i d h d kl t
Kompetensi Inti industri daerah dan klaster
KOTA PALU
KOTA PALU Pendekatan CC OO
Pendekatan KLASTER INDUSTRIKLASTER INDUSTRI
KOTA PALU
KOTA PALU Pendekatan CC OO
Pendekatan KLASTER INDUSTRIKLASTER INDUSTRIKLASTER INDUSTRIKLASTER INDUSTRI
KompetensiInti : PENGOLAHAN MEUBEL ROTAN KOTA PALU KompetensiInti : PENGOLAHAN MEUBEL ROTAN KOTA PALU KompetensiInti : DESAIN MEUBEL ROTAN KAB. CIREBON KompetensiInti : DESAIN MEUBEL ROTAN KAB. CIREBON Pendekatan Rantai Nilai Pendekatan Potensi/Kedekatan Wilayah KABUPATEN KLASTER INDUSTRI •Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan
KLASTER INDUSTRI
•Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan
KompetensiInti : PENGOLAHAN MEUBEL ROTAN KOTA PALU KompetensiInti : PENGOLAHAN MEUBEL ROTAN KOTA PALU KompetensiInti : DESAIN MEUBEL ROTAN KAB. CIREBON KompetensiInti : DESAIN MEUBEL ROTAN KAB. CIREBON Pendekatan Rantai Nilai Pendekatan Potensi/Kedekatan Wilayah KABUPATEN KLASTER INDUSTRI •Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan
KLASTER INDUSTRI
•Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan
KLASTER INDUSTRI
•Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan
KLASTER INDUSTRI
•Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan
Aliansi
MEUBEL ROTAN
MEUBEL ROTAN ROTANROTAN
PASAR EKSPOR KABUPATEN DONGGALA ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan
•Pembentukan •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan
•Pembentukan
MEUBEL ROTAN
MEUBEL ROTAN ROTANROTAN
PASAR EKSPOR KABUPATEN DONGGALA ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan
•Pembentukan •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan
•Pembentukan •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan
•Pembentukan •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan •Pembentukan KOMPETENSI EKSPOR Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan Pendekatan Potensi KABUPATEN PARIGI ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk EKSPOR Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan Pendekatan Potensi KABUPATEN PARIGI ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk Working Group •Pengembangan kerjasamapabrik-produk Working Group •Membangun kolaborasi dan kerjasama antar … KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH PEMASARAN REGIONAL Pelanggan KOTA/KABUPATEN Kendari, Makassar, KOTA/KABUPATEN Kendari, Makassar, KABUPATEN ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PEMASARAN REGIONAL Pelanggan KOTA/KABUPATEN Kendari, Makassar, KOTA/KABUPATEN Gorontalo, Kendari, K ti K dll KABUPATEN POSO ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN anggora klaster , , , , PETANI KABUPATEN ROTAN ASALAN , , - ROTAN ASALAN - ROTAN SETENGAH JADI - ROTAN ASALAN - ROTAN SETENGAH JADI - ROTAN ASALAN - ROTAN SETENGAH JADI - ROTAN ASALAN - ROTAN SETENGAH JADI Katingan, Konawe, dll. PETANI KABUPATEN MOROWALI ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI KELEMBAGAAN PETANI