• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI PERCUT SEI TUAN MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI PERCUT SEI TUAN MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN

DAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII-1 SMP

NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN MELALUI PENERAPAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED

TESIS

Oleh

SAIRIN PARDOSI NIM. 809171039

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

MATEMATIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan karuniaNya

yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

tesis ini dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan

Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan Melalui

Pendekatan Pembelajaran Open Ended

Dalam proses penyusunan tesis ini penulis menghadapi beberapa hal yang

sulit, diantaranya kendala dan keterbatasan kemampuan penulis. Berkat

bimbingan dan arahan serta motivasi dari beberapa pihak maka tesis ini dapat

diselesaikan dengan baik. Atas dasar itulah dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program

Pascasarjana UNIMED

2. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I Program

Pascasarjana UNIMED.

3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Pascasarjana UNIMED

4. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi

Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED.

5. Ibu Izwita Dewi, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberi banyak

(7)

6. Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah

memberi banyak bimbingan, arahan serta motivasi yang kuat dalam penyusun

tesis ini.

7. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd,

Bapak Dr. Edy Surya, MSi selaku narasumber yang telah banyak memberikan

saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan tesis ini lebih baik.

8. Bapak Drs H.Amiruddin, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2 Percut Sei

Tuan, Kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan izin untuk melakukan

penelitian dan juga dukungan sepenuhnya dalam rangka penyelesaian tesis

ini.

9. Istri tercinta Op. Dea Parasian Manullang, S.Pd. yang selalu mendampingi,

memberi semangat, doa dan dukungan baik moril maupun materil yang tiada

hentinya bagi penulis.

10. Anak-anakku Daniel Pardosi, S.Pd/Anna Corry br Samosir, S.Pd, Bintoni

Siregar/Dame Afriyanti Pardosi, AMR, Donald Xaverius Pardosi, S.Th. dan

Deddy Bertua Pardosi, permata hatiku yang telah menjadi motivator terbaik

dalam hidupku untuk menyelesaikan pendidikan ini.

11. Cucu-cucu kebanggaan dan harapanku Dea Ivana, Novris Abigael dan Jayden

Gabriel

12. Sahabat terkasih Junait Tampubolon, M.Pd, Khairunisa, M.Pd, Siti Lisiani,

M.Pd, Lisna Agustina, M.Pd., Miftah Rizqi, M.Pd yang telah memberi

(8)

Semoga Allah yang Mahakuasa, dengan kemurahan dan kasihNya

membalas semua kebaikan yang telah diberikan Bapak/Ibu serta Saudara/i, dan

kiranya kita semua tetap dalam lindunganNya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat

bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika.

Penulis menyadari sepenuhya dalam penyusunan tesis ini masih banyak

kekurangan dan kelemahan serta keterbatasan penulis, untuk itu penulis tetap

dengan tangan terbuka menerima dan mengharapkan sumbangan berupa

pemikiran yang terbungkus dalam kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan tesis ini.

Deli Serdang, Maret 2015 Penulis

(9)

ABSTRAK

SAIRIN PARDOSI. Upaya meningkatan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri Percut Sei Tuan melalui penerapan pendekatan open ended. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2014.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk meningkatkan penalaran siswa melalui penerapan pembelajaran pendekatan open ended, (2) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dengan pembelajaran pendekatan open ended,(3) untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan open ended.(4) untuk mengetahui proses jawaban siswa dalam menjawan soal dengan pendekatan open ended.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, yang perlakukan dengan model pembelajaran dengan pendekatan open ended. Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan penalaran dan tes kemampuan pemecahan masalah dan angket respon siswa dan kemampuan guru. Analisis data dilakukan dengan melihat perbedaan hasil dari siklus I (pertama) dan siklus II (dua). Setiap siklus meliputi 4 (empat) tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Hasil utama dari penelitian ini adalah: (1) Secara keseluruhan siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan open-ended secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran biasa, (2) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran pendekatan open-ended lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran biasa, (3) respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan open ended sangat baik.

(10)

ABSTRACT

SAIRIN PARDOSI. The effoft increase the ability of reasoning and problem solving students class VIII-1 in SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan. Through the application of the approach open ended. The program tesis of education Stady Mathematics Magister in State University of Medan 2015 collaborative with the teacher of mathematics. The objective of the research is the entire students class VIII-1 in SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan, Distric Deli Serdang, a treat with a model study with the approach open ended, the instumen that was used made up: test of reasoning ability and test problem-solving and response observation sheep student and ability teachers.

Analysis of data was done to see the difference between the results of the cycle I (first) and cycle II (second). Once the cycle of four step, this planning, action, observing and reflecting. The result of themain of this research is: 1) oves all students learning with the approach open ended significantly better in improving the ability of mathematical reasoning compared to students who used the the study used, 2) the increase in the ability of problem-solving students with learning approach open ended better in coparing students who used the study used, 3) response students to study with the approach open ended very good.

(11)

DAFTAR ISI

Pernyataan tidak melakukan plagiat dan memalsukan data………… i

Kata Pengantar ………. ii

1.6. Manfaat Penelitian ……….. 11

1.7. Definisi Operasional ……… 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 13

2.1. Hakikat Belajar ……… 13

2.2. Penalaran Dalam Matematika ……….. 15

2.3. Pemecahan Masalah Matematis ………... 27

2.4. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel…….……….. 31

2.5. Pembelajaran Matematika Biasa ……….. 33

2.6. Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended ………. 35

2.7. Soal-soal Open Ended ……….. 38

2.8. Penelitian yang Relevan ……….. 41

2.9. Teori Belajar yang Mendukung ……….…… 43

2.10. Hipotesis Tindakan .……… 45

BAB III METODE PENELITIAN ……… 47

1.8. Jenis Penelitian ……… 47

1.9. Mekanisme Penelitian ……… 47

1.10. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 49

1.11. Subjek dan Objek Penelitian ………. 50

1.12. Prosedur Penelitian ………. 50

1.13. Instrument Penelitian ………. 54

1.14. Validasi Instrumen dan Teknik Analisis Data ……… 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITAN ……….. 63

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I……… 63

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II……….…. 90

4.3. Temuan Penelitian ……….. 108

(12)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..…… 117

5.1. Simpulan………. 117

5.2. Saran ..……… 118

(13)

GAMBAR

Gambar 1.1. Contoh hasil kerja siswa kemampuan penalaran ……….. 3

Gambar 3.1. Model Siklus Penelitian Tindakann Kelas ……… 48

Gambar 4.1. Tingkat Penalaran Siswa Siklus I ………. 65

Gambar 4.2. Tingkat Pemecahan Masalah Siklus I ……… 67

Gambar 4.3. Diagram Kadar Aktifitas Siswa Siklus I ……… 70

Gambar 4.4. Rerata Penilaian Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus 73 Gambar 4.5. Lembar Jawaban Penalaran Siswa Benar dan Lengkap ………… 76

Gambar 4.6. Lembar Penalaran Siswa Kategori Benar dan Lengkap ……… 77

Gambar 4.7. Lembar Jawaban Penalaran Benar Tidak Lengkap ……….. 79

Gambar 4.8. Lembar Jawaban Penalaran Benar Tidak Lengkap ……….. 80

Gambar 4.9. Lembar Jawaban Penalaran Tidak Benar ……… 81

Gambar 4.10. Lembar Jawaban Penalaran Tidak Benar ……… 81

Gambar 4.11. Lembar Jawaban Pemecahan Masalah Benar dan Lengkap …… 83

Gambar 4.12. Lembar Jawaban Pemecahan Masalah Benar dan Lengkap …… 84

Gambar 4.13. Lembar Jawaban Pemecahan Masalah Tidak Benar ……..……. 84

Gambar 4.14. Lembar Jawaban Pemecahan Masalah Tidak Benar ……..……… 85

(14)

Daftar Tabel

Table 2.1. Perbedaan paedagogik antara pendekatan open ended dengan

pembelajaran biasa ………. 35

Table 2.2. Sintaks Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended……. 37

Tabel 3.1. Keadaan SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan ………... 49

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran……….. 55

Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran……… 57

Tabel 3.4. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ………..….. 58

Tabel 3.5. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah… 59 Tabel 3.6. Instrument Penelitian ……….. 60

Tabel 3.7. Interpretasi Aktivitas Belajar ……….. 62

Tabel 4.1. Kinerja Siswa Menyelesaikan LAS Siklus I ……… 63

Tabel 4.2. Penalaran Secara Kuantitatif Siklus I ……….. 64

Tabel 4.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Secara Kuantitatif Siklus I. 66 Tabel 4.4 Kadar Aktifitas Siswa Dengan Pembelajaran Pendekatan Open Ended…..……… 68

(15)

LAMPIRAN

Lampiran 1A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1…….. ……… 119

Lampiran 1B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 ……… 129

Lampiran 1C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 ……… 138

Lampiran 1D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 ……… 147

Lampiran 2A. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 1 ……… 157

Lampiran 2B. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 2 ……… 163

Lampiran 2C. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 3 ....……… 168

Lampiran 2D. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 4 ....……… 172

Lampiran 3A. Soal Postes Penalaran ……… .……… 179

Lampiran 3B. Alternative Jawaban Penalaran ……… 183

Lampiran 4A Soal Postes Pemecahan Masalah ……… 194

Lampiran 4B. alternative Jawaban Pemecahan Masalah ……… 198

Lampiran 5. Lembar Observasi ……….………… 206

Lampiran 6A. Kisi-kisi Tes Penalaran Matemamatik ……….………… 207

Lampiran 6B. Kisi-kisi Tes pemecahan Masalah ……… 208

Lampiran 7A. Kriteria Penskoran Tes Penalaran ……… 209

Lampiran 7B. Kriteria Penskoran Tes Pemecahan Masalah ……… 210

Lampiran 8 Lembar Daftar Siswa ……… 216

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini

masih menghasilkan siswa yang lemah dalam penalaran matematis dan

pemecahan masalah. Hasil beberapa penelitian memperlihatkan hal itu,

seperti yang diungkapkan Sumarmo (1993) bahwa kemampuan siswa

SMA kelas I dalam menyelesaikan masalah matematika pada

umumnya belum memuaskan. Pada tingkat perguruan tinggi Hafriani

(dalam Suhendri, 2006:2) mengungkapkan bahwa hasil belajar

mahasiswa semester III Jurusan Tadris Matematika IAIN AR-Ranary

Banda Aceh masih sangat kurang. Penyebab antara lain adalah pada

ketidakmampuan para mahasiswa dalam melakukan pemecahan

masalah.

Hasil try out atau simulasi yang dilakukan di YAPIM Batang

Kuis kerja sama dengan BT/BS Bima Medan, yang diikuti oleh SMP

di wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Batang Kuis

pada 20 Maret 2012, dari 307 peserta, yang lulus Matematika (>5,49)

hanya 39 orang (12,7 %). Hasil ini menunjukkan bahwa penguasaan

matematika sangat rendah, pada hal soal yang diujian tesebut sudah

pernah diujikan pada kesempatan lain pada beberapa sekolah peserta

(17)

Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa antara lain

disebabkan oleh pemahaman yang kurang baik terhadap konsep

matematika secara khusus dalam penalaran dan pemecahan masalah.

Kurangnya pemahaman siswa terhadap apa yang mereka pelajari

disebabkan oleh matematika adalah konsep yang abstrak. Menurut

Soejadi (2007:9) salah satu karakteristik matematika memiliki objek

kajian yang abstrak sebab hanya ada dalam pikiran manusia. Hanya

pikiran yang dapat “melihat” objek matematika. Juga selain

matematika yang abstrak, cara guru mengajarkan matematika sangat

mempengaruhi pemahaman siswa itu sendiri.

Rendahnya penalaran dan pemecahan masalah siswa dapat

dilihat dari kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami dan

merencanakan pemecahan suatu permasalahan. Hal ini juga

dipengaruhi kesenjangan kemampuan yang dimiliki siswa secara

klasikal, ada yang berkemampuan rendah dan ada yang tinggi. Siswa

yang memiliki kemampuan rendah sudah tentu tidak akan dapat

menyelesaikan soal yang membutuhkan penalaran dan memecahkan

masalah. Untuk itu kemampuan pemecahan masalah dalam

matematika perlu dilatih dan dibiasakan sedini mungkin kepada siswa.

Kemampuan ini sangat diperlukan siswa sebagai bekal dalam

pemecahan masalah matematika dan masalah yang ditemukan dalam

(18)

Misalkan untuk materi Sistem Persamaan Linear , siswa

diberikan soal sebagai berikut: “ Jika Budiman lebih tua 5 tahun dari

Hermansyah, sedangkan jumlah umur mereka 35 tahun. Dapatkah kamu

tentukan umur mereka masing-masing?” Siswa mengalami kesulitan

memahami dan menghubungkan konsep-konsep yang diketahui untuk

menyelesaikan soal tersebut. Dari soal tersebut diharapkan siswa dapat

menjawab dengan menggunakan kemampuan penalaran, dimana

penalaran yang diharapkan adalah penalaran kondisional. Artinya

seharusnya siswa mampu menjawab dengan benar tetapi kebanyakan

menjawab dengan salah. Hal tersebut menggambarkan kemampuan

penalaran siswa sangat rendah Siswa akan mengalami kesulitan untuk

menyelesaikan soal tersebut karena siswa sudah terbiasa menyelesaikan

soal yang telah diberikan contohnya dan siswa hanya mensubsitusikan

angka pada rumus yang sudah tersedia.

Pada kenyataannya kemampuan penalaran siswa masih rendah. Sebagai

contoh observasi yang dilakukan terhadap siswa SMP Negeri 2 Percut

Sei Tuan kelas VIII. Diberikan soal penalaran berikut:

“Jika Sakinah 5 tahun lebih tua dari Dewi sedangkan

jumlah umur mereka adalah 25 tahun. Maka umur masing-masing dari mereka dapat diketahui. Apa yang

dapat kamu simpulkan?”.

Hasil kerja siswa dapat dilihat dari contoh salah seorang siswa dalam

(19)

Dari soal tersebut diharapkan siswa dapat menggunakan

kemampuan penalaran untuk menemukan penyelesaian soal tersebut,

tetapi tidak seperti yang diharapkan. Jawaban siswa tidak menunjukkan

penalaran, dimana penalaran yang ingin dilihat pada soal diatas adalah

penalaran kondisional, seharusnya siswa dapat menarik kesimpulan dari

soal tersebut tetapi kenyataannya siswa menuliskan respon

(penyelesaian) tetapi keliru dalam menyelesaikan soal.

Selengkapnya ketika soal di atas diujicobakan pada kelas

VIII-5 SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan dengan jumlah 35 siswa

diperoleh hasil sebagai berikut: 2 orang siswa (5,71%) menjawab

benar, tetapi tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya. Ada 5

orang siswa (14,3%) menjawab benar, tetapi tidak menuliskan apa

yang ditanya, yang diketahui dan tanpa prosedur penyelesaian yang

benar. Kemudian ada 7 orang menjawab, tanpa prosedur, dan jawaban

salah. Sisanya sebanyak 21 orang (62, 9%) hanya menulis soal dan

menunggu penyelesaian dari teman-temannya. Data ini menunjukkan

betapa rendahnya penalaran matematis dan kemampuan pemecahan

masalah siswa.

(20)

Rendahnya penalaran matematis dan kemampuan pemecahan

masalah siswa, juga tak terlepas dari pandangan guru terhadap makna

belajar. Menurut Sagala (2006:120) untuk meningkatkan kualitas

pendidikan, guru harus ditempatkan pada jabatan professional dengan

membenahi pendidikannya. Artinya guru harus terus menerus

membenahi pemahaman dan meningkatkan kualitas dirinya, sehingga

makna belajar dan hakikat belajar tidak hanya diartikan sebagai

penerimaan informasi dan sumber informasi (guru dan buku pelajaran).

Akibatnya guru masih memaknai kegiatan belajar mengajar sebagai

kegiatan memindahkan informasi dari guru atau buku kepada siswa.

Proses belajar mengajar bernuansa memberitahu daripada

membimbing siswa menjadi tahu sehingga sekolah lebih berfungsi

sebagai pusat pemberitahuan daripada sebagai puasat pengembangan

potensi siswa. Perilaku guru yang senatiasa menjelaskan dan

menjawab langsung pertanyaan siswa merupakan salah satu contoh

tindakan yang menjadikan sekolah sebagai pusat pemberitahuan

Untuk itu cara guru mengajar juga sangat dibutuhkan dalam

mempelajari matematika. Seorang guru harus dapat memilih

pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan meteri ajar

yang sedang dihadapi siswa. Pendekatan pembelajaran yang dipilih

hendaknya sesuai dengan metode, media dan sumber belajar lainnya

yang dianggap relevan dalam menyampaikan informasi secara optimal,

(21)

dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan kata lain

dibutuhkan ketrampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis,

sistematis, logis, kreatif dan kemampuan kerja yang efektif

Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar

menyerap informasi dari pendidik, tetapi melibatkan berbagai kegiatan

yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajar yang

lebih baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah metode

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Metode yang masih kita

temukan di masyarakat sekarang ini adalah metode pembelajaran

konvensional, yaitu guru sebagai pusat informasi; siswa masih pasif

Tidaklah mudah untuk menentukan dan melaksanakan

pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan satu materi

pembelajaran matematika khususnya yang dapat meningkatkan daya

nalar siswa sekaligus sebagai kesempatan latihan dalam memecahkan

masalah. Banyak sekali kendala yang dihadapi, salah satunya adalah

sistem evaluasi dengan model tes objektif yang cenderung hanya

mengukur kemampuan dan prestasi belajar siswa. Bentuk tes objektif

mengakibatkan anak didik menebak dan berpikir tidak tuntas.

Sehingga fungsi pendidikan dalam melatih dan mengembangkan

kemampuan bernalar, bersikap kritis dan berfikir tuntas serta

mendalam kurang berkembang.

Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Percut Sei

(22)

mengajukan soal yang jawabannya tidak tunggal (divergen). Dalam

pembelajaran guru kebanyakan menuntut siswa untuk mengerjakan

soal latihan yang ada dalam buku pegangan siswa, dan sangat jarang

soal dalam buku tersebut yang merupakan soal divergen. Sementara

dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 19 ayat (1) menyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang

tepat yaitu melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,

fisik maupun secara sosial. Dalam mengaktifkan siswa, guru

hendaknya dapat memberikan soal dengan bentuk jawaban dapat lebih

dari satu (divergen) dan penyelidikan, bukan yang jawabannya hanya

satu (konvergen).

Salah satu pembelajaran yang dapat membawa siswa agar siap

menghadapi era globalisasi dan dapat meningkatkan kualitas

intelektual serta kehidupan yang lebih baik adalah dengan

pembelajaran matematika yang bermakna, siswa tidak hanya belajar

(23)

ada. Tugas dan peran guru bukan lagi hanya sebagai sumber informasi

(transfern of knowleague), tetapi sebagai pendorong siswa belajar

(stimulation of learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri

pengetahuan melalui berbagai aktivitas yang didasari penalaran seperti

pemecahan masalah, bernalar dan berkomunikasi.

Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV) pada tingkat SMP banyak digunakan dalam kehidupan

sehari hari. Selain itu pokok bahasan sistem persamaan linear dua

variabel juga merupakan hal yang sangat perlu terutama dalam belajar

matematika. Dari hasil observasi selama mengajar di kelas khususnya

materi SPLDV, peneliti menemukan siswa mengalami kesulitan dalam

menyelesaiakn soal yang bentuk penyelesaian masalah dan penalaran.

Kenyataan dalam banyak kejadian materi SPLDV masih dirasakan

sulit oleh siswa. Sebagian besar siswa tidak bisa menuliskan apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan dan bagaimana menyelesaikan.

Melihat kenyataan seperti yang diuraikan di atas, perlu adanya

perbaikan proses yang dapat meningkatkan pemahaman materi

SPLDV. Selain itu melalui proses pembelajaran tersebut juga akan

lebih baik dan bermanfaat jika dibarengi dengan misi untuk

meningkatkan penalaran siswa dan pemecahan masalah. Karena kita

tahu betapa pentingnya penalaran dan pemecahan masalah dalam

(24)

Untuk mencapai tujuan di atas perlu penerapan suatu strategi

pembelajaran yang bisa mengatasi permasalahan pendidikan yang

telah diungkapkan di atas, terutama yang dapat meningkatkan

penalaran siswa dan pemecahan masalah. Strategi pembelajaran yang

dimaksud harus dapat meningkatkan penalaran siswa dengan syarat:

dapat membuat siswa mengkonstruksi pengetahuan, dapat

meningkatkan kreativitas siswa, dapat membuat siswa mandiri dalam

belajar, dapat meningkatkan interaksi siswa, dapat melatih siswa

mengkomunikasikan ide di depan umum. Dengan ciri-ciri yang

dimiliki tersebut, starategi akan berakibat pada meningkatnya

kemampuan bernalar siswa dan memecahkan masalah. Maka pada

penelitian ini akan dilakukan penerapan strategi pembejaran

pemecahan masalah open ended yang diharapkan dapat meningkatkan

penalar anak didik.

Strategi pembelajaran pendekatan open ended adalah salah satu

startegi yang diharapkan mencapai tujuan di atas, yaitu melatih siswa

untuk menemukan dan mengkonstruksikan pengetahuan dan

pengalaman belajar siswa untuk menyelesaikan soal. Karakter

pendekatan open ended, dimana proses penyelesaian soal yang terbuka

dan multi jawaban mungkin, akan meningkatkan kemampuan siswa

khususnya penalaran dan pemecahan masalah siswa. Kendati harus

diperhatikan bahwa bukan jawaban yang paling penting dalam

(25)

penyelesaian masalah, sebab akan hilang makna pembelajaran dengan

pendekatan opend ended jika kita terfokus pada jawaban siswa,

terlebih jikalau proses hanya bertumpu pada urutan prosedur yang

sudah diplot dengan hanya satu cara.

Akan lebih baik jika soal dapat dikonstruksi sedemikann rupa,

sehingga sangat terbuka penyelesaian soal atau jawabannya lebih dari

satu, namun semua proses dan jawaban itu benar adanya. Dalam

pelaksanaannya pendekatan open ended dapat dilakukan melalui

kegiatan pembahasan soal dan memecahkan masalah. Hal ini akan

membuka keleluasaan bagi siswa untuk mengemukakan jawaban

secara aktif dan kreaktif.

Dari uraian di atas peneliti merasa perlu adanya satu usaha

perbaikan yang dapat meningkatkan penalaran dan pemecahan masalah

siswa dalam mempelajari matematika. Selain hal tersebut di atas

peneliti juga akan mencoba mengungkap respon siswa terhadap

pembelajaran dengan pendekatan open ended. Kenapa dengan

penalaran, pemecahan masalan dan open-ended, sebab peneliti melihat

bahwa penalaran, pamecahan masalah dan pendekatan open ended

menjadi salah satu yang sangat penting dalam pembelajaran

matematika. Peneliti akan menguraikan keunikan penalaran,

pemecahan masalah dan pendekatan open ended lebih dalam pada

kajian teori. Hal mana peneliti akan mencoba menjawab atau

(26)

Kelas (Classroom Action Research) pada sekolah dimana peneliti

bertugas dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran

dan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Percut Sei

Tuan Melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Open Ended

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi salah satu acuan bagi

rekan-rekan tenaga pendidik dalam upaya untuk perbaikan nilai-nilai

kependidikan kelak.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

2. Penalaran siswa masih rendah

3. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter

siswa belum maksimal.

4. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah.

5. Strategi pembelajaran yang digunakan guru masih yang bersifat

konvensional.

1.3. Batasan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah dan identifikasi masalah,

maka lingkup penelitian ini terbatas pada upaya peningkatan

kemampuan bernalar siswa dan kemampuan pemecahan masalah

dengan penerapan pembelajaran pendekatan opend ended pada siswa

(27)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan diteliti

adalah:

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan penalaran matematis

siswa melalui pembelajaran pendekatan open ended ?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemecahan matematis

siswa melalui pembelajaran pendekatan open ended?

3. Bagaimanakah efektifitas pembelajaran metematika siswa dengan

pendekatan open ended terhadap kemampuan penalaran dan

pemecahan masalah

4. Bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam

menyelesaikan soal yang terkait dengan penalaran dan pemecahan

masalah dengan pendekatan open ended?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan penelitian

adalah:

1. Untuk meningkatkan penalaran siswa melalui penerapan

pembelajaran pendekatan open ended.

2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah

dengan pembelajaran pendekatan open ended.

3. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran dengan pendekatan open

(28)

4. Untuk mengetahui proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal

penalaran dan pemecahan masalah dengan pendekatan open ended.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi tentang

alternatif bagi usaha-usaha perbaikan proses pembelajaran. Dengan

tercapai tujuan penelitian ini, maka manfaat penelitian ini adalah:

1. Menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam upaya meningkatkan

proses belajar mengajar.

2. Masukan bagi guru dalam melakukan strategi pembelajaran

pemecahan masalah open ended.

3. Memberi masukan bagi pemangku kepentingan dalam usaha

meningkatkan kemampuan berpikir siswa .

4. Memberi variasi bagi siswa dalam usaha pemecahan masalah pada

beberapa materi yang dianggap sesuai dengan strategi open ended.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap

istilah-istilah yang terdapat pada rumusan masalah dalam penelitian ini, perlu

dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:

1. Kemampuan penalaran matematis siswa adalah kemampuan siswa

untuk menarik kesimpulan dengan cara berpikir induktif dan

deduktif. Penalaran induktif yang dikaji dalam penelitian ini

meliputi generalisasi dan analogi. Generalisasi merupakan

(29)

khusus dan menentukan pola atau aturan yang melandasinya.

Analogi merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan sifat yang

serupa. Penalaran deduktif yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah modus ponens, tollens dan silogisme.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan

siswa dalam menyelesaikan masalah yang menggunakan

langkah-langkah: memahami masalah, merencanakan penyelesaian, memilih

strategi penyelesaian yang sesuai, melaksanakan penyelesaian

menggunakan strategi yang direncanakan, memeriksa kembali

kebenaran jawaban yang diperoleh.

3. Peningkatan kemampuan adalah selisih antara perolehan nilai/skor

pertama dengan perolehan nilai selanjutnya

4. Respon siswa adalah reaksi siswa selama pembelajaran berlangsung

dengan pendekatan open ended.

5. Pendekatan pembelajaran opend ended adalah pendekatan

pembelajaran dengan multiproses penyelesaian soal atau jawaban

yang memungkinkan dapat dilakukan dengan lebih dari satu cara,

dimana proses atau jawaban itu benar.

6. Pembelajaran matematika biasa atau konvensional adalah

pembelajaran dengan cara seperti yang biasa guru menjelaskan

materi, memberi contoh soal dan penyelesaiannya, kemudian siswa

bertanya kalau ada materi pelajaran yang belum dipahami dan

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan

temuan selama pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan

open ended, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam

rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah :

1. Terdapat peningkatan rata-rata kemampuan penalaran konsep

matematika siswa melaui pembelajaran dengan pendekatan

open-ended. Kemampuan penalaran matematik yang paling

tinggi adalah silogisme dan generalisasi.

2. Terdapat peningkatan rata-rata kemampuan pemecahan

masalah siswa melaui pembelajaran dengan pendekatan

open-ended. Kemampuan pemecahan masalah yang paling tinggi

adalah memahami masalah.

3. Respon siswa pada pembelajaran pendekatan open-ended

berada pada kategori “Baik”.

4. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal yang

berkaitan dengan penalaran dan pemecahan masalah dengan

pendekatan open ended beragam. Ada siswa yang mengikuti

(31)

ada juga dengan tanpa prosedur. Proses jawaban siswa lebih

banyak dengan mengikuti prosedur dan langkah-langkah yang

sesuai dengan ketentuan.

1.2. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian, maka disampaikan

beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak yang

berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Saran tersebut

sebagai berikut.

1. Kepada Guru

a. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended merupakan

salah satu alternatif bagi guru matematika dalam

menyajikan materi pelajaran matematika.

b.Pembelajaran dengan pendekatan open-ended hendaknya

diterapkan pada materi yang esensial menyangkut

benda-benda yang real disekitar tempat belajar, agar siswa lebih

cepat memahami pelajaran yang sedang dipelajari.

c. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan

suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa

untuk mengungkapkan gagasan-gagasan matematika

dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam

belajar matematika siswa menjadi berani beragumentasi,

(32)

2. Kepada peneliti Lanjutan

Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian

dengan menggunakan pembelajaran yang sama dengan

penelitian ini disarankan untuk meminimalisir

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta Jakarta

Arikunto, S, Suhardjono, Supardi.,(2008), Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara Jakarta

Asrori, M (2007), Psikologi Pembelajaran. Wacana Prima. Bandung.

Campbell, L, Campbell,B, Dickinson,D, (2009),Metode Terbaru melesatkan Kecerdasan. Inisiasi Press

Dahar, RW. (1998). Teori-teori Belajar. Depdikbud, Jakarta

Dahlan, J. (2005). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama melalui Pendekatan Pembelajaran Opend-Ended. Desertasi UPI: tidak diterbitkan.

Depdiknas, (2006), Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika SMA, BNSP. Jakarta.

Fathurrohman, P, Sutikno,MS. (2007), Strategi Belajar Mengajar Melalui Penerapan Konsep Umum dan Islam. Refika Aditama, Bandung

Gulo, W, (2002). Strategi Belajar-Mengajar. Grasindo, Jakarta

Hamalik, O, (2001). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta

Herdian, (2010), Kemampuan Pemecahan Matematika, (online),http://herdy 07, wordpress, com/2010/05/27. Kemampuan penalaran Matematika/, diakses 11 Agustus 2010.

Iskandar, (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Referensi, Jakarta.

Joice, B, Weil,M, Calhoun,E, (2009). Model of Teaching. Pustaka Pelajar, Yokjakarta

(34)

Mina, E. 2006, Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMA Bandung, Tesis-tidak diterbitkan. UPI Bandung.

Mukhtar, Samsu, Rusmini, (2007). Pendidikan Anak Bangsa; Pendidikan Untuk Semua. Nimas Multima, Jakarta.

Muslich,M , (2013). Melaksanakan PTK Itu Mudah. PT Bumi Aksara, Jakarta

Nasution, S, (1982). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina Aksara.

National Counsil of Teacher of Mathematics, (1989). Curriculum and Evaluation Standarts for School Mathematics. NCTM: Reston,Va.

Polya, (1973). Haw To Solve It A New Aspect of Mahtematics Method. Princeton University Press.

Prihandoko, A C, (2006). Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan Menyajikannya Dengan Menarik. Depdiknas, Jakarta

Russeffendi, E.T, (1991). Pengajaran Matematika Moder Untuk Orangtua, Murid, Guru dan SPG seri Kelima. Tarsito, Bandung

---, (1998). Pengantar Kepada Membenatu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

---,(2005). Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Tarsito, Bandung

---, (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sagala, S, (2006). Manajemen Berbasis Sekolah & Masyarakat. PT. Nimas Multima, Jakarta.

(35)

Saragih,S, (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematik Realistik. Sekolah Pasca Sarjana, UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Shadiq, F,(2004). Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Makalah disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA jenjang Dasar di PPPG Matematika. Yokjakarta.

Silver, E.A, (1997). “The Nature and Use of Open Problems in Mathematics Education: Mathematical and Pedagogical Perspective.” ZDM: International Reviews on Mathematicaal Education (1995). 27(2), 67-68.

Soejadi, R, (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

---, (2007). Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Seojono, (1988). Pengajaran Matematika. Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Jakarta

Shimada,S dan Becker,J.P, (1995). The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics.Virginia: NCTM

Shimada, S, (1997). The Significance of an Open-Ended Approacch: A new proposal for teaching mathematics. Virginia: NCTM.

Siswono, T, (2006). Implementasi Teori Tentang Berpikir Kreatif Dalam Matematika. http://suaraguru.wordpress.com, diakses tgl 29 Juni 2011

Slameto, (2003). Belajar dan Fakto-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta

(36)

Suhendri, (2006). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Melalui Problem Conterid Learning (PCL). PPS UPI Bandung. Tesis: tidak diterbitkan.

Sukmadinata,NS, Jami’at, AN, Ahman (2006). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. PT. Refika Aditama, Bandung.

Sumarmo,U. (1987). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA Dikaitkan Dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi, FPS IKIP. Bandung: tidak diterbitkan

---, (2004). Pembelajaran Matematika Untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah.Bandung: PPS UPI.

---, (2005). Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana. Tidak diterbitkan, UPI, Bandung.

Sutikno, MS, (2005). Pembelajaran Efektif. NTP Press, Mataram.

Syah, M (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim MKPBM, (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICA-UPI Bandung.

Trinandita, (2008). Prestasi belajar http://ipotes.wordpress.com

diakses tgl 24 Mei 2008

Turmudi, (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika. Aser Cipta Pustaka, Jakarta.

Van de Walle, J.A, (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Edisi Keenam. Erlangga: Jakatra.

Wiraatmaja, Rochiati, (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Kerjasama PPS UPI dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Yee, F.P, (2000). Using Short Open-ended Mathematics Questions to Promote Thinking and Understanding (online). Tersedia :

http://jwilson.coe.uga.edu%20EMAT%206600/Article4.htm (1

Gambar

Gambar 1.1 : Contoh hasil kerja siswa kemampuan penalaran

Referensi

Dokumen terkait

Nyawanya meninggalkan tubuhnya dengan sebuah senyum khas di wajahnya dan video kamera mengambil gambar wajahnya dari berbagai sudut, sebagai bukti akan dua hal: (i) bahwa ini

Evaluasi status hama penyakit kedelai dan musuh alami sebagai agens hayati untuk pengendalian OPT pada kedelai.. Laporan Dasar Perlindungan Tanaman, Hama Penting Tanaman

Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Pusat Penelitian Karet Tanjung Morawa Sumatera Utara.. Medan: UMN

[r]

2.1.4.5 Hubungan Dana Alokasi Umum dengan Alokasi Belanja Modal Hampir sama dengan PAD, DAU merupakan salah satu sumber pembiayaan untuk belanja modal guna pengadaan sarana

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2013 tentang Penetapan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang tungkai kekuatan otot tungkai kekuatan ayunan tungkai dan kekuatan otot perut dengan kemampuan tendangan

Observasi pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pembimbing dari mahasiswa yang bersangkutan. Dalam